39
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Pada dasarnya, sistem adalah sekumpulan elemen yang saling terkait atau terpadu yang dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan. Sebagai gambaran, jika dalam sebuah sistem terdapat elemen yang tidak memberikan manfaat dalam mencapai tujuan yang sama, maka elemen tersebut dapat dipastikan bukanlah sebagai bagian dari sistem. Sistem terdiri dari unsur yang dapat dikenal, saling melengkapi karena satu maksud, tujuan, dan sasaran yang hendak dicapai. Suatu sistem terdiri dari beberapa sub sistem yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja. Menurut Jogiyanto (2005) sistem adalah sebagai jaringan kerja dan prosedur- prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan sasaran tertentu. Sedangkan menurut Sutedjo (2002), sistem adalah kumpulan elemen yang saling berhubungan satu sama lain yang membentuk satu kesatuan dalam usaha mencapai suatu tujuan. Jadi sistem dapat diartikan juga sebagai sekelompok komponen yang saling berhubungan, bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima input serta menghasilkan output dalam proses transformasi yang teratur untuk mencapai suatu tujan yang diharapkan. Informasi merupakan hal yang sangat penting bagi berbagai pihak dalam perusahaan atau pun organisasi yang digunakan dalam pengambilan keputusan yang 11 Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/42333/4/Chapter II.pdf · input serta menghasilkan output dalam proses transformasi yang teratur

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/42333/4/Chapter II.pdf · input serta menghasilkan output dalam proses transformasi yang teratur

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Informasi

Pada dasarnya, sistem adalah sekumpulan elemen yang saling terkait atau

terpadu yang dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan. Sebagai gambaran, jika

dalam sebuah sistem terdapat elemen yang tidak memberikan manfaat dalam

mencapai tujuan yang sama, maka elemen tersebut dapat dipastikan bukanlah sebagai

bagian dari sistem. Sistem terdiri dari unsur yang dapat dikenal, saling melengkapi

karena satu maksud, tujuan, dan sasaran yang hendak dicapai. Suatu sistem terdiri

dari beberapa sub sistem yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya untuk

meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja.

Menurut Jogiyanto (2005) sistem adalah sebagai jaringan kerja dan prosedur-

prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu

kegiatan atau untuk menyelesaikan sasaran tertentu. Sedangkan menurut Sutedjo

(2002), sistem adalah kumpulan elemen yang saling berhubungan satu sama lain yang

membentuk satu kesatuan dalam usaha mencapai suatu tujuan.

Jadi sistem dapat diartikan juga sebagai sekelompok komponen yang saling

berhubungan, bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima

input serta menghasilkan output dalam proses transformasi yang teratur untuk

mencapai suatu tujan yang diharapkan.

Informasi merupakan hal yang sangat penting bagi berbagai pihak dalam

perusahaan atau pun organisasi yang digunakan dalam pengambilan keputusan yang

11

Universitas Sumatera Utara

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/42333/4/Chapter II.pdf · input serta menghasilkan output dalam proses transformasi yang teratur

12

dapat diperoleh melalui processing sistem atau information generating sistem.

Informasi dihasilkan oleh suatu sistem informasi perusahaan untuk dimanfaatkan oleh

pengguna intern atau ekstern. Pengguna internal terdiri dari para manajer dan

karyawan perusahaan. Pengguna ekstern terdiri dari pihak-pihak yang berkepentingan

di luar perusahaan, seperti konsumen, badan-badan pemerintah dan serikat pekerja.

Menurut Jogiyanto (2005) informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk

yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya. Sementara menurut

Sutedjo (2002), informasi adalah hasil pemrosesan data yang diperoleh dari setiap

elemen sistem tersebut menjadi bentuk yang mudah dipahami dan merupakan

pengetahuan yang relevan yag dibutuhkan oleh orang untuk menambah

pemahamannya terhadap fakta-fakta yang ada.

Jadi informasi dapat diartikan sebagai hasil pemrosesan data menjadi bentuk

yang mudah dipahami dan merupakan pengetahuan yang relevan yang dibutuhkan

pemakainya guna mencapai suatu tujuan.

Sistem informasi merupakan sekumpulan prosedur organisasi yang pada saat

dilaksanakan akan memberikan informasi bagi pengambilan keputusan untuk

pengendalian organisasi. Sebuah sistem informasi (SI) merupakan kumpulan elemen

yang saling berhubungan satu sama lain yang membentuk satu kesatuan untuk

mengintegrasikan data, memproses, dan menyimpan serta mendistribusikan informasi

yang mendukung pembuatan keputusan dan melakukan kontrol terhadap jalannya

perusahaan. Selain menunjang proses pengambilan keputusan, koordinasi, dan

pengawasan sistem informasi juga dapat membantu manusia dalam menganalisis

Universitas Sumatera Utara

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/42333/4/Chapter II.pdf · input serta menghasilkan output dalam proses transformasi yang teratur

13

permasalahan, menggambarkan hal-hal yang rumit dan menciptakan produk baru

(Kenneth, 2005).

Di dalam penelitian yang dilakukan oleh Yulianti Suleman yang dimuat dalam

naskah publikasi STMIK Amikom Yogyakarta tahun 2011 yang berjudul “Analisis

Dan Perancangan Sistem Informasi Penjualan Pada Butik Rera Yogyakarta”

dijelaskan bahwa Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi

yang mempertemukan kebutuhan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat

manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar

tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan. (Yulianti, 2011). Sistem Informasi

merupakan suatu sistem yang dirancang untuk menyediakan informasi guna

mendukung pengambilan keputusan pada kegiatan dalam suatu organisasi.

2.2 Siklus Sistem Informasi

Siklus informasi adalah gambaran secara umum mengenai proses terhadap

data sehingga menjadi informasi yang bermanfaat bagi pengguna. Informasi yang

menghasilkan informasi berikutnya. Demikian seterusnya proses pengolahan data

menjadi informasi. Proses menghasilkan informasi harus melalui tahapan-tahapan

yang dilakukan komputer sebagai teknologi informasi. Tahapan-tahapan tersebut

terdiri atas Input - Proses - Output yang disebut sebagai siklus proses informasi.

Artinya, bila tahap telah sampai pada output maka output tersebut dapat dijadikan

input kembali. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa informasi yang dihasilkan

dapat pula dijadikan data kembali sebagai input untuk diproses selanjutnya.

Universitas Sumatera Utara

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/42333/4/Chapter II.pdf · input serta menghasilkan output dalam proses transformasi yang teratur

14

Gambar 2.1 Transformasi data menjadi Informasi

Gambar 2.2 Siklus Sistem Informasi

Dari gambar di atas dapat dijelaskan bahwa data diolah melalui suatu model

menjadi sebuah infomasi, penerima kemudian menerima informasi tersebut, membuat

seuatu keputusan dan melakukan tindakan, yang berarti menghasilkan tindakan lain

yang akan membuat sejumlah data kembali, data yang di tangkap dianggap sebagai

input diproses kembali melalui model, dan begitu seterusnya membentuk sebuah

siklus.

Data (Input) Informasi (Output) Proses

Universitas Sumatera Utara

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/42333/4/Chapter II.pdf · input serta menghasilkan output dalam proses transformasi yang teratur

15

2.3 Perancangan Sistem Informasi

2.3.1 Defenisi Perancangan Sistem

Pembuatan sistem informasi ketersediaan obat dibutuhkan adanya

perancangan tentang apa yang akan dibuat dan apa yang akan dihasilkan. Adanya

suatu rancangan dalam sistem informasi, maka kita akan tahu kemana tujuan kita.

Menurut Susanto (2004) perancangan adalah spesifikasi umum dan terinci

dari pemecahan masalah berbasis komputer yang telah dipilih selama tahap analisis.

Berdasarkan dua definisi perancangan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa

perancangan merupakan suatu alternatif untuk memecahkan masalah dan yang telah

dipilih selama tahap analisis dalam pemecahan masalah yang dihadapi perusahaan.

Perancangan Sistem dapat didefenisikan sebagai penggambaran, perencanaan,

dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah kedalam

satu kesatuan yang utuh dan berfungsi (Jogiyanto, 2001). Perancangan sistem

menentukan bagaimana suatu sistem akan menyelesaikan apa yang seharusnya

diselesaikan. Tahap ini menyangkut mengkonfigurasikan dari komponen-komponen

perangkat lunak dan perangkat keras dari suatu sistem sehingga setelah instalasi dari

sistem akan benar-benar memuaskan rancangan bangun yang telah ditetapkan pada

akhir tahap analisa sistem.

Menurut Jogiyanto (2001) tujuan utama perancangan sistem adalah:

a) Untuk memenuhi kebutuhan para pemakai sistem.

Universitas Sumatera Utara

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/42333/4/Chapter II.pdf · input serta menghasilkan output dalam proses transformasi yang teratur

16

b) Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap

kepada programmer.

Kedua tujuan ini lebih berfokus pada perancangan atau desain siatem yang

terinci yaitu pembuatan rancang bangun yang jelas dan lengkap yang nantinya

digunakan untuk pembuatan program komputernya.

2.3.2 Metode Perancangan Sistem Informasi

Beberapa metode perancangan sistem informasi yang terdiri dari tahapan diantaranya:

A. Metode System Development Life Cycle (SDLC)

System Development Life Cycle (SDLC) menurut Susanto (2004) menyatakan

bahwa : “System Development Life Cycle (SDLC) adalah salah satu metode

pengembangan sistem informasi yang popular pada saat sistem informasi pertama

kali dikembangkan.” Metode SDLC adalah tahap-tahap pengembangan sistem

informasi yang pertama kali dikembangkan yang dilakukan oleh analisis sistem dan

programmer untuk membangun sebuah sistem informasi.

Dalam perancangan sebuah sistem, kita mengenal konsep SDLC (system

development life cycle). Secara global definisi SDLC dapat dikatakan sebagai suatu

proses berkesinambungan untuk menciptakan atau merubah sebuah sistem,

merupakan sebuah model atau metodologi yang digunakan untuk melakukan

perancangan sistem. Dapat dikatakan dalam SDLC merupakan usaha bagaimana

sebuah sistem informasi dapat mendukung kebutuhan bisnis, rancangan dan

pembangunan sistem serta delivering-nya kepada pengguna.

Universitas Sumatera Utara

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/42333/4/Chapter II.pdf · input serta menghasilkan output dalam proses transformasi yang teratur

17

Metode SDLC ini seringkali dinamakan sebagai proses pemecahan masalah,

yang langkah-langkahnya adalah :

1. Analisis Tahap

Mempelajari sistem informasi yang sedang berjalan sangat berguna untuk

mngetahui sebab dan akibat yang ditimbulkan oleh masalah, sehingga akan

menghasilkan pelaporan yang mengungkapkan adanya permasalahan.

2. Perancangan

Memahami bagaimana menterjemahkan keinginan pemakai sistem informasi

tersebut kedalam bahasa komputer, untuk memulai merancang suatu sistem

informasi baru yang meliputi : input, file-file database dan output, bahasa yang

digunakan, metode dan prosedur serta pengendalian.

3. Penerapan

Hasil penyusunan sistem informasi adalah sebuah software komputer yang siap

digunakan untuk kebutuhan user untuk dioperasikan.

4. Pemeliharaan

Pemeliharaan yang dilakukan analis adalah dengan melakukan perbaikan dan

pemeliharaan pada kesalahan atau kegagalan yang timbul dalam penggunaan

sistem informasi.

B. Metode Prototyping

Adapun definisi Prototyping menurut Susanto (2004) menyatakan bahwa:

“Prototyping sebagai suatu paradigma baru dalam pengembangan sistem informasi

Universitas Sumatera Utara

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/42333/4/Chapter II.pdf · input serta menghasilkan output dalam proses transformasi yang teratur

18

akuntansi, tidak hanya sekedar suatu evolusi dari metode pengembangan sistem

informasi yang sudah ada tetapi sekaligus merupakan revolusi dalam pengembangan

sistem informasi akuntansi.”

Metode Prototyping merupakan model kerja dari sebuah sistem informasi

yang belum lengkap. Teknik yang dilakukan dalam penerapan metode prototyping

adalah sebagai berikut :

1. Teknik perancangan model, merupakan bagian terpenting dalam metode

prototyping yang digunakan sebagai alat untuk menjadikan model menjadi

sistem informasi yang sebenarnya.

2. Teknik perancangan dialog, disusun agar keterlibatan user menjadi jelas dan

fleksibel. Aspek perancangan dalam dialog mencakup keseluruhan unsur seperti

perintah-perintah dalam sistem informasi.

3. Teknik simulasi, digunakan untuk menunjukkan bagaimana cara kerja sebuah

sistem informasi yang akan diterapkan dengan baik untuk mengoperasikan

sistem informasi yang akan digunakan.

Penggunaan metode prototyping dalam beberapa siklus sistem informasi ini

dikelompokan menjadi beberapa jenis yaitu :

a. Feasibility Prototyping

Digunakan untuk menguji kelayakan teknologi yang akan digunakan untuk

sistem informasi yang akan disusun.

b. Requirement Prototyping

Juga disebut sebagai discovery prtototyping yang digunakan untuk mengetahui

kebutuhan aktivitas bisnis user.

Universitas Sumatera Utara

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/42333/4/Chapter II.pdf · input serta menghasilkan output dalam proses transformasi yang teratur

19

c. Desain Prototyping

Digunakan untuk mendorong perancangan sistem informasi yang akan

digunakan.

d. Implementation Prototyping

Atau disebut juga production prototyping adalah kelanjutan dan rancangan

prototype yang langsung disusun sebagai sistem informasi manajemen yang akan

digunakan.

C. Metode Rapid Application Development (Rad)

Adapun definisi Rapid Application Development (RAD) menurut (Susanto,

2004) menyatakan bahwa : “Rapid Application Development (RAD) adalah

pengembangan dari beberapa metode atau teknik terstruktur (khususnya dalam

pengolahan data untuk menghasilkan informasi), misalnya dengan mengintegrasikan

metode Prototyping, metode SDLC dan teknik Joint Apllication Development untuk

mempercepat pengembangan sistem informasi.”

Metode Rapid Application Development (RAD) memiliki tiga faktor utama

yaitu: kelompok pemakai sistem harus memiliki staf senior yang benar-benar

berdedikasi terhadap pengembangan sistem informasi yang memudahkan mereka

dalam berhubungan dengan pengembangan sistem, tim pengembang sistem harus

stabil dan memiliki kemampuan yang memadai, dan lingkup aplikasi harus komersial

dengan penentuan-penentuan permintaan yang jelas dari sekelompok pemakai sistem.

Universitas Sumatera Utara

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/42333/4/Chapter II.pdf · input serta menghasilkan output dalam proses transformasi yang teratur

20

2.4 Perancangan Sistem Informasi dengan Metode System Development Life Cycle

(SDLC)

Untuk mengembangkan suatu sistem informasi, kebanyakan organisasi

menggunakan suatu metodologi yang disebut metodologi perancangan sistem. Yang

dimaksud metodologi ini adalah suatu proses standar yang diikuti oleh organisasi

untuk melaksanakan seluruh langkah yang diperlukan untuk menganalisa, merancang,

mengimplementasikan, dan memelihara sistem informasi (Hoffer, 1998).

Seperti yang berlaku pada kebanyakan proses, perancangan sistem informasi

juga memiliki daur hidup. Daur hidupnya disebut daur perancangan sistem

informasi (O‟Brien, 2001) atau secara umum dinamakan SLDC (System

Development Life Cycle) atau daur hidup perancangan sistem. SLDC merupakan

metodologi klasik yang digunakan untuk mengembangkan, memelihara, dan

menggunakan sistem informasi. Metodologi ini mencakup sejumlah fase dan tahapan.

Universitas Sumatera Utara

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/42333/4/Chapter II.pdf · input serta menghasilkan output dalam proses transformasi yang teratur

21

Gambar 2.3 Siklus Tahapan SDLC

Beberapa pendapat para ahli terhadap fase maupun tahapan metode SDLC.

Sumber Tahapan-tahapan dalam SDLC

Fabbri dan

Schwab (1992)

Studi kelayakan, rencana awal, analisis sistem, desain sistem,

dan implementas sistem.

Hoffer, George,

dan Valacich

(1998)

Identifikasi dan seleksi proyek, inisiasi dan perencanaan

proyek, analisis, perancangan logis, perancangan fisik,

implementasi, dan pemeliharaan.

Turban, McLean,

dan Wetherbe

(1999)

Inisiasi proyek, analisis sistem dan studi kelayakan, analisis dan

perencangan logis, akuisisi atau perancangan, implementasi,

operasi, evaluasi pasca audit, dan pemeliharaan.

Zwass (1998) Studi kelayakan, analisis kebutuhan, perancagan logis,

perancangan fisik, pengkodean dan pengujia, konversi, dan

kajian pasca-implementasi.

Universitas Sumatera Utara

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/42333/4/Chapter II.pdf · input serta menghasilkan output dalam proses transformasi yang teratur

22

Meskipun jumlah tahapan dalam SDLC dalam berbagai literature berbeda-

beda, pada prinsipnya secara keseluruhan semua proses yang dilakukan sama saja.

Model air terjun SDLC diperlihatkan pada gambar berikut.

Gambar 2.4 Tahapan-tahapan dalam SDLC

Analisis Sistem

Studi kelayakan

Analisis kebutuhan

Desain Sistem

Perancangan konseptual

Perancangan fisik

Implementasi sistem

Pemograman dan pengujian

konversi

Operasi dan pemeliharaan

Kebutuhan

sistem

Perubahan

lingkup/

kebutuhan

Desain

sistem Kesalahan atau

masalah yang tak

memungkinkan

implementasi

dilaksanakan

Sistem siap

beroperasi

mandiri

Implementasi

kurang lengkap

/ ada

permintaan

baru

Universitas Sumatera Utara

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/42333/4/Chapter II.pdf · input serta menghasilkan output dalam proses transformasi yang teratur

23

2.4.1 Analisis Sistem

Analisis sistem bertujuan untuk menentukan hal-hal detail tentang yang akan

dikerjakan oleh sistem yang diusulkan dan bukan bagaimana caranya. Analisis sistem

berfungsi untuk memastikan bahwa rancangan sistem memenuhi persyaratan yang

mencakup keakurasian, kontrol, keamanan, dan kemudahan diaudit.

Merupakan langkah pertama dalam SDLC keseluruhan informasi yang

dibutuhkan oleh sistem: identifikasi, analisis, prioritas, dan susun ulang. Dalam

tahapan ini ada beberapa hal yang harus dilakukan diantaranya mengidentifikasi

proyek-proyek yang potensial, melakukan klasifikasi dan merangking proyek, dan

memilih proyek untuk dikembangkan. Aktivitas yang biasa dilakukan pada tahap ini

meliputi mewawancarai manajemen pengguna, merangkum pengetahuan yang

didapatkan, dan mengestimasi cakupan proyek dan mendokumentasikan hasilnya.

Tahapan ini akan menghasilkan laporan kelayakan yang berisi definisi masalah dan

rangkuman tujuan yang ingin dicapai dari proyek yang dipilih.

Analisis sistem mencakup studi kelayakan dan analisis kebutuhan.

2.4.1.1 Studi Kelayakan

Studi kelayakan digunakan untuk menentukan keberhasilan solusi yang

diusulkan. Tahapan ini berguna untuk memastikan bahwa solusi yang diusulkan

tersebut benar-benar dapat dicapai dengan sumber daya dan dengan memperhatikan

kendala yang terdapat pada perusahaan serta dampak terhadap lingkungan sekeliling.

Studi kelayakan meliputi:

a. Penentuan masalah dan peluang yang dituju sistem.

Universitas Sumatera Utara

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/42333/4/Chapter II.pdf · input serta menghasilkan output dalam proses transformasi yang teratur

24

b. Pembentukan sasaran sistem baru secara keseluruhan.

c. Pengidentifikasian para pemakai sistem.

d. Pembentukan lingkup sistem.

e. Pengusulan perangkat lunak dan perangkat keras untuk sistem baru.

f. Pembuatan analisis biaya/manfaat.

g. Pengkajian terhadap risiko proyek.

h. Pemberian rekomendasi untuk meneruskan atau menghentikan proyek.

2.4.1.2 Analisis Kebutuhan

Tahapan analisis adalah tahapan dimana sistem yang sedang berjalan

dipelajari dan sistem pengganti diusulkan. Dalam tahapan ini dideskripsikan sistem

yang sedang berjalan, masalah, kesempatan didefinisikan, dan rekomendasi umum

untuk bagaimana memperbaiki, meningkatkan atau mengganti sistem yang sedang

berjalan diusulkan. Tujuannya adalah untuk memahami dan mendokumentasikan

kebutuhan bisnis dan persyaratan proses dari sistem baru.

Analisis kebutuhan dilakukan untuk menghasilkan spesifikasi kebutuhan atau

disebut juga dengan spesifikasi fungsional. Spesifikasi kebutuhan adalah spesifikasi

yang rinci tentang hal-hal yang akan dilakukan sistem ketika diimplementasikan.

Spesifikasi ini sekaligus dipakai untuk membuat kesepakatan antara pengembang

sistem, pemakai yang kelak menggunakan sistem, manajemen, dan mitra kerja yang

lain.

Analisis kebutuhan ini diperlukan untuk menentukan keluaran yang akan

dihasilkan sistem, masukan yang diperlukan sistem, lingkup proses yang digunakan

Universitas Sumatera Utara

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/42333/4/Chapter II.pdf · input serta menghasilkan output dalam proses transformasi yang teratur

25

untuk mengolah masukan menjadi keluaran, volume data yang akan ditangani sistem,

jumlah pemakai dan kategori pemakai, serta kontrol terhadap sistem.

2.4.2 Desain Sistem

Desain sistem dibagi menjadi dua sub tahapan, yakni perancangan konseptual

dan perancangan fisik. Keduanya memiliki sejumlah aktivitas sebagaimana

diperlihatkan pada gambar berikut ini.

Analisis

Sistem

Desain Sistem

Perancangan Konseptual

Penyipan laporan

rancangan sistem

konseptual

Penyiapan spesifikasi

rancangan

Evaluasi

Alternatif

Rancangan

Perancangan Fisik

Rancangan

keluaran

dan

masukan

Rancangan

Platform

Rancangan

antarmuka

pemakai dan

sistem

Rancangan

basis data

Rancangan

Modul

Rancangan

kontrol

Dokumentasi Rencana Pengujian Rencana Konversi

Implementasi

sistem

Operasi dan

pemeliharaan

Universitas Sumatera Utara

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/42333/4/Chapter II.pdf · input serta menghasilkan output dalam proses transformasi yang teratur

26

Gambar 2.5 Desain Sistem

Tujuan dari desain sistem secara umum adalah untuk memberikan gambaran

secara umum kepada user tentang sistem yang baru. Desain sistem secara umum

merupakan persiapan dari desain secara terinci. Desain secara umum

mengidentifikasikan komponen-komponen sistem informasi yang akan didesain

secara rinci. Desain terinci dimaksudkan untuk pemrogram komputer dan ahli teknik

lainnya yang akan mengimplementasi sistem.

Tahap desain sistem secara umum dilakukan setelah tahap analisis sistem

selesai dilakukan dan hasil analisis disetujui oleh manajemen. Pada tahap desain

secara umum, komponen-komponen sistem informasi dirancang dengan tujuan untuk

dikomunikasi kepada user bukan untuk pemrogram. Komponen sistem informasi

yang didesain adalah model, output, input, database, teknologi dan kontrol.

Pada tahapan ini ada beberapa aktivitas utama, yaitu merancang dan

mengintegrasikan jaringan, arsitektur aplikasi, mendesain antar muka pengguna,

mendesain sistem antar muka, mendesain dan mengintegrasikan data base, membuat

prototipe untuk detail dari desain, dan mendesain serta mengintegrasikan kendali

sistem Perancangan konseptual sering juga disebut dengan perancangan logis. Dalam

perancangan konseptual ada tiga langkah penting yang dilakukan yaitu evaluasi

alternatif rancangan, penyiapan spesifikasi rancangan, dan penyiapan laporan

rancangan sistem secara konseptual. Pada perancangan fisik, rancagan yang bersifat

konseptual diterjemahkan dalam bentuk fisik sehingga terbentuk spesifikasi yang

Universitas Sumatera Utara

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/42333/4/Chapter II.pdf · input serta menghasilkan output dalam proses transformasi yang teratur

27

lengkap tentang modul-modul sistem dan antarmuka antamodul, serta rancangan

basis data secara fisik.

2.4.3 Implementasi Sistem

Pada tahapan ini dilakukan testing dan instalasi. Testing adalah menguji hasil

kode program yang telah dihasilkan dari tahapan desain. Sedangkan instalasi adalah

tindak lanjut setelah diadakan testing yaitu menggabungkan dan menginstal

perangkat lunak dan perangkat keras pada organisasi dan secara resmi mulai

digunakan untuk menggatikan sistem lama.

Pada implementasi sistem ada berbagai kegiatan yang dilakukan yaitu:

a. Pemograman dan pengujian

Pemograman adalah aktivitas pembuatan program atau sederetan instruksi yang

digunakan untuk mengatur komputer agar bekerja sesuai dengan maksud masng-

masing instruksi.

b. Instalasi perangkat keras dan perangkat lunak

c. Pelatihan kepada pemakai

d. Pembuatan dokumentasi

e. Konversi

Konversi merupakan tahapan yang digunakan untuk mengoperasikan sistem baru

dalam rangka menggantikan sistem yang lama.

2.4.4 Operasi dan Pemeliharaan

Universitas Sumatera Utara

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/42333/4/Chapter II.pdf · input serta menghasilkan output dalam proses transformasi yang teratur

28

Setelah masa sistem berjalan sepenuhnya menggantikan sistem yang lama,

sistem memasuki tahapan operasi dan pemeliharaan. Selama sistem beroperasi,

pemeliharaan sistem tetap diperlukan karena beberapa alasan seperti sistem masih

menyisakan masalah-masalah yang tidak terdeteksi selama masa pengujian sistem.

Pemeliharaan diperlukan karena perubahan bisnis atau lingkungan atau adanya

permintaan kebutuhan baru, serta pemeliharaan juga dapat dipicu karena kinerja

sistem yang menjadi menurun sehingga barangkali perubahan-perubahan salam

penulisan program.

Perbaikan yang dilakukan tingkatannya bisa sangat variatif, mulai dari

memperbaiki program yang crash hingga berfungsi kembali sampai pada

penambahan modul-modul program yang baru sebagai jawaban atas perubahan

kebutuhan pengguna. Tahapan SDLC ini memiliki kelemahan antara lain biaya dan

waktu yang tinggi, dan memiliki metode yang tidak fleksibel karena keseluruhan

langkah harus diikuti.

2.5 Gudang Farmasi

2.5.1 Definisi Gudang Farmasi

Gudang farmasi adalah tempat penerimaan, penyimpanan, pendistribusian dan

pemeliharaan barang persediaan berupa obat, alat kesehatan dan perbekalan

kesehatan lainnya (seperti DDT, pompa pipa, perbekalan KB, sepeda motor/sepeda

roda dua susu bubuk, dan sebagainya) yang tujuannya akan digunakan untuk

melaksanakan program kesehatan di kabupaten/kota yang bersangkutan.

2.5.1.1 Kedudukan Gudang Farmasi

Universitas Sumatera Utara

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/42333/4/Chapter II.pdf · input serta menghasilkan output dalam proses transformasi yang teratur

29

Sebagai unit pelaksama teknis dalam lingkungan Depkes yang berada di

bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Depkes Kabupaten/Kota.

2.5.2 Tugas Pokok dan Fungsi

2.5.2.1 Tugas Gudang Farmasi di Kabupaten/Kota

Yaitu melaksanakan pengelolaan, penerimaan, penyimpanan dan

pendistribusian farmasi dan alat kesehatan yang diperlukan dalam rangka pelayanan

kesehatan, pencegahan dan pemberantasan penyakit dan pembinaan kesehatan

masyarakat di Kabupaten/Kota sesuai dengan petunjuk Kepala Deinas

Kabupaten/Kota.

2.5.2.2 Fungsi Gudang Farmasi di Kabupaten/Kota

a. Melaksanakan penerimaan, penyimpanan, pemeliharaan dan pendistribusian

obat, alat kesehatan dan perbekalan farmasi.

b. Melakukan penyiapan, penyususnan rencana, pencatatan dan pelaporan

mengenai persediaan dan penggunaan obat, alat kesehatan dan perbekalan

farmasi.

c. Melakukan pengamatan mutu dan khasiat obat secara umum baik yang ada

dalam persediaan maupun yang didistribusikan.

d. Melakukan urusan tata usaha keuangan kepegawaian dan urusan dalam.

Gudang Farmasi Kabupaten/Kota (GFK) merupakan titik sentral pengelolaan

obat di Daerah tingkat II. Untuk meningkatkan efektivitas dan efisien pengelolaan

obat diperlukan adanya koordinasi dengan unit terkait langsung antara lain Pemda

Dati II, Dinas Kesehatan dati II, Kandep Trans, PHB Cabang.

Universitas Sumatera Utara

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/42333/4/Chapter II.pdf · input serta menghasilkan output dalam proses transformasi yang teratur

30

2.5.3 Ruang Lingkup Pengelolaan Obat di Kabupaten atau Dati II

Pengelolaan obat merupakan suatu rangkaian kegiatan yang meliputi aspek

perencanaan pengadaan, pengadaan, penyimpanan, pendistribusiaan dan penggunaan

obat.

Aspek pengelolaan obat meliputi:

a. Perencanaan Pengadaan: meliputi kegiatan penentuan jenis perhitungan dan

penetapan jumlah untuk setiap jenis obat yang akan disediakan dengan metode

perhitungan yang telah ditetapkan.

b. Pengadaan: meliputi perencanaan pengadaan, pelaksanaan pembelian,

pemantauan status pesanan, pemeriksaan penerimaan dan pemeliharaan mutu

obat.

c. Distribusi: meliputi kegiatan pengendalian persediaan, penyimpanan,

pengeluaran dan pengiriman obat.

d. Penggunaan: meliputi peresapan, dispesing dan penerimaan pasien.

Proses perencanaan pengadaan obat di Kabupaten/Kota diawali di tingkat

Puskesmas dengan menyiapkan dan menyediakan data yang diperlukan dan

selanjutnya dikompilasi menjadi data Kab./Kota dengan teknik perhitungan yang

telah ditentukan.

2.5.4 Dokumen-dokumen/Formulir yang harus ada di Gudang Farmasi

Dokumen-dokumen atau formulir yang harus ada di gudang farmasi saat

terjadi pengadaan obat di Dati II sebagai berikut:

1. Dokumen pada saat perencanaan pengadaan obat :

a. Formulir I : Kartu kompilasi pemakaian obat.

Universitas Sumatera Utara

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/42333/4/Chapter II.pdf · input serta menghasilkan output dalam proses transformasi yang teratur

31

b. Formulir II : Data 10 penyakit terbesar.

c. Formulir III : Lembar kerja perencanaan pengadaan obat.

d. Formulir IV : Penyesuaian rencana pengadaan obat untuk semua sumber

anggaran.

2. Dokumen pada saat pengadaan barang :

a. Formulir V : Berita acara pemeriksaan penerimaan obat.

b. Formulir Va : Lampiran berita acara pemeriksaan penerimaan obat.

c. Formulir VI : Buku harian penerimaan obat.

d. Formulir VII : Formulir realisasi pengadaan obat.

3. Dokumen pada saat penyimpanan barang :

a. Formulir VIII : Kartu stok.

b. Formulir IX : Kartu stok induk.

4. Dokumen pada saat distribusi obat :

a. Formulir X : Kartu rencana distribusi.

b. Formulir XI : Buku harian pengeluaran obat.

c. Formulir XII : Lembar pemakaian dan lembar permintaan obat (LPLPO)

d. Formulir XIII : Form surat kiriman obat.

5. Dokumen pada saat pencatatan dan pelaporan

a. Formulir XIV : Laporan mutasi obat.

b. Formulir XV : Laporan kegiatan distribusi.

c. Formulir XVI : Berita acara pencacahan akhir tahun anggaran.

d. Formulir XVIa : Laporan pencacahan obat akhir tahun anggaran.

e. Formulir XVII : Berita acara pemeriksaan/penelitian obat untuk dihapus.

Universitas Sumatera Utara

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/42333/4/Chapter II.pdf · input serta menghasilkan output dalam proses transformasi yang teratur

32

f. Formulir XVIIa : Lampiran laporan berita acara pemeriksaan/penelitian obat

untuk dihapus.

2.5.5 Tata Cara Pengelolaan Obat/Perbekalan Farmasi di Gudang Farmasi

Kabupaten.

Tahapan kegiatan pengelolaan obat/perbekalan farmasi di Gudang Farmasi

Kabupaten meliputi:

1) Perencanaan

Kegiatan perencanaan pengadaan obat bertujuan untuk menetapkan jenis

dan jumlah obat yang sesuai dengan pola penyakit dan kebutuhan pelayanan

kesehatan dasar termasuk program kesehatan yang telah ditetapkan.

2) Pengadaan

Pengadaan merupakan proses untuk penyediaan obat yang dibutuhkan

di unit pelayanan kesehatan. Tujuan pengadaan obat adalah agar tersedianya

obat dengan jenis dan jumlah yang cukup sesuai kebutuhan dengan mutu yang

terjamin sertadapat diperoleh pada saat diperlukan. Langkah – langkah dalam

pengadaan barang :

a) Pemilihan metode pengadaan.

b) Pemilhan pemasok.

c) Pemantauan status pesanan.

d) Penentuan waktu pengadaan dan kedatangan obat.

e) Penerimaan dan pemeriksaan obat.

Metode pengadaan obat ada 4 macam yaitu :

Universitas Sumatera Utara

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/42333/4/Chapter II.pdf · input serta menghasilkan output dalam proses transformasi yang teratur

33

a) Pelelangan umum.

b) Pelelangan terbatas.

c) Pemilihan langsung.

d) Pembelian/pengadaan langsung

3. Penyimpanan

Penyimpanan merupakan suatu kegiatan yang meyimpan dan memelihara dengan

cara menempatkan obat-obatan yang diterima pada tempat yang dinilai aman

dari pencurian serta gangguan baik yang dapat merusak mutu obat.

Tujuan penyimpanan obat :

a. Memelihara mutu obat.

b. Menghindari penggunaan yang tidak bertanggung jawab.

c. Menjaga kelangsungan persediaan.

d. Memudahkan pencarian dan pengawasan.

Kegiatan penyimpanan obat yaitu :

a) Pengaturan tata ruang.

b) Penyusunan stock obat.

c) Pencatatan stock obat.

d) Pengamanan mutu obat

4. Distribusi

Distribusi merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam rangka pengeluaran

dan pengiriman obat-obatan yang bermutu terjamin keabsahan serta tepat jenis

dan jumlah dari gudang obat secara merata dan teratur untuk memenuhi kebutuhan

Universitas Sumatera Utara

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/42333/4/Chapter II.pdf · input serta menghasilkan output dalam proses transformasi yang teratur

34

unit-unit pelayanan kesehatan. Kegiatan Distribusi meliputi Kegiatan Distribusi

Rutin dan Kegiatan Distribusi Khusus. Tujuan distribusi adalah :

a) Terlaksananya pengiriman obat secara teratur dan merata sehingga dapat

diperoleh pada saat dibutuhkan.

b) Terjamin kecukupan dan terpelihara efisiensi penggunaan obat di unit pelayanan

kesehatan.

c) Terlaksana pemerataan kecukupan obat sesuai kebutuhan pelayanan dan program

kesehatan.

5. Pencatatan

Pencatatan merupakan rangkaian kegiatan dalam rangka penatausahaan obat-

obatan secara tertib, baik obat-obatan yang diterima, disimpan, dan di

distribusikan maupun yang digunakan di unit-unit pelayanan, di Puskesmas dan

Rumah Sakit. Tujuan Pencatatan adalah tersedianya data mengenai jenis

dan jumlah penerimaan, persediaan, pengeluaran/penggunaan dan data mengenai

waktu dari seluruh rangkaian kegiatan mutasi obat.

6. Penggunaan

Meliputi peresepan, dispesing dan penerimaan pasien.

7. Penghapusan Obat

Pemusnahan akan dilakukan jika ada sediaan farmasi yang rusak atau sudah

kadaluarsa. Dengan cara memisahkan sediaan yang rusak dengan sediaan yang

masih baik, kemudian mengeluarkan obat / alkes dari kemasannya setelah itu obat

dapat dihancurkan kemudian di timbun dalam tanah.

Universitas Sumatera Utara

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/42333/4/Chapter II.pdf · input serta menghasilkan output dalam proses transformasi yang teratur

35

Pengelolaan obat di gudang farmasi di tingkat Kabupaten/Kota dilakukan sebagai

berikut:

a) Melakukan penerimaan, penyimpanan, pemeliharaan, pendistribusian obat, alat

kesehatan dan perbekalan farmasi.

b) Melakukan penyimpanan, penyaluran, rencana pencatatan dan pelaporan

mengenai persediaan dan penggunaan obat, alat kesehatan dan persediaan

farmasi.

c) Melakukan pengamatan terhadap mutu dan khasiat obat secara umum dan baik

yang ada dalam persediaan maupun yang akan didistribusikan.

d) Melaksanakan uusan tata usaha, keuangan, kepegawaian dan urusan dalam.

2.5.6 Definisi Obat dan Penggolongannya

Menurut Undang-Undang Kesehatan No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan,

obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang digunakan untuk

mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka

penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan

dan kontrasepsi, untuk manusia. Selain itu obat dalam pengertian umum adalah suatu

substansi yang melaui efek kimianya membawa perubahan dalam fungsi biologik.

Berdasarkan PERMENKES RI NO. 1010/ MENKES/ PER/ XI/ 2008 tentang

Registrasi Obat, obat-obatan digolongkan menjadi 5 (lima) kategori, yang

dimaksudkan untuk peningkatan keamanan dan ketepatan penggunaan serta

pengamanan distribusi masing-masing. Kelima kategori tersebut apabila diurutkan

Universitas Sumatera Utara

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/42333/4/Chapter II.pdf · input serta menghasilkan output dalam proses transformasi yang teratur

36

dari yang paling longgar hingga yang paling ketat mengenai peraturan pengamanan,

penggunaan, dan distribusinya adalah sebagai berikut:

1. Obat Bebas

Pada kemasan ditandai dengan lingkaran hitam, mengelilingi bulatan berwarna

hijau.

Gambar 2.6 Lambang Jenis Obat Bebas

Obat Bebas adalah obat yang dapat dibeli tanpa resep dokter. Dalam kemasan

obat disertakan brosur yang berisi nama obat, nama dan isi zat berkhasiat, indikasi,

dosis, aturan pakai, efek samping ,nomor batch, nomor registrasi, nama dan alamat

pabrik, serta cara penyimpanannya. penandaan akan berubah pada produk obat bebas

terbatas.

Obat bebas merupakan obat yang paling “aman”, boleh digunakan untuk

menangani penyakit-penyakit simptomatis ringan yang banyak diderita masyarakat

luas yang penanganannya dapat dilakukan sendiri oleh penderita atau self medication

(penanganan sendiri). Obat ini telah digunakan dalam pengobatan secara ilmiah

(modern) dan terbukti tidak memiliki risiko bahaya yang mengkhawatirkan.

Universitas Sumatera Utara

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/42333/4/Chapter II.pdf · input serta menghasilkan output dalam proses transformasi yang teratur

37

Obat bebas dapat dibeli secara bebas tanpa resep dokter, baik di apotek,

counter obat di supermarket/toko swalayan, toko kelontong, bahkan di warung,

disebut juga obat OTC (Over the Counter). Penderita dapat membeli dalam jumlah

yang sangat sedikit, seperlunya saja saat obat dibutuhkan. Jenis zat aktif pada obat

bebas relatif aman sehingga penggunaanya tidak memerlukan pengawasan tenaga

medis selama diminum sesuai petunjuk yang tertera pada kemasan obat. Oleh karena

itu sebaiknya obat bebas tetap dibeli bersama kemasannya.

Obat bebas digunakan untuk mengobati gejala penyakit yang ringan yang

bersifat nonspesifik, misalnya: beberapa analgetik atau pain killer (obat penghilang

rasa nyeri), obat gosok, obat luka luar, beberapa antipiretik (obat penurun panas),

beberapa analgetik-antipiretik (obat pereda gejala flu), antasida, beberapa suplemen

vitamin dan mineral.

Contoh Obat Bebas adalah Paracetamol, Aspirin, Promethazine, Guafenesin,

Bromhexin HCL, Chlorpheniramine maleate (CTM), Dextromethorphan, Zn Sulfate,

Proliver, Tripid, Gasflat, Librozym (penyebutan merk dagang, karena obat tersebut

dalam kombinasi).

2. Obat Bebas Terbatas

Pada kemasannya terdapat tanda lingkaran biru bergaris tepi hitam.

Gambar 2.7 Lambang Jenis Obat Bebas Terbatas

Universitas Sumatera Utara

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/42333/4/Chapter II.pdf · input serta menghasilkan output dalam proses transformasi yang teratur

38

Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk obat keras tetapi

masih dapat dijual atau dibeli bebas tanpa resep dokter, dan disertai dengan tanda

peringatan. Sebagai obat keras, penggunaan obat ini diberi batas untuk setiap

takarannya. Seharusnya obat ini hanya dapat dijual bebas di toko obat berizin yang

dipegang oleh seorang asisten apoteker, serta apotek yang hanya boleh beroperasi jika

ada apoteker. Hal ini karena diharapkan pasien memperoleh informasi obat yang

memadai saat membeli obat yang termasuk golongan ini. Pada kemasan obat bebas

terbatas harus tertera peringatan yang berupa kotak kecil berukuran 5×2 cm berdasar

warna hitam atau kotak putih bergaris tepi hitam, dengan tulisan sebagai berikut:

Gambar 2.8 Peringatan dalam Obat Bebas Terbatas

Contoh obat bebas terbatas adalah: pain relief (analgesik), obat batuk, obat

pilek, obat influenza, obat penghilang rasa nyeri dan penurun panas pada saat demam

Universitas Sumatera Utara

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/42333/4/Chapter II.pdf · input serta menghasilkan output dalam proses transformasi yang teratur

39

(analgetik-antipiretik), beberapa suplemen vitamin dan mineral, obat-obat antiseptik,

dan obat tetes mata untuk iritasi ringan.

Pada saat keadaaan dan batas-batas tertentu, sakit yang ringan masih

dibenarkan untuk melakukan pengobatan sendiri (self medication) menggunakan

obat-obatan dari golongan obat bebas dan obat bebas terbatas yang dengan mudah

diperoleh masyarakat. Dianjurkan untuk tidak sekali pun melakukan uji coba obat

sendiri terhadap obat-obat yang seharusnya diperoleh dengan menggunakan resep

dokter.

Setelah upaya self medication, apabila kondisi penyakit semakin serius, tidak

kunjung sembuh setelah sekitar 3-5 hari, maka sebaiknya segera memeriksakan diri

ke dokter. Oleh karena itulah semua kemasan obat bebas dan obat bebas terbatas

wajib mencantumkan tanda peringatan “apabila sakit berlanjut segera hubungi

dokter”.

Sebelum menggunakan obat, termasuk obat bebas dan bebas terbatas harus

diketahui sifat dan cara pemakaiannya agar penggunaannya tepat dan aman.

Informasi tersebut dapat diperbolehkan dari etiket atau brosur pada kemasan obat

bebas dan bebas terbatas.

3. Obat keras

Obat Keras atau obat Daftar G menurut bahasa belanda “G” singkatan dari

“Gevaarlijk” artinya berbahaya. Semua obat injeksi, obat antibiotik

(chloramphenicol, penicillin, tetracyclin, ampicillin), obat antibakteri (sulfadiazin,

sulfasomidin), amphetaminum (O.K.T), hydantoinum = obat anti epilepsi, reserpinum

= obat anti hipertensi, Vit. K = anti perdarahan, Yohimbin = aphrodisiaka,

Universitas Sumatera Utara

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/42333/4/Chapter II.pdf · input serta menghasilkan output dalam proses transformasi yang teratur

40

Isoniazidum = anti TBC, nitroglycerinum = obat jantung. Penandaan obat khusus

Obat keras daftar G adalah „lingkaran berwarna merah dengan garis tepi berwarna

hitam dengan huruf K yang menyentuh garis tepi.

Gambar 2.9 Lambang Golongan Obat Keras

4. Obat Golongan Narkotika

Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman

baik sintesis maupun semi sintesis yang menyebabkan penurunan atau perubahan

kesadaran, dapat menimbulkan ketergantungan yang di bedakan ke dalam golongan

I,II,dan,III. Penandaan obat narkotika berdasarkan peraturan dalam ordonansi obat

bius yaitu “Palang Medali Merah” :

Gambar 2.10 Lambang Golongan Narkotika

5. Obat psikotropika

Psikotropika adalah zat atau obat baik alamiah maupun sintesis bukan

narkotika yang bersifat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan syara pusat

yang menyebabkan perubahan khas pada akthifitas mental dan prilaku. Penandaan

Universitas Sumatera Utara

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/42333/4/Chapter II.pdf · input serta menghasilkan output dalam proses transformasi yang teratur

41

obat psikotropika adalah „lingkaran berwarna merah dengan garis tepi berwarna

hitam dengan huruf K yang menyentuh garis tepi.

Gambar 2.11 Lambang Golongan Psikotropika

2.6 Microsoft Visual Basic 6.0

2.6.1 Bahasa Pemograman Microsoft Visual Basic 6.0

Microsoft Visual Basic 6.0 merupakan salah satu aplikasi pemrograman visual

yang memiliki bahasa pemograman yang cukup popular dan mudah untuk dipelajari.

Microsoft Visual Basic 6.0 pertama kali dikeluarkan pada tahun 1991 dengan nama

“Thunder” yang merupakan development pertama yang berbasis visual yang dibuat

oleh Microsoft untuk menandingi bahasa pemograman lainnya. Basis bahasa

pemograman yang digunakan dalam Visual Basic adalah bahasa BASIC (Beginners

All-Purpose Symbolic Intruction Code) yang merupakan salah satu bahasa

pemograman tingkat tinggi yang sederhana dan mudah dipelajari. Dengan Visual

Basic kita dapat membuat program dengan aplikasi GUI (Graphical User Interface)

atau program yang memungkinka pengguna computer berkomunikasi dengan

komputer tersebut menggunakan grafik atau gambar.

Aplikasi Visual Basic mulai diproduksi pertama kali pada tahun 1991. Pada

tahun 1993 Microsoft mengeluarkan Visual Basic versi 2.0 yang memulai menarik

perhatian pengembang dan ketika Visual Basic versi 3.0 dikeluarkan, versi ini

Universitas Sumatera Utara

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/42333/4/Chapter II.pdf · input serta menghasilkan output dalam proses transformasi yang teratur

42

menjadi bahasa pemograman yang paling pesat berkembang dan banyak diminati

oleh para programmer (Sutedjo, 2002).

Pada tahun 1997 Microsoft mengeluarkan Visual Basic versi 5.0 yang

memiliki kemampuan untuk menciptakan Activex Control yang mampu ditempatkan

di internet dan membuat bahasa HTML lebih dinamis. Pada tahun 1998 Microsoft

mengeluarkan Visual Basic versi 6.0 yag merupakan salah satu bahasa pemograman

aplikasi yang sangat dikenal di dunia. Microsoft Visual Basic 6.0 menyediakan

berbagai perangkat kontrol yang dapat digunakan untuk membuat program aplikasi

dalam sebuah form baik aplikasi kecil, sederhana hingga ke aplikasi pengelolaan

database.

2.6.2 Elemen Visual Basic 6.0

Beberapa elemen yang terdapat di Microsoft Visual Basic 6.0 sebagai berikut:

a. Menu Bar

Menu Bar akan menampilkan perintah-perintah yang dapat digunakan disaat

bekerja pada Visual Basic. Secara default, menu bar ini memiliki pilihan File, Edit,

View, Window, Query, Diagram, Tools, Add-Ins, dan Help. Disamping itu,

sehubungan dengan pemrograman, terdapat menu yang bisa diakses, misalnya

Project, Format, Debug, atau Run.

Gambar 2.11 Tampilan Menu Bar

Jika masing-masing menu bar tersebut diklik, Visual Basic akan menampilkan daftar

pilihan dari menu bar tersebut.

Universitas Sumatera Utara

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/42333/4/Chapter II.pdf · input serta menghasilkan output dalam proses transformasi yang teratur

43

b. Context Menu

Context Menu berisi shortcut yang suatu saat bisa anda gunakan untuk

membuka sebuah context menu suatu objek. Untuk membuka Context Menu ini, dapat

dengan mengklik kanan objek yang akan buka Context Menu-nya. Berikut tampilan

gambarnya.

Gambar 2.12 Tampilan Context Menu

Context Menu di atas, diperoleh dari Designer Form, yaitu dengan cara mengklik

kanan Form Designer.

c. Toolbar

Fasilitas ini dapat mempercepat pengaksesan perintah-perintah yang ada

dalam pemrograman. Dapat dilakukan dengan mengklik tombol-tombol dalam

toolbar ini untuk melakukan aksi tertentu. Secara standar, toolbar jenis Standard

yang akan ditampilkan saat memulai Visual Basic. Jika Anda ingin mengatur

tampilan toolbar yang lain, dapat menggunakan pilihan Toolbar pada menu bar View.

Gambar 2.13 Tampilan Toolbar

d. Toolbox

Universitas Sumatera Utara

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/42333/4/Chapter II.pdf · input serta menghasilkan output dalam proses transformasi yang teratur

44

Sebuah window yang berisi tombol-tombol control yang akan digunakan

untuk mendesain atau “Membangun” sebuah form atau report. Selain tombol control

di bawah, dapat juga mendefinisikan atau menambah sendiri tombol control yang

lain.

Gambar 2.14 Tampilan Toolbox Tipe Standard

Gambar 2.15 Tampilan Toolbox Tipe VB Enterprise Edition Controls

e. Window Project Explorer

Universitas Sumatera Utara

Page 35: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/42333/4/Chapter II.pdf · input serta menghasilkan output dalam proses transformasi yang teratur

45

Window Project Explorer ini menampilkan daftar form, modul, serta objek

lain yang ada dalam project yang aktif. Sebuah Project merupakan sekumpulan file

yang digunakan untuk membangun sebuah aplikasi. Berikut tampilan gambarnya.

Gambar 2.16 Tampilan Window Project Explorer

f. Window Properties

Window Properties ini dapat digunakan untuk mengatur properti sebuah objek

atau kontrol yang dipilih. Sebuah properti merupakan karakteristik objek, seperti size,

caption, text, atau color.

Universitas Sumatera Utara

Page 36: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/42333/4/Chapter II.pdf · input serta menghasilkan output dalam proses transformasi yang teratur

46

Gambar 2.17 Tampilan Window Properties

g. Objek Browser

Objek Browser ini merupakan daftar objek yang ada dalam project yang aktif.

Kita dapat menggunakan Object Browser untuk menampilkan objek yang ada dalam

Visual Basic dan aplikasi lain. Berikut tampilan gambarnya.

Gambar 1.18 Tampilan Object Browser

h. Form Designer

Form Designer adalah sebuah window yang dapat digunakan untuk mengatur

tampilan aplikasi yang disusun, atau dengan kata lain sebagai tempat untuk

mendesain sebuah form. Form Designer merupakan daerah kerja utama dari

pembuatan program atau tempat merancang aplikasi dimana setiap objek diletakkan.

Dalam form ini dapat menambahkan control, grafic, dan gambar ke dalam form pada

Universitas Sumatera Utara

Page 37: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/42333/4/Chapter II.pdf · input serta menghasilkan output dalam proses transformasi yang teratur

47

posisi yang diinginkan. Setiap form memiliki window designer form sendiri-sendiri.

Berikut tampilan gambarnya.

Gambar 2.19 Tampilan Form Designer

i. Window Code Editor

Window Code Editor merupakan sebuah tampilan window yang digunakan

untuk memasukkan kode aplikasi. Window Code Editor ini digunakan untuk

mendefinisikan kode-kode form atau kode modul dalam sebuah aplikasi. Berikut

tampilan gambarnya.

Gambar 2.20 Tampilan Window Code Editor

Universitas Sumatera Utara

Page 38: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/42333/4/Chapter II.pdf · input serta menghasilkan output dalam proses transformasi yang teratur

48

j. Window Form Layout

Window Form Layout dapat digunakan untuk mengontrol posisi form pada

aplikasi yang menggunakan sistem grafik dalam sebuah layar. Dengan fasilitas ini,

kita dapat melihat dan mengetahui posisi form yang baru didesain. Berikut tampilan

gambarnya.

Gambar 2.21 Tampilan Window Form Layout

k. Window Immmediate, Local, dan Watch

Window-window ini merupakan window tambahan yang digunakan untuk

proses debug aplikasi. Window-window ini hanya dapat digunakan jika kita

menjalankan aplikasi dengan interface Visual Basic.

Gambar 2.22 Tampilan Window Immediate

Universitas Sumatera Utara

Page 39: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasirepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/42333/4/Chapter II.pdf · input serta menghasilkan output dalam proses transformasi yang teratur

49

Gambar 2.23 Tampilan Window Locals

Gambar 2.24 Tampilan Window Watches

Universitas Sumatera Utara