28
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 TINJAUAN UMUM REST AREA DI JALAN TOL 2.1.1 PENGERTIAN JALAN TOL Jalan umum yang merupakan bagian sistem jaringan jalan dan sebagai jalan nasional yang penggunanya diwajibkan membayar tol (PU, 2009). 2.1.2 PENGERTIAN REST AREA Rest Area atau tempat istirahat adalah suatu tempat dan fasilitas yang disediakan bagi pemakai jalan sehingga baik pengemudi, penumpang maupun kendaraannya dapat beristirahat untuk sementara karena alasan lelah (PU, 2009). Rest Area merupakan sebuah fasilitas yang memberikan kesempatan kepada pengemudi, awak, penumpang maupun kendaraannya untuk berhenti dan beristirahat. Sedangkan untuk kendaraannya, di rest area dapat mengisi bahan bakar, cek kendaraan, cuci kendaraan dan mengistirahatkan mesin (Purnamasari, 2012). Dari kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan rest area merupakan tempat istirahat bagi pengendara, dan penumpang untuk melepas lelah dan juga dapat berfungsi sebagai tempat untuk mengistirahatkan kendaraan setelah perjalanan jauh agar dapat bekerja kembali dengan maksimal. Sehingga selain diperlukan tempat istirahat, diperlukan juga tempat pelayanan bagi pengendara, penumpang maupun kendaraan itu sendiri. Pengertian dari tempat pelayanan/service area itu sendiri adalah bagian dari lokasi Rest Area / tempat istirahat yang digunakan untuk melayani para pemakai jalan yang sedang beristirahat, dan dilengkapi dengan berbagai fasilitas umum (PU, 2009).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 TINJAUAN UMUM REST AREA DI …eprints.undip.ac.id/79987/2/ALIFA_WARDYASARI... · 2020-02-04 · Bina Marga (PU, 2009), disebutkan bahwa persyaratan Geometri

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 TINJAUAN UMUM REST AREA DI …eprints.undip.ac.id/79987/2/ALIFA_WARDYASARI... · 2020-02-04 · Bina Marga (PU, 2009), disebutkan bahwa persyaratan Geometri

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 TINJAUAN UMUM REST AREA DI JALAN TOL

2.1.1 PENGERTIAN JALAN TOL

Jalan umum yang merupakan bagian sistem jaringan jalan dan sebagai

jalan nasional yang penggunanya diwajibkan membayar tol (PU, 2009).

2.1.2 PENGERTIAN REST AREA

Rest Area atau tempat istirahat adalah suatu tempat dan fasilitas yang

disediakan bagi pemakai jalan sehingga baik pengemudi, penumpang maupun

kendaraannya dapat beristirahat untuk sementara karena alasan lelah (PU,

2009).

Rest Area merupakan sebuah fasilitas yang memberikan kesempatan kepada

pengemudi, awak, penumpang maupun kendaraannya untuk berhenti dan

beristirahat. Sedangkan untuk kendaraannya, di rest area dapat mengisi

bahan bakar, cek kendaraan, cuci kendaraan dan mengistirahatkan mesin

(Purnamasari, 2012).

Dari kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan rest area merupakan

tempat istirahat bagi pengendara, dan penumpang untuk melepas lelah dan

juga dapat berfungsi sebagai tempat untuk mengistirahatkan kendaraan setelah

perjalanan jauh agar dapat bekerja kembali dengan maksimal. Sehingga selain

diperlukan tempat istirahat, diperlukan juga tempat pelayanan bagi pengendara,

penumpang maupun kendaraan itu sendiri.

Pengertian dari tempat pelayanan/service area itu sendiri adalah bagian

dari lokasi Rest Area / tempat istirahat yang digunakan untuk melayani para

pemakai jalan yang sedang beristirahat, dan dilengkapi dengan berbagai fasilitas

umum (PU, 2009).

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 TINJAUAN UMUM REST AREA DI …eprints.undip.ac.id/79987/2/ALIFA_WARDYASARI... · 2020-02-04 · Bina Marga (PU, 2009), disebutkan bahwa persyaratan Geometri

7

2.1.3 FUNGSI REST AREA

Rest Area atau tempat istirahat memiliki fungsi utama yakni sebagai

tempat beristirahatnya pengendara dan penumpang agar terjaganya kebugaran

fisik dan psikologis yang berdampak pada kenyamanan dan kebugaran pikiran.

Selain itu sebagai tempat beristirahatnya kendaraan setelah menempuh jarak

jauh.

2.1.4 KETENTUAN REST AREA DAN TEMPAT PELAYANAN

Menurut

Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah

Nomor 353/KPTS/M/2001 tentang

Ketentuan Teknik, Tata Cara Pembangunan dan Pemeliharaan Jalan Tol

Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah

Bagian Kedelapan

Tempat Istirahat dan Pelayanan

Pasal 12

Penempatan Tempat Istirahat dan Pelayanan harus memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai

berikut:

(1) Jarak titik akhir lajur percepatan dengan titik awal perlambatan antara Tempat

Istirahat dan Pelayanan dengan simpang susun untuk jurusan yang sama

sekurang-kurangnya 3 (tiga) km.

(2) Jarak antara Tempat Istirahat dan Pelayanan yang tidak setipe sekurang-

kurangnya berjarak 10 (sepuluh) km dan tidak lebih dari 20 (dua puluh) km

pada masing-masing jurusan.

(3) Jarak antara Tempat Istirahat dan Pelayanan tipe B sekurang-kurangnya 10

(sepuluh) km dan tidak lebih dari 20 (dua puluh) km pada masing-masing

jurusan.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 TINJAUAN UMUM REST AREA DI …eprints.undip.ac.id/79987/2/ALIFA_WARDYASARI... · 2020-02-04 · Bina Marga (PU, 2009), disebutkan bahwa persyaratan Geometri

8

(4) Jarak antara Tempat Istirahat dan Pelayanan tipe A sekurang-kurangnya 40

(empat puluh) km dan tidak lebih dari 120 (seratus dua puluh) km pada

masing-masing jurusan.

(5) Jarak penempatan bangunan Tempat Istirahat dan Pelayanan minimal 12.5

(dua belas koma lima) km dari tepi lajur lalu lintas.

(6) Setiap Tempat Istirahat dan Pelayanan dilarang dihubungkan dengan akses

apapun dari luar jalan tol.

(7) Lokasi, tata letak dan rencana teknik Tempat Istirahat dab Pelayanan

ditentukan oleh Badan berdasarkan teknik yang diterapkan oleh Pembina Jalan

2.1.5 KLASIFIKASI REST AREA DAN TEMPAT PELAYANAN

Menurut

Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah

Nomor 354/KPTS/M/2001 tentang

Kegiatan Operasi Jalan Tol

Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah

Bagian Kedua

Tempat Istirahat dan Pelayanan

Pasal 18

(1) Tempat Istirahat dan Pelayanan terdiri dari tipe A dan tipe B.

(2) Tempat Istirahat dan Pelayanan tipe A dilengkapi dengan sarana pelayanan

umum sekurang – kurangnya terdiri atas:

a) Parkir untuk 100 kendaraan

b) Ruang istirahat

c) Peturasan

d) Mushola

e) Etalase / iklan

f) Restoran

g) Pompa pengisian bahan bakar

h) Bengkel

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 TINJAUAN UMUM REST AREA DI …eprints.undip.ac.id/79987/2/ALIFA_WARDYASARI... · 2020-02-04 · Bina Marga (PU, 2009), disebutkan bahwa persyaratan Geometri

9

i) Toko kecil

j) Sarana informasi

k) Telepon umum.

(3) Tempat Istirahat dan Pelayanan tipe B dilengkapi dengan sarana pelayanan

umum sekurang – kurangnya terdiri atas:

a) Tempat parkir sekurang - kurangnya 25 kendaraan

b) Peturasan

c) Mushola

d) Kedai

e) Sarana informasi

f) Telepon umum.

(4) Tempat Istirahat dan Pelayanan harus sudah dibangun dan beroperasi dengan

ketentuan sebagai berikut :

a) Tempat Istirahat dan Pelayanan tipe A paling lambat 3 (tiga) tahun sejak

dioperasikannya Jalan Tol.

b) Tempat Istirahat dan Pelayanan tipe B harus berfungsi pada saat Jalan Tol

dioperasikan.

2.1.6 TIPE FASILITAS REST AREA DAN TEMPAT PELAYANAN

Pada setiap fasilitas di Tempat Istirahat memiliki standar minimum

berdasarkan tingkat lelah. Tingkat lelah dapat ditentukan dari jarak Tempat

Istirahat sesuai dengan Tabel berikut:

Tabel 2.1 Penempatan Fasilitas Rest Area

NO TINGKAT LELAH TIPE FASILITAS

JARAK TEMPAT ISTIRAHAT

(SEBELUM TITIK RAWAN

LAKA)

1 Ringan I 7-10 KM

2 Sedang II 11-15 KM

3 Berat III 16-25 KM

Sumber : Lampiran no.15 Keputusan Direktur Jenderal Bina Marga No.

76/KPTS/Db/1999 tentang Tata Cara Penentuan Lokasi Tempat Istirahat

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 TINJAUAN UMUM REST AREA DI …eprints.undip.ac.id/79987/2/ALIFA_WARDYASARI... · 2020-02-04 · Bina Marga (PU, 2009), disebutkan bahwa persyaratan Geometri

10

Jika lokasi penempatan fasilitas Tempat Istirahat pada Tabel 4 di atas tidak

dapat dilakukan karena keterbatasan panjang jahin bebas hambatan yang ada atau

direncanakan, maka posisi atau jarak dari gerbang Tol ke lokasi ftsilitas Tempat

Istirahat dapat didasarkan sebagai berikut:

Lelah Ringan : 5 - 7 km dari gerbang Tol.

Lelah Sedang : 3 - 4 km dari gerbang Tol.

Lelah Berat : 1 - 2 km dari gerbang Tol.

Dengan mengetahui tingkat lelah maka dapat ditentukan standar minimum fasilitas

sebagai berikut:

2.1.6.1 TEMPAT PARKIR

Tabel 2.2 Luas Standar Parkir

NO TIPE FASILITAS PARKIR LUAS MINIMUM (M2)

1 I 150

2 II 300

3 III 500

Sumber : Lampiran no.15 Keputusan Direktur Jenderal Bina Marga No.

76/KPTS/Db/1999 tentang Tata Cara Penentuan Lokasi Tempat Istirahat

Sedangkan standar ruang parkir meunurut Ernst Neufret adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1 Ruang Parkir

Mobil Paralel

Sumber (Neufret, 2002)

Gambar 2.2 Ruang Parkir

Mobil sudut 30o

Sumber (Neufret, 2002)

Gambar 2.3 Ruang Parkir

Mobil sudut 45o

Sumber (Neufret, 2002)

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 TINJAUAN UMUM REST AREA DI …eprints.undip.ac.id/79987/2/ALIFA_WARDYASARI... · 2020-02-04 · Bina Marga (PU, 2009), disebutkan bahwa persyaratan Geometri

11

Gambar 2.4 Ruang Parkir

Mobil sudut 60o

Gambar 2.5 Ruang Parkir

Mobil sudut 90o dengan lebar

2.3m

Gambar 2.6 Ruang Parkir

Mobil sudut 90o dengan lebar

2.5m

Sumber (Neufret, 2002) Sumber (Neufret, 2002) Sumber (Neufret, 2002)

Gambar 2.8 Ruang Parkir

Truk Gandeng 45o

Gambar 2.7 Ruang Parkir

Truk Gandeng 30o

Gambar 2.9 Ruang Parkir

Truk Gandeng 90o

Sumber (Neufret, 2002) Sumber (Neufret, 2002) Sumber (Neufret, 2002)

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 TINJAUAN UMUM REST AREA DI …eprints.undip.ac.id/79987/2/ALIFA_WARDYASARI... · 2020-02-04 · Bina Marga (PU, 2009), disebutkan bahwa persyaratan Geometri

12

Sedangkan standar dimensi kendaraan meunurut Departemen Pekerja Umum adalah

sebagai berikut:

Tabel 2.3 Standar Dimensi Kendaraan

Sumber : (PU, 2009)

Gambar 2.10 Ruang Parkir

Truk Tunggal Dibawah 45o

Gambar 2.11 Ruang Parkir

Truk Tunggal 90o

Sumber (Neufret, 2002) Sumber (Neufret, 2002)

Gambar 2.12 Dimensi

Mobil Penumpang

Gambar 2.13 Dimensi Bus

Sumber: (PU, 2009) Sumber: (PU, 2009)

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 TINJAUAN UMUM REST AREA DI …eprints.undip.ac.id/79987/2/ALIFA_WARDYASARI... · 2020-02-04 · Bina Marga (PU, 2009), disebutkan bahwa persyaratan Geometri

13

Gambar 2.14 Dimensi Truk 2 As

Sumber: (PU, 2009)

Gambar 2.15 Dimensi Truk 3 As

Sumber: (PU, 2009)

Gambar 2.16 Dimensi Truk 4 As

Sumber: (PU, 2009)

Gambar 2.17 Dimensi Truk 5 As

Sumber: (PU, 2009)

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 TINJAUAN UMUM REST AREA DI …eprints.undip.ac.id/79987/2/ALIFA_WARDYASARI... · 2020-02-04 · Bina Marga (PU, 2009), disebutkan bahwa persyaratan Geometri

14

2.1.6.2 TOILET UMUM

Tabel 2.4 Luas Standar Toilet

NO

TIPE

FASILITAS

TOILET

JUMLAH LUAS

MINIMUM

(M2) ORANG

URINAL

(BUAH)

TOILET

PRIA

(BUAH)

TOILET

WANITA

(BUAH)

1 I <45 Min. 5 Min. 2 Min. 5 Min. 120

2 II 46-70 Min. 10 Min. 3 Min. 10 Min. 240

3 III >71 15-20 5-7 15-20 290-350

Sumber : Lampiran no.15 Keputusan Direktur Jenderal Bina Marga No.

76/KPTS/Db/1999 tentang Tata Cara Penentuan Lokasi Tempat Istirahat

Sedangkan standar ruang toilet meunurut Ernst Neufret adalah sebagai berikut:

Gambar 2.18 Ruang Toilet Satu Sisi

Sumber: (Neufret, 2002)

Gambar 2.19 Ruang Toilet Satu Sisi Dengan Saluran Air

Sumber: (Neufret, 2002)

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 TINJAUAN UMUM REST AREA DI …eprints.undip.ac.id/79987/2/ALIFA_WARDYASARI... · 2020-02-04 · Bina Marga (PU, 2009), disebutkan bahwa persyaratan Geometri

15

Gambar 2.20 Ruang Toilet Satu Sisi Dengan Urinoir

Sumber: (Neufret, 2002)

Gambar 2.21 Ruang Toilet Dua Sisi

Sumber: (Neufret, 2002)

Gambar 2.22 Ruang Toilet Untuk

Penyandang Disabilitas

Sumber: (Neufret, 2002)

Gambar 2.23 Ruang Untuk Urinoir

Sumber: (Neufret, 2002)

Gambar 2.24 Ruang Untuk Wastafel

Sumber: (Neufret, 2002)

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 TINJAUAN UMUM REST AREA DI …eprints.undip.ac.id/79987/2/ALIFA_WARDYASARI... · 2020-02-04 · Bina Marga (PU, 2009), disebutkan bahwa persyaratan Geometri

16

2.1.6.3 TEMPAT DUDUK, TELEPON UMUM, MUSHOLA, DAN TAMAN

Tabel 2.5 Luas Standar Tempat Duduk, Telepon Umum, Musholla, dan Taman

NO TIPE

FASILITAS

JUMLAH LUAS MINIMUM (M2)

TEMPAT

DUDUK

(BUAH)

TELEPON

UMUM

(BUAH)

MUSHOLA TAMAN

1 I >20 1 9 500

2 II >30 2 15 1000

3 III >50 3 21 5000

Sumber : Lampiran no.15 Keputusan Direktur Jenderal Bina Marga No.

76/KPTS/Db/1999 tentang Tata Cara Penentuan Lokasi Tempat Istirahat

Sedangkan standar ruang untuk ruang mushola menurut beberapa sumber adalah

sebagai berikut:

Gambar 2.26 Ruang Wudhu Berdiri

Sumber: (Suparwoko, 2016)

Gambar 2.25 Dimensi Manusia pada saat Sholat

Sumber: (Neufret, 2002)

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 TINJAUAN UMUM REST AREA DI …eprints.undip.ac.id/79987/2/ALIFA_WARDYASARI... · 2020-02-04 · Bina Marga (PU, 2009), disebutkan bahwa persyaratan Geometri

17

Gambar 2.27 Ruang Wudhu Duduk

Sumber: (Suparwoko, 2016)

Gambar 2.28 Dimensi Manusia pada Ruang Wudhu

Sumber: (Suparwoko, 2016)

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 TINJAUAN UMUM REST AREA DI …eprints.undip.ac.id/79987/2/ALIFA_WARDYASARI... · 2020-02-04 · Bina Marga (PU, 2009), disebutkan bahwa persyaratan Geometri

18

2.1.6.4 RESTORAN

Tabel 2.6 Luas Standar Restoran

NO TIPE

FASILITAS

JUMLAH LUAS

MINIMUM

(M2)

PENGUNJUNG

(ORANG)

TEMPAT DUDUK

(BUAH)

1 I dan II a <100 70 400

2 II b 150-101 100 500

3 III a 200-151 130 650

4 III b 250-201 160 800

5 III c >251 190 950

Sumber : Lampiran no.15 Keputusan Direktur Jenderal Bina Marga No.

76/KPTS/Db/1999 tentang Tata Cara Penentuan Lokasi Tempat Istirahat

2.1.6.5 KIOS

Tabel 2.7 Luas Standar Kios

NO TIPE

FASILITAS

JUMLAH LUAS

MINIMUM

(M2)

PENGUNJUNG

(ORANG)

TEMPAT DUDUK

(BUAH)

1 I a <100 30 140

2 I b 150-101 40 170

3 II a 250-201 60 210

4 II b >251 80 250

Sumber : Lampiran no.15 Keputusan Direktur Jenderal Bina Marga No.

76/KPTS/Db/1999 tentang Tata Cara Penentuan Lokasi Tempat Istirahat

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 TINJAUAN UMUM REST AREA DI …eprints.undip.ac.id/79987/2/ALIFA_WARDYASARI... · 2020-02-04 · Bina Marga (PU, 2009), disebutkan bahwa persyaratan Geometri

19

2.1.6.6 SPBU

Tabel 2.8 Luas Standar SPBU

NO TIPE

FASILITAS

JUMLAH

FLOW

METER

(BUAH)

RUANG

PENGISIAN

BAHAN

BAKAR (M2)

KANTOR

(M2)

CARWASH

/BENGKEL

(M2)

LAIN-LAIN

(M2)

LUAS

TOTAL

(M2)

1 I dan II 4 300 120 - 50 470

2 III 4 300 120 80 50 550

Sumber : Lampiran no.15 Keputusan Direktur Jenderal Bina Marga No.

76/KPTS/Db/1999 tentang Tata Cara Penentuan Lokasi Tempat Istirahat

Luas SPBU ditentukan berdasarkan jumlah kendaraan yang dilayani

Stasiun bahan bakar standar memiliki flow meter.

2.1.7 PERSYARATAN GEOMETRI JALAN KELUAR DAN JALAN MASUK

Menurut Standar Konstruksi dan Bangunan tentang Geometri Jalan Bebas

Hambatan untuk Jalan Tol oleh Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal

Bina Marga (PU, 2009), disebutkan bahwa persyaratan Geometri Jalan Keluar dan

Jalan Masuk sebagai berikut :

a) Jarak antara nose ramp jalan masuk (on ramp) simpangsusun dengan nose

ramp jalan keluar (off ramp) ke tempat istirahat dan pelayanan atau sebaliknya

pada arah yang sama minimal adalah 5 (lima) km.

b) Jarak interval antara tempat istirahat dan pelayanan pada arah yang sama

ditentukan sebagaimana berikut ini:

Tabel 2.9 Jarak Interval Antara Tempat Istirahat dan Pelayanan

Jarak Minimum

(KM)

Jarak Maksimum

(KM)

Jarak tempat istirahat dengan tempat

istirahat dan pelayanan 10 20

Jarak tempat pelayanan dengan tempat

pelayanan 30 50

Sumber: (PU, 2009)

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 TINJAUAN UMUM REST AREA DI …eprints.undip.ac.id/79987/2/ALIFA_WARDYASARI... · 2020-02-04 · Bina Marga (PU, 2009), disebutkan bahwa persyaratan Geometri

20

c) Geometri jalur utama pada lokasi tempat istirahat harus memenuhi ketentuan

berikut ini:

Tabel 2.10 Geometri Jalur Utama pada Lokasi Tempat Istirahat

VR Jalur Utama (km/jam)

Komponen Geometri

Radius Tikungan

Minimum (m) Landai Maksimum (%)

120 2000 2

100 1500 2

80 1000 3

60 500 4

Sumber: (PU, 2009)

Geometri jalan keluar dan jalan masuk (ramp) dengan 1 lajur lalu lintas harus

memenuhi kriteria berikut ini:

Tabel 2.11 Geometri Jalan Keluar dan Jalan Masuk (Ramp) dengan 1 Lajur Lalu

Lintas

Komponen Geometri Standar Kriteria

Kecepatan Rencana 40 km / jam

Lebar Lajur 4 meter

Lebar Bahu Luar (Kiri) 2,5 meter

Lebar Bahu Dalam (Kanan) 0,5 meter

Kemiringan Melintang Normal 2 %

Landai Maksimum 6 %

Sumber: (PU, 2009)

d) Jalan dan/atau prasarana pergerakan lalulintas di dalam kawasan tempat

istirahat dan pelayanan harus dilengkapi dengan pengaturan lalu lintas dan

rambu-rambu.

e) Jalan masuk dan jalan keluar (on/off ramp) tempat istirahat dan pelayanan

dilengkapi dengan lajur perlambatan dan lajur percepatan dengan ketentuan

berikut ini:

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 TINJAUAN UMUM REST AREA DI …eprints.undip.ac.id/79987/2/ALIFA_WARDYASARI... · 2020-02-04 · Bina Marga (PU, 2009), disebutkan bahwa persyaratan Geometri

21

Lajur percepatan dan lajur perlambatan dapat menggunakan tipe seperti

dibawah ini:

Gambar 2.29 Lajur Percepatan Tipe Taper

Sumber: (PU, 2009)

Gambar 2.30 Lajur Percepatan Tipe Paralel

Sumber: (PU, 2009)

Gambar 2.31 Lajur Perlambatan Tipe Taper

Sumber: (PU, 2009)

Gambar 2.32 Lajur Perlambatan Tipe Paralel

Sumber: (PU, 2009)

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 TINJAUAN UMUM REST AREA DI …eprints.undip.ac.id/79987/2/ALIFA_WARDYASARI... · 2020-02-04 · Bina Marga (PU, 2009), disebutkan bahwa persyaratan Geometri

22

Panjang dari lajur percepatan dan lajur perlambatan harus memenuhi

ketentuan sebagai berikut:

Panjang taper minimum untuk pergerakan memisah dan menggabung

adalah sebagai berikut:

f) Jarak nose ramp jalan keluar dan jalan masuk dengan pencabangannya atau

dengan fasilitas umum (area tempat parkir, area SPBU, dan lain-lain) minimal 60

meter.

Tabel 2.12 Panjang Lajur Percepatan Minimum

Sumber: (PU, 2009)

Tabel 2.13 Panjang Lajur Perlambatan Minimum

Sumber: (PU, 2009)

Tabel 2.14 Panjang Taper Lajur Tunggal

Sumber: (PU, 2009)

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 TINJAUAN UMUM REST AREA DI …eprints.undip.ac.id/79987/2/ALIFA_WARDYASARI... · 2020-02-04 · Bina Marga (PU, 2009), disebutkan bahwa persyaratan Geometri

23

2.2 TINJAUAN UMUM ZERO ENERGY BUILDING

Zero Energy Building adalah bangunan yang secara keseluruhan (net) tidak

mengonsumsi energi yang bersumber dari listrik negara (PLN) maupun bahan

bakar fosil. Dengan kata lain ZEB merupakan konsepsi bangunan yang dapat

menucukupi kebutuhan energinya sendiri dari sumber energi terbarukan seperti

matahari, angin, air, bahan bakar nabati, biomassa, dan biogas. (Magdalena &

Tondobala, 2016)

Zero Energy Building adalah Bangunan Tanpa Energi yang mana bangunan secara

keseluruhan tidak mengonsumsi energi yang bersumber dari luar seperti listrik

negara (PLN) melainkan bangunan menghasilkan energinya sendiri dengan

memanfaatkan alam sekitar sebagai sumber energi. (Laatung, Gosal, &

Karongkong, 2017)

Berdasarkan definisi tersebut, akan muncul hasil yang berbeda mengenai

pemahaman ZEB tergantung pada tujuan proyek, anggaran dan biaya, serta pemilik.

Hasil ZEB akan bervariasi (Laatung, Gosal, & Karongkong, 2017), seperti:

Net Zero Site Energy Building (Site ZEB) adalah bangunan yang menghasilkan energi

sebanyak jumlah energi yang digunakan selama satu tahun yang di kalkulasi dari

bangunan.

Net Zero Source Energy Building (Source ZEB) adalah bangunan yang menghasilkan

energi sebanyak jumlah energi yang digunakan selama satu tahun dikalkulasi dari

sumber energi. Sumber energi merupakan energi primer yang dibutuhkan untuk

menghasilkan dan menyalurkan energi ke bangunan.

Net Zero Energy Cost Building (Cost ZEB) adalah bangunan yang menggunakan

energi dengan total biaya yang sama dengan jumlah biaya untuk menghasilkan

energi.

Net Zero Energy Emissions Building adalah bangunan yang menghasilkan emisi

dengan jumlah yang sama dengan jumlah emisi yang digunakan untuk

menghasilkan energi.

Net Off-Site Zero Energy Use adalah sebuah bangunan dapat dianggap sebagai ZEB

jika energi yang digunakan 100% berasal dari sumber energi terbarukan.

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 TINJAUAN UMUM REST AREA DI …eprints.undip.ac.id/79987/2/ALIFA_WARDYASARI... · 2020-02-04 · Bina Marga (PU, 2009), disebutkan bahwa persyaratan Geometri

24

Off-Grid-ZEBs adalah bangunan yang berdiri sendiri dan tidak terhubung ke fasilitas

utilitas energi lain (off-site). Bangunan ini membutuhkan pendistribusian

pembangkit energi terbarukan dan kemampuan penyimpanan energi (untuk saat

matahari tidak bersinar, angin tidak bertiup, dan lain – lain). Off-Grid- adalah

sebuah konsep bangunan di mana keseimbangan konsumsi energi sendiri dan

produksi dapat dilakukan berdasarkan jam atau dasar yang lebih kecil.

Bangunan yang menghasilkan energi lebih dari energi yang digunakan selama satu

tahun disebut Energy-Plus Building dan bangunan yang mengonsumsi energi lebih

sedikit dari energi yang dihasilkan di sebut Near Zero-Energy Building (NZEB) atau Ultra-

Low Energy. Konsep ZEB mengizinkan berbagai cara dan pilihan untuk memproduksi,

mengoptimalkan, dan melestarikan energi yang di gunakan dalam bangunan. Konsepsi

ZEB menggunakan energi terbarukan (Renewable Energy) sebagai sumber energi utama

dan sebisa mungkin menghindari penggunaan energi tak terbarukan (Unrenewable

Energy).

Selain menggunakan energi terbarukan sebagai sumber energi, dapat juga

dilakukan berbagai strategi desain sebagai upaya menghemat energi (Magdalena &

Tondobala, 2016), seperti berikut ini:

a) Meminimalkan Panas Transmitans

Mengurangi panas yang masuk dapat dilakukan melalui berbagai cara seperti

menggunakan shading fotovoltaik, fasad berventilasi, fasad bervegetasi, maupun

teknik double skin. Upaya ini dapat mengurangi beban kerja pendingin udara.

b) Pencahayaan Siang Hari

Pemanfaatan cahaya matahari yang dapat masuk jauh ke dalam bangunan

dapat mengurangi jumlah penerangan buatan dan dapat dilakukan dengan upaya

sebagai berikut:

Mirror Ducts merupakan saluran cermin yang menangkap cahaya matahari yang

kemudian disalurkan melalui reflektor dan kemudian disebarkan ke seluruh

ruangan.

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 TINJAUAN UMUM REST AREA DI …eprints.undip.ac.id/79987/2/ALIFA_WARDYASARI... · 2020-02-04 · Bina Marga (PU, 2009), disebutkan bahwa persyaratan Geometri

25

Light Shelves merupakan sekat reflektor yang dipasang melintang pada

jendela yang memantulkan cahaya yang datang dari jendela ke arah langit-

langit yang kemudian cahaya yang terpantulkan dari langit-langit dapat

masuk lebih jauh ke dalam ruangan.

Gambar 2.33 Mirror Ducts

Sumber: (Magdalena & Tondobala, 2016)

Gambar 2.34 Light Shelves

Sumber: (Chuldesachd, 2013)

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 TINJAUAN UMUM REST AREA DI …eprints.undip.ac.id/79987/2/ALIFA_WARDYASARI... · 2020-02-04 · Bina Marga (PU, 2009), disebutkan bahwa persyaratan Geometri

26

Sky Light merupakan bukaan pada langit-langit atau atap bangunan agar

cahaya dapat masuk kedalam bangunan.

c) Penghawaan Alami

Pemakaian energi terbesar dalam sebuah bangunan berasal dari sistem

penghawaan, maka dari itu diperlukan upaya strategi desain yang dapat

mengurangi pemakaian AC seperti menerapkan sistem cross ventilation.

2.3 STUDI BANDING

2.3.1 Rest Area KM 22 Ruas Tol Semarang-Solo

Rest Area km 22 Tol Semarang-Solo yang dikelola oleh PT. Linggajati

memiliki luas 5,2 Ha dengan luas bangunan +31.220 m2. Rest area ini beroperasi

sejak 2016. Rata-rata kendaraan yang masuk ke rest area ini per harinya

mencapai +6.965 kendaraan. Fasilitas parkir di area ini mampu menampung

hingga 1.125 kendaraan. Selain itu fasilitas lainnya yang terdapat di rest area ini

yaitu toilet umum, masjid, restoran/rumah makan, pujasera, coffe shop, mini

market, toko oleh-oleh, ATM center, dan SPBU. Kedepannya pada rest area ini

akan dibangun playground seluas +1.000 m2. (Fandha, 2018)

Gambar 2.35 Tangkapan Udara Rest Area Tipe A KM 22

Sumber: Google Maps

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 TINJAUAN UMUM REST AREA DI …eprints.undip.ac.id/79987/2/ALIFA_WARDYASARI... · 2020-02-04 · Bina Marga (PU, 2009), disebutkan bahwa persyaratan Geometri

27

Gambar 2.36 Alur Sirkulasi Rest Area Tipe A KM 22

Sumber: Survey Lapangan

Gambar 2.37 Fasilitas di Rest Area Tipe A KM 22

Sumber: Survey Lapangan

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 TINJAUAN UMUM REST AREA DI …eprints.undip.ac.id/79987/2/ALIFA_WARDYASARI... · 2020-02-04 · Bina Marga (PU, 2009), disebutkan bahwa persyaratan Geometri

28

Gambar 2.38 Situasi di Rest Area Tipe A KM 22

Sumber: (Fandha, 2018)

Gambar 2.39 Masjid di Rest Area Tipe A KM 22

Sumber: (Fandha, 2018)

Gambar 2.40 Pujasera dan Toilet di Rest Area Tipe A KM 22

Sumber: (Fandha, 2018)

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 TINJAUAN UMUM REST AREA DI …eprints.undip.ac.id/79987/2/ALIFA_WARDYASARI... · 2020-02-04 · Bina Marga (PU, 2009), disebutkan bahwa persyaratan Geometri

29

Gambar 2.41 ATM Center di Rest Area Tipe A KM 22

Sumber: (Fandha, 2018)

Gambar 2.42 Coffe Shop di Rest Area Tipe A KM 22

Sumber: (Fandha, 2018)

Gambar 2.43 SPBU di Rest Area Tipe A KM 22

Sumber: (Fandha, 2018)

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 TINJAUAN UMUM REST AREA DI …eprints.undip.ac.id/79987/2/ALIFA_WARDYASARI... · 2020-02-04 · Bina Marga (PU, 2009), disebutkan bahwa persyaratan Geometri

30

2.3.2 Rest Area KM 207 Ruas Tol Palimanan-Kanci

Rest Area km 207 Tol Palikanci ini dikelola oleh PT. Jasa Marga. Pada

Tempat Istirahat ini terdapat fasilitas-fasilitas guna untuk memenuhi kebutuhan

pengguna jalan tol seperti SPBU, toilet umum, masjid, pujasera, restoran/rumah

makan, mini market, parkir kendaraan untuk kecil dan besar, ATM center,

tempat istirahat dan taman.

Gambar 2.44 Tangkapan Udara Rest Area Tipe A KM 207

Sumber: Google Maps

Gambar 2.45 Alur Sirkulasi Rest Area Tipe A KM 207

Sumber: Analisa Pribadi

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 TINJAUAN UMUM REST AREA DI …eprints.undip.ac.id/79987/2/ALIFA_WARDYASARI... · 2020-02-04 · Bina Marga (PU, 2009), disebutkan bahwa persyaratan Geometri

31

Gambar 2.46 Fasilitas di Rest Area Tipe A KM 207

Sumber: Analisa Pribadi

Gambar 2.47 Masjid di Rest Area Tipe A KM 207

Sumber: Google Street

Gambar 2.48 Toilet di Rest Area Tipe A KM 207

Sumber: Google Street

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 TINJAUAN UMUM REST AREA DI …eprints.undip.ac.id/79987/2/ALIFA_WARDYASARI... · 2020-02-04 · Bina Marga (PU, 2009), disebutkan bahwa persyaratan Geometri

32

Gambar 2.49 Pujasera di Rest Area Tipe A KM 207

Sumber: Google Street

Gambar 2.50 Rumah Makan di Rest Area Tipe A KM 207

Sumber: Google Street

Gambar 2.51 SPBU di Rest Area Tipe A KM 207

Sumber: Google Street

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 TINJAUAN UMUM REST AREA DI …eprints.undip.ac.id/79987/2/ALIFA_WARDYASARI... · 2020-02-04 · Bina Marga (PU, 2009), disebutkan bahwa persyaratan Geometri

33

Gambar 2.52 Tempat Istirahat di Rest Area Tipe A KM 207

Sumber: Google Street

Gambar 2.53 ATM Center di Rest Area Tipe A KM 207

Sumber: Google Street