12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1 Konsep Kaki 2.1.2 Definisi Kaki Kaki merupakan anggota gerak yang menjadi bagian penting bagi anggota tubuh, secara biomekanika kaki merupakan bagian yang berfungsi sebagai penerima beban dari seluruh anggota tubuh. Kaki juga bagian penting bukan hanya pelengkap dari bagian tubuh akan tetapi juga untuk menopang berat tubuh, disamping untuk menopang tubuh, kaki juga mempunyai peran dan fungsinya tersendiri (Weller, 2013). Menurut (Fu, 2017;Sallika, 2010) kaki adalah bagian tubuh yang sering tidak diperhatikan oleh setiap orang, sehingga menimbulkan banyak sekali masalah seperti, kulit kering, jamur, tumit pecah-pecah, varises, bau tidak sedap atau bau kaki. 2.1.3 Bau Kaki (Feet Odor) Bau kaki merupakan bau yang terjadi ketika keringat bercampur dengan bakteri. Bau kaki berbeda dari jenis bau pada umunya seperti bau badan dan sebagainya. Kaki terdapat kelenjar keringat yang disebut kelenjar ekrin dan apokrin, kelenjar ekrin cenderung tipis dan berair, sehingga menguap lebih cepat dan tidak menimbulkan bau, sedangkan pada kelenjar apokrin mengandung protein dan asam amino yang berperan sebagai nutrisi bagi bakteri, sehingga bakteri mampu bertahan hidup pada kulit, bakteri inilah yang menghasilkan bau. Keringat pada kaki berasal dari kelenjar ekrin (Tiran & Nastiti, 2014). Beberapa penelitian berpendapat bahwa saat berjalan tanpa alas kaki untuk waktu yang lama dan kontak langsung dengan tanah mengakibatkan suhu di kaki akan meningkat. Untuk menyeimbangkan suhu di kaki maka tubuh memproduksi keringat secara berlebih (Setiawan & Suling, 2018).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1 Konsep Kaki 2.1eprints.umm.ac.id/60453/3/bab 2.pdfinfeksi, menecegah terjadinya bau kaki dan melihat masalah pada kuku kaki dan tangan. Masalah yang sering

  • Upload
    others

  • View
    0

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1 Konsep Kaki 2.1eprints.umm.ac.id/60453/3/bab 2.pdfinfeksi, menecegah terjadinya bau kaki dan melihat masalah pada kuku kaki dan tangan. Masalah yang sering

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.1 Konsep Kaki

2.1.2 Definisi Kaki

Kaki merupakan anggota gerak yang menjadi bagian penting bagi anggota

tubuh, secara biomekanika kaki merupakan bagian yang berfungsi sebagai penerima

beban dari seluruh anggota tubuh. Kaki juga bagian penting bukan hanya pelengkap

dari bagian tubuh akan tetapi juga untuk menopang berat tubuh, disamping untuk

menopang tubuh, kaki juga mempunyai peran dan fungsinya tersendiri (Weller, 2013).

Menurut (Fu, 2017;Sallika, 2010) kaki adalah bagian tubuh yang sering tidak

diperhatikan oleh setiap orang, sehingga menimbulkan banyak sekali masalah seperti,

kulit kering, jamur, tumit pecah-pecah, varises, bau tidak sedap atau bau kaki.

2.1.3 Bau Kaki (Feet Odor)

Bau kaki merupakan bau yang terjadi ketika keringat bercampur dengan

bakteri. Bau kaki berbeda dari jenis bau pada umunya seperti bau badan dan sebagainya.

Kaki terdapat kelenjar keringat yang disebut kelenjar ekrin dan apokrin, kelenjar ekrin

cenderung tipis dan berair, sehingga menguap lebih cepat dan tidak menimbulkan bau,

sedangkan pada kelenjar apokrin mengandung protein dan asam amino yang berperan

sebagai nutrisi bagi bakteri, sehingga bakteri mampu bertahan hidup pada kulit, bakteri

inilah yang menghasilkan bau. Keringat pada kaki berasal dari kelenjar ekrin (Tiran &

Nastiti, 2014). Beberapa penelitian berpendapat bahwa saat berjalan tanpa alas kaki

untuk waktu yang lama dan kontak langsung dengan tanah mengakibatkan suhu di kaki

akan meningkat. Untuk menyeimbangkan suhu di kaki maka tubuh memproduksi

keringat secara berlebih (Setiawan & Suling, 2018).

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1 Konsep Kaki 2.1eprints.umm.ac.id/60453/3/bab 2.pdfinfeksi, menecegah terjadinya bau kaki dan melihat masalah pada kuku kaki dan tangan. Masalah yang sering

8

Kulit manusia terdiri dari tiga lapisan, yaitu epidermis, dermis, dan jaringan

subkutan. Dalam lapisan epidermis terdapat desmosome yang terdiri dari berbagai jenis

lemak atau protein yang mengakibatkan terjadi regenerasi kulit yaitu, kulit yang telah

mati dan digantikan dengan kulit baru. Epidermis yang mengelupas disebut juga

dengan lapisan sel kulit mati. Sel kulit mati yang terdiri dari kreatin yang berperan

sebagai pelindung epidermis dan juga untuk mempertahankan tubuh dari kelembaban.

Sel-sel kulit mati yang menumpuk tidak hanya menyebabkan penyebaran bakteri,

tetapi juga beberapa masalah lain, seperti buruknya sirkulasi darah dan menurunnya

kepekaan terhadap dingin. Selain itu, sel-sel kulit mati ditemukan antara jari-jari kaki

yang juga menciptakan bau kaki (Liberta, 2010)

2.1.4 Faktor yang Mempengaruhi Penyebab Bau Kaki

1. Keringat

keringat merupakan suatu mekanisme yang berfungsi sebagai meregulasi suhu

tubuh untuk merespon pada kondisi yang berat atau panas. Pada manusia cara

mengeluarkan keringat berbeda antara satu dengan yang lain. Keringat

menghasilkan air, garam dan beberapa senyawa kimia, ketika kadar garam yang

relatif tinggi pada kulit sehigga dapat mempercepat petumbuhan koloni bakteri

(Brett R. Martin, 2015).

Tingkat keparahan keringat bisa berkelanjutan pada telapak tangan dan telapak

kaki yang mengalami kelembapan hampir setiap hari. Penelitian lainnya, sebagian

besar subyek sebanyak (47,6%) bahwa timbulnya hyperhidrosis terjadi pada usia 12

dan 17 tahun, (35%) pada usia ≥ 17 tahun, (10%) pada usia 6 dan 12 tahun, dan

(7,5%) pada usia 6 tahun (Gross et al., 2014).

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1 Konsep Kaki 2.1eprints.umm.ac.id/60453/3/bab 2.pdfinfeksi, menecegah terjadinya bau kaki dan melihat masalah pada kuku kaki dan tangan. Masalah yang sering

9

2. Infeksi jamur dan bakteri.

Bakteri secara alami berada pada kulit kaki manusia seperti propionibecterium

acnes, staphylococcus epidermis, staphyilococcus aureus, micrococci sp., dan bacillius subtilis

bakteri yang berasal dari spesies staphylococcus yang toleran terhadap kadar garam

yang relatif tinggi. Spesies bakteri predominan pada 50% staphylococcus di kulit adalah

staphylococcus epidermidis. bakteri ini mengubah asam amino yang ditemukan pada kulit

dan menghasilkan asam isovaleric yang menyebabkan bau kaki (Pinheiro et al., 2015).

Pertumbuhan bakteri yang dikeluarkan dari hasil sekresi pocrine (keringat apokrine

berasal dari kelenjar apokrin yang terdiri dari protein, asam amino, lipid,

karbohidrat, dan air), sedangkan eccrine (kelenjar ekrin yang berasal dari kelenjar

ekrin dan terdiri dari NaCl, asam asetat, asam propionate, asam koproat, asam

koprionat, asal laktat, asam sitrat, urea dan air) dan sebaceous gland (Rittie, Sachs,

Orringer, Voorhees, & Fisher, 2013).

3. Pemakaian sepatu yang tertutup

Bau kaki berawal dari keringat yang bercampur dengan bakteri sehingga

menjadi bau. Salah satu penyebabnya adalah pemakaian bahan alas kaki atau sepatu

yang salah. Alas kaki atau sepatu yang terbuat dari plastik atau bahan sintetik susah

dalam meyerap keringat sehingga kaki mudah lembab (Sallika, 2010). Keadaan kaki

yang tertutup dan penggunaan yang telalu lama serta didukung oleh suhu yang tinggi

atau cuaca panas sehingga timbulnnya penguapan lembab sehingga terjadinya

pertumbuhan bakteri. Pada awalnya bakteri menempel pada sepatu dan kaos kaki,

namun seiring waktu akan menempel pada kaki dan kulit yang mengakibatkan bau

kaki (Tiran & Nastiti, 2014).

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1 Konsep Kaki 2.1eprints.umm.ac.id/60453/3/bab 2.pdfinfeksi, menecegah terjadinya bau kaki dan melihat masalah pada kuku kaki dan tangan. Masalah yang sering

10

2.1.5 Penatalaksanaan Bau Kaki

Bau kaki sering disebabkan karena keringat yang bercampur dengan bakteri

sehingga, cara mengatasinya yaitu:

1. Rendam kaki dengan air hangat, lalu menyikat kaki, serta kuku dengan sikat gigi

yang lembut. Setelah bersih, keringkan dan beri pelembap. cara ini bisa

dilakukan seminggu 3 kali (Chomaria, 2018).

2. Menurut (Fu, 2017) dalam bukunya mengatakan jika seduhan air teh yang

hangat dan direndam semalam 30 menit dapat mengatasi jamur pada kaki

penyebab kutu air karena, zat Tanin yang terkandung dalam teh membantu

mengurangi bau tidak sedap yang disebabkan oleh aktifitas bakteri.

3. Penelitian (Sharquie et al., 2013) ini menunjukkan bahwa seng sulfat adalah

mode terapi efektif dalam pengobatan bau kaki sebanyak 70% pasien setelah

dua minggu. Sebanyak 70% pembersihan berlanjut setelah dua bulan.

Mekanisme kerja seng sulfat topikal tidak dijelaskan dengan baik tetapi

kemungkinan besar terkait dengan efek antibakteri, antijamur dan anti-keringat.

Kesimpulannya, larutan seng sulfat 15% topikal terbukti efektif dalam

membersihkan bau kaki pada 70% pasien dan memiliki tindakan terapi dan

profilaksis.

4. Menurut (Hatranti, 2010) dalam bukunya mengatakan salah satu cara untuk

mengurangi bau kaki yaitu dengan pemberian bubuk teh. Bubuk teh dibalurkan

pada kaki dan dilakukan pada malam sebelum tidur dan pagi hari. Gunakan

kaos kaki yang tipis agar teh yang dibalurkan tidak mudah hilang.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1 Konsep Kaki 2.1eprints.umm.ac.id/60453/3/bab 2.pdfinfeksi, menecegah terjadinya bau kaki dan melihat masalah pada kuku kaki dan tangan. Masalah yang sering

11

2.1.6 Dampak Bau Kaki Pada

1. Kecemasan

Kecemasan merupakan respon terhadap ancaman atau stressor yang datang baik

dari dalam diri individu maupun dari lingkungan. Kecemasan adalah suatu

keadaan patologik yang ditandai oleh perasaan ketakutan yang disertai sistem

saraf otonom yang hiperaktif. Kecemasan sendiri adalah reaksi emosional yang

sering muncul seperti khawatir, gelisah, tegang, dan kurang percaya diri

(Kristanto, Sumardjono, & Setyorini, 2014)

2. Citra diri

Citra diri merupakan gambaran tentang tubuh yang dibentuk dalam pikiran,

dimana perasaan tentang tubuh seperti, kuat atau lemah, tinggi atau pendek,

putih atau hitam, cantik atau jelek, wangi atau bau, maka dari itu setiap individu

diharuskan untuk dapat membangun citra diri yang positif, citra diri sendiri

yang positif tidak hanya tentang bentuk tubuh dan penampilan fisik akan tetapi

juga tentang perasaan, sikap, perilaku, dan aktivitas pada diri individu

(Ramadhani & Putrianti, 2014).

2.2 Konsep Kebersihan Diri (Personal Hygiene)

2.2.1 Definisi Kebersihan Diri (Personal Hygiene)

Kebersihan Diri (Personal Hygiene) berasal dari bahasa yunani yaitu personal yang

artinya perorangan dan hygiene yang artinya sehat. Personal hygiene adalah salah satu

kebutuhan dasar manusia dalam kehidupan sehari-hari kebersihan diri sangat

pentingan dan harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi psikis

seseorang. Kebersihan itu sendiri sangat dipengaruhi dari kebiasaan dari orang itu

sendiri, memelihara kebersihan dirinya dalam memperoleh kesehatan fisik yang

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1 Konsep Kaki 2.1eprints.umm.ac.id/60453/3/bab 2.pdfinfeksi, menecegah terjadinya bau kaki dan melihat masalah pada kuku kaki dan tangan. Masalah yang sering

12

bertujuan untuk mencegah timbulnya penyakit. Seseorang dikatakan memiliki personal

hygine yang baik adalah dengan menjaga kebersihan diri meliputi, perawatan kulit kepala,

rambut, mata, hidung, telingan, kuku, tangan, kaki dan perawatan keseluruh tubuh

(Aulia, Muhlisin, & Kartinah, 2014).

2.2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Personal Hygiene

Menurut potter dan perry (2012), dalam jurnal pengaruh pendidikan kesehatan

tahun 2015, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi seseorang untuk melakukan

personal hygine yaitu:

1. Citra tubuh

Citra tubuh merupakan konsep secara objektif seseorang terhadap penampilan

fisiknya. Citra tubuh sering berubah dan dipengaruhi oleh sehingga cara untuk

mempertahankan hygiene nya.

2. Faktor ekonomi

Status ekonomi seseorang sangat mempengaruhi jenis dan tingkat dalam

pemeliharaan personal hygiene, jika seseorang memiliki status ekonomi yang lebih

rendah maka memungkinkan praktik personal hygiene yang lebih rendah. Seseorang

mempengaruhi jenis dan praktik kebersihan yang dilakukan dengan adanya

ketersediaan barang yang memenuhi kebutuhannya seperti deodorant, sampo, pasta

gigi, dan kosmetik sebagai alat penunjang pemeliharaan hygiene dalam lingkungan

rumah. Pada penelitian (Ayatullah, 2012) dari 30 (83,3 %) remaja putri menurut

status ekonomi tinggi, 12 (33,3%) memiliki personal hygiene kurang dan 18 (50%)

memiliki personal hygine cukup. Sedangakan 6 (16,7%) dari remaja putri dengan status

ekonomi rendah, 0 (0,0%) memiliki personal hygine kurang dan 6 (16,7%) memliliki

personal hygine cukup, dengan p = 0,079 > 0,005

3. Faktor kebudayaan

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1 Konsep Kaki 2.1eprints.umm.ac.id/60453/3/bab 2.pdfinfeksi, menecegah terjadinya bau kaki dan melihat masalah pada kuku kaki dan tangan. Masalah yang sering

13

Kebudayaan (kepercayaan) akan nilai pribadi seseorang akan mempengaruhi

praktik dalam personal hygiene. Dalam masyarakat akan menghasilkan suatu pola yang

pada umumnya disebut kebudayaan, kebudayaan ini terbentuk dalam waktu yang

lama sebagai perkembangan kehidupan suatu masyarakat. Kebudayaan akan selalu

berubah baik secara lambat maupun secara cepat sesuai dengan perkembangan

zaman dan peradaban manusia. Pada penelitian (Ayatullah, 2012) dari 30 (83,3%)

remaja putri yang memilik kepercayaan (kebudayaan) cukup, 4 (11,1%) memiliki

personal hygiene kurang dan 26 (72,2%) memiliki personal hygiene cukup. Sedangkan dari

6 (16,7%) remaja putri yang memiliki kepercayaan (kebudayaan) kurang, 4 (11,1%)

dengan personal hygiene kurang dan 2 (5,6%) memiliki personal hygiene cukup, dengan p

= 0,014 < 0,005. Seseorang dengan latar kebudayaan yang berbeda akan

mempengaruhi perawatan personal hygiene.

2.2.3 Penatalaksanaan Personal Hygiene Pada Kaki

Kebersihan kuku Menurut penelitian (Lavenia & Dyasti, 2019), Kebersihan

kuku adalah menjaga kebersihan tangan dan kaki, sehingga mencegah timbulnya

infeksi, menecegah terjadinya bau kaki dan melihat masalah pada kuku kaki dan tangan.

Masalah yang sering terjadi pada kuku kaki dan tangan adalah perawatan yang salah

atau kurang yaitu dengan menggigit kuku atau memotong kuku dengan tidak tepat.

Berdasarkan penelitian analisis statistik diketahui bahwa 26% anak yang tidak

memotong kuku dengan rapi terinfeksi bakteri daripada 17% anak yang memotong

kuku. Berdasarkan penelitian lainya (Zebua, Santi, & Naria, 2014), bahwa responden

paling banyak mengalami gangguan kulit yaitu sebanyak (62,7%) 47 orang,

pengetahuan tentang personal hygiene dengan keluhan kulit (p=0,022), ada hubungan

tentang kebersihan kulit terhadap keluahan kulit (p=0,006), ada hubungan tentang

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1 Konsep Kaki 2.1eprints.umm.ac.id/60453/3/bab 2.pdfinfeksi, menecegah terjadinya bau kaki dan melihat masalah pada kuku kaki dan tangan. Masalah yang sering

14

kebersihan tangan, kaki dan kuku dengan keluhan kulit, ada hubungan tentang

kebersihan rambut dengan keluhan kulit (p=0,001).

2.3 Konsep Teh (Camellia Assamica)

2.3.1 Pengertian Teh (Camelia Assamica)

Dari ribuan teh yang berasal dari pohon teh, atau yang dinamakan Camelia

Sinesis, menurut istilah biologi, teh berasal dari family theaceae, genus camelliae. Asal

tanaman ini dari Cina, Tibet dan india bagian utara, ada dua jenis teh yaitu, jenis

tanaman Camellia Sinesis Varian Sinesi, yaitu yang berjenis daun kecil yang hidup

didaerah daratan tinggi di Cina tengah dan Jepang. Kedua adalah Camellia Sinesis Varian

Assamica, yaitu yang berjenis daun lebar yang tumbuh di daerah beriklim tropis seperti

dan lembab, dan paling umum ditanam di Indonesia. Varietas Assamica daun yang

sedikit besar dengan ujung yang runcing, bila di potong, pohon teh tumbuh sedikit

kecil setinggi 5-10 m, dengan bentuk seperti kerucut. Batang tanaman yang tegak,

bercabang-cabang, ujung ranting dan daun muda berambut halus. Daun teh berdaun

tunggal, bertangkai pendek, helai daun kaku dan tipis, bentuknya memanjang dengan,

ujung dan pangkal runcing, tepi bergerigi halus, panjang daunnya 6-18 cm dan lebar 2-

6 cm, warna daun yang mengkilap (Somantri, 2014).

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1 Konsep Kaki 2.1eprints.umm.ac.id/60453/3/bab 2.pdfinfeksi, menecegah terjadinya bau kaki dan melihat masalah pada kuku kaki dan tangan. Masalah yang sering

15

Klasifikasi ilmiah Teh (Camellia Assamica) yaitu:

Kingdom : plantae.

Devisi : spermatophyte.

Sub devisi : Angiospremae.

Class : Dicotyledoneae.

Ordo : Guttiferales.

Family : Tehacae.

Genus : Camelia

Spesies : Cmeliasinesis

2.3.2 Kandungan Senyawa Dalam Tanaman Teh

Kandungan senyawa kimia daun teh memiliki manfaat yang bereda-beda bagi

tubuh dan terdapat beberapa senyawa yang mempunyi peran penting yaitu (Sudraminto

s. yuwono & Waziiroh, 2018).

1. Flavonoid

Ketein merupakan seyawa metabolik sekunder yang secara alami dihasilkan

oleh tumbuhan dan termaksud dalam golongan flavonoid (Amelia, Sudomo, &

Widasari, 2010). Flavonoid sebagai antimikroba yang berkerja merusak membran

plasma, sehingga menyebabkan kebocoran sel bakteri pada konsentrasi rendah,

sedangakan pada konsentrasi tinggi dapat berkoagulasi dengan protein sehingga

mengakibatkan kematian.

Senyawa fenol dari tumbuhan yang mempunyai kelebihan untuk membentuk

protein melalui ikatan hydrogen, sehingga mampu merusak membran bakteri

(Sudraminto S. Yuwono & Waziiroh, 2018). Pada penelitian sebelumya bahwa

senyawa katekin dari daun teh (Camelliasinensis, L. varassamica) efektif sebagai

Gambar 2.1 Daun Teh (Camellia Assamica) (Somantri, 2014)

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1 Konsep Kaki 2.1eprints.umm.ac.id/60453/3/bab 2.pdfinfeksi, menecegah terjadinya bau kaki dan melihat masalah pada kuku kaki dan tangan. Masalah yang sering

16

antibakteri terhadap bakteri Micrococcusluteus. Senyawa katekin mempunyai aktivitas

antibakteri yang paling kuat yaitu isolat 5 dengan memberikan zona hambat 21,3

mm terhadap bakteri Micrococcusluteus (Rustanti, Jannah, & Fasya, 2013)

2. Alkaloid

Alkaloid adalah kelompok metabolik sekunder yang susunan dasarnya

mengandung atom nitrogen (N). selain terdapat susunan N, senyawa ini juga

tersusun atas karbon, hydrogen, nitrogen, dan juga mengandung oksigen dan sulfur.

Senyawa alkaloid disistensis dari asam amino seperti tirosin yang mampu

menghilangkan berbagai macam organisme. Alkaloid bersifat toksik terhadap

antimikroba sehingga efektif dalam membunuh bakteri dan virus(Widaryanto &

Azizah, 2018). Alkaloid juga berfungsi sebagai antibakteri yang dapat menghambat

pertumbuhan bakteri gram negative dan gram positif. Menurut penelitian (Rustanti

et al., 2013) bakteri Micrococcus termasuk bakteri gram positif, bersifat aerob, non

patogen dan termasuk family micrococcaceae Micrococcus luteus mampu

mendegradasi senyawa-senyawa yang mengeluarkan cairan dalam menghasilkan bau

yang tidak menyenangkan (bau busuk)

3. Tanin

Tanin merupakan turunan dari asam galat, sebagian besar turunan galat disebut

tanin karena bersifat dapat pemasakan kulit. Tanin mempunyai daya antibakteri

dengan cara mempresipitasi protein karena diduga tanin mempunyai efek yang sama

dengan senyawa fenolik. Efek antibakteri tanin, di antaranya melalui reaksi dengan

membran sel, inaktivasi enzim, dan destruksi atau inaktivasi fungsi materi genetik

Selain itu, tanin diduga dapat merusak dinding sel atau membran sel sehingga

mengganggu fungsi sel sehingga tidak dapat mampu bertahan hidup sehingga

pertumbuhannya terhambat atau bahkan mati (Martono & Setiyono, 2014). Tannin

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1 Konsep Kaki 2.1eprints.umm.ac.id/60453/3/bab 2.pdfinfeksi, menecegah terjadinya bau kaki dan melihat masalah pada kuku kaki dan tangan. Masalah yang sering

17

mempunyai salah satu manfaat sebagai antibakteri melalui aksi molekulernya yaitu

membentuk protein melalui ikatan hydrogen dengan ikatan hidrofobik (Zhou,

Chen, Lee, Li, & Sun, 2017).

4. Karbohidrat

Seperti tanaman lainnya, teh juga mengandung berbagai macam karbohidrat

yang terdiri dari gula sederhana sampai kompleks seperti, polisakarida, selulosa, dan

hemiselilosa. Kandungan gula dalam teh antara lain selulosa bebas, fruktosa,

glukosa, dan 2 oligosakarida. Selain itu, teh juga mengandug glukosa, ramnosa,

galaktosa, dan arabinose.

5. Asam organik

Asam organik merupakan fungsi utama pada saat proses oksida dan reduksi.

Asam organik menjadi bahan pembentuk karbondioksida, asam amino, dan lemak.

Dalam daun teh yang segar dan selama proses fermentasi, teh mengandung asam

malat, asam oksalat, asam sistrat, dan asam suksinat.

6. Vitamin

Vitamin yang terkandung dalam daun teh yaitu vitamin K dan jumlahnya yang

cukup banyak (300-500 IU/g). vitamin K sangat penting dalam proses pembekuan

darah dan proses pembentukan tulang.

7. Senyawa Aromatis

Aroma merupakan salah satu penentu kualitas teh. Mekanisme pembentukan

aroma berasal dari karotenoid yang diperoleh dari pigmen teh, muncul dari oksidasi

sneyawa katein dengan bantuan enzim. Semakin tinggi kandungan polifenol didalam

teh, teh akan terasa sepat.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1 Konsep Kaki 2.1eprints.umm.ac.id/60453/3/bab 2.pdfinfeksi, menecegah terjadinya bau kaki dan melihat masalah pada kuku kaki dan tangan. Masalah yang sering

18

8. Enzim-enzim

Enzim pada teh mempunyai peran sebagai biokatalisator sebagai reaksi kimia

dalam tanaman. Enzim yang terkandung dalam teh yaitu, invertase, amilase, β

glucosidase, oksimetilase, protase, dan peroksidase (Anggraini, 2017).

2.3.3 Jenis-Jenis Teh

Menuru (Somantri, 2014), Ada beberapa jenis teh yang berasal dari jenis

tanaman yang sama dan yang membedakan hanya cara proses setelah di panen yaitu:

1. Teh Putih (White Tea)

Teh putih memiliki ciri khas adalah pucuk daunnya yang muda memiliki bulu-

bulu halus berwarna putih dan bentuknya lancip panjag dengan aroma floral yang

kuat. Pada jenis teh putih tinggat oksidasi yang lebih kuat, proses pemetikan dau

teh, dipastikan tidak hujan dan tidak terdapat embun pada daun teh, karena daun

yang terlalu basah tidak bisa menghasilkan teh putih yang baik.

2. Teh Hitam

Teh hitam adalah teh yang mengalami oksidasi penuh. Karena, daunnya yang

berwarna coklat gelap dan berwarna coklat kemerahan sampai coklat pekat jika

diseduh dengan air hangat. Proses oksidasi juga dapat mengurangi rasa pahit pada

daun teh.

3. Teh Kuning

Seperi namanya teh kuning, warna daun teh keringnya adalah kuning keemasan.

Pada proses pengolahan teh kuning mirip dengan teh hijau China. Akan tetapi

perbadaannya, pada proses pengeringan yang diperlambat. Teh kuning memiliki

rasa yang lebih manis dan lembut dari pada teh hijau.