31
12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu akan diuraikan secara ringkas karena penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya. meskipun ruang lingkup yang hampir sama tetapi karena objek, periode waktu, dan alat analisis yang digunakan berbeda maka terdapat banyak hal yang tidak sama sehingga dapat dijadikan sebagai referensi untuk saling melengkapi. Berikut beberapa ringkasan penelitian terdahulu: Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Penelitian Variabel Hasil 1 Zulifiah, Fitri dan Joni Susilowibowo (2014) dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Inflasi, BI Rate, Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF), Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah Periode 2008-2012”. Variabel yang digunakan dalam penelitian adalah variabel dependen dan independen. Variabel independen yang digunakan Inflasi, BI Rate, Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF), Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO), sedangkan variabel dependen yang digunakan yaitu Profitabilitas. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda dan uji hipotesis menggunakan t- statistik untuk menguji koefisien regresi parsial dan statistik F untuk menguji signifikan efek tersebut beserta tingkat signifikan 5%. Hasil penelitian menujukkan bahwa secara simultan variabel inflasi, BI rate, CAR (rasio kecukupan modal), NPF (Non Performing Finance) dan BOPO (biaya operasional dan pendapatan operasional) terhadap ROA (Return On Assets). 1 1 Fitri Zulfiah dan Joni Susilowibowo, Pengaruh Inflasi, BI Rate, Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Finance (NPF), Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah Periode 2008-2012Jurnal Ilmu Manajemen 2.3 (2014), 759-770.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/42049/3/BAB II.pdf · No Penelitian Variabel Hasil 1 . Zulifiah, Fitri dan Joni Susilowibowo (2014) dalam penelitiannya

  • Upload
    others

  • View
    0

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/42049/3/BAB II.pdf · No Penelitian Variabel Hasil 1 . Zulifiah, Fitri dan Joni Susilowibowo (2014) dalam penelitiannya

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu akan diuraikan secara ringkas karena

penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya. meskipun ruang

lingkup yang hampir sama tetapi karena objek, periode waktu, dan alat

analisis yang digunakan berbeda maka terdapat banyak hal yang tidak

sama sehingga dapat dijadikan sebagai referensi untuk saling melengkapi.

Berikut beberapa ringkasan penelitian terdahulu:

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No Penelitian Variabel Hasil

1 Zulifiah, Fitri dan Joni

Susilowibowo (2014)

dalam penelitiannya

yang berjudul

“Pengaruh Inflasi, BI

Rate, Capital

Adequacy Ratio

(CAR), Non

Performing Financing

(NPF), Biaya

Operasional dan

Pendapatan

Operasional (BOPO)

Terhadap

Profitabilitas Bank

Umum Syariah

Periode 2008-2012”.

Variabel yang

digunakan dalam

penelitian adalah

variabel dependen dan

independen. Variabel

independen yang

digunakan Inflasi, BI

Rate, Capital Adequacy

Ratio (CAR), Non

Performing Financing

(NPF), Biaya

Operasional dan

Pendapatan

Operasional (BOPO),

sedangkan variabel

dependen yang

digunakan yaitu

Profitabilitas.

Teknik analisis data yang

digunakan adalah regresi

linier berganda dan uji

hipotesis menggunakan t-

statistik untuk menguji

koefisien regresi parsial

dan statistik F untuk

menguji signifikan efek

tersebut beserta tingkat

signifikan 5%. Hasil

penelitian menujukkan

bahwa secara simultan

variabel inflasi, BI rate,

CAR (rasio kecukupan

modal), NPF (Non

Performing Finance) dan

BOPO (biaya operasional

dan pendapatan

operasional) terhadap

ROA (Return On

Assets).1

1 Fitri Zulfiah dan Joni Susilowibowo, “Pengaruh Inflasi, BI Rate, Capital Adequacy

Ratio (CAR), Non Performing Finance (NPF), Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional

(BOPO) Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah Periode 2008-2012” Jurnal Ilmu

Manajemen 2.3 (2014), 759-770.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/42049/3/BAB II.pdf · No Penelitian Variabel Hasil 1 . Zulifiah, Fitri dan Joni Susilowibowo (2014) dalam penelitiannya

13

No Penelitian Variabel Hasil

2 Prihatiningsih, Irene

Demi Pengestuti, dan

Mochammad

Chabachib (2012)

dalam penelitiannya

yang berjudul

“Pengaruh DPK,

Capital Adequacy

Ratio (CAR), Imbal

Hasil Sertifikat Bank

Indonesia Syariah

(SBIS), Imbal Hasil

Sertifikat Investasi

Murabahah Antar

Bank Syariah (SIMA),

dan Non Performing

Financing (NPF)

Terhadap Financing

To Deposit Ratio

(FDR). (Studi Pada

Bank Umum Syariah

Tahun 2006-2010)”

Variabel independen

yang digunakan DPK,

Capital Adequacy Ratio

(CAR), Imbal Hasil

Sertifikat Bank

Indonesia Syariah

(SBIS), Imbal Hasil

Sertifikat Investasi

Murabahah Antar Bank

Syariah (SIMA), dan

Non Performing

Financing (NPF),

9sedangkan variabel

dependen yang

digunakan yaitu

Financing To Deposit

Ratio (FDR).

Hasil dari penelitian

terdahulu ini adalah

variabel DPK, CAR,

Imbalan Hasil SBIS,

Imbalan Hasil SIMA,

dan NPF secara bersama-

sama bepengaruh

terhadap FDR dan secara

parsial yang berpengaruh

secara signifikan adalah

CAR, Imbal Hasil SBIS,

dan NPF, sedangkan

variabel CAR dan Imbal

Hasil SIMA tidak

berpengaruh terhadap

FDR. 2

3 Susilowati, Enny

(2015) dalam

penelitiannya yang

berjudul “Pengaruh

Dana Pihak Ketiga

(DPK), Capital

Adequacy Ratio

(CAR), dan Non

Performing Financing

(NPF) terhadap

Likuiditas Perbankan

Syariah di Indonesia

Periode 2011-2015”.

Variabel independen

yang digunakan yaitu

Pengaruh Dana Pihak

Ketiga (DPK), Capital

Adequacy Ratio (CAR),

Non Performing

Financing (NPF) dan,

sedangkan variabel

dependen yang

digunakan yaitu

Likuiditas. Metode

analisis yang digunakan

adalah analisis linier

regresi berganda.

Hasil dari analisis

diketahui secara parsial,

Dana Pihak Ketiga

(DPK) berpengaruh

positif dan signifikan

terhadap likuiditas

(FDR), Capital Adequacy

Ratio (CAR) tidak

berpengaruh terhadap

likuiditas (FDR), Non

Performing Finance

(NPF) berpengaruh

negatif dan signifikan

terhadap likuiditas

(FDR). Secara simultan

2 Prihatiningsih, Irene Demi Pengestuti, dan Mochammad Chabachib “Pengaruh DPK,

Capital Adequecy Ratio (CAR), Imbal Hasil Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), Imbal hasil

Sertifikat Investasi Mudharabah antar Bank Syariah (SIMA), dan Non Performing Financing

(NPF) terhadap Financing to Deposit ratio (FDR) (Studi pada bank umum syariah tahun 2006-

2010)” Diss. Diponegoro University (2012).

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/42049/3/BAB II.pdf · No Penelitian Variabel Hasil 1 . Zulifiah, Fitri dan Joni Susilowibowo (2014) dalam penelitiannya

14

No Penelitian Variabel Hasil

atau bersama-sama,

Dana Pihak Ketiga

(DPK), Capital

Adequacy Ratio (CAR),

Non Performing Finance

(NPF) mempunyai

pengaruh terhadap

likuiditas dengan nilai

sig. 0,000 < 0,050.3

4

Ervina, dan Anindya

Ardiansari (2016)

“Pengaruh Dana

Pihak Ketiga, Non

Performing

Financing, Capital

Adequacy Ratio, dan

Return On Asset,

terhadap Tinggat

Likuiditas”

Variabel independen

yang digunakan yaitu

Pengaruh Dana Pihak

Ketiga, NPF, CAR, dan

ROA, sedangkan

variabel dependen yang

digunakan yaitu

Likuiditas

Hasil analisis penelitian

terdahulu menunjukkan

bahwa hasil uji parsial,

variabel Pertumbuhan

DPK dan ROA

berpengaruh negatif

signifikan, NPF

berperngaruh negatif

tidak signifikan,

kemudian CAR

berpengaruh positif

signifikan terhadap

tingkat likuiditas (FDR).

Sehingga dapat

disimpulkan, bahwa

variabel pertumbuhan

DPK, ROA dan CAR

berpengaruh signifikan

terhadap tingkat

likuiditas (FDR,

sedangkan variabel NPF

tidak berpengaruh

signifikan terhaadap

tingkat likuiditas.4

5 Fatimatuzzahro (2017)

dalam penelitiannya

yang berjudul

Variabel independen

yang digunakan yaitu

Pengaruh Dana Pihak

Hasil analisis penelitian

terdahulu menunjukkan

3 Enny Susilowati, “Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR),

dan Non Performing Financing (NPF) Terhadap Likuiditas Perbankan Syariah di Indonesia

Periode 2011-2015”, BS thesis (Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, 2016).

4 Anindya Ardiansari, "Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Non Performing Financing, Capital

Adequacy Ratio, dan Return On Asset, terhadap Tingkat Likuiditas" (Management Analysis

Journal 5.1, 2017).

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/42049/3/BAB II.pdf · No Penelitian Variabel Hasil 1 . Zulifiah, Fitri dan Joni Susilowibowo (2014) dalam penelitiannya

15

No Penelitian Variabel Hasil

“Pengaruh Dana

Pihak Ketiga (DPK),

Non Performing

Financing (NPF) dan

Penempatan Dana

pada Bank Indonesia

terhadap

Profitabilitas (Studi

Empiris pada Bank

Umum Syariah tahun

2012-2015)”

Ketiga (DPK), Non

Performing Financing

(NPF) dan Penempatan

Dana pada Bank

Indonesia, sedangkan

variabel dependen yang

digunakan yaitu

Profitabilitas. Analisis

data yang digunakan

adalah dengan

menggunakan metode

regresi linier berganda.

bahwa Dana Pihak

Ketiga (DPK) tidak

berpengaruh terhadap

Profitabilitas,

Pembiayaan Non

Performing memiliki

pengaruh negatif yang

signifikan terhadap

Profitabilitas, dan

Penempatan Dana di

Bank Indonesia memiliki

pengaruh negatif yang

signifikan terhadap

Profitabilitas.5

6 Fikriati, Naeli Kamilia

(2015) dalam

penelitian yang

berjudul “Analisis

Pengaruh Dana Pihak

Ketiga (DPK), Non

Performing Financing

(NPF), dan Inflasi

terhadap Financing to

Deposit Ratio (FDR)

Bank Pembiayaan

Rakyat Syariah

(BPRS) di Indonesia

Variabel independen

yang digunakan yaitu

DPK, NPF, dan Inflasi

sedangkan variabel

dependen yang

digunakan yaitu FDR.

Analisis data yang

digunakan adalah

metode regresi linier

berganda.

Hasil analisis dari

penelitian terdahulu

menunjukkan bahwa

Dana Pihak Ketiga

(DPK) memiliki

pengaruh yang signifikan

terhadap Financing to

Deposit Ratio (FDR)

pada BPRS di Indonesia

periode 2010-2013.

Sedangkan NPF dan

Inflasi tidak memiliki

pengaruh yang signifikan

terhadap FDR pada

BPRS di Indonesia

periode 2010-2013.6

7 Puji, Mita Utari

(2011) dalam

penelitian yang

berjudul “Analisis

Pengaruh CAR, NPL,

ROA, dan BOPO

Terhadap LDR (Studi

Kasus pada Bank

Variabel independen

yang digunakan yaitu

CAR, NPL,ROA, dan

BOPO, sedangkan

variabel dependen yang

digunakan yaitu LDR

Hasil analisis dari

penelitian terdahulu

menunjukkan bahwa

variabel-variabel

independen CAR

berpengaruh positif tidak

signifikan terhadap LDR,

NPL berpengaruh negatif

5 Fatimatuzzahro, “Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing Financing

(NPF), dan Penempatan Dana Pada Bank Indonesia Terhadap Profitabilitas (Studi Empiris Pada

Bank Umum Syariah Tahun 2012-2015)” ( Jurnal Riset Akuntansi 6.02, 2017). 6 Naeli Kamilia Fikriati, “Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing

Financing (NPF), Dana Inflasi Terhadap Financing to Deposit Ratio (FDR) Bank Pembiayaan

Rakyat (BPRS) di Indonesia Periode 2010-2013” (Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Inslam Negeri Syarif Hidayatullah, 2015)

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/42049/3/BAB II.pdf · No Penelitian Variabel Hasil 1 . Zulifiah, Fitri dan Joni Susilowibowo (2014) dalam penelitiannya

16

No Penelitian Variabel Hasil

Umum Swasta

Nasional Devisa di

Indonesia Periode

2005-2008”

signifikan terhadap LDR, ,

ROA berpengaruh negatif

tidak signifikan terhadaap

LDR, bopo berpengaruh

positif signifikan terhadap

LDR.7

Berdasarkan penelitian yang dilakukan sebelumnya terdapat

persamaan dan perbedaan dengan penelitian sebelumnya. Persamaan

dengan penelitian yang dilakukan oleh beberapa penelitian terdahulu yaitu

menganalisis Dana Pihak Ketiga (DPK), CAR dan NPF, FDR sedangkan

perbedaan dengan penelitian terdahulu yaitu periode waktu tahunan,

metode dan variabel lain yang digunakan ada pula yang berbeda serta

objek yang digunakan berbeda, objek yang digunakan pada penelitian

terdahulu adalah perbankan syariah di Indonesia, Bank Pemerintah Rakyat

Syariah (BPRS) sedangkan objek pada penelitian ini menggunakan Bank

Umum Syariah (BUS) secara keseluruhan.

B. Landasan Teori

1) Perbankan Syariah

Sejak awal kelahirannya, perbankan syariah dilandasi dengan

kehadiran dua gerakan renaissance Islam modern: neorevivalis dan

modernis. Tujuan utama dari pendirian lembaga keuangan yang

berlandaskan etika ini adalah tiada lain sebagai upaya kaum muslimin

untuk mendasari segenap aspek kehidupan ekonominya berlandaskan

Al-Qur’an dan As-Sunnah.

7 Mita Puji Utari, “Analisis Pengaruh CAR, NPL, ROA, BOPO terhadap LDR (Studi

Kasus pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Indonesia Periode 2005-2008)” (Fakultas

Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang, 2011)

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/42049/3/BAB II.pdf · No Penelitian Variabel Hasil 1 . Zulifiah, Fitri dan Joni Susilowibowo (2014) dalam penelitiannya

17

Awal penerapan sistem profit dan loss sharing tercatat di

Pakistan dan Malaysia sekitar tahun 1940-an, yaitu adanya upaya

mengelola dana jamaah haji secara nonkonvensional. Rintisan

institusional lainnya adalah Islamic Rural Bank di desa Mit Ghamr

pada tahun 1963 di Kairo, Mesir.

Setelah dua rintisan awal yang cukup sederhana itu, bank Islam

tumbuh dengan sangat pesat. Sesuai dengan analisa Prof. Khursid

Ahmad dan laporan Internasional Association of Islamic Bank, hingga

akhir 1999 tercatat lebih dari dua ratus lembaga keuangan Islam yang

beroperasi di seluruh dunia baik di negara-negara berpenduduk

muslim maupun di Eropa, Australia, maupun Amerika.8

Di Indonesia, bank syariah yang pertama didirikan pada tahun

1992 adalah Bank Muamalat Indonesia (BMI). Meskipun pada

perkembangannya sedikit terlambat bila dibandingkan dengan negara-

negara Muslim lainnya, perbankan syariah di Indonesia akan terus

berkembang. Bila pada periode tahun 1992-1996 hanya ada satu unit Bank

Syariah, maka pada tahun 2005, jumlah bank syariah di Indonesia telah

bertambah menjadi 20 unit, yaitu 3 bank umum syariah dan 17 unit usaha

syariah. Sementara itu, jumlah Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS)

hingga tahun 2004 bertambah menjadi 88 buah. 9

8 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah: Dari Teori Ke Praktik (Jakarta: Gema

Insani Press, 2001), 18. 9 Adiwarman A. Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan (Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada, 2004), 25.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/42049/3/BAB II.pdf · No Penelitian Variabel Hasil 1 . Zulifiah, Fitri dan Joni Susilowibowo (2014) dalam penelitiannya

18

2) Dana Pihak Ketiga (DPK)

Bank adalah pelayanan masyarakat sebagai perantara keuangan

masyarakat. Gambaran bank secara umum di mata masyarakat sangat

mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat pada bank tersebut.

Bank harus selalu berada di tengah masyarakat supaya arus uang dari

masyarakat yang berlebihan dana dapat dihimpun dan disalurkan pada

masyarakat yang kekurangan dana.

Kepercayaan masyarakat akan keberadaan bank dan keyakinan

masyarakat bahwa bank akan menyelenggarakan sebaik-baiknya

permasalahan keuangannya, merupakan suatu keadaan yang sangat

diharapkan oleh semua bank. Oleh sebab itu bank selalu berusaha

memberikan pelayanan yang terbaik pada masyarakat. Semakin tinggi

tingkat kepercayaan masyarakat pada sebuah bank, maka semakin

tinggi pula kemungkinan bank tersebut untuk menghimpun dana dari

masyarakat dengan efisien dan sesuai rencana pemggunaan dananya.

Peran bank dan masyrakat sama-sama menguntungkan dimana

satu sisi bank dapat memberikan pelayanan dan tanggung jawab

terbaik untuk permasalahan keuangannya sedangkan peran masyarakat

sangat menguntungkan bagi bank karena adanya dana pihak ketiga.10

Menurut peraturan Bank Indonesia No.10/19/PBI/2008 yang

menjelaskan dana pihak ketiga atau bisa juga disebut dengan DPK

adalah kewajiban bank kepada penduduk yang berupa rupiah dan

10

Totok Budisantoso dan Nuritomo, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya ( Jakarta:

Salemba Empat, 2014), 123.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/42049/3/BAB II.pdf · No Penelitian Variabel Hasil 1 . Zulifiah, Fitri dan Joni Susilowibowo (2014) dalam penelitiannya

19

valuta asing. Pada umumnya dana yang dihimpun oleh perbankan

yang berasal dari masyarakat akan digunakan untuk pendanaan

aktivitas sektor riil dengan melalui penyaluran kredit.

Dana pihak ketiga adalah dana yang diperoleh dari masyarakat,

yang dimaksud dengan masyarakat dapat diartikan sebagai individu,

perusahaan, pemerintah rumah tangga, koperasi, yayasan dan lain-lain baik

dalam mata uang rupiah maupun dalam valuta asing. Pada setiap bank

yang berperan sebagai penghimpun, dana yang diperoleh dari masyarakat

merupakan sumber dana terbesar yang paling diandalkan oleh bank.

Dana Pihak Ketiga merupakan dana yang dipercayakan oleh

masyarakat kepada bank melalui perjanjian penyimpanan dana dalam

bentuk giro, tabungan, dan deposito dengan menggunakan prinsip

syariah. Dengan rumus sebagai berikut.11

DPK = Giro + Deposito + Tabungan

Untuk memperoleh sumber dana dari masyarakat luas, bank

dapat menawarkan berbagai jenis simpanan. Pembagian jenis

simpanan ke dalam beberapa jenis berguna agar para nasabah sebagai

penyimpan mempunyai berbagai pilihan sesuai dengan tujuan masing-

masing. Tiap masing-masing pilihan mempunyai pertimbangan

tertentu dan adanya suatu pengharapan yang ingin diperoleh, seperti

keuntungan, kemudahan atau keamanan terhadap uangnya.12

11 Enny Susilowati, “Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio

(CAR), dan Non Performing Financing (NPF) Terhadap Likuiditas Perbankan Syariah di

Indonesia Periode 2011-2015” (Skripsi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta

2016), 24. 12

Kasmir, Dasar-Dasar Perbankan (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002), 64.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/42049/3/BAB II.pdf · No Penelitian Variabel Hasil 1 . Zulifiah, Fitri dan Joni Susilowibowo (2014) dalam penelitiannya

20

Jenis-jenis dana pihak ketiga (DPK) sebagai berikut:

a) Giro

Giro adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang

penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan

cek/bilyet giro, surat perintah pembayaran lainnya atau dengan cara

pemindahan bukuan. Giro yang dibenarkan secara syariah yaitu

giro yang berdasarkan prinsip mudharabah dan wadi’ah.

Giro atas dasar akad wadiah yaitu13

:

1. Bank sebagai penerima dana titipan dan nasabah sebagai

penitip dana.

2. Bank tidak diperbolehkan menjanjikan pemberikan imbalan

atau bonus kepada nasabah.

3. Bank dapat membebankan kepada nasabah biaya administrasi

berupa biaya-biaya yang terkait langsung dengan biaya

pengelolaan rekening antara lain biaya cek/bilyet giro, biaya

materai, cetak laporan transaksi dan saldo rekening,

pembukuaan dan penutupan rekening.

4. Bank dapat menjamin pengembalian yang berupa dana titipan

nasabah.

5. Dana yang dititipkan dapat diambil setiap saat oleh nasabah.

13

Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah ( Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

2015), 32.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/42049/3/BAB II.pdf · No Penelitian Variabel Hasil 1 . Zulifiah, Fitri dan Joni Susilowibowo (2014) dalam penelitiannya

21

Giro atas dasar akad mudharabah yaitu:

1. Bank sebagai pengelola dana (mudharib) dan nasabah sebagai

pemilik dana (shahibul maal).

2. Pembagian keuntungannya dinyatakan dalam bentuk nisbah

yang disepakati di awal.

3. Bank dapat membebankan kepada nasabah biaya administasi

berupa biaya-biaya yang terkait langsung dengan biaya-biaya

yang terkait langsung dengan biaya pengelolaan rekening

antara lain biaya cek/bilyet giro, biaya materai, cetak laporan

transaksi dan saldo rekening, pembukaan dan penutupan

rekening.

4. Bank tidak dibolehkan mengurangi nisbah keuntungan nasabah

tanpa persetujuan nasabah.

b) Tabungan

Tabungan merupakan jenis simpanan yang sangat populer di

lapisan masyarakat Indonesia mulai dari masyarakat kota hingga

masyarakat di pedesaan. Menurut Undang-Undang Perbankan

Nomor 10 1998, tabungan adalah simpanan yang jenis

penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang

telah disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro,

atau alat lainnya yang dapat dipersamakan.14

14

Ismail, Perbankan Syariah (Jakarta: Kencana, 2014), 74

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/42049/3/BAB II.pdf · No Penelitian Variabel Hasil 1 . Zulifiah, Fitri dan Joni Susilowibowo (2014) dalam penelitiannya

22

Dalam prinsip syariah tabungan menggunakan akan

mudharabah dan wadiah. Pada dua akad tersebut terdapat

mekanisme dari masing-masing akad yang berbeda yaitu15

:

Tabungan atas dasar akad

1. Bank sebagai penerima dana titipan dan nasabah sebagai

penitip dana.

2. Bank tidak diperbolehkan menjanjikan pemberian imbalan atau

bonus kepada nasabah.

3. Bank dapat membebankan kepada nasabah biaya administrasi

berupa biaya-biaya yang terkait langsung dengan biaya

pengolaan rekening antara lain biaya materai, cetak laporan

transaksi dan saldo rekening, pembukaan dan penutuoan

rekening.

4. Bank dapat menjamin pengembalian dana titipan nasabah.

5. Dapat yang dititipkan dapat diambil sewaktu-waktu oleh

nasabah.

Tabungan atas dasar mudharabah

1. Bank sebagai pengelola dana (mudharib) dan nasabah sebagai

pemilik dana (shahibul maal).

2. Pembagian keuntungan dinyatakan dalam bentuk nisbah atau

bagi hasil yang telah disepakati diawal.

15

Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah ( Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

2015), 35.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/42049/3/BAB II.pdf · No Penelitian Variabel Hasil 1 . Zulifiah, Fitri dan Joni Susilowibowo (2014) dalam penelitiannya

23

3. Penarikan dana yang dilakukan oleh nasabah hanya dapat

dilakukan sesuai waktu yang disepakati.

4. Bank dapat membebankan kepada nasabah biaya administrasi

berupa biaya-biaya yang terkait langsung dengan biaya

pengelolaan rekening antara lain biaya materai, cetak laporan

transaksi dan saldo rekening, pembukaan dan penutupan rekening.

5. Bank tidak diperbolehkan melakukan pengurangan bagian

keuntungan nasabah tanpa adanya persetunjuan dari nasabah

yang bersangkutan.

c) Deposito Syariah

Deposito merupakan simpanan yang penarikannya hanya

dapat dilakukan pada waktu tertentu sesuai tanggal yang telah

diperjanjikan antara deposan dan bank. Mengingat simpanan ini

hanya dapat dicairkan pada saat jatuh tempo oleh pihak yang

namanya tercantum dalam bilyet deposito sesuai tanggal jatuh

temponya, maka deposito berjangka ini merupakan simpana atas

nama dan bukan perwakilan.

Apabila deposan menghendaki agar deposito berjangkanya

diperpanjang secara otomatis, maka pihak bank dapat memberikan

fasilitas perpanjangan otomatis atas deposito berjangka tersebut.

Pada prinsip syariah deposito menggunakan akad mudharabah16

.

16

Totok Budisantoso dan Nuritomo, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya ( Jakarta:

Salemba Empat, 2014), 125

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/42049/3/BAB II.pdf · No Penelitian Variabel Hasil 1 . Zulifiah, Fitri dan Joni Susilowibowo (2014) dalam penelitiannya

24

Fitur dan mekanisme17

:

1. Bank sebagai pengelola dana (mudharib) dan nasabah sebagai

pemilik dana (shahibul maal).

2. Pengelolaan dana oleh bank dilakukan sesuai dengan batasan-

batasan yang ditetapkan oleh pemilik dana (mudharabah

muqayyadah) atau dilakukan dengan tanpa adanya batasan-

batasan dari pemilik dana (mudharabah mutlaqah).

3. Dalam akad Mudharabah Muqayyadah harus dinyatakan secara

jelas syarat-syarat dan batasan tertentu yang telah ditentukan

oleh nasabah.

4. Pembagian keuntungannya dinyatakan dalam bentuk nisbah

sesuai dengan kesepakatan yang telah disepakati diawal.

5. Bank dapat membebankan kepada nasabah biaya administrasi

berupa biaya-biaya yang terkait langsung dengan biaya

pengelolaan rekening antara lain biaya materai, cetak laporan

transaksi dan saldo rekening, pembukaan dan juga penutupan

rekening.

6. Bank tidak diperbolehkan untuk mengurangi bagian dari

keuntungan nasabah tanpa adanya persetujuan nasabah yang

bersangkutan.

17

Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah ( Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

2015), 38.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/42049/3/BAB II.pdf · No Penelitian Variabel Hasil 1 . Zulifiah, Fitri dan Joni Susilowibowo (2014) dalam penelitiannya

25

Adapun yang dijelaskan dalam Al-Qur’an QS. Yunus (10): 55.18

يافى لل نكاكثشهى الا ىتىالسض الاىعذانههحق و ااس

ى ليعه

Artinya: Ketahuilah sesungguhnya milik Allah lah apa

yang ada di langit dan di bumi. Bukankah janji Allah itu

benar? Tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui

Ayat di atas jelas memberikan pemahaman bahwa segala apa

yang ada dalam bumi ini merupakan kepemilikan Allah SWT. Jadi

pemahaman yang sewajarnya muncul adalah dalam pengelolaan asset

itu harus sesuai dengan konsep yang ditentukan oleh sang pemiliknya

atau ssuai dengan pertanggungjawaban yang sewajarnya yaitu

terhadap Allah, Manusia, dan Alam. Dalam pengembangannya sampai

saat ini masih perlu perhatian yang besar dalam aplikasinya pada

entitas yang nyatanya memiliki label entitas syariah. Keganjalan

tersebut merupakan hal wajib diperhatikan dalan mempertahan

eksistensi entitas syariah untuk kedepannya kelak.19

3) Capital Adequacy Ratio (CAR)

Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio untuk mengukur

kecukupan modal yang dimiliki oleh bank guna untuk menunjang

aktiva yang mengandung atau menghasilkan resiko, misal pembiayaan

yang diberikan. Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan rasio yang

18

QS. Yunus (10): 55 19

Saddan Husain, “Metafora Amanah Pengelolaan dana Pihak Ketiga (DPK) sebagai

Penompang Asset Perbankan Syariah Ditinjau dari Aspek Trilogi Akuntabilitas (Studi Kasus Pada

PT. bank BNI Syariah Cabang Makassar)” (Jurnal Iqtisaduna 1.2: 2015), 40-64

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/42049/3/BAB II.pdf · No Penelitian Variabel Hasil 1 . Zulifiah, Fitri dan Joni Susilowibowo (2014) dalam penelitiannya

26

memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung

resiko (pembiayaan, penyertaan, surat berharga, dan tagihan pada

bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank disamping

memperoleh dana-dana dari sumber diluar bank, seperti dana

masyarakat, pinjaman (hutang) dan lain-lain.20

Kekayaan yang dimiliki suatu bank terdiri atas aktiva lancar dan

aktiva tetap, kedua aktiva tersebut merupakan penjaminan solvabilitas

bank. Dana (modal) digunakan untuk modal kerja dan penjamin

likuiditas bank yang bersangkutan. Pada peraturan bank Indonesia

Nomor 3/21/PBI/2001, bank wajib menyediakan modal minimum

sebesar 8% untuk dinyatakan sehat dari aktiva tertimbang menurut

resiko yang dinyatakan dalam Capital Adequacy Raatio (CAR).

Rumus CAR adalah sebagai berikut21

:

CAR=

Pada penerapannya, ketentuan 8% Capital Adequacy Ratio

(CAR) dibagi menjadi 2 bagian yaitu:

a. 4% modal inti (tier 1) yang terdiri dari shareholders equity,

preferred stocks dan freereserves.

b. 4% modal sekunder (tier 2) yang terdiri dari subordinate

debt, loan loss provisions, hibrid securities dan revaluation

reverves. Modal pelengkap ini hanya dapat diperhitungkan

20

Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2005), 121. 21

Lifstin Wardiantika, Rachmawati Kusumaningtyas, “Pengaruh DPK, NPF, dan SWBI

Terhadap Pembiayaan Murabahah Pada Bank Umum Syariah Tahun 2008-2012”, Jurnal Ilmu

Manajemen (JIM) 2.4 (2014)

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/42049/3/BAB II.pdf · No Penelitian Variabel Hasil 1 . Zulifiah, Fitri dan Joni Susilowibowo (2014) dalam penelitiannya

27

sebagai modal setinggi-tingginya 100% dari jumlah modal

inti. Menyangkut modal pinjaman dan pinjaman

subordinasi, bank syariah tidak dapat mengkatagorikannya

sebagai modal. Hal ini dikarenakan pinjaman harus patuh

dengan prinsip qard yang mana dalam qard tidak

diperbolehkan memberikan syarat-syarat seperti ciri-ciri

atau syarat-syarat pada ketentuan yang telah dibuat.

Konsep teori permodalan pada bank syariah dan konvensional

memiliki perbedaan. Pandangan Islam, modal pinjaman (Subordinated

Loan) termasuk dalam kategori qard yaitu pinjaman harta yang

diminta kembali. Pada literatur fiqh Salaf Ash Shalih, qard

dikategorikan dalam akad tathawwu’ atau akad saling membantu dan

bukan transaksi komersial.22

Sumber utama modal pada bank syariah adalah modal inti (Core

Capital) dan kuasi ekuitas. Modal inti adalah modal yang berasal dari

pemilik bank itu sendiri dan terdiri atas modal yang disetor oleh

pemegang saham, cadangan dan laba ditahan, sedangkan yang

dimaksud dengan kuasi ekuitas adalah modal yang dicatat dalam

rekening bagi hasil atau mudharabah.

Kegagalan atau kerugian pada bank syariah dapat di sangga

dengan modal inti tersebut, yang mana juga berfungsi sebagai

pelindung kepentingan para pemegang rekening titipan (wadi’ah) atau

22

Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah, Wacana Utama dan Cendekiawan (Jakarta:

Diterbitkan atas kerja sama BI dengan Tazkia Institute, 1999), 233.

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/42049/3/BAB II.pdf · No Penelitian Variabel Hasil 1 . Zulifiah, Fitri dan Joni Susilowibowo (2014) dalam penelitiannya

28

pinjaman (qard), terutama atas aktiva yang diberi dana oleh modal

sendiri dan dana-dana wadi’ah atau qard.23

Pentingnya modal dalan kehidupan manusia ditunjukkan dalam

QS-Al Imran ayat 14:

ناس حة انشهى خ ي صي انسآء وانثي

عاو وانحشث يحوا ل سى طشجيانزهة وانفضحوانخيم ان ق وانقاطيشان

آب ان ذ حس ع يا وللا رنك يتاع انحيىجانذ

Artinya: “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia

kecintaan kepada apa-apa yang diinginkan, berupa wanita-

wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak,

kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang.

Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah

tempat kembali yang baik (surga).”24

Pada ayat diatas kata Zuyyina menunjukkan kepentingan

modal dalam kehidupan manusia. Apabila dikaitkan dengan faktor

permodalan maka perhiasan yang dimaksud dalam ayat tersebut

digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong pelaku bisnis untuk

terus mengembangkan modalnya. Misalnya, dalam kaitan pengguna

jasa keuangan adalah Islam menempuh cara bagi hasil dengan prinsip

untung dibagi dan rugi ditanggung bersama, maka dengan sistem

tersebut modal dan bisnis akan terus terselamatkan tanpa merugikan

pihak manapun.25

23

Muhamad, Manajemen Bank Syariah (Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan (UPP)

AMPYKPN, 2002), 213 24

QS. Al-Imran (3): 14 25

Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam jilid 1 (Jakarta: PT. Dana Bankti Waqaf, 2005),

286

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/42049/3/BAB II.pdf · No Penelitian Variabel Hasil 1 . Zulifiah, Fitri dan Joni Susilowibowo (2014) dalam penelitiannya

29

Fungsi penilaian Capital atau yang dapat juga disebut dengan

Modal adalah sebagai berikut26

:

a. Ukuran kemampuan bank untuk menyerap kerugian-kerugian

yang tidak dapat dihindari.

b. Alat pengukuran besar kecilnya kekayaan bank atau kekayaan

yang dimiliki oleh para pemegang saham.

c. Untuk memungkinkan manajemen bank bekerja dengan efisien

sesuai dengan yang dikehendaki pemilik modal.

Resiko atas modal berkaitan dengan dana yang diinvestasikan

pada aktiva beresiko, baik dengan resiko rendah ataupun resiko tinggi.

ATMR (Aktiva Tertimbang Menurut Resiko) adalah faktor pembagi

(denominator) dari CAR (Capital Adequacy Ratio), sedangkan modal

adalah faktor yang dibagi (numerator) yang berfungsi untuk

mengukur kemampuan modal menanggung resiko atas aktiva tersebut.

Hal ini perlu diketahui untuk mengetahui ATMR (Aktiva Tertimbah

Menurut Resiko) pada bank syariah, maka harus dipertimbangkan

terlebih dahulu bahwa aktiva bank syariah dibagi menjadi 2 macam

yaitu27

:

a) Aktiva yang didanai oleh modal sendiri dan atau kewajiban

atau hutang (wadi’ah atau qard dan sejenisnya)

26

Enny Susilowati, “Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio

(CAR), dan Non Performing Financing (NPF) Terhadap Likuiditas Perbankan Syariah di

Indonesia Periode 2011-2015” (Skripsi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta

2016), 19. 27

Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah (Jakarta: Alfabeta, 2002), 170.

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/42049/3/BAB II.pdf · No Penelitian Variabel Hasil 1 . Zulifiah, Fitri dan Joni Susilowibowo (2014) dalam penelitiannya

30

b) Aktiva yang didanai oleh rekening bagi hasil (Profil And Loss

Sharing Investment Account) yaitu murabahah baik General

Investmen Account atau murabahah mutlaqah yang tercatat

pada neraca atau on balance sheet maupun Restriced

Investment Account atau mudharabah muqayyadah yang

dicatat pada rekening administratif atau off balance sheet.

4) Non Performing Finance (NPF)

Pada bank syariah istilah Non Performing Loan (NPL) diganti

dengan Non Performing Finance (NPF) karena dalam bank syariah

menggunakan prinsip pembiayaan berbeda dengan bank konvensional yang

menggunakan istilah kredit. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat

permasalahan pembiayaan yang dihadapai oleh bank syariah. NPF adalah

jumlah pembiayaan yang bermasalah dan kemungkinan tidak dapat ditagih,

semakin besar nilai NPF maka akan menjadikan dampak buruk bagi kinerja

bank tersebut. Rumus yang digunakan adalah28

:

NPF =

Besarnya NPF (Non Performing Financing) yang diperbolehkan

oleh Bank Indonesia adalah 5%, jika telah melebihi 5% maka akan

mempengaruhi penelitian tingkat kesehatan bank yang bersangkutan

yaitu akan mengurangi nilai skor yang diperoleh. Variabel ini

mempunyai bobot nilai 20% skor nilai NPF ditentukan sebagai berikut:

28

Fitri Zulfiah, and Joni Susilowibowo, “Pengaruh Inflasi, BI Rate, Capital Adequacy

Ratio (CAR), Non Performing Finance (NPF), Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional

(BOPO) Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah Periode 2008-2012” Jurnal Ilmu

Manajemen 2.3, (2014), 759-770.

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/42049/3/BAB II.pdf · No Penelitian Variabel Hasil 1 . Zulifiah, Fitri dan Joni Susilowibowo (2014) dalam penelitiannya

31

a) Lebih dari 8%, skor nilai = 0

b) Antara 5% - 8%, skor nilai = 80

c) Antara 3% - 5%, skor nilai = 90

d) Kurang dari 3%, skor nilai = 100

Resiko pembiayaan meningkat, margin atau bunga kredit akan

meningkat pula. Dalam perbankan Islam tidak mengenal instrumen

bunga karena yang digunakan adalah margin atau bagi hasil itu pada

keuntungan ataupun pada kerugian sesuai dengan kesepakatan.29

Resiko yang terjadi dari pembiayaan atau pinjaman adalah

peminjaman yang tertunda atau ketidakmampuan peminjam untuk

membayar kewajiban yang telah dibebankan. Untuk mengantisipasi hal

tersebut maka bank syariah harus mampu menganalisis penyebab

permasalahan.30

Pada umumnya hutang piutang merupakan perbuatan saling

tolong menolong antara umat manusia yang sangat dianjurkan oleh

Allah SWT selama tolong-menolong dalam kebajikan. Hutang piutang

dapat mengurangi kesulitan orang lain yang sedang dirudung masalag

serta dapat memperkuat tali persaudaraan kedua belah pihak. Jadi dalam

hal ini juga berlaku dalam kegiatan usaha modern. Syariat mewajibkan

yang memiliki hutang agar segera melunasinya dan haram baginya

29

Rendy Kamal, “Analisis Pengaruh Non Performing Financing (NPF), Biaya

Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), Capital Adequacy Ratio (CAR) Dan

Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) Terhadap Laba Perbankan Syariah Di Indonesia Periode

September 2009-Desember 2013” (Skripsi Ilmu Ekonomi Dan pembangunan UIN Syarif

Hidayatullah, Jakarta 2014), 47. 30

Ibid, Muhamad, Manajemen Bank Syariah . . ., 267.

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/42049/3/BAB II.pdf · No Penelitian Variabel Hasil 1 . Zulifiah, Fitri dan Joni Susilowibowo (2014) dalam penelitiannya

32

menunda-nunda pembayaran. Bila menunda-nundanya, maka dia telah

berdosa dan melanggar larangan. Adapun dalil tentang ini adalah QS.

An-Nisa ayat 5831

:

تاصعتى كى فا سىنىاونى ليشي ايىآ اطيعىللا واطيعىاانش يآيهاانزي

ت تؤيى ت ك سىل ا وانش وانيىو الخش رنك فيء فشدو انى للا الل

تأويلا احس خيشو

Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu

menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya,

dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara

manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sungguh,

Allah sebaik-baiknya memberi pengajaran kepadamu.

Sungguh Allah Maha Mendengar, Maha melihat.”32

Ayat diatas memerintahkan untuk menunaikan amanat

termasuk didalamnya adalah melunasi utangnya, bagi yang mampu

melakukannya dan melarang menunda-nundanya. Allah

memerintahkan agar selalu menyampaikan amanat dalam segala

bentuknya, baik amanat perorangan seperti dalam jual-beli, hukum

perjanjian maupun amanat perusahaan. Maka sama halnya dengan

memikul beban untuk memelihara dan menyampaikan amanat. Dalam

Q.S Al Baqarah 280 Allah berfirman:

وان كان ذوعسس ةفىظسةالى ميسسة وان تصد قىا خيسلكم اوكىتم

تعلمىن

31

Endang Hugraheni, Analisis Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Financing to

Deposit Ratio (FDR), Beban Operasional-Pendapatan Operasional (BOPO) dan Non Performing

Financing (BPF) terhadap Return On Asset (ROA) pada PT. Bank Syariah Mandiri (Doctoral

dissertation, Program Pasca sarjana UIN-SU, 2015). 32

QS. An-Nisa (4): 59

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/42049/3/BAB II.pdf · No Penelitian Variabel Hasil 1 . Zulifiah, Fitri dan Joni Susilowibowo (2014) dalam penelitiannya

33

Artinya: “Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam

kesukaran, maka berilah tenggang waktu sampai dia

memperoleh kelapangan. Dan jika kamu menyedekahkan

(sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika

kamu mengetahui.33

Penjelasan dari ayat diatas bahwa Allah SWT memerintahkan

untuk memberikan tenggang waktu bagi orang yang mengalami

kesulitan. Jadi, dalam hal ini Islam memperbolehkan kegiatan utang

dari satu pihak ke pihak lain dengan syarat ada waktu jatuh tempo

untuk melunasi kewajiban tersebut, termasuk dalam hal likuiditas

5) Rasio Likuiditas

Menurut Peraturan Bank Indonesia No. 9/1/PBI/2007 tentang

Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip

Syariah, penilaian likuiditas merupakan indikator untuk menilai

kemampuan bank dalam memelihara tingkat likuiditas yang memadai

termasuk antisipasi atas risiko likuiditas yang akan muncul.34

Likuiditas

menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi

kewajiban keuangannya yang segera harus untuk dipenuhi, atau

kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada

saat ditagih.35

33

Endang Hugraheni, Analisis Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Financing to

Deposit Ratio (FDR), Beban Operasional-Pendapatan Operasional (BOPO) dan Non Performing

Financing (BPF) terhadap Return On Asset (ROA) pada PT. Bank Syariah Mandiri (Doctoral

dissertation, Program Pasca sarjana UIN-SU, 2015). 34 Enny Susilowati, “Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio

(CAR), dan Non Performing Financing (NPF) Terhadap Likuiditas Perbankan Syariah di

Indonesia Periode 2011-2015” (Skripsi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta

2016), 21. 35

Munawir, Analisis Laporan Keuangan (Yogyakarta: Liberty, 2007), 31.

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/42049/3/BAB II.pdf · No Penelitian Variabel Hasil 1 . Zulifiah, Fitri dan Joni Susilowibowo (2014) dalam penelitiannya

34

Pada dasarnya keberhasilan bank dalam manajemen likuiditas

dapat diketahui dari :

a. Kemampuan dalam memprediksi kebutuhan dana di waktu yang

akan datang.

b. Kemampuan untuk memenuhi permintaan akan “cash” dengan

menukarkan harta lancarnya.

c. Kemampuan memperoleh “cash” secara mudah dengan biaya yang

sedikit.

d. Kemampuan pendataan pergerakan cash in dan cash out dana

(cash flow).

e. Kemampuan untuk memenuhi kewajibannya tanpa harus

mencairkan aktiva tetap apapun kedalam cash.36

Diakui memang sangat sulit untuk mengukur berapa likuiditas

yang memadai untuk suatu bank, karena permintaan/kebutuhan nasabah

akan dana tidak pasti atau sulit untuk diperkirakan. Jumlah likuiditas

yang diinginkan pada dasarnya ditentukan oleh perubahan tingkat

deposito/simpanan yang ada di bank dan permintaan nasabah akan

kredit ataupun transaksi lainnya.37

Semakin tinggi rasio FDR menandakan semakin rendah

kemampuan likuiditas bank tersebut, karena FDR yang terlampau

tinggi menunjukan jumlah DPK yang tidak mampu menutupi

pembiayaan yang disalurkan. Sehingga nasabah akan

36

Veithzal Rivai, Islamic Banking: Sebuah teori, konsep, dan aplikasi (Jakarta: Bumi

Aksara, 2010), 549. 37

Ibid, hal 555.

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/42049/3/BAB II.pdf · No Penelitian Variabel Hasil 1 . Zulifiah, Fitri dan Joni Susilowibowo (2014) dalam penelitiannya

35

memperhitungkan kembali untuk menyimpan dananya di bank

tersebut, dan cenderung untuk menarik dananya guna untuk

mengindari resiko likuiditas yang mungkin akan dihadapi oleh bank.38

Perusahaan dikatakan likuid apabila tidak mampu memenuhi

kewajiban jangka pendeknya. Rasio likuiditas digunakan untuk

mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi suatu kewajiban

jangka pendek yang segera harus dipenuhi.

Likuiditas perusahaan dapat diukur dan diketahui dengan

menggunakan, yaitu diantaranya quick ratio, cash ratio dan Loan to

Deposito Ratio (LDR). Loan To Deposito Ratio (LDR) atau Financing

to Deposito Ratio (FDR) adalah perbandingan antara total pembiayaan

yang diberikan terhadap total dana pihak ketiga yang dihimpun.39

Financing to Deposito Ratio (FDR) menyatakan kemampuan

bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan

dengan mengandalkan pembiayaan yang diberikan sebagai sumber

likuiditasnya, atau dengan kata lain seberapa jauh pemberian pembiayaa

kepada nasabah dapat mengimbangi kewajiban bank untuk segera

memenuhi permintaan deposan yang akan menarik kembali dananya

yang telah disalurkan oleh bank berupa pembiayaan. Semakin tinggi

38

Muhammad, Manajemen Bank Syariah (Yogyakarta: UPP AMPYKPN, 2002), 311 39

Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan (Bogor: Ghalia Indonesia, Edisi Kedua,

2003), 59

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/42049/3/BAB II.pdf · No Penelitian Variabel Hasil 1 . Zulifiah, Fitri dan Joni Susilowibowo (2014) dalam penelitiannya

36

rasio tersebut memberikan indikasi rendahnya kemampuan likuiditas

bank yang bersangkutan.40

Rumus menghitung FDR adalah sebagai berikut:

Sebagian praktis perbankan menyepakati bahwa batas aman dari

Financing to Deposit Ratio (FDR) suatu bank adalah sekitar 85%.

Namun batas toleransi berkisar antara 80%-100% menurut Kasmir41

,

sedangkan batas aman untuk Financing to Deposito Ratio (FDR)

menurut peraturan pemerintah dalam hal ini Bank Indonesia adalah

maksimum 110%. Tujuan penting dari perhitungan FDR adalah untuk

mengetahui serta menilai sampai berapa jauh bank memiliki kondisi

sehat dalam menjalankan operasional atau kegiatan usahanya. Semakin

tinggi rasio likuiditas suatu bank, maka bank tersebut akan semakin

likuid.

Islam mengajarkan dalam melakukan kegiatan bisnis hendaknya

kedua belah pihak yang bertransaksi saling ridho dengan aturan-aturan

maupun perjanjian yang telag menjadi kesepakatan. Sehingga nantinya

diharapkan akan menciptakan bisnis yang sehat dan membawa

40

Dwi Suwiknyo, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah (Yogyakarta: Pustaka

Belajar, 2010), 148. 41

Kasmir, Manajemen Perbankan (Jakarta: PT. Raja Graindo Perkasa Kuncoro, 2003),

272.

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/42049/3/BAB II.pdf · No Penelitian Variabel Hasil 1 . Zulifiah, Fitri dan Joni Susilowibowo (2014) dalam penelitiannya

37

keberkahan dalam bisnis yang dijalani. Hal ini telah dijelaskan dalam

firman Allah SWT QS. An Nisa ayat 2942

:

ىىا ال تأ كلىآامىالكم بيىكم بالباطل االان تكىن يآ يها ا لر يه ا م

ىكم وال تقتلىآاوفسكم ان ا هلل كان بكم ز حيما )ا تجازةع ه تساض م

(92اوسآء :

Artinya:

“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling

memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil (tidak

benar), kecuali dalam perdangan yang berlaku atas dasar

suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu

membunuh dirimu. Sungguh Allah maha penyayang

kepadamu.”43

(QS. An Nisa : 29)

Ayat Al Qur’an diatas menjelaskan larangan untuk memakan

harta yang didapatkan secara batil atau tidak benar. Permasalahan

dalam harta yang batil tidak selalu membicarakan zat yang terkandung

dalam harta tersebut, melainkan berkaitan dengan jalan yang ditempuh

untuk mendapatkannya.

Kalimat terpenting pada ayat diatas yaitu kata memakan harta

yang batil. Harta yang telah didapatkan tidak hanya untuk dimakan

akan tetapi juga dapat dimanfaatkan seperti untuk berzakat, berbisnis,

membeli perhiasan, menaikkan martabat seseorang di masyarakat dan

lain-lain, sehingga tidak tepat apabila kata ta’kulu hanya didefinisakn

memakan namum juga dapat diartikan memanfaatkan.

42

Cita, R & Waluyo. W, Pengaruh Likuiditas, Ukuran Perusahaan, Arus Kas Operasi

dan Laba Bersih Terhadap Kebijakan Dividen (Studi pada Perusahaan yang Tergabung dalam

Daftar Efek Syariah 2012-2015) (Doctoral dissertation, IAIN Surakarta, 2017). 43

QS. An-Nisa’ [4] : 29

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/42049/3/BAB II.pdf · No Penelitian Variabel Hasil 1 . Zulifiah, Fitri dan Joni Susilowibowo (2014) dalam penelitiannya

38

D. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan tinjauan pustaka dan penelitian terdahulu yang sudah

diuraikan sebelumnya, maka kerangka konsep penelitian dalam penelitian

ini adalah adanya indikator dalam suatu perusahaan perbankan yaitu Dana

Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing

Financing (NPF) yang mempunyai pengaruh terhadap baik atau tidaknya

bagi Likuiditas yang ada dalam suatu perusahaan perbankan.

Dalam pengukuran likuiditas tersebut menggunakan alat pengukuran

yaitu Financing to Deposit Ratio (FDR) . FDR ini digunakan untuk

mengukur likuiditas suatu bank dalam membayar kembali penarikan dana

yang dilakukan deposan dengan mengandalkan pembiayaan yang

diberikan sebagai sumber likuiditasnya.

Kerangka konsep penelitian ini dapat digunakan pada gambar

berikut:

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/42049/3/BAB II.pdf · No Penelitian Variabel Hasil 1 . Zulifiah, Fitri dan Joni Susilowibowo (2014) dalam penelitiannya

39

Gambar 2.1

Bagan Kerangka Pemikiran

Dana Pihak Ketiga

(DPK)

(X1)

Capital Adequacy

Ratio (CAR)

(X2)

Non Performing

Financing (NPF)

(X3)

Financing to Deposit Ratio

(FDR)

(Y)

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/42049/3/BAB II.pdf · No Penelitian Variabel Hasil 1 . Zulifiah, Fitri dan Joni Susilowibowo (2014) dalam penelitiannya

40

D) Hipotesis

Hipotesis adalah suatu penjelasan sementara tentang perilaku,

fenomena, atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi.

Hipotesis merupakan pernyataan dari peneliti tentang hubungan antara

variabel-variabel dalam penelitian terdahulu, dan juga merupakan

pernyataan yang paling spesifik44

. Berdasarkan penelitian terdahulu, maka

dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

1. Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) Terhadap Likuiditas

Dana Pihak Ketiga merupakan variabel terpenting yang paling

berpengaruh karena dana pihak ketiga dapat dikendalikan oleh bank

syariah yang merupakan sisi pendanaan, dimana dana yang semakin

meningkat harus diimbangi dengan penyaluran pembiayaan yang

dapat menggerakan sector riil. Semakin meningkatnya DPK yang

dikumpulkan bank syariah maka kemungkinan semakin meningkat

pula pembiayaan atau penyaluran dana yang diberikan bank syariah

kepada masyarakat.

Menurut Susilowati (2015), dana pihak ketiga merupakan salah

satu alasan utama bank untuk menjaga tingkat likuiditasnya. Dana

simpanan nasabah adalah dana yang dihimpun oleh bank dalam

melakukan fungsi intermediasinya. Fungsi bank yang menjamin

ketersediaan likuiditasnya bagi para nasabahnya menyebabkan bank

harus menghitung proporsi tertentu dari jumlah dana DPK. Hal itu

44

Mudrajad Kuncoro, Metode Riset Untuk Bisnis & Ekonomi (Jakarta: Penerbit Erlangga,

2013), 59.

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/42049/3/BAB II.pdf · No Penelitian Variabel Hasil 1 . Zulifiah, Fitri dan Joni Susilowibowo (2014) dalam penelitiannya

41

berarti jika DPK perbankan meningkat akan meningkatkan

likuiditasnya. Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh

Enny Susilowati (2015) menyatakan bahwa Dana Pihak Ketiga (DPK)

berpengaruh positif dan signifikan terhadap likuiditas.

H1 = Dana Pihak Ketiga (DPK) berpengaruh terhadap likuiditas.

2. Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Likuiditas.

Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio yang digunakan

untuk mengukur kecukupan modal yang menunjang kepemilikan asset

bank yang mengandung atau yang menghasilkan risiko. CAR

merupakan rasio untuk membuktikan kemampuan bank dalam

menyediakan dana untuk investasi bisnis dan mengakomodir risiko

operasional yang dihadapi bank. Semakin besar rasio CAR, maka

artinya bank memiliki modal yang cukup yang bisa digunakan sebagai

dana likuid.

Namun dalam permodalan bank terdiri dari dua sumber, yaitu

modal inti dan modal pelengkap, dimana modal pelengkap merupakan

modal yang beresiko (misalnya modal pinjaman yang memiliki waktu

jatuh tempo). Sehingga peningkatan modal disatu sisi akan

meningkatkan risiko pada bank. Hal ini sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh Ervina, dan Anindya (2016) yang menemukan

CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap likuditas.

H2 = Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh terhadap likuiditas.

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/42049/3/BAB II.pdf · No Penelitian Variabel Hasil 1 . Zulifiah, Fitri dan Joni Susilowibowo (2014) dalam penelitiannya

42

3. Pengaruh Non Performing Financing (NPF) terhadap Likuiditas.

Pada perbankan syariah apabila terjadi Non Performing

Financing (NPF) maka akan berakibat terguncagnya kinerja pada

perbankan itu sendiri. Namun ada dugaan NPF bank syariah relatife

kecil dibandingkan konvensional, sehingga perbankan syariah dapat

menjalankan fungsingya dengan bank.

Non Performing Financing (NPF) apabila tidak dapat

ditangani dengan tepat, akan mengakibatkan diantaranya hilangnya

kesempatan memperoleh pendapatan (income) dari kredit yang

diberikan, sehingga mengurangi laba dan mengurangi kemampuan

untuk memberikan pembiayaan. Banyaknya pembiayaan bermasalah

membuat bank tidak berani meningkatkan penyaluran pembiayaannya

apalagi bila dana pihak ketiga tidak dapat dicapai secara optimal maka

akan mengganggu likuiditas suatu bank, oleh karena itu pembiayaan

bermasalah berpengaruh negatif terhadap likuiditas (FDR).

Jadi dapat disimpulkan antara Non Performing Financing

(NPF) terhadap Financing to Deposit Ratio (FDR) memiliki hubungan

negative, karena apabila NPF menurun maka variabel FDR akan

meningkat atau naik. Hal ini didukung dengan penelitian yang

dilakukan oleh Prihatiningsih (2012) yang menemukan NPF

berengaruh negatif terhadap likuiditas.

H3 = Non performing Financing (NPF) berpengaruh terhadap

likuiditas.