digital_2015-3_20349928-T35369-Joni Iswanto.pdf

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/18/2019 digital_2015-3_20349928-T35369-Joni Iswanto.pdf

    1/116

    UNIVERSITAS INDONESIA

    PENGEMBANGAN SISTEM MANAJEMEN TERPADU DATA

    PUSKESMAS DALAM MENDUKUNG PELAKSANAAN SISTEM

    INFORMASI KESEHATAN DAERAH DI PROVINSI SUMATERA

    BARAT

    TESIS

    OLEH

    JONI ISWANTO

    1106119486

    FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

    PROGRAM PASCASARJANA INFORMATIKA KESEHATAN

    DEPOK

    JULI 2013

    Pengembangan sistem..., Joni Iswanto, FKM UI, 2013

  • 8/18/2019 digital_2015-3_20349928-T35369-Joni Iswanto.pdf

    2/116

     

    PENGEMBANGA

    PUSKESMAS DAL

    INFORMASI KESE

    Diajukans

     

    FAKU

    PROGRAM S

    NIVERSITAS INDONESIA

     SISTEM MANAJEMEN TERPA

    M MENDUKUNG PELAKSANA

    ATAN DAERAH DI PROVINSI S

    BARAT

    TESIS

    bagaisalahsatusyaratuntukmemperolehgelar

    Magister KesehatanMasyarakat

    JONI ISWANTO

    1106119486

    TAS KESEHATAN MASYARAKAT

      TUDI ILMU KESEHATAN MASYARA

    DEPOK

    JUNI 2013

     

    DU DATA

      N SISTEM

      UMATERA

     

    AT

     

    Pengembangan sistem..., Joni Iswanto, FKM UI, 2013

  • 8/18/2019 digital_2015-3_20349928-T35369-Joni Iswanto.pdf

    3/116

    HALAMAN PERNYATAAN

     ORISIN

    Tesis ini adalah

     hasil

     karya saya se

    dan semua sumber baik yang dikutip

      mau

    telah

     saya nyatakan dengan ben

    Nama

    NPM

    Tanda Tangan

      :

    Tanggal

    JONIISWAJ

      6 9486

    1 Julii 2 13

    iL T S

    diri

      i u i  dirujuk

    r

    UIMIV RSIT S

      INDONESI

    Pengembangan sistem..., Joni Iswanto, FKM UI, 2013

  • 8/18/2019 digital_2015-3_20349928-T35369-Joni Iswanto.pdf

    4/116

    HALAMAN PENGESAHAN

    Tesis  in i diajukan   oleh

    Nama

    N PM

    Program Studi

    Judul Tesis

    Joni Iswanto

      6 9486

    Ilmu Kesehatan M asyara

    Pengembangan Sistem  V

    Puskesmas

      Dalam

     Mend

    Kesehatan  Daerah Di Su i

    Telah berhasil

      dipertahankan

      di hadapan Dewan Pengu

    bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh g

    Masyarakat pada Program Studi Ilmu Kesehatan  

    Informatika

      Kesehatan Faku ltas Kesehatan Masyarakat

    DEWAN PENGUJI

    Pembimbing

      :

      Prof.dr.Budi

      Utomo,MPH,Phd

     

    s

    Penguji  :

      Popy Yuniar,

      SKM,MSi

    Penguji  :  dr.Sensusyati.MARS

    Penguji

      :  dr.Devi Maryori MKM

    Ditetapkan

      di :

      Depok

    Tanggal  :  11 Mi  2013

    at

    najemen  Terpadu Data

    omg  Sistem Infonnasi

    atera Barat

    dan diterima sebagai

    ar   Magister Kesehatan

    asyarakat

    Peminatan

    niversitas

     Indon esia.

    Pengembangan sistem..., Joni Iswanto, FKM UI, 2013

  • 8/18/2019 digital_2015-3_20349928-T35369-Joni Iswanto.pdf

    5/116

    SUR T PERNY T N

    Yang bertanda tangan

      di

      bawah ini,

      saya:

    Nama

    NP

    Program

      Studi

    Peminatan

    Angkatan

    Jenjang

    Joni Iswanto

      6 2 244

    Ilmu

     Keseh atan M asyarakat

    Informatika Kesehatan

    2011 -2012

    Magister

    Menyatakan

      bahwa  saya,

      tidak melakukan kegiatan plagiat  da l

    berjudul:

    Pengembangan Sistem  Manajemen Terpadu Data

     Pusl

    Mendukung

     Pelaksanaan Sistem  nformasi Kesehatan 

    Sumatera arat

    Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan plagiat,

      make

    yang

     telah

      ditetapkan.

    Demikianlah surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-bene

    Depok,   J u n i 2 0 1 3

      J o i n  i s w a n t o 

    n penulisan tesis saya yang

    smas Dalam

    aerah

     Di Provinsi

    saya

      akan menerima

      sanksi

    lya

    U N IV E R S IT S

      INDONESI

    Pengembangan sistem..., Joni Iswanto, FKM UI, 2013

  • 8/18/2019 digital_2015-3_20349928-T35369-Joni Iswanto.pdf

    6/116

    iv

    UNIVERSITAS INDONESIA

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena limpahan

    karunia dan hidayah-Nya sehingga tesis ini dapat diselesaikan. Tesis ini merupakan

    tugas akhir untuk memenuhi persyaratan dalam mencapai derajat Magister Kesehatan

    di bidang Informatika Kesehatan di Universitas Indonesia.

    Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan tesis ini banyak 

    mendapatkan dukungan dan bantuan dari banyak pihak, untuk itu pada kesempatan

    ini penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya

    kepada :

    1. Rektor Universitas Indonesiayang telah memberikan kesempatan kepada penulis

    untuk menimba ilmu pada program Magister Kebijakan dan Manajemen

    Pelayanan Kesehatan.

    2. Bapak Drs. BambangWispriyono, Apt.phDdanbapak Dr. Dian

    Ayubi,MQIHselakuDekandanWakilDekanFakultasKesehatanMasyarakatUniversi

    tas Indonesia.

    3. Bapak Prof.dr. Budi Utomo,MPH,Phd selaku pembimbing utama yang dengan

    sabar dan penuh perhatian memberikan kesempatan dan kemudahan selamapenelitian dan mendukung dalam pembuatan tesis ini.

    4. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat, yang telah memberikan

    kesempatan dan kemudahan selama penelitian dan mendukung dalam pembuatan

    tesis ini.

    5. Seluruh dosen pengajar dan staf departemen biostat atas keterbukaan dan

    keakraban selama masa studi penulis.

    6. Seluruh mahasiswa senasib dan seperjuangan dalam menimba ilmu yang

    namanya tidak bisa disebutkan satu persatu.

    7. Seluruh responden dan informan yang telah berproses bersama, sehingga

    penelitian ini bisa diselesaikan dengan baik.

    Pengembangan sistem..., Joni Iswanto, FKM UI, 2013

  • 8/18/2019 digital_2015-3_20349928-T35369-Joni Iswanto.pdf

    7/116

    v

    UNIVERSITAS INDONESIA

    8. Teristimewa buat istri tercinta dengan segala pengorbanannya berbuat yang

    terbaik bagi penulis, dan juga special pembangkit spirit penulis yang tersayang

    buah hatiku Ranggi Reksa Pradana, Kirana Anungdira Maharani Dan Raka

    Gantari Maheswara..

    9. Semua pihak yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materil

    kepada penulis selama pendidikan hingga menyelesaikan tesis ini.

    10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu

    penulis dalam menyelesaikan penulisan tesis dan perkuliahan ini.

    Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan penulisan tesis ini masih

    banyak kekurangan, untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis

    harapkan. Namun walaupun demikian, semoga tesis ini dapat memberikan manfaatterutama sebagai masukan bagi pengembangan system informasi kesehatan masa

    mendatang di Indonesia, Amin.

    Depok, Juli 2013

    Penulis

    Joni Iswanto

    Pengembangan sistem..., Joni Iswanto, FKM UI, 2013

  • 8/18/2019 digital_2015-3_20349928-T35369-Joni Iswanto.pdf

    8/116

    H L M N PERNY T N

     PERSETUJU^

    TUGAS AKHIR UNTUK

      KEPENTINGA N

    in

    PUBLIK SI

    AKADEMIS

    Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia,

      yang bert nda

     tangan

     di

     bawah ini:

    Nama

    NPM

    Program Studi

    Departemen

    Fakultas

    Jenis Karya

    Joni

      Iswanto

    1106119486

    Magister Kesehatan Masyarakat

    Biostatistik

     Dan Kependudukan

    Kesehatan Masyarakat

    Tesis

    demi pengembangan ilmu pengetahuan menyetujui u

    Universitas Indonesia  Hak Bebas Royalti Noneksklus

    Free Right

    atas karya ilmiah saya yang

     berjudul:

    Pengembangan Sistem  Manajemen

     Terpadu

     Data Pus

    Mendukung Pelaksanaan Sistem Informasi Kesehatan

    Sumatera Barat

    beserta

      perangkat yang ada

      jika

      diperlukan). Den

    Noneksklusif ini, Universitas Indonesia  berhak  m

    formatkan,

      mengelola

      dalam

      bentuk pangkalan data

     

    mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencan

    penulis/ pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

    Demikian  pernyataan

      ini saya buat dengan

     sebenarnya

    Dibuatdi :

      Depok

    PadaTanggal

      :  J u l i2013

    Yang mpnyatakan,

    tuk memberikan  kepada

      Non-exclusive Royalty-

    esmas Dalam

    aerah Di Provinsi

    an Hak Bebas Royalti

    nyimpan,  mengalimedia/

    ata

      base),  merawat  dan

    mkan  nama  saya sebagai

      Joni Iswanto)

    U N IVER SIT S  INDONESI

    Pengembangan sistem..., Joni Iswanto, FKM UI, 2013

  • 8/18/2019 digital_2015-3_20349928-T35369-Joni Iswanto.pdf

    9/116

    vi

    UNIVERSITAS INDONESIA

    ABSTRAK

    LatarBelakang:SistemInformasimanajemenPuskesmasmembutuhkan data

    akuratkarenaberperanpentingdalampengambilankeputusan. Pelaksanaansistemini di

    Sumatera Baratbelumterintegrasidenganbaik.Fragmentasisistempencatatanmenyebabkanterjadinyadu

    plikasidaninakurasi data.

    Tujuan :PenelitianinibertujuanmengembanganSistemInformasiManajemen Data diPuskesmasdenganmelakukanintegrasisistempencatatan/pelaporanuntukmenghilangka

    nfragmentasidanduplikasi .

    Hasilintegrasidituangkandalamrancanganaplikasiberbentukprototiping .

    Metode : Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan denganmenggunakanpendekatan deskriptif kwalitatif. Tahapan penelitian dimulai dengan identifikasi

    sistem masing-masing unit dilanjutkan dengan analisa kebutuhan untuk dituangkan

    dalam rancangan sistem.Hasil : Hasil penelitian ini berupa terbentuknya rancangan sistem baru yangterintegrasi pada semua unit. Hasil rancangan diaplikasikan kedalam bentuk prototipedan diujicobakan dengan data yang ada di Puskesmas.

    Kesimpulan : Dari hasil uji coba disimpulkan bahwa pengembangan Sistem

    Informasi Manajemen Puskesmas dengan rancangan baru dapat menghilangkan

    duplikasi pencatatan dan pelaporan di masing-masing tingkatan manajemen .

    ABSTRACT

    Background : Management information sistem of community health center requires

    accurate information to facilitate decision making. Currently, the problems in westsumatera provincial are record - keeping fragmentation, duplication and inaccuracy

    of recording and reporting

    Objective : This research aimed to explore process of community health centermanagement information system with the development integration design of record-

    keeping system in order to eliminate information system fragmentation and

    duplication.This integration results used as design prototyping

    Method : The development research used qualitative descriptive approach .stages isthe identification of a data management system , needs analysis and system design

    Result : The results of this research is a new design system that integrates on all

    units. The design of the system was applied in the form of prototypes that have beentested with existing data on health community center

    Conclusion : The design process of management information system in community

    health center conducted with integration of reporting and record-keeping system

    especially integration of register. This process can lessen record-keeping duplication

    in every service unit of community health center

    Pengembangan sistem..., Joni Iswanto, FKM UI, 2013

  • 8/18/2019 digital_2015-3_20349928-T35369-Joni Iswanto.pdf

    10/116

    vii

    UNIVERSITAS INDONESIA

    DAFTAR ISIHALMAN JUDUL ……………………………………………………. i

    SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ………………………… ii

    SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI……………………………….. iii

    KATA PENGANTAR …………………………………………………. iv

    ABSTRAK ……………………………………………………………... vi

    DAFTAR ISI…………………………………………………………… vii

    DAFTAR TABEL ……………………………………………………… x

    DAFTAR GAMBAR…………………………………………………… xi

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1. LatarBelakang…………………………………………………….… 1

    1.2.PerumusanMasalah……………………………………….….……. 61.3.PertanyaanPenelitian……………………………………….….…….. 6

    1.4.TujuanPenelitian…………………………………………….……. 6

    1.5.KeaslianPenelitian………………………………………………. 7

    1.6.KeterbatasanPenelitian…………………………………………….. 8

    1.7.ManfaatPenelitian….………………………….……………………. 8

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. SistemInformasiKesehatan………………………………………… 9

    2.1.1.DefinisiSistem……………………………………………... 9

    2.1.2 DefinisiInformasi……………………………………………. 9

    2.1.3.DefinisiSistemInformasi……………………………………. 10

    2.1.4.DefinisiSistemInformasiKesehatan…………………. 11

    2.2.PengembanganSistemInformasi……………………………….... 11

    2.2.1.KonsepDasarPengembanganSistemInformasi………….. 12

    2.2.2.Langkah-Langkah PengembanganSistemInformasi…….... 14

    2.2.3.MetodePengembanganSistemInformasi………………….. 16

    2.3. Pengembangan Basis Data ..………………………………………….. 19

    2.3.1.Definisi Basis Data ..…….………………………………….. 19

    2.3.2.Sistem Basis Data…………………………………………. 192.3.3.DiagramKonteks………………………….…….…………... 21

    2.3.4.DiagramArus Data……………………………….……….. 22

    2.3.5.ProsesPengembangan Basis Data ..……………….………. 22

    2.3.6.PerancanganStruktur File Basis Data ..…………….………. 24

    Pengembangan sistem..., Joni Iswanto, FKM UI, 2013

  • 8/18/2019 digital_2015-3_20349928-T35369-Joni Iswanto.pdf

    11/116

    viii

    UNIVERSITAS INDONESIA

    2.4. Puskesmas……………………………………………………….……..24

    2.4.1.Definisi Dan FungsiPuskesmas ..…………………….……. 24

    2.4.2.AzasPenyelenggaraan………………………………….….… 24

    2.4.3.SistemInformasiPuskesmas ..………………………….…... 27

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN

    3.1.Metodologi Pengumpulan Data............................................................. 29

    3.1.1. Wawancara...................................................................... 29

    3.1.2. Observasi....................................................................... 29

    3.1.3. Telaah Dokumen................................................................ 30

    3.1.4. Studi Literatur............................................................... 30

    3.2. Metode Pengembangan Sistem……………………………………… 31

    3.3. Analisa Data………………………………………………………… 31

    3.4. KerangkaKonsep……………………………………………………. 323.5.DefinisiOperasional…………………………………………………. 33

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1. Manajemen Pasien…………………………………………………….. 35

    4.1.1.GambaranSistemInformasiManajemenPasien…………… 36

    4.1.1.1.LoketPendaftaran …………………………….. 36

    4.1.1.2. RuangPoliklinik.. …………………………… 37

    4.1.1.3.. Apotik ………………………………………….. 40

    4.1.2. AnalisaKebutuhanSistemInformasiManajemenPasien…. 404.1.3. Menu Utama SIM-Puskesmas………………….………. 41

    4.1.4. RancanganPengembangan SIManajemenPasie.n……. 41

    4.1.4.1. RancanganKodefikasi ……………. ………... 43

    4.1.4.2. Rancangan Input Data LoketPendaftaran ……. 44

    4.1.4.3. Rancangan Input Data PoliUmum …………… 47

    4.1.4.4. Rancangan Input Data Poli Gigi/KIA ………. 49

    4.1.4.5. Rancangan Input data Apotik. …………….. 49

    4.1.4.6. RancanganBukuIndukPasien ……………. 50

    4.1.4.7. Rancangan Output Laporan ……………….. 51

    4.2. ManajemenProgram………………………………………………… 624.2.1.GambaranSistemInformasiManajemen Program………. 62

    4.2.1.1. KesehatanIbuAnak …………………………. 63

    4.2.1.2. PengendalianPenyakitMenular …………….. 64

    4.2.1.3. KesehatanLingkungan ……………………… 64

    4.2.1.4. Program Gizi ………………………………… 65

    Pengembangan sistem..., Joni Iswanto, FKM UI, 2013

  • 8/18/2019 digital_2015-3_20349928-T35369-Joni Iswanto.pdf

    12/116

    ix

    UNIVERSITAS INDONESIA

    4.2.1.5. Program Pengembangan ……………………… 65

    4.2.1.6.PromosiKesehatan…………………………… 66

    4.2.2. AnalisaKebutuhan SIManajemen Program……………….. 66

    4.2.3.RancanganPengembangan SIManajemen Program……….. 67

    4.2.3.1. Rancangan Input Data …………………………. 69

    4.2.3.2. Rancangan Output Laporan …………………… 70

    4.2.3.3. RancanganAlur Data Manajemen Program   ….. 73

    4.3. Manajemen Organisasi…………………………………………………76

    4.3.1.GambaranSistemInformasiManajemenOrganisasi………. 76

    4.3.1.1. ManajemenKeuangan…………………………. 77

    4.3.1.2. ManajemenKepegawaian …………………….. 77

    4.3.1.3. ManajemenPengelolaanBarang ……………… 78

    4.3.2. AnalisaKebutuhan SIManajemenOrganisasi   …………… 78

    4.3.3.RancanganPengembangan SI ManajemenOrganisasi   …… 794.3.3.1. Rancangan Input Data Pegawai ………………. 79

    4.3.3.2. Rancangan Input Data Keuangan ……………… 80

    4.3.3.3. Rancangan Input Data Inventaris ……………… 83

    4.3.3.4. Alur Data ManajemenOrganisasi……………… 85

    4.4. PerbandinganSistemSebelum Dan SesudahPengembangan……. 86

    4.4.1. Integrasi…………………………………………………… 86

    4.4.2. Duplikasi………………………………………………….. 88

    4.4.3.Redudansi………………………………………………… 89

    4.4.4.Akurasi……………………………………………………. 89

    4.4.5. Efisiensi…………………………………………………… 904.4.6. Kelengkapan………………………………………… 91

    4.5FiturUnggulannajemen Data DenganAplikasi SIM-Puskesmas 92

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1. Kesimpulan...................................................................................... 95

    5.2. Saran................................................................................................ 96

    Pengembangan sistem..., Joni Iswanto, FKM UI, 2013

  • 8/18/2019 digital_2015-3_20349928-T35369-Joni Iswanto.pdf

    13/116

    x

    UNIVERSITAS INDONESIA

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1.1 Tingkat Pemanfaatan SIM Puskesmas ………………………………….. 3

    Tabel 3.1. Telaah Dokumen Manajemen Pasien....................................................... 30

    Tabel 3.2.TahapanPengembanganSistemDenganMetode SDLC………………. 31

    Tabel 3.3.DefinisiOperasional. ………………………………………………… 33

    Tabel 4.1.HasilIdentifikasiPencatatanPadaLoketPendaftaran ………………… 36

    Tabel 4.2.HasilIdentifikasiPencatatanPada Poliklinik Umum ……………….. 38

    Tabel 4.3.HasilIdentifikasiPencatatan Pada Poliklinik KIA/KB ………………. 39

    Tabel 4.4.HasilIdentifikasiPencatatan Pada Poliklinik Gigi………………….… 40

    Tabel 4.5.HasilIdentifikasiLaporan Program KIA …………………………….. 63

    Tabel 4.6.HasilIdentifikasiJenisLaporanP2M ……………………………….. 64

    Tabel 4.7.HasilIdentifikasiLaporan Program KesehatanLingkungan ……….. 64

    Tabel 4.8.HasilIdentifikasiLaporan Program PerbaikanGiziMasyarakat ……. 65

    Tabel 4.9.HasilIdentifikasiLaporan Program Pengembangan ……………….. 65

    Tabel 4.10.HasilIdentifikasiLaporan Program PromosiKesehatan…………….., 66

    Tabel 4.11 Format Input Data PWS-KIA ………………………………………. 69

    Tabel 4.12TabelAnalisa Data Laporan PWS-KIA ……………………………… 71

    Tabel 4.13.PerbandinganWaktuPencatatanPadaManajemenPasien …………… 90

    Tabel 4.14.PerbandinganWaktuPencatatanPadaManajemen Program ……… 91

    Pengembangan sistem..., Joni Iswanto, FKM UI, 2013

  • 8/18/2019 digital_2015-3_20349928-T35369-Joni Iswanto.pdf

    14/116

    xi

    UNIVERSITAS INDONESIA

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1. Daur hidup sistem……………………………………………….. 16

    Gambar 4.1.Alur Palayanan Pasien di Puskesmas …………………………… 35

    Gambar 4.2.TampilanRancaganHalamanLogin SIM-Puskesmas …………. 42

    Gambar 4.3. Tampilan Rancangan Menu Untuk Pilih Unit Manajemen ……… 42

    Gambar 4.4.Tampilan Rancangan Menu Monitoring Data …………………… 43

    Gambar 4.5.TampilanRancangan Format KodefikasiPetugas ……………….. 44

    Gambar 4.6.TampilanRancanganKodefikasiDiagnosaPenyakit. ……………. 44

    Gambar 4.7.TampilanRancanganKodefikasiObat …………………………… 45

    Gambar 4.8.TampilanRancangan Menu LoketPendaftaran …………………… 45

    Gambar 4.9.TampilanRancanganEntri Register Keluarga …………………….. 47

    Gambar 4.10.TampilanRancanganPencarian Data ……………………………… 48

    Gambar 4.11.TampilanRancangan Menu Di Poliklinik  ………………………… 48

    Gambar 4.12.TampilanRancangan Input Data Di Poliklinik Gigi ……………… 50

    Gambar 4.13. Tampilan Rancangan Buku Induk ................................................... 51

    Gambar 4.14. Tampilan Output Laporan Data Kesakitan ...................................... 52

    Gambar 4.15. Tampilan Rancangan Output Laporan LPLPO................................ 53

    Gambar 4.16 Tampilan Rancangan Output Penyakit Terbanyak ........................... 53

    Gambar 4.17. Tampilan Rancangan Output Kunjungan Askes .............................. 54

    Gambar 4.18. Tampilan Rancangan Output Laporan Kunjungan Puskesmas …… 54

    Gambar 4.19. Tampilan Rancangan Output Laporan Rawat Inap ......................... 56

    Gambar 4.20. Contoh Analisis Data Kunjungan Rawat Inap ................................. 56

    Gambar 4.21. Flowchart Sistem Informasi Manajemen Pasien ................................. 57

    Gambar 4.22. DFD Level 0 Sistem Informasi Manajemen Pasien ........................ 59Gambar 4. 23. DFD Level 1 PemeriksaanPasien ………………………………… 60

    Gambar 4.24. DFD Level 1 PendaftaranPasien …………………………………. 61

    Gambar 4.25. DFD Level 2 PenegakanDiagnosaPasien ……………………….. 61

    Gambar4.26 AlurPelaporan Program KIA …………………………………….. 62

    Pengembangan sistem..., Joni Iswanto, FKM UI, 2013

  • 8/18/2019 digital_2015-3_20349928-T35369-Joni Iswanto.pdf

    15/116

    xii

    UNIVERSITAS INDONESIA

    Gambar 4.27.Tampilan Menu LaporanKesehatanIbuAnak ……………………. 68

    Gambar 4.28.TampilanGrafikCapaian Target Puskesmas …………………….. 70

    Gambar 4.29.GrafikCapaian Program K1 dan K4 PerDesa……………………. 71

    Gambar 4.30.TampilanRancanganLaporan SP2TP……………………………… 73

    Gambar 4.31. Flow Chart SistemPelaporan Program…………………………….. 74

    Gambar 4.32. DFD Level 0 SistemInformasi Program Kia………………………. 75

    Gambar 4.33.TampilanRancangan Format BelanjaTidakLangsung…………… 81

    Gambar 4.34.TampilanRancanganBelanjaLangsung…………………………… 82

    Gambar 4.35.TampilanRancangan Dana LayananKesehatan…………………… 83

    Gambar 4.36. Flowchart Alur Data ManajemenOrganisasi……………………………… 85

    Pengembangan sistem..., Joni Iswanto, FKM UI, 2013

  • 8/18/2019 digital_2015-3_20349928-T35369-Joni Iswanto.pdf

    16/116

    1

    UNIVERSITAS INDONESIA

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Pembangunan kesehatan pada hakikatnya adalah upaya yang dilaksanakan

    oleh semua komponen agar derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-

    tingginya dapat terwujud. Tantangan pembangunan kesehatan menuntut adanya

    dukungan sumber daya yang cukup serta arah kebijakan dan strategi yang tepat.

    Namun, seringkali pembuat kebijakan di bidang kesehatan mengalami kesulitan

    dalam mengambil keputusan yang tepat karena keterbatasan atauketidaktersediaan data dan informasi yang akurat, tepat, dan cepat. Data dan

    informasi merupakan sumber daya yang sangat strategis dalam pengelolaan

    pembangunan kesehatan yaitu pada proses manajemen, pengambilan keputusan,

    kepemerintahan dan penerapan akuntabilitas. Dalam rangka mendukung hal

    tersebut dibutuhkan data dan informasi yang tepat dan akurat. Termasuk di

    dalamnya data dan informasi kesehatan ( Kemenkes, 2012 )

    Menurut Mboi dalam Kemenkes (2012) ” Sistem Informasi merupakan

     jiwa dari suatu institusi, demikian pula Sistem Informasi Kesehatan merupakan

     jiwa dari institusi kesehatan. Kondisi Sistem Informasi Kesehatan yang kuat akan

    mampu mendukung upaya-upaya dari Institusi Kesehatan. Penguatan Sistem

    Informasi Kesehatan secara tidak langsung akan turut pula memperkuat Sistem

    Kesehatan Nasional. Agar Visi dan Misi Sistem Informasi Kesehatan tercapai

    maka upaya penguatan harus terarah, saling terkait dan dengan langkah-langkah

    dan strategi yang jelas dan komprehensif “.

    Sistem Informasi Kesehatan (SIK) yang ada saat ini masih jauh dari

    kondisi ideal, serta belum mampu menyediakan data dan informasi kesehatan

    yang evidence based  untuk pembangunan kesehatan yang efektif. Berbagai

    masalah klasik masih dihadapi dalam penyelenggaraan SIK. Di antaranya adalah

    kegiatan pengelolaan data dan informasi belum terintegrasi dan terkoordinasi

    dalam satu mekanisme kerjasama yang baik. Adanya overlapping kegiatan dalam

    pengumpulan dan pengolahan data, di mana masing-masing unit mengumpulkan

    datanya sendiri-sendiri dengan berbagai instrumennya di setiap unit kerja baik di

    Pengembangan sistem..., Joni Iswanto, FKM UI, 2013

  • 8/18/2019 digital_2015-3_20349928-T35369-Joni Iswanto.pdf

    17/116

    2

    UNIVERSITAS INDONESIA

    pusat maupun di daerah. Penyelenggaraan SIK sendiri masih belum dilakukan

    secara efisien, masih terjadi redundant  data, duplikasi kegiatan, dan tidak 

    efisiennya penggunaan sumber daya. Hal ini sebagai akibat dari adanya SIK yang

    pengelolaannya saat ini belum optimal. (Pusdatin, 2012)

    Sejak ditetapkannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang

    Otonomi Daerah jo to Undang-Undang No. 32 Tahun 2004, daerah diberi

    kewenangan untuk mengembangkan dan melakukan sendiri upaya kesehatan, dan

    pada gilirannya sistem informasi kesehatan di daerah akan lebih penting

    peranannya. Sistem ini harus mampu menghasilkan data atau informasi yang

    memadai untuk menunjang perencanaan, pelaksanaan, pengendalian serta untuk 

    evaluasi berbagai kegiatan kesehatan di tingkat daerah

    Regulasi yang mengatur terhadap upaya pengembangan Sistem Informasi

    Kesehatan Daerah (SIKDA) adalah berdasarkan Surat Keputusan Mendagri

    Nomor 130-67 Tahun 2002 tentang pelimpahan kewenangan yang selanjutnya

    untuk bidang kesehatan diperjelas dengan Surat Sekretaris Jendral Depkes dan

    Kessos Republik Indonesia Nomor OT.01.SJ.IV.1051 tentang 27 kewenangan

    pembangunan kesehatan di Tingkat Propinsi dan Kabupaten/Kota, salah satunya

    adalah kewenangan untuk pengembangan Sistem Informasi Kesehatan Daerah.

    Selanjutnya dalam tatalaksana pengembangannya diatur pada Kepmenkes RI

    Nomor 004/Menkes/SK/I/2003 tentang Kebijakan dan Strategi Desentralisasi

    Bidang Kesehatan dan Kepmenkes RI Nomor 932/Menkes/SK/VIII/2002 tentang

    Petunjuk Pelaksanaan Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan Daerah

    (SIKDA) untuk tingkat Kab/Kota. Pengembangan sistem informasi kesehatan

    tersebut harus sejalan dengan kebijakan desentralisasi.

    Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat sebagai unit pelaksana ditingkat Propinsi telah menyikapi kebijakan tersebut dengan mengembangkan

    sistem informasi kesehatan daerah Propinsi Sumatera Barat. Sistem ini

    terintegrasi kedalam suatu sistem informasi yang disebut Sistem Informasi

    Kesehatan daerah ( SIKDA ) yang dibuat dalam bentuk aplikasi dengan

    berbasiskan WEB. System ini terhubung kedalam satu server yang dapat

    menghubungkan Puskesmas ( SIM Puskesmas ), Dinas Kesehatan Kabupaten

    ( SIKDA Kabupaten ) dan Dinas Kesehatan Provinsi ( SIKDA Provinsi ). Sistem

    Pengembangan sistem..., Joni Iswanto, FKM UI, 2013

  • 8/18/2019 digital_2015-3_20349928-T35369-Joni Iswanto.pdf

    18/116

    3

    UNIVERSITAS INDONESIA

    ini diharapkan mampu menyediakan kebutuhan data dengan alur informasi

    tersaji dalam bentuk yang lebih cepat dan akurat . Dengan adanya sistem ini

    diharapkan pengambilan keputusan terhadap masalah kesehatan dapat

    berlangsung cepat dan tepat (Savitri 2010)

    Dari wawancara yang dilakukan dengan pengelola program Informatika

    Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera barat diketahui bahwa telah ada

    kesepakatan bersama antara Dinas Kesehatan Provinsi dengan Dinas Kesehatan

    Kabupaten / Kota berupa komitmen politis dengan membuat dukungan kebijakan

    sebagai landasan pelaksanaan. Membuat komitmen internal tentang pelaksanaan

    laporan satu pintu . Memberi dukungan sarana dan prasarana , melakukan sharing

    pembiayaan dimana Provinsi bertanggung jawab terhadap pengembangan aplikasi

    termasuk dukungan peningkatan kapasitas SDM dan kabupaten/kota bertanggung

     jawab terhadap dukungan infrastruktur ( Dinkes Sumbar, 2010 )

    Dalam perjalanan ternyata harapan dalam penyediaan data yang cepat dan

    akurat masih jauh dari kenyataan. Fakta menunjukkan bahwa partisipasi

    Puskesmas dalam pemanfatan SIM Puskesmas sangat rendah. Evaluasi terhadap

    252 Puskesmas yang ada di Sumatera Barat baru sekitar 10% Puskesmas yang

    memanfaatkan aplikasi ini sebagai sarana pelaporan . Kondisi tak jauh berbeda

    tahun 2012 seperti terlihat pada tabel berikut :

    Tabel 1.1 Tingkat Pemanfaatan SIM Puskesmas Pada Aplikasi SIKDA

    TAHUN JUMLAH PUSKESMAS MEMANFATKAN APLIKASI

    2011 252 26

    2012 252 24

    Sumber : SIKDA Sumbar dari http://125.165.156.221

    Dari wawancara awal yang dilakukan rendahnya tingkat pemanfaatan

    disebabkan keberadaan SIM Puskesmas tersebut belum mampu mengatasi

    berbagai persoalan pencatatan / pelaporan di Puskesmas. Fakta yang terjadi masih

    terjadi  fragmentasi sistem manajemen data yang mengakibatkan terjadinya

    duplikasi pencatatan baik di tingkat manajemen pasien dan manajemen program.

    Implikasinya adalah terjadinya redudansi data , inakurasi, inefisiensi dan output

    Pengembangan sistem..., Joni Iswanto, FKM UI, 2013

  • 8/18/2019 digital_2015-3_20349928-T35369-Joni Iswanto.pdf

    19/116

    4

    UNIVERSITAS INDONESIA

    informasi yang kurang lengkap pada beberapa pencatatan dan pelaporan di

    Puskesmas.

    Dari hasil pengamatan awal yang dilakukan di tingkat manajemen pasien

    pencatatan nama pasien, jenis penyakit, dan jenis obat-obatan masih berulang-

    ulang oleh petugas yang berbeda. Nama pasien saja tercatat di register loket

    karcis, kertas resep di ruang poliklinik, buku bantu register poliklinik, dan register

    apotik. Hal ini menyebabkan seringnya terjadi perbedaan perhitungan sasaran

    yang direkap dari poliklinik, loket dan apotik di Puskesmas. Kasus serupa juga

    terjadi cakupan pelayanan kesehatan balita, hasil pelayanan ini tercatat melalui

    blanko yang berbeda-beda dan petugas pencatat yang berbeda pula. Hasil

    pelayanan kesehatan balita tercatat di ruang KIA, ruang Imunisasi, dan juga ruang

    Gizi pada puskesmas yang sama dan petugas yang berbeda sehingga sewaktu

    evaluasi akhir sering dijumpai perbedaan jumlah sasaran terlayani.

    Di tingkat manajemen program permasalahan yang terjadi tidak jauh

    berbeda. Duplikasi terjadi pada pengisian format laporan program dengan

    pengisian pada format laporan Sistem Pencatatan Pelaporan Terpadu Puskesmas

    (SP2TP). Secara substansi sebenarnya laporan ini sama , hanya berbeda

    kelengkapan karena Sistem Pencatatan Pelaporan Terpadu Puskesmas merupakan

    gabungan seluruh laporan kegiatan yang terd . Akibat duplikasi tersebut banyak 

    Puskesmas yang tidak mencatat dan melaporkan kegiatannya dengan formulir

    SP2TP .

    Observasi pendahuluan yang dilakukan tentang alur pencatatan/pelaporan

    data program di Puskesmas didapatkan bahwa proses dimulai dari pencatatan

    kedalam buku register. Pencatatan pada buku register dilakukan dengan

    mengambil data dari kartu status pasien, kohort ibu, kohort bayi, kartu kunjunganposyandu dan lain sebagainya.Dari buku register tersebut selanjutnya data

    direkapitulasi menjadi laporan bulanan. laporan bulanan bisa terdiri dari

    bermacam-macam laporan tergantung kebutuhan, baik untuk kebutuhan

    Puskesmas sendiri ataupun kebutuhan Dinas Kesehatan dan Kementrian

    Kesehatan. Permintaan laporan ke Puskesmas terjadi dengan bermacam format

    yang berbeda walaupun secara substansi sebenarnya laporan yang diminta adalah

    sama. Ada data yang diminta dalam format laporan bulanan kegiatan program

    Pengembangan sistem..., Joni Iswanto, FKM UI, 2013

  • 8/18/2019 digital_2015-3_20349928-T35369-Joni Iswanto.pdf

    20/116

    5

    UNIVERSITAS INDONESIA

    seperti laporan KIA, laporan P2M , Laporan Gizi dan lain-lain dan ada yang

    diminta dalam bentuk laporan terpadu SP2TP. Laporan program akan dikirim ke

    masing-masing direktorat dan laporan SP2TP akan di-input ke dalam software

    aplikasi SIM Puskesmas di komputer.Laporan yang di input terdiri dari :

    1. Laporan LB.1 : Laporan tentang data kesakitan

    2. Laporan LB.2 : Laporan tentang pemakaian dan permintaan obat

    3. Laporan LB.3 : Laporan kegiatan program KIA,Gizi dan P2M

    4. Laporan LB.4 : Laporan Kegiatan Puskesmas lainnya

    5. Laporan LT.1 : Laporan Data dasar Puskesmas

    6. Laporan LT.3 : Laporan ketenagaan

    7. Laporan LT.3 : Laporan tentang inventaris alat

    Berdasarkan pemantauan yang dilakukan pada SIKDA Propinsi diketahui

    banyak Puskesmas yang tidak melakukan input data laporan SP2TP ke dalam

    aplikasi SIM Puskesmas.Dari wawancara dengan beberapa pimpinan puskesmas,

    hal ini karena petugas pengelola program tidak mengisi form SP2TP manual

    sehingga Petugas pengelola SP2TP tidak bisa melakukan input data ke dalam

    komputer. Menurut pimpinan puskesmas hal ini disebabkan antara lain :

    • Petugas tidak sempat mengisi karena terlalu banyak laporan

    • Anggapan petugas bahwa laporan SP2TP tidak penting

    • Laporan SP2TP sudah terdapat pada laporan program

    • Laporan SP2TP dianggap merupakan beban tambahan bagi Puskesmas.

    Masalahan lain juga terjadi dalam manajemen Organisasi. Masalah yang

    terjadi pada informasi keuangan yang sulit diakses secara cepat yang meliputi

    informasi pembiayaan dari masing-masing pos pelayanan dalam gedung, selain itu

     juga informasi pengelolaan keuangan kegiatan pembangunan (DASK) yang

    cenderung terpisah dari keuangan operasional puskesmas. Pengelolaan keuangan

    terpisah (tidak terintegrasi) antara keuangan hasil retribusi, keuangan proyek,

    keuangan hasil jasa pelayanan dan pendapatan lainnya menyulitkan pimpinan

    puskesmas mengakses situasi kapital yang ada di puskesmasnya secara cepat.

    Untuk manajemen data kepegawaian dan inventaris alat masih dilakukan secara

    manual dengan memakai buku bantu. Hal ini sangat menyulitkan terutama untuk 

    mengakses data dengan cepat.

    Pengembangan sistem..., Joni Iswanto, FKM UI, 2013

  • 8/18/2019 digital_2015-3_20349928-T35369-Joni Iswanto.pdf

    21/116

    6

    UNIVERSITAS INDONESIA

    Dari beberapa uraian fungsi manajemen diatas, tergambar bahwa

    manajemen puskesmas sangat membutuhkan pengelolaan informasi yang akurat.

    Informasi tersebut berupa informasi pengelolaan program kesehatan yang

    memperhatikan keutuhan konsep wilayah dan informasi pengelolaan manajemen

    pasien Selain itu, informasi yang baik terhadap pengelolaan unit penunjang

    meliputi kepegawaian, keuangan, pengelolaan barang juga dibutuhkan secara

    efesien dan efektif kepada penggunanya.Berdasarkan momentum tersebut,

    penyusunan desain sistem informasi manajemen puskesmas dapat dilakukan

    dengan pendekatan yang memandang pengguna bukan sebagai obyek namun

    sebagai partisipan. Pendekatan ini berfokus terjadinya perubahan yang melibatkan

    secara aktif pengguna dan peneliti dalam penyusunan desain.

    1.2. Perumusan Masalah

    Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas dapat dirumuskan bahwa

    masalah pada SIM-Puskesmas adalah masih terjadinya duplikasi pencatatan

     /pelaporan di tingkat Puskesmas beserta implikasinya . Hal ini dikarenakan sistem

    manajemen data belum terintegrasi secara baik. Duplikasi pencatatan dan

    pelaporan ini berkaitan pula dengan kualitas informasi yang dihasilkan terutama

    pada akurasi data yang pada gilirannya akan berpengaruh terhadap pola

    pengambilan kebijakan pada institusi kesehatan.

    1.3. Pertanyaan Penelitian.

    Bagaimanakah model rancangan Sistem Infomasi manajemen di tingkat

    Puskesmas agar tidak terjadi duplikasi dalam pencatatan dan pelaporan

    1.4. Tujuan Penelitian

    1.4.1. Tujuan Umum Penelitian

    Pengembangan rancangan sistem manajemen data di Puskesmas dengan

    melakukan integrasi pencatatan/pelaporan untuk menghilangkan duplikasi

    di tingkat Puskesmas

    Pengembangan sistem..., Joni Iswanto, FKM UI, 2013

  • 8/18/2019 digital_2015-3_20349928-T35369-Joni Iswanto.pdf

    22/116

    7

    UNIVERSITAS INDONESIA

    1.4.2. Tujuan Khusus

    1. Identifikas masalah pencatatan/pelaporan di tingkat Puskesmas

    2. Analisa kebutuhan system informasi Puskesmas pada tingkatan

    manajemen pasien,manajemen program dan manajemen organisasi

    3. Membuat rancangan format input data pada system informasi

    manajemen di tingkat Puskesmas

    4. Membuat rancangan alur data masing-masing tingkatan manajemen

    5. Membuat rancangan prototipe aplikasi SIM- Puskesmas

    1.5. Keaslian Penelitian

    Penelitian ini merupakan pengembangan dari beberapa Sistem Informasi

    Manajemen Puskesmas yang pernah dilakukan dengan metode yang hampir sama

    yang dijadikan acuan pada penelitian ini yaitu :

    1. Sikda Generik Yang dikembangkan oleh Pusdatin tahun 2011, Persamaan

    terletak pada model aplikasi manajemen pasien dengan model online dimana

    collecting data berbasis individu yang dilakukan langsung dari unit

    pelayanan.Perbedaan adalah pada jumlah output laporan, analisa data dan

    pengisian data dengan format offline yang disediakan pada system

    pengembangan .Perbedaan lain adalah pada manajemen program yang berbeda

    pada basis input data dan output laporan. Untuk manajemen organisasi pada

    sikda generik belum tersedia.

    2. Sikda Provinsi Sumatera Barat yang dikembangkan oleh Dinas Kesehatan

    Provinsi Sumatera Barat melalui PT.Inovasian Net Tahun 2007. Persamaan

    ada pada output laporan SP2TP yang masih dipertahankan pada system

    pengembangan . Perbedaan yaitu pada Sikda Provinsi input data mengunakanrekapitulasi data laporan bulanan sedangkan pada system pengembangan input

    data menggunakan register individu dan register desa.Berbeda dengan Sikda

    Generik pada Sikda provinsi aplikasi yang disediakan hanya berupa

    manajemen program.

    3. Sikda Kota Payakumbuh yang dikembangkan oleh Dinas Kesehatan Kota

    Payakumbuh Tahun 2004. Merupakan aplikasi manajemen Puskesmas

    pertama yang dikembangkan di Provinsi Sumatera barat . Aplikasi ini

    Pengembangan sistem..., Joni Iswanto, FKM UI, 2013

  • 8/18/2019 digital_2015-3_20349928-T35369-Joni Iswanto.pdf

    23/116

    8

    UNIVERSITAS INDONESIA

    sekarang tidak difungsikan lagi karena adanya kebijakan system informasi

    satu pintu untuk semua Puskesmas yang ada di Sumatera Barat melalui Sikda

    Provinsi. Persamaan ada pada beberapa format laporan yang masih relevan

    digunakan . Perbedaan aplikasi ini hanya untuk pemakaian lokal .

    Sebagai pertimbangan untuk pengembangan lebih lanjut dari hasil

    penelitian ini maka proses pengembangan tetap berpedoman pada alur kebijakan

    Sikda yang masih digunakan di Provinsi Sumatera Barat.

    1.6. Keterbatasan Penelitian

    Mengingat keterbatasan waktu , penelitian terbatas pada pengembangan

    rancangan prototipe yang pada tahap selanjutnya akan dikembangkan bersama

    programmer yang lebih professional.Ujicoba aplikasi pada penelitian ini

    dilakukan secara offline sedangkan untuk versi online dilaksanakan dengan

    simulasi model.

    1.7. Manfaat Penelitian

    1. Masukan kepada Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Barat sebagai

    bahan pengembangan desain SIM-Puskesmas untuk mendukung

    SIKDA Provinsi Sumatera barat

    2. Masukan bagi Puskesmas untuk mendorong pengambil kebijakan di

    level yang lebih tinggi untuk dapat melakukan perbaikan system

    informasi kesehatan di tingkat Puskesmas yang merupakan lini depan

    dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan

    3. Pembelajaran Bagi peneliti dalam mengembangkan suatu system

    informasi kesehatan mulai dari tahap identifikasi sampai dengan

    mengembangkan rancangan system

    Pengembangan sistem..., Joni Iswanto, FKM UI, 2013

  • 8/18/2019 digital_2015-3_20349928-T35369-Joni Iswanto.pdf

    24/116

  • 8/18/2019 digital_2015-3_20349928-T35369-Joni Iswanto.pdf

    25/116

    10

    UNIVERSITAS INDONESIA

    dengan kebutuhan dan tujuan organisasi. (4) Informasi harus bermanfaat (5)

    Informasi harus tepat terutama untuk pengambilan keputusan yang krusial. (6)

    Informasi harus reliabel untuk menjamin tingkat kepercayaan dan kebenarannya

    dapat diandalkan. (7) Informasi harus akurat artinya informasi terhindar dari

    kesalahan dan kekeliruan. (8) Informasi harus konsisten dimana informasi harus

    tidak bersifat kontradiktif dalam penyajiannya. (Parker, 1993). Informasi adalah

    suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan

    pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang

    bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat

    menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang

    diperlukan”.sistem informasi adalah terdiri dari komponen-komponen yang

    disebutnya sebagai blok bangunan, blok bangunan tersebut terdiri dari blok 

    masukan (input block), blok model (model block), blok keluaran (output block),

    blok teknologi (technologi block), blok basisdata (database block), dan blok 

    kendali (control block) ( Sutabri, 2004)

    2.1.3.Definisi Sistem Informasi

    sistem informasi yang sering digunakan merujuk kepada interaksi antara

    orang, proses algoritmik, data, dan teknologi. Dalam pengertian ini, istilah ini

    digunakan untuk merujuk tidak hanya pada penggunaan organisasi teknologi

    informasi dan komunikasi tetapi juga untuk cara di mana orang berinteraksi

    dengan teknologi ini dalam mendukung proses bisnis( Kroenke, 2008). Sistem

    informasi adalah gabungan yang terorganisasi dari manusia, perangkat lunak,

    perangkat keras, jaringan komunikasi dan sumber data dalam mengumpulkan,

    mengubah, dan menyebarkan informasi dalam organisas ( O’Brien, 2007). Sistem

    informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan

    kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial

    dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu

    dengan laporan-laporan yang diperlukan (Laudon, Kenneth, Jane, 2007). sistem

    informasi adalah bagian dari lembaga yang berperan dalam melakukan proses dan

    menyimpan data, informasi dan pengetahuan..( Winter, 2011 )

    Pengembangan sistem..., Joni Iswanto, FKM UI, 2013

  • 8/18/2019 digital_2015-3_20349928-T35369-Joni Iswanto.pdf

    26/116

    11

    UNIVERSITAS INDONESIA

    2.1.4. Definisi Sistem Informasi Kesehatan

    Sistem Informasi Kesehatan adalah usaha terintegrasi untuk 

    mengumpulkan data, proses laporan dan menggunakan informasi kesehatan untuk 

    pengetahuan mempengaruhi dan pembuatan kebijakan, program aksi dan

    penelitian. Definisi ini mengandung arti bahwa kita harus memproses data

    menjadi informasi yang nantinya digunakan untuk penyusunan kegiatan atau

    program dan penelitian.(WHO , 2005). Sistem Informasi Kesehatan ( SIK ) adalah

    suatu sistem terintegrasi yang mampu mengelola data dan informasi publik 

    (pemerintah, masyarakat dan swasta) di seluruh tingkat pemerintahan secara

    sistematis untuk mendukung pembangunan kesehatan. ( Kemenkes, 2012 ) .

    Sistem Informasi Kesehatan yang terintegrasi adalah Sistem Informasi Kesehatan

    yang menyediakan menjalankan mekanisme saling hubung antar subsistem

    informasi dan lintas sistem informasi dengan berbagai cara yang sesuai dengan

    keperluannya, sehingga data dari suatu sistem secara rutin dapat

    melintas/mengalir, menuju atau diambil oleh satu atau lebih sistem yang lain

    ( Kemenkes, 2012 )

    2.2 PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI

    Menurut Jogiyanto, pengembangan sistem (System development) dapat

    diartikan sebagai penyusunan suatu sistem baru menggantikan system yang lama

    secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada.Sistem yang lama

    perlu diperbaiki atau diganti disebabkan karena beberapa hal, yaitu sebagai

    berikut :

    1. Adanya permasalahan (Problems) yang timbul di sistem yang lama sehingga

    menyebabkan sistem yang lama tidak dapat beroperasi sesuai harapan

    1. Untuk meraih kesempatan (Opportunities) dengan berkembangnya teknologi

    informasi baik perangkat keras maupun perangkat lunak dan teknologi

    komunikasi, maka suatu organisasi mulai merasakan bahwa teknologi

    informasi tersebut perlu digunakan untuk meningkatkan penyediaan informasi

    sehingga dapat mendukung proses pengambilan keputusan yang akan

    dilakukan oleh manajemen.

    2. Adanya instruksi-instruksi (directive). Pengembangan sistem yang baru dapat

     juga terjadi karena adanya instruksi-instruksi baik dari pimpinan ataupun dari

    Pengembangan sistem..., Joni Iswanto, FKM UI, 2013

  • 8/18/2019 digital_2015-3_20349928-T35369-Joni Iswanto.pdf

    27/116

    12

    UNIVERSITAS INDONESIA

    luar organisasi, seperti adanya keluhan-keluhan dari langganan, laporan yang

    tidak tepat waktu, isi laporan yang sering salah, waktu kerja yang berlebihan,

    dan lain-lain. ( Jogiyanto 2005 )

    2.2.1 Konsep Dasar Pengembangan Sistem Informasi

    Dalam melakukan pengembangan sistem informasi secara umum, ada

    beberapa konsep dasar yang harus dipahami . ( Sanjoyo , 2007 ):

    1. Sistem Informasi Tidak Identik Dengan Sistem Komputerisasi

    Pada dasarnya sistem informasi tidak bergantung kepada penggunaan

    teknologi komputer. Sistem informasi yang memanfaatkan teknologi

    komputer dalam implementasinya disebut sebagai Sistem Informasi BerbasisKomputer (Computer Based Information System). Pada pembahasan

    selanjutnya, yang dimaksudkan dengan sistem informasi adalah sistem

    informasi yang berbasis komputer.

    2. Sistem Informasi Dalam Suatu Organisasi Adalah Sistem Yang Dinamis

    Dinamika system informasi dalam suatu organisasi sangat ditentukan oleh

    dinamika perkembangan organisasi tersebut. Oleh karena itu perlu disadari

    bahwa pengembangan System informasi tidak akan pernah berhenti

    3. Sistem Informasi Sebagai Suatu Sistem Harus Mengikuti Siklus Hidup

    Sistem.Seperti lahir, berkembang, mantap dan akhirnya mati atau berubah

    menjadi sistem yang baru. Oleh karena itu, sistem informasi memiliki umur

    layak guna. Panjang pendeknya umur layak guna sistem informasi tersebut

    ditentukan oleh Perkembangan organisasi tersebut, perkembangan teknologi

    informasi dan perkembangan tingkat kemampuan pengguna sistem informasi

    4. Daya Guna Sistem Informasi Ditentukan Oleh Integritas Sistem Itu Sendiri.

    Sistem informasi yang terpadu mempunyai daya guna yang tinggi, jika

    dibandingkan dengan sistem informasi yang terfragmentasi. Usaha untuk 

    melakukan integrasi sistem yang ada di dalam suatu organisasi menjadi satu

    sistem yang utuh merupakan usaha yang berat dengan biaya yang cukup besar

    dan harus dilakukan secara berkesinambungan. Sinkronisasi antar sistem yang

    ada dalam sistem informasi itu, merupakan prasyarat yang mutlak untuk dapat

    mendapatkan sistem informasi yang terpadu.

    5. Keberhasilan Pengembangan Sistem Informasi Sangat Bergantung Pada

    Pengembangan sistem..., Joni Iswanto, FKM UI, 2013

  • 8/18/2019 digital_2015-3_20349928-T35369-Joni Iswanto.pdf

    28/116

    13

    UNIVERSITAS INDONESIA

    Strategi Yang Dipilih Untuk Pengembangan Sistem Tersebut

    Strategi yang dipilih untuk melakukan pengembangan sistem sangat

    bergantung kepada besar kecilnya cakupan dan tingkat kompleksitas dari

    sistem informasi tersebut. Untuk sistem informasi yang cakupannya luas dan

    tingkat kompleksitas yang tinggi diperlukan tahapan pengembangan seperti

    Penyusunan Rencana Induk Pengembangan dan Pembuatan Rancangan

    Global. Dalam pemilihan strategi harus dipertimbangkan berbagai faktor

    seperti keadaan yang sekarang dihadapi, keadaan pada waktu sistem informasi

    siap dioperasionalkan dan antisipasi perkembangan organisasi dan

    perkembangan teknologi. Ketidaktepatan dalam melakukan prediksi keadaan

    dimasa mendatang, merupakan penyebab kegagalan implementasi dan

    operasionalisasi sistem informasi.

    6. Pengembangan Sistem Informasi Organisasi Harus Menggunakan Pendekatan

    Fungsi Dan Dilakukan Secara Menyeluruh (Holistik)

    Pada banyak kasus, pengembangan sistem informasi dilakukan dengan

    menggunakan pendekatan struktur organisasi dan pada umumnya mereka

    mengalami kegagalan, karena struktur organisasi sering kali kurang

    mencerminkan semua fungsi yang ada didalam organisasi. Sebagai

    pengembang sistem informasi hanya bertanggung jawab dalam

    mengintegrasikan fungsi-fungsi dan sistem yang ada didalam organisasi

    tersebut menjadi satu sistem informasi yang terpadu.

    7. Informasi Telah Menjadi Aset Organisasi

    Dalam konsep manajemen modern, informasi telah menjadi salah satu aset

    dari suatu organisasi, selain uang, SDM, sarana dan prasarana. Penguasaan

    informasi internal dan eksternal organisasi merupakan salah satu keunggulankompetitif , karena keberadaan informasi tersebut bisa menentukan kelancaran

    dan kualitas proses kerja, bisa menjadi ukuran kinerja organisasi dan bisa

    menjadi acuan yang pada akhirnya menentukan kedudukan organisasi tersebut

    dalam persaingan lokal maupun global.

    Pengembangan sistem..., Joni Iswanto, FKM UI, 2013

  • 8/18/2019 digital_2015-3_20349928-T35369-Joni Iswanto.pdf

    29/116

    14

    UNIVERSITAS INDONESIA

    2.2.2. Langkah-Langkah Pengembangan Sistem Informasi

    1. Meninjau kembali Sistem yang ada

    Langkah awal yang harus dilaksanakan dengan meninjau kembali sistem yang

    ada dengan melihat apakah sistem saat ini telah berjalan baik. Tahapan ini

    dilaksanakan dengan cara melakukan inventarisir formulir yang ada , Menilai

    kualitas data , Mencari pemecahan masalah dan melihat faktor faktor apa

    yang mempengaruhi dalam pengolahan data.

    2. Menentukan kebutuhan data

    Langkah kedua yang adalah melihat setiap tingkatan administratif yang

    memiliki peran yang tidak sama, sehingga kebutuhan data akan berbeda beda.Tidak semua kebutuhan data dapat dipenuhi melalui sistem pengumpulan data

    rutin. Guna menentukan kebutuhan data, langkah yang kita perlukan adalah

    mendefenisikan perbedaan aturan/fungsi untuk setiap level program .

    3. Menentukan faktor yang mempengaruhi alur data

    Yaitu dengan menentukan siapa yang bisa mengolah data, menentukan berapa

    sering data dibutuhkan dalam semua tingkat, menentukan bagaimana format

    data sesuai dengan permintaan serta dengan membuat diagram dan

    kesimpulan informasi guna pengambilan keputusan.

    4. Desain pengumpulan dan pelaporan

    Langkah langkah guna mendesain pengumpulan dan cara pelaporan data

    adalah dengan membuat draft formulir dari berbagai macam laporan yang

    dibutuhkan kemudian memastikan seluruh data dapat di ambil menggunakan

    formulir tersebut. Selanjutnya mencoba menerapkan draft tadi dan diskusikan

    tentang kekurangan formulir baru ini dengan membandingkan dengan

    formulir yang lama. Persiapkanlah petunjuk penggunaan formulir tersebut

    kemudian laksanakanlah Uji coba sesuai dengan petunjuk .langkah terakhir

    nilai dan evaluasilah hasil ujicoba diatas. Dari hasil penilaian dan evaluasi,

    buatlah formulir yang baru.

    5. Pengembangan prosedur pemerosesan data

    Langkah kelima Mengembangkan prosedur pemerosesan data dimana data

    Sistem Informasi yang kita rencanakan diproses secara konsisten sesuai

    dengan tujuan pengumpulan, perencanaan, analisis dan pemanfaatan data.

    Pengembangan sistem..., Joni Iswanto, FKM UI, 2013

  • 8/18/2019 digital_2015-3_20349928-T35369-Joni Iswanto.pdf

    30/116

    15

    UNIVERSITAS INDONESIA

    Langkah langkah Mengembangkan prosedur pemerosesan data dimulai

    dengan melakukan asesment terhadap keuntungan dan kerugian pemrosesan

    data secara manual . Apabila kita memilih untuk mengembangkan sistem

    komputerisasi, pastikan bahwa nantinya akan dipergunakan untuk pemrosesan

    data sampai level terbawah. Tentukan spesifikasi pengembangan software ,

    Kembangkan kebutuhan software untuk pemrosesan data di tiap tiap

    tingkatan dan lakukan uji coba software

    6. Mengembangkan program pelatihan

    Langkah keenam Mengembangkan program pelatihan dengan tunjuan

    meningkatkan sumber daya pelaksana dengan merancang pelatihan sesuai

    dengan tingkatan pengetahun pengelola. Langkah langkah yang dilakukan

    yaitu dengan mengembangkan kurikulum untuk setiap tipe pelatihan ,

    mengembangkan Materi Pelatihan , reproduksi materi pelatihan dan

    merancang model evaluasi pelatihan. Selanjutnya melakukan evaluasi

    program pelatihan termasuk materi pelatihan yang digunakan serta melakukan

    modifikasi materi pelatihan dan program pelatihan berdasarkan hasil evaluasi.

    7. Ujicoba sistem

    Salah satu tahapan penting dalam pengembangan suatu Sistem Informasi yaitu

    Uji coba sistem sebelum diimplementasikan, suatu sistem harus diujicoba

    pada kondisi yang mencerminkan kondisi sebenarnya. Langkah-langkah yang

    dilakukan dalam ujicoba system adalah dengan menyiapkan petunjuk 

    pelaksanaan uji coba, menentukan Siapa yang akan menjadi peserta uji coba ,

    menentukan Apa yang menjadi tujuan dari coba ini dan menetukan berapa

    lama uji coba tersebut akan dilakukan

    8. Monitoring dan Evaluasi pada sistemTujuan dari monitoring dan evaluasi tidak hanya fokus pada mencari

    kesalahan dan kekurangan pada sistem tetapi terhadap aspek aspek lain yang

    mendukung secara tidak langsung. Cara ini sangat baik dilaksanakan untuk 

    dapat mengidentifikasi kesalahan yang terjadi pada pelaksanaan uji coba suatu

    sistem.Monitoring dan evaluasi kiranya dilaksanakan melalui tahapan dengan

    membuat rencana pengembangan yang sistematik .selanjutnya

    mengidentifikasi sumber daya yang diperlukan untuk pelaksanaan monitoring.

    Pengembangan sistem..., Joni Iswanto, FKM UI, 2013

  • 8/18/2019 digital_2015-3_20349928-T35369-Joni Iswanto.pdf

    31/116

    16

    UNIVERSITAS INDONESIA

    Melananjutkan dengan merencanakan pelaksanaan monitoring dan evaluasi.

    Melaksanakan disiminasi hasil kegiatan monitoring dan evaluasi.Terakhir

    membuat suatu rekomendasi dari hasil kegiatan monitoring dan evaluasi.

    Sebaiknya monitoring dan evaluasi menjadi kegiatan yang sifatnya rutin

    dilaksanakan serta dapat menyediakan petunjuk yang sifatnya teknis dan berisi

    informasi lainnya.

    9. Mengembangkan mekanisme diseminasi dan umpan balik data

    Cara efektif untuk memotivasi para pengolah data pada level terendah adalah

    dengan terus menerus memberikan umpan balik baik positif dan negatif 

    mengenai data yang telah mereka hasilkan.Langkah yang harus dilalui yaitu

    dengan menentukan langkah paling efektif dan efisien untuk 

    mendiseminasikan data , selanjutnya melakukan identifikasi sumber daya

    manusia, anggaran/biaya dan sumber daya . Prioritaskan berbagai cara

    diseminasi data agar dapat diadopsi berdasarkan kebutuhan dan ketersediaan

    sumber daya.Selanjutnya implementasikan kegiatan diseminasi data dan

    terakhir kembangkan dan implementasikan sistem monitoring dan evaluasi

    diseminasi data serta umpan balik yang telah dilaksanakan.

    2.2.3. Metode Pengembangan Sistem Informasi

    Terdapat 4 (empat) tahapan pokok yang dilalui pada pengembangan

    suatu sistem (schultheis & Summer, 1999), berupa daur hidup atau siklus sebuah

    sistem sebagaimana terlihat pada Gambar 2, yakni (1) analisis kebutuhan (needs

    analysis), (2) desain sistem, (3) implementasi, dan (4) pemeliharaan.

    Gambar 2.1. Daur hidup sistem,

    Sumber“Management Information System, The manager view, 1999,).

    Analisis kebutuhan merupakan suatu studi yang mendalam yang

    berkaitan dengan proses pengumpulan informasi, pemrosesan, penyimpanan dan

     Analisis Kebutuhan

    Pemeliharaan Desain Sistem

    Pengembangan sistem..., Joni Iswanto, FKM UI, 2013

  • 8/18/2019 digital_2015-3_20349928-T35369-Joni Iswanto.pdf

    32/116

    17

    UNIVERSITAS INDONESIA

    kebutuhan-kebutuhan pelaporan dari suatu unit organisasi. Tujuan utama tahap ini

    adalah untuk menemukan masalah-masalah sesungguhnya dan mengembangkan

    berbagai metode dan strategy untuk menanggapi kebutuhan informasi yang

    terkait. Terdapat beberapa hal penting dalam kaitannya dengan analisis kebutuhan

    yakni memungkinkan manajer/pimpinan menilai secara kritis kebutuhan

    pemrosesan informasi dari bagian-bagian dan melengkapi data dasar yang

    diperlukan untuk memberikan masukan kepada sistem informasi, memberi

    gambaran yang spesifik sebagai pedoman bagi manajer dalam mendesain atau

    membiayai suatu sistem, Membantu pada tingkat strategis melalui proses analisis

    kebutuhan para profesional dalam menetapkan suatu rencana informasi strategis

    bagi fungsi-fungsi organisasi dan memberi kesempatan untuk menetapkan

    kebijakan informasi, yang merupakan suartu rencana-rencana jangka panjang

    untuk mengelola data dan sumber informasi.

    Dalam pelaksanaan analisis kebutuhan mencakup hal-hal berupa (1)

    penetapan sasaran-sasaran analisis kebutuhan.(2) penetapan fungsi-fungsi

    organisasi yang akan dicakup (3) penetapan schedul analisis (4) pemilihan

    berbagai metode pengumpulan data.(5) penganalisaan data yang telah

    dikumpulkan meliputi identifikasi kebutuhan, metode pemecahan masalah dan

    mereview sistem yang ada sekarang. Kegiatan yang dilakukan pada tahapan ini

    adalah dengan Mempelajari sistem yang ada dan sedang berjalan saat ini yang

    dimaksudkan untuk identifikasi masalah sistem. Kemudian menganalis

    kebutuhan sistemdengan tujuan agar dapat memahami dengan baik kebutuhan dari

    sistem yang akan dikembangkan serta melakukan analisis kelayakan yang

    meliputi kelayakan ekonomis, teknis dan organisasi.

    Tahap desain sistem, pada tahap ini, sistem keseluruhan dirinci secaraspesifik agar semua fungsi dapat diperiksa dan semua program dapat disebutkan.

    Perancang sistem menentukan bagaimana sistem informasi akan mencapai

    sasaran-sasaran yang dirumuskan dalam perancangan spesifikasi program..

    Input merupakan suatu data yang masuk ke dalam sistem, dapat berupa

    data dasar. Sedangkan keluaran merupakan hasil sistem yang telah berbentuk 

    informasi berupa laporan formal, yang dapat digunakan untuk mendukung proses

    pengambilan keputusan. Proses adalah bagaimana data masukan

    Pengembangan sistem..., Joni Iswanto, FKM UI, 2013

  • 8/18/2019 digital_2015-3_20349928-T35369-Joni Iswanto.pdf

    33/116

    18

    UNIVERSITAS INDONESIA

    ditransformasikan dan digunakan untuk mengubah data menjadi informasi yang

    dibutuhkan serta seberapa sering suatu perubahan tersebut harus diperbaiki.

    Spesifikasi desain input diperoleh dari tujuan sistem dan hasil format

    keluaran. Kebutuhan akan data masukan diperoleh dari isi hasil laporan keluaran

    dan spesifikasi penarikan data (data retrieval). Desain input meliputi pula

    penyusunan kode dan sistem kodefikasi. Kode harus sederhana, mudah

    digunakan, fleksibel dan mudah dikembangkan. Spesifikasi desain output yang

    dirancang hendaknya berasal dari tujuan sistem dan analisis kebutuhan yang

    lengkap. Hasil laporan yang diinginkan harus sesuai dengan kebutuhan pemakai.

    Setiap laporan yang dihasilkan oleh sistem harus memiliki kekhususan dalam

    rinciannya.Pada tahapan ini dilakukan beberapa kegiatan yang akan menghasilkan

    beberapa dokumen, yaitu (1) Pemodelan proses dengan menggunakan DFD, (2)

    Pemodelan data dengan menggunakan ERD. (3) Perancangan tampilan antar

    muka ( interface ).(4) Pemilihan teknologi untuk sistem informasi yang akan

    dibangun berupa jenis dan spesifikasi perangkat keras ( hardware) serta perangkat

    lunak (software ) yang akan digunakan untuk membangun dan menjalankan

    sistem informasi.

    Selanjutnya tahap implementasi, pada tahap ini dilaksanakan

    pengumpulan data, membangun file dan pengujian sistem secara menyeluruh.

    Terdapat beberapa metode pengujian antara lain dengan menguji sistem dalam

    kondisi yang disimulasikan atau menguji kondisi nyata sejajar dengan sistem dan

    prosedur yang ada. Setelah semua kesalahan dan permasalahan yang ditemukan

    dalam pengujian sistem diperbaiki, sistem dilanjutkan ke dalam operasional

    sesungguhnya.Pada tahapan ini akan dilakukan kegiatan sebagai berikut (1)

    Pemrograman yang dilakukan oleh pemrogram (  programmer  ) berdasarkandokumentasi (2) hasil kegiatan desain sistem. Hasil kegiatan ini berupa

     prototype aplikasi. (3) Melakukan pengujian atau testing prototype sistem yang

    akan dilaksanakan di laboratorium.(4) Membuat pedoman penggunaan ( user’s

    manual ) sebagai panduan pagi pengguna sistem

    Tahap terakhir, yakni tahap pemeliharaan, dimana setelah sistem dapat

    berjalan tanpa hambatan, sistem diserahkan kepada kelompok pemeliharaan dalam

    pengolahan informasi. Kesalahan atau perubahan kecil langsung ditangani sebagai

    Pengembangan sistem..., Joni Iswanto, FKM UI, 2013

  • 8/18/2019 digital_2015-3_20349928-T35369-Joni Iswanto.pdf

    34/116

    19

    UNIVERSITAS INDONESIA

    pemeliharaan. Pada tahap ini sistem perlu didesain dan didokumentasikan demi

    kelancaran pemeliharaan. Seluruh operasional sistem informasi dievaluasi secara

    periodik untuk dapat menyediakan informasi yang sesuai dengan tujuan

    organisasi. (schultheis & Summer, 1999)

    2.3. PENGEMBANGAN BASIS DATA

    2.3.1. Definisi Basis Data

    Basis data didefinisikan dalam sejumlah sudut pandang, antara lain yaitu

    (Fathansyah,1999) :

    a) Himpunan kelompok data (arsip) yang saling berhubungan yang diorganisasi

    sedemikian rupa agar kelak dapat dimanfaatkan kembali dengan cepat dan

    mudah.

    b) Kumpulan data yang saling berhubungan yang disimpan secara bersama

    sedemikian rupa dan tanpa pengulangan (redudansi) yang tidak perlu, untuk 

    memenuhi berbagai kebutuhan.

    c) Kumpulan file atau tabel atau arsip yang saling berhubungan yang disimpan

    dalam media penyimpanan elektronis.

    Ada juga pengertian lain dari basis data yaitu sistem file computer yang

    menggunakan cara pengorganisasian file tertentu, dimaksudkan untuk 

    mempercepat akses terhadap seluruh record, serta pembaruan secara serempak 

    atas record terkait, juga untuk mempermudah dan mempercepat akses terhadap

    seluruh record lewat program aplikasi, serta akses yang cepat terhadap data yang

    tersimpan yang harus digunakan secara bersama-sama untuk dibaca guna

    penyusunan laporan-laporan rutin atau khusus ataupun penyelidikan.(Kadir,2003)

    2.3.2. Sistem Basis Data

    Sistem basis data merupakan sistem yang terdiri atas kumpulan file (tabel)

    yang saling berhubungan (dalam sebuah basis data di sebuah sistem komputer)

    dan sekumpulan program (Sistem Manajemen Basis Data) yang memungkinkan

    beberapa pemakai dan/atau program lain untuk mengakses dan memanipulasi file-

    file (tabel-tabel) tersebut. Dalam sebuah sistem basis data terdapat komponen-

    komponen utama yaitu : perangkat keras (Hardware), sistem operasi (Operating

    Pengembangan sistem..., Joni Iswanto, FKM UI, 2013

  • 8/18/2019 digital_2015-3_20349928-T35369-Joni Iswanto.pdf

    35/116

    20

    UNIVERSITAS INDONESIA

    System), basis data (Database), sistem (Aplikasi/perangkat lunak), pengelola basis

    data (DBMS), pemakai (User), dan aplikasi (Perangkat Lunak) lain yang bersifat

    opsional.( Fathansyah,1999 )

    Sistem basis data memiliki beberapa komponen, yaitu (Winarno,2004)

    a) File basis data, file ini memiliki elemen-elemen data (masing-masing item

    data) yang disimpan dalam salah satu dari format organisasi file basis data.

    b) Sistem manajemen basis data ( Data Base Management System ).

    Merupakan suatu kelompok program software yang mengelola basis data,

    mengontrol akses terhadap basis data, menjaga pengamanan basis data, dan

    melakukan tugas-tugas lainnya.

    c) Sistem Antar-muka Bahasa Induk (A Host Language Interface System),

    merupakan bagian dari DBMS yang berkomunikasi dengan program aplikasi,

    menafsirkan instruksi-instruksi bahasa tingkat tinggi program aplikasi, seperti

    COBOL dan FORTRAN, yang memerlukan data dari file-file. Selama proses

    ini system operasi komputer berinteraksi dengan DBMS-nya, dengan susunan

    demikian program aplikasi tidak memuat informasi tentang file. Jadi pada

    program tidak ada yang membatasi penggunaan suatu file data.

    d) Program Aplikasi, memiliki fungsi yang sama seperti pada system

    konvensional, hanya saja file-file datanya independen dan menggunakan

    definisi data standar. Saling tidak bergantung (independensi) dan standarisasi

    membuat pengembangan program menjadi lebih mudah dan cepat. Program

    aplikasi biasa menggunakan A Host Language Interface System yang biasanya

    dibuat oleh pemogram yang profesional.

    e) Sebuah sistem antar-muka bahasa alami (A Natural Language interface

    System), merupakan bahasa pertanyaan (Query Language) yangmemungkinkan pemakai mendapatkan keterangan tentang apa saja yang

    tersedia pada sistem komputer. Bahasa yang dipakai biasanya Bahasa Inggris,

    karena instruksi masukan merupakan perintah-perintah singkat dalam bahasa

    inggris.

    f) Kamus data (Data Dictionary), merupakan pusat penyimpanan informasi data-

    data dari basis data yang memuat ”skema basis data”, dimana nama dari setiap

    item data dalam basis data serta deskripsi dan definisi atribut-atributnya, yang

    Pengembangan sistem..., Joni Iswanto, FKM UI, 2013

  • 8/18/2019 digital_2015-3_20349928-T35369-Joni Iswanto.pdf

    36/116

    21

    UNIVERSITAS INDONESIA

    merujuk pada ”data standar”. Kamus data berisi informasi lokasi basis data

    pada file basis data, aturan mengakses data, pengamanan data serta kondisi

    informasi data. DBMS menerima permintaan dari suatu program dan

    mengakses kamus basis data untuk melihat apakah program memiliki data

    yang dicari dan memastikan lokasi data pada basis data. Dalam kamus data

    harus dapat mencerminkan keterangan yang jelas tentang data yang

    dicatatnya. Untuk maksud keperluan ini maka kamus data harus memuat hal-

    hal sebagai berikut : Nama arus data, Alias, Bentuk data, Arus data,

    Penjelasan, Periode, Volume, Struktur data, Terminal pengaksesan dan

    pemutakhiran , Sistem keluaran atau pembuat reportase (The Output System

    or Report Generator), yang terdiri dari laporan biasa, dokumen, laporan

    khusus.(nugroho,2004)

    2.3.3. Diagram Konteks

    Diagram konteks adalah bagian dari Data Flow Diagram (DFD), yang

    berfungsi untuk memetakan model lingkungan, yang dipresentasikan dalam

    lingkaran tunggal yang mewakili keseluruhan sistem, meliputi (Pohan,1997)

    a) Kelompok pemakai, organisasi atau sistem lain dimana system melakukan

    komunikasi

    b) Data masuk, yaitu data yang diterima sistem dari lingkungan dan harus

    diproses dengan cara tertentu

    c) Data keluar yaitu data yang dihasilkan sistem dan diberikan ke dunia luar.

    d) Penyimpanan data, yaitu digunakan secara bersamaan antara sistem dengan

    terminator

    e) Batasan, antara sistem dengan lingkungan Simbol yang digunakan dalam

    diagram konteks, yaitu : Persegi panjang yang berfungsi untuk berkomunikasi

    dengan sistem melalui aliran data, Lingkaran yang berfungsi menunjukkan

    adanya kegiatan proses dalam system, Data aliran yang berefungsi

    menunjukkan spesifikasi jenis data yang dibutuhkan system

    2.3.4. Diagram Arus Data

    Diagram Arus Data yang juga dikenal sebagai Data Flow Diagram (DFD),

    sering digunakan untuk menggambarkan sistem yang telah ada atau sistem baru

    Pengembangan sistem..., Joni Iswanto, FKM UI, 2013

  • 8/18/2019 digital_2015-3_20349928-T35369-Joni Iswanto.pdf

    37/116

    22

    UNIVERSITAS INDONESIA

    yang akan dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan

    fisik dimana data tersebut mengalir (misalnya lewat telpon, surat dan sebagainya)

    atau lingkungan fisik dimana dat tersebut akan disimpan (misalnya file kartu,

    microfiche, hard disk, tape, diskette, dan sebagainya). DFD merupakan alat yang

    digunakan pada metodologi pengembangan sistem yang terstuktur (structure

    Analysis and design). Dan juga merupakan alat yang cukup populer sekarang ini

    karena dapat menggambarkan arus data di dalam sistem dengan terstruktur dan

     jelas.(Jogiyanto,2005)

    DFD menggunakan beberapa simbol, dimana simbol tersebut untuk maksud

    mewakili yaitu : external entity (kesatuan luar), atau Boundary (batas sistem), data

    flow (arus data), process (proses), dan data store (simpanan data)

    2.3.5. Proses Pengembangan Basis Data

    Ada 2 (dua) cara untuk merancang suatu basis data, yaitu melalui

    pendekatan Entity-Relationship Diagram (ERD) dan normalisasi. Untuk 

    mendapatkan rancangan basis data yang bagus, efektif dan efisien diperlukan

    adanya kombinasi dari kedua cara pendekatan tersebut.(Nugroho,2005)

    Pendekatan ERD (Entity-Relationship Diagram)

    ERD atau diagram E-R merupakan gambaran model Entity yang berisi

    komponen-komponen himpunan entitas dan himpunan relasi yang masing-masing

    dilengkapi dengan atribut yang mempresentasikan seluruh fakta dari ’dunia nyata’

    yang kita tinjau. Tahapan dalam pembuatan ERD terdiri dari :

    a. Tahapan pembuatan ERD awal (Preliminary design) Langkah-langkah untuk 

    membuat rancangan ERD awal, sebagai berikut :

    1) Mengidentifikasi dan menetapkan seluruh himpunan entitas yang terlibat.

    2) Menetukan atribut-atribut key dari masing-masing himpunan entitas. Fungsi

    atribut yaitu untuk mendeskripsikan karakteristik (property) dari entitas tersebut.

    Sedangkan key merupakan satu gabungan dari beberapa atribut yang dapat

    membedakan semua baris data (row) dalam tabel secara unik.

    3) Mengidentifikasi dan menetapkan seluruh himpunan relasi diantara himpunan

    entitas yang ada, serta menentukan derajat/kardinalitas relasi untuk setiap

    himpunan relasi. Relasi menunjukkan adanya hubungan diantara sejumlah entitas

    yang berbeda. Setelah diketahui entitas dan atribut key dari himpunan entitas

    Pengembangan sistem..., Joni Iswanto, FKM UI, 2013

  • 8/18/2019 digital_2015-3_20349928-T35369-Joni Iswanto.pdf

    38/116

    23

    UNIVERSITAS INDONESIA

    sebelumnya, maka dilakukan langka ketiga ini yang merupakan langkah

    terpenting dalam pembentuan ERD, karena ketepatan dalam menentukan relasi-

    relasi yang terjadi diantara himpunan entitas akan sangat menentukan kualitas

    rancangan basis data yang dibangun.

    4) Melengkapi himpunan entitas dan himpunan relasi dengan atribut-atribut

    deskriptif (non-key). Berdasarkan himpunan entitas dan himpunan relasi yang

    telah dibuat dengan ERD diatas belum dilengkapi dengan uraian secara rinci dari

    gambaran suatu entitas. Sehingga untuk mendeskripsikan secara rinci dari

    himpunan entitas tersebut, maka dilengkapi dengan atribut deskriptif. Atribut

    tersebut menunjukkan fungsinya sebagai pembentuk karakteristik atau sifat-sifat

    yang melekat pada sebuah entitas.

    5) Implementasi model data ke tabel

    Himpunan entitas yang diperoleh dari proses pemodelan dengan menggunkan

    ERD harus ditransformasikan ke basis data fisik dalam bentuk tabel (file-file data)

    yang merupakan komponen utama pembentuk basis data. Selanjutnya atribut-

    atribut yang melekat pada masing-masing himpunan entitas dan himpunan relasi

    akan dinyatakan sebagai field-field dari tabel-tabel yang sesuai.

    6) Perancangan normalisasi

    Normalisasi data merupakan suatu proses untuk mendapatkan struktur tabel atau

    relasi yang efisien dan bebas dari anomali, dan mengacu pada cara data item

    dikelompokkan ke dalam struktur record. Anomali merupakan efek samping yang

    tidak diharapkan, yang ditimbulkan dari suatu proses.(Widodo,2004)

    2.3.6. Perancangan Struktur File Basis Data

    Hasil dari tabel yang berupa file-file data pada perancangan normalisasi,

    selanjutnya dilakukan perancangan struktur dari file-file basis datanya. Struktur

    file basis data yang dibuat menjelaskan field yang ada pada file data disertai

    dengan tipe data, lebar, dan keterangan yang memperjelas.

    Pengembangan sistem..., Joni Iswanto, FKM UI, 2013

  • 8/18/2019 digital_2015-3_20349928-T35369-Joni Iswanto.pdf

    39/116

    24

    UNIVERSITAS INDONESIA

    2.4. Puskesmas

    2.4.1.Definisi Dan Fungsi Puskesmas

    Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

    128/Menkes/SK/II/2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat

    (Puskesmas) Puskesmas didefinisikan sebagai unit pelayanan teknis dinas

    kesehatan kabupaten/kota yang memiliki 3 fungsi yaitu Pusat penggerak 

    pembangunan berwawasan kesehatan , Pusat pemberdayaan masyarakat dan

    Pusat pelayanan kesehatan strata pertama ( Depkes, 2004 )

    2.4.2. Upaya dan Azas Penyelenggaraan

    A.Program Pokok PuskesmasProgram pokok Puskesmas merupakan program pelayanan kesehatan yang

    wajib di laksanakan karena mempunyai daya ungkit yang besar terhadap

    peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Ada 6

    Program Pokok pelayanan kesehatan di Puskesmas yaitu :

    1. Program pengobatan (kuratif dan rehabilitatif) yaitu bentuk pelayanan

    kesehatan untuk mendiagnosa, melakukan tindakan pengobatan pada

    seseorang pasien dilakukan oleh seorang dokter secara ilmiah berdasarkan

    temuan-temuan yang diperoleh selama anamnesis dan pemeriksaan

    2. Promosi Kesehatan yaitu program pelayanan kesehatan puskesmas yang

    diarahkan untuk membantu masyarakat agar hidup sehat secara optimal

    melalui kegiatan penyuluhan (induvidu, kelompok maupun masyarakat).

    3. Pelayanan KIA dan KB yaitu program pelayanan kesehatan KIA dan KB

    di Puskesmas yang ditujuhkan untuk memberikan pelayanan kepada PUS

    (Pasangan Usia Subur) untuk ber KB, pelayanan ibu hamil, bersalin dan

    nifas serta pelayanan bayi dan balita.

    4. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit menular dan tidak menular yaitu

    program pelayanan kesehatan Puskesmas untuk mencegah dan

    mengendalikan penular penyakit menular/infeksi (misalnya TB, DBD,

    Kusta dll).

    5. Kesehatan Lingkungan yaitu program pelayanan kesehatan lingkungan di

    puskesmas untuk meningkatkan kesehatan lingkungan pemukiman melalui

    upaya sanitasi dasar, pengawasan mutu lingkungan dan tempat umum

    Pengembangan sistem..., Joni Iswanto, FKM UI, 2013

  • 8/18/2019 digital_2015-3_20349928-T35369-Joni Iswanto.pdf

    40/116

  • 8/18/2019 digital_2015-3_20349928-T35369-Joni Iswanto.pdf

    41/116

    26

    UNIVERSITAS INDONESIA

    lingkungan kerja. Misalnya pemeriksaan secara berkala di tempat kerja

    oleh petugas puskesmas

    5. Kesehatan Gigi dan Mulut, adalah program pelayanan kesehatan gizi dan

    mulut yang dilakukan Puskesmas kepada masyarakat baik didalam

    maupun diluar gedung (mengatasi kelainan atau penyakit ronggo mulut

    dan gizi yang merupakan salah satu penyakit yang terbanyak di jumpai di

    Puskesmas

    6. Kesehatan Jiwa , adalah program pelayanan kesehatan jiwa yang

    dilaksanakan oleh tenaga Puskesmas dengan didukung oleh peran serta

    masyarakat, dalam rangka mencapai derajat kesehatan jiwa masyarakat

    yang optimal melalui kegiatan pengenalan/deteksi dini gangguan jiwa,

    pertolongan pertama gangguan jiwa dan konseling jiwa. Sehat jiwa adalah

    perasaan sehat dan bahagia serta mampu menghadapi tantangan hidup,

    dapat menerima orang lain sebagaimana adanya dan mempunyai sikap

    positif terhadap diri sendiri dan orang lain. Misalnya ada konseling jiwa di

    Puskesmas.

    7. Kesehatan Mata adalah program pelayanan kesehatan mata terutama

    pemeliharaan kesehatan (promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif)

    dibidang mata dan pencegahan kebutaan oleh tenaga kesehatan

    Puskesmas dan didukung oleh peran serta aktif masyarakat. Misalnya

    upaya penanggulangan gangguan refraksi pada anak sekolah.

    8. Kesehatan Usia Lanjut, adalah program pelayanan kesehatan usia lanjut

    atau upaya kesehatan khusus yang dilaksanakan oleh tenaga Puskesmas

    dengan dukungan peran serta aktif masyarakat dalam rangka

    meningkatkan derajat kesehatan masyarakat usia lanjut. Misalnyapemeriksaan kesehatan untuk mendeteksi dini penyakit degeneratif,

    kardiovaskuler seperti : diabetes Melitus, Hipertensi dan Osteoporosis

    pada kelompok masyarakat usia lanjut.

    9. Pembinaan Pengobatan Tradisional, Adalah program pembinaan terhadap

    pelayanan pengobatan tradisional, pengobat tradisional dan cara

    pengobatan tradisional. Yang dimaksud pengobatan tradisional adalah

    pengobatan yang dilakukan secara turun temurun

    Pengembangan sistem..., Joni Iswanto, FKM UI, 2013

  • 8/18/2019 digital_2015-3_20349928-T35369-Joni Iswanto.pdf

    42/116

  • 8/18/2019 digital_2015-3_20349928-T35369-Joni Iswanto.pdf

    43/116

    28

    UNIVERSITAS INDONESIA

    Pada fungsi Pengawasan dilakukan penilaian atau evalusi yaitu proses kegiatan

    untuk membandingkan antara hasil yang telah dicapai dengan rencana yang telah

    ditentukan. Penilaian merupakan alat penting untuk membantu pengambilan

    keputusan sejak tingkat perumusan kebijakan maupun pada tingkat pelaksanaan

    program.

    Pengembangan sistem..., Joni Iswanto, FKM UI, 2013

  • 8/18/2019 digital_2015-3_20349928-T35369-Joni Iswanto.pdf

    44/116

    29

    UNIVERSITAS INDONESIA

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    3.1. Metode Pengumpulan Data

    Metode pengumpulan data pada Penelitian ini menggunakan pendekatan

    kualitatif dengan melakukan wawancara, telaah dokumen, observasi dan studi

    literatur. Selanjutnya dilakukan analisa kebutuhan pengembangan sistem.

    3.1.1. Wawancara

    Subyek wawancara pada penelitian ini terdiri atas beberapa komponen

    yang terlibat langsung dalam pengelolaan informasi yang dihasilkan dalam sistem

    pencatatan dan pelaporan Puskesmas . Wawancara dilakukan terhadap kepala

    Puskesmas, Pengelola program yaitu pengelola program KIA, pengelola program

    Gizi, pengelola program P2M dan pengelola program terkait lainnya. Wawancara

     juga dilakukan terhadap petugas pelayanan pasien dan petugas administrasi.Proses

    wawancara dilaksanakan pada dua Puskesmas yaitu Puskesmas Seberang Padang

    dan Puskesmas Nanggalo di wilayah kerja kota Padang. Untuk verifikasi

    wawancara juga dilakukan terhadap penanggung jawab sistem informasi dan

    penanggung jawab program terkait di Dinas Kesehatan Kota Padang.Untuk 

    sinkronisasi dengan kebijakan yang ada wawancara juga dilakukan denga

    beberapa stake holder di Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat.

    3.1.2. Observasi

    Observasi dilakukan di Puskesmas Seberang Padang di wilayah kerja kota

    padang. Observasi dimulai dari proses pelayanan pasien mulai dari loket

    pendaftaran , poliklinik umum, poliklinik KIA, poliklinik gigi, Laboratorium dan

    apotik.Karena keterbatasan waktu observasi hanya difokuskan pada sistem

    pencatatan data kedalam buku register serta pengamatan terhadap efisiensi

    penggunaan waktu oleh petugas.

    Pengembangan sistem..., Joni Iswanto, FKM UI, 2013

  • 8/18/2019 digital_2015-3_20349928-T35369-Joni Iswanto.pdf

    45/116

    30

    UNIVERSITAS INDONESIA

    3.1.3. Telaah Dokumen

    Telaah dokumen dilakukan pada sistem pencatatan masing-masing unit pada

    ketiga kategori kelompok yaitu manajemen pasien, manajemen program dan

    manajemen organisasi .

    Tabel 3.1. Telaah Dokumen Manajemen Pasien

    KATAGORI UNIT YANG DITELITI TELAAH DOKUMEN

    Manajemen

    Pasien

    1. Loket Pendaftaran

    2. Poliklinik 

    3. Apotik  

    Register Kunjungan

    Register Poliklinik 

    Register Apotik 

    ManajemenProgram

    1. Kesehatan Ibu Anak 2. Gizi

    3. P2M

    4. Kesehatan Lingkungan

    5. Promosi Kesehatan

    6. Pengembangan

    Register Program KIARegister Program P2M

    Register Program Gizi

    Register Program Kesling

    Register Promkes

    Reg Pengembangan

    Manajemen

    Organisasi

    1. Manajemen SDM

    2. Manajemen Keuangan

    3. Manajemen Alat

    Catatan Inventaris

    Catatan Keuangan

    Catatan Kepegawaian

    3.1.4. Studi Literatur

    Studi literatur mempunyai peranan yang sangat besar pada penelitian

    ini.Semua hasil wawancara, observasi dan telaah dokumen yang didapatkan

    dilapangan tahap akhir di verifikasi ulang dengan literature yang ada. Hasil

    verifikasi selanjutnya dituangkan kedalam rancangan system. Literatur yang

    sangat mendukung sebagai bahan verifikasi adalah buku tentang pedoman

    pencatatan pelaporan program di Puskesmas yang sebagian besar dikeluarkan olehkementrian kesehatan.Disamping itu beberapa buku penunjang menyangkut

    definisi operasional, indicator kinerja, standar pelayanan minimal dan beberapa

    buku terkait lainnya. Untuk rancangan aplikasi literatur disesuaikan dengan

    kebutuhan pengembangan sehingga semua fitur dan fungsi yang ada pada

    program dapat dieksplorasi seoptimal mungkin.buku rujukan yang digunakan

    berkaitan dengan program Excel dan PHP-MySQL.

    Pengembangan sistem..., Joni Iswanto, FKM UI, 2013

  • 8/18/2019 digital_2015-3_20349928-T35369-Joni Iswanto.pdf

    46/116

    31

    UNIVERSITAS INDONESIA

    3.2. Metode Pengembangan Sistem

    Metodologi yang digunakan untuk kegiatan pengembangan sistem ini

    mengacu kepada metode Siklus Hidup Pengembangan Sistem SDLC ( System

     Development Life Cycle ) dengan mengambil tahapan utama sebagai berikut :

    Tabel 3.2. Tahapan Pengembangan Sistem Dengan Metode SDLC (Parker, 1993)

    Tahapan Aktivitas

    Analisis 1. Mempelajari sistem yang ada dan sedang

    berjalan saat ini

    2. Menganalis kebutuhan sistem.

    3. Melakukan analisis kelayakan

    Desain 1. Pemodelan proses dengan menggunakan data

    flow Diagram.

    2. Perancangan model input data.

    3. Perancangan tampilan antar muka .

    4. Pemilihan teknologi untuk sistem informasi

    yang akan dibangun

    Implementasi 1. Pemrograman yang dikembangkan bersama

    programer

    2. Membuat pedoman penggunaan

    3.3. Analisis Data

    Pada studi kualitatif ini, cara analisis data yang dilakukan yaitu Data dan

    informasi yang dijumpai dilakukan pemetaan masalah yang kemudian dilakukan

    analisis dari masing-masing posisi masalah pada sistem kemudian membuat

    rancangan solusi . Pelaksanaan penelitian ini sepenuhnya dalam kendali peneliti

    sendiri, namun pada setiap perkembangan yang dirumuskan dalam bentuk inovasi

    dan intervensi selalu dibicarakan dengan pihak yang berkepentingan.

    Pengembangan sistem..., Joni Iswanto, FKM UI, 2013

  • 8/18/2019 digital_2015-3_20349928-T35369-Joni Iswanto.pdf

    47/116

    32

    UNIVERSITAS INDONESIA

    3.4. KERANGKA KONSEP PENGEMBANGAN SISTEM

    Identifikasi Sistem

    Analisa Kebutuhan

    Rancangan System

    PENGEMBANGAN PROTOTIPE

    SIM – PUSKESMAS

    MANAJEMEN PASIEN MANAJEMEN PROGRAM MANAJEMEN ORGANISASI

    LOKET PENDAFTARAN

    POLIKLINIKUMUM

    POLIKLINIK KIA

    POLIKLINIK GIGI

    APOTIK

    KEPEGAWAIAN

    KEUANGAN

    INVENTARIS ALAT

    KIA

    P2M

    GIZI

    KESLING

    PROMKES

    PENGEMBANGAN

    MANAJEMEN PASIEN MANAJEMEN PROGRAM MANAJEMEN ORGANISASI

    INPUT

    PROSESOUTPUT

    MANAJEMEN PASIEN MANAJEMEN PROGRAM MANAJEMEN ORGANISASI

    RANCANGAN INPUT DATA

    RANCANGAN ALUR DATA

    RANCANGAN OUTPUT LAPORAN

    Pengembangan sistem..., Joni Iswanto, FKM UI, 2013

  • 8/18/2019 digital_2015-3_20349928-T35369-Joni Iswanto.pdf

    48/116

    33

    UNIVERSITAS INDONESIA

    3.5. DEFINISI OPERASIONAL PENILAIAN KINERJA SISTEM

    Tabel 3.3. Definisi Operasional

    Variabel

    Penilaian

    Definisi Ukuran

    Integrasi

    Input

    Penggabu