Upload
sribipam
View
213
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/18/2019 digital_2015-3_20349928-T35369-Joni Iswanto.pdf
1/116
UNIVERSITAS INDONESIA
PENGEMBANGAN SISTEM MANAJEMEN TERPADU DATA
PUSKESMAS DALAM MENDUKUNG PELAKSANAAN SISTEM
INFORMASI KESEHATAN DAERAH DI PROVINSI SUMATERA
BARAT
TESIS
OLEH
JONI ISWANTO
1106119486
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
PROGRAM PASCASARJANA INFORMATIKA KESEHATAN
DEPOK
JULI 2013
Pengembangan sistem..., Joni Iswanto, FKM UI, 2013
8/18/2019 digital_2015-3_20349928-T35369-Joni Iswanto.pdf
2/116
PENGEMBANGA
PUSKESMAS DAL
INFORMASI KESE
Diajukans
FAKU
PROGRAM S
NIVERSITAS INDONESIA
SISTEM MANAJEMEN TERPA
M MENDUKUNG PELAKSANA
ATAN DAERAH DI PROVINSI S
BARAT
TESIS
bagaisalahsatusyaratuntukmemperolehgelar
Magister KesehatanMasyarakat
JONI ISWANTO
1106119486
TAS KESEHATAN MASYARAKAT
TUDI ILMU KESEHATAN MASYARA
DEPOK
JUNI 2013
DU DATA
N SISTEM
UMATERA
AT
Pengembangan sistem..., Joni Iswanto, FKM UI, 2013
8/18/2019 digital_2015-3_20349928-T35369-Joni Iswanto.pdf
3/116
HALAMAN PERNYATAAN
ORISIN
Tesis ini adalah
hasil
karya saya se
dan semua sumber baik yang dikutip
mau
telah
saya nyatakan dengan ben
Nama
NPM
Tanda Tangan
:
Tanggal
JONIISWAJ
6 9486
1 Julii 2 13
iL T S
diri
i u i dirujuk
r
UIMIV RSIT S
INDONESI
Pengembangan sistem..., Joni Iswanto, FKM UI, 2013
8/18/2019 digital_2015-3_20349928-T35369-Joni Iswanto.pdf
4/116
HALAMAN PENGESAHAN
Tesis in i diajukan oleh
Nama
N PM
Program Studi
Judul Tesis
Joni Iswanto
6 9486
Ilmu Kesehatan M asyara
Pengembangan Sistem V
Puskesmas
Dalam
Mend
Kesehatan Daerah Di Su i
Telah berhasil
dipertahankan
di hadapan Dewan Pengu
bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh g
Masyarakat pada Program Studi Ilmu Kesehatan
Informatika
Kesehatan Faku ltas Kesehatan Masyarakat
DEWAN PENGUJI
Pembimbing
:
Prof.dr.Budi
Utomo,MPH,Phd
s
Penguji :
Popy Yuniar,
SKM,MSi
Penguji : dr.Sensusyati.MARS
Penguji
: dr.Devi Maryori MKM
Ditetapkan
di :
Depok
Tanggal : 11 Mi 2013
at
najemen Terpadu Data
omg Sistem Infonnasi
atera Barat
dan diterima sebagai
ar Magister Kesehatan
asyarakat
Peminatan
niversitas
Indon esia.
Pengembangan sistem..., Joni Iswanto, FKM UI, 2013
8/18/2019 digital_2015-3_20349928-T35369-Joni Iswanto.pdf
5/116
SUR T PERNY T N
Yang bertanda tangan
di
bawah ini,
saya:
Nama
NP
Program
Studi
Peminatan
Angkatan
Jenjang
Joni Iswanto
6 2 244
Ilmu
Keseh atan M asyarakat
Informatika Kesehatan
2011 -2012
Magister
Menyatakan
bahwa saya,
tidak melakukan kegiatan plagiat da l
berjudul:
Pengembangan Sistem Manajemen Terpadu Data
Pusl
Mendukung
Pelaksanaan Sistem nformasi Kesehatan
Sumatera arat
Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan plagiat,
make
yang
telah
ditetapkan.
Demikianlah surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-bene
Depok, J u n i 2 0 1 3
J o i n i s w a n t o
n penulisan tesis saya yang
smas Dalam
aerah
Di Provinsi
saya
akan menerima
sanksi
lya
U N IV E R S IT S
INDONESI
Pengembangan sistem..., Joni Iswanto, FKM UI, 2013
8/18/2019 digital_2015-3_20349928-T35369-Joni Iswanto.pdf
6/116
iv
UNIVERSITAS INDONESIA
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena limpahan
karunia dan hidayah-Nya sehingga tesis ini dapat diselesaikan. Tesis ini merupakan
tugas akhir untuk memenuhi persyaratan dalam mencapai derajat Magister Kesehatan
di bidang Informatika Kesehatan di Universitas Indonesia.
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan tesis ini banyak
mendapatkan dukungan dan bantuan dari banyak pihak, untuk itu pada kesempatan
ini penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada :
1. Rektor Universitas Indonesiayang telah memberikan kesempatan kepada penulis
untuk menimba ilmu pada program Magister Kebijakan dan Manajemen
Pelayanan Kesehatan.
2. Bapak Drs. BambangWispriyono, Apt.phDdanbapak Dr. Dian
Ayubi,MQIHselakuDekandanWakilDekanFakultasKesehatanMasyarakatUniversi
tas Indonesia.
3. Bapak Prof.dr. Budi Utomo,MPH,Phd selaku pembimbing utama yang dengan
sabar dan penuh perhatian memberikan kesempatan dan kemudahan selamapenelitian dan mendukung dalam pembuatan tesis ini.
4. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat, yang telah memberikan
kesempatan dan kemudahan selama penelitian dan mendukung dalam pembuatan
tesis ini.
5. Seluruh dosen pengajar dan staf departemen biostat atas keterbukaan dan
keakraban selama masa studi penulis.
6. Seluruh mahasiswa senasib dan seperjuangan dalam menimba ilmu yang
namanya tidak bisa disebutkan satu persatu.
7. Seluruh responden dan informan yang telah berproses bersama, sehingga
penelitian ini bisa diselesaikan dengan baik.
Pengembangan sistem..., Joni Iswanto, FKM UI, 2013
8/18/2019 digital_2015-3_20349928-T35369-Joni Iswanto.pdf
7/116
v
UNIVERSITAS INDONESIA
8. Teristimewa buat istri tercinta dengan segala pengorbanannya berbuat yang
terbaik bagi penulis, dan juga special pembangkit spirit penulis yang tersayang
buah hatiku Ranggi Reksa Pradana, Kirana Anungdira Maharani Dan Raka
Gantari Maheswara..
9. Semua pihak yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materil
kepada penulis selama pendidikan hingga menyelesaikan tesis ini.
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan penulisan tesis dan perkuliahan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan penulisan tesis ini masih
banyak kekurangan, untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis
harapkan. Namun walaupun demikian, semoga tesis ini dapat memberikan manfaatterutama sebagai masukan bagi pengembangan system informasi kesehatan masa
mendatang di Indonesia, Amin.
Depok, Juli 2013
Penulis
Joni Iswanto
Pengembangan sistem..., Joni Iswanto, FKM UI, 2013
8/18/2019 digital_2015-3_20349928-T35369-Joni Iswanto.pdf
8/116
H L M N PERNY T N
PERSETUJU^
TUGAS AKHIR UNTUK
KEPENTINGA N
in
PUBLIK SI
AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia,
yang bert nda
tangan
di
bawah ini:
Nama
NPM
Program Studi
Departemen
Fakultas
Jenis Karya
Joni
Iswanto
1106119486
Magister Kesehatan Masyarakat
Biostatistik
Dan Kependudukan
Kesehatan Masyarakat
Tesis
demi pengembangan ilmu pengetahuan menyetujui u
Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklus
Free Right
atas karya ilmiah saya yang
berjudul:
Pengembangan Sistem Manajemen
Terpadu
Data Pus
Mendukung Pelaksanaan Sistem Informasi Kesehatan
Sumatera Barat
beserta
perangkat yang ada
jika
diperlukan). Den
Noneksklusif ini, Universitas Indonesia berhak m
formatkan,
mengelola
dalam
bentuk pangkalan data
mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencan
penulis/ pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan
ini saya buat dengan
sebenarnya
Dibuatdi :
Depok
PadaTanggal
: J u l i2013
Yang mpnyatakan,
tuk memberikan kepada
Non-exclusive Royalty-
esmas Dalam
aerah Di Provinsi
an Hak Bebas Royalti
nyimpan, mengalimedia/
ata
base), merawat dan
mkan nama saya sebagai
Joni Iswanto)
U N IVER SIT S INDONESI
Pengembangan sistem..., Joni Iswanto, FKM UI, 2013
8/18/2019 digital_2015-3_20349928-T35369-Joni Iswanto.pdf
9/116
vi
UNIVERSITAS INDONESIA
ABSTRAK
LatarBelakang:SistemInformasimanajemenPuskesmasmembutuhkan data
akuratkarenaberperanpentingdalampengambilankeputusan. Pelaksanaansistemini di
Sumatera Baratbelumterintegrasidenganbaik.Fragmentasisistempencatatanmenyebabkanterjadinyadu
plikasidaninakurasi data.
Tujuan :PenelitianinibertujuanmengembanganSistemInformasiManajemen Data diPuskesmasdenganmelakukanintegrasisistempencatatan/pelaporanuntukmenghilangka
nfragmentasidanduplikasi .
Hasilintegrasidituangkandalamrancanganaplikasiberbentukprototiping .
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan denganmenggunakanpendekatan deskriptif kwalitatif. Tahapan penelitian dimulai dengan identifikasi
sistem masing-masing unit dilanjutkan dengan analisa kebutuhan untuk dituangkan
dalam rancangan sistem.Hasil : Hasil penelitian ini berupa terbentuknya rancangan sistem baru yangterintegrasi pada semua unit. Hasil rancangan diaplikasikan kedalam bentuk prototipedan diujicobakan dengan data yang ada di Puskesmas.
Kesimpulan : Dari hasil uji coba disimpulkan bahwa pengembangan Sistem
Informasi Manajemen Puskesmas dengan rancangan baru dapat menghilangkan
duplikasi pencatatan dan pelaporan di masing-masing tingkatan manajemen .
ABSTRACT
Background : Management information sistem of community health center requires
accurate information to facilitate decision making. Currently, the problems in westsumatera provincial are record - keeping fragmentation, duplication and inaccuracy
of recording and reporting
Objective : This research aimed to explore process of community health centermanagement information system with the development integration design of record-
keeping system in order to eliminate information system fragmentation and
duplication.This integration results used as design prototyping
Method : The development research used qualitative descriptive approach .stages isthe identification of a data management system , needs analysis and system design
Result : The results of this research is a new design system that integrates on all
units. The design of the system was applied in the form of prototypes that have beentested with existing data on health community center
Conclusion : The design process of management information system in community
health center conducted with integration of reporting and record-keeping system
especially integration of register. This process can lessen record-keeping duplication
in every service unit of community health center
Pengembangan sistem..., Joni Iswanto, FKM UI, 2013
8/18/2019 digital_2015-3_20349928-T35369-Joni Iswanto.pdf
10/116
vii
UNIVERSITAS INDONESIA
DAFTAR ISIHALMAN JUDUL ……………………………………………………. i
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ………………………… ii
SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI……………………………….. iii
KATA PENGANTAR …………………………………………………. iv
ABSTRAK ……………………………………………………………... vi
DAFTAR ISI…………………………………………………………… vii
DAFTAR TABEL ……………………………………………………… x
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………… xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. LatarBelakang…………………………………………………….… 1
1.2.PerumusanMasalah……………………………………….….……. 61.3.PertanyaanPenelitian……………………………………….….…….. 6
1.4.TujuanPenelitian…………………………………………….……. 6
1.5.KeaslianPenelitian………………………………………………. 7
1.6.KeterbatasanPenelitian…………………………………………….. 8
1.7.ManfaatPenelitian….………………………….……………………. 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. SistemInformasiKesehatan………………………………………… 9
2.1.1.DefinisiSistem……………………………………………... 9
2.1.2 DefinisiInformasi……………………………………………. 9
2.1.3.DefinisiSistemInformasi……………………………………. 10
2.1.4.DefinisiSistemInformasiKesehatan…………………. 11
2.2.PengembanganSistemInformasi……………………………….... 11
2.2.1.KonsepDasarPengembanganSistemInformasi………….. 12
2.2.2.Langkah-Langkah PengembanganSistemInformasi…….... 14
2.2.3.MetodePengembanganSistemInformasi………………….. 16
2.3. Pengembangan Basis Data ..………………………………………….. 19
2.3.1.Definisi Basis Data ..…….………………………………….. 19
2.3.2.Sistem Basis Data…………………………………………. 192.3.3.DiagramKonteks………………………….…….…………... 21
2.3.4.DiagramArus Data……………………………….……….. 22
2.3.5.ProsesPengembangan Basis Data ..……………….………. 22
2.3.6.PerancanganStruktur File Basis Data ..…………….………. 24
Pengembangan sistem..., Joni Iswanto, FKM UI, 2013
8/18/2019 digital_2015-3_20349928-T35369-Joni Iswanto.pdf
11/116
viii
UNIVERSITAS INDONESIA
2.4. Puskesmas……………………………………………………….……..24
2.4.1.Definisi Dan FungsiPuskesmas ..…………………….……. 24
2.4.2.AzasPenyelenggaraan………………………………….….… 24
2.4.3.SistemInformasiPuskesmas ..………………………….…... 27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1.Metodologi Pengumpulan Data............................................................. 29
3.1.1. Wawancara...................................................................... 29
3.1.2. Observasi....................................................................... 29
3.1.3. Telaah Dokumen................................................................ 30
3.1.4. Studi Literatur............................................................... 30
3.2. Metode Pengembangan Sistem……………………………………… 31
3.3. Analisa Data………………………………………………………… 31
3.4. KerangkaKonsep……………………………………………………. 323.5.DefinisiOperasional…………………………………………………. 33
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Manajemen Pasien…………………………………………………….. 35
4.1.1.GambaranSistemInformasiManajemenPasien…………… 36
4.1.1.1.LoketPendaftaran …………………………….. 36
4.1.1.2. RuangPoliklinik.. …………………………… 37
4.1.1.3.. Apotik ………………………………………….. 40
4.1.2. AnalisaKebutuhanSistemInformasiManajemenPasien…. 404.1.3. Menu Utama SIM-Puskesmas………………….………. 41
4.1.4. RancanganPengembangan SIManajemenPasie.n……. 41
4.1.4.1. RancanganKodefikasi ……………. ………... 43
4.1.4.2. Rancangan Input Data LoketPendaftaran ……. 44
4.1.4.3. Rancangan Input Data PoliUmum …………… 47
4.1.4.4. Rancangan Input Data Poli Gigi/KIA ………. 49
4.1.4.5. Rancangan Input data Apotik. …………….. 49
4.1.4.6. RancanganBukuIndukPasien ……………. 50
4.1.4.7. Rancangan Output Laporan ……………….. 51
4.2. ManajemenProgram………………………………………………… 624.2.1.GambaranSistemInformasiManajemen Program………. 62
4.2.1.1. KesehatanIbuAnak …………………………. 63
4.2.1.2. PengendalianPenyakitMenular …………….. 64
4.2.1.3. KesehatanLingkungan ……………………… 64
4.2.1.4. Program Gizi ………………………………… 65
Pengembangan sistem..., Joni Iswanto, FKM UI, 2013
8/18/2019 digital_2015-3_20349928-T35369-Joni Iswanto.pdf
12/116
ix
UNIVERSITAS INDONESIA
4.2.1.5. Program Pengembangan ……………………… 65
4.2.1.6.PromosiKesehatan…………………………… 66
4.2.2. AnalisaKebutuhan SIManajemen Program……………….. 66
4.2.3.RancanganPengembangan SIManajemen Program……….. 67
4.2.3.1. Rancangan Input Data …………………………. 69
4.2.3.2. Rancangan Output Laporan …………………… 70
4.2.3.3. RancanganAlur Data Manajemen Program ….. 73
4.3. Manajemen Organisasi…………………………………………………76
4.3.1.GambaranSistemInformasiManajemenOrganisasi………. 76
4.3.1.1. ManajemenKeuangan…………………………. 77
4.3.1.2. ManajemenKepegawaian …………………….. 77
4.3.1.3. ManajemenPengelolaanBarang ……………… 78
4.3.2. AnalisaKebutuhan SIManajemenOrganisasi …………… 78
4.3.3.RancanganPengembangan SI ManajemenOrganisasi …… 794.3.3.1. Rancangan Input Data Pegawai ………………. 79
4.3.3.2. Rancangan Input Data Keuangan ……………… 80
4.3.3.3. Rancangan Input Data Inventaris ……………… 83
4.3.3.4. Alur Data ManajemenOrganisasi……………… 85
4.4. PerbandinganSistemSebelum Dan SesudahPengembangan……. 86
4.4.1. Integrasi…………………………………………………… 86
4.4.2. Duplikasi………………………………………………….. 88
4.4.3.Redudansi………………………………………………… 89
4.4.4.Akurasi……………………………………………………. 89
4.4.5. Efisiensi…………………………………………………… 904.4.6. Kelengkapan………………………………………… 91
4.5FiturUnggulannajemen Data DenganAplikasi SIM-Puskesmas 92
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan...................................................................................... 95
5.2. Saran................................................................................................ 96
Pengembangan sistem..., Joni Iswanto, FKM UI, 2013
8/18/2019 digital_2015-3_20349928-T35369-Joni Iswanto.pdf
13/116
x
UNIVERSITAS INDONESIA
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Tingkat Pemanfaatan SIM Puskesmas ………………………………….. 3
Tabel 3.1. Telaah Dokumen Manajemen Pasien....................................................... 30
Tabel 3.2.TahapanPengembanganSistemDenganMetode SDLC………………. 31
Tabel 3.3.DefinisiOperasional. ………………………………………………… 33
Tabel 4.1.HasilIdentifikasiPencatatanPadaLoketPendaftaran ………………… 36
Tabel 4.2.HasilIdentifikasiPencatatanPada Poliklinik Umum ……………….. 38
Tabel 4.3.HasilIdentifikasiPencatatan Pada Poliklinik KIA/KB ………………. 39
Tabel 4.4.HasilIdentifikasiPencatatan Pada Poliklinik Gigi………………….… 40
Tabel 4.5.HasilIdentifikasiLaporan Program KIA …………………………….. 63
Tabel 4.6.HasilIdentifikasiJenisLaporanP2M ……………………………….. 64
Tabel 4.7.HasilIdentifikasiLaporan Program KesehatanLingkungan ……….. 64
Tabel 4.8.HasilIdentifikasiLaporan Program PerbaikanGiziMasyarakat ……. 65
Tabel 4.9.HasilIdentifikasiLaporan Program Pengembangan ……………….. 65
Tabel 4.10.HasilIdentifikasiLaporan Program PromosiKesehatan…………….., 66
Tabel 4.11 Format Input Data PWS-KIA ………………………………………. 69
Tabel 4.12TabelAnalisa Data Laporan PWS-KIA ……………………………… 71
Tabel 4.13.PerbandinganWaktuPencatatanPadaManajemenPasien …………… 90
Tabel 4.14.PerbandinganWaktuPencatatanPadaManajemen Program ……… 91
Pengembangan sistem..., Joni Iswanto, FKM UI, 2013
8/18/2019 digital_2015-3_20349928-T35369-Joni Iswanto.pdf
14/116
xi
UNIVERSITAS INDONESIA
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Daur hidup sistem……………………………………………….. 16
Gambar 4.1.Alur Palayanan Pasien di Puskesmas …………………………… 35
Gambar 4.2.TampilanRancaganHalamanLogin SIM-Puskesmas …………. 42
Gambar 4.3. Tampilan Rancangan Menu Untuk Pilih Unit Manajemen ……… 42
Gambar 4.4.Tampilan Rancangan Menu Monitoring Data …………………… 43
Gambar 4.5.TampilanRancangan Format KodefikasiPetugas ……………….. 44
Gambar 4.6.TampilanRancanganKodefikasiDiagnosaPenyakit. ……………. 44
Gambar 4.7.TampilanRancanganKodefikasiObat …………………………… 45
Gambar 4.8.TampilanRancangan Menu LoketPendaftaran …………………… 45
Gambar 4.9.TampilanRancanganEntri Register Keluarga …………………….. 47
Gambar 4.10.TampilanRancanganPencarian Data ……………………………… 48
Gambar 4.11.TampilanRancangan Menu Di Poliklinik ………………………… 48
Gambar 4.12.TampilanRancangan Input Data Di Poliklinik Gigi ……………… 50
Gambar 4.13. Tampilan Rancangan Buku Induk ................................................... 51
Gambar 4.14. Tampilan Output Laporan Data Kesakitan ...................................... 52
Gambar 4.15. Tampilan Rancangan Output Laporan LPLPO................................ 53
Gambar 4.16 Tampilan Rancangan Output Penyakit Terbanyak ........................... 53
Gambar 4.17. Tampilan Rancangan Output Kunjungan Askes .............................. 54
Gambar 4.18. Tampilan Rancangan Output Laporan Kunjungan Puskesmas …… 54
Gambar 4.19. Tampilan Rancangan Output Laporan Rawat Inap ......................... 56
Gambar 4.20. Contoh Analisis Data Kunjungan Rawat Inap ................................. 56
Gambar 4.21. Flowchart Sistem Informasi Manajemen Pasien ................................. 57
Gambar 4.22. DFD Level 0 Sistem Informasi Manajemen Pasien ........................ 59Gambar 4. 23. DFD Level 1 PemeriksaanPasien ………………………………… 60
Gambar 4.24. DFD Level 1 PendaftaranPasien …………………………………. 61
Gambar 4.25. DFD Level 2 PenegakanDiagnosaPasien ……………………….. 61
Gambar4.26 AlurPelaporan Program KIA …………………………………….. 62
Pengembangan sistem..., Joni Iswanto, FKM UI, 2013
8/18/2019 digital_2015-3_20349928-T35369-Joni Iswanto.pdf
15/116
xii
UNIVERSITAS INDONESIA
Gambar 4.27.Tampilan Menu LaporanKesehatanIbuAnak ……………………. 68
Gambar 4.28.TampilanGrafikCapaian Target Puskesmas …………………….. 70
Gambar 4.29.GrafikCapaian Program K1 dan K4 PerDesa……………………. 71
Gambar 4.30.TampilanRancanganLaporan SP2TP……………………………… 73
Gambar 4.31. Flow Chart SistemPelaporan Program…………………………….. 74
Gambar 4.32. DFD Level 0 SistemInformasi Program Kia………………………. 75
Gambar 4.33.TampilanRancangan Format BelanjaTidakLangsung…………… 81
Gambar 4.34.TampilanRancanganBelanjaLangsung…………………………… 82
Gambar 4.35.TampilanRancangan Dana LayananKesehatan…………………… 83
Gambar 4.36. Flowchart Alur Data ManajemenOrganisasi……………………………… 85
Pengembangan sistem..., Joni Iswanto, FKM UI, 2013
8/18/2019 digital_2015-3_20349928-T35369-Joni Iswanto.pdf
16/116
1
UNIVERSITAS INDONESIA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan pada hakikatnya adalah upaya yang dilaksanakan
oleh semua komponen agar derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya dapat terwujud. Tantangan pembangunan kesehatan menuntut adanya
dukungan sumber daya yang cukup serta arah kebijakan dan strategi yang tepat.
Namun, seringkali pembuat kebijakan di bidang kesehatan mengalami kesulitan
dalam mengambil keputusan yang tepat karena keterbatasan atauketidaktersediaan data dan informasi yang akurat, tepat, dan cepat. Data dan
informasi merupakan sumber daya yang sangat strategis dalam pengelolaan
pembangunan kesehatan yaitu pada proses manajemen, pengambilan keputusan,
kepemerintahan dan penerapan akuntabilitas. Dalam rangka mendukung hal
tersebut dibutuhkan data dan informasi yang tepat dan akurat. Termasuk di
dalamnya data dan informasi kesehatan ( Kemenkes, 2012 )
Menurut Mboi dalam Kemenkes (2012) ” Sistem Informasi merupakan
jiwa dari suatu institusi, demikian pula Sistem Informasi Kesehatan merupakan
jiwa dari institusi kesehatan. Kondisi Sistem Informasi Kesehatan yang kuat akan
mampu mendukung upaya-upaya dari Institusi Kesehatan. Penguatan Sistem
Informasi Kesehatan secara tidak langsung akan turut pula memperkuat Sistem
Kesehatan Nasional. Agar Visi dan Misi Sistem Informasi Kesehatan tercapai
maka upaya penguatan harus terarah, saling terkait dan dengan langkah-langkah
dan strategi yang jelas dan komprehensif “.
Sistem Informasi Kesehatan (SIK) yang ada saat ini masih jauh dari
kondisi ideal, serta belum mampu menyediakan data dan informasi kesehatan
yang evidence based untuk pembangunan kesehatan yang efektif. Berbagai
masalah klasik masih dihadapi dalam penyelenggaraan SIK. Di antaranya adalah
kegiatan pengelolaan data dan informasi belum terintegrasi dan terkoordinasi
dalam satu mekanisme kerjasama yang baik. Adanya overlapping kegiatan dalam
pengumpulan dan pengolahan data, di mana masing-masing unit mengumpulkan
datanya sendiri-sendiri dengan berbagai instrumennya di setiap unit kerja baik di
Pengembangan sistem..., Joni Iswanto, FKM UI, 2013
8/18/2019 digital_2015-3_20349928-T35369-Joni Iswanto.pdf
17/116
2
UNIVERSITAS INDONESIA
pusat maupun di daerah. Penyelenggaraan SIK sendiri masih belum dilakukan
secara efisien, masih terjadi redundant data, duplikasi kegiatan, dan tidak
efisiennya penggunaan sumber daya. Hal ini sebagai akibat dari adanya SIK yang
pengelolaannya saat ini belum optimal. (Pusdatin, 2012)
Sejak ditetapkannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang
Otonomi Daerah jo to Undang-Undang No. 32 Tahun 2004, daerah diberi
kewenangan untuk mengembangkan dan melakukan sendiri upaya kesehatan, dan
pada gilirannya sistem informasi kesehatan di daerah akan lebih penting
peranannya. Sistem ini harus mampu menghasilkan data atau informasi yang
memadai untuk menunjang perencanaan, pelaksanaan, pengendalian serta untuk
evaluasi berbagai kegiatan kesehatan di tingkat daerah
Regulasi yang mengatur terhadap upaya pengembangan Sistem Informasi
Kesehatan Daerah (SIKDA) adalah berdasarkan Surat Keputusan Mendagri
Nomor 130-67 Tahun 2002 tentang pelimpahan kewenangan yang selanjutnya
untuk bidang kesehatan diperjelas dengan Surat Sekretaris Jendral Depkes dan
Kessos Republik Indonesia Nomor OT.01.SJ.IV.1051 tentang 27 kewenangan
pembangunan kesehatan di Tingkat Propinsi dan Kabupaten/Kota, salah satunya
adalah kewenangan untuk pengembangan Sistem Informasi Kesehatan Daerah.
Selanjutnya dalam tatalaksana pengembangannya diatur pada Kepmenkes RI
Nomor 004/Menkes/SK/I/2003 tentang Kebijakan dan Strategi Desentralisasi
Bidang Kesehatan dan Kepmenkes RI Nomor 932/Menkes/SK/VIII/2002 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan Daerah
(SIKDA) untuk tingkat Kab/Kota. Pengembangan sistem informasi kesehatan
tersebut harus sejalan dengan kebijakan desentralisasi.
Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat sebagai unit pelaksana ditingkat Propinsi telah menyikapi kebijakan tersebut dengan mengembangkan
sistem informasi kesehatan daerah Propinsi Sumatera Barat. Sistem ini
terintegrasi kedalam suatu sistem informasi yang disebut Sistem Informasi
Kesehatan daerah ( SIKDA ) yang dibuat dalam bentuk aplikasi dengan
berbasiskan WEB. System ini terhubung kedalam satu server yang dapat
menghubungkan Puskesmas ( SIM Puskesmas ), Dinas Kesehatan Kabupaten
( SIKDA Kabupaten ) dan Dinas Kesehatan Provinsi ( SIKDA Provinsi ). Sistem
Pengembangan sistem..., Joni Iswanto, FKM UI, 2013
8/18/2019 digital_2015-3_20349928-T35369-Joni Iswanto.pdf
18/116
3
UNIVERSITAS INDONESIA
ini diharapkan mampu menyediakan kebutuhan data dengan alur informasi
tersaji dalam bentuk yang lebih cepat dan akurat . Dengan adanya sistem ini
diharapkan pengambilan keputusan terhadap masalah kesehatan dapat
berlangsung cepat dan tepat (Savitri 2010)
Dari wawancara yang dilakukan dengan pengelola program Informatika
Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera barat diketahui bahwa telah ada
kesepakatan bersama antara Dinas Kesehatan Provinsi dengan Dinas Kesehatan
Kabupaten / Kota berupa komitmen politis dengan membuat dukungan kebijakan
sebagai landasan pelaksanaan. Membuat komitmen internal tentang pelaksanaan
laporan satu pintu . Memberi dukungan sarana dan prasarana , melakukan sharing
pembiayaan dimana Provinsi bertanggung jawab terhadap pengembangan aplikasi
termasuk dukungan peningkatan kapasitas SDM dan kabupaten/kota bertanggung
jawab terhadap dukungan infrastruktur ( Dinkes Sumbar, 2010 )
Dalam perjalanan ternyata harapan dalam penyediaan data yang cepat dan
akurat masih jauh dari kenyataan. Fakta menunjukkan bahwa partisipasi
Puskesmas dalam pemanfatan SIM Puskesmas sangat rendah. Evaluasi terhadap
252 Puskesmas yang ada di Sumatera Barat baru sekitar 10% Puskesmas yang
memanfaatkan aplikasi ini sebagai sarana pelaporan . Kondisi tak jauh berbeda
tahun 2012 seperti terlihat pada tabel berikut :
Tabel 1.1 Tingkat Pemanfaatan SIM Puskesmas Pada Aplikasi SIKDA
TAHUN JUMLAH PUSKESMAS MEMANFATKAN APLIKASI
2011 252 26
2012 252 24
Sumber : SIKDA Sumbar dari http://125.165.156.221
Dari wawancara awal yang dilakukan rendahnya tingkat pemanfaatan
disebabkan keberadaan SIM Puskesmas tersebut belum mampu mengatasi
berbagai persoalan pencatatan / pelaporan di Puskesmas. Fakta yang terjadi masih
terjadi fragmentasi sistem manajemen data yang mengakibatkan terjadinya
duplikasi pencatatan baik di tingkat manajemen pasien dan manajemen program.
Implikasinya adalah terjadinya redudansi data , inakurasi, inefisiensi dan output
Pengembangan sistem..., Joni Iswanto, FKM UI, 2013
8/18/2019 digital_2015-3_20349928-T35369-Joni Iswanto.pdf
19/116
4
UNIVERSITAS INDONESIA
informasi yang kurang lengkap pada beberapa pencatatan dan pelaporan di
Puskesmas.
Dari hasil pengamatan awal yang dilakukan di tingkat manajemen pasien
pencatatan nama pasien, jenis penyakit, dan jenis obat-obatan masih berulang-
ulang oleh petugas yang berbeda. Nama pasien saja tercatat di register loket
karcis, kertas resep di ruang poliklinik, buku bantu register poliklinik, dan register
apotik. Hal ini menyebabkan seringnya terjadi perbedaan perhitungan sasaran
yang direkap dari poliklinik, loket dan apotik di Puskesmas. Kasus serupa juga
terjadi cakupan pelayanan kesehatan balita, hasil pelayanan ini tercatat melalui
blanko yang berbeda-beda dan petugas pencatat yang berbeda pula. Hasil
pelayanan kesehatan balita tercatat di ruang KIA, ruang Imunisasi, dan juga ruang
Gizi pada puskesmas yang sama dan petugas yang berbeda sehingga sewaktu
evaluasi akhir sering dijumpai perbedaan jumlah sasaran terlayani.
Di tingkat manajemen program permasalahan yang terjadi tidak jauh
berbeda. Duplikasi terjadi pada pengisian format laporan program dengan
pengisian pada format laporan Sistem Pencatatan Pelaporan Terpadu Puskesmas
(SP2TP). Secara substansi sebenarnya laporan ini sama , hanya berbeda
kelengkapan karena Sistem Pencatatan Pelaporan Terpadu Puskesmas merupakan
gabungan seluruh laporan kegiatan yang terd . Akibat duplikasi tersebut banyak
Puskesmas yang tidak mencatat dan melaporkan kegiatannya dengan formulir
SP2TP .
Observasi pendahuluan yang dilakukan tentang alur pencatatan/pelaporan
data program di Puskesmas didapatkan bahwa proses dimulai dari pencatatan
kedalam buku register. Pencatatan pada buku register dilakukan dengan
mengambil data dari kartu status pasien, kohort ibu, kohort bayi, kartu kunjunganposyandu dan lain sebagainya.Dari buku register tersebut selanjutnya data
direkapitulasi menjadi laporan bulanan. laporan bulanan bisa terdiri dari
bermacam-macam laporan tergantung kebutuhan, baik untuk kebutuhan
Puskesmas sendiri ataupun kebutuhan Dinas Kesehatan dan Kementrian
Kesehatan. Permintaan laporan ke Puskesmas terjadi dengan bermacam format
yang berbeda walaupun secara substansi sebenarnya laporan yang diminta adalah
sama. Ada data yang diminta dalam format laporan bulanan kegiatan program
Pengembangan sistem..., Joni Iswanto, FKM UI, 2013
8/18/2019 digital_2015-3_20349928-T35369-Joni Iswanto.pdf
20/116
5
UNIVERSITAS INDONESIA
seperti laporan KIA, laporan P2M , Laporan Gizi dan lain-lain dan ada yang
diminta dalam bentuk laporan terpadu SP2TP. Laporan program akan dikirim ke
masing-masing direktorat dan laporan SP2TP akan di-input ke dalam software
aplikasi SIM Puskesmas di komputer.Laporan yang di input terdiri dari :
1. Laporan LB.1 : Laporan tentang data kesakitan
2. Laporan LB.2 : Laporan tentang pemakaian dan permintaan obat
3. Laporan LB.3 : Laporan kegiatan program KIA,Gizi dan P2M
4. Laporan LB.4 : Laporan Kegiatan Puskesmas lainnya
5. Laporan LT.1 : Laporan Data dasar Puskesmas
6. Laporan LT.3 : Laporan ketenagaan
7. Laporan LT.3 : Laporan tentang inventaris alat
Berdasarkan pemantauan yang dilakukan pada SIKDA Propinsi diketahui
banyak Puskesmas yang tidak melakukan input data laporan SP2TP ke dalam
aplikasi SIM Puskesmas.Dari wawancara dengan beberapa pimpinan puskesmas,
hal ini karena petugas pengelola program tidak mengisi form SP2TP manual
sehingga Petugas pengelola SP2TP tidak bisa melakukan input data ke dalam
komputer. Menurut pimpinan puskesmas hal ini disebabkan antara lain :
• Petugas tidak sempat mengisi karena terlalu banyak laporan
• Anggapan petugas bahwa laporan SP2TP tidak penting
• Laporan SP2TP sudah terdapat pada laporan program
• Laporan SP2TP dianggap merupakan beban tambahan bagi Puskesmas.
Masalahan lain juga terjadi dalam manajemen Organisasi. Masalah yang
terjadi pada informasi keuangan yang sulit diakses secara cepat yang meliputi
informasi pembiayaan dari masing-masing pos pelayanan dalam gedung, selain itu
juga informasi pengelolaan keuangan kegiatan pembangunan (DASK) yang
cenderung terpisah dari keuangan operasional puskesmas. Pengelolaan keuangan
terpisah (tidak terintegrasi) antara keuangan hasil retribusi, keuangan proyek,
keuangan hasil jasa pelayanan dan pendapatan lainnya menyulitkan pimpinan
puskesmas mengakses situasi kapital yang ada di puskesmasnya secara cepat.
Untuk manajemen data kepegawaian dan inventaris alat masih dilakukan secara
manual dengan memakai buku bantu. Hal ini sangat menyulitkan terutama untuk
mengakses data dengan cepat.
Pengembangan sistem..., Joni Iswanto, FKM UI, 2013
8/18/2019 digital_2015-3_20349928-T35369-Joni Iswanto.pdf
21/116
6
UNIVERSITAS INDONESIA
Dari beberapa uraian fungsi manajemen diatas, tergambar bahwa
manajemen puskesmas sangat membutuhkan pengelolaan informasi yang akurat.
Informasi tersebut berupa informasi pengelolaan program kesehatan yang
memperhatikan keutuhan konsep wilayah dan informasi pengelolaan manajemen
pasien Selain itu, informasi yang baik terhadap pengelolaan unit penunjang
meliputi kepegawaian, keuangan, pengelolaan barang juga dibutuhkan secara
efesien dan efektif kepada penggunanya.Berdasarkan momentum tersebut,
penyusunan desain sistem informasi manajemen puskesmas dapat dilakukan
dengan pendekatan yang memandang pengguna bukan sebagai obyek namun
sebagai partisipan. Pendekatan ini berfokus terjadinya perubahan yang melibatkan
secara aktif pengguna dan peneliti dalam penyusunan desain.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas dapat dirumuskan bahwa
masalah pada SIM-Puskesmas adalah masih terjadinya duplikasi pencatatan
/pelaporan di tingkat Puskesmas beserta implikasinya . Hal ini dikarenakan sistem
manajemen data belum terintegrasi secara baik. Duplikasi pencatatan dan
pelaporan ini berkaitan pula dengan kualitas informasi yang dihasilkan terutama
pada akurasi data yang pada gilirannya akan berpengaruh terhadap pola
pengambilan kebijakan pada institusi kesehatan.
1.3. Pertanyaan Penelitian.
Bagaimanakah model rancangan Sistem Infomasi manajemen di tingkat
Puskesmas agar tidak terjadi duplikasi dalam pencatatan dan pelaporan
1.4. Tujuan Penelitian
1.4.1. Tujuan Umum Penelitian
Pengembangan rancangan sistem manajemen data di Puskesmas dengan
melakukan integrasi pencatatan/pelaporan untuk menghilangkan duplikasi
di tingkat Puskesmas
Pengembangan sistem..., Joni Iswanto, FKM UI, 2013
8/18/2019 digital_2015-3_20349928-T35369-Joni Iswanto.pdf
22/116
7
UNIVERSITAS INDONESIA
1.4.2. Tujuan Khusus
1. Identifikas masalah pencatatan/pelaporan di tingkat Puskesmas
2. Analisa kebutuhan system informasi Puskesmas pada tingkatan
manajemen pasien,manajemen program dan manajemen organisasi
3. Membuat rancangan format input data pada system informasi
manajemen di tingkat Puskesmas
4. Membuat rancangan alur data masing-masing tingkatan manajemen
5. Membuat rancangan prototipe aplikasi SIM- Puskesmas
1.5. Keaslian Penelitian
Penelitian ini merupakan pengembangan dari beberapa Sistem Informasi
Manajemen Puskesmas yang pernah dilakukan dengan metode yang hampir sama
yang dijadikan acuan pada penelitian ini yaitu :
1. Sikda Generik Yang dikembangkan oleh Pusdatin tahun 2011, Persamaan
terletak pada model aplikasi manajemen pasien dengan model online dimana
collecting data berbasis individu yang dilakukan langsung dari unit
pelayanan.Perbedaan adalah pada jumlah output laporan, analisa data dan
pengisian data dengan format offline yang disediakan pada system
pengembangan .Perbedaan lain adalah pada manajemen program yang berbeda
pada basis input data dan output laporan. Untuk manajemen organisasi pada
sikda generik belum tersedia.
2. Sikda Provinsi Sumatera Barat yang dikembangkan oleh Dinas Kesehatan
Provinsi Sumatera Barat melalui PT.Inovasian Net Tahun 2007. Persamaan
ada pada output laporan SP2TP yang masih dipertahankan pada system
pengembangan . Perbedaan yaitu pada Sikda Provinsi input data mengunakanrekapitulasi data laporan bulanan sedangkan pada system pengembangan input
data menggunakan register individu dan register desa.Berbeda dengan Sikda
Generik pada Sikda provinsi aplikasi yang disediakan hanya berupa
manajemen program.
3. Sikda Kota Payakumbuh yang dikembangkan oleh Dinas Kesehatan Kota
Payakumbuh Tahun 2004. Merupakan aplikasi manajemen Puskesmas
pertama yang dikembangkan di Provinsi Sumatera barat . Aplikasi ini
Pengembangan sistem..., Joni Iswanto, FKM UI, 2013
8/18/2019 digital_2015-3_20349928-T35369-Joni Iswanto.pdf
23/116
8
UNIVERSITAS INDONESIA
sekarang tidak difungsikan lagi karena adanya kebijakan system informasi
satu pintu untuk semua Puskesmas yang ada di Sumatera Barat melalui Sikda
Provinsi. Persamaan ada pada beberapa format laporan yang masih relevan
digunakan . Perbedaan aplikasi ini hanya untuk pemakaian lokal .
Sebagai pertimbangan untuk pengembangan lebih lanjut dari hasil
penelitian ini maka proses pengembangan tetap berpedoman pada alur kebijakan
Sikda yang masih digunakan di Provinsi Sumatera Barat.
1.6. Keterbatasan Penelitian
Mengingat keterbatasan waktu , penelitian terbatas pada pengembangan
rancangan prototipe yang pada tahap selanjutnya akan dikembangkan bersama
programmer yang lebih professional.Ujicoba aplikasi pada penelitian ini
dilakukan secara offline sedangkan untuk versi online dilaksanakan dengan
simulasi model.
1.7. Manfaat Penelitian
1. Masukan kepada Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Barat sebagai
bahan pengembangan desain SIM-Puskesmas untuk mendukung
SIKDA Provinsi Sumatera barat
2. Masukan bagi Puskesmas untuk mendorong pengambil kebijakan di
level yang lebih tinggi untuk dapat melakukan perbaikan system
informasi kesehatan di tingkat Puskesmas yang merupakan lini depan
dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan
3. Pembelajaran Bagi peneliti dalam mengembangkan suatu system
informasi kesehatan mulai dari tahap identifikasi sampai dengan
mengembangkan rancangan system
Pengembangan sistem..., Joni Iswanto, FKM UI, 2013
8/18/2019 digital_2015-3_20349928-T35369-Joni Iswanto.pdf
24/116
8/18/2019 digital_2015-3_20349928-T35369-Joni Iswanto.pdf
25/116
10
UNIVERSITAS INDONESIA
dengan kebutuhan dan tujuan organisasi. (4) Informasi harus bermanfaat (5)
Informasi harus tepat terutama untuk pengambilan keputusan yang krusial. (6)
Informasi harus reliabel untuk menjamin tingkat kepercayaan dan kebenarannya
dapat diandalkan. (7) Informasi harus akurat artinya informasi terhindar dari
kesalahan dan kekeliruan. (8) Informasi harus konsisten dimana informasi harus
tidak bersifat kontradiktif dalam penyajiannya. (Parker, 1993). Informasi adalah
suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan
pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang
bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat
menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang
diperlukan”.sistem informasi adalah terdiri dari komponen-komponen yang
disebutnya sebagai blok bangunan, blok bangunan tersebut terdiri dari blok
masukan (input block), blok model (model block), blok keluaran (output block),
blok teknologi (technologi block), blok basisdata (database block), dan blok
kendali (control block) ( Sutabri, 2004)
2.1.3.Definisi Sistem Informasi
sistem informasi yang sering digunakan merujuk kepada interaksi antara
orang, proses algoritmik, data, dan teknologi. Dalam pengertian ini, istilah ini
digunakan untuk merujuk tidak hanya pada penggunaan organisasi teknologi
informasi dan komunikasi tetapi juga untuk cara di mana orang berinteraksi
dengan teknologi ini dalam mendukung proses bisnis( Kroenke, 2008). Sistem
informasi adalah gabungan yang terorganisasi dari manusia, perangkat lunak,
perangkat keras, jaringan komunikasi dan sumber data dalam mengumpulkan,
mengubah, dan menyebarkan informasi dalam organisas ( O’Brien, 2007). Sistem
informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan
kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial
dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu
dengan laporan-laporan yang diperlukan (Laudon, Kenneth, Jane, 2007). sistem
informasi adalah bagian dari lembaga yang berperan dalam melakukan proses dan
menyimpan data, informasi dan pengetahuan..( Winter, 2011 )
Pengembangan sistem..., Joni Iswanto, FKM UI, 2013
8/18/2019 digital_2015-3_20349928-T35369-Joni Iswanto.pdf
26/116
11
UNIVERSITAS INDONESIA
2.1.4. Definisi Sistem Informasi Kesehatan
Sistem Informasi Kesehatan adalah usaha terintegrasi untuk
mengumpulkan data, proses laporan dan menggunakan informasi kesehatan untuk
pengetahuan mempengaruhi dan pembuatan kebijakan, program aksi dan
penelitian. Definisi ini mengandung arti bahwa kita harus memproses data
menjadi informasi yang nantinya digunakan untuk penyusunan kegiatan atau
program dan penelitian.(WHO , 2005). Sistem Informasi Kesehatan ( SIK ) adalah
suatu sistem terintegrasi yang mampu mengelola data dan informasi publik
(pemerintah, masyarakat dan swasta) di seluruh tingkat pemerintahan secara
sistematis untuk mendukung pembangunan kesehatan. ( Kemenkes, 2012 ) .
Sistem Informasi Kesehatan yang terintegrasi adalah Sistem Informasi Kesehatan
yang menyediakan menjalankan mekanisme saling hubung antar subsistem
informasi dan lintas sistem informasi dengan berbagai cara yang sesuai dengan
keperluannya, sehingga data dari suatu sistem secara rutin dapat
melintas/mengalir, menuju atau diambil oleh satu atau lebih sistem yang lain
( Kemenkes, 2012 )
2.2 PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI
Menurut Jogiyanto, pengembangan sistem (System development) dapat
diartikan sebagai penyusunan suatu sistem baru menggantikan system yang lama
secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada.Sistem yang lama
perlu diperbaiki atau diganti disebabkan karena beberapa hal, yaitu sebagai
berikut :
1. Adanya permasalahan (Problems) yang timbul di sistem yang lama sehingga
menyebabkan sistem yang lama tidak dapat beroperasi sesuai harapan
1. Untuk meraih kesempatan (Opportunities) dengan berkembangnya teknologi
informasi baik perangkat keras maupun perangkat lunak dan teknologi
komunikasi, maka suatu organisasi mulai merasakan bahwa teknologi
informasi tersebut perlu digunakan untuk meningkatkan penyediaan informasi
sehingga dapat mendukung proses pengambilan keputusan yang akan
dilakukan oleh manajemen.
2. Adanya instruksi-instruksi (directive). Pengembangan sistem yang baru dapat
juga terjadi karena adanya instruksi-instruksi baik dari pimpinan ataupun dari
Pengembangan sistem..., Joni Iswanto, FKM UI, 2013
8/18/2019 digital_2015-3_20349928-T35369-Joni Iswanto.pdf
27/116
12
UNIVERSITAS INDONESIA
luar organisasi, seperti adanya keluhan-keluhan dari langganan, laporan yang
tidak tepat waktu, isi laporan yang sering salah, waktu kerja yang berlebihan,
dan lain-lain. ( Jogiyanto 2005 )
2.2.1 Konsep Dasar Pengembangan Sistem Informasi
Dalam melakukan pengembangan sistem informasi secara umum, ada
beberapa konsep dasar yang harus dipahami . ( Sanjoyo , 2007 ):
1. Sistem Informasi Tidak Identik Dengan Sistem Komputerisasi
Pada dasarnya sistem informasi tidak bergantung kepada penggunaan
teknologi komputer. Sistem informasi yang memanfaatkan teknologi
komputer dalam implementasinya disebut sebagai Sistem Informasi BerbasisKomputer (Computer Based Information System). Pada pembahasan
selanjutnya, yang dimaksudkan dengan sistem informasi adalah sistem
informasi yang berbasis komputer.
2. Sistem Informasi Dalam Suatu Organisasi Adalah Sistem Yang Dinamis
Dinamika system informasi dalam suatu organisasi sangat ditentukan oleh
dinamika perkembangan organisasi tersebut. Oleh karena itu perlu disadari
bahwa pengembangan System informasi tidak akan pernah berhenti
3. Sistem Informasi Sebagai Suatu Sistem Harus Mengikuti Siklus Hidup
Sistem.Seperti lahir, berkembang, mantap dan akhirnya mati atau berubah
menjadi sistem yang baru. Oleh karena itu, sistem informasi memiliki umur
layak guna. Panjang pendeknya umur layak guna sistem informasi tersebut
ditentukan oleh Perkembangan organisasi tersebut, perkembangan teknologi
informasi dan perkembangan tingkat kemampuan pengguna sistem informasi
4. Daya Guna Sistem Informasi Ditentukan Oleh Integritas Sistem Itu Sendiri.
Sistem informasi yang terpadu mempunyai daya guna yang tinggi, jika
dibandingkan dengan sistem informasi yang terfragmentasi. Usaha untuk
melakukan integrasi sistem yang ada di dalam suatu organisasi menjadi satu
sistem yang utuh merupakan usaha yang berat dengan biaya yang cukup besar
dan harus dilakukan secara berkesinambungan. Sinkronisasi antar sistem yang
ada dalam sistem informasi itu, merupakan prasyarat yang mutlak untuk dapat
mendapatkan sistem informasi yang terpadu.
5. Keberhasilan Pengembangan Sistem Informasi Sangat Bergantung Pada
Pengembangan sistem..., Joni Iswanto, FKM UI, 2013
8/18/2019 digital_2015-3_20349928-T35369-Joni Iswanto.pdf
28/116
13
UNIVERSITAS INDONESIA
Strategi Yang Dipilih Untuk Pengembangan Sistem Tersebut
Strategi yang dipilih untuk melakukan pengembangan sistem sangat
bergantung kepada besar kecilnya cakupan dan tingkat kompleksitas dari
sistem informasi tersebut. Untuk sistem informasi yang cakupannya luas dan
tingkat kompleksitas yang tinggi diperlukan tahapan pengembangan seperti
Penyusunan Rencana Induk Pengembangan dan Pembuatan Rancangan
Global. Dalam pemilihan strategi harus dipertimbangkan berbagai faktor
seperti keadaan yang sekarang dihadapi, keadaan pada waktu sistem informasi
siap dioperasionalkan dan antisipasi perkembangan organisasi dan
perkembangan teknologi. Ketidaktepatan dalam melakukan prediksi keadaan
dimasa mendatang, merupakan penyebab kegagalan implementasi dan
operasionalisasi sistem informasi.
6. Pengembangan Sistem Informasi Organisasi Harus Menggunakan Pendekatan
Fungsi Dan Dilakukan Secara Menyeluruh (Holistik)
Pada banyak kasus, pengembangan sistem informasi dilakukan dengan
menggunakan pendekatan struktur organisasi dan pada umumnya mereka
mengalami kegagalan, karena struktur organisasi sering kali kurang
mencerminkan semua fungsi yang ada didalam organisasi. Sebagai
pengembang sistem informasi hanya bertanggung jawab dalam
mengintegrasikan fungsi-fungsi dan sistem yang ada didalam organisasi
tersebut menjadi satu sistem informasi yang terpadu.
7. Informasi Telah Menjadi Aset Organisasi
Dalam konsep manajemen modern, informasi telah menjadi salah satu aset
dari suatu organisasi, selain uang, SDM, sarana dan prasarana. Penguasaan
informasi internal dan eksternal organisasi merupakan salah satu keunggulankompetitif , karena keberadaan informasi tersebut bisa menentukan kelancaran
dan kualitas proses kerja, bisa menjadi ukuran kinerja organisasi dan bisa
menjadi acuan yang pada akhirnya menentukan kedudukan organisasi tersebut
dalam persaingan lokal maupun global.
Pengembangan sistem..., Joni Iswanto, FKM UI, 2013
8/18/2019 digital_2015-3_20349928-T35369-Joni Iswanto.pdf
29/116
14
UNIVERSITAS INDONESIA
2.2.2. Langkah-Langkah Pengembangan Sistem Informasi
1. Meninjau kembali Sistem yang ada
Langkah awal yang harus dilaksanakan dengan meninjau kembali sistem yang
ada dengan melihat apakah sistem saat ini telah berjalan baik. Tahapan ini
dilaksanakan dengan cara melakukan inventarisir formulir yang ada , Menilai
kualitas data , Mencari pemecahan masalah dan melihat faktor faktor apa
yang mempengaruhi dalam pengolahan data.
2. Menentukan kebutuhan data
Langkah kedua yang adalah melihat setiap tingkatan administratif yang
memiliki peran yang tidak sama, sehingga kebutuhan data akan berbeda beda.Tidak semua kebutuhan data dapat dipenuhi melalui sistem pengumpulan data
rutin. Guna menentukan kebutuhan data, langkah yang kita perlukan adalah
mendefenisikan perbedaan aturan/fungsi untuk setiap level program .
3. Menentukan faktor yang mempengaruhi alur data
Yaitu dengan menentukan siapa yang bisa mengolah data, menentukan berapa
sering data dibutuhkan dalam semua tingkat, menentukan bagaimana format
data sesuai dengan permintaan serta dengan membuat diagram dan
kesimpulan informasi guna pengambilan keputusan.
4. Desain pengumpulan dan pelaporan
Langkah langkah guna mendesain pengumpulan dan cara pelaporan data
adalah dengan membuat draft formulir dari berbagai macam laporan yang
dibutuhkan kemudian memastikan seluruh data dapat di ambil menggunakan
formulir tersebut. Selanjutnya mencoba menerapkan draft tadi dan diskusikan
tentang kekurangan formulir baru ini dengan membandingkan dengan
formulir yang lama. Persiapkanlah petunjuk penggunaan formulir tersebut
kemudian laksanakanlah Uji coba sesuai dengan petunjuk .langkah terakhir
nilai dan evaluasilah hasil ujicoba diatas. Dari hasil penilaian dan evaluasi,
buatlah formulir yang baru.
5. Pengembangan prosedur pemerosesan data
Langkah kelima Mengembangkan prosedur pemerosesan data dimana data
Sistem Informasi yang kita rencanakan diproses secara konsisten sesuai
dengan tujuan pengumpulan, perencanaan, analisis dan pemanfaatan data.
Pengembangan sistem..., Joni Iswanto, FKM UI, 2013
8/18/2019 digital_2015-3_20349928-T35369-Joni Iswanto.pdf
30/116
15
UNIVERSITAS INDONESIA
Langkah langkah Mengembangkan prosedur pemerosesan data dimulai
dengan melakukan asesment terhadap keuntungan dan kerugian pemrosesan
data secara manual . Apabila kita memilih untuk mengembangkan sistem
komputerisasi, pastikan bahwa nantinya akan dipergunakan untuk pemrosesan
data sampai level terbawah. Tentukan spesifikasi pengembangan software ,
Kembangkan kebutuhan software untuk pemrosesan data di tiap tiap
tingkatan dan lakukan uji coba software
6. Mengembangkan program pelatihan
Langkah keenam Mengembangkan program pelatihan dengan tunjuan
meningkatkan sumber daya pelaksana dengan merancang pelatihan sesuai
dengan tingkatan pengetahun pengelola. Langkah langkah yang dilakukan
yaitu dengan mengembangkan kurikulum untuk setiap tipe pelatihan ,
mengembangkan Materi Pelatihan , reproduksi materi pelatihan dan
merancang model evaluasi pelatihan. Selanjutnya melakukan evaluasi
program pelatihan termasuk materi pelatihan yang digunakan serta melakukan
modifikasi materi pelatihan dan program pelatihan berdasarkan hasil evaluasi.
7. Ujicoba sistem
Salah satu tahapan penting dalam pengembangan suatu Sistem Informasi yaitu
Uji coba sistem sebelum diimplementasikan, suatu sistem harus diujicoba
pada kondisi yang mencerminkan kondisi sebenarnya. Langkah-langkah yang
dilakukan dalam ujicoba system adalah dengan menyiapkan petunjuk
pelaksanaan uji coba, menentukan Siapa yang akan menjadi peserta uji coba ,
menentukan Apa yang menjadi tujuan dari coba ini dan menetukan berapa
lama uji coba tersebut akan dilakukan
8. Monitoring dan Evaluasi pada sistemTujuan dari monitoring dan evaluasi tidak hanya fokus pada mencari
kesalahan dan kekurangan pada sistem tetapi terhadap aspek aspek lain yang
mendukung secara tidak langsung. Cara ini sangat baik dilaksanakan untuk
dapat mengidentifikasi kesalahan yang terjadi pada pelaksanaan uji coba suatu
sistem.Monitoring dan evaluasi kiranya dilaksanakan melalui tahapan dengan
membuat rencana pengembangan yang sistematik .selanjutnya
mengidentifikasi sumber daya yang diperlukan untuk pelaksanaan monitoring.
Pengembangan sistem..., Joni Iswanto, FKM UI, 2013
8/18/2019 digital_2015-3_20349928-T35369-Joni Iswanto.pdf
31/116
16
UNIVERSITAS INDONESIA
Melananjutkan dengan merencanakan pelaksanaan monitoring dan evaluasi.
Melaksanakan disiminasi hasil kegiatan monitoring dan evaluasi.Terakhir
membuat suatu rekomendasi dari hasil kegiatan monitoring dan evaluasi.
Sebaiknya monitoring dan evaluasi menjadi kegiatan yang sifatnya rutin
dilaksanakan serta dapat menyediakan petunjuk yang sifatnya teknis dan berisi
informasi lainnya.
9. Mengembangkan mekanisme diseminasi dan umpan balik data
Cara efektif untuk memotivasi para pengolah data pada level terendah adalah
dengan terus menerus memberikan umpan balik baik positif dan negatif
mengenai data yang telah mereka hasilkan.Langkah yang harus dilalui yaitu
dengan menentukan langkah paling efektif dan efisien untuk
mendiseminasikan data , selanjutnya melakukan identifikasi sumber daya
manusia, anggaran/biaya dan sumber daya . Prioritaskan berbagai cara
diseminasi data agar dapat diadopsi berdasarkan kebutuhan dan ketersediaan
sumber daya.Selanjutnya implementasikan kegiatan diseminasi data dan
terakhir kembangkan dan implementasikan sistem monitoring dan evaluasi
diseminasi data serta umpan balik yang telah dilaksanakan.
2.2.3. Metode Pengembangan Sistem Informasi
Terdapat 4 (empat) tahapan pokok yang dilalui pada pengembangan
suatu sistem (schultheis & Summer, 1999), berupa daur hidup atau siklus sebuah
sistem sebagaimana terlihat pada Gambar 2, yakni (1) analisis kebutuhan (needs
analysis), (2) desain sistem, (3) implementasi, dan (4) pemeliharaan.
Gambar 2.1. Daur hidup sistem,
Sumber“Management Information System, The manager view, 1999,).
Analisis kebutuhan merupakan suatu studi yang mendalam yang
berkaitan dengan proses pengumpulan informasi, pemrosesan, penyimpanan dan
Analisis Kebutuhan
Pemeliharaan Desain Sistem
Pengembangan sistem..., Joni Iswanto, FKM UI, 2013
8/18/2019 digital_2015-3_20349928-T35369-Joni Iswanto.pdf
32/116
17
UNIVERSITAS INDONESIA
kebutuhan-kebutuhan pelaporan dari suatu unit organisasi. Tujuan utama tahap ini
adalah untuk menemukan masalah-masalah sesungguhnya dan mengembangkan
berbagai metode dan strategy untuk menanggapi kebutuhan informasi yang
terkait. Terdapat beberapa hal penting dalam kaitannya dengan analisis kebutuhan
yakni memungkinkan manajer/pimpinan menilai secara kritis kebutuhan
pemrosesan informasi dari bagian-bagian dan melengkapi data dasar yang
diperlukan untuk memberikan masukan kepada sistem informasi, memberi
gambaran yang spesifik sebagai pedoman bagi manajer dalam mendesain atau
membiayai suatu sistem, Membantu pada tingkat strategis melalui proses analisis
kebutuhan para profesional dalam menetapkan suatu rencana informasi strategis
bagi fungsi-fungsi organisasi dan memberi kesempatan untuk menetapkan
kebijakan informasi, yang merupakan suartu rencana-rencana jangka panjang
untuk mengelola data dan sumber informasi.
Dalam pelaksanaan analisis kebutuhan mencakup hal-hal berupa (1)
penetapan sasaran-sasaran analisis kebutuhan.(2) penetapan fungsi-fungsi
organisasi yang akan dicakup (3) penetapan schedul analisis (4) pemilihan
berbagai metode pengumpulan data.(5) penganalisaan data yang telah
dikumpulkan meliputi identifikasi kebutuhan, metode pemecahan masalah dan
mereview sistem yang ada sekarang. Kegiatan yang dilakukan pada tahapan ini
adalah dengan Mempelajari sistem yang ada dan sedang berjalan saat ini yang
dimaksudkan untuk identifikasi masalah sistem. Kemudian menganalis
kebutuhan sistemdengan tujuan agar dapat memahami dengan baik kebutuhan dari
sistem yang akan dikembangkan serta melakukan analisis kelayakan yang
meliputi kelayakan ekonomis, teknis dan organisasi.
Tahap desain sistem, pada tahap ini, sistem keseluruhan dirinci secaraspesifik agar semua fungsi dapat diperiksa dan semua program dapat disebutkan.
Perancang sistem menentukan bagaimana sistem informasi akan mencapai
sasaran-sasaran yang dirumuskan dalam perancangan spesifikasi program..
Input merupakan suatu data yang masuk ke dalam sistem, dapat berupa
data dasar. Sedangkan keluaran merupakan hasil sistem yang telah berbentuk
informasi berupa laporan formal, yang dapat digunakan untuk mendukung proses
pengambilan keputusan. Proses adalah bagaimana data masukan
Pengembangan sistem..., Joni Iswanto, FKM UI, 2013
8/18/2019 digital_2015-3_20349928-T35369-Joni Iswanto.pdf
33/116
18
UNIVERSITAS INDONESIA
ditransformasikan dan digunakan untuk mengubah data menjadi informasi yang
dibutuhkan serta seberapa sering suatu perubahan tersebut harus diperbaiki.
Spesifikasi desain input diperoleh dari tujuan sistem dan hasil format
keluaran. Kebutuhan akan data masukan diperoleh dari isi hasil laporan keluaran
dan spesifikasi penarikan data (data retrieval). Desain input meliputi pula
penyusunan kode dan sistem kodefikasi. Kode harus sederhana, mudah
digunakan, fleksibel dan mudah dikembangkan. Spesifikasi desain output yang
dirancang hendaknya berasal dari tujuan sistem dan analisis kebutuhan yang
lengkap. Hasil laporan yang diinginkan harus sesuai dengan kebutuhan pemakai.
Setiap laporan yang dihasilkan oleh sistem harus memiliki kekhususan dalam
rinciannya.Pada tahapan ini dilakukan beberapa kegiatan yang akan menghasilkan
beberapa dokumen, yaitu (1) Pemodelan proses dengan menggunakan DFD, (2)
Pemodelan data dengan menggunakan ERD. (3) Perancangan tampilan antar
muka ( interface ).(4) Pemilihan teknologi untuk sistem informasi yang akan
dibangun berupa jenis dan spesifikasi perangkat keras ( hardware) serta perangkat
lunak (software ) yang akan digunakan untuk membangun dan menjalankan
sistem informasi.
Selanjutnya tahap implementasi, pada tahap ini dilaksanakan
pengumpulan data, membangun file dan pengujian sistem secara menyeluruh.
Terdapat beberapa metode pengujian antara lain dengan menguji sistem dalam
kondisi yang disimulasikan atau menguji kondisi nyata sejajar dengan sistem dan
prosedur yang ada. Setelah semua kesalahan dan permasalahan yang ditemukan
dalam pengujian sistem diperbaiki, sistem dilanjutkan ke dalam operasional
sesungguhnya.Pada tahapan ini akan dilakukan kegiatan sebagai berikut (1)
Pemrograman yang dilakukan oleh pemrogram ( programmer ) berdasarkandokumentasi (2) hasil kegiatan desain sistem. Hasil kegiatan ini berupa
prototype aplikasi. (3) Melakukan pengujian atau testing prototype sistem yang
akan dilaksanakan di laboratorium.(4) Membuat pedoman penggunaan ( user’s
manual ) sebagai panduan pagi pengguna sistem
Tahap terakhir, yakni tahap pemeliharaan, dimana setelah sistem dapat
berjalan tanpa hambatan, sistem diserahkan kepada kelompok pemeliharaan dalam
pengolahan informasi. Kesalahan atau perubahan kecil langsung ditangani sebagai
Pengembangan sistem..., Joni Iswanto, FKM UI, 2013
8/18/2019 digital_2015-3_20349928-T35369-Joni Iswanto.pdf
34/116
19
UNIVERSITAS INDONESIA
pemeliharaan. Pada tahap ini sistem perlu didesain dan didokumentasikan demi
kelancaran pemeliharaan. Seluruh operasional sistem informasi dievaluasi secara
periodik untuk dapat menyediakan informasi yang sesuai dengan tujuan
organisasi. (schultheis & Summer, 1999)
2.3. PENGEMBANGAN BASIS DATA
2.3.1. Definisi Basis Data
Basis data didefinisikan dalam sejumlah sudut pandang, antara lain yaitu
(Fathansyah,1999) :
a) Himpunan kelompok data (arsip) yang saling berhubungan yang diorganisasi
sedemikian rupa agar kelak dapat dimanfaatkan kembali dengan cepat dan
mudah.
b) Kumpulan data yang saling berhubungan yang disimpan secara bersama
sedemikian rupa dan tanpa pengulangan (redudansi) yang tidak perlu, untuk
memenuhi berbagai kebutuhan.
c) Kumpulan file atau tabel atau arsip yang saling berhubungan yang disimpan
dalam media penyimpanan elektronis.
Ada juga pengertian lain dari basis data yaitu sistem file computer yang
menggunakan cara pengorganisasian file tertentu, dimaksudkan untuk
mempercepat akses terhadap seluruh record, serta pembaruan secara serempak
atas record terkait, juga untuk mempermudah dan mempercepat akses terhadap
seluruh record lewat program aplikasi, serta akses yang cepat terhadap data yang
tersimpan yang harus digunakan secara bersama-sama untuk dibaca guna
penyusunan laporan-laporan rutin atau khusus ataupun penyelidikan.(Kadir,2003)
2.3.2. Sistem Basis Data
Sistem basis data merupakan sistem yang terdiri atas kumpulan file (tabel)
yang saling berhubungan (dalam sebuah basis data di sebuah sistem komputer)
dan sekumpulan program (Sistem Manajemen Basis Data) yang memungkinkan
beberapa pemakai dan/atau program lain untuk mengakses dan memanipulasi file-
file (tabel-tabel) tersebut. Dalam sebuah sistem basis data terdapat komponen-
komponen utama yaitu : perangkat keras (Hardware), sistem operasi (Operating
Pengembangan sistem..., Joni Iswanto, FKM UI, 2013
8/18/2019 digital_2015-3_20349928-T35369-Joni Iswanto.pdf
35/116
20
UNIVERSITAS INDONESIA
System), basis data (Database), sistem (Aplikasi/perangkat lunak), pengelola basis
data (DBMS), pemakai (User), dan aplikasi (Perangkat Lunak) lain yang bersifat
opsional.( Fathansyah,1999 )
Sistem basis data memiliki beberapa komponen, yaitu (Winarno,2004)
a) File basis data, file ini memiliki elemen-elemen data (masing-masing item
data) yang disimpan dalam salah satu dari format organisasi file basis data.
b) Sistem manajemen basis data ( Data Base Management System ).
Merupakan suatu kelompok program software yang mengelola basis data,
mengontrol akses terhadap basis data, menjaga pengamanan basis data, dan
melakukan tugas-tugas lainnya.
c) Sistem Antar-muka Bahasa Induk (A Host Language Interface System),
merupakan bagian dari DBMS yang berkomunikasi dengan program aplikasi,
menafsirkan instruksi-instruksi bahasa tingkat tinggi program aplikasi, seperti
COBOL dan FORTRAN, yang memerlukan data dari file-file. Selama proses
ini system operasi komputer berinteraksi dengan DBMS-nya, dengan susunan
demikian program aplikasi tidak memuat informasi tentang file. Jadi pada
program tidak ada yang membatasi penggunaan suatu file data.
d) Program Aplikasi, memiliki fungsi yang sama seperti pada system
konvensional, hanya saja file-file datanya independen dan menggunakan
definisi data standar. Saling tidak bergantung (independensi) dan standarisasi
membuat pengembangan program menjadi lebih mudah dan cepat. Program
aplikasi biasa menggunakan A Host Language Interface System yang biasanya
dibuat oleh pemogram yang profesional.
e) Sebuah sistem antar-muka bahasa alami (A Natural Language interface
System), merupakan bahasa pertanyaan (Query Language) yangmemungkinkan pemakai mendapatkan keterangan tentang apa saja yang
tersedia pada sistem komputer. Bahasa yang dipakai biasanya Bahasa Inggris,
karena instruksi masukan merupakan perintah-perintah singkat dalam bahasa
inggris.
f) Kamus data (Data Dictionary), merupakan pusat penyimpanan informasi data-
data dari basis data yang memuat ”skema basis data”, dimana nama dari setiap
item data dalam basis data serta deskripsi dan definisi atribut-atributnya, yang
Pengembangan sistem..., Joni Iswanto, FKM UI, 2013
8/18/2019 digital_2015-3_20349928-T35369-Joni Iswanto.pdf
36/116
21
UNIVERSITAS INDONESIA
merujuk pada ”data standar”. Kamus data berisi informasi lokasi basis data
pada file basis data, aturan mengakses data, pengamanan data serta kondisi
informasi data. DBMS menerima permintaan dari suatu program dan
mengakses kamus basis data untuk melihat apakah program memiliki data
yang dicari dan memastikan lokasi data pada basis data. Dalam kamus data
harus dapat mencerminkan keterangan yang jelas tentang data yang
dicatatnya. Untuk maksud keperluan ini maka kamus data harus memuat hal-
hal sebagai berikut : Nama arus data, Alias, Bentuk data, Arus data,
Penjelasan, Periode, Volume, Struktur data, Terminal pengaksesan dan
pemutakhiran , Sistem keluaran atau pembuat reportase (The Output System
or Report Generator), yang terdiri dari laporan biasa, dokumen, laporan
khusus.(nugroho,2004)
2.3.3. Diagram Konteks
Diagram konteks adalah bagian dari Data Flow Diagram (DFD), yang
berfungsi untuk memetakan model lingkungan, yang dipresentasikan dalam
lingkaran tunggal yang mewakili keseluruhan sistem, meliputi (Pohan,1997)
a) Kelompok pemakai, organisasi atau sistem lain dimana system melakukan
komunikasi
b) Data masuk, yaitu data yang diterima sistem dari lingkungan dan harus
diproses dengan cara tertentu
c) Data keluar yaitu data yang dihasilkan sistem dan diberikan ke dunia luar.
d) Penyimpanan data, yaitu digunakan secara bersamaan antara sistem dengan
terminator
e) Batasan, antara sistem dengan lingkungan Simbol yang digunakan dalam
diagram konteks, yaitu : Persegi panjang yang berfungsi untuk berkomunikasi
dengan sistem melalui aliran data, Lingkaran yang berfungsi menunjukkan
adanya kegiatan proses dalam system, Data aliran yang berefungsi
menunjukkan spesifikasi jenis data yang dibutuhkan system
2.3.4. Diagram Arus Data
Diagram Arus Data yang juga dikenal sebagai Data Flow Diagram (DFD),
sering digunakan untuk menggambarkan sistem yang telah ada atau sistem baru
Pengembangan sistem..., Joni Iswanto, FKM UI, 2013
8/18/2019 digital_2015-3_20349928-T35369-Joni Iswanto.pdf
37/116
22
UNIVERSITAS INDONESIA
yang akan dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan
fisik dimana data tersebut mengalir (misalnya lewat telpon, surat dan sebagainya)
atau lingkungan fisik dimana dat tersebut akan disimpan (misalnya file kartu,
microfiche, hard disk, tape, diskette, dan sebagainya). DFD merupakan alat yang
digunakan pada metodologi pengembangan sistem yang terstuktur (structure
Analysis and design). Dan juga merupakan alat yang cukup populer sekarang ini
karena dapat menggambarkan arus data di dalam sistem dengan terstruktur dan
jelas.(Jogiyanto,2005)
DFD menggunakan beberapa simbol, dimana simbol tersebut untuk maksud
mewakili yaitu : external entity (kesatuan luar), atau Boundary (batas sistem), data
flow (arus data), process (proses), dan data store (simpanan data)
2.3.5. Proses Pengembangan Basis Data
Ada 2 (dua) cara untuk merancang suatu basis data, yaitu melalui
pendekatan Entity-Relationship Diagram (ERD) dan normalisasi. Untuk
mendapatkan rancangan basis data yang bagus, efektif dan efisien diperlukan
adanya kombinasi dari kedua cara pendekatan tersebut.(Nugroho,2005)
Pendekatan ERD (Entity-Relationship Diagram)
ERD atau diagram E-R merupakan gambaran model Entity yang berisi
komponen-komponen himpunan entitas dan himpunan relasi yang masing-masing
dilengkapi dengan atribut yang mempresentasikan seluruh fakta dari ’dunia nyata’
yang kita tinjau. Tahapan dalam pembuatan ERD terdiri dari :
a. Tahapan pembuatan ERD awal (Preliminary design) Langkah-langkah untuk
membuat rancangan ERD awal, sebagai berikut :
1) Mengidentifikasi dan menetapkan seluruh himpunan entitas yang terlibat.
2) Menetukan atribut-atribut key dari masing-masing himpunan entitas. Fungsi
atribut yaitu untuk mendeskripsikan karakteristik (property) dari entitas tersebut.
Sedangkan key merupakan satu gabungan dari beberapa atribut yang dapat
membedakan semua baris data (row) dalam tabel secara unik.
3) Mengidentifikasi dan menetapkan seluruh himpunan relasi diantara himpunan
entitas yang ada, serta menentukan derajat/kardinalitas relasi untuk setiap
himpunan relasi. Relasi menunjukkan adanya hubungan diantara sejumlah entitas
yang berbeda. Setelah diketahui entitas dan atribut key dari himpunan entitas
Pengembangan sistem..., Joni Iswanto, FKM UI, 2013
8/18/2019 digital_2015-3_20349928-T35369-Joni Iswanto.pdf
38/116
23
UNIVERSITAS INDONESIA
sebelumnya, maka dilakukan langka ketiga ini yang merupakan langkah
terpenting dalam pembentuan ERD, karena ketepatan dalam menentukan relasi-
relasi yang terjadi diantara himpunan entitas akan sangat menentukan kualitas
rancangan basis data yang dibangun.
4) Melengkapi himpunan entitas dan himpunan relasi dengan atribut-atribut
deskriptif (non-key). Berdasarkan himpunan entitas dan himpunan relasi yang
telah dibuat dengan ERD diatas belum dilengkapi dengan uraian secara rinci dari
gambaran suatu entitas. Sehingga untuk mendeskripsikan secara rinci dari
himpunan entitas tersebut, maka dilengkapi dengan atribut deskriptif. Atribut
tersebut menunjukkan fungsinya sebagai pembentuk karakteristik atau sifat-sifat
yang melekat pada sebuah entitas.
5) Implementasi model data ke tabel
Himpunan entitas yang diperoleh dari proses pemodelan dengan menggunkan
ERD harus ditransformasikan ke basis data fisik dalam bentuk tabel (file-file data)
yang merupakan komponen utama pembentuk basis data. Selanjutnya atribut-
atribut yang melekat pada masing-masing himpunan entitas dan himpunan relasi
akan dinyatakan sebagai field-field dari tabel-tabel yang sesuai.
6) Perancangan normalisasi
Normalisasi data merupakan suatu proses untuk mendapatkan struktur tabel atau
relasi yang efisien dan bebas dari anomali, dan mengacu pada cara data item
dikelompokkan ke dalam struktur record. Anomali merupakan efek samping yang
tidak diharapkan, yang ditimbulkan dari suatu proses.(Widodo,2004)
2.3.6. Perancangan Struktur File Basis Data
Hasil dari tabel yang berupa file-file data pada perancangan normalisasi,
selanjutnya dilakukan perancangan struktur dari file-file basis datanya. Struktur
file basis data yang dibuat menjelaskan field yang ada pada file data disertai
dengan tipe data, lebar, dan keterangan yang memperjelas.
Pengembangan sistem..., Joni Iswanto, FKM UI, 2013
8/18/2019 digital_2015-3_20349928-T35369-Joni Iswanto.pdf
39/116
24
UNIVERSITAS INDONESIA
2.4. Puskesmas
2.4.1.Definisi Dan Fungsi Puskesmas
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
128/Menkes/SK/II/2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat
(Puskesmas) Puskesmas didefinisikan sebagai unit pelayanan teknis dinas
kesehatan kabupaten/kota yang memiliki 3 fungsi yaitu Pusat penggerak
pembangunan berwawasan kesehatan , Pusat pemberdayaan masyarakat dan
Pusat pelayanan kesehatan strata pertama ( Depkes, 2004 )
2.4.2. Upaya dan Azas Penyelenggaraan
A.Program Pokok PuskesmasProgram pokok Puskesmas merupakan program pelayanan kesehatan yang
wajib di laksanakan karena mempunyai daya ungkit yang besar terhadap
peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Ada 6
Program Pokok pelayanan kesehatan di Puskesmas yaitu :
1. Program pengobatan (kuratif dan rehabilitatif) yaitu bentuk pelayanan
kesehatan untuk mendiagnosa, melakukan tindakan pengobatan pada
seseorang pasien dilakukan oleh seorang dokter secara ilmiah berdasarkan
temuan-temuan yang diperoleh selama anamnesis dan pemeriksaan
2. Promosi Kesehatan yaitu program pelayanan kesehatan puskesmas yang
diarahkan untuk membantu masyarakat agar hidup sehat secara optimal
melalui kegiatan penyuluhan (induvidu, kelompok maupun masyarakat).
3. Pelayanan KIA dan KB yaitu program pelayanan kesehatan KIA dan KB
di Puskesmas yang ditujuhkan untuk memberikan pelayanan kepada PUS
(Pasangan Usia Subur) untuk ber KB, pelayanan ibu hamil, bersalin dan
nifas serta pelayanan bayi dan balita.
4. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit menular dan tidak menular yaitu
program pelayanan kesehatan Puskesmas untuk mencegah dan
mengendalikan penular penyakit menular/infeksi (misalnya TB, DBD,
Kusta dll).
5. Kesehatan Lingkungan yaitu program pelayanan kesehatan lingkungan di
puskesmas untuk meningkatkan kesehatan lingkungan pemukiman melalui
upaya sanitasi dasar, pengawasan mutu lingkungan dan tempat umum
Pengembangan sistem..., Joni Iswanto, FKM UI, 2013
8/18/2019 digital_2015-3_20349928-T35369-Joni Iswanto.pdf
40/116
8/18/2019 digital_2015-3_20349928-T35369-Joni Iswanto.pdf
41/116
26
UNIVERSITAS INDONESIA
lingkungan kerja. Misalnya pemeriksaan secara berkala di tempat kerja
oleh petugas puskesmas
5. Kesehatan Gigi dan Mulut, adalah program pelayanan kesehatan gizi dan
mulut yang dilakukan Puskesmas kepada masyarakat baik didalam
maupun diluar gedung (mengatasi kelainan atau penyakit ronggo mulut
dan gizi yang merupakan salah satu penyakit yang terbanyak di jumpai di
Puskesmas
6. Kesehatan Jiwa , adalah program pelayanan kesehatan jiwa yang
dilaksanakan oleh tenaga Puskesmas dengan didukung oleh peran serta
masyarakat, dalam rangka mencapai derajat kesehatan jiwa masyarakat
yang optimal melalui kegiatan pengenalan/deteksi dini gangguan jiwa,
pertolongan pertama gangguan jiwa dan konseling jiwa. Sehat jiwa adalah
perasaan sehat dan bahagia serta mampu menghadapi tantangan hidup,
dapat menerima orang lain sebagaimana adanya dan mempunyai sikap
positif terhadap diri sendiri dan orang lain. Misalnya ada konseling jiwa di
Puskesmas.
7. Kesehatan Mata adalah program pelayanan kesehatan mata terutama
pemeliharaan kesehatan (promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif)
dibidang mata dan pencegahan kebutaan oleh tenaga kesehatan
Puskesmas dan didukung oleh peran serta aktif masyarakat. Misalnya
upaya penanggulangan gangguan refraksi pada anak sekolah.
8. Kesehatan Usia Lanjut, adalah program pelayanan kesehatan usia lanjut
atau upaya kesehatan khusus yang dilaksanakan oleh tenaga Puskesmas
dengan dukungan peran serta aktif masyarakat dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat usia lanjut. Misalnyapemeriksaan kesehatan untuk mendeteksi dini penyakit degeneratif,
kardiovaskuler seperti : diabetes Melitus, Hipertensi dan Osteoporosis
pada kelompok masyarakat usia lanjut.
9. Pembinaan Pengobatan Tradisional, Adalah program pembinaan terhadap
pelayanan pengobatan tradisional, pengobat tradisional dan cara
pengobatan tradisional. Yang dimaksud pengobatan tradisional adalah
pengobatan yang dilakukan secara turun temurun
Pengembangan sistem..., Joni Iswanto, FKM UI, 2013
8/18/2019 digital_2015-3_20349928-T35369-Joni Iswanto.pdf
42/116
8/18/2019 digital_2015-3_20349928-T35369-Joni Iswanto.pdf
43/116
28
UNIVERSITAS INDONESIA
Pada fungsi Pengawasan dilakukan penilaian atau evalusi yaitu proses kegiatan
untuk membandingkan antara hasil yang telah dicapai dengan rencana yang telah
ditentukan. Penilaian merupakan alat penting untuk membantu pengambilan
keputusan sejak tingkat perumusan kebijakan maupun pada tingkat pelaksanaan
program.
Pengembangan sistem..., Joni Iswanto, FKM UI, 2013
8/18/2019 digital_2015-3_20349928-T35369-Joni Iswanto.pdf
44/116
29
UNIVERSITAS INDONESIA
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data pada Penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif dengan melakukan wawancara, telaah dokumen, observasi dan studi
literatur. Selanjutnya dilakukan analisa kebutuhan pengembangan sistem.
3.1.1. Wawancara
Subyek wawancara pada penelitian ini terdiri atas beberapa komponen
yang terlibat langsung dalam pengelolaan informasi yang dihasilkan dalam sistem
pencatatan dan pelaporan Puskesmas . Wawancara dilakukan terhadap kepala
Puskesmas, Pengelola program yaitu pengelola program KIA, pengelola program
Gizi, pengelola program P2M dan pengelola program terkait lainnya. Wawancara
juga dilakukan terhadap petugas pelayanan pasien dan petugas administrasi.Proses
wawancara dilaksanakan pada dua Puskesmas yaitu Puskesmas Seberang Padang
dan Puskesmas Nanggalo di wilayah kerja kota Padang. Untuk verifikasi
wawancara juga dilakukan terhadap penanggung jawab sistem informasi dan
penanggung jawab program terkait di Dinas Kesehatan Kota Padang.Untuk
sinkronisasi dengan kebijakan yang ada wawancara juga dilakukan denga
beberapa stake holder di Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat.
3.1.2. Observasi
Observasi dilakukan di Puskesmas Seberang Padang di wilayah kerja kota
padang. Observasi dimulai dari proses pelayanan pasien mulai dari loket
pendaftaran , poliklinik umum, poliklinik KIA, poliklinik gigi, Laboratorium dan
apotik.Karena keterbatasan waktu observasi hanya difokuskan pada sistem
pencatatan data kedalam buku register serta pengamatan terhadap efisiensi
penggunaan waktu oleh petugas.
Pengembangan sistem..., Joni Iswanto, FKM UI, 2013
8/18/2019 digital_2015-3_20349928-T35369-Joni Iswanto.pdf
45/116
30
UNIVERSITAS INDONESIA
3.1.3. Telaah Dokumen
Telaah dokumen dilakukan pada sistem pencatatan masing-masing unit pada
ketiga kategori kelompok yaitu manajemen pasien, manajemen program dan
manajemen organisasi .
Tabel 3.1. Telaah Dokumen Manajemen Pasien
KATAGORI UNIT YANG DITELITI TELAAH DOKUMEN
Manajemen
Pasien
1. Loket Pendaftaran
2. Poliklinik
3. Apotik
Register Kunjungan
Register Poliklinik
Register Apotik
ManajemenProgram
1. Kesehatan Ibu Anak 2. Gizi
3. P2M
4. Kesehatan Lingkungan
5. Promosi Kesehatan
6. Pengembangan
Register Program KIARegister Program P2M
Register Program Gizi
Register Program Kesling
Register Promkes
Reg Pengembangan
Manajemen
Organisasi
1. Manajemen SDM
2. Manajemen Keuangan
3. Manajemen Alat
Catatan Inventaris
Catatan Keuangan
Catatan Kepegawaian
3.1.4. Studi Literatur
Studi literatur mempunyai peranan yang sangat besar pada penelitian
ini.Semua hasil wawancara, observasi dan telaah dokumen yang didapatkan
dilapangan tahap akhir di verifikasi ulang dengan literature yang ada. Hasil
verifikasi selanjutnya dituangkan kedalam rancangan system. Literatur yang
sangat mendukung sebagai bahan verifikasi adalah buku tentang pedoman
pencatatan pelaporan program di Puskesmas yang sebagian besar dikeluarkan olehkementrian kesehatan.Disamping itu beberapa buku penunjang menyangkut
definisi operasional, indicator kinerja, standar pelayanan minimal dan beberapa
buku terkait lainnya. Untuk rancangan aplikasi literatur disesuaikan dengan
kebutuhan pengembangan sehingga semua fitur dan fungsi yang ada pada
program dapat dieksplorasi seoptimal mungkin.buku rujukan yang digunakan
berkaitan dengan program Excel dan PHP-MySQL.
Pengembangan sistem..., Joni Iswanto, FKM UI, 2013
8/18/2019 digital_2015-3_20349928-T35369-Joni Iswanto.pdf
46/116
31
UNIVERSITAS INDONESIA
3.2. Metode Pengembangan Sistem
Metodologi yang digunakan untuk kegiatan pengembangan sistem ini
mengacu kepada metode Siklus Hidup Pengembangan Sistem SDLC ( System
Development Life Cycle ) dengan mengambil tahapan utama sebagai berikut :
Tabel 3.2. Tahapan Pengembangan Sistem Dengan Metode SDLC (Parker, 1993)
Tahapan Aktivitas
Analisis 1. Mempelajari sistem yang ada dan sedang
berjalan saat ini
2. Menganalis kebutuhan sistem.
3. Melakukan analisis kelayakan
Desain 1. Pemodelan proses dengan menggunakan data
flow Diagram.
2. Perancangan model input data.
3. Perancangan tampilan antar muka .
4. Pemilihan teknologi untuk sistem informasi
yang akan dibangun
Implementasi 1. Pemrograman yang dikembangkan bersama
programer
2. Membuat pedoman penggunaan
3.3. Analisis Data
Pada studi kualitatif ini, cara analisis data yang dilakukan yaitu Data dan
informasi yang dijumpai dilakukan pemetaan masalah yang kemudian dilakukan
analisis dari masing-masing posisi masalah pada sistem kemudian membuat
rancangan solusi . Pelaksanaan penelitian ini sepenuhnya dalam kendali peneliti
sendiri, namun pada setiap perkembangan yang dirumuskan dalam bentuk inovasi
dan intervensi selalu dibicarakan dengan pihak yang berkepentingan.
Pengembangan sistem..., Joni Iswanto, FKM UI, 2013
8/18/2019 digital_2015-3_20349928-T35369-Joni Iswanto.pdf
47/116
32
UNIVERSITAS INDONESIA
3.4. KERANGKA KONSEP PENGEMBANGAN SISTEM
Identifikasi Sistem
Analisa Kebutuhan
Rancangan System
PENGEMBANGAN PROTOTIPE
SIM – PUSKESMAS
MANAJEMEN PASIEN MANAJEMEN PROGRAM MANAJEMEN ORGANISASI
LOKET PENDAFTARAN
POLIKLINIKUMUM
POLIKLINIK KIA
POLIKLINIK GIGI
APOTIK
KEPEGAWAIAN
KEUANGAN
INVENTARIS ALAT
KIA
P2M
GIZI
KESLING
PROMKES
PENGEMBANGAN
MANAJEMEN PASIEN MANAJEMEN PROGRAM MANAJEMEN ORGANISASI
INPUT
PROSESOUTPUT
MANAJEMEN PASIEN MANAJEMEN PROGRAM MANAJEMEN ORGANISASI
RANCANGAN INPUT DATA
RANCANGAN ALUR DATA
RANCANGAN OUTPUT LAPORAN
Pengembangan sistem..., Joni Iswanto, FKM UI, 2013
8/18/2019 digital_2015-3_20349928-T35369-Joni Iswanto.pdf
48/116
33
UNIVERSITAS INDONESIA
3.5. DEFINISI OPERASIONAL PENILAIAN KINERJA SISTEM
Tabel 3.3. Definisi Operasional
Variabel
Penilaian
Definisi Ukuran
Integrasi
Input
Penggabu