28
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Teori Penyakit 1. Pengertian Halusinasi adalah terjadinya gangguan pada penglihatan, suara, sentuhan, bau maupun rasa tanpa stimulus eksternal terhadap organ-organ indera (Fontaine, 2009) Halusinasi adalah persepsi tanpa adanya rangsangan dari luar. Walaupun kelihatan sebagai sesuatu yang “khayal”, halusinasi sebenarnya merupakan bagian dari kehidupan mental penderita yang “tersepsi” (Yosep, 2010). 2. Jenis-jenis Halusinasi Menurut Farida, Yudi (2012) jenis halusianasi antara lain: a. Halusinasi pendengaran mendengar suara atau kebisingan yang kurang jelas ataupun yang jelas, terkadang suara-suara tersebut seperti mengajak berbicara klien dan kadang memerintah klien untuk melakukan sesuatu. b. Halusinasi penglihatan stimulus visual dalam bentuk pancaran cahaya, gambar atau bayangan yang rumit dan kompleks. c. Halusinasi Penciuman Membau-bauan seperti bau darah, urine, feses, parfum, atau bau lainnya. Ini terjadi pada seseorang pasca stroke, kejang atau demensia. d. Halusinasi peraba Merasa mengalami nyeri, rasa tersetrum atau ketidaknyamanan tanpa stimulus yang jelas. e. Halusinasi pengecap Merasa mengecap seperti darah, urine, feses, atau yang lainnya. Merasa mengecap rasa seperti rasa darah, urine atau feses.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Teori Penyakitrepository.poltekkes-tjk.ac.id/1021/5/BAB II.pdf · lainnya. Ini terjadi pada seseorang pasca stroke, kejang atau demensia. d. Halusinasi

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Teori Penyakitrepository.poltekkes-tjk.ac.id/1021/5/BAB II.pdf · lainnya. Ini terjadi pada seseorang pasca stroke, kejang atau demensia. d. Halusinasi

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Teori Penyakit

1. Pengertian

Halusinasi adalah terjadinya gangguan pada penglihatan, suara,

sentuhan, bau maupun rasa tanpa stimulus eksternal terhadap organ-organ

indera (Fontaine, 2009)

Halusinasi adalah persepsi tanpa adanya rangsangan dari luar.

Walaupun kelihatan sebagai sesuatu yang “khayal”, halusinasi sebenarnya

merupakan bagian dari kehidupan mental penderita yang “tersepsi”

(Yosep, 2010).

2. Jenis-jenis Halusinasi

Menurut Farida, Yudi (2012) jenis halusianasi antara lain:

a. Halusinasi pendengaran

mendengar suara atau kebisingan yang kurang jelas ataupun yang jelas,

terkadang suara-suara tersebut seperti mengajak berbicara klien dan

kadang memerintah klien untuk melakukan sesuatu.

b. Halusinasi penglihatan

stimulus visual dalam bentuk pancaran cahaya, gambar atau bayangan

yang rumit dan kompleks.

c. Halusinasi Penciuman

Membau-bauan seperti bau darah, urine, feses, parfum, atau bau

lainnya. Ini terjadi pada seseorang pasca stroke, kejang atau demensia.

d. Halusinasi peraba

Merasa mengalami nyeri, rasa tersetrum atau ketidaknyamanan tanpa

stimulus yang jelas.

e. Halusinasi pengecap

Merasa mengecap seperti darah, urine, feses, atau yang lainnya.

Merasa mengecap rasa seperti rasa darah, urine atau feses.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Teori Penyakitrepository.poltekkes-tjk.ac.id/1021/5/BAB II.pdf · lainnya. Ini terjadi pada seseorang pasca stroke, kejang atau demensia. d. Halusinasi

6

f. Halusinasi kinestetika

Merasakan pergerakan sementara berdiri tanpa bergerak.

3. Etiologi

Menurut Yosep (2010). Penyebab terjadinya halusinasi disebabkan

beberapa faktor :

a. Faktor Predisposisi

1. Biologis

Adanya stress yang berlebihan dialami seseorang maka di dalam

tubuh akan dihasilkan suatu zat halusinogenik neurokimia.

2. Psikologis

Tipe kepribadian lemah tidak bertanggung jawab mudah terjerumus

pada penyalahgunaan zat adiktif.Pada akhirnya klien meilih untuk

kesenangan sesaat dan lari dari alam nyata menuju alam khayal.

3. Sosiokultural

Seseorang yang merasa jika diri nya tidak diterima dilingkungan

akan merasa disingkirkan, kesepian, dan tidak percaya pada

lingkungan

4. Perkembangan

Klien terganggu mislanya rendahnya kontrol dan kerhangatan

keluarga menyebabkan klien tidak mampu mandiri sejak kecil,

mudah frustasi, hilang percaya diri dan lebih rentan terhadap stress.

b. Faktor Presipitasi

Respon klien terhadap halusinasi dapat berupa curiga, ketakutan,

perasaan tidak nyaman, gelisah dan bingung, perilaku menarik diri,

tidak mampu mengambil keputusan serta tidak dapat membedakan

keadaan nyata tidak nyata.

4. Tanda gejala halusinasi

a. Tersenyum sendiri

b. Bicara sendiri

c. Menarik diri

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Teori Penyakitrepository.poltekkes-tjk.ac.id/1021/5/BAB II.pdf · lainnya. Ini terjadi pada seseorang pasca stroke, kejang atau demensia. d. Halusinasi

7

d. Memandang satu arah

e. Menyerang

f. Tiba-tiba marah

g. Gelisah

(Yudi, Farida, 2010).

Data kejadian halusinasi menurut SDKI (2017):

a. Data mayor :

DS:

1. Mendengar suara bisikan atau melihat bayangan

2. Merasakan sesuatu melalui indera perabaan, penciuman,

pengecapan.

DO:

1. Distorsi sensori

2. Respons tidak sesuai

3. Bersikap seolah melihat, mendengar, mengecap, meraba, atau

mencium sesuatu.

b. Data minor :

DS:

1. Menyatakan kesal

DO:

1. Menyendiri

2. Melamun

3. Konsentrasi buruk

4. Curiga

5. Melihat kesatu arah

6. Mondar-mandir

5. Patofisiologi

Fase pertama

Disebut fase comforting yaitu menyenangkan, pada tahap ini masuk

dalam golongan nonpsikotik. Karakteristik: Klien mengalami stress,

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Teori Penyakitrepository.poltekkes-tjk.ac.id/1021/5/BAB II.pdf · lainnya. Ini terjadi pada seseorang pasca stroke, kejang atau demensia. d. Halusinasi

8

cemas, rasa bersalah, kesepian. Klien mulai melamun dan memikirkan hal-

hal yang menyenangkan, cara ini hanya menolong sementara.

Perilaku klien : tersenyum atau tertawa yang tidak sesuai,

menggerakkan bibir tanpa suara, pergerakan mata cepat, respon verbal

yang lambat jika sedang asyik dengan halusinasinya dan suka menyendiri.

Fase kedua

Disebut fase condemning atau ansietas berat yaitu halusinasi menjadi

menjijikkan. Karakteristik: pengalaman sensori menjijikkan dan

menakutkan, kecemasan meningkat, melamun dan berfikir sendiri. Mulai

dirasakan ada bisikan yang tidak jelas.

Perilaku klien: meningkatnya tanda-tanda system syaraf otonom

seperti peningkatan denyut jantung dan tekanan darah.

Fase ketiga

Fase controlling atau ansietas berat yaitu pengalaman sensori menjadi

berkuasa. Termasuk dalam gangguan psikotik, karakteristik: bisikan,

suara, isi halusinasi semakin menonjol, menguasai dan mengontrol klien.

Klien menjadi terbiasa dan tidak berdaya terhadap halusinasinya.

Fase keempat

Fase conquering atau panik yaitu klien takut dengan

halusinasinya.Termasuk dalam psikotik berat. Karakteristik: halusinasinya

berubah menjadi mengancam, memerintah dan memarahi klien. Klien

menjadi takut, tidak berdaya, hilang kontrol dan tidak dapat berhubungan

secara nyata dengan orang disekitar lingkungan.

Perilaku klien: perilaku teror akibat panik, potensi bunuh diri, perilaku

kekerasan, agitasi, menarik diri, tidak mampu merespons terhadap

perintah.(Farida, Yudi 2012).

6. Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan

Menurut Stuart, Laraia (2005), yaitu :

a. Psikofarmakologis, obat yang lazim digunakan pada gejala halusinasi

pendengaran yang merupakan gejala psikosis pada klien

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Teori Penyakitrepository.poltekkes-tjk.ac.id/1021/5/BAB II.pdf · lainnya. Ini terjadi pada seseorang pasca stroke, kejang atau demensia. d. Halusinasi

9

skizofreniaadalah obat anto psikosis. Adapun kelompok yang umum

digunakan Fenotiazin Asetofenazin (Tindal),

b. Klorpromazin (Thorazine), Flufenazine (Prolixine, Permitil),

Mesoridazin (Serentil), Perfenazin(Trilafon), Proklorperazin

(Compazine).

a. Terapi kejang listrik/Elektro Compulsive Therapy (ECT)

b. Terapi Aktivitas Kelompok

B. Konsep Kebutuhan Dasar Manusia

Kebutuhan dasar manusia menurut Abraham Maslow ada 5, yaitu:

1. Kebutuhan fisiologis, yang merupakan kebutuhan paling dasar pada

manusia. Antara lain: pemenuhan kebutuhan oksigen, cairan, nutrisi,

eliminasi, istirahat dan tidur, aktivitas, keseimbangan suhu tubuh, serta

seksual.

2. Kebutuhan rasa aman, dibagi menjadi perlindungan fisik dan perlindungan

psikologis. Perlindungan fisik, meliputi perlindungan dari ancaman terhadap

tubuh dan kehidupan seperti kecelakaan, penyakit, bahaya lingkungan, dll.

Perlindungan psikologis, perlindunungan dari ancaman peristiwa atau

pengalaman baru atau asing yang mempengaruhi kondisi kejiwaan seseorang.

Seseorang yang menderita halusinasi pendengaran cenderung mengalami

gangguan dalam pemunuhan kebutuhan rasa aman dan nyaman. Dimana

penderita halusinasi akan mendengar suara-suara yang mengajak bercakap-

cakap mendengaer suara yang memerintahkan melakukan sesuatu yang

berbahaya, tertawa sendiri dan marah-marah tanpa sebab. Hal ini yang

membuat gangguan dalam kebutuhan rasa aman dan nyaman dapat

menyebabkan bahaya pada kenyamanan fisik, kenyamanan kingkungan atau

tempat, kenyamanan psikospiritual, dan kenyamanan sosiokultural

(Dalami, 2010).

3. Kebutuhan rasa cinta, yaitu kebutuhan untuk memiliki dan dimiliki,

memberi dan menerima kasih sayang, kehangatan, persahabatan, dan

kekeluargaan.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Teori Penyakitrepository.poltekkes-tjk.ac.id/1021/5/BAB II.pdf · lainnya. Ini terjadi pada seseorang pasca stroke, kejang atau demensia. d. Halusinasi

10

4. Kebutuhan akan harga diri dan perasaan dihargai oleh orang lain serta

pengakuan dari orang lain.

5. Kebutuhan aktualisasi diri merupakan kebutuhan tertinggi dalam hirarki

Maslow, yang berupa kebutuhan untuk berkontribusi pada orang lain atau

lingkungan.

Gambar 1.1

Hirarkhi kebutuhan dasar menurut A. Maslow

(Mubarak, 2008)

C. Proses Keperawatan

Proses keperawatan merupakan suatu metode sistematis dan ilmiah yang

digunakan perawat untuk memenuhi kebutuhan klien dalam mencapai

kebutuhan biologis, psikologis, sosial, dan spiritual pada klien.

Proses keperawatn terdiri dari 5 tahap, yaitu:

1. Pengkajian

Pengkajian merupakan proses pertama dalam proses keperawatan. Tahap

pengkajian adalah proses pengumpulan data data secara sistematis untuk

menentukan status kesehatan. Tujuan dari pengkajian adalah untuk

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Teori Penyakitrepository.poltekkes-tjk.ac.id/1021/5/BAB II.pdf · lainnya. Ini terjadi pada seseorang pasca stroke, kejang atau demensia. d. Halusinasi

11

menyusun database atau data dasar mengenai kebutuhan, masalah

kesehatan, dan respons terhadap masalah. (Sutejo,2016).

a. Data

Tabel 2.1

Analisa Data pada Ny. L dengan Gangguan sensori persepsi: Halusinasi

pendengaran pada kasus skizofrenia

Data subjektif Data objektif

1. Klien mengatakan mendengar

suara-suara halus

2. Klien mengatakan menyuruh

sesuatu yang berbahaya

3. Klien mengatakan merasa

takut atau kebingungan

dengan suara-suara

1. Klien tampak bicar atau tertawa sendiri

2. Klien mengalihkan perhatian ke arah

tertentu.

3. Klien tampak menutup telinga

4. Klien menunjuk-nunjuk kea rah

tertentu.

(Satrio, Dkk 2015)

2. Diagnosis keperawatan

Merupakan keputusan klinis tentang respons seseorang, keluarga, atau

masyarakat sebagai akibat dari masalah kesehatan potensial, North American

Nursing Diagnostik Association (NANDA Standar Diagnosis Keperawatan

International 2015).

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Teori Penyakitrepository.poltekkes-tjk.ac.id/1021/5/BAB II.pdf · lainnya. Ini terjadi pada seseorang pasca stroke, kejang atau demensia. d. Halusinasi

12

Pohon Masalah :

Gambar 1.2

Gangguan Sensori Persepsi: Halusinasi Pendengaran

Resiko Prilaku Kekerasan

Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi pendengaran

Isolasi sosial

Harga diri rendah

Keliat (2010) dalam Buku Ajar Keperawatan jiwa (Satrio, 2015).

Diagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan antara lain:

a. Gangguan persepsi sensori: Halusinasi pendengaran

b. Resiko perilaku kekerasan

c. Isolasi sosial

d. Harga diri rendah

3. Rencana tindakan keperawatan

Rencana tindakan keperawatan disusun berdasarkan standar asuhan

keperawatan jiwa Indonesia yaitu berupa tindakan konseling, pendidikan

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Teori Penyakitrepository.poltekkes-tjk.ac.id/1021/5/BAB II.pdf · lainnya. Ini terjadi pada seseorang pasca stroke, kejang atau demensia. d. Halusinasi

13

kesehatan, perawatan mandiri atau aktivitas hidup sehari-hari serta tindakan

kolaborasi somatik dan psikofarmaka (Kusumawati & Hartono,2011) .

Menurut Keliat, 2014 perencanaan keperawatan terdiri dari 2 aspek yaitu

tujuan tindakan keperawatan dan rencana tindakan keperawatan. Ada 2 versi

rencana tindakan keperawatan jiwa yaitu berdasarkan standar operasional

prosedur (SOP) dan intervensi yang terdiri dari TUM/TUK.

Berikut intervensi keperawatan klien dengan halusinasi terdapat pada tabel

di bawah ini:

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Teori Penyakitrepository.poltekkes-tjk.ac.id/1021/5/BAB II.pdf · lainnya. Ini terjadi pada seseorang pasca stroke, kejang atau demensia. d. Halusinasi

14

Tabel 2.2

Rencana Tindakan Keperawatan

dengan gangguan sensori persepsi : Halusinasi

Tgl No

dx Perencanaan

Dx keperawatan Tujuan Kriteria evaluasi Intervensi 1 2 3 4 5 6

Gangguan sensori persepsi : Halusinasi (dengar)

TUK 1 : Klien dapat mengenal halusinasinya dan latihan menghardik halusinasi

1. Klien menyatakan mengalami halusinasi

2. Klien menyebutkan

halusinasi yang dialami a. Isi b. Waktu c. Frekuensi d. Situasi dan kondisi

yang menimbulkan halusinasi.

1. Bina hubungan saling percaya antara perawat dan klien

2. Diskusiskan dengan klien tentnag halusinasi yang dialami a. Tanyakan apakah mengalami sesuatu (halusinasi

dengar) b. Katakan bahwa perawat percaya

klien mengalami hal yang sama . c. Katakan bahwa ada klien lain yang mengalami hal

yang sama . d. Katakan bahwa perawat akan membantu klien .

2. Klien tidak sedang berhalusinasi klarifikasi Tentang adanya pengalaman halusinasi ,

diskusikandengan klien : a. Isi , waktu dan frekuensi terjadinya halusinasi

(pagi , siang , sore , malam , atau sering dan kadang-kadang )

b. Situasi dan kondisi yang menimbulkan atau tidak menimbulkan halusinasi

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Teori Penyakitrepository.poltekkes-tjk.ac.id/1021/5/BAB II.pdf · lainnya. Ini terjadi pada seseorang pasca stroke, kejang atau demensia. d. Halusinasi

15

1 2 3

4 5 6

3. Klien menyatakan yang dilakukan saat halusinasi muncul

4. Klien menyampaikan apa

yang dilakukan untuk mengatasi perasaan tersebut .

5. Klien menyampaikan

dampak yang akan dialaminya bila klien menikmati halusinasinya

6. Klien mampu mengenal cara

baru untuk mengontrol halusinasi

3. Diskusikan dengan klien apa yang dirasakan jika terjadi halusinasi dan beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya . a. Marah b. Takut c. Sedih,senang, cemas jengkel

4.Diskusikan dengan klien apa yang dilakukan untuk

mengatasi perasan tersebut . a. Jika cara yang digunakan adaptif beri pujian . b. Jika cara yang digunakan maladaptif

diskusikan kerugian cara tersebut .

5. Diskusikan tentang dampak yang akan dialaminya bila klien menikmati halusinasinya .

6. Jelaskan cara mengontrol halusinasi : hardik , obat , bercakap-cakap , melakukan kegiatan . Latih cara mengontrol halusinasi dengan menghardik : a. Katakan pada diri sendiri nahwa “ini tidak

nyata!, saya tidak mau dengar “ b. Masukan pada jadual kegiatan untuk latihan

menghardik , beri pujian .

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Teori Penyakitrepository.poltekkes-tjk.ac.id/1021/5/BAB II.pdf · lainnya. Ini terjadi pada seseorang pasca stroke, kejang atau demensia. d. Halusinasi

16

1

2

3

4

5

6

TUK 2 : Klien dapat mengontrol dengan obat

1. Klien…mampumenyampaikan kemampuan menghardik

2. Klien...mampu menyampaikan

/praktekan cara obat . 3.Klienmampu merencanakan

jadwal minum obat

1. Evaluasi kegiatan mengahardik . beri pujian 2. Latih cara mengontrol halusinasi dengan obat , jelaskan

a. Jenis b. Guna c. Dosis d. Frekuensi e. Cara Kontinuitas minum obat

3. Masukan pada jadual kegaitan untuk latihan menghardik dan minum obat .

TUK 3 : Klien dapat mengontrol dengan bercakap-cakap

1. klien mampu menyampaikan kemampuan menghardik dan minum obat .

2. Klien mampu

menyampaikan praktekan cara bercakap-cakap .

5

1. Evaluasi kegiatan menghardik dan minum obat . beri pujian.

2. Jelaskan cara bercakap-cakap dan melakukan kegiatan untuk mengontrol halusinasi :

a.Meminta orang lain untuk bercakap-cakap . b. Menyampaikan manfaat bercakap-cakap

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Teori Penyakitrepository.poltekkes-tjk.ac.id/1021/5/BAB II.pdf · lainnya. Ini terjadi pada seseorang pasca stroke, kejang atau demensia. d. Halusinasi

17

1 2 3 4 6 3.Klien mampu

merencanakan/jadwal bercakap-cakap .

3. Masukan pada jadual kegiatan untuk latihan menghardik , minum obat dan bercakap-cakap .

TUK 4 : Klien dapat mengontrol dengan melakukan aktifitas terjadwal .

1. Klien mampu menyampaikan kemampuan menghardik, minum obat dan bercakap-cakap.

2. Klien mampu

menyampaikan dan praktekan aktifitas yang dapat dilakukan.

3. Klien mampu merencanakan

/ jadwal aktifititas yang akan dilakukan

5

1. Evaluasi kegiatan latihan menghardik dan minum obat dan bercakap-cakap . beri pujian

2. Latih cara mengontrol halusinasi dengan melakukan

kegiatan harian (mulai 2 kegiatan ) : a. Diskusikan dengan klien kegiatan yang dapat

dilakukan b. Anjurkan klien memilih dua untuk dilatih c. Latih dau cara yang dipilih d. Latih dua car ayang terpilih .

3. Masukan jadwal kegiatan untuk latihan menghardik ,

minum obat , bercakap-cakap dan kegiatan harian . a. Evaluasi kegiatan latihan menghardik dan obat

dan bercakap-cakap dan kegiatan harian. beri pujian

b. Latih kegiatan harian . c. Nilai kemampuan yang telah mandiri . d. Nilai apakah halusinasi terkontrol .

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Teori Penyakitrepository.poltekkes-tjk.ac.id/1021/5/BAB II.pdf · lainnya. Ini terjadi pada seseorang pasca stroke, kejang atau demensia. d. Halusinasi

18

1 2 3 4 6

TUK 5:Klien dapat dukungan keluarga untuk mengontrol halusinasi : keluarga mengenal masalah halusinasi dan melatih klien menghardik halusinasi

1. Keluarga menyampaikan masalah dalam merawat pasien .

2. Menjelaskan cara-cara

membantu klien dalam mengontrol halusinasi

3. Keluarga mempraktekan cara menghardik .

1. Diskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat pasein , jelaskan pengertian tanda dan gejala , proses terjadinya halusinasi. a. Jelaskan pengertian tanda dan gejala ,

penyebab dan proses terjadinya halusinasi b. Tindakan yang telah dilakukan klien selama di

rumah sakit dalam mengontrol halusinasi dan kemajuan yang telah dialami oleh klien .

c. Dukungan yang bisa diberikan oleh keluarga d. untuk meningkatkan kemampuan klien dalam

mengontrol halusinasi .

2. Diskusikan dengan keluarga hal-hal yang perlu dilakukankeluarga dalam mengontrol halusinasi : a. Anjurkan keluarga untuk mempraktekan 4 cara

mengontrol halusinasi dengan 4 cara , yaitu : Menghardik , minum obat , bercakap-cakap , dan melakukan aktifitas .

b. Ingatkan klien waktu : menghardik , minum obat , bercakap-cakap dan melakukan aktifitas .

c. Bantu jika klien mengalami hambatan dalam mengontrol halusinasi .

d. Berikan pujian atas keberhasilan klien .

3. Latih cara merawat : menghardik dan anjurkan membantu pasein sesuai jadwal dan memberikan pujian .

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Teori Penyakitrepository.poltekkes-tjk.ac.id/1021/5/BAB II.pdf · lainnya. Ini terjadi pada seseorang pasca stroke, kejang atau demensia. d. Halusinasi

19

1 2 3 4 5 6

TUK 6: Klien mendaptakan dukungan keluarga untuk mengontrol halusinasi : keluarga melatih minum obat .

1. Keluarga menyampaikan kemajuan pasien menghardik . 2. Keluarga mampu menyebutkan cara memberikan obat klien dengan prinsip 6 benar . 3. Keluarga menyiapkan obat klien dan mempraktekan saat mendampingi minum obat . 4. Keluarga merencakan jadwal minum obat klien

1.Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat /melatih pasien menghardik . beri pujian 2. Jelaksan 6 benar obat memberikan obat .

a. Jenis b. Guna c. Dosis d. Frekuensi e. Cara f. Kontiniutias minum obat .

3. Diskusikan dan latih keluarga cara memberikan minum obat :

a. Contohkan cara mendampingi klein minum obat dan minta keluraga mengulangi .

b. Ingatkan klien waktu minum obat . c. Bantu jika klien mengalami hambatan dalam

minum obat . d. Beri pujian atas keberhasilan klien .

4. Anjurkan membantu klien sesuai jadwal dan memberikan pujian.

TUK 7: Klien mendapatkan dukungan keluarga untuk mengontrol halusinasi : keluarga melatih bercakap-cakap dan melakukan kegiatan

1. Keluarga menyampaikan kemampuan dalam merawat / meltaih bercakap-cakap dan melakukan kagiatan .

1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat /melatih pasien menghardik dan memberikan obat . beri pujian

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Teori Penyakitrepository.poltekkes-tjk.ac.id/1021/5/BAB II.pdf · lainnya. Ini terjadi pada seseorang pasca stroke, kejang atau demensia. d. Halusinasi

20

1 2 3 4

5 6

2. Keluarga mempraktekan cara mendampingi bercakap-cakap dan melakukan kegiatan .

2. Latih dan sediakan waktu untuk bercakap-cakap terutama saat halusinasi , anjurkan membantu pasien sesuai jadual dan memberikan pujian .

TUK 8: .Keluarga mampu merawat pasein secara mandiri Klien mendaptakan dukungan keluarga untuk mengontrol halusinasi : keluarga melatih

1. Keluarga menyampaikan kemampuan dalam merawat /melatih pasien menghardik , memberikan obat , bercakap-cakap dan melakukan kegiatan . 2.Keluarga mempraktekan cara mengevaluasi kemampuan pasien

1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat/melatih pasein menghardik ,memberikan obat , bercakap-cakap dan melakukan kegiatan . beri pujian

2 .Latih cra mengontrol halusinasi : menghardik ,minum

obat , bercakap-cakap dan melakukan aktifitas terjadwal .

1.Keluarga dapat menyebutkan cara mengontrol halusinasi .

1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam menghardik , minum obat , bercakap-cakap dan melakukan aktifitas terjadwal . beri pujian .

a. Nilai kemampuan keluarga merawat pasien . b. Nilai kemampuan keluarga melakuakn kontrol

ke puskesmas (PKM) c. Jelaskan follow up ke PKM , tanda kambuh ,

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Teori Penyakitrepository.poltekkes-tjk.ac.id/1021/5/BAB II.pdf · lainnya. Ini terjadi pada seseorang pasca stroke, kejang atau demensia. d. Halusinasi

21

rujukan .

Tabel 2.3

Rencana Tindakan Keperawatan

dengan gangguan isolasi sosial

Tgl No dx Dx Keperawatan

Perencanaan Tujuan Kriteria evaluasi Intervensi

1 2 3 4 5 6

Isolasi sosial

TUM : klien dapat berinteraksi dengan orang lain TUK :

1. Klien dapat mengidentifikasi isolasi sosial yang di alami latihan berkenalan

1. Klien menunjukan tanda-tanda

percaya kepada / terhadap perawat :

a. Wajah cerah , tersenyum b. Mau berkenalan c. Ada kontak mata d. Bersedia menceritakan

perasaan e. Bersedia mengungkapkan

masalahnya

1. Bina hubungan saling percaya dengan :

a. Beri salam setiap berinteraksi b. Perkenakan nama, nama panggilan

perawat, dan tujuan perawat berkenalan c. Tanyakan dan panggil nama kesukaan

klien d. Tunjukan sikap jujur dan menempati

janji setiap kali berinteraksi e. Tanyakan perasaan klien dan masalah yang

di hadapi klien f. Buat kontrak interaksi yang jelas

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Teori Penyakitrepository.poltekkes-tjk.ac.id/1021/5/BAB II.pdf · lainnya. Ini terjadi pada seseorang pasca stroke, kejang atau demensia. d. Halusinasi

22

1

2

3

4

5

6

2. Klien dapat menyebutkan minimal satu penyebab menarik diri dari : a. Diri sendiri b. Orang lain c. Lingkungan

3. Klien dapat menyebutkan

keuntungan berhubungan sosial misalnya: a. Banyak teman b. Tidak kesepian c. Bisa diskusi d. Saling menolong dan kerugian menarik diri misalnya :

2.Tanyakan pada klien tentang : a. Orang yang tinggal serumah / teman

sekamar klen b. Orang yang paling dekat dengan klien di

rumah / di ruang perawatan c. Apa yang membuat klien dekat dengan

orang tersebut d. Orang yang tidak dekat dengan klien di

rumah / di ruang perawatan e. Apa yang membuat klien tidak dekat dengan

orang tersebut f. Upaya yang sudah di lakukan agar dekat

dengan orang lain 3.Tanyakan pada klien tentang :

a. manfaat hubungan sosial b. kerugian menarik diri

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Teori Penyakitrepository.poltekkes-tjk.ac.id/1021/5/BAB II.pdf · lainnya. Ini terjadi pada seseorang pasca stroke, kejang atau demensia. d. Halusinasi

23

1

2

3

4

5

6

4. Klien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap dengan:

Perawat dan klien lain

4.Observasi perilaku klien saat berhubungan sosial a. Beri motivasi dan bantu klien untuk

berkenalan / berkomunikasi dengan kelompok / beberapa orang

b. Latih cara berbicara saat melakukan kegiatan harian ( latih 2 kegiatan )

c. Diskusikan jadwal harian yang dapat di lakukan untuk meningkatkan kemampuan klien bersosialisasi

d. Beri motivasi klien untuk melakukan kegiatan sesuai dengan jadwal yang telah di buat

e.Berikan pujian terhadap kemampuan klien memperluas pergaulannya melalui aktivitas yang di laksanakan

2. Klien....dapat

berkenalan dengan beberapa orang

1 Klien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap dengan : beberapa orang/kelompok

1 Beri motivasi dan bantu klien untuk berkenalan / berkomunikasi dengan kelompok / beberapa orang a. Latih cara berbicara saat melakukan

kegiatan harian ( latih 2 kegiatan ) b. Diskusikan jadwal harian yang dapat di

lakukan untuk meningkatkan kemampuan klien bersosialisasi

c. Beri motivasi klien untuk melakukan kegiatan sesuai dengan jadwal yang telah di buat

d. e.Berikan pujian terhadap kemampuan klien memperluas pergaulannya melalui aktivitas yang di laksanaka

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Teori Penyakitrepository.poltekkes-tjk.ac.id/1021/5/BAB II.pdf · lainnya. Ini terjadi pada seseorang pasca stroke, kejang atau demensia. d. Halusinasi

24

1

2

3

4

5

6

2.Klien dapat berkenalan dengan lebih banyak orang lain

1. Klien dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap dengan : beberapa orang/kelompok

1. Evaluasi kegiatan latihan berkenalan (beberapa orang) dan bicara saat melakukan dua kegiatan harian. Beri pujian

2. Latih cara berbicara saat melakukan kegiatan harian ( 2 kegiatan baru )

3. Libatkan klien dalam terapi aktivitas kelompok sosialisasi

4. Masukan pada jadwal kegiatan untuk latiahan berkenalan lebih >5 orang, bebicara saat melakukan kegiatan harian dan sosialisasi

3.Klien dapat berkenalan

dan bersosialisasi saat melakukan kegiatan di luar ruangan / luar rumah

1.Klien dapat melaksankan hubungan sosial secara bertahap dengan : beberapa orang (>5 orang / kelompok)

1. Evaluasi kegiatan latihan berkenalan, bicara saat melakukan 4 kegiatan harian . beri pujian

2. Latih cara bicar sosial : belanja ke warung, meminta sesuatu, menjawab pertanyaan

3. Masukan pada jadwal kegiatan untuk latihan berkenalan >5 orang , orang baru, bebicara saat melakukan kegiatan harian dan sosialisasi

4. Klien mampu bersosialisasi secara mandiri

1.Klien dapat melaksanakan hubungan sosial secara mendiri

1. Evaluasi kegiatan latiahan berkenalan, berbicara saat melakukan kegiatan harian dan sosialisasi. Beri pujian

a. Latih kegiatan harian b. Nilai kemampuan yang telah mandiri c. Nilai apakah isolasi sosial teratasi

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Teori Penyakitrepository.poltekkes-tjk.ac.id/1021/5/BAB II.pdf · lainnya. Ini terjadi pada seseorang pasca stroke, kejang atau demensia. d. Halusinasi

25

1

2

3

4

5

6

5..Klien mendapatkan dukungan keluarga untuk meningkatkan kemampuan sosialisasi dan melatih klien berkenalan

1. Keluarga menyampaikan masalah dalam merawat pasien

2. Menjelaskan cara-cara 3. Keluarga memperaktikan cara

berhias pada klien

1. Diskusikan masalah yang di rasakan dalam merawat pasien , jelaskan pengertian,tanda, dan gejala, dan proses terjadinya isolasi sosial a. Penyebab klien tidak bersosialisasi b. Tindakan yang telah di lakukan klien

selama di rumah sakit dalam bersosialisasi dan kemajuan yang telah di alami oleh klien

c. Dukungan yang bisa di berikan oleh keluarga untuk meningkatkan kemampuan klien dalam bersosialisasi

2. Diskusikan dengan keluarga hal-hal yang perlu di lakukan sosial a. belanja b. meminta sesuatu c. dll

3.Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan berikan pujian

6..Keluarga memahami cara follow up

1. Keluarga menyampaikan kemampuan dalam merawat /melatih pasien berkenalan, bebicara saat melakukan kegiatan harian /RT , berbelanja 2.Menjelaskan cara-cara follow up ke PKM, tanda kambuh, dan rujukan 3. Keluarga memperaktikan cara membantu klien sesuai jadwal

1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat/melatih pasien berkenalan , berbicara saat melakukan kegiatan harian/RT, bebbelanja, beri pujian

2. Jelaskan perawatan berkelanjutan

a. follow up PKM b. tanda kambuh

3. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan

memberikan pujian

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Teori Penyakitrepository.poltekkes-tjk.ac.id/1021/5/BAB II.pdf · lainnya. Ini terjadi pada seseorang pasca stroke, kejang atau demensia. d. Halusinasi

26

1

2

3

4

5

6

7.Keluarga mampu

merawat pasien secara mandiri

1.Keluarga dapat menyebutkan cara merawat pasien dengan masalah isolasi sosial

a. Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat/melatih pasien dalam bersosialisasi

b. Nilai kemampuan keluarga merawat pasien c. Nilai kemampuan keluarga melakukan

kontrol PKM d. Jelaskan follow up ke PKM, tanda kambuh,

rujukan Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberikan pujian

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Teori Penyakitrepository.poltekkes-tjk.ac.id/1021/5/BAB II.pdf · lainnya. Ini terjadi pada seseorang pasca stroke, kejang atau demensia. d. Halusinasi

27

Tabel 2.4

Rencana Tindakan Keperawatan

dengan gangguan konsep diri: Harga Diri Rendah

Tgl NoDx Dx Keperawatan

Perencanaan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi

1 2 3 4 5 6

Gangguan konsep diri: harga diri rendah

TUM: Klien memiliki konsep diri yang positif TUK: 1. Klien dapat

mengenal aspek positif diri dan latihan kemampuan pertama.

1. Klien mampu membina hubungan saling percaya

2. Klien mampu mengenal aspek

positif dan kemampuan yang dimiliki: a. Aspek positif dan kemampuan

yang dimiliki klien. b. Aspek positif keluarga. c. Aspek positif lingkungan klien.

1. Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik: a. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non

verbal. b. Perkenalkan diri dengan sopan. c. Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang

disukai klien. d. Jelaskan tujuan pertemuan. e. Jujur dan menepati janji. f. Tunjukan sikap empati dan menerima klien apa

adanya. g. Beri perhatian dan perhatikan kebutuhan dasar klien.

1. Diskusikan dengan klien tentang:

a. Aspek positif yang dimiliki klien, keluarga, lingkungan

b. Kemampuan yang dimiliki klien

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Teori Penyakitrepository.poltekkes-tjk.ac.id/1021/5/BAB II.pdf · lainnya. Ini terjadi pada seseorang pasca stroke, kejang atau demensia. d. Halusinasi

28

1 2 3 4 5

6

3.Klien menyebutkan kemampuan yang dapat dilaksanakan.

4.Klien memilih satu kemampuan untuk dilatih

5.Klien membuat rancana kegiatan

harian kemampuan yang sudah dilatih

1. Diskusikan dengan klien kemampuan yang dapat dilaksanakan.

2. Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan pelaksanaannya.

1. Diskusikan kemampan yang akan dipilih. 2. Latih kemampuan yang dipilih klien, beri pujian. 1. rencanakan waktu latihan kemampuan yang sudah

dilatih bersama klien 2. minta klien menuliskan dalam jadwal kegiatan harian

3. klien dapat latihan kemampuan kedua

1.Klien menyampaikan manfaat kemampuan pertama yang sudah dilatih

2. Klien memilih satu kemampuan kedua untuk dilatih

3. Klien membuat rencana kegiatan harian kemampuan kedua

1. Evaluasi kegiatan pertama, yang telah dilatih dan 2. berikan pujian

1. Diskusikan kemampuan yang akan dipilih 2.Latih kemampuan kedua yang dipilih klien, beri pujian 1. Rencanakan waktu latihan kemampuan kedua yang

sudah dilatih bersama klien 2. Minta klien menuliskan dalam jadwal kegiatan harian

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Teori Penyakitrepository.poltekkes-tjk.ac.id/1021/5/BAB II.pdf · lainnya. Ini terjadi pada seseorang pasca stroke, kejang atau demensia. d. Halusinasi

29

1 2 3 4 5 6 3. Klien dapat latihan

kemampuan ketiga 1. Klien menyampaikan manfaat

kemampuan kedua yang sudah dilatih

2. Klien memilih satu kemampuan ketiga untuk dilatih

3. Klien membuat rencana kegiatan harian kemampuan ketiga yang sudah dilatih

1. Evaluasi kegiatan pertama dan kedua, yang telah dilatih dan berikan pujian

2. Diskusikan kemampuan ketiga yang akan dipilih 1. Latih kemampuan ketiga yang dipilih klien, beri pujian 2. Rencanakan waktu latihan kemampuan ketiga yang

sudah dilatih bersama klien 1. Minta klien menuliskan dalam jadwal kegiatan harian

4. Klien dapat latihan kemampuan keempat

1. Klien menyampaikan manfaat kemampuan pertama, kedua dan kegita yang sudah dilatih

2. Klien memilih satu kemampuan keempat untuk dilatih

3. Klien membuat rencana kegiatan harian kemampuan yang sudah dilatih

1. Evaluasi kegiatan pertama, kedua dan ketiga yang telah dilatih dan berikan pujian

2. Diskusikan kemampuan keempat yang akan dilatih 1. Latih kemampuan keempat yang dipilih klien, beri

pujian 1. Rencanakan waktu latihan kemampuan yang sudah

dilatih bersama klien 2. Minta klien menuliskan dalam jadwal kegiatan harian.

5.Klien mendapatkan dukungan untuk meningkatkan harga diri: keluarga mampu mengenal masalah rendah diri klien dan

Kelurga mampu 1. Menjelaskan tentang harga diri

rendah 2. Menjelaskan cara merawat klien

dengan harga diri rendah

1. Diskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat pasien

2. Jelaskan tentang: a. Pengertian, tanda dan gejala, dan proses terjadinya

harga diri rendah b. Jelaskan cara merawat pasien harga diri rendah

terutama memberikan pujian semua hal positif pada pasien

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Teori Penyakitrepository.poltekkes-tjk.ac.id/1021/5/BAB II.pdf · lainnya. Ini terjadi pada seseorang pasca stroke, kejang atau demensia. d. Halusinasi

30

1 2 3 4 5 6

memberi tanggung jawab kegiatan yang dipilih

c. Yang dipilih pasien: bimbing dan beri pujian Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberikan pujian

7..Klien mendapatkan dukungan untuk meningkatkan harga diri

8.keluarga mampu melatih kemampuan kedua dipilih

1. Keluarga menyampaikan kemajuan asien setelah latihan kemampuan pertama

1. Keluarga mampu mendampingi

klien melatih kemampuan kedua

1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam membimbing klien melaksanakan kegiatan pertama. Beri pujian.

1. Latih keluarga untuk

a. Bersama keluarga melatih klien dalam melakukan kegiatan kedua yang dipilih pasien Anjurkan membantu klien sesuai jadwal dan memberi pujian

9. Klien mendapatkan dukungan untuk meningkatkan harga diri: keluarga mampu melatih kemampuan ketiga yang dipilih

1. Keluarga menyampaikan kemajuan klien setelah latihan kemampuan pertama dan kedua

2. Keluarga mampu mendampingi klien melatih kemampuan ketiga

1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam membimbing klien melaksanakan kegiatan pertama dan kedua, beri pujian

2. Latih keluarga untuk a. Melatih pasien dalam melakukan kegiatan ketiga

yang dipilih pasien b. Anjurkan membantu klien sesuai jadwal dan

memberi pujian

10. Keluarga mampu melakukan follow up ke PKM, mengenali tanda kambuh,

1. Keluarga menyampaikan kemajuan pasien setelah latihan kemampuan latihan kemampuan pertama, kedua dan ketiga

1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam membimbing pasien melaksanakan kegiatan pertama, kedua dan ketiga. Beri pujian

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Teori Penyakitrepository.poltekkes-tjk.ac.id/1021/5/BAB II.pdf · lainnya. Ini terjadi pada seseorang pasca stroke, kejang atau demensia. d. Halusinasi

31

1 2 3 4 5 6 melakukan rujukan 2. Keluarga mampu mendampingi

klien melatih kemampuan keempat 3. Keluarga mampu menjelaskan

tanda-tanda kambuh, cara melakukan rujukan/follow up ke puskesmas

Keluarga menyatakan akan membantu klien melakukan kegiatan sesuai jadwal

1. Latih keluarga untuk a. Melatih klien dalam melakukan kegiatan keempat

yang dipilih pasien b. Anjurkan membantu klien sesuai jadal dan memberi

pujian 1. Jelaskan follow up ke PKM, tanda kambuh, rujukan

Anjurkan membantu klien sesuai jadwal dan memberikan pujian

2. Evaluasi kegiatan keluarga dalam membimbing klien melakukan kegiatan yang dipilih oleh klien. Latih kemampuan yang lain, sebanyak banyaknya. Beri pujian

3. Nilai kemampuan keluarga membimbing klien Nilai kemampuan keluarga melakukan kontrol ke PKM

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Teori Penyakitrepository.poltekkes-tjk.ac.id/1021/5/BAB II.pdf · lainnya. Ini terjadi pada seseorang pasca stroke, kejang atau demensia. d. Halusinasi

32

4. Implementasi keperawatan

Menurut Kusumawati dan Hartono (2011), implementasi keperawatan atau pelaksanaan tindakan keperawatan disesuaikan dengan rencana keperawatan.Perawat perlu memvalidasi rencana tindakan keperawatan masih dibutuhkan dan sesuai dengan kondisi klien saat ini.

Menurut keliat (2014), tujuan tindakan keperawatan untuk pasien halusinasi adalah pasien dapat mengontrol halusinasi yang dialaminya, mengontrol halusinasi yang dialaminya, dan dapat mengikuti program pengobatan dengan benar.Sedangkan tindakan keperawatan yang dilakukan adalah membantu pasien mengenal halusinasinya, waktu halusinasi, frekuensi halusinasi, kapan halusinasi muncul, situasi penyebab halusinasi dan respon pasien terhadap halusinasi tersebut. Tindakan yang kedua adalah melatih klien untuk mengontrol halusinasinya dengan 4 cara: cara yang pertama adalah menghardik, minum obat, berbicara dengan orang lain, dan melakukan aktivitas yang terjadual.

5.Evaluasi

Merupakan proses yang berkelanjutan dan dilakukan terus menerus untuk menilai efek dari tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan. Evaluasi dapat dibagi menjadi 2 yaitu evaluasi proses dan evaluasi hasil. Evaluasi proses (farmatif) dilakukan setiap selesai melakukan tindakan dan evaluasi hasil (sumatif) dilakukan dengan membandingkan respon klien dengan tujuan yang telah ditentukan. (Kusuma & Hartono, 2011)

6. Dokumentasi

Adalah suatu catatan yang memuat seluruh informasi yang dibutuhkan untuk mengakkan diagnosa keperawatan, menyusun rencana keperawatan, melaksanakan dan mengevaluasi tindakan keperawatanyang disusun secara sistematis, valid dan dapat dipertanggung jawabkan secara moral dan hukum.(Iskandar, 2014).