Upload
others
View
0
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Hasil Belajar
a. Hakikat Belajar
Belajar merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dari
kehidupan manusia. Belajar dimulai dari semenjak manusia lahir
sampai akhir hayat agar manusia tersebut dapat memenuhi
kebutuhan hidup dan mengembangkan kemampuan yang ada pada
dirinya. Belajar merupakan hal yang pokok dalam kehidupan.
Slameto (2010: 2) bahwa belajar ialah suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
b. Ciri-ciri Perubahan Tingkah Laku dalam Belajar
Tingkah laku dalam belajar mempunyai beberapa ciri-ciri.
Adapun ciri-ciri tersebut seperti yang dikemukakan oleh Slameto
(2010: 3-5) sebagai berikut:
1) Perubahan terjadi secara sadar
Seseorang yang belajar akan menyadari terjadinya
perubahan itu atau sekurang-kurangnya merasakan
telah terjadi adanya perubahan dalam dirinya.
2) Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan
fungsional
Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri seseorang berlangsung secara berkesinambungan, tidak
Peningkatan Hasil Belajar..., Okta Dianingati, FKIP, UMP, 2016
11
statis. Satu perubahan yang terjadi akan menyebabkan
perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan
ataupun proses belajar berikutnya.
3) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif
Dalam perbuatan belajar, perubahan-perubahan itu
senantiasa bertambah dan tertuju untuk memperoleh
sesuatu yang lebih baik sebelumnya. Dengan demikian
makin banyak usaha belajar itu dilakukan, makin
banyak dan makin baik perubahan yang diperoleh.
4) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara
Perubahan yang bersifat sementara atau temporer
terjadi hanya untuk beberapa saat saja. Perubahan yang
terjadi karena proses belajar bersifat menetap atau
permanen. Ini berarti bahwa tingkah laku yang terjadi
setelah belajar akan bersifat menetap.
5) Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah
Perubahan tingkah laku terjadi karena ada tujuan yang
akan dicapai. Perbuatan belajar terarah kepada
perubahan tingkah laku yang benar-benar disadari.
6) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku
Perubahan yang dialami seseorang setelah melalui
proses belajar meliputi perubahan tingkah laku secara
keseluruhan. Ketika seseorang belajar sesuatu, sebagai
hasilnya siswa akan mengalami perubahan tingkah laku
secara menyeluruh dalam sikap, keterampilan,
pengetahuan, dan sebagainya.
Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan
bahwa belajar adalah kegiatan atau aktivitas yang dilakukan
seseorang dengan lingkungannya yang mengalami perubahan
tingkah laku yang berbeda antara sebelum dan sesudah belajar.
Perubahan tingkah laku setiap orang berbeda-beda sesuai
dengan kegiatan atau aktivitas yang dilakukannya baik dalam
hal pengetahuan, sikap dan keterampilan.
Peningkatan Hasil Belajar..., Okta Dianingati, FKIP, UMP, 2016
12
c. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang
dimiliki siswa setelah siswa menerima pengalaman belajarnya
(Sudjana, 2011: 22). Pengertian mengenai hasil belajar juga
dikemukakan oleh Suprijono (2013: 5) bahwa hasil belajar
merupakan pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian,
sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Hasil belajar siswa adalah
kemampuan yang dimiliki siswa setelah melakukan proses
perolehan pengetahuan baru yang memungkinkan adanya
perubahan perilaku. Siswa dikatakan berhasil dalam belajar apabila
telah berhasil mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan
oleh guru sebelumnya. Hasil belajar menyangkut tiga aspek, yaitu
aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotor (Susanto,
2014: 5).
Berdasarkan beberapa pengertian hasil belajar di atas, dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang dicapai
oleh siswa dengan segala perubahan tingkah laku atau hasil yang
diperoleh setelah melalui proses pembelajarannya. Peningkatan
yang dicapai meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotor.
d. Macam-macam Hasil Belajar
Proses belajar mengajar terdiri dari aspek kognitif, afektif
dan psikomotor yang dijadikan pedoman untuk penilaian hasil
belajar siswa. Ketiga aspek ini akan menunjukkan tingkat
Peningkatan Hasil Belajar..., Okta Dianingati, FKIP, UMP, 2016
13
keberhasilan siswa dalam menerima pembelajaran. Bloom
(Sudjana, 2011: 22) hasil belajar dibagi menjadi tiga ranah yakni
ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor.
1) Ranah Kognitif
Ranah kognitif berdasarkan taksonomi Bloom
(Sudjana, 2011: 22) berkenaan dengan hasil belajar
intelektual yang terdiri dari enam aspek, yaitu:
a) Pengetahuan (knowledge) merupakan tipe hasil
belajar tingkat kognitif yang paling rendah tetapi
hasil belajar ini menjadi prasyarat bagi tipe hasil
belajar berikutnya.
b) Pemahaman (comprehension) merupakan tipe
hasil belajar yang setingkat lebih tinggi daripada
pengetahuan tetapi tidaklah berarti bahwa
pengetahuan tidak perlu ditanyakan sebab untuk
dapat memahami karena perlu terlebih dahulu
mengetahui atau mengenal.
c) Aplikasi (application) merupakan penggunaan
abstraksi pada situasi kongkret atau situasi
khusus.
d) Analisis (analysis) merupakan usaha memilah
suatu integritas menjadi unsur-unsur atau bagian-
bagian yang lebih kompleks dengan
memanfaatkan kecakapan dari ketiga tipe
sebelumnya sehingga jelas susunannya.
e) Sintesis (synthesis) merupakan penyatuan unsur-
unsur atau bagian-bagian ke dalam bentuk
menyeluruh.
f) Evaluasi (evaluation) merupakan pemberian
keputusan tentang nilai sesuatu yang mungkin
dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara bekerja,
pemecahan, metode, materil, dan lain-lain.
Peningkatan Hasil Belajar..., Okta Dianingati, FKIP, UMP, 2016
14
2) Ranah Afektif
Ranah Afektif berdasarkan taksonomi Bloom
(Sudjana, 2011: 29) berkenaan dengan sikap yang terdiri
dari lima aspek, yaitu:
a) Penerimaan (receiving), yakni semacam kepekaan
dalam menerima rangsangan (stimulasi) dari luar
yang datang kepada siswa dalam bentuk masalah,
situasi, gejala, dan lain-lain.
b) Jawaban (responding), yakni reaksi yang
diberikan oleh seseorang terhadap stimulasi yang
datang dari luar.
c) Penilaian (valuing), yakni berkenaan dengan nilai
dan kepercayaan terhadap gejala atau stimulus
tadi.
d) Organisasi (organization), yakni pengembangan
dari nilai ke dalam satu sistem organisasi,
termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain,
pemantapan, dan prioritas nilai yang telah
dimilikinya.
e) Karakteristik nilai atau internalisasi nilai, yakni
keterpaduan semua sistem nilai yang telah
dimiliki seseorang yang mempengaruhi pola
kepribadian dan tingkah lakunya.
3) Ranah Psikomotor
Ranah psikomotor menurut klasifikasi Simpson
(Winkel, 1999: 249) tingkatan keterampilan, yaitu:
a) Persepsi (perception)
Mencakup kemampuan untuk menunjukkan
perbedaan reaksi yang tepat pada dua rangsangan
atau lebih.
b) Kesiapan (set)
Mencakup kemampuan untuk menempatkan
dirinya pada keadaan akan memulai suatu
gerakan dalam bentuk kesiapan jasmani dan
mental.
c) Gerakan terbimbing (guided response)
Mencakup kemampuan untuk melakukan suatu gerakan sesuai dengan contoh yang diberikan.
Peningkatan Hasil Belajar..., Okta Dianingati, FKIP, UMP, 2016
15
d) Gerakan yang terbiasa (mechanical response)
Mencakup kemampuan untuk melakukan suatu
gerakan dengan lancar tanpa memperhatikan lagi
contoh yang diberikan.
e) Gerakan kompleks (complex response)
Mencakup kemampuan untuk melaksanakan
suatu perbuatan yang berurutan dan
menggabungkan beberapa sub keterampilan
menjadi suatu keseluruhan gerakan yang teratur.
f) Penyesuaian pola gerakan (adjustment)
Mencakup kemampuan mengadakan perubahan
dan menyesuaikan pola gerak-gerik dengan
kondisi setempat (mahir).
g) Kreativitas (creativity)
Mencakup kemampuan untuk melahirkan pola
gerak-gerik yang baru atas inisiatif sendiri.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu hasil atau
perubahan tingkah laku yang telah dicapai dari proses
belajar mengajar yang dilakukan oleh guru dan hasil belajar
dinilai dengan ukuran guru tingkat sekolah dan tingkat
nasional. Mengukur tingkat peguasaan dalam belajar atau
untuk mengukur perolehan hasil belajar, maka dilakukan
evaluasi atau penilaian yang merupakan tindak lanjut untuk
mengukur tingkat penguasaan siswa. Kemajuan hasil
belajar siswa tidak hanya diukur dari tingkat penguasaan
ilmu pengetahuan tetapi juga pada sikap dan keterampilan.
Penilaian pada penelitian ini terdiri dari tiga aspek yaitu
aspek kognitif, afektif dan psikomotor dengan
menggunakan metode Mind Mapping dengan media CD
pembelajaran.
Peningkatan Hasil Belajar..., Okta Dianingati, FKIP, UMP, 2016
16
Kisi-kisi dari penilaian ketiga aspek tersebut adalah
sebagai berikut:
1) Ranah Kognitif yaitu penilaian antara aspek
pengetahuan, pemahaman, analisis, dan hanya sampai
pada penerapan atau aplikasi karena disesuaikan dengan
materi pelajaran. Instrumen hasil belajar yang
digunakan berupa penskoran pada hasil LKS dan
evaluasi pembelajaran. Skor dari LKS hanya sebagai
hasil dari latihan siswa dalam memahami konsep
materi, sedangkan skor evaluasi adalah skor
sesungguhnya yang akan digunakan sebagai alat ukur
kemampuan siswa. Adapun rancangan kisi-kisi hasil
belajar pada ranah kognitif yang akan digunakan adalah
sebagai berikut:
Tabel 2.1 Rancangan Kisi-Kisi Hasil Belajar Aspek
Kognitif
No. Indikator Kognitif Aspek
1. Siswa dapat mendefinisikan Pengetahuan
2. Siswa dapat menjelaskan Pemahaman
3. Siswa dapat menerapkan Penerapan
4. Siswa dapat menggunakan
konsep
Analisis
5. Siswa dapat menggabungkan
konsep
Sintesis
6. Siswa dapat memberikan
penilaian
Evaluasi
2) Ranah Afektif, yaitu penilaian yang ditekankan pada
semua aspek. Instrumen yang digunakan dalam
penilaian afektif berupa lembar penilaian afektif.
Peningkatan Hasil Belajar..., Okta Dianingati, FKIP, UMP, 2016
17
Berikut adalah rancangan kisi-kisi hasil belajar ranah
afektif:
Tabel 2.2 Rancangan Kisi-Kisi Hasil Belajar Aspek
Afektif
No. Indikator Afektif Aspek
1. Siswa bersedia mengikuti proses
pembelajaran dengan baik dan
tertib.
Penerimaan
2. Siswa percaya diri dalam
menanyakan sesuatu yang belum
tahu kepada guru.
Partisipasi
3. Siswa dapat memberikan
penilaian terhadap hasil diskusi
kelompok lain.
Penilaian
4. Siswa bertanggung jawab saling
membantu dalam mengerjakan
diskusi kelompok.
Organisasi
5. Siswa mengemukakan gagasan
dalam kelompok.
Karakteristik
3) Ranah Psikomotor, penilaian ini ditekankan pada
keterampilan proses kinerja kelompok dalam membuat
dan menggunakan alat peraga atau media sesuai
kebutuhan dan materi pembelajaran. Instrumen yang
digunakan dalam penilaian psikomotor berupa lembar
penilaian psikomotor. Berikut adalah rancangan kisi-kisi
hasil belajar ranah psikomotor:
Tabel 2.3 Rancangan Kisi-Kisi Hasil Belajar Aspek
Psikomotor
No. Indikator Psikomotor Aspek
1. Siswa dapat mengerti yang
diperintahkan
Persepsi
2. Siswa dapat menyiapkan
yang akan dilakukannya
Kesiapan
3. Siswa dapat memunculkan
ide kreatif
Kreativitas
Peningkatan Hasil Belajar..., Okta Dianingati, FKIP, UMP, 2016
18
Pelaksanaan pembelajaran di Sekolah Dasar (SD)
menggunakan metode Mind Mapping sangat sesuai dengan
karakteristik siswa sekolah dasar yaitu pada tahap operasional
konkrit yang mulai menggunakan logika dalam belajarnya sehingga
dapat meningkatkan hasil belajar. Hal ini didukung oleh pendapat
Piaget dalam Swadarma (2013: 27) yang menyatakan bahwa
terdapat kesesuaian teori Piaget dengan Mind Mapping
yaitu ruang kognitif yang besar melalui analisis yang
dibuat, rekonstruksi berdasarkan pengetahuan
sebelumnya, mengemukakan gagasan dengan bahasanya
sendiri, lentur terhadap perubahan gagasan, kondusif dan
cara berfikir terstruktur.
Cara pembelajaran dengan mengkonstruksi pengalaman sendiri
inilah yang mendorong siswa untuk berfikir lebih kreatif dan
mandiri sehingga hasil belajarpun dapat meningkat. Sudjana (2010:
2) menyatakan bahwa hasil belajar merupakan kemampuan yang
dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya.
Sedangkan Mind Mapping merupakan cara termudah untuk
menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil informasi
ke luar otak (Buzan, 2013: 4). Proses kegiatan belajar mengajar di
SD dengan menggunakan metode Mind Mapping yaitu dengan cara
mencari informasi di luar otak kemudian menempatkan ke dalam
otak akan memberikan pengaruh terhadap peningkatan siswa
setelah memperoleh pengalaman kemampuan belajarnya.
Peningkatan Hasil Belajar..., Okta Dianingati, FKIP, UMP, 2016
19
2. Metode Mind Mapping
a. Pengertian Metode Mind Mapping
Kegiatan pembelajaran membutuhkan suatu metode yang
mampu untuk membawa siswa mencapai tujuan pembelajaran.
Salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan adalah
Mind Mapping seperti yang dikemukakan Olivia (2013: ix) Mind
Mapping merupakan sebuah jalan pintas yang dapat membantu
untuk mempersingkat waktu sampai setengahnya untuk
menyelesaikan tugas. Swadarma (2013: 2) menyatakan bahwa
Mind Mapping adalah teknik pemanfaatan keseluruhan otak
dengan menggunakan citra visual dan prasarana grafis lainnya
untuk membentuk kesan.
Buzan (2013: 12) menyatakan bahwa Mind Mapping adalah
sistem penyimpanan, penarikan data, dan akses yang luar biasa
untuk perpustakaan raksasa, yang sebenarnya ada dalam otak yang
menakjubkan. Metode ini membantu tiap siswa untuk belajar,
menyusun, dan menyimpan sebanyak mungkin informasi yang
diinginkan dan mengelompokkannya dengan cara yang alami,
memberi akses yang mudah. Piaget dalam Swadarma (2013:26)
menyatakan bahwa Main Mapping memberi pengalaman yang
berhubungan dengan gagasan yang telah dimiliki siswa.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa
Mind Mapping atau peta pikiran adalah sebuah teknik
Peningkatan Hasil Belajar..., Okta Dianingati, FKIP, UMP, 2016
20
mengembangkan gagasan secara bebas dengan menggunakan
simbol dan gambar seperti bentuk akar, daun dan cabang atau
ranting pohon. Metode yang menyenangkan, efektif, efisien,
kreatif, menarik dan mudah dengan menggunakan tema atau kata
kunci yang akan dibahas.
b. Fungsi dan Manfaat Mind Mapping
Mind Mapping memiliki banyak fungsi dan manfaat dalam
kegiatan pembelajaran. Buzan (2013: 6) bahwa Mind Mapping
dapat membantu penulisnya untuk:
1) Membuat rencana
2) Alat Komunikasi
3) Memunculkan kreativitas
4) Menghemat waktu
5) Menyelesaikan masalah
6) Memusatkan perhatian
7) Menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran
8) Mengingat dengan lebih baik
9) Belajar dengan lebih cepat dan efisien
10) Melihat gambar secara keseluruhan
11) Menyelamatkan pohon
Selain itu Michael Michalko dalam Buzan (2013: 6) bahwa
Mind Mapping bermanfaat untuk:
1) Mengaktifkan seluruh otak.
2) Membereskan akal dari kekusutan mental.
3) Memungkinkan siswa berfokus pada pokok bahasan.
4) Membantu menunjukkan hubungan antara bagian-
bagian informasi yang saling terpisah.
5) Memberi gambaran yang jelas pada keseluruhan dan
perincian.
6) Memungkinkan siswa mengelompok konsep,
membantu siswa membandingkannya.
7) Mensyaratkan siswa untuk memusatkan perhatian pada
pokok bahasan yang membantu mengalihkan informasi
Peningkatan Hasil Belajar..., Okta Dianingati, FKIP, UMP, 2016
21
tentangnya dari ingatan jangka pendek ke ingatan
jangka panjang.
Metode pembelajaran Mind Mapping akan bermanfaat bagi
siswa. Hal ini seperti yang disampaikan Olivia (2013: ix)
menyatakan manfaat Mind Mapping antara lain:
1) Membantu untuk berkonsentrasi (memusatkan
perhatian) dan lebih baik dalam mengingat.
2) Meningkatkan kecerdasan visual dan keterampilan
observasi.
3) Melatih kemampuan berfikir kritis dan komunikasi.
4) Melatih inisiatif dan rasa ingin tahu.
5) Meningkatkan kreativitas dan daya cipta.
6) Membuat catatan dan ringkasan pelajaran dengan lebih
baik.
7) Membantu mendapatkan atau memunculkan ide atau
cerita yang brilian.
8) Meningkatkan kecepatan berpikir dan mandiri.
9) Menghemat waktu sebaik mungkin.
10) Membantu mengembangkan diri serta merangsang
pengungkapan pemikiran.
11) Membantu menghadapi ujian dengan mudah dan
mendapat nilai yang lebih bagus.
12) Membantu mengatur pikiran, hobi, dan hidup siswa.
13) Melatih koordinasi gerakan tangan dan mata.
14) Mendapatkan kesempatan lebih banyak untuk
bersenang-senang.
15) Membuat tetap fokus pada ide utama maupun semua ide
tambahan.
16) Membantu menggunakan kedua belahan otak yang
membuat siswa ingin terus-menerus belajar.
c. Kelebihan Mind Mapping
Metode pembelajaran yang digunakan memiliki kelebihan
dan kekurangan. Metode Mind Mapping, seperti yang
dikemukakan oleh Swadarma (2013: 9) keunggulan Mind Mapping
yaitu:
Peningkatan Hasil Belajar..., Okta Dianingati, FKIP, UMP, 2016
22
1) Meningkatkan kinerja manajemen pengetahuan.
2) Memaksimalkan sistem kerja otak.
3) Saling berhubungan satu sama lain sehingga makin
banyak ide dan informasi yang dapat disajikan.
4) Memacu kreativitas, sederhana dan mudah dikerjakan.
5) Sewaktu-waktu dapat me-recall data yang ada dengan
mudah.
6) Menarik dan mudah tertangkap mata (eye cathing).
7) Dapat melihat sejumlah besar data dengan mudah.
d. Aturan dalam Pembuatan Mind Mapping
Pelaksanaan metode Mind Mapping akan berjalan dengan
maksimal jika sesuai dengan aturan dalam pembuatannya. Berikut
aturan dalam Mind Mapping menurut Swadarma (2013: 10) antara
lain:
1) Kertas
Kertas yang digunakan adalah kertas putih polos
berorientasi panjang mendatar.
2) Warna
Gunakan spidol warna-warni dan tiap cabang dibuat
warna yang berbeda.
3) Garis
Buatlah garis lengkung yang bentuknya mengecil dari
pangkal menuju ujung.
4) Huruf
Pada cabang utama yang dimulai dari gambar
utama/tema menggunakan huruf kapital, sedangkan
pada cabang berikutnya menggunakan huruf kecil.
Posisi antara garis dan huruf pun sama panjang.
5) Keyword
Keyword merupakan kata kunci yang mewakili pesan
yang ingin disampaikan. Kata kunci jangan terlalu
panjang dan hanya menuliskan hal-hal yang penting
saja.
6) Key image
Key image adalah kata bergambar yang mempermudah
penulis untuk mengingat.
7) Struktur
Tema utama di tengah memancar ke segala arah.
Umumnya terdiri dari 2-7 garis dan dimulai dari kanan atas sesuai arah jarum jam.
Peningkatan Hasil Belajar..., Okta Dianingati, FKIP, UMP, 2016
23
e. Langkah-langkah Pembelajaran membuat Mind Mapping
Pelaksanaan metode Mind Mapping akan berjalan dengan
baik apabila sesuai dengan langkah-langkah. Buzan (2013: 15)
menjelaskan bahwa ada tujuh langkah dalam membuat Mind
Mapping, antara lain:
1) Mulailah dari bagian tengah kertas kosong yang sisi
panjangnya diletakkan mendatar.
2) Gunakan gambar atau foto untuk ide sentral akan lebih
menarik, membuat siswa tetap terfokus, membantu kita
berkonsentrasi dan mengaktifkan otak siswa.
3) Gunakan warna yang menarik akan membuat Mind
Map lebih hidup, menambah energi kepada pemikiran
kreatif dan menyenangkan.
4) Hubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat dan
hubungkan cabang-cabang tingkat dua dan tiga ke
tingkat satu dan dua dan seterusnya. Seperti pohon
mengaitkan cabang-cabangnya yang menyebar dari
batang utamanya.
5) Buatlah garis hubung yang melengkung, bukan garis
lurus yang akan membosankan otak.
6) Gunakan satu kata kunci untuk setiap garis. Kata kunci
tunggal memberi lebih banyak daya dan fleksibilitas
kepada Mind Map.
7) Gunakan gambar sebagai sentral yang setiap gambar
bermakna seribu kata.
3. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media
Media merupakan suatu alat yang digunakan oleh guru
untuk membantu memudahkan penyampaian materi agar siswa
lebih mudah dalam memahami materi yang disampaikan. Media
yang digunakan oleh guru tersebut sekaligus menjadi jembatan
yang menghubungkan antara guru dan siswa sebagai alat
komunikasi agar tidak terjadi salah konsep. Media berasal dari
Peningkatan Hasil Belajar..., Okta Dianingati, FKIP, UMP, 2016
24
bahasa latin, yaitu bentuk jamak dari “medium” yang secara harfiah
berarti perantara atau pengantar. Makna umumnya adalah segala
sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi
kepada penerima informasi. “Association for Educational
Communication and Teknology” (AECT) mengatakan bahwa
media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan orang
untuk menyalurkan pesan atau informasi (Azhar Arsyad, 2007: 3),
media pembelajaran sifatnya lebih mengkhusus, maksudnya media
pendidikan yang secara khusus digunakan untuk mencapai tujuan
belajar tertentu yang telah dirumuskan secara khusus.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa
media adalah sebuah alat bantu guru yang digunakan untuk
menyampaikan materi tertentu agar siswa mudah memahami serta
dapat meningkatkan aspek kognitif, afektif dan psikomotor pada
siswa sehingga tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Hal ini
sangat diperlukan karena media merupakan salah satu penunjang
dalam kegiatan pembelajaran.
b. Manfaat Media Pembelajaran
Beberapa manfaat praktis dari penggunaan media
pembelajaran di dalam proses belajar mengajar menurut Arsyad
(2007: 25-26) sebagai berikut:
1) Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian
pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan
meningkatkan proses dan hasil belajar.
Peningkatan Hasil Belajar..., Okta Dianingati, FKIP, UMP, 2016
25
2) Media pembelajaran dapat meningkatkan dan
mengarahkan perhatian anak sehingga dapat
menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih
langsung antara siswa dan lingkungannya dan
kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai
dengan kemampuan dan minatnya.
3) Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan
indera, ruang dan waktu:
a) Objek atau benda yang terlalu besar untuk
ditampilkan langsung di ruang kelas dapat diganti
dengan gambar, foto, slide, realita, film, radio, atau
model;
b) Objek atau benda yang terlalu kecil yang tidak
tampak oleh indera dapat disajikan dengan bantuan
mikroskop, film, slide, atau gambar;
c) Kejadian langka yang terjadi di masa lalu atau
terjadi sekali dalam puluhan tahun dapat
ditampilkan melalui rekaman video, film, slide
disamping secara verbal;
d) Objek atau proses yang amat rumit seperti
peredaran darah dapat ditampilkan secara konkret
melalui film, gambar, slide, atau simulasi
komputer;
e) Kejadian atau percobaan yang dapat
membahayakan dapat disimulasikan dengan media
seperti komputer, film dan video;
f) Peristiwa alam seperti terjadinya letusan gunung
berapi atau proses yang dalam kenyataan memakan
waktu lama seperti proses kepompong menjadi
kupu-kupu dapat disajikan dengan teknik-teknik
rekaman seperti time-lapse untuk film, video, slide,
atau simulasi komputer.
4) Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan
pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di
lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya
interaksi langsung dengan guru, masyarakat dan
lingkungannya misalkan melalui karyawisata,
kunjungan-kunjungan ke museum atau kebun binatang.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
media pembelajaran sangat penting bagi kelancaran suatu
pembelajaran. Misalnya, media pembelajaran dapat
memperjelas suatu materi pembelajaran, lalu dapat
Peningkatan Hasil Belajar..., Okta Dianingati, FKIP, UMP, 2016
26
menimbulkan motivasi belajar siswa dengan berinteraksi
langsung dengan lingkungan sekitar dan juga dapat
memanfaatkan keterbatasan kelas.
c. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran
Kriteria memilih media pembelajaran yang akan digunakan
dalam pembelajaran sangat penting, maka di bawah ini ada
beberapa kriteria dalam pemilihan media pengajaran menurut
Arsyad (2007: 75-76) diantaranya adalah:
1) Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Media dipilih
berdasarkan tujuan instruksional yang telah ditetapkan
yang secara umum mengacu kepada salah satu atau
gabungan dari dua atau tiga ranah kognitif, afektif dan
psikomotor.
2) Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya
fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi. Agar dapat
membantu proses pembelajaran secara efektif, media
harus selaras dan sesuai dengan kebutuhan tugas
pembelajaran dan kemampuan mental siswa.
3) Prakits, luwes, dan bertahan. Media dipilih sebaiknya
dapat digunakan dimana pun dan kapan pun dengan
peralatan yang tersedia di sekitarnya serta mudah
dipindahkan dan dibawa ke mana-mana.
4) Guru terampil menggunakannya. Apa pun media itu,
guru harus mampu menggunakannya dalam proses
pembelajaran sebagai upaya mempertinggi mutu dan
hasil belajar.
5) Pengelompokan sasaran. Media efektif untuk kelompok
besar belum tentu sama efektifnya jika digunakan pada
kelompok kecil atau perorangan. Ada media yang tepat
untuk jenis kelompok besar, kelompok sedang,
kelompok kecil dan perorangan.
6) Mutu teknis. Pengembangan visual baik gambar
maupun fotografi harus memenuhi persyaratan teknis
tertentu. Teknis yang menerangkan inti permasalahan
yang ada di dalam materi pembelajaran. Dengan begitu
maka gambar maupun forografi akan mudah dipahami
oleh siswa.
Peningkatan Hasil Belajar..., Okta Dianingati, FKIP, UMP, 2016
27
d. Fungsi Media Pembelajaran
Media pembelajaran harus memiliki fungsi yang baik untuk
siswa. Fungsi media pembelajaran yang berdampak pada
pembelajaran siswa di kelas antara lain:
1) Fungsi komunikatif. Media pembelajaran digunakan
untuk memudahkan komunikasi antara penyampai
pesan dan penerima pesan.
2) Fungsi motivasi. Dapat kita bayangkan pembelajaran
yang hanya mengandalkan suara melalui ceramah tanpa
melibatkan siswa secara optimal seperti yang
digambarkan pada pola terpisah, bukan hanya dapat
menimbulkan kebosanan pada diri siswa sebagai
penerima pesan, akan tetapi juga dapat mengganggu
suasana belajar.
3) Fungsi kebermaknaan. Melalui penggunaan media,
pembelajaran dapat lebih bermakna yakni bukan hanya
dapat meningkatkan penambahan informasi berupa data
dan fakta sebagai pengembangan aspek kognitif tahap
rendah, akan tetapi dapat meningkatkan kemampuan
siswa untuk menganalisis dan mencipta sebagai aspek
kognitif tahap tinggi.
4) Fungsi penyamanan persepsi. Melalui pemanfaatan
media pembelajaran, diharapkan dapat menyamakan
persepsi setiap siswa sehingga setiap siswa memiliki
pandangan yang sama terhadap informasi yang
disuguhkan.
5) Fungsi individualitas. Pemanfaatan media pembelajaran
berfungsi untuk dapat melayani kebutuhan setiap
individu yang memiliki setiap individu yang memiliki
minat dan gaya belajar yang berbeda.
4. Media Audio Visual (CD Pembelajaran)
a. Pengertian Audio Visual (CD Pembelajaran)
Media audio visual merupakan salah satu media yang dapat
digunakan dalam proses pembelajaran. Media ini berkaitan dengan
yang didengar dan dilihat siswa. Anita (2008: 5) bahwa audio
adalah pendengaran, visual berarti penglihatan, jadi media audio
Peningkatan Hasil Belajar..., Okta Dianingati, FKIP, UMP, 2016
28
visual adalah sesuatu yang dapat dilihat dan didengar. Misalnya
adalah CD pembelajaran, televisi, dan gambar bergerak. Salah satu
gambaran yang paling banyak dijadikan landasan teori penggunaan
media dalam proses belajar adalah Dale’s Cone Of Experience
(Kerucut pengalaman Dale‟s) (Dale‟s 1969). Kerucut ini
merupakan elaborasi yang rinci dari konsep tiga tingkat
pengalaman yang dikemukakan oleh Bruner yaitu pengalaman
langsung (enactive), pengalaman gambar (iconic), dan pengalaman
abstrak (symbolic).
Direct purposeful experiences (pengalaman langsung)
Gambar 2.1 Kerucut pengalaman Dale‟s
Contrived experiences atau indirect experiences (pengalaman tiruan atau tidak
langsung)
Dramatized experiences (pengalaman bersandiwara)
Demonstration (demonstrasi)
Field-trip (karya wisata)
Exhibits (pameran)
Television and motion picture (televisi dan gambar bergerak)
Still picture, Radio, and Recording
(gambar diam, radio, dan rekaman)
Visual symbols (lambang-lambang visual)
Verbal symbols
(lambang kata-kata)
Peningkatan Hasil Belajar..., Okta Dianingati, FKIP, UMP, 2016
29
Tahap-tahap dari pengalaman konkrit ke abstrak, digambarkan
dalam kerucut pengalaman sebagai berikut:
1) Direct purposeful experiences (pengalaman langsung)
Pada dasar kerucut, merupakan kenyataan yang dialami sendiri
secara langsung oleh siswa. Siswa berpartisipasi langsung
dengan benda, kejadian dan keadaan sebenarnya.
2) Contrived experiences atau indirect experiences (pengalaman
tiruan atau tidak langsung)
Tingkat kedua pada kerucut ini, merupakan sesuatu yang dibuat
atau tiruan yang berbeda dengan aslinya baik dalam ukuran,
kompleksitas atau keduanya dengan maksud untuk lebih mudah
dimengerti. Pengalaman ini diperoleh melalui benda-benda
atau kejadian-kejadian tiruan dari yang sebenarnya.
3) Dramatized experiences (pengalaman bersandiwara)
Segala sesuatu yang terjadi pada masa lampau kadang tidak
dapat dialami secara langsung. Pengalaman dalam bentuk
drama secara langsung dengan ikut berpartisipasi memerankan
karakter tokoh akan memberikan pembelajaran di luar situasi
riil.
4) Demonstration (demonstrasi)
Demonstrasi merupakan penjelasan visual dari suatu fakta, ide,
atau proses yang penting. Seorang demonstrator menunjukkan
bagaimana sesuatu dikerjakan tentang cara membuat atau cara
melayani sesuatu proses.
5) Field-trip (karya wisata)
Mengajak anak ke objek diluar sekolah dalam rangka
pengajaran agar tidak membosankan didalam kelas. Dalam
karya wisata tidak selalu terbatas hanya pada kegiatan
mengamati saja tetapi juga ikut berpartisipasi sehingga akan
lebih bermakna dalam pembelajaran.
6) Exhibits (pameran)
Suatu pameran kadang-kadang hanya berisi model yang diatur
dalam suatu pajangan yang bermakna, kadang-kadang juga
berisi foto maupun foto disertai model, bagan atau poster-
poster.
7) Television and motion picture (televisi dan gambar bergerak)
Film merupakan salah satu jenis media yang diam atau
kombinasi penglihatan dan suara yang akan menarik minat
penontonnya dalam pemberian informasi.
8) Still picture, Radio, and Recording (gambar diam, radio, dan
rekaman)
Tahap berikutnya dari kerucut pengalam ini menunjukkan
variasi materi yang luas, yaitu gambar diam (fotografi dan rekonstruksi visual yang lain), radio dan rekaman.
Peningkatan Hasil Belajar..., Okta Dianingati, FKIP, UMP, 2016
30
9) Visual symbols (lambang-lambang visual)
Lambang-lambang itu misalnya, papan tulis, peta datar,
diagram, bagan, dan lain-lain. Pada tahap ini, pembaca tidak
lagi dihadapkan pada sesuatu yang nyata, melainkan gambaran
yang abstrak. Guru harus melihat bahwa alat bantu simbolis
disesuaikan dengan tingkat pembelajar yang disiapkan untuk
menggunakan bahasa baru dari simbol-simbol visual.
10) Verbal symbols (lambang kata-kata)
Simbol verbal merupakan puncak kerucut pengalaman.
Lambang kata dijumpai dalam buku dan bacaan, seperti: buku,
majalah, koran, dan folder.
Hasil belajar siswa dapat diperoleh melalui pengalaman langsung
(konkret), kenyataan yang ada di lingkungan kehidupan seseorang
kemudian melalui benda tiruan sampai kepada lambang verbal
(abstrak). Mempelajari verbal (abstrak) tidaklah mudah maka
diperlukan sebuah media agar dalam mempelajari lambang verbal
(abstrak) yang tadinya sulit dipahami menjadi lebih mudah dipahami.
Puncak kerucut yang semakin ke atas maka semakin abstrak media
penyampaian pesan. Perlu dicatat bahwa urutan-urutan ini tidak berarti
proses belajar dan interaksi belajar mengajar harus dimulai dari
pengalaman langsung, tetapi dimulai dengan jenis pengalaman yang
paling sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan kelompok siswa yang
dihadapi dengan mempertimbangkan situasi belajarnya.
b. Manfaat Media Audio Visual
Adapun manfaat media audio visual menurut Arsyad (2007: 23)
yang menyatakan bahwa ada 10 manfaat media yaitu:
1) Meningkatkan rasa saling pengertian dan simpati dalam
kelas.
2) Membuahkan perubahan signifikan tingkah laku siswa.
Peningkatan Hasil Belajar..., Okta Dianingati, FKIP, UMP, 2016
31
3) Menunjukkan hubungan antar mata pelajaran dan kebutuhan
serta minat siswa dengan meningkatkan motivasi belajar
siswa.
4) Membawa kesegaran dan variasi bagi pengalaman belajar
siswa.
5) Membuat hasil belajar siswa lebih bermakna bagi berbagai
kemampuan siswa.
6) Mendorong pemanfaatan yang bermakna dari mata pelajaran
dengan jalan melibatkan imajinasi dan partisipasi aktif yang
mengakibatkan meningkatkan hasil belajar siswa.
7) Memberikan umpan balik yang dapat membantu siswa
menemukan seberapa banyak yang telah mereka pelajari.
8) Melengkapi pengalaman yang kaya dengan pengalaman itu,
konsep-konsep yang bermakna dapat dikembangkan.
9) Memperluas wawasan pengetahuan dan pengalaman siswa
yang mencerminkan pembelajaran yang verbalistik dan
membuat generasi yang tepat.
10) Meyakinkan diri bahwa urutan dan kejelasan pikiran yang
siswa butuhkan jika mereka membangun struktur konsep dan
system gagasan yang bermakna.
5. Ilmu Pengetahuan Siswa (IPS)
a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Ilmu pengetahuan sosial merupakan salah satu mata
pelajaran yang diajarkan kepada siswa Sekolah Dasar (SD). Mata
pelajaran IPS diberikan kepada siswa SD untuk mengembangkan
pengetahuan, sikap, dan keterampilan agar dapat mengambil
bagian secara aktif dalam kehidupannya kelak sebagai anggota
masyarakat dan warga negara yang baik. Mata pelajaran IPS
memiliki materi yang luas cakupannya, sehingga siswa diharuskan
mampu mengingat materi yang telah diajarkannya di dalam kelas.
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan ilmu yang mempelajari
tentang hubungan sosial, keadaan sosial dengan lingkungan sekitar
yang terdapat masalah-masalah beragam yang timbul akibat
Peningkatan Hasil Belajar..., Okta Dianingati, FKIP, UMP, 2016
32
adanya hubungan masyarakat dengan lingkungannya, yang
didalamnya termasuk ilmu-ilmu sosial. Trianto (2010: 171) Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai
cabang ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi, sejarah, geografi,
ekonomi, politik, hukum, dan budaya. Ilmu Pengetahuan Sosial
dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang
mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari aspek dan
cabang-cabang ilmu-ilmu sosial.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa mata
pelajaran IPS merupakan kumpulan dari beberapa ilmu-ilmu sosial
dan ilmu kemanusiaan yang dirumuskan atas dasar realitas yang
terjadi di lingkungan sekitar untuk mewujudkan suatu sikap
disiplin dalam berinteraksi sosial. Mata pelajaran IPS memiliki
cakupan materi yang luas dan beragam. Mata pelajaran IPS
menjadi mata pelajaran yang wajib diajarkan di SD.
b. Materi Pembelajaraan IPS SD
Materi yang dijadikan objek penelitian difokuskan pada
materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Materi pokok ini
meliputi:
1) Peristiwa-peristiwa sekitar proklamasi kemerdekaan 17
Agustus 1945
2) Tokoh-tokoh penting dalam peristiwa proklamasi kemerdekaan
Indonesia.
Peningkatan Hasil Belajar..., Okta Dianingati, FKIP, UMP, 2016
33
Meskipun mata pelajaran IPS memiliki tujuan yang sangat
bermanfaat di kehidupan siswa, akan tetapi kualitas mata pelajaran
IPS tidak sesuai dengan harapan. Para guru menghadapi masalah
klasik, seperti rendahnya hasil belajar siswa serta kurangnya
motivasi atau keinginan terhadap pelajaran IPS di sekolah. Hal ini
terjadi karena para siswa umumnya menganggap pelajaran IPS
adalah pelajaran yang sulit karena banyak materi yang harus
dihafalkan, sehingga menyebabkan hasil belajar siswa terhadap
pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) mendapat nilai yang
rendah atau belum mencapai nilai KKM.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran
IPS SD kelas V semester 2 adalah sebagai berikut:
Tabel 2.4 Perincian Indikator Materi Proklamasi Kemerdekaan
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
2. Menghargai peranan
tokoh pejuang dan
masyarakat dalam
mempersiapkan dan
mempertahankan
kemerdekaan Indonesia
2.3 Menghargai jasa dan
peranan tokoh perjuangan
dalam memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia.
(Sumber: SD Negeri 3 Karanggude)
B. Hasil Penelitian Yang Relevan
Beberapa penelitian telah dilakukan kaitannya dengan penelitian
ini, antara lain :
Penelitian yang dilakukan oleh Zakariya Firasyan Syah, Suripto,
dan Ngatman (2014) dengan judul “Penerapan Model Mind Map Dalam
Peningkatan Hasil Belajaran IPS Tema Sejarah Peradaban Indonesia Pada
Siswa Kelas V Di SD Negeri 1 Sruweng”. Hasil penelitian tersebut
Peningkatan Hasil Belajar..., Okta Dianingati, FKIP, UMP, 2016
34
menyimpulkan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran mind
mapping dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dilihat presentase
ketuntasan siswa setelah dilaksanakan tindakan siklus I meningkat menjadi
59,26%, siklus II meningkat menjadi 70,37%, dan siklus III meningkat
kembali menjadi 85,19%. Dengan demikian penggunaan model Mind Map
dapat meningkatkan hasil belajar.
Penelitian yang dilakukan oleh Desmalena, Nurharmi, dan M.
Tamrin (2014) dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Model
Pembelajaran Mind Mapping Siswa Kelas V Di SD Negeri 13 Tanjung Nan
IV Solok Selatan”. Hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa dengan
menggunakan model mind mapping kelengkapan kognitif belajar siklus
pertama pada pertemuan I hanya 8 siswa yang mencapai skor 65,
sedangkan 16 orang masih tinggal di bawah KKM. Pada pertemuan kedua
siklus II adalah 19 siswa yang menyelesaikan nilai dengan nilai tertinggi
dari 100 di ketuntasan klasikal persentase adalah 79,19%. Kemudian untuk
hasil belajar dalam domain afektif. Proses pembelajaran di siklus adalah
25% dan pada siklus II meningkat menjadi 75%. Sebagai untuk penilaian
eksternal dalam proses pembelajaran pada siklus pertama adalah 29,16%
di siklus II meningkat menjadi 83,33%. Dari hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar siswa dapat ditingkatkan melalui model
pembelajaran Pikiran Pemetaan kelas lima sosial studi pembelajaran.
Berdasarkan hasil dua penelitian di atas peneliti akan melakukan
penelitian yang dapat mendukung serta membedakan dengan penelitian
sebelumnya serta dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui
Penerapan Metode Mind Mapping Dengan Media CD Pembelajaran Pada
Pelajaran IPS Di Kelas V SD Negeri 3 Karanggude”.
Peningkatan Hasil Belajar..., Okta Dianingati, FKIP, UMP, 2016
35
C. Kerangka Pikir
Berdasarkan permasalahan yang terdapat pada latar belakang di
muka, diketahui bahwa hasil belajar IPS kelas V SD Negeri 3 Karanggude
yang masih rendah. Hasil belajar IPS yang masih rendah dapat dilakukan
tindakan berupa penggunaan metode pembelajaran maupun media
pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Untuk
mengatasi hal tersebut diperlukan adanya inovasi dalam pembelajaran.
Salah satunya dengan menggunakan metode Mind Mapping menggunakan
media CD pembelajaran yang digunakan pada pertemuan setiap siklus.
Metode ini dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir
lebih kreatif, memunculkan ide-ide cemerlang dan mengatasi kesulitan
belajar dalam mengorganisasikan gagasan. Media CD pembelajaran
digunakan dalam metode Mind Mapping untuk membantu kelancaran
proses pembelajaran materi proklamasi dapat dipahami dengan mudah.
Kondisi akhir yang diharapkan adalah meningkatkan hasil belajar siswa
baik dalam aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor pada materi
proklamasi kemerdekaan.
Untuk lebih jelasnya peneliti gambarkan bagan kerangka pikir
tersebut seperti di bawah ini:
Peningkatan Hasil Belajar..., Okta Dianingati, FKIP, UMP, 2016
36
Gambar 2.2 Skema Kerangka Pikir
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka pikir di atas maka hipotesis tindakan dalam
penelitian ini adalah dengan melalui metode Mind Mapping dan
menggunakan media CD pembelajaran akan meningkatkan hasil belajar
siswa pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotor pada materi proklamasi
kemerdekaan di kelas V SD Negeri 3 Karanggude Tahun Pelajaran
2015/2016.
Kerangka
Pikir
Kondisi
awal
peserta
didik
Hasil belajar IPS kelas V
SD Negeri 3 Karanggude
masih rendah.
Kondisi akhir
peserta didik
Hasil belajar (aspek kognitif,
afektif, dan psikomotor)
siswa meningkat pada materi
proklamasi kemerdekaan.
Tindakan (acting)
melalui metode
Mind Mapping
menggunakan
Media Audio Visual
(CD pembelajaran) Siklus
II
Siklus I
Peningkatan Hasil Belajar..., Okta Dianingati, FKIP, UMP, 2016