Upload
others
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
Penelitian ini dilaksanakan dengan memperhatikan kajian penelitian
terdahulu yang merupakan kajian empiris sebagai landasan untuk melakukan
penelitian. Beberapa hasil dari penelitian terdahulu dirangkum dan disajikan
pada tabel berikut.
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Topik Penelitian Variabel Alat
Analisis Hasil Penelitian
An empirical study
on the effect of e-service quality on
online customer
satisfaction and loyalty
(Sheng dan Liu,
2010)
Independent:
- Kualitas Layanan
Elektronik
Dependent:
- Kepuasan
- Loyalitas
Pelanggan
PLS - Dimensi kualitas layanan
(efisiensi dan pemenuhan) berpengaruh positif pada
kepuasan, (pemenuhan dan
privasi) berpengaruh positif pada loyalitas pelanggan
- Kepuasan berpengaruh
signifikan terhadap loyalitas
pelanggan
Pengaruh Kepuasan
dan Kepercayaan
Konsumen terhadap Loyalitas: Studi
tentang Peran
Mediasi Switching
Costs (Ishak dan Lutfi,
2011)
Independent:
- Kepuasan
- Kepercayaan
Dependent:
- Loyalitas
Mediasi:
- Switching Costs
SEM - Switching costs
berpengaruh positif
terhadap loyalitas - Kepuasan dan kepercayaan
berpengaruh positif
terhadap loyalitas
- Kepuasan dan kepercayaan berpengaruh positf terhadap
switching costs
Pengaruh Kepuasan Pelanggan,
Kepercayaan
Pelanggan dan
Switching Barriers terhadap Loyalitas
Pelanggan Hartono
Elektronika (Sari, 2013)
Independent: - Kepuasan
- Kepercayaan
- Switching
Barriers
Dependent:
- Loyalitas Pelanggan
Regresi Berganda
- Kepuasan, kepercayaan, dan switching barriers secara
parsial dan simultan
berpengaruh signifikan
terhadap loyalitas pelanggan.
- Variabel kepercayaan
berpengaruh terhadap dominan loyalitas
pelanggan
11
Topik Penelitian Variabel Alat
Analisis Hasil Penelitian
Pengaruh Kepuasan dan Kepercayaan
terhadap Loyalitas
Pelanggan Jasa
Layanan Pengiriman Barang
(Roziq, 2015).
Independent: - Kepuasan
- Kepercayaan
Dependent: - Loyalitas
Pelanggan
Regresi Berganda
- Kepuasan dan kepercayaan secara simultan dan parsial
berpengaruh signifikan
terhadap loyalitas
pelanggan. - Variabel kepuasan
berpengaruh dominan
terhadap loyalitas pelanggan
Pengaruh
Kepuasan,
Kepercayaan dan Harga terhadap
Loyalitas
Wisatawan (Wulandari dkk,
2016)
Independent:
- Kepuasan
- Kepercayaan - Harga
Dependent: - Loyalitas
Regresi
Berganda
- Kepuasan, kepercayaan, dan
harga secara simultan dan
parsial berpengaruh signifikan terhadap loyalitas
- Variabel harga berpengaruh
dominan terhadap loyalitas pelanggan
Sumber: Sheng dan Liu (2010); Ishak dan Lutfi (2011); Sari (2013); Roziq (2015);
Wulandari dkk (2016)
Persamaan dan perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini
adalah:
1. Sheng dan Liu (2010)
a. Persamaan : Variabel terikat (loyalitas pelanggan)
b. Perbedaan : Alat analisis menggunakan PLS, sedangkan penelitian ini
menggunakan regresi berganda dengan metode purposive
sampling.
2. Ishak dan Lutfi (2011)
a. Persamaan : Variabel bebas (kepuasan dan kepercayaan), variabel
terikat (loyalitas)
b. Perbedaan : Alat analisis menggunakan SEM, sedangkan penelitian ini
menggunakan regresi berganda dengan metode purposive
sampling.
12
3. Sari (2013)
a. Persamaan : Variabel bebas (kepuasan dan kepercayaan), variabel
terikat (loyalitas), menggunakan regresi berganda
b. Perbedaan : Metode penelitian accidental sampling, sedangkan
penelitian ini menggunakan purposive sampling.
4. Roziq (2015)
a. Persamaan : Variabel bebas (kepuasan dan kepercayaan), variabel
terikat (loyalitas), menggunakan regresi berganda
b. Perbedaan : Metode penelitian convinience, sedangkan penelitian ini
menggunakan metode purposive sampling.
5. Wulandari dkk (2016)
a. Persamaan : Variabel bebas (kepuasan dan kepercayaan), variabel
terikat (loyalitas), menggunakan regresi berganda
b. Perbedaan : Metode penelitian quota sampling, sedangkan penelitian
ini menggunakan purposive sampling.
B. Tinjauan Teori
1. Loyalitas
Tjiptono (2012:482), mendefinisikan “loyalitas pelanggan adalah
komitmen pelanggan terhadap suatu merek, berdasarkan sikap yang sangat
positif dan tercermin dalam pembelian ulang yang konsisten.” Griffin
(2005:5), mengungkapkan “loyalitas pelanggan sebagai perilaku pembelian
yang dapat didefinisikan sebagai pembelian non random yang ditunjukkan
dari waktu ke waktu oleh beberapa unit pengambilan keputusan.”
13
Dari pengertian diatas, maka disimpulkan loyalitas pelanggan adalah
kesetiaan pelanggan yang ditunjukkan dengan sikap positif seperti
melakukan peningkatan pembelian ulang dan teratur, kemauan untuk
memberikan rekomendasi kepada orang lain serta keyakinan untuk tidak
berpindah ke produk pesaing.”
Hasan (2008:86), mengemukakan loyalitas berkembang mengikuti
empat tahap, yaitu:
a. Loyalitas Kognitif
Konsumen yang mempunyai loyalitas tahap ini menggunakan basis
informasi yang memaksa menunjuk pada satu merek atas merek lainnya,
loyalitasnya hanya didasarkan pada aspek kognisi saja.
b. Loyalitas Afektif
Loyalitas tahap ini didasarkan pada aspek afektif konsumen. Sikap
merupakan fungsi dari kognisi (pengharapan) pada periode awal
pembelian (masa prakonsumsi) dan merupakan fungsi dari sikap
sebelumnya plus kepuasan di periode berikutnya (masa pasca konsumsi).
c. Loyalitas Konatif
Dimensi konatif (niat melakukan) yang dipengaruhi oleh perubahan-
perubahan afektif terhadap merek. Konatif menunjukkan suatu niat atau
komitmen untuk melakukan sesuatu kearah tujuan tertentu.
d. Loyalitas Tindakan
Meskipun pembelian ulang adalah suatu hal yang sangat penting bagi
pemasar, penginterpretasian loyalitas hanya pada pembelian ulang saja
14
tidak cukup, karena pelanggan yang membeli ulang belum tentu
mempunyai sikap positif terhadap barang atau jasa yang dibeli.
Pembelian ulang dilakukan bukan karena puas, melainkan mungkin
karena terpaksa atau fakor lainnya, ini tidak termasuk dimensi loyal.
Oleh karena itu, untuk mengenali perilaku loyal dilihat dari dimensi ini
ialah dari komitmen pembelian ulang yang ditujukan pada suatu produk
dalam kurun waktu tertentu secara teratur. Banyak yang menyaksikan
betapa sulitnya menjamin bahwa pelanggan akan membeli ulang dari
penyedia yang sama jika ada pilihan lan yang lebih menarik baik dari
segi harga maupun pelayanannya.
Hasan (2008:91), menjelaskan ada berbagai cara dalam mengukur
loyalitas yaitu :
a. Loyalitas pelanggan dapat ditelusuri melalui ukuran-ukuran, seperti
defection rate, jumlah dan kontinuitas pelanggan inti, longevity of core
customers, dan nilai bagi pelanggan inti sebagai hasil suatu kualitas,
produktivitas, reduksi biaya dari waktu siklus yang singkat).
b. Data loyalitas diperoleh dari umpan balik pelanggan yang dapat
dikumpulkan melalui berbagai cara yang tingkat efektifitasnya bervariasi.
c. Lost customers analyst, analisa non pelanggan, masukan dari karyawan,
masukan dari distributor atau pengecer, wawancara individual secara
mendalam.
d. Menganalisa umpan balik dari pelanggan, mantan pelanggan, non
pelanggan, dan pesaing.
15
Griffin (2005:31), mengklasifikasikan pelanggan yang loyal adalah:
a. Melakukan pembelian ulang secara teratur
Loyalitas lebih mengacu pada wujud perilaku dari unit-unit pengambilan
keputusan untuk melakukan pembelian secara terus menerus terhadap
barang/ jasa suatu perussahaan yang dipilih. Tingkat kepuasan terhadap
toko akan mempengaruhi mereka untuk membeli kembali.
b. Membeli antarlini produk dan jasa
Membeli diluar lini produk dan jasa artinya keinginan untuk membeli
lebih dari produk dan jasa yang telah ditawarkan oleh perusahaan.
Pelanggan yang sudah percaya pada perusahaan dalam suatu urusan
maka akan percaya juga untuk urusan lain.
c. Mereferensikan kepada orang lain
Pelanggan yang loyal dengan sukarela merekomendasikan perusahaan
kepada teman-teman dan rekannya.
d. Menunjukkan kekebalan terhadap tarikan dari pesaing
Tidak mudah terpengaruh oleh tarikan persaingan perusahaan sejenis
lainnya.
Sheng dan Liu (2010:280), mengklasifikasikan loyalitas pelanggan
dibentuk oleh beberapa indikator, diantaranya adalah:
a. Menginfokan informasi yang positif
b. Merekomendasikan situs
c. Menjadikan pilihan pertama saat transaksi online
d. Lebih banyak transaksi pada situs ini
16
2. Kepuasan
Kepuasan atau satisfaction berasal dari bahasa latin “satin” (artinya
cukup baik, memadai) dan “facio” (melakukan atau membuat). Secara
sederhana kepuasan dapat diartikan sebagai upaya pemenuhan sesuatu atau
membuat sesuatu. Kotler dan Keller (2009:138), mendefinisikan “kepuasan
adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang timbul karena
membandingkan kinerja yang dipersepsikan produk (atau hasil) terhadap
ekspektasi mereka.” Tjiptono (2008:169), menyatakan “kepuasan adalah
respon pelanggan terhadap evaluasi persepsi atas perbedaan antara harapan
awal sebelum pembelian (atau standar kinerja lainnya) dan kinerja aktual
produk sebagaimana dipersepsikan setelah memakai atau mengkonsumsi
produk bersangkutan.”
Dari pengertian diatas, disimpulkan kepuasan atau ketidakpuasan
pelanggan merupakan perbedaan atau kesenjangan antara harapan sebelum
pembelian dengan kinerja atau hasil yang dirasakan setelah pembelian.
Tjiptono (2012:453), mengemukakan meskipun belum ada konsensus
mengenai cara mengukur kepuasan pelanggan, sejumlah studi menunjukan
bahwa ada tiga aspek penting yang perlu ditelaah dalam kerangka
pengukuran kepuasan pelanggan, yaitu:
a. Kepuasan general atau keseluruhan (overall satisfaction)
b. Konfirmasi harapan (confirmation of expectations), yakni tingkat
kesesuaian antara kinerja dengan ekspektasi
17
c, Perbandingan dengan situasi ideal (comparison to ideal), yaitu kinerja
produk dibandingkan dengan produk ideal menurut persepsi konsumen
Tjiptono (2012:454-455), menyatakan empat metode yang banyak
digunakan dalam pengukuran kepuasan pelanggan, yaitu:
a. Sistem kebutuhan dan saran
Setiap organisasi yang berorientasi pada pelanggan wajib memberikan
kesempatan yang seluas-luasnya bagi para pelanggannya untuk
menyampaikan saran, kritik, dan keluhan.
b. Ghost shopping
Salah satu metode untuk memperoleh gambaran mengenai kepuasan
pelanggan adalah dengan mempekerjakan beberapa orang ghost shoppers
untuk berperan sebagai pelanggan potensial jasa perusahaan dan pesaing.
Mereka diminta melaporkan berbagai temuan penting berdasarkan
pengalamannya mengenai kekuatan dan kelemahan jasa perusahaan
dibandingkan para pesaing. Selain itu para ghost shoppers juga dapat
mengobservasi cara perusahaan dan pesaingnya melayani permintaan
spesifik pelanggan, menjawab pertanyaan pelanggan, dan menangani
setiap masalah atau keluhan pelanggan.
c. Lost customer analysis
Perusahaan selayaknya menghubungi para pelanggan yang telah berhenti
membeli atau yang telah beralih pemasok agar dapat memahami
mengapa hal itu terjadi dan supaya dapat mengambil kebijakan
perbaikan/ penyempurnaan selanjutnya.
18
d. Survei kepuasan pelanggan
Umumnya sebagian besar penelitian mengenai kepuasan pelanggan
menggunakan metode survei, baik via pos, telepon, e-mail, maupun
wawancara langsung. Melalui survei, perusahaan akan memperoleh
tanggapan dan umpan balik langsung dari pelanggan dan juga
memberikan sinyal positif bahwa perusahaan menaruh perhatian terhadap
mereka.
Sheng dan Liu (2010:280), mengklasifikasikan beberapa indikator
untuk mengukur kepuasan, antara lain:
a. Puas belanja pada situs
b. Garansi terhadap produk
c. Situs sesuai harapan
d. Layanan situs memuaskan
3. Kepercayaan
Tjiptono (2014:398), mendefinisikan “kepercayaan merupakan aspek
krusial dalam pembentukan loyalitas, karena sebagai kesediaan konsumen
untuk mempercayai atau mengandalkan produk/ jasa dalam situasi resiko
dikarenakan adanya ekspektasi bahwa produk atau jasa yang bersangkutan
akan memberikan hasil yang positif.” Robbins dan Judge (2011:59),
menjelaskan “kepercayaan sebagai ekspektasi atau pengharapan positif
bahwa orang lain tidak akan bertindak secara oportunistik, baik secara kata-
kata, tindakan, dan kebijakan.”
19
Dari pengertian diatas, disimpulkan kepercayaan adalah kesediaan
pelanggan untuk menggunakan jasa perusahaan karena yakin perusahaan
mempunyai kehandalan untuk mampu menepati janji yang diberikan kepada
konsumen sehingga nantinya membentuk loyalitas pelanggan.
Mowen dan Minor (2002:313), menyatakan kepercayaan pelanggan
adalah semua pengetahuan yang dimiliki oleh konsumen dan semua
kesimpulan yang dibuat tentang objek, atribut dan manfaatnya. Manfaat
adalah hasil positif yang diberikan atribut kepada konsumen, meliputi:
a. Kepercayaan atribut objek, yaitu pengetahuan sebuah objek memiliki
atribut khusus yang disebut kepercayaan atribut objek. Kepercayaan
atribut objek menghubungkan sebuah atribut dengan objek, seperti
seseorang, barang atau jasa, melalui kepercayaan atribut objek konsumen
menyatakan apa yang mereka ketahui tentang sesuatu dalam hal variasi
atribuatnya.
b. Kepercayaan manfaat atribut, yaitu seseorang mencari produk dan jasa
yang akan menyelesaikan masalah-masalah mereka dan memenuhi
kebutuhan mereka, dengan kata lain memiliki atribut yang akan
memberikan manfaat yang dapat dikenal. Kepercayaan manfaat atribut
merupakan persepsi konsumen tentang seberapa jauh sebuah atribut
tertentu menghasilkan atau memberikan manfaat tertentu.
c. Kepercayaan manfaat objek, yaitu persepsi konsumen tentang seberapa
jauh produk, jasa orang tertentu yang akan memberikan manfaat tertentu.
20
Jasfar (2009:165), menjelaskan kepercayaan merupakan refleksi dari
dua komponen, yaitu:
a. Credibility: yang didasarkan kepada besarnya kepercayaan kemitraan
dengan organisasi lain dan membutuhkan keahlian untuk menghasilkan
efektivitas dan kehandalan pekerjaan.
b. Benevelonce: yang didasarkan pada besarnya kepercayaan kemitraan,
yang memiliki tujuan dan motivasi yang menjadi kelebihan untuk
organisasi lain pada saat kondisi yang baru muncul, yaitu kondisi di
mana komitmen tidak terbentuk.
Ishak dan Luthfi (2011:60), mengemukakan bahwa kepercayaan
diukur dengan indikator, yaitu:
a. Percaya dengan perusahaan
b. Mengandalkan perusahaan yang dipakai saat ini
c. Percaya sistem pembayaran
d. Percaya tidak akan menipu
C. Kerangka Pikir Penelitian
Kerangka pikir atau kerangka konseptual merupakan sintesa tentang
hubungan antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah
dideskripsikan, dalam hal ini yaitu mengenai pengaruh kepuasan dan
kepercayaan terhadap loyalitas pelanggan. Kepuasan dengan indikator: puas
belanja pada situs, garansi terhadap barang yang dijual, situs sesuai harapan,
dan layanan situs memuaskan (Sheng dan Liu, 2010:280); kepercayaan dengan
21
indikator: percaya dengan perusahaan, mengandalkan perusahaan yang dipakai
saat ini, percaya sistem pembayaran, dan percaya tidak akan menipu (Ishak dan
Luthfi, 2013:60), sedangkan loyalitas pelanggan dengan indikator:
menginfokan informasi yang positif, merekomendasikan situs, menjadikan
pilihan pertama saat transaksi online, dan lebih banyak transaksi pada situs ini
(Sheng dan Liu, 2010:280).
Berdasarkan dengan teori dan hasil penelitian terdahulu yang diuraikan,
maka dapat digambarkan kerangka pemikiran dalam penelitian ini seperti
terlihat pada gambar berikut.
Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian
D. Hipotesis
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sheng dan Liu (2013); Sari (2013);
Roziq (2015), menyatakan bahwa kepuasan berpengaruh signifikan terhadap
loyalitas pelanggan. Dari Uraian tersebut maka dapat dihipotesiskan:
H1 : Kepuasan berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan
Kepuasan
(X1)
Kepercayaan
(X2)
Loyalitas
Pelanggan (Y)
22
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ishak dan Lutfi (2011); Roziq
(2015); Wulandari dkk (2016), menemukan bahwa kepercayaan berpengarugh
signifikan terhadap loyalitas pelanggan. Dari Uraian tersebut maka dapat
dihipotesiskan:
H2 : Kepercayaan berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Roziq (2015); Wulandari dkk
(2016), menemukan bahwa kepuasan dan keperayaan berpengaruh signifikan
secara simultan terhadap loyalitas pelanggan. Dari Uraian tersebut maka dapat
dihipotesiskan:
H3 : Kepuasan dan kepercayaan berpengaruh signifikan secara simultan
terhadap loyalitas pelanggan
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sari (2013), menyimpulkan
kepercayaan merupakan variabel dominan yang berpengaruh terhadap loyalitas
pelanggan. Dari Uraian tersebut maka dapat dihipotesiskan:
H4 : Variabel kepercayaan yang dominan berpengaruh terhadap loyalitas
pelanggan