18
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Tamodia (2013), hasil penelitian menyebutkan bahwa sistem pengendalian persediaan barang dagang sudah efektif, karena penerimaan dan penyimpanan barang, pencatatan, dan otorisasi dilakukan oleh fungsi yang berbeda. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan peneliti terdapat kelemahan penerapan sistem pengendalian persediaan barang diantaranya kesalahan menulis nama, merk maupun size pada barang yang keluar dan kesalahan mengeluarkan barang dari gudang serta belum ada keseragaman nama barang yang terjadi pada PT. Laris Manis Utama Cabang Manado. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Widiasa et al. (2015) Hasil penelitian dan pembahasan UD Tirta Yasa peneliti mengambil kesimpulan bahwa sistem pengendalian persediaan barang dagang belum efektif karena belum memenuhi standar sistem pengendalian internal persediaan. Struktur organisasi pada UD Tirta Yasa sudah cukup memadai, akan tetapi masih banyak bagian- bagian yang kosong dan mengakibatkan perangkapan jabatan pada karyawan. Hal ini menambah lemahnya sistem pengendalian dikarenakan dokumen-dokumen tersebut seharusnya bisa menjadi alat pengendalian internal. Amanda et al. (2015) Hasil penelitian menyebutkan sistem pengendalian internal atas persediaan barang dagang di Grand Hardware sudah efektif, dimana adanya pemisahan diantara fungsi-fungsi terkait dengan penerimaan dan pengeluaran barang. Pemantauan terhadap persediaan barang dagangan juga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/53063/3/BAB II.pdf · membuat keputusan bisnis. Keputusan bisnisharus dibuat dengan penilaian manusiawi, dalam waktu

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/53063/3/BAB II.pdf · membuat keputusan bisnis. Keputusan bisnisharus dibuat dengan penilaian manusiawi, dalam waktu

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Tamodia (2013), hasil penelitian

menyebutkan bahwa sistem pengendalian persediaan barang dagang sudah efektif,

karena penerimaan dan penyimpanan barang, pencatatan, dan otorisasi dilakukan

oleh fungsi yang berbeda. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan peneliti

terdapat kelemahan penerapan sistem pengendalian persediaan barang diantaranya

kesalahan menulis nama, merk maupun size pada barang yang keluar dan kesalahan

mengeluarkan barang dari gudang serta belum ada keseragaman nama barang yang

terjadi pada PT. Laris Manis Utama Cabang Manado.

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Widiasa et al. (2015) Hasil

penelitian dan pembahasan UD Tirta Yasa peneliti mengambil kesimpulan bahwa

sistem pengendalian persediaan barang dagang belum efektif karena belum

memenuhi standar sistem pengendalian internal persediaan. Struktur organisasi

pada UD Tirta Yasa sudah cukup memadai, akan tetapi masih banyak bagian-

bagian yang kosong dan mengakibatkan perangkapan jabatan pada karyawan. Hal

ini menambah lemahnya sistem pengendalian dikarenakan dokumen-dokumen

tersebut seharusnya bisa menjadi alat pengendalian internal.

Amanda et al. (2015) Hasil penelitian menyebutkan sistem pengendalian

internal atas persediaan barang dagang di Grand Hardware sudah efektif, dimana

adanya pemisahan diantara fungsi-fungsi terkait dengan penerimaan dan

pengeluaran barang. Pemantauan terhadap persediaan barang dagangan juga

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/53063/3/BAB II.pdf · membuat keputusan bisnis. Keputusan bisnisharus dibuat dengan penilaian manusiawi, dalam waktu

6

dilakukan secara periodik oleh bagian logistik melalui kegiatan stok opname. Hanya

ada beberapa faktor penyusun lingkungan pengendalian yang belum dimiliki oleh

Grand Hardware seperti auditor internal yang merupakan faktor penting terciptanya

pengendalian internal yang baik.

Makisurat et al. (2014) Hasil penelitian menyebutkan bahwa sistem informasi

akuntansi atas prosedur penerimaan, penyimpanan dan pengeluaran barang

dagangan CV. Multi Media Persada Manado sudah efektif karena dijalankan sesuai

dengan komponen sistem informasi akuntansi yang ada. Namun peneliti

menemukan kelemahan, tidak adanya catatan manual yang dapat digunakan oleh

perusahaan dalam mengantisipasi apabila terjadi kegagalan dalam sistem

komputerisasi yang selalu digunakan oleh perusahaan. Sebaikanya, CV. Multi

Media Persada Menado dalam penilaian resiko, memiliki karyawan yang

mempunyai keterampilan dalam melakukan penilaian akan kualitas barang

dagangan serta memeriksa cacat/rusaknya barang dagangan, sehingga

mengantisipasi akan terjadinya retur terhadap penjualan yang dilakukan oleh

perusahaan. Dilihat dari aktivitas pengendalian ada baiknya sesekali melakukan

pemeriksaan independen secara mendadak tanpa pemberitahuan terlebih dahulu

kepada setiap bagian yang ada.

Salangka (2013), Hasil penelitian menyebutkan bahwa, sistem pengendalian

internal persediaan belum efektif, karena perusahaan masih mengunakan sistem

manual sehingga resiko kesalahan pencatatan persediaan sangat besar, kekeliruan

lain yang seiring terjadi adalah kesalahan mengeluarkan barang dari gudang. Selain

itu PT. Emigas Sejahtera prosedur pengeluaran barang masih belum efektif karena

masih terdapat kekurangan dalam kegiatan pengeluaran barang/tabung yang

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/53063/3/BAB II.pdf · membuat keputusan bisnis. Keputusan bisnisharus dibuat dengan penilaian manusiawi, dalam waktu

7

rusak/bocor. Prosedur penerimaan dan penyimpanan barang pada PT. Emigas

Sejahtera, telah efektif, karena penerimaan dan penyimpanan barang, pencatatan,

dan otorisasi dilakukan oleh fungsi yang berbeda.

Manengkey (2014), Hasil penelitian menyebutkan sistem pengendalian intern

dan penerapan akuntansi persediaan barang dagang pada PT. Cahaya Mitra Alkes

tersebut maka penulis mengambil kesimpulan, secara keseluruhan sistem

pengendalian intern persediaan barang dagang belum efektif, dimana manajemen

perusahaan belum menerapkan konsep dan prinsip-prinsip pengendalian intern

karena PT. Cahaya Mitra Alkes belum memisahkan fungsi operasi, pencatatan, dan

penyimpanan kas, dimana kasir hanya berfungsi sebagai penyimpan kas perusahaan

dan tidak boleh memiliki akses ke sistem komputer untuk melakukan pencatatan

terhadap penjualan barang.

Penelitian terdahulu mengenai tema yang sama yang di lakukan oleh Rahayu.,

et al (2016), hasil penelitian menyebutkan struktur organisasi Rumah Sakit Anak

Astrini Wonogiri bagian farmasi belum bisa dikatakan baik karena belum ada

pemisahan tugas dan tanggung jawab dibagian perencanaa, pembelian dan

penerimaan obat, sehingga ada perangkapan tugas. Sistem otorisasi dan prosedur

Rumah Sakit Anak Astrini Wonogiri bagian farmasi juga belum bisa dikatakan

baik. Untuk prosedur memang telah dijalanan sesuai dengan peraturan rumah sakit

tetapi untuk sistem otorisasi belum diberlakukan dengan baik sehingga masih ada

resiko terjadinya kecurangan.

Berdasarkann penelitian terdahulu, dapat disimpulkan bahwa sistem

pengendalian persediaan barang masih terdapat banyak kelememahan diantaranya

belum ada pemisahan tugas di dalam struktur organisasi dengan jelas, belum bisa

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/53063/3/BAB II.pdf · membuat keputusan bisnis. Keputusan bisnisharus dibuat dengan penilaian manusiawi, dalam waktu

8

memisahkan fungsi operasi, pencatatan, penerimaan kas dan belum menerapkan

konsep – konsep pemisahan tugas di dalam perusahaan (Widiasa et al.,2015) dan

juga menurut (Manengke, 2014). Ini didukung juga dengan penelitian terdahuu

(Rahayu et al., 2016). Kelemahan juga terjadi pada sistem pengendalian internal

persediaan karena, perusahaan masih menggunakan sistem manual sehingga

berisiko pada kesalahan pencatatan. Selain itu, pada prosedur pengeluaran barang

karena masih banyak terjadi kesalahan dalam pengeluaran barang dari gudang dan

barang yang rusak tidak dikeluarkan oleh pihak yang berwenang pada PT. Emigas

Sejahtera (Salangka, 2013). Tetapi pernyataan ini bertolak belakang dengan hasil

penelitian terdahulu oleh (Maskurat et al., 2014) sistem informasi akuntansi atas

prosedur penerimaan, penyimpanan dan pengeluaran barang pada CV. Multi Media

Persada sudah efektif dijalankan meskipun tidak ada catatan manual.

B. Tinjauan Pustaka

Pengendalian Internal

Pengendalian internal merupakan seperangkat kebijakan dan prosedur

untuk melindungi aktiva atau kekayaan perusahaan dari segala bentuk tindakan

penyalahgunaan, menjamin tersedianya informasi akuntansi perusahaan yang

akurat, serta memastikan bahwa semua ketentuan (peraturan) hukum/undang-

undang serta kebijakan manajemen telah dipatuhi atau dijalankan sebagaimana

mestinya oleh seluruh karyawan perusahaan (Hery, 2008).

Menurut Murtanto (2005), Pengendalian Intern diterapkan untuk menjaga

perusahaan dalam mencapai profitabilitas dan pencapaian misinya, serta untuk

meminimalkan hambatan sepanjang proses tersebut.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/53063/3/BAB II.pdf · membuat keputusan bisnis. Keputusan bisnisharus dibuat dengan penilaian manusiawi, dalam waktu

9

Tujuan Sistem Pengendalian Internal

Menurut Mulyadi (2016), Tujuan sistem pengendalian internal yaitu :

1. Menjaga aset organisasi

2. Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi

3. Mendorong efisensi

4. Mendorong di patuhi kebijakan manajemen.

Unsur - unsur sistem pengendalian internal

Menurut Mulyadi (2016) Unsur – unsur pengendalian internal antara lain :

1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas

Pembagian tanggung jawab fungsional kepada unit-unit organisasi yang sengaja

dibentuk perusahaan untuk melakukan kegiatan pokok perusahaan. Pembagian

tanggung jawab fungsional dalam organisasi ini didasakan pada prinsip :

a. Harus memisahkan fungsi operasi, penyimpanan dan fungsi akuntansi.

Fungsi operasi adalah fungsi yang memiliki wewenang untuk melaksanakan

kegiatan. Setiap kegiatan dalam perusahaan memiliki otorisai dari menejer

yang memiliki wewenang untuk melaksanakan suatu kegiatan didalam

perusahaan.

b. Suatu fungsi bagian tidak boleh diberi tanggung jawab penuh untuk

melaksanakan semua tahap suatu transaksi yang berkaitan dengan

perusahaan.

2. Sistem wewewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan

yang cukup. Dalam sebuah organisasi, setiap transaksi yang ada di dalam

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/53063/3/BAB II.pdf · membuat keputusan bisnis. Keputusan bisnisharus dibuat dengan penilaian manusiawi, dalam waktu

10

perusahaana hanya terjadi atas dasar otoritasi dari pihak terkait yang memiliki

wewenang untuk menyetujui semua transaksi di dalam perusahaan.

Diantaranya :

a. Kepala Fungsi Gudang : Berwenang mengajukan Prosedur permintaan

pembelian yang ditujukan kepada fungsi pembelian.

b. Kepala Fungsi Pembelian : Berwenang memberikan otorisasi surat order

pembelian yang diterbitkan oleh fungsi pembelian.

c. Kepala fungsi penerimaan : Berwenang memberikan otorisasi pada laporan

penerimaan barang yang diterbitkan oleh fungsi penerimaan.

d. Kepala fungsi akuntansi : Berwenang memberikan otorisasi pada bukti kas

keluar yang dipakai sebagai dasar pencatatan atas terjadinya transaksi pembelian

barang.

3. Praktik kerja yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit

organisasi. Pembagian tanggung jawab fungsional dan sistem wewenang tidak

akan berjalan dengan baik bila tidak diciptakan cara-cara untuk menjamin

praktik yang sehat dalam pelaksanaannya di dalam perusahaan.

Adapun cara-cara yang ditempuh diantaranya :

a. Penggunaan formulir bernomor urut tercetak yang pemakaiannya harus

ditanggung jawabkan oleh yang berwenang.

b. Pemeriksaan mendadak yang tida terjadwalkan (inspeksi mendadak)

c. Setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai akhir oleh satu

unit organisasi tanpa ada campur tangan unit lain.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/53063/3/BAB II.pdf · membuat keputusan bisnis. Keputusan bisnisharus dibuat dengan penilaian manusiawi, dalam waktu

11

d. Perputaran jabatan yang diadakan secara rutin dapat menjaga indepedensi

pejabat dalam melaksanakan tugasnya, sehingga kecuranagn dapat

dihindarkan.

e. Karyawan berhak dan diharuskan mengambil cuti dan selama cuti jabatan

karyawan sementara digantikan dengan pejabat lain, bila terjadi kecurangan

diharapkan dapat diungkap oleh pejabat yang mengantikan.

f. Untuk menjaga aset perusahaan secara periodik harus diadaan pencocokan

antara aset secara fisik dan catatan akuntansi atas aset tersebut.

g. Pembentukan unit organisasi atau staf pemeriksaan intern (SPI) perusahaan.

Satuan pengawas intern dalam perusahaan akan menjamin efektifitas unsusr-

unsur sistem pengendalian intern, agar aset perusahaan menjadi aman dan

data akuntansinya akan terjamin ketelitian serta keandalannya.

4. Karyawan yang mutunya sesuai denga tanggung jawab

Karyawan yang jujur dan ahli dibidangnya akan dapat melaksanakan pekerjaan

dengan efisisen dan efektif, meskipun hanya sedikit unsur sistem pengendalian

internal yang mendukungnya. Untuk mendapatkan karyawan yang berkompeten

dan dapat dipercaya, berbagai cara berikut ini dapat ditempuh :

a. Seleksi karyawan berdasarkan persyaratan yang dituntut oleh pekerjaannya.

Untuk mmeperoleh karyawan yang mempunyai kecakapan yang sesuai

dengan tuntutan tanggung jawab yang akan dipikulnya, manajemen harus

mengadakan analisis jabatan yang ada dalam perusahaan tersebut. Program

yang baik dalam seleksi karyawan akan menjamin perolehan karyawan yang

memiliki kompetensi sesuai jabatan yang dimilikinya.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/53063/3/BAB II.pdf · membuat keputusan bisnis. Keputusan bisnisharus dibuat dengan penilaian manusiawi, dalam waktu

12

b. Pengembangan pendidikan karyawan selama menjadi karyawan perusahan,

sesuai dengan tuntutan perkembangan pekerjaan.

Sistem pembelian disusun dengan dasar berikut ini :

a. Transaksi pembelian harus dilaksanakan secara independen: fungsi gudang,

fungsi pembelian barang, fungsi penerimaan barang, dan fungsi akuntansi.

b. Formulir-formulir :

Kepala fungsi gudang : Untuk surat permintaan pembelian

Kepala fungsi pemebelian : Untuk surat order pembelian barang

Kepala fungsi penerimaan : Untuk laporan penerimaan barang

Kepala fungsi akuntansi : Untuk bukti kas keluar

c. Secara periodik diadakan rekonsialisasi antara buku pembantu persediaan

yang di selenggarakkan oleh fungsi akuntansi dengan persediaan barang

secara fisik yang terdapat digudang.

5. Para karyawan yang sesuai dengan sumberdaya sesuai dengan tanggung jawab

dalam perusahaan.

Jika perusahaan memiliki karyawan yang berkopenten, jujur, maka unsur

pengendalian yang lain dapat diminimalisirkan sampai batas minimum, dan

perusahaan tetap mampu menghasilkan pertanggung jawaban keuangan yang

dapat diandalkan dan akurat. Untuk mendapatkan karyawan yang berkompeten

dibidangnya, dapat memngunakan cara sebagai berikut :

a. Seleksi karyawan berdasarkan persyaratan yang dituntut sesuai dengan

bidang pekerjaannya. Untuk memperoleh karyawan yang memiliki

kecakapan yang sesui dengan tuntutan tanggung jawab yang akan

dipikulknya, manajemen harus mengadakan analisis jabatan dan menentukan

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/53063/3/BAB II.pdf · membuat keputusan bisnis. Keputusan bisnisharus dibuat dengan penilaian manusiawi, dalam waktu

13

syarat - syarat yang harus dipenuhi oleh calon karyawan yang akan

menduduki jabatannya.

b. Pengembangan pendidikan karyawan selama menjadi karyawan perusahaan,

sesui dengan tuntutan perkembangan pekerjaannya. Misalnya seorang

karyawan lulusan D3 mendapat tugas kuliah S1 agar pengetahuan dan

keterampilannya lebih meningkat.

Komponen pengendalian internal

Menurut (Murtanto, 2005) Pengendalian internal terdiri dari 5 komponen

yang saling berkaitan satu dengan lainnya. Lima komponen ini diturunkan dengan

cara penyelenggaran bisnis oleh menejemen, dan terpadu dengan proses

manajemen, diantaranya :

a. Lingkungan pengendalian :

Inti setiap bisnis adalah orangnya, atribut individu mereka, termasuk

integritas, nilai etika dan kompetensi serta lingkungan kerja mereka.

b. Penilaian resiko :

Entitas harus menyadari dan menangani resiko yang mungkin terjadi.

Maka entitas harus menetapkan tujuan, terpadu dengan kegiatan

penjualan, produksi, pemasaran, keuangan dan lainnya sehingga

organisasi beroperasi secara serasi. Entitas juga harus menetapkan

mekanisme untuk mengidentifikasi, menganalisis dan mengelola resiko.

c. Kegiatan pengendalian :

Kebijakan dan prosedur pengendalian harus ditetapkan dan dilaksanakan

untuk membantu menjamin bahwa tindakan yang terindetifikasi oleh

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/53063/3/BAB II.pdf · membuat keputusan bisnis. Keputusan bisnisharus dibuat dengan penilaian manusiawi, dalam waktu

14

manajemen sebagai tindakan yang terindefikasi oleh manajemen sebagai

tindakan yang perlu untuk menangani resiko pada pencapaian tujuan

entitas dilaksanakan secara efektif.

d. Informasi dan komunikasi :

Kedua sistem ini memungkinkan orang – orang dalam entitas

memperoleh dan bertukar informasi yang diperlukan untuk mengadakan,

mengelola dan mengendalikan operasinya.

e. Monitoring

Proses keseluruhan harus dimonitoring dan modifikasi bila perlu. Dengan

demikian sistem tersebut dapat bereaksi secara dinamis sembari

melakukan perubahan bila kondisi memungkinkan.

Manfaat Pengendalian Internal

Hopwood (2006) menyatakan, pengendalian dibutuhkan untuk mengurangi

eksposur (ancaman) terhadap resiko. Libby (2008) mendefinisikan, organisasi

merupakan sasaran berbagai macam eksposur yang dapat mengganggu operasi

perusahaan atau bahkan eksistensi kelangsungan hidup perusahaan. Oleh sebab itu,

pengendalian yang efektif untuk mengurangi eksposur mencakup hal-hal sebagai

berikut ini:

1. Pemisahan Tugas

a) Pemisahan antara pekerjaan penerimaan kas dan pengeluaran kas.

b) Pemisahaan antara prosedur akuntansi penerimaan kas dengan pengeluaran.

c) Pemisahan antara penanganan kas secara fisik dengan semua fase fungsi

akuntansi.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/53063/3/BAB II.pdf · membuat keputusan bisnis. Keputusan bisnisharus dibuat dengan penilaian manusiawi, dalam waktu

15

2. Kebijakan dan Prosedur

a) Semua penerimaan kas harus segera disetorkan ke bank setiap hari.

b) Pemisahaan otorisasi atas penerimaan dan pengeluaran kas.

c) Pemisahan tanggung jawab antara otorisasi pengeluaran kas dengan

penandatanganan cek atau pihak yang mentransfer dana secara elektronik.

d) Rekonsiliasi rekening bank dengan rekening kas dalam pembukuan perusahaan

setiap bulan.

Keterbatasan pengendalian internal

Menurut Murtanto (2005), keterbatasan pengendalian internal ada 6 yaitu :

a. Penilaian :

Efektifitas pengendalian internal dibatasi oleh kelemahan manusia dalam

membuat keputusan bisnis. Keputusan bisnisharus dibuat dengan penilaian

manusiawi, dalam waktu yang tersedia, didasarkan pada informasi yang

ada, dan dibawah tekanan etika bisnis.

b. Hambatan

Walaupun pengendalian internal dirancang dengan baik, namun dapat

mengalami hambatan. Karyawan perusahaan mungkin salah memahami

intruksi misalnya, supervisior departemen akuntansi yang bertanggung

jawab untuk menyelidiki kecurangan gagal melakukan penyelidikan cukup

jauh untuk dapat membuat koreksi yang sesuai.

c. Penolakan manajemen

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/53063/3/BAB II.pdf · membuat keputusan bisnis. Keputusan bisnisharus dibuat dengan penilaian manusiawi, dalam waktu

16

Penolakan manajemen yang dimaksud disini berarti pemaksaan kebijakan

atau prosedur yang dianjurkan dengan keuntungan atau status kepatuhan

suatu entitas.

d. Kolusi

Kegiatan kolusi dua individu atau lebih di dalam entitas dapat menimbulkan

kegagalan pengendalian. Individu yang bertindak secara kolektif untuk

melakukan kecurangan sering kali dapat mengubah data kecurangan atau

informasi manajemen lain dengan cara yang tidak dapat diidentifikasi oleh

sistem pengendalian.

e. Biaya dan manfaat

Dalam menentukan apakah pengendaian khusus di tetapkan atau tidak,

resiko kegagalan dan pengaruh potensial pada entitas dipertimbangkan

bersama biaya untuk menetapkan pengendalian baru. Pengukuran biaya dan

manfaat untuk melaksanakan pengendalian dilakukan dengan tingkat presisi

yang berbeda. Kompleksitas penentuan biaya dan manfaat dipersulit karena

saling berhungan antara pengendalian dengan operasi bisnis.

Pengertian Persediaan

Sistem akuntansi persediaan bertujuan untuk mencatat mutasi setiap jenis

persediaan yang disimpan di gudang. Dalam perusahaan dagang, persediaan hanya

terdiri dari satu jenis, yaitu persediaan barang dagang , yang merupakan barang

yang dibeli untuk kemudian dijual kembali (Mulyadi, 2016).

Manfaat Persediaan

Sulistiyowati (2010), Menyatakan persediaan adalah aktiva yang tersedia

untuk dalam kegiatan biasa, dalam proses produksi untuk penjualan atau dalam

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/53063/3/BAB II.pdf · membuat keputusan bisnis. Keputusan bisnisharus dibuat dengan penilaian manusiawi, dalam waktu

17

bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan dalam proses produksi atau

pemberian jasa.

Fungsi Persediaan

Rangkuti (2004), Menyatakan fungsi persediaan memiliki beberapa fungsi

penting bagi perusahaan, yaitu :

1) agar dapat memenuhi permintaan yang diantisipasi akan terjadi

2) untuk menyeimbangkan produksi dengan distribusi,

3) untuk memperoleh keuntungan dari potongan kuantitas, karena membeli dalam

jumlah yang banyak ada diskon,

4) untuk hedging dari inflasi dan perubahan harga,

5) untuk menghindari kekurangan persediaan yang dapat terjadi karena cuaca,

kekurangan pasokan, mutu, dan ketidak tepatan pengiriman,

6) untuk menjaga kelangsungan operasi dengan cara persediaan dalam proses.

Biaya persediaan terdiri dari seluruh pengeluaran, baik yang langsung maupun yang

tidak langsung, yang berhubungan dengan pembelian, persiapan,dan penempatan

persediaan untuk dijual. Biaya persediaan bahan baku atau barang yang diperoleh

untuk dijual kembali, biaya termasuk harga pembelian ,pengiriman, penerimaan,

penyimpanan dan seluruh biaya yang terjadi sampai barang siap untuk dijual.

Jenis-Jenis Pesediaan

Herfan (2008), Mengungkapkan jenis persediaan dapat dikelompokkan ke

dalam empat jenis, yaitu

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/53063/3/BAB II.pdf · membuat keputusan bisnis. Keputusan bisnisharus dibuat dengan penilaian manusiawi, dalam waktu

18

1. Fluctuation stock, merupakan persediaan yang dimaksudkan untuk menjaga

terjadinyapermintaan yang tidak diperkirakan sebelumnya, dan untuk mengatasi

bila kesalahan/penyimpangan dalam prakiraan penjualan, waktu produksi, atau

pengiriman barang.

2. Anticipation stock, merupakan persediaan untuk menghadapi permintaan yang

dapat diramalkan pada musim permintaan tinggi, tetapi kapasitas produksi pada saat

itu tidak mampu memenuhi permintaan. Persediaan ini juga dimaksudkan untuk

menjaga kemungkinan sukarnya diperoleh bahan baku sehingga tidak

mengakibatkan terhentinya produksi.

3.Lot-size inventory, merupakan persediaan yang diadakan dalam jumlah yang

lebih besar kebutuhan saat itu. Persediaan dilakukan untuk mendapatkan

keuntungan dari harga barang (berupa diskon) karena membeli dalam jumlah yang

besar, atau untuk mendapatkan penghematan dari biaya pengakutan perunit yang

lebih rendah.

4. Pipeline inventory, merupakan persediaan yang dalam proses pengiriman dari

tempat asal ke tempat dimanabarang tersebut akan digunakan. Misalnya, barang

yang dikirim dari pabrik menuju tempat penjualan, yang dapat memakan waktu

beberapa hari atau minggu.

Biaya – biaya persediaan

Herjanto (2008), Dalam setiap penentuan pemesanan barang yang akan

mempengaruhi besarnya jumlah persediaan,berikut ini biaya-biaya variable yang

harus di pertimbangkan :

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/53063/3/BAB II.pdf · membuat keputusan bisnis. Keputusan bisnisharus dibuat dengan penilaian manusiawi, dalam waktu

19

1) Biaya penyimpanan adalah biaya yang dikeluarkan berkenaan dengan

diadakannya persediaan barang. Biaya penyimpanan dapat dinyatakan dalam dua

bentuk yaitu persentase dari unit harga/nilai barang, dan dalam bentuk rupiah

perunit barang, dalam periode waktu tertentu.

Biaya-biaya yang termasuk sebagai biaya penyimpanan adalah:

a) Biaya sewa gudang

b) Biaya administrasi pergudangan

c) Gaji pelaksana pergudangan

d) Biaya listrik

e) Biaya modal yang tertanam dalam persediaan

f) Biaya asuransi

g) Biaya kerusakan

h) Biaya penyusutan.

Biaya modal biasanya merupakan komponen biaya penyimpanan yang terbesar,

baik berupa biaya bunga jika modalnya berasal dari pinjaman maupun biaya

oportunitas apabila modalnya milik sendiri.

2) Biaya pemesanan (pembelian), merupakan biaya yang dikeluarkan sehubungan

dengan kegiatan pemesanan bahan/barang, sejak dari penempatan pemesanan

sampai tersediaanya barang di gudang. Setiap kali suatu bahan dipesan, organisasi

menanggung biaya pemesanan (order costs atau procurementcosts). Biaya-biaya

pemesanan secara terperinci meliputi :

a. Pemrosesan pesanan dan biaya ekspedisi

b. Upah

c. Biaya telephone

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/53063/3/BAB II.pdf · membuat keputusan bisnis. Keputusan bisnisharus dibuat dengan penilaian manusiawi, dalam waktu

20

d. Pengeluaran surat menyurat

e. Biaya pengepakan dan penimbangan

f. Biaya pemeriksaan (inspeksi) penerimaan

g. Biaya pengiriman ke gudang

h. Biaya hutang lancar; dan sebagainya.

3) Biaya kekurangan persediaan (shortage costs, stockout cost) adalah biaya yang

timbul sebagai akibat tidak tersedianya barang pada waktu diperlukan. Biaya

kekurangan persediaan ini pada dasarnya bukan biaya nyata (riil), melainkan

berupa biaya kehilangan kesempatan. Dalam perusahaan manufaktur, biaya ini

merupakan biaya kesempatan yang timbul misalnya karena terhentinya proses

produksi sebagai akibat tidak adanya bahan yang diproses, yang antara lain

meliputi biaya kehilangan waktu produksi bagi mesin dan karyawan.

Metode Pencatatan Persediaan :

Menurut Mulyadi (2008), Terdapat dua macam metode pencatatan persediaan:

1. Metode mutasi persediaan (perpetual inventory method)

Dalam metode mutasi persediaan, setiap mutasi persediaan dicatat dalam kartu

persediaan.

2. metode persediaan fisik (phisical inventory method)

Dalam metode persediaan fisik, hanya tambahan persediaan dari pembelian

saja yang dicatat, sedangkan mutasi berkurangnya persediaan karena

pemakaian tidak dicatat dalam kartu persediaan.

Jadi dapat disimpulkan metode pencatatan persediaan terbagi menjadi dua

yaitu metode mutasi persediaan (perpetual inventory method) dan metode

persediaan fisik (phisical inventory method).

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/53063/3/BAB II.pdf · membuat keputusan bisnis. Keputusan bisnisharus dibuat dengan penilaian manusiawi, dalam waktu

21

Dokumen yang digunakan :

Dokumen yang digunakan dalam perhitungan fisik persediaan menurut

(Mulyadi, 2010) adalah sebagai berikut :

1. Dokumen sumber yang digunakan dalam prosedur pencatatan produk jadi

adalah laporan produk selesai dan bukti memorial. Laporan produk selesai

digunakan oleh bagian gudang untuk mencatat tambahan kuantitas produk jadi

balam kartu gudang. Bukti memorial digunakan untuk mencatat tambahan kuantitas

dan harga pokok persediaan produk jadi dalam kartu persediaan dan digunakan

sebagai dokumen sumber dalam mencatat transaksi selesainya produk jadi dalam

jurnal umum.

2. Dokumen sumber yang digunakan dalam prosedur pencatatan harga pokok

produk jadi yang dijual adalah surat order pengiriman dan faktur penjualan. Surat

order pengiriman diterima oleh bagian gudang dan bagian order penjualan. Setelah

bagian gudang mengisi surat order pengiriman tersebut dengan kuantitas produk

jadi yang diserahkan kepada bagian pengiriman, atas dasar surat order pengiriman

tersebut bagian gudang mencatat kuantitas yang diserahkan ke bagian pengiriman

dalam kartu gudang. Harga pokok produk jadi yang dijual dicatat oleh bagian kartu

persediaan dalam kartu persediaan atas dasar tembusan faktur yang diterima oleh

bagian tersebut dari bagian penagihan.

3. Dokumen sumber yang digunakan dalam prosedur permintaan dan pengeluaran

barang gudang adalah bukti permintaan dan pengeluaran barang gudang.

4. Dokumen yang digunakan untuk merekam, meringkas, dan membukukan hasil

perhitungan fisik persediaan adalah kartu perhitungan fisik (inventory tag) yang

digunakan untuk merekam hasil perhitungan fisik persediaan, daftar hasil

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/53063/3/BAB II.pdf · membuat keputusan bisnis. Keputusan bisnisharus dibuat dengan penilaian manusiawi, dalam waktu

22

perhitungan fisik (inventory summary) yang digunakan untuk meringkas data yang

telah direkam dalam hasil kartu perhitungan fisik persediaan, dan bukti memorial

digunakan untuk membukukan adjustment rekening persediaan sebagai akibat dari

hasil penghitungan fisik ke dalam jurnal umum.

Pengendalian Intern Persediaan

Menurut Rangkuti (2007), Pengawasan persediaan merupakan salah satufungsi

manajemen yang dapat dipecahkan dengan menerapakan metode kuantitatif.

Teknik pengendalian persediaan ini merupakan tindakan yang sangat penting

dalam menghitung berapa jumlah optimal tingkat persediaan yang diharuskan, serta

kapan saatnya mengadakan pemesanan kembali.

Menurut Render (2014) menyatakan semua organisasi memiliki beberapa jenis

sistem perencanaan dan sistem pengendalian persediaan,karena pada hakekatnya

perencanaan dan pengendalian persediaan perludiperhatikan. Dari pengertian

diatas dapat diartikan bahwa pengendalian persediaan perlu diperhatikan dimana

untuk menjaga keseimbangan antara besarnya persediaan dengan biaya yang

ditimbulkan daripersediaan.