22
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penerimaan Orangtua (Ibu) Yang Memiliki Anak Waria 1. Definisi Penerimaan Orangtua Penerimaan orangtua menurut Hurlock (2006) merupakan suatu bagian dari sikap orangtua yang dikarakteristikan dalam bentuk ketertarikan akan kegembiraan serta rasa cinta terhadap anaknya. Ditambahkan pula oleh Hurlock, konsep penerimaan orang tua ditandai oleh perhatian besar dan kasih sayang terhadap anak. Orang tua yang menerima akan memperhatikan perkembangan kemampuan anak dan memperhitungkan minat. Anak yang diterima umumnya bersosialisasi dengan baik, kooperatif, ramah, loyal, secara emosional stabil, dan gembira. Sedangkan menurut Lestari (dalam Mayangsari, 2013) penerimaan orangtua adalah sikap dan cara orangtua dalam memperlakukan anak yang ditandai dengan adanya komunikasi orangtua dengan anak, perhatian dan kasih sayang, menghargai anak, memberi kepercayaan, serta memerlakukan anak sesuai dengan kemampuannya. Orangtua dalam hal ini adalah lingkungan terdekat dan utama dalam kehidupan anak. Selain bertanggung jawab terhadap keluarganya, orangtua mempunyai peranan yang sangat penting dalam perkembangan anak. Perlakuan yang diberikan oleh orangtua terhadap anaknya akan memberikan dampak baik terhadap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penerimaan Orangtua (Ibu) Yang Memiliki Anak …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4315/8/BAB II.pdf · 2019-01-14 · kasih sayang, menghargai anak, memberi

  • Upload
    others

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penerimaan Orangtua (Ibu) Yang Memiliki Anak …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4315/8/BAB II.pdf · 2019-01-14 · kasih sayang, menghargai anak, memberi

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penerimaan Orangtua (Ibu) Yang Memiliki Anak Waria

1. Definisi Penerimaan Orangtua

Penerimaan orangtua menurut Hurlock (2006) merupakan suatu

bagian dari sikap orangtua yang dikarakteristikan dalam bentuk

ketertarikan akan kegembiraan serta rasa cinta terhadap anaknya.

Ditambahkan pula oleh Hurlock, konsep penerimaan orang tua ditandai

oleh perhatian besar dan kasih sayang terhadap anak. Orang tua yang

menerima akan memperhatikan perkembangan kemampuan anak dan

memperhitungkan minat. Anak yang diterima umumnya bersosialisasi

dengan baik, kooperatif, ramah, loyal, secara emosional stabil, dan

gembira.

Sedangkan menurut Lestari (dalam Mayangsari, 2013) penerimaan

orangtua adalah sikap dan cara orangtua dalam memperlakukan anak yang

ditandai dengan adanya komunikasi orangtua dengan anak, perhatian dan

kasih sayang, menghargai anak, memberi kepercayaan, serta

memerlakukan anak sesuai dengan kemampuannya. Orangtua dalam hal

ini adalah lingkungan terdekat dan utama dalam kehidupan anak. Selain

bertanggung jawab terhadap keluarganya, orangtua mempunyai peranan

yang sangat penting dalam perkembangan anak. Perlakuan yang diberikan

oleh orangtua terhadap anaknya akan memberikan dampak baik terhadap

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penerimaan Orangtua (Ibu) Yang Memiliki Anak …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4315/8/BAB II.pdf · 2019-01-14 · kasih sayang, menghargai anak, memberi

11

relasi orangtua-anak baik secara langsung maupun tidak langsung bagi

anak.

Menurut Johnson & Medinnus (dalam Susanto, 2014) penerimaan

didefinisikan sebagai pemberian cinta tanpa syarat sehingga penerimaan

orangtua terhadap anaknya tercermin melalui adanya perhatian yang kuat,

cinta kasih terhadap anak serta sikap penuh kebahagiaan mengasuh anak.

Sedangkan menurut Rohner & Khalaque (dalam Kosasih, 2016) suatu

kondisi dimana orangtua dapat menerima suatu kenyataan, dimana

orangtua dapat memberi kasih, afeksi, perhatian, kenyamanan dan

dukungan kepada anak mereka terlepas keterbatasan mereka.

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa penerimaan

orangtua ialah salah satu bagian dari sikap orangtua terhadap anaknya

dalam pemenuhan kasih sayang. Untuk pemenuhan kasih sayang tersebut

maka orangtua memberikan dalam bentuk komunikasi yang baik dengan

anak, perhatian dan rasa aman serta dukungan agar anak mampu

mengembangkan potensinya. Dengan kata lain penerimaan orangtua ialah

sikap menerima orangtua terhadap anak dengan segala kelebihan dan

kekurangannya.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penerimaan Orangtua (Ibu) Yang Memiliki Anak …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4315/8/BAB II.pdf · 2019-01-14 · kasih sayang, menghargai anak, memberi

12

2. Tahapan Penerimaan

Ada beberapa tahapan penerimaan yang akan dilalui oleh orangtua,

adapun tahapan tersebut sesuai dengan teori penerimaan oleh Kubbler

Ross (2008) yakni :

a. Tahap Penolakan (denial)

Tahap ini dimulai dari rasa tidak percaya bahwa anaknya memilih

identitas sebagai waria. Orangtua akan merasa kebingungan, bingung

harus bersikap seperti apa. Orangtua bertanya-tanya mengapa hal ini

bisa terjadi kepada anaknya, Kebingungan ini merupakan suatu hal

yang manusiawi, karena pada dasarnya orangtua mengharapkan yang

terbaik bagi anaknya. Kadang orangtua merasa malu untuk mengakui

bahwa anaknya adalah seorang waria dan akan bertambah buruk

dengan stigma negatif yang diberikan masyarakat.

b. Tahap Marah (anger)

Tahap ini ditandai dengan adanya reaksi emosi atau marah pada

orangtua yang memiliki anak waria, sehingga orangtua menjadi peka

dan sensitif terhadap masalah kecil yang pada akhirnya menimbulkan

kemarahan. Orangtua merasa terbebani dengan norma sosial di

Indonesia yang mengenal bahwa gender hanya dibagi menjadi dua

yakni pria dan wanita. Hal tersebut membuat orangtua diliputi dengan

kemarahan terhadap apa yang terjadi dengan anaknya.

c. Tahap Tawar-Menawar (Bargainning)

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penerimaan Orangtua (Ibu) Yang Memiliki Anak …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4315/8/BAB II.pdf · 2019-01-14 · kasih sayang, menghargai anak, memberi

13

Tahapan ini merupakan tahap dimana orangtua mulai berusaha untuk

menghibur diri dengan pernyataan seperti ini, “Mungkin kalau kami

menunggu lebih lama lagi, keadaan akan membaik dengan sendirinya”

dan berpikir mengenai upaya apa yang akan dilakukan untuk kebaikan

hidup anaknya.

d. Tahap Depresi (Depression)

Merupakan tahap yang muncul dalam bentuk keputusasaan dan

kehilangan harapan. Kadangkala depresi tersebut dapat juga

menimbulkan rasa bersalah, orangtua merasa bersalah karena tidak

mampu mendidik anak sesuai dengan harapan keluarga dan norma

yang ada dalam masyarakat serta agama. Orangtua kehilangan

harapan terhadap masa depan anaknya, pada tahap depresi orangtua

cenderung murung, menghindar dari lingkungan sosial terdekat, lelah

sepanjang waktu dan kehilangan gairah hidup.

e. Tahap Penerimaan (Acceptance)

Pada tahap ini orangtua sudah mencapai pada titik pasrah dan

mencoba menerima keadaan anaknya dengan tenang. Orangtua pada

tahap ini cenderung mengharapkan yang terbaik dengan kapasitas dan

kemampuan anaknya.

Dari tahapan penerimaan orangtua diatas dapat kita simpulkan

bahwa penerimaan terdiri dari beberapa tahap antara lain tahap penolakan

(denial), kemarahan (anger), tawar-menawar (Bergainning), depresi dan

terakhir sampai pada tahap penerimaan (acceptance).

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penerimaan Orangtua (Ibu) Yang Memiliki Anak …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4315/8/BAB II.pdf · 2019-01-14 · kasih sayang, menghargai anak, memberi

14

3. Aspek-Aspek Penerimaan Orangtua

Beberapa aspek penerimaan orangtua terhadap anak menurut

Hurlock (1995) meliputi :

a. Terlibat dengan anak. Sikap menerima ditunjukkan dengan

keterlibatan secara aktif orangtua terhadap aktifitas-aktifitas yang

dikerjakan oleh anak, orangtua merasa bahagia bisa mengerjakan

suatu hal bersama anaknya. Maksud dari keterlibatan disini ialah

orangtua merasa senang saat bisa memberi pengaruh dalam hidup

anaknya.

b. Memperhatikan rencana dan cita-cita anak. Orangtua tua ikut turut

serta memikirkan hal yang dapat mengembangkan dan membuat anak

semakin maju dan menjadi lebih baik.

c. Menunjukkan kasih sayang yaitu adanya upaya untuk bisa memenuhi

kebutuhan baik fisik maupun psikis.

d. Berdialog secara baik dengan anak. Orangtua berbicara dengan tutur

kata yang baik dan bijak sebagai cermin bahwa ia ingin menerima dan

menghargai anaknya.

e. Menerima anak sebagai seorang individu (person). Orangtua

menerima anaknya dengan segala kelebihan serta kekurangannya,

tanpa membanding-bandingkan anak dengan anak lainnya, orangtua

menyadari bahwasannya anak merupakan individu unik yang patut

dihargai.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penerimaan Orangtua (Ibu) Yang Memiliki Anak …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4315/8/BAB II.pdf · 2019-01-14 · kasih sayang, menghargai anak, memberi

15

f. Memberikan bimbingan dan semangat motivasi. Tidak hanya

dorangan internal yang merupakan dorongan dalam diri anak,

melainkan dorangan eksternal dari orangtua bisa membuat anak

merasa dihargai dan bergairah untuk mencapai tujuan hidupnya.

g. Memberikan teladan. Sudah sepatutnya bagi orangtua mencontohkan

perilaku-perilaku yang baik kepada anaknya, sehingga sebagai

orangtua bukan hanya menuntut melainkan memupuk melalui contoh

perilaku yang dapat mendorong anak menjadi manusia yang lebih

positif.

h. Tidak menuntut berlebihan. Orangtua dapat menerima keadaan

anaknya dan tidak memaksakan anak seperti apa yang diinginkan oleh

orangtua.

Dari pemaparan oleh Hurlock diatas dapat kita simpulkan bahwa

aspek penerimaan orangtua meliputi keterlibatan orangtua dengan anak,

perhatian orangtua terhadap rencana dan cita-cita anak, menunjukkan

kasih sayang kepada anak, komunikasi yang baik dengan anak, menerima

anak sebagai individu (person), memberikan bimbingan serta semangat

motivasi kepada anak, mencontohkan perilaku baik kepada anak dan tidak

menuntut anak secara berlebihan.

Porter (dalam Moningsih, 2012) memaparkan beberapa ciri orang

tua yang telah menerima kondisi anaknya sebagai berikut :

a. Menunjukkan sikap menerima dan memberikan perasaan positif.

Orangtua menerima anak dengan segala kelebihan dan kekurangannya

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penerimaan Orangtua (Ibu) Yang Memiliki Anak …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4315/8/BAB II.pdf · 2019-01-14 · kasih sayang, menghargai anak, memberi

16

serta menunjukkan afeksi yang positif yang diwujudkan dengan sikap

penuh perhatian dan cinta kasih.

b. Komunikasi yang tetap terjaga. Orangtua tetap berinteraksi dengan

anaknya walau terkadang tidak setuju dengan perbuatan anak, melalui

komunikasi yang baik akan tercipta hubungan yang baik pula.

c. Mendengarkan anak dengan pikiran terbuka. Orangtua dalam

menghadapi permasalahan yang menyangkut anaknya, tidak hanya

memandang dari satu sudut pandang saja. Orang tua tidak serta merta

menghakimi anak tanpa tahu dasar dari perbuatan tersebut.

d. Tidak memaksa untuk mengubah apa yang telah menjadi dasar

(potensi) dari bawaan seseorang. Dengan kata lain berarti orang tua

tidak berusaha memaksa anak untuk melakukan hal-hal yang bukan

menjadi kemampuan dan minatnya.

e. Menerima keterbatasan yang ada. Orang tua dengan lapang dada

menerima keterbatasan anak, tidak menyalahkan anak atas

kekurangannya.

f. Memberikan dukungan dan cinta setiap waktu, berbagi dalam suka

dan duka, tetap mendukung meskipun gagal. Orangtua mendukung

penuh apa yang dikerjakan oleh anaknya, mendorong anak menjadi

pribadi yang optimis.

g. Mencintai tanpa syarat. Dengan kata lain orangtua tidak menuntut

balas dari kasih sayang yang ia berikan kepada anaknya.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penerimaan Orangtua (Ibu) Yang Memiliki Anak …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4315/8/BAB II.pdf · 2019-01-14 · kasih sayang, menghargai anak, memberi

17

h. Senang menghabiskan waktu dan melakukan suatu hal bersama

anaknya. Orangtua terlibat dalam kegiatan anaknya namun tidak

mencoba untuk mengatur secara penuh kehidupan anaknya.

Dapat disimpulkan dari penjelasan diatas ciri-ciri penerimaan

orangtua meliputi sikap menerima serta penunjukkan perasaan positif,

komunikasi antara orangtua – anak yang terjaga, mendengar anak dengan

pikiran terbuka, tidak memaksa anak pada hal-hal diluar kemampuannya,

menerima keterbatasan anak, memberi dukungan juga cinta yang tulus

kepada anak, mencintai anak tanpa syarat, dan senang terlibat dalam

kegiatan dan menghabiskan waktu bersama-sama dengan anak.

Pendapat lainnya lagi mengenai aspek-aspek penerimaan orangtua

dikemukakan oleh Mussen, dkk (dalam Hadil, 2012) dalam empat aspek

antara lain :

a. Adanya kontrol, yaitu usaha untuk mempengaruhi aktifitas orientasi

cita-cita anak, membatasi ketergantungan agresif dan perilaku untuk

terus bermain.

b. Tuntutan kematangan, yaitu tekanan pada anak untuk melakukan

sesuatu sesuai dengan kemampuan intelektual, sosial dan emosinya.

c. Komunikasi yang jelas, contohnya menggunakan alasan untuk

menanyakan pendapat anak dan perasaannya.

d. Pengasuhan, meliputi perhatian, kasih sayang dan pemberian pujian

terhadap prestasi anak

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penerimaan Orangtua (Ibu) Yang Memiliki Anak …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4315/8/BAB II.pdf · 2019-01-14 · kasih sayang, menghargai anak, memberi

18

Berdasarkan aspek-aspek tersebut dapat disimpulkan bahwa

penerimaan orangtua dapat dipengaruhi empat aspek utama yakni, kontrol

orangtua terhadap rencana dan cita-cita anak serta usaha pengendalian

terhadap perilaku anak yang dapat menyebabkan hal-hal buruk, lalu

tuntutan kematangan anak dalam bertidak sesuai dengan kemampuannya,

komunikasi dua arah antara orangtua-anak dan memberikan perhatian,

kasih sayang juga pujian terhadap prestasi anak sesuai dengan porsinya.

Berdasarkan ketiga pendapat ahli yang telah dipaparkan

sebelumnya, dapat ditarik benang merah bahwasannya penerimaan

orangtua meliputi tiga hal utama, yakni komunikasi dua arah antara

orangtua dan anak, lalu pemberian afek yang mecakup kebutuhan fisik dan

psikisnya, serta dukungan kepada anak untuk terus tumbuh dan

berkembang menjadi versi terbaik dirinya, sehingga anak dapat

memaksimal potensi dan kelebihan dalam dirinya.

Sebagai aspek acuan untuk penelitian ini, peneliti memilih aspek-

aspek penerimaan orangtua dari Hurlock sebagai teori utama. Hal ini

didasarkan pada tiga aspek yang belum terjamah dari pendapat ahli

lainnya, adapun aspek tersebut seperti aspek pemberian motivasi,

mencontohkan perilaku teladan dan tidak menuntut anak secara

berlebihan. Ketiga hal tersebut penting untuk mendorong anak menjadi

pribadi yang pantang menyerah dalam menghadapi permasalahan hidup,

dapat berpikir bijak dan sadar bagaimana mengatasi kekurangan serta

memaksimalkan potensi dalam dirinya.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penerimaan Orangtua (Ibu) Yang Memiliki Anak …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4315/8/BAB II.pdf · 2019-01-14 · kasih sayang, menghargai anak, memberi

19

4. Faktor Penerimaan Orangtua dan Prinsip Pokok Relasi Orangtua-

Anak

Menurut Hurlock (2006) ada beberapa faktor yang dapat

mempengaruhi sikap orangtua terhadap anaknya, sikap inilah yang akan

menjadi dasar penerimaan orangtua terhadap anaknya, berikut

pemaparannya :

a. Keinginan untuk mendapat anak, sebagian orangtua menginginkan

banyak anak sedangkan yang lainnya sedikit, atau sama sekali tidak.

Beberapa orangtua merasa perkawinan tidak lengkap tanpa kehadiran

anak, sedangkan yang lain merasa kehadiran anak dapat mengganggu

pekerjaan dan karirnya.

b. Keadaan fisik selama kehamilan dapat mempengaruhi sikap orangtua.

Apabila saat hamil ibu banyak menderita gangguan maka hal tersebut

akan berpengaruh pada sikap kepada anaknya.

c. Keadaan selama kehamilan, bagi banyak wanita kehamilan merupakan

saat depresi, kecemasan, dan khawatir tentang kelahiran anak,

mempunyai anak yang cacat, atau ketidakmampuan menjadi seorang

ibu, sedangkan bagi yang lain saat-saat tersebut merupakan saat

penantian yang bahagia.

d. Mimpi dan fantasi calon ibu. Rasa takut, keraguan, dan kecemasan

yang dialami oleh calon ibu sering diperkuat oleh mimpi dan fantasi

seperti halnya yang terjadi dalam keadaan emosi bahagia.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penerimaan Orangtua (Ibu) Yang Memiliki Anak …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4315/8/BAB II.pdf · 2019-01-14 · kasih sayang, menghargai anak, memberi

20

e. Pengalaman awal dengan anak, pengalaman yang menyenangkan

dapat membuat orangtua mempunyai sikap baik terhadap anaknya.

f. Sikap dan pengalaman teman, pengalaman yang buruk menjadi

orangtua dapat mempengaruhi pandangan calon orangtua.

g. Konsep tentang “Anak Idaman”, bila anak berprilaku tidak sesuai

seperti yang diharapkan orangtua maka orangtua akan merasa kecewa.

h. Kelas sosial orangtua, orangtua dari kelas sosial rendah biasa

menganggap anak sebagai konsekuensi yang tak terelakkan dari

hubungan kelamin sedangkan orangtua pada kelas menengah keatas

menganggap anak sebagai pemenuhan dari perkawianan.

i. Status ekonomi keluarga sangat berpengaruh terhadap sikap dalam

pengasuhan anak.

j. Usia orangtua juga berpengaruh, biasanya orangtua yang telah

berumur lebih bisa menjalankan perannya sepenuh hati daripada

orangtua muda.

k. Ibu yang mempunyai minat untuk menjadi ibu yang baik akan lebih

menguntungkan daripada ibu atau orangtua yang berfokus pada karir.

l. Media massa mempunyai peran besar terhadap sikap ibu kepada

anaknya. Dari media ibu bisa mendapat informasi edukatif dalam

pengasuhan anak.

Dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi

penerimaan orangtua antara lain, keinginan mempunyai anak, keadaan

fisik juga kondisi saat kehamilan, mimpi juga fantasi calon ibu,

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penerimaan Orangtua (Ibu) Yang Memiliki Anak …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4315/8/BAB II.pdf · 2019-01-14 · kasih sayang, menghargai anak, memberi

21

pengalaman awal dengan anak, sikap dan cerita pengalaman oranglain,

konsep anak idaman, kelas sosial, status ekonomi, usia, minat ibu terhadap

anak, serta media massa.

Selain faktor-faktor diatas yang dapat memengaruhi penerimaan

orangtua terhadap anak, menurut Hinde (dalam Thompson, 2006), relasi

orangtua-anak mengandung beberapa prinsip pokok, seperti :

a. Interaksi. Orangtua dan anak berinteraksi pada suatu waktu yang

menciptakan suatu hubungan. Berbagai interaksi tersebut membentuk

kenangan pada interaksi di masa lalu dan antisipasi terhadap interaksi

di kemudian hari.

b. Kontribusi mutual. Orangtua dan anak sama-sama memiliki

sumbangan dan peran dalam interaksi, demikian juga terhadap relasi

keduanya.

c. Keunikan. Setiap relasi orangtua anak bersifat unik yang melibatkan

dua pihak, dan karenanya tidak dapat ditirukan dengan orang tua atau

dengan anak yang lain.

d. Pengharapan masa lalu. Interaksi orangtua-anak yang telah terjadi

membentuk suatu cetakan pada pengharapan keduanya. Berdasarkan

pengalaman dan pengamatan, orangtua akan memahami bagaimana

anaknya akan bertindak pada suatu situasi. Demikian juga sebaliknya,

anak kepada orangtuanya.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penerimaan Orangtua (Ibu) Yang Memiliki Anak …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4315/8/BAB II.pdf · 2019-01-14 · kasih sayang, menghargai anak, memberi

22

e. Antisipasi masa depan. Karena relasi orangtua-anak bersifat kekal,

masing-masing membangun pengharapan yang dikembangkan dalam

hubungan keduanya.

Dapat disimpulkan bahwa dengan terpenuhinya prinsip pokok

relasi orangtua-anak akan menimbulkan hubungan yang kooperatif.

Orangtua dan anak bisa saling mendukung dan memahami satu sama lain.

Hubungan orangtua dan anak menjadi lebih erat karena sama-sama terlibat

dalam kehidupan masing-masing. Orangtua dapat mempelajari perannya

secara maksimal dalam pengasuhan dan dalam hal mendidik, begitupun

anak dapat memenuhi kebutuhan kasih sayang dan rasa aman dari

orangtua.

5. Waria Dalam Pandangan Masyarakat Indonesia

Menurut (Arfanda & Sakaria, 2015) Kehidupan masyarakat

Indonesia selama ini hanya dikenal dua katergori jenis kelamin, yakni laki-

laki dan perempuan. Keduanya dikonstruk pada posisinya masing-masing

dan tidak boleh ada yang saling bertukar. Laki-laki dengan

kemaskulinannya dan perempuan dengan kefeminimannya serta keduanya

diposisikan untuk berpasangan. Tidak ada tempat untuk laki-laki dengan

laki-laki, perempuan dengan perempuan dan demikian pula laki-laki

dengan identitas penampilan perempuan atau sebaliknya. Masyarakat

terkadang menganggap hal tersebut adalah keabnormalan yang dianggap

berada diluar pola pengaturan yang sudah baku.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penerimaan Orangtua (Ibu) Yang Memiliki Anak …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4315/8/BAB II.pdf · 2019-01-14 · kasih sayang, menghargai anak, memberi

23

Pada beberapa daerah kehadiran waria merupakan bagian dari

keseharian masyarakat, tapi di banyak daerah lain waria justru berhadapan

dengan stigma (cap buruk) dan diskriminasi (perlakuan berbeda). Berbeda

dengan gay dan lesbian yang tidak bisa diidentifikasi secara fisik luput dari

stigma dan diskriminasi. Beberapa negara, seperti Eropa Barat, sudah

mengizinkan pernikahan di kalangan gay dan lesbian. Negara-negara yang

melegalkan pernikahan sesama jenis, yaitu: Belanda, Belgia, Spanyol,

Kanada, Afrika Selatan, Norwegia, Swedia, Portugal, Islandia, Argentina,

Meksiko, Uruguay, New Zeland dan Prancis.

Menurut Bockting dkk (2008) transgender (waria) sendiri dapat

diartikan sebagai suatu kondisi atau keadaan dimana terjadi kesenjangan

secara fisik dan psikis seseorang, ketika seseorang merasa bahwa kondisi

fisiknya tidak sesuai dengan apa yang dirasakan terutama terkait dengan

identitas seks). Setyanti (2011) memaparkan bahwa pria transgender

(Waria) yang hidup dan berada di Indonesia, merupakan bagian dari

negara Indonesia yang sama dengan masyarakat lainnya, Namun dalam

kesehariannya mereka mengalami berbagai tindakan diskriminatif yang

tidak menyenangkan dari kelompok masyarakat. Diskriminasi yang

mereka terima mulai dari pengucilan yang dilakukan pihak keluarga,

dihina dalam lingkungan pendidikan, dikeluarkan dari tempat bekerja,

perbedaan perlakuan dalam menerima pelayanan sosial masyarakat sampai

dengan tindakan pelecehan oleh aparatur pemerintahan dan pihak

kepolisian.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penerimaan Orangtua (Ibu) Yang Memiliki Anak …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4315/8/BAB II.pdf · 2019-01-14 · kasih sayang, menghargai anak, memberi

24

Menurut Pedoman Umum Pelayanan Waria (Arfanda & Sakaria,

2015), ada dua permasalahan yang dialamai waria yaitu :

a. Permasalahan Internal

1. Merasa tidak jelas identitas dan kepribadiannya mengakibatkan

waria berada dalam posisi kebingungan, canggung, tingkah laku

berlebihan, dampak lainnya sulit mencari pekerjaan bahkan depresi

dan mau bunuh diri.

2. Merasa terasing dan merasa ditolak mengakibatkan para waria

meninggalkan rumah, frustasi, kesepian,mencari pelarian yang

seringkali makin merugikan dirinya.

3. Merasa ditolak dan didiskriminasi mengakibatkan permasalahan

terutama dalam kehidupan sosial, pendidikan, akses pekerjaan baik

formal maupun informal. Implikasinya adalah banyak waria yang

merasa kesulitan memperoleh pekerjaan, pendidikan, maupun

terhambat proses interaksi sosial.

b. Permasalahan Eksternal

1. Permasalahan keluarga

Pada konteks integrasi dengan keluarga para waria seringkali

dianggap sebagai aib dan mendatangkan kesialan dalam keluarga

sehingga banyak diantara mereka tidak mengakui, mengucilkan,

membuang, menolak, mencemooh bahkan mengasingkan. Selain

itu, keluarga juga menutup atau menarik diri dari masyarakat

2. Permasalahan masyarakat

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penerimaan Orangtua (Ibu) Yang Memiliki Anak …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4315/8/BAB II.pdf · 2019-01-14 · kasih sayang, menghargai anak, memberi

25

Para waria dan komunitasnya dianggap sebagai sosok yang

melakukan penyimpangan yang banyak menimbulkan masalah di

lingkungan masyarakat. Terutama dari segi permasalahan seksual

yang dapat mempercepat penyebaran IMS (Infeksi Menular

Seksual) dan HIV/ AIDS. Disamping itu masyarakat juga

mempunyai stigma dan penolakan terhadap waria dan keluarganya

sehingga berdampak pada pengucilan sosial, diskriminasi dan

pelecehan serta perlakuan salah lainnya.

3. Data

Belum ada data yang akurat dan mutakhir tentang gambaran profil

waria. Hal ini menyebabkan sulitnya merumuskan program dan

kebijakan, serta rencana kerja bagi lembaga/instansi terkait dan

melaksanakan koordinasi secara terpadu.

4. Kebijakan

Belum optimalnya kebijakan dan peraturan yang memberikan

pelayanan sosial terhadap waria secara terkordinasi, terpadu dan

berkelanjutan sehingga kebutuhan waria terhadap akses ke dunia

pendidikan dan pekerjaan belum memperoleh perhatian yang

optimal.

Menjadi waria di Indonesia masih merupakan hal yang kontroversi.

Keberadaan waria masih dipandang sesuatu yang tidak lazim karena selain

tidak sesuai dengan norma sosial, hal tersebut juga ditentang masyarakat

berdasarkan syariat agama. Waria selalu distigma sebagai sesuatu yang

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penerimaan Orangtua (Ibu) Yang Memiliki Anak …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4315/8/BAB II.pdf · 2019-01-14 · kasih sayang, menghargai anak, memberi

26

negatif, sehingga membuat waria sulit untuk mengeksplorasi dan

mengaktualisasikan dirinya. Karena ruang geraknya yang sempit sebagian

waria pun bekerja tidak jauh dari bidang kecantikan (salon), mengamen

dan pelacuran.

Terlebih lagi jika waria mendapatkan penolakan dari keluarga dan

orang tua. Membuat para waria kehilangan tempat berlindung, karena pada

dasarnya orangtua dan keluarga merupakan tempat yang bisa memberikan

rasa aman dan dukungan moril. Penolakan dari orangtua disebabkan

karena ketidakmampuan menahan rasa malu dan menanggung beban

memenuhi tuntutan sosial. Lain halnya bila orangtua dapat menerima

segala kondisi anaknya sebagai waria, hal tersebut lebih bisa mendorong

anak menjadi pribadi yang positif serta tidak terjerumus dalam hal-hal

negatif seperti anggapan masayarakat terhadap dunia waria.

6. Dinamika Penerimaan Orangtua (Ibu) Yang Memiliki Anak Waria

Bagi anak, orang tua adalah tempat perlindungan pertama yang

dapat mencurahkan kasih sayangnya. Orang tua sudah selayaknya dapat

memberikan rasa aman dan semua kebutuhan yang diperlukan anak, baik

kebutuhan sandang pangan ataupun kebutuhan afeksi. Seperti halnya yang

disampaikan oleh Ulfiah (2016) bahwa hendaknya orang tua mampu

memahami, menangkap dan turut merasakan apa yang anak rasakan serta

bagaimana kesan atau persepsi anak tentang orang tua.

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penerimaan Orangtua (Ibu) Yang Memiliki Anak …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4315/8/BAB II.pdf · 2019-01-14 · kasih sayang, menghargai anak, memberi

27

Seiiring berjalannya waktu, menjadi orang tua tidaklah semudah

membalikkan telapak tangan. Ketika anak terus tumbuh dan berkembang

baik dari sisi fisik dan sosioemosionalnya, maka saat itu juga orang tua

mendapatkan tantangan baru dalam mengasuh dan mendidik anaknya.

Sebagai orangtua tentunya mempunyai keinginan memberikan yang

terbaik untuk sang buah hati, namun kadangkala apa yang menurut

orangtua baik bagi anak belum tentu bisa dipatuhi dan dijalankan dengan

baik oleh anak. Pertentangan antara orangtua-anak yang tidak segera

diselesaikan menurut Ulfiah (2016) akan meningkatkan situasi yang penuh

permusuhan dan konflik yang semakin membesar.

Menurut Adam & Lauren (2001) konflik antara orang tua dengan

anak pada umumnya bersifat hierarkis dan berkenaan dengan kewajiban.

Dimana dalam hal ini orang tua berada pada posisi yang lebih tinggi

sedangkan anak memiliki kewajiban untuk taat kepada orangtua. Sehingga

hal ini menyebabkan orangtua tidak menghiraukan faktor-faktor lain yang

menjadi pemicu konflik, orangtua berpandangan bahwa sebagai anak

sudah sewajibnya mematuhi semua perintah dari orang tua.

Sama halnya dengan konflik orangtua yang memiliki anak waria.

Secara umum walaupun tidak semua orang tua menolak terang-terangan

identitas anaknya sebagai waria namun hal tersebut terus menjadi konflik

antara orangtua dan anak yang berkepanjangan, karena status sebagai

waria bukanlah hal yang biasa di masyarakat Indonesia. Selain hal tersebut

tidak sesuai dengan nilai-nilai yang ada di Indonesia, hal ini juga

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penerimaan Orangtua (Ibu) Yang Memiliki Anak …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4315/8/BAB II.pdf · 2019-01-14 · kasih sayang, menghargai anak, memberi

28

bertentangan dengan norma agama. Dimana disebutkan dalam HR. Ahmad

no.3151, yang artinya”Allah melaknat laki-laki yang menyerupai wanita,

begitu pula wanita yang menyerupai laki-laki”.

Menurut Smetana (2004) cara pandang orangtua dan anak yang

berbeda terhadap konflik dan ketidaksetujuan pada suatu hal dikarenakan

orangtua selalu melihat dari sudut pandang kewenangan orangtua dan

tatanan sosial. Dimana pada tatanan sosial masyarakat di Indonesia

menurut Sakaria (2015) jenis kelamin dibagi menjadi dua kategori yakni

laki-laki dan perempuan, laki-laki dengan maskulinitasnya dan perempuan

dengan feminimitasnya dan kedua hal tersebut tidak boleh saling tertukar.

Sehingga berdasarkan hal-hal tersebut yang menjadi alasan orangtua tidak

begitu saja bisa menerima identitas anaknya.

Melihat dari perspektif kewenangan orangtua, orangtua

menganggap konflik terselesaikan ketika anak sudah menyetujui dan

mengikuti pendapat orangtua. Oleh karena itu, pada umumnya menurut

Demo (dalam Ulfiah, 2016) orangtua sering menilai hubungan dengan

anak baik-baik saja dan konflik di antara mereka bukanlah suatu yang

terlalu keras dan sering. Namun, dari sudut pandang anak, mematuhi atau

menuruti pendapat orang tua setelah terjadinya perbedaan, pertentangan,

atau konflik tidak selalu berarti konflik itu sudah selesai.

Aspek keterlibatan menurut Hurlock (1995) merupakan aspek yang

penting terhadap penerimaan orangtua. Penolakan dari orangtua otomatis

akan menghilangkan keterlibatannya dalam hidup anak, karena penolakan

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penerimaan Orangtua (Ibu) Yang Memiliki Anak …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4315/8/BAB II.pdf · 2019-01-14 · kasih sayang, menghargai anak, memberi

29

menandakan bahwa orangtua tidak ingin ambil pusing terhadap anaknya.

Orangtua yang membiarkan anaknya begitu saja, akan membuat anak

merasa tidak berguna dan rendah diri.

Hilangnya aspek keterlibatan juga akan menghilangkan komunikasi

dua arah antara orangtua dan anak, sehingga anak tidak dapat

mendiskusikan tentang rencana dan cita-citanya ke depan. Buruknya

komunikasi membuat anak akan melakukan hal semaunya sendiri, anak

tidak menghiraukan pendapat-pendapat lain karena keputusannya berpusat

pada diri sendiri. Tidak adanya komunikasi yang baik juga akan

menimbulkan kesalahpahaman yang berkepanjangan antara anak dan

orangtua, keinginan orangtua dan anak tidak akan sampai pada titik tengah

yang dapat menguntungkan kedua belah pihak.

Komunikasi yang tidak seimbang dan solutif, membuat orangtua

hanya akan menuntut suatu yang ideal dalam sudut pandangnya namun

membuat anak tertekan karena diluar batas kemampuannya. Orangtua

terus menuntut anak untuk patuh terhadap kemauannya sehingga

mengabaikan kesejahteraan anak. Sehingga anak yang kesejahteraannya

terhambat menurut Hurlock (2006) cenderung akan bertumbuh menjadi

pribadi dengan rasa dendam, perasaan tidak berdaya, frustasi, perilaku

gugup dan sikap permusuhan terhadap orang lain.

Menerima anak sebagai individu (person) berarti orangtua

menghargai setiap kelebihan dan kekurangan dalam diri anak. Penerimaan

orangtua akan mengarahkan pada sikap tidak terbebani dengan kekurangan

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penerimaan Orangtua (Ibu) Yang Memiliki Anak …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4315/8/BAB II.pdf · 2019-01-14 · kasih sayang, menghargai anak, memberi

30

anak, melainkan fokus dengan cara bagaimana untuk bisa membimbing

dan memotivasi anak sehingga memaksimalkan potensi yang ada di dalam

dirinya.

Apabila anak sudah diterima sebagai individu, maka orangtua dapat

membangun kepercayaan anak dan bisa mempengaruhi anak melalui

perilaku-perilaku teladan seperti halnya mendorong anak dalam hal-hal

baik, namun tidak berusaha mengarahkan anak menjadi pribadi ideal diluar

karakteristik dan kemampuan anak.

Bila semua aspek penerimaan diri terpenuhi maka hal tersebut

dapat memberikan dampak yang positif tidak hanya pada orangtua tapi

juga anaknya. Orangtua yang mampu menerima anak dengan segala

kondisi akan hidup lebih tenang dan menganggap anak sebagai anugerah

Tuhan yang harus dijaga dan dirawat dengan baik. Anak pun merasa

bahwa keberadaannya dihargai dan lebih terdorong untuk menjadi pribadi

yang bermanfaat bagi orangtua dan keluarga.

Berdasarkan uraian diatas, penerimaan orangtua merupakan hal

yang penting untuk diberikan kepada anak. Hal ini sejalan dengan yang

disampaikan Hurlock (2006), bahwa orangtua yang menerima,

memperhatikan, perkembangan kemampuan anak dan memperhitungkan

minat anak akan membuat anak dapat bersosialisasi dengan baik,

kooperatif, ramah, loyal, secara emosional stabil dan lebih gembira.

Penerimaan orangtua juga akan membangun hubungan emosional yang

jauh lebih kuat. Penerimaan orangtua juga akan berdampak pada

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penerimaan Orangtua (Ibu) Yang Memiliki Anak …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4315/8/BAB II.pdf · 2019-01-14 · kasih sayang, menghargai anak, memberi

31

pertumbuhan diri anak, anak akan menjadi lebih percaya diri dan merasa

berharga.

B. Pertanyaan Penelitian

1. Central Question :

Bagaimana gambaran penerimaan diri orang tua yang memiliki anak

waria?

2. Sub Question :

a. Bagaimana keterlibatan anda dalam hidup anak?

b. Bagaimana anda menanggapi rencana dan cita-cita anak ?

c. Bagaimana cara anda dalam mengasihi anak ?

d. Bagaimana komunikasi yang terjalin antara anda dan anak ?

e. Apa yang anda ketahui tentang kondisi anak saat ini?

f. Bagaimana bentuk bimbingan dan motivasi yang anda berikan pada anak ?

g. Bagaimana cara anda mendidik anak ?

h. Apa yang anda harapkan dari anak anda ?