Upload
trinhdien
View
214
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Sistem dan Prosedur
Berbicara tentang sistem menimbulkan gambaran mental tentang
komputer dan program, Kenyataannya istilah ini memiliki makna yang lebih luas.
Sebagian sistem muncul secara alami, sementara sebagian lain secara artificial.
Sistem alam berkisar dari atom, suatu sistem yang terdiri atas elektron, proton dan
netron. Sistem artificial merupakan buatan manusia, sistem ini meliputi segala
sesuatu dari jam kehidupan bawah laut dari sistem sosial ke sistem informasi.
Menurut Nugroho (2001:40) “sistem adalah sesuatu yang memiliki
bagian-bagian yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu
melalui tiga tahapan yaitu input, proses dan output.”
Dari definisi diatas dapat dirinci lebih lanjut pengertian umum mengenai
sistem tersebut:
1. Setiap sistem terdiri dari unsur-unsur.
2. Unsur-unsur tersebut merupakan bagian terpadu sistem yang
bersangkutan.
3. Unsur sistem tersebut bekerjasama untuk mencapai tujuan sistem.
Menurut Mulyadi (2001: 5 )”Sistem adalah suatu jaringan prosedur yang
dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok
perusahaan”.
Sedangkan yang dimaksud dengan Prosedur menurut Mulyadi (2001 : 5)
adalah “ suatu kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu
Universitas Sumatera Utara
8
departeman atau lebih yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam
transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang”.
Kegiatan klerikal terdiri dari kegiatan berikut ini yang dilakukan untuk
mencatat informasi dalam formulir, buku jurnal dan buku besar :
1. Menulis
2. Menggandakan
3. Menghitung
4. Memberi kode
5. Mendaftar
6. Memilih
7. Memindah
8. Membandingkan
B. Pengertian Sistem Akuntansi Keuangan Daerah
Pengertian akuntansi sebagaimana dikemukakan oleh Accounting
Principle Board (APB) No.4 yang memandang akuntansi dari sudut fungsinya
sebagai berikut :
“Akuntansi adalah sebuah kegiatan jasa. Fungsinya adalah menyediakan informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan, tentang entitas ekonomi yang dimaksudkan agar berguna dalam pengambilan keputusan ekonomi dalam membuat pilihan-pilihan yang nalar diantara berbagai alternatif arah tindakan. Akuntansi meliputi beberapa cabang, antara lain akuntansi keuangan, akuntansi manajemen dan akuntansi pemerintahan” Akuntansi menyediakan informasi kuantitatif yang bersifat keuangan,
dengan demikian output akuntansi adalah informasi keuangan. Informasi
keuangan tersebut lebih dikenal dalam bentuk laporan keuangan. Informasi dari
akuntansi keuangan daerah tentu saja digunakan oleh pihak Pemerintah Daerah
Universitas Sumatera Utara
9
(Pemda) sendiri (internal), dan juga oleh pihak diluar Pemda (eksternal), seperti
DPRD, Pemerintah Propinsi, Pemerintah Pusat, dan masyarakat dalam rangka
pengambilan keputusan.
Sistem akuntansi adalah prosedur-prosedur yang harus dilakukan untuk
menghasilkan informasi yang dibutuhkan oleh pihak-pihak dalam dan di luar
organisasi. Organisasi bebas merancang dan menerapkan berbagai prosedur yang
diharapkan dapat menghasilkan informasi yang dibutuhkan. Akan tetapi karena
informasi yang harus disajikan kepada pihak-pihak diluar organisasi telah diatur
dalam standar akuntansi maka organisasi harus merancang sistem akuntansinya
yang dapat menghasilkan laporan keuangan sebagaimana ditetapkan dalam
standar akuntansi. Jadi standar akuntansi menjadi patokan dalam merancang
sistem akuntansi untuk menghasilkan informasi yang sesuai dengan standar
akuntansi.
Sistem akuntasi keuangan secara sederhana adalah suatu sistem informasi
yang menggabungkan proses pencatatan, pengklasifikasian, pengiktisaran,
pelaporan data yang berkaitan dengan keuangan dari suatu entitas sehingga dapat
menghasilkan informasi keuangan yang dapat digunakan sebagai dasar dalam
pengambilan keputusan oleh pihak-pihak yang berkepentingan (Badan Akuntasi
Keuangan Negara (BAKUN) Departemen Keuangan RI, 2003: 1)
Akuntasi keuangan pemerintah daerah meliputi semua kegiatan yang
mencakup pengumpulan data, pengklasifikasian, pembukuan, dan pelaporan atas
transaksi keuangan pemerintah daerah. Akuntasi keuangan pemerintah merupakan
bagian dari disiplin ilmu akuntansi yang mempunyai ciri-ciri tersendiri berbeda
dengan akuntansi komersial, yaitu (Depkeu, 2004 : 13):
Universitas Sumatera Utara
10
a. Tidak bertujuan untuk mengukur laba
Tujuan pemerintah adalah memberikan pelayanan kepada masyarakat,
sehingga harus memberikan informasi keuangan mengenai sumber-sumber
yang digunakan untuk pelayanan dan dari mana sumber-sumber tersebut
diperoleh.
2) Tidak ada kepentingan pemilik
Pemerintah tidak memiliki kekayaan sendiri sebagaimana perusahaan. Bila
asset melebihi hutang, maka kelebihan tersebut tidak dapat dibagikan kepada
rakyat sebagaimana layaknya badan usaha komersial yang membagikan
deviden pada akhir tahun buku.
3) Adanya akuntansi anggaran
Akuntansi anggaran mencakup akuntansi atas etimasi pendapatan, appropriasi,
estimasi pendapatan yang dialokasikan, otorisasi kredit anggaran (allotment)
serta realisasi pendapatan dan belanja untuk pembuatan laporan yang
menunjukkan/membuktikan ketaatan dengan syarat-syarat yang ditetapkan
dalam dokumen otorisasi kredit anggaran dan peraturan-peratura pelaksanaan
anggaran yang berlaku.
C. Pengertian Penatausahaan Pegelolaan Keuangan Daerah
Keuangan Daerah dapat diartikan sebagai ” semua hak dan kewajiban
yang dapat ditandai dengan uang, demikian pula segala sesuatu baik berupa uang
maupun barang yang dapat dijadikan kekayaan daerah sepanjang belum
dimilki/dikuasai oleh Negara/Daerah yang lebih tinggi serta pihak-pihak lain
sesuai ketentuan/peraturan perundang-undangan yang berlaku”. ( Halim:2004:18 )
Universitas Sumatera Utara
11
Keuangan daerah dikelola melalui Manajemen Keuangan Daerah.
Manajemen Keuangan Daerah adalah “ pengorganisasian dan pengelolaan
sumber-sumber daya atau kekayaan yang ada pada suatu daerah untuk mencapai
tujuan yang dikendali tersebut”. Alat untuk melaksanakan manajemen keuangan
daerah disebut Penatausahaan Daerah.
Menurut Permendagri Nomor 13 tahun 2006 (2006 : 81) Pengelolaan
Keuangan Daerah adalah “ keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan,
pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban dan pengawasan
keuangan daerah”.
D. Sistem dan Prosedur Penatausahaan Pengelolaan Keuangan Daerah Menurut Permendagri Nomor 13 Tahun 2006
Sistem dan prosedur penerimaan kas adalah serangkaian proses mulai
pencatatan, penggolongan, dan peringkasan transaksi/atau kejadian keuangan serta
pelaporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang
berkenaan dengan penerimaan kas pada SKPD dan/atau pada SKPKD yang dapat
dilaksanakan secara manual maupun terkomputerisasi.
Sistem dan prosedur penatausahaan pengelolaan keuangan daerah, dalam
melaksanakan penerimaan kas pada Bendahara SKPD terdiri dari:
1. Pembuatan Surat Penyediaan Dana (SPD)
SPD adalah Surat Penyediaan Dana, yang dibuat oleh BUD dalam rangka
manajemen kas daerah.
Manajemen kas adalah kemampuan daerah dalam mengatur jumlah
penyediaan dana kas bagi setiap SKPD, artinya BUD harus mampu
memperkirakan kemampuan keuangan Pemda dalam memenuhi kebutuhan dana
Universitas Sumatera Utara
12
SKPD. Hal ini penting, karena akan mengurangi jumlah dana yang dapat
disediakan dalam satu kali pengajuan SPD, serta periode pengajuan SPD.
SPD digunakan untuk menyediakan dana bagi tiap-tiap SKPD dalam
periode waktu tertentu. Informasi dalam SPD menunjukkan secara jelas alokasi
tiap kegiatan tetapi tidak harus dibuat SPD untuk setiap kegiatan secara tersendiri.
Untuk mengakomodasi belanja atas kegiatan yang sifatnya wajib dan mengikat
dan harus dilaksanakan sebelum DPA-SKPD disahkan, PPKD selaku BUD
membuat SPD-nya tanpa menunggu DPA disahkan.
a. Pihak Terkait
i. Kuasa BUD
Dalam kegiatan ini, kuasa BUD mempunyai tugas sebagai berikut :
1. Menganalisa DPA-SKPD yang ada di database.
2. Menganalisa anggaran kas pemerintah khususnya data per SKPD
3. Menyiapkan draft SPD
4. Mendistribusikan SPD kepada para Pengguna Anggaran
ii. PPKD
Dalam kegiatan ini, PPKD mempunyai tugas sebagai berikut :
1. Meneliti draft SPD yang diajukan kuasa BUD.
2. Melakukan otorisasi SPD
iii. Pengguna Anggaran
Dalam kegiatan ini, PA mempunyai tugas sebagai berikut :
1. Memberikan keterangan yang diperlukan oleh kuasa BUD.
2. Mengarsipkan SPD yang diterima.
Universitas Sumatera Utara
13
b. Langkah-Langkah Teknis
Langkah 1:
a. Kuasa BBUD menyiapkan rancangan SPD segera setelah menerima
Rancangan DPA-SKPD dan Anggaran kas SKPD. Kuasa BUD
menyiapkan Rancangan SPD berdasarkan DPA-SKPD dan Anggaran kas
pemerintah Daerah. Rancangan SPD yang telah dibuat diserahkan kepada
PPKD untuk diotorisasi dan ditandatangani oleh PPKD.
b. Rancangan SPD yang dibuat itu akan diberi jumlah penyediaan dana yang
dibutuhkan, baik untuk mengisi Uang Persediaan (UP), Ganti Uang
Persediaan (GU), Tambah Uang Persediaan (TU), dan pembelian barang
dan jasa modal, maupun penggajian dan tunjangan (LS).
c. Setelah PPKD mengotorisasi rancangan SPD, PPKD menyerahkan SPD
kepada Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran.
Langkah 2:
PPKD kemudian melakukan pengesahan dan membuat SPD tersebut rangkap dua:
1) Dokumen pertama diserahkan kepada PA/Kuasa PA yang akan dipakai
sebagai dasar dalam pembuatan SPP.
2) Dokemen kedua dibuat sebagai arsip oleh PPKD.
Keterangan: Untuk flowchart sistem dan prosedur Surat Penyediaan Dana (SPD)
dapat dilihat pada gambar 4.2.
Universitas Sumatera Utara
14
2. Pengajuan Surat Permintaan Pembayaran (SPP)
Berdasarkan SPD atau dokumen lain yang dipersamakan dengan SPD,
bendahara pengeluaran mengajukan Surat Pengantar SPP (Surat Permintaan
Pembayaran) kepada pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran melalui
Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD.
SPP diajukan dengan SPD sebagai dasar jumlah yang diminta untuk
dibayarkan kepada SKPD. SPP memiliki 4 jenis yang terdiri dari :
1. SPP Uang Persediaan (SPP-UP); dipergunakan untuk mengisi uang
persediaan (UP) tiap-tiap SKPD. Pengajuan SPP-UP hanya dilakukan
sekali dalam setahun.
2. SPP Ganti Uang (SPP-GU); yang dipergunakan untuk mengganti UP yang
sudah terpakai. Diajukan ketika UP habis.
3. SPP Tambahan Uang (SPP-TU); yang dipergunakan hanya untuk
memintakan tambahan uang, apabila ada pengeluaran yang sedemikian
rupa sehingga saldo UP tidak akan cukup untuk membiayainya. Akan
tetapi, pembuatan UP ini haruslah didasarkan pada rencana perkiraan
pengeluaran yang matang.
Pengajuan dana TU harus berdasar pada program dan kegiatan tertentu.
Jumlah dana yang dimintakan dalam SPP-TU ini harus
dipertanggungjawabkan tersendiri dan bila tidak habis, harus disetor
kembali.
4. SPP Langsung (SPP-LS); yang dipergunakan untuk pembayaran langsung
pada pihak ketiga dengan jumlah yang telah ditetapkan. SPP-LS dapat
dikelompokkan menjadi :
Universitas Sumatera Utara
15
SPP-LS Gaji dan Tunjangan.
SPP-LS Barang dan Jasa.
SPP-LS Belanja Bunga, Hibah, Bantuan dan Tak Terduga serta
pengeluaran pembiayaan.
SPP-LS Belanja Bunga, Hibah, Bantuan dan Tak Terduga serta
pengeluaran pembiayaan mempunyai perlakuan khusus sebagai belanja
level Pemerintah Daerah yang dikelola oleh bendahara tersendiri.
Mekanisme atas pengeluaran-pengeluaran Belanja Bunga, Hibah,
Bantuan dan Tak Terduga serta pengeluaran pembiayaan dapat
dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran tersendiri yang diatur dengan
Keputusan Kepala Daerah.
a. Pihak Terkait
i. Bendahara Pengeluaran
Dalam kegiatan ini, Bendahara Pengeluaran mempunyai tugas sebagai
berikut:
1. Mempersiapkan dokumen SPP berserta lampiran-lampirannya.
2. Mengajukan SPP kepada PPK-SKPD
ii. PPK-SKPD
Dalam kegiatan ini, PPK-SKPD mempunyai tugas:
1. Menguji kelengkapan dan kebenaran SPP yang diajukan oleh
bendahara Pengeluaran.
Universitas Sumatera Utara
16
iii. PPTK
Dalam kegiatan ini, PPTK mempunyai tugas:
1. Mempersiapkan dokumen-dokumen yang diperlukan dalam proses
pengajuan SPP-LS.
b. Langkah-Langkah Teknis
Langkah 1 (Persiapan Dokumen)
Bendahara Pengeluaran mempersiapkan dokumen-dokumen yang diperlukan
sebagai lampiran dalam pengajuan SPP, selain dokumen SPP sendiri yang
bentuknya disesuaikan dengan setiap jenis dananya (UP, GU, TU atau LS).
1) Untuk SPP-UP
a) Salinan SPD
b) Surat Pengantar Pengajuan SPP-UP
c) Lampiran lain yang diperlukan
2) Untuk SPP-GU
a) Surat Pengesahan SPJ atas pengguna dana SPP-GU sebelumnya.
b) Salinan SPD
c) Surat Pernyataan Pengguna Anggaran
d) Lampiran lain yang diperlukan
3) Untuk SPP-TU
a) Surat Pengesahan SPJ atas pengguna dana SPP-TU sebelumnya
b) Salinan SPD
c) Surat Pernyataan Pengguna Anggaran
d) Surat Keterangan penjelasan keperluan pengisian TU
e) Lampiran lain yang diperlukan
Universitas Sumatera Utara
17
4) Untuk SPP-LS Gaji dan Tunjangan
a) Salinan SPD
b) Surat pernyataan pengguna anggaran
c) Dokumen-dokumen pelengkap daftar gaji yang terdiri atas:
Pembayaran gaji induk
Gaji susulan
Kekurangan gaji
Gaji terusan
Uang duka wafat/tewas yang dilengkapi dengan daftar gaji
induk/gaji susulan/kekurangan gaji/uang duka wafat/tewas
SK CPNS
SK PNS
SK kenaikan pangkat
SK Jabatan
Kenaikan gaji berkala
Surat pernyataan pelantikan
Surat pernyataan masih menduduki jabatan
Surat pernyataan melaksanakan tugas
Daftar keluarga (KP4)
Fotokopi surat nikah
Fotokopi akte kelahiran
Surat Keterangan Pemberhentian Pembayaran (SKPP) gaji
Daftar potongan sewa rumah dinas
Surat keterangan masih sekolah/kuliah
Universitas Sumatera Utara
18
Surat pindah
Surat kematianSSP PPh Pasal 21, dan
Peraturan perundang-undangan mengenai penghasilan
pimpinan dan anggota DPRD serta gaji dan tunjangan kepala
daerah/wakil kepala daerah.
5) Untuk SPP-LS Barang dan Jasa
a) Salinan SPD
b) Surat Pernyataan dari Pengguna Anggaran
c) Dokumen-dokumen terkait kegiatan (disiapkan oleh PPTK) yang
terdiri atas :
(1) Salinan SPD
(2) Salinan surat rekomendasi dari SKPD teknis terkait
(3) SPP diserai faktur pajak (PPN dan PPH) yang telah
ditandatangani wajib pajak dan wajib pungut.
(4) Surat perjanjian kerjasama/kontrak antara pengguna
anggaran/kuasa pengguna anggaran dengan pihak ketiga serta
mencantumkan nomor rekening bank pihak ketiga.
(5) Berita acara penyelesaian pekerjaan.
(6) Berita acara serah terima barang dan jasa.
(7) Berita acara pembayaran.
(8) Kwitansi bermeterai, nota/faktur yang ditandatangani pihak
ketiga dan PPTK serta disetujui oleh pengguna anggaran/kuasa
pengguna anggaran.
Universitas Sumatera Utara
19
(9) Surat jaminan bank atau yang dipersamakaan yang dikeluarkan
oleh bank atau lembaga keuangan non bank.
(10) Dokumen lain yang dipersyaratkan untuk kontrak-kontrak yang
dananya sebagian atau seluruhnya bersumber dari penerusan
pinjaman/hibah luar negeri.
(11) Berita acara pemeriksaan yang ditandatangani oleh pihak
ketiga/rekanan serta unsur panitia pemeriksaan barang berikut
lampiran daftar barang yang diperiksa.
(12) Surat angkutan atau konsumen apabila pengadaan barang
dilaksanakan diluar wilayah kerja.
(13) Surat pemberitahuan potongan denda keterlambatan pekerjaan
dari PPTK apabila pekerjaan mengalami keterlambatan.
(14) Foto/buku/dokumentasi tingkat kemajuan/penyelesaian
pekerjaan.
(15) Potongan jamsostek (potongan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku/surat pemberitahuan jamsostek), dan
(16) Khusus untuk pekerjaan konsultan yang perhitungkan harganya
menggunakan biaya personil (billing rate), berita acara prestasi
kemajuan pekerjaan dilampiri dengan bukti kehadiran dari
tenaga konsultan sesuai pentahapan waktu pekerjaan dan bukti
penyewaan/pembeliaan alat penunjang serta bukti pengeluaran
lainnya berdasarkan rincian dalam surat penawaran.
Universitas Sumatera Utara
20
Langkah 2 (Pembuatan Dokumen SPP)
Dokumen SPP lembar-lembar yang harus disiapkan dan di isi oleh
bendahara Pengeluaran. Masing-masing bagian mempunyai kolom-kolom yang
harus diisi disesuaikan dengan jenis SPP yang diajukan. SPP tersebut kemudian
dibuat rangkap empat dengan distribusi, lembar asli untuk pengguna anggaran
(PPK), salinan 1 untuk kuasa BUD, salinan 2 untuk Bendahara Pengeluaran, dan
salinan 3 untuk arsip.
Langkah 3 (Pengisian Register SPP)
Setelah proses pembuatan dokumen selesai dilakukan, bendahara mencatat
SPP yang diajukan tersebut dalam register yang telah disiapkan.
Keterangan:Untuk flowchart sistem dan prosedur Pengajuan Surat Permintaan
Pembayaran (SPP) dapat dilihat pada gambar 4.3
3. Penerbitan Surat Perintah Membayar (SPM)
Proses Penerbitan SPM adalah tahapan penting dalam penatausahaan
pengeluaran yang merupakan tahap lanjutan dari proses pengajuan SPP. Sebagai
tahap lanjutan, SPM juga dibedakan menjadi 4 (empat) sesuai dengan jenis
SPPnya, yaitu SPM UP,GU, TU, dan LS. Proses ini dimulai dengan pengujian
atas SPM yang diajukan baik dari segi kelengkapan dokumen maupun kebenaran
pengisiannya. Untuk SPM GU, pengujian juga dilakukan atas SPJ yang diajukan
oleh bendahara. Begitu juga untuk SPM TU jika sebelumnya telah pernah
dilakukan.
Universitas Sumatera Utara
21
Secara legal, penerbitan SPM adalah otorisasi Pejabat Pengguna Anggaran
(PPA). Dengan demikian, tanda tangan dokumen SPM dilakukan oleh Pengguna
Anggaran yang bersangkutan sebagai sebuah pernyataan pengguna anggaran di
lingkungan SKPDnya. SPM yang telah ditandatangani kemudian diajukan kepada
Bendahara Umum Daerah (BUD) sebgai otorisasi yang akan melakukan pencairan
dana.
SPM dapat diterbitkan jika :
Pengeluaran yang diminta tidak melebihi pagu anggaran yang tersedia.
Didukung dengan kelengkapan dokumen sesuai peraturan perundangan.
Waktu pelaksanaan penerbitan SPM :
Diterbitkan paling lambat 2 hari sejak SPP diterima.
Apabila ditolak, dikembalikan paling lambat 1 hari sejak diterima SPP.
a. Pihak Terkait
o PPK-SKPD
Dalam kegiatan ini, PPK-SKPD memiliki tugas sebagai berikut :
Menguji SPP beserta kelengkapannya.
Membuat rancangan SPM atas SPP yang telah diuji kelengkapan dan
kebenarannya dan mengajukannya ke Pengguna Anggaran
Menerbitkan Surat Penolakan SPM bila SPP yang diajukan oleh
Bendahara SKPD tidak lengkap.
Membuat register SPM
o Pengguna Anggaran
Dalam kegiatan ini, Pengguna Anggaran memiliki tugas sebagai berikut :
Mengotorisasi dan menerbitkan SPM
Universitas Sumatera Utara
22
Mengotorisasi Surat Penolakan SPM yang diterbitkan PP-SKPD bila
SPP yang diajukan bendahara SKPD tidak lengkap.
b. Langkah-Langkah Tenis
Langkah 1 (Pengujian SPP)
PPK-SKPD meneliti kelengkapan dokumen SPP-UP/GU/TU/LS yang
dilampirkan. Kelengkapan dokumen tersebut mengacu kepada daftar dokumen
yang telah dipersyaratkan dalam Permendagri 13/2006.
Khusus untuk SPP-GU dan SPP-TU, kelengkapan dokumen tersebut
mencakup juga SPJ yang telah disahkan. Pengujian berikutnya adalah melihat
kesesuaian dengan DPA-SKPD yang terkait serta batasan jumlah dalam SPD yang
terkait.. Apabila telah dinyatakan lengkap, maka PPK-SKPD akan membuat
rancangan SPM.
Langkah 2 (Pembuatan SPM)
Apabila telah dinyatakan lengkap, maka PPK-SKPD akan membuat
rancangan SPM. Rancanngan SPM ini dibuat dua rangkap, satu dokumen akan
diregister dalam Register SPM-UP/GU/TU/LS, sementara dokumen aslinya
dikirim kepada pengguna anggaran untuk diotorisasi. Penerbitan SPM paling
lambat 2 hari kerja sejak SPP-UP/GU/TU/LS diterima.
SPM yang telah diotorisasi dikirim kepada kuasa BUD dilengkapi dengan
dokummen-dokumen sebagai berikut :
1) Untuk SPM UP
o Surat pernyataan tanggung jawab pengguna anggaran/kuasa pengguna
anggaran
Universitas Sumatera Utara
23
2) Untuk SPM GU
a) Surat pernyataan tanggung jawab pengguna anggaran/kuasa pengguna
anggaran
b) Surat pengesahan pertanggungjawaban bendahara pengeluaran periode
sebelumnya
c) Ringkasan pengeluaran per rinci objek yang disertai dengan bukti-bukti
pengeluaran yang sah dan lengkap, dan
d) Bukti atas penyetoran PPN/PPh
3) Untuk SPM-TU
Surat pernyataan tanggung jawab pengguna anggaran/kuasa pengguna
anggaran
4) Untuk SPM-LS
Surat pernyataan tanggung jawab pengguna anggaran/kuasa pengguna
anggaran, dan
Bukti pengeluaran yang sah dan lengkap sesuai dengan kelengkapan
persyaratan yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan.
Keterangan: Untuk sistem dan prosedur Pengajuan Surat Permintaan Pembayaran
dapat dilihat pada gambar 4.4
4. Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)
SP2D atau Surat Perintah Pencairan Dana adalah surat yang dipergunakan
untuk mencairkan dana lewat bank ditunjuk setelah SPM diterima oleh BUD.
SP2D adalah spesifik, artinya satu SP2D hanya dibuat untuk satu SPM saja.
Universitas Sumatera Utara
24
SP2D dapat diterbitkan jika:
Pengeluaran yang diminta tidak melebihi pagu anggaran yang tersedia.
Didukung dengan kelengkapan dokumen sesuai peraturan perundangan.
Waktu pelaksanaan penerbitan SP2D :
Diterbitkan paling lambat 2 hari sejak SPM diterima
Apabila ditolak, dikembalikan paling lambat 1 hari sejak diterima SPM
a. Pihak Terkait
o Kuasa BUD
Dalam kegiatan ini, kuasa BUD memiliki tugas sebagai berikut:
Melakukan pengujian atas kebenaran dan kelengkapan SPM
Mencetak SP2D
Mengirimkan SP2D kepada bank
Membuat register SP2D
o Pengguna Anggaran
Dalam kegiatan ini, Pengguna Anggaran memiliki tugas :
Menandatangani SPM
o Bendahara Pengeluaran SKPD
Dalam kegiatan ini, Bendahara Pengeluaran SKPKD memiliki tugas :
Mencatat SP2D pada dokumen penatausahaan yang terdiri atas :
Buku pengeluaran
Buku Pembantu Simpanan
Buku Pembantu Pajak
o Buku Pembantu Panjar
o Buku Rekapitulasi Pengeluaran Per rincian Objek
Universitas Sumatera Utara
25
b. Langkah-langkah Teknis
Langkah 1 (Penelitian SPM)
Kuasa BUD meneliti kelengkapan dokumen SPM-UP/GU/TU/LS yang
dilampirkan. Kelengkapan dokumen tersebut mengacu kepada daftar dokumen
yang telah dipersyaratkan dalam Permendagri 13/2006 dan telah dinyatakan
kembali dalam proses Pembuatan Surat Penyediaan Dana.
Pengujian berikutnya adalah melihat kesesuaian dengan DPA-SKPD yang
terkait serta batasan jumlah dalam SPD yang terkait. Apabila telah dinyatakan
lengkap, maka kuasa BUD akan membuat rancangan SP2D.
Langkah 2 (Pembuatan SP2D)
Apabila Kuasa BUD menganggap bahwa dokumen sudah lengkap, maka
Kuasa BUD menerbitkan SP2D yang terdiri atas empat rangkap:
1. Berkas pertama diberikan kepada bendahara pengeluaran SKPKD
2. Berkas kedua digunakan BUD untuk mencatat SP2D dan nota debet
kedokumen penatausahaan.
3. Berkas ketiga diberikan kepada PPK_SKPD.
4. berkas keempat diberikan kepada Pihak ketiga.
Penerbitan SP2D paling lambat 2 hari kerja SPM-UP/GU/TU/LS diterima.
Keterangan: Untuk flowchart sistem dan prosedur Pengajuan Surat Perintah
Pencairan Dana (SP2D) daapat dilihat pada gambar 4.5
Universitas Sumatera Utara
26
5. Pelaksanaan Belanja Untuk Penggunaan Uang Persediaan (UP)
Pelaksanaan belanja yang dilakukan untuk melakukan suatu kegiatan
wajib di pertanggungjawabkan oleh PPTK secara tepat waktu. Dalam
mempertanggungjawabkan pelaksanaan belanja tersebut. PPTK harus
melampirkan dokumen-dokumen pendukung penggunaan anggaran dalam
pelaksanaan kegiatan yang terkait. Dokumen penggunaan anggaran diberikan
kepada Bendahara Pengeluaran sebagai dasar bagi Bendahara Pengeluaran untuk
membuat Surat Pertanggungjawaban (SPJ).
Bendahara Pengeluaran berdasarkan dokumen yang diberikan oleh PPTK,
mencatat pelaksanaan belanja dalam :
a. Buku kas Umum pengeluaran
b. Buku pembantu pengeluaran per rincian objek
c. Buku pembantu kas tunai
d. Buku pembantu simpanan/bank
e. Buku pembatu panjar
f. Buku pembantu pajak
a. Pihak Terkait
i. Pejabat Pengelola Teknis Kegiatan
Dalam kegiatan ini, Pejabat Pengelola Teknis Kegiatan memiliki tugas
sebagai berikut:
1. Memberikan data-data penggunaan dana untuk melaksanakan suatu
kegiatan.
2. Memberikan data-data sebagai dasar pengeluaran dana untuk
melaksanakan kegiatan.
Universitas Sumatera Utara
27
ii. Bendahara Pengeluaran
Dalam kegiatan ini, Bendahara pengeluaran memiliki tugas sebagai berikut:
1. Menguji kebenaran dan kelengkapan dokumen pertanggungjawaban.
2. Melakukan pencatatan bukti-bukti pembelanjaan dana dari UP/GU/TU,
dan LS pada dokumen Buku Pengeluaran, Buku Pembantu
Simpanan/Bank, Buku Pembantu Pajak, Buku Pembantu Panjar, dan
Buku Pembantu Pengeluaran per objek.
3. Melakukan rekapitulasi pengeluaran dan mencatatnya dalam SPJ yang
akan diserahkan ke Pengguna Anggaran (melalui PPK SKPD) untuk
disahkan.
iii. PPK-SKPD
Dalam kegiatan ini, PPK-SKPD memiliki tugas sebagai berikut:
a) Menguji SPJ pengeluaran beserta kelengkapannya.
b) Meregister SPJ pengeluaran yang disampaikan oleh Bendahara
pengeluaran dalam buku register penerimaan SPJ pengeluaran.
c) Merigister SPJ pengeluaran yanjg telah disahkan oleh Pengguna
Anggaran ke dalam buku register Pengesahan SPJ pengeluaran.
d) Meregister SPJ pengeluaran yang telah ditolak oleh Pengguna
Anggaran ked lam buku register penolakan SPJ pengeluaran.
iv. Pengguna Anggaran
Dalam kegiatan ini, Pengguna Anggaran memiliki tugas :
1. Menyetujui atau menolak SPJ pengeluaran yang diajukan oleh
Bendahara Pengeluaran.
Universitas Sumatera Utara
28
b. Langkah-Langkah Teknis
Langkah 1
Pejabat Pengelola Teknis Kegiatan (PPTK) mengajukan permohonan dana
dengan mengisi Nota Pencairan Dana (NPD) untuk melaksanakan kegiatan
tertentu kepada Pengguuna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran.
Langkah 2
Berdasarkan Nota Pencairan Dana tersebut, Pengguna Anggaran/Kuasa
Pengguna Anggaran memberikan memo persetujuan kepada Bendahara
Pengeluaran/Bendahara Pengeluaran Pembantu untuk mengeluarkan sejumlah
dana yang dimaksud. Bendahara Pengeluaran/Bendahara Pengeluaran Pembantu
mengeluarkan dana sejumlah persetujuan yang diberikan oleh Pengguna
Anggaran/Kuasa pengguna Anggaran kepada PPTK.
Keterangan:Untuk flowchart sistem dan prosedur pelaksanaan belanja untuk
penggunaan Uang Persediaan (UP) dapat dilihat pada gambar 4.6
6. Pembuatan Surat Pertanggungjawaban (SPJ) Pengeluaran
Bendahara pengeluaran secara administratif wajib
mempertanggungjawabkan penggunaan uang persediaan/ ganti uang persediaan/
tambahan uang persediaan kepada kepala SKPD melalui PPK-SKPD paling
lambat tanggal 10 bulan berikutnya.
Dalam mempertanggungjawabkan pengelolaan uang persediaan, dokumen
laporan pertanggungjawaban yang disampaikan mencakup :
o Buku kas umum pengeluaran.
Universitas Sumatera Utara
29
o Ringkasan pengeluaran per rincian objek yang disertai dengan bukti-bukti
pengeluaran yang sah atas pengeluaran dari setiap rincian objek yang
tercantum dalam ringkasan pengeluaran per rincian objek dimaksud.
o Bukti atas penyetoran PPN/PPh ke kas Negara
o Register penutupan kas
Dalam melakukan verifikasi atas laporan pertanggungjawaban yang
disampaikan, PPK-SKPD berkewajiban :
Meneliti kelengkapan dokumen laporan pertanggungjawaban dan keabsahan
bukti-bukti pengeluaran yang dilampirkan.
Menguji kebenaran perhitungan atas pengeluaran per rincian obyek yang
tercantum dalam ringkasan per rincian obyek,
Menghitung pengenaan PPN/PPh atas beban pengeluaran per rincian obyek,
dan
Menguji kebenaran sesuai dengan SPM dan SP2D yang diterbitkan periode
sebelumnya.
Dokumen yang digunakan oleh PPK SKPD dalam menatausahakan
pertanggungjawaban pengeluaran mencakup:
(a) Register perimaan laporan pertanggungjawaban pengeluaran (SPJ)
(b) Register pengesahaan laporan pertanggungjawaban pengeluaran (SPJ)
(c) Surat penolakan laporan pertanggungjawaban pengeluaran (SPJ)
(d) Register penolakan laporan pertanggungjawaban pengeluaran (SPJ)
(e) Register penutupan kas
a. Pihak Terkait
a) Bendahara Pengeluaran
Universitas Sumatera Utara
30
Dalam kegiatan ini, Bendahara Pengeluaraan memiliki tugas sebagai
berikut:
Menguji kebenaran dan kelengkapan dokumen pertanggungjawaban
Melakukan pencatatan bukti-bukti pembelanjaan dana dari UP/GU/TU dan
LS pada dokumen Buku pengeluaran, Buku Pembantu Simpanan/Bank,
Buku Pembantu Pajak, Buku Pembantu Panjar, dan Buku Pengeluaran
per objek.
Melakukan rekapitulasi pengeluaran dan mencatatnya dalam SPJ yang
akan diserahkan ke Pengguna Anggaran (melalui PPK-SKPD) untuk
disahkan.
b) PPK-SKPD
Dalam kegiatan ini, PPK-SKPD memiliki tugas sebagai berikut :
a) Menguji SPJ pengeluaran beserta kelengkapannya.
b) Meregister SPJ pengeluaran yang disampaikan oleh Bendahara
pengeluaran dalam buku register penerimaan SPJ pengeluaran.
c) Meregister SPJ pengeluaran yang telah disahkan oleh Pengguna
Anggaran ke dalam buku register pengesahan SPJ pengeluaran.
d) Meregister SPJ pengeluaran yang telah ditolak oleh Pengguna
Anggaran ke dalam buku register penolakan SPJ pengeluaran.
c) Pengguna Anggaran
Dalam kegiatan ini, Pengguna Anggaran memiliki tugas :
a) Menyetujui atau menolak SPJ pengeluaran yang diajukan oleh Bendahara
Pengeluaran.
Universitas Sumatera Utara
31
b. Langkah-Langkah Teknis
Langkah 1
Dalam proses pelaksanaan belanja, dokumen-dokumen yang diberikan
oleh PPTK dicatat oleh bendahara dalam buku-buku sebagai berikut :
1) Buku kas umum pengeluaran
2) Buku pembantu pengeluaran per rinci obyek
3) Buku pembantu kas tunai
4) Buku pembantu simpanan/bank
5) Buku pembantu panjar
6) Buku pembantu pajak
Berdasarkan enam dokumen tersebut, ditambah dengan SPJ pengeluaran
pembantu yang dibuat oleh Bendahara Pengeluaran Pembantu, Bendahara
pengeluaran membuat SPJ pengeluaran. SPJ pengeluaran tersebut dibuat rangkap
empat, satu untuk arsip, satu untuk BUD dan dua untuk diverifikasi PPK-SKPD.
Apabila disetujui, maka PPK-SKPD menyampaikan satu kopi SPJ
pengeluaran kepada kepala SKPD paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya, dan
satu kopi SPJ lainnya dicatat pada register Penerimaan SPJ Pengeluaran.
Apabila ditolak, maka PPK-SKPD mengambilkan satu kopi SPJ
Pengeluaran kepada bendahara pengeluaran untuk diperiksa ulang, sementara satu
kopi lainnya dan dicatat pada register Penolakan SPJ Pengeluaran.
Kepala SKPD mengesahkan SPJ Pengeluaran. Surat Pengesahan SPJ
dibuat dua rangkap, satu diregister dalam arsip, sementara yang satu lagi
diserahkan kepada Bendahara Pengeluaran untukk dijadikan dasar atas pengajuan
SPP.
Universitas Sumatera Utara
32
Keterangan:Untuk sistem dan prosedur Pembuatan Surat PertanggungJawaban
(SPJ) Pengeluaran dapat dilihat pada gambar 4.7
7. Pembuatan Surat Pertanggungjawaban (SPJ) Pengeluaran Pembantu
Bendahara pengeluaran pembantu wajib menyelenggarakan penatausahaan
terhadap seluruh pengeluaran yang menjadi tanggung jawabnya. Bendahara
pengeluaran pembantu wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban
pengeluaran kepada bendahara pengeluaran paling lambat tanggal 5 bulan
berikutnya.
Bendahara pengeluaran pembantu dapat ditunjuk berdasarkan
pertimbangan tingkatan daerah, besaran SKPD, besaran jumlah uang yang
dikelola, beban kerja, lokasi, kompetensi dan/atau rentang kkendali dan
pertimbangan objektif lainnya.
Dalam proses penatausahaan, buku pengeluaran pembantu mencatat
transaksi-transaksi dalam buku :
Buku Kas Umum Pengeluaran
Buku Pajak PPN/PPh
Buku Pembantu Panjar
Surat Pertanggungjawaban (SPJ) diserahkan dengan dilampiri oleh :
a. Buku Kas Pengeluaran
b. Buku Pajak PPN/PPh
c. Bukti-bukti lain yang sah.
Universitas Sumatera Utara
33
a. Pihak Terkait
1) Bendahara Pengeluaran Pembantu
Dalam kegiatan ini, Bendahara Pengeluaran Pembantu memiliki tugas
sebagai berikut :
a) Menguji kebenaran dan kelengkapan dokumen pertanggungjawaban.
b) Melakukan pencatatan bukti-bukti pembelanjaan dana pada dokumen
Buku Kas Pengeluaran Pembantu, Buku Pajak PPN/PPh Pembantu,
Buku Panjar Pembantu.
c) Melakukan rekapitulasi pengeluaran dan mencatatnya dalam SPJ
Pengeluaran Pembantu yang akan diserahkan ke Bendahara Pengeluaran.
2) Bendahara Pengeluaran
Dalam kegiatan ini, Bendahara Pengeluaran memiliki tugas sebagai berikut :
a) Melakukan verifikasi, evaluasi dan analisis SPJ Pengeluaran Pembantu.
b) Memberikan persetujuan terhadap SPJ Pengeluaran Pembantu, maka SPJ
Pengeluaran pembentu harus disertakan Bendahara Pengeluaran dalam
membuat SPJ pengeluaran.
b. Langkah-Langkah Teknis
Langkah 1
Bendahara pengeluaran pembantu melakukan pencatatan bukti-bukti
pembelanjaan dana dari UP, GU dan TU, kemudian bukti pembelanjaan tersebut
diarsipkan.
Dari proses pencatatan ini. Bendahara pengeluaran pembantu hanya akan
mencatat pengeluaran atas pembelajaan dana tersebut pada dokumen-dokumen
sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
34
1) Buku Kas Pengeluaran Pembantu
2) Buku Pajak PPN/PPh Pembantu
3) Buku Panjar Pembantu
Ketiga dokumen ini dibuat arsip oleh Bendahara Pengeluaran Pembantu.
Bendahara Pengeluaran Pembantu membuat SPJ-Belanja berdasarkan data
dari 3 (tiga) dokumen dalam SPJ Pengeluaran Pembantu. Kemudian dirangkum
menjadi SPJ-Belanja yang akan diserahkan kepada Bendahara Pengeluaran paling
lambat 5 bulan berikutnya.
Langkah 2
Bendahara Pengeluaran melakukan verifikasi, evaluasi dan analisis SPJ
Pengeluaran Pembantu. Dalam hal SPJ Pengeluaran Pembantu tersebut ditolak,
maka Bendahara Pengeluaran mengembalikannya kepada Bendahara Pengeluaran
Pembantu untuk dibahas kembali. Setelah Bendahara Pengeluaran memberikan
persetujuan terhadap SPJ Pengeluaran Pembantu, maka SPJ pengeluaran
pembantu harus disertakan Bendahara Pengeluaran dalam membuat SPJ
pengeluaran.
Keterangan: Untuk sistem dan prosedur Pembuatan Surat PertanggungJaaawaban
(SPJ) Pengeluaran Pembantu dapat dilihat pada gambaaaar 4.8
E. Faktor Pendukung Dalam Pelaksanaan Sistem dan Prosedur Penatausahaan Pengelolaan Keuangan Daerah
1. Sumber Daya Manusia
Dalam pelaksanaan sistem dan prosedur penatausahaan pengelolaan
keuangan daerah dibutuhkan tenaga Sumber Daya Manusia atau pegawai untuk
menjalankan perangkat pendukung yang digunakan dalam sistem dan prosedur
Universitas Sumatera Utara
35
penatausahaan pengelolaan keuangan daerah tersebut. Sehubungan dengan
aplikasi Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah yang merupakan program
tersendiri, maka dibutuhkan pegawai yang mengerti dengan baik dan dapat
menjalankan secara benar program aplikasi tersebut.
Karena sistem aplikasi tersebut merupakan sistem yang baru, maka
pemerintah daerah mempersiapkan pegawai melalui program pelatihan. Modul
pelatihan di susun oleh Badan Akuntansi Keuangan Negara Departemen
Keuangan RI dan setiap propinsi telah ada Tim Aplikasi Sistem Akuntasi
PemerintahDaerah. Pelatihan diberikan kepada pegawai yang bekerja khusus
dalam pelaksanaan sistem dan prosedur penatausahaan pengelolaan keuangan
daerah.
Jumlah pegawai yang disyaratkan mengikuti pelatihan paling sedikit
sesuai dengan jumlah komputer dengan aplikasi Sistem Akuntansi Pemerintah
Daerah di daerah yang bersangkutan. Kemampuan pegawai untuk dapat
memahami program aplikasi tersebut dan dapat menjalankannya dengan benar
tergantung kepada kualitas pegawai yang bersangkutan. Seorang pegawai akan
lebih mudah dan cepat mengerti program aplikasi tersebut jika sudah mengerti
dasar-dasar pengoperasian komputer atau telah mahir menggunakan berbagai
aplikasi dalam komputer, khususnya program Office.
2. Perangkat Pendukung
Didalam pelaksanaan sistem dan prosedur penatausahaan pengelolaan
keuangan daerah membutuhkan perangkat pendukung yang mampu bekerja dan
digunakan dengan optimal sehingga penyusunan laporan dapat dilakukan dengan
baik. Perangkat pendukung utama yang dibutuhkan dalam sistem dan prosedur
Universitas Sumatera Utara
36
penatausahaan pengelolaan keuangan daerah terdiri dari perangkat pendukung
teknis dan perangkat pendukung akuntansi.
Perangkat pendukung teknis merupakan unit komputer yang mampu
melaksanakan perhitungan-perhitungan dengan cepat dan akurat. Hardware yang
digunakan untuk processor yang unggul saat ini, seperti Pentium IV dengan
kapasitas yang sesuai dengan kebutuhan dan kecepatan yang optimal. Software
yang digunakan adalah aplikasi khusus yang dinamakan program Sistem
Akuntansi Pemerintah Daerah yaitu, suatu aplikasi yang digunakan untuk
mencatat transaksi-transaksi keuangan pemerintah daerah dan selanjutnya secara
otomatis mempersiapkan laporan keuangan ketika laporan tersebut dibutuhkan.
Pemerintah daerah dalam menyusun Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah
mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintahan.
Selain perangkat pendukung teknisi dibutuhkan juga perangkat pendukung
akuntansi berupa laporan keuangan. Laporan Keuangan Daerah dalam aplikasi
Sistem Akuntansi Pemerintahan Daerah dibagi menjadi 11 kategori (Pernyataan
Standar 11). Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 antara lain:
1. Penyajian Laporan Keuangan 2. Laporan Realisasi Anggaran 3. Laporan Arus Kas 4. Catatan Atas Laporan Keuangan 5. Pesediaan 6. Investasi Jangka Panjang 7. Aset Tetap 8. Kewajiban 9. Konstruksi
10. Koreksi Kesalahan, dan 11. Laporan Konsolidasian.
Universitas Sumatera Utara
37
F. Kerangka Konseptual
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah serta uraian diatas,
maka dapat digambarkan model kerangka konseptual sebagai berikut:
Catatan: Ada Peraturan baru yang dikeluarkan oleh Pemerintah tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah yaitu PP No.58 Tahun 2007
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005
Permemdagri Nomor 13 Tahun 2006
Sumber Daya Manusia
Sistem dan Prosedur Penatausahaan Pengelolaan
Keuangan Daerah Perangkat Pendukung
Pengaturan yang Komprehensif
Universitas Sumatera Utara