26
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tumbuh Kembang 1. Balita Usia balita merupakan periode paling kritis dalam kehidupan manusia, karena secara fisik terjadi perkembangan tubuh dan keterampilan motorik yang sangat nyata. Masa ini sangat penting karena terjadi pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya (Soetjiningsih, 1995). Menurut Hidayat (2004), peristiwa yang dialami dalam pertumbuhan dan perkembangan anak adalah masa percepatan dan perlambatan. Peristiwa pertumbuhan pada anak dapat terjadi perubahan tentang besar, jumlah, ukuran dalam tingkat sel, organ, maupun individu, sedangkan peristiwa perkembangan pada anak dapat terjadi pada perubahan bentuk dan fungsi pematangan organ mulai dari aspek sosial, emosional, dan intelektual. Pertumbuhan dan perkembangan otak tidak bisa diperbaiki bila terjadi kekurangan gizi pada masa balita. Oleh karena itu masa balita sering disebut sebagai ”masa emas”. Bila pada masa ini mengalami kekurangan gizi dapat menyebabkan pertumbuhan fisik dan intelektual terganggu (Wiryo, 2002). Pada masa balita perkembangan sistem saraf tumbuh dengan cepat. Sel-sel otak tumbuh dan matang secara kimiawi Hubungan Antara Keluarga..., Unik Riyantika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tumbuh Kembangrepository.ump.ac.id/3869/4/Unik Riyanti BAB II.pdf · misalnya perkembangan sistem neuromuskuler, kemampuan bicara, emosi ... kepala, asfiksia

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tumbuh Kembangrepository.ump.ac.id/3869/4/Unik Riyanti BAB II.pdf · misalnya perkembangan sistem neuromuskuler, kemampuan bicara, emosi ... kepala, asfiksia

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tumbuh Kembang

1. Balita

Usia balita merupakan periode paling kritis dalam kehidupan

manusia, karena secara fisik terjadi perkembangan tubuh dan

keterampilan motorik yang sangat nyata. Masa ini sangat penting karena

terjadi pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan

perkembangan anak selanjutnya (Soetjiningsih, 1995). Menurut Hidayat

(2004), peristiwa yang dialami dalam pertumbuhan dan perkembangan

anak adalah masa percepatan dan perlambatan. Peristiwa pertumbuhan

pada anak dapat terjadi perubahan tentang besar, jumlah, ukuran dalam

tingkat sel, organ, maupun individu, sedangkan peristiwa perkembangan

pada anak dapat terjadi pada perubahan bentuk dan fungsi pematangan

organ mulai dari aspek sosial, emosional, dan intelektual.

Pertumbuhan dan perkembangan otak tidak bisa diperbaiki bila

terjadi kekurangan gizi pada masa balita. Oleh karena itu masa balita

sering disebut sebagai ”masa emas”. Bila pada masa ini mengalami

kekurangan gizi dapat menyebabkan pertumbuhan fisik dan intelektual

terganggu (Wiryo, 2002). Pada masa balita perkembangan sistem saraf

tumbuh dengan cepat. Sel-sel otak tumbuh dan matang secara kimiawi

Hubungan Antara Keluarga..., Unik Riyantika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tumbuh Kembangrepository.ump.ac.id/3869/4/Unik Riyanti BAB II.pdf · misalnya perkembangan sistem neuromuskuler, kemampuan bicara, emosi ... kepala, asfiksia

menjadi lebih aktif. Oleh karena itu perlu diperhatikan segala aspek yang

berkaitan dengan proses tumbuh kembangnya.

Menurut Thoha (2004), salah satu aspek yang penting dalam masa

tumbuh kembang anak adalah aspek gizi. Lebih lanjut Hidayat (2004)

menyebutkan bahwa manfaat gizi dalam tubuh adalah dapat membantu

proses pertumbuhan dan perkembangan anak, serta mencegah berbagai

penyakit akibat kekurangan gizi dalam tubuh seperti kekurangan energi

dan protein, anemia, defisiensi yodium, defisiensi seng (Zn), defisiensi

vitamin A, serta defisiensi zat gizi lainnya yang dapat mempengaruhi

tumbuh kembang anak.

Pertumbuhan balita sangat dipengaruhi oleh kualitas makanan yang

dikonsumsi sehari-hari, sementara kualitas makanannya sangat tergantung

pada pola asuh makan anak yang diterapkan dalam keluarga (Khomsan,

1999). Oleh karena itu anggota keluarga khususnya orang tua memiliki

peran penting dalam pengasuhan anak, karena seorang anak balita

memiliki ketergantungan secara fisik maupun emosional kepada orang tua

2. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan

Anak memiliki suatu ciri yang khas yaitu selalu tumbuh dan

berkembang sejak konsepsi sampai berakhirnya masa remaja. Hal ini yang

membedakan anak dengan dewasa. Anak menunjukan ciri-ciri

pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan usianya.

Hubungan Antara Keluarga..., Unik Riyantika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tumbuh Kembangrepository.ump.ac.id/3869/4/Unik Riyanti BAB II.pdf · misalnya perkembangan sistem neuromuskuler, kemampuan bicara, emosi ... kepala, asfiksia

Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta

jaringan intra seluler berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh

sebagian atau keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang

dan berat. Pertumbuhan terjadi secara simultan dengan perkembangan.

Berbeda dengan pertumbuhan, perkembangan merupakan hasil interaksi

kematangan susunan saraf pusat dengan organ yang dipengaruhinya,

misalnya perkembangan sistem neuromuskuler, kemampuan bicara, emosi

dan sosialisasi. Kesemua fungsi tersebut berperan penting dalam

kehidupan manusia yang utuh (Depkes, 2007).

3. Ciri-ciri dan prinsip-prinsip tumbuh kembang anak

Proses tumbuh kembang anak yang mempunyai beberapa ciri-ciri yang

saling berkaitan. Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut :

a. Perkembangan menimbulkan perubahan

Perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan. Setiap

pertumbuhan disertai dengan perubahan fungsi. Misalnya

perkembangan intelegensia pada seorang anak akan menyertai

pertumbuhan otak dan serabut saraf. Pertumbuhan dan perkembangan

pada tahap awal menentukan perkembangan selanjutnya. Setiap anak

tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum melewati

tahapan sebelumnya.

Hubungan Antara Keluarga..., Unik Riyantika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tumbuh Kembangrepository.ump.ac.id/3869/4/Unik Riyanti BAB II.pdf · misalnya perkembangan sistem neuromuskuler, kemampuan bicara, emosi ... kepala, asfiksia

b. Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang

berbeda.

Seperti pertumbuhan, perkembangan mempunyai kecepatan

yang berbeda-beda, baik dalam pertumbuhan fisik maupun

perkembangan fungsi organ dan perkembangan pada masing-masing

individu.

c. Perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan

Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat, perkembangan pun

demikian terjadi peningkatan mental, memori, daya nalar, asosiasi

dan lain-lain. Anak sehat bertambah umur, bertambah berat dan tinggi

badannya serta bertambah kepandaiannya.

d. Perkembangan mempunyai pola yang tetap.

Perkembangan fungsi organ tubuh terjadi menurut dua hukum yang

tetap, yaitu :

(1) Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah kepala, kemudian

menuju kearah anggota tubuh.

(2) Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah proksimal (gerak

kasar) lalu berkembang ke bagian distal seperti jari-jari yang

mempunyai kemampuan gerak halus (Depkes, 2007).

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak :

Pada umumnya anak memiliki pola pertumbuhan dan

perkembangan normal yang merupakan hasil interaksi banyak faktor yang

Hubungan Antara Keluarga..., Unik Riyantika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tumbuh Kembangrepository.ump.ac.id/3869/4/Unik Riyanti BAB II.pdf · misalnya perkembangan sistem neuromuskuler, kemampuan bicara, emosi ... kepala, asfiksia

mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Adapun faktor-

faktor tersebut antara lain :

a. Faktor dalam (internal) yang berpengaruh pada tumbuh kembang

anak.

(1) Ras/etnik atau bangsa

(2) Keluarga

(3) Umur

(4) Jenis kelamin

(5) Genetik

(6) Kelainan kromosom.

b. Faktor luar (eksternal)

(1) Faktor Prenatal

(2) Gizi

(3) Mekanis

(4) Toksin/zat kimia

(5) Endokrin

(6) Radiasi

(7) Infeksi

(8) Kelainan imunologi

(9) Anoreksia embrio

(10) Psikologi Ibu

Hubungan Antara Keluarga..., Unik Riyantika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tumbuh Kembangrepository.ump.ac.id/3869/4/Unik Riyanti BAB II.pdf · misalnya perkembangan sistem neuromuskuler, kemampuan bicara, emosi ... kepala, asfiksia

(a) Faktor persalinan

Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma

kepala, asfiksia dapat menyebabkan kerusakan jaringan otak.

(b) Faktor pasca bersalin

Gizi, penyakit kronis/kelainan congenital, lingkungan

fisis dan kimia, psikologis, endokrin, sosio-ekonomi,

lingkungan pengasuhan, Stimulasi, dan obat-obatan (Depkes,

2007).

5. Pemantauan pertumbuhan :

Penilaian pertumbuhan anak dilakukan dengan penilaian status

gizi. Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat dari konsumsi

makanan dan penggunaanzat-zat gizi (Almatsier, 2001). Salah satu cara

mengetahui status gizi adalah dengan pengukuran antropometri (ukuran

tubuh). Ditinjau dari sudut pandang gizi, maka antropometri gizi

berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dari

berbagai tingkat umur dan tingkat gizi (Supariasa, 2002).

Penilaian status gizi dengan cara antropometri (ukuran tubuh)

mempunyai beberapa parameter diantaranya:

a. Berat Badan (BB)

BB mencerminkan jumlah protein, lemak, air, dan massa

mineral tulang. Untuk menilai status gizi biasanya BB dihubungkan

dengan pengukuran lain, seperti umur dan tinggi badan (Hartriyanti

dan Triyanti, 2007). Jika seorang anak diukur BB secara periodik,

Hubungan Antara Keluarga..., Unik Riyantika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tumbuh Kembangrepository.ump.ac.id/3869/4/Unik Riyanti BAB II.pdf · misalnya perkembangan sistem neuromuskuler, kemampuan bicara, emosi ... kepala, asfiksia

misalnya setiap tiga bulan sekali, maka diperoleh suatu gambaran

atau pola pertumbuhan anak tersebut (Santoso dan Ranti, 1999).

b. Tinggi Badan (TB)

Penilaian status gizi pada umunya hanya mengukur total tinggi

(atau panjang) yang diukur secara rutin. TB yang dihubungkan

dengan umur dapat digunakan sebagai indikator status gizi masa lalu

(Hartriyanti dan Triyanti, 2007).

c. Panjang Badan (PB)

Dilakukan pada balita yang berumur kurang dari dua tahun

atau kurang dari tiga tahun yang sukar untuk berdiri pada waktu

pengumpulan data TB (Hartriyanti dan Triyanti, 2007).

d. Lingkar Kepala

Pengukuran lingkar kepala biasa digunakan pada kedokteran

anak yang digunakan untuk mendeteksi kelainan seperti

hydrocephalus (ukuran kepala besar) atau microcephaly (ukuran

kepala kecil). Untuk melihat pertumbuhan kepala balita dapat

digunakan grafik Nellhaus (Hartriyanti dan Triyanti, 2007).

e. Lingkar Dada

Pertumbuhan lingkar dada pesat sampai anak berumur 3 tahun

sehingga biasa digunakan pada anak berusia 2 – 3 tahun (Hartriyanti

dan Triyanti, 2007).

f. Lingkar Lengan Atas (LILA)

Hubungan Antara Keluarga..., Unik Riyantika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tumbuh Kembangrepository.ump.ac.id/3869/4/Unik Riyanti BAB II.pdf · misalnya perkembangan sistem neuromuskuler, kemampuan bicara, emosi ... kepala, asfiksia

Biasa digunakan pada anak balita serta wanita usia subur.

Pengukuran LILA dipilih karena pengukuran relatif mudah, cepat,

harga alat murah, tidak memerlukan data umur untuk balita yang

kadang kala susah mendapatkan data umur yang tepat (Hartriyanti

dan Triyanti, 2007).

g. Umur

Faktor umur sangat penting dalam penentuan status gizi.

Kesalahan penentuan umur akan menyebabkan interpretasi status gizi

menjadi salah. Hasil pengukuran TB dan BB yang akurat, menjadi

tidak berarti bila tidak disertai dengan penentuan umur yang tepat

(Supariasa et al. 2001).

1. Indeks Antropometri

a. Berat badan menurut umur (BB/U)

Berat badan adalah salah satu parameter yang

memberikan gambaran massa tubuh. Massa tubuh sangat

sensitif terhadap perubahan-perubahan yang mendadak,

misalnya karena terserang penyakit infeksi, menurunnya

nafsu makan atau menurunnya jumlah makanan yang

dikonsumsi. Dalam keadaan normal, dimana keadaan

kesehatan baik dan keseimbangan antara konsumsi dan

kebutuhan zat gizi terjamin, maka berat badan berkembang

mengikuti pertambahan umur. Sebaliknya dalam keadaan

abnormal, terdapat 2 kemungkinan perkembangan berat

Hubungan Antara Keluarga..., Unik Riyantika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tumbuh Kembangrepository.ump.ac.id/3869/4/Unik Riyanti BAB II.pdf · misalnya perkembangan sistem neuromuskuler, kemampuan bicara, emosi ... kepala, asfiksia

badan yaitu dapat berkembang cepat atau lebih lambat dari

keadaan normal (Supariasa et al. 2001).

Berdasarkan karakteristik berat badan ini, maka

indeks berat badan menurut umur digunakan sebagai salah

satu cara pengukuran status gizi. Mengingat karakteristik

berat badan yang labil, maka indeks BB/U lebih

menggambarkan status gizi seseorang saat ini (Supariasa et

al. 2001).

b. Tinggi badan menurut umur (TB/U)

Tinggi badan merupakan antropometri yang

menggambarkan keadaan pertumbuhan skeletal. Pada

keadaan normal, tinggi badan tumbuh seiring dengan

pertambahan umur. Pertumbuhan tinggi badan tidak seperti

berat badan, relatif kurang sensitif terhadap masalah

kekurangan gizi dalam waktu pendek. Pengaruh defisiensi

zat gizi terhadap tinggi badan akan nampak dalam waktu

yang relatif lama (Supariasa et al. 2001).

c. Berat badan menurut tinggi badan (BB/TB)

Berat badan memiliki hubungan yang linier dengan

tinggi badan. Dalam keadaan normal, perkembangan berat

badan akan searah dengan pertumbuhan berat badan dengan

kecepatan tertentu. Indeks BB/TB merupakan indikator yang

baik untuk menilai status gizi saat ini (Supariasa et al. 2001).

Hubungan Antara Keluarga..., Unik Riyantika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tumbuh Kembangrepository.ump.ac.id/3869/4/Unik Riyanti BAB II.pdf · misalnya perkembangan sistem neuromuskuler, kemampuan bicara, emosi ... kepala, asfiksia

d. Lingkar Lengan Atas terhadap Umur (LILA/U)

Indeks antropometri ini dapat mengidentifikasikan

KEP (kekurangan energi dan protein) pada balita, tidak

memerlukan data umur yang kadang sulit, dapat digunakan

pada saat darurat, membutuhkan alat ukur yang murah dan

pengukuran cepat (Hartriyanti dan Triyanti, 2007).

Dari berbagai jenis-jenis indeks tersebut, untuk

menginterpretasikannya dibutuhkan ambang batas, penentuan

ambang batas diperlukan kesepakatan para Ahli Gizi. Ambang

batas dapat disajikan kedalam 3 cara yaitu, standar deviasi unit.

Standar deviasi unit disebut juga Z-skor. WHO

menyarankan menggunakan cara ini untuk meneliti dan untuk

memantau pertumbuhan (Supariasa et al. 2001).

Rumus perhitungan Z – Skor :

Z - Skor = Nilai individu−Nilai median baku rujukan

Nilai simpan baku rujukan

Tabel 2.1. Klasifikasi Status Gizi Menggunakan Z – Skor

Status Gizi Indeks BB/U, TB/U, BB/TB Gizi lebih ≥ + 2 SD Gizi Baik ≥ - 2 SD dan < + 2 SD Gizi Kurang ≥ - 3 SD dan < - 2 SD Gizi Buruk < - 3 SD

Sumber : Soekirman, 1999/2000 dalam Munawaroh, 2006.

Hubungan Antara Keluarga..., Unik Riyantika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tumbuh Kembangrepository.ump.ac.id/3869/4/Unik Riyanti BAB II.pdf · misalnya perkembangan sistem neuromuskuler, kemampuan bicara, emosi ... kepala, asfiksia

Pengukuran antropometri yang digunakan menurut WHO-NCHS

(Indrawani, 2007):

a) BB/U:

Gizi lebih > 2.0 SD baku WHO-NCHS

Gizi baik -2.0 SD s.d. +2.0 SD

Gizi kurang <-2.0 SD

Gizi buruk <-3.0 SD

b) TB/U:

Normal > -2.0 SD baku WHO-NCHS

Pendek (Stunted) < -2.0 SD

c) BB/TB:

Gemuk >2.0 SD baku WHO-NCHS

Normal -2.0 SD s.d. +2.0 SD

Kurus/Wasted <-2.0 SD

Sangat kurus < 3.0 SD

6. Pemantauan perkembangan:

Frankenburg (2001) mengemukakan 4 parameter perkembangan yang

dipakai dalam menilai perkembangan yaitu :

a) Kepribadian/tingkah laku (Personal social)

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, besosialisasi

dan berinteraksi dengan lingkungannya.

Hubungan Antara Keluarga..., Unik Riyantika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tumbuh Kembangrepository.ump.ac.id/3869/4/Unik Riyanti BAB II.pdf · misalnya perkembangan sistem neuromuskuler, kemampuan bicara, emosi ... kepala, asfiksia

b) Gerakan motorik halus (Fine motor adaptive)

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati

sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian tubuh tertentu

saja dan dilakukan otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang

cermat, misalnya kemampuan untuk menggambar dan memegang

benda.

c) Bahasa (Language).

Kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, mengikuti

perintah dan berbicara spontan.

d) Perkembangan motorik kasar (Grows motor).

Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh

( Soetjiningsih, 1995).

7. Pemeriksaan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)

Skrining/ pemeriksaan perkembangan anak adalah cara yang di

lakukan untuk mengetahui perkembangan anak normal atau ada

penyimpangan. Pemeriksaan dapat dilakukan di semua tingkat pelayanan.

Pemantauan perkembangan juga dapat dilakukan oleh orang tua atau

pengasuh dengan cara mengamati kemampuan setiap anak dibandingkan

dengan daftar kemampuan yang seharusnya dapat dilakukan oleh anak

pada umur tersebut (Soetjatmiko, 2005).

Tata cara pelaksanaan pemeriksaan perkembangan adalah sebagai berikut:

a. Alat yang digunakan

- Formulir KPSP

Hubungan Antara Keluarga..., Unik Riyantika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tumbuh Kembangrepository.ump.ac.id/3869/4/Unik Riyanti BAB II.pdf · misalnya perkembangan sistem neuromuskuler, kemampuan bicara, emosi ... kepala, asfiksia

- Alat bantu pemeriksaan berupa: pensil, kertas, bola kecil,

kerincingan, kubus berukuran sisi 2,5 cm, kismis, kacang tanah,

potongan biskuit.

b. Cara pemeriksaan

- Tentukan umur anak

- Pilih KPSP yang sesuai dengan umur anak dan lakukan

pemeriksaan

- Jelaskan kepada ibu/pengasuh agar tidak ragu untuk menjawab

- Tanyakan pertanyaan secara berurutan.

- Ajukan pertanyaan berikut setelah ibu/pengasuh menjawab

pertanyaan sebelumnya.

- Teliti kembali apakah semua pertanyaan sudah dijawab.

c. Interpretasi hasil KPSP:

Hitung jumlah jawaban ya

- Jumlah jawaban ya 9 atau 10 : perkembangan anak sesuai dengan

tahap perkembangannya (S)

- Jumlah jawaban ya 7 atau 8 : perkembangan anak meragukan

(M)

- Jumlah jawaban ya 6 atau kurang : ada penyimpangan (P)

(Rusmil, 2006).

Hubungan Antara Keluarga..., Unik Riyantika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tumbuh Kembangrepository.ump.ac.id/3869/4/Unik Riyanti BAB II.pdf · misalnya perkembangan sistem neuromuskuler, kemampuan bicara, emosi ... kepala, asfiksia

B. Karakteristik Keluarga

1. Pengertian keluarga

Keluarga sebagai kelompok inti dari masyarakat merupakan

lingkungan alami hasil pertumbuhan dan perkembangan anak, perlu terus

diberdayakan sehingga menjadi lingkungan yang kondusif bagi tumbuh

kembang anak. Orang tualah yang paling bertanggung jawab untuk

melakukan tugas ini (Depdiknas 2003 diacu dalam Afriyenti 2002).

2. Umur

Orang tua muda terutama ibu, cenderung kurang memiliki

pengetahuan dan pengalaman dalam mengasuh anak sehingga umumnya

mereka mengasuh dan merawat anak didasarkan pada pengalaman orang

tua terdahulu. Selain itu, faktor usia muda juga cenderung menjadikan

seorang ibu akan lebih memperhatikan kepentingannya sendiri daripada

kepentingan anaknya sehingga kuantitas dan kualitas pengasuhan kurang

terpenuhi. Sebaliknya, ibu yang lebih berumur cenderung akan menerima

perannya dengan sepenuh hati (Hurlock, 1998).

3. Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam proses

tumbuh kembang anak. Ibu yang memiliki tingkat pendidikan tinggi akan

lebih mudah menerima pesan dan informasi gizi dan kesehatan anak

(Rahmawati, 2006). Orang tua yang memiliki pengetahuan dan pendidikan

tinggi akan lebih mengerti tentang pemilihan pengolahan pangan serta cara

Hubungan Antara Keluarga..., Unik Riyantika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tumbuh Kembangrepository.ump.ac.id/3869/4/Unik Riyanti BAB II.pdf · misalnya perkembangan sistem neuromuskuler, kemampuan bicara, emosi ... kepala, asfiksia

pemberian makan yang sehat dan bergizi untuk anaknya (Soetjiningsih,

1995).

Pendidikan ibu merupakan salah satu faktor penentu mortalitas

bayi dan anak karena tingkat pendidikan ibu berpengaruh terhadap tingkat

pemahamannya terhadap perawatan kesehatan, higiene, dan kesadarannya

terhadap kesehatan anak dan keluarga (Madanijah 2003 yang diacu dalam

Afriyenti 2002).

4. Pekerjaan

Pada masyarakat tradisional biasanya ibu tidak bekerja di luar

rumah melainkan hanya sebagai ibu rumah tangga (Rahmawati, 2006).

Menurut Satoto (1990) yang diacu dalam Afriyenti (2002), seorang ibu

yang tidak bekerja di luar rumah akan memiliki waktu lebih banyak dalam

mengasuh serta merawat anak dibandingkan ibu yang bekerja di luar

rumah. Pekerjaan memiliki hubungan dengan pendidikan dan pendapatan

serta berperan penting dalam kehidupan sosial ekonomi dan memiliki

keterkaitan dengan faktor lain seperti kesehatan (Sukarni, 1994).

C. Keluarga sadar gizi

1. Pengertian Keluarga Sadar Gizi

Keluarga sadar gizi adalah keluarga yang berperilaku gizi

seimbang, yang mengerti dan memahami pentingnya fungsi serta manfaat

gizi (Depkes, 2004). Keluarga sadar gizi (kadarzi) adalah suatu keluarga

Hubungan Antara Keluarga..., Unik Riyantika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tumbuh Kembangrepository.ump.ac.id/3869/4/Unik Riyanti BAB II.pdf · misalnya perkembangan sistem neuromuskuler, kemampuan bicara, emosi ... kepala, asfiksia

yang mampu mengenal, mencegah dan mengatasi masalah gizi setiap

anggota keluarganya (Suparmanto, 2006)

2. Perilaku kadarzi

Suatu keluarga disebut kadarzi apabila telah berperilaku gizi yang

baik yang dirincikan dengan indikator :

a. Menimbang berat badan secara teratur.

Perubahan berat badan menggambarkan perubahan konsumsi

makanan atau gangguan kesehatan. Pemantauan pertumbuhan dan

perkembangan kesehatan yaitu mengikuti perkembangan kesehatan

dan pertumbuhan anggota keluarga, terutama bayi, balita dan ibu

hamil. Pertumbuhan adalah perubahan ukuran dan bentuk tubuh

(fisik) dari waktu ke waktu. Perkembangan adalah bertambahnya

fungsi tubuh seperti pendengaran, penglihatan, kecerdasan dan

tanggung jawab.

Kegunaan dari pemantauan ini adalah untuk mengetahui

pertumbuhan dan perkembangan bayi dan balita, mencegah

memburuknya keadaan gizi, mengetahui kesehatan ibu hamil dan

perkembangan janin, mencegah ibu melahirkan bayi dengan berat

badan lahir rendah dan terjadinya pendarahan pada saat melahirkan,

dan mengetahui kesehatan anggota keluarga dewasa dan usia lanjut

(Dinkes DKI Jakarta, 2002).

Hubungan Antara Keluarga..., Unik Riyantika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tumbuh Kembangrepository.ump.ac.id/3869/4/Unik Riyanti BAB II.pdf · misalnya perkembangan sistem neuromuskuler, kemampuan bicara, emosi ... kepala, asfiksia

b. Memberikan air susu ibu (ASI) eksklusif kepada bayi sejak lahir

sampai umur 6 bulan.

ASI eksklusif adalah pemberian ASI secara murni kepada bayi

tanpa cairan lain, seperti susu formula atau air putih. Pemberian ASI

eksklusif dianjurkan untuk jangka waktu minimal hingga bayi

berumur empat sampai enam bulan (Danuatmaja, 2006). ASI

merupakan nutrisi dengan kualitas dan kuantitas yang terbaik.

ASI yang dihasilkan oleh seorang ibu yang melahirkan secara

prematur komposisinya akan berbeda dengan ASI yang yang

dihasilkan ibu yang melahirkan cukup bulan. ASI adalah makanan

bayi yang paling sempurna, baik kualitas maupun kuantitasnya.

Dengan melaksanakan manajemen laktasi secara baik, ASI sebagai

makanan tunggal akan mencukupi kebutuhan tumbuh bayi hingga

usia 6 bulan. Manfaat ASI antara lain:

(1) ASI dapat meningkatkan daya tahan tubuh

(2) ASI eksklusif mengembangkan kecerdasan

(3) ASI jalinan kasih sayang

(4) ASI bebas dari segala penyakit

(5) ASI mengandung zat lactoferin yang mengikat unsur besi,

(Danuatmaja, 2006).

Perilaku ini berhubungan dengan pemberian ASI saja kepada

bayi tidak diberi makanan dan minuman lainnya dalam jangka waktu

Hubungan Antara Keluarga..., Unik Riyantika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tumbuh Kembangrepository.ump.ac.id/3869/4/Unik Riyanti BAB II.pdf · misalnya perkembangan sistem neuromuskuler, kemampuan bicara, emosi ... kepala, asfiksia

minimal bayi berumur 0 sampai 6 bulan, karena ASI itu sendiri

merupakan nutrisi yang berkualitas, bisa meningkatkan daya tahan

tubuh, meningkatkan kecerdasan dan menjalin kasih sayang antara

ibu dan bayi pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Karanganyar

tahun 2010 yaitu 10,3 % (Puskesmas, 2010).

Rendahnya pemberian ASI dapat menjadi ancaman bagi

Tumbuh Kembang Anak (TKA). Padahal, kandungan ASI kaya akan

karetonoid dan selenium, sehingga ASI berperan dalam sistem

pertahanan tubuh bayi untuk mencegah berbagai penyakit. Setiap

tetes ASI juga mengandung mineral dan enzim untuk pencegahan

penyakit dan antibodi yang lebih efektif dibandingkan dengan

kandungan yang terdapat dalam susu formula, sehingga jika anak

mendapatkan ASI bisa dihindarkan dari kematian yang seharusnya

tidak perlu. Susu formula dapat meningkatkan resiko terjadinya asma

dan alergi. Sementara itu, menurut Satuan Tugas ASI Pengurus Pusat

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), pemberian ASI bisa

menurunkan persentase kematian hingga 13 % (Dwiharso, 2010).

Tumbuh kembang dapat berjalan dengan pemberian ASI

eksklusif seperti ketrampilan motorik kasar, motorik halus,

kemampuan bicara dan bahasa serta kemampuan sosialisasi dan

kemandirian dimana ketrampilan ini menunjukkan tingkah laku yang

menggerakkan otot-otot besar lengan, kaki, dan batang tubuh,

misalnya mengangkat kepala dan duduk. Dalam melakukan tes

Hubungan Antara Keluarga..., Unik Riyantika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tumbuh Kembangrepository.ump.ac.id/3869/4/Unik Riyanti BAB II.pdf · misalnya perkembangan sistem neuromuskuler, kemampuan bicara, emosi ... kepala, asfiksia

perkembangan pada anak di Puskesmas Karanganyar menggunakan

Deteksi Dini Tumbuh Kembang (DDTK) yang dilakukan setiap

kunjungan. Diketahui tumbuh kembang pada bayi usia 3 sampai 6

bulan di Puskesmas Karanganyar dikatakan normal apabila anak

dapat melakukan keseluruhan skrining Deteksi Dini Tumbuh

Kembang (DDTK) dengan baik. Dari study pendahuluan diperoleh

data semua perkembangan bayi baik (Puskesmas, 2010).

c. Makan beraneka ragam.

Menu seimbang adalah menu yang terdiri dari beraneka ragam

makanan dalam jumlah dan proporsi yang sesuai, sehingga memenuhi

kebutuhan gizi seseorang guna pemeliharaan dan perbaikan sel-sel

tubuh dan proses kehidupan serta pertumbuhan dan perkembangan.

Makanan seimbang atau makan beraneka ragam berarti pangan

yang dikonsumsi memenuhi tiga guna makanan yaitu makanan sebagai

sumber tenaga (karbohidrat,lemak), sumber zat pembangun (protein)

dan sumber zat pengatur (vitamin,mineral). Selain itu beraneka ragam

makanan yaitu makan sebanyak 2-3 kali sehari yang terdiri dari empat

macam kelompok bahan makanan. Kelompok bahan makanan tersebut

adalah 1) makanan pokok, sebagai sumber zat tenaga seperti beras,

jagung, ubi, singkong, mie; 2) lauk pauk, sebagai sumber zat

pembangun seperti ikan, telur, ayam, daging, tempe, kacang-kacangan,

tahu; dan 3) sayuran dan buah-buahan, sebagai sumber zat pengatur

seperti bayam, kangkung, wortel, buncis, kacang panjang, sawi, daun

Hubungan Antara Keluarga..., Unik Riyantika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tumbuh Kembangrepository.ump.ac.id/3869/4/Unik Riyanti BAB II.pdf · misalnya perkembangan sistem neuromuskuler, kemampuan bicara, emosi ... kepala, asfiksia

singkong, daun katuk, pepaya, pisang, jeruk, semangka, nanas (Dinkes

DKI Jakarta, 2002).

Makanan yang beragam sangat baik untuk keberlangsungan

hidup. Hal ini disebabkan karena fungsi dari makanan yang beragam

yaitu untuk melengkapi zat-zat gizi yang diperlukan oleh tubuh,

sehingga dapat meningkatkan kualitas kerja dan terhindar dari penyakit

kekurangan gizi. Akibat tidak mengkonsumsi makanan yang beraneka

ragam, maka akan terjadi gangguan pada pertumbuhan dan

perkembangan anggota tubuh khususnya pada balita (Dinkes DKI

Jakarta, 2002).

Becker (1979) dalam Notoatmodjo (2007) membuat klasifikasi

lain tentang perilaku kesehatan, yaitu perilaku hidup sehat, perilaku

sakit, dan perilaku peran sakit. Perilaku hidup sehat adalah perilaku-

perilaku yang berkaitan dengan upaya atau kegiatan seseorang untuk

mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya. Perilaku ini

meliputi makan dengan menu seimbang.

Perilaku ini berhubungan dengan pemberian balita konsumsi

makanan pokok, lauk pauk, sayur dan buah setiap hari. Pengetahuan

gizi ibu juga berpengaruh terhadap sikap dan perilaku dalam memilih

makanan, yang pada akhirnya akan berpengaruh pada keadaan gizi

individu yang bersangkutan.

Hubungan Antara Keluarga..., Unik Riyantika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tumbuh Kembangrepository.ump.ac.id/3869/4/Unik Riyanti BAB II.pdf · misalnya perkembangan sistem neuromuskuler, kemampuan bicara, emosi ... kepala, asfiksia

Tingginya tingkat pengetahuan gizi seseorang, maka diharapkan

akan lebih baik juga keadaan gizinya (Khomsan et al. 2007). Suhardjo

(2003) menyatakan bahwa pentingnya pengetahuan gizi didasarkan

pada 3 kenyataan, yaitu (1) status gizi yang cukup adalah penting bagi

kesehatan dan kesejahteraan, (2) setiap orang hanya akan cukup zat

gizi, jika makanan yang dimakannya mampu menyediakan zat gizi

yang diperlukan untuk pertumbuhan tubuh yang optimal,

pemeliharaan, dan sebagai energi dan (3) ilmu gizi memberikan fakta-

fakta yang perlu sehingga penduduk dapat belajar menggunakan

pangan dengan baik bagi perbaikan gizi.

Penelitian yang dilakukan oleh Pramuditya (2010) juga

menunjukkan hasil yang sama yakni terdapat hubungan yang signifikan

dan positif antara tingkat pengetahuan ibu dengan status gizi balita.

Penelitian lain oleh Fitriadini (2010) menunjukkan bahwa ada

hubungan yang signifikan dan positif antara tingkat pendidikan dan

pengetahuan ibu dengan tingkat PHBS nya.

d. Menggunakan garam beryodium.

Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY) merupakan salah satu

masalah gizi utama yang terdapat di Indonesia dan diketahui berkaitan

erat dengan gangguan perkembangan fisik, mental, dan kecerdasan.

GAKY pada ibu hamil dapat berakibat abortus, lahir mati, kelainan

bawaan pada bayi, meningkatkan angka kematian prenatal, dan

Hubungan Antara Keluarga..., Unik Riyantika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tumbuh Kembangrepository.ump.ac.id/3869/4/Unik Riyanti BAB II.pdf · misalnya perkembangan sistem neuromuskuler, kemampuan bicara, emosi ... kepala, asfiksia

melahirkan bayi kretin. Kekurangan yodium pada anak-anak dapat

menyebabkan penyakit gondok dimana terjadinya pembesaran pada

kelenjar gondok, menyebabkan gangguan fungsi mental, dan

perkembangan fisik. Pada orang dewasa kekurangn yodium dapat

mengakibatkan pembesaran kelenjar gondok, hipotiroid, dan gangguan

mental (Supariasa et al. 2001).

Yodium atau iodium bagian integral dari hormon tiroksin

triiodotironin (T3) dan tetraiodotironin (T4). Fungsi hormon tersebut

adalah mengatur pertumbuhan dan perkembangan. Yodium berperan

pula dalam perubahan karoten menjadi bentuk aktif vitamin A, sintesis

protein, absorpsi karbohidrat dari saluran cerna, dan sintesis kolesterol

darah (Arisman, 2007).

e. Minum suplemen gizi sesuai anjuran.

Perilaku ini berhubungan dengan beberapa hal, yaitu : a. Bayi usia

6-11 bulan mendapat kapsul vitamin A biru pada bulan Februari atau

Agustus, b. Anak balita usia 12-15 bulan mendapat kapsul vitamin A

merah setiap bulan Feburari dan Agustus, c. Ibu hamil mendapat TTD

minimal 90 tablet selama masa kehamilan, dan d. Ibu nifas mendapat

dua kapsul A merah : satu kapsul diminum setelah melahirkan dan satu

kapsul lagi diminum pada hari berikutnya paling lambat pada hari ke-

28.

Hubungan Antara Keluarga..., Unik Riyantika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tumbuh Kembangrepository.ump.ac.id/3869/4/Unik Riyanti BAB II.pdf · misalnya perkembangan sistem neuromuskuler, kemampuan bicara, emosi ... kepala, asfiksia

Tahap awal untuk mencapai indikator tersebut adalah setiap

keluarga minimal ada seorang anggota keluarga yang sadar dan bersedia

melakukan perubahan kearah keluarga yang berperilaku gizi yang baik.

3. Upaya Perbaikan Gizi

Upaya perbaikan gizi mempertimbangkan beberapa hal penting

sebagai berikut :

a. Perbaikan gizi lebih mengedepankan perubahan perilaku keluarga,

untuk mencegah dan menanggulangi gizi kurang dan gizi lebih;

b. Sasaran perbaikan gizi diperluas mencakup seluruh kelompok siklus

hidup, meliputi : bayi, balita, usia sekolah, remaja dan usia produktif

serta usia lanjut;

c. Pendekatan yang lebih mengutamakan pemberdayaan keluarga,

pemberdayaan masyarakat, peningkatan cakupan dan kualitas

pelayanan didukung kerjasama lintas sektor.

Program perbaikan gizi masyarakat dengan sasaran meningkatnya

status gizi masyarakat dengan indikator kinerja sebagai berikut :

a. Anak umur 6-12 bulan, 1-5 tahun dan ibu nifas dapat Vit A, hasil

capaian kinerja 100%, yang diperoleh dengan terlaksananya 2 kali

periode pendistribusian vitamin A.

Hubungan Antara Keluarga..., Unik Riyantika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tumbuh Kembangrepository.ump.ac.id/3869/4/Unik Riyanti BAB II.pdf · misalnya perkembangan sistem neuromuskuler, kemampuan bicara, emosi ... kepala, asfiksia

b. Tercapainya program gizi di puskesmas sesuai target, hasil capaian

kinerja 100%, yang diperoleh dengan terlaksananya monitoring dan

evaluasi di 39 puskesmas.

c. Peningkatan penggunaan garam beryodium, hasil capaian kinerja

100%, yang diperoleh dengan terlaksananya pemantauan garam

beriodium di 23 pasar.

d. Sinkronisasi program gizi, hasil capaian kinerja 100%, yang

diperoleh dengan terlaksananya 2 kali pertemuan lintas sektor, 3 kali

pertemuan petugas gizi dan 3 kali pertemuan akselerasi ASI

eksklusif.

e. Tercapainya keluarga sadar gizi, hasil capaian kinerja 100%, yang

diperoleh dengan terlaksananya pengadaan 58.703 formulir dan

pendataan 58.703 masyarakat mengenai PSG, KADARZI dan PKG

(Dinkes Banyumas, 2012).

Hubungan Antara Keluarga..., Unik Riyantika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tumbuh Kembangrepository.ump.ac.id/3869/4/Unik Riyanti BAB II.pdf · misalnya perkembangan sistem neuromuskuler, kemampuan bicara, emosi ... kepala, asfiksia

D. Kerangka Teori Penelitian

Depkes (2004)

Gambar 2. 1 Kerangka Teori Penelitian

Perilaku Keluarga Sadar Gizi (KADARZI) :

- Makan beraneka ragam - Penimbangan rutin BB balita - Penggunaan garam beryodium - Pemberian ASI ekslusif - Suplemen gizi

- Umur - Pendidikan - Pekerjaan

Tumbuh Kembang Balita

- BB balita - Personal social, motorik

halus, bahasa, motorik kasar

Hubungan Antara Keluarga..., Unik Riyantika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tumbuh Kembangrepository.ump.ac.id/3869/4/Unik Riyanti BAB II.pdf · misalnya perkembangan sistem neuromuskuler, kemampuan bicara, emosi ... kepala, asfiksia

E. Kerangka Konsep Penelitian

Variabel independen Variabel dependen

Gambar 2. 2 Kerangka Konsep Penelitian

F. Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian ini adalah “Ada Hubungan antara Keluarga Sadar Gizi

(Kadarzi) dengan Tumbuh Kembang Balita di Posyandu Balita Desa Rawalo

Kecamatan Rawalo Kabupaten Banyumas”

Keluarga Sadar Gizi

(Kadarzi)

Tumbuh

Kembang balita

Hubungan Antara Keluarga..., Unik Riyantika, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014