Upload
vukhue
View
218
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pelayanan Kesehatan
Menjabarkan pendapat Levey dan Loomba (1973) dalam bukunya Azwar
(1996) yang dimaksud dengan Pelayanan kesehatan ialah setiap upaya yang
diselenggarakan sendiri atau secara bersama – sama dalam suatu organisasi
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan
menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga,
kelompok dan ataupun masyarakat.
Sekalipun bentuk dan jenis pelayanan kesehatan banyak macamnya,
namun jika disederhanakan secara umum dapat dibedakan atas dua, bentuk
dan jenis pelayanan kesehatan tersebut jika dijabarkan dari pendapat Hodgetts
dan Cascio (1983) adalah :
1. Pelayanan Kesehatan di Rumah sakit
Pelayanan kesehatan yang termasuk dalam kelompok pelayanan
kedokteran (medical services) ditandai dengan cara pengorganisasian yang
dapat bersifat sendiri atau secara bersama – sama dalam satu organisasi
tujuan utamanya untuk menyembuhkan penyakit dan memulihkan
kesehatan, serta sasarannya terutama untuk perseorangan dan keluarga.
Pada saat ini pembagian tentang macam pelayanan kedokteran banyak
1
ditemukan. Beberapa diantaranya yang terpenting adalah :
a. Ditinjau dari tenaga pengelola
Untuk ini pelayanan kedokteran dapat dibedakan atas dua macam
yakni:
1) Diselenggarakan oleh satu orang
Bentuk pelayanan kedokteran yang diselenggarakan oleh
satu orang amat populer di Indonesia, inilah sebabnya banyak
ditemukan dokter dan ataupun bidan yang membuka praktek
perseorangan.
2) Diselenggarakan oleh kelompok
Bentuk pelayanan kedokteran berkelompok merupakan hal
yang baru di Indonesia dan banyak macamnya. Secara umum dapat
dibedakan atas dua macam yakni :
a) Hanya menyelenggarakan
satu macam pelayanan kedokteran saja, misalnya praktek
bersama dokter ahli kebidanan dan praktek bersama ahli
kesehatan anak.
b) Menyelenggarakan lebih dari
satu macam pelayanan kedokteran, misalnya praktek bersama
dokter ahli kebidanan dengan dokter ahli kesehatan anak.
Bertempat di rumah sakit. rumah sakit bersali.
2
b. Ditinjau dari cara pelayanan yang
diselenggarakan
Untuk ini pelayanan kedokteran dibedakan atas dua macam, yakni :
1) Pelayanan rawat jalan
Contoh pelayanan rawat jalan (ambutory) adalah pelayanan
kedokteran yang diselenggarakan oleh poliklinik, balai pengobatan,
PUSKESMAS.
2) Pelayanan rawat jalan
dan rawat inap
Contoh pelayanan rawat jalan dan rawat inap
(hospitalization) adalah pelayanan kedokteran oleh rumah sakit
dan rumah sakit bersalin.
c. Ditinjau dari macam pelayanan yang
diselenggarakan
1) Menyediakan satu macam pelayanan kedokteran saja
Misalnya praktek dokter umum.
2) Menyediakan lebih dari satu macam pelayanan kedokteran
a) Pelayanan kedokteran tidak lengkap/tidak menyeluruh
(partial medical care) misalnya yang diselenggarakan oleh
BKIA
3
b) Pelayanan kedokteran lengkap/menyeluruh (comprehensive
medical care) misalnya yang diselenggarakan oleh rumah sakit
umum.
Sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam UU kesehatan
No 23 tahun 1992 salah satu bentuk pelayanan kesehatan adalah pelayanan
kedokteran yang dibedakan atas dua macam, yaitu yang diselenggarakan
oleh pemerintah dan swasta. Salah satu bentuk pelayanan kesehatan untuk
pelayanan kedokteran yang diselenggarakan oleh pemerintah adalah
PUSKESMAS sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama dan
Rumah Sakit dengan berbagai jenjangnya sebagai sarana kesehatan tingkat
kedua dan ketiga, dimana di dalamnya terdapat berbagai pelayanan
kesehatan, diantaranya :
a. Pelayan Kedokteran
Secara umum pelayanan kedokteran adalah sebagian dari
pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya adalah menyembuhkan
penyakit dan memulihkan kesehatan, serta sasarannya adalah
perseorangan.
b. Pelayanan Rawat Jalan
Pelayanan rawat jalan adalah salah satu bentuk dari pelayanan
kedokteran, secara sederhana yang dimaksud dengan pelayanan rawat
jalan adalah pelayanan kedokteran yang disediakan untuk pasien tidak
dalam bentuk rawat inap (Feste, 1989)
c. Pelayanan Keperawatan
4
Menurut Handerson (1980), Pelayanan keperawatan adalah
upaya untuk membantu individu baik sakit maupun sehat, dari lahir
sampai meninggal dunia dalam bentuk peningkatan pengetahuan dan
kemampuan yang dimiliki sehingga individu tersebut dapat secara
optimal melakukan kegiatan sehari – hari secara mandiri.
Menurut Purwanto (1998) dalam praktek keperawatan dulu
pendekatannya berorientasi pada prosedur, namun kini telah
dikembangkan dengan pendekatan ilmiah dalam rangka pemecahan
masalah pasien melalui proses keperawatan (nurses process) yang
mencakup : pengkajian (assesment), perencanaan (planning),
pelaksanaan tindakan (Implementation), dan penilaian hasil tindakan
(evaluation), itulah salah satu ciri dari asuhan keperawatan yang
diberikan.
Pelayanan berupa bantuan diberikan karena adanya kelemahan
fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, serta kurangnya kemauan
menuju kepada kemampuan melaksanakan kegiatan hidup sehari - hari
secara mandiri. Kegiatan dilakukan dalam upaya peningkatan
kesehatan, penjagaan penyakit, pemulihan serta pemeliharaan
kesehatan dengan penekanan pada upaya pelayanan kesehatan utama
sesuai dengan wewenang, tanggung jawab dan etika profesi
keperawatan yang memungkinkan setiap orang mencapai kemampuan
hidup sehat dan produktif.
5
Untuk dapat melakukan kegiatan dalam pemberian asuhan
keperawatan sehingga tercapainya kepuasan pelayanan kesehatan,
menurut Purwanto (1998) perawat dituntut mempunyai kemampuan
profesional yaitu sejumlah kemampuan atau kompetensi yang dimiliki
sehingga dapat meningkatkan mutu dari pelayanan kesehatan.
Kemampuan profesional tersebut terdiri dari:
1) Kemampuan Intelektual
Kemampuan intelektual yaitu kemampuan untuk
menggunakan proses berfikir ilmiah dan analisis dalam
melaksanakan peran dan fungsinya yang dilandasi dengan
pengetahuan dasar yang memadai untuk dapat memberikan asuhan
keperawatan yang komprehensif kepada individu, keluarga, dan
masyarakat.
2) Kemampuan Tehnikal
Kemampuan tehnikal yaitu ketrampilan tehnik yang
diperlukan untuk melaksanakan tindakan keperawatan yang telah
direncanakan sebelumnya. Setiap tindakan tehnis yang
dilaksanakan harus mempimyai rasionalisasi yang tepat serta
didasari dengan pengetahuan yang baik sehingga tidak
dilaksanakan sebagai tugas rutin saja.
6
3) Kemampuan Interpersonal
Kemampuan interpersonal yaitu seorang perawat dalam
melakukan tugas keperawatan akan selalu berhubungan dengan
manusia, hubungan ini tidak hanya dengan pasien dan keluarganya
juga dengan anggota tim kesehatan lainnya. Oleh sebab itu
kemampuan melakukan komunikasi terapeutik yang efektif mutlak
harus dimiliki oleh seorang perawat.
d. Pelayanan Gawat Darurat
Yang dimaksud dengan pelayanan gawat darurat adalah bagian dari
pelayanan kedokteran yang dibutuhkan oleh penderita dalam waktu
segera untuk menyelamatkan kehidupannya (life saving), kegiatan
yang ada meliputi : menyelenggarakan pelayanan gawat darurat,
menyelenggarakan pelayanan penyaringan untuk kasus – kasus yang
membutuhkan pelayanan rawat inap intensif dan menyelenggarakan
pelayanan informasi medis darurat.
e. Pelayanan Penunjang
Meliputi :
1) Radiologi.
Merupakan salah satu pemeriksaan penunjang medis yang
mempergunakan sinar – x untuk menghasilkan gambar
radiografi, dan dapat memberikan pelayanan radiologi yang
akurat untuk menegakkan diagnosa dokter.
7
2) Laboratorium
Pelayanan laboratorium harus profesional dan bermutu tinggi
sehingga dapat melayani dengan baik masyarakat pemakai jasa
laboratorium klinik, menurut WHO laboratorium harus efisien
dan seekonomis mungkin tanpa meningkatkan standar yang
ada, adapun kegiatan rutin laboratorium meliputi : pelayanan
pemeriksaan rutin atau cito yang dilaksanakan secara
profesional dan sesuai kode etik, kegiatan pemantapan mutu
dan pelayanan laboratorium dasar.
3) Farmasi
Pelayanan farmasi memberikan layanan untuk pembelian obat
– obatan, baik obat generik maupun bermerk atau paten sesuai
dengan sarana prasarana yang ada
2. Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Pelayanan kesehatan yang termasuk dalam kelompok pelayanan
kesehatan masyarakat (public health services) ditandai dengan cara
pengorganisasian yang umumnya secara bersama – sama dalam satu
organisasi, tujuan utamanya untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan serta mencegah penyakit, serta sasarannya terutama untuk
kelompok dan masyarakat.
B. Kepuasan
1. Pengertian Kepuasan
8
Maslow melukiskan manusia sebagai makhluk yang tidak pemah
berada dalam keadaan sepenuhnya puas. Bagi manusia, kepuasan itu
sifatnya sementara. Jika suatu kebutuhan telah terpuaskan, maka
kebutuhan-kebutuhan yang lainnya akan muncul menuntut pemuasan,
begitu seterusnya (Koswara, 1991)
Pada dasarnya kepuasan pasien merupakan hal yang bersifat
individual, tingkat pasien akan mempunyai kepuasan yang berbeda sesuai
dengan latar belakang masing – masing, Namun secara garis besar dapat
dikemukakan bahwa pada umumnya pasien akan memperoleh kepuasan
pelayanan keperawatan apabila hak dan harapannya terpenuhi.
Kepuasan pasien secara umum dapat dibedakan atas dua macam
(Azwar, 1994) :
a. Kepuasan yang berorientasi pada penerapan kode etik dan standar
pelayanan, meliputi : Hubungan antara perawat dan pasien,
kenyamanan pelayanan, kebebasan melakukan pikiran, pengetahuan
dan kompetensi tehnik, efektifitas pelayanan, keamanan tindakan.
b. Kepuasan yang mengacu pada penerapan semua persyaratan
pelayanan, meliputi : ketersediaan pelayanan, kewajaran pelayanan,
keseimbangan pelayanan, penerimaan pelayanan, ketercapaian
pelayanan, keterjangkuan pelayanan, efisiensi pelayanan, dan mutu
pelayanan.
Apabila dibandingkan antara kedua kelompok dimensi tersebut
dapat dilihat bahwa dimensi kepuasan yang kedua bersifat ideal, karena
9
untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang memenuhi semua
persyaratan tidaklah semudah yang diperkirakan, sehingga untuk
mengatasi hal itu diterapkanlah prinsip kepuasan yang terkombinasi
selektif, dalam arti penerapan dimensi kepuasan kelompok pertama
dilakukan secara optimal, sedangkan penerapan dimensi kelompok kedua
dilakukan secara selektif yaitu yang sesuai dengan kebutuhan serta
kemampuan (azwar, 1996)
2. Dimensi mutu pelayanan yang mempengaruhi kepuasan
Menurut Kotler (1994) dimensi mutu pelayanan yang
mempengaruhi kepuasan pada pelanggan, yaitu:
a. Keandalan (reliability)
Kemampuan untuk melaksanakan jasa yang dijanjikan dengan
tepat dan terpercaya.
b. Keresponsifan (responsiveness)
Kemauan untuk membantu pelanggan dan memberikan jasa
dengan cepat atau ketanggapan.
c. Keyakinan (confidence)
Pengetahuan dan kesopanan karyawan serta kemampuan mereka
untuk menimbulkan kepercayaan dan keyakinan.
d. Empati (empaty)
Syarat untuk peduli, memberi perhatian pribadi bagi pelanggan.
e. Berwujud (tangible)
10
Penampilan fasilitas fisik, peralatan, personel, dan media
komunikasi.
3. Faktor – faktor yang mempengaruhi kepuasan dari segi pemakai jasa
pelayanan
Menurut Purwanto (1998) dan Notoatmodjo (2003) faktor – faktor
dasar yang mempengaruhi kepuasan yaitu :
a. Pengetahuan,
Tingkat pengetahuan seseorang dapat mempengaruhi perilaku
individu, yang mana makin tinggi pengetahuan seseorang tentang
kesehatan , maka makin tinggi untuk berperan serta.
b. Kesadaran,
Bila pengetahuan telah dapat difahami, maka dengan sendirinya
timbul suatu kesadaran untuk berperilaku untuk berpartisipasi.
c. Sikap positif,
Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup
terhadap suatu stimulus atau objek. Sedangkan salah satu komponen
dari sikap yang positif adalah menerima (receiving) diartikan bahwa
orang mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan.
d. Sosial ekonomi.
e. Sistem nilai.
11
4. Metode pengukuran kepuasan pelanggan
Menurut Kotler (1994) dalam bukunya Supranto (2001) ada
berbagai metode dalam pengukuran kepuasan pelanggan yaitu:
a. Sistem keluhan dan saran, pemberi pelayanan memberikan
kepuasan pada pelanggan dengan cara menerima saran, keluhan dan
masukan pelanggan mengenai produk atau jasa pelayanan. Jika
penanganan keluhan, saran dan masukan ini baik dan cepat, maka
pelanggan akan merasa puas, sebaliknya jika tidak maka pelanggan
akan kecewa.
b. Riset kepuasan pelanggan, model ini berusaha menggali tingkat
kepuasan dengan survei kepada pelanggan mengenai jasa yang selama
ini mereka gunakan. Jika dilakukan dengan baik, survei akan
mencerminkan kondisi lapangan yang sebenamya mengenai sikap
pelanggan terhadap produk atau jasa yang digunakan. Dalam
melakukan survei kepuasan pelanggan, peneliti dapat melakukan
pengukuran secara langsung dengan pertanyaan tertentu pada
kuesioner yang diberikan pada responden atau dengan cara responden
diberi pertanyaan yang dapat mengungkapkan besarnya pengharapan
terhadap atribusi jasa dibandingkan dengan apa yang dialami.
c. Ghost Shopping yaitu mirip dengan marketing intelligence yaitu
pihak pemberi jasa mempelajari jasa dari pesaingnya dengan cara
berpura – pura sebagai pembeli atau pengguna jasa dan melaporkan
12
hal - hal yang berkaitan dengan cara melayani kelemahan dan kekuatan
produk jasa atau cara pesaing dalam menangani keluhan.
d. Analisa pelanggan yang hilang yaitu melakukan analisa pelanggan
- pelanggan tertentu berhenti menggunakan produk jasa dengan
melakukan studi terhadap bekas pelanggan mereka
Kepuasan pelayanan kesehatan adalah pelayanan kesehatan yang dapat
memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan yaitu pasien, sesuai
dengan tingkat kepuasan masing – masing individu dan penerimaan
tersebut didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif,
maka kepuasaan tersebut akan bersifat langgeng (long lasting), sebaliknya
apabila tidak didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap oleh
penerima jasa pelayanan maka kepuasan pelayanan keperawatan tidak
akan berlangsung lama (Notoatmodjo, 2003)
C. Pengetahuan
1. Pengertian
Pengetahuan adalah merupakan hasil "tahu" dan ini terjadi setelah
orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan
terjadi melalui panca indera manusia yaitu indera penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian pengetahuan manusia
diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmojo, 2003)
Bila pengetahuan telah dapat difahami, maka timbul suatu sikap
dan perilaku untuk berpartisipasi. Selain itu tingkat pengetahuan seseorang
13
juga mempengaruhi perilaku individu, yang mana makin tinggi
pengetahuan seseorang tentang kesehatan, maka makin tinggi kesadaran
untuk berperan serta.
2. Aspek - Aspek Pengetahuan
Tingkat pengetahuan didalam domain kognitif mempunyai enam
tingkatan, diantaranya:
a. Tahu (Know)
Tahu diartikan tingkat pengetahuan didalam domain kognitif.
Sebagai pengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya,
termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali
(recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau
rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu merupakan tingkat
pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa
orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan,
menguraikan, mengidentifikasi, menyatakan, dan sebagainya
b. Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat
menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah
faham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,
menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya
terhadap objek yang dipelajari
c. Aplikasi (Aplication)
14
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenamya.
Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi dan sebagainya dalam
konteks atau situasi yang lain
d. Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi
atau objek kedalam komponen - komponen, tetapi masih didalam suatu
struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain,
kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaa kata kerja seperti
dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan
dan mengelompokkan
e. Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan
atau menghubungkan. Bagian - bagian suatu bentuk keseluruhan yang
baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk
menyusun formulasi baru dari formulasi - formulasi yang ada misalnya
dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkas, dapat
menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumus-rumus
yang telah ada.
f. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian - penilaian itu
15
didasarkan pada suatu kriteria yang dikemukakan sendiri atau
menggunakan kriteria - kriteria yang telah ada.
Penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum
orang mengadopsi perilaku baru, didalam diri orang tersebut terjadi
proses yang berurutan, yakni:
1. Awarenees (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari
dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek)
2. Interest (merasa tertarik), terhadap stimulus atau objek
tersebut, disini sikap subjek sudah mulai timbul.
3. Evaluation (menimbang - nimbang), terhadap baik dan
tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap
responden sudah lebih baik lagi.
4. Trial, di mana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu
sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus.
5. Adoption, dimana subjek telah berperilaku baru sesuai
dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.
D. Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK)
Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JAMSOSTEK) adalah jaminan
kesehatan yang terstruktur, terpadu, bersinambungan, dan bersifat
komprehensif (menyeluruh) yang meliputi upaya peningkatan kesehatan,
pencegahan, penyembuhan penyakit, dan pemulihan kesehatan. Jamsostek
merupakan hak normative tenaga kerja yang harus diberikan oleh pengusaha
16
berdasarkan Undang - Undang nomor 3 tahun 1992, Peraturan Pemerintah
nomor 14 tahun 1993 dan Peraturan Menteri Tenaga Kerja Permen Nomor
05/1993, meliputi :
1. Jaminan Hari Tua (JHT)
2. Jaminan Kematian (JK)
3. Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)
4. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK)
Jenis pelayanan kesehatan yang dapat diperoleh melalui program
Jamsostek meliputi :
1. Rawat jalan tingkat pertama
Rawat jalan tingkat pertama adalah semua jenis pemeliharaan
kesehatan perorangan yang dilaksanakan pada pelaksanaan pelayanan
kesehatan tingkat I, dan dilaksanakan di Puskesmas, Klinik milik PT.
Jamsostek, dan klinik swasta yang ditunjuk. Cakupan pelayanan meliputi :
konseling, pemeriksaan dan pengobatan oleh dohter umum dan dokter
gigi, Pemberian obat – obatan dengan standar obat JPK, Pemeriksan
penunjang diagnostik sementara, pelayanan KIA, pelayanan KB, rujukan
dan konsultasi
2. Rawat jalan tingkat lanjutan
Rawat jalan tingkat lanjutan adalah semua jenis pemeliharaan
kesehatan perorangan yang merupakan rujukan atau lanjutan dari
pelaksanaan kesehatan tingkat I, dan dilaksanakan di rumah sakit
pemerintah pusat, daerah, swasta yang ditunjuk. Unit penunjang
17
diagnostik, apotek, dan optikal yang ditunjuk. Cakupan pelayanan meliputi
: pemeriksaan dan pengobatan oleh dokter spesialis, pemberian resep
sesuai standar , penunjang diagnostik dan tindakan medis yang dilakukan
dokter spesialis.
3. Rawat lnap
Rawat inap adalah pemeliharaan kesehatan di rumah sakit dimana
penderita mondok sedikitnya satu hari, berdasarkan rujukan dari PPk
tingkat I. Dan dilaksanakan di rumah sakit pemerintah atau swasta, unit
penunjang diagnostik, instalasi farmasi dan apotek swasta yang ditunjuk.
Cakupan pelayanan meliputi : mondok dan makan yang sesuai dengan
kebutuhan gizi, visite atau konsul dokter ahli sekurangnya Ix sehari,
tindakan medis, operasi- atau pembedahan, ruang perawatan kelas II di
rumah sakit pemerintah, dan kelas III pada rumah sakit swasta. Lamanya
perawatan untuk tiap jenis penyakit maksimal 60 hari/kasus/tahun
termasuk di ruang ICU, alat kesehatan seperto pen, elastic band, plate 60%
oleh PT. Jamsostek dan 40% oleh peserta atau setinggi - tingginya Rp
200.000,-
4. Perawatan khusus
Pemerintah atau swasta, unit penunjang diagnostik, instalasi
farmasi dan apotek swasta yang ditunjuk Cakupan pelayanan meliputi :
ICU, ICCU, Unit luka bakar, UGD, Unit perinatologi, lamanya perawatan
untuk tiap jenis penyakit maksimal 20 hari/kasus/tahun.
5. Pelayanan khusus
18
Pelayanan khusus adalah pemeliharaan kesehatan yang
memerlukan pemberian alat – alat organ tubuh sehingga dapat berfungsi
seperti semula. Pelaksanaan pelayanan di BP gigi dan rumah sakit, optikal,
dan pemsahaan alat kesehatan yang ditunjuk. Cakupan pelayanan
meliputi : kacamata maksimal Rp 90.000,- (lensa maksimal Rp 50.000,
dan frame maksimal Rp 40.000) prothesa gigi maksimal Rp 150.000, alat
bantu dengar maksimal Rp 175.000,- . protesa mata maksimal Rp 175.000,
protesa anggota gerak kaki Rp 250.000 dan tangan Rp 200.000.
6. Persalinan
Persalinan adalah pemeliharaan kesehatan yang memerlukan
pemeriksaan dan perawatan antenatal, pertolongan persalinan, dan post
natal yang dapat dilakukan oleh bidan dan dokter baik persalinan normal
atau dengan penyulit. Pelaksanaan pelayanan persalinan normal di RB,
dan persalinan dengan penyulit di rumah sakit pemerintah yang ditunjuk.
Cakupan pelayanan meliputi: pemeriksaan kehamilan, mondok dan makan
antara 3 - 5 hari, perawatan bayi dan cuci pakaian, pemeriksaan
laboratorium, besamya penggantian biaya persalinan normal adalah Rp
150.000, persalinan ditanggung adalah anak ke-1 sampai dengan ke-3.
7. Penunjang diagnostik
Penunjang diagnostik adalah pemeriksaan dalam rangka
menegakkan doagnosa yang dipandang periu oleh pelaksana pelayanan
kesehatan lanjutan dan dilaksanakan dibagian diagnostik rumah sakit.
Pelaksanaan pelayanan di rumah sakit pemerintah atau swasta yang
19
ditunjuk. Cakupan pelayanan meliputi : pemeriksaan laboratorium,
pemeriksaan radiologi, patologi anatomi, USG, CT Scanning, Endoscopy.
8. Emergensi (gawat darurat)
Emergensi adalah suatu keadaan yang memerlukan tindakan atau
pertolongan segera dan dapat berakibat fatal. Pelaksanaan pelayanan
kesehatan tingkat I dan UGD rumah sakit yang ditunjuk. Cakupan
pelayanan meliputi : kecelakaan atau ruda paksa, serangan jantung,
serangan asthma berat, kejang dan demam, perdarahan berat, colic renal
dan abdemen, keadaan gelisah pada gangguan jiwa, kehilangan kesadaran,
dan muntah berak yang disertai dehidrasi.
E. Hak dan Kewajiban Peserta Jamsostek
1. Hak – hak peserta
a. Tenaga kerja beserta keluarga (suami/istri dan maksimal 3 anak)
berhak mendapatkan pelayanan kesehatan tingkat I sampai dengan
lanjutan serta pelayanan khusus (hanya diberikan kepada tenaga kerja)
b. Memilih fasilitas kesehatan diutamakan sesuai dengan tempat
tinggal (domisili)
c. Dalam keadaan emergenci (darurat), peserta dapat langsung
meminta pertolongan pada PPK (Pelaksana Pelayanan Kesehatan)
yang ditunjuk ataupun tidak
2. Kewajiban peserta
20
a. Memiliki KK (Kartu Pemeliharaan Kesehatan) sebagai bukti diri
untuk mendapatkan pelayanan
b. Apabila KPK belum selesai diterbitkan dapat mempergunakan
formulir daftar susunan keluarga (form 1b warna hijau) sebagai bukti
KPK sementara
c. Mengikuti proedur pelayanan kesehatan yang telah ditetapkan
d. Melaporkan kepada PT. Jamsostek apabila KPK hilang untuk
mendapatkan penggantian kartu yang baru
e. Iuran JPK dibayar oleh perusahaan dengan perhitungan sebagai
berikut
1) 3% dari upah tenaga kerja (maksimal Rp 1 juta) untuk
tenaga kerja lajang
2) 6% dari upah tenaga kerja (maksimal Rp 1 juta) untuk
tenaga kerja berkeluarga.
F. Hubungan Pengetahuan dengan
Kepuasan
Menurut Purwanto (1998) pada umumnya pasien akan memperoleh
kepuasan pelayanan kesehatan apabila hak dan harapannya terpenuhi,
kepuasan pasien memang subjektif, pasien satu berbeda dengan yang
lainnya, salah satu nya dipengaruhi oleh faktor pengetahuan. Begitu juga
menurut Steers dan Porter ( 1983) dalam bukunya Purwanto (1998)
menyatakan pada dasarnya kepuasan pasien merupakan hal yang bersifat
21
individual yang idealnya diungkapkan sendiri oleh individu yang
bersangkutan dan tiap pasien akan mempunyai tingkat kepuasan yang
berbeda sesuai dengan latar belakang pengetahuan masing – masing.
G. Kerangka Teori
Sumber : Notoatmodjo (2003) dan Purwanto (1998)H. Kerangka Konsep
Variabel Bebas Variabel Terikat
I. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini variabel bebas nya adalah pengetahuan hak dan
kewajiban pasien Jamsostek, sedangkan variabel terikat nya adalah tingkat
kepuasan pelayanan kesehatan.
Kepuasan pelayanan kesehatan
Faktor – faktor yang mempengaruhi kepuasan :
PengetahuanKesadaranSikap positifSosial ekonomiSistem nilai
22
Pengetahuan Hak dan Kewajiban
Kepuasan pelayanan kesehatan
J. Hipotesa
Ada Hubungan Pengetahuan hak dan kewajiban pasien Jamsostek
terhadap tingkat kepuasan pelayanan kesehatan di Ruang Dahlia Rumah Sakit
Tugurejo Semarang
23