Upload
tranhanh
View
233
Download
8
Embed Size (px)
Citation preview
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Air Hemodialisis
Hemodialisis (cuci darah) diperlukan jika fungsi ginjal sudah sangat
menurun atau pada keadaan GGT (gagal ginjal terminal). Dialisat adalah cairan
yang digunakan pada proses HD (Hemodialisis), terdiri dari campuran air dan
elektrolit yang mempunyai konsentrasi hampir sama dengan serum normal dan
mempunyai tekanan osmotik yang sama dengan darah. Dialisat mengandung
macam-macam garam atau elektrolit atau zat yaitu NaCl (Sodium
Chloride), CaCl2 (Calium Chloride), MgCl2 (Magnesium Chloride),
NaC2H3O2.3H2O (acetat) atau NaHCO3, KCl (Potassium Chloride) (tidak selalu
terdapat pada dialisat), dan Dextrose. (http://3rr0rists.net/medical/hemodialisis.html)
Air dialisat tidak mengandung zat/elektrolit/mikroorganisme dan benda
asing lainnya, karena itu untuk mendapatkan air dialisis yang ideal dilakukan
tindakan pengolahan air/water treatment berupa : Saringan/filter (Penyaring
sedimen untuk menyaring partikel dan Penyaring penyerap/adsorption filter), dan
Sistem Reverse Osmosis. (http://3rr0rists.net/medical/hemodialisis.html)
Price dan Wilson (1995) menjelaskan bahwa dialisat pada suhu tubuh akan
meningkatkan kecepatan difusi, tetapi suhu yang terlalu tinggi menyebabkan
hemolisis sel-sel darah merah sehingga dapat menyebabkan pasien meninggal. (http://b11nk.wordpress.com/hemodialisa/)
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
Persyaratan air dialisat dari hasil dialysis dilihat dari tingkat maksimum
kontaminan kimia dalam air yang tercantum pada ANSI/AAMI RD62:2001,
sebagai berikut :
Tabel 2.1 Tingkat Maksimum Kontaminan Kimia Dalam Air Pada ANSI/AAMI RD62:2001
Kontaminasi Konsentrasi maksimum (mg/L)
Calcium 2 (0.1 mEq/L) Magnesium 4 (0.3 mEq/L) Potassium 8 (0.2 mEq/L)
Sodium 70 (3.0 mEq/L) Antimony 0.006 Arsenic 0.005 Barium 0.10
Beryllium 0.0004 Cadmium 0.001 Chromium 0.014
Lead 0.005 Mercury 0.0002 Selenium 0.09
Silver 0.005 Aluminum 0.01
Chloramines 0.10 Free Chlorine 0.50
Copper 0.10 Fluoride 0.20
Nitrate (as N) 2.0 Sulfate 100
Thallium 0.002 Zinc 0.10
Catatan : American National Standards direvisi setiap tiga sampai lima tahun.
pengguna harus berkonsultasi edisi terbaru dari ANSI/AAMI
RD62:2001 untuk memastikan bahwa tingkat tercantum dalam tabel ini
masih berlaku. Sumber : Association for the Advancement of Medical Instrumentation (AAMI), ANSI/AAMI
RD52:2004. 2004.
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
2.2 Limbah Elektronik
Limbah elektronik (E-Waste) merupakan suatu barang-barang yang terdiri
dari peralatan elektronik yang telah rusak atau tidak dikehendaki lagi. Komposisi
bahan-bahan yang terkandung dalam limbah elektronik adalah bahan plastik,
bahan oksida, logam-logam seperti Cu, Pd, Fe, Ni, Sn, Pb, Al, Zn, Ag dan Au.
Keberadaan limbah elektronik semakin lama akan semakin menumpuk sehingga
diperlukan penanganan dan pengolahan yang ramah lingkungan.
Beberapa komponen dalam limbah elektronik yang membutuhkan
pengelolaan yang memenuhi syarat karena mengandung bahan berbahaya dan
beracun (B3), sebagai contoh dalam limbah elektronik pada umumnya terdapat
PCB (Printed Circuit Board) mengandung logam berat seperti Cr, Zn, Ag, Sn, Pb
dan Cu. (http://dc408.4shared.com/doc/DwepYdk7/preview.html)
2.2.1 Karakteristik Limbah Elektronik
Limbah elektronik terdiri dari komponen-komponen listrik dan peralatan
elektronik. Peralatan elektronik didefinisikan sebagai peralatan yang dioperasikan
dengan menggunakan arus listrik atau memfungsikan medan magnet dan
menggunakan voltase 0-1000 V untuk arus AC dan 0-1500 V untuk arus DC.
Limbah elektronik dibagi menjadi 10 kategori yaitu :
Peralatan rumah tangga yang berukuran besar (contoh: lemari pendingin)
Peralatan rumah tangga yang berukuran kecil (contoh: kompor listrik)
Alat komunikasi dan teknologi informasi (contoh: komputer)
Peralatan untuk kehidupan sehari-hari (contoh: TV)
Peralatan untuk penerangan (contoh: lampu listrik)
Peralatan industri dengan tenaga listrik (contoh: mixer)
Permainan anak-anak (contoh: video game)
Peralatan kedokteran (contoh: alat X-ray)
Monitor
Peralatan automatik bertenaga listrik
Komposisi yang terkandung dalam limbah elektronik tergantung dari tipe
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
dan umur alat tersebut. Sebagai contoh peralatan komputer lebih banyak
mengandung logam-logam, sedangkan peralatan rumah tangga seperti lemari
pendingin lebih dominan mengandung komponen yang berbahan plastik.
Secara umum limbah elektronik mengandung 40% logam, 30% plastik dan
30% bahan oksida. Menurut Gramatyka, Nowosielki, Sakiewicz, 2007, dalam
limbah elektronik mengandung 20% tembaga (Cu), 8% besi (Fe), 4% timah (Sn),
2% nikel (Ni), 2% timbal (Pb), 1% seng (Zn), 0,2% perak (Ag), 0,1% emas (Au)
dan 0,005% palladium (Pa). Selain itu mengandung polipropilen, polietilen,
poliester dan polikarbonat yang berasal dari komponen berbahan plastik.
Berdasarkan hasil-hasil pustaka menunjukkan bahwa logam-logam yang
terkandung dalam limbah elektronik memungkinkan untuk dilakukan
pengambilan kembali (recovery) melalui proses daur ulang atau dimanfaatkan
kembali. Meskipun demikian perlu diperhatikan salah satu permasalahan dalam
memberikan perlakuan pada limbah elektronik karena dalam limbah elektronik
mengandung logam-logam berat dan senyawa-senyawa organik. Adanya
kombinasi ini memungkinkan terbentuknya senyawa-senyawa volatil yang
berbahaya dan terbentuknya dioksin. (http://dc408.4shared.com/doc/DwepYdk7/preview.html)
2.2.2 Dampak Limbah Elektronik Dalam Bidang Kesehatan, dan
Lingkungan
Jika limbah elektronik tidak dilakukan pengolahan secara sempurna akan
berdampak pada kesehatan dan lingkungan, sebagai berikut :
1. Kesehatan : limbah elektronik mengandung logam-logam berat yang berbahaya
yang dapat merusak sistem saraf otak, merusak ginjal, berbahaya bagi janin
dan bisa berpindah melalui air susu ibu, serta cacat bawaan. Selain itu
kandungan logam-logam berat dari limbah elektronik mengganggu sistem
peredaran darah, dan perkembangan otak anak.
2. Lingkungan : limbah elektronik dapat mencemari lingkungan dengan bahan
kimia beracun, misalnya mencemari tanah dan air tanah. Selain itu juga dapat
menimbulkan polusi udara (pencemaran timbal) yang sangat berbahaya.
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
Menurut Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor
Kep.51/MenLH/10/1995, Tentang : Baku Mutu Limbah Cair bagi Kegiatan
Industri.
Tabel 2.2 Baku Mutu Limbah Cair
No Parameter Satuan Golongan Baku Mutu Limbah Cair Fisika 1 Suhu Celcius 38 40 2 Zat padat terlarut mg/L 2000 4000 3 Zat padat tersuspensi mg/L 200 400 Kimia 1 Ph 6,0 sampai 9,0 2 Fe terlarut mg/L 5 10 3 Mn terlarut mg/L 2 5 4 Ba mg/L 2 3 5 Cu mg/L 2 3 6 Zn mg/L 5 10 7 Krom Heksavalen (Cr6+) mg/L 0,1 0,5 8 Cr total mg/L 0,5 1 9 Hg mg/L 0,002 0,005
10 Pb mg/L 0,1 1 11 Stanum (Sn) mg/L 2 3 12 Arsen mg/L 0,1 0,5 13 Selenium mg/L 0,05 0,5 14 Ni mg/L 0,2 0,5 15 Co mg/L 0,4 0,6 16 CN sianida mg/L 0,005 0,5 17 Sulfida (H2S) mg/L 0,05 0,1 18 Fluorida mg/L 2 3 19 Klorin bebas (Cl2) mg/L 1 2 20 Cd mg/L 0,05 0,1 21 Amonia Bebas (NH3-N) mg/L 1 5 22 Nitrat (NO3-N) mg/L 20 30 23 Nitrit (NO3-N) mg/L 1 3 24 BOD5 mg/L 50 150 25 COD mg/L 100 300 26 Senyawa Aktif Biru Metilen mg/L 5 10 27 Fenol mg/L 0,5 1 28 Minyak Nabati mg/L 5 10 29 Minyak Mineral mg/L 10 50 30 Radioaktivitas**) - - -
Catatan ; **) Kadar radioaktivitas mengikuti peraturan yang berlaku. Sumber : Sudarsono. 2006. “Himpunan Peraturan Perundang-undangan di Bidang Pengelolaan
Lingkungan Hidup”. Jakarta.
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
2.3 Logam Antimon (Sb)
Menurut Sejarah, antimon dalam bahasa yunani adalah anti plus monos
yang artinya logam yang tidak ditemukan sendiri. Antimon telah diketahui dalam
berbagai senyawa sejak zaman kuno. Antimon juga diketahui sebagai logam pada
awal abad ke-17.
Antimon adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang Sb dan nomor atom 51. Lambang diambil dari bahasa latin Stibium.
Antimon merupakan metalloid dan mempunyai empat alotropi bentuk. Sebuah
metalloid, antimon menyerupai logam dari bentuk dan fisiknya tetapi secara reaksi
kimia tidak demikian. Bentuk stabil antimon adalah logam biru-putih. Antimon
kuning dan hitam adalah logam tidak stabil. Antimon digunakan sebagai bahan
tahan api, cat, keramik, elektronik, dan karet.
Sumber unsur ini tidak banyak, tetapi ditemukan dalam 100 spesies mineral.
Kadang-kadang ditemukan sendiri, tetapi lebih sering sebagai sulfide stibnite. (http://selvianeta.blogspot.com/2012/01/pencemaran logam.html?zx=2448d0223bc211b3)
2.3.1 Sifat Antimon (stibium/Sb)
Antimon (stibium) adalah loagm putih keperakan yang mengkilap dan
melebur pada suhu 630 oC. Antimon tidak larut dalam asam klorida dan dalam
asam sulfat encer. Dalam suasana asam sulfat pekat yang panas antimon melarut
perlahan-lahan dengan membentuk stibium(III). Reaksinya sebagai berikut :
2Sb + 3H2SO4 + 6H+ 2Sb3+ + 3SO2 + 6H2O
(sumber : Vogel bagian 1, Analisis Anorganik Kuantitatif. Edisi kelima) Daya hantar listrik (konduktivitas) dan panasnya lemah. Zat ini menyublim
(menguap dari fase padat) pada suhu rendah. Sebagai sebuah metaloid, antimon
menyerupai logam dari penampilan fisiknya tetapi secara kimia bereaksi berbeda
dari logam sejati. Antimon dan banyak senyawanya sangat beracun.
2.3.2 Dampak Logam Antimon
Antimon dan senyawa-senyawanya adalah toksik (beracun). Secara klinis,
gejala akibat keracunan antimon hampir mirip dengan keracunan arsen. Dalam
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
dosis rendah, antimon menyebabkan sakit kepala dan depresi. Dalam dosis tinggi,
antimon akan mengakibatkan kematian dalam beberapa hari. (http://mualliffachrozi.blogspot.com/2010/03/tugas-kimling-individu-biogeokimia.html)
Antimon yang dijumpai di lingkungan adalah sebagai endapan rata-rata
sebesar 0.03-0.31 ppb, endapan lumpur sebesar 1.3-12.7 ppm, pada air sungai
levelnya berkisar 0.09-0.86 ppb, lima air sungai Jepang Sb dijumpai sebesar 0.07-
0.29 ppb, air danau (Biwa, Jepang) berkisar 0.09-0.46 ppb, air laut (di perairan
China) sebesar 0.8-0.9 ppb, perairan Jepang sebasar 0.18 ppb, tanah sebesar 4.3-
7.9 ppm, rambut manusia berkisar 0.03-1.63 ppm, ambien partikel (didaerah
industri jepang) berkisar 58-1170 ppm. Sifat racun antimon setara dengan arsenik
dan bismut yaitu menyebabkan penurunan kemampuan koordinasi penggerak,
gangguan pada urat saraf, pernafasan, serta ginjal. (http://selvianeta.blogspot.com/2012/01/pencemaran logam.html?zx=2448d0223bc211b3)
Keracunan yang sering terjadi menyebabkan iritasi gastrointestinal hebat
(berhubungan dengan lambung dan usus), nyeri hulu hati, disfagia, rasa logam
pada lidah, memuntahkan bahan berwarna merah darah, tenesmus (pemaksaan,
khususnya pemaksaan yang sangat nyeri dan tidak efektif saat berkemih dan
buang air besar), diare cair, nadi cepat, berkeringat, spasme otot lengan (kontraksi
involuntar otot atau sekelompok otot secara mendadak dan keras yang disertai
nyeri dan gangguan fungsi, menghasilkan gerakan involuntar dan distorsi),
tungkai dan jari-jari. Pada keracunan antimon (Sb) kronis akan menyebabkan
anoreksis (tidak mempunyai selera makan), mual, muntah, haus, diare, kejang
pada otot, dan keringat dingin, pada kasus fatal akan ditemui lapisan submukrosa
saluran cerna yang merah, membengkak (edema) dan kadang-kadang juga ulserasi
dan inflamasi jika antimon triklorda (SbCl3) yang ditelan. (http://mualliffachrozi.blogspot.com/2010/03/tugas-kimling-individu-biogeokimia.html)
2.4 Logam Timah (Sn)
Timah adalah sebuah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang Sn (bahasa latin : stannum) dan nomor atom 50. Unsur ini merupakan
logam sedikit keperakan, dapat ditempa (malleable), tidak mudah teroksidasi
dalam udara sehingga tahan karat, ditemukan dalam banyak alloy dan digunakan
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
untuk melapisi logam lainnya untuk mencegah karat. Timah diperoleh terutama
dari mineral cassiterite yang terbentuk sebagai oksida. Jumlah kecil timah dalam
makanan kaleng tidak berbahaya bagi manusia. Senyawa timah trialkil dan
triaril berbahaya bagi makhluk hidup dan harus ditangani secara hati-hati. timah
juga digunakan dalam pembuatan rokok (timah putih) pada longsongan peluru
(timah hitam). (http://id.wikipedia.org/wiki/Timah)
Timah adalah logam berwarna putih keperakan dengan kekerasan yang
rendah, berat jenis 7,3 g/cm3, serta mempunyai sifat konduktivitas panas dan
listrik yang tinggi. Dalam keadaan normal (13 – 160oC), logam ini bersifat
mengkilap dan mudah dibentuk. Timah ini meleleh pada suhu 231,8oC. logam ini
melarut dengan lambat dalam asam klorida encer dan asam sulfat encer dengan
membentuk garam-garam timah(II) (stano) : Sn + 2H+ Sn2+ + H2
Asam nitrat encer melarutkan timah dengan lambat tanpa pelepasan gas
apapun dan terbentuk ion-ion timah(II) dan amonium :
4Sn + 10H+ + NO3- 4Sn2+ +NH4
+ + 3H2O (sumber : Vogel bagian 1, Analisis Anorganik Kuantitatif. Edisi kelima)
Dengan asam nitrat pekat terjadi reaksi yang keras dan menghasilkan zat
padat putih yang biasanya dirumuskan sebagai timah(IV) oksida terhidrasi,
SnO2.xH2O, dan kadang-kadang disebut sebagai asam metastanat :
3Sn + 4HNO3 + (x-2)H2O 4NO + 3SnO2.xH2O (sumber : Vogel bagian 1, Analisis Anorganik Kuantitatif. Edisi kelima)
Timah terbentuk sebagai endapan primer pada batuan granit dan pada
daerah sentuhan batuan endapan metamorf yang biasanya berasosiasi dengan
turmalin dan urat kuarsa timah, serta sebagai endapan sekunder, yang di dalamnya
terdiri dari endapan alluvium, elluvial, dan koluvium.
Mineral yang terkandung di dalam bijih timah pada umumnya mineral
utama yaitu kasiterit, sedangkan pirit, kuarsa, zirkon, ilmenit, plumbum, bismut,
arsenik, stibnite, kalkopirit, kuprit, xenotim, dan monasit merupakan mineral
ikutan.
Potensi timah di Indonesia terdapat di Pulau Bangka, Pulau Belitung, Pulau
Singkep, dan Pulau Karimun.
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
Timah ada 2 macam, yaitu timah hitam dan timah putih harga jual dari
timah itu juga bervariasi, timah hasil tambang batu galena, timah hasil daur ulang
aki.
2.4.1 Sifat Timah
a) Sifat Fisika
Fasa : padatan
Densitas : 7,365 g/cm3 (Sn putih) 5,769 g/cm3 (Sn abu-abu)
Titik didih : 231,93 oC
Titik didih : 2602 oC
Panas fusi : 7,03 kJ/mol
Kalor jenis : 27,112 J/molK
b) Sifat Kimia
Bilangan oksidasi : 4,2, -4
Nomor atom : 50
Nomor massa : 118,71
Elektronegativitas : 1,96 (skala pauli)
Energi ionisasi 1 : 708,6 kJ/mol
Energi ionisasi 2 : 1411,8 kJ/mol
Energi ionisasi 3 : 2943,0 kJ/mol
Jari-jari atom : 140 pm
Jari-jari ikatan kovalen : 139 pm
Jari-jari van der waals : 217 pm
Struktur Kristal : tetragonal (Sn putih) kubik diamond (Sn abu-abu)
Konduktivitas termal : 66,8 W/mK
Timah merupakan logam lunak, fleksibel, dan warnanya abu-abu metalik.
Timah tidak mudah dioksidasi dan tahan terhadap korosi disebabkan terbentuknya
lapisan oksida timah yang menghambat proses oksidasi lebih jauh. Timah tahan
terhadap korosi air distilasi dan air laut, akan tetapi dapat diserang oleh asam kuat,
basa, dan garam asam. Proses oksidasi dipercepat dengan meningkatnya
kandungan oksigen dalam larutan.
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
Jika timah dipanaskan dengan adanya udara maka akan terbentuk SnO2.
Timah ada dalam dua alotrop yaitu timah alfa dan beta. Timah alfa biasa disebut
timah abu-abu dan stabil dibawah suhu 13,2 oC dengan struktur ikatan kovalen
seperti diamond. Sedangkan timah beta berwarna putih dan bersifat logam, stabil
pada suhu tinggi, dan bersifat sebagai konduktor.
Timah larut dalam HCl, HNO3, H2SO4, dan beberapa pelarut organik seperti
asam asetat, asam oksalat dan asam sitrat. Timah juga larut dalam basa kuat
seperti NaOH dan KOH. Timah umumnya memiliki bilangan oksidasi +2 dan +4.
Timah(II) cenderung memiliki sifat logam dan mudah diperoleh dari pelarutan Sn
dalam HCl pekat panas. Timah bereaksi dengan klorin secara langsung
membentuk Sn(IV) klorida. Hidrida timah yang stabil hanya SnH4. (http://bilangapax.blogspot.com/2011/02/timah-dan-paduannya.html)
2.4.2 Dampak dari Timah (Sn)
Timah juga terdapat dalam beberapa makanan. Jumlah timah yang sedikit
dalam makanan tidak berbahaya. Limit dalam makanan di Amerika Serikat adalah
300 mg/kg. Senyawa timah triakil dan triaril digunakan sebagai racun biologi
(biocides) dan perlu ditangani secara hati-hati. (http://bilangapax.blogspot.com/2011/02/timah-dan-paduannya.html)
2.5 AAS (Atomic Absorption Spectrophotometer)
Spektrofotometer serapan atom (SSA) adalah salah satu instrumen yang
digunakan untuk analisis karena suhu nyalanya yang lebih rendah mendorong
terbentuknya atom netral dan dengan nyala yang kaya bahan bakar pembentukan
oksida dari banyak unsur dapat diminimalkan atau salah satu instrumen untuk
mengukur unsur-unsur logam dan metaloid yang berdasarkan pada penyerapan
(absorpsi) radiasi oleh atom bebas unsur tersebut (S,S, Gassing. 2005), AAS
mempunyai kepekaan, ketelitian serta selektivitas yang tinggi (Widiastuti,
Endang, dkk. 2010).
VGA (Vapor Generation Accessory) adalah sebuah aksesoris yang dipasang
pada bagian luar instrumen AAS sebagai alat untuk mempercepat atomisasi. AAS-
VGA adalah Atomisasi dengan pembentukan senyawa hidrida yang dilakukan
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
untuk unsur As, Se, Sb yang mudah terurai apabila dipanaskan pada suhu lebih
dari 800 ºC. Atomisasi dengan membentuk senyawa hidrida berbentuk gas atau
yang lebih terurai menjadi atom-atomnya melalui reaksi reduksi
oleh SnCl2 atau NaBH4, contohnya merkuri (Hg). Senyawa hidrida adalah
senyawa yang terbentuk antara atom H dengan unsur logam. Hidrida dipakai
untuk menyatakan bahwa bilangan oksidasi hidrogen yang bereaksi dengan unsur
yang lain adalah -1 dan dinotasikan sebagai H-.
Gambar 2.1 Skema AAS-VGA
Sumber : Gassing. 2005. Studi Literatur Instrumen AAS (Atomic Absorption Spectrophotometer).
Keterangan :
1. Larutan Asam 2. Larutan Pereduksi 3. Larutan Sampel 4. Motor 5. Ruang pencampur 6. Separator 7. Nitrogen 8. Pembuangan
9. Lampu katoda 10. Lensa 11. Nyala 12. Absorption cell 13. Monokromator 14. Detektor 15. Amplifier 16. Read out
2.5.1 Prinsip Dasar AAS dengan Sistem VGA
Atomisasi dengan sistem VGA terbatas untuk senyawa As, Sb, Bi, Se, yang
terdapat dalam sampel direaksikan dengan HCl 20% 푣 푣⁄ , kemudian direduksikan
dengan KI menjadi valensi terendahnya. Unsur-unsur dengan valensi terendah
tersebut kemudian bereaksi dengan hydride berasal dari reaksi antar HCl dan
NaBH4 membentuk As, Sb, Bi, Se hydride di dalam liquid separator. As hydride
tersebut dalam bentuk aerosol kemudian dibawa dengan gas N2 menuju
absorption cell, kemudian dibakar dengan nyala udara acetilena sehingga
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
terbentuk atom-atom As, Sb, Bi, Se. Kabut atom-atom yang mempunyai panjang
gelombang komplementer terhadap panjang gelombang cahaya lampu katoda
yang dilewatkan akan menyerap cahaya lampu katoda, kelebihan cahaya akan
dideteksi oleh detektor (S,S, Gassing. 2005).
2.5.2 Atomisasi dengan Metode Penguapan (Vapor Generation Method)
Metode ini hanya dapat digunakan untuk 9 unsur saja, yaitu : As, Bi, Sb, Sn,
Se, Te, Ge, Pb, dan Hg. Dalam metode penguapan digunakan beberapa pereaksi
kimia dalam proses atomisasinya sehingga logam yang akan dianalisis dalam
larutan cuplikan dapat diuapkan dalam bentuk molekuler sederhana, kecuali untuk
Hg dalam bentuk atom-atom bebas. Metode atomisasi ini memberikan sensitivitas
yang lebih tinggi dari pada metode atomisasi nyala dan tanpa nyala (Widiastuti,
Endang, dkk. 2010). Metode atomisasi dengan cara penguapan terbagi 2 macam :
1. Metode Pembentukan Hidrida (Hydride Generation Method)
Metode pembentukan hidrida digunakan untuk menganalisis unsur selain
unsur Hg. Unsur-unsur yang akan dianalisis diubah menjadi senyawa-senyawa
hidrida yang mudah menguap. Proses pembentukan senyawa hidrida tersebut
dilakukan dengan memberikan reduktor, yaitu larutan KI dan SnCl2 ditambah Zn
dan asam kuat, atau reduktor natrium borohidrida (NaBH4) yang berbentuk larutan
atau pellet. Senyawa hidrida logam yang berbentuk uap (gas) tersebut bersama-
sama gas inert (N2 atau Ar) dialirkan ke dalam sel absorpsi (gas cell) di atas
udara-asetilen. Selanjutnya akan teratomkan menjadi atom-atom bebas. Serapan
dari unsur tersebut dapat diukur dengan melewatkan radiasi resonansi dari lampu
katoda rongga yang sesuai dengan unsur yang dianalisis (Widiastuti, Endang, dkk.
2010).
2. Metode Penguapan Merkuri (Mercury Generation Method)
Khusus untuk atomisasi merkuri (Hg), atom-atom Hg yang ada di dalam
sampel sebagai ion positif, direduksi menjadi netral dan akan menguap sebagai
atom-atom bebas pada suhu kamar. Sebagai reduktor dapat digunakan SnCl2 20%
atau NaHB4 dalam HCl 10%. Reaksi penentuan Hg dengan metode ini adalah:
Hg+ + BH4- HgH + HgO
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
Kemudian uap (gas) atom-atom Hg bersama-sama gas inert (N2 atau Ar)
dialirkan melalui sel-absorpsi. Serapan atom-atom Hg dapat ditentukan dengan
melewatkan radiasi dari lampu katoda rongga Hg melewati sel-absorpsi
tersebut. Pada metode ini tidak diperlukan nyala untuk atomisasi, jadi cara ini
adalah satu-satunya cara atomisasi benar-benar tanpa nyala (flameless
atomization). (Sumber : Widiastuti, Endang, dkk. 2010)
Ada 4 metode dalam menguapkan Hg yaitu :
1. Reduksi-Aerasi : Hg dalam larutan air direduksi dan
kemudian dikeluarkan dari larutan dengan cara mengalirkan gelembung gas.
2. Pemanasan : Cuplikan dipirolisis atau dibakar.
3. Amalgamasi Elektrolitik : Hg dilapiskan pada katode Cu selama
elektrolisis. Katoda kemudian dipanaskan untuk membebaskan Hg.
4. Amalgasi Langsung : Hg dikumpulkan pada kawat Ag atau Cu
yang kemudian dibebaskan dengan pemanasan. Metode ini dapat digabung
dengan 1 dan 2 sebagai metode konsentrasi. (http://zahirrazuka.wordpress.com/category/uncategorized/)
Sumber : Hasil foto di Laboratorium AAS VGA PT. SUCOFINDO
2.5.3 Kelemahan dan Kelebihan
Kelemahan metode ini hanya dapat digunakan untuk analisis As dan Se,
waktu yang dibutuhkan relatif lama agar reaksi sempurna kurang lebih 10 menit
sehingga proses analisis menjadi lebih lama.
Gambar 2.2 Instrumentasi AAS-VGA
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
Kelebihan dari teknik generasi hidrida adalah analit dapat dipisahkan dari
sampel matriks dimana akan mengurangi potensial interferensi, sehingga batas
teliti dapat mencapai g/L.
2.5.4 Beberapa Hal yang Perlu Diperhatikan :
Pada atomiasasi dengan metode penguapan, yaitu :
1. Pengaruh asam dan konsentrasi asam sangat mempengaruhi hasil
pengukuran serapan atom
2. Pengaruh jumlah volume cuplikan
3. Pengaruh pada waktu preparasi cuplikan, misalnya lama pemanasan
4. Pengaruh penambahan reagen (pereaksi)
5. Pengaruh pH terhadap absorbansi
Optimasi kondisi alat AAS, pada metode penguapan yaitu :
1. Volume cuplikan
2. Waktu pengadukan (lama reaksi reduksi)
3. Kecepatan alir gas inert
4. Preparasi larutan cuplikan (Widiastuti, Endang, dkk. 2010).
2.6 ICP (Inductively Coupled Plasma)
ICP (Inductively Coupled Plasma) adalah suatu analisis yang menggunakan
couple induksi yaitu induksi medan magnet dan medan listrik sebagai sumber
energi untuk mengeksitasi elektron-elektron dari atom-atom yang ada dalam
sampel.
Coupled (gabungan 2 buah induksi) ini sangat penting, agar terbentuk
medan magnet dengan frekuensi tinggi, sehingga atom-atom dalam sampel tidak
hanya tereksitasi kesatu tingkat energi elektron yang lebih tinggi tetapi akan
tereksitasi ke beberapa macam tingkat energi elektron yang lebih tinggi.
Gabungan elektron-elektron yang tereksitasi ini akan membentuk awan-
awan elektron yang jenuh dengan elektron-elektron atau disebut juga plasma. Jadi
gabungan kedua induksi ini menimbulkan medan magnet dengan frekuensi plasma
yang tinggi atau disebut juga Inductively Coupled High Frequency plasma.
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
Elektron-elektron yang sudah tereksitasi ketingkat energi elektron yang
lebih tinggi akan kembali ke keadaan dasar sambil melepaskan energi yang berupa
sinar. Sinar yang dilepaskan masuk ke spektrometer. Dan oleh grating difraksi
sinar ini di dispersikan menjadi spektrum garis yang speksifik untuk masing-
masing atom atau ion yang terkandung dalam sampel tersebut.
Besarnya intensitas sinar yang dilepas atau diemisikan oleh elektron-
elektron waktu kembali ke keadaan dasar diukur oleh spektrometer karena
intensitas sinar yang diukur adalah intensitas sinar emisi maka ICP disebut juga
ICPAES (Inductively Coupled Plasma Atomic Emission Spectroscopy).
Frekuensi tinggi yaitu 40,68 MHz dan daya 1600 watt dialirkan ke kawat
kumparan (kawat kumparan terbuat dari tembaga). Kawat kumparan ini berada
pada bagian puncak torch (tungku pembakaran), dan pada bagian dalam tungku
pembakaran dialiri gas argon.
Arus dengan frekuensi 40,68 MHz dan daya 1600 watt ini menyebabkan
timbulnya perubahan medan magnet dalam kawat kumparan. Perubahan medan
magnet akan menyebabkan timbulnya sirkulasi arus dalam kawat kumparan, yang
mana arus ini tegak lurus bidang kawat kumparan dan akhirnya timbul elektron-
elektron dan ion-ion.
Elektron-elektron dan ion-ion mengalir terus-menerus didalam kawat
kumparan dan meyebabkan kawat kumparan bertambah panas, sehingga timbul
perubahan medan magnet dengan suhu tinggi disekeliling kawat kumparan.
Gas argon pertama kali dipanaskan atau dibakar oleh kawat kumparan. Gas
argon pada suhu kamar tidak menghantarkan arus listrik, tetapi apabila dipanaskan
gas argon bersifat menghantarkan arus listrik maka terjadilah induksi medan
listrik pada kawat kumparan.
Arus listrik pada kawat kumparan menyebabkan pula gas argon terionisasi.
Ar Ar- + 1e
Elektron-elektron yang terbentuk dari gas argon bertubrukkan kembali
dengan gas argon yang belum terionisasi, akhirnya terbentuk elektron yang
banyak demikian seterusnya. Jumlah elektron-elektron yang terbentuk lebih
banyak dari pada elektron-elektron yang hilang (yang bertubrukkan dengan gas
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
argon), karena itu terbentuklah plasma (awan-awan elektron) disekeliling medan
listrik, akibat suhu disekeliling medan listrik dan suhu plasma bertambah tinggi
pula.
Plasma yang terdiri dari awan-awan elektron yang bersifat konduktor ini
bergerak keatas, sehingga terjadi interaksi plasma dengan medan magnet. Plasma
yang suhunya sudah tinggi tersebut akan menyerap panas yang dihasilkan oleh
perubahan medan magnet akibatnya suhu plasma semakin lebih tinggi lagi hingga
mencapai 10.000 oK.
Yang terpenting dalam ICP adalah gabungan induksi medan magnet dan
plasma yang mana kedua induksi ini menghasilkan suhu tinggi (10.000 oK),
sehingga partikel-partikel sampel yang sampai di tungku pembakaran (torch) akan
terbakar sempurna dalam arti elektron-elektron yang ada dikulit atom akan
tereksitasi kebeberapa tingkat energi elektron yang lebih tinggi.
Agar sampel yang dibakar terfokus pada bagian tengah torch (tidak
terdistribusi kepinggir torch), maka ke dalam nebulizer dialirkan gas argon
sebagai carrier gas sehingga eksitasi sampel sangat efektif. Apabila carrier gas
argon tidak dialirkan maka panas yang dihasilkan oleh induksi medan magnet dan
plasma tidak efektif.
Kondisi dalam ICP-OES Varian 725-ES, sebagai berikut :
1. Power = 1,20 KW
2. Plasma flow = 15,0 L/min
3. Auxiliary flow = 1,50 L/min
4. Nebulizer flow = 0,67 L/min
5. Viewing Height = 11 L/min
6. Replicate read time = 5 sekon
Berhubungan pembentukkan plasma pada medan listrik menimbulkan suhu
tinggi dan menjadi tinggi lagi dipuncak torch (10.000 oK), maka bisa
menyebabkan torch (tungku pembuatan plasma) pecah. Untuk menghindari hal
ini maka dialirkan gas argon pada dinding lapisan luar torch. Gas Argon sebagai
purge gas dialirkan melewati puncak torch, berfungsi untuk :
1. Mengusir komponen-komponen yang stabil/tidak/susah dieksitasi
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
2. Untuk mendorong komponen-komponen yang sudah tereksitasi keatas,
sehingga komponen-komponen yang belum teraksitasi naik keatas atau
ketengah torch.
Gambar 2.3 ICP Varian Vista MPX dan Aksesorisnya
Sumber : Ridha. Laporan Kerja Prektek. 2012 Keterangan: 1. Vista Spectometer 2. Gas Connection 3. Exhaust Fan 4. GPIB Card 5. IEEE-488 Cable 6. PC 7. Printer 8. Sample Preparation Sistem 9. IEEE-488 Cable 10. Water Cooler 11. Water Pipes
2.6.1 Prinsip ICP
Prinsip utama dari ICP adalah medapatkan unsur-unsur yang memancarkan
karakteristik cahaya pada panjang gelombang yang bisa di ukur. ICP perangkat
keras dirancang untuk menghasilkan plasma, yang mana atom dalam berbentuk
gas hadir dalam keadaan terionsasi. Susunan dasar dari ICP adalah terdiri dari 3
tabung, terbuat dari silika. Tabung ini yaitu : termed outer loop, intermediate
loop, and inner loop, yang bersama menyusun obor ICP. Obor di posisikan dalam
water-colled coil dari suatu frekuensi radio generator. Gas di alirkan dalam obor,
frekuensi radio bidang di aktifkan, dan gas di daerah coil di buat secara elektris.
Urutan peristiwa ini membentuk plasma. Pembentukan plasma bergantung pada
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
cukup kuatnya intensitas medan magnet dan pola arus gas mengikuti pola putaran
simetris tertentu. Plasma dijaga dengan induksi dari pengaliran gas.
Bagian yang harus ada pada ICP :
ICP torch
Sampel introduction system (nebulizer)
High frequency generator
Transfer optik and spektrometer
Computer interface
Unsur-unsur yang akan di analisa dengan ICP harus dalam bentuk larutan.
Larutan yang mengandung air lebih di suka daripada larutan organik sebab larutan
organik memerlukan perlakuan khusus sebelum penyuntikan kedalam ICP. Begitu
juga dengan sampel padat. Cahaya yang di pancarkan oleh atom dari unsur dalam
ICP di konversi menjadi sinyal elektrik yang dapat di ukur jumlahnya
(kuantitasnya). Hal ini terpenuhi dengan komponen radiasinya oleh kisi difraksi,
dan kemudian di ukur intensitas cahayanya dengan tabung photomultiplier pada
panjang gelombang yang spesifik untuk masing-masing garis unsur.
Cahaya yang dipancarkan oleh atom atau ion di dalam ICP dikonversi ke
isyarat elektrik oleh photomultiplier. Intensitas sinyal ini kemudian di bandingkan
dengan intensitas yang telah di ketahui, sehingga konsentrasi dapat di hitung.
Masing-masing Unsur akan mempunyai banyak panjang gelombang spesifik di
dalam spektrum yang bisa digunakan untuk analisa.
Keuntungan dengan menggunakan suatu ICP meliputi :
1. Kemampuannya untuk mengidentifikasi dan mengukur semua unsur-unsur
kecuali Argon, batas pengukurannya adalah 1-100 g/L,
2. Analisa kuantitatif dapat di lakukan dengan cepat, dan
3. Tidak memerlukan sampel yang banyak.
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
2.6.2 Prinsip Kerja
Langkah kerja ICP-OES :
a. Preparasi Sampel
Beberapa sampel memerlukan langkah preparasi khusus seperti penambahn
asam, pemanasan, dan desktruksi dengan mikrowave.
b. Nebulisasi
Cairan diubah menjadi aerosol.
c. Desolvasi/ Volatisasi
Pelarut dihilangkan sehingga terbentuk aerosol kering.
d. Atomisasi
Ikatan gas putus, dan hanya ada atom. Suhu plasma dan suhu sangat penting
pada tahap ini.
e. Eksitasi/ Emisi
Atom memperoleh energi dari tumbukan dan memancarkan cahaya dari
panjang gelombang yang khas.
f. Deteksi/ Pemisahan
Grating mendispersikan cahaya yang dapat diukur secara kuantitatif.
Gambar 2.4 Instrumentasi Inductively Coupled Plasma Optical Emission Spectroscopy ( ICP-
OES ) Varian Vista MPX Sumber : Hasil foto di Laboratorium AAS-ICP PT. SUCOFINDO
2.6.3 Proses Pendispersian Cahaya Pada ICP
Perangkat keras ICP dirancang untuk menghasilkan plasma yang merupakan
gas, dimana terdapat atom dalam keadaan terionisasi. Dasar pengaturan suatu ICP
terdiri dari tiga tabung konsentris, yang sering dibuat dari silika. Tabung-tabung
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
tersebut yaitu outer loop, loop menengah, dan loop dalam, yang membentuk obor
suatu ICP. Obor terletak dalam kumparan pendingin air frekuensi (rf) generator
radio. Sebagai gas mengalir diperkenalkan ke senter, bidang rf diaktifkan dan gas
di wilayah koil dibuat elektrik konduktif. Ini urutan kejadian pembentukan
plasma. Pembentukan plasma tergantung pada kekuatan medan magnet yang
cukup dan pola aliran gas mengikuti pola simetris rotationally tertentu. Plasma
dikelola oleh pemanasan induktif gas yang mengalir. Induksi medan magnet
menghasilkan frekuensi tinggi arus listrik yang melingkar dalam konduktor.
Konduktor pada akhirnya dipanaskan sebagai hasil dari tahanan tersebut.
Untuk mencegah kemungkinan arus pendek serta krisis, plasma harus
terisolasi dari sisa instrumen. Isolasi dicapai oleh aliran gas secara bersamaan
melalui sistem. Tiga gas mengalir melalui sistem gas luar, gas menengah, dan gas
dalam atau gas pembawa. Gas yang luar biasanya adalah Argon atau Nitrogen.
Gas luar digunakan untuk beberapa tujuan yaitu memelihara plasma,
memantapkan/menstabilkan posisi plasma, dan memisahkan plasma dari tabung
luar pada suhu tinggi. Argon biasanya digunakan sebagai gas intermediat dan gas
pembawa. Tujuan dari gas pembawa adalah untuk menyampaikan sampel untuk
plasma.
Sampel yang telah mengalami preparasi diantarkan pada plasma melewati
nebulizer dan spray chamber. Nebulizer berfungsi untuk mengubah cairan sampel
menjadi aerosol. Sedangkan spray chamber berfungsi untuk mentransportasikan
aerosol ke plasma, pada spray chamber ini aerosol mengalami desolvasi atau
volatisasi yaitu proses penghilangan pelarut sehingga didapatkan aerosol kering
yang bentuknya telah seragam.
RF generator adalah alat yang menyediakan tegangan (700-1500 Watt)
untuk menyalakan plasma dengan argon sebagai sumber gasnya. Tegangan ini
ditransferkan ke plasma melalui load coil, yang mengelilingi puncak dari obor.
Saat sampel gas masuk ke dalam plasma terjadi eksitasi atom, Atom yang
tereksitasi kembali ke keadaan dasar dengan memancarkan energi pada panjang
gelombang tertentu. Panjang gelombang setiap unsur memiliki sifat yang khas.
Intensitas energi yang dipancarkan pada panjang gelombang sebanding dengan
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
jumlah (konsentrasi) dari unsur dalam sampel yang dianalisis. Selanjutnya
panjang gelombang tersebut masuk kedalam monokromator, dan diteruskan ke
detektor. Lalu diubah menjadi sinyal listrik oleh detektor dan masuk ke dalam
integrator untuk diubah ke dalam sistem pembacaan data.
Sebuah ICP mensyaratkan bahwa unsur-unsur yang harus dianalisis adalah
larutan. Larutan dalam bentuk pelarut air lebih disukai daripada pelarut organik,
untuk larutan organik memerlukan perlakuan khusus sebelum injeksi ke dalam
ICP. Sampel padat juga tidak diperbolehkan, karena dapat terjadi penyumbatan
pada instrumentasi. Nebulizer yang mengubah larutan menjadi aerosol. Cahaya
yang dipancarkan oleh unsur atom-atom dalam ICP harus dikonversi ke sinyal
listrik yang dapat diukur secara kuantitatif. Hal ini dilakukan dengan memecahkan
cahaya menjadi komponen radiasi (hampir selalu melalui suatu kisi difraksi) dan
kemudian mengukur intensitas cahaya dengan tabung photomultiplier pada
panjang gelombang yang spesifik untuk setiap baris elemen. Cahaya yang
dipancarkan oleh atom atau ion dalam ICP diubah menjadi sinyal-sinyal listrik
oleh photomultiplier dalam spektrometer. Setiap elemen akan memiliki panjang
gelombang tertentu dalam spektrum yang dapat digunakan untuk analisis.
2.6.4 Instrumentasi
1. Plasma
Plasma, sebuah gas terionisasi, ketika obor dinyalakan medan magnet yang
kuat.
2. Medan magnet
Sebuah medan magnet adalah medan vektor yang dapat memberikan suatu
gaya magnet pada muatan listrik bergerak dan pada dipol magnetik. Ketika
ditempatkan dalam medan magnet, magnet dipol cenderung untuk
menyelaraskan dengan medan magnet dari RF generator dihidupkan. Argon
gas yang mengalir melalui dinyalakan dengan satuan Tesla (biasanya sebuah
strip tembaga di luar tabung). Argon gas yang terionisasi dalam bidang ini dan
mengalir dalam suatu pola simetris rotationally ke arah medan magnet
kumparan RF. Yang stabil, suhu tinggi plasma sekitar 7000 oK ini kemudian
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
dihasilkan sebagai hasil dari tumbukan inelastis dibuat antara atom argon netral
dan partikel bermuatan.
3. Pompa peristaltik
Sebuah pompa peristaltik adalah jenis pompa perpindahan positif digunakan
untuk memompa berbagai cairan. Fluida yang terkandung dalam tabung
fleksibel yang dipasang di dalam kesing pompa melingkar memberikan sebuah
berair atau sampel organik menjadi nebulizer.
4. Nebulizer
Nebulizer berfungsi untuk mengubah cairan sampel menjadi aerosol.
5. Spray chamber
Spray chamber berfungsi untuk mentransportasikan aerosol ke plasma,
pada spray chamber ini aerosol mengalami desolvasi atau volatisasi yaitu
proses penghilangan pelarut sehingga didapatkan aerosol kering yang
bentuknya telah seragam.
6. RF generator
RF generator adalah alat yang menyediakan tegangan (700-1500 Watt) untuk
menyalakan plasma dengan Argon sebagai sumber gas-nya. Tegangan ini
ditransferkan ke plasma melalui load coil, yang mengelilingi puncak dari obor.
7. Difraksi kisi
Dalam optik, kisi difraksi adalah komponen optik dengan pola yang teratur,
yang terbagi menjadi beberapa sinar cahaya perjalanan di arah yang berbeda di
mana ia dipisahkan menjadi komponen-komponen radiasi dalam spektrometer
optik. Intensitas cahaya kemudian diukur dengan photomultiplier.
8. Photomultiplier
Photomultiplier merupakan sebuah tabung vakum, dan lebih khusus lagi
phototubes, dimana alat ini sangat sensitif terhadap detektor cahaya dalam
bentuk sinar ultraviolet, cahaya tampak, dan inframerah.
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
2.6.5 Interferensi (gangguan-gangguan)
Pelarut, reagen, gelas, dan perangkat keras pengolahan sampel lain mungkin
menghasilkan artefak dan gangguan pada analisis sampel. Semua materi ini harus
bebas dari gangguan dan pada kondisi baik saat analisis.
Gangguan fisik yang berhubungan dengan sampel nebulization dan
transportasi proses serta efisiensi transmisi dengan ion. Nebulization dan
transportasi proses dapat terpengaruh jika komponen matriks menyebabkan
perubahan pada tegangan permukaan atau viskositas. Perubahan komposisi
matriks dapat menyebabkan penekanan sinyal yang signifikan atau perangkat
tambahan padatan terlarut dapat deposit di ujung nebulizer dari nebulizer
pneumatik dan di interface skimmer (mengurangi ukuran mulut dan kinerja
instrumen).
Gangguan unsur isobarik dalam ICP-MS disebabkan oleh isotop yang
berbeda unsur-unsur membentuk ion atom dengan rasio muatan nominal massa-
yang sama (m/z). Sebuah sistem data harus digunakan untuk mengoreksi
gangguan ini. Hal ini meliputi penentuan sinyal untuk unsur campur dan
mengurangkan sinyal yang sesuai dari analit. Walaupun jenis gangguan biasa,
tidak mudah dikoreksi, dan contoh yang menunjukkan masalah yang signifikan
dari jenis ini dapat meminta resolusi perbaikan, pemisahan matriks, atau analisis
menggunakan lain diverifikasi dan didokumentasikan isotop, atau penggunaan
metode lain. Gangguan memori dapat terjadi bila ada perbedaan konsentrasi yang
besar antar sampel atau standar yang dianalisis secara berurutan.
2.6.6 Kelebihan dan Kekurangan Metode ICP
Keuntungan menggunakan ICP mencakup kemampuan untuk
mengidentifikasi dan mengkuantifikasi semua elemen dengan pengecualian argon
karena sensitivitas panjang gelombang bervariasi untuk setiap penentuan suatu
unsur. ICP cocok untuk semua konsentrasi, tidak memerlukan sampel yang
banyak, deteksi batas umumnya rendah untuk elemen dengan jumlah 1 - 100 g / L.
Keuntungan terbesar memanfaatkan suatu ICP ketika melakukan analisis
kuantitatif adalah kenyataan bahwa analisis multi-elemen dapat dicapai, dan
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
cukup cepat. Analisis sempurna multi-elemen dapat dilakukan dalam waktu 30
detik, memakai hanya 0,5 ml larutan sampel.
Meskipun dalam teori, semua unsur kecuali argon dapat ditentukan
menggunakan ICP, unsur-unsur yang tidak stabil tertentu memerlukan fasilitas
khusus dalam penanganan asap radioaktif plasma. Selain itu, sebuah ICP sulit
menganalisis unsur halogen, perlu optik husus untuk transmisi dari panjang
gelombang yang rendah.
2.6.7 Aplikasi
Sebuah ICP dapat digunakan dalam analisis kuantitatif sebagai berikut :
Bahan alami seperti batuan, mineral, tanah, udara sedimen, air, dan tumbuhan
dan jaringan hewan;
Murni dan terapan geokimia, mineralogi, pertanian, kehutanan, peternakan,
ekologi kimia, dan industri makanan ilmu lingkungan, termasuk distribusi
purifikasi dan air analisis dari unsur yang tidak mudah diidentifikasi oleh
AAS seperti Sulfur, Boron, Fosfor, Titanium, dan Zirkonium.
2.7 Linieritas
Linieritas adalah kemampuan suatu metode analisis untuk menghasilkan
hasil uji yang secara langsung porposional (sebanding) dengan konsentrasi analit
dalam suatu rentang kerja yang diberikan. Uji ini dilakukan dengan pengukuran
deret larutan kerja yang memiliki minimal lima konsentrasi yang semakin
meningkat. Deret larutan kerja dengan kadar yang berbeda secara proposional
mengakibatkan instrumen akan memberikan respon yang proposional pada tingkat
kadar tertentu. Perubahan secara proposonal antara kadar analit dengan respon
instrumen tersebut akan membentuk garis lurus. Garis lurus yang terbentuk
tersebut memenuhi persamaan (1) sebagai berikut :
Y = a + bx .............................(1)
Keterangan :
Y = Respon instrumen (absorban)
a = Intercept
x = Konsentrasi analit
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
b = Kemiringan (slope)
Biasanya linieritas dinyatakan dengan koefisien korelasi (r). Dimana
koefisien korelasi (r) adalah suatu ukuran hubungan linier antara dua set data.
Linieritas yang baik ditunjukkan dengan harga koefisien korelasi yang mendekati
satu. Dalam suatu penetapan harga koefisien korelasi (r) sebaiknya lebih besar
dari 0,995.
Pada analisa menggunakan sinar tampak atau ultraviolet perlu diperiksa
daerah konsentrasi yang menghasilkan serapan yang memenuhi hukum linearitas
Lambert-Beer, yang menyatakan bahwa besarnya serapan (A) sebanding dengan
konsentrasi analit dalam sampel (C).
Linearitas dapat dilihat dari nilai koefisien korelasi. Nilai yang mendekati
satu menunjukan bahwa titik-titik hasil percobaan linear pada konsentrasi yang
diperiksa.
Ketika korelasi positif sempurna (r = 1) tanpa bias maka intersep a = 0 dan
kemiringan b = 1 maka kondisi ini disebut garis 1:1, jika intercept a ≠ 0 maka hal
ini berarti telah terjadi bias karena adanya kesalahan sistematik (error systematic)
antara kadar analit dan respon instrumen yang diberikan. Bila kemiringan b ≠ 1
maka telah terjadi respon secara proposional dari instrumen terhadap kadar analit
yang diberikan.
Korelasi antara kadar analit (x) dengan respon instrumen (y) diungkapkan
sebagai koefisien korelasi yang dilambangkan dengan (r) dan dirumuskan dalam
persamaan (2) berikut ini :
푟 = ∑ – ̅ ( )
∑ – ̅ ∑ ( ) .............................................. (2)
Keterangan :
r = Koefisien regresi linear
xi = Kadar analit ke-i
x = Rerata kadar analit
yi = Respon instrumen ke-i
y = Rerata respon instrumen
Koefisien korelasi (r) bervariasi dari -1 hingga 1 yang berarti bahwa :
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
a) r = 1 : korelasi linear positif sempurna
b) r = 0 : tidak berkorelasi secara linear
c) r = -1 : korelasi linear negatif sempurna
Koefisien korelasi (r) yang baik dalam kurva kalibrasi yang memiliki nilai
r=1, yaitu korelasi linear positif sempurna. Seringkali koefisien korelasi (r)
diungkapkan dalam r2 yang berarti koefisien determinasi (coeffisient of
determination) atau koefisien varian (coeffisient of variance). Sedangkan
kemiringan (b) dan intersep (a) dapat dihitung dengan persamaan (3) dan (4)
berikut ini : 푏 = ∑ – ̅ ( )
∑ – ̅ ............... (3)
푎 = 푦 − 푏푥̅ ............................. (4)
Intersep (a) dalam kurva kalibrasi dapat dipertimbangkan sebagai sinyal dari
blanko. Sedangkan kemiringan (r) merupakan ukuran sensitifitas dari suatu
metode pengujian. Semakin besar nilai b, maka metode pengujian memberikan
sensitifitas lebih besar atau respon instrumen cukup kuat terhadap perubahan yang
ada.
Untuk membuktikan linearitas hubungan antara kadar dengan respon
instrumen, maka uji yang paling mudah adalah memvisualisasikan data kalibrasi
dalam grafik dan menghubungkan garis linear antara data yang ada. Dengan
mengevaluasi secara visual garis yang terbentuk maka dapat dibuktikan linearitas
suatu garis tersebut.
2.8 Detection Limit (Batas Deteksi)
Detection Limit adalah nilai batas terendah konsentrasi suatu elemen dalam
matriks sampel yang masih dapat terukur jika digunakan instrumen ataupun
metode analisis tertentu (Joedijanto. 2000). Detection limit juga memberikan
petunjuk kestabilan sistem instrumentasi secara menyeluruh, dimana detection
limit ini akan berbeda-beda untuk instrumentasi yang satu dengan yang lainnya.
Bahkan detection limit dari satu instrumentasi dapat berbeda dari hari ke hari.
Karakteristik konsentrasi (sering juga disebut sebagai sensitivitas) untuk 1 %
absorpsi adalah konsentrasi dari suatu elemen yang memberikan pembacaan
0,0044 unit absorban. Karakteristik konsentrasi tergantung pada beberapa faktor
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
misalnya efisiensi atomisasi, efesiensi nyala dan noise. Untuk menentukan
detection limit biasanya digunakan pengukuran dari blanko sampel, juga dari
sampel yang telah ditambahkan matriks kedalam sampel tersebut.
Fungsi dari penetapan limit deteksi adalah untuk memperkecil kesalahan
pada saat penetapan. Limit deteksi memiliki kriteria dalam laboratorium analisa
kimia, yaitu : IDL (Instrument Detection Limit) dan MDL (Method Detection
Limit).
2.8.1 IDL (Instrument Detection Limit)
Instrument Detection Limit (Batas Pengukuran Instrumen) adalah
konsentrasi yang terbaca dari pengukuran sinyal noise atau sinyal pengganggu
dari blanko pada instrumen yang digunakan. IDL (Instrument Detection Limit)
bermanfaat sebagai the estimated method detection limit sehingga dapat
digunakan untuk menghitung limit deteksi metode. Limit deteksi instrumen
ditetapkan dengan cara mengukur blanko. Besarnya nilai IDL adalah 3 kali
standar deviasi yang diperoleh.
Rumus : 푆퐷 = ∑( ̅) .................................. (5)
퐼퐷퐿 = 푥̅ + 3푆퐷 ................................. (6)
Keterangan :
푥̅ = Rata-rata konsentrasi blanko
SD = Standar deviasi
푛 = Jumlah pengulangan
푥푖 = Nilai hasil analisis
2.8.2 MDL (Method Detection Limit)
Limit Deteksi Metode (Method Detection Limit) adalah konsentrasi yang
terbaca dari pengukuran suatu sampel dengan mengaplikasikan secara lengkap
metode pengukuran sampel tersebut. Pada pelaksanaannya, penentuan MDL
adalah dengan melakukan analisa 7 pengulangan matriks sampel dengan
konsentrasi 2-5 kali diatas nilai IDL. Besarnya nilai MDL adalah 3,14 * S; dimana
S adalah standar deviasi dari 7 pengulangan. Dengan menggunakan derajat bebas
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
dari sekumpulan data dengan tingkat kepercayaan 99%, maka hasil Method
Detection Limit (MDL) yang diperoleh disusun menjadi sebuah tabel dan dihitung
standar deviasinya (SD) seperti persamaan (5), rumus MDL sebagai berikut :
MDL = t (n-1, alpha 1,99) x standar deviasi ............................ (7)
Keterangan :
t(n-1,99) = 3,14 (untuk 7 kali pengulangan).
SD = Standar deviasi
푥̅ = Nilai rata- rata
푛 = Jumlah pengulangan
푥푖 = Nilai hasil analisis
Dari hasil perhitungan Method Detection Limit (MDL) harus dievaluasi
menggunakan beberapa pemeriksaan untuk menegaskan apakah nilai Method
Detection Limit (MDL) tersebut masuk dalam semua kriteria penting. Dibawah ini
ada lima kriteria yang disebut juga ”five point check” dan %RSD yaitu cara yang
sederhana untuk mengevaluasi hasil perhitungan Method Detection Limit (MDL) : Tabel 2.3 Lima Kriteria yang disebut juga ”five point check” dan %RSD
Pengujian MDL Rumus
HC ( HighCheck) MDL x 10 ≥ spike
LC ( LowCheck) MDL ≤ Spike
S/N ( Sinyal/ Noise ) Rerata/SD (2.5 - 10)
Recovery ( 85-115)% Rerata/ Spike
Requirement Regulasi>MDL>IDL
% RSD %RSD < CVHorwitz Sumber : Sari, Annisa Qilmiyah. 2011. Laporan Kerja Praktik. Bogor : SMK Analis Nusa Bangsa
Hasil perhitungan Method Detection Limit (MDL) tidak boleh tinggi
daripada spike level, jika hasil perhitungan MDL melebihi spike level tidak akan
mungkin secara statistik untuk membedakan sampel yang dispike dari blanko.
Ketidaksamaan dibawah ini digunakan untuk mengevaluasi hasil perhitungan
Method Detection Limit (MDL) :
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
푀퐷퐿 < 푠푝푖푘푒푙푒푣푒푙 < 10× 푀퐷퐿
Jika kondisi ini dipenuhi berarti spike levelnya tepat, jika ini tidak terpenuhi
maka nilai MDL harus dihitung kembali. United State Enviromental Protection
Agency (US. EPA) tidak akan menerima data MDL jika kedua kondisi diatas tidak
terpenuhi.
Sampel yang dispike dalam rentang yang dipersyaratkan untuk penetapan
MDL khususnya memiliki nilai signal to noise (S/N) dalam rentang 2,5-10. Nilai
S/N yang kurang dari 2,5 mengindikasikan bahwa kesalahan acak dalam beberapa
seri pengukuran terlalu tinggi dan hasil penetapan MDL kemungkinan terlalu
tinggi. Dalam hal ini, contoh harus dispike pada level yang rendah. Jika nilai S/N
lebih besar dari 10 berarti konsentrasi spike-nya terlalu rendah. Dalam hal ini,
contoh harus dispike dalam level yang tinggi. Pada waktu tertentu, khususnya
dengan teknik analisis ketelitian tinggi, nilai S/N bisa saja lebih besar dari 10.
Nilai S/N untuk beberapa seri pengukuran dapat dihitung dengan cara berikut :
푆푁 = .................... (8)
Keterangan :
X ave = Rata-rata pengukuran konsentrasi
SD = Standar deviasi
Nilai S/N adalah tes yang dibutuhkan untuk melihat keabsahan nilai MDL
tetapi nilai S/N yang tinggi tidak mengindikasikan bahwa nilai MDL tidak absah
tidak ada persyaratan yang resmi untuk nilai S/N yang dapat dipercaya, US.EPA
tidak akan membuang hasil penetapan MDL semata-mata berdasarkan nilai S/N
yang terlalu tinggi atau rendah biasanya mengindikasikan masalah tambahan pada
MDLnya. Analis diharapkan dapat memutuskan apakah digunakan atau tidak hasil
perhitungan MDL berdasarkan nilai S/N.
Salah satu kekurangan dari prosedur MDL ini adalah tidak menerima dalam
laporan pengaruh dari bias yang terlalu tinggi atau rendah dalam beberapa seri
pengukuran. Pengaruh dari bias biasanya paling menonjol diantara sampel-sampel
selain blanko.
Kegunaan dari penentuan limit deteksi ini adalah untuk mereduksi
kesalahan Tipe I dan Tipe II, dimana :
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)
a. Kesalahan Tipe I, disebut juga kesalahan positif yaitu terjadi apabila
suatu senyawa/elemen dilaporkan terdeteksi, padahal senyawa/elemen
tersebut tidak ada.
b. Kesalahan Tipe II, disebut juga kesalahan negatif yaitu terjadi apabila
suatu senyawa/elemen dilaporkan tidak terdeteksi, padahal
senyawa/elemen tersebut ada.
Dalam praktiknya, kesalahan Tipe I dapat direduksi dengan penentuan nilai
IDL, sedangkan kesalahan Tipe II dapat direduksi dengan penentuan nilai MDL
(Joedijanto,2000).
Kegunaan perhitungan IDL dan MDL adalah :
1. Dari nilai IDL analis dapat menentukan kisaran kurva kalibrasi untuk
parameter tertentu, berdasarkan kemampuan baca dari instrumen yang akan
digunakan. Hal ini dikarenakan nilai yang menunjukkan noise sudah dieliminir.
2. Dengan penentuan IDL, berarti kesalahan tipe I sudah direduksi
3. Dengan penentuan MDL, maka secara statistik sudah teruji nilai konsentrasi
terendah yang dapat dianalisa jika digunakan instrumen yang telah diketahui
nilai IDLnya dan teruji secara aplikasi metode yang lengkap pula.
4. Dengan penentuan MDL, berarti kesalahan tipe II sudah direduksi
(Joedijanto, Anton. 2000).
Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer (http://www.novapdf.com)