42
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Mall 2.1.1. Sejarah Perkembangan Mall Bentuk mall yang mula-mula muncul adalah bentuk mall terbuka yang banyak terdapat dinegara-negara Eropa pada abad ke-16. Untuk menaungi pedestrian maka dipakai deretan pepohonan yang ditanam di sepanjang mall dengan bentuk terbuka akan menghadapi masalah karena kondisi cuaca, maka timbul suatu gagasan untuk membuat mall yang tertutup. Sedangkan bahan penutupnya digunakan bahan penutup yang tembus cahaya (transparan) yang ditempatkan sepanjang mall. Sehingga selain berfungsi sebagai penutup juga berfungsi sebagai tingkap cahaya (sky light). Dengan demikian pengunjung lebih terlindung dari kondisi cuaca yang kurang menguntungkan, namu tetap merasakan suasana luar ruangan. Pemakaian konsep mall pada pusat perbelanjaan sebenarnya untuk menciptakan tingkap kenyamanan suasana perbelanjaan, sehingga menarik konsumen untuk datang. Melihat hal tersebut maka dapat dikatakan bahwa shopping mall pada dasarnya merupakan salah satu bentuk dari pusat perbelanjaan (shoppingcentre) yaitu kegiatan perdagangan ecerean berupa kompleks pertokoan yang terdiri dari kompleks pertokoan yang terdiri dari petak-petak pertokoan yang disewakan atau dijual oleh pihak investor, dan didalamnya para pedagang eceran (retailer) tidak terikat satu sama lain. 2.1.2. Pengertian Shopping Mall Shopping mall merupakan bentuk pusat perbelanjaan yang sedang berkembang di berbagai negara. Secara umum, masyarakat mengartikan shopping mall itu sebagai bangunan pertokoan ataupun pusat perbelanjaan. Berikut beberapa pendapat para ahli dalam mendefenisikan Shopping Mall. Shopping defined as looking at, pricing or buying merchandising displayed for sale. Shopping adalah kegiatan mencari, kemudian membeli barang dagangan yang dipajang untuk dijual. (Hornbeck, 1962). The world mall has mean an area asually lined with shade trees and used as a public walk or promenade. Shopping Mall dapat di artikan sebagai suatu area yang memanjang, dinaungi pepohonan dan biasanya berfungsi sebagai fasilitas pejalan kaki. (Rubenstein, 1992) A shopping mall is a complex of retail store and related facilities planned as unified group to give maximum shopping convenience to the customer and maximum exposure to the merchandise. Suatu pusat perbelanjaan adalah suatu kompleks toko pengecer dari fasilitas pendukungnya yang direncanakan sebagai suatu kesatuan untuk memberikan kenyamanan yang maksimal bagi pengunjung dan promosi maksimal bagi barang-barang yang dijual. (Chiara and Callender, 1969). Dalam Kamus Arsitektur dan Konstruksi kata “mall” adalah “a public plaza, walk or system of walks set with trees and designed for pedesrtrian use”, artinya adalah sebuah ruang publik, jalan dengan pepohonan dan didisain untuk pengguna pedestrian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/51815/3/ANGGA_DWI_RIANTO_21020112130109_BAB_II.pdf · Pondok Indah Mall dan ITC Kuningan 4. Super -Regional Center

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/51815/3/ANGGA_DWI_RIANTO_21020112130109_BAB_II.pdf · Pondok Indah Mall dan ITC Kuningan 4. Super -Regional Center

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Umum Mall

2.1.1. Sejarah Perkembangan Mall

Bentuk mall yang mula-mula muncul adalah bentuk mall terbuka yang banyak

terdapat dinegara-negara Eropa pada abad ke-16. Untuk menaungi pedestrian maka

dipakai deretan pepohonan yang ditanam di sepanjang mall dengan bentuk terbuka

akan menghadapi masalah karena kondisi cuaca, maka timbul suatu gagasan untuk

membuat mall yang tertutup. Sedangkan bahan penutupnya digunakan bahan penutup

yang tembus cahaya (transparan) yang ditempatkan sepanjang mall. Sehingga selain

berfungsi sebagai penutup juga berfungsi sebagai tingkap cahaya (sky light). Dengan

demikian pengunjung lebih terlindung dari kondisi cuaca yang kurang menguntungkan,

namu tetap merasakan suasana luar ruangan.

Pemakaian konsep mall pada pusat perbelanjaan sebenarnya untuk

menciptakan tingkap kenyamanan suasana perbelanjaan, sehingga menarik konsumen

untuk datang. Melihat hal tersebut maka dapat dikatakan bahwa shopping mall pada

dasarnya merupakan salah satu bentuk dari pusat perbelanjaan (shoppingcentre) yaitu

kegiatan perdagangan ecerean berupa kompleks pertokoan yang terdiri dari kompleks

pertokoan yang terdiri dari petak-petak pertokoan yang disewakan atau dijual oleh

pihak investor, dan didalamnya para pedagang eceran (retailer) tidak terikat satu sama

lain.

2.1.2. Pengertian Shopping Mall

Shopping mall merupakan bentuk pusat perbelanjaan yang sedang

berkembang di berbagai negara. Secara umum, masyarakat mengartikan shopping mall

itu sebagai bangunan pertokoan ataupun pusat perbelanjaan. Berikut beberapa

pendapat para ahli dalam mendefenisikan Shopping Mall.

Shopping defined as looking at, pricing or buying merchandising displayed for sale.

Shopping adalah kegiatan mencari, kemudian membeli barang dagangan yang dipajang

untuk dijual. (Hornbeck, 1962).

The world mall has mean an area asually lined with shade trees and used as a public

walk or promenade. Shopping Mall dapat di artikan sebagai suatu area yang

memanjang, dinaungi pepohonan dan biasanya berfungsi sebagai fasilitas pejalan kaki.

(Rubenstein, 1992)

A shopping mall is a complex of retail store and related facilities planned as unified

group to give maximum shopping convenience to the customer and maximum exposure

to the merchandise. Suatu pusat perbelanjaan adalah suatu kompleks toko pengecer

dari fasilitas pendukungnya yang direncanakan sebagai suatu kesatuan untuk

memberikan kenyamanan yang maksimal bagi pengunjung dan promosi maksimal bagi

barang-barang yang dijual. (Chiara and Callender, 1969).

Dalam Kamus Arsitektur dan Konstruksi kata “mall” adalah “a public plaza,

walk or system of walks set with trees and designed for pedesrtrian use”, artinya adalah

sebuah ruang publik, jalan dengan pepohonan dan didisain untuk pengguna pedestrian.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/51815/3/ANGGA_DWI_RIANTO_21020112130109_BAB_II.pdf · Pondok Indah Mall dan ITC Kuningan 4. Super -Regional Center

Dalam perkembangannya, sesuai dengan konteks kota dimana pertumbuhan

populasi yang menyebar diluar CBD (Central Building District) dan menyebabkan

bermunculannya pusat perbelanjaan di pinggiran kota, dimana akhirnya masing-masing

daerah memiliki satu pusat perbelanjaan skala besar dan beberapa dalam skala kecil

menyebabkan terjadinya persaingan satu sama lain. Alasan ini yang menyebabkan

Shopping Mall mempunyai tujuan seperti yang dikemukakan oleh Chiara dan Callendar.

“The sub-urban are becoming megacenter, complete with several departent

store, office buildings, motels, amusement and of course parking area. Area sub-urban

telah berkembang menjadi pusat perdagangan yang besar (mega center) lengkap

dengan department store, perkantoran, motel dan fasilitas hiburan lainnya serta area

parkir”.

Shopping Mall adalah jenis dari pusat perbelanjaan yang secara arsitektur

berupa bangunan tertutup dengan suhu yang diatur dan memiliki jalur untuk berjalan

jalan yang teratur sehingga berada di antara antar toko-toko kecil yang saling

berhadapan. Karena bentuk arsitektur bangunannya yang melebar (luas), umumnya

sebuah mal memiliki tinggi tiga lantai. Di dalam sebuah mal, penyewa besar (anchor

tenant) lebih dari satu (banyak). Seperti jenis pusat perbelanjaan lain seperti toko serba

ada untuk masuk di dalamnya (http://id.wikipedia.org/wiki/Mal, diakses 15 April 2014)

Di Inggris istilah Shopping Mall digunakan dan tumbuh secara bertahap di

kalangan generasi muda. Di Indonesia istilah mall dipakai dan berkembang untuk

menyatakan sebuah jenis pusat perbelanjaan tertutup dengan skala besar yang

menawarkan tidak hanya fasilitas berbelanja namun juga fasilitas hiburan atau rekreasi

serta tempat bersosialisasi dengan unitu-unit retail yang terhubung oleh koridor dan

void besar.

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Shopping Mall

adalah sebuah jenis pusat perbelanjaan tertutup yang terdiri dari berbagai macam jenis

unit-unit retail, restoran serta fasilitas rekreasi dan hiburan yang terdapat didalam satu

bangunan, dengan unit-unit yang disewakan atau dijual dan dikelola oleh sebuah

manajemen terpadu.

2.2. Karakteristik Fisik Mall

2.2.1. Prinsip-Prinsip Mall

Karakteristik fisik sebuah mall antara lain :

a. Pintu Masuk : tunggal

b. Atrium : di sepanjang koridor

c. Koridor : tunggal

d. Lebar koridor : 3-5 meter

e. Lantai : 1-3 lantai

f. Parkir : mengelilingi bangunan mall

g. Magnet : di setiap ujung koridor

h. Jarak antar magnet : 100-200 meter

Prinsip-prinsip mall yang terdapat dalam Time Saver Standard for Building Types .

meliputi:

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/51815/3/ANGGA_DWI_RIANTO_21020112130109_BAB_II.pdf · Pondok Indah Mall dan ITC Kuningan 4. Super -Regional Center

1. Terdiri dari jalur pejalan kaki utama (pedestrian way) atau koridor utama dengan satu

atau lebih tambahan jalur pejalan kaki atau koridor tambahan yang berhubungan

dengan koridor utama dan lokasi parkir atau jalan yang berdekatan.

2. Semua toko menghadap dan memiliki pintu masuk kearah koridor baik utama maupun

tambahan.

3. Untuk mengatasi masalah parkir karena tingginya harga dan semakin berkurangnya

lahan bagi suatu shopping mall, maka dapat disediakan bangunan parkir bertingkat

(double decked) atau basement.

1.2.1 Jenis-jenis mall

Menurut Rubenstein dalam Nasution (2007), dalam Central City Mall, jenis mall

dikelompokkan sebagai berikut :

a. Mall Terbuka (Open Mall)

Pada mall terbuka semua jalan yang direncanakan mengutamakan kenyamanan

pejalan kaki. Mall terbuka ini dapat terletak di pusat kota atau di daerah pinggiran

kota. Sistem penghawaan dilakukan secara alami namun kondisi cuaca sagat

mempengaruhi kenyamanannya.

b. Mall Terpadu (Integrated Mall)

Merupakan tipe mall yang sebagian terbuka dan bagian yang lainnya tertutup.

Pada mall bagian yang tertutup diletakkan di tengah sebagai pusat dan menjadi

magnet yang menarik pengunjung untuk masuk ke dalam kawasan mall tersebut.

c. Mall Tertutup (Enclosed Mall)

Merupakan bangunan yang lengkap dimana pengunjung dan penjual yang

terlindung dalam suatu bangunan yang tertutup sehingga memungkinkan untuk

berinteraksi sosial, pameran dan pertunjukan lainnya. Sistem penghawaan

dilakukan secara mekanis yang lazim dinamakan dengan EMAC (Enclosed Mall Air

Conditioned). Mall semacam ini yang paling banyak diterapkan di daerah tropis.

1.2.2 Pengelompokan Zona Penjualan Dalam Mall

Menurut Parnes, 1948, zona penjualan dalam mall dibagi dalam dua area

penjualan barang-barang yaitu :

Area penjualan barang-barang umum (General Sales), memiliki karakteristik :

Ruang berukuran kecil

Terbuka

Ruang-ruang yang saling berhubungan dengan jarak berkesinambungan

antara pengunjung dengan bagian penjualan barang.

Ruang-ruang yang tidak dibatasi oleh dinding-dingding atau partisi-partisi

Area penjualan barang-barang khusus (Special Sales Area), memiliki karakteristik :

Ruang yang berukuran lebih kecil

Menjual satu macam barang

Perletakannya pada tempat-tempat tertentu

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/51815/3/ANGGA_DWI_RIANTO_21020112130109_BAB_II.pdf · Pondok Indah Mall dan ITC Kuningan 4. Super -Regional Center

seluruh ruang dalam zona penjualan ini berhubungan langsung dengan

lainnya tanpa adanya gangguan dari zona lain. Pengunjung dapat berpindah dari satu

tempat penjualan ke lainnya dalam segala arah, tanpa perlu membuang tenaga dan

tanpa kehilangan arah. Seluruh arus menuju zona penjualan clan jalur jalan harus

melalui zona lain yang meliputi, jalan masuk, tangga, elevator dan lain sebagainya.

Organisasi pergerakan dalam zona penjualan ini akan lebih mudah apabila pergerakan

pengunjung clan barang diatur melalui bermacam-macam lorong yang jalur-jalur yang

ada mulai dari memasuki bangunan sampai dengan kluar dari bangunan tersebut.

1.2.3 Dimensi Mall

Pengadaan fasilitas komersial seperti mall merupakan salah satu pendukung

kegiatan perdagangan yang tidak lepas dari pengaruh dan fungsi daerah atau kawasan

tersebut terhadap lingkup pelayanannya. Mall yang akan dirancang disini harus

memperhatikan ketentuan-ketentuan yang mengatur besar luas lantai bangunan

yang disediakan berdasarkan pelayanannya.

Menurut buku Pedoman Perencanaan Lingkungan Permukiman Kota yang

dikeluarkan oleh Direktorat Pekerjaan Umum, untuk standar kebutuhan luas lantai

pusat perbelanjaan dan niaga adalah 0,2m2 / penduduk.

1.3 Karakter Non Fisik Mall

1.3.1 Ciri-ciri Pusat Perbelanjaan

Tabel 2.1 Ciri-ciri pusat perbelanjaan

No Ciri-ciri Utama Neighborhood

Center

Community

Center

Regional Center

1 Fungsi Utama Menjual barang

kebutuhan sehari-

hari dan

pelaksanaan

perorangan

Beberapa fungsi

dari neighborhood

center ditambah

penjualan barang-

barang belanja

Beberapa fungsi

dari community

center ditambah

penjualan barang-

barang umum

2 Pertokoan

Utama

Supermarket dan

toko obat

Berbagai macam

toko dan

departemen store

kecil

Satu atau lebih

departemen store

utama

3 Lokasi Persilangan jalan

kolektor atau jalan

sekunder

Persilangan jalan-

jalan utama atau

jalan jalur cepat

Persilangan jalan

jalur cepat atau

jalan tol

4 Radius area

pelayanan

0,5 mil 2 mil 4 mil

5 Minimal

jumlah

penduduk

yang dilayani

4000 jiwa 35.000 jiwa 150.000 jiwa

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/51815/3/ANGGA_DWI_RIANTO_21020112130109_BAB_II.pdf · Pondok Indah Mall dan ITC Kuningan 4. Super -Regional Center

6 Total luas

lahan

0,16-0,3 ha 0,4-1,21 ha 1,62-4,46 ha

7 Luas lantai

keseluruhan

2700-6900 m2 6900-23000 m2 23000-36800 m2

8 Jumlah

pertokoan

5-20 15-40 40-80

9 Penyediaan

parkir

Rasio area parkir 4:1 (luas area parkir 4 kali luas lantai

keseluruhan)

Sumber : de Chiara, Joseph & Lee Koppelman, Planning Design Crietria

International Council of Shopping Center (1999) mengklasifikasikan pusat perbelanjaan

menjadi beberapa tipe berdasarkan skala pelayanannya, yaitu:

Tabel 2.2 Tipe Pusat Perbelanjaan

Tipe Pusat Perbelanjaan Karakteristik Contoh di Indonesia

1. Neighborhood Center Terletak disekitar daerah

permukiman dengan skala

pelayanan lingkungan dan

ditujukan untuk melayani

kebutuhan sehari-hari

(makanan, minuman, obat-

obatan, perkakas rumah

tangga, dan lain-lain)

Indomaret, Alfamart, Hero

Supermarket

2. Community Center Hampir serupa dengan tipe

neighborhood center, namun

dengan skala pelayanan yang

lebih luas dan dari segi

kuantitas lebih banyak jenis

barang yang ditawarkan.

Biasanya terdapat department

store yang banyak

menawarkan potongan harga.

Ramayana Department Store

3. Regional Center Pusat perbelanjaan skala

wilayah dengan anchor tenant

sebagai pusatnya dan toko-

toko lain. Dilengkapi dengan

fasilitas parkir yang cukup

besar.

Pondok Indah Mall dan ITC

Kuningan

4. Super-Regional Center Pusat perbelanjaan skala kota

yang serupa namun lebih besar

dari regional center dengan

lebih banyak anchor tenant.

Biasanya terletak di pusat kota.

Mega Mall Pluit dan Kelapa

Gading Mall

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/51815/3/ANGGA_DWI_RIANTO_21020112130109_BAB_II.pdf · Pondok Indah Mall dan ITC Kuningan 4. Super -Regional Center

5. Fashion Speciality Center Pusat perbelanjaan dengan

sebuah spesialisasi retail-retail

fashion, elektronik ataupun

unit-unit retail yang sejenis.

ITC Roxy Mas dan Ratu Plaza

6. Power Center Didominasi oleh suatu anchor

tenant, menawarkan banyak

program diskon dalam skala

layanan wilayah.

Carrefour dan Hypermart

7. Theme / Festival Center Pusat perbelanjaan dengan

tipikal ataupun tema tertentu,

biasanya didominasi berupa

unit-unit restoran maupun

fasilitas hiburan.

Cilandak Town Square dan FX

Mall

8. Outlet Center Biasanya terletak dikawasan

rekreasi atau turisme, terdiri

dari unit-unit retail yang

menjual barang dengan brand

sendiri, tersusun berjajar

maupun berupa cluster.

Pasar Seni Ancol

Sumber: International Council of Shopping Center (1999)

1.3.2 Pengelompokan Individu

Individu yang melakukan kegiatan dalam mall dapat dikelompokkan sebagai

berikut:

1. Pengunjung, merupakan faktor yang paling menentukan dalam aktivitas

perbelanjaan. Pengunjung dapat dibedakan menjadi tiga macam:

Pengunjung yang datang khusus berbelanja

Pengunjung yang mempunyai tujuan berbelanja dan berekreasi

Pengunjung yang mempunyai tujuan hanya berekreasi

2. Penyewa, merupakan individu atau badan usaha yang menggunakan ruang

dan fasilitas yang disediakan untuk usaha komersial, hak untuk menggunakan tersebut

dinyatakan dalam system sewa.

3. Pengelola, merupakan individu yang tergabung dalam suatu badan yang

mempunyai tugas mengelola, mengatur, dan mengorganisasi mall agar dapat berjalan

dengan baik dan sesuai dengan tujuan dari mall itu sendiri.

1.3.3 Pengelompokan Kegiatan

Berdasarkan pengelompokan individu di atas, maka kegiatan yang ada di

dalam mall dapat dibagi menjadi :

1. Kelompok Kegiatan Utama, merupakan kelompok aktivitas yang di dalamnya

terdapat kegiatan paling pokok dalam mall, yaitu jual beli, individu yang terlibat

adalah pengunjung dan penyewa. Aktivitas rekreasi dalam mall dimasukkan pula

dalam kelompok aktivitas ini, mengingat dalam mall kegiatan rekreasi juga

merupakan unsur yang penting di samping unsur perbelanjaan. Dalam aktivitas

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/51815/3/ANGGA_DWI_RIANTO_21020112130109_BAB_II.pdf · Pondok Indah Mall dan ITC Kuningan 4. Super -Regional Center

ini tercakup pula aktivitas-aktivitas yang bersifat temporer, seperti pameran dan

pertunjukan.

2. Kelompok Aktivitas Pengelola, merupakan kelompok aktivitas yang mendukung

fungsi mall sebagai bangunan komersil. Dalam kata lain, kelompok aktivitas inilah

yang mengorganisasikan fungsi-fungsi yang terkait dalam mall.

3. Kelompok Aktivitas Pelengkap, merupakan kelompok aktivitas yang mendukung

fungsi utama mall yang bersifat pelengkap.

4. Kelompok Aktivitas Pelayanan, merupakan kelompok aktivitas yang berfungsi

sebagai servis atau pelayanan kepada individu-individu dalam mall.

5. Kelompok Aktivitas Penunjang, merupakan kelompok aktivitas yang berfungsi

mendukung aktivitas yang ada. Kelompok aktivitas ini antara lain mencakup

aktivitas parkir, mekanikal elektrikal, bongkar muat barang dan pemeliharaan.

1.3.4 Pengelolaan dan kepemilikan

a) Sistem pengelolaan

Sistem bangunan komersial, sistem manajemen yang digunakan dalam

pengelolaan shopping mall harus benar-benar baik, karena berhasil tidaknya usaha

Shopping Mall tersebut sedikit banyaknya tergantung oleh manajemen atau

pengelolaan yang dilakukan.

Secara umum manajemen Shopping Mall meliputi :

Divisi Accounting

Yaitu divisi yang mengatur keuangan perusahaan termasuk bertanggung jawab

terhadap pengembalian modal perusahaan.

Divisi Operasional

Yaitu divisi yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan dan perawatan

bangunantermasuk juga masalah parkir dan keamanan bangunan

Divisi Promosi

Yaitu divisi yang bertanggung jawab mengenalkan Shopping Mall tersebut kepada

masyarakat, secara tidak langsung mempengaruhi keuntungan penyewa.

Divisi Merketing

Yaitu divisi yang bertanggung jawab terhadap terisinya toko yang disediakan, dengan

melakukan pendekatan kepada pengusaha secara langsung.

b) Sistem Kepemilikan

Ruang atau unit toko yang ada pada Shopping Mall dapat dipergunakan

melalui sistem kontrak/sewa. Siapapun berhak menyewa apabila memenuhi

persyaratan yang telah ditentukan. Adapun sewa Shopping Mall adalah sewa ruang

beserta fasilitas yang disediakan seperti listrik, AC dan sebagainya.

1.3.5 Jenis Penjualan

Terdapat dua jenis penjualan yang berlangsung dalam Shopping Mall yaitu

barang dan jasa. Perbandingan antara kedua jenis penjualan tersebut diperkirakan

berkisar 70% barang dan 30% jasa.

Sedangkan berdasarkan frekuensi penjualan dan tingkat kebutuhan, barang yang

dijual dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:

a. Conpencience goods

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/51815/3/ANGGA_DWI_RIANTO_21020112130109_BAB_II.pdf · Pondok Indah Mall dan ITC Kuningan 4. Super -Regional Center

Merupakan barang kebutihan sehari-hari dengan frekuensi penjualan tinggi

seperti daging, gula, roti, ikan dan lain-lain.

b. Demonds goods

Merupakan barang yang dibutuhkan dengan frekuensi sedang, seperti

pakaian, sepatu, barang elektronika, arloji, dan lain-lain.

c. Impulse goods

Merupakan barang yang memenuhi kebutuhan kenikmatan dan kepuasan,

yang merupakan barang-barang yang mewah, seperti perhiasan, berlian dan lain-lain.

1.3.6 Perbandingan Area dalam Mall

Di dalam merencanakan suatu Mall, perlu mengetaui berapa perbandingan

antara area lantai penjualan dengan area service dan area operasi, perbandingan yang

sudah lazim dan sering digunakan adalah sebagai berikut :

Luas area penjualan (sales area) dengan luasan keseluruhan (gross floor)

adalah 50% sampai 70%. Apabila rasio area penjualan adalah 50% maka pembagian

area lainnya dapat dilakukan adalah :

Non-Produktive area = 18 %

Non-selling area = 32 %

Total proctive area = 50 % + 32 % (sales area + non selling area)

Keterangan:

Area lantai keseluruhan (gross floor area), adalah jumlah total keseluruhan lantai

dalam Mall.

Area produktif (productive area), adalah total area yang digunakan untuk

pengoprasian usaha pertokoan yang ada (tidak termasuk tangga, elevator, koridor,

lavatory dan sebagainya).

Area tidak produktif (non produktif area), adalah total lantai keseluruhan dikurangi

area produktif (termasuk tangga, elevator koridor, lavatory dan sebagainya).

Area penjualan (sales area), adalah area penghubung langsung dengan

keseluruhan proses (termasuk tangga, elevator koridor, lavatory dan sebagainya).

Area bukan penjualan (non selling area), adalah bagian dari area produktif yang

berhubungan tidak langsung dengan penjualan (termasuk gudang, ruang

penerimaan barang, ruang istirahat dan sebagainya).

1.3.7 Lingkup Pelayanan

Shopping Mall sebagai salah satu fasilitas komersial dan merupakan fasilitas

pendukung perdagangan pada suatu daerah tidak lepas dari letak dan fungsid daerah

terhadap lingkup pelayanannya dalam skala kota / regional. Berdasarkan hal tersebut

maka dapat ditentukan sampai sejauh mana fasilitas dan sarana yang harus disediakan

oleh Shopping Mall.

Didalam evaluasi dan Revisi Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) Kota

Semarang 2000-2010 memuat standar dari Direktorat Pekerjaan Umum, lingkungan

pelayanan dari sarana pembelanjaan dihitung dari standar jumlah pendukung.

1. Skala Kota / Regional

Meliputi dan melayani 120.000 jiwa untuk tiap unit fasilitas dengan luas lantai sebesar

36.000 m2.

2. Skala Sub Pusat

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/51815/3/ANGGA_DWI_RIANTO_21020112130109_BAB_II.pdf · Pondok Indah Mall dan ITC Kuningan 4. Super -Regional Center

Melingkupi dan melayani 30.000 jiwa untuk tiap unit fasilitas dengan luas lantai

sebesar 13.500 m2.

3. Pasar

Melingkupi dan melayani 10.000 jiwa untuk tiap unit fasilitas dengan luas lantai

sebesar 5.000 m2.

4. Toko dan Warung

5. Melingkupi dan melayani 3.000 jiwa untuk tiap unit fasilitas dengan luas lantai sebesar

1.200 m2.

1.3.8 Kriteria pemilihan lokasi

Menurut Bednar, 1990, untuk keberhasilan terbentuknya sebuah ruang publik

di dalam bangunan, maka harus ada hubungan pergerakan secara langsung antara

eksterior dengan interior. Keterkaitan antara karakter lokasi dengan karakter bangunan

tidak dapat dipisahkan, misalnya potensi pejalan kaki yang melalui area tersebut akan

membuat karakter bangunan lebih hidup dan menarik.

Lokasi shopping mall sebagai bangunan komersial sebaiknya terletak pada zona

perdagangan dan bisnis kota, berada dipusat kota (pusat kegiatan masyarakat

perkotaan), mempunyai akses langsung dengan sistem transportasi perkotaan dan

berdekatan dengan fasilitas – fasilitas penunjang yang dibutuhkan. Hal ini berarti lokasi

tapak berada di dalam kawasan Central Business District (CBD).

Adapun beberapa pertimbangan yang perlu dalam pemilihan lokasi shopping

mall, antara lain:

1. Lokasi sebuah pusat komersial harus berada di kawasan perdagangan dan jasa,

karena kawasan perdagangan sendiri merupakan faktor potensial untuk menarik

pengunjung.

2. Lokasi mudah dicapai, pencapaian dengan berjalan kaki, kendaraan pribadi maupun

umum. Untuk shopping mall yang berada dalam kawasan CBD pencapaiannya

sebaliknya baik ditempuh sekitar 10 – 15 menit., sedangkan yang berada diluar CBD

bisa ditempuh dalam waktu 25 menit dari kota. Bagi yang menggunakan kendaraan

umum, jarak maksimum dari pemberhentian (halte) maksimal 201 meter.

3. Kondisi topografi pada lokasi harus dapat mendukung perencanaan dari segi

konstruksi dan ekonomi.

4. Tersedianya jaringan utilitas yang memadai.

1.3.9 Sirkulasi

Alur sirkulasi menurut Ching, 1999 dapat diartikan sebagai “tali” yang mengikat

ruang – ruang suatu bangunan atau suatu deretan ruang – ruang dalam maupun luar,

menjadi saling berhubungan. Unsur – unsur sirkulasi menurut Ching, yang meliputi:

1. Pencapaian bangunan, merupakan pandangan dari jauh, terdiri dari tiga macam yaitu

langsung, tersamar, dan berputar.

2. Jalan masuk atau pintu ke dalam bangunan, yang terbagi menjadi tiga macam, yaitu

rata, menjorok keluar, dan menjorok kedalam.

3. Konfigurasi bentuk jalan atau alur gerak, terdiri dari linear, radial, spiral, grid, network,

dan komposit (gabungan).

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/51815/3/ANGGA_DWI_RIANTO_21020112130109_BAB_II.pdf · Pondok Indah Mall dan ITC Kuningan 4. Super -Regional Center

4. Hubungan ruang dan jalan, jalan dengan ruang – ruang dihubungkan dengan cara –

cara seperti melewati ruang – ruang, menembus ruang – ruang, dan berakhir dalam

ruang.

Berdasarkan data arsitek jilid I (1991), tempat untuk penerimaan / pengiriman

barang terpisah dari sirkulasi pengunjung dan berhubungan dengan gudang

penyimpanan. Penerimaan / pengiriman barang dapat dilakukan langsung ke gudang

penyimpanan. Area parkir penerimaan / pengiriman barang perlu dibuat khusus agar

tidak mengganggu lalu lintas parkir kendaraan lain.

1.4 Tinjauan City Walk

1.4.1 Pengertian

Dalam bahasa baku urban design, city walk dikenal dengan istilah mall atau

pedestrian. Pedestrian berasal dari kata latin Pedos, yang artinya kaki. Pejalan kaki

sebagai istilah aktif, adalah orang yang bergerak atau berpindah dari suatu tempat titik

tolak ke tempat tujuan tanpa menggunakan alat yang bersifat mekanis (kecuali kursi

roda). Pedestrian dapat berupa trotoar, alun-alun dan sebagainya. Shivani (1985) dan

Lynch (1987) mengemukakan bahwa pedestrian bagian dari public space dan

merupakan aspek penting sebuah urban space, baik berupa square (lapangan-open

space) maupun street (jalan-koridor).

1.4.2 Citywalk Terkait Ruang Terbuka

Ruang terbuka publik merupakan ruang wadah aktivitas sosial yang melayani

dan juga berpengaruh kehidupan masyarakat kota. Ruang terbuka juga merupakan

wadah dari kegiatan fungsional maupun aktivitas ritual yang mempertemukan

sekelompok masyarakat dalam rutinitas normal kehidupan sehari-hari maupun dalam

kehgiatan periodik (Carr, 1992). Dengan adanya pertemuan dan aktivitas bersama

antar manusia, kemungkinan akan timbul bermacam-macam aktifitas yang terjadi di

ruang tersebut. Dasarnya sehingga pengaruh dari alam misalnya: angin, matahari, dan

air hujan masih dapat dirasakan.

1.4.3 Citywalk Sebagai Fungsi Komersial

Kegiatan komersial merupakan wadah kegiatan perniagaan, pembelian atau

penjualan barang dan jasa khususnya secara besar-besaran baik nasional maupun

internasional (Winardi, kamus ekonomi 1976). Fasilitas Komersial adalah segala yang

memudahkan sarana dan prasarana untuk melakukan kegitan perniagaan atau

perdagangan baik itu barang ataupun jasa (Poerwadarminta, 1970). Orientas dari

fasilitas komersial lebih kepada keuntungan finansial yang akan dhasilkan dengan

adanya perdagangan dan kegiatan perekonomian didalamnya, dengan prinsip

ekonomi “pengeluaran sekecil-kecilmnya untuk memperoleh keuntungan sebesar-

besarnya”.

Sesuai pengertian diatas fasilitas komersial mempunyai sifat (skripsi pranantyo

harmoantono) :

marketable, yaitu dapat dipasarkan

profitable, yaitu mendapatkan keuntungan

manageable, yaitu mudah dikelola

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/51815/3/ANGGA_DWI_RIANTO_21020112130109_BAB_II.pdf · Pondok Indah Mall dan ITC Kuningan 4. Super -Regional Center

adjustable, yaitu mudah disesuaikan dengan kebutuhan

sustainable, yaitu mempunyai keberlangsungan

klasifikasi fasilitas komersial:

1. fasilitas komersial untuk menjual barang, yaitu fasilitas komersial yang menjual

barang produk-produk berupa barang.

2. fasilitas komersial yang memberikan pelayanan jasa.

1.4.4 Citywalk Sebagai Tujuan Perbelanjaan

Pusat perbelanjaan merupakan wadah terjadinya kegiatan perbelanjaan dalam

suatu lingkup kawasan maupun kota, yang mana tercipta transaksi jual beli dan kegiatan

didalamnya. Selain itu dapat juga direncanakan sebagai sebuah kelompok yang

menyatu untuk memberikan kenyamanan maksimum dalam berbelanja untuk para

pelanggan dan keterbukaan maksimum juga untuk barang dan jasa. Secara umum pusat

perbelanjaan mempunyai pengertian sebagai suatu wadah dalam masyarakat uang

menghidupkan kota atau lingkungan setempat, selain berfungsi sebagai tempat untuk

berkumpul, berekreasi, atau rileks. Maka sebagai kesimpulan pusat perbelanjaan

adalah suatu lingkup kawasan dengan bangunan koersil yang dirancang dan

direncanakan beserta fasilitas pendukungnya untuk memberikan kenyaman dan

keamanan dalam melakukan aktivitas perdagangan.

1.4.5 Tipe-tipe city walk

Menurut Rubenstein (1992), secara umum terdapat tiga tipe dari pedestrian

mall yang menawarkan berbagai variasi desain, tipe-tipenya antara lain :

a. Full Mall

Sebuah full mall terbentuk dari jalan yang ditutup yang tadinya digunakan untuk

lalu lintas kendaraan bermotor dan kemudian ditingkatkan kualitasnya dengan

menambahkan jalur pejalan kaki atau plaza linear dengan perkerasan yang baru dan

berbeda, jalur penghijauan, street furniture, dan pelengkap lingkungan lain seperti

sculpture dan fountain. Full mall harus dapat memiliki kontinuitas visual, karakter

yang istimewa dan membantu menciptakan sebuah citra dan kesan ruang yang

khusus untuk sebuah citra dan kesan ruang yang khusus untuk sebuah kota.

b. Semi Mall

Pada semi mall pelebaran bagi fasilitas pejalan kaki yang dipadukan dengan

perkerasan baru, jalur hijau, street furnitures, tempat-tempat duduk umum,

pencahayaan, penandaan-penandaan dan fasilitas lain yang menyediakan

kontinuitas visual, memperkuat karakter linear jalan dan menciptakan citra untuk

pusat kota. Semi mall berlokasi pada jalan-jalan primer dan pusat perdagangan di

pusat kota.

c. Transit Mall

Sebuah transit mall atau jalur transit dibangun dengan memindahkan jalur lalu

lintas kendaraan pribadi dan truk pada jalan dengan retail-retail pada sisi-sisinya

dan hanya memperbolehkan transportasi umum seperti bus, taxi, atau trem pada

area tersebut. Jalur transit ini berfungsi sebagai koridor retail pada sebuah kota,

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/51815/3/ANGGA_DWI_RIANTO_21020112130109_BAB_II.pdf · Pondok Indah Mall dan ITC Kuningan 4. Super -Regional Center

Parkir pada tepi jalan tidak diperbolehkan, jalur pejalan kaki diperlebar dan

dirancang fasilitas kenyamanan bagi pejalan kaki secar khusuunya yang semuanya

disediakan untuk menciptakan suatu citra unik untuk area pusat kota. Transit mall

biasanya menghubungkan aktivitas-aktivitas rute termasuk pertokoan,

perkantoran, hotel, fasilitas hiburan dan permukiman.

1.4.6 Elemen-elemen City Walk

Element-element pembentuk area city walk dapat mengacu pada elemen-

elemen pembentuk sebuah pedestrian mall. Elemen pendukung pedestrian mall

menurut Rubenstein (1992), meliputi:

a. Paving

Hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan paving adalah skala, pola, warna,

tekstur, dan daya serap air. Material paving meliputi : beton, batu bata, batu dan

aspal. Konsep desain paving untuk suatu kawasan perdagangan adalah dalam

menentukan ukuran, pola, warna, dan tekstur. Pemilihan ukuran, warna dan tekstur

yang tepat akan mendukung keberhasilan sebuah desain suatu jalur pedestrian

kawasan perdagangan maupun plaza.

b. Tanaman Peneduh

Tanaman peneduh berfungsi untuk memberi kesan lebih luas pada area pejalan

kaki, menjadi media bagi udara dan air untuk dapat mencapai akar tanaman serta

dapat memudahkan perawatan pada area di sekelilingnya. Tanaman peneduh juga

dapat menambah daya tarik dalam skala, pola, warna, dan tekstur pada lingkungan

urban.

c. Lampu / Penerangan

Ada beberapa tipe lampu yang merupakan elemen pendukung perancangan kota,

yaitu (Chiarra, 1997):

Lampu tingkat rendah

- Ketinggian di bawah pandangan mata

- Pola terbatas dcngan kemampuan daya kerja yang rendah

Lampu mall dan lintas jalan pejalan kaki

- Mempunyai ketinggian 1-1,5 m

- Serbaguna, pola pencahayaan dan kemampuan daya kerja cukup

Lampu dengan maksud khusus

- Rata-rata mempunyai ketinggian 2-3 m

- Digunakan untuk daerah rekreasi, komersial, perumahan dan industri

Lampu parkir dan jalan raya

- Rata-rata mempunyai ketinggian 3-5 m

- Digunakan untuk daerah rekreasi, komersial besar, dan jalan raya

Lampu dengan tiang tinggi

- Rata-rata mempunyai ketinggian 6-10 m

- Digunakan untuk daerah yang luas, parkir, rekreasi dan jalan layang

d. Sign

Sign diperlukan untuk menunjukkan identitas toko/kantor, rambu lalu lintas,

identitas daerah perdagangan dan member informasi atau aktivitas.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/51815/3/ANGGA_DWI_RIANTO_21020112130109_BAB_II.pdf · Pondok Indah Mall dan ITC Kuningan 4. Super -Regional Center

e. Sculpture

Sculpture dibuat untuk mempercantik jalur pedestrian atau menarik perhatian

mata (focal point), biasanya diletakkan di tengah atau depan plaza. Sculpture

biasanya berbentuk patung, air mancur atau abstrak.

f. Fountains

Fountain dan kolam sering menjadi daya tarik utama pada sebuah mall atau plaza.

Air merupakan sebuah elemon alami yang memiliki keunikan tersendiri terutama

pada saat diaplikasikan dalam bentuk fountain. Efek suara yang terbentuk oleh

aliran air memberi kesan menyegarkan dan efek refleksi cahaya dan permukaan air

akan menghadirkan estetika ruang yang berbeda.

g. Bollards

Bollards adalah balok (barn) yang berfungsi sebagai barrier (pembatas) jalur

pedestrian dengan jalur kendaraan. Biasanya dikombinasikan dengan lampu jalan.

h. Bangku

Bangku digunakan untuk mengantisipasi pengguna jalur pedestrian yang ingin

beristirahat atau menikmati suasana sekitar. Bangku dapat dibuat dari kayu, besi,

beton atau batu. Bangku yang nyaman adalah yang memiliki tinggi dan 15 hingga

18 inchi (38 hingga 46 cm) dari permukaan lantai. Dibutuhkannya tempat duduk

atau sitting group di sèpanjang jalur pejalan kaki erat kaitannya dengan

kemampuan maksimal orang untuk berjalan kaki sehingga perlu disediakan tempat

istirahat berupa sitting group. Pada rentang jalan sepanjang 400 m, setiap 30 – 45

m perlu diberi tempat beristirahat untuk duduk-duduk.

i. Tempat pohon dan pot

Banyak jenis tempat pohon dan pot yang dibuat untuk menanam pepohonan dan

bunga. Pot untuk pohon harus memiliki kedalaman minimal 1 meter dan air dapat

mengalir dengan baik. Tempat tanaman ini dapat dibuat dengan berbagai material

seperti kayu, beton, dan batu. Pot- pot tanaman ini dapat di letakkan dimana saja

untuk menambah daya tarik dan warna pada area publik. Pot juga dapat di desain

untuk dapat dipindahkan sewaktu-waktu pada saat ada event khusus.

j. Telepon

Telepon umum disediakan bagi pengguna jalur pedestrian jika sewaktu-waktu ingin

berkomunikasi. Desain yang kreatif diharapkan mampu mempercantik jalur

pedestrian.

k. Kios, Shelter dan Kanopi

Kios dapat memberi petunjuk jalan dan menjadikan jalur tersebut menjadi hidup,

tidak monoton. Shelter dibangun untuk melindungi terhadap cuaca, angin, sinar

matahari, dan hujan. Kanopi digunakan untuk mempercantik wajah bangunan dan

dapat memberi perlindungan terhadap cuaca.

l. Jam dan Tempat Sampah

Penempatan jam sebagai fokus atau landmark, sedangkan tempat sampah untuk

menjaga kebersihan jalur pedestrian sehingga pengguna pedestrian merasa

nyaman.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/51815/3/ANGGA_DWI_RIANTO_21020112130109_BAB_II.pdf · Pondok Indah Mall dan ITC Kuningan 4. Super -Regional Center

1.5 Tinjauan Pusat Perebelanjaan dengan Konsep City Walk

1.5.1 Pengertian

Dari pengertian – pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa Pusat

Perebelanjaan dengan konsep citywalk adalah sebuah mall yang lebih mengutamakan

tujuannya sebagai area jalan – jalan, refreshing, dimana aktivitas makan lebih

mendominasi disamping aktivitas berbelanja, dengan menerapkan konsep ruang

terbuka kedalam koridor Pusat Perebelanjaan.

Pada dasarnya Pusat Perebelanjaan dengan konsep city walk adalah tempat

bagi pengunjung yang ingin berjalan – jalan, refreshing, sekaligus makan dan mencari

hiburan. City walk dalam sebuah Pusat Perebelanjaan hadir berupa koridor ruang

terbuka untuk menghubungkan beberapa fungsi komersial dan retail yang ada. Jalan

– jalan dan makan merupakan aktivitas utama dalam sebuah mall dengan konsep city

walk, maka retail – retail seperti restoran, cafe dan fast food lebih mendominasi

daripada retail – retail untuk berbelanja. Pusat Perebelanjaan dengan konsep city

walk dapat dikatakan merupakan penerapan pedestrian mall kedalam interior. Jadi,

walaupun bangunan berbentuk Pusat Perebelanjaan, namun orang yang berada

didalamnya dapat merasa berjalan – jalan ditengah kota (city), karena adanya

pengadopsian elemen – elemen kota kedalam Pusat Perebelanjaan.

Aktivitas dalam Pusat Perebelanjaan dengan konsep city walk lebih kearah

gaya hidup yang sedang berkembang saat ini, dari aktivitas hang – out di cafe dan

restoran, sampai ke toko – toko yang menjual pernak – pernik yang berkaitan dengan

gaya hidup, barang teknologi, game center, hingga bioskop.

Pada sebuah Pusat Perebelanjaan dengan konsep city walk biasanya terdapat

sebuah plaza (ruang terbuka) yang merupakan bagian dari Pusat Perebelanjaan itu

sendiri, dimana tempat tersebut cukup nyaman untuk sekedar duduk – duduk atau

mengadakan acara pertunjukan, seperti live band. Aktivitas – aktivitas seperti itu

sangat baik untuk membantu mengangkat suasana city walk kedalam Pusat

Perebelanjaan.

1.5.2 Fungsi, Tujuan dan Sasaran Pusat Perebelanjaan dengan Konsep City

Walk

a. Fungsi

Fungsi Pusat Perebelanjaan dengan konsep city walk adalah:

1. Pusat refreshing, jalan – jalan, dan makan, sekaligus berbelanja

2. Tempat mengadakan pertunjukan untuk menghibur pengunjung

3. Wadah / tempat untuk melayani masyarakat kota yang ingin melepas kepenatan

dan mencari alternatif baru dari bentuk – bentuk mall yang ada pada umumnya masif

padat.

4. Tempat bagi para pengusaha untuk membuka peluang pasar baru.

b. Tujuan

Menjadikan sebuah ruang terbuka yang aman dan nyaman sehingga dapat

menciptakan sebuah alternatif ruang komersial yang terbuka pula.

c. Sasaran

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/51815/3/ANGGA_DWI_RIANTO_21020112130109_BAB_II.pdf · Pondok Indah Mall dan ITC Kuningan 4. Super -Regional Center

Sasaran pengguna bangunan Pusat Perebelanjaan dengan konsep city walk ini adalah

:

1. Pemilik, merupakan pihak swasta yang berbadan hukum

2. Pengelola, merupakan badan usaha yang berdiri sendiri dan

Bertanggung jawab kepada pemiliknya

3. Penyewa

a. Department store

b. Pengusaha restaurant, cafe, dan food court

c. Pengusaha cineplex

d. Pengusaha di bidang entertainment

4. Perbankan

5. Pengunjung, baik yang berasal dari dalam kota maupun dari luar kota.

1.5.3 Fasilitas

Pusat Perebelanjaan saat ini menjadi sebuah tempat untuk memperbaiki

kualitas dan kuantitas kegiatan kota. Mall biasanya menyediakan sejumlah pusat

pameran antara lain:

a. Band concerts (konser musik)

b. Car shows (pameran mobil)

c. Fashion shows (peragaan busana)

d. Arts and crafts festivals (festival seni dan kerajinan)

e. Dan event –event lain.

Pusat Perebelanjaan juga menyediakan area – area untuk berteduh dan bersantai,

berupa:

a. Sculpture (patung)

b. Fontains (air mancur)

c. Children’s play area (area bermain anak)

d. Outdoor dining room (area makan di luar ruangan)

e. Interesting paving and night’s lighting effects (paving dan efek pencahayaan)

1.5.4 Waktu operasional

Waktu operasional suatu pusat perbelanjaan tergantung pada kebiasaan

masyarakat kota yang dilayaninya. Sebagian besar aktivitas di dalam sebuah Pusat

Perebelanjaan dengan konsep city walk seperti restaturant, cafe dan tempat hiburan

biasanya mempunyai waktu operasional antara pukul 09.00 – 24.00, maka waktu

operasional juga menyesuaikan dengan retail – retail tersebut.

1.5.5 Kriteria pemilihan lokasi

Menurut Bednar, 1990, untuk keberhasilan terbentuknya sebuah ruang publik

di dalam bangunan, maka harus ada hubungan pergerakan secara langsung antara

eksterior dengan interior. Keterkaitan antara karakter lokasi dengan karakter

bangunan tidak dapat dipisahkan, misalnya potensi pejalan kaki yang melalui area

tersebut akan membuat karakter bangunan lebih hidup dan menarik.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/51815/3/ANGGA_DWI_RIANTO_21020112130109_BAB_II.pdf · Pondok Indah Mall dan ITC Kuningan 4. Super -Regional Center

Lokasi Pusat Perebelanjaan dengan konsep city walk sebagai bangunan komersial

sebaiknya terletak pada zona perdagangan dan bisnis kota, berada dipusat kota (pusat

kegiatan masyarakat perkotaan), mempunyai akses langsung dengan sistem

transportasi perkotaan dan berdekatan dengan fasilitas – fasilitas penunjang yang

dibutuhkan. Hal ini berarti lokasi tapak berada di dalam kawasan Central Business

District (CBD).

Adapun beberapa pertimbangan yang perlu dalam pemilihan lokasi Pusat

Perebelanjaan dengan konsep city walk, antara lain:

1. Lokasi sebuah pusat komersial harus berada di kawasan perdagangan dan jasa,

karena kawasan perdagangan sendiri merupakan faktor potensial untuk menarik

pengunjung.

2. Adanya aktivitas yang mendukung keberadaan Pusat Perebelanjaan.

3. Kondisi topografi pada lokasi harus dapat mendukung perencanaan dari segi

konstruksi dan ekonomi.

4. Tersedianya jaringan utilitas yang memadai.

1.5.6 Sirkulasi

Alur sirkulasi menurut Ching, 1999 dapat diartikan sebagai “tali” yang

mengikat ruang – ruang suatu bangunan atau suatu deretan ruang – ruang dalam

maupun luar, menjadi saling berhubungan. Unsur – unsur sirkulasi menurut Ching,

yang meliputi:

1. Pencapaian bangunan, merupakan pndangan dari jauh, terdiri dari tiga macam

yaitu langsung, tersamar, dan berputar.

2. Jalan masuk atau pintu ke dalam bangunan, yang terbagi menjadi tiga macam,

yaitu rata, menjorok keluar, dan menjorok kedalam.

3. Konfigurasi bentuk jalan atau alur gerak, terdiri dari linear, radial, spiral, grid,

network, dan komposit (gabungan).

4. Hubungan ruang dan jalan, jalan dengan ruang – ruang dihubungkan dengan cara

– cara seperti melewati ruang – ruang, menembus ruang – ruang, dan berakhir

dalam ruang.

Berdasarkan data arsitek jilid I (1991), tempat untuk penerimaan / pengiriman

barang terpisah dari sirkulasi pengunjung dan berhubungan dengan gudang

penyimpanan. Penerimaan / pengiriman barang dapat dilakukan langsung ke gudang

penyimpanan. Area parkir penerimaan / pengiriman barang perlu dibuat khusus agar

tidak mengganggu lalu lintas parkir kendaraan lain.

1.6 Studi Banding

Agar diperoleh suatu dasar perencanaan dan perancangan sebuah Pusat

Perebelanjaan dengan konsep Citywalk yang matang, perlu dilakukan studi banding

atau studi komparasi terhadap bangunan mall yang menerapkan konsep serupa.

Dalam hal ini penyusun mengambil beberapa objek studi banding yaitu The Breeze

BSD City Mall dan Paris Van Java Bandung

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/51815/3/ANGGA_DWI_RIANTO_21020112130109_BAB_II.pdf · Pondok Indah Mall dan ITC Kuningan 4. Super -Regional Center

1.6.1 Obyek Studi The Breeze BSD Citymall

The Breeze BSD Citymall adalah pusat lifestyle pertama di Indonesia yang

dibangun oleh Sinar Mas Land. Mengambil konsep pedestrian mall yang fokus kepada

lifestyle yang terletak di kawasan BSD Green Office Park dengan konsep open air

lifestyle. The Breeze BSD Citymall menjadi sebuah tempat lifestyle center serta tempat

hiburan yang terintegrasi dengan danau pemandangan alami sungai Cisadane.

Sebanyak 5 bangunan di kawasan lifestyle center tersebut, akan diberi nama

Gedung Batik, karena arsitekturnya terinspirasi oleh motif batik asli Indonesia dan

sekaligus mempromosikan kultur Indonesia.

Data Obyek

Nama : The Breeze BSD Citymall

Berdiri Pada : Juli 2013

Jumlah Toko dalam Mall : 59 Toko

Anchor Tenant : 8 Retail Besar : 2

Restorant dan Cafe : 35 Retail Sedang : 4

Total Retail : 16 Retail Kecil : 8

Luas Bangunan Mall : nett leaseable 24.300 m2 dan gross floor area

seluas 53.000 m2

Luas Lahan Kompleks : 13,5 Ha

Jumlah Tingkat Mall : 2 Lantai

Kapasitas Parkir Mall : 800 Mobil

Jumlah Pengunjung : 6000 Orang/hari

Lokasi Studi Banding

The Breeze BSD Citymall terletak di Jalan Grand Boulevard, BSD Green Office Park

BSD City - Tanggerang Selatan.

Fasilitas dan Sarana Obyek Studi Banding

Tempat ini dilengkapi beragam fasilitas seperti, Gedung Batik, water features,

bicycle track, thematic garden, danau seluas 2,5 Hektar, electric commuter train dan

buggy car.

Berbagai tenant akan mengisi lokasi mulai dari supermarket, restaurant, toko

elektronik, toko buku/ stationery, pusat kebugaran, tempat hiburan, playland indoor

& outdoor, spa dan klinik kecantikan.

Gambar 2. 1 Tampilan Depan The Breeze Citymall BSD & Siteplan Sumber: Dokumentasi Pribadi,2016

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/51815/3/ANGGA_DWI_RIANTO_21020112130109_BAB_II.pdf · Pondok Indah Mall dan ITC Kuningan 4. Super -Regional Center

Gambar 2. 2 Suasana Indoor & Outdoor The Breeze Malam Hari Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2015

Gambar 2.3. Suasana Indoor & Outdoor The Breeze Siang Hari

Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2016

Tenant

- 65 unit usaha yang tersedia di The Breeze BSD City, yang akan membuka gerainya

adalah Gold’s Gym Fitness Center, Sushi Tei Japanese Resto, Bann Jittlada Seafood

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/51815/3/ANGGA_DWI_RIANTO_21020112130109_BAB_II.pdf · Pondok Indah Mall dan ITC Kuningan 4. Super -Regional Center

Thai Resto, Ootoya Japanesse Resto, Gubug Makan Mang Engking, Fish & Co

Resto, Optik Melawai, Penang Bistro, Coffee Bean and Tea Leaf, Kopi Luwak.

- The Bodyshop, Blueribs Resto, Meat Me Resto, Excelso, Jade Leaf Health and

Wellness Center, Chipmunks Playland, Hall and Lounge, Erafone, Torico Japanese

Resto, Hasami Kushi Japanese Style Hair Salon, Opus Café, Sate Khas Senayan

Resto, Gula Merah Indonesian Resto, Solaria Resto, Shabu Auce Resto, Oldtown

White Coffee.

- TokoPDA.com, Samsung Store, The Vertex by Infinite Apple Store, Guardian Store,

Osaka Moo Steak and Grill Resto, Hong Kong Café Resto, Rumah Makan Phi, Georg

Peck Café, Soto H. Mamat, Sate Pasar Lama, Bakpao Permata, Baskin Robbins Ice

Cream, Daily Fresh, First Love Patisserie Café, Gong Cha Café, dan banyak

lagi brand ternama lainnya.

Analisis Karakter Mall

1. Prinsip-prinsip Mall

Prinsip mall yang diterapkan pada bangunan The Breeze Citymall BSD ini yaitu:

a. Terdapat Pedestrian Ways atau koridor

Gambar 2.4. Koridor Pedestrian Ways Sumber: dokumentasi Pribadi,2016

b. Retail yang menghadap ke koridor

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/51815/3/ANGGA_DWI_RIANTO_21020112130109_BAB_II.pdf · Pondok Indah Mall dan ITC Kuningan 4. Super -Regional Center

Gambar 2.5. Retail yang Menghadap Kekoridor Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2016

c. Mall dan retail merupakan bangunan dua lantai dengan perletakan parkir

berada disepanjang koridor pedestrian yang mengarah pintu masuk utama mall

ini. Selain itu disediakan juga lahan parkir dibagian belakang mall.

Gambar 2.6. Area Lahan Parkir Motor, Mobil dan Motor Gede Sumber. Dokumentasi Pribadi, 2016

d. Pada bangunan The Breeze BSD Citymall ini menerapkan dua macam koridor,

yaitu yang bersifat terbuka dan bersifat tertutup penuh

Terbuka, dengan perlindungan terhadap cuaca berupa kanopi disepanjang

pertokoan.

Gambar 2.7. Retail yang Menghadap Koridor Terbuka dengan Tambahan Kanopi

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/51815/3/ANGGA_DWI_RIANTO_21020112130109_BAB_II.pdf · Pondok Indah Mall dan ITC Kuningan 4. Super -Regional Center

Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2016

Semi tertutup dengan tambahan atap bentang lebar sehingga tidak

membutuhkan sistem pengkondisian udara buatan.

Gambar 2.8. Koridor Semi Tertutup dengan Struktur Bentang Lebar Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2016

e. Arah pergerakan pengunjung melalui bagian depan pertokoan.

2. Jenis Mall

Mall ini termasuk jenis mall terpadu (Integrated Mall), terdapat area yang

terbuka dan area yang tertutup, dengan penghawaan alami pada area yang terbuka

dan sistem pengkondisian udara buatan pada bangunan yang tertutup.

3. Elemen-elemen dalam mall

Didalam bangunan The Breeze BSD Citymall ini terdapat elemen-elemen

dimana beberapa diantaranya merupakan transformasi dari elemen-elemen

sebuah kota, antara lain:

a. Magnet Primer (Anchor)

Merupakan titik konsentrasi yang dapat pula berperan sebagai landmark.

Magnet primer yang terdapat di The Breeze Citymall BSD adalah adalah Ranch

Market.

b. Magnet Sekunder

Merupakan 55% retail-retail makanan, restoran , cafe yang terdapat di

sepanjang koridor yang menerapkan konsep citywalk.

c. Koridor

Koridor di desain dengan prinsip pedestrian mall sehingga pengunjung merasa

lebih aman dan nyaman karena penerapan konsep pedestrian mall pada koridor

shopping mall menyediakan sebuat area outdoor untuk berjalan-jalan serta

membuat kesan mall lebih luas.

d. Atrium

Terdapat sebuah atrium yang luas di bagian tengah bangunan dimana oada

bagian ini sering digunakan untuk kegiatan exhibition maupun even-even

khusus yang di adakan oleh pengelola mall.

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/51815/3/ANGGA_DWI_RIANTO_21020112130109_BAB_II.pdf · Pondok Indah Mall dan ITC Kuningan 4. Super -Regional Center

Gambar 2.9 Atrium Tengah

Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2016

Karakteristik Non Fisik Mall

1. Latar belakang bangunan objek

Kecenderungan masyarakat yang lebih menyukai mall sebagai tempat jalan-

jalan dan refreshing tidak hanya sekedar berbelanja.

Ingin menjadi trend setter mall dengan konsep city walk di BSD.

Menampung kebutuhan masyarakat akan hiburan, khususnya kalangan

menengah keatas.

2. Pengelompokkan pelaku dan kegiatan

Tabel 2.3 Kelompok Kegiatan di The Breeze Citymall BSD

No. Pemakai Aktivitas

1 Pengelola 3. Mengatur dan mengelola manajemen gedung

4. Makan 5. Lavatory

2 Penyewa retail, antara lain: 6. Ranch Market 7. Pengusaha Restaurant 8. Pengusaha café

10. Kegiatan jual-beli 11. Kegiatan service 12. Kegiatan hiburan

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/51815/3/ANGGA_DWI_RIANTO_21020112130109_BAB_II.pdf · Pondok Indah Mall dan ITC Kuningan 4. Super -Regional Center

9. Pengusaha entertainment Pengusaha Perbankan

13. Makan 14. Lavatory

3 Pengunjung 15. Jalan-jalan 16. Makan 17. Kegiatan entertainment 18. Berbelanja 19. Lavatory

Sumber: Analisa Penulis, 2016

2.6.2 Paris Van Java , Bandung

Katagori : Pusat Perbelanjaan

Lokasi : Jalan Sukajadi no 131-139

Tahun peresmian : 2006

Jumlah toko dan jasa

Anchor Tenant

Resto dan Cafe

Total Retail

Retail Besar

Retail Sedang

Retail Kecil

:

:

:

:

:

:

:

200

10

63

100

15

30

65

Luas lahan : 3 Ha

Luas Pertokoan : 4700 m2

Parkir : 2000 kendaraan

Jumlah lantai : 4

Gambar 2. 10 Suasana Paris Van Java

(Sumber: dokumen pribadi 2016)Mall

Paris Van Java merupakan salah satu Pusat Perbelanjaan di kota Bandung

dengan konsep semi terbuka. Mal ini terbagi menjadi beberapa bagian yaitu resort

level, glamour level, sky level, serta concourse level dengan salah satu department

store. Dalam Bangunan Paris Van Java, perencanaan konsep penyatuan dengan

alam dicapai dengan koridor lebar dengan skylight. Hampir di seluruh bagian

bangunan menggunakan penghawaan alami. Hanya pada bagian toko dan koridor

dalam yang menggunakan penghawaan buatan. Oleh karena itu Paris Van Java

dapat dikatakan sebagai mal hemat energy pada siang hari. Mal ini berhasil

menyuguhkan konsep main street dan alfresco dining yaitu makan di alam terbuka

pada restaurant yang ada disana.

Tenant :

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/51815/3/ANGGA_DWI_RIANTO_21020112130109_BAB_II.pdf · Pondok Indah Mall dan ITC Kuningan 4. Super -Regional Center

1. LG (Concourse Level)

Gambar 2. 11 Peta Concourse Level Paris Van Java Mall

(Sumber: http://www.parisvanjava.id/map) A&W, Advance, ATM Bank Mega, ATM OCBC NISP, Canadian Chiropractic, Carrefour,

D'Glace Ice Cream, Daily Fresh, Jurassic, World Kids Playground, Kids Smile, Kid X,

Madato, Mister Baso, Mr.Blend, PAXI Barbershop, Pet & Co, Snack Corner, TUSBowl

Asian Street Food.

2. UG (Resort Level)

Gambar 2. 12 Peta Resort Level Paris Van Java Mall

(sumber : http://www.parisvanjava.id/map)

Aigner, Arnon Brook, ATM ANZ, ATM Citibank, ATM HSBC, Auntie Anne's, Azzura,

Baby

belle, Bally H.O.B, Bébé Bloom, Beetlebug, Berry Castle, Blitzmegaplex, BMC, Briko,

Burger King, By The Sea, Cache & Cache, Cafe Halaman, Calvin Klein, Carla On Stage, Central Watch, Charles & Keith, Chung Gi Wa, Converse, Crackberry, DairyQueen,

Day's

& Smoothie, De'ritz, Diamond House, Dorothy Perkins, Duta Suara Musik, Everbest,

Evita Peroni, Front Page, Giordano, H&M, Inul Vizta Family Karaoke, J.CO Donuts &

Coffee, Javana Bistro, Jeju Ice Cream, KFC, Kenny Rogers Roasters, Kipling, Lacoste, Laya, Le Monde, La Pucci, La Senza, Liebeskind Berlin, Little Tokyo, Logo, Lumière,

Manchester United Café & Bar, Mango, Marks & Spencer, Marks & Spencer Food

Section, Memang Beda Art Giftshop, Ménél, Mocha Blend, Nike, Nine West, Nixon,

One Art, Optik Melawai Gallery, Optik Seis, Optik Tunggal, OXA, Paris Hilton, Pepper

Lunch,

Perfect Fit, Phoebe & Chloe, Planet Sports, Planet Surf, PLG, Précieux, Promod,

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/51815/3/ANGGA_DWI_RIANTO_21020112130109_BAB_II.pdf · Pondok Indah Mall dan ITC Kuningan 4. Super -Regional Center

Quiksilver, Raffels, Rip Curl, Rollaas Cafe, Roxy, Samaya, Samsonite, Secret Garden,

Shin

Men Japanese Resto, Skin Food, Sogo Dept. Store, Sport Station, Stradivarius,

Stocking House, Sushigroove, Swatch, Ta Wan Restaurant, The Body Shop, The Face

Shop, The

King Duck, The Pancake Parlour, Tissot, Top Man Top Shoes, Travelogue, Urban Icon,

Vans, Victoria"s Secret, Watch Club, Watch Zone, Wonderful Batik, Wongbandung,

Zara, Zenbu, Zoom, Zuki Suki

3. GF (Glamour Level)

Gambar 2. 13 Peta Glamour Level Paris Van Java Mall

(sumber : http://www.parisvanjava.id/map)

Allamanda, ATM BCA, ATM Mandiri, Bank BJB, Bao Dim Sum, Bellagio, Boeatan

Bandung Bagus-Bagus, BreadTalk, Cellini, Charmant, Chocodot, Chocolat, Cold Stone

Creamery, Cool Kids, D'Paris, D'Renbellony, Dicken's, Dot Bravo, Dravyena Couture,

ELC(Early Learning Center), El Verne, Fisik, Game Master, Global Fortuna, Gramedia,

Guardian, Ice Cream Gentóng, Heartwarmer, Icons, Innovation Store, Jonas Photo,

Just Jeans, Kettler, KhakiKakiku, Kimochi, Kinderhaus, Lock n Lock, Loly Poly, M1 Hobby, Marie Kay, Mikkiyo, Miss Selfridge, Missha, Mothercare, Muji Dept. Store, Myrtle,

My Size, Naughty, Nautica, New Look, Next, Opera, Ozero, Papa Xous, Papaya

Supermarket, Payless Shoesource, Pendopo Anjani, Perfect Health, Pet & Co Resto,

Pet Shop, Puma, Purezento, Qua Li, Quinna Molla, Rinnai, Risik, Sagoo Kitchen,

Samba, Shaga Fitness & Health, Skechers, Smitten Yoghurt, Soccer Station, Sogo

Dept. Store, Sour Sally, SpEx Symbol, Sport Station, Sushi Tomo, Symbolize, Tahu

Talaga, Thumb Thumb Bear, Tifanny's House, Tutti Frutti, Valire, Wahana Kerang, Wakaka Simply

Asian Meals, Wellcomm, X8, XOXO, Zona Digital 4. Soho Building

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/51815/3/ANGGA_DWI_RIANTO_21020112130109_BAB_II.pdf · Pondok Indah Mall dan ITC Kuningan 4. Super -Regional Center

Gambar 2.14 Peta Soho Building Paris Van Java Mall

(sumber : http://www.parisvanjava.id/map)

Aviary, Daily Foodhall, Telkomsel Grapari, Wall Street English 1 (Sky Level)

Gambar 2. 15 Peta Sky Level Paris Van Java Mall

(sumber : http://www.parisvanjava.id/map)

CGV Blitz, Celebrity Fitness Express, CLCC, DailyFresh, Garden Ice, Ginza

Teppanyaki, Lactasari, Optimal Chiropractic, Richeese Factory, Samudera

Suki

6.

P7

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/51815/3/ANGGA_DWI_RIANTO_21020112130109_BAB_II.pdf · Pondok Indah Mall dan ITC Kuningan 4. Super -Regional Center

Gambar 2. 16 Peta P7 Paris Van Java Mall

(sumber : http://www.parisvanjava.id/map) Analisis Karakter Mall

1. Prinsip-prinsip Mall Prinsip Mall yang diiterapkan pada bangunan Paris Van Java Mall : a. Terdapat pedestrian ways atau koridor

Gambar 2.17 Koridor Pedestrian Ways

(sumber : dokumen pribadi 2016)

b. Retail yang menghadap ke koridor

Gambar 2. 18 Retail yang Menghadap ke Koridor

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/51815/3/ANGGA_DWI_RIANTO_21020112130109_BAB_II.pdf · Pondok Indah Mall dan ITC Kuningan 4. Super -Regional Center

(sumber : dokumen pribadi 2016)

c. Pada bangunan Paris Van Java menerapkan dua macam koridor, yaitu bersifat

terbuka dan bersifat tertutup penuh.

- Terbuka, dengan perlindungan terhadap cuaca berupa skylight kaca di

sepanjang koridor dengan tambahan atap bentang lebar sehingga

menggunakan penghawaan dan pencahayaan alami

Gambar 2.19 Koridor Terbuka

(sumber : dokumen pribadi 2016)

Gambar 2. 20 Penutup Atap Bentang Lebar

(sumber : dokumen pribadi 2016)

- Tertutup, berada di dalam bangunan dengan penghawaan dan pencahayaan

buatan

Gambar 2. 21 Mall Tertutup

(sumber : dokumen pribadi 2016)

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/51815/3/ANGGA_DWI_RIANTO_21020112130109_BAB_II.pdf · Pondok Indah Mall dan ITC Kuningan 4. Super -Regional Center

Gambar 2. 22 Koridor Tertutup

(sumber : dokumen pribadi 2016)

d. Arah pergerakan pengunjung dari berbagai arah menuju ke pusat

Gambar 2. 23 Persimpangan Koridor sebagai Plaza Penerima

(sumber : dokumen pribadi 2016)

e. Terdapat open space pada bagian depan bangunan

Gambar 2. 24 Open Space Bagian Depan Mall

(sumber : dokumen pribadi 2016)

f. Tempat parkir berada di bagian samping gedung dan terdapat parkir gedung

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/51815/3/ANGGA_DWI_RIANTO_21020112130109_BAB_II.pdf · Pondok Indah Mall dan ITC Kuningan 4. Super -Regional Center

Gambar 2. 25 Area Parkir

(sumber : dokumen pribadi 2016)

g. Terdapat taman dan area perkebunan di rooftop bangunan

Gamber 2. 26 Rooftop garden

(sumber : dokumen pribadi 2016)

2. Jenis-jenis Mall Mall ini termasuk jenis Mall terpadu (Integrated Mall), terdapat area yang terbuka

dan area yang tertutup, dengan penghawaan alami pada area terbuka. Sedangkan

pada area tertutup digunakan system penghawaan buatan. 3. Elemen-elemen dalam Mall

Di dalam bangunan Paris Van Java terdapat beberapa elemen yang merupakan

transformasi dari elemen-elemen sebuah kota, yaitu : a. Magnet Primer Open Plaza

b. Magnet Sekunder Merupakan 50 % retail makanan, restoran, café dan tenant yang dihubungkan

dengan koridor berkonsep citywalk c. Koridor

Koridor didesain dengan prinsip pedestrian Mall sehingga pengunjung merasa

lebih aman dan nyaman karena penerapan konsep pedestrian Mall pada koridor

shopping Mall menyediakan area outdoor untuk berjalan-jalan serta membuat

kesan Mall lebih luas d. Atrium

Terdapat sebuah plaza di bagian depan bangunan. Plaza ini bertujuan sebagai

area penerima dan open space.

Tabel 2. 3 Kelompok kegiatan di Paris Van Java Mall

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/51815/3/ANGGA_DWI_RIANTO_21020112130109_BAB_II.pdf · Pondok Indah Mall dan ITC Kuningan 4. Super -Regional Center

No. Pelaku Kegiatan

1. Pengelola Mengelola manajeman gedung Makan Lavatory

2. Penyewa retail : Shop Dine Entertainment

Kegiatan jual-beli Kegiatan service Kegiatan Hiburan Makan Lavatory Gudang

3. Pengunjung Jalan-jalan Makan Kegiatan entertainment Berbelanja Berkumpul Lavatory

2.6.3 Beachwalk Kuta , Bali

Katagori : Pusat Perbelanjaan

Lokasi : Jl. Pantai Kuta, Kuta, Badung, Kabupaten

Badung, Bali, Indonesia

Tahun peresmian : 2012

Jumlah toko dan jasa

Anchor Tenant

Resto dan Cafe

Total Retail

Retail Besar

:

:

:

:

:

100

7

18

75

12

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/51815/3/ANGGA_DWI_RIANTO_21020112130109_BAB_II.pdf · Pondok Indah Mall dan ITC Kuningan 4. Super -Regional Center

Retail Sedang

Retail Kecil

:

:

25

36

Luas lahan : 37,4 Ha

Luas Pertokoan : 6200 m2

Parkir : 300 kendaraan

Jumlah lantai : 3

Gambar 2. 27 Suasana Beachwalk (Sumber: dokumen pribadi 2016)

Seperti pusat perbelanjaan yang pernah kita kunjungi, kami bukanlah

begitu menggemari mall ( meskipun kami menikmati interior ber-AC). Sampai

ketika Beachwalk di buka pada pertengahan tahun 2012 yang berseberangan

dengan Pantai Kuta yang terkenal.

kompleks rekreasi dan hiburan ini berdiri diatas lahan seluar 3,7 hektar

tepat di depan pantai utama. Menjelang akhir kemacetan di Jl. Pantai Kuta.

Dengan desain terbuka dan unik merupakan sesuatu yang paling kami cintai, dan

mereka pasti mengambil keuntungan dari lokasi dengan menawarkan dimana

anda dapat menikmati pemandangan laut yang cantik.

Seperti pusat perbelanjaan yang pernah kita kunjungi, kami bukanlah

begitu menggemari mall ( meskipun kami menikmati interior ber-AC). Sampai

ketika Beachwalk di buka pada pertengahan tahun 2012 yang berseberangan

dengan Pantai Kuta yang terkenal.

kompleks rekreasi dan hiburan ini berdiri diatas lahan seluar 3,7 hektar

tepat di depan pantai utama. Menjelang akhir kemacetan di Jl. Pantai Kuta.

Dengan desain terbuka dan unik merupakan sesuatu yang paling kami cintai, dan

mereka pasti mengambil keuntungan dari lokasi dengan menawarkan dimana

anda dapat menikmati pemandangan laut yang cantik.

2.6.3.1 Tenant :

1. LG (Lover Ground)

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/51815/3/ANGGA_DWI_RIANTO_21020112130109_BAB_II.pdf · Pondok Indah Mall dan ITC Kuningan 4. Super -Regional Center

Gambar 2. 28 Peta Lower Ground Beachwalk Malll

(Sumber: http://www.maps.google.com) Century Healthcare, GNC Live Well, Guardian, Waxhaust & Feeto!, Calais artisan

Bubble Tea & Coffee, ATM Center, BCA E-Banking Center, Central Kuta Money

Changer, CIMB Niaga ATM Center, Foodmart Gourmet, Starlet

2. L1 (Level 1)

Gambar 2. 29 Peta Level 1 Beachwalk Malll

(Sumber: http://www.maps.google.com)

Aldo, Armani Jeans, Bath & Body Works, Body and Soul, Boss Sports, Breadlife,, Burger

Kin, Cafe Sardinia, Chatime, Coffee, Bean And Tea Leaf, Cold Stone Creamery, Diary

Queen, Fish & Co. , Fossil, Furla, GAP, Glow Living Beauty, guess Fashion, Haagen Dazs,

Johnny Rockets, Kitchennette, Koi Koi Silver, La Senza, Lacoste, Luna Negra, Make Up For

Ever, Mango, Miss Selfridge, Nanny’s Pavillon, Nautica, Pandora, Paradise Dynasty, Pull

and Bear, Quiksilver Group, Rimowa, Starbuck, stradivarius, The Face Shop, Tommy

Hilfiger, Tony Roma’s, Topman, Topshop, Urban Icon, Bersace Jeans, Victoria’s Secret,

Yves Rocher, ZARA

3. L3 (Level 3)

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/51815/3/ANGGA_DWI_RIANTO_21020112130109_BAB_II.pdf · Pondok Indah Mall dan ITC Kuningan 4. Super -Regional Center

Gambar 2. 30 Peta Level 2 Beachwalk Malll

(Sumber: http://www.maps.google.com) Adidas, Anap, Bamboo Blonde, BNI, Bonchon Chicken, Bushido, Cath Kidston, Cinea

XXI, DC Comics, Everbest, Global Teleshop, Hair Creator, I Wear, Kafe Betawi, LEGO,

Levi’s, Martha Tilaar, New Look, Nixon, O.P.I Nail Spa, Optik Melawai, Optik Seis, Opti

Tunggal, Pepper Lunch, Planet Sports, Samba, Staccato, Starbucks, Sushi Tei, Swatch,

The Body Shop, THE ONE, Universo, Wakai, Watch World, ZOOM.

Page 35: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/51815/3/ANGGA_DWI_RIANTO_21020112130109_BAB_II.pdf · Pondok Indah Mall dan ITC Kuningan 4. Super -Regional Center

2.6.3.2 Analisis Karakter Mall 4. Prinsip-prinsip Mall Prinsip Mall yang diiterapkan pada bangunan Beachwalk Mall :

a. Terdapat pedestrian ways atau koridor

Gambar 2.31 Koridor Pedestrian Ways

(sumber : dokumen pribadi 2016)

b. Retail yang menghadap ke koridor

Gambar 2. 32 Retail yang Menghadap ke Koridor

(sumber : dokumen pribadi 2016)

Page 36: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/51815/3/ANGGA_DWI_RIANTO_21020112130109_BAB_II.pdf · Pondok Indah Mall dan ITC Kuningan 4. Super -Regional Center

c. Pada bangunan Beachwalk Mall menerapkan dua macam koridor, yaitu

bersifat terbuka dan bersifat tertutup penuh.

i. Terbuka, dengan perlindungan terhadap cuaca berupa skylight

kaca di sepanjang koridor dengan tambahan atap bentang lebar

sehingga menggunakan penghawaan dan pencahayaan alami

Gambar 2.33 Koridor Terbuka

(sumber : dokumen pribadi 2016)

Gambar 2. 34 Penutup Atap Bentang Lebar

(sumber : dokumen pribadi 2016)

Page 37: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/51815/3/ANGGA_DWI_RIANTO_21020112130109_BAB_II.pdf · Pondok Indah Mall dan ITC Kuningan 4. Super -Regional Center

Analisis Shopping Center

a. Prinsip Shopping Center

Prinsip-Prinsip Shopping Center yang diterapkan di Beachwalk Kuta ini adalah :

1. Terdapat koridor pejalan kaki atau Pedestrian Ways sebagai sirkulasi utama

di mall ini.

2. Semua retail menghadap ke arah koridor

3. Beachwalk Kuta memiliki 2 lantai .

4. Arah pergerakan pengunjung melalui depan pertokoan.

5. Elemen-elemen Mall

Beachwalk Kuta memiliki elemen-elemen mall yang merupakan transformasi

dari elemen-elemen sebuah kota. Berikut adalah elemen-elemen yang terdapat

di Beachwalk Kuta.

1. Magnet Primer (Main Anchor)

Merupakan titik yang berperan sebagai Landmark sebuah mall. Beachwalk

Kuta memiliki magnet primer berupa Ranch Market, Gold’s Gym, Dermaga

FoodCourt, Cinema XXI dan Open Plaza.

2. Magnet Sekunder

Merupakan retail-retail di sepanjang koridor mall. Retail-retail di Beachwalk

Kuta berupa retail-retail café, gadget dan sebagainya.

3. Koridor

Koridor yang terdapat di Beachwalk Kuta didesain cukup nyaman dengan

lebar sekitar 3-4 meter sehingga pengunjung dapat leluasa bergerak.

4. Atrium

Terdapat Atrium di Ground Floor yang biasa digunakan untuk spot pameran

atau exhibition.

5. Fasilitas Entertainment

Terdapat beberapa fasilitas entertainment di Beachwalk Kuta. Bahkan

fasilitas entertainment ini menjadi Main Anchor dari Beachwalk Kuta,

seperti Cinema XXI , Gold’s Gym dan Funworld Game Center. Di samping itu

terdapat pula Dermaga Foodcourt di Ground Floor. Terdapat pula Open

Plaza yang menjadi tempat makan di area terbuka.

Page 38: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/51815/3/ANGGA_DWI_RIANTO_21020112130109_BAB_II.pdf · Pondok Indah Mall dan ITC Kuningan 4. Super -Regional Center

1.7 Hasil Studi Banding

Dari keempat studi banding yang telah dilakukan baik melalui media internet, literatur

maupun survei lokasi, telah didapatkan perbandingan sebagai berikut:

Tabel 2.6 hasil studi banding

Kategori The Breeze BSD

Citymall

Paris Van Java Mall Beachwalk Kuta Kajian Studi Banding

Pemilihan

Lokasi

Berada di

kawasan Bumi

Serpong Damai

(BSD), Green

Office Sinar Mas

Land dan jalan

arteri.

Berada di Jl.

Sukajadi no. 131-

139 Bandung

Berada di dekat

permukiman

Lokasi berada dekat dengan

wilayan perumahan, jalan

raya serta mudah diakses.

Kegiatan 1. Kegiatan jual-beli

2. Kegiatan service

3. Kegiatan hiburan

4. Makan 5. Lavatory

1. Kegiatan jual-

beli

2. Kegiatan service

3. Kegiatan

hiburan

4. Makan

Lavatory

1. Kegiatan hiburan

2. Kegiatan jual-beli

3. Kegiatan service

4. Makan 5. Lavatory

6. Kegiatan jual-beli 7. Kegiatan service 8. Kegiatan hiburan 9. Makan 10. Lavatory

Fasilitas 1. Ranch Market

2. Restaurant 3. Café 4. Atrium

Utama 5. Perbankan

1. Tenant 2. Restaurant 3. Café 4. Department

store 5. Swalayan 6. Bioskop 7. Ladang

dan taman buatan

8. Ice skating rink 9. Open plaza

1. Arena Olahraga Ekstrim

2. Café, Bar dan Resto

3. Klub Malam 4. Studio Dance

1. Department Store 2. Restaurant 3. Café 4. Atrium 5. Perbankan

Perbandingan

Area

Penjualan

Sales Area:Gross

Floor Area

= 67.300 m2 :

135.000 m2

=0.4968

= 0,49 % (49%)

Luas Lahan = 3 Ha

Luas terbangun =

1/3 luas lahan

Sales Area:Gross

Floor Area

= 37.550m2 :

53.000m2

= 0.698

= 0,70 (70%)

Pada mall dengan konsep city

walk terdapat banyak open

space untuk menciptakan

suasana kota kedalam mall.

Ruang

Terbuka Pada

Mall

Pada The Breeze

Citymall BSD

seluruh daerah

sirkulasi berada

pada ruang

terbuka dan semi

Pada Paris Van Java

Mall terbagi

menjadi dua area

yaitu area terbuka

dan area tertutup.

Pada Beachwalk

Mall terbagi

menjadi 2 area yg

terbuka dan

tertutup.

Koridornya tidak

Mall yang berkonsep open air

terdapat ruang terbuka yang

digunakan sebagai

pengunjung berjalan kaki,

tidak tertutup kemungkinan

ruang terbuka dimanfaatkan

Page 39: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/51815/3/ANGGA_DWI_RIANTO_21020112130109_BAB_II.pdf · Pondok Indah Mall dan ITC Kuningan 4. Super -Regional Center

tertutup hanya

beberapa retail

tertentu yang

berada di dalam

bangunan

sehingga

membutuhkan

sistem

pengkondisian

udara buatan.

Akan tetapi juga

banyak retail yang

terdapat diluar

maupun semi

tertutup.

Bentuk retail-

retail ini

memanjang dan

terdapat kanopi

dan juga atap

bentang lebar

semi tertutup

untuk melindungi

dari cuaca.

Tempat ini

biasanya sering

diadakan acara

live music.

Area terbuka

berupa koridor

jalan berukuran

cukup luas dengan

retail di sepanjang

koridor. Bagian

tengah digunakan

untuk area

berjualan berupa

kioskios kecil.

Terdapat sebuah

persimpangan yang

menghubungkan

beberapa koridor

retail. Pada koridor

menggunakan

pencahayaan dan

penghawaan alami.

Bentuk retail-retail

ini memanjang dan

terdapat kanopi

dan juga penutup

atap bentang lebar

semi tertutup untuk

melindungi dari

cuaca. Ruang

terbuka berupa

open plaza/plaza

penerima terdapat

pada muka

bangunan. Area ini

digunakan sebagai

tempat duduk

pengunjung, dan

dapat digunakan

pada saat acara

tertentu.

berupa koridor

lurus namun

organik mengikuti

bentuk

bangunannya.

Mall ini berada

dekat pantai

dimana memang

sudah menjadi

magnet bagi para

turis, lalu

Beachwalk mall

ini menjaring para

turis yang ingin

berbelanja dan

merasakan

nuansa taman

yang viewnya

langsung

menghadap

pantai.

untuk diselenggarakan acara-

acara khusus. Kios atau retail

store yang berada di ruang

terbuka memiliki kanopi

untuk melindungi dari cuaca

juga terdapat retail-retail

yang indoor.

Elemen-

elemen City

Walk

- Paving - Lampu - Sign - Bangku - Tempat pohon

dan pot tanaman

- Kios dan kanopi - Tempat

sampah

-Paving

-Lampu

-Sign

-Tanaman

hias/ pot

tanaman

-Kios

-Kanopi

-Kain penutup atap

- Paving - Lampu - Sign - Bangku - Tempat Pohon

dan pot tanaman

- Kanopi - Kursi taman - Kios

- Paving - Tanam peneduh - Lampu - Sign - Sculpture - Fountain - Bangku - Pot tanaman - Kios dan kanopi - Tempat sampah

Page 40: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/51815/3/ANGGA_DWI_RIANTO_21020112130109_BAB_II.pdf · Pondok Indah Mall dan ITC Kuningan 4. Super -Regional Center

- Danau dan Kolam ikan

Elemen

Utama Mall

Court

Berfungsi sebagai

ruang penerima,

menjadi magnet

utama, disewakan

untuk kegiatan

pameran, live

music, dan acara

khusus lainnya.

Retail Store

Berada di

sepanjang koridor

Ruang Sewa

Terdapat Main

Anchor berupa

supermarket dan

sejenisnya. Ruang

sewa dominan

kepada makanan

dan minuman

berupa restauran,

cafe dan

foodcourt.

Court

Berfungsi sebagai

ruang penerima,

plaza digunakan

sebagai tempat

duduk pengunjung,

dan dapat

digunakan pada

saat acara tertentu.

Retail Store

Berada di

sepanjang koridor

dan di bagian Mall

tertutup

Ruang Sewa

Terdapat Main

Anchor berupa

supermarket dan

sejenisnya.

Court

Berfungsi sebagai

ruang penerima,

menjadi magnet

utama, disewakan

untuk kegiatan

pameran, live

music, dan acara

khusus lainnya.

Retail Store

Berada di

sepanjang koridor

Ruang Sewa

Terdapat Main

Anchor berupa

fasilitas

Entertainment.

Ruang sewa

didominasi oleh

f&b, fashion dan

resto.

Koridor dibagi menjadi 2,

semi terbuka dan tertutup.

Perletakan elemen-elemen

utama mall sangat

mempengaruhi keberhasilan

sales area. Oleh karena itu

perletakan court dan anchor

harus dapat menjadi magnet,

retail area harus dilalui oleh

sirkulasi publik. Untuk jumlah

retail store, berdasarkan

kedua mall berkonsep city

walk, retail store dibagi

menjadi tiga ukuran dengan

perbandingan 1:2:3.

Lingkup

Pelayanan

Lingkup

pelayanan untuk

masyarakat BSD

dan sekitarnya,

semua umur dan

di khususkan

untuk masyarakat

menengah keatas.

Lingkup pelayanan

untuk masyarakat

Kota Bandung

semua umur dan di

khususkan untuk

masyarakat

menengah keatas.

Lingkup

pelayanan bagi

masyarakat kota

Kuta, Bali dan

Turis baik lokal

maupun

mancanegara

Lingkup pelayanan untuk

semua usia dan masyarakat

umum dan masyarakat

perekonomian menengah

keatas pada khususnya.

Tampilan

Bangunan

Arsitektur Green

District

Arsitektur Eropa

Menghadirkan

nuasa open air

dengan keindahan

di sekitar area Mall.

Arsitektur

Modern – Open

Air Green Design

Citra yang ditampilakn oleh

ketiga bangunan mall

mengambil ciri keunikan

masing-masing dengan gaya

yang berbeda dengan mall

yang sudah ada disekitarnya.

Yang menjadi pertimbangan

penerapan konsep arsitektur

salah satunya yaitu di dalam

Page 41: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/51815/3/ANGGA_DWI_RIANTO_21020112130109_BAB_II.pdf · Pondok Indah Mall dan ITC Kuningan 4. Super -Regional Center

mall terdapat berbagai

macam penyewa retail

dengan ciri khas produknya

masing-masing, sebagai

kebijaksanaan pengelola agar

tidak membatasi tenant

dalam menampilkan

retailnya. Hal ini dilakukan

untuk menciptakan

keharmonisan baik interior

maupun eksterior.

Tenant Retail Besar: 2

Retail Sedang: 4

Retail Kecil: 8

Retail Besar : 15

Retail Sedang : 30

Retail Kecil : 55

Retail Besar :12

Retail Sedang :25

Retail Kecil :36

Rata-rata pembagian retail

besar : retail sedang : retail

kecil adalah 1 : 2 : 3

Kesimpulan Kelebihan :

Mall ini

merupakan mall

yang eksklusif

karena hampir

seluruh tenant

yang terdapat

disana merupakan

tenant yang

bermerk sehingga

mall ini

merupakan salah

satu icon kota

Serpong. Dengan

pengolahan

lansekap

perkotaan yang

sangat baik juga

memiliki danau

yang

menjadikannya

memiliki nilai

lebih.

Kekurangan :

The Breeze

Citymall BSD

kurang memiliki

Kelebihan :

Mall ini merupakan

Mall yang eksklusif

karena hampir

seluruh tenant yang

terdapat disana

merupakan tenant

dengan hgh quality

brand sehingga

Mall ini merupakan

salah satu icon kota

Bandung. Dengan

konsep Lifestyle-

Resort yang

menarik

pengunjung untuk

dating.

Kekurangan :

Paris Van Java

kurang memiliki

fasad yang menarik

karena tidak ada

perpaduan anara

konsep masing-

masing retail pada

bagian fasad depan.

Selain itu kurang

Kelebihan :

Desain yang unik,

dengan pola

sirkulasi yang

memutari taman

dalam mall

tersebut dan

lokasi berada di

pinggir pantai

Kekurangan :

-

Perencanaan Mall di Kota

Bogor sebaiknya dibangun di

daerah dekat dengan

permukiman, perumahan

dan berada di dekat jalan

raya untuk memudahkan

akses para pengunjung.

Konsep open air yang akan

dibuat merupakan konsep

baru untuk kawasan Kota

Bogor sehingga nantinya mall

ini dapat menjadi salah satu

icon Kota Kota Bogor.

Page 42: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - eprints.undip.ac.ideprints.undip.ac.id/51815/3/ANGGA_DWI_RIANTO_21020112130109_BAB_II.pdf · Pondok Indah Mall dan ITC Kuningan 4. Super -Regional Center

signed yang baik

pada saat

mencapai ke area

pusatnya. Selain

itu pengolahan

kemiringan lantai

untuk sirkulasi

koridor terbuka

yang kurang.

Sehingga ketika

hujan datang

harus melakukan

maintenance

khusus.

memiliki signed

yang baik pada saat

mencapai ke area

pusatnya.

Sumber : analisa penyusun, 2016

Berdasarkan hasil studi banding yang dilakukan pada tiga mall pada tabel diatas maka

didapatkan kesimpulan sebagai berikut;

1. Pemilihan Lokasi yang ideal untuk sebuah Pusat Perbelanjaan di Kota Bogor dengan

konsep city walk adalah berada di dekat jalan raya serta mudah untuk diakses oleh

kendaraan umum. Dengan demikian bangunan tersebut dapat terlihat dari jalan

serta menarik pengunjung.

2. Pusat perbelanjaan yang akan dibuat merupakan Pusat perbelanjaan dengan

konsep berbeda, sehingg Kota Bogor memiliki icon pusat perbelanjaan baru.

3. Pusat perbelanjaan dengan konsep city walk harus menerapkan ruang terbuka

yang lebih banyak.

4. Fasilitas yang terdapat di dalam pusat perbelanjaan tidak lagi merupakan fasilitas-

fasilitas yang hanya sekedar untuk berbelanja. Namun terdapat fasilitas-fasilitas

tambahan seperti café dan fasilitas hiburan/rekreasi lain.

5. Lingkup pelayanan pusat perbelanjaan di Kota Bogor untuk semua usia dan untuk

semua golongan, khususnya golongan masyarakat menengah keatas.