Upload
dangdien
View
218
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Geographic Information System (GIS)
Menurut Aronoff (1989), SIG (Sistem Informasi Geografis) atau GIS
(Geographic Information System) adalah suatu sistem berbasis komputer yang
memiliki kemampuan dalam menangani data bereferensi geografi yaitu
pemasukan data, manajemen data (penyimpanan dan pemanggilan kembali),
manipulasi data dan analisis data serta keluaran sebagai hasil akhir (output). Hasil
akhir (output) dapat dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan pada masalah
yang berhubungan dengan geografi. GIS dikembangkan pada tahun 1960an.
Informasi ini dapat berupa lokasi suatu daerah, alamat kantor, dan informasi
lainnya yang disimpan dalam database.
Bagian penting dalam GIS adalah pengambilan dan penyimpanan data. Data
spasial dari data yang diambil harus disediakan secara valid. Penyimpanan data
spasial biasanya dalam bentuk vector, dimana data yang disimpan berupa points,
garis dan area tertentu. Tampilan atau presentasi peta meliputi berbagai bentuk
dari peta yang dicetak sampai peta pada perangkat mobile.
GIS terbagi menjadi dua kelompok, yaitu sistem manual dimana
pengelolaannya dilakukan secara manual tanpa menggunakan komputer dan
system otomatis dimana data diolah menggunakan computer melalui proses
digitasi. Sumber data untuk kelompok manual diperoleh dari lapangan seperti
hasil survey, foto udara dan data peta, sedangkan sumber data berupa data digital
seperti citra satelit atau foto udara digital.
GIS merupakan sistem komplek yang biasanya terintegrasi dengan sistem-
sistem komputer yang lain di tingkat fungsionalitas dan jaringan. GIS terdiri dari
beberapa komponen, yaitu:
1. Perangkat Keras (Hardware)
SIG membutuhkan komputer untuk penyimpanan dan pemrosesan data.
Ukuran dari sistem komputerisasi bergantung pada tipe SIG itu sendiri.
5
Perangkat keras yang digunakan dalam SIG mempunyai spesiafikasi yang
lebih tinggi dibandingkan sistem informasi biasa, hal tersebut disebabkan
karena data yang digunakan dalam SIG membutuhkan memori yang besar dan
prosesor yang cepat.
2. Perangkat Lunak (Software)
Menurut Charter dan Agtrisari (2002), sebuah perangkat lunak SIG
menyediakan fungsi dan alat (tool) yang mampu menyimpan data, analisis dan
menampilkan informasi geografis.
Berikut adalah beberapa elemen yang terdapat dalam SIG:
a. Tool untuk melakukan input dan transformasi data geografis.
b. Sistem Manajemen Basis Data (DBMS).
c. Tool untuk mendukung query geografis, analisa dan visualisasi.
d. Graphical User Interface (GUI) untuk memudahkan akses pada tool
geografi.
3. Data dan Informasi Geografi
Menurut Utoyo (2007), terdapat dua macam jenis data geografi, yaitu:
a. Data Spasial (Keruangan)
Data yang menunjukkan ruang, lokasi atau tempa-tempat di permukaan
bumi. Data spasial berasal dari peta analog, foto udara atau foto satelit.
b. Data Atribut (Non-Spasial)
Data yang terdapat pada ruang atau tempat yang menerangkan suatu
informasi. Data atribut diperoleh dari statistik, sensus dan catatan
lapangan.
4. Manajemen / Intelgensia Manusia (Brainware)
Suatu proyek SIG akan berhasil jika dikelola dengan baik dan dikerjakan
oleh orang-orang yang memiliki keahlian yang tepat baik dari pihak
pengembang atau pengguna (Prahasta, 2005).
6
Gambar 2.1 Komponen SIG (sumber: Prahasta, 2005)
2.2 Location Based Service (LBS)
Location Based Service (LBS) merupakan sebuah layanan aplikasi mobile
yang dikembangkan untuk mengetahui posisi atau lokasi pengguna berada pada
saat itu. LBS memiliki dua layanan utama yaitu mendapatkan lokasi pengguna
dan memanfaatkan informasi tersebut untuk menyediakan layanan informasi
lainnya bagi pengguna. Dua kategori layanan LBS yaitu sebagai pemberi layanan
dan sebagai penerima layanan. Salah satu contoh penggunanaan LBS yaitu pada
saat pengguna perangkat mobile melakukan panggilan darurat, maka pusat
layanan yang menerima panggilan tersebut secara otomatis meminta lokasi
pengguna. Layanan LBS saat ini banyak terdapat di perangkat mobile.
7
Gambar 2.2 Komponen LBS dan Proses Layanan
Dari gambar 2.2, komponen LBS berupa perangkat mobile yang digunakan
untuk mengakses layanan LBS, aplikasi yang digunakan sebagai interface layanan
bagi pengguna, jaringan komunikasi sebagai jembatan komunikasi antara LBS
dan penyedia layanan, telekomunikasi untuk memberikan layanan sesuai
kebutuhan pengguna, komponen penentu lokasi pengguna yang digunakan oleh
aplikasi LBS dan penyedia server yang berfungsi untuk melakukan proses
permintaan dan mengirim kembali hasilnya ke pengguna.
2.2.1 Unsur Utama Location Based Service
Dua unsur utama LBS adalah:
a. Location Manager (API Maps): menyediakan tools/source untuk
LBS, Application Programming Interface (API) Maps menyediakan
fasilitas untuk menampilkan, memanipulasi peta beserta feature
lainnya seperti tampilan satelit, street (jalan), maupun gabungannya.
Paket ini bearada pada “com.google.android.maps”.
b. Location Providers (API Location): menyediakan teknologi
pencarian lokasi yang digunakan oleh device/perangkat. API
Location berhubungan dengan data GPS (Global Positioning System)
dan data lokasi real-time. API location berada pada paket android
yaitu dalam paket “android location”. Dengan location manager, kita
8
dapat menentukan lokasi kita saat ini dan rute menuju tempat
tertentu.
2.2.2 Penentuan Lokasi
Aspek esensial dari LBS adalah dengan mendapatkan lokasi pengguna
secara tepat menggunakan perangkat mobile. Dalam bagian ini akan
dijelaskan mengenai lokasi, teknologi yang umum dalam penentuan
posisi dan tentang GPS.
a. Lokasi
Kategori dari lokasi fisik dibagi menjadi tiga subkategori yang
relevan dengan LBS (Kupper, 2005), antara lain:
Descriptive locations
Lokasi yang selalu memiliki hubungan geografi secara alami
seperti gunung, danau, jalan, atau bangunan. Strukturnya adalah
referens dari deskripsi nama, identifier, atau angka. Maka
descriptive locations merupakan landasan dari konsep kehidupan
sehari-hari, yang sering digunakan orang dalam mendefinisikan
tempat untuk pertemuan, navigasi, atau pengantaran barang.
Spatial locations
Lokasi yang merepresentasikan sebuah titik dalan Euclidean space.
Biasanya diekspresikan dengan dua atau tiga dimensi koordinat,
yang diberikan sebagai vector, setiap dari spatial location
memperbaiki posisi satu dimensi. Berbeda dari descriptive
location, spatial location tidak digunakan pada kehidupan sehari-
hari. Konsep dari spatial location ini menyediakan basis untuk
survey dan pemetaan dari descriptive locations.
Network locations
Network location berhubungan dengan topologi dari komunikasi
jaringan misalnya, internet atau sistem selular seperti GSM atau
UMTS. Jaringan ini dibuat dari banyak jaringan lokal, yang
berhubungan satu dengan yang lain dengan hirarki topologi.
Layanannya dengan mengasumsikan lokasi perangkat pengguna
9
berada dalam jaringan topologi yang diketahui. Hal ini untuk
mendapatkan alamat jaringannya yang berisi informasi routing dan
kombinasi layanan directory, untuk pemetaan nomor, identifier,
atau nama skema, misalnya saja IP address.
b. Teknologi Penentuan Posisi
Ada banyak teknologi yang digunakan untuk menentukan posisi
dalam kombinasi solusi hybrid. Metode dalam penentuan posisi
secara umum bisa dikategorikan dalam network-based, device-based,
dan hybrid-based (Kupper, 2005). Bisa juga dibedakan dengan
integrated atau stand-alone positioning infrastructure dan juga bisa
bergantung terhadap satellite-based, network-based, atau indoor
infrastructures. Device-based biasanya menggunakan GPS yang
berdasarkan satellite-based dan stand-alone positioning
infrastructure. Network-based digunakan untuk komunikasi dan
pengiriman data dengan gateway ke jaringan dan sistem yang lain.
Sebagai tambahan, teknologi yang menggunakan jarak bisa juga
digunakan untuk menentukan lokasi pengguna dalam area jarak yang
ditentukan, contohnya penggunaan RFID.
c. Global Positioning System (GPS)
GPS adalah Satellite-based sistem navigasi global radio. GPS
dikembangkan sebagai sistem pertahanan dari Departemen
Pertahanan Amerika Serikat. Prinsip desain GPS (Brimicombe, 2009)
secara umum antar lain:
Cocok untuk semua platform baik yang berupa pesawat, kapal,
bahkan kendaran darat.
Menyediakan posisi secara real-time bersamaan dengan
kemampuan untuk menentukan waktu dan kecepatan.
Mereferensikan semua posisi ke dalam sebuah single global
geodetic datum.
Mampu menyediakan keakuratan data.
10
Mampu melayani penggunanya secara tidak terbatas di seluruh
dunia.
Memiliki biaya akses yang murah (kenyataannya gratis) dengan
menggunakan daya yang rendah.
Banyak aplikasi LBS yang didukung oleh GPS. Penentuan lokasi
pengguna menggunakan GPS adalah metode device-based
positioning. Perangkat dengan built-in GPS bisa menawarkan akurasi
lebih tinggi antar 3 – 5 meter. Tetapi akurasi tersebut mungkin saja
tidak sesuai dengan keseluruhan lingkungan. Tetapi terdapat
kelemahan dengan penggunaan GPS yang ada di perangkat mobile,
seperti penggunaannya membutuhkan daya yang lebih tinggi dan
meningkatkan biaya untuk manufaktur perangkatnya.
2.3 Mobile GIS
Mobile GIS adalah aplikasi mobile yang memungkinkan penggunaan peta
pada perangkat mobile. Ada empat teknologi yang termasuk dalam lingkup kerja
mobile GIS seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.3, yaitu:
1. GIS
GIS merupakan penyedia layanan yang didasarkan pada data geospasial
sesuai kebutuhan pengguna. GIS dikembangkan dengan tujuan untuk
menyediakan tool yang dapat membantu pengguna mencari informasi
2. Positioning
Positioning atau penentu lokasi atau posisi dalam GIS. Digunakan oleh GIS
untuk merespon data geospasial pengguna dan digunakan oleh komponen
communications untuk menentukan algoritma yang tepat sebelum
melakukan transmisi data. Penentuan posisi atau lokasi ini dapat dilakukan
secara otomatis maupun secara manual oleh pengguna.
3. Mobile and Wireless Computing
Mobile and wirelwss computing merujuk pada perangkat mobile itu sendiri,
dimana untuk menyediakan hasil pencarian pada perangkat mobile maka
11
komponen hardware dan software pada pernagkat mobile perlu
diperhitungkan, diantaranya yaitu format layar perangkat mobile dan metode
input data.
4. Communication
Communication merupakan jembatan antara pengguna dan penyedia layanan
(client dan server).
Gambar 2.3 Lingkup Kerja Mobile GIS
2.4 Android
Android adalah sistem operasi berbasis Linux yang dirancang untuk
perangkat seluler. Android menyediakan platform terbuka bagi para pengembang
untuk meciptakan aplikasi mereka sendiri yang digunakan oleh bermacam piranti
bergerak. Awalnya android dikembangkan oleh Android, Inc. dengan dukungan
finansial dari Google yang kemudian membelinya pada tahun 2005. Sistem
operasi ini dirilis secara resmi pada tahun 2007, bersamaan dengan didirikannya
Open Hansdet Alliance, konsorium dari perusahaan-perusahaan perangkat keras,
perangkat lunak dan telekomunikasi yang bertujuan untuk memajukan standar
terbuka perangkat seluler.
Sudah banyak platform untuk perangkat selular saat ini, termasuk
didalamnya Symbian, iPhone, Windows Mobile, BlackBerry, Java Mobile
Edition, Linux Mobile (LiM0), dan banyak lagi. Namun ada beberapa hal yang
12
menjadi kelebihan Android. Beberapa keungguan android dengan platform lain
yaitu:
1. Keterbukaan, Android menyediakan akses ke fungsi dasar perangkat
mobile menggunakan standar panggilan ke API.
2. Penghancuran perbatasan, anda dapat menggabungkan informasi dari
internet ke dalam telepon, seperti informasi kontak, atau data pada lokasi
geografis.
3. Cepat dan mudah perkembangannya, dalam SDK memiliki semua yang
anda butuhkan untuk membuat dan menjalankan aplikasi Android,
termasuk simulator dan alat debugging.
2.4.1 Android Studio
Android Studio adalah sebuah IDE untuk pengembangan aplikasi di
platform Android. Sama seperti kombinasi antara Eclipse dan Android
Developer Tools (ADT), Android Studio juga dapat di-download di situs
resmi Android: http://developer.android.com/sdk/installing/studio.html. Saat
ini usia Android Studio masih tergolong muda, baru versi 1.3.1 (masih early
access preview). Sebelum adanya Android Studio ini, SDK sebelumnya di-
bundle bersama dengan Eclipse, sementara Android Studio menggunakan
IntelliJ IDEA Community Edition. Beberapa pendukung IntelliJ IDEA sering
mengatakan bahwa Eclipse terlalu rumit bagi pemula. Perbedaan lain nya
yakni Android Studio menggunakan Gradle untuk manajamen proyeknya.
Gradle adalah build automation tool yang dapat dikonfigurasikan melalui DSL
berbasis Groovy. Ini yang membedakan Gradle dari Ant atau Maven yang
memakai XML. Penggunaan DSL berbasis Groovy menyebabkan Gradle lebih
fleksibel dan dapat diprogram dengan mudah.
13
Gambar 2.4 Tampilan Awal Android Studio
2.4.2 Pengembangan Aplikasi Android
Ada 4 hal mendasar yang harus kita pahami dalam membangun aplikasi
berbasis Android:
Activity, adalah tampilan grafis yang harus kita lihat ketika menjalankan
sebuah aplikasi. Aplikasi dapat memiliki lebih dari satu Activity.
Intent, adalah serangkaian nilai yang menunjukkan apa yang harus
dilakukan ketika terjadi perpindahan layar.
Service, adalah layanan yang bekerja di belakang layar (background).
Content Provider, memungkinkan sebuah aplikasi untuk dapat menyimpan
dan menerima data dari basis data.
14
2.5 Prototype Model
Prototype model adalah sebuah proses pengembangan sistem atau software
berupa gambaran sistem atau software dalam bentuk prototype. Model prototype
dapat memberikan sebuah “test drive” sistem atau software agar dapat
menentukan dengan tepat kebutuhan pengguna sehingga pengembang tidak perlu
menggembangkan sistem secara menyeluruh dan agar sistem dapat disesuaikan
dengan kebutuhan pengguna. Langkah-langkah dalam mendesain prototype model
adalah indentifikasi requirement dasar, mengembangkan prototype, melakukan
review prototype dan melakukan perbaikan serta peningkatan prototype.
Gambar 2.5 Proses Pengembangan Model Prototype
Gambar 2.5 menunjukkan proses pengembangan prototype. Langkah pertama
adalah menetapkan tujuan prototype, langkah kedua adalah mendefinisikan fungsi
prototype, langkah ketiga mengembangkan prototype dan langkah yang keempat
melakukan evaluasi pada prototype yang sudah ada.
2.6 Blackbox Testing
Meurut Pressman (2005), Black-box testing adalah metode pengujian
perangkat lunak yang tes fungsionalitasnya dari aplikasi yang bertentangan
dengan struktur internal atau kerja (lihat pengujian white box). Pengetahuan
khusus dari kode aplikasi atau struktur internal dan pengetahuan pemrograman
pada umumnya tidak diperlukan. Uji kasus dibangun disekitar spesifikasi dan
persayaratan, yakni aplikasi yang seharusnya dilakukan menggunakan deskripsi
external pernagkat lunak, termasuk spesifikasi, persyaratan dan desain untuk
menurunkan uji kasus. Sehingga black box dapat melakukan pengujian dengan
hanya menjalankan atau mengeksekusi unit atau modul kemudian diamati apakah
hasil dari unit itu sesuai dengan proses bisnis yang diinginkan.
15
Dengan kata lain, black box merupakan user testing, biasanya pengujian
perangkat lunak dengan metode black box melibatkan client atau pelanggan yang
memesan perangkat lunak tersebut. Dari sini dapat diketahui keinginan client
terhadap perangkat lunak tersebut, misalnya client menginginkan desainnya
diubah atau proses penjalanan perangkat lunak tersebut agar lebih dimengerti
(user friendly).