37
6 BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Dasar Masalah Keperawatan 1. Definisi Diabetes Mellitus (DM) adalah sekelompok kelainan metabolik yang diakibatkan oleh adanya kenaikan kadar glukosa darah dalam tubuh atau hiperglikemia (Smeltzer, Hinkle & Cheever, 2010). Sementara (Depkes 2014) menjelaskan bahwa diabetes mellitus merupakan penyakit metabolik menahun akibat pankreas tidak bisa memproduksi insulin atau tubuh tidak bisa menggunakan insulin yang diproduksi secara efektif. Insulin adalah hormon yang mengatur keseimbangan kadar gula darah akibatnya terjadilah peningkatan konsentrasi glukosa didalam darah. Definisi lain disampaikan oleh Brunner dan Suddarth, 2016 bahwa Diabetes mellitus adalah sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit gangguan metabolisme kronis yang ditandai dengan peningkatan glukosa darah (hiperglikemia), disebabkan karena ketidak seimbangan antara suplai dan kebutuhan insulin. Insulin didalam tubuh dibutuhkan untuk memfasilitasi masuknya glukosa dalam sel agar dapat digunakan untuk metabolisme dan pertumbuhan sel (Tarwoto 2012). Dari uraian yang didefinisikan diatas, diabetes meillitus merupakan gangguan metabolisme yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa dalam darah (hiperglikemi) yang disebabkan oleh ketidak seimbangan sekresi insulin dan kebutuhan insulin, atau keduanya.

BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Dasar Masalah Keperawatan

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Dasar Masalah Keperawatan

6

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Masalah Keperawatan

1. Definisi

Diabetes Mellitus (DM) adalah sekelompok kelainan metabolik yang

diakibatkan oleh adanya kenaikan kadar glukosa darah dalam tubuh atau

hiperglikemia (Smeltzer, Hinkle & Cheever, 2010). Sementara (Depkes

2014) menjelaskan bahwa diabetes mellitus merupakan penyakit

metabolik menahun akibat pankreas tidak bisa memproduksi insulin atau

tubuh tidak bisa menggunakan insulin yang diproduksi secara efektif.

Insulin adalah hormon yang mengatur keseimbangan kadar gula darah

akibatnya terjadilah peningkatan konsentrasi glukosa didalam darah.

Definisi lain disampaikan oleh Brunner dan Suddarth, 2016 bahwa

Diabetes mellitus adalah sekelompok kelainan heterogen yang ditandai

oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia

Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit gangguan metabolisme

kronis yang ditandai dengan peningkatan glukosa darah (hiperglikemia),

disebabkan karena ketidak seimbangan antara suplai dan kebutuhan

insulin. Insulin didalam tubuh dibutuhkan untuk memfasilitasi masuknya

glukosa dalam sel agar dapat digunakan untuk metabolisme dan

pertumbuhan sel (Tarwoto 2012). Dari uraian yang didefinisikan diatas,

diabetes meillitus merupakan gangguan metabolisme yang ditandai

dengan peningkatan kadar glukosa dalam darah (hiperglikemi) yang

disebabkan oleh ketidak seimbangan sekresi insulin dan kebutuhan

insulin, atau keduanya.

Page 2: BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Dasar Masalah Keperawatan

7

Berikut ini adalah tabel gula darah normal meurut Arisman

Table 2.1 nilai gula darah normal

Sumber, Arisman, 2011

2. Klasifikasi

Klasifikasi Diabetes Mellitus

a. Tipe 1

Mellitus Tipe 1

DM yang bergantung dengan insulin hal ini terjadi akibat kekurangan

sirkulasi insulin total. Sekitar 5% sampai 10% pasien mengalami

diabetes Tipe ini, ditandai dengan destruksi sel sel beta pankreas

akibat faktor genetis, imunologis, dan mungkin juga lingkungan

(misal virus). Injeksi insulin diperlukan untuk mengontrol kadar

glukosa darah. Awitan diabetes tipe 1 terjadi secara mendadak,

biasanya sebelum usia 30 tahun. Dm yang bergantung dengan

I(Brunner &Suddhart,2016).

b. Tipe 2

Diabetes Mellitus Tipe 2 terjadi akibat resistensi insulin dengan

kelainan pada sekrsi insulin dengan kelainan pada sekresi insulin

kompensasi. Sekitar 90% - 95 % pasien menyandang diabetes

mellitus Tipe 2, tipe ini disebabkan oleh penurunan sensitivitas

terhadap insulin (resistensi insulin) atau akibat penurunan jumlah

insulin yang diproduksi (Smeltzer dan Bare, 2016). Diabetes tipe ini

banyak terjadi pada usia dewasa > 45 tahun, karena berkembang

Kadar gula darah Bukan DM Belum pasti

DM

Pasti DM

Kadar gula darah

sewaktu (mg/dL)

Plasma vena < 100 100-199 >200

Darah kapiler < 90 90-199 >200

Kadar gula darah

puasa (mg / dL)

Plasma vena < 100 100-125 >126

Darah kapiler < 90 10-99 >100

Page 3: BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Dasar Masalah Keperawatan

8

lambat dan terkadang tidak terdeteksi, tetapi jika gula darah tinggi,

pasien akan merasakan seperti kelemahan, iritabilitas, poliuria,

polidipsi, proses penyembuhan luka yang sangat lama, infeksi vagina,

dan kelainan penghlihatan (Tarwoto,2012).

Gejala muncul perlahan lahan dan biasanya ringan, progresivitas

gejala berjalan lambat, koma hyperosmolar dapat terjadi pada kasus

kasus berat, namun KAD jarang sekali muncul kecuali dengan kasus

yang disertai stress atau infeksi (Arisman, 2016).

c. Diabetes Mellitus Gestasional

Diabetes Mellitus Gestasional ditandai dengan setiap derajat

intoleransi glukosa yang muncul selama kehamilan (trimester kedua

dan ketiga)). (Brunner dan Suddhart,2016). Resiko pada penyandang

diabetes mellitus gestasional mencangkup obesitas, riwayat personal

pernah mengalami diabetes mellitus gestasional, glokosuria, atau

riwayat keluarga pernah mengalami diabetes. Kelompok etnis yang

beresiko tinggi mencangkup penduduk Amerika Hispanik, Amerika

Asli, Amerika Asia, Amerika Afrika, dan Kepulauan Pasifik. Diabetes

mellitus gestasional meningkatkan resiko mereka untuk mengalami

gangguan hipertensi selama kehamilan / Eklamsi (Brunner

&Suddhart,2016).

d. Diabetes Mellitus Tipe Lain (Juvenil)

Seperti Juvenil iabetes juvenil adalah diabetes kronis yang terjadi pada

saat kanak-kanak dan remaja (9-12 tahun). Pada kasus diabetes

juvenile sekunder diakibatkan oleh defisiensi insulin akibat autoimun,

yaitu penghancuran sel panghasil insulin di pancreas (sel beta-

pankreas) oleh sistim kekebalan. Penyebab diabetes juvenile : faktor

genetic (80% tidak memiliki riwayat keluarga diabetes), faktor

lingkungan sebagai pemicu : virus, gondongan (mumps), rubella, dan

Inveksi virus pada masa kehamilan (lebih 20% anak yang terkena

infeksi dari ibu akan terkena diabetes tipe satu dalam 5-10 th

mendatang).

Page 4: BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Dasar Masalah Keperawatan

9

1) Kelainan genetika pada sel beta

Hiperglikemia terjadi pada usia muda biasanya sebelum 25

tahun.Tipe ini disebut sebagai DM dengan awitan maturitas pada

anak anak.

2) Kelainan genetika pada kinerja insulin

Ditentuka secara genetika. Disfungsi dapat berkisar dari

Hiperinsulinemia hingga DM berat.

3) Penyakit Pankreas eksokrin

Proses dapatan yang menyebabkan DM mencangkup pankreatitis,

trauma, infeksi, pankreatektomi, dan kanker pancreas . Bentuk

parah dari fibrosis kristik dan hemokromatosis juga dapat merusak

sel beta dan merusak sekresi insulin.

4) Gangguan Endokrin

Kelebihan jumlah hormon ( misalnya hormon pertmbuhan,

kortisol, glucagon dan epinefrin) dapat merusak sekresi insulin,

yang mengakibatkan DM pada orang yang mengalami sindrom

cushing (kumpulan gejala yang muncul akibat kadar hormon

kortisol yang terlalu tinggi dalam tubuh) akromelagi (kelainan yang

muncul karena tubuh kelebihan hormon pertumbuhan) dan

feokromositoma (kondisi yang ditandai dengan terdapatnya tumor

pada kelenjar adrenal).

5) Dindukasi obat atau bahan kimia

Banyak obat obatan merusak sekresikjm insulin, yang memicu DM

pada orang dengan predisposisi resistensi insulin, contohnya adalah

asam nikotinat, glukokortikoid, hormone tiroid, tiazid, dan fenitoin.

6) Infeksi terentu dapat menyebabkan kerusakan sel beta, termasuk

campak kongenital, sitomegalovirus, adenovirus, dan gondong.

3. Etiologi

a. Diabetes mellitus Tipe 1

Diabetes milletus tipe 1 ditandai oleh penghancuran sel sel beta

pankreas. Kombinasi faktor genetik, imunologi dan mungkin pula

Page 5: BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Dasar Masalah Keperawatan

10

lingkungan (misalnya, infeksi virus). Diperkirakan turut menimbulkan

destruksi sel beta.

1) Faktor genetik

DM cenderung diturunkan atau diwariskan, bukan ditularkan.

Biasanya, seseorang yang menderita DM mempunyai anggota

keluarga yang juga terkena. Para ahli kesehatan menyebutkan

bahwa DM merupakan penyakit terpaut kromosom seks atau

kelamin DM sehingga merupakan penyakit degenerative atau

diturunkan.

2) Faktor imunologi

Dalam diabetes tipe ini ditemukan adanya suatu respon autonimun.

Respon ini merupakan respon abnormal karena ati bodi terarah

pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jarinagn

tersebut yang dianggapnya seolah olah sebagai jaringan asing.

b. Diabetes Mellitus Tipe 2

Yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin

pada diabetes tipe 2 masih belum diketahui. Faktor genetik

diperkirakan memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi

insulin (Brunner &Suddhart,2016). Diabetes tipe 2 disebabkab oleh

kombinasi faktor genetik yang berhubungan dengan gangguan sekresi

insulin, dan faktor faktor seperti :

1) Usia resistensi cenderung meningkat diusia 65 tahun

2) Obesitas / Overweight pasti akan membutuhkan banyak insulin

untuk metabolisme. Terjadinya hiperglikemia disaat pankreas tidak

cukup menghasilkan insulin sesuai kebutuhan tubuh atau saat

jumlah reseptor insulin menurun atau mengalami gangguan.

3) kurang olahraga, dan stress, dan penuaan.

4) Riwayat keluarga dengan diabetes.

Page 6: BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Dasar Masalah Keperawatan

11

4. Gangguan pemenuhan kebutuhan dasar pada pasien diabetes

mellitus

Menurut Hidayat (2014), kebutuhan dasar manusia merupakan unsur

unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam mempertahankan

keseimbangan psikologis, yang tentunya bertujuan untuk

mempertahankan kehidupan dan kesehatan. Berikut pendapat beberapa

ahli tentang model kebutuhan dasar manusia. Kebutuhan dasar menurut

Abraham Maslow memiliki 5 kebutuhan, antara lain

a. Kebutuhan fisiologis, memiliki prioritas tertinggi dalam hierarki

Maslow. Umumnya, seseorang memiliki beberapa kebutuhan yang

belum terpenuhi akan lebih memenuhi kebutuhan fisiologisnya

dibandingkan kebutuhan yang lain. Manusia memiliki beberapa

macam kebutuhan, yaitu :

1) Kebutuhan oksigenisasi dan pertukaran gas.

2) Kebutuhan cairan dan elektrolit (minum).

3) Kebutuhan nutrisi (makan).

4) Kenutuhan eliminasi (BAB dan BAK).

5) Kebutuhan istirahat dan tidur.

6) Kebutuhan aktivitas.

7) Kebutuhan tempratur tubuh.

8) Kebutuhan seksual.

9) Kebutuhan tempat tinggal

b. Kebutuhan keslamatan dan rasa aman yang dimaksud aman dari berbagai

aspek, baik fisiologis maupun psikologis kebutuhan meliputi :

1) Perindungan fisiologis meliputi pelindungan atas ancaman terhadap

tubuh dan hidup. Ancaman tersebut dapat berupa penyakit,

kecelakaan, bahaya dari ingkungan, dan sebagainya.

2) Perlindungan psikologis, yaitu perlindungan atas ancaman dari

pengaalaman yang baru dan asing. Misalnya, kekhawatiran yang

dialami seseorang ketika masuk sekolah pertama kali, karena merasa

terancam oleh keharusan untuk berinteraksi dengan orang lain, dan

sebagainya.

Page 7: BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Dasar Masalah Keperawatan

12

c. Kebutuhan rasa cinta serta memiiki, kebutuhan ini meiputi :

1) Memberi dan menerima kasih sayang.

2) Mendapatkan kehangatan keluarga.

3) Perasaan dimiliki dan hubungan yang berarti dengan orang lain.

4) Persahabatan.

5) Mendapat tempat atau diakui dalam keluarga, kelompok, serta

lingkungan sosial.

d. Kebutuhan harga diri ataupun perasaan dihargaioleh orang lain, kebutuhan

ini meliputi :

1) Keinginana mendapatkan kekuataan.

2) Merasa prestasi.

3) Rasa percaya diri.

4) Kemerdekaan diri.

5) Memerlukan pengakuan dari orang lain.

6) Perasaan tidak bergantung pada orang lain.

e. Kebutuhan aktualisasi diri, merupakan kebutuhan tertinggi daam herarki

Maslow, kebutuhan ini meliputi :

1) Dapat mengenal diri sendiri dengan baik (mengenal dan memahami

potensi diri).

2) Belajar memenuhi kebutuhan diri sendiri.

3) Tidak emosional.

4) Mempunyai dedikasi yang tinggi.

5) Kreatif.

6) Mempunyai kepercayaan diri yang tinggi, dan sebagianya.

Berikut ini akan diuraikan gangguan pemenuhan kebutuhan dasar pada

diabetes mellitus menurut Maslow sebagai berikut :

a. Kebutuhan fisiologis

1) Kebutuhan oksigenisasi

Pada pasien DM akan terjadi vikositas(kekentalan cairan)akan tinggi

vikositas suatu cairan maka makin sulit molekul dari cairan tersebut

untuk bergerak. Jika terjadi dialiran darah maka aliran darah akan

Page 8: BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Dasar Masalah Keperawatan

13

terganggu. Akibatnya dapat terjadi peningkatan resistensi pembuluh

darah yang akan mengakibatkan gangguan sirkulasi oksigen dalam

darah dan akhirnya akan mengakibatkan gangguan sirkulasi dan

penyumbatan. Peningkatan vikositas mengakibatkan iskemik pada

jaringan perifer yang ditandai dengan rasa kesemutandan rasa baal

pada ekstermitas bawah dan dapat memperlambat penyembuhan luka

karena aliran darah menuju luka terhambat.

2) Kebutuhan nutrisi

Pada pasien DM akan mngalami gangguan kebutuhan nutrisi

dikarnakan glukosa tidak dapat ditarik kedalam sel dan terjadi

penurunan massa sel. Manifestasi yang muncul pada gangguan

kebutuhan nutrisi yaitu polifagi (banyak makan).

3) Kebutuhan cairan dan elektrolit

Keseimbangn cairan berfungsi untuk mempertahankan kesehatan

dan fungsi semua system tubuh. Pada pasien DM akan mengalami

hipergilikemia, jika kadar glukosa daam darah meningkat, maka

ginjal tidak dapat menyerap kembali gukosa yang keluar sehingga

mengakibatkan glukosa tersebut muncul dalam urin (glukosuria).

Ketika glukosa dikelurakan scara berlebihan maka pengeluaran urin

akan disertai dengan cairan dan elektroit juga berlebihan (diuresis

osmotik). Akibat kehilangan cairan dan elektrolit yang berlebihan,

maka pasien akan mengeluh banyak kencing (poliuria) dan banyak

minum (polidipsi).

4) Kebutuhan istirahat dan tidur

Pada pasien DM akan mengalami gangguan istirahat dan tidur,

dikarnakan sumber energi menurun sehingga pasien mengeluh

lemah, selain itu banyaknya urine yang keluar pada malam hari

sehingga kebutuhan istirahat pun terganggu.

5) Kebutuhan gerak dann keseimbangan atau aktivitas

Pada pasien DM akan merasakan klemahan tubuh, karena penurunan

energi metabolik yang dilakukan oleh melalui proses glikolisis tidak

dapat berlangsung secara optimal karena kekurangan bahan untuk

Page 9: BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Dasar Masalah Keperawatan

14

metabolisme akibatnya protein dan lemak yang tersimpan dibakar

yang menyebabkan penurunan berat badan, keletihan, lemah, dan

pusing.

b. Kebutuhan rasa aman dan nyaman

Pada kien yang mengalami diabetes mellitus terjadi hiperglikemi yang

akan menyebabkan gangguan peredaran darah ke saraf- saraf perifer.

Oleh karena itu pasti klien diabetes mellitus akan mearsakan nyeri

panas pada punggung kaki tetapi dengan skala yang ringan sehingga

tidak terlau menggaggu untuk beraktivitas (untuk kebutuhan aman

nyaman) hingga nyeri berat terasa sangat panas dan mengganggu

ktivitas sepserti berjalan. Sedangkan kebutuahan aman, yaitu aman

cedera fisik terutama pasien DM yang sering terjadi perlukaan pada

ektermitas bawah. Rusaknya jaringan saraf dan pembuuh darah akan

membatasi aliran darah ketempat tersebut, jika luka tidak segera

ditangani maka luka akan semakin menyebar dan merusak. Pada

kondisi terparah, bagian tersebut harus diamputasi agar infeksi tidak

terus menyebar.

c. Kebutuhaan cinta dan rasa memiliki

Sebagian besar pasien DM mendapat dukungn dari keluarga, pasangan

dan orang terdekat, keterlibatan pasien DM dalam kegiatan keluarga

membantu dalam biaya pengobatan dan perawatan jika sakit.

Keteribatan penderita DM dalam kegiatan keluarga meurapakan suatu

dukungan social terhadap kenyamnan fisik dan emosional yang

diberikan oleh keluarganya, teman, teman kerja atau yang lainnya.

Komunikasi merupakan bentuk perhatian dari keluarga pada penderita

DM dukungan keuarga, teman dan orang orang terdekat akan

meningkatkan keinginan untuk melakukan pengobatan.

d. Kebutuhan harga diri

Harga diri adalah penilaian individu tentang personal yang diperoleh

dengan menganalisis seberapa banyak prilaku seseorang sesuai dengan

idea diri. Kebutuhan harga diri yang dibutuhkan pasien DM berupa

perasaan akan penghargaan terhadap diri sendiri, penerimaan orang

Page 10: BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Dasar Masalah Keperawatan

15

orang disekitar terhadap kondisi dan hubungannya yang baik dengan

petugas kesehatan. Penerimaan dari keluarga tentang keadaan penderita

DM akan meningkatkan kepercayaan diri mereka dalam melakukan

aktivitas dan bergaul dengan orang orang sekitar. Hubungan yang baik

dengan petugas kesehatan akan membuat perasaan pasien menjadi lebih

nyaman. Kebutuhan penghargaan dari petugas kesehatan juga

dibutuhkan oleh penderita DM.

e. Kebuthan aktulisasi diri

Aktualisasi diri merupakan kemampuan seseorang untuk mengatur diri

sendiri sehingga bebas dari tekanan, baik yang berasal dari dalam diri

maupun dari luar diri. Pada pasien DM untuk tetap melakukan hobi dan

rekrearsi seperti biasanya , keikut sertaan pasien DM dalam kegiatan di

masyrakat, tempat kerja dan kemampuan berkontribusi pada kelompok.

Pada penderita DM pengaktualisasi diri dapat beruapa saling

memberikan informasi bagi penderita DM lainnya untuk memuaskan

rasa ingin tahu yang mengarah ke perkembangan dan kesehatan yang

normal.

5. Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis menurut Tarwoto, 2016 :

a. Polipagia

Meningkatnya metabolisme, pemecahan glikogen untuk energi

menyebabkan cadangan energi berkurang, sehingga keadaan ini akan

menstimulus pusat lapar yang mengakibatkan pasien akan merasa

kelaparan .

b. Poliuria

Sering kencing atau miksi atau meningkatnya frekuensi buang air

kecil. Adanya hiperglikemia menyebabkan sebagian glukosa

dikeluarkan oleh ginjal bersama urin karena keterbatasan kemampuan

penyerapan dari tubuh ginja. Untuk mempermudah pengeluaran

glukosa maka dierukan banyak air, sehingga frekuensi miksi banyak

.

Page 11: BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Dasar Masalah Keperawatan

16

c. Polidipsia

Banyaknya miksi menyebabkan tubuh kekurangan ciran (dehidrasi),

hal ini merangsang pusat haus yang mengakibatkan peningkatan rasa

haus terjadi.

d. Penurunan berat badan

Disebabkan karena banyaknya kehilangan cairan, glikogen dan

cadangan trigleserida serta masa otot.

e. Kulit gatal, infeksi kulit gatal-gatal disekitar venis dan vagina

peingkatan glukosa darah mengakibatkan penumpukan pula pada kulit

sehingga menjadi gatal, jamur dan bakteri mudah menyerang kulit.

f. Keletihan dan kelemahan

Diakibatkan karena pada penderita diabetes mellitus gula bukan lagi

sumber energy lagi karena glukosa tidak bias diangkut kedalam sel

untuk dijadikan energy sehingga badan akan terasa lemah dan letih (

Tandra, 2008

6. Komplikasi

Komplikasi Diabetes Mellitus

a. Komplikai Akut Diabetes Mellitus

1) Hiperglikemia

Masalah utama akibat hiperglikemia pada diabetes mellitus adalah

DKA ( Diabetik Keto Asidosis). Masalah lainnya adalah fenomena

fajar dan fenomena somogyi. Fenomena fajar adalah kenaikan

glukosa antara jam 4 pagi dan jam 8 pagi yang bukan merupakan

respon terhadap hipoglikemia. kondisi ini terjadi pada penyandang

diabetes mellitus tipe 1 maupun tipe 2. Penyebab pastinya tidak

diketahui tetapi dipercaya terkait dengan peningkatan hormone

pertumbuhan pada malam hari, yang menurunkan ambilan perifer

glukosa. Fenomena somogyi adalah kombinasi hipoglikemia

selama malam hari dengan pantulan kenaikan glukosa darah dipagi

hari terhadap kadar hipoglikemia ( Priscilla Lemone, 2017)

Page 12: BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Dasar Masalah Keperawatan

17

2) Ketoasidosis Diabetik

Ketika patofisiologi Diabetes Tipe 1 yang tidak diobati berlanjut.

Kekurangan insulin,menyebabkan cadangan lemak dipecah untuk

menyediakan energi, yang akan menghasilkan hiperglikemia

berkelanjutan dan mobilisasi asam lemak dengan ketosis bertahap.

Ketoasidosis terjadi bila kekurangan insulin mutlak dan

peningkatan hormone kontraregulator terstimulasi (kortisol).

Produksi glukosa oleh hatipun meningkat, pemakaian glkosa

perifer berkurang, mobilisasi lemak meningkat, dan ketogenesis

(pembentukan keton) dirangsang. Penggingkatak kadar glucagon

mengaktifkan jalur glikoneogenesis dan ketogenesis dihati. Pada

keadaan kekurangan insulin, produksi berlebihan beta

hidroksibutirat dan asam asetoasetat (badan keton) oleh hati

menyebabkan peningkatan konsentrasi keton dan peningkatan

pelepasan asam lemak bebas. Sebagai akibat dari kehilangan

bikarbonat (yang terjadi bila terbentuk keton), penyangga

bikarbonat tidak terjadi dan terjadi asidosis metabolik, disebuk

diabetic ketoasidosis (DKA). Depresi system saraf pusat (SSP)

akibat penumpukan keton dan asidosis yang terjadi dapat

mengakibatkan kematian jika tidak segera ditangani (Port dan

Marfin,2009). Diabetic keto asidosis dapat terjadi saat kebutuhan

tenaga meningkat selama stress fisik atau emosi, dalam keadaan

setres dapat memicu pelepaan hormon glukonogenik, yang

menghasilkan oembentukan karbohidrat dari protein dan lemak.

Orang yang sakit, menderita infeksi, (penyebab terserang DKA)

atau yang mengurangi atau melewatkan dosis insulin sangat

beresiko mengalami diabetik ketoasidosis

b. Komplikasi Kronis Diabetes Mellitus

Komplikasi kronis adalah penyebab utama kesakitan dan kematian

pada klien diabetes mellitus. Perubahan ini banyak mempengaruhi

sistem tubuh. Komplikasi terkait diabetes diklasifiksikan satu dari 2

tipe yaitu

Page 13: BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Dasar Masalah Keperawatan

18

1) Perubaan pada system kardiovaskuler

Makrosirkulasi (pembuluh darah besar) pada penyandang diabetes

mellitus mengalami perubahan akibat aterosklerosis; trombosit, sel

darah merah, dan faktor pembekuan yang tidak normal:dan

perubahan dinding artei. Telah ditetapkan bahwa aterosklorosis

mengalami peningkatan insiden dan usia awitan penyandang

diabetes mellitus menjadi lebih dini (meski alasan tidak diketahui)

faktor rsiko lain yang menimbulkan perkembagan penyakit

makrovaskuler pada diabetes mellitus adalah hipertensi,

hyperlipidemia, merokok dan kegemukan. Perubahan sistem

vaskuler meningkat resiko komplikasi jangka panjang penyakit

arteri koroner merupakan faktor resiko utama penyebab kematian

pad klien penyandang diabetes mellitus khususnya pada tipe 2 pada

paruh baya hingga lansia (McPhee dan Papadakis, 2009)

penyandang diabetes mellitus yang mengalami infark miokard

lebih rentan terhadap terjadinya gagal jantung kongestif sebagai

komplikasi infark dan juga cenderung jarang bertahan hidup pada

priode segera setelah mengalami infark. Sedangkan hipertensi

merupakan komplikasi umum pada diabetes mellitus. Ini

menyerang 75% penyandang diabetes mellitus dan merupakan

faktor resiko utama pada penyakit kardiovaskular dan komplikasi

mikrobaskular. Seperti retinopati dan nefropati. Hipertensi dapat

dikurangi melalui penurunan berat badan. olahraga serta penurunan

asupan natrium dan komsumsi alkohol.

2) Perubahan pada sistem saraf (Stroke)

Penyandang diabetes mellitus khususnya tipe 2, dua hingga empat kali

lebih sering mengalami stroke. Meskipun hubungan pasti antara

diabetes dan penyakit vaskuler serebral tifak diketahui, hipertensi

(salah satu faktor resiko tersebut). Menisfestasi kerusakan sirkulasi

serebral sering kali mirip dengan menisfestasi hipoglikemi antara lain

: Penglihatan buram, wicara pelo, lemah dan pusing. Orang dengan

Page 14: BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Dasar Masalah Keperawatan

19

menifestasi ini kemungkinana mengalami masalah kesehatan yang

mengancam jiwa dan membituhkan perhatian medis.

3) Penyakit Vaskuler Perifer

Penyakit vaskuler perifer diekstermitas bawah menyertai kedua tipe

diabetes mellitus, tetapi insidennya lebih besar pada penyandang

diabetes tipe 2. Aterosklerosis pembuluh darah tungkai pada

penyandang diabetes mulai pada uisa dini, berkembang dengan cepat,

dan frekuensinya sama pada usia dini, berkembang dengan cepat, dan

frekuensinya sama pada pria dan wanita. Kerusakan sirkulasi vaskuler

perifer menyebabkan insufisiensi vaskuler perifer dengan klaudikasi

(nyeri) intermiten ditungkai bawah dan ulkus pada kaki. Sumbatan

dan trombosis dipembuluh darah besar, arteri, serta perubahan fungsi

neurologis dan infeksi, mengakibatkan ganggrene (nekrosis atau

kematian jaringan). Ganggren akibat diabetes merupakan penyebab

terbanyak amputasi non – traumatik ditungkai bawah terjadi. Yang

dimanifestasikan dengan jaringan yang dingin, kering, mengerut, dan

berwarna hitam dijari . ganggren biasanya mulai dari ibu jari kaki dan

bergerak ke arah proksimal kaki.

4) Reniopati Diabetik

Reniopati diabetik adalah nama untuk perubahan diretina yang terjadi

pada penyandang diabetes mellitus. Struktur kapiler retina mengalami

perubahan aliran darah, yang menyebabkan iskemia retina dan

kerusakan sawar retina – rendah. Glukosa darah yang tinggi akan

menarik pula cairan dari dalam lensa matasehingga lensa menjadi

tipis. Mata akan mengalami kesulitan fokus dan pengelihatan menjadi

kabur samar samar (Tandra,2008)

5) Nefropati Diabetik

Nefropafi diabetik adalah penyakit ginjal yang ditandai dengan

adanya albumin dalam urine, hipertensi, edema dan insufisiensi ginjal

progresif. Penyakit ini menyebabkan 44% kasus baru penyakit ginjal

stadium terminal ; 40% paaien yang membutuhkan dialisis atau

transplantasi di Amerika Serikat menyandang diabetes mellitus (Porth

Page 15: BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Dasar Masalah Keperawatan

20

dan Marfin, 2009). Penumpukan protein dalam jumlah besar akan

menstimulasi glomerulosklerosis (fibrosis jaringan glomerular).

Glomerulosklerosis akan menebalkan membran basialis dan secara

simulatan membuat fingsinya bocor, yang memungkinkan molekul

besar seperti protein dibuang dalam urine. Sindrom kimmelstiel-

Wilson adalah tipe glomerulosklerosis yang dijumpai pada

penyandang diabetes mellitus. Penyandang diabetes mellitus tipe 2

sering mangalami mikro albuminuria dan nefropati segera setelah

diagnosis, karena diabetes sering kali telah ada tetapi tidak

terdiagnosis selama beberapa tahun.

6) Neuropati

Serabut saraf tidk memiliki suplai darah sendiri, saraf berguna pada

difusi zat gizi dan oksigen lintas membrane. Ketika akson dan dendrit

tidak mendapat zat gizi, maka saraf akan mentransmisikan implus

pelan pelan. Selain itu akumulasi sorbitol jaringan saraf, selanjutnya

mengurangi fungsi sensoris dan motoris. Kedua masalah neurologis

permanen maupun sementara mungkin berkembang pada klien dengan

diabetes mellitus selama perjalanan penyakit.

7. Pemeriksaan Diagnostik

a. Kriteria Diagnosis Kadar Glukosa Darah Puasa

Kadar glukosa darah sewaktu dan puasa sebagai penyaring dan

diagnosis DM (mg/dl). Tabel 2.1 Kadar glukosa darah sewaktu dan

puasa sebagai penyaring dan diagnosis DM.

b. Uji Laboratorium

1) Darah Orang normal kadar Glukosa Darah Puasa (GDP) <100

mg/dl, 2j pp <140 mg/dl. GDP antara 100 dan 126 mg/dl disebut

Glukosa Darah Puasa Terganggu (GDPT) atau Impaired Fasting

Glucose (IFG). Untuk penderita DM disebut “normal” atau

regulasi baik. Bila glukosa darah sebelum makan: 90-130 mg/dl

dan puncak glukosa darah sesudah makan < 180 mg/dl. (ADA,

2010)

Page 16: BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Dasar Masalah Keperawatan

21

2) Urine Pada orang normal, reduksi urine: negatif. Pemantauan

reduksi urine biasanya 3x sehari dan dilakukan kurang lebih 30

menit sebelum makan. Atau 4x sehari, yaitu 1x sebelum makan

pagi, dan yang 3x dilakukan setiap 2 jam sesudah makan.

Pemeriksaan reduksi 3x sebelum makan lebih lazim dan lebih

hemat.

3) Pemeriksaan HbA1c

HbA1c atau haemoglobin A1c atau A1c merupakan komponen

kecil pada haemoglobin yang berikatan terhadap gula darah.

Haemoglobin sendiri merupakan bagian dari sel darah merah yang

memberikan pigmen warna merah dan membawa oksigen ke

seluruh tubuh. Dengan mengukur HbA1c, dokter dapat melihat

rata-rata nilai gula darah di dalam tubuh selama beberapa minggu/

bulan, yang dimana, ketika nilai HbA1c ini meningkat, hal ini

pula menggambarkan adanya peningkatan terhadap komplikasi

diabetes. Pemeriksaan HbA1c tidak memerlukan persiapan khusus

seperti puasa terlebih dahulu, oleh karena itu, pemeriksaan ini

dapat dilakukan kapanpun. HbA1c merupakan jenis pemeriksaan

yang paling akurat. Hal ini dikarenakan, sel darah merah

begitupula haemoglobin A1c hidup selama 8-12 minggu di dalam

tubuh. Hal ini menandakan pemeriksaan HbA1c dapat

menggambarkan rata-rata gula darah selama 2-3 bulan terakhir.

Sehingga pemeriksaan HbA1c merupakan indikator jangka

panjang gula darah pada pasien yang baik dalam mengevaluasi

kadar gula darah dibandingkan pemeriksaan gula darah sewaktu,

gula darah puasa maupun gula darah 2 jam setelah makan. Jika

pemeriksaan gula darah sewaktu Anda dalam minggu ini

meningkat, hal ini pula menandakan bahwa kadar HbA1c Anda

juga meningkat.

Page 17: BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Dasar Masalah Keperawatan

22

8. Penatalaksanaan dan Terapi

Prinsip penatalaksanaan pasien diabetes mellitus adalah mengontrol gula

darah dalam batas normal. Untuk mengontrol gula darah, lima faktor

penting yang harus diperhatikan yaitu :

a. Assupan makanan atau managemen diet

b. Latihan fisik atau exericse

c. Obat obatan penurun gula darah

d. Pendidikan kesehatan

e. Monitoring (Tarwoto, 2012)

1. Penatalaksanaan Keperawatan

Penatalaksanaan keperawatan untuk pasien penyandang diabetes

mellitus dapat mencangkup gangguan fisiologis, bergantung pada

kondisi kesehatan pasien atau apakah pasien baru terdiagnosis

diabetes tau tengah mencari perawatan untuk masalah kesehatan yang

lain tidak terkait karena semua penyandang dibetes harus menguasai

konsep dan ketrampilan yang diperlukan untuk penatalaksanaan

jangka panjang serta untuk menghindari kemungkinanan komplikasi

diabetes, landasan pendidikan yang solid mutlak diperlukan dan

menjadi asuhan focus asuhan keperawatan yang berkelanjutan(

Brunner dan Suddarth, 2016).

a) Memberikan pendidikan kesahatan.

Dibetes mellitus adalah penykit kronis yang memerlukan prilaku

manajemen diri khusus seumur hidup. Hal penting yang harus

dilakukan pda pasien dengan dibetes mellitus adalah pendidikan

kesehatan. Beberapa hal penting yang perlu disampaikan pada

pasien dibetes mellitus adalah :

1) Penyakit diabetes mellitus yang meliputi pengertian, tanda dan

gejala, penyebab, patofisiologis, dan test diagnosis.

2) Diet atau manajemen diet pada pasien diabetes mellitus.

3) Aktivitas sehari hari termasuk latihan dan olahraga

Page 18: BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Dasar Masalah Keperawatan

23

4) Pencegahan terhadap komplikasi diabetes mellitus diantaranya

penatalaksanaanya hipoglikemia, pencegahan terjadi ganggren

pada kaki dengan latihan senam kaki.

5) Pemberian obat - obatan diabetes dengan cara injeksi insulin

6) Cara monitoring dan pengukuran glukosa darah secara

mandiri (Tarwoto, 2012)

b) Latihan fisik atau exercise

Latihan fisik bagi penyandang DM sangat dibutuhkan, karena

pada saat latihan fisik energy yang dipakai adalah glukosa dan

asam lemak bebas. Tujuan latihan fisik adalah :

1) Menurunkan gula darah dalam tubuh dengan meningkatkan

metabolism karbohidrat.

2) Menurunkanberat badan dan mempertahankan berat badan

normal.

3) Meningkatkan sensitifitas insulin.

4) Meningkatkan kadar HDL (High Denisty Lipoprotein) dan

menurunkan kadar trigliserida.

5) Menurunkan tekanan darah.

Jenis latihan fisik diantaranya adalah olahraga seperti latihan

aerobik, jalan, lari, bersepeda, berenang, yang perlu dierhatikan

dalam latihan fisik pasien DM adalah frekuensi, intensitas, durasi

waktu dan jenis latihan. Misalkan pada olahraga sebaiknya secara

teratur 3x per minggu, dengan intensitas 60-70% dari heart rate

maximum (220- umur) lamanya 20-45 menit.

c) Monitoring glukosa darah

Pasien denagan diabetes mellitus perlu dierkenalkan tanda dan

gejala hiperglikemia dan hipoglikemia serta yang paling penting

adalah bagaimana monitoring gula darah secara mandiri. Dengan

menggunakan glukometer. Pemeriksaan ini penting untuk

memastikan gukosa darah dalam keadaan tetap stabil.

Page 19: BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Dasar Masalah Keperawatan

24

Cara pengukuran glukosa darah secara mandiri yaitu :

1) Siapkan alat glucometer , sesuaikan antara glucometer

dengan kode strip pereaksi khusus.

2) Pastikan cod pada glucometer sama dengan kode strip pereaksi

khusus.

3) Lakukan pengambilan darah dengan cara menusukan stik pada

ujung jari sehingga darah akan keluar.

4) Tempelkan darah yang sudah ada pada strip yang sudah siap

diglukometer.

5) Biarkan darah dalam strip selama 45-60 detik sesuai dengan

ketentuan glikometer.

6) Hasil gula darah dapat dilihhhat pada layar montor glikometer.

Pengukuran glukusa darah dapat dilakukan pada sewaktu waktu

atau pengukuran gula sewaktu yaitu pasien tanpa melakukan

puasa, 2 jam setela makan dan pengukuran pada saat puasa.

2. Penatalaksanaan kolaborasi

a. Management Diiet diabetes mellitus

kontrol, nutrisi, diet dan berat badan merupakan dasar dari

penanganan diabetes mellitus tujuan paling penting dalam

manajemen nutrisi dan diet adalah mengontrol kebutuhan kalori,

karbohidrat, lemak,dan serat. Untuk menentukan status gizi pakai

rumus boddy mass index (BMI) atau index masa tubuh (IMT)

Ketentuan :

BB kurang : IMT < 18.5

BB normal : IMT 18.5 – 22.9

BB lebih : IMT >23

BB dengan resiko: IMT 23-

24.9

Obes 1 : IMT 25-29.9

Obes 2 :IMT >30.

BMI atau IMT = BB(kg)

(TB(m))2

Page 20: BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Dasar Masalah Keperawatan

25

Tujuan utama terapi adalah menormalkan aktivitas insulin dan kadar

glukosa darah guna mengurangi munculnya komplikasi vakular dan

neuropatik.

1) Kebuthan kalori

Kebutuhan kalori tergantung berat badan (kurus, ideal, obesitas),

jenis kelamin,usia, aktivitas, dan kehamilan. Untuk menentukan

jumlah kalori pakai rumus Broca yaitu :

Ketentuan : BB kurang = < 90% BB idaman

BB normal = 90 - 110% BB idaman

BB Lebih = 110 – 120%

Gemuk = >120% BB idaman

Cara lain adalah dengan pegangan kasar, yaitu untuk pasen kurus

2300 – 2500 kalori, noemal 1700 – 2100 kalori dan gemuk 1300 –

1500 kalori (kartini sukardji, 2009)

2) Kebutuhan karbohidrat

Karbohidrat merupakan komponen terbesar dari kebutuhan kalori

tubuh, yaitu sekitar 50 – 60 %

3) Kebutuhan protein

Hanya sedikit data ilmiah untuk membuat rekomendasi yang kuat

tentang asupan protein orang diabetes. Menurut ADA( American

diabetes Association) menganjurkan konsumsi sekitar 10% sampai

20 % energi atau 0,8g / kg/hari.

4) Kebutuhan lemak

Kebutuhan lemak kurang dari 30 % dari total kalori, sebaiknya

dari lemak nabati dan sediikit dari lemak hewani.

5) Kebutuhan serat

Serat dibutuhkan sekitar 20 – 35 g/hari dari berbagai baahan

makanan atau rata rata 25 g/hari.

3. Obat – obatan

c. Obat antidiabetic oral

Yang termasuk obat antidiabetic yaitu sulfonuriluria, biguanid,

meglitinid, tiazolidiedion, inhibitor, alfa glukosidse, inkretik,

Page 21: BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Dasar Masalah Keperawatan

26

mimetik, dan amylonomimetik. Banyak pengobatan bertujuan

pada satu aspek pathogenesis yang mendasari diabetes mellitus

tipe 2, jika managemen nutrisi dan latihan gagal. Jenis jenis obat

antidiabetic oral diantaranya :

1) Sulfonilurea

Berkerja dengan merangsang sel beta pancreas untuk

melepaskan cadangan insulinnya. Obat ini adalah merupakan

pilihan kedua setelah metformin untuk pasien diabetes

dewasa baru tanpa memandang berat badan serta tidak pernah

mengalami ketoasidosis sebelumnya. Sulfonylurea sebaiknya

tidak diberikan pada penyakit hati, ginjal, dan tiroid. Yang

termasuk obat golongan sulfonylurea yaitu : khlorpropamid,

glibenklamid, gliklasid, glikuidon,dan glipisid.

2) Biguanid

Berkerja dengan menghambat penyerapan glukosa diusus,

misalnya mitmorfin, glukophage (Tarwoto, 2012).

d. Pemberian Terapi Insulin

Tujuan pemberian insulin adalah untuk meningkatkan transport

glukosa kedalam sel dan menghambat konversi glikogen dan

asam amino menjadi glukosa. Diabetess tipe 1 tidak

menghasilkan cukup insulin(tidak mampu memproduksi

insuin)sehingga sangat tergantung dengan pemberian insulin.

Sedangkan DM tipe 2 tidak bergantung dengan insulin untuk

bertahan hidup. Namun pada pasien tipe 2 mungkin butuh waktu

untuk memakai insulin guna mengendalikan glukosa agar tetap

adekuat, khususnya pada saat stress atau sakit (Back, 2014).

Berdasarkan daya kerjanya insulin dibedakan menjadi :

a) Insuin dengan masa kerja pendek (2– 4 jam)seperti regular

insulin, actrapid.

b) Insulin dengan masa kerja menengah (6-12 jam) seperti NPH

(Neutral Protamine Hegedorn)

Page 22: BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Dasar Masalah Keperawatan

27

c) Insulin dengan masa kerja panjang (18-24 jam ) contohnya

seperti protamine zinc insulin dan ultralente insuin.

d) Insulin campuran yaitu kerja cepat dan menengah, misalnya

70% NPH, 30% regualar.

Tempat Penyuntikan Insulin

Insulin disuntikkan melalui kulit ke dalam jaringan lemak yang

biasa disebut lapisan subkutan. Responden tidak boleh

menyuntikkan ke dalam otot atau langsung ke dalam aliran darah.

Absorbsi insulin bervariasi, tergantung pada bagian tubuh mana

pasien menyuntikkannya. Bagian perut (abdomen) menyerap

insulin paling cepat dimana lokasi tersebut paling sering

digunakan kebanyakan orang (SDA, 2008).

Berikut gambar tempat penyuntikan insulin.

Gambar 2.2 tempat penyuntikan insulin

Sumber www.pasiensehat.com/2015/02/cara.htmla-injeksi-insulin-dan-tempatnya.html

Page 23: BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Dasar Masalah Keperawatan

28

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian Keperawatan

Pengkajian merupakan langkah pertama dari proses keperawatan

Kegiatan yang dilakukan pada saat pengkajian adalah pengumpulan

data, memvalidasi data, mengorganisasian data, dan mencatat data

yang diperoleh. Langkah ini merupakan dasar untuk perumusan

diagnose keperawatan dan mengembangkan rencana keperawatan

sesui kebutuhan pasien serta melakukan implementasi keperaatan.

Pengkajian yang dilakukan pertama kali merupakan pembanding

dikemudian hari tentang status kesehatan klien, perawat menggunakan

data ini untuk memberikan pelayanan secara komprehensif. Data hasil

pengkajian meliputi data dasar dan data focus dicatat pada formulir

pengkajian (Dinarti, 2009). Pengumpulan data antara lain meliputi :

a. Identitas klien

1) Nama, jenis kelamin, agama, status perkawinan orang terdekat

pendidikan, pekerjaan, agama, suku, alamat, tanggal masuk

rumah sakit, tanggal pengkajian, diagnose medis dan nomer

rekam medis.

2) Usia, umumnya manusia megalami perubahan secara derastis

menurun dengan cepat setelah memasuki usia 45 tahun terlebuh

pada orang overweight

3) Pendididkan dan pekerjaan

Pada orang yang memiliki pendapatan yang tinggi cenderung

untuk mempunyai pola hidup dan pola makan yang salah.

Cenderung mengomsumsi makanan yang banyak mengandung

gula dan lemak dan makanan berat serta aktivitas fisik yang

sedikit.

b. Riwayat kesehatan

1) Keluhan utama

Klien biasanya datang dengan keluhan badan terasa sangat

lemas serta ditandai dengan gangguan penglihatan, klien juga

Page 24: BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Dasar Masalah Keperawatan

29

mengeluh banyak kencing (poliuria), biasaya klien belum

mengetahui salah satu tana dan gejala dari penyakit DM.

2) Riwayat penyakit dahulu

Diabetes dapat terjadi saat kehamilan, terjadi hanya pada ibu

hamil saja dan biasaya tidak dialami setelah melahirkan umum

perlu diwaspadai akan kemungkinan mengalami diabetes yang

sesungguhnya dikemudian hari. Penyakit yang dapat menjadi

pemicu timbulnya diabetes mellitus dan perlu dilakukan

pengkajian diantaranya :

a) Penyakit pancreas.

b) Gangguan penerimaan insulin

c) Angguan ormonal

d) Pemberian obat obatan seperti :

1. glukokortikoii (sebagai obat radang)

2. furosemid (sebagai diuretik)

3. hiazid (sebagai deuretik)

4. beta bloker (untuk mengobati gangguan jantung)

3) Riwayat kesehatan keluarga

Diabetes dapat menurunkan silsilah keluarga yang mengidap

penyakit diabetes , karena kelainan gen yang mengakibatkan

tubuh tidak dapat menghasilkan insulin dengan baik.

c. Pola pemenuhan kebutuhan

a) Aktivitas istirahat

Gejala : Lemah, letih, sulit bergerak/berjalan, kram otot, tonus

otot menurun. Gangguan tidur/istirahat.

Tanda : Takikardia dan takipnea pada keadaan istirahat atau

dengan aktivitas. Letargi atau disorientasi, koma, serta

Penurunan kekuatan otot.

b) Sirkulasi

Gejala : Adanya riwayat hipertensi, kebas dan kesemutan pada

ekstremitas. Ulkus pada kaki, penyembuhan yang lama.

Page 25: BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Dasar Masalah Keperawatan

30

Tanda : Takikardi perubahan tekanan darah postural; hipertensi.

Nadi yang menurun atau tak ada, distritmia, Kulit

panas, kering dan kemerahan; bola mata cekung.

c) Integritas Ego

Gejala : Stres, tergantung pada orang lain. Masalah finansial

yang berhubungan dengan kondisi.

Tanda : Ansietas, peka rangsang.

d) Eliminasi

Gejala : Perubahan pola berkemih (poliuria), nokturia. Rasa

nyeri terbakar,kesulitan berkemih (infeksi), ISK baru

atau berulang. Nyeri tekan abdomen.

Tanda : Urine encer, pucat, kuning; poliuria (dapat berkembann

menjadi oliguria atau anuria jika terjadi hypovolemia

berat). Urine berkabut, bau busuk (infeksi). Abdomen

keras, adanya asitesis. Bising usus lemah dan menurun;

hiperaktif (diare).

e) Makanan dan cairan

Gejala : Hilang nafsu makan. Mual atau muntah. Tidak

mengikuti diet, peningkatan masukan glukosa atau

karbohidrat. Penurunan berat badan lebih dari periode

beberapa hari atau minggu. Haus. Penggunaan

diaretik (tiazid).

Tanda : Kulit kering atau bersisik, turgor jelek. Kekakuan atau

distensi abdomen, muntah. Serta pembesaran kelenjar

tiroid (peningkatan kebutuhan metabolik dengan p

eningkatan gula darah). Bau halitosis atau manis, bau

buah (napas aseton).

f) Neurosenseri

Gejala :Pusing atau pening. Sakit kepala. Kesemutan, kebas,

kelemahan pada otot, perestesia. Gangguan

penglihatan.

Page 26: BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Dasar Masalah Keperawatan

31

Tanda :Disorientasi, mengantuk, letargi, stupor atau koma

(tahap lanjut). Gangguan memori (baru, masa lalu);

kacau mental. Refleks tendon dalam (RTD) menurun

(koma).

g) Nyeri Kenyamanan

Gejala : Abdomen yang tegang atau nyeri (sedang atau berat)

Tanda : Wajah meringis dengan palpitasi; tampak sangat berhati

hati.

h) Keamanan

Gejala : Kulit kering, gatal, ulkus kulit

Tanda : Demam, diaforesis, Kulit rusak, lesi / ulserasi.

i) Pernafasan

Gejala :Merasa kekurangan oksigen, batuk dengan atau tanda

sputum purulen (tergantung adanya infeksi atau tidak).

Tanda : Demam, diaforesis. Menurunnya kekuatan umum atau

rentang gerak.Parestesia/paralisis otot termasuk otot

otot pernafasan.

j) Seksualitas

Gejala : Rabas vagina (cenderung infeksi)

Tanda : Masalah impoten pada pria, kesulitan orgasme pada

wanita.

d. Pemeriksaan fisik

a. Status penampilan kesehatan : yang sering muncul adalah

kelemahan fisik.

b. Tngkat kesadaran : normal,letargi, stupor, koma

c. Tanda tanda vital

a) Tekanan darah : hipertensi (karena penngkatan viskositas

darah oleh glukosa sehingga terjadi peningkatan tekanan

pada dinding pembuluh darah dan resiko tebentuknya plak

pada pembuluh darah)

Page 27: BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Dasar Masalah Keperawatan

32

b) Frekuensi nadi : takikardi (terjadi karena kekurangan energi

sel sehinggga jantung melakukan kompensasi agar tidak

terjadi kekurangan energi)

c) Frekuensi pernapaasan takikipnea (pada kondisi ketoasidosis)

Suhu tubuh : demam (pada penderita dengan komplikasi

infeksi pada luka atau jaringan lain), hipotermia (pada

penderita yang tidk mengalami infeksi atau penurunan

metabolik akibat menurunnya masukan nutrisi secara

derastis.

d. Berat badan

kurus ramping.(pada diabetes mellitus fase lanjutan dan lama

tidak mengalai terapi) gemuk paat, gendut (pada fase awal

penyakit atau penderita lanjutan dengan pengobatan yang

rutin dan pola makan yang masih tidak terkontrol.

e. Kulit

1) Warna

perubahan – perubahan pada melamin, kerotenmia (pada

penderita yang mmengalai peningkatan traumamekanik

yang berakibat luka sehngga menimbulkan ganggren.

Tampak warna kehitam-hitaman disekitar luka. Daerah

yang sering terkena adalah bagian ekstermitas bawah

2) Kelembapan

Lembab(pada pnderita yang tidk mengalami deurisis

osmosis dan tidak mengalami dehidrasi)

3) Suhu

Dingin (pada penderia yang tidak mengalammi nfeksi dan

menurunnya maukan nutrisi), hangat (bagi yang

mengalami infeksi dan menurunnya masukan nutrisi

normal sesuai aturan diet.

Page 28: BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Dasar Masalah Keperawatan

33

4) Tekstur

Halus(cadangan lemak dan glucagon belum banyak

dibongkar).kasar (terjadi pembongkaran lemak, protein,

glikogen, otot untuk produki, energi)

5) Turgor

Turgor kulit jelek ( pada kien yang dehidrasi)

f. Kuku

Warnanya pucat, sianosis, (penurunan perfusi pad psien

yang ketoasidosis atau komplikasi infeksi pad sluran

pernafasan).

g. Kepala

1) Kulit kepala

ada benjoan atau lesi, antara lain : kista piar dan psoriasis

(yang rentan terjdi padaa penderita diabees karena

penurunan antibodi)

2) Wajah

Simetris dan ekspresi wajah , antara lain : paralisis wajah

(pada penderita dengan komplikasi strok) dan emosi.

3) Mata

Perlu dikaji lapang pandang dan uji ketajaman pandan

dari mamsing mamsing mata (ketajaman menghilang).

Inspeksi

1. Sklera dan konjungtiva : skera mungkin ikterik,

konjungtivaa anemis pda penderita yang sulit karena

banyak kencing pada malam hari.

2. Kornea, iris dan lenssa : penerita diabetes mellitus

sangt beresiko pada kekeruhn lensa mata.

3. Pupil miosis, midrosis atau anisokor.

h. Telinga

a) Lubang telinga

Produksi serumen dan tidak sampai mengganggu

dimeter lubang.

Page 29: BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Dasar Masalah Keperawatan

34

b) Gendang telinga

Kalau tidak menuup serumen berwarna putih keabuan,

dan masuh dapat bervariasi dengan baik pa bila tidak

mengalami nfeksi sekunder.

c) Penengaran

Ketajaman pendengaran terhadap bisikan dapat

mengalami penurunana.

i. Hidung

tidak mengalami pembesaran polip.atau jarang kecuali ada

infeksi sekunder seperti influenza,

j. Mulut

a) Bibir

Sianosis, pucat (apbila mengalami asidosiss atau

penurunan perfusi jaringan pada stadium lanjut.

b) Mukosa oral

Kering (dalam kondisi dehidrasi akibat diuresis osmosis)

c) Gusi

Perlu diamati bila ada gingivitis karena penderita

memang rentan terhadap pertumbuhan mikroorganisme.

d) Langit langit mulut

Mungkin terdapat bercak keputihan karena pasien

mengalami penurunan kemampuan personal hygiene

akibat kelemahan fisik

k. Leher

Pembesran kelenjar limfe dapat muncul apa bila ada infeksi

iskemik

l. Toraks dan paru paru

a. Infeksi frekuensi

Irama, kedalaman, dan upaya bernafas antara lain

takipnea, hipernea, dan pernafasan chyne stoke (pada

kondisi ketoasidosis)

b. Bentuk dada : normal atau dada tong.

Page 30: BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Dasar Masalah Keperawatan

35

c. Dengarkan pernafasan

Stridor (pada obstruksi jalan napas), mengi (apabila

penderita sekaigus mempunyai riwayat asma atau

bronchitis kronik)

m. Dada

1) Inspeksi : deformitas atau asimetris

2) Palpasi : adanya nyeri tekan atau tidak

3) Perkusi : pada penderita normal area paru paru terdengar

sonor.

4) Auskutasi : bunyi navas vesikuler atau bronco vesikuler.

n. Aksila

Lihat apakah ada kemerahan , infeksi dan kehitaman.

o. Abdomen

1) Infekeksi pada kulit apakah ada strie dan simetris

adanya pembesaran organ.

2) Auskultasi

dengarkan bisisng usus apakah ada penurunan atau

peningkatan mortilitas.

3) Perkusi

Pada abdomen terhadap proporsi dan pola tympani

serta kepekaan

4) Palpasi

Untuk mengetahui adanya nyerit tekan / masa

p. Genetalia

Inspeksi apakah adanya kemerahan pada kuit skrotum

q. Sistem Neurosensori

Pada penderita diabees mellitus biasanya merasakan gejala

pusing, sakit kepala, kemerahan, kebas, kelemahan, pada

otot, paresthesia, dan gangguan penglihatan.

Page 31: BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Dasar Masalah Keperawatan

36

b. Pemeriksaan diagnostik

1) Pemeriksaan laboratorium

a) Glukosa Urin

Pada umumnya, jumlah glukosa yang dikeluarkan dalam

urin orang normal sukar dihitung, sedangkan pada kasus

diabetes, glukosa yang dilepaskan jumlahnya dapat

sedikit sampai banyak sekali sesuai dengan berat

penyakitnya dan asupan karbohidratnya.

b) Kadar glukosa darah

1. Glukosa plasam sewaktu : >200 mg/dL

2. Glukosa plasma puasa : > 140 mg/dL

3. Glukosa plasam dari semple yang diambil 2 jam

kemudian sesudah mengomsumsi makanan (gula

darah postprandial lebih dari 200mg/dL

c) Uji toleransi glukosa

Didapatkan bila orang normal yang puasa memakan 1

gram glukosa per kilogram berat badan maka kadar

glukosa darahnya akan meningkat dari kadar kira – kira

90 mg/dl menjadi 120-140 mg/dl dan dalam waktu 2 jam

kadar ini kan menurun ke nilai normalnya.

d) Pernapasan aseton

Sejumlah kecil asam asetoasetat, yang sangat meningkat

pada penderita diabetes berat dapat diubah menjadi

aseton. Aseton bersifat mudah menguap dan dikeluarkan

melalui udara ekspirasi, akibatnya seringkali seseorang

dapat membuat diagnosis diabetes mellitus hanya dengan

mencium bau aseton pada napas pasien.

e) Trombosit darah

Pada penyandang diabetes mellitus Ht pasti meningkat

(dehidrasi); leukositosis, hemakonsentrasi, merupakan

respons terhadap stress atau infeksi

f) Ureum / kreatinin

Page 32: BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Dasar Masalah Keperawatan

37

Mungkin meningkat atau normal (dehidrasi dan

penurunan fungsi ginjal)

g) Kultur dan sensivitas

Kemungkinan adanya infeksi pada saluran kemih,

infeksi pernapasan dan infeksi pada luka

h) Insulin darah

Mungkin menurun bahkan sampai tidak ada ( pada tipe I

) atau normal sampai tinggi ( tipe II ) yang

mengidentifikasi insufisiensi insulin/gangguan dalam

penggunaan (endogen atau eksogen).

2. Diagnosa keperawatan

Diagnosa merupakan tahap kedua dalam proses asuhan keperawatan,

diagnose keperawatan dapat ditegakan dengan adanya hasil pengkajian

yang sudah diakukan.

(Tarwoto 2012), diagnose pada pasien diabetes mellitus antara lain :

a. perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

ketidak cukupan insulin (penurunan ambilan dan penggunaan glukosa

oleh jaringan mengakibatkan peningkatan metabolisme protein atau

lemak)

b. Resiko ketidak seimbangan cairan berhubungan dengan hiperglikemia

dan poliuria.

c. Resiko tinggi terhadap infeksi (sepsis) berhubungan dengan kadar

glukosa tinggi, penurunan fungsi leukosit, perubahan sirkulasi.

d. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan neuropati

sensori perifer, deficit fungsi motoric, neuropatik otonomik

3. Perencanaan keperawatan

Perencanaan keperawatan merupakantahapan ketiga dari proses asuhan

keperawtan yaitu dengan membuat rencana yang akan dilakukan

terhadap diagnose yang sudah ditegakan . berikut perencanaan

keperawatan terhadap diagnose yang muncul pada pasien diabetes

mellitus (Tarwoto,2012) :

Page 33: BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Dasar Masalah Keperawatan

38

a. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak

adekuatnyanya produksi insulin.

Tujuan : setelah dilakukan tindaan keperatan selam 3x24 jam

diharapkan kebutuhan nutrisis dapat terpenuhi dengan kriteria hasil :

1) klien mengatakan tidak ada mual dan nafsu makan membaik

2) berat badan klien dalam rentang ideal

3) intake makanan sesuai dengan kebutuhan tubu

4) Tidak adaa tanda tanda malnutrisi

5) Kadar gula darah dalam rentang normal.

Rencana keperawatan

1) Kaji status nutrisi klien

Rasional : untuk menentukan kebutuhan nutrisi klien

2) Monitor gula darah pasien secara poeriodik sesui indikasi

Rasional : perbahan kadar gula darah dalam darah dapat terjadi

setiap saat dan dapat menentukan perencanaan kebutuhan kalori.

3) Timbang berat badan pasien setiap 3 hari sekali atau sesuai

indikasi.

Rasional : untuk mengetahui indicator status nutrisi

4) Hitung Indeks Masa Tubuh (IMT)

Rasional : Kebutuhan nutria tubuh ditentukan oleh hasil IMT.

5) Monitor tanda tanda hiperglikemia

Rasional : pemberia obat anti diabetic atau insulin dapat

menimbulkan hipoglikemia.

6) Kaji pengetahua pasien dan keluarga tentang diabetik

Rasional : pasien DM rentan terhadap komplikasi sehingga pasien

dan keluarga harus memahami komplikasi akut dan

kronik

7) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk mengidentifikasi dan

merencanakan kebutuhan nutrrisi pasien

Rasional : ahli gizi kompeten dalam menentukan dan

merencanakan kebutuhan nutrisi pasien.

Page 34: BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Dasar Masalah Keperawatan

39

8) Kolaborasi dalam pelaksanaan program terapi seperti pemberian

obat antidiabetic atau insulin.

Rasional : pengobatan merupakan bagian yan tidak terpisahkan

dari peninkatan status nutrisi pasien.

b. Resiko ketidak seimbangan cairan berhubungan dengan hiperglikemia

dan poliuria.

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam

pasien dapat mempertahankan keseimbangan dengan kriteria hasil :

1) Pola BAK baik

2) Tidak ada tanda tanda dehidrasi

3) Konsentrasi urine normal

4) Berat badan pasien stabil atau tidak ada penurunan berat badan

5) Intake cairan 1500 – 3000 ml per hari

6) Kadar gula darah dalam rentang normal

Rencana keperwatan

1) Kaji pola eliminasi urine pasien, konsentrasi urine, keadaan

turgor kulit,

Rasional : menentukan status cairan pasien

2) Monitor intake dan output

Rasional : menentukan kebutuhan keseimbangan cairan tubuh

3) Monitor tanda tanda vital

Rasional : Kekurangan cairan dapat menurunkan tekanan darah,

sinus takikardi dapat terjadii pada hypovolemia.

4) Anjurkan pasien untuk minum dengan jumlah yang cukup (1500-

3000 ml)

Rasional : untuk pemenuhan kebutuhan cairan

5) Kolaborasi untuk pemberian insulin atau obat antidiabetic

Rasional : untuk menurunkan kadar gula darah sehingga tetap

dalam rentang normal

c. Resiko tinggi terhadap infeksi (sepsis) berhubungan dengan kadar

glukosa tinggi, penurunan fungsi leukosit, perubahan sirkulasi.

Page 35: BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Dasar Masalah Keperawatan

40

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24jam

resiko infeksi tidak terjadi dengan kritetia hasil

1) TTV dalam batas normal

2) Tidak ada tanda tanda infeksi

3) Tidak tejadi hipotermi

4) Gula darah dalam rentang normal

Rencana Keperawatan :

1) Observasi adanya tanda – tanda peradangan seperti demam,

kemerahan,adanya pus pada luka.

Rasional : Pasien mungkin telah masuk dengan infeksi yang telah

mencetuskan keadaan ketoasidosis

2) Pertahankan teknik aseptic pada prosedur infasif.

Rasional: Kadar glukosa yang tinggi dalam darah akan menajdi

media yang baik bagi kuman.

3) Berikan perawatan luka secara teratur.

Rasional : mengurangi terjadinya infeksi lebih lanjut.

4) Anjurkan untuk makan dan minum yang adekuat.

Rasional: menurunkan kemungkinan terjadinya infeksi.

5) Lakukan pemeriksaan kultur dan sensitifitas sesuai dengan

indikasi.

Rasional: mengindentifikasi organisme yang masuk kedalam

tubuh.

6) Kolaborasi untuk pemberian antibiotic yang sesuai.

Rasional : penangan awal dapat membantu terjadinya sepsis.

d. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan neuropati

sensori perifer, deficit fungsi motoric, neuropatik otonomik.

Tujuan : selama dilakukan tindakan keperawatan selama 2x34 jam

diharapkan pasien dapat mempertahankan integritas kulit. Dengan

kriteria hasil :

1). Keadaan jaringan kulit utuh

2). Tidak terjadi neuropath.

Page 36: BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Dasar Masalah Keperawatan

41

3). Tidak terjadi luka atau ulkus

4). Vaskularisasi periiver baik

5). Kebersihan kulit baik , keadaan kuku baik dan utuh

6). Keadaan kaki utuh

Rencana keperawatan

1. Kaji penampilan atau keadaan dari kebersihan kaki pasien.

Rasional : kaki merupakan bagian tubuh yang sering mengalami

gangguan integritas kulit pada pasien DM.

2. Kaji integritas kulit pasien,cacat warna kulit ada atau tidaknya

ulserasi, dermatitis.

Rasional : autonomic neuropati menyebabkan kulit menjadi

kering, kulit mudah pecah serta terjadi infeksi.

3. kaji keadaan dan bentuk kaki, apakah ada bentuk kaki charcot,

cacat pembentukan kalus

Rasional : neuropati motorik menyebabkaan kelemahan otot dan

atropi sehingga terjadi perubahan bentuk kaki. Tekanan

pada kaki yang berlebihan menimbulkan kalus yang

akan mudah menjadi luka.

4. Kaji status sirkulasi vascular kaki dengan palpasi, pulsasi,

uktrasound dopler

Rasional pasien DM mudah menimbulkan arteriosclerosis sehingga

terjadi penurunan suplai darah ke kaki

5) Kaji adanya odem

Rasional : keadaan odem akan mempermudah terjadinya luka

6) Anjurkan kepada pasien untuk menjaga kebersihan kulit

Rasional : mengurangi resiko infeksi dan terjadi perlukaan

7) Ajarkan pasien untuk melakukan senam kaki DM.

Rasional : menambahpengetajuan pasien tentang peningkatan

sirkulasi darah pada kaki

8) Anjurkan pasien untuk menggunakan alas kaki yang lebih lembut

atau sepatu yang tidak keras

Page 37: BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Dasar Masalah Keperawatan

42

Rasional : mengurngi terjadinya trauma dan perlukaan

4. Penataksanaan keperawatan

Merupakan tahap kempat daalam proses asuhan keperawatan denagn

melaksanakan berbagai tindakan keperawatan yang telah direncanakan

sebelumnya dalam rencana tindakan. Adapun intervensi pada pasien DM

yaitu :

a. Mempertahankan kebutuhan nutrisi

b. Mempertahankan keseimbangan cairan elektrolit

c. Mempertahankan gula darah dalam rentang toeransi

d. Mempertahankan itegritas kulit

5. Evaluasi Keperawaatan

Tahap akhir dari proses keperawatan yang merupakan perbandingan yang

sistematis dan terencana antara hasil akhir yang teramati dan tujuan atau

kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan, evaluasi untuk semua

diagnose keperawatan meliputi data (S) data subjektif, (O) data objektif,

(A) analisa permaslahan, berdasarkan S dan O, seperti perencanaan ulang

(P) planning, berdasarkan hasil dan analisa di atas evaluasi ini ddisebut

sebagai evaluasi proses. Hasil yang diharapkan pada proses keperawatan

klien dengan diabetes mellitus :

a) Kebutuhn nutrisi terpenuhi

b) Resiko krtidak seimbangan cairan tidak terjadi

c) Resiko tinggi infeksi tidak terjadi

d) Kerusakan integritas kulit tidak terjadi

e) Kelelahan dapat berkurang atau tidak terjadi