Upload
ufan-mochammad
View
151
Download
8
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Dewasa ini ilmu pengetahuan dan teknologi telah berkembang dengan pesat.
Kemajuan ini juga merambah dunia industri manufaktur. Sebagai contoh dari
kemajuan tersebut, mesin produksi atau mesin perkakas sudah banyak
menggunakan teknologi tinggi seperti mesin bor dan mesin gergaji.
Kemajuan di bidang teknologi pengolahan data dan informasi yang sangat
pesat salah satunya adalah komputer. Hal tersebut dapat dilihat dari penggunaan
komputer ke dalam mesin-mesin perkakas seperti mesin freis, mesin bubut, mesin
gerinda dan mesin lainnya. Hasil dari penggabungan teknologi komputer dan
teknologi mekanik ini sering disebut dengan mesin CNC (Computer Numericcally
Controlled) [1].
Awal lahirnya mesin CNC ( Computer Numerical Controlled) bermula pada
tahun 1952 yang di kembangkan oleh John Pearseon dari Institut Teknologi
Massachusetts, atas nama Angkatan Udara Amerika Serikat. Awalnya proyek
pembuatan CNC ini di peruntukan untuk membuat benda kerja khusus yang rumit.
Semula perangkat CNC memerlukan biaya yang tinggi dan volume unit pengendali
yang besar. Pada tahun 1973, mesin CNC masih sangat mahal sehingga masih
sedikit perusahaan yang mempunyai keberanian dalam mempelopori investasi
dalam teknologi ini. Dari tahun 1975, produksi mesin CNC mulai berkembang
pesat. Perkembangan ini di pacu oleh Microprocessor, sehingga volume unit
pengendali dapat lebih ringkas. Dewasa ini penggunaan mesin CNC hamper
terdapat di segala bidang. Dari bidang pendidikan dan riset yang mempergunakan
alat-alat demikian dihasilkan berbagai hasil penelitian yang bermanfaat yang tidak
terasa sudah banyak digunakan dalam kehidupan sehari–hari di kalangan
masyarakat banyak [2].
Gambar 1.1. Mesin CNC TU-2A model lama [3]
Gambar 1.2. Mesin CNC TU-2A model baru [4]
Perbedaan permesinan CNC TU-2A model lama dan baru antara lain :
Tabel 1.1. Perbedaan permesinan CNC TU-2A lama dan baru [6]No Spesifikasi CNC TU-2A Lama CNC TU-2A Baru
1 Kecepatan spindel 50-3200 rpm 60-4000 rpm
2 Daerah kerja memanjang 300 mm 340 mm
3 Daerah kerja melintang 50 mm 140 mm
4 Ketelitian display sumbu –X 0.01 mm 0.001 mm
5 Ketelitian display sumbu –Z 0.01 mm 0.001 mm
6 Daya kerja 3.4 kW 7.5 kW
7 Pemakanan memanjang 0.03-0.3 mm/rev 0.045-0.787 mm/rev
8 Pemakanan melintang 0.015-0.15 mm/rev 0.023-0.406 mm/rev
9 Pembagian kecepatan 2 4
10 Diameter chuck max 140 mm 200 mm
1.2 Tujuan
a. Tujuan umum praktikum :
1. Sebagai syarat kelulusan mahasiswa dalam mata kuliah praktikum proses
produksi.
2. Meningkatkan kemampuan daya kreasi dan imajinasinya dalam
menyelesaikan suatu proses mesin CNC.
3. Memahami tentang jenis mesin CNC dan penggunaanya.
4. Mengetahui bentuk dan aturan pemrograman pada mesin CNC.
5. Melatih untuk menganalisa proses pelaksanaan produksi suatu komponen
b. Tujuan khusus praktikum
1. Praktikan mampu mengenali dan memahami tentang mesin bubut CNC
2. Praktikan mampu membuat benda kerja sesuai dengan gambar rancangan
3. Praktikan dapat menjalankan Mesin Bubut EMCO TU-2A dan
mempraktekkannya secara langsung
4. Praktikan mampu mengetahui simulasi gerakan pahat dengan atau tanpa
bantuan plotter
5. Praktikan mampu menganalisa proses pelaksaan produksi suatu
komponen.
1.3 Sistematika penulisan
Secara garis besar, sistematika dalam penulisan laporan praktikum mesin
CNC TU-2A ini terdiri dari lima bab diawalai dari bab pendahuluan, bab dasar
teori, bab prosedur praktikum, bab proses eksekusi benda kerja, dan bab penutup
Bab I pendahuluan yang berisi tentang latar belakang yaitu pengertian
secara umum tentang mesin CNC, tujuan praktikum berisi tentang mengapa kita
harus melakukan praktikum dan sistematika penulisan yang memuat runtutan
laporan praktikum.
Bab II dasar teori akan membahas mengenai dasar teori mesin CNC TU-2A,
pahat permesinan baik dari segi pengertian dan fungsi pahat, macam-macam pahat
beserta fungsingnya dilanjutkan dengan kompensasi pahat. Diteruskan dengan
membahas paramter proses permesian, sistem acuan, kode pemogrmana, kode
alarm, kombinasi tombol CNC TU-2A baik dari jenis-jenis tombol kombinasi
maupun aplikasinya, proses permesinan dan aplikasi dalam dunia industri.
Bab III prosedur praktikum yang mana akan dibahas tentang cara
pengoperasian dari mesin CNC TU-2A, cara memasukan dan menjalankan
program, cara pengecekan progeam, pengecekan program awal baik dengan atau
tanpa plotting, proses kerja dan diagram alir.
Bab IV proses eksekusi benda kerja, disini kita akan menerangkan tentang
pelaksanaan praktikum, alat dan bahan yang digunakan, gambar kerja 2D dan 3D,
list program, keterangan program, hasil plotting dan analisi kegagalan serta
solusinya.
Bab V penutup yang mana pada bab ini berisi tentang saran dan kesimpulan
yang sifatnya membangun.
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Mesin bubut CNC TU-2A
Mesin bubut nonkonvensional yang digunakan dalam praktikum adalah
mesin bubut Emco TU-2A buatan Emco Austria, mesin ini merupakan mesin bubut
otomatis yang menggunakan Computer Numerically Controlled dengan dua sumbu
(X dan Z), untuk simulasi proses pembubutan.
Awal lahirnya mesin CNC (Computer Numerically Controlled) bermula
pada tahu 1952 yang dikembangkan oleh John Pearseon dari Institut Teknologi
Massachusetts, atas nama Angkatan Udara Amerika Serikat. Semula proyek
tersebut diperuntukkan untuk membuat benda kerja khusus yang rumit. Semula
perangkat mesin CNC memerlukan biaya yang tinggi dan volume unit pengendali
yang besar.
Pada tahun 1973, mesin CNC masih sangat mahal sehingga masih sedikit
perusahaan yang mempunyai keberanian dalam mempelopori investasi dalam
teknologi ini. Dari tahun 1975, produksi mesin CNC mulai berkembang pesat.
Perkembangan ini dipacu oleh perkembangan mikroprosesor, sehingga volume unit
pengendali dapat lebih ringkas. [7]
a. Spesifikasi Mesin Emco TU-2A berdasarkan modul:
1. Daerah kerja putaran spindel antara 50-3200 rpm.
2. Kecepatan garak pahat arah longitudinal atau melintang.
a) Kecepatan penuh (tak boleh memotong) :700 mm/menit.
b) Kecepatan secara manual (mode manual) :5-400 mm/menit.
c) Kecepatan secara otomatis (mode CNC) :5-499 mm/menit.
3. Ketelitian gerakan (yang tercantum pada display digital) 0,01 mm.
4. Daerah kerja memanjang :300 mm.
5. Daerah kerja melintang :50 mm.
6. Gaya pemakanan maksimum yang diperbolehkan : 1000 N [10].
b. Spesifikasi mesin Emco TU-2A berdasarkan pabrik:
1. Untuk Pembubutan :150-200 (m/menit).
2. Untuk Pemotongan : 60-80 (m/menit).
3. Tenaga Masuk ( P1 ) : 5000 (watt).
4. Tenaga Keluaran ( P2 ) : 3000 (watt).
5. Jenjang Kecepatan 1 : 7
6. Jenjang Putaran : 600-400 (L/menit).
7. Besarnya arus listrik masuk : 4 (A).
8. Besarnya Asutan :
- Untuk Pembubutan 0,02-0,1 (mm/put).
- Untuk Pemotongan 0,01-0,02 (mm/put).
9. Putaran Spindel : Untuk pemotongan kasar 600 (put/menit).
10.Kecepatan Penggerak Eretan :
Gerakan cepat : 700 (mm/menit).
Gaya asutan pada eretan : 1000 (N) [8].
Gambar 2.1 Mesin CNC Bubut EMCO TU-2A [9]
Bagian-bagian mesin CNC bubut EMCO TU-2A:
1. Monitor
Pada mesin CNC Bubut EMCO TU-2A terdapat monitor
berfungsi untuk menunjukkan informasi program yang sedang berjalan.
Gambar 2.2 Monitor [9]
2. Tailstock
Pada mesin bubut TU-2A tailstock berfungsi untuk menahan
benda kerja yang panjang agar benda kerja tidak oleng dan untuk
mencekam pahat drill.
Gambar 2.3 Tailstock [9]
3. Revolver pahat
Pada mesin bubut TU-2A terdapat revolver pahat yang berguna
untuk mencekam pahat dalam jumlah banyak ( maksimum 6 buah, 3
buah pahat luar dan 3 buah pahat dalam).
Gambar 2.4 Revolever pahat [9]
4. Chuck
Pada mesin bubut TU-2A chuck berfungsi untuk mencekam
benda kerja.
Gambar 2.5 Chuck [9]
5. Motor
Motor berfungsi untuk menggerakkan chuck pada saat proses
berlangsung.
Gambar 2.6 Motor [9]
6. Konfigurasi tombol
Gambar 2.7 menunjukkan konfigurasi dan toinbol-tombol atau
bagian-bagian untuk mengoperasikan mesin bubut CNC TU-2A, yang
terdiri dari:
13 5 1 2 4 3 12 7 6 8 9 10 11 14 15 16
Gambar 2.7 Konfigurasi tombol pada mesin CNC TU-2A [9]
1. Saklar utama, digunakan untuk menghidupkan/mematikan mesin
2. Lampu indikator, digunakan sebagai petunjuk bahwa jika lampu
hidup maka mesin dalam keadaan hidup
3. Saklar untuk menghidupkan spindle (untuk saklar menunjuk angka 0
– spindle mati, angka 1 – spindle hidup untuk melayani manual,
CNC – spindle hidup untuk pelayanan CNC/otomatis).
4. Tombol untuk mengatur besar putaran spindle
5. Display penunjuk besar putaran spindle.
6. Tombol untuk mengatur kecepatan asutan ( untuk mode manual ).
7. Lampu indicator untuk mode manual
8. Tombol asutan untuk arah Z dan X untuk mode manual.
9. Tombol gerakan cepat jika di tekan bersamaan dengan mode asutan
(no 8), maka gerak asutan menjadi cepat. Kecepatan asutan diatur
dengan tombol no 6.
10. Display yang meunjukkan harga X dan Z dari gerakan eretan/ pahat
dalam perseratus mm. data ini juga terlihat di monitor.
11. Switch untuk mengubah mengubah dari pelayanan / mode manual ke
CNC atau sebaliknya pada mesin ini tersedia dua macam pelayanan /
mode, yaitu dapat dipakai secara manual (mode manual) atau dipakai
secara otomatis yang menggunakan program CNC (mode CNC).
12. Amperemeter, menunjukkan besar arus yang dipakai saat mesin
digunakan. Pemakaian arus diharapakan tidak lebih dari 2 A, sebab
kalau arus terlalu besar menunjukkan beban pada mesin sangat besar
yang dapat menimbulkan kebakaran.
13. Emergency Stop Botton, merupakan saklar darurat.
14. Tombol DEL, dipakai untuk menghapus data/sajian yang akan
diterangkan kmudian.
15. Tombol pengalih yang berfungsi untuk mengaktifkan jalannya X ke
Z atau sebaliknya
16. Tombol INP, unyuk memasukkan data yang akan dijelaskan
kemudian.
Selain itu juga ada tombol-tombol untuk gerak manual arah +X, -
X, +Z dan -Z, yang terletak disebelah tombol angka (keyboard). Mesin
juga dilengkapi dcngan monitor yang dipakai untuk memantau koordinat
pahat (pada mode manual) atau program CNC yang aktif (pada mode
CNC) [10].
2.2 Pahat permesinan
2.2.1 Pengertian dan fungsi pahat
Pahat merupakan benda yang nantinya akan melakukan pemakanan
terhadap benda kerja. Bentuk dan material pahat akan sangat berpengaruh
terhadap apa saja benda kerja yang akan dan bisa dibuat dengan
menggunakan pahat ini. Jika material benda kerja tidak terlalu keras, maka
kita bisa memakai pahat dengan kekuatan yang tidak terlalu tinggi. Material
pahat antara lain bisa terbuat dari HSS mengandung karbon, kromium,
vanadium dan molydenum, Baja Karbon Tinggi mempunyai kandungan
karbon 0,5 % sampai 1.5 %, Paduan cor nonferro mengandung wolfram 12-
15 %, cobalt 40-50 %, chrome 15- 35 % ditambah karbon 1-4 %, Karbida
mengandung wolfram-carbide dan cobalt dengan persentase berkisar 94 %
wolfram-carbide dan 6 % cobalt, Keramik yakni pencampur dengan serbuk
aluminium-oksida, titanium, magnesium, dan chrome dengan pengikat
keramik, dan Intan [17].
2.2.2 Jenis-jenis pahat beserta fungsinya
a. Pahat sisi kanan.
Pahat kasar digunakan untuk pengerjaan pembubutan awal baik
untuk pembubutan memanjang, melintang, menyudut maupun radius
(luar atau dalam). Adapun pahat penghalusan prinsipnya sama dengan
penggunaan pahat kasar, hanya dalam operasionalnya pahat halus ini
hanya digunakan untuk penghalusan permukaan (finishing).
Gambar 2.8 Pahat sisi kanan [11]
b. Pahat sisi kiri
Pahat kasar digunakan untuk pengerjaan pembubutan awal baik
untuk pembubutan memanjang, melintang, menyudut maupun radius
(luar atau dalam). Adapun pahat penghalusan prinsipnya sama dengan
penggunaan pahat kasar, hanya dalam operasionalnya pahat halus ini
hanya digunakan untuk penghalusan permukaan (finishing).
Gambar 2.9 Pahat sisi kiri [11]
c. Pahat netral
Pahat netral dapat digunakan untuk melakukan pengerjaan pembubutan
memanjang, menyudut maupun radius dengan ketentuan:
Untuk pembubutan menyudut, sudut maksimal tidak boleh lebih dari 600.
Untuk pembubutan radius, tangen busur lingkaran tidak boleh lebih dari
600.
Gambar 2.10 Pahat netral [11]
d. Pahat ulir
Digunakan untuk membubut ulir benda kerja. Ujung mata pahat dibuat
sesuai dengan jenis ulir yang akan dibuat.
Gambar 2.11 Pahat ulir [11]
e. Pahat alurDigunakan untuk membubut alur benda kerja.
Gambar 2.12 Pahat alur [11]
f. Pahat dalam
Digunakan untuk membubut permukaan dalam lobang benda kerja.
Gambar 2.13 Pahat dalam [11]
2.2.3 Kompensasi pahat
Dalam penggunaanya pahat bubut mempunyai panjang yang berbeda-
beda antara pahat yang satu dengan pahat lainnya. Maka sesudah menulis
nomer pahat (misalnya T1), kemudian diikuti D dengan nomer kompensasi
yang dimaksud. Harga kompensasi pahat disimpan pada parameter tool
correction (lihat gambar di bawah). Harga D adalah antara 1 sampai 9
tergantung bentuk pahat yang digunakan. Pada program CNC. apabila D tidak
diprogram, maka harga D yang digunakan adalah D1, apabila D0 berarti
pergeseran harga pahat tidak aktif. Cara mencari kompensasi panjang pahat
dilakukan sebagai berikut :
a) Pasang pahat referensi (T01) dan benda kerja dalam keadaan
terpasang.
b) Hiupkan spindle.
c) Sentuhkan pahat pada permukaan benda kerja dan tekan tombol
DEL.
d) Jauhkan pahat dari daerah kerja.
e) Matikan spindle.
f) Ganti pahat yang lain (T02) dan sentuhkan ke permukaan benda
kerja.
g) Sentuhkan pahat tersebut dan catat harga Z yang tertera pada display.
h) Ganti dengan pahat lain (T03) demikian seterusnya.
Gambar 2.14 Contoh dari kompensasi [16]
2.3 Parameter proses permesinan
2.3.1 Parameter proses permesinan pada mesin bubut adalah sebagai berikut :
2.3.1.1 Cutting Speed
Cutting Speed ialah kecepatan potong
(m/min)
d : diameter benda kerja (mm)
n : putaran poros utama (benda kerja) [12]
Kecepatan potong adalah suatu harga yang diperlukan dalam
menentukan kecepatan pada proses penyayatan atau pemotongan
benda kerja. Dari grafik hubungan antara benda kerja dengan
kecepatan potong dibawah ini kita dapat mengetahui kecepatan
ν = π.d.n / 1000
potong yang ideal dalam memproses suatu benda kerja. Misal
benda kerja berdiameter 40 mm dengan jumlah putaran 120
putaran/menit maka kecepatan potong idealnya adalah 150 m/menit
Gambar 2.15 Grafik diameter benda kerja -kecepatan potong [13]
2.3.1.2 Feeding Speed
Feeding Speed ialah kecepatan Makan
ν f : feeding speed (mm/min)
f : gerak makan (mm)
n : putaran poros utama (benda kerja) [12]
Dengan memanfaatkan data dari grafik kecepatan makan di bawah kita dapat mengetahui misal benda kerja dengan asutan 0.2 mm/putaran dan jumlah putaran sumbu utama 1000 putaran/menit maka akan didapat feeding speed sebesar 400 (mm/menit).
ν f = f . n
Gambar 2.16 Grafik menentukan kecepatan makan [13]
2.3.1.3 Material Removal Rate
Material Removal Rate ialah Laju penghasil geram
( cm3/min)
f : gerak makan (mm)
a : kedalaman potong (mm)
ν f : kecepatan makan (mm/min) [12]
2.3.1.4 Cutting time
Cutting time ialah waktu pemotongan
(min)
lt : panjang permesinan
ν f : kecepatan makan (mm/min) [12]
2.3.1.5 Depth of cut
Depth of cut ialah Kedalaman Pemotongan
mm
D : diameter awal pembubutan (mm)
Z = f . a . ν f
tc = lt / ν f
d : diameter akhir pembubutan (mm) [12].
2.3.2 Contoh perhitungan
Jika diketahui f = 100 mm, n = 100 rpm, D = 18 mm. d = 16mm
2.3.2.1 Mencari cutting speed
Vs = π x d x n / 1000
Vs = 3.14 x 16 x 100 / 1000
Vs = 5,024 m/menit
2.3.2.2 Mencari feeding speed
Vf = f x n
Vf = 100 x 100
Vf = 10000 mm / menit
2.3.2.3 Mencari kedalaman potong
a = ( D – d ) / 2
a = ( 18 – 16 ) / 2
a = 2 / 2 = 1 mm
2.3.2.4 Mencari Material Rate Removal
z = f x a x Vf
z = 100 x 1 x 10000
z = 1000000 mm
3
/ menit
z = 1000 cm
3
/ menit
2.3.2.5 Mencari waktu pemotongan
tc = Lt / Vf
tc = 55 / 10000
tc = 0.0055 menit
2.4 Sistem acuan
Sistem acuan yang dipakai untuk menyatakan informasi geometri/ukuran
benda kerja/produk terdiri dari dua sistem yaitu :
1. Sistem absolute
Pada system absolute, referensi ukuran adalah dari satu titik yang tetap. Pada
mesin bubut TU-2A, system absolute dinyatakan dengan kode G90 atau G92.
Gambar 2.17 Pemberian ukuran dengan sistem absolute [10]
2. Sistem Incremental
Pada system incremental, referensi ukuran adalah dari titik sebelumnya atau
titik yang ditinjau berlaku sebagai referensi untuk titik berikutnya. Pada mesin
bubut TU-2A, system incremental dinyatakan dengan kode G91. Untuk G90
dan G91 titik referensinya adalah posisi awal pahat saat program mulai
dijalankan, sedang G92 titik referensinya diberikan oleh programmer, dimana
posisi awal pahat sudah berada dalam harga koordinat tertentu.Dalam membuat
program kadang menggunakan kedua system tersebut, sehingga sebagian
langkah permesinan menggunakan system absolute, dan yang lain
menggunakan system incremental.
Gambar 2.18 Pemberian ukuran dengan sistem incremental [10]
2.5 Kode pemrograman
Mesin CNC hanya dapat membaca kode standar yang telah disepakati oleh
industri yang membuat mesin CNC. Dengan kode standar tersebut, pabrik mesin
CNC dapat menggunakan PC sebagai input yang diproduksi sendiri atau yang
direkomendasikan. Kode standar pada mesin bubut CNC :
1) Fungsi G yaitu yang mengatur gerakan mesin.
2) Fungsi M yaitu yang mengatur system persumbuan dan keadaan mesin
3) Tanda alarm benbunyi ketika terjadi kesalahan pada saat proses cek M
Gambar 2.19 Kode pemrograman CNC TU-2A [9]
2.5.1 Fungsi G
Macam-macam kode G , antara lain :
1. G00 merupakan kode bagi pahat untuk bergerak lurus cepat tanpa
melakukan pemakanan.
2. G01 merupakan kode bagi pahat untuk bergerak lurus dengan
pemakanan.
3. G02 merupakan kode untuk gerak melingkar searah jarum jam
seperempat lingkaran disertai pemakanan.
4. G03 merupakan kode untuk gerak melingkar berlawanan arah
jarum jam seperempat lingkaran disertai pemakanan
5. G04 merupakan kode untuk waktu tinggal diam, berhenti sebentar
guna pergantian pahat
6. G21 merupakan kode untuk blok kosong.
7. G24 merupakan kode untuk penetapan radius pada pemrograman
harga absolut.
8. G25 merupakan kode untuk teknik sub program.
9. G27 merupakan kode untuk perintah melompat, pahat berpindah
pada sumbu tertentu.
10. G33 merupakan kode untuk pemotongan ulir dengan kisar tetap
sama.
11. G64 merupakan kode untuk motor asutan tak berarus.
12. G65 merupakan kode untuk pelayanan kaset, pengaturan pada sist
kaset.
13. G66 merupakan kode untuk pelayanan antar aparat RS 232.
14. G73 merupakan kode untuk siklus pemboran dengan pemutusan
tatal.
15. G78 merupakan kode untuk siklus penguliran secara bertahap.
16. G81 merupakan kode untuk siklus pemboran secara bertahap.
17. G82 merupakan kode untuk siklus pemboran dengan tinggal diam.
18. G83 merupakan kode untuk siklus pemboran dengan penarikan.
19. G84 merupakan kode untuk siklus pembubutan memanjang.
20. G85 merupakan kode untuk siklus pereameran secara bertahap.
21. G86 merupakan kode untuk siklus pengaluran secara bertahap.
22. G88 merupakan kode untuk siklus pembubutan melintang.
23. G89 merupakan kode untuk siklus pereameran dengan tinggal
diam.
24. G90 merupakan kode untuk pemrograman harga absolut (referensi
ukuran adalah dari satu titik yang tetap).
25. G91 merupakan kode untuk pemrograman harga inkremental
(referensi ukuran adalah dari titik sebelumnya menjadi
referensi untuk titik berikutnya.
26. G92 merupakan kode untuk pencatat penetapan.
27. G94 merupakan kode untuk penetapan kecepatan asutan,
kecepatan pada pergerakan perpindahan pahat.
28. G95 merupakan kode untuk penetapan ukuran asutan, ukuran
jarak perpindahan pahat.
29. G110 merupakan kode untuk pembuatan alur pada permukaan
benda kerja.
30. G111 merupakan kode untuk pembuatan alur luar.
31. G112 merupakan kode untuk pembuatan alur dalam.
32. G113 merupakan kode untuk pembuatan ulir luar.
33. G114 merupakan kode untuk pembuatan ulir dalam.
34. G115 merupakan kode untuk permukaan kasar.
35. G116 merupakan kode untuk putaran kasar [14].
2.5.2 Fungsi M
Macam-macam kode M , antara lain :
1. M00 merupakan kode untuk berhenti terprogram.
2. M03 merupakan kode untuk sumbu utama searah jarum jam.
3. M05 merupakan kode untuk sumbu utama berhenti.
4. M06 merupakan kode untuk penghitungan panjang pahat,
penggantian pahat.
5. M08 merupakan kode untuk titik tolak pengatur.
6. M09 merupakan kode untuk titik tolak pengatur.
7. M l7 merupakan kode untuk perintah melompat kembali.
8. M22 merupakan kode untuk titik tolak pengatur.
9. M23 merupakan kode untuk titik tolak pengatur.
10. M26 merupakan kode untuk titik tolak pengatur.
11. M30 merupakan kode untuk program berakhir.
12. M99 merupakan kode untuk parameter lingkaran.
13. M98 merupakan kode untuk kompensasi kelonggaran / kocak
Otomatis [14].
2.5.3 Kode standar yang sering digunakan
Kode yang sering digunakan antara lain :
1. Gerak lurus cepat (G00)
Untuk kode ini pahat tidak boleh melakukan pemotongan atau
pemakanan. Kecepatan dari gerakan ini sudah otomatis diberikan oleh
mesin yaitu 700 mm/menit.
Gambar 2.20 Gerak G00 [18]
2. Gerak lurus (G01)
Untuk kode ini pahat boleh melakukan pemotongan. Saat mengisi
kode ini maka akan muncul kode F yaitu harga kecepatan gerak pahat
yang akan diisi oleh programmer.
Gambar 2.21 Gerak G01 [18]
3. Gerak melingkar searah jarum jam seperempat lingkaran (G02)
Gerakan ini sepanjang seperempat lingkran (90 derajat) dan
hanya berlaku pada 1 kuadran saja.
Gambar 2.22 Gerak G02 [18]
4. Gerak melingkar berlawanan arah jarum jam seperempat lingkaran
(G03)
Gerakan ini sepanjang seperempat lingkran (90 derajat) dan
hanya berlaku pada 1 kuadran saja.
Gambar 2.23 Gerak G03 [18]
5. Gerak melingkar tidak sampai seperempat lingkaran (G02 dan M99)
Perintah atau fungsi dengan sandi G02 adalah perintah
pembubutan radius/melengkung searah jarum jam (CW). Penempatan
fungsi ini pada kolom kedua, pada blok program. M99 adalah
penentuan parameter I dan K Parameter I adalah jarak titik start
melengkung sampai ke titik pusat lengkungan, tegak lurus searah
sumbu X Sedangkan parameter K adalah jarak titik start melengkung
sampai ke titik pusat lengkungan, tegal lurus searah sumbu Z .
Perintah M99 ini dipergunakan apabila radius atau lengkungan yang
akan dibuat mempunyai sudut lebih dari 90°.
Gambar 2.24 Gerak G02 dan M99 [18]
6. Gerak melingkar tidak sampai seperempat lingkaran (G03 dan M99)
Perintah atau fungsi dengan sandi G03 adalah perintah
pembubutan radius/ melengkung berlawanan arah jarum jam (CCW).
Penempatan fungsi ini pada kolom kedua, pada blok program. M99
adalah penentuan parameter I dan K. I adalah jarak titik start
melengkung sampai ke titik pusat lengkungan, tegak lurus searah
sumbu X. Sedangkan K adalah jarak titik start melengkung sampai ke
titik pusat lengkungan, tegal lurus searah sumbu Z. Pada mesin
EMCO CNC TU-2A, gerakan perintah G 03 dengan nilai pergerakan
ke arah X dan Z bisa dijalankan tanpa menggunakan program M99
Gambar 2.25 Gerak G03 dan M99 [18]
7. Siklus pembubutan memanjang (G84)
Pembubutan dapat dilakukan berulang-ulang secara otomatis
dengan menggunakan G84, maka setelah selesai pahat akan kembali
ke posisi semula saat awal pahat menjalani G84.
Gambar 2.26 Gerakan untuk G84 [18]
8. Spindel utama hidup dan berputar searah jarum jam (M03)
Digunakan untuk menghidupkan spindle secara otomatis dalam
mode CNC
9. Program selesai/akhir program (M30)
Digunakan untuk mengakhiri program pembubutan serta untuk
mematikan spindle
2.6 Kode Alarm
Macam-macam tanda alarm , antara lain :
Tabel 2.1 Kode alarm [10]
No Kode Program Keterangan
1. A00 Merupakan kode apabila terjadi salah
memasukkan perintah G dan M
2.
2
A01 Merupakan kode apabila terjadi salah radius/M99.
3. A02 Merupakan kode apabila terjadi salah harga X
yang terlalu besar.
4. A03 Merupakan kode apabila terjadi salah nilai F.
5. A04 Merupakan kode apabila terjadi salah harga Z
yang terlalu besar.
6. A05 Merupakan kode apabila tidak ada kode M30.
7. A06 Merupakan kode apabila terjadi jumlah putaran
sumbu utama terlalu besar pada pemotongan.
8. A07 Merupakan kode apabila terjadi tidak ada arti.
9. A08 Merupakan kode apabila terjadi pita habis pada
penyimpanan ke kaset.
10. A09 Merupakan kode apabila terjadi program tidak
ditemukan.
11. A10 Merupakan kode apabila terjadi pita kaset dalam
keadaan pengamanan aktif.
12. A11 Merupakan kode apabila terjadi salah pemuatan
(salah jalan).
13. A12 Merupakan kode apabila terjadi salah pengecekan.
14. A13 Merupakan kode apabila terjadi penyetelan
inchi/mm dengan memori program penuh.
15. A14 Merupakan kode apabila terjadi salah posisi
kepala frais / penambahan jalan dengan LOAD
2.
┴ / M atau ┤ / M.
16. A15 Merupakan kode apabila terjadi salah nilai H.
17. A16 Merupakan kode apabila terjadi tidak ada nilai
radius pisau frais.
18. A17 Merupakan kode apabila terjadi salah sub
program.
19. A18 Merupakan kode apabila terjadi jalannya
kompensasi radius pisau frais lebih kecil dari nol
[14].
2.7 Kombinasi tombol CNC TU-2A
2.7.1 Jenis-jenis kombinasi tombol-tombol CNC beserta fungsinya
Berikut ini tombol-tombol yang tersedia pada mesin CNC TU-2A beserta
fungsi dan kombinasinya:
~ + INP : Kombinasi tombol untuk menyisipkan satu baris blok
program.
~ + DEL : Kombinasi tombol untuk menghapus satu blok
program.
DEL + INP : Kombinasi tombol untuk menghapus satu baris blok
program.
INP + REV : Menghapus alarm.
INP + FWD : Kombinasi tombol untuk mengeksekusi program agar
berhenti sementara.
1,2,.. + START : Tombol kombinasi untuk mengeksekusi program
secara satu persatu dalam setiap blok program.
DEL + INP : Tombol kombinasi untuk menghapus program secara
keseluruhan dari memori mesin [15].
2.7.2 Aplikasi penggunaan kombinasi tombol
Saat kita sedang melakukan proses pembubutan benda kerja tentunya
tidak jarang jika sewaktu-waktu terjadi kesalahan yang tidak diduga seperti
jika pahat yang kita gunakan menabrak benda kerja sehingga yang apabila
diteruskan dapat merusak benda kerja itu sendiri dan mesin CNC yang
digunakan. Apabila kejadian tersebut terjadi maka hal pertama yang kita
lakukan adalah menghentikan program atau menggagalkan program tersebut
dengan menekan kombinasi tombol INP dan REV secara bersamaan dengan
demikian maka program akan langsung berhenti setelah itu lakukan koreksi
kembali terhadap program yang kita input jika sudah benar maka proses
pembubutan benda kerja dapat dilakukan kembali dengan menekan tombol
START.
Kejadian lainnya yang mungkin terjadi adalah kesalahan memasukkan
kode pemrograman saat proses penginputan data misal seharusnya kita
mengisikan kode G64 namun kita justru memasukkan kode G46 maka yang
terjadi adalah munculnya kode alarm pada display monitor, yang harus kita
lakukan jika terjadi hal demikian adalah menekan kombinasi tombol INP +
REV untuk menghapus alarm pada display monitor kemudian input kode
yang benar, perlu diingat ada baiknya melakukan cek M sebelum memulai
proses eksekusi guna mengurangi resiko kejadian yang tidak diinginkan.
2.8 Sistem permesinan
Sistem permesinan pada mesin bubut TU-2A hanya memiliki sumbu X dan
Z beserta arah positif dan negatifnya. Sumbu X menyatakan arah melintang, Sumbu
Z menyatakan arah longitudinal.
Gambar 2.27 Sistem persumbuan pada mesin CNC TU-2A [10]
Pengesetan titik nol dimulai dengan cara memasang benda kerja pada head
stock, hidupkan spindle utama pada angka 1 (mode manual) dan berilah spindle /
benda kerja dengan putaran yang rendah. Pengesetan dilakukan sebagai berikut :
a. Pengesetan titik Z = 0
Sentuhkan pahat pada sisi muka benda kerja dan tekan tombol DEL,
maka posisi Z = 0.
Gambar 2.28 Setting Z=0 [10]
b. Pengesetan X = 0
Sentuhkan pahat pada permukaan silinder benda kerja (gambar 2.6) dan
tekan tombol DEL, maka posisi X = 0.
Gambar 2.29 Setting X=0 [10]
Setelah titik nol didapat pahat sebaiknya digeser menjauhi titik nol tersebut
yang dianggap cukup aman untuk melakukan awal proses permesinan.
Gambar 2.30 Penempatan pahat posisi aman [10]
2.9 Aplikasi dalam dunia industri
Mesin Bubut CNC secara garis besar dapat digolongkan menjadi dua
bagian, yaitu Mesin Bubut CNC Training Unit ( CNC TU) dan Mesin Bubut CNC
Production Unit ( CNC PU)
Kedua mesin tersebut mempunyai prinsip kerja yang sama, akan tetapi yang
membedakan kedua tipe mesin tersebut adalahpenggunaannya dilapangan. CNC
TU dipergunakan untuk pelatihan dasar pemograman dan pengoperasian CNC yang
dilengkapi dengan EPS ( External Programing System). Mesin CNC jenis Training
Unit hanya mampu dipergunakan untuk pekerjaan-pekerjaan ringan dengan bahan
yang relatif lunak.
Sedangkan mesin CNC PU dipergunakan untuk produksi massal, sehingga
mesin ini dilengkapi dengan asesoris tambahan seperti sistem pembuka otomatis
yang menerapkan prinsip kerja hidrolis dan sebagainya. Meningkatkan jumlah
produksi suatu produk dengan ketelitian dimensi yang hampir seragam dengan
waktu yang lebih cepat merupakan nilai lebih dari penggunaan mesin perkakas
jenis ini dalam dunia industri.(8)
Mesin CNC TU 2A dapat digunakan untuk membuat mur, baut, poros,
engkol, tirus, chamfer dan benda lainyanya yang berbentuk silindris.
Gambar 2.31 Penggunaan Mesin CNC TU-2A dalam dunia industri [19][20][21]
Dewasa ini hampir semua perusahaan memanfaatkan penggunaan mesin CNC ini dalam produksi. Beberapa contoh perusahaan yang memanfaatkan penggunaan mesin CNC adalah perusahaan Universal Technical Engineering dan PT. Putra Teknik Perkasa Engineering yang bergerak pada jasa pembuatan dan perbaikan dalam bidang permesinan seperti pembuatan roda gigi, aneka macam bushing, shaft, spare part permesinan dan spare part alat berat hydrolis serta pembuatan alat-alat pertambangan dan pegeboran [22] [23].
BAB III
PROSEDUR PRAKTIKUM
3.1 Cara pengoperasian
Secara umum penggunaan dan pengoperasian mesin (saat membuat produk),
mengikuti langkah-langkah berikut ini.
1. Menghidupkan mesin dengan memutar tombol main switch ke angka 1.
Maka dilayar monitor akan terlihat bahwa mesin sedang aktif pada mode
manual, harga X dan Z menunjuk angka 0. Dilayar juga terlihat harga ketelitian
mesin dan jenis satuan yang aktif yaitu mm, atau inchi.
2. Mesin dapat beroperasi secara manual dengan menekan tombol asutan +Z, - Z,
+X atau -X yang tersedia disebelah keyboard, maka pahat (tool post) akan
bergerak sesuai dengan tombol yang kita tekan dan di monitor terlihat bahwa
harga X atau Z berubah, sesuai dengan jarak yang ditempuh pahat. Jika
mmerlukan gerak pahat yang cepat tekanlah bersama-sama tombol tersebut (X
atau Z) dengan tombol ~ .
3. Menekan tombol H/C untuk masuk ke mode CNC dan memperhatikan format
program yang tampil di monitor. Memasukkan program CNC yang telah
disiapkan dengan menggunakan tombol keyboard. Cara pemasukan program
akan dijelaskan kemudian
4. Memeriksa program yang telah dimasukkan dengan melakukan simulasi.
Melakukan simulasi dengan pena dan kertas, dimana pena dipasang pada gagang
yang terikat pada tool post. Jika hasil simulasi tidak scsuai yang diinginkan,
maka kita harus memperbaiki program sampai benar.
5. Mengembalikan ke mode manual dengan menekan tombol H/C, jika program
sudah benar. Memasang benda kerja dan melakukan pengcsetan benda kerja dan
pahat. Cara melakukan pengesetan (setting) benda kerja diberikan pada bab II.
6. Mengubah ke mode CNC, pilih putaran spindel ke CNC dan menjalankan
program. Mengawasi jalannya pahat terutama jika menggunakan tail stock,
jangan sampai pahat menabrak material benda kerja. Jika pahat menabrak benda
kerja segera hentikan proses eksekusi dengan menekan tombol INP + REV
secara bersama-sama. Lakukan pengecekan data jika sudah benar maka
lanjutkan proses dengan menekan tombol start
7. Membereskan dan matikan mesin, jika sudah selesai (produk sudali jadi) [10].
3.2 Cara memasukkan dan menjalankan program
Untuk memasukkan program CNC ke mesin maka harus dipastikan dahulu
kalau mesin pada mode CNC (tekan tombol jika masih di mode manual), maka
akan tampak format program yang siap diisi data.
Tabel 3.1 Format Pemograman [10]
N G (M) X (I) Z (K) F H (T)
00
01
02
Dst
Ketika memasuki mode CNC, dimonitor akan mouncul format
pemrograman yang siap diisi dengan program. Adapun format yang muncul akan
sama dengan pada Tabel.
Keterangan:
1. Kolom 1 : nomor baris (blok) yang akan muncul secara otomatis.
2. Kolom 2 : kode G atau M yang menyatakan jenis gerak pahat dan status
mesin (akan dijelaskan selanjutnya).
3. Kolom 3 : harga X yang akan dituju oleh pahat (satuan 0.01 mm).
4. Kolom 4 : harga Z yang akan dituju oleh pahat (satuan 0.01 mm).
5. Kolom 5 : besar kecepatan pemakanan pahat (satuan mm/menit).
6. Kolom 6 : kedalaman untuk sekali pembubutan (satuan 0.01 mm)
Dari sisi operasional, cara memasukkan dan menjalankan program adalah
sbb:
1. Menyimpan tiap langkah penulisan program (atau word) ke mesin, menulis word
kemudian menekan tombol INP. Perlu diketahui bahwa program terdiri dari
beberapa baris, dan tiap baris terdiri dari satu atau beberapa word.
2. Menghapus word dengan menekan tombol DEL
3. Menggeser cursor ke baris berikutnya dengan menekan tombol FWD
4. Menggeser cursor ke baris scbelumnya dengan menekan tombol REV
5. Menyisipkan baris dengan menekan hersama-sama tombol ~ dan INP
6. Menghapus baris dengan menekan bersama-sama tombol ~ dan DEL
7. Memeriksa program dengan menekan terus tombol M, maka kursor akan
berjalan dari awal program sampai akhir program, baru penekanan tombol
dilepas. Jika program ada kesalahan dari sisi matematis, maka akan muncul
tanda alarm disisi atas monitor.
8. Menghapus alarm dengan menekan bersama-sama tombol INP dan REV.
9. Menjalankan program, tekan tombol START.
10.Menghentikan sementara saat program sedang berjalan dengan menekan
bersama-sama tombol INP dan FWD. Untuk meneruskan jalannya program
dengan menekan tombol START.
11.Menghentikan atau mengagalkan program saat sedang berjalan dengan menekan
bersama-sama tombol INP dan REV.
12.Menghapus program dari mesin dengan menekan bcrsama-sama tombol DEL
dan INP [10].
3.3 Cara pengecekan program
3.3.1 Pengecekan program awal
Langkah pertama sebelum membuat produk jadi adalah melakukan
pengecekan terhadap kode pemrograman yang dibuat berdasarkan jobsheet
yang diberikan. Adapun langkah-langkah pengecekan sebagai berikut:
1. Input data program yang telah dibuat berdasarkan jobsheet.
2. Lakukan pengecekan numerik terhadapa program yang telah dibuat
dengan menekan tombol M/-
3. Apabila terjadi kesalahan, akan muncul alarm pada display monitor maka
kembali koreksi program yang telah diinput
4. Cek numerik telah benar, bersiap melakukan eksekusi pada benda kerja
dengan melakukan setting nol pahat terhadap benda kerja
5. Jalankan program dengan menekan tombol START
Gambar 3.1 Pengecekan program awal [9]
3.3.2 Pengecekan program dengan plotting
Untuk mengurangi kesalahan pada saat proses eksekusi benda kerja
biasanya dapat dilakukan dengan cara melakukan plotting terlebih dahulu,
plotting merupakan pengecekan secara 2D yakni penggambaran bagian yang
akan dipotong dari benda kerja berdasarkan dari program yang kita buat
sebelum eksekusi benda kerja, adapun langkah-langkah pengecekan dengan
cara plotting sebagai berikut:
1. Input data program yang telah dibuat berdasarkan jobsheet.
2. Lakukan pengecekan numerik terhadapa program yang telah dibuat
dengan menekan tombol M/-
3. Apabila terjadi kesalahan, akan muncul alarm pada display monitor maka
kembali koreksi program yang telah diinput.
4. Cek numerik telah benar selanjutnya bersiap melakukan plotting dengan
mengganti pahat dengan plotter dan taruh kertas kosong pada tempat
plotter serta pastikan bahwa plotter benar-benar menyentuh kertas.
5. Jalankan program dengan menekan tombol START
Gambar 3.2 Pengecekan program dengan plotting [9]
3.4 Proses kerja
Dalam membuat produk dengan mesin bubut Emco TU-2A ini harus
melalui beberapa proses kerja, yaitu:
1. Menyiapkan benda kerja dan program
2. Menghidupkan mesin, putar kunci ke arah 1
3. Masukkan program, pastikan mesin berada pada mode CNC..
4. Lakukan pengecekan M.
5. Siapkan plotter, pasang pahat dengan plotter dan letakkan kertas pada tempat
plotter, ganti nilai pada kolom F dengan nilai 100.
6. Lakukan plotting, tekan tombol START
7. Lakukan setting nol benda kerja
8. Hidupkan spindle utama
9. Buat pemrograman pembubutan kasar
10. Pembubutan akhir/ finishing.
11. Matikan mesin
12. Bersihkan mesin cnc dari geram (sisa pemakanan benda kerja)
START
INPUT PROGRAM
FINISH
3.5 Diagram Alir
TIDAK
YA
TIDAK
YA
SETTING NOL BENDA KERJA
BERSIHKAN MESIN
KOREKSI
KOMPENSASI PAHAT
MENJALANKAN PROGRAM
PELETAKAN PAHAT
SIAPKAN PLOTTER
CEK M
PLOTTING
PEMASANGAN BENDA KERJA
TIDAK
TIDAK
YA
YA
Keterangan kode flow chart:
1. START yakni memulai. (connector)
2. INPUT PROGRAM yakni pemasukkan program. (manual operation)
3. CEK M yakni pengecekan program. (decision)
4. KOREKSI apabila terjadi kesalahan dalam pembuatan program. (process)
5. SIAPKAN PLOT apabila program sudah benar lalu menyiapkan Plotter
(preparation)
6. PLOTER yakni plotter sudah jadi. (Terminator)
7. PEMASANGAN BENDA KERJA dilakukan apabila plotter benar maka
pasang benda kerja pada mesin. (process)
8. PEMASANGAN PAHAT apabila plotter benar maka pasang pahat pada mesin.
(process)
9. SETTING NOL BENDA KERJA setting nol terlebih dahulu sebelum
eksekusi. (process)
10. KOMPENSASI PAHAT penentuan kompensasi panjang pahat frais. (process)
11. PENEMPATAN PAHAT ABSOLUTE melakukan penempatan pahat absolute.
(process)
12. INPUT NILAI KOMPENSASI PAHAT yakni memasukan nilai kompensasi
pahat. (process)
13. MENJALANKAN PROGRAM (EKSEKUSI) setelah setting nol selesai, lalu
jalankan program yang telah di buat. (process).
14. BERSIHKAN MESIN yakni membersihkan bekas geram dan pemakanan
setelah proses eksekusi.
15. FINISH yaitu mengakhiri semua proses setelah pembuatan produk selesai.
(connector)