21
4 BAB II TUJUAN PUSTAKA A. Konsep Teori Penyakit Batu Empedu 1. Pengertian Kolelitiasis atau koledokolitiasismerupakan adanya batu di kandung empedu, atau pada saluran kandung empeduyang komposisi utamanya adalah kolesterol, menurut gambaran makroskopis dan komposisi kimianya batu empedu digolongkan menjadi 3 yaitu : batu kolesterol, batu kalsium bilirubin (pigmen coklat), batu pigmen hitam. (Wiliams,2003). Menurut Syaifudin (2012) kandung empedu merupakan sebuah kantong berbentuk pir yang terletak pada permukaan viseral. Kandung empedu diliputi oleh peritoneum kecuali bagian yang melekat pada hepar, terletak pada permukaan bawah hati di antara lobus dekstra dan lobus quadrates hati. Batu empedu adalah salah satu masalah kesehatan yang terjadi tanpa gejala. Hampir 50% penderita batu empedu tidak merasakan gejala apa- apa, 30% merasakan gejala nyeri dan 20% berkembag menjadi komplikasi. Sebagian penderita batu empedu, didiagnosa menderita maag dikarenakan rasa nyeri pada ulu hati, padahal secara anatomi empedu terletak pada perut sebelah kanan atas.(Jurnalkeluargasehatsejahtera vol.13 (26) des.2015).

BAB II TUJUAN PUSTAKA A. Konsep Teori Penyakit Batu Empedurepository.poltekkes-tjk.ac.id/2048/6/6. BAB II.pdf · 2021. 2. 10. · Etiologi Penyebab pasti dari kolelitiasis atau batu

  • Upload
    others

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TUJUAN PUSTAKA A. Konsep Teori Penyakit Batu Empedurepository.poltekkes-tjk.ac.id/2048/6/6. BAB II.pdf · 2021. 2. 10. · Etiologi Penyebab pasti dari kolelitiasis atau batu

4

BAB II

TUJUAN PUSTAKA

A. Konsep Teori Penyakit Batu Empedu

1. Pengertian

Kolelitiasis atau koledokolitiasismerupakan adanya batu di

kandung empedu, atau pada saluran kandung empeduyang komposisi

utamanya adalah kolesterol, menurut gambaran makroskopis dan

komposisi kimianya batu empedu digolongkan menjadi 3 yaitu : batu

kolesterol, batu kalsium bilirubin (pigmen coklat), batu pigmen hitam.

(Wiliams,2003).

Menurut Syaifudin (2012) kandung empedu merupakan sebuah

kantong berbentuk pir yang terletak pada permukaan viseral. Kandung

empedu diliputi oleh peritoneum kecuali bagian yang melekat pada

hepar, terletak pada permukaan bawah hati di antara lobus dekstra dan

lobus quadrates hati.

Batu empedu adalah salah satu masalah kesehatan yang terjadi tanpa

gejala. Hampir 50% penderita batu empedu tidak merasakan gejala apa-

apa, 30% merasakan gejala nyeri dan 20% berkembag menjadi

komplikasi. Sebagian penderita batu empedu, didiagnosa menderita maag

dikarenakan rasa nyeri pada ulu hati, padahal secara anatomi empedu

terletak pada perut sebelah kanan atas.(Jurnalkeluargasehatsejahtera

vol.13 (26) des.2015).

Page 2: BAB II TUJUAN PUSTAKA A. Konsep Teori Penyakit Batu Empedurepository.poltekkes-tjk.ac.id/2048/6/6. BAB II.pdf · 2021. 2. 10. · Etiologi Penyebab pasti dari kolelitiasis atau batu

5

2. Etiologi

Penyebab pasti dari kolelitiasis atau batu empedu belum diketahui, satu

teori meyatakan bahwa kolestreol dapat menyebabkan supersaturasi

empedu di kandung empedu. Setelah beberapa lama, empedu yang telah

mengalami supersaturasi menjadi mengkristal dan memulai membentuk

batu. Tipe lain batu empedu adalah batu pigmen. Batu pigmen tersusun

oleh kalsium bilirubin, yang terjadi ketika bilirubin bebas berkombinasi

dengan kalsium.(Wiliam, 2003).

3. Patofisiologis

a. Batu pigmen

Batu pigmen terdiri dari garam kalisium dan salah satu dari

keempat aniom ini terdiri dari Bilirubinat, Karbonat, fosfat dan Asam

lemak. Pigmen ( Bilirubin) dalam kondisi normal akan terkonjugasi

dalam empedu. Bilirubin terkonjugasi karena adanya enzim

glokuroniltranferase bila bilirubin tak terkonjugasi diakibatkan karena

kurang atau tidak adanya enzim glokuronil tranferase tersebut yang

akan meyebabkan presipitase atau pengendapan dari bilirubin tersebut.

Ini disebabkan karena bilirubin tak terkonjugasi tidak larut dalam air

tetapi larut dalam lemak. Sehingga lama kelamaan terjadi

pengendapan bilirubin tak terkonjugasi yang menyebabkan batu

empedu tapi jarang terjadi.

b. Batu Kolesterol

Kolesterol merupakan unsur normal pembentukan empedu dan

pengaruh dalam pembentukan empedu. Kolesterol bersifat tidak larut

Page 3: BAB II TUJUAN PUSTAKA A. Konsep Teori Penyakit Batu Empedurepository.poltekkes-tjk.ac.id/2048/6/6. BAB II.pdf · 2021. 2. 10. · Etiologi Penyebab pasti dari kolelitiasis atau batu

6

dalam air, kelarutan kolesterol sangat tergantung dari asam empedu

dan lesitin (Fosflipid). ( Rudi Haryono, 2012).

4. Tanda dan gejala batu empedu

Pembentukan batu empedu berlangsung lama, 10-15tahun. Batu

empedu bersifat bisu atau silent stone, sering tanpa keluhan dan gejala

nyata. Bergantung pada ukuran dan jumlah batu empedu yang terbentuk

serta lokasinya, keparahan gejala dapat beragam.

Gejala- gejala ini mencangkup :

a. Nyeri berat dibagian perut atas.

b. Sakit kuning ( terjadi ketika penyubatan dalam waktu lama)

c. Demam ( jika timbul komplikasi)

d. Muntah dan mual.

Dalam kebanyakan kasus batu empedu tidak menimbulkan gejala.

Bila menimbulkan gejala, biasanya karena batu empedu menyumbat

saluran empedu sehingga menimbulkan apa yang disebut kolik biler/kolik

empedu. Dalam kondisi tersebut, akan dirasakan nyeri hebat diperut

bagian atas kanan, yang mungkin menyebar hingga ketulang belikat, bahu

dan dada. Rasa sakit biasanya disertai mual dan muntah. Gejala kolik

bilier pada beberapa kasus dimana operasi tidak dapat dilakukan atau

berisiko, obat berbasis asam empedu mungkin diberikan untuk

mengencerkan batu empedu yang terbuat dari kolesterol. Namun, obat

tersebut hanya efektif untuk batu berukuran kecil dan tidak mencegah

pembentukan batu empedu bila pengobatan dihentikan. ( Dalam buku

penyakit dalam, jilid 1. 2007)

Page 4: BAB II TUJUAN PUSTAKA A. Konsep Teori Penyakit Batu Empedurepository.poltekkes-tjk.ac.id/2048/6/6. BAB II.pdf · 2021. 2. 10. · Etiologi Penyebab pasti dari kolelitiasis atau batu

7

5. Manifestasi Klinis

a. Sebagian bersifat asimtomatik

b. Nyeri tekan kuadran kanan atas atau midepigastrik samar yang

menjalar ke punggung atau region bahu kanan

c. Sebagian pasien rasa nyeri bukan bersifat kolik melainkan persistem

d. Mual dan muntah

e. Demam

f. Ikterus obstruksi pengaliran getah empedu ke dalam duodenum akan

menimbulkan gejala yang khas, yaitu : getah empedu yang tidak lagi

dibawa kedalam duodenum akan diserap oleh darah dan penyerapan

empedu ini membuat kulit dan membran mukosa berwarna kuning,

keadaaan ini sering disertai dengan gejala gatal-gatal pada kulit.

g. Perubahan warna urin dan feses.

h. Defisiasi vitamin obstruksi aliran empedu juga akan menggangu absorsi

vitamin A, D, E, K yang larut dalam lemak. (Dalam buku penyakit

dalam, jilid 1. 2007).

6. Pengobatan

Selain untuk memerangi rasa nyeri obat-obatan juga dapat

digunakan untuk memecah batu empedu. Pengobatan memerlukan

setidaknya 6-12 bulan untuk meluruhkan batu pada 40-80% kasus.

Penggunaan obat direkomendasikan bila gejala ringan dan batu-batunya

kecil atau operasi dinilai terlalu berisiko.

a. Pengobatan Medis

Page 5: BAB II TUJUAN PUSTAKA A. Konsep Teori Penyakit Batu Empedurepository.poltekkes-tjk.ac.id/2048/6/6. BAB II.pdf · 2021. 2. 10. · Etiologi Penyebab pasti dari kolelitiasis atau batu

8

Obat-obatan jarang diberikan untuk mengobati batu empedu.

Pada beberapa kasus dimana operasi tidak dapat dilakukan atau

berisiko, obat berbasis asam empedu mungkin diberikan untuk

mengencerkan batu empedu yang terbuat dari kolesterol. Namun, obat

tersebut hanya efektif untuk batu berukuran kecil dan tidak mencegah

pembentukan batu empedu bila pengobatan dihentikan.

b. Pengobatan Herbal

Beberapa ahli herbal menyarankan konsumsi 20 ml minyak

zaitun yang dicampur dengan air lemon setengah butir dua kali sehari

untuk menghilangkan batu emepdu.

7. Pemeriksaan Penunjang

a. Pemeriksaan penunjang menurut ( NANDA NIC-NOC 2015)

1). Pemeriksaan Laboratorium

2). Pemeriksaan Radiolgi

3). USG. Kolesistografi oral, ERC

4). Foto polos abdomen

b. Pemeriksaan penunjang menurut ( Brunner dan Suddrats, 2014)

1). Kolesistogram, kolangiogram arterografi aksis seliak

2). Laparoskopi

3). Ultrasnografi EUS

4). Pemindai CT heliks dan MRI ERCP

5). Fosfase alkalin serum gamma-glutamil ( GGT) gamma-glutamil

Transpeptudase ( GGTP), LDH.

6). Kadar kolesterol

Page 6: BAB II TUJUAN PUSTAKA A. Konsep Teori Penyakit Batu Empedurepository.poltekkes-tjk.ac.id/2048/6/6. BAB II.pdf · 2021. 2. 10. · Etiologi Penyebab pasti dari kolelitiasis atau batu

9

B. Konsep Asuhan Keperawatan Berdasarkan Kasus Batu Empedu

1. Pengkajian

a. Riwayat kesehatan

Pengkajian data pada klien batu empedu menurut Lusinah dan Suratun

(2010) adalah

1). Sirkulasi

Takikardi, diaporesis, lighteadedness

2). Makanan/Cairan

a). Anoreksia, mual/muntah intoleransi terhadap lemak dan

makanan pemebentukan gas dari makanan, rasa terbakar pada

epigastrik.

b). Obesitas, penurunan berat badan, bising usus normal atau

penurunan.

3). Respirasi

Meningkatkan Respiratory rate, nafas pendek dan dangkal.

4). Keamanan

Demam ringan, deman tinggi dan mengigil ( Komplikasi Septic),

jaundice kulit kering dan gatal, tendensi perdarahan ( Defisiensi

vitamin K)

5). Nyeri/ketidaknyamanan

a). Nyeri epigastrik berat dan abdmen bagian tas, nyeri menyebar

kebahu kanan dada, nyeri bertambah berat nyeri kadang

malam hari dan berlangsung selama 30 menit, meninggkat

dengan pergerakan, nyeri sehabis makan terutama makanan

Page 7: BAB II TUJUAN PUSTAKA A. Konsep Teori Penyakit Batu Empedurepository.poltekkes-tjk.ac.id/2048/6/6. BAB II.pdf · 2021. 2. 10. · Etiologi Penyebab pasti dari kolelitiasis atau batu

10

berlemak.

b). Terdapat pantulan ketegangan atau kekakuan abdomen ketika

kuadran kanan atas abdomen dipalpasi, murphy’s positif.

6). Penyuluhan/ pembelajaran

Kecenderungan terjadinya batu, Riwayat DM, kecenderungan

dalam keluarga untuk terjadinya batu empedu dan diskrasia darah.

7). Aktivitas/ istirahat

Klien mengeluh lemah dan tampak kelelahan.

8). Eliminasi

a). Perubahan warna urin dan feses

b). Distensi abdomen, massa terpalpasi di kuadran kanan atas urin

gelap, stool puat, steatorrhea.

2. Diagnosa keperawatan

Menurut (NANDA 2015) Diagnosa Keperawatan yang dapat ditemukan

pada penderita batu empedu adalah sebagai berikut :

a. Nyeri Akut

b. Ganguan mobilitas fisik

c. Kurang pengetahuan

d. Resiko kekurangan volume cairan

3. Rencana Keperawatan

Menurut (Achjar,2012:22) Perencanaan diawali dengan

merumuskan tujuan yang akan dicapai serta rencana tindakan untuk

mengatasi masalah yang ada. Rencana keperawatan adalah acuan tertulis

yang terdiri dari berbagai intervensi keperawatn yang direncanakan dapat

Page 8: BAB II TUJUAN PUSTAKA A. Konsep Teori Penyakit Batu Empedurepository.poltekkes-tjk.ac.id/2048/6/6. BAB II.pdf · 2021. 2. 10. · Etiologi Penyebab pasti dari kolelitiasis atau batu

11

mengatasi diagnosa keperawatan sehingga klien dapat terpenuhi

kebutuhan dasarnya. Sifat intervensi keperawatan yang dapat dilakukan

perawat, yaitu bersifat bantuan, bersifat higenis, bersifat rehabilitatif,

bersifat suportif, bersifat preventif, bersifat observasi dan memberikan

informasi yang akurat dan memuaskan tentang pengobatan.

Tabel 1.2 Rencana Tindakan Keperawatan

No. Dx. Keperawatan Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)

1 2 3 4 1.

Nyeri Akut

1. Kontrol Nyeri kode : 1605 (hal.247)

kriteria Hasil : a. Mengenali kapan

nyeri terjadi b. Menggambarkan

faktor penyebab nyeri c. Menggunakan teknik

pengurangan nyeri tanpa analgesik

2. Tingkat Nyeri Kode : 2102 (hal.557)

a. Mengerang dan menagis

b. Ekspresi wajah terhadap Nyeri

1. Manajemen Nyeri

kode:1400(hal.198) a. Lakukan

pengkajian nyeri secara komrehensif yang meliputi : lokasi, karakteristik,dur-si, beratnya nyeri serta factor pecentus.

b. Kendalikan faktor lingkungan yang DapatMempengaruhi respon pasien terhadap nyeri (misalnya, suhu ruangan)

c. Kurangi faktor-faktor yang dapat mencetuskan atau meningkatkan nyeri ( seperti: kelelahan)

d. Ajarkan teknik non farmakologi (seperti teknik relaksasi nafas dalam, komperes

Page 9: BAB II TUJUAN PUSTAKA A. Konsep Teori Penyakit Batu Empedurepository.poltekkes-tjk.ac.id/2048/6/6. BAB II.pdf · 2021. 2. 10. · Etiologi Penyebab pasti dari kolelitiasis atau batu

12

1 2 3 4 hangat pada daerah

yang nyeri, serta ajarkan teknik komplementer sepereti penggunaan minyak zaitun dan air lemon.

2.

Ganguan mobilitas fisik

1. Pergerakan kode :0208 (hal.452) Kriteria hasil :

a. Meningkatanya keseimbagan

b. Menggerakan otot c. Dapat bergerak

dengan mudah

1. Peningkatan Mekanika

Tubuh kode: 0146(hal.341) a. Edukasi pasien

tentang pentingnya postur ( tubuh) yang benar untuk mencegah kelelahan, ketegangan atau injuri.

b. Intruksikan untuk menghidari tidur dengan posisi telungkup

c. Intruksikan pasien untuk menggerakan kaki terlebih dahulu.berjalan dari kemudian badan ketika memuali posisi berdiri.

d. Batu pasien latihan fleksi untuk memfasilitasi mobilisasi punggung, sesuai indikasi.

3.

Risiko defisit nutrisi

1. Status Nutrisi kode : 1004 (hal.551) Kriteria Hasil :

a. Asupan gizi seimbang

b. Asupan makanan tidak menyimpang dari rentan normal (sesuai porsi yang

disediakan).

1. Manajemen nutrisi

kode : 1100 (hal.319) a. Tentukan status

gizi klien dan kemampuan memenuhi kebutuhan gizi

Page 10: BAB II TUJUAN PUSTAKA A. Konsep Teori Penyakit Batu Empedurepository.poltekkes-tjk.ac.id/2048/6/6. BAB II.pdf · 2021. 2. 10. · Etiologi Penyebab pasti dari kolelitiasis atau batu

13

1 2 3 4

2. Nafsu makan kode : 1014 (hal.319) Kriteria hasil :

a. Keinginan makan tidak terganggu

b. Rangsangan makan tidak terganggu (tidak nyeri)

b. Identifikasi alergi

atau intoleransi makanan

c. Atur diet yang diperlukan

2. Manajemen ganguan

makan kode : 1030 (hal.179) a. Monitoe berat

badan klien b. Monitor intake

output secara tepat

c. Anjurkan klien Makan

makanan dalam keadaan hangat

d. Anjurkan klien makan sedikit tapi sering

5. Implementasi

Implementasi merupakan pelaksanaan tindakan dan kegiatan yang

telah direncanakan dalam rencana keperawatan. Tindakan keperawatan

mencangkup tindakan mandiri (Independent), saling ketergantungan/

kolaborasi (Interdependent), dan tindakan rujukan/ ketergantungan

(Dependent). ( Suarni & Apriyani,2017:69).

6. Evaluasi

Tahap evaluasi merupakan perbandingan yang sistematik dan

terencana tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan,

dilakukan berkesinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga

kesehatan lainya. Evaluasi dalam keperawatan adalah kegiatan dalam

Page 11: BAB II TUJUAN PUSTAKA A. Konsep Teori Penyakit Batu Empedurepository.poltekkes-tjk.ac.id/2048/6/6. BAB II.pdf · 2021. 2. 10. · Etiologi Penyebab pasti dari kolelitiasis atau batu

14

menilai tindakan keperawatan yang telah ditentukan untuk mengetahui

pemenuhan kebutuhan klien secara optimal dan mengukur hasil dari

proses keperawatan. ( Suarni& Apriyani, 2017:20). Untuk mempermudah

proses mengevaluasi perkembangan klien. Digunakan komponen SOAP

menurut Suarni & Apriyani sebagai berikut :

a. S : Subejktif

Perawat menuliskan keluhan pasien yang masih dirasakan setelah

dilakukan tindakan keperawatan.

b. O : Objektif

Data berdasarkan hasil pengukuran atau observasi perawat secra

langsung kepada pasien dan yang dirasakan pasien setelah dilakukan

tindakankeperawatan.

c. A : Analisa

Merupakan suatu masalah atau diagnosa keperawatan yang terjadi,

atau juga dapat dituliskan suatu masalah / doagnosis baru yang terjadi

akibat perubahan status kesehatan pasien yang telah teridentifikasi

datanya dalam data subejktif dan objektif.

d. P : Planning

Perencanaan keperawatan yang dilanjutkan, dihentikan, dimodifikasi,

atau ditambah dari rencana tindakan keperawatan yang telah

ditentukan sebelumnya, tindakan yang telah menunjukan hasil yang

memuaskan data tidak memerlukan tindakan-tindakan ulang pada

umumnya dihentikan.

Page 12: BAB II TUJUAN PUSTAKA A. Konsep Teori Penyakit Batu Empedurepository.poltekkes-tjk.ac.id/2048/6/6. BAB II.pdf · 2021. 2. 10. · Etiologi Penyebab pasti dari kolelitiasis atau batu

15

Tabel 2.2 implementasi dan evaluasi

No Tgl / Wkt Implementasi Evaluasi

1 2 3 4

Disesuakan dengan tanggal dan waktu saat kunjungan rumah/pengkajian

1. Manajemen Nyeri,

kode:1400 ( hal.98 ) a. melakukan

pengkajian nyeri secara komrehensif yang meliputilokasi, karakteristik,durasi, beratnya nyeri serta factor pecentus.

a. kendalikan faktor lingkungan yang

dapat b. mempengaruhi respon

pasien terhadap nyeri (misalnya, suhu ruangan).

c. kurangi faktor-faktor yang dapat

mencetuskan atau meningkatakan nyeri (kelelahan).

d. ajarkan tekniknon farmakologi ( seperti teknik relaksasi nafas dalam, kompreshangat pada bagian tubuh yang terasa nyeri serta ajarkan teknik komplementer seperti penggunaan minyak zaitun dan lemon)

e. memberikan penkes kepada klien tentang penyakitnya.

1. Kontrol Nyeri kode:1605 Kriteria hasil:

a. Melaporka nyeri terkontrol

b. Menegnali kapan nyeri terjadi.

c. Menggambarkan faktor penyebab nyeri.

d. Menggunakan teknik

e. pengurangan nyeri tanpa analgesik

. 2 Tingkat Nyeri kode :

2102(hal.577) Kriteria hasil :

a. Tidak ada mengerang dan mennagis

b. Tidak adanya ekspresi wajah terhadap nyeri

.

2

Disesuaikan dengan tanggal dan waktu saat kunjungan rumah/pengkajian

1. Peningkatan Mekanika

Tubuh kode: 0146(hal.341) a. Edukasi pasien ttg

pentingnya postur (tubuh) yng benar

1. Pergerakan kode: 0208(hal.452) Kriteria hasil :

a. Meningkatanya keseimbagan

Page 13: BAB II TUJUAN PUSTAKA A. Konsep Teori Penyakit Batu Empedurepository.poltekkes-tjk.ac.id/2048/6/6. BAB II.pdf · 2021. 2. 10. · Etiologi Penyebab pasti dari kolelitiasis atau batu

16

1 2 3 4 untuk mencegah

kelelahan ketegangan atau injuri. Intruksikan untuk menghidari tidur dengan posisi telungkup

b. Intruksikan pasien untuk menggerakan kaki terlebih dahulu. kemudian badan ketika memuali berjalan dari posisi berdiri

b. Batu pasien latihan fleksi untuk memfasilitasi mobilisasi punggung, sesuai indikasi.

b. Menggerakan ototDapat bergerak dengan mudah.

3.

Resiko defisit nutrisi

1. Manajemen nutrisi kode : 1100 (hal.197)

a. Tentukan status gizi klien dan kemampuan memenuhi kebutuhan gizi

b. Identifikasi alergi atau intoleransi makanan

c. Atur diet yang diperlukan

2. Manajemen ganguan makan

kode: 1030(hal.179) a. Monitoe berat badan

klien b. Monitor intake output

secra tepat c. Anjurkan klien

makan makanan dalam keadaan hangat

1. Status Nutrisi kode : 1004(hal.551) Kriteria Hasil :

a. Asupan gizi seimbang

b. Asupan makanan tidak menyimpang dari rentan normal(sesuai porsi yang disediakan)

2. Nafsu makan kode : 1014 (hal.319) Kriteria hasil :

a. Keinginan makan tidak terganggu

b. Rangsangan makan tidak terganggu (tidak nyeri)

Page 14: BAB II TUJUAN PUSTAKA A. Konsep Teori Penyakit Batu Empedurepository.poltekkes-tjk.ac.id/2048/6/6. BAB II.pdf · 2021. 2. 10. · Etiologi Penyebab pasti dari kolelitiasis atau batu

17

C. Konsep Teori Keperawatan Keluarga

Menurut Feeley dan Gottlieb 2000 (Dalam Achjar,2012:29)

keperawatan keluarga sepenuhnya tidak hanya menjadi tanggung jawab

perawat keluarga, namun tanggung jawab perlu juga diberikan kepada

keluarga dengan mempertimbangkan kapasitas, kompetensi dan sumber daya

yang dimiliki oleh keluarga. Tingkatan praktik keperawatan keluarga

tergantung dari perawat mengartikan keluarga dan pemahamannya dan

tergantung bagaimana perawat memandang keluarga tersebut. Keluarga dapat

menjadi fokus perawatan, perawat keluarga harus bisa bekerja secara

simultan antara individu dan keluarga.(Achjar,2012:29)

Diagnosa Keperawatan keluarga adalah perpanjangan dari diagnosa ke

sistem keluraga dan subsistemnyan serta merupakan hasil pengkajian

keperawatan. Diagnosa ini merupakan diagnosa tunggal dengan penerapan

asuhan keperawatan keluarga mengaplikasikan pada 5 tujuan khusus. Untuk

menentukan diagnosa keperawatan keluarga yaitu dengan cara memodifikasi

NANDA, NIC, NOC. Hasil capaian adalah sebagai berikut :

1. TUK 1 : Mampu mengenal masalah

Dominan capaian hasil : Pengentahuan kesehatan dan perilaku yaitu

pengetahuan tentang proses penyakit.

2. TUK 2 : Mampu mengambil keputusan

Dominan capain hasil : Dominan kesehatan dan perilaku yaitu

kepercayaan mengenai kesehtan, keputusan terhadap ancaman kesehatan,

presepsi terhadap perilaku kesehatan, dukungan care giver dan emosional.

3. TUK 3 : Mampu merawat

Page 15: BAB II TUJUAN PUSTAKA A. Konsep Teori Penyakit Batu Empedurepository.poltekkes-tjk.ac.id/2048/6/6. BAB II.pdf · 2021. 2. 10. · Etiologi Penyebab pasti dari kolelitiasis atau batu

18

Domina capaian hasil : adalah kesehtan keluarga, kesehtan keluarga yaitu

kapsitas keluarga untuk terlibat dalam perawatan, peranan care

giver,emosional, interaksi dalam peningkatan status kesehatan.

4. TUK 4 : Mampu memodifikasi lingkungan

Domina capaian adalah : kesejahteraan keluarga yaitu dengan

menyediakan lingkunagn yang mendukung peningkatan kesehatan,

lingkungan yang man dnega mengurangi faktor resiko.

5. TUK 5 : Mampu memnafaatkan fasilitas kesehatan

Dominan capaian hasil : adalah pengetahuan tentang kesehatan dan

perilaku yaitu pengetahuan tentang sumber-sumber kesehatan.

Teori diatas sesuai dengan pernyataan Achjar (2012) dan suprajitno (2009)

menyatakan asuhan keperawatan keluarga untuk mencapai kemampuan

keluarga dalam memelihara fungsi kesehatan dengan 5 tujuan khusus.

Aplikasi dalam asuhan keperawatan sebagai berikut :

1. Pengkajian

a. Data Umum

1). Identitas Pasein

Berisi tentang identitas pasien yang meliputi : nama, umur,

pekerjaan, suku, agama dan alamat (KK).

2). Data Kesehatan Keluarga

Pada pengkajian ini fokus utama yaitu pada yang sakit yang

mencakup diagnose penyakit, riwayat pengobatan, riwayat

perawatan, ganguan kesehtan serta apa saja kebutuhan dasar

manusia yang terganggu kemudian pemeriksaan seluruh anggota

Page 16: BAB II TUJUAN PUSTAKA A. Konsep Teori Penyakit Batu Empedurepository.poltekkes-tjk.ac.id/2048/6/6. BAB II.pdf · 2021. 2. 10. · Etiologi Penyebab pasti dari kolelitiasis atau batu

19

keluarga yang mencangkup pemeriksaan head to toe dari kepala,

ekstermitas atas, area genitalia, serta ekstermitas bawah.

3). Data Kesehatan Lingkungan

Berupa uraian kondisi rumah yang meliputi tipe rumah, ventilasi,

bagaimana pencahayaannya, kelembapan lingkungan rumah,

keadaan lantai rumah, kebersihan , kebersihan lingkungan rumah,

serta bagaimana sarana MCK yang ada dilingkungan rumah.

4). Struktur Keluarga

Pada bagian ini menjelaskan tentang tipe keluarga, peran anggota

keluarga, bagaimana komunikasi di dalam keluarga, sumber

kehidupan keluarga, serta sumber penunjang kesehatan keluarga.

5). Fungsi Keluarga

Fungsi keluarga mengkaji fungsi pemeliharaan kesehatan

keluarga berdasarkan kemampuan keluarga, yaitu :

a). KMK mengenal masalah kesehatan.

Meliputi presepsi terhadap keparahan penyakit, pengertian

tanda dan gejala, faktor penyebab penyakit, presepsi keluarga

terhadap masalah atau penyakit.

b). KMK mengambil keputusan

Meliputi sejauh mana keluarga mengerti mengenai sifat dan

luasnya masalah, masalah dirasakan keluarga, keluarga

menyerah terhadap masalah yang dialami, sikap negatif

terhadap masalah kesehatan, kurang percaya terhadap tenaga

kesehatn, informasi yang salah.

Page 17: BAB II TUJUAN PUSTAKA A. Konsep Teori Penyakit Batu Empedurepository.poltekkes-tjk.ac.id/2048/6/6. BAB II.pdf · 2021. 2. 10. · Etiologi Penyebab pasti dari kolelitiasis atau batu

20

c). KMK merawat anggota keluarga yang sakit

Meliputi bagaimana keluarga mengetahui keadaan sakit, sifat

dan perkembangan perawatan yang dibutuhkan, sumber yang

ada dalam keluarga, sikap keluarga terhadap yang sakit.

d). KMK memelihara kesehatan / memodifikasi memlihara

lingkungan.

Meliputi keuntungan/ mafaat pemeliharaan, pentingnya hygine

sanitasi, upaya pencegahan penyakit.

e). KMK menggunkan fasilitas kesehatan.

( Ashjar & Komang, 2012).

2. Proritas Masalah

Skala prioritas diperoleh dari berbagai data yang telah

didapatkan didepan, untuk kemudian diolah dan pada akhirnya skala

prioritas ini akan membantu dalam pemetaan penanganan pasien baik

untuk perawat maupun keluarga. Balion dan Maglaya (1978) telah

merumuskan skala prioritas sebagai berikut :

Tabel 3.2 Skala Prioritas keperawatan keluarga

No. Kriteria Komponen Skor Bobot

1 2 3 4 5

1.

Sifat masalah

Aktual Potensial Resiko

3 2 1

1

2 Kemungkinan masalah dapat diubah

Mudah Sebagian Tidak dapat

2 1 0

2

Page 18: BAB II TUJUAN PUSTAKA A. Konsep Teori Penyakit Batu Empedurepository.poltekkes-tjk.ac.id/2048/6/6. BAB II.pdf · 2021. 2. 10. · Etiologi Penyebab pasti dari kolelitiasis atau batu

21

1 2 3 4 5

3 Potensial Masalah yang dapat dicegah

Tinggi Cukup Rendah

3 2 1

1

4 Menonjolnya masalah

Berat, segara ditangani Ada masalah, tidak perlu ditangani. Tidak dirasakan ada masalah.

2

1

0

1

Keterangan Skoring :

Setelah menentukan skala prioritas sesuai dengan tabel di depan,

langkah selanjutnya adalah membuat skoring Bailon dan Maglaya

(1978) membuat rumus :

Skoring

X Bobot Angka tertinggi

Dengan adanya skala prioritas, maka kita akan mengetahui tingkat

kedaruratan pasien yang membutuhkan penanganan cepat atau lambat.

Masing-masing kriteria memberikan sumbangan masukan atas

penanganan.

a). Kriteria Sifat Masalah

Page 19: BAB II TUJUAN PUSTAKA A. Konsep Teori Penyakit Batu Empedurepository.poltekkes-tjk.ac.id/2048/6/6. BAB II.pdf · 2021. 2. 10. · Etiologi Penyebab pasti dari kolelitiasis atau batu

22

Menentukan sifat masalah ini berangkat dari tiga pokok, yaitu

tidak/ kurang sehat, ancaman kesehatan, dan keadaan sejahtera.

Tidak atau kurang sehat merupakan kondisi dimana anggota

keluarga terserang suatu penyakit. Hali ini mengacu pada kondisi

sebelum terkena penyakit dan perkembangan atau pertumbuhan

yang tidak sesuai dengan kondisi semestinya. Ancaman kesehatan

merupakan kondisi yang memungkinkan anggota keluarga

terserang penyakit atau mencapai kondisi penyakit yang ideal

tentang kesehatan. Ancaman ini bisa berlaku dari penyakit yang

ringan hingga yang paling berat. Sumber dari penyakit ini biasanya

dari konsumsi, pola hidup dan gaya hidup sehari-hari.

b). Kriteria Kemungkinan Masalah Dapat Diubah

Kriteria ini mengacu pada tingkat penaganan kasus pada pasien.

Tingkat pasangan terdiri dari tiga bagian, yaitu mudah, sebagian,

dan tidak ada kemungkinan untuk diubah. Sebaikanya, yang mudah

terlebih dahulu ditangani sebelum menangani yang lain.

c). Kriteria Potensi Pencegahan Masalah

Potensi ini juga mengancu pada tingakatan, yaitu tinggi, cukup dan

rendah. Berbedanya tingkat ditentukan oleh berbagai faktor.

Kemungkinan yang paling dekat adalah tingkat pendidikan atau

perolehan informasi tentang kesehatan, kondisi kesejahteraan

keluarga, fasilitas rumah, dan lain sebagainya.

d). Kriteria Masalah Yang Menojol

Page 20: BAB II TUJUAN PUSTAKA A. Konsep Teori Penyakit Batu Empedurepository.poltekkes-tjk.ac.id/2048/6/6. BAB II.pdf · 2021. 2. 10. · Etiologi Penyebab pasti dari kolelitiasis atau batu

23

Masalah yang menonjol biasanya mudah terlihat ketikan

menangani pasien. Namun hal ini tetap memerlukan pemerikasaan

terlebih dahulu agar tindakna yang dilakukan tepat.

Prioritas yang harus ditangani berdasarkan : 1) masalah yang

benar-benar harus ditangani. 2) ada masalah tetapi tidak harus

segera ditangani. 3) ada masalah tetapi tidak dirasakan.

e). Diagnosa Keperawatan

Menurut Mubarak 2007 (Dalam Bakri,2011:121) Diagnosa

Keperawatan adalah keputusan klinis mengenai keluarga atau

masyarakat yang diperoleh melalui suatu proses pengumpulan data

dan analisa data secara cermat, memberikan dasar untuk

menetapkan tindakan-tindakan dimana perawat bertanggungjawab

untuk melaksanakanya.

D. Konsep Kebutuhan Dasar Manusia

Manusia mempunyai kebutuhan tertentu yang harus dipenuhi secara

memuaskan melalui proses homeostatis, baik fisiologis maupun psikologis.

Berdasarkan pemenuhan kebutuhan dasar manusia ada lima tingkatan

kebutuhan dasar menurut Maslow sebagia berikut :

1. Kebutuhan Fisiologis

Kebutuhan fisiologis memiliki prioritas tertinggi dalam Heirarki

Maslow.kebutuhan fisiologis merupakan hal mutlak yang harus dipenuhi

manusia untuk bertahan hidup.

2. Kebutuhan Keselamatan dan Keamanan

Page 21: BAB II TUJUAN PUSTAKA A. Konsep Teori Penyakit Batu Empedurepository.poltekkes-tjk.ac.id/2048/6/6. BAB II.pdf · 2021. 2. 10. · Etiologi Penyebab pasti dari kolelitiasis atau batu

24

Kebutuhan keselamatan dan keamanan yang dimaksud adalah aman dari

berbagai aspek, baik fisiologis, maupun psikologis.kebutuhan ini meliputi

dari dingin, panas,kecelakaan, infeksi, bebas dari rasa takut dan cemas

serta bebas dari rasa terancam dari pengalaman baru atau asing.

3. Kebutuhan Mencintai dan dicintai

Kebutuhan memiliki dan dimiliki kebutuhan akan pertemanan, kedekatan

dengan orang lain yang saling memberi atau menerima kasih sayang.

4. Kebutuhan Harga Diri

Kebutuhan ini meliputi perasaan tidak bergantung pada orang lain,

kompeten dan penghargaan terhadap diri sendiri dan orang lain.

5. Kebutuhan Aktualisasi Diri

Kebutuhan ini meliputi dapat mengenal diri sendiri, memenuhi kebutuhan

diri sendiri, tidak emosional dan kretaif.

Dari ke lima kebutuhan dasar manusia menurut Maslow, berdasarkan

kasus batu empedu bahwa kebutuhan keselamatan dan keamanan yang

disebabkan oleh nyeri merupakan salah satu faktor kurangnya kebutuhan

dasar pada kasus batu empedu.