24
BAB III ILUSTRASI KASUS 3.1 Identitas Pasien Nama : An. W Jenis kelamin : Laki-laki Usia : 2 tahun Suku : Jawa Agama : Islam Alamat : Parung Belimbing RT 5 RW 17 No 5B Tanggal berobat : 16 Juni 2015 No. CM : 936871 Kunjungan : Kunjungan I 15 Juni 2015 Kunjungan II 27 Juni 2015 Kunjungan III Juni 2015 3.2 Anamnesa 1. Keluhan Utama : Buang air besar cair 2. Keluhan Tambahan : - Panas - Nyeri perut 3. Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien datang ke Puskesmas Pancoran Mas dengan keluhan buang air besar cair. Keluhan ini sudah dirasakan pasien sejak 1 hari yang lalu. BAB cair 3

BAB III

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ikm

Citation preview

52

BAB IIIILUSTRASI KASUS

3.1 Identitas PasienNama : An. WJenis kelamin : Laki-lakiUsia : 2 tahunSuku : JawaAgama : IslamAlamat : Parung Belimbing RT 5 RW 17 No 5BTanggal berobat : 16 Juni 2015No. CM : 936871Kunjungan : Kunjungan I 15 Juni 2015Kunjungan II 27 Juni 2015Kunjungan III Juni 20153.2 Anamnesa 1. Keluhan Utama :Buang air besar cair2. Keluhan Tambahan :- Panas- Nyeri perut3. Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien datang ke Puskesmas Pancoran Mas dengan keluhan buang air besar cair. Keluhan ini sudah dirasakan pasien sejak 1 hari yang lalu. BAB cair 3 kali pada hari pertama dan 4 kali pada hari ke dua. BAB cair seperti air, tidak ada ampas. Berwarna kuning kehijaun, dan berbau. Keluhan tambahan berupa panas dan nyeri perut yang juga muncul berbarengan dengan keluhan BAB cair. Atas keluhan tersebut maka orang tua pasien memutuskan untuk datang berobat ke Puskesmas Pancoran Mas. Pada pasien tidak disertai adanya keluhan mual atau muntah, tidak ada batuk maupun pilek. Namun pasien seperti tidak nafsu makan. 4. Riwayat Penyakit Dahulu :Pasien pernah mengalami disentri pada usia 3 bulan dan dirawat di rumah sakit.5. Riwayat Penyakit Keluarga :Kakak pasien juga mengalami keluhan BAB cair yang dialami 2 hari sebelum pasien dibawa berobat ke Puskesmas Pancoran Mas.6. Riwayat Sosial Ekonomi : Pasien berusia 2 tahun. Pasien merupakan anak kedua dari dua bersaudara. Pasien tinggal bersama orang tua dan kakaknya. Dalam hal ekonomi, keluarga penderita termasuk ke dalam keluarga dengan ekonomi menengah. Bapak pasien bekerja sebagai satpam sedangkan ibu pasien merupakan pegawai negeri sipil di bidang perpajakkan. Sehari-hari pasien diasuh oleh pembantu rumah tangga, namun tidak tinggal bersama keluarga pasien.7. Riwayat Kebiasaan :Pasien mempunyai kebiasan tiap pagi bangun jam 06.00 pagi, kemudian oleh ibunya pasien diberi susu formula. Menu makanan pasien diatur oleh ibu pasien dan pengasuhnya. Setiap pagi, pasien diberi makan bubur atau nasi dengan lauk telor dadar atau telor ceplok. Kemudian untuk menu makanan siang hari dan sore hari terkadang pasien diberi makan sayuran atau nasi dengan lauk seperti ayam atau ikan. Diantara makan pagi, makan siang dan makan sore, pasien diberi makanan selingan seperti biskuit. Pasien jarang mengkonsumsi buah. Pengasuh pasien sering membelikan pasien jajanan warung seperti coklat dan chiki. Malamnya sebelum tidur pasien diberi susu. Sehari-hari pasien hanya dirumah dan bermain bersama teman-teman sepermainan di lingkungan rumahnya.

3.3 Pemeriksaan Fisik1. Keadaan Umum / Kesadaran : Rewel / Compos Mentis 2. BB : 20 kg (sebelumnya 22 kg)3. Tanda Vitala. Nadi: 90 x /menit, regularb. RR: 24 x /menitc. Suhu: 37,5o C4. Status Generalis : Kulit: Sianosis (-), turgor kulit kembali < 2 detik, ikterus (-)Kepala: Mesocephale, rambut tidak mudah dicabut, UUB cekung (-)Mata: Mata sedikit cekung, edema palpebra (-/-), konjunctiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-).Telinga : Bentuk normal, sekret (-/-)Hidung: Napas cuping hidung (-), sekret (-/-)Mulut: Bibir sianosis (-), Lidah kotor (-), tenggorokan hiperemis (-)Leher: Deviasi trakea (-), pembesaran kelenjar limfe (-)Thoraks: Bentuk simetris normal, benjolan (-), retraksi (-)Jantung: I : Iktus cordis tak tampakP : Nyeri tekan (-). ictus cordis tidak kuat angkatP : Batas kanan atas di ICS II LPSD Batas kiri atas di ICS II LPSS Batas kanan bawah di ICS IV LPSD Batas kiri bawah di ICS V 2 jari medial LMCSA : Bunyi jantung I,II normal, gallop (-), murmur (-)Pulmo : I : Bentuk dada simetris normal, pergerakan paru simetris P : Pergerakan paru simetris, tidak ada gerakan yang tertinggal, vokal fremitus kanan = kiri P : Sonor di seluruh lapang paru kanan dan kiri A : Suara dasar vesikular normal +/+, wheezing (-) ronki (-)Punggung : kifosis (-), lordosis (-), skoliosis (-)Abdomen: I : datar, supelA : bisung usus (+) meningkatP : nyeri tekan (+), hepar dan lien tidak terabaP : timpaniGenitalia: Tidak dilakukanAnorektal: Tidak dilakukanEkstremitas: Edema (-), clubbing finger (-), akral dingin (-)5. Status Lokalis : --3.4 Penilaian Keluarga3.5.1 Nilai APGAR Keluarga Pada metode ini dilakukan penilaian terhadap 5 fungsi pokok keluarga yang kemudian tergantung dari pelaksanaan kelima fungsi keluarga tersebut dapat diketahui tingkat kesehatan keluarga yang dinilai. Kelima fungsi keluarga dalam APGAR Keluarga tersebut adalah :1. Adaptasi (Adaptation)Dinilai dari tingkat kepuasan anggota keluarga dalam menerima bantuan yang diperlukan dari anggota keluarga yang lain.2. Kemitraan (Partnership)Tingkat kepuasan keluarga dalam hal komunikasi, dalam mengambil keputusan, dan atau penyelesaian masalah dalam keluarga.3. Pertumbuhan (Growth)Tingkat kepuasan anggota keluarga terhadap kebebasan yang diberikan keluarga dalam mematangkan pertumbuhan dan atau kedewasaan.4. Kasih Sayang (Affection)Tingkat kepuasan anggota keluarga terhadap kasih sayang serta interaksi emosional yang berlangsung dalam keluarga.

5. Kebersamaan (Resolve)Tingkat kepuasan anggota keluarga terhadap kebersamaan dalam membagi waktu, kekayaan, dan ruang antar anggota keluarga sangat memuaskan dimana waktu kumpul bersama dengan keluarga setiap hari dan minimal 12 jam untuk setiap harinya.Tabel 3.1 Kuesioner Apgar KeluargaPETUNJUK :Untuk masing-masing pernyataan, berilah tanda pada kolom pilihan sesuai dengan perasaan anda terhadap keluarga anda

HampirTidakpernah Kadang-kadangHampirSelalu

Saya puas dengan keluarga saya karena masing-masing anggota keluarga sudah menjalankan kewajiban sesuai dengan seharusnya

Saya puas dengan keluarga saya karena dapat membantu memberikan solusi terhadap permasalahan yang saya hadapi

Saya puas dengan kebebasan yang diberikan keluarga saya untuk mengembangkan kemampuan yang saya miliki

Saya puas dengan kehangatan / kasih sayang yang diberikan keluarga saya

Saya puas dengan waktu yang disediakan keluarga untuk menjalin kebersamaan

TOTAL18

TOTAL: 9 (SEHAT)Keterangan nilai APGAR : Hasil penilaian :0 : Tidak pernah / kurang 0 3 : Sakit 1 : Kadang kadang / cukup 3 6 : Kurang sehat 2 : Hampir selalu / baik 7 10 : Sehat

3.5.2. Family Screem SCREEMRESOURCESPATOLOGI

SocialPasien hidup ditengah-tengah masyarakat dengan hubungan yang baik. Didalam masyarakat biasa dan tidak menonjol.

CulturalPasien tidak percaya takhayul dan tidak percaya pada dukun untuk mengobati penyakitnya

ReligiusPasien dan keluarganya beragama islam dan fungsi religi pada keluarga berfungsi dengan baik

EconomyPasien adalah balita dan biaya pengobatan serta perawatan pasien ditanggung oleh kedua orang tuanya

EducationPasien belum bersekolah

MedicalPasien menggunakan pelayanan kesehatan di puskesmas terdekat.

3.5.3. Genogram Keluarga terdiri atas satu generasi dengan satu kepala keluarga (KK) dalam satu rumah. Seorang kepala keluarga yaitu pasien (Tn. H), dengan satu orang istri (Ny. W) dan dua orang anak. Anak pertama perempuan (An. S) dan anak kedua laki-laki (An. W). Bentuk keluarga adalah keluarga nuclear family dan siklus keluarga adalah keluarga dengan anak sekolah.

Keterangan : Laki laki: Pasien

: PerempuanTabel 3.3Tabel Family MapingNoNamaKedudukanGenderUmurPendidikanPekerjaan

1Tn. HKepala keluargaL37SMASatpam

2Ny. WIstri P35S1PNS

3An. SAnakP9SDPelajar

4An. WAnakP2-

Siklus Perkembangan KeluargaMenurut Duval (Niacholas 1984) ada 8 tingkat/siklus perkembangan keluarga1. Tahap I, Keluarga pemula (pasangan pada tahap pernikahan)2. Tahap II,Keluarga sedang mengasuh anak (anak tertua bayi-30 bln)3. Tahap III, Keluarga dengan anak usia pra sekolah (anak tertua berusia 2-6 tahun).4. Tahap IV, Keluarga dengan anak usia sekolah (anak tertua berumur 6-13 tahun)5. Tahap V, Keluarga dengan anak remaja (anak tertua berumur 13-20 tahun).6. Tahap VI, Keluarga melepas anak usia dewasa muda (anak yang meninggalkan rumah)7. Tahap VII, Orangtua usia pertengahan (pensiunan).8. Tahap VIII, Keluarga dalam masa pensiun dan lansia

12346zz678

56

3.5.4. Family Mapping Tn. H, 37An. S, 9Ny. W, 35An. W, 2

Keterangan :: Hubungan erat: jarang bertemu

Keluarga terdiri atas 2 generasi dengan 1 kepala keluarga (KK) dalam satu rumah, Tn. H (ayah pasien) berusia 37 tahun, Ny. W (ibu pasien) berusia 35 tahun, An. S (kakak pasien) berusia 9 tahun dan An. W (pasien) yang berusia 2 tahun.. Bentuk keluarga menurut Goldenberg (1980) adalah keluarga nuclear family. Pasien memiliki kedekatan yang sangat dekat dengan anggota keluarga yang lain. Setiap pasien memiliki masalah pasti diketahui oleh orang tuanya dan kakaknya, sehingga orang tua dan kakaknya dapat membantu permasalahan tersebut. Keputusan keluarga biasanya dilakukan dengan musyawarah antara Tn. H dan Ny. W, terkadang kakak pasien yaitu An. S juga turut menyumbangkan pendapatnya. Menurut Duvall (1967) Keluarga ini masuk dalam siklus keluarga IV dimana keluarga dengan anak usia sekolah (anak tertua berumur 6-13 tahun).3.6. Identifikasi Fungsi KeluargaDalam penatalaksanaan penyakit pasien sangat diperlukan peran serta dan peran aktif seluruh anggota keluarga, terutama pola asuh (kedua orang tua dan pengasuh) dalam memberikan perhatian, menjaga asupan makanan pada pasien dan penerapan pola hidup yang bersih dan sehar. Partisipasi keluarga dalam memperhatikan kesehatan pasien sangat diperlukan. Keluarga juga seharusnya mengetahui banyak informasi mengenai penyakit diare seperti tanda dan gejala, cara penularan, penggunaan oralit, memperhatikan konsumsi makanan, dan penerapan perilaku hidup bersih dan sehat. Untuk itu, agar tujuan dapat tercapai dalam menangani pasien dengan melibatkan keluarga dalam perawatan serta untuk mendeteksi faktor risiko yang berkaitan dengan masalah fisik, psikologik, sosial dan lingkungan keluarga, maka dilakukan kunjungan rumah sebagai bentuk penerapan pelayanan kedokteran keluarga secara holistik, komprehensif, berkesinambungan, terpadu dan paripurna yang memandang pasien sebagai bagian dari keluarga dan lingkungannya pada tanggal 15 Juni 2015, 27 Juni 2015 dan .3.6.1. Fungsi BiologisPasien adalah anak berusia 2 tahun yang masih belum bisa merawat diri sendiri sehingga memerlukan bantuan dari orang lain seperti orang tua, kakak dan pengasuh dalam menjalani kegiatan sehari-hari. Pasien sudah berulang kali memiliki keluhan BAB cair dan pasien juga memiliki riwayat disentri pada usia 3 bulan. 3.6.2.Fungsi Psikologis Pasien dirawat oleh orang tua dan pengasuhnya. Ayah pasien merupakan satpam yang bekerja dengan pola 2 hari masuk, 1 hari libur. Ibu pasien merupakan PNS yang bekerja setiap hari senin hingga jumat, berangkat dari jam 6 pagi dan jam 6 sore sudah sampai rumah. Saat pagi sampai sore hari pasien diasuh oleh pembantu rumah tangga yang merupakan tetangga pasien. Komunikasi pasien dengan keluarga pasien berjalan baik, kedua orang tua pasien selalu memonitor keseharian pasien. Kakak pasien sering bermain dengan pasien bila sedang mempunyai waktu luang. Jika hari libur pasien dan keluarga biasanya lebih sering menghabiskan waktu dirumah.

3.6.3.Fungsi sosial Pasien adalah seorang balita yang sehari-hari tinggal dirumah dan dari pagi hingga sore hari diasuh oleh pengasuhnya. Pasien sering bermain dengan teman-teman sebayanya dilingkungan rumahnya. Sosialisasi pada tetangga sekitar cukup baik. 3.6.4.Fungsi EkonomiPasien adalah anak ke dua dari dua bersaudara. Dalam hal ekonomi, keluarga pasien termasuk ke dalam keluarga dengan ekonomi menengah. Ayah pasien bekerja sebagai satpam dan ibu pasien bekerja sebagai pegawai negeri sipil dibagian pajak. Penghasilan kedua orangtuanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti pembelian sembako dan susu pasien, bayar listrik, pemenuhan biaya sekolah, cukup untuk dana kesehatan serta membayar satu orang pengasuh. Pasien dan keluarga sudah mempunyai jaminan kesehatan untuk seluruh keluarga yaitu BPJS. 3.6.5. Fungsi adaptifDalam mengatasi suatu masalah dalam keluarga menurut ibu pasien, sering berkumpul kemudian mendiskusikannya bersama suami dan anak pertamanya, mereka mencari solusi terbaik untuk mengatasinya bersama. Pasien dalam adanya suatu masalah belum dilibatkan dalam pengambilan pendapat atau keputusan mengingat usia pasien baru 2 tahun. Dalam hal ini dapat dilihat fungsi adaptif berjalan dengan cukup baik.3.7. Identifikasi Perilaku KesehatanSelama ini pasien berobat ke klinik Dokter Yani bila terdapat masalah kesehatan. Baru kali ini saja pasien pergi berobat ke puskesmas. Keluarga pasien juga cukup mengerti pentingnya menjaga kesehatan individu dan lingkungan. Ayah pasien memiliki kebiasaan merokok. Pasien dan keluarga jarang berekreasi dan berolahraga. 3.8. Keadaan Rumah dan lingkungan sekitar Pasien tinggal di perumahan dengan lingkungan bersih dengan keamanan terjaga. Rumah berukuran kecil. Kebersihan dan kerapihan cukup terjaga, ventilasi, pencahayaan cukup namun sanitasi lingkungan rumah kurang terjaga. Jumlah orang dalam satu rumah adalah empat orang. Luas rumah 40 m2 yang terdiri dua kamar tidur, satu kamar mandi, ruang tamu, dapur dan teras depan. Atap rumah terbuat dari genteng, dinding rumah terbuat dari tembok bercat dan lantai rumah dari keramik. Penerangan rumah pada siang hari hanya dari satu jendela di sisi depan rumah sedangkan pada malam hari menggunakan lampu listrik. Ventilasi rumah memanfaatkan pintu dan jendela di sisi depan rumah. Tata letak barang dalam rumah kurang rapih banyak barang yang menumpuk pada satu tempat. Penggunaan air bersih dari pompa listrik, untuk mencuci pakaian minum, dan memasak dari pompa listrik. Limbah dialirkan ke got dan sampah dibuang ke plastik sampah di luar rumah. Kesan kebersihan lingkungan pemukiman cukup baik.3.9. Diagnosis Holistik 1. Aspek PersonalPasien dengan keluhan BAB cair sebanyak 4 kali. BAB cair sudah dirasakan selama 2 hari. BAB cair tanpa ampas, berwarna hijau dan berbau busuk. Keluhan juga disertai dengan panas dan nyeri pada perut. Pasien memiliki riwayat disentri pada usia 3 bulan dan dirawat di rumah sakit. Pasien memiliki harapan bahwa sakitnya akan sembuh. Kekhawatiran pasien adalah pasien akan dilarang main dengan teman-temannya jika masih sakit. 2. Aspek KlinikDiare ( ICD 10 CM R19.7)3. Aspek Individual Pasien berusia 2 tahun dan memiliki riwayat diare dan disentri sebelumnya. Pasien membutuhkan pelaku rawat untuk mengawasi pola makan dan penerapan perilaku hidup bersih dan sehat. 4. Aspek Psikososiala. Pasien belum memiliki kesadaran akan sakitnya dan bahaya komplikasi penyakit diareb. Sadarnya pelaku rawat yaitu keluarga pasien terhadap penyakit diare c. Sudah cukup pemahaman dan penerapan perilaku hidup bersih dan sehat dalam keluarga d. Keadaan perekonomian keluarga pasien tergolong cukup.5. Derajat Fungsional Derajat 2, pasien mampu melakukan hampir semua aktifitasnya tapi memerlukan bantuan secara fisik, kognitif atau emosional (bantuan orang lain).

Diagnosis KeluargaKeluarga nuclear family dengan kepala keluarga seorang ayah yang bekerja sebagai satpam dan istri yang bekerja sebagai PNS dengan penghasilan cukup. Pasien sebagai anak bungsu yang sering berada dirumah bersama dengan pengasuh dari pagi sampai sore hari. Kebutuhan untuk keluarga dan kesehatan sampai saat ini dapat terpenuhi dengan baik, termasuk kebutuhan primer dapat tercukupi. Pengetahuan keluarga pasien tentang diare kurang. Keluarga pasien mempunyai alokasi dana untuk kesehatan. Lingkungan rumah cukup mendukung dimana kebersihan sudah cukup, namun kerapihan kurang, pencahayaan, ventilasi dan sanitasi rumah kurang terjaga dengan baik. Kepala keluarga merokok.3.10. Daftar Masalah dan Rencana IntervensiTerselesaikannya masalah pasien, tidak ada lagi keluhan BAB cair, panas dan nyeri perut, sadarnya keluarga akan masalah kesehatan dan penerapan perilaku hidup bersih dan sehat.Untuk menindaklanjuti permasalahan klinis dan keluarga maka dilakukan rencana penatalaksanaan pasien dan keluarga. Tindakan yang dilakukan meliputi tindakan terhadap pasien, keluarga dan lingkungan sekitarnya. Masalah klinis pasien direncanakan dengan tatalaksana farmakologis dan non farmakologis dengan pembinaan terhadap keluarga.Mengatur pola makan pasien, penerapan perilaku hidup bersih dan sehat. Pembinaan keluarga adalah dengan memotivasi pelaku rawat agar memberikan pertolongan pertama saat terjadi diare dan segera mengantar pasien berobat bila terdapat keluhan ke puskesmas terdekat. Untuk masalah penyakit diare dilakukan penatalaksanaan farmakologis berupa pemberian Oralit yang diberikan 1 gelas (200 cc) setiap kali pasien BAB cair, Parasetamol sirup, dan zink. Diedukasi juga bahwa oralit harus diberikan kepada pasien setiap kali BAB cair. Edukasi mengenai diare, mulai dari penyebab, faktor resiko, tanda gejala dehidrasi, derajat dehidrasi, pencegahan penyakit diare dan komplikasi. Pasien juga dianjurkan untuk memiliki pola makan yang teratur, dan penerapan perilaku hidup bersih dan sehat.Keluarga pasien juga dimotivasi agar melakukan perilaku hidup bersih dan sehat dengan cara cuci tangan sebelum dan sesudah makan serta sesudah BAB, menggunakan air bersih, menggunakan jamban sehat, makan buah dan sayur setiap hari, melakukan aktivitas fisik setiap hari, tidak merokok bagi yang merokok, buang sampah pada tempatnya, menjaga kebersihan rumah dan ventilasi rumah yang cukup. Kesadaran akan pemeriksaan kesehatan keluarga dan membuat jaminan kesehatan keluarga.

Gambar. Alur Penatalaksanaan PasienRPS : pasien BAB cair sejak 1 hari yang lalu. Sejak kemarin malam 2x, dan sejak tadi pagi hingga berobat sudah 4x. BAB cair, tidak ada ampas, warna hijau dan berbau. Keluhan disertai dengan panas dan nyeri perutFaktor risiko internal : pasien masih berusia 2 tahun sehingga belum mengetahui cara merawat kebersihan yang baikFaktor risiko eksternal : pola makan pasien seringkali diatur oleh pengasuh pasien. Orang tua pasien tidak cukup mengawasi tentang pola makan dan pola hidup bersih dan sehat

Px. Fisik : KU : CMBB : 20 Kg

Diare Penatalaksanaan FarmakologiOralitParcetamol syrup 3 x cth I Zink Penatalaksanaan Non-farmakologiEdukasi tentang : Penyakit diare Perilaku hidup bersih dan sehat Kepada keluarga untuk memperhatikan kesehatan pasien dan mau menemani pasien ke puskesmas.An. W, berusia 2 tahunDatang ke puskesmas diantar ibunya dengan keluhan BAB cair.

3.11. Indikator Keberhasilan Pasien dan keluarga serta pengasuh memiliki kesadaran penuh akan pentingnya kesehatan, maka satu sama lain saling mengingatkan tentang penerapan perilaku hidup bersih dan sehat. Pemeliharaan lingkungan rumah yang baik sehingga kebersihan, kerapihan, ventilasi, pencahayaan dan sanitasi rumah terjaga dengan baik. Tindakan Terhadap KeluargaPenatalaksanaan pasien ini memerlukan partisipasi seluruh anggota keluarga dalam mengatasi masalah yang dihadapinya sehingga keluhan yang terjadi pada pasien tidak terulang kembali. Tindakan awal pada keluarga adalah menjelaskan masalah yang dihadapi keluarga pasien. Masalah pada keluarga ini adalah kurangnya pengetahuan keluarga mengenai penyakit diare, kurangnya penerapan perilaku hidup bersih dan sehat, dan pola asuh terhadap pasien.Pelaku rawat diberikan edukasi mengenai pentingnya meminum obat dan cara menjaga kebersihan. Pelaku rawat diberikan edukasi mengenai penyakit diare, tanda-tanda dehidrasi, obat-obat yang diminum pasien, dan penerapan perilaku hidup bersih dan sehat.3.12. Kopping Score Dilakukan penilaian terhadap penguasaan masalah dan kemampuan beradaptasi yang dapat dilihat pada Tabel . Penilaian kemampuan mengatasi masalah secara keseluruhan dan kemampuan adaptasi dengan skala : 5: dapat diselesaikan sepenuhnya oleh pasien dan keluarganya 4: penyelesaian hampir seluruhnya oleh keluarga dengan sedikit petunjuk dari orang lain/dokter/ pelayanan kesehatan 3: ada keinginan untuk penyelesaian, terdapat sumber namun perlu penggalian yang belum dimanfaatkan, hanya sedikit atas partisipasi keluarga dan sebagian besar masih dilakukan provider 2: partisipasi keluarga hanya berupa keinginan saja karena tidak mampu, tidak ada sumber, penyelesaian sepenuhnya dilakukan oleh orang lain/dokter/pelayanan kesehatan 1: tidak ada partisipasi, menolak, tidak ada penyelesaian walaupun sarana tersedia 99: tidak dapat dinilai.

No.MasalahKoping AwalKoping AkhirUpaya Penyelesaian

1.Fungsi Biologis :a. Pasien dengan Diare Akut

2

4

Awal : pasien BAB cair dengan demam dan nyeri perut. Akhir: pasien rutin meminum obat dari dokter dan menerapkan PHBS.Kunjungan I : BAB cair 2xKunjungan II : BAB cair (-)Kunjungan III: BAB cair (-)

2.

Faktor Perilaku Kesehatan Keluarga : Penerapan perilaku bersih dan sehat (PHBS)

2

4

Awal : pasien dan keluarga malas untuk mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum makan, sesudah makan dan sesudah BAB. Akhir : pasien dan keluarga sudah mulai mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum makan, sesudah makan dan sesudah BAB. Ayah pasien sudah mulai jarang merokok di dalam rumah.

3.Faktor Sosial : Pasien seorang balita yang sehari-hari hanya dirumah bersama pengasuh karena dari pagi sampai sore hari orang tua bekerja dan kakak pasien sekolah.24Awal: pasien sendirian dirumah bersama pengasuhAkhir : keluarga pasien sudah mulai menghabiskan waktu lebih banyak dengan pasien. Akhir minggu pasien mulai berekreasi bersama orang tua dan kakaknya.

Rata rata6/3=2 12/3=4

Kesan dari kemampuan penyelesaian masalah awal dalam keluarga adalah 2 yaitu keluarga cukup mampu menyelesaikan sedikit masalahnya dan masih memerlukan petunjuk penyelesaian masalah dari orang lain/dokter/provider kesehatan. Pada akhir studi dilakukan penilaian kembali mengenai kemampuan keluarga dalam menyelesaikan masalahnya.