22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian quasy ekperimetal dengan one group pretest post test design. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh senam kaki terhadap nilai Ankle Brachial Index (ABI). Penelitian quasy eksperimental adalah suatu bentuk Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui akibat yang ditimbulkan dari suatu perlakuan yang diberikan secara sengaja oleh peneliti yang bertujuan untuk menilai pengaruh suatu tindakan atau perlakuan (Wasis, 2008). Desain Penelitian ini adalah one group pretest post test design , peneliti akan melakukan pengukuran Nilai Ankle brachial Index (ABI ) sebelum dilakukan senam kaki dan pengukuran Nilai Ankle Brachial Index ( ABI) sesudah dilakukan senam kaki . B. Ruang Lingkup Penelitian 1. Waktu dan Tempat 38

BAB III

Embed Size (px)

DESCRIPTION

dddd

Citation preview

52

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIANA. Desain PenelitianPenelitian ini merupakan penelitian quasy ekperimetal dengan one group pretest post test design. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh senam kaki terhadap nilai Ankle Brachial Index (ABI). Penelitian quasy eksperimental adalah suatu bentuk Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui akibat yang ditimbulkan dari suatu perlakuan yang diberikan secara sengaja oleh peneliti yang bertujuan untuk menilai pengaruh suatu tindakan atau perlakuan (Wasis, 2008). Desain Penelitian ini adalah one group pretest post test design , peneliti akan melakukan pengukuran Nilai Ankle brachial Index (ABI ) sebelum dilakukan senam kaki dan pengukuran Nilai Ankle Brachial Index ( ABI) sesudah dilakukan senam kaki .B. Ruang Lingkup Penelitian1. Waktu dan Tempat

Waktu penelitian ini dilakukan pada 22 februari - 15 Maret 2015 dan tempat penelitian ini dilakukan di gedung Wijaya Kusuma pada Pasien DM Tipe II komunitas persadia unit RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

2. Keilmuan

Lingkup keilmuan pada penelitian ini adalah pada Ilmu Penyakit Dalam.3. Masalah

Lingkup masalah pada penelitian ini dibatasi pada pengaruh senam kaki terhadap nilai Ankle Brachial Index (ABI) pada pasien DM Tipe II pada komunitas Persadia unit RSUD Dr. Moewardi Surakarta.4. Sasaran

Sasaran pada penelitian ini dibatasi pada pasien DM Tipe II pada komunitas Persadia unit RSUD Dr. Moewardi Surakarta.C. Populasi dan Sampel

1. Populasi Populasi adalah keseluruhan dari suatu variabel yang menyangkut masalah yang diteliti (Nursalam, 2008). Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek / subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009). Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa populasi adalah keseluruhan dari subjek penelitian yang mempunyai karakteristik tertentu.Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien DM tipe II yang tergabung dalam komunitas aktif Persadia unit RSUD Dr. Moewardi tahun 2014 yang berjumlah 30 orang.2. Sampel Sampel adalah sebagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi, bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu. Peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut (Nursalam, 2008). Sampling adalah suatu proses dalam menyeleksi porsi dari populasi untuk mewakili populasi (Pariani, 2000).

Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi, untuk tujuan generalisasi atau penarikan kesimpulan mengenai populasi, maka sampel yang diambil harus dapat mewakili (representatif) populasi. Suatu sampel dikatakan representatif bila memenuhi kriteria: digunakan asas probabilitas, besar sampel cukup, ciri-ciri populasi terwakili, dan variasi antar unit populasi dibuat sekecil mungkin. Penetapan kriteria sampel yaitu kriteria inklusi dan eksklusi diperlukan dalam upaya untuk mengendalikan variabel penelitian yang tidak diteliti, tetapi memiliki pengaruh terhadap variabel independen (Hidayat, 2008).a. Besar SampelPurposive sampling merupakan teknik penentuan sampel dengan pertimbangan khusus sehingga layak dijadikan sampel. Besar sample dihitung berdasarkan populasi yang memenuhi kriteria inklusi penelitian yang sudah ditentukan peneliti ( Sugiyono, 2009). Besarnya sample untuk desain penelitian eksperimen dapat dilakukan dengan jumlah minimum responden sebanyak 15 responden (Demsey, 2002). Penentuan besarnya sampel pada penelitian ini berdasarkan pada banyaknya pasien DM Tipe II sekaligus anggota komunitas Persadia unit RSUD Dr. Moewardi yang hadir pada saat penelitian dilakukan. Jadi sampel yang direncanakan minimal 15 responden. Pada saat penelitian tanggal 22 Febuari 2015 sampai tanggal 15 Maret 2015 sampel yang digunakan sebanyak 19 responden yang sesuai dengan kriteria inklusi dan kriteria eksklusi yang telah ditetapkan oleh peneliti.b. Teknik SamplingTeknik Sampling yang digunakan dalam penentuan sampel pada penelitian ini adalah purposive sampling, dimana semua anggota populasi yang memenuhi syarat kriteria inklusi dijadikan sebagai sampel penelitian (Sugiyono, 2009). Teknik ini dipilih karena populasi dalam penelitian ini terbatas.c. Kriteria sampel

1) Kriteria inklusiKriteria inklusi adalah karakteristik umum subyek penelitian dari suatu populasi target dan terjangkau yang akan diteliti/karakteristik sampel yang layak diteliti (Nursalam, 2008). Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah:a) Pasien DM Tipe II b) Pasien dengan Usia 20-60 tahunc) Pasien dengan kesadaran penuh (Composmentis) d) Pasien yang bersedia menjadi responden2) Kriteria eksklusi

Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subyek peneliti yang tidak memenuhi kriteria inklusi karena berbagai sebab (Nursalam, 2008). Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah: Pasien DM Tipe lainnya dan Pasien DM tipe II yang mengalami komplikasi diabetes ( seperti pasien dengan luka ulkus diabetika, nefropati, retinopati, neuropati, ketoasidosis diabetika) .D. Variabel Penelitian

Variabel adalah variabel yang dikaji pada penelitian ini adalah variabel dependen dan variabel independen yaitu:

1. Variabel Dependen (terikat )Variabel dependen adalah variabel yang kondisi atau nilainya dipengaruhi oleh variabel lain (Umar, 2012 ). Variabel dependen pada penelitian ini adalah peningkatan nilai nilai Ankle Brachial Index (ABI).2. Variabel Independen

Variabel independen adalah variabel yang akan menentukan dan akan berpengaruh terhadap variabel variabel lain (Umar, 2012). Variabel independen pada penelitian ini adalah Tindakan Senam Kaki.E. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah suatu definisi mengenai variabel yang di rumuskan berdasarkan karakteristik-karakteristik variabel tersebut yang di amati (Nursalam, 2008).

Tabel 3.1. Definisi OperasionalVariabelDefinisi OperasionalAlat dan Cara UkurHasil UkurSkala

Independen Tindakan Senam KakiTindakan senam kaki diberikan pada pasien DM Tipe II dengan gerakan yang brfokus pada kaki, senam dilakukan 3 kali ( selama 30 menit setiap pertemuan) dalam seminggu, bertujuan untuk meningkatkan sirkulasi darahSOP terdiri dari 8 langkah gerakan senam Kaki , dan lembar evaluasi pelaksanaan senam kaki yang terdiri dari 8 item-

dependen:

nilai Ankle Brachial Index

Test non invasive dengan mengukur nilai dari tekanan sistolik kaki bagian bawah dengan tekanan sistolik dilengan nilai ABI diukur 5 menit sebelum pelaksanaan senam pada pertemuan pertama, dan 5 menit setelah senam pada pertemuan terakhir.

Tensimeter DigitalDengan cara mengukur nilai systole ankle kemudian mengukur systole Brachial dan memasukanya dalam lembar observasi responden. Kemudian menghitung nilai ABI dengan cara membagi Nilai systole Ankle dengan Systole Brachial

Nilai Ankle Brachial Indek

Rasio

F. Instrumen PenelitianPada penelitian ini peneliti menggunakan instrumen lembar observasi yang akan digunakan selama proses pengambilan data untuk mencatat hasil observasi pada responden yang diukur nilai systole ankle dan systole brachialnya, kemudian dicatat pada lembar observasi. Isi dari lembar observasi responden terdiri dari : Identitas pasien ( meliputi no responden, nama responden, umur responden dan jenis kelamin responden) dan Nilai Systole ankle dan brachial sebelum dan setelah dilakukan senam kaki. Penggunaan lembar observasi ini akan memudahkan peneliti dalam mendokumentasikan hasil yang telah di observasi. Pengukuran menggunakan Tensimeter Digital.G. Validitas dan ReabilitasValiditas adalah kehandalan pengukuran dan pengamatan instrument dalam mengumpulkan data (Nursalam, 2008). Alat untuk mengukur systole yang digunakan untuk menentukan nilai Ankle Brachial Index (ABI) adalah Tensimeter Digital yang sudah diuji dan dikalibrasi oleh Perusahaan pembuat alat tersebut..Reabilitas adalah kesamaan hasil pengukuran dan pengamatan bila fakta atau kenyataan hidup diukur atau diamati berkali-kali dalam waktu berlainan( Nursalam ,2008).H. Prosedur PenelitianPengumpulan data merupakan langkah awal dalam mendapatkan data penelitian. Pengumpulan data penelitian ini akan dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :1. Tahap Persiapan

Pada tahap ini peneliti melakukan kegiatan pengajuan judul penelitian, melaksanakan studi pendahuluan yaitu pada tanggal 28 Desember 2014, kemudian tanggal 12 - 22 Januari 2015 peneliti menyusun proposal penelitian. Selanjutnya pada tanggal 22 Januari 2015 proposal disetujui dan pada tanggal 27 Januari 2015 dilakukan sidang proposal. Kemudian dilanjutkan pengesahan oleh pembimbing dan penguji. Pada bulan Februari 2015 peneliti mengajukan perijinan ke Persadia unit RSUD Dr. Moewardi Surakarta dan peneliti telah disetujui untuk memulai penelitian. Sebelumnya peneliti sudah mengajukan etical clearance di Komisi Etik Penelitian Fakultas Kedokteran UNS yang terletak di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. 2. Pelaksanaan Penelitian.Pada saat penilitian peneliti akan dibantu asisten peneliti, yaitu mahasiswa semester VII jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Surakarta. Pada 22 Februari 2015 Peneliti melakukan Uji kesepahaman atau Uji Interrater reability tentang cara mengukur systole ankle dan brachial . Pada tahap ini peneliti dan asisten peneliti bersama-sama melakukan pengukuran Systole ankle dan brachial dengan instrument yang sama, pada tempat dan waktu yang sama , dan dua pasien yang sama. Kemudian membandingkan hasil penelitian masing-masing observer. Untuk mendapatkan reabilitas digunakan program SPSS atau rumus yang dikemukakan oleh Kappa . Kriteria uji kesepahaman pada penelitian ini ialah jika hasil kappa < 0,40 maka uji kesepahaman termasuk buruk, jika hasil kappa 0,40-0,60 maka termasuk cukup, jika uji kesepahaman kappa 0.61-0,75 maka termasuk memuaskan, dan jika uji kappa bernilai > 0,75 maka uji kappa termasuk istimewa ( Arikunto, 2010). Berdasarkan Uji Kappa nilai systole ankle didapatkan data :

Tabel 3.2. Uji Kappa nilai systole ankleUji Cohen KappaNilai Koefisien KappaP Value

Observer 10,5450,000

Observer 20,7620,000

Sumber : Data primer (Diolah SPSS versi 19.0 for windows)

Hasil Uji Kappa nilai systole ankle Peneliti dengan Observer 1 menunjukkan nilai koefisien Kappa 0,054 dengan p value sebesar 0,000 dengan hasil ini nilai koefisien kappa termasuk cukup (0,40-0,60) dan p value < 0,05 dengan demikian presepsi antara peneliti dengan observer 1 sama. Hasil Uji Kappa nilai systole ankle Peneliti dengan Observer 2 menunjukkan nilai koefisien Kappa 0,762 dengan p value sebesar 0,000 dengan hasil ini nilai koefisien kappa termasuk istimewa (>0,75) dan p value < 0,05 dengan demikian presepsi antara peneliti dengan observer 2 sama.Tabel 3.3. Uji Kappa nilai systole Brachial

Uji Cohen KappaNilai Koefisien KappaP Value

Observer 10,5450,000

Observer 20,5450,000

Sumber : Data primer (Diolah SPSS versi 19.0 for windows)

Hasil Uji Kappa nilai systole brchial Peneliti dengan Observer 1 menunjukkan nilai koefisien Kappa 0,545 dengan p value sebesar 0,000 dengan hasil ini nilai koefisien kappa termasuk cukup (0,40-0,60) dan p value < 0,05 dengan demikian presepsi antara peneliti dengan observer 1 sama. Hasil Uji Kappa nilai systole brachial Peneliti dengan Observer 2 menunjukkan nilai koefisien Kappa 0,545 dengan p value sebesar 0,000 dengan hasil ini nilai koefisien kappa termasuk cukup (0,40-0,60) dan p value < 0,05 dengan demikian presepsi antara peneliti dengan observer 2 sama.

Selanjutnya pada minggu ketiga peneliti dan asisten peneliti akan melakukan pengukuran Systole ankle dan brachial responden sebelum/ pre ( pada pertemuan pertama) dan sesudah/ post (pada pertemuan ketiga) pelaksanaan senam kaki. Senam dilakukan selama 3x pertemuan ( 8 Maret 2015, 12 Maret 2015, dan 15 Maret 2015) dan selama pelaksanaan senam , responden akan dibagi menjadi 2 kloter senam kaki, dimana setiap kloter terdiri dari 5-10 responden sebelumnya telah dilakukan pemilihan sampel yang sesuai dengan kriteruia inklusi dan melakukan informed consent pada sampel yang akan diteliti serta mengumpulkan data yang diperoleh dari lembar observasi dan melakukan pengolahan serta analisis data.3. Tahap Pengolahan data dan Analisis dataSetelah data penelitian terkumpul langkah selanjutnya pengolahan data dan analisa data. Data dianalisa menggunakan uji Paired T Test. Dimana significancy yang digunakan 5 %. Pada uji Paired T Test jika p > 0.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima begitu pula sebaliknya. I. Pengolahan dan Analisa Data1. Pengolahan data

Pengolahan data pada penelitian ini akan dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut :a. Editing

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan (Hidayat, 2009). Editing dilakukan untuk meneliti kembali apakah isian dalam lembar observasi sudah lengkap. Editing dilakukan di tempat pengumpulan data, sehingga jika ada data yang kurang dapat segera dilengkapi.

b. CodingCoding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori (Hidayat, 2009). Teknik coding dilakukan dengan memberikan tanda pada masing-masing jawaban dengan kode berupa angka. Selanjutnya dimasukan ke dalam lembaran tabel kerja.c. Tabulating

Tabulating adalah kegiatan memasukkan data hasil penelitian dalam klasifikasi ke dalam tabel sesuai dengan data yang ditemukan dari responden.2. Analisis data

Analisa data dilakukan dengan uji statistik yaitu dengan uji univariat dan uji bivariata. Uji Univariat

Analisa univariat akan disajikan distibusi prevensi dalam bentuk sentral tendensi yang terdiri dari mean, median, modus, sudut deviasi, standar minimum dan maximum sehingga akan tergambar fenomena yang berhubungan dengan variabel yang diteliti. Analisa univariat bertujuan untuk mengetahui nilai Ankle Brachial Index (ABI) pada pasien DM tipe II sebelum dan sesudah dilakukan senam kaki .b. Uji Bivariat

Analisis Bivariat dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengaruh senam kaki terhadap nilai Ankle Brachial Index (ABI) pasien DM Tipe II. Pada analisa bivariat ini peneliti akan melakukan uji normalitas data menggunakan Shapiro-wilk. Apabila data berdistribusi normal menggunakan uji statistik parametric. Pengujian hipotesis parametrik yang digunakan adalah dengan uji paired sample t-test , karena dilihat dari skala data yang digunakan termasuk numerik dan sampel yang digunakan adalah sampel berpasangan . Apabila data tidak berdistribusi normal maka mengunakan uji hipotesis non parametrik. Uji non parametrik yang digunakan mengunakan uji wilcoxon signed rank test.J. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian, peneliti mengajukan permohonan ijin kepada Ketua Persadia Unit RSUD Dr. Moewardi untuk mendapatkan persetujuan. Melakukan pendekatan kepada pasien untuk mendapatkan persetujuan dari pasien sebagai subjek penelitian.Menurut Nursalam (2008) menyatakan bahwa secara umum prinsip etika dalam penelitian atau pengumpulan data dapat dibedakan menjadi 3 bagian, yaitu:1. Prinsip Manfaat

a. Bebas dari penderitaan

Penelitian harus dilakukan tanpa mengakibatkan penderitaan kepada subjek, khususnya jika menggunakan tindakan khusus.b. Bebas dari eksploitasi

Partisipasi subjek dalam penelitian harus dihindarkan dari keadaan yang tidak menguntungkan. Subjek harus diyakinkan bahwa partisipasinya dalam penelitian atau informasi yang telah diberikan, tidak akan dipergunakan dalam hal-hal yang bisa merugikan subjek dalam bentuk apapun.c. Resiko (benefits ratio)

Peneliti harus secara hati-hati mempertimbangkan resiko dan keuntungan yang akan berakibat kepada subjek pada setiap tindakan.2. Prinsip Menghargai Hak Asasi Manusia (Respect Human Dignity)

a. Hak untuk ikut atau tidak menjadi responden (right to self-determination)Subjek harus diperlakukan secara manusiawi. Subjek mempunyai hak memutuskan apakah mereka bersedia menjadi subjek atupun tidak, tanpa adanya sangsi apapun atau akan berakibat terhadap kesembuhannya, jika mereka seorang pasien.

b. Hak untuk mendapatkan jaminan dari perlakuan yang diberikan (right to full disclosure)Seorang peneliti harus memberikan penjelasan secara rinci serta bertanggung jawab jika ada sesuatu yang terjadi kepada subjek. c. Informed Consent

Subjek harus mendapatkan informasi secara lengkap tentang tujuan penelitian yanga akan dilaksanakan, mempunyai hak untuk bebas berpartisipasi atau menolak menjadi responden. Pada informed consent juga perlu dicantumkan bahwa data yang diperoleh hanya akan dipergunakan untuk pengembangan ilmu.3. Prinsip Keadilan ( Right to Justice)a. Hak untuk mendapatkan pengobatan yang adil (right in fair treatment)Subjek harus diperlakukan secara adil baik sebelum, selama dan sesudah keikutsertaannya dalam penelitian tanpa adanya diskriminasi apabila ternyata mereka tidak bersedia atau dropped out sebagai responden.

b. Hak dijaga kerahasiaannya (right to privacy)Subjek mempunyai hak untuk meminta bahwa data yang diberikan harus dirahasiakan, untuk itu perlu adanya anonymity (tanpa nama) dan confidentiality (rahasia). 38