12
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknologi Farmasi dan Kimia FFS Universitas Muhammadiyah Prof. DR HAMKA Jakarta dan Laboratorium Kimia Pangan Institut Pertanian Bogor. 2. Waktu Penelitian Penelitian berlangsung dari bulan April – September 2013 B. Pola Penelitian 1. Pengumpulan dan penyediaan bahan penelitian 2. Determinasi tanaman 3. Pembuatan ekstrak bunga rosella 4. Rancangan formula dan pembuatan hard molded lozenges 5. Evaluasi hard molded lozenges 6. Analisis data C. Cara Penelitian 1. Alat dan Bahan Penelitian a. Alat Timbangan analitik (Jinghai Instrumen), blender, ayakan no.20, wadah tertutup untuk maserasi, vakum rotari evaporator, botol timbang, oven (Memmert), hot plate (Maspion S-301), cawan porselen, tanur (Barnstead 14

BAB III

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bab tri

Citation preview

BAB III

15

BAB III

METODOLOGI PENELITIANA. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknologi Farmasi dan Kimia FFS Universitas Muhammadiyah Prof. DR HAMKA Jakarta dan Laboratorium Kimia Pangan Institut Pertanian Bogor.

2. Waktu PenelitianPenelitian berlangsung dari bulan April September 2013B. Pola Penelitian

1. Pengumpulan dan penyediaan bahan penelitian

2. Determinasi tanaman

3. Pembuatan ekstrak bunga rosella4. Rancangan formula dan pembuatan hard molded lozenges5. Evaluasi hard molded lozenges6. Analisis dataC. Cara Penelitian

1. Alat dan Bahan Penelitiana. Alat

Timbangan analitik (Jinghai Instrumen), blender, ayakan no.20, wadah tertutup untuk maserasi, vakum rotari evaporator, botol timbang, oven (Memmert), hot plate (Maspion S-301), cawan porselen, tanur (Barnstead Thermolyne), pengaduk, cetakan candy, termometer, viskometer brookfield, texture analyzer TA-TX21, desikator, erlenmeyer, pipet volume, labu ukur, refluks, buret, batu didih. b. Bahan

Kelopak bunga rosella (BALITTRO), etanol 70% (CV. Harum Kimia), corn syrup (Korea), manitol (Qingdao Bright), akuades, etil asetat, serbuk seng P, asam klorida 2N, asam klorida pekat, reagen Luff Schoorl, KI 20%, Asam sulfat 25%, natrium tiosulfat 0,1N, indikator kanji 0,5%. 2. Pembuatan ekstrak rosellaa. Pengumpulan dan penyediaan bahan Bahan yang digunakan adalah bunga rosella yang diperoleh dari Balitro Bogor. b. Determinasi tanaman

Determinasi tanaman rosella (Hibiscus sabdariffa L.) dilakukan di Pusat Penelitian Biologi, LIPI, Cibinong.c. Pembuatan Serbuk

Kelopak bunga rosella dikumpulkan, dicuci dengan air mengalir, lalu ditiriskan dan dikeringkan. Untuk simplisia jenis bunga seperti rosella cukup dengan cara diangin-anginkan diudara terbuka dan terlindung dari cahaya matahari (Agoes 2009). Simplisia yang telah dikeringkan dicampur menjadi satu, kemudian diserbuk dengan blender dan diayak dengan pengayak no.20 (Anonim 2000).d. Pembuatan Ekstrak Kental dengan Metode Maserasi

Serbuk kelopak bunga rosella sebanyak 1000 g dimaserasi dengan pelarut etanol 70% hingga seluruh serbuk terbasahi dan terendam ke dalam wadah maserasi sampai seluruh simplisia terendam dan pelarut dilebihkan setinggi kurang lebih 2 cm diatas permukaan simplisia. Kemudian ditutup dan dibiarkan selama 3 hari di tempat terlindungi dari cahaya pada suhu ruang (250C) sambil sesekali diaduk. Setelah 3 hari diserkai dari ampas dan diperas. Maserat yang diperoleh dikumpulkan dalam bejana tertutup. Perlakuan dilakuakan berulang sebanyak 3 kali, untuk memaksimalkan penarikan zat aktif. Kemudian dipekatkan dengan alat rotari evaporator pada suhu kurang lebih 600C hingga diperoleh ekstrak kental (Nisma dkk. 2011).e. Pemeriksaan Ekstak Kental Kelopak Bunga Rosella

a) Pemeriksaan Organoleptis

Pemeriksaan organoleptis dilakukan dengan cara mendeskripsikan bentuk, warna, bau, dan rasa ekstrak (Anonim 2000).a) Uji kekentalan (Anonim 2000).

Alat yang digunakan adalah viscometer brookfield dengan rotor yang sesuai dengan konsentrasi ekstrak. Dipilih spindel yang sesuai, lalu spindel dipasang pada alat uji kemudian diatur sedemikian rupa sehingga spindel tercelup dalam ekstrak, kemudian alat diaktifkan.b) Uji Susut Pengeringan

Ekstrak ditimbang 2 gram dalam botol timbang yang sebelumnya botol telah dipanaskan pada suhu 1050C selama 30 menit dan telah ditara, kemudian dimasukkan kedalam oven, dibuka tutupnya dan dikeringkan bersama tutupnya selama 1 jam. Botol timbang harus segera ditutup dibuka, kemudian ditimbang, pengeringan dilanjutkan pada suhu 1050C sampai bobot konstan. Susut pengeringan dinyatakan dalam persen (%) (Anonim 2008).c) Uji Identifikasi Flavonoid

Adapun uji penapisan fitokimia flavonoid, beberapa mg ekstrak dilarutkan 5 ml etil asetat. Kemudian disaring dan filtrat ditampung. Filtrat digunakan sebagai larutan percobaan selanjutnya. Larutan percobaan sebanyak 1 ml diuapkan hingga kering. Residu ditambahkan 2 ml etanol 95%, 0,5 gram serbuk seng P, dan 2 ml asam klorida 2N, dan didiamkan 1 menit. Kemudian ditambahkan 10 tetes klorida pekat, dikocok perlahan, dan didiamkan 2-5 menit. Terbentuk warna merah intensif yang menandakan positif flavonoid (Anonim 1997).d) Perhitungan Rendemen Ekstrak (Anonim 2008)Perhitungan dilakukan untuk mengetahui persentase ekstrak yang dihasilkan dari setiap gram serbuk kering dengan metode ekstraksi yang dipilih. Persen rendemem didapat dari:

% Rendemen=Jumlah ekstrak kentalX100%...........................(1)

Jumlah serbuk kering

3. Formulasi Hard molded lozengesBerdasarkan penelitian Sarbini (2005), dosis penggunan serbuk rosella 1,5 gram perhari dilarutkan dalam air untuk efek menangkal radikal bebas. Untuk mengetahui dosis bahan aktif yaitu ekstrak kelopak bunga rosella, maka dapat dihitung dengan cara menyetarakannya dengan 1,5 gram serbuk kering kelopak bunga rosella. Jumlah serbuk kering yang digunakan dalam ekstraksi sebanyak 1503 gram, dan jumlah ekstrak kental yang didapat dari ekstraksi kelopak bunga rosella yang dilakukan sebanyak 724,4185 gram. Formula hard molded lozenges dapat dilihat pada tabel 1.

Jumlah ekstrak tiap sediaan

(X)=1,5 gramXJumlah ekstrak kental yang didapat......................(2)

Jumlah serbuk kering

=1,5 gramX724,4185 g

1503 gram

=0,723 gram

Bobot setiap sediaan adalah 3 gram, maka zat aktif yaitu ekstrak kelopak bunga rosella yang terkandung adalah 24,1 % tiap sediaan. Dengan perbandingan corn syrup dan manitol pada 1:4, 1:5, 1:6, dan 1:7. Tabel 1. Formula Hard Molded Lozenges (Allen 2002)No.BahanFungsiBobot (%)

F1F2F3F4

1Ekstrak kentalBahan aktif24,124,124,124,1

2Corn syrup Pemanis15,1812,6510,849,49

3ManitolPemanis60,7263,2565,0666,41

4Akuades ad Pelarut100100100100

Keterangan: F1 F4=Formula 1 Formula 4Perbandingan Corn Syrup : Manitol

Formula 1 = (1 : 4)Formula 2 = (1 : 5)

Formula 3 = (1 : 6)

Formula 4 = (1 : 7)Cara pembuatan hard molded lozenges (Allen 2002) :

a) Siapkan alat-alat.

b) Ditimbang bahan-bahan yang akan digunakan.

c) Siapkan cawan lalu masukkan serbuk manitol dan tambahkan akuades sambil sedikit diaduk hingga larut. Masukan corn syrup, campur hingga homogen.d) Setelah campuran homogen, tutup cawan dan panaskan diatas hot plate hingga mendidih, biarkan mendidih selama 2 menit. e) Setelah didihkan, angkat cawan dari hot plate dan biarkan suhu hingga 550C tanpa diaduk. Setelah suhu sesuai, tambahkan ekstrak. Aduk campuran dengan cepat hingga benar-benar homogen. f) Setelah homogen segera tuangkan campuran ke dalam cetakan dan ditunggu hingga mengeras dan dingin. Setelah itu keluarkan dari cetakan.g) Hasil hard molded lozenges dibungkus dengan plastik dan disimpan dalam wadah tertutup rapat. 4. Evaluasi Hard Molded Lozenges

Evaluasi hard molded lozenges yang dilakukan meliputi :1) Organoleptis (Bambang 1988)

Pemeriksaan organoleptis meliputi pemeriksaan bentuk, warna, bau, dan rasa. 2) Ketebalan

Ketebalan hard molded lozenges diukur dengan menggunakan mikrometer skrup terhadap 10 sediaan hard molded lozenges. Tiap sediaan diukur, kemudian dihitung rata-rata dan standar deviasinya. (Anonim 1979)3) Tekstur (Smewing 1999)

Uji tekstur yang dilakukan meliputi kekerasan (hardness) dan kelengketan (stickiness). Uji tekstur dilakukan dengan menggunakan alat Texture Analyser TA-XT21 .Prosedur penggunaan alat texture analyser :

a) Nyalakan texture analyser.b) Nyalakan komputer untuk menjalankan program.

c) Tentukan parameter tekstur (kekerasan dan kelengketan tentukan golongan bahan yang akan diukur (hard molded lozenges).

d) Pilih probe dan setting pengukuran.

e) Lakukan kalibrasi ketinggian probe.

f) Lakukan pengukuran tekstur sempel.

g) Baca hasil dari grafik yang didapat.4) Kadar air (Anonim 2008) Cara kerja :1. Panaskan cawan beserta tutupnya dalam oven pada suhu 100 C 2 C selama lebih kurang satu jam dan dinginkan dalam desikator selama 20 menit - 30 menit kemudian timbang dengan neraca analitik (cawan dan tutupnya) (W0)2. Masukkan 5 g contoh ke dalam cawan, tutup, dan timbang (W1)3. Panaskan cawan yang berisi contoh tersebut dalam keadaan terbuka dengan meletakkan tutup cawan disamping cawan di dalam oven pada suhu 100 C 2 C selama tiga jam (tiga jam setelah suhu oven 100 C)4. Tutup cawan ketika masih di dalam oven, pindahkan segera ke dalam desikator dan dinginkan selama 20 menit - 30 menit kemudian timbang5. Lakukan pemanasan kembali selama 1 jam dan ulangi kembali sampai perubahan berat antara pemanasan selama 1 jam mempunyai interval 2 mg (W2)6. Lakukan pekerjaan duplo;

7. Hitung kadar air dalam contoh.PerhitunganKadar air =W1 - W2X100 %

W1 W0

Dengan : W0 adalah bobot cawan kosong dan tutupnya (g)W1 adalah bobot cawan, tutupnya dan contoh sebelum dikeringkan (g)W2 adalah bobot cawan, tutupnya dan contoh setelah dikeringkan (g)5) Kadar abu (Anonim 2008)Cara kerja

a) Panaskan cawan dalam tanur pada suhu 525 C 5 C selama lebih kurang satu jam dan dinginkan dalam desikator selama 30 menit kemudian timbang dengan neraca analitik (W0)b) Masukkan 5 g 10 g contoh ke dalam cawan dan timbang (W1) c) Panaskan cawan yang berisi contoh dalam hot plate hingga mengarang.d) Tempatkan cawan yang berisi contoh tersebut dalam tanur pada suhu 525 C sampai terbentuk abu berwarna putihe) Pindahkan segera ke dalam desikator dan dinginkan selama 30 menit kemudian timbang (W2)f) Lakukan pekerjaan duplog) Hitung kadar abu dalam contohPerhitunganKadar abu =W1 - W2X100%

W1 W0

Dengan :

W0 adalah bobot cawan kosong (g)W1 adalah bobot cawan dan contoh sebelum dikeringkan (g)W2 adalah bobot cawan dan contoh setelah dikeringkan (g)6) Gula reduksi (Anonim 2008)Cara kerja

a) Timbang 2 g contoh dan masukkan ke dalam labu ukur 250 ml, tambahkan air dan kocokb) Tambahkan 5 ml Pb-asetat setengah basa dan goyangkanc) Teteskan 1 tetes larutan (NH4)2HPO4 10 %. Apabila timbul endapan putih maka penambahan Pb-asetat setengah basa sudah cukupd) Tambahkan 15 ml larutan (NH4)2HPO4 10 %. Untuk menguji apakah Pb-asetat setengah basa sudah diendapkan seluruhnya, teteskan 1 tetes 2 tetes (NH4)2HPO4 10%. Apabila tidak timbul endapan berarti penambahan (NH4)2HPO4 10% sudah cukupe) Goyangkan dan tepatkan isi labu ukur sampai tanda garis dengan air suling, kocok 12 kali, biarkan dan saringf) Pipet 10 ml larutan hasil penyaringan dan masukkan ke dalam Erlenmeyer 500 mlg) Tambahkan 15 ml air suling dan 25 ml larutan Luff Schoorl (dengan pipet) serta beberapa butir batu didihh) Hubungkan Erlenmeyer dengan pendingin tegak, panaskan diatas pemanas listrik, usahakan dalam waktu 3 menit sudah harus mulai mendidihi) Panaskan terus selama 10 menit (pakai stopwatch) kemudian angkat dan segera

dinginkan dalam bak berisi es (jangan digoyang)j) Setelah dingin tambahkan 10 ml larutan KI 20 % dan 25 ml larutan H2SO4 25 % (hati-hati terbentuk gas CO2) Titer dengan larutan natrium tio sulfat 0,1 N dengan indikator larutan kanji 0,5 % (V1)k) Kerjakan penetapan blanko dengan 25 ml air dan 25 ml larutan Luff Schoorl seperti cara diatas (V2)

PerhitunganGula reduksi (%) =W1 x fpX 100%

W

Dengan :

W1 adalah bobot glukosa, berdasarkan tabel ekuivalen natrium tiosulfat (mg)Jumlah natrium tiosulfat 0,1 N yang diperlukan untuk mencari bobot glukosa dalam tabel adalah pengurangan volume titar blanko dengan volume titar contoh (V2 V1)

fp adalah faktor pengenceranW adalah bobot contoh (mg)5. Analisis data

Data hasil uji tekstur hard molded lozenges dengan corn syrup dan manitol sebagai basis dari masing-masing formula dianalisa dengan ANAVA satu arah dengan taraf kepercayaan 95% (=0,05), dilanjutkan uji Tukey untuk melihat perbedaan pada masing-masing formula.

.................................................(5)

......................................................(4)

..........................................................(3)

14