Upload
juniar-johansyah-s
View
50
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
fix
Citation preview
BAB III
ANALISA DATA
3.1. Kebutuhan Air Tanaman
Kebutuhan air tanaman dapat diartikan sebagai besarnya (banyaknya) air yang
benar-benar digunakan untuk pertumbuhan tanaman (untuk evaporasi dan transpirasi)
agar tanaman dapat tumbuh baik. Dalam hal ini, kebutuhan air tanaman dapat dibagi
menjadi beberapa bagian sebagai berikut.
3.1.1. Kebutuhan Air Tanaman untuk Penggunaan Konsumtif
Seperti dijelaskan sebelumnya, kebutuhan air tanaman merupakan besarnya air
yang dibutuhkan untuk mengganti air yang hilang akibat penguapan. Air yang menguap
dapat melalui permukaan air bebas di muka bumi (evaporasi), atau melalui daun-daun
tanaman (transpirasi). Bila kedua proses tersebut berjalan bersamaan, maka terjadilah
apa yang disebut evapotranspirasi. Besar kebutuhan air tanaman dinyatakan dalam
penggunaan konsumtif (mm/hari), yang besarnya:
Cu = k x ETo
Dimana :
k = koefisien tanaman
ETo = Evaporasi Potensial
Cu = Cunsumtive Use, (mm) dapat dinyatakan dengan Etc.
Besar nilai k dipengaruhi jenis, varietas, dan umur pertumbuhan tanaman. Besar ETo
dipengaruhi oleh faktor iklim, yaitu : suhu, kelembaban relatif, kecerahan matahari, dan
kecepatan angin. Usaha memperkecil kebutuhan air tanaman tidak dapat dilakukan
dengan memperkecil nilai ETo (karena berhubungan dengan faktor iklim), namun hanya
dapat dilakukan dengan memperkecil nilai k. Mengubah faktor k berarti mengubah
jenis, varietas, atau umur pertumbuhan tanaman.
3.1.2. Kebutuhan Air untuk Pengolahan Tanah
Besar air yang dibutuhkan untuk pengolahan tanah adalah 5-10 mm/hari, atau
ditentukan dengan rumus sebagai berikut.
36
37
Wp = [A x s + A x d (n – 1) / 2] x 10
Dimana :
Wp : Besar air yang dibutuhkan saat pengolahan tanah (m3)
n : Jumlah hari pengolahan tanah
s : Tinggi air untuk pengolahan
d : Unit water requirement (mm) = evaporasi + perkolasi
A : Luas daerah yang akan diolah (ha)
3.1.3. Kebutuhan Air untuk Pembibitan
Air untuk pembibitan diberikan bersamaan dengan air untuk pengolahan tanah,
yaitu antara 20-30 hari sebelum penanaman. Kebutuhan airnya 5-7 mm/hari.
3.1.4. Kebutuhan Air untuk Penggantian Lapisan Air
Ada beberapa-beberapa ketentuan dalam penggantian lapisan air, ketentuan-
ketentuan tersebut sebagai berikut.
1. WLR diperlukan apabila terjadi pemupukan maupun penyiangan yaitu 1-2 bulan
dari transplating/penanaman sebesar 50 mm selama 40 hari. Jadi WLR (Water Level
Requirement) adalah sebesar 1.25 mm/hari.
2. WLR = 50 mm (diperlukan penggantian lapisan air diasumsikan = 50 mm), ada
pada KP bagian penunjang
3. Jangka waktu WLR = 30 hari (selama 30 hari air digunakan untuk WLR sebesar 50
mm).
Sebagai contoh, berikut contoh perhitungan dalam periode 10 hari.
WLR = 50 mm selama 30 hari
maka dari data tersebut didapat WLR/10 hari = 50 mm : 10 hari
Dan WLR/hari = 50 mm/40
= 1,25 mm/hari
3.2. Perhitungan Curah Hujan
Pada dasarnya, curah hujan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu : curah hujan
nyata yang yang diartikan sebagai sejumlah curah hujan yang nyata yang jatuh di suatu
daerah. Dan curah hujan efektif yang diartikan sebagai curah hujan yang jatuh pada
suatu daerah dan dapat digunakan untuk pertumbuhan tanaman. Dalam hal ini yang
menjadi sub pokok bahasan adalah curah huhan efektif.
38
3.2.1. Perhitungan Curah Hujan Efektif
Perhitungan curah hujan efektif dengan menggunakan metode PU (Perencanaan
Umum), dapat dicari dengan rumus berikut.
Untuk tanaman padi : (0,7 x Ra)/n
Untuk tanaman palawija : (0,5 x Ra)/n
Dimana :
Ra : Curah hujan efektif dengan probabilitas 80%
N : Pembagian pola tata tanam
Reff : Curah hujan efektif
Contoh perhitungan curah hujan efektif metode PU untuk Bulan November sebagai
berikut.
Diketahui :
Ra : 124
n : 10 harian
maka didapat untuk padi : (0,7 x 124)/10 = 8,680 mm/hari
3.3. Perhitungan Kebutuhan Air Irigasi
Kebutuhan total air irigasi yang diukur pada pintu pengambilan dalam satu
periode adalah hasil kali kebutuhan air di sawah dengan faktor efisiensi dan jumlah hari
dalam satu periode penanaman. Rumus yang digunakan sebagai berikut :
DR = (WR x A T) . (Ki x 1000)
Dimana :
DR : Kebutuhan air irigasi pada pintu pengambilan (m3)
WR : Kebutuhan air di sawah (mm/hari)
: Cu + P + WLR + Pd – Re
A : Luas sawah yang dialiri (ha)
Ki : Efisiensi irigasi
T : Periode waktu pemberian air
: jumlah hari dalam 1 periode x 24 jam x 3600 detik
39
3.3.1. Perhitungan Pola Tata Tanam dengan Metode KP PU
Perhitungan pola tata tanam dengan metode KP PU dapat dihitung dengan
rumus sebagai berikut.
1. Kebutuhan air irigasi di sawah :
NFR = Etc + P – Re + WLR
2. Kebutuhan air irigasi untuk tanaman padi:
Dimana :
I : Efisiensi irigasi
NFR : Kebutuhan Air Irigasi di sawah
Berikut contoh perhitungan kebutuhan air irigasi dengan metode KP PU.
Data yang diketahui :
Tanaman padi berumur 120 hari
Tanaman jagung berumur 105 hari
Tanaman kacang tanah berumur 90 hari
Penanaman dimulai pada 1 Oktober
Sistem pembagian pola tata tanam 15 harian
Waktu penggantian air (WLR) = 45 hari
WLR dimulai pada hari ke-15 setelah masa tanam
Jangka waktu penyiapan lahan (T) selama 45 hari
Air yang dibutuhkan untuk penjenuhan (S) = 300 mm
Perhitungan kebutuhan air irigasi untuk bulan Oktober periode II,
1. Menggambar PTT sesuai dengan jenis tanaman dan waktu mulai tanam
2. Menentukan koefisien tanaman padi sesuai dengan grafik periode umur tanaman
3. Rerata koefisien tanaman dihitung dengan rumus :
Rerata =
= (1,280+1,140)/2 = 1.210
4. Memasukkan harga evapotranspirasi potensial (Et0) dari tabel data evapotranspirasi
tanaman. Pada Bulan Oktober besar harga Et0 = 6,780 mm/hari.
IR =
40
5. Menghitung penggunaan air konsumtif (PAK) dengan rumus
PAK = c x ETo
= 6,280 x 1,140
= 7,159 mm/hari
6. Dari PTT didapat Rasio Luas Penggunaan Air Konsumtif (PAK) = 1/4 = 0,250
7. Penggunaan Air Konsumtif dengan Rasio Luas, dihitung dengan rumus
PAK degan Rasio Luas = PAK x Rasio Luas
= 7,159 x 0,250
= 1,790 mm/hari
8. Perkolasi dapa diketahui berdasarkann jenis tanah, yaitu : loam dengan perkolasi
sebesar 3 mm/hari
9. Rasio Luas Perkolasi = 1/4 = 0,250
10. Perkolasi dengan rasio luas = Perkolasi x Rasio Luas Perkolasi
= 3 x 0,250 = 0,750 mm/hr
11. Kebutuhan Air untuk Penyiapan Lahan didapat dari Tabel Kebutuhan Air untuk
Penyiapan Lahan dengan cara interpolasi Eo + P dengan S dan T :
Eo + P = {(1.1x ETo)+P}
Dengan, S = 300 mm
T = 45 hari
Eo + P = (1.1 x 6.280) + 2
= 12,826
Dengan interpolasi untuk ETo + P = 12,826 maka banyaknya air yang dipersiapkan
untuk pengolahan lahan = 12,826 mm/hari.
12. Dari PTT didapat Rasio Luas PL = 1/4 = 0,250
13. PL dengan Rasio Luas = PL x Rasio Luas PL
41
= 3 x 0,250
= 0,750 mm/hr
14. Penggantian Lapisan Air ( WLR ) = 45 hari, di mulai pada hari ke 15
WLR = 50/45
= 1.11 mm/hr
15. Dari PTT didapat Rasio Luas WLR = 1/4 = 0.250
16. WLR dengan Rasio Luas = WLR x Rasio Luas WLR
= 1.11 x 0.250
= 0,278 mm/hr
17. Kebutuhan Air Kotor = PAK + PL + P +WLR ( dengan rasio luas )
= 5,309 + 3,112 + 2,250 + 0.278
= 10,949 mm/hr
18. Rasio Luas Total = Rasio luas PL + Rasio luas PAK
= 0,250 + 0,750 = 1,000
19. Curah Hujan Efektif didapat dari rumus PU :
Untuk, Padi =
Dengan Ra = 99, didapat : =
= 5,300 mm/hr
20. Kebutuhan Air Bersih di Sawah (NFR)
Keb. Air bersih = (Keb. Air kotor - CH efektif) x
= (9,620 – 5,300) x
= 0,500 l/dt/ha
21. Efisiensi Saluran Irigasi
Data yang diketahui :
42
Ef. Sal. Primer = 91,75%
Ef. Sal. Sekunder = 87,75%
Ef. Sal. Tersier = 77,75%
Maka Ef. Sal. Irigasi = Ef. S. primer x Ef. S. sekunder x Ef. S. tersier
= 91,75% x 87,75% x 77,75%
= 0.9175 x 0.8775 x 0.7775
= 0,626 %
22. Kebutuhan Air Irigasi di Intake =
=
= 0,799 lt/dt/Ha
Perhitungan kebutuhan air irigasi pada bulan berikutnya dapat dihitung dengan
contoh perhitungan tersebut. Lebih detail, kebutuhan air irigasi dengan metode KP PU
dapat diketahui pada tabel berikut.
43
Perhitungan Kebutuhan Air Irigasi dengan Metode KP PU