12
BAB III ANALISA DATA 3.1. Kebutuhan Air Tanaman Kebutuhan air tanaman dapat diartikan sebagai besarnya (banyaknya) air yang benar-benar digunakan untuk pertumbuhan tanaman (untuk evaporasi dan transpirasi) agar tanaman dapat tumbuh baik. Dalam hal ini, kebutuhan air tanaman dapat dibagi menjadi beberapa bagian sebagai berikut. 3.1.1. Kebutuhan Air Tanaman untuk Penggunaan Konsumtif Seperti dijelaskan sebelumnya, kebutuhan air tanaman merupakan besarnya air yang dibutuhkan untuk mengganti air yang hilang akibat penguapan. Air yang menguap dapat melalui permukaan air bebas di muka bumi (evaporasi), atau melalui daun-daun tanaman (transpirasi). Bila kedua proses tersebut berjalan bersamaan, maka terjadilah apa yang disebut evapotranspirasi. Besar kebutuhan air tanaman dinyatakan dalam penggunaan konsumtif (mm/hari), yang besarnya: Cu = k x ETo Dimana : k = koefisien tanaman ETo = Evaporasi Potensial Cu = Cunsumtive Use, (mm) dapat dinyatakan dengan Etc. 36

BAB III

Embed Size (px)

DESCRIPTION

fix

Citation preview

Page 1: BAB III

BAB III

ANALISA DATA

3.1. Kebutuhan Air Tanaman

Kebutuhan air tanaman dapat diartikan sebagai besarnya (banyaknya) air yang

benar-benar digunakan untuk pertumbuhan tanaman (untuk evaporasi dan transpirasi)

agar tanaman dapat tumbuh baik. Dalam hal ini, kebutuhan air tanaman dapat dibagi

menjadi beberapa bagian sebagai berikut.

3.1.1. Kebutuhan Air Tanaman untuk Penggunaan Konsumtif

Seperti dijelaskan sebelumnya, kebutuhan air tanaman merupakan besarnya air

yang dibutuhkan untuk mengganti air yang hilang akibat penguapan. Air yang menguap

dapat melalui permukaan air bebas di muka bumi (evaporasi), atau melalui daun-daun

tanaman (transpirasi). Bila kedua proses tersebut berjalan bersamaan, maka terjadilah

apa yang disebut evapotranspirasi. Besar kebutuhan air tanaman dinyatakan dalam

penggunaan konsumtif (mm/hari), yang besarnya:

Cu = k x ETo

Dimana :

k = koefisien tanaman

ETo = Evaporasi Potensial

Cu = Cunsumtive Use, (mm) dapat dinyatakan dengan Etc.

Besar nilai k dipengaruhi jenis, varietas, dan umur pertumbuhan tanaman. Besar ETo

dipengaruhi oleh faktor iklim, yaitu : suhu, kelembaban relatif, kecerahan matahari, dan

kecepatan angin. Usaha memperkecil kebutuhan air tanaman tidak dapat dilakukan

dengan memperkecil nilai ETo (karena berhubungan dengan faktor iklim), namun hanya

dapat dilakukan dengan memperkecil nilai k. Mengubah faktor k berarti mengubah

jenis, varietas, atau umur pertumbuhan tanaman.

3.1.2. Kebutuhan Air untuk Pengolahan Tanah

Besar air yang dibutuhkan untuk pengolahan tanah adalah 5-10 mm/hari, atau

ditentukan dengan rumus sebagai berikut.

36

Page 2: BAB III

37

Wp = [A x s + A x d (n – 1) / 2] x 10

Dimana :

Wp : Besar air yang dibutuhkan saat pengolahan tanah (m3)

n : Jumlah hari pengolahan tanah

s : Tinggi air untuk pengolahan

d : Unit water requirement (mm) = evaporasi + perkolasi

A : Luas daerah yang akan diolah (ha)

3.1.3. Kebutuhan Air untuk Pembibitan

Air untuk pembibitan diberikan bersamaan dengan air untuk pengolahan tanah,

yaitu antara 20-30 hari sebelum penanaman. Kebutuhan airnya 5-7 mm/hari.

3.1.4. Kebutuhan Air untuk Penggantian Lapisan Air

Ada beberapa-beberapa ketentuan dalam penggantian lapisan air, ketentuan-

ketentuan tersebut sebagai berikut.

1. WLR diperlukan apabila terjadi pemupukan maupun penyiangan yaitu 1-2 bulan

dari transplating/penanaman sebesar 50 mm selama 40 hari. Jadi WLR (Water Level

Requirement) adalah sebesar 1.25 mm/hari.

2. WLR = 50 mm (diperlukan penggantian lapisan air diasumsikan = 50 mm), ada

pada KP bagian penunjang

3. Jangka waktu WLR = 30 hari (selama 30 hari air digunakan untuk WLR sebesar 50

mm).

Sebagai contoh, berikut contoh perhitungan dalam periode 10 hari.

WLR = 50 mm selama 30 hari

maka dari data tersebut didapat WLR/10 hari = 50 mm : 10 hari

Dan WLR/hari = 50 mm/40

= 1,25 mm/hari

3.2. Perhitungan Curah Hujan

Pada dasarnya, curah hujan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu : curah hujan

nyata yang yang diartikan sebagai sejumlah curah hujan yang nyata yang jatuh di suatu

daerah. Dan curah hujan efektif yang diartikan sebagai curah hujan yang jatuh pada

suatu daerah dan dapat digunakan untuk pertumbuhan tanaman. Dalam hal ini yang

menjadi sub pokok bahasan adalah curah huhan efektif.

Page 3: BAB III

38

3.2.1. Perhitungan Curah Hujan Efektif

Perhitungan curah hujan efektif dengan menggunakan metode PU (Perencanaan

Umum), dapat dicari dengan rumus berikut.

Untuk tanaman padi : (0,7 x Ra)/n

Untuk tanaman palawija : (0,5 x Ra)/n

Dimana :

Ra : Curah hujan efektif dengan probabilitas 80%

N : Pembagian pola tata tanam

Reff : Curah hujan efektif

Contoh perhitungan curah hujan efektif metode PU untuk Bulan November sebagai

berikut.

Diketahui :

Ra : 124

n : 10 harian

maka didapat untuk padi : (0,7 x 124)/10 = 8,680 mm/hari

3.3. Perhitungan Kebutuhan Air Irigasi

Kebutuhan total air irigasi yang diukur pada pintu pengambilan dalam satu

periode adalah hasil kali kebutuhan air di sawah dengan faktor efisiensi dan jumlah hari

dalam satu periode penanaman. Rumus yang digunakan sebagai berikut :

DR = (WR x A T) . (Ki x 1000)

Dimana :

DR : Kebutuhan air irigasi pada pintu pengambilan (m3)

WR : Kebutuhan air di sawah (mm/hari)

: Cu + P + WLR + Pd – Re

A : Luas sawah yang dialiri (ha)

Ki : Efisiensi irigasi

T : Periode waktu pemberian air

: jumlah hari dalam 1 periode x 24 jam x 3600 detik

Page 4: BAB III

39

3.3.1. Perhitungan Pola Tata Tanam dengan Metode KP PU

Perhitungan pola tata tanam dengan metode KP PU dapat dihitung dengan

rumus sebagai berikut.

1. Kebutuhan air irigasi di sawah :

NFR = Etc + P – Re + WLR

2. Kebutuhan air irigasi untuk tanaman padi:

Dimana :

I : Efisiensi irigasi

NFR : Kebutuhan Air Irigasi di sawah

Berikut contoh perhitungan kebutuhan air irigasi dengan metode KP PU.

Data yang diketahui :

Tanaman padi berumur 120 hari

Tanaman jagung berumur 105 hari

Tanaman kacang tanah berumur 90 hari

Penanaman dimulai pada 1 Oktober

Sistem pembagian pola tata tanam 15 harian

Waktu penggantian air (WLR) = 45 hari

WLR dimulai pada hari ke-15 setelah masa tanam

Jangka waktu penyiapan lahan (T) selama 45 hari

Air yang dibutuhkan untuk penjenuhan (S) = 300 mm

Perhitungan kebutuhan air irigasi untuk bulan Oktober periode II,

1. Menggambar PTT sesuai dengan jenis tanaman dan waktu mulai tanam

2. Menentukan koefisien tanaman padi sesuai dengan grafik periode umur tanaman

3. Rerata koefisien tanaman dihitung dengan rumus :

Rerata =

= (1,280+1,140)/2 = 1.210

4. Memasukkan harga evapotranspirasi potensial (Et0) dari tabel data evapotranspirasi

tanaman. Pada Bulan Oktober besar harga Et0 = 6,780 mm/hari.

IR =

Page 5: BAB III

40

5. Menghitung penggunaan air konsumtif (PAK) dengan rumus

PAK = c x ETo

= 6,280 x 1,140

= 7,159 mm/hari

6. Dari PTT didapat Rasio Luas Penggunaan Air Konsumtif (PAK) = 1/4 = 0,250

7. Penggunaan Air Konsumtif dengan Rasio Luas, dihitung dengan rumus

PAK degan Rasio Luas = PAK x Rasio Luas

= 7,159 x 0,250

= 1,790 mm/hari

8. Perkolasi dapa diketahui berdasarkann jenis tanah, yaitu : loam dengan perkolasi

sebesar 3 mm/hari

9. Rasio Luas Perkolasi = 1/4 = 0,250

10. Perkolasi dengan rasio luas = Perkolasi x Rasio Luas Perkolasi

= 3 x 0,250 = 0,750 mm/hr

11. Kebutuhan Air untuk Penyiapan Lahan didapat dari Tabel Kebutuhan Air untuk

Penyiapan Lahan dengan cara interpolasi Eo + P dengan S dan T :

Eo + P = {(1.1x ETo)+P}

Dengan, S = 300 mm

T = 45 hari

Eo + P = (1.1 x 6.280) + 2

= 12,826

Dengan interpolasi untuk ETo + P = 12,826 maka banyaknya air yang dipersiapkan

untuk pengolahan lahan = 12,826 mm/hari.

12. Dari PTT didapat Rasio Luas PL = 1/4 = 0,250

13. PL dengan Rasio Luas = PL x Rasio Luas PL

Page 6: BAB III

41

= 3 x 0,250

= 0,750 mm/hr

14. Penggantian Lapisan Air ( WLR ) = 45 hari, di mulai pada hari ke 15

WLR = 50/45

= 1.11 mm/hr

15. Dari PTT didapat Rasio Luas WLR = 1/4 = 0.250

16. WLR dengan Rasio Luas = WLR x Rasio Luas WLR

= 1.11 x 0.250

= 0,278 mm/hr

17. Kebutuhan Air Kotor = PAK + PL + P +WLR ( dengan rasio luas )

= 5,309 + 3,112 + 2,250 + 0.278

= 10,949 mm/hr

18. Rasio Luas Total = Rasio luas PL + Rasio luas PAK

= 0,250 + 0,750 = 1,000

19. Curah Hujan Efektif didapat dari rumus PU :

Untuk, Padi =

Dengan Ra = 99, didapat : =

= 5,300 mm/hr

20. Kebutuhan Air Bersih di Sawah (NFR)

Keb. Air bersih = (Keb. Air kotor - CH efektif) x

= (9,620 – 5,300) x

= 0,500 l/dt/ha

21. Efisiensi Saluran Irigasi

Data yang diketahui :

Page 7: BAB III

42

Ef. Sal. Primer = 91,75%

Ef. Sal. Sekunder = 87,75%

Ef. Sal. Tersier = 77,75%

Maka Ef. Sal. Irigasi = Ef. S. primer x Ef. S. sekunder x Ef. S. tersier

= 91,75% x 87,75% x 77,75%

= 0.9175 x 0.8775 x 0.7775

= 0,626 %

22. Kebutuhan Air Irigasi di Intake =

=

= 0,799 lt/dt/Ha

Perhitungan kebutuhan air irigasi pada bulan berikutnya dapat dihitung dengan

contoh perhitungan tersebut. Lebih detail, kebutuhan air irigasi dengan metode KP PU

dapat diketahui pada tabel berikut.

Page 8: BAB III

43

Perhitungan Kebutuhan Air Irigasi dengan Metode KP PU