7

Click here to load reader

BAB III

Embed Size (px)

Citation preview

BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 Bahan dan Cara III.1.1 Bahan Bahan yang digunakan untuk penelitian ini antara lain alat tulis menulis, daftar check list, dan kamera. III.1.2 Cara Kami merencanakan untuk memantau dan mengidentifikasi faktor lingkungan kerja (hazard) radiasi di benhkel las tamalanrea. Pemantauan ini dilakukan dengan metode walk through survey dengan menggunakan check list dan wawancara. III.2 Lokasi Penelitian Lokasi survei bahaya radiasi di lakukan di benngkel las Karya Tekhnik Jl. Perintis kemerdekaan Km. 11, Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan. III.3 Jadwal Waktu pelaksanaan yaitu 19-23 Juni 2012 dengan agenda sebagai berikut: No. Tanggal Kegiatan

1. 2. 3. 4. 19 Juni 2012 20 Juni 2012 21 Juni 2012 22 Juni 2012 - Pengarahan kegiatan - Pembuatan proposal - Koreksi dan perbaikan proposal - Walk Through Survey - Walk Through Survey dan pembuatan laporan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN V. 1. Sejarah dan kegiatan Bengkel Las Karya Tehnik Bengkel las Karya Tekhnik didirikan pada bulan Maret 1991 di Kelurahan Tamalanrea, Kota Makassar oleh H. Aso T, yang merupakan pemilik bengkel sampai sekarang. Bengkel ini mengerjakan penegelasan material-material besi untuk dijadikan barang siap pakai seperti pagar rumah, peralatan permainan anak (ayunan, kursi taman, dll), kerangka atap rumah, dan lainnya. Pada awal berdirinya, bengkel las Karya Tekhnik mempekerjakan 3 orang karyawan dan kemudian bertambah hingga sekarang telah mempekerjakan 7 orang pekerja. Masing-masing pekerja memilki tugas dan tanggung jawab masing-masing. Tiga orang memilki tugas sebagai juru las, 2 orang sebagai juru pemotong material besi dan 2 orang sebagai juru cat. Tiga orang yang bekerja sebagai juru las telah bekerja di bengkel tersebut sejak berdirinya bengkel, yakni sejak tahun 1991. Para pekerja bekerja tiap hari dari harisenin sampai hari minggu, mulai pukul 08.00 WITA sampai pukul 18.00 WITA. Selama bekerja, para pekerja, khususnya juru las, tidak terpapar terus menerus dengan sinar las. Selama proses mengelas, kadang mereka beristirahat sejenak.

Gambar 1. Bengkel Las Karya Tekhnik di Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 11 Makassar

V. 2. Hasil Pengamatan Dari hasil walk trough survey yang dilakukan di bengkel las Karya Tekhnik selama 2 hari ( 21 22 Juni 2012), maka di dapatkan beberapa hal menyangkut radiasi di bengkel tersebut: Dari hasil pengematan terdapat sumber radiasi pada bengkel las Karya Tekhnik, yaitu berupa radiasi sinar tampak ketika proses pengelasan besi dilakukan. Gambar 2. Radiasi sinar yang terjadi pada saat proses pengelasan besi Dari hasil pengamatan yang dilakukan dan melalui ceck list pengamatan dan wawancara, pekerja mengetahui bahwa sinar yang timbul pada proses pengelasan besi dapat menimbulkan efek bagi kesehatan mereka. Dari pengalaman pekerja las, beberapa efek yang timbul terutama pada organ mata. Timbul keluhan pada mata setelah mereka selesai bekerja. Keluhan dirasakan utamanya pada saat jam kerja telah selasai. Pekerja menyadari bahwa radiasi sinar las memberikan dampak bagi tubuh mereka. Untuk menghindari dan meminimalisir efek raidasi sinar, para pekerja menggunakan bebrapa alat pelindung diri. Beberapa alat pelindung diri

tersebut ada yang disediakan oleh pemilik bengkel, namun ada juga beberapa yang disediakan oleh pekerja sendiri. Hasil pengamatan pada bengkel las Karya Tekhnik, ketersediaan alat palindung diri untuk sebuah bengkel las tidak lengkap dan memadai. Alat pelindung diri yang disediakan oleh pemilik pengkel yaitu, pelindung wajah yang berjulah 2 buah dan sarung tangan berjumlah 7 pasang untuk tiap pekerja. Alat pelindung diri yang disediakan oleh pekerja sendiri adalah kaca mata hitam, dan sepatu kerja. Khusus untuk sepatu kerja, hanya 1 orang pekerja yang memiliki yaitu yang bekerja sebagai juru cat. Pada pengamatan proses kerja yang dilakukan para pekerja bengkel para pekerja tidak menggunakan alat pelindung diri secara terus menerus selama proses pengelasan. Kadang pekerja tidak menggunakan alat pelindung diri apapun saat sedang mengelas ataupun menggunakan alat sederhana misalnya memilih kacamata hitam biasa daripada menggunakan pelindung wajah dengan alasan beratnya alah pelindung wajah tersebut. Pada pengamatan efek radiasi, ditemukan beberapa keluhan dari pekerja las berupa mata cepat lelah, mata terasa berpasir, riwayat keluhan mata merah, mata terasa perih dan susah memejamkan mata pada malam hari saat hendak tidur. Gambar 3. Alat pelindung wajah (kiri) serta kacamata hitam dan kacamata bening untuk pekerja las (kanan) 24

Gambar 4. Sepatu boot dan sarung tangan yang digunakan oleh pekerja (juru cat) Gambar 4. Pekerja tidak mneggunakan alat pelindung diri yang lengkap saat mengelas besi

V. 3. Pembahasan Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pada bengkel las Karya Tekhnik, terdapat sumber radiasi berupa cahaya/sinar tampak yang timbul pada saat proses pengelasan. Sinar yang timbul cukup menyilaukan dan berdasarkan teori sinar tampak tersebut merupakan sinar ionisasi yang ditimbulkan dari radiasi. Semua sinar tampak akan dteruskan ke retina mata. Sinar tampak yang terlalu kuat akan memerikan dampak kelelahan pada mata. Keluhan kelelahan pada mata merupakan keluhan salah satu keluhan yang dialami oleh para pekerja di bengkel las Karya Tekhnik setelah mereka melakukan proses pengelasan. Radiasi dari sinar las juga dapat berupa sinar tak tampak, meliputi sinar inframerah dan sinar ultraviolet. Sinar infra merah akan memerikan dampak khususnya pada meta pekerja las, berupa gangguan pada kornea mata (misalnya katarak) dan kerabunan. Sinar ultraviolet akan memerikan efek pada mata berupa rasa nyeri pada mata, mata seperti berpasir, memicu keratitis dan konjungtivitis. Pekerja bengkel las mengeluhkan cepat lelah, mata terasa berpasir, mata terasa perih dan susah memejamkan mata pada malam hari saat hendak tidur. Pekerja juga memiliki riwayat sering menderita mata merah setelah bekerja, utamaya pada awal-awal masa mereka bekerja di bengkel las tersebut menunjukkan adanya kejadian konjungtivitis akut akibat radiasi sinar las. Konjungtivitis merupakan akibat dai sinar ultraviolet dari radiasi sinar las. . Efek-efek tersebut menunjukkan terjadinya paparan dari radisi sinar tak tampak pada pekerja bengkel las Karya Teknik Untuk melindungi pekerja dari efek radiasi, pekerja menggunakan beberapa alat pelindung diri seperti pelindung wajah, kacamata las hitam dan bening, serta sarung tangan. Namun alat pelindung diri yang tersedia tidak lengkap untuk memproteksi diri para pekerja. Alat pelindung diri yang disiapkan oleh pemilik bengkel tidak lengkap bahkan pekerja harus mempersiapkan beberapa alat pelindung diri dengan biaya sendiri. Penggunaan alat pelindung diri yang tidak memadahi, tidak dipergunakan secara terus menerus dan tidak lengkapnya alat pelindung diri yang digunakanmerupakan faktor pendukung terpaparnya pekerja dengan radiasi selama proses pengelasan. Pekerja juga beranggapan bahwa penggunaan beberapa alat pelindung diri, misalnya pelindung wajah, terkadang menggangu kesempurnaan kerja karena alat tersebut cukup berat. Pekerja kemudian menggunakan alat yang lebih sederhana berupa kacamata hitam biasa yang justru akan memberikan pengaruh yang buruk akibat paparan radiasi pada pekerja akibat proteksi yang tidak adekuat.BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V. 1. Kesimpulan Berdasarkan walk through survey yang telah dilakukan di bengkel Las Karya Tekhnik, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu: Terdapat sumber radiasi pada proses pengerjaan pengelasan berupa radiasi sinar tampak dan radiasi sinar tak tampak yang dibuktikan dengan efek radiasi sinar tak tampak yang dialami oleh juru las pada bengkel las Karya Tekhnik. Pekerja mengalami beberapa penyakit akibat terpapar radiasi sinar las baik radiasi sinar tampak maupun sinar tak tampak seperti mata cepat lelah, mata seperti berpasir, mata terasa perih dan susah memejamkan mata pada malam hari saat hendak tidur. Para pekerja mengetahui efek radiasi sinar akan memberikan efek bagi kesehatan mereka terutama kesehatan mata. Alat pelindung diri yang tersedia di bengkel las Karya Tekhnik tidak lengkap untuk melindungi pekerja las dengan baik. Penggunaan alat pelindung diri yang tersedia juga tidak efektif, karena tidak dipergunakan secara kontinyu selama proses pengerjaan las, dengan beberapa alas an misalnya ketidnyamanan dalam penggunaan alat tersebut.

V. 2. Saran Diharapkan agar pemilik bengkel menyediakan alat palindung diri yang lebih lengkap bagi para pekerja bengkel las Karya Tekhnik, utamanya juru las untuk meberikan proteksi yang lebih baik dari efek radiasi pada pekerja las. Diharapkan agar pekerja lebih meningkatkan kesadaran akan bahaya radiasi bagi kesehatan mereka dengan menggunakan dan mengefektifkan penggunaan alat pelindung diri yang tersedia, sehingga efek radiasi yang mereka terima dapat diminimalisir.