13
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Setiap penelitian memerlukan metode penelitian dan teknik pengumpulan data tertentu sesuai dengan masalah yang diteliti. Jenis penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Menurut Sukardi, penelitian eksperimen adalah suatu penelitian untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari sesuatu yang dikenakan pada subjek yang diselidiki. 1 Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode quasi eksperimen atau disebut juga dengan “eksperimen semu”. Berdasarkan tujuan dari penelitian ini yang bahwa untuk menguji sebuah treatmen yakni untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar siswa setelah penerapan pendekatan improving learning dengan metode inquiry pada materi kesebangunan, maka peeliti menggunakan metode eksperimen. Selain itu 1 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, Cet. VII, (Jakarta, Bumi Aksara, 2009), hal 178. 33

BAB III

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB  III

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Setiap penelitian memerlukan metode penelitian dan teknik pengumpulan

data tertentu sesuai dengan masalah yang diteliti. Jenis penelitian yang penulis

gunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Menurut Sukardi,

penelitian eksperimen adalah suatu penelitian untuk mengetahui ada tidaknya akibat

dari sesuatu yang dikenakan pada subjek yang diselidiki.1

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode quasi eksperimen atau

disebut juga dengan “eksperimen semu”. Berdasarkan tujuan dari penelitian ini yang

bahwa untuk menguji sebuah treatmen yakni untuk mengetahui ketuntasan hasil

belajar siswa setelah penerapan pendekatan improving learning dengan metode

inquiry pada materi kesebangunan, maka peeliti menggunakan metode eksperimen.

Selain itu dalam proses penelitiannya, peneliti tidak memungkinkan membentuk

kelas baru sebagai kelas kontrol maka penelitian ini disebut penelitian quasi

eksperimen. Dalam penelitian ini peneliti mengambil desain eksperimen one-group

pre-test-post-test design yaitu satu kelompok eksperimen diukur variabel

dependennya (tes awal), kemudian diberikan kegiatan pembelajaran materi

kesebangunan dengan menggunakan pendekatan improving learning dengan metode

inquiry, dan diukur kembali variabel dependennya (tes akhir), tanpa ada kelompok

1 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, Cet. VII, (Jakarta, Bumi Aksara, 2009), hal 178.

33

Page 2: BAB  III

34

pembanding.2 Selama pelaksanaan pembelajaran berlangsung, peneliti bertindak

sebagai pengajar (guru) yang dibantu oleh dua orang observer terhadap kegiatan

siswa dan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran serta memberikan angket

setelah siswa mengikuti pembelajaran. Selanjutnya data yang telah terkumpul akan

dianalisis dengan melihat ketuntasan belajar siswa, tingkat kemampuan guru (TKG),

aktivitas siswa dan respon siswa.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Winarno Surachmad3, populasi adalah seluruh objek yang akan

diteliti dalam suatu penelitian, sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi yang

dapat mewakili populasi tersebut.

Pada penelitian ini, yang menjadi populasi penelitian adalah siswa kelas IX

MTsS Tangan-Tangan Aceh Barat Daya, dan siswa yang dipilih sebagai sampel

adalah kelas IX2. Pengambilan sampel pada penelitian ini dengan cara purposive

sample yaitu dengan pertimbangan, karena berdasarkan pertimbangan guru bidang

studi matematika, bahwa pada kelas tersebut terdapat rendahnya nilai rata-rata ujian

siswa serta kurang aktif jika dibandingkan dengan kelas lainnya dalam menerima

pelajaran khususnya pelajaran matematika yang dianggap sulit.4

C. Teknik Pengumpulan Data

2 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, Cet. VII, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hal. 210.

3 Winarno Surachmad, Dasar-dasar dan Teknik Research (Bandung:Tarsito,1972), hal. 92

4 Hasil wawancara dengan salah satu guru bidang studi matematika dan melihat dokumentasi hasil belajar siswa di MTsS Tangan-Tangan Aceh Barat Daya.

Page 3: BAB  III

35

Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mendapatkan data dalam

penelitian ini adalah data aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung, data

kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran, data respon siswa terhadap

kegiatan pembelajaran serta data hasil belajar siswa pada materi kesebangunan.

Untuk mengumpulkan data tersebut digunakan beberapa instrumen penelitian yaitu:

a. Tes

Dalam hal ini digunakan tes hasil belajar untuk melihat ketuntasan

penguasaan siswa terhadap materi kesebangunan melalui pendekatan improving

learning dengan metode inquiry. Tes awal diberikan sebelum berlangsungnya

pembelajaran yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal yang dimiliki

siswa. Setelah melakukan pembelajaran selama dua kali pertemuan yang berorientasi

dengan pendekatan improving learning dengan metode inquiry, siswa diberikan tes

akhir berupa empat butir soal essay. Hasil tes ini digunakan untuk melihat ketuntasan

hasil belajar siswa dengan menggunakan pendekatan improving learning dengan

metode inquiry pada materi kesebangunan.

b. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Selama proses pembelajaran, dilakukan pengamatan tentang aktivitas siswa

dalam mengikuti pelajaran. Lembar pengamatan aktivitas siswa terdiri dari 7 kategori

antara lain mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru, membaca/memahami

masalah di LKS, menyelesaikan masalah/menemukan cara penyelesaian masalah,

membandingkan jawaban dalam diskusi kelompok atau diskusi kelas,

bertanya/menyampaikan pendapat/ide kepada guru/teman, menarik kesimpulan suatu

konsep, dan perilaku yang tidak relevan dengan KBM. Aktivitas siswa diisi setiap 5

Page 4: BAB  III

36

menit sekali dengan menuliskan kode atau nomor kategori aktivitas siswa yang

sesuai. Dalam penelitian ini yang menjadi pengamat adalah mahasiswa rekan sejawat

yang telah dilatih terlebih dahulu tentang teknik pengisian lembar pengamatan

tersebut.

c. Lembar Observasi Kemampuan Guru

Pada saat pembelajaran dengan menerapkan pendekatan improving learning

dengan metode inquiry berlangsung dilakukan pengamatan tentang kemampuan guru

dalam mengelola pembelajaran. Pengamatan dilakukan langsung oleh guru yang

mengajar pelajaran matematika di kelas yang dijadikan sampel penelitian di MTsS

Tangan-Tangan dengan menggunakan lembar pengamatan yang telah disusun oleh

peneliti.

d. Angket

Angket adalah suatu alat pengumpul data yang berupa serangkaian

pertanyaan yang diajukan pada responden untuk mendapat jawaban. Angket sangat

dibutuhkan untuk mengetahui respon siswa selama mengikuti pembelajaran dengan

pendekatan dan metode yang diterapkan oleh guru. Angket ditujukan kepada siswa,

dalam angket tersebut peneliti mengajukan beberapa pertanyaan, yang di dalamnya

mencakup respon siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan pendekatan

improving learning dengan metode inquiry.

D. Teknik Analisa Data

Page 5: BAB  III

37

Tahap yang paling penting dalam suatu penelitian ialah tahap pengolahan

data, karena pada tahap ini hasil penelitian dirumuskan, setelah semua data

terkumpul maka untuk mendeskripsikan data penelitian dilakukan perhitungan

sebagai berikut:

a. Data Hasil Belajar Siswa

Menurut Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) di MTsS Tangan-Tangan,

setiap siswa dikatakan tuntas belajar (ketuntasan individu) untuk Kompetensi Dasar

“Mengidentifikasi bangun-bangun datar yang sebangun dan kongruen” jika sudah

mencapai nilai KKM nya yaitu 70. Sedangkan ketuntasan belajar secara klasikal

tercapai bila paling sedikit 85% siswa di kelas tersebut telah tuntas belajar.5

Menurut Suryosubroto, ketuntasan belajar dapat dilihat secara klasikal

maupun secara individu. Secara klasikal ketuntasan belajar dinyatakan telah dicapai

jika sekurang-kurangnya 85% dari siswa dalam kelompok yang bersangkutan telah

memenuhi kriteria ketuntasan secara individu.6 Pada penelitian ini, peneliti

menggunakan ketuntasan secara klasikal untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar

siswa setelah penerapan pendekatan improving learning dengan metode inquiry pada

materi kesebangunan di kelas IX MTsS Tangan-Tangan Aceh Barat Daya.

Skor yang akan diperoleh dari hasil tes tersebut dijadikan sebagai data

penelitian yang nantinya akan diolah. Setelah data terkumpul maka disajikan dalam

bentuk distribusi frekuensi. Selanjutnya data akan dianalisis dengan menggunakan

teknik analisis deskriptif persentase dengan rumus:

5Kriteria Ketuntasan Minimum, MTsS Tangan-Tangan 2012/2013.

6 B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hal. 77.

Page 6: BAB  III

38

p= fn×100 %

.

Keterangan : P = Nilai persentase jawaban siswaf = Frekuensi jawaban siswa

n = Jumlah siswa 100% = Bilangan tetap.7

b. Data observasi aktivitas siswa

Data hasil pengamatan aktivitas siswa dianalisis dengan menggunakan

persentase. Adapun rumus persentase (dalam Mukhlis) yaitu:

P= fN

× 100 %

Keterangan:

P = angka persentasef = frekuensi aktivitas siswaN = jumlah aktivitas keseluruhan siswa

Aktivitas siswa dilakatakan efektif jika waktu yang digunakan untuk

melakukan setiap aktivitas sesuai dengan alokasi waktu yang termuat dalam RPP

dengan toleransi 5%.8 Secara keseluruhan apabila 5 aspek yang diamati efektif

termasuk aspek menyelesaikan masalah, maka aktivitas siswa dikatakan efektif. Hal

ini sejalan dengan yang dikemukakan Mukhlis bahwa “Aktivitas siswa dikatakan

efektif apabila 5 indikator yang di dalamnya termasuk menyelesaikan masalah

memenuhi kriteria batasan keefektifan”.9 Penentuan kesesuaian aktivitas siswa

7Sudjana, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta, Dunia Pustaka Jaya, 1998), hal. 69.

8

Nurjannah, Efektivitas Pembelajaran Quantum Teaching Pada Materi Pokok Bahasan Bilangan Bulat di SMP N 6 Banda Aceh, (Banda Aceh: FKIP Unsyiah, 2006), hal. 21.

9

Mukhlis, Pendekatan Matematika …, hal. 79.

Page 7: BAB  III

39

berdasarkan pencapaian waktu ideal yang ditetapkan dalam penyusunan rencana

pembelajaran pada materi kesebangunan melalui metode inquiry seperti tabel berikut:

Tabel 3.1 Kriteria Waktu Ideal Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran

No Aspek yang diamatiPersentase kesesuaian (P)

Waktu ideal Toleransi 5%

1.Mendengar/memperhatikan penjelasan guru/teman

13% 7% ≤ P ≤ 18%

2. Membaca /memahami masalah di LKS 10% 5% ≤ P ≤ 15%

3.Menyelesaikan masalah atau menemukan cara penyelesaian masalah

27% 22% ≤ P ≤ 32%

4.Membandingkan jawaban dalam diskusi kelompok atau diskusi kelas

30% 25% ≤ P ≤ 35%

5.Bertanya/menyampaikan ide/pendapat kepada guru atau teman

10% 5% ≤ P ≤ 15%

6.Menarik kesimpulan suatu konsep atau procedural

10% 5% ≤ P ≤ 15%

7. Perilaku yang tidak relevan dengan KBM 0% 0% ≤ P ≤ 5%Sumber: Diadaptasi dari Tesis Mukhlis 2005

c. Data kemampuan guru mengelola pembelajaran

Data tentang kemampuan guru mengelola pembelajaran dianalisis dengan

menggunakan statistik deskriptif dengan skor rata-rata. Menurut Hasratuddin (dalam

Hayatun Nufus) menyatakan bahwa:

Pendeskripsian skor rata-rata tingkat kemampuan guru adalah sebagai

berikut:

1,00 ≤ TKG < 1,50 tidak baik

1,50 ≤ TKG < 2,50 kurang baik

2,50 ≤ TKG < 3,50 cukup baik

3,50 ≤ TKG < 4,50 baik

4,50 ≤ TKG < 5,00 sangat baik.

Page 8: BAB  III

40

Kemampuan guru mengelola pembelajaran dikatakan efektif jika skor dari

setiap aspek yang dinilai berada pada kategori baik atau sangat baik.10

d. Respon siswa

Untuk mengetahui respon siswa maka dianalisis dengan menghitung rata-rata

keseluruhan skor yang telah dibuat dengan model skala Likert. Dalam menskor skala

kategori Likert, jawaban diberi bobot atau disamakan dengan nilai kuantitatif 4, 3, 2,

1 untuk pertanyaan positif dan 1, 2, 3, 4 untuk pertanyaan bersifat negatif.11 Pada

penelitian untuk pernyataan positif maka diberi skor 4 untuk sangat setuju, 3 untuk

setuju, 2 untuk tidak setuju dan 1 untuk sangat tidak setuju. Sedangkan untuk

pernyataan negatif diberi skor sebaliknya yaitu skor 1 untuk sangat setuju, 2 untuk

setuju, 3 untuk tidak setuju, dan 4 untuk sangat tidak setuju. Skor rata-rata respon

siswa dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Skor rata-rata =

∑i=1

4

(ni⋅f i)

N

Keterangan: f1 = banyak siswa yang dapat menjawab pilihan A (sangat setuju)

n1= bobot skor pilihan A (sangat setuju)

f2 = banyak siswa yang menjawab pilihan B (setuju)

n2 = bobot skor pilihan B (setuju)

= banyak siswa yang menjawab pilihan C (tidak setuju)

n3 = bobot skor pilihan C (tidak setuju)

10 Hayatun Nufus, Skripsi Pembelajaran Quantum Teaching Pada Materi Tabung di Kelas VIII MTsS Darussyari’ah, ( Darussalam, 2008), hal.43

11 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Prakteknya, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), hal. 147.

Page 9: BAB  III

41

f4 = banyak siswa yang menjawab pilihan D (sangat tidak setuju)

n4 = bobot skor pilihan D (sangat tidak setuju)

N= Jumlah seluruh siswa yang memberikan respon terhadap

pembelajaran pada materi kesebangunan melalui pendekatan

improving learning dengan metode inquiry.

Kriteria skor rata-rata untuk respon siswa adalah sebagai berikut:

3 skor rata-rata ≤ 4 sangat positif

2 skor rata-rata 3 positif

1 skor rata-rata ≤ 2 negatif

0 skor rata-rata ≤1 sangat negatif.