3
BAB III PEMBAHASAN Plasenta previa merupakan suatu komplikasi obstetrik yang menggambarkan suatu perdarahan vagina yang biasanya tidak menimbulkan rasa nyeri, biasanya pada trimester ketiga sekunder, dengan adanya letak plasenta yang tidak normal pada daerah dekat atau menutupi daerah serviks. Anensefali merupakan suatu keadaan dimana tidak terbentuknya tengkorak dan hemisfer otak yang tidak sempurna. Pada kasus ini pasien usia 32 tahun dengan G 3 P 2 A 0 , HPHT : 07/12/2014, usia kehamilan 35 minggu 3 hari, tafsiran partus 14/09/2015 didiagnosa dengan Plasenta Previa Totalis dan Anensefali. Didiagnosis dengan Plasenta Previa Totalis berdasarkan gejala klinis saat pasien datang dimana terjadi perdarahan dari jalan lahir yang tanpa disertai nyeri hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa pasien dengan plasenta previa datang dengan perdarahan tanpa adanya rasa nyeri. Sesuai dengan teori bahwa pada kasus plasenta previa etiologinya masih belum pasti, namun pada kasus ini pasien memiliki riwayat obstetrik yang begitu dekat, yang mana anak pertama lahir pada tahun 2007 dan yang kedua pada tahun 2008, hal ini sesuai dengan teori yang mengenai faktor resiko yang menyatakan bahwa pasien

BAB III

Embed Size (px)

DESCRIPTION

blue

Citation preview

Page 1: BAB III

BAB III

PEMBAHASAN

Plasenta previa merupakan suatu komplikasi obstetrik yang menggambarkan suatu

perdarahan vagina yang biasanya tidak menimbulkan rasa nyeri, biasanya pada trimester ketiga

sekunder, dengan adanya letak plasenta yang tidak normal pada daerah dekat atau menutupi

daerah serviks.

Anensefali merupakan suatu keadaan dimana tidak terbentuknya tengkorak dan hemisfer otak

yang tidak sempurna.

Pada kasus ini pasien usia 32 tahun dengan G3 P2 A0, HPHT : 07/12/2014, usia kehamilan 35

minggu 3 hari, tafsiran partus 14/09/2015 didiagnosa dengan Plasenta Previa Totalis dan

Anensefali. Didiagnosis dengan Plasenta Previa Totalis berdasarkan gejala klinis saat pasien

datang dimana terjadi perdarahan dari jalan lahir yang tanpa disertai nyeri hal ini sesuai dengan

teori yang menyatakan bahwa pasien dengan plasenta previa datang dengan perdarahan tanpa

adanya rasa nyeri. Sesuai dengan teori bahwa pada kasus plasenta previa etiologinya masih

belum pasti, namun pada kasus ini pasien memiliki riwayat obstetrik yang begitu dekat, yang

mana anak pertama lahir pada tahun 2007 dan yang kedua pada tahun 2008, hal ini sesuai dengan

teori yang mengenai faktor resiko yang menyatakan bahwa pasien yang multipara dengan jarak

kehamilan yang dekat dapat mencetus terjadinya plasenta previa.

Pada pemeriksaan abdomen dalam batas normal, namun di temukan kepala janin belum

masuk panggul, hal ini sesuai dengan teori bahwa ada manifestasi dari plasenta previa selain

pasien pasien datang dengan keluhan perdarahan tanpa ada rasa nyeri, dapat juga ditemukan pada

pemeriksaan dimana kepala janin tidak bisa masuk pintu panggul, hal ini terjadi akibat plasenta

yang sudah berada di daerah ostium serviks internum yang menghalangi kepala bayi untuk

masuk pintu panggul. Pada pemeriksaan genital tidak dilakukan, hal ini sesuai dengan teori

dimana jika dilakukan pemeriksaan dalam dapat mencetis terjadinya perdarahan, dan lebih baik

pemeriksaan genital dilakukan pada meja operasi agar jika terjadi keadaan yang tidak diinginkan

dapat diatasi dengan segera.

Page 2: BAB III

Pada pemeriksaan penunjang ditemukan Hb 9,3 gr/dl, hal ini akibat perdarahan yang terjadi.

Untuk mediagnosis suatu plasenta previa dapat dilakukan dengan USG, hal ini dilakukan dan

sesuai dengan teori hasilnya pada USG tersebut menunjukan adanya gambaran plasenta previa.

Penatalaksanaan yang dilakukan pada pasien ini yaitu dengan operasi SC, hal ini sesuai

dengan teori mengingat dengan adanya tindakan ini maka ancaman untuk ibu dan janin pun

dapat diatasi.

Pada kasus ini juga didiagnosis anensefali, hal ini dikemukakan oleh pasien terlebih dahulu

dari hasil USG, yang mana hasil USG dari pasien menunjukan adanya anensefali.

Saat pasien datang pasien juga mengeluh selama hamil pasien batuk – batuk dan kurang

nafsu makan, hal ini diduga sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa faktor resiko dari

anensefali yaitu kekurangan asam folat, bias juga akibat penggunaan obat – obatan pada janin,

dan penyakit infeksi. Namun, pada kasus ini etiologinya tidak diketahui dengan pasti karena

belum ada pemeriksaan penunjang yang dapat digunakan untuk memastikan etiologi dari kasus

ini.

Bayi ini lahir dengan anensefali, dilakukan penanganan sama dengan bayi yang lain namun

tidak dapat bertahan lama, hal ini sesuai dengan yang dinyatakan pada teori bahwa anak dengan

anesefali tidak mampu bertahan hidup lama.