21
81 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini adalah quasi eksperimental dengan menggunakan desain penelitian dua kelompok yaitu kelompok intervensi dan kelompok kontrol yang dilakukan pre-test dan pos-test pada masing-masing kelompok. Tujuan penelitian ini untuk menguji pengaruh program edukasi perawatan kaki berbasis keluarga terhadap perilaku perawatan kaki pada pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Kota Bandung. Kelompok kontrol tidak menerima intervensi program, sedangkan kelompok intervensi menerima program edukasi perawatan kaki berbasis keluarga. Sebelum mendapatkan intervensi, pada kedua kelompok tersebut dilakukan pre-test, kemudian dilanjutkan pemberian intervensi pada kelompok intervensi. Setelah 5 minggu program edukasi perawatan kaki berbasis keluarga diberikan, pada kedua kelompok tersebut dilakukan post-test. Hasil penelitian ini diperoleh pengetahuan, kepercayaan diri (self- efficacy) dan perilaku perawatan kaki (01) sebelum program edukasi perawatan kaki berbasis keluarga dilakukan dan (02) sesudah program edukasi perawatan kaki berbasis keluarga selesai dilakukan. Perbedaan antara 01 dan 02 yaitu 02-01 diasumsikan sebagai hasil dari efek program.

BAB III baru - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/220120/2010/220120100038_3_5443.pdf · Wilayah Kerja Puskesmas Ibrahim Adjie yaitu 2 orang responden perempuan, dan 1 orang

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB III baru - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/220120/2010/220120100038_3_5443.pdf · Wilayah Kerja Puskesmas Ibrahim Adjie yaitu 2 orang responden perempuan, dan 1 orang

81

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian ini adalah quasi eksperimental dengan

menggunakan desain penelitian dua kelompok yaitu kelompok intervensi dan

kelompok kontrol yang dilakukan pre-test dan pos-test pada masing-masing

kelompok. Tujuan penelitian ini untuk menguji pengaruh program edukasi

perawatan kaki berbasis keluarga terhadap perilaku perawatan kaki pada

pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Kota Bandung. Kelompok kontrol tidak

menerima intervensi program, sedangkan kelompok intervensi menerima

program edukasi perawatan kaki berbasis keluarga. Sebelum mendapatkan

intervensi, pada kedua kelompok tersebut dilakukan pre-test, kemudian

dilanjutkan pemberian intervensi pada kelompok intervensi. Setelah 5 minggu

program edukasi perawatan kaki berbasis keluarga diberikan, pada kedua

kelompok tersebut dilakukan post-test.

Hasil penelitian ini diperoleh pengetahuan, kepercayaan diri (self-

efficacy) dan perilaku perawatan kaki (01) sebelum program edukasi

perawatan kaki berbasis keluarga dilakukan dan (02) sesudah program

edukasi perawatan kaki berbasis keluarga selesai dilakukan. Perbedaan antara

01 dan 02 yaitu 02-01 diasumsikan sebagai hasil dari efek program.

Page 2: BAB III baru - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/220120/2010/220120100038_3_5443.pdf · Wilayah Kerja Puskesmas Ibrahim Adjie yaitu 2 orang responden perempuan, dan 1 orang

82

Model rancangan penelitian adalah sebagai berikut :

Gambar 3.1 Rancangan Penelitian

Keterangan :

O1 = Nilai pre-test pengetahuan, kepercayaan diri (self-efficacy) danperilaku dari kelompok intervensi sebelum dilakukan programedukasi perawatan kaki berbasis keluarga

O2 = Nilai post-test pengetahuan, kepercayaan diri (self-efficacy) danperilaku dari kelompok intervensi sesudah dilakukan programedukasi perawatan kaki berbasis keluarga

O3 = Nilai pre-test pengetahuan, kepercayaan diri (self-efficacy) danperilaku dari kelompok control

O4 = Nilai post-test pengetahuan, kepercayaan diri (self-efficacy) danperilaku dari kelompok control

X = Program edukasi perawatan kaki berbasis keluargaY = Tanpa program Edukasi perawatan kaki berbasis keluargaX1 = Selisih rata-rata pengetahuan, kepercayaan diri (self-efficacy) dan

perilaku perawatan kaki dari kelompok intervensi sebelum dandilakukan program edukasi perawatan kaki berbasis keluarga

X2 = Selisih rata-rata pengetahuan, kepercayaan diri (self-efficacy) danperilaku perawatan kaki dari kelompok kontrol

X3 = Selisih rata-rata pengetahuan, kepercayaan diri (self-efficacy) danperilaku perawatan kaki antara kelompok kontrol dan kelompokintervensi

Subyek

terpilih

dengan

purpossive

sampling

Pengocokan

koin

O1

O3

X

Y O4

O2 Dibandingkan

O2-O1 = X1

O4-O3 = X2

X2-X1 = X3

Page 3: BAB III baru - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/220120/2010/220120100038_3_5443.pdf · Wilayah Kerja Puskesmas Ibrahim Adjie yaitu 2 orang responden perempuan, dan 1 orang

83

3.2. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah pengetahuan, kepercayaan diri

(self-efficacy) dan perilaku perawatan kaki pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di

wilayah kerja Puskesmas Pasirkaliki Kota Bandung.

3.3. Definisi Konseptual

3.3.1. Diabetes Melitus Tipe 2

Diabetes ini adalah tipe diabetes yang paling sering ditemukan,

sekitar 90-95 persen penderita diabetes adalah penderita diabetes tipe 2.

Pada diabetes tipe 2 pankreas masih bisa memproduksi insulin, tetapi

kualitasnya buruk dan tidak dapat berfungsi dengan baik atau terjadinya

resisten insulin. Akibatnya glukosa meningkat dalam darah karena tidak

dapat dirubah menjadi glikogen dengan sempurna (Smeltzer et al, 2008).

3.3.2. Pengetahuan tentang perawatan kaki

Pengetahuan perawatan kaki adalah informasi yang diketahui oleh

pasien dan keluarga tentang perawatan kaki yang berdasarkan atas

penelitian Kurniawan et al (2011), Salmani dan Hosseini (2010), Perrin et

al (2009) yaitu meliputi kebersihan kaki, perawatan kuku, pemilihan alas

kaki, pencegahan dan pengelolaan terjadi kaki diabetik.

3.3.3. Kepercayaan diri (self-efficacy)

Kepercayaan diri (self-efficacy) menurut Bandura dalam Passer

dan Smith (2004) adalah keyakinan seseorang terhadap kemampuannya

untuk mengatur dan melaksanakan tindakan-tindakan untuk mencapai

Page 4: BAB III baru - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/220120/2010/220120100038_3_5443.pdf · Wilayah Kerja Puskesmas Ibrahim Adjie yaitu 2 orang responden perempuan, dan 1 orang

84

tujuan yang ditetapkan, dan berusaha untuk menilai tingkatan dan

kekuatan di seluruh kegiatan dan konteks.

3.3.4. Perilaku Perawatan Kaki

Menurut Indian Health Diabetes Best Practice Foot Care (2011)

perilaku perawatan kaki adalah frekuensi rutin dari praktek perawatan kaki

yang terdiri pemeriksaan kaki oleh diri sendiri, memelihara kebersihan

kaki, memakai alas kaki yang sesuai, perawatan kuku, pencegahan

terhadap cedera kaki, dan pengelolaan terhadap mulainya cedera kaki.

3.3.5. Program Edukasi Perawatan Kaki

Program edukasi perawatan kaki adalah program edukasi yang

dikembangkan melalui penelitian berdasarkan hasil penelitian Kurniawan

et al (2011) yaitu edukasi tentang perawatan kaki yang meliputi

pemeriksaan kaki, menjaga kebersihan kaki sekaligus massage pada kaki,

perawatan kuku yang baik, pemilihan alas kaki yang baik, pencegahan

cedera termasuk senam kaki dan pengelolaan awal mulanya cedera kaki.

3.3.6. Keluarga

Definisi Keluarga menurut Burgess et al dalam Friedman (2010)

yaitu keluarga adalah unit sosial terkecil yang terdiri dari individu yang

terikat oleh perkawinan darah atau adopsi dan dalam kasus keluarga luas

terlihat adanya nenek atau kakek dan cucunya.

Page 5: BAB III baru - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/220120/2010/220120100038_3_5443.pdf · Wilayah Kerja Puskesmas Ibrahim Adjie yaitu 2 orang responden perempuan, dan 1 orang

85

85

3.4.Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional

No Variabel Definisi OperasionalAlat dan

Cara UkurHasilUkur

Skala

1. Pengetahuan

tentang

perawatan

kaki

Informasi yang diketahui oleh pasienDiabetes Melitus tentang perawatan kakipada pasien Diabetes Melitus

Kuesioner yang berisi 18

pernyataan dengan jawaban

Benar dan Salah yang dibuat

berdasarkan Standar

perawatan kaki Indian Health

Diabetes Best Practice Foot

Care (2011). Kuesioner

dibuat berdasarkan hasil

penelitian dari Salmani dan

Hosseini (2010), Kurniawan

et al (2011), Perrin et al

(2009).

Mean (SD) Rasio

2. Kepercayaan

diri (self-

efficacy)

dalam

merawat kaki

Kepercayaan yang ada pada pasien tentangkemampuan dirinya dalam merawatkakinya untuk mencegah terjadinya ulkus

Instrumen FCCS yang

diadaptasi dari penelitian

Perrin et al (2009) dimana

terdapat 15 pernyataan

dengan menggunakan skala

likert (Sangat percaya diri,

Mean (SD) Rasio

Page 6: BAB III baru - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/220120/2010/220120100038_3_5443.pdf · Wilayah Kerja Puskesmas Ibrahim Adjie yaitu 2 orang responden perempuan, dan 1 orang

86

No Variabel Definisi OperasionalAlat dan

Cara UkurHasilUkur

Skala

cukup percaya diri, percaya

diri, kurang percaya diri dan

sangat tidak percaya diri)

3. Perilaku

perawatan kaki

Frekuensi kegiatan pasien DiabetesMelitus dalam memeriksa kondisi kaki;memelihara kebersihan kaki; mengecek,memilih dan menggunakan alas kaki yangsesuai; memelihara kelembaban kulit kaki;memotong kuku dengan benar;menghindari semua kegiatan yang dapatmembahayakan; memeriksakan kondisikaki secara regular dan identifikasitindakan yang sesuai untuk merawatcedera kaki, luka dan ulkus yang telahterjadi.

Instrumen merupakanmodifikasi dari NottinghamAssesment of Functional FootCare (NAFF) yangdikembangkan dari penelitianKurniawan et al (2011) yangsudah diterjemahkan dalamBahasa Indonesia. Instrumenmenurut Kurniawan et al(2011) terdiri dari 28pernyataan dimanamenggunakan skala likert 0-3. Item pertanyaan ditambahdengan 3 pertanyaan tentangpencegahan cedera yaitusenam kaki, penguranganmelipat kaki dan menghindarimerokok.

Mean (SD) Rasio

4. Program

edukasi

Program edukasi perawatan kaki yangmeliputi pemeriksaan kaki, menjagakebersihan kaki sekaligus massage pada

Self Report : Keluarga dan

responden mencatat semua

- -

Page 7: BAB III baru - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/220120/2010/220120100038_3_5443.pdf · Wilayah Kerja Puskesmas Ibrahim Adjie yaitu 2 orang responden perempuan, dan 1 orang

87

No Variabel Definisi OperasionalAlat dan

Cara UkurHasilUkur

Skala

perawatan

kaki berbasis

keluarga

kaki, dan pemotongan kuku yang baik,pemilihan alas kaki yang sesuai,pencegahan dan manajemen awal mulacedera kaki termasuk senam kaki didalamnya. Standar perawatan kaki diambilberdasarkan Indian Health Diabetes BestPractice Foot Care (2011). Programedukasi perawatan kaki ini dilakukankepada pasien Diabetes Melitus denganmelibatkan peran serta aktif dari keluargadan program edukasi perawatan kaki inidilakukan oleh peneliti.

aktivitas praktek perawatan

kaki yang ditulis dalam

modul yang diberikan setelah

intervensi diberikan

5. Keluarga Anggota keluarga yang dekat, tinggalserumah dengan pasien Diabetes Melitusdan memberikan perawatan kepada pasienDiabetes Melitus.

- - -

Page 8: BAB III baru - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/220120/2010/220120100038_3_5443.pdf · Wilayah Kerja Puskesmas Ibrahim Adjie yaitu 2 orang responden perempuan, dan 1 orang

88

88

3.5. Populasi, Sampel dan Setting Penelitian

3.5.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penderita DM tipe 2

yang tercatat dalam Laporan LB1 Kabupaten/Kota Kota Bandung per

Kategori per Puskesmas Dinas Kota Bandung di Puskesmas Pasirkaliki.

Jumlah pasien Diabetes Melitus tipe 2 dalam wilayah kerja Puskesmas

Pasirkaliki Kota Bandung pada periode Januari – Desember 2011

sebanyak 160 orang.

Adapun kriteria inklusi pada penelitian ini adalah :

Klien dengan usia ≤ 20 - 70 tahun dan tinggal bersama keluarga

Telah didiagnosa menderita DM tipe 2 oleh dokter

Mampu menulis, membaca dan berbahasa Indonesia

Masih melakukan aktivitas mandiri

Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah :

Ada ulkus pada kaki

3.5.2. Sampel

Cara pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan teknik purpossive sampling sesuai dengan kriteria inklusi.

Sampel pada penelitian ini adalah pasien dan keluarga yang mempunyai

penderita Diabetes Melitus, yang dikelompokkan menjadi kelompok

kontrol dan kelompok intervensi berdasarkan pengocokan koin. Kelompok

kontrol dan kelompok intervensi akan dilakukan matching berdasarkan

Page 9: BAB III baru - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/220120/2010/220120100038_3_5443.pdf · Wilayah Kerja Puskesmas Ibrahim Adjie yaitu 2 orang responden perempuan, dan 1 orang

89

tipe keluarga, riwayat terjadinya kaki diabetik, adanya keluhan neuropati

dan pernah atau tidak mendapatkan edukasi perawatan kaki diabetik.

Penghitungan besar sampel berdasarkan tabel sample size menurut

Cohen (1988) (tabel 2.4.1, halaman 54), dengan menggunakan tingkat

signifikan (CI) = 95 % (α = 0.05), effect size (d) = 0.6, dan power test =

0.8 maka sampel yang digunakan adalah 35 responden. Berdasarkan tabel

tersebut, maka sampel pada masing – masing kelompok minimal 35

responden atau sampel keseluruhan adalah 70 responden.

Untuk mengantisipasi adanya drop out, maka pada kelompok

intervensi dan kelompok kontrol ditambah menjadi 36 responden. Selama

penelitian, dari 72 responden sesuai dengan kriteria inklusi dan tidak ada

yang keluar dari penelitian ini.

3.5.3. Setting Penelitian

Setting penelitian adalah bertempat di rumah keluarga pasien

diabetes di Wilayah Kerja Puskesmas Pasirkaliki Kota Bandung. Waktu

penelitian antara 28 Maret 2012 sampai dengan 24 Mei 2012. Wilayah

kerja Puskesmas Pasirkaliki diambil sebagai tempat penelitian karena

menurut LB-1 Dinas Kesehatan Kota Bandung, Puskesmas Pasirkaliki

merupakan tempat dimana jumlah tertinggi diagnosa Diabetes Melitus tipe

2 di Kota Bandung.

Page 10: BAB III baru - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/220120/2010/220120100038_3_5443.pdf · Wilayah Kerja Puskesmas Ibrahim Adjie yaitu 2 orang responden perempuan, dan 1 orang

90

3.6.Pilot Study

Pilot study dilakukan untuk mengujicoba bahan yang digunakan untuk

prosedur pengumpulan data, protokol penelitian dan instrumen yang akan

digunakan agar dapat memperbaiki kualitas dan signifikansi dari penelitian

(Altman, Burton, Chuthill, 2006). Pilot study pada penelitian ini dilakukan

pada 3 orang yang memenuhi kriteria inklusi. Pilot study dilakukan di

Wilayah Kerja Puskesmas Ibrahim Adjie yaitu 2 orang responden perempuan,

dan 1 orang responden laki-laki. Masing-masing responden mendapatkan

intervensi edukasi perawatan kaki didampingi keluarga sebanyak 2 kali

kunjungan rumah. Semua responden pada pilot study, masing-masing dapat

mengisi self-report pada modul yang diberikan. Ketiga responden tersebut

mendapat 1 kali tindak lanjut telpon dan 3 kali kunjungan rumah oleh

peneliti. Setelah selesai diberikan intervensi program edukasi, responden dan

keluarga memberikan apresiasi bahwa program edukasi ini bermanfaat untuk

pasien Diabetes Melitus.

3.7.Prosedur Pengumpulan Data

Penelitian menggunakan sumber data primer yaitu data diambil

langsung dari responden. Pertanyaan kuesioner variabel pengetahuan, perilaku

perawatan kaki, dan kepercayaan diri (self-efficacy) dalam merawat kaki,

dijawab responden dengan metode wawancara. Tabel 3.1 menjelaskan tentang

prosedur pengumpulan data.

Page 11: BAB III baru - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/220120/2010/220120100038_3_5443.pdf · Wilayah Kerja Puskesmas Ibrahim Adjie yaitu 2 orang responden perempuan, dan 1 orang

91

Cara pengumpulan data :

(1) Pre test dilakukan pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol.

Data pengetahuan, self-efficacy tentang perawatan kaki dan perilaku

perawatan kaki dikumpulkan dengan pemberian kuesioner.

Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara sesuai

dengan kuesioner.

(2) Intervensi program edukasi perawatan kaki berbasis keluarga

Pelaksanaaan program edukasi perawatan kaki berbasis

keluarga ini dilaksanakan pada setiap responden yang termasuk ke

dalam kelompok intervensi dalam penelitian. Program ini terdiri dari 5

minggu, dengan setiap aktivitas setiap minggu adalah sebagai berikut :

a. Minggu I

Pertemuan minggu pertama, responden didampingi

keluarga menceritakan bagaimana perawatan kaki yang dilakukan

selama ini. Setelah itu, peneliti memberikan edukasi perawatan

kaki dengan metode pendidikan kesehatan dan diskusi dan

memberikan modul tentang perawatan kaki dengan cara

melibatkan secara aktif responden dan keluarga. Materi edukasi

perawatan kaki meliputi faktor resiko dan cara membersihkan kaki,

dan perawatan kuku. Setelah program edukasi diberikan, keluarga

dan respoden dapat berdiskusi tentang materi edukasi yang telah

disampaikan.

Page 12: BAB III baru - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/220120/2010/220120100038_3_5443.pdf · Wilayah Kerja Puskesmas Ibrahim Adjie yaitu 2 orang responden perempuan, dan 1 orang

92

b. Minggu II

Pertemuan Minggu II, responden didampingi keluarga

menceritakan bagaimana kegiatan perawatan kaki yang telah

dilakukan. Peneliti bersama responden dan keluarga melakukan

identifikasi kesulitan yang dihadapi dalam menjalankan perilaku

menjaga kebersihan kaki dan perawatan kuku. Hanya perilaku

menjaga kebersihan kaki yang dijalankan seragam pada seluruh

responden kelompok intervensi. Hal ini dikarenakan, tidak seluruh

responden telah menjalankan perawatan kuku.

Setelah itu, peneliti memberikan edukasi lanjutan tentang

pemilihan alas kaki, pencegahan dan pengelolaan cedera pada kaki

kepada responden dengan cara melibatkan aktif keluarga.

c. Minggu III

Pertemuan Minggu III, peneliti melakukan tindak lanjut

intervensi melalui telpon kepada pasien dan keluarga. Peneliti

mengingatkan kepada pasien dan keluarga tentang edukasi

perawatan kaki yang telah diberikan. Selanjutnya, peneliti

menanyakan kesulitan yang dihadapi dalam menjalani perawatan

kaki.

d. Minggu IV dan Minggu V

Di minggu IV dan V, peneliti berkunjung ke rumah,

melakukan tatap muka langsung dengan keluarga dan pasien.

Peneliti melakukan review tentang perawatan kaki pada pasien dan

Page 13: BAB III baru - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/220120/2010/220120100038_3_5443.pdf · Wilayah Kerja Puskesmas Ibrahim Adjie yaitu 2 orang responden perempuan, dan 1 orang

93

keluarga. Peneliti mengidentifikasi kesulitan yang dihadapi oleh

pasien dan keluarga dalam menjalankan perawatan kaki.

e. Minggu VI

Di pertemuan minggu VI, peneliti melakukan post-test

dengan memberikan instrumen yang sama pada saat pre-test.

(3) Post-test dilakukan pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol

dengan menggunakan instrumen pengetahuan responden tentang

perawatan kaki, kepercayaan diri (self-efficacy) dan perilaku

perawatan kaki yang menggunakan metode wawancara.

3.8.Instrumen Penelitian

Instrumen terdiri dari tiga yaitu instrumen tentang pengetahuan tentang

perawatan kaki, kepercayaan diri (self-efficacy) dalam merawat kaki dan

perilaku perawatan kaki. Instrumen tentang pengetahuan perawatan kaki

dibuat sendiri oleh peneliti berdasarkan hasil penelitian dari Kurniawan et al

(2011), Salmani dan Hosseini (2010) dan Perrin et al (2009). Instrumen untuk

mengukur perilaku perawatan kaki memakai kuesioner yang digunakan pada

penelitian Kurniawan et al (2011) yang telah diterjemahkan menjadi Bahasa

Indonesia. Ada 3 pertanyaan yang ditambahkan yaitu tentang pencegahan

cedera pada kaki meliputi senam kaki, merokok dan melipat kaki. Tingkat

kepercayaan diri (self-efficacy) menggunakan instrumen FCCS yang diadopsi

dari Perrin et al (2009) yang telah diterjemahkan menjadi Bahasa Indonesia

Page 14: BAB III baru - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/220120/2010/220120100038_3_5443.pdf · Wilayah Kerja Puskesmas Ibrahim Adjie yaitu 2 orang responden perempuan, dan 1 orang

94

dan ditambahkan item pertanyaan tentang pencegahan cedera pada kaki

meliputi senam kaki, merokok dan melipat kaki.

3.9. Reliabilitas dan Validitas Data

Uji validitas dilakukan dengan konstruksi (construct validity).

Pengujian validitas isi mengenai butir-butir instrumen, diujicobakan peneliti

kepada 20 responden pada pasien Diabetes Melitus di Wilayah Kerja

Puskesmas Ibrahim Adjie. Setelah data terkumpul, peneliti melakukan uji

validitas konstruksi menggunakan rumus Pearson Product Moment. Hasil uji

validitas pengetahuan perawatan kaki, dengan hasil skor terendah 0.346 dan

skor tertinggi 0.722. Hasil uji validitas kepercayaan diri (self-efficacy),

dengan hasil skor terendah 0.5 dan skor tertinggi 0.9. Hasil uji validitas

perilaku perawatan kaki dengan hasil skor terendah 0.39 dan skor tertinggi

0.86.

Uji reliabilitas dilakukan peneliti, dengan menggunakan rumus Alpha

Cronbach. Hasil uji reliabilitas pada kuesioner tingkat pengetahuan

menggunakan KR-21 adalah 0.74. Hasil uji reliabilitas tingkat kepercayaan

diri (self-efficacy) adalah 0.72, sedangkan perilaku perawatan kaki adalah

0.74.

Page 15: BAB III baru - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/220120/2010/220120100038_3_5443.pdf · Wilayah Kerja Puskesmas Ibrahim Adjie yaitu 2 orang responden perempuan, dan 1 orang

95

3.10. Pengolahan dan Teknik Analisis Data

3.10.1. Pengolahan Data

1. Editing, yaitu peneliti memeriksa semua instrumen untuk memastikan

bahwa semua pertanyaan dan pernyataan dalam instrumen telah terisi

kemudian dipisahkan menurut kelompoknya yaitu kelompok

intervensi dan kelompok kontrol. Semua kuesioner pada kelompok

kontrol dan intervensi tidak ada jawaban yang kosong.

2. Coding, yaitu peneliti merubah data menjadi bentuk angka atau

bilangan untuk mempermudah dan mempercepat proses analisa data.

Pembagian kelompok penelitian dirubah menjadi 0 = kelompok

kontrol, 1 = kelompok intervensi. Data demografi pasien, data klinis

pasien dan data demografi keluarga dirubdah menjadi bentuk angka

sesuai dengan kategori yang ada di dalam kuesioner. Variabel

pengetahuan dirubah menjadi 0 jika jawaban salah dan 1 jika jawaban

benar. Variabel kepercayaan diri (self-efficacy) dirubah menjadi 1 =

sangat tidak yakin, 2 = tidak yakin, 3 = yakin, 4 = cukup yakin, 5 =

sangat yakin. Variabel perilaku perawatan kaki dirubah sesuai koding

yang ada pada kuesioner, 0 = tidak pernah, 1 = jarang, 2 = sehari

sekali, 3 = sehari lebih dari sekali.

3. Entry data, yaitu peneliti memasukkan data ke dalam SPSSTM.

4. Processing yaitu peneliti melakukan analisis dengan menggunakan uji

statistik yang terdiri dari uji normalitas data, uji univariat dan uji

bivariat.

Page 16: BAB III baru - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/220120/2010/220120100038_3_5443.pdf · Wilayah Kerja Puskesmas Ibrahim Adjie yaitu 2 orang responden perempuan, dan 1 orang

96

3.10.2. Analisis Data

Data yang telah tersusun selanjutnya dilakukan analisis. Teknik

analisis terdiri dari uji univariat dan bivariat.

1) Uji Univariat

Analisis univariat disajikan untuk menggambarkan

karakteristik responden, karakteristik klinis responden dan

karakteristik keluarga dari responden. Variabel pengetahuan,

kepercayaan diri (self-efficacy) dan perilaku perawatan kaki

disajikan dalam rata-rata dan standar deviasi. Penyajian data

berupa distribusi frekuensi, dengan menggunakan rumus

persentase, sebagai berikut :

P = f / N x 100%

Keterangan : f = frekuensi

N = Jumlah responden

2) Uji Bivariat

Uji bivariat pada penelitian ini ditujukan untuk mengetahui

pengaruh dari program edukasi perawatan kaki terhadap perilaku

perawatan kaki pasien Diabetes Melitus. Sebelum dilakukan

perhitungan bivariat, data hasil penelitian dilakukan uji normalitas

terlebih dahulu. Uji normalitas data yang digunakan adalah

Shapiro-Wilk dan dilihat juga dari nilai Skewness serta nilai

Kurtosis. Hasil uji normalitas data dengan Shapiro-Wilk pada

Page 17: BAB III baru - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/220120/2010/220120100038_3_5443.pdf · Wilayah Kerja Puskesmas Ibrahim Adjie yaitu 2 orang responden perempuan, dan 1 orang

97

masing-masing variabel adalah variabel pengetahuan sebelum =

0.304, variabel kepercayaan diri (self-efficacy) sebelum = 0.680

dan variabel perilaku perawatan kaki sebelum = 0.151.

Hasil uji normalitas menggunakan Shapiro-Wilk untuk

variabel pengetahuan, kepercayaan diri (self-efficacy) dan perilaku

perawatan kaki sesudah program edukasi perawatan kaki berbasis

keluarga menunjukkan 0.000. Menurut Dahlan (2009), cara lain

menguji normalnya distribusi data adalah dengan melihat Skewnes

dan Kurtosis. Menurut Dahlan (2009), skewness/SE skewness = -/+

2 maka data tersebut mempunyai distribusi normal. Hasil skewness

pada variabel pengetahuan sesudah adalah -0.553 (SE = 0.283) ,

kepercayaan diri sesudah (self-efficacy) adalah -0.066 (SE = 0.283)

dan perilaku perawatan kaki sesudah adalah -0.308 (SE = 0.283).

Maka, hasil dari uji normalitas pada data variabel pengetahuan,

kepercayaan diri (self-efficacy) dan perilaku perawatan kaki

sesudah program edukasi perawatan kaki berbasis keluarga

menunjukkan data berdistribusi normal.

Analisa data menggunakan uji statitistik parametrik paired t

test untuk mengetahui perbedaan rata - rata pengetahuan,

kepercayaan diri (self-efficacy) dan perilaku perawatan kaki

sebelum dan sesudah intervensi untuk masing-masing kelompok

(kelompok intervensi dan kelompok kontrol). Selanjutnya, untuk

mengetahui perbedaan rata – rata pengetahuan, kepercayaan diri

Page 18: BAB III baru - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/220120/2010/220120100038_3_5443.pdf · Wilayah Kerja Puskesmas Ibrahim Adjie yaitu 2 orang responden perempuan, dan 1 orang

98

(self-efficacy) dan perilaku perawatan kaki pada kelompok kontrol

yang tidak diberi intervensi program edukasi perawatan kaki

berbasis keluarga dengan kelompok intervensi yang diberi

intervensi program edukasi perawatan kaki berbasis keluarga, diuji

dengan t test independent (Dahlan, 2009).

3.10.3. Penyajian Data

Pada penelitian ini data disajikan dalam bentuk tabel dan narasi dengan

tidak menyimpang dari hasil pengumpulan data penelitian.

3.11. Tahap Penelitian

1. Tahap persiapan

a. Melakukan ujian usulan penelitian.

b. Mengurus perijinan dari Badan Kesatuan Bangsa, Perlindungan

dan Pemberdayaan Masyarakat, Dinas Kesehatan Kota Bandung,

Puskesmas Pasirkaliki Kota Bandung dengan 6 Wilayah Kerja

yaitu Kelurahan Pasirkaliki, Pamoyanan, Pajajaran, Arjuna, Husein

Sastranegara dan Sukaraja.

c. Mencari asisten penelitian untuk membantu penelitian. Jumlah

asisten peneliti sebanyak 2 orang. Asisten peneliti diberikan

pelatihan bagaimana cara mengisi kuesioner tentang perawatan

kaki dengan metode wawancara. Peran dari asisten peneliti hanya

melakukan pengukuran variabel pengetahuan, kepercayaan diri

Page 19: BAB III baru - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/220120/2010/220120100038_3_5443.pdf · Wilayah Kerja Puskesmas Ibrahim Adjie yaitu 2 orang responden perempuan, dan 1 orang

99

(self-efficacy) dan perilaku perawatan kaki selama sebelum dan

sesudah program edukasi perawatan kaki berbasis keluarga dengan

menggunakan kuesioner. Pengukuran dengan kuesioner tetap

didampingi oleh peneliti. Waktu kerja asisten peneliti hanya pada 4

kelurahan, sedangkan 2 kelurahan dilakukan sepenuhnya oleh

peneliti.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Menentukan responden sebagai subyek dan mendapatkan

persetujuan dari responden dan keluarga.

b. Peneliti dibantu oleh asisten peneliti mengukur pengetahuan,

kepercayaan diri (self-efficacy) dan perilaku perawatan kaki

sebelum diberikan program edukasi berbasis keluarga dengan

kuesioner yang sudah disiapkan dengan metode wawancara.

c. Peneliti memberikan intervensi program edukasi perawatan kaki

berbasis keluarga sesuai tahapan.

d. Peneliti memberikan self-report yang ada pada modul bagi

responden untuk memberikan keakuratan data yang diberikan oleh

penderita dan keluarga.

e. Peneliti dibantu asisten peneliti mengukur kembali pengetahuan,

kepercayaan diri (self-efficacy) dan perilaku perawatan kaki dengan

instrumen yang sama saat melakukan pre-test.

f. Pengolahan dan analisis data

Page 20: BAB III baru - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/220120/2010/220120100038_3_5443.pdf · Wilayah Kerja Puskesmas Ibrahim Adjie yaitu 2 orang responden perempuan, dan 1 orang

100

3. Tahap akhir

a. Penyusunan laporan

b. Sidang atau pertanggungjawaban hasil penelitian

c. Pendokumentasian

3.12. Etika Penelitian

Penelitian ini adalah memberikan intervensi program edukasi

perawatan kaki berbasis keluarga pada responden, sehingga sebelum

dilakukan penelitian, peneliti mempertimbangkan etika penelitian yang

ada, yaitu :

1. Informed consent

Informed consent dilakukan oleh peneliti sebelum melakukan

penelitian terhadap responden. Tahap ini dilakukan dengan memberikan

penjelasan tentang penelitian yang sedang dilakukan, kemudian

responden bisa mengambil keputusan untuk terlibat atau tidak dalam

penelitian ini. Semua responden dalam penelitian ini menerima dan

mau mengikuti program edukasi perawatan kaki berbasis keluarga.

2. Confidentiality

Peneliti menggunakan prinsip kerahasiaan dengan menjaga

identitas dari responden dalam pengambilan data dengan cara hanya

mencantumkan nomor responden pada masing – masing kelompok.

Selain itu, hasil dari penelitian ini hanya bisa diakses oleh pihak-pihak

yang berkepentingan dalam penelitian ini.

Page 21: BAB III baru - media.unpad.ac.idmedia.unpad.ac.id/thesis/220120/2010/220120100038_3_5443.pdf · Wilayah Kerja Puskesmas Ibrahim Adjie yaitu 2 orang responden perempuan, dan 1 orang

101

3. Right to withdraw

Peneliti memberikan kebebasan kepada responden untuk tidak

melanjutkan atau keluar dari penelitian ini, tanpa memberikan dampak

terhadap perawatan yang diberikan. Semua responden pada penelitian

ini tidak ada yang keluar dari program edukasi perawatan kaki berbasis

keluarga.

4. Potensial benefit

Penelitian potensial memberikan dampak yang positif bagi subyek

penelitian, karena telah banyak hasil penelitian lain yang mendukung

program edukasi perawatan kaki berbasis keluarga. Hasil penelitian

sebelumnya tentang perawatan kaki melaporkan bahwa kegiatan

perawatan kaki sangat bermanfaat menambah pengetahuan,

meningkatkan kepercayaan diri dalam merawat kaki serta menghasilkan

perilaku perawatan kaki yang baik bagi pasien Diabetes Melitus. Hal ini

akan meningkatkan kesinambungan dari pengetahuan dan perilaku

pasien dalam merawat kaki jika melibatkan keluarga dalam proses

edukasi perawatan kaki.

5. Right to fair treatment

Responden dari kelompok kontrol berhak mendapatkan intervensi

yang sama, sehingga setelah pengambilan data responden kelompok ini

akan diberikan program edukasi perawatan kaki berbasis keluarga.