Upload
trandiep
View
214
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
81
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian ini adalah quasi eksperimental dengan
menggunakan desain penelitian dua kelompok yaitu kelompok intervensi dan
kelompok kontrol yang dilakukan pre-test dan pos-test pada masing-masing
kelompok. Tujuan penelitian ini untuk menguji pengaruh program edukasi
perawatan kaki berbasis keluarga terhadap perilaku perawatan kaki pada
pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Kota Bandung. Kelompok kontrol tidak
menerima intervensi program, sedangkan kelompok intervensi menerima
program edukasi perawatan kaki berbasis keluarga. Sebelum mendapatkan
intervensi, pada kedua kelompok tersebut dilakukan pre-test, kemudian
dilanjutkan pemberian intervensi pada kelompok intervensi. Setelah 5 minggu
program edukasi perawatan kaki berbasis keluarga diberikan, pada kedua
kelompok tersebut dilakukan post-test.
Hasil penelitian ini diperoleh pengetahuan, kepercayaan diri (self-
efficacy) dan perilaku perawatan kaki (01) sebelum program edukasi
perawatan kaki berbasis keluarga dilakukan dan (02) sesudah program
edukasi perawatan kaki berbasis keluarga selesai dilakukan. Perbedaan antara
01 dan 02 yaitu 02-01 diasumsikan sebagai hasil dari efek program.
82
Model rancangan penelitian adalah sebagai berikut :
Gambar 3.1 Rancangan Penelitian
Keterangan :
O1 = Nilai pre-test pengetahuan, kepercayaan diri (self-efficacy) danperilaku dari kelompok intervensi sebelum dilakukan programedukasi perawatan kaki berbasis keluarga
O2 = Nilai post-test pengetahuan, kepercayaan diri (self-efficacy) danperilaku dari kelompok intervensi sesudah dilakukan programedukasi perawatan kaki berbasis keluarga
O3 = Nilai pre-test pengetahuan, kepercayaan diri (self-efficacy) danperilaku dari kelompok control
O4 = Nilai post-test pengetahuan, kepercayaan diri (self-efficacy) danperilaku dari kelompok control
X = Program edukasi perawatan kaki berbasis keluargaY = Tanpa program Edukasi perawatan kaki berbasis keluargaX1 = Selisih rata-rata pengetahuan, kepercayaan diri (self-efficacy) dan
perilaku perawatan kaki dari kelompok intervensi sebelum dandilakukan program edukasi perawatan kaki berbasis keluarga
X2 = Selisih rata-rata pengetahuan, kepercayaan diri (self-efficacy) danperilaku perawatan kaki dari kelompok kontrol
X3 = Selisih rata-rata pengetahuan, kepercayaan diri (self-efficacy) danperilaku perawatan kaki antara kelompok kontrol dan kelompokintervensi
Subyek
terpilih
dengan
purpossive
sampling
Pengocokan
koin
O1
O3
X
Y O4
O2 Dibandingkan
O2-O1 = X1
O4-O3 = X2
X2-X1 = X3
83
3.2. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah pengetahuan, kepercayaan diri
(self-efficacy) dan perilaku perawatan kaki pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di
wilayah kerja Puskesmas Pasirkaliki Kota Bandung.
3.3. Definisi Konseptual
3.3.1. Diabetes Melitus Tipe 2
Diabetes ini adalah tipe diabetes yang paling sering ditemukan,
sekitar 90-95 persen penderita diabetes adalah penderita diabetes tipe 2.
Pada diabetes tipe 2 pankreas masih bisa memproduksi insulin, tetapi
kualitasnya buruk dan tidak dapat berfungsi dengan baik atau terjadinya
resisten insulin. Akibatnya glukosa meningkat dalam darah karena tidak
dapat dirubah menjadi glikogen dengan sempurna (Smeltzer et al, 2008).
3.3.2. Pengetahuan tentang perawatan kaki
Pengetahuan perawatan kaki adalah informasi yang diketahui oleh
pasien dan keluarga tentang perawatan kaki yang berdasarkan atas
penelitian Kurniawan et al (2011), Salmani dan Hosseini (2010), Perrin et
al (2009) yaitu meliputi kebersihan kaki, perawatan kuku, pemilihan alas
kaki, pencegahan dan pengelolaan terjadi kaki diabetik.
3.3.3. Kepercayaan diri (self-efficacy)
Kepercayaan diri (self-efficacy) menurut Bandura dalam Passer
dan Smith (2004) adalah keyakinan seseorang terhadap kemampuannya
untuk mengatur dan melaksanakan tindakan-tindakan untuk mencapai
84
tujuan yang ditetapkan, dan berusaha untuk menilai tingkatan dan
kekuatan di seluruh kegiatan dan konteks.
3.3.4. Perilaku Perawatan Kaki
Menurut Indian Health Diabetes Best Practice Foot Care (2011)
perilaku perawatan kaki adalah frekuensi rutin dari praktek perawatan kaki
yang terdiri pemeriksaan kaki oleh diri sendiri, memelihara kebersihan
kaki, memakai alas kaki yang sesuai, perawatan kuku, pencegahan
terhadap cedera kaki, dan pengelolaan terhadap mulainya cedera kaki.
3.3.5. Program Edukasi Perawatan Kaki
Program edukasi perawatan kaki adalah program edukasi yang
dikembangkan melalui penelitian berdasarkan hasil penelitian Kurniawan
et al (2011) yaitu edukasi tentang perawatan kaki yang meliputi
pemeriksaan kaki, menjaga kebersihan kaki sekaligus massage pada kaki,
perawatan kuku yang baik, pemilihan alas kaki yang baik, pencegahan
cedera termasuk senam kaki dan pengelolaan awal mulanya cedera kaki.
3.3.6. Keluarga
Definisi Keluarga menurut Burgess et al dalam Friedman (2010)
yaitu keluarga adalah unit sosial terkecil yang terdiri dari individu yang
terikat oleh perkawinan darah atau adopsi dan dalam kasus keluarga luas
terlihat adanya nenek atau kakek dan cucunya.
85
85
3.4.Definisi Operasional
Tabel 3.1 Definisi Operasional
No Variabel Definisi OperasionalAlat dan
Cara UkurHasilUkur
Skala
1. Pengetahuan
tentang
perawatan
kaki
Informasi yang diketahui oleh pasienDiabetes Melitus tentang perawatan kakipada pasien Diabetes Melitus
Kuesioner yang berisi 18
pernyataan dengan jawaban
Benar dan Salah yang dibuat
berdasarkan Standar
perawatan kaki Indian Health
Diabetes Best Practice Foot
Care (2011). Kuesioner
dibuat berdasarkan hasil
penelitian dari Salmani dan
Hosseini (2010), Kurniawan
et al (2011), Perrin et al
(2009).
Mean (SD) Rasio
2. Kepercayaan
diri (self-
efficacy)
dalam
merawat kaki
Kepercayaan yang ada pada pasien tentangkemampuan dirinya dalam merawatkakinya untuk mencegah terjadinya ulkus
Instrumen FCCS yang
diadaptasi dari penelitian
Perrin et al (2009) dimana
terdapat 15 pernyataan
dengan menggunakan skala
likert (Sangat percaya diri,
Mean (SD) Rasio
86
No Variabel Definisi OperasionalAlat dan
Cara UkurHasilUkur
Skala
cukup percaya diri, percaya
diri, kurang percaya diri dan
sangat tidak percaya diri)
3. Perilaku
perawatan kaki
Frekuensi kegiatan pasien DiabetesMelitus dalam memeriksa kondisi kaki;memelihara kebersihan kaki; mengecek,memilih dan menggunakan alas kaki yangsesuai; memelihara kelembaban kulit kaki;memotong kuku dengan benar;menghindari semua kegiatan yang dapatmembahayakan; memeriksakan kondisikaki secara regular dan identifikasitindakan yang sesuai untuk merawatcedera kaki, luka dan ulkus yang telahterjadi.
Instrumen merupakanmodifikasi dari NottinghamAssesment of Functional FootCare (NAFF) yangdikembangkan dari penelitianKurniawan et al (2011) yangsudah diterjemahkan dalamBahasa Indonesia. Instrumenmenurut Kurniawan et al(2011) terdiri dari 28pernyataan dimanamenggunakan skala likert 0-3. Item pertanyaan ditambahdengan 3 pertanyaan tentangpencegahan cedera yaitusenam kaki, penguranganmelipat kaki dan menghindarimerokok.
Mean (SD) Rasio
4. Program
edukasi
Program edukasi perawatan kaki yangmeliputi pemeriksaan kaki, menjagakebersihan kaki sekaligus massage pada
Self Report : Keluarga dan
responden mencatat semua
- -
87
No Variabel Definisi OperasionalAlat dan
Cara UkurHasilUkur
Skala
perawatan
kaki berbasis
keluarga
kaki, dan pemotongan kuku yang baik,pemilihan alas kaki yang sesuai,pencegahan dan manajemen awal mulacedera kaki termasuk senam kaki didalamnya. Standar perawatan kaki diambilberdasarkan Indian Health Diabetes BestPractice Foot Care (2011). Programedukasi perawatan kaki ini dilakukankepada pasien Diabetes Melitus denganmelibatkan peran serta aktif dari keluargadan program edukasi perawatan kaki inidilakukan oleh peneliti.
aktivitas praktek perawatan
kaki yang ditulis dalam
modul yang diberikan setelah
intervensi diberikan
5. Keluarga Anggota keluarga yang dekat, tinggalserumah dengan pasien Diabetes Melitusdan memberikan perawatan kepada pasienDiabetes Melitus.
- - -
88
88
3.5. Populasi, Sampel dan Setting Penelitian
3.5.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penderita DM tipe 2
yang tercatat dalam Laporan LB1 Kabupaten/Kota Kota Bandung per
Kategori per Puskesmas Dinas Kota Bandung di Puskesmas Pasirkaliki.
Jumlah pasien Diabetes Melitus tipe 2 dalam wilayah kerja Puskesmas
Pasirkaliki Kota Bandung pada periode Januari – Desember 2011
sebanyak 160 orang.
Adapun kriteria inklusi pada penelitian ini adalah :
Klien dengan usia ≤ 20 - 70 tahun dan tinggal bersama keluarga
Telah didiagnosa menderita DM tipe 2 oleh dokter
Mampu menulis, membaca dan berbahasa Indonesia
Masih melakukan aktivitas mandiri
Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah :
Ada ulkus pada kaki
3.5.2. Sampel
Cara pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan teknik purpossive sampling sesuai dengan kriteria inklusi.
Sampel pada penelitian ini adalah pasien dan keluarga yang mempunyai
penderita Diabetes Melitus, yang dikelompokkan menjadi kelompok
kontrol dan kelompok intervensi berdasarkan pengocokan koin. Kelompok
kontrol dan kelompok intervensi akan dilakukan matching berdasarkan
89
tipe keluarga, riwayat terjadinya kaki diabetik, adanya keluhan neuropati
dan pernah atau tidak mendapatkan edukasi perawatan kaki diabetik.
Penghitungan besar sampel berdasarkan tabel sample size menurut
Cohen (1988) (tabel 2.4.1, halaman 54), dengan menggunakan tingkat
signifikan (CI) = 95 % (α = 0.05), effect size (d) = 0.6, dan power test =
0.8 maka sampel yang digunakan adalah 35 responden. Berdasarkan tabel
tersebut, maka sampel pada masing – masing kelompok minimal 35
responden atau sampel keseluruhan adalah 70 responden.
Untuk mengantisipasi adanya drop out, maka pada kelompok
intervensi dan kelompok kontrol ditambah menjadi 36 responden. Selama
penelitian, dari 72 responden sesuai dengan kriteria inklusi dan tidak ada
yang keluar dari penelitian ini.
3.5.3. Setting Penelitian
Setting penelitian adalah bertempat di rumah keluarga pasien
diabetes di Wilayah Kerja Puskesmas Pasirkaliki Kota Bandung. Waktu
penelitian antara 28 Maret 2012 sampai dengan 24 Mei 2012. Wilayah
kerja Puskesmas Pasirkaliki diambil sebagai tempat penelitian karena
menurut LB-1 Dinas Kesehatan Kota Bandung, Puskesmas Pasirkaliki
merupakan tempat dimana jumlah tertinggi diagnosa Diabetes Melitus tipe
2 di Kota Bandung.
90
3.6.Pilot Study
Pilot study dilakukan untuk mengujicoba bahan yang digunakan untuk
prosedur pengumpulan data, protokol penelitian dan instrumen yang akan
digunakan agar dapat memperbaiki kualitas dan signifikansi dari penelitian
(Altman, Burton, Chuthill, 2006). Pilot study pada penelitian ini dilakukan
pada 3 orang yang memenuhi kriteria inklusi. Pilot study dilakukan di
Wilayah Kerja Puskesmas Ibrahim Adjie yaitu 2 orang responden perempuan,
dan 1 orang responden laki-laki. Masing-masing responden mendapatkan
intervensi edukasi perawatan kaki didampingi keluarga sebanyak 2 kali
kunjungan rumah. Semua responden pada pilot study, masing-masing dapat
mengisi self-report pada modul yang diberikan. Ketiga responden tersebut
mendapat 1 kali tindak lanjut telpon dan 3 kali kunjungan rumah oleh
peneliti. Setelah selesai diberikan intervensi program edukasi, responden dan
keluarga memberikan apresiasi bahwa program edukasi ini bermanfaat untuk
pasien Diabetes Melitus.
3.7.Prosedur Pengumpulan Data
Penelitian menggunakan sumber data primer yaitu data diambil
langsung dari responden. Pertanyaan kuesioner variabel pengetahuan, perilaku
perawatan kaki, dan kepercayaan diri (self-efficacy) dalam merawat kaki,
dijawab responden dengan metode wawancara. Tabel 3.1 menjelaskan tentang
prosedur pengumpulan data.
91
Cara pengumpulan data :
(1) Pre test dilakukan pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol.
Data pengetahuan, self-efficacy tentang perawatan kaki dan perilaku
perawatan kaki dikumpulkan dengan pemberian kuesioner.
Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara sesuai
dengan kuesioner.
(2) Intervensi program edukasi perawatan kaki berbasis keluarga
Pelaksanaaan program edukasi perawatan kaki berbasis
keluarga ini dilaksanakan pada setiap responden yang termasuk ke
dalam kelompok intervensi dalam penelitian. Program ini terdiri dari 5
minggu, dengan setiap aktivitas setiap minggu adalah sebagai berikut :
a. Minggu I
Pertemuan minggu pertama, responden didampingi
keluarga menceritakan bagaimana perawatan kaki yang dilakukan
selama ini. Setelah itu, peneliti memberikan edukasi perawatan
kaki dengan metode pendidikan kesehatan dan diskusi dan
memberikan modul tentang perawatan kaki dengan cara
melibatkan secara aktif responden dan keluarga. Materi edukasi
perawatan kaki meliputi faktor resiko dan cara membersihkan kaki,
dan perawatan kuku. Setelah program edukasi diberikan, keluarga
dan respoden dapat berdiskusi tentang materi edukasi yang telah
disampaikan.
92
b. Minggu II
Pertemuan Minggu II, responden didampingi keluarga
menceritakan bagaimana kegiatan perawatan kaki yang telah
dilakukan. Peneliti bersama responden dan keluarga melakukan
identifikasi kesulitan yang dihadapi dalam menjalankan perilaku
menjaga kebersihan kaki dan perawatan kuku. Hanya perilaku
menjaga kebersihan kaki yang dijalankan seragam pada seluruh
responden kelompok intervensi. Hal ini dikarenakan, tidak seluruh
responden telah menjalankan perawatan kuku.
Setelah itu, peneliti memberikan edukasi lanjutan tentang
pemilihan alas kaki, pencegahan dan pengelolaan cedera pada kaki
kepada responden dengan cara melibatkan aktif keluarga.
c. Minggu III
Pertemuan Minggu III, peneliti melakukan tindak lanjut
intervensi melalui telpon kepada pasien dan keluarga. Peneliti
mengingatkan kepada pasien dan keluarga tentang edukasi
perawatan kaki yang telah diberikan. Selanjutnya, peneliti
menanyakan kesulitan yang dihadapi dalam menjalani perawatan
kaki.
d. Minggu IV dan Minggu V
Di minggu IV dan V, peneliti berkunjung ke rumah,
melakukan tatap muka langsung dengan keluarga dan pasien.
Peneliti melakukan review tentang perawatan kaki pada pasien dan
93
keluarga. Peneliti mengidentifikasi kesulitan yang dihadapi oleh
pasien dan keluarga dalam menjalankan perawatan kaki.
e. Minggu VI
Di pertemuan minggu VI, peneliti melakukan post-test
dengan memberikan instrumen yang sama pada saat pre-test.
(3) Post-test dilakukan pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol
dengan menggunakan instrumen pengetahuan responden tentang
perawatan kaki, kepercayaan diri (self-efficacy) dan perilaku
perawatan kaki yang menggunakan metode wawancara.
3.8.Instrumen Penelitian
Instrumen terdiri dari tiga yaitu instrumen tentang pengetahuan tentang
perawatan kaki, kepercayaan diri (self-efficacy) dalam merawat kaki dan
perilaku perawatan kaki. Instrumen tentang pengetahuan perawatan kaki
dibuat sendiri oleh peneliti berdasarkan hasil penelitian dari Kurniawan et al
(2011), Salmani dan Hosseini (2010) dan Perrin et al (2009). Instrumen untuk
mengukur perilaku perawatan kaki memakai kuesioner yang digunakan pada
penelitian Kurniawan et al (2011) yang telah diterjemahkan menjadi Bahasa
Indonesia. Ada 3 pertanyaan yang ditambahkan yaitu tentang pencegahan
cedera pada kaki meliputi senam kaki, merokok dan melipat kaki. Tingkat
kepercayaan diri (self-efficacy) menggunakan instrumen FCCS yang diadopsi
dari Perrin et al (2009) yang telah diterjemahkan menjadi Bahasa Indonesia
94
dan ditambahkan item pertanyaan tentang pencegahan cedera pada kaki
meliputi senam kaki, merokok dan melipat kaki.
3.9. Reliabilitas dan Validitas Data
Uji validitas dilakukan dengan konstruksi (construct validity).
Pengujian validitas isi mengenai butir-butir instrumen, diujicobakan peneliti
kepada 20 responden pada pasien Diabetes Melitus di Wilayah Kerja
Puskesmas Ibrahim Adjie. Setelah data terkumpul, peneliti melakukan uji
validitas konstruksi menggunakan rumus Pearson Product Moment. Hasil uji
validitas pengetahuan perawatan kaki, dengan hasil skor terendah 0.346 dan
skor tertinggi 0.722. Hasil uji validitas kepercayaan diri (self-efficacy),
dengan hasil skor terendah 0.5 dan skor tertinggi 0.9. Hasil uji validitas
perilaku perawatan kaki dengan hasil skor terendah 0.39 dan skor tertinggi
0.86.
Uji reliabilitas dilakukan peneliti, dengan menggunakan rumus Alpha
Cronbach. Hasil uji reliabilitas pada kuesioner tingkat pengetahuan
menggunakan KR-21 adalah 0.74. Hasil uji reliabilitas tingkat kepercayaan
diri (self-efficacy) adalah 0.72, sedangkan perilaku perawatan kaki adalah
0.74.
95
3.10. Pengolahan dan Teknik Analisis Data
3.10.1. Pengolahan Data
1. Editing, yaitu peneliti memeriksa semua instrumen untuk memastikan
bahwa semua pertanyaan dan pernyataan dalam instrumen telah terisi
kemudian dipisahkan menurut kelompoknya yaitu kelompok
intervensi dan kelompok kontrol. Semua kuesioner pada kelompok
kontrol dan intervensi tidak ada jawaban yang kosong.
2. Coding, yaitu peneliti merubah data menjadi bentuk angka atau
bilangan untuk mempermudah dan mempercepat proses analisa data.
Pembagian kelompok penelitian dirubah menjadi 0 = kelompok
kontrol, 1 = kelompok intervensi. Data demografi pasien, data klinis
pasien dan data demografi keluarga dirubdah menjadi bentuk angka
sesuai dengan kategori yang ada di dalam kuesioner. Variabel
pengetahuan dirubah menjadi 0 jika jawaban salah dan 1 jika jawaban
benar. Variabel kepercayaan diri (self-efficacy) dirubah menjadi 1 =
sangat tidak yakin, 2 = tidak yakin, 3 = yakin, 4 = cukup yakin, 5 =
sangat yakin. Variabel perilaku perawatan kaki dirubah sesuai koding
yang ada pada kuesioner, 0 = tidak pernah, 1 = jarang, 2 = sehari
sekali, 3 = sehari lebih dari sekali.
3. Entry data, yaitu peneliti memasukkan data ke dalam SPSSTM.
4. Processing yaitu peneliti melakukan analisis dengan menggunakan uji
statistik yang terdiri dari uji normalitas data, uji univariat dan uji
bivariat.
96
3.10.2. Analisis Data
Data yang telah tersusun selanjutnya dilakukan analisis. Teknik
analisis terdiri dari uji univariat dan bivariat.
1) Uji Univariat
Analisis univariat disajikan untuk menggambarkan
karakteristik responden, karakteristik klinis responden dan
karakteristik keluarga dari responden. Variabel pengetahuan,
kepercayaan diri (self-efficacy) dan perilaku perawatan kaki
disajikan dalam rata-rata dan standar deviasi. Penyajian data
berupa distribusi frekuensi, dengan menggunakan rumus
persentase, sebagai berikut :
P = f / N x 100%
Keterangan : f = frekuensi
N = Jumlah responden
2) Uji Bivariat
Uji bivariat pada penelitian ini ditujukan untuk mengetahui
pengaruh dari program edukasi perawatan kaki terhadap perilaku
perawatan kaki pasien Diabetes Melitus. Sebelum dilakukan
perhitungan bivariat, data hasil penelitian dilakukan uji normalitas
terlebih dahulu. Uji normalitas data yang digunakan adalah
Shapiro-Wilk dan dilihat juga dari nilai Skewness serta nilai
Kurtosis. Hasil uji normalitas data dengan Shapiro-Wilk pada
97
masing-masing variabel adalah variabel pengetahuan sebelum =
0.304, variabel kepercayaan diri (self-efficacy) sebelum = 0.680
dan variabel perilaku perawatan kaki sebelum = 0.151.
Hasil uji normalitas menggunakan Shapiro-Wilk untuk
variabel pengetahuan, kepercayaan diri (self-efficacy) dan perilaku
perawatan kaki sesudah program edukasi perawatan kaki berbasis
keluarga menunjukkan 0.000. Menurut Dahlan (2009), cara lain
menguji normalnya distribusi data adalah dengan melihat Skewnes
dan Kurtosis. Menurut Dahlan (2009), skewness/SE skewness = -/+
2 maka data tersebut mempunyai distribusi normal. Hasil skewness
pada variabel pengetahuan sesudah adalah -0.553 (SE = 0.283) ,
kepercayaan diri sesudah (self-efficacy) adalah -0.066 (SE = 0.283)
dan perilaku perawatan kaki sesudah adalah -0.308 (SE = 0.283).
Maka, hasil dari uji normalitas pada data variabel pengetahuan,
kepercayaan diri (self-efficacy) dan perilaku perawatan kaki
sesudah program edukasi perawatan kaki berbasis keluarga
menunjukkan data berdistribusi normal.
Analisa data menggunakan uji statitistik parametrik paired t
test untuk mengetahui perbedaan rata - rata pengetahuan,
kepercayaan diri (self-efficacy) dan perilaku perawatan kaki
sebelum dan sesudah intervensi untuk masing-masing kelompok
(kelompok intervensi dan kelompok kontrol). Selanjutnya, untuk
mengetahui perbedaan rata – rata pengetahuan, kepercayaan diri
98
(self-efficacy) dan perilaku perawatan kaki pada kelompok kontrol
yang tidak diberi intervensi program edukasi perawatan kaki
berbasis keluarga dengan kelompok intervensi yang diberi
intervensi program edukasi perawatan kaki berbasis keluarga, diuji
dengan t test independent (Dahlan, 2009).
3.10.3. Penyajian Data
Pada penelitian ini data disajikan dalam bentuk tabel dan narasi dengan
tidak menyimpang dari hasil pengumpulan data penelitian.
3.11. Tahap Penelitian
1. Tahap persiapan
a. Melakukan ujian usulan penelitian.
b. Mengurus perijinan dari Badan Kesatuan Bangsa, Perlindungan
dan Pemberdayaan Masyarakat, Dinas Kesehatan Kota Bandung,
Puskesmas Pasirkaliki Kota Bandung dengan 6 Wilayah Kerja
yaitu Kelurahan Pasirkaliki, Pamoyanan, Pajajaran, Arjuna, Husein
Sastranegara dan Sukaraja.
c. Mencari asisten penelitian untuk membantu penelitian. Jumlah
asisten peneliti sebanyak 2 orang. Asisten peneliti diberikan
pelatihan bagaimana cara mengisi kuesioner tentang perawatan
kaki dengan metode wawancara. Peran dari asisten peneliti hanya
melakukan pengukuran variabel pengetahuan, kepercayaan diri
99
(self-efficacy) dan perilaku perawatan kaki selama sebelum dan
sesudah program edukasi perawatan kaki berbasis keluarga dengan
menggunakan kuesioner. Pengukuran dengan kuesioner tetap
didampingi oleh peneliti. Waktu kerja asisten peneliti hanya pada 4
kelurahan, sedangkan 2 kelurahan dilakukan sepenuhnya oleh
peneliti.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Menentukan responden sebagai subyek dan mendapatkan
persetujuan dari responden dan keluarga.
b. Peneliti dibantu oleh asisten peneliti mengukur pengetahuan,
kepercayaan diri (self-efficacy) dan perilaku perawatan kaki
sebelum diberikan program edukasi berbasis keluarga dengan
kuesioner yang sudah disiapkan dengan metode wawancara.
c. Peneliti memberikan intervensi program edukasi perawatan kaki
berbasis keluarga sesuai tahapan.
d. Peneliti memberikan self-report yang ada pada modul bagi
responden untuk memberikan keakuratan data yang diberikan oleh
penderita dan keluarga.
e. Peneliti dibantu asisten peneliti mengukur kembali pengetahuan,
kepercayaan diri (self-efficacy) dan perilaku perawatan kaki dengan
instrumen yang sama saat melakukan pre-test.
f. Pengolahan dan analisis data
100
3. Tahap akhir
a. Penyusunan laporan
b. Sidang atau pertanggungjawaban hasil penelitian
c. Pendokumentasian
3.12. Etika Penelitian
Penelitian ini adalah memberikan intervensi program edukasi
perawatan kaki berbasis keluarga pada responden, sehingga sebelum
dilakukan penelitian, peneliti mempertimbangkan etika penelitian yang
ada, yaitu :
1. Informed consent
Informed consent dilakukan oleh peneliti sebelum melakukan
penelitian terhadap responden. Tahap ini dilakukan dengan memberikan
penjelasan tentang penelitian yang sedang dilakukan, kemudian
responden bisa mengambil keputusan untuk terlibat atau tidak dalam
penelitian ini. Semua responden dalam penelitian ini menerima dan
mau mengikuti program edukasi perawatan kaki berbasis keluarga.
2. Confidentiality
Peneliti menggunakan prinsip kerahasiaan dengan menjaga
identitas dari responden dalam pengambilan data dengan cara hanya
mencantumkan nomor responden pada masing – masing kelompok.
Selain itu, hasil dari penelitian ini hanya bisa diakses oleh pihak-pihak
yang berkepentingan dalam penelitian ini.
101
3. Right to withdraw
Peneliti memberikan kebebasan kepada responden untuk tidak
melanjutkan atau keluar dari penelitian ini, tanpa memberikan dampak
terhadap perawatan yang diberikan. Semua responden pada penelitian
ini tidak ada yang keluar dari program edukasi perawatan kaki berbasis
keluarga.
4. Potensial benefit
Penelitian potensial memberikan dampak yang positif bagi subyek
penelitian, karena telah banyak hasil penelitian lain yang mendukung
program edukasi perawatan kaki berbasis keluarga. Hasil penelitian
sebelumnya tentang perawatan kaki melaporkan bahwa kegiatan
perawatan kaki sangat bermanfaat menambah pengetahuan,
meningkatkan kepercayaan diri dalam merawat kaki serta menghasilkan
perilaku perawatan kaki yang baik bagi pasien Diabetes Melitus. Hal ini
akan meningkatkan kesinambungan dari pengetahuan dan perilaku
pasien dalam merawat kaki jika melibatkan keluarga dalam proses
edukasi perawatan kaki.
5. Right to fair treatment
Responden dari kelompok kontrol berhak mendapatkan intervensi
yang sama, sehingga setelah pengambilan data responden kelompok ini
akan diberikan program edukasi perawatan kaki berbasis keluarga.