3
ASPEK BIOFISIKA AKTIVITAS PRAKTIKUM LAPANGAN MAHASISWA JURUSAN FISIKA FMIPA UNIMA. DR.Rolles Nixon Palilingan, MS 10/21/2008. 27 BAB III S I M P U L A N Setelah membahas makalah ini maka beberapa hal dapat disimpulkan sebagaimana uraian berikut ini. 1) Setelah mencermati permasalahan yang terdapat pada sistem kerja aktivitas praktikum lapangan dan berbagai kemungkinan sebagai penyebab, maka aspek biofisika dipandang sebagai aspek yang relefan untuk dipertimbangkan. Konsep biofisika yang dianggap paling relefan dalam konteks aktivitas praktikum lapangan adalah hukum kekekalan energi, terutama analisis mengenai neraca energi panas. Termasuk dalam konsep ini adalah konsep tentang transfer panas melalui jalur: konduksi, radiasi, konveksi dan evaporasi. 2) Aplikasi konsep–konsep biofisika yang relefan dalam konteks aktivitas praktikum lapangan adalah ketika konsep-konsep tersebut diterapkan pada tubuh manusia sebagai suatu sistem. a) Tubuh manusia, baik dalam keadaan istirahat, maupun dalam keadaan melakukan suatu aktivitas selalu memproduksi energi melalui proses metabolisme sel-sel tubuh, dan energi yang diproduksi tubuh tersebut digunakan untuk aktivitas otot dan dilepaskan dalam bentuk panas. b) Panas yang diproduksi tubuh harus dilepas ke luar tubuh, bila tidak maka panas tersebut akan terakumulasi dalam tubuh yang dapat membahayakan, ditandai dengan naiknya suhu inti tubuh terlalu jauh dari suhu set point (acuan) sekitar 37 0 C. c) Pelepasan panas ke luar tubuh akan melalui jalur konduksi, radiasi, konveksi dan evaporasi. Dalam konteks aktivitas praktikum lapangan, jalur-jalur pelepasan panas ini ditentukan oleh kondisi lingkungan sekitar (atau iklim mikro). d) Besarnya laju pelepasan panas mengikuti persamaan transfer panas, dengan prinsip panas mengalir dari titik dengan suhu lebih tinggi ke titik dengan suhu lebih rendah. Besarnya laju transfer untuk jalur konduksi, radiasi dan konveksi, ditentukan oleh perbedaan suhu ( T) atau gradien suhu ( T/ z) antara dua tititik

Bab III Bio Fisika)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Makalah-makalah dalam dokumen ini merupakan pilihan dari makalah yang dibuat selama menempuh program doktor Peminatan Ergonomi di Universitas Udayana Denpasar Bali

Citation preview

Page 1: Bab III Bio Fisika)

ASPEK BIOFISIKA AKTIVITAS PRAKTIKUM LAPANGAN MAHASISWA JURUSAN FISIKA FMIPA UNIMA. DR.Rolles Nixon Palilingan, MS 10/21/2008.

27

BAB III

S I M P U L A N

Setelah membahas makalah ini maka beberapa hal dapat disimpulkan sebagaimana

uraian berikut ini.

1) Setelah mencermati permasalahan yang terdapat pada sistem kerja aktivitas praktikum

lapangan dan berbagai kemungkinan sebagai penyebab, maka aspek biofisika

dipandang sebagai aspek yang relefan untuk dipertimbangkan. Konsep biofisika yang

dianggap paling relefan dalam konteks aktivitas praktikum lapangan adalah hukum

kekekalan energi, terutama analisis mengenai neraca energi panas. Termasuk dalam

konsep ini adalah konsep tentang transfer panas melalui jalur: konduksi, radiasi,

konveksi dan evaporasi.

2) Aplikasi konsep–konsep biofisika yang relefan dalam konteks aktivitas praktikum

lapangan adalah ketika konsep-konsep tersebut diterapkan pada tubuh manusia sebagai

suatu sistem.

a) Tubuh manusia, baik dalam keadaan istirahat, maupun dalam keadaan melakukan

suatu aktivitas selalu memproduksi energi melalui proses metabolisme sel-sel

tubuh, dan energi yang diproduksi tubuh tersebut digunakan untuk aktivitas otot

dan dilepaskan dalam bentuk panas.

b) Panas yang diproduksi tubuh harus dilepas ke luar tubuh, bila tidak maka panas

tersebut akan terakumulasi dalam tubuh yang dapat membahayakan, ditandai

dengan naiknya suhu inti tubuh terlalu jauh dari suhu set point (acuan) sekitar 370C.

c) Pelepasan panas ke luar tubuh akan melalui jalur konduksi, radiasi, konveksi dan

evaporasi. Dalam konteks aktivitas praktikum lapangan, jalur-jalur pelepasan panas

ini ditentukan oleh kondisi lingkungan sekitar (atau iklim mikro).

d) Besarnya laju pelepasan panas mengikuti persamaan transfer panas, dengan prinsip

panas mengalir dari titik dengan suhu lebih tinggi ke titik dengan suhu lebih

rendah. Besarnya laju transfer untuk jalur konduksi, radiasi dan konveksi,

ditentukan oleh perbedaan suhu ( T) atau gradien suhu ( T/ z) antara dua tititik

Page 2: Bab III Bio Fisika)

ASPEK BIOFISIKA AKTIVITAS PRAKTIKUM LAPANGAN MAHASISWA JURUSAN FISIKA FMIPA UNIMA. DR.Rolles Nixon Palilingan, MS 10/21/2008.

28

dimana panas berpindah (terjadi transfer), sedangkan untuk jalur evaporasi

ditentukan oleh perbedaan tekanan uap ( Pv) atau gradien tekanan uap ( Pv/ z) .

Selain itu juga ditentukan oleh tahanan atau insulasi di antara dua titik dimana

transfer panas berlangsung. Dua titik tersebut bisa di antara inti tubuh dengan

jaringan sesudahnya seperti shell dan kulit, bisa juga antara permukaan kulit dan

udara di atasnya.

e) Proses pelepasan panas tubuh juga ditentukan oleh sistem termoregulasi. Dalam

sistem termoregulasi, melalui peran komponen-komponen sistem: reseptor atau

sensor termal; efektor termal dan pusat termoregulasi, panas diatur untuk dilepas

atau ditahan guna mempertahankan suhu tubuh pada nilai acuan (set point) sekitar

370C.

f) Mekanisme (terutama dari luar tubuh) yang melampaui kemampuan sistem

termoregulasi tubuh akan menyebabkan surplus panas yang terlalu tinggi dalam

tubuh yang dapat menyebabkan suhu inti tubuh naik terlalu tinggi di atas nilai

acuan. Sebaliknya, juga dapat menyebabkan defisit panas yang terlalu besar dalam

tubuh yang menyebabkan suhu inti tubuh turun terlalu rendah di bawah nilai acuan.

g) Faktor-faktor utama yang berpengaruh terhadap termoregulasi tubuh adalah: suhu

udara, suhu pancaran, suhu permukaan, kelembaban udara, kecepatan angin dan

insulasi pakaian. Pengaruh faktor-faktor tersebut terutama bermuara pada laju

pelepasan panas.

3) Intervensi yang mungkin dilakukan dilihat dari aspek biofisika terhadap sistem kerja

aktivitas praktikum lapangan terkait dengan konsep-konsep biofisika yang relevan

adalah:

a) mahasiswa mengenakan setelan pakaian ergonomis;

b) ada suplesi gizi di antara unit praktikum;

c) perbaikan sikap kerja;

d) penyesuaian posisi titik ukur dengan antropometri tubuh;

e) penggunaan perlengkapan pelindung;

f) pemberian waktu istirahat; dan

g) penggunaan alat bantu.

Page 3: Bab III Bio Fisika)

ASPEK BIOFISIKA AKTIVITAS PRAKTIKUM LAPANGAN MAHASISWA JURUSAN FISIKA FMIPA UNIMA. DR.Rolles Nixon Palilingan, MS 10/21/2008.

29

Semua rencana intervensi tersebut hanya dapat berhasil bila dapat menyebabkan

terjadinya keseimbangan termal pada tubuh mahasiswa selama melakukan aktivitas

praktikum lapangan, yang ditandai dengan suhu inti tubuh berkisar pada nilai set point

(acuan) yaitu sebesar 370C. Demikian juga; denyut nadi mahasiswa tidak akan berubah

terlalu tinggi selama berkerja; strain fisiologis yang dialami rendah; dan skor kelelahan

juga rendah. Apabila hal-hal ini terjadi, maka dapat dikatakan bahwa intervensi

berdasarkan aspek biofisika terhadap sistem aktivitas praktikum lapangan berhasil, dan

dapat dipastikan bahwa mahasiswa akan mencapai kinerja yang diharapkan.