Upload
others
View
6
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
53
BAB III
DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
3.1 Sejarah Kota Serang0
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai penelitian ini, berikut
ini akan penulis jelaskan mengenai sejarah Kota Serang sebagai tempat objek penelitian,
tetapi sebelum lebih jauh memaparkan sejarah Kota Serang,0penulis terlebih dahulu
akan memaparkan sejarah Banten yang menjadi bagian dari sejarah kota serang saat ini.
Banten sebagai nama suatu wilayah sudah dikenal dan diperkenalkan sejak abad
ke-14.0 Mula-mula Banten merupakan pelabuhan yang sangat ramai disinggahi kapal
dan dikunjungi pedagang dari berbagai wilayah hingga orang Eropa yang kemudian
menjajah bangsa ini.0 Bangsa asing datang ke Indonesia dalam misi dagang secara
langsung dimulai pada awal abad 17, terutama Belanda dan Portugis. Mereka secara
sengaja mencari jalur perdagangan dan penghasil rempah-rempah yang banyak diperjual
belikan di Eropa untuk kebutuhan menghadapi musim dingin. Pada tahun 1596 Cornelis
de Houtman berlayar dan mendarat di Banten, untuk memulai perdagangan secara
langsung dengan bangsa Indonesia.0
Pada tahun 1330 orang sudah mengenal sebuah negara yang saat itu disebut
Banten, yang kemudian wilayah ini dikuasai oleh Majapahit dibawah Mahapatih Gajah
Mada dan Raja Hayam Wuruk,0Pada masa-masa itu Kerajaan Majapahit dan Kerajaan
Demak merupakan dua kekuatan terbesar di Nusantara1. Tetapi pada akhirnya
kekuasaan Majapahit di tanah Banten dikalahkan oleh Kesultanan Demak dan Cirebon.0
1Tim Gol A Gong. Banten Bangkit Kado Sepuluh Tahun. Serang. Gong Publishing. 2010. Hlm. 19
54
Setelah memasuki masa kemerdekaan muncul keinginan rakyat Banten untuk
membentuk sebuah provinsi.0 Niatan tersebut pertama kali mencuat di tahun 1953 yang
kemudian pada 1963 terbentuk Panitia Pembentukan Provinsi Banten di Pendopo
Kabupaten Serang.0 Pada tanggal 25 oktober 1970 Sidang Pleno Musyawarah Besar
Banten mengesahkan Presidium Panitia Pusat Provinsi Banten. Lalu di era reformasi
perjuangan masyarakat Banten semakin gigih karena mulai terasa semilirnya angin
demokrasi dan isu tentang otonomi daerah.0 Setelah melalui perjuangan panjang dan
melelahkan akhirnya pada 4 Oktober Tahun 2000 Rapat Paripurna DPR-RI
mengesahkan RUU Provinsi Banten menjadi Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000
Tentang Pembentukan Provinsi Banten.0 Kemudian pada tanggal 17 Oktober Tahun
2000 Presiden Abdurrahman Wahid mengesahkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2000 Tentang PPB2.0
Provinsi Banten terletak dibagian barat pulau jawa yang melingkupi daerah
Kabupaten Lebak, Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Serang, Kabupaten Tanggerang,
Kota Tanggerang, Kota Tanggerang Selatan, Kota Cilegon, dan Kota Serang yang akan
menjadi tempat penelitian dalam penulian skripsi ini.0
Kota Serang adalah wilayah baru hasil pemekaran dari Kabupaten Serang yang
telah berusia 481 tahun, dalam sejarahnya Kabupaten Serang resmi dibentuk pada tahun
1918, dengan Pangeran Aria Antika sebagai bupati (saat itu disebut regent) pertama.
Saat itu, Kompeni Belanda di bawah pimpinan Gubernur Vander Capellen mengambil
2http://banten.bps.go.id/history2.htm.keterangan lebih rinci dapat dilihat dalam buku Sekapur Sirih
Perjalanan Panjang dan Kronologis Terbentuknya Provinsi Banten 1953-2000
55
alih kekuasaan Banten dari Sultan Muhammad Rafiudin, dan membagi wilayah menjadi
tiga kabupaten yakni Serang, Lebak dan Caringin3.0
` Kota Serang terbentuk dan menjadi salah satu Kota di Provinsi Banten
berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2007 yang diundangkan pada tanggal 10
bulan Agustus Tahun 2007.0 Sebagai ibukota provinsi, kehadiran Kota Serang
merupakan sebuah konsekuensi logis dari keberadaan Provinsi Banten. Kota Serang
memiliki luas wilayah seluas 266,74 Km2 yang terdiri dari 6 Kecamatan yaitu
Kecamatan Serang, Kecamatan Kasemen, Kecamatan Cipocok Jaya, Kecamatan Curug,
Kecamatan Walantaka, dan Kecamatan Taktakan. Jika diperbandingkan luas wilayah
Kota Serang tersebut hanya sekitar 3,08% dari luas wilayah Provinsi Banten4.0
Pada awal pembentukannya Kota Serang terdiri dari 6 kecamatan, 46 desa dan
20 kelurahan.0 Pada tahun 2011 telah terjadi perubahan dari desa menjadi kelurahan
melalui Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2011 Tentang Pembentukan dan Perubahan
Status Desa Menjadi Kelurahan, sehingga berubah menjadi 30 desa dan 36 kelurahan.
Pada tahun 2012 dengan Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Pembentukan
dan Perubahan Status 15 Desa Menjadi Kelurahan, telah berubah lagi menjadi 15 desa
dan 51 kelurahan, berikutnya melalui Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2013 Tentang
Perubahan Status 15 Desa Menjadi Kelurahan di 4 Kecamatan.0Dan terakhir melalui
pemekaran kelurahan di tahun 2016 bertambah 1. Maka seluruh desa telah menjadi
kelurahan. Perubahan-perubahan yang terjadi mengenai status wilayah di Kota Serang
dari desa menjadi kelurahan merupakan suatu keharusan yang harus dilakukan oleh
3Tim Gol A Gong. Banten Bangkit Kado Sepuluh Tahun. Serang. Gong Publishing. 2010. Hlm. 25
4http://dprd-serangkota.go.id/gambaran-umum-daerah-kota-serang/. Diakses Pada 20 Januari 2018
56
pemerintah Kota Serang mengingat status Kota Serang sebagai Kota Madya. Sampai
saat ini jumlah kelurahan menjadi 67 kelurahan5.0 Berikut adalah daftar kecamatan
beserta luas wilayahnya:
Tabel 3.1
Kecamatan Di Kota Serang Sesuai Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2013
No Kecamatan Luas (KM2) %
1 Serang 25,88 9,70
2 Cipocok Jaya 31,54 11,82
3 Curug 49,60 18,59
4 Kasemen 63,36 23,75
5 Walantaka 48,48 18,18
6 Taktakan 47,88 17,95
Kota Serang 266,74 100,00
Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Serang Tahun 2017
3.2 Letak dan Geografis
Posisi Kota Serang secara geografis terletak diantara 5099’-6
022’ Lintang
Selatan dan 106007’-106
025’ Bujur Timur, dengan menggunakan koordinat system
Universal Transfer Mercator (UTM) Zone 48E, wilayah Kota Serang terletak pada
koordinat 618.000 M sampai dengan 638.600 M dari Barat ke Timur dan koordinat
9.337.725 M sampai dengan 9.132.475 M dari Utara ke Selatan adalah sekitar 21,7 KM
dan jarak terpanjang dari Barat ke Timur adalah 20 KM6.0
Kota Serang mempunyai kedudukan sebagai pusat pemerintahan Provinsi
Banten, juga sebagai daerah alternatif dan penyangga Ibukota Negara, karena dari Kota
Jakarta hanya berjarak sekitar 70KM.0 Kondisi Geografis Kota Serang menunjukan
bahwa karakteristik wilayah di Kota Serang sebagian besar adalah dataran sedang
dengan ketinggian kurang dari 500 mdpl serta memiliki iklim tropis. Dengan keadaan
5Ibid
6Badan Pusat Statistik. Kota Serang Dalam Angka. 2017
57
ini maka rata-rata suhu di Kota Serang setiap bulannya berkisar 27,070C, suhu terendah
23,20C dan tertinggi 33,2
0C, dengan kelembaban udara 84% rata-rata curah hujan 1500-
2000 MM/Tahun dengan curah hujan tebesar pada bulan Januari dan Desember7.0
Dengan luas wilayah 25.674 hektar (266,74 KM2) atau 3,08% dari luas wilayah
Provinsi Banten dengan jumlah penduduk 655.004 jiwa (BPS 2016). Adapun yang
menjadi batas-batas wilayah dari Kota Serang adalah sebagai berikut:0
a. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Serang0
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Serang0
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Serang0
d. Sebelah Utara berbatasan dengan berbatasan dengan Laut Jawa0
Gambar 3.1
Peta Wilayah Kota Serang
Sumber: http://www.serangkota.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id
7Badan Pusat Statistik. Kota Serang Dalam Angka. 2017
58
3.3 Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk
Tingkat pertumbuhan penduduk disuatu daerah dapat dilihat dari angka
pertumbuhan penduduk. Bila angka tersebut semakin tinggi berarti tingkat pertumbuhan
semakin cepat. Jumlah penduduk Kota Serang tahun 2015 adalah 643.205 dan tahun
2016 adalah 655.004 jiwa. Penduduk Kota Serang diperkirakan tumbuh sebesar 1,05%
per-tahun. Kecamatan yang laju pertumbuhan penduduknya relatif tinggi adalah
Kecamatan Cipocok Jaya, yaitu 4,16%8. Berikut jumlah pendudukan dan laju
pertumbuhan penduduk Kota Serang per kecamatan:
Tabel 3.2
Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Kota Serang Tahun 2014-2016
No Kecamatan Jumlah Penduduk (Jiwa)
2014 2015 2016 LPP (%)
1 Curug 49.665 50.112 50.516 0.80
2 Walantaka 85.390 87.697 89.980 2.60
3 Cipocok Jaya 97.128 101.268 105.484 4.16
4 Serang 220.052 222.448 224.657 0.99
5 Taktakan 85.878 87.618 89.307 1.93
6 Kasemen 92.988 94.062 95.060 1.06
Jumlah 618.802 643.205 655.004 1.83
Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Serang Tahun 2017
Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk Kota Serang
paling banyak berdomisili di Kecamatan Serang, hal ini dikarenakan Kecamatan Serang
merupakan ibu kota serang dimana pusat perekenomian Kota Serang terdapat di
Kecamatan Serang, sedangkan laju pertumbuhan penduduk yang tertinggi di Kecamatan
Cipocok Jaya. Untuk lebih jelasnya tentang distribusi jumlah penduduk dan tingkat
kepadatannya dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
8Badan Pusat Statistik. Kota Serang Dalam Angka. 2017
59
Tabel 3.3
Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan Tahun 2016
No Kecamatan Luas Wilayah Kepadatan (Jiwa Km2)
1 Curug 49.60 1.018
2 Walantaka 48.48 1.856
3 Cipocok Jaya 31,54 3.344
4 Serang 25,88 8.681
5 Taktakan 47,88 1.865
6 Kasemen 63,36 1.500
Jumlah 266.74 2.456
Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Serang Tahun 2017
Kepadatan penduduk merupakan perbandingan jumlah penduduk dengan luas
suatu wilayah, seringkali dalam satu wilayah terjadi kepadatan penduduk yang
diakibatkan dari tidak meratanya persebaran penduduk, selain karena persebarannya
yang tidak merata, jumlah pertumbuhan penduduk juga mempengaruhi padatnya suatu
wilayah, pertumbuhan penduduk tersebut juga dikarenakan jumlah angka kelahiran dan
kematian tidak seimbang.
Dari data diatas menunjukan bahwa sebaran penduduk di Kota Serang nampak
tidak merata. Tingkat kepadatan penduduk di Kota Serang pada tahun 2016 sebesar
2.456 per Km2. Kecamatan yang memiliki kepadatan penduduk yang paling tinggi
adalah Kecamatan Serang, yaitu 8.681 jiwa per Km2. Sedangkan kecamatan yang
memiliki kepadatan penduduk paling rendah adalah Kecamatan Curug, hal ini
dikarenakan Kecamatan Curug merupakan wilayah baru dari Kota Serang, sehingga
kepadatan pendudukan di Kecamatan Curug masih belum banyak, adapun tingkat
kepadatan Kecamatan Curug yaitu 1.018 Km2. Untuk melihat gambaran klasifikasi
penduduk Kota Serang menurut kelompok Umur dan Jenis Kelamin, dapat dilihat pada
tabel berikut:
60
Tabel 3.4
Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
Di Kota Serang Pada Tahun 2016
Kelompok Umur Penduduk
Jumlah Laki-Laki Perempuan
0 – 4 35.281 34.119 69.400
5 – 9 35.148 33.217 68.365
10 – 14 32.258 30.512 62.770
15 – 19 31.464 30.180 61.664
20 – 24 30.815 28.567 59.382
25 – 29 28.902 27.050 55.952
30 – 34 28.419 27.563 55.982
35 – 39 26.992 26.747 53.739
40 – 44 24.722 22.809 47.531
45 – 49 20.183 18.505 38.688
50 – 54 15.664 13.853 29.517
55 – 59 11.147 10.289 21.436
60 – 64 6.899 6.470 13.369
65 – 69 4.044 4.317 8.361
70 – 74 2.277 2.697 4.974
75+ 1.588 2.306 3.894
Jumlah 335.803 319.201 655.004
Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Serang Tahun 2017
Berdasarkan tabel diatas, dapat kita lihat bahwa jumlah penduduk terbesar
merupakan usia 0-4 tahun yaitu 69.400 jiwa penduduk, terdiri dari 35.281 jiwa
penduduk laki-laki dan 34.119 jiwa perempuan. Jumlah penduduk produktif (15-64)
berjumlah 437.260 jiwa menanggung sebanyak 167.827 jiwa penduduk bukan usia
produktif dengan kata lain angka beban ketergantungan di kota ini pada tahun 2016
sekitar 2,25 atau satu penduduk berusia produktif menanggung dua orang usia non
produktif. Jika ditinjau dari sudut agama yang dianut, penduduk Kota Serang adalah
cukup majemuk sebab masyarakat Kota Serang menganut agama yang berbeda-beda.
Secara lebih terperinci dapat dilihat pada tabel berikut:
61
Tabel 3.5
Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama
Di Kota Serang Tahun 2016
No Kecamatan Islam Katholik Protestan Hindu Budha
1 Serang 172.576 2.815 3.262 115 2.376
2 Cipocok Jaya 62.196 53 49 26 12
3 Kasemen 74.297 - 16 - 35
4 Taktakan 63.394 70 - 6 34
5 Walantaka 61.275 - - - 18
6 Curug 46.950 63 9 - 16
Total 480.688 3.001 3.336 147 2.491
Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Serang Tahun 2017
Berdasarkan data tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa penduduk Kota
Serang sebagian besar memeluk agama Islam 480.688 jiwa, Protestan 3.336 jiwa,
Katholik 3.001 jiwa, Budha 2.491 jiwa, dan terakhir agama Hindu berjumlah 147 jiwa.
Keberagaman pendudukan Kota Serang tersebut tidak membuat masyarakat Kota
Serang terpecah belah. Salah satu masalah yang dihadapi oleh Pemerintah Daerah Kota
Serang dari keadaan penduduknya adalah masalah pengangguran, yang sejak awal
beridirinya Kota Serang sampai hari ini masih belum terselesaikan. Dari tahun ke tahun
para pencari kerja yang terdaftar terus mengalami peningkatan. Untuk lebih lengkapnya
mengenai perincian tersebut, dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.6
Pencari Kerja Yang Terdaftar di Kota Serang
Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2016
Jenjang Pendidikan Jumlah
Tamat SD 159
SLTP/SMP 939
SLTA/SMA 8.979
D.I/D.II/D.III 332
Universitas 821
Jumlah Total 11.230
Sumber: Dinas Tenaga Kerja Kota Serang Tahun 2017
62
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pencari kerja yang terdaftar paling banyak
adalah mereka yang berpendidikan lulusan Sekolah Lanjut Tingkat Atas (SLTA)
sejumlah 8.979 orang, disusul lulusan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP)
sejumlah 939 orang, kemudian dilanjut lulusan Universitas sejumlah 821, dan terakhir
D.I/D.II/D.III sejumlah 332 orang.
3.4 Pemerintah Kota Serang
Kota Serang adalah wilayah baru hasil pemekaran dari Kabupaten Serang
Provinsi Banten. Sebagai ibukota provinsi, kehadirannya adalah sebuah konsekuensi
logis dari keberadaan Provinsi Banten. Terdiri dari 6 (enam) kecamatan, yaitu;
kecamatan curug, kecamatan walantaka, kecamatan cipocok jaya, kecamatan serang,
kecamatan taktakan, dan kecamatan kaseman. Kota ini diresmikan pada tanggal 2
November 2007 berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2007 Tentang
Pembentukan Kota Serang.
Berdasarkan klasifikasi dari kemampuan kelurahan dalam membangun
wilayahnya tercatat seluruh kelurahan masuk ke dalam kategori kelurahan Swasembada.
Artinya, hampir seluruh kelurahan yang ada telah mampu menyelenggarakan
pemerintahannya dengan mandiri. Dalam menyelenggarakan pemerintahan, aparatur
pemerintah sebagai abdi Negara dan abdi masyarakat mempunyai peran yang penting
untuk menyelenggarakan berbagai tugas baik itu tugas-tugas umum pemerintahan, tugas
pembangunan maupun dalam tugas dalam pelayanan kepada masyarakat (publik).
Dalam menjalankan roda pemerintahannya, Pemerintah Kota Serang didukung
oleh 4.576 orang Pegawai Negeri Sipil PNS) dengan Eselon II sebanyak 28 orang,
63
Eselon III 135 orang, Eselon IV 692 orang, dan Non Eselon 252 orang. Sebanyak 70,26
persen PNS Kota Serang merupakan tamatan Sarjana (S1). Keberadaan Pegawai Negeri
Sipil di Kota Serang memang belum begitu banyak secara kuantitas, dan secara kualias
Pegawai Negeri Sipil di Kota Serang baik itu PNS Guru maupun PNS birokrasi masih
harus terus dibina dan dilatih. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3.7
Jumlah Pegawai Negeri Sipil
Menurut Golongan Kepangkatan dan Jenis Kelamin di Kota Serang Tahun 2016
Golongan Kepangkatan Jenis kelamin
Laki-Laki Perempuan Jumlah
I/A (Juru Muda) 1 0 1
I/B (Juru Muda Tingkat I) 2 0 2
I/C (Juru) 9 3 12
I/D (Juru Tingkat I) 9 0 9
Golongan I 21 3 24
II/A (Pengatur Muda) 49 33 82
II/B (Pengatur Muda Tingkat I) 60 39 99
II/C (Pengatur) 53 84 137
II/D (Pengatur Tingkat I) 49 109 158
Golongan II 205 208 413
III/A (Penata Muda) 156 342 498
III/B (Penata Muda Tingkat I) 357 668 1.025
III/C (Penata) 197 347 544
III/D (Penata Tingkat I) 240 295 535
Golongan III 1.145 1.957 3.102
IV/A (Pembina) 388 709 1.097
IV/B (Pembina Tingkat I) 125 203 328
IV/C (Pembina Utama Muda) 20 3 23
IV/D (Pembina Utama Madya) 0 0 0
IV/E (Pembina Utama) 0 0 0
Golongan IV 692 1.051 1.448
2016 2.063 3.219 4.987
Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Serang Tahun 2017
Pada tabel diatas menunjukan bahwasanya Pegawai Negeri Sipil yang ada
dilingkup pemerintah Kota Serang masih belum banyak secara kuantitas, karena jika
64
ditinjau dari jumlah dinas beserta lembaga lainnya di Kota Serang masih banyak yang
belum terisi, terutama di Dinas Ketenagakerjaan yang membutuhkan lebih banyak PNS
sebagai petugas bagian pengawasan. Sementara pegawai pengawas ketenagakerjaan
yang berstatus Pegawai Negeri Sipil hanya berjumlah 28 orang.
3.5 Sejarah Perkembangan Dinas Tenaga Kerja Kota Serang
Sejarah tentang ketenagakerjaan di Indonesia dimulai sejak pra kemerdekaan,
yaitu tepatnya pada masa pemerintahan kolonial Belanda, pada saat itu kantor yang
khusus mengurusi soal perburuhan di masa Hindia Belanda baru dibentuk pada tahun
1921 dengan nama “Kantor Van Arbeid” (Kantor Perburuhan) yang bernaung di bawah
Departemen Kehakiman. Kantor ini terdiri dari 2 bagian, pertama untuk urusan
perundang-undangan dan statistik, kedua untuk urusan pengawasan perburuhan di
seluruh Jawa dan Madura.
Setelah berakhirnya masa pemerintahan kolonial Belanda akibat kekalahan
Belanda dari sekutu, masuklah Jepang sebagai negara baru yang melanjutkan
penjajahan di Indonesia dengan sistem Fasismenya yang sangat kejam. Pada masa
penjajahan Jepang, semua tenaga kerja dikerahkan untuk membantu Jepang dalam
memenangkan perang, untuk keperluan itu pemerintah pendudukan Jepang membantu
bagian pemerintah pusat ke kabupaten yang dikenal dengan Romomkyoku atau
Romusha. Hal ini berlangsung sampai Jepang menyerah kepada sekutu dan Indonesia
memproklamirkan kemerdekaannya.
Memasuki masa Revolusi Fisik pada tahun 1945-1950 pemerintah Republik
Indonesia membentuk bagian pemusatan terhadap tenaga kerja yang bernaung dibawah
65
Kementerian Sosial. Pada tanggal 25 Juli 1947 dengan Ketetapan Presiden RI Nomor 3
Tahun 1947, dibentuk Kementerian Perburuhan yang berlaku terhitung mulai tanggal 3
Juli 1947, jawatan perburuhan bekas Kementerian Sosial dijadikan Jawatan Sosial.
Jawatan perburuhan terdiri atas Kantor Pusat Jawatan Perburuhan dan Kantor
Penempatan Tenaga Kerja. Pada masa orde lama berdasarkan Peraturan Menteri
Perburuhan Tanggal 16 Agustus 1959 Nomor 47 Jo. Peraturan Menteri Perburuhan
Tahun 1955 Nomor 303, Jawatan Penempatan Tenaga Kerja diorganisir melalui Kantor
Pusat Jawatan Penempatan Tenaga, kantor Pusat Instansi Jawatan, dan Kantor
Penempatan Tenaga Daerah di 37 tempat.
Memasuki Masa Demokrasi Terpimpin Tahun 1966 istilah Departemen
Perburuhan diganti menjadi Departemen Tenaga Kerja. Berdasarkan Keputusan
Presidium Kabinet Ampera tanggal 3 November 1966 Nomor 75/U/KED/II/1966
tentang struktur organisasi dan pembagian tugas departemen, sekalipun secara dejure
Soeharto baru diangkat menjadi Presiden pada bulan Maret 1967. Departemen Tenaga
Kerja mempunyai seorang Sekretaris Jendral dan dua orang Direktur Jendral. Pada
tahun 1983 Direktorat Transmigrasi dipisahkan dari Departemen Tenaga Kerja dan
dijadikan sebuah departemen. Dengan kata lain, Departemen Tenaga Kerja telah berdiri
sendiri sebagai sebuah departemen dalam lingkungan pemerintahan, yaitu dalam
Kabinet Pembangunan III dengan Menteri Tenaga Kerja dalam Kabinet Pembangunan
VI adalah Drs. Abdul Latief.
Dinas Tenaga Kerja Kota Serang adalah perpanjangan tangan pemerintah yang
menjalankan tugasnya dibidang ketenagakerjaan dengan prinsip koordinasi dan
66
sinkronisasi secara vertikal maupun horizontal. Dinas Tenaga Kerja Kota Serang berada
dibawah pimpinan seorang Kepala Dinas Tenaga Kerja dan membawahi Sub Dinas
lainnya. Dan Dinas Tenaga Kerja Kota Serang berada dibawah Departemen Tenaga
Kerja yang berada juga dibawah Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Jadi Menteri
Tenaga Kerja dan Transmigrasi pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono dengan Kabinet Indonesia Bersatu adalah Fahmi Idris.
3.6 Visi dan Misi Dinas Tenaga Kerja Kota Serang
Dalam melaksanakan tugasnya, Dinas Tenaga Kerja Kota Serang memiliki visi
dan misi sendiri sehingga arah dan tujuan kinerjanya dapat terukur. Adapun visi dan
misinya yaitu sebagai berikut:
a. Visi:
Terwujudnya tenaga kerja yang professional, berdaya saing tinggi dan hubungan
industrial yang harmonis serta perlindungan tenaga kerja.
b. Misi:
1. Menciptakan kualitas (professionalisme) aparatur.
2. Perluasan kesempatan kerja dan penempatan tenaga kerja.
3. Menciptakan tenaga kerja yang terampil, mandiri, dan professional.
4. Menciptakan hubungan industrial yang harmonis guna mewujudkan
ketenangan kerja dan usaha agar tercipta kesejahteraan pekerjaa dan
keluarga.
5. Meningkatkan pengawasan norma kerja serta keselamatan kesehatan kerja
untuk perlindungan pekerja.
67
3.7 Kedudukan, Tugas Pokok, dan Fungsi
Dinas Tenaga Kerja mempunyai Kedudukan, Tugas, dan Fungsi sebagai berikut:
1. Kedudukan, dinas tenaga kerja adalah unsur pelaksana Pemerintah Kota Serang
dalam bidang ketenagakerjaan yang dipimpin oleh seorang kepala dinas yang
berkedudukan dibawah dan bertanggung jawa kepada Kepala Daerah melalui
Sekretaris Daerah.
2. Tugas Pokok, dinas tenaga kerja mempunyai tugas melaksanakan sebagian
urusan rumah tangga daerah dalam bidang ketenagakerjaan dan melaksanakan
tugas pembantuan sesuai dengan tugasnya berdasarkan asas otonomi.
3. Fungsi, untuk melaksanakan tugas sesuai dengan bidang tugasnya, Dinas Tenaga
Kerja mempunyai fungi Pertama, merumuskan dan melaksanakan kebijakan
teknis di bidang ketenagakerjaan. Kedua, mengawasi kegiatan di bidang
hubungan industrial, perlindungan pekerja, dan jaminan sosial pekerja. Ketiga,
memberikan rekomendasi tenaga kerja asing bagi keperluan imigrasi dan
pemberian perizinan di bidang ketenagakerjaan. Keempat, melaksanakan seluruh
kewenangan yang ada sesuai dengan bidang tugasnya. Kelima, melaksanakan
tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah.
3.7 Susunan Organisasi
Adapun susunan organisasi Kantor Dinas Tenaga Kerja Kota Serang menurut
Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Pembentukan Dan
Susunan Organisasi Dinas Daerah Kota Serang, terdiri dari :
a. Kepala Dinas
68
Kepala Dinas mempunyai tugas membantu Kepala Daerah, yaitu sebagai unsur
pelaksana pemerintah kota
b. Bagian Tata Usaha
Bagian tata usaha mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas pokok dinas
di bidang ketatausahaan yang meliputi pengelolaan administrasi kepegawaian,
keuangan, perlengkapan, kerumahtanggaan, dan urusan umum lainnya. Dengan
demikian bagian tata usaha terdiri dari Sub Bagian Kepegawaian, Sub Bagian
Keuangan, dan Sub Bagian Umum dan Perlengkapan.
c. Sub Dinas Bina Program
Sub dinas bina program mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dinas
dalam mempersiapkan, menyusun rencana kegiatan, dan program tahunan. Sub
dinas bina program terdiri dari Seksi Program Ketenagakerjaan dan Seksi
Evaluasi dan Laporan.
d. Sub Dinas Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kerja
Sub dinas penempatan tenaga kerja dan perluasan kerja mempunyai tugas
melaksanakan sebagian tugas dalam bidang penempatan tenaga kerja dan
perluasan kerja. Berikut ini adalah sub dinas tenaga kerja dan perluasan kerja
yang terdiri dari Seksi Tenaga Kerja Mandiri, Seksi Penyaluran Tenaga Kerja,
Seksi Penempatan Tenaga Kerja, Seksi Perluasan Tenaga Kerja dan Teknologi
Tepat Guna.
e. Sub Dinas Pelatihan dan Produktifitas Tenaga Kerja
69
Sub dinas pelatihan dan produktifitas tenaga kerja mempunyai tugas
melaksanakan sebagian tugas dinas dibidang pelatihan dan produktifitas tenaga
kerja. Pada sub dinas pelatihan dan produktifitas tenaga kerja terdapat beberapa
seksi seperti Seksi Instruktur dan Lembaga, Seksi Program dan Sertifikasi, Seksi
Pemagangan, dan Seksi Bimbingan Produktifitas Tenaga Kerja.
f. Sub Dinas Hubungan Industrial dan Persyaratan Kerja
Sub dinas hubungan industrial dan persyaratan kerja mempunyai tugas
melaksanakan sebagian tugas dinas dibidang hubungan industrial dan
persyaratan kerja termasuk pembinaan, penyelesaian, perselisihan, hubungan
industrial dan pemutusan hubungan kerja. Pada sub dinas ini terdapat beberapa
seksi diantaranya Seksi Organisasi Pekerja dan Pengusaha, Seksi Hubungan
Industrial, Seksi Persyaratan Kerja, dan Seksi Perselisihan Hubungan Industrial.
g. Sub Dinas Pengawasan Ketenagakerjaan
Sub dinas pengawasan ketenagakerjaan mempunyai tugas melaksanakan
sebagian tugas dinas dibidang pengawasan ketenagakerjaan. Pada sub dinas
pengawasan ketenagakerjaan ini terdapat beberapa seksi, diantaranya Seksi
Pengawasan Norma Kerja, Seksi Pengawasan Jaminan Sosial Tenaga Kerja,
Seksi Pengawasan Kesehatan Tenaga Kerja dan Lingkungan Kerja, dan Seksi
Pengawasan Keselamatan Tenaga Kerja.
h. Unit Pelaksana Teknis Dinas
Unit pelaksana teknis dinas tenaga kerja adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas
(UPTD) Balai Latihan Kerja, dipimpin oleh seorang Kepala Unit Pelaksana
70
Teknis Dinas yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan
bertanggungjawab kepada Kepala Dinas. Unit Pelaksana Teknis Dinas Tenaga
Kerja (UPPTD) mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pelatihan kerja dalam
rangka usaha penyediaan tenaga kerja yang memiliki pengetahuan dan
keterampilan.
i. Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagai tugas
Dinas Tenaga Kerja sesuai dengan keahlian dan kebutuhan.
Struktur organisasi atau susunan organisasi Dinas Tenaga Kerja Kota Serang
tidaklah berbeda jauh dengan struktur organisasi Dinas Tenaga Kerja di daerah lainnya.
Jika kita melihat struktur organisasi Dinas Tenaga Kerja Kota Serang diatas tersebut,
tugas pengawasan yang dilakukan Dinas Tenaga Kerja dalam pengawasan Upah
Minimum Kota terletak pada bagian Sub Dinas Pengawasan Ketenagakerjaan. Untuk
lebih jelasnya bisa lihat gambar dibawah tentang struktur organisasi Dinas Tenaga Kerja
Kota Serang sebagai berikut :
71
72
3.8 Tugas dan Wewenang Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan
Pada Kantor Dinas Tenaga Kerja Kota Serang, pegawai yang khusus
melaksanakan fungsi pengawasan dibidang ketenagakerjaan adalah pegawai pengawas
ketenagakerjaan, sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor
03/MEN/1984 Tentang Pengawasan Ketenagakerjaan terpadu.
Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan adalah Pegawai Dinas Tenaga Kerja yang
diserahi tugas mengawasi pelaksanaan peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan
yang terdiri dari Pegawai Pengawas Umum dan Pegawai Pengawas Spesialis. Pegawai
Pengawas Umum adalah Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan yang diserahi tugas untuk
mengawasi pelaksanaan peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan secara
preventif. Sedangkan Pegawai Pengawas Spesialis adalah Pegawai Pengawas
Ketenagakerjaan yang diserahi tugas mengawasi pelaksanaan peraturan perundang-
undangan ketenagakerjaan baik secara prefentif dan represif.
Untuk dapat ditunjuk sebagai Pengawas Umum harus memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut:
a. Merupakan pegawai dinas tenaga kerja.
b. Berpendidikan sekurang-kurangnya sarjana muda atau pangkat penata muda
tingkat I (III/b).
c. Telah mengikuti pendidikan sebagai pegawai pengawas umum.
Untuk dapat ditunjuk sebagai Pegawai Pengawas Spesialis harus memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut:
73
a. Telah menjabat sebagai Pegawai Pengawas Umum sekurang-kurangnya 4
(empat) tahun.
b. Mempunyai keahlian khusus atau kecakapan dalam melaksanakan tugasnya dan
tidak terpengaruh pihak laindalam setiap mengambil keputusan.
c. Telah mengikuti pendidikan sebagai Pegawai Pengawas Spesialis.
Wewenang Pegawai Pengawas Umum adalah sebagai berikut:
a. Memasuki tempat kerja, dimana dijalankan atau biasa dijalankan pekerjaan, atau
dapat disangka bahwa disitu dijalankan pekerjaan dan juga segala rumah yang
disewakan atau dipergunakan sebagai tempat bekerja.
b. Meminta keterangan baik lisan mapun tertulis kepada pengusaha ataupun
pengurus atau tenaga kerja atau serikat buruh/serikat tenaga kerja tanpa dihadiri
pihak ketiga.
c. Menjaga, membantu atau memerintahkan pengusaha atau pengurus dan atau
tenaga kerja agar mentaati peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan.
d. Menyelidiki keadaan ketenagakerjaan yang belum jelas dan atau tidak diatur
dalam peraturan perundang-undangan.
e. Memberikan peringatan atau teguran terhadap peyimpangan peraturan-peraturan
ketenagakerjaan yang sudah ditetapkan.
f. Meminta bantuan polisi apabila ditolak memasuki perusahaan atau tempat kerja
atau pihak-pihak yang dipanggil tidak memenuhi panggilan.
g. Meminta pengusaha atau pengurus seorang pengantar mendampingi dalam
melakukan pemeriksaan.
74
Pegawai Pengawas Umum mempunyai tugas dan kewajiban sebagai berikut:
a. Melaksanakan pemeriksaan pertama dan kontrol di perusahaan atau tempat kerja
b. Memberikan bimbingan, pembinaan, dan penyuluhan kepada tenaga kerja dan
pengusaha atau pengurus tentang peraturan perundang-undangan
ketenagakerjaan.
c. Merahasiakan segala sesuatu yang diperoleh yang perlu dirahasiakan dalam
melakukan tugas dan kewajiban.
d. Melaporkan segala kegiatan yang berhubungan dengan tugas dan kewajibannya.
e. Mencatat hasil pemeriksaan dalam Buku Akte Pengawasan Ketenagakerjaan dan
disimpan oleh pengusaha atau pengurus.
Sementara wewenang dari Pegawai Pengawas Spesialis Ketenagakerjaan adalah
sebagai berikut:
a. Memasuki tempat kerja, dimana dijalankan atau biasa dijalankan pekerjaan, atau
dapat disangka bahwa disitu dijalankan pekerjaan dan juga segala rumah yang
disewakan atau dipergunakan sebagai tempat bekerja.
b. Meminta keterangan baik lisan maupun tertulis kepada pengusaha ataupun
pengurus atau tenaga kerja atau serikat buruh/serikat tenaga kerja tanpa dihadiri
pihak ketiga.
c. Menjaga, membantu, dan memerintahkan pengusaha atau pengurus dan atau
tenaga kerja agar mentaati peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan.
d. Memberikan peringatan atau teguran terhadap penyimpangan peraturan-
peraturan ketenagakerjaan yang sudah ditetapkan.
75
e. Melakukan pengujian teknik persyaratan keselamatan dan kesehatan kerja.
f. Menetapkan dan menyelesaikan masalah kecelakaan yang berhubungan dengan
hubungan kerja.
g. Memanggil pengusaha atau pengurus dan tenaga kerja atau serikat buruh.
h. Membuat berita acara setiap pelanggaran ketentuan perundang-undangan
ketenagakerjaan.
i. Melarang pemakaian atau penggunaan bahan/alat pesawat yang berbahaya.
j. Meminta bantuan polisi apabila ditolak memasuki perusahaan atau tempat kerja
atau pihak-pihak yang dipanggil tidak memenuhi panggilan.
k. Meminta pengusaha atau pengurus seorang pengantar mendampingi dalam
melakukan pemeriksaan.
l. Melaksanakan penyelidikan setiap pelanggaran perundang-undangan
ketenagakerjaan.
Pegawai Pengawas Spesialis mempunyai tugas dan kewajiban sebagai berikut:
a. Melaksanakan pemeriksaan pertama dan kontrol di perusahaan atau tempat kerja
b. Memberikan bimbingan, pembinaan, dan penyuluhan kepada tenaga kerja dan
pengusaha atau pemgurus tentang peraturaran ketenagakerjaan.
c. Merahasiakan segala sesuatu yang diperoleh yang perlu dirahasiakan dalam
melakukan tugas dan kewajiban.
d. Melaporkan segala kegiatan yang berhubungan dengan tugas dan kewajibannya.
e. Mencatat hasil pemeriksaan dalam Buku Akte Pengawasan Ketenagakerjaan dan
disimpan oleh pengusaha atau pengurus.