14
50 BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 SEJARAH KOTA KEDIRI Penemuan artefak di Kediri menjadi salah satu bukti bahwa dulunya Kediri merupakan suatu kerajaan hindu pada abad ke-11. Dimana diketahui bahwa awal mula Kediri sebagai pemukian dimulai ketika Airlangga memindahkan pusat pemerintahan kerajaan. Sepeninggalnya Airlangga waktu itu membuat wilayah medang dibagi menjadi dua yaitu Panjalu bagian barat dan Janggala bagian Timur. Daha menjadi pusat pemerintah kerajaan panjalu dan kahuripan menjadi pusat kerajaan Jenggala, Panjalu sendiri digadang-gadang sebagai Kerajaan Kediri dengan wilayah kira-kira Kabupaten Kediri hingga Kabupaten Madiun Sekarang. Tahun 1678 VOC (Vereenigde Oost-Indische Compaigne) menyerbu Kediri, yang ketika itu dijadika sebagai Ibukota oleh Trunojaya, alhasil Kediri jatuh ke tangan VOC sebagai konsekuensi geger pecinaan. Jawa timur pada saat itu dikuasasi oleh seseorang adipati yang berasal dari madura bernama Cakraningrat IV, Cakraningrat memihak kepada VOC dan menginginkan bebasnya Madura daro Kasunanan Kartasura. Akan tetapi keinginan tersebut ditolak oleh VOC yang akhirnya membuat Cakraningrat murka dan memberontak, namun pemeberontakkan ini tidak membuahkan hasil, karena dimenangkan oleh VOC yang dibantu oleh Pakubuwana II dibantu oleh Sunan Kartasura. Sebagai Kekalahan Cakraningrat waktu pemberontakan VOC meminta Kediri menjadi

BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 SEJARAH KOTA KEDIRI

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 SEJARAH KOTA KEDIRI

50

BAB III

DESKRIPSI WILAYAH

3.1 SEJARAH KOTA KEDIRI

Penemuan artefak di Kediri menjadi salah satu bukti bahwa dulunya Kediri

merupakan suatu kerajaan hindu pada abad ke-11. Dimana diketahui bahwa awal

mula Kediri sebagai pemukian dimulai ketika Airlangga memindahkan pusat

pemerintahan kerajaan. Sepeninggalnya Airlangga waktu itu membuat wilayah

medang dibagi menjadi dua yaitu Panjalu bagian barat dan Janggala bagian Timur.

Daha menjadi pusat pemerintah kerajaan panjalu dan kahuripan menjadi pusat

kerajaan Jenggala, Panjalu sendiri digadang-gadang sebagai Kerajaan Kediri

dengan wilayah kira-kira Kabupaten Kediri hingga Kabupaten Madiun Sekarang.

Tahun 1678 VOC (Vereenigde Oost-Indische Compaigne) menyerbu

Kediri, yang ketika itu dijadika sebagai Ibukota oleh Trunojaya, alhasil Kediri jatuh

ke tangan VOC sebagai konsekuensi geger pecinaan. Jawa timur pada saat itu

dikuasasi oleh seseorang adipati yang berasal dari madura bernama Cakraningrat

IV, Cakraningrat memihak kepada VOC dan menginginkan bebasnya Madura daro

Kasunanan Kartasura. Akan tetapi keinginan tersebut ditolak oleh VOC yang

akhirnya membuat Cakraningrat murka dan memberontak, namun

pemeberontakkan ini tidak membuahkan hasil, karena dimenangkan oleh VOC

yang dibantu oleh Pakubuwana II dibantu oleh Sunan Kartasura. Sebagai

Kekalahan Cakraningrat waktu pemberontakan VOC meminta Kediri menjadi

Page 2: BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 SEJARAH KOTA KEDIRI

51

bagian yang dikuasai oleh VOC, yang mana kekuasaan VOC berlangsung hingga

perang kemerdekaan Indonesia.

Perkembangan Kota Kediri dimulai ketika sebuah Gemeente atau

pembagaian administratif atau bisa disebut tata negara, jika diartikan ke Indonesia

berarti “Kotamadya” pada tanggal 1 april 1906. Kedudukan Residen Kediri dengan

sifat pemerintah otonnom terbatasdan mempunyai Dewan Kota/DPRD sebanyak 13

orang. Dengan delapan orang golongan eropa, empat orang pribumi, dan satu

bangsa timur asing. Pada Tahun 1928 Kota Kediri menjadi kota swapraja dengan

menjadi otonomi penuh. Pada masa-masa revolusi tahun 1945-1949 Kediri menjadi

salah satu titik ture gerilya panglima besar yaitu Jendral Sudirman. Kediri juga

mencatat sejarah yang kelam juga ketika era pemberontakan G30S PKI karena

banyaknya pernduduk Kediri yang ikut menjadi korban.

3.2 Gambaran Umum Kota Kediri Demografis

Kota Kediri mempunyai luas wilayah hingga 63,40 km dengan berposisi di

provinsi Jawa Timur, Kota Kediri sendiri dikelilingi beberapa gunung, gunung

berapi yang masih aktif yaitu gunung Kelud dan gunung sudah tidak aktif adalah

gunung Wilis, Kota Kediri mempunyai penduduk berjumlah 312.000 jiwa dengan

data tahun 2012. . Kota Kediri sendiri tebelah 2 bagian oleh Sungai Brantas Yang

mana dataran rendah terletak pada wilayah bagian timur sungai meliputi kecamatan

Kediri dan Kecamatan Pesantren, sedangkan dataran tinggi sendiri terletak pada

bagian barat yaitu kecamatan Mojorot, adapun daerah yang kurang subur yaitu di

Page 3: BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 SEJARAH KOTA KEDIRI

52

lereng gunung klotok dan Gunung Maskumambang, Kota Kediri mempunyai iklim

yang sama pada kota-kota lainnya, yaitu musim kemarau dan musim penghujan.

Untuk secaara administrasi pemeintah Kota Kediri dipimpin oleh seorang wali kota

dan wakil wali kota yang mana pemilihannya langsung dipilih oleh rakyat Kediri,

dengan masa jabatan lima tahun. Admisnistrasi kecamatan dikepalai oleh camat,

kecamatan sendiri dibagi lagi menjadi kelurahan-kelurahan yang dikepelai oleh

seorang lurah, camat dan lurah merupakan jajaran pegawai negeri sipil di

lingkungan pemerintah kota.

Tabel 3.1 Luas Wilayah Kota Kediri

No Kecamatan Luas (KM)

1 Mojoroto 24,601

2 Kota 14,900

3 Pesantren 23,903

Table 1. Luas Wilayah Kota Kediri

Sumber: Kota Kediri Dalam Angka 2013

Orientasi Wilayah Kota Kediri terletak di anatara 111,05 derajat - 112,03

derajat bujur timur dan 7,45 derajat - 7,55 derajat lintang selatan dengan luas 63,404

km2. Kota Kediri terbagai menjadi tiga kecamatan yaitu kecamatan Mojoroto,

Kocamatan Kota, dan Kecamatan Pesantren dan terditi kurang lebih 46 kelurahan

Page 4: BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 SEJARAH KOTA KEDIRI

53

yang berada di tengah wilayaj kabupaten kediri dengan batas wilayah sebagai

berikut:

1. Batas Utaa : Kec. Gampengrejo dan Kec. Grogol

2. Batas Selatan : Kec. Kandat, Kec. Ngadiluwih, dan Kec. Ringin

Rejo

3. Batas Timur : Kec. Wates dan Kec. Gurah

4. Batas Barat : Kec. Grogol dan Kec. Semen

Gambar 1. Petaw Wilayah Kota Kediri

Gambar 3.1 : Peta Wilayah Kota Kediri

Sumber : Bappeda Kota Kediri

Masyarakat yang tinggal di Kota Kediri sebagian besar berasal dari suku

Jawa, akan tetapi selain suku Jawa, terdapat pula sejumlah suku-shuku minoritas

Page 5: BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 SEJARAH KOTA KEDIRI

54

yang mendiami Kota Kediri yaitu Tionghoa, Batak, Manado, Ambon, Madura,

Sunda Arab, dan berbagai perantau di luar suku jawa lainnya. Mayoritas agama

masyarakat Kediri adalah Islam, Kristen, Khatolik, dan sebagian kecil agama Hindu

serta Budha, Bahasa yang digunakan oleh sebagaian masyarakat di Kota Kediri

adalah Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi dan Bahasa jawa sebagai proses

interaksi masyarakat. Bahasa Jawa yang digunakan oleh masyrakat kediri lebih

halus dari segi pemakaian kata dan penuturan

3.3 Ekonomi Kota Kediri

Perekonomian Kota Kediri sendiri berkembang seiring meningkatnya

kualitas dalam berbagai aspek yang mana aspek tersebut adalah pendidikan,

pariwisata, perdagangan, birokrasi pemerintah, olahra, hingga pusat-pusat

pembelajaaan layaknya pasar tradisional dan pasar modern. Salah satu yang sangat

membantu menopang perkonomian masyrakat kediri adalah perusahaan Gudang

Garam yang merupakan perusahaan rokok terbesar di Indonesia, sekitar 16.000

warga kediri menggantungkan hidupnya kepada perusahaan ini. Perusahaan

Gudang Garam menyumbangkan pajak dan cukainya yang relatif besar kepada

pemerintah kota. Dalam bidang Pariwisata kota ini sendiri mempunyai beragam

tempat wisata yang meliputi Goa yang berada di leren Gunung Klotok, Taman

Sekartadji, Kolam Renang, dan Monumen Simpang Lima Gumul. Untuk Kuliner

sendiri Kota Kediri merupakan Tahu Kuning, adpu juga pusat perbelanjaan seperti

Mall dan lainnya.

Tabel 3.2 Daftar Pusat Perbelanjaan di Kota Kediri

Page 6: BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 SEJARAH KOTA KEDIRI

55

Pusat Perbelanjaan (Mall) Alamat

Ramayan Mall Kediri & Cinema XX1 Jl. Panglima Sudirman No 50, Kediri

Kediri Town Square Jl. Hasanuddin ni 2 Rt. 22, Rw. 6

Balowerti, Kediri, Jawa Timur.

Golden Swalayan & Golden Theatre Jl. Hayam Wuruk 121-125 Kediri

Kediri Mall CGV Cinema & Ace

Hardware

Jl. Hayam Wuruk 46 Kota Kediri

Pertokoan Dhoho Jl. Dhoho Kota Kediri

Pasar Setono Betek Jl. Pattimura Kota Kediri

Pasar Grosir Jl. Supersemar Ngronggo Kota Kediri

Table 2. Daftar Pusat Perbelanjaan di Kota Kediri

Sumber : kedirikota.go.id

Pada hal ini memperlihatkan Kota kediri mempunyai perkembangan

ekonomi yang lumayan pesat apalagi sekarang Pemerintah kota sedang menerapkan

berbagai layanan untuk memberikan kemudahan bagi calon investor. Salah satunya

adalah pembentukan Badan Penanaman Modal Kota Kediri yang mempunyai Tugas

melaksanakan sebagian urusan pemerintah daerah dibidang penanaman modal yang

meliputi perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian sesuai dengan kebijakkan

Walikota Kediri, Makan dari itu Kota Kediri menerima penghargaan sebagai kota

Page 7: BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 SEJARAH KOTA KEDIRI

56

yang paling kondusif untuk berinvestasi dari sebuah ajang yang berkaitan dengan

pelayanan masyarakat dan kualitas otonomi. Kota Kediri menjadi rujukan para

investor yang ingin menanamkan modalnya di kota ini. Beberapa perguruan tinggi

swasta, pondok pesantren, dan lain sebagainya juga memberi dampak ke sektor

perekonomian kota ini.

3.4 Komunitas Renjana Kolektif Kediri

Komunitas sendiri merupakan satu-kesatuan yang terdiri dari individu-

individu masyarakat yang mana dalam masyarakat tersebut mempunyai sebuah

kesatuan yang terhubungkan berdasarkan perasaan, cita-cita, senasib,

sepenanggungan, pada komunitas musik indie ini sendiri nantinya akan

menciptakan sebuah kerjasama dan tujuan yang sama guna menhasilkan tindakan

yang kolektif. Kota kediri salah satunya, di Kota Kediri ini terdapat beberapa jenis

komunitas dalam kalangan musik, dari komunitas keroncong, jazz, hingga musik

keras atau bisa disebut underground, serta masih banyak lagi, dalam setiap

komunitas mempunyai pengikut masing-masing, dari umur 24 hingga 50 tahun ke

atas. Namun pada komunitas Underground ini banyak diikuti oleh para remaja,

tidak melihat perempuan atau laki-laki. Setiap tebentuknya komunitas pasti

didalamnya mempunyai anggota dengan kesukaan dan tujuan yang sama. Pada

Komunitas pecinta musik Underground sendiri salah satunya mmepunyai anggota

tidak memandang gender, ada perempuan dan laki-laki, Komunitas Ini bernama

Renjana Kolektif.

Page 8: BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 SEJARAH KOTA KEDIRI

57

Sejarah Terbentuknya Renjana Kolektif ini dibangun dengan spirit pemuda

Kediri dengan beridir sejak tahun 2000, yang mana awalnya mereka adalah para

penyuka musik, dan sebagian ada juga yang musisi, sebelum tahun 2000 banyak

acara lokal yang bisa disebut dengan gigs, yang mana sifatnya adalah kolektif, tidak

terduga ternyata banyak antusias dari para kalangan masyarakat di Kota Kediri,

untuk ikut serta membuat acara gigs tersebut. Pada akhirnya tahun 2000 lah mereka

memutuskan untuk membuat komunitas tesebut. Renjana Kolektif ini juga memiliki

anggota dengan anggota kurang lebih hanya 150 orang untuk sekarang, karena

banyak yang sudah tidak aktif. Mempunyai anggota perempuan bertato sekitar 6-7

orang, dengan umur masih remaja. Renjana Kolektif ini tidak mempunyai

basecamp atau rumah yang digunakan sebagai berkumpul, mereka berpindah-

pindah, terkadang dirumah para anggota atau rumah Romy, yang paling banyak

mereka bisa ditemui di suatu kedai yang bernama teras kopi pukul 19.00 wib yang

berlokasi di Jl. Brawijaya Kota Kediri, depan Bank Central Asia, Seperti yang

diungkapkan oleh Romy Sebagai ketua komunitas ini bahwa:

“Untuk yang membentuk pertama kali komunitas ini sebenarnya

bukan saya mas, ini keputusan bersama, ya keinginannya anak-anak,

saya sendiri pun jadi ketua juga bukan keinginan saya sendiri, tapi ya

dipilih sama anak-anak secara bersama, untuk awal mulanya

komunitas ini dibentuk karena kesukaan kami yang sama mas, salah

satunya dari selera musik, kita sering nonton acara mas ada juga yang

jadi panitia acara, ada juga yang main di acara tersebut, biasanya kita

sebut gigs, pada tahun 2000-an pada saat itu ada seseorang ada yang

bilang ayolah kita bikin ini jadi komunitas, siapa tau kita bisa bikin

Page 9: BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 SEJARAH KOTA KEDIRI

58

acara dan bikin kompilasi dari band-band di Kota Kediri, akhirnya

terbentuk lah komunitas ini sampai sekarang, dari tahun 2000 sampai

tahun 2021 ini kita udah bikin acara 50 acara dan acara amal ada 21

kayaknya ya mas, ini sebelum covid ada. Untuk anggota di Renjana

Kolektif ini tuh kisaran 200 lebih lah ya yang akhirnya pada gtw

kemana hahaha, lebih tepatnya pada tua dan udah punya keluarga

sendiri mas, jadi ya sibuk ngurus keluarganya sendiri masing-masing

mas, dan akhirnya sisanya ya sekitarran 150 an lah yang masih

kelihattan, ada juga anggota perempuan, kalau perempuan bertato ada

6 sampai 7 orang kayaknya mas.”

Berdasarkan pernyataan diatas dapat dijelaskan bahwa terbentuknya

komunitas berawal dari mereka pada pemuda yang suka melihat acara dan adapaun

juga mereka yang menjadi anggota salah satu band yang tampir pada acara yang

sering mereka lihat tersebut. Karena adanya interaksi dan saling mengenal satu

sama lain akhirnya ada inisiatif untuk membentuk komunitas tersebut. Yang

akhirnya masih bertahan sampai sekarang.

Kegiatan-Kegiatan yang dilakukan oleh Renjana Kolektif seperti menrima

band-band tour dalam negri maupun luar negri, karena jaringan yang kuat

komunitas ini mempunyai banyak teman, yang menyebabkan mereka bisa

menampung untuk kegiatan tour-tour band tersebut, dengan menrima band-band

tour-tour menyebabkan banyaknya relasi pada komunitas satu dengan komunitas

lainnya, yang akhirnya membuat solidaritas antara komunitas semakin kuat. apalagi

dengan dimudahnya zaman semakin modern, salah satunya adalah sosmed, sosmed

sangat membantu untuk memperluaskan jaringan pada komunitas ini. Selain

Page 10: BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 SEJARAH KOTA KEDIRI

59

menerima band tour untuk dibuatkan suatu acara, komunitas ini juga membuat

suatu agenda yang bernama food not bomb yang mana agenda ini merupakan

bentuk dari perlawanan komunitas ini dari mahalnya harga sayur dan bahan-bahan

pokok dikarenakan ulah para oknum-oknum yang menyebabkan tidak bisanya

masyarakat sebagian untuk membeli bahan-bahan pokok, selain itu komunitas ini

juga pernah mengadakan pemutaran film pendek. Seperti diungkapkan oleh Romy

:

Renjana Kolektif iki mas, lek ngadakne acara ki pindah-pindah mas,

ya namanya aja kolektif yo, mengandalkan patungan dari cah-cah

wae, kalau dulu tahun 2000 an ki neng balai desa-balai desa, terus

pindah karena ga dapet ijin, neng balai desa-balai desa ki dari tahun

2000 an sampek 2006 lah paling mas, tapi ora iso tiap bulan kami

bikin acara, paling setahun pisan, setahun peng loro kui yo pas le ono

band tour njalok main ndek kediri mas, setelah kui mandek sek sui

karena ga nemu panggon, akhirre nemu meneh kui neng studio,

jenenge studio 35, panggone paling ukuran ruanganne 6x6 cm paling

mas, kui bertahan sampek tahun 2016, neng studio 35 kui dari band-

band endi ae maen mas, tekan Palembang, Jawa Barat, Jawa Tengah,

Jawa Timur, Bali, sampek luar negri mas, biasane band-band luar

negri iki karena relasi mas, contoh enek wong Swedia pas kui ndue

band kenal karo wong bandung, nah terus akhire wong bandung

ngabari wong-wong dari jawa tengah, jawa timur sopo seng gelem

nompo band kui mas, band-band e cah-cah yo pernah mas tour ndek

pulai Jawa- Bali sampek ke luar negri seperti malaysia, Thailand.

Nah tekan tour-tour kui akhirre membangun jaringan relasi mas

antara komunitas satu dengan komunitas lainne, lah untuk sekarang

iki dengan keadaan seng koyok ngene, enek e pandemi covid-19 kami

kesusahan gae acara, selain kui kami juga kesusahan mas golek

panggon gae acara, soalle wes ga oleh ijin maneh dan semakin mahal

tempat-tempat acara. Selain Acara band-bandnan, cah-cah yo gae

acara bagi-bagi makanan seng bisa disebut food not bombs,

pemutaran film.

(Renjana Kolektif ini, kalau mengadakan suatu acara berpindah-

pindah, namanya juga kolektif mengandalkan patuhan per-anggota,

dulu tahun 2000 Balai Desa ke Balai Desa lainnya, terus pindah

karena ga dapet ijin, di Balai Desa dari tahun 2000 sampai 2006 , tapi

kami tida bisa bikin acara tiap bulan, paling Cuma satu tahun sekali,

jika satu tahun sampai dua kali kami bikin acara, itu karena ada band

tour yang akan main, setelah itu berhenti lumayan lama karena

sulitnya mencari tempat untuk acara, akhrnya nemu tempat di sebuah

studio, namanya studio 35, mungkin tepatnya berukuran 6x6 cm, itu

bertahan sampai 2016, di studio 35 itu sudah banyak menampung

band-band tour dari mana saja, dari Palembang, Jawa Barat, Jawa

Tengah, Jawa Timur, Bali, Hingga Luar negri, biasanya band-band

Page 11: BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 SEJARAH KOTA KEDIRI

60

luar negir ini bisa tour kesini karena relasi. Contohnya ada orang

Swedia puna kenalan orang Bandung, lalu orang Bandung ini

menginformasikan ke komunitas-komunitas lainnya salah satunya

Renjana Kolektif ini dan menanyakan siapa yang mau nrima dan

membuatkan acara untuk band yang sedang tour tersebut, band-band

dari Kota Kediri sendiri juga ada yang pernah tour ke Pulau Jawa-

Bali, ada juga yang sampai ke luar negri seperti Malaysia, Thailand.

Dari tour – tour ini akhirnya membangun jaringan relasi antara

komunitas satu dengan komunitas lain, untuk saat ini dengan keadaan

seperti ini adanya covid 19 membuat kami kesusahan membuat acara,

selain itu juga kami kesusahan juga mencari tempat untuk membikin

acara karena susahnya ijin dari pihak berwajib dan mahalnya harga

sewa tempat. Selain bikin acara untuk band, kami juga membuat acara

bagi-bagi makanan bisa disebut Food Not Bombs, lalu kita juga

pernah mengadakan acara film pendek.

Berdasarkan pernyataan diatas dapat dijelaskan bahwa Komunitas Renjana

Kolektif mempunyai jaringan dan solidaritas yang kuat antara komunitas, dalam

setiap acara mereka menggunakan uang sendiri dalam membuat acara, Bisa saja

disebut sebagai komunitas D I Y ( Do It Yourself) yang berarti berdiri di kaki

sendiri. Komunitas Renjana Kolektfi sendiri juga sangat kritis, dari melihat

permasalahan-permasalahan kelas dan kesenjangan sosial yang terjadi, mereka

membuat agenda bagi-bagi makanan yang bernama Food Not Bombs, dan

pemutaran film –film pendek karya anak-anak yang menceritakan tentang genre

musik hingga masalah perempuan.

Makna pada Komunitas Renjana Kolektif sendiri mempunyai arti masing-

masing, renjana sendiri berarti sebuah perasaan antusiasme yang kuat, dan spirit

atau kekaguman terhadap ide, tujuan, dan kegiatan terhadap sesuatu yang disukai,

dan sedangkan Kolektif sendiri merupakan sekumpulan individu yang bekerja sama

dan tujuan sama dalam membentuk suatu komunitas, dan bersifat sukarela, mau

bergabung atau tidak. Pada Komunitas Renjana Kolektif ini mereka tidak

memandang dari kalangan mana yang akan bergabung, tidak memandang

Page 12: BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 SEJARAH KOTA KEDIRI

61

penampilan seperti apa yang mereka kenakan, karena mereka hanya ingin membuka

suatu ruang untuk para pemusik di Kota Kediri tetap aktif di era label yang susah

di tembus tersebut. Pada anggotanya salah satunya pengguna bertato, mereka sangat

paham sekali bagaiamana perempuan masih dijadikan kelas kedua dalam ranah

masyarakat.

Presepsi Masyaraat sendiri dalam melihat Komunitas renjana kolektif menjadi

dualisme baik dan buruk, dimana pada kelompok masyrakat tertentu melihatnya

dengan baik karena tidak hanya melihat penampilan para anggota komunits, mereka

melihat ini adalah bagian dari realita sosial yang ada, berbeda dengan mereka yang

melihat komunitas ini buruk, masyarakat meletakkan stigma negatif pada

komunitas ini, melihat sebagai sesorang pemuda yang lontang-lanting dan hanya

bergerombol, melihat penampilan, apalagi didalamnya banyak anggota

perempuanyang menggunakan tatto pada tubuhnya, stigma negatif ini semakin

menguat pada kelompok masyarakat. akan tetapi perempuan bertatto sangat

diterima di komunitas Renjana Kolektif, dan tidak ada perlakuaan buruk atau

memberi stigma negatif pada perempuan bertato.

Pada 2020 hingga saat ini Komunitas Renja Kolektif Sedikit berkumpul dan

kebingungan untuk membuat kegiatan apa tentang musik, alhasil ada satu kegiatan

yang dilakukan dalam keadan pandemi seperti ini, yaitu dengan mengadakan konser

secara online, yang mana menurut mereka ini adalah hal yang lumayan aman untuk

mengadakan kegiatan, kegiatan tersebut akan dilakukan di aplikasi yang bernama

zoom, aplikasi yang sama dibuat oleh masyarakat untuk melakukan kegiatan dalam

keadaa pandemi. Yang mana mereka akan mengundang teman-teman sendiri dalam

Page 13: BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 SEJARAH KOTA KEDIRI

62

rangka bersilaturahmi, walaupun mereka berada di satu Kota yang sama tapi

mereka sibuk dengan kegiatan mereka sendiri seperti bekerja dirumah, dan

susahnya cari tempat nongkrong dengan keadaan seperti ini. Seperti yang

diungkapkan oleh Romy :

Setelah puasa iki mas, cah-cah arepe gae acara lewat zoom,

ben cah-cah ki rindune terbayarkan saat pengen ndelok gigs

atau acara band-bandnan, la neng zoom wi ngko enek acara

band-band nan, silaturahmi lah intine karo cah-cah seng wes

suwe ra tau ketemu, seng arepe dilaksanakne setelah bulan suci

romadhan mas.

(Setelah puasa ini mas, anak-anak ingin membuat acara melalui

zoom, biar anak-anak ini rindunya terbayarkan ketika ingin

melihat acara gigs atau musik, di zoom ini nanti ada acara yang

menampilkan band-band, silaturahmi intinya bersama anak-

anak karena udah lama ga pernah ketemu, yang akan dibuat

setelah bulan suci romadhan)

Dari pernyataan diatas dimana terlihat solidaritas komunitas ini sangat kuat, dari

Romy sebagai ketua dan anggota yang mempunyai tujuan yang sama, menjadi mudah

dalam melakukan koordinasi dalam membentuk sebuah acara, selain itu para Komunitas

ini juga mempunyai Logo dalam memperkenalkan eksistensinya kepada masyarakat.

berikut logonya.

Page 14: BAB III DESKRIPSI WILAYAH 3.1 SEJARAH KOTA KEDIRI

63

Gambar 3.3 Logi Komunitas Renjana Kolektiva

Gambar 2. Logo Komuitas Renjana Kolektif