Upload
others
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018
BAB III
III-1
BAB III
GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN
DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN
Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam
rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang,
termasuk segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan
kewajiban daerah. Penjelasan atas Keuangan Daerah pada Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah menyebutkan bahwa;
“ Penyerahan sumber keuangan Daerah baik berupa pajak daerah dan retribusi
daerah maupun berupa dana perimbangan merupakan konsekuensi dari adanya
penyerahan Urusan Pemerintah kepada Daerah yang diselenggarakan
berdasarkan Asas Otonomi. Untuk menjalankan Urusan Pemerintahan yang
menjadi kewenangannya, Daerah harus mempunyai sumber keuangan agar
Daerah tersebut mampu memberikan pelayanan dan kesejahteraan kepada
rakyat di Daerahnya. Pemberian sumber keuangan kepada Daerah harus
seimbang dengan beban atau urusan pemerintahan yang diserahkan kepada
Daerah. Keseimbangan sumber keuangan ini merupakan jaminan
terselenggaranya urusan pemerintahan yang diserahkan kepada Daerah. Ketika
Daerah mempunyai kemampuan keuangan yang kurang mencukupi untuk
membiayai Urusan Pemerintahan dan khususnya urusan pemerintahan wajib
yang terkait Pelayanan Dasar, Pemerintah Pusat dapat menggunakan instrumen
DAK untuk membantu Daerah sesuai dengan prioritas nasional yang ingin
dicapai.”
Dalam hubungannya dengan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah, APBD merupakan komitmen politik penyelenggaraan pemerintahan
daerah yang telah disetujui oleh DPRD untuk mendanai strategi pembangunan
pada satuan program dan kegiatan. Dengan kata lain APBD merupakan
pencerminan program kerja yang perencanaannya didasarkan pada penetapan
skala prioritas pembangunan serta sasaran pembangunan di bidang lainnya
yang diarahkan untuk mewujudkan peningkatan pelayanan dan kesejahteraan
masyarakat di berbagai aspek kehidupan.
Dalam upaya untuk mencapai seluruh rencana tindak yang ada pada
dokumen perencanaan lima tahunan dan satu tahunan, perlu ditetapkan arah
pengelolaan keuangan daerah. Arah pengelolaan keuangan ini dimaksudkan
agar seluruh sumber daya keuangan daerah dapat dimanfaatkan secara lebih
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018
BAB III
III-2
efektif dan efisien. Arah pengelolaan tersebut meliputi arah pengelolaan
pendapatan daerah, dan arah pengelolaan belanja daerah.
3.1 KINERJA KEUANGAN MASA LALU
Perkembangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dari Tahun
2012 sampai tahun 2016 memberikan gambaran yang positif yang diindikasikan
dengan realisasi pencapaian yang ditentukan. Kinerja Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah dapat dianalisis dari sisi kinerja pengelolaan pendapatan
daerah, pengelolaan belanja daerah, analisis proporsi pemenuhan belanja
aparatur, pengelolaan belanja periodik dan pengeluaran pembiayaan wajib dan
mengikat serta prioritas utama, proyeksi belanja daerah, serta pengelolaan
pembiayaan daerah.
3.1.1 Kinerja Pelaksanaan APBD
Bagian ini menguraikan perkembangan pendapatan dan belanja tidak
langsung, proporsi sumber pendapatan, pencapaian kinerja pendapatan, dan
gambaran realisasi belanja daerah. Arah pengelolaan pendapatan daerah lebih
difokuskan kepada upaya peningkatan kemampuan keuangan daerah dalam
menggali sumber-sumber pendapatan daerah. Oleh karenanya pendapatan
daerah yang dianggarkan dalam APBD merupakan perkiraan yang terukur
secara rasional yang dapat dicapai untuk setiap sumber pendapatan. Dana
perimbangan adalah dana yang bersumber dari APBN yang dialokasikan
kepada daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam pelaksanaan
desentralisasi yang terdiri dari Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum dan Dana
Alokasi Khusus. Sedangkan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah adalah
dana yang bersumber dari APBN yang dialokasikan kepada daerah untuk
mendanai kebutuhan daerah dalam pelaksanaan desentralisasi yang terdiri dari
Pendapatan Hibah, Dana Darurat, Dana bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan
Pemerintah Daerah Lainnya, Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus serta
Bantuan Keuangan dari Provinsi. Kebijakan mengenai pendapatan daerah
diharapkan untuk mendukung berbagai kebijakan pemerintah, atau membiayai
belanja daerah.
Berikut merupakan realisasi pengelolaan pendapatan daerah Kabupaten
Probolinggo :
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018
BAB III
III-3
Tabel 3. 1
Perkembangan Realisasi APBD Kabupaten Probolinggo 2012-2016
NO URAIAN
TAHUN ANGGARAN Rata-rata
Pertumbu
han 2012 2013 2014 2015 2016
I PENDAPATAN 1.285.349.253.303,04 1.381.935.052.365,84 1.655.881.524.751,23 1.842.200.787.638,15 1.973.351.632.759,86 11,29
1 PENDAPATAN ASLI
DAERAH 90.009.457.309,04 108.513.200.488,84 195.263.627.246,23 207.370.345.161,15 221.719.364.518,45 24,65
a Hasil Pajak Daerah 17.352.155.277,00 20.438.494.720,00 32.996.575.751,50 40.127.956.899,00 44.177.889.177,50 26,39
b Hasil Retribusi Daerah 24.216.968.966,76 25.976.527.795,00 36.371.140.953,00 20.620.171.850,00 24.754.164.125,00 0,55
c
Hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerah yang
dipisahkan
8.280.095.480,83 5.087.363.981,96 5.218.666.346,94 5.380.843.664,44 5.491.010.522,00 -9,76
d Lain-lain Pendapatan
Asli Daerah yang sah 40.160.237.584,45 57.010.813.991,88 120.677.244.194,79 141.241.372.747,71 147.296.300.693,95 36,81
2 DANA PERIMBANGAN 937.430.709.307,00 1.002.296.861.098,00 1.089.333.605.689,00 1.125.950.388.769,00 1.320.791.144.299,00 9,67
a Bagi Hasil Pajak dan
Bukan Pajak 99.188.310.307,00 91.067.128.098,00 90.245.573.689,00 90.092.853.769,00 95.147.640.501,00 5,89
b Dana Alokasi Umum
(DAU) 761.569.639.000,00 848.994.313.000,00 929.380.602.000,00 956.969.595.000,00 977.570.137.000,00 6,44
c Dana Alokasi Khusus
(DAK) 76.672.760.000,00 62.235.420.000,00 69.707.430.000,00 78.887.940.000,00 248.073.366.798,00 34,27
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018
BAB III
III-4
3
LAIN-LAIN
PENDAPATAN
DAERAH YANG SAH
257.909.086.687,00 271.124.990.779,00 371.284.291.816,00 508.880.053.708,00 430.841.123.942,41 11,25
a Dana Hibah 189.071.000,00 391.063.500,00 486.524.800,00 1.299.209.000,00 41.936.856.978,41 285,92
b Dana Darurat 0 0 0 0 0 0
c
Bantuan Keuangan dari
Provinsi atau
Pemerintah Daerah
Lainnya
44.124.519.032,00 22.883.925.681,00 70.451.637.000,00 64.765.873.000,00 38.253.986.500,00 -3,51
d Dana Penyesuaian dan
Otonomi Khusus 154.913.927.000,00 196.793.327.000,00 203.476.919.000,00 349.472.777.000,00 253.157.681.000,00 9,16
e
Dana Bagi Hasil Pajak
dari Provinsi dan
Pemerintah Daerah
Lainya
58.681.569.655,00 51.056.674.598,00 96.869.211.016,00 93.342.194.708,00 97.492.599.464,00 13,53
II BELANJA 1.290.406.987.331,08 1.329.410.577.151,51 1.524.038.393.411,72 1.879.876.712.131,81 2.038.786.352.784,31 34,47
1 BELANJA TIDAK
LANGSUNG 788.194.976.249,02 846.471.149.201,00 899.015.554.878,00 1.052.843.624.250,00 1.193.656.853.802,00 19,88
a Belanja Pegawai 643.887.568.304,66 686.828.217.877,00 766.678.030.937,00 795.541.840.300,00 811.471.972.352,00 12,25
b Belanja Bunga
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018
BAB III
III-5
c Belanja Subsidi
d Belanja Hibah
44.340.871.413,36 57.485.605.975,00 31.164.277.900,00 37.335.131.000,00 41.031.420.000,00 21,57
e Belanja Bantuan Sosial
27.313.310.352,00 19.829.420.350,00 18.654.046.000,00 9.109.560.000,00 10.442.100.000,00 -14,7
f
Belanja Bagi Hasil
kepada Prop / Kab /
Kota dan PemDes
4.988.305.000,00 5.459.553.000,00 9,45
g
Belanja Bantuan
Keuangan kepada Prop
/ Kab / Kota dan
PemDes
66.801.491.679,00 73.339.886.979,00 80.888.322.041,00 205.059.331.450,00 322.771.770.650,00 48,26
h Belanja Tidak Terduga
5.851.734.500,00 8.988.018.020,00 1.630.878.000,00 809.456.500,00 2.480.037.800,00 -34,9
2 BELANJA LANGSUNG 502.212.011.082,06 482.939.427.950,51 625.022.838.533,72 827.033.087.881,81 845.129.498.982,31 107,58
a Belanja Pegawai 51.954.472.100,00 66.408.912.165,00 46.486.673.174,00 53.255.751.315,00 77.110.445.515,00 345,59
b Belanja Barang &Jasa 190.189.565.527,15 205.270.787.215,51 359.336.695.111,72 430.587.996.662,81 478.371.392.759,06 80,25
c Belanja Modal
260.067.973.454,91 211.259.728.570,00 219.199.470.248,00 343.189.339.904,00 289.647.660.708,25 11,09
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018
BAB III
III-6
SURPLUS/DEFISIT -5.057.734.028,04 52.524.475.214,33 131.843.131.339,51 -37.675.924.493,66 -65.434.720.024,45 -207,6
III PEMBIAYAAN 140.427.366.672,20 116.569.075.044,16 171.798.218.358,82 303.951.335.358,59 317.344.695.276,25 22,61
Penerimaan
Pembiayaan 122.502.366.672,20 112.712.304.394,16 167.658.754.058,82 299.916.727.808,59 262.365.607.297,84 20,97
Pengeluaran
Pembiayaan 17.925.000.000,00 3.856.770.650,00 4.139.464.300,00 4.034.607.550,00 54.979.087.978,41 32,34
PEMBIAYAAN NETTO 104.577.366.672,20 108.855.533.744,16 163.519.289.758,82 295.882.120.258,59 207.386.519.319,43 18,67
Sisa lebih Pembiayaan
Anggaran Tahun
Berkenaan
99.519.632.644,16 161.380.008.958,49 295.362.421.098,33 258.206.195.764,93 141.951.799.294,98 -34,42
Sumber : Badan Keuangan Daerah Kab. Probolinggo (diolah)
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018
BAB III
III-7
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa persentase pertumbuhan sisi
pendapatan dari tahun 2012 - 2013 ialah 14,75% kemudian mengalami
peningkatan di tahun 2013 – 2014 menjadi sebesar 19,82%, namun mengalami
penurunan pada periode 2014 – 2015 sebesar 11,25%. Tren penurunan
berlanjut pada periode 2015 – 2016 menjadi 7,12%. Dari dinamika pertumbuhan
pendapatan yang terjadi diketahui rata-rata pertumbuhan pendapatan daerah
Kabupaten Probolinggo tahun 2012 - 2016 yakni 13,24%. Angka rata-rata
pertumbuhan pendapatan daerah kurun waktu 2012 – 2016 sudah cukup tinggi,
namun apabila di bandingkan dengan peningkatan kebutuhan belanja daerah
dalam kurun waktu yang sama, pada dasarnya masih lebih tinggi kebutuhan
belanja daerah.
Tabel 3. 2
Struktur dan Pertumbuhan Pendapatan Daerah
Kabupaten Probolinggo 2012-2016
Jenis Pendapatan
Daerah
Struktur (%) Pertumbuhan (%)
2012 2013 2014 2015 2016 2012-2013
2013-2014
2014-2015
2015-2016
2012-2016
Pendapatan Asli Daerah
6.23% 7.85% 11.79% 11.26% 11.24% 18.14% 79.94% 6.20% 6.92% 141.39%
Dana Perimbangan
61.95% 70.74% 63.88% 61.12% 66.99% 6.96% -99.89% 6.43% 17.42% -99.86%
Lain-Lain Pendapatan yang Sah
12.82% 1.68% 4.28% 3.59% 4.06% -87.69% 204.80% -6.87% 21.38% -57.59%
Transfer Pemerintah Pusat lainnya
12.03% 16.03% 14.19% 18.97% 12.77% 24.82% 6.08% 48.70% -27.88% 41.99%
Transfer pemerintah Provinsi
6.97% 3.69% 5.85% 5.07% 4.94% -50.34% 89.73% -3.64% 4.45% -5.17%
Sumber : Badan Keuangan Daerah Kab. Probolinggo (diolah)
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa kontribusi pendapatan asli
daerah tahun 2013 mencapai 6,23%, mengalami kenaikan dari tahun 2012.
Kenaikan porsi secara signifikan bahkan terjadi pada tahun 2014 yaitu sebesar
32,59% dari keseluruhan pendapatan daerah. Sempat turun di 2015 kemudian
naik lagi di tahun 2016. Di sisi lain kontribusi dana perimbangan terhadap APBD
Kabupaten Probolinggo pada tahun 2012 mencapai 61,95% bahkan menyentuh
70,74 di tahun 2013. Turun menjadi sebesar 63,88% di tahun 2014 lalu
menurun lagi di tahun 2015 menjadi sebesar 61,12%. Dana perimbangan
meningkat lagi porsinya menjadi 66,99%, pada tahun 2016. Deskripsi
perkembangan kontribusi ke dua pos pendapatan tersebut menunjukkan situasi
tingkat ketergantungan keuangan daerah Kabupaten Probolinggo terhadap
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018
BAB III
III-8
dana perimbangan masih tetap tinggi. Sebaliknya di sisi lain hal ini menunjukkan
kalau tingkat kemandirian keuangan Kabupaten Probolinggo sudah sedikit
meningkat, namun masih tetap rendah.
Kemudian proporsi kontribusi lain-lain pendapatan daerah yang sah
terhadap total pendapatan pada tahun 2012 mencapai 12.82% dan turun pada
tahun 2013 menjadi sebesar 1,68%, lalu meningkat di tahun 2014 dan 2015
masing-masing sebesar 4.28% dan 3.59%. sedangkan pada tahun 2016 berada
pada angka 4.06%. Selain pendapatan asli daerah, dana perimbangan dan lain-
lain pendapatan daerah yang sah, proporsi transfer pemerintah pusat lainnya
terhadap total pendapatan dari tahun 2012-2016 mengalami kenaikan sebesar -
41,99%.
Berbeda dengan kontribusi transfer pemerintah pusat terhadap total
pendapatan, pada tahun 2012 - 2016 proporsi transfer pemerintah Provinsi
Jatim terhadap total pendapatan Kabupaten Probolinggo turun sebesar -5,17%.
Secara umum, peningkatan PAD 2012 – 2016 sebesar 141,39% dipengaruhi
oleh beberapa hal, salah satunya adalah karena mulai diimplementasikannya
UU No 28 Tahun 2009 tentang Pajak dan Retribusi Daerah.
Walau peningkatan pendapatan daerah ini nampak cukup signifikan,
namun sebenarnya bersamaan dengan itu beban APBD untuk belanja aparatur
juga meningkat cukup signifikan, karena ada kebijakan peningkatan
kesejahteraan PNS berupa antara lain gaji 14 dan pemberian Tunjangan
Kinerja, serta kenaikan anggaran yang normal terjadi baik karena ada yang naik
pangkat, promosi, kenaikan gaji berkala, dan sebagainya. Belum lagi adanya
sejumlah program dari pemerintah pusat dan provinsi yang mengharuskan
pemerintah kabupaten mengalokasikan anggaran pendamping.
Pada pos Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah di Kabupaten
Probolinggo, proporsi kontribusinya terhadap total pendapatan mengalami
penurunan pertumbuhan sebesar -87,69% di tahun 2012 - 2013, namun
kemudian mengalami pertumbuhan signifikan hingga sebesar 204,8% di tahun
2013-2014 dan bergerak dinamis sampai periode 2015 – 2016. Dengan situasi
itu bila proporsi kontribusi pos lain-lain pendapatan yang sah terhadap total
pendapatan Kabupaten Probolinggo dibandingkan dari tahun 2012 dengan 2016
terhitung mengalami penurunan sebesar -57,59%.
Pada pos transfer pemerintah pusat lainnya baik jumlah nominal maupun
proporsi kontribusinya terhadap total pendapatan Pemerintah Kabupaten
Probolinggo dari tahun 2012 hingga 2015 terus mengalami peningkatan walau
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018
BAB III
III-9
proporsi peningkatannya bervariasi. Penurunan proporsi kontribusi terjadi pada
tahun 2016 dengan kontribusi sebesar 12,77%.
Pada pos transfer Pemerintah Provinsi Jatim ke Kabupaten Probolinggo
pada tahun 2012 - 2013 proporsi kontribusinya terhadap total pendapatan turun
sebesar -50,34%, pertumbuhan tersebut mengalami peningkatan di tahun 2013-
2014 menjadi 89,73%, kemudian pertumbuhannya turun -3,64% ditahun 2014-
2015. Sedangkan pada tahun 2015-2016 terjadi kenaikan pertumbuhan sebesar
4,45%. Apabila pertumbuhan proporsi pos transfer Pemerintah Provinsi Jatim
terhadap total pendapatan dihitung sejak tahun 2012 sampai dengan 2016
pertumbuhannya adalah negatif yaitu sebesar -5,17%. Dinamika dana transfer
ini kebanyakan terkait dengan kebijakan pengeloaan dana dari Pemerintah
seperti misalnya Dana BOS dan tunjangan sertifikasi guru, dan Batuan
Keuangan Propinsi Jawa Timur kepada Kabupaten/Kota se Jawa Timur.
3.1.2 Neraca Daerah
Bagian ini menguraikan sekurang-kurangnya mengenai perkembangan
neraca daerah, analisis rasio likuiditas, analisis rasio solvabilitas dan analisis
rasio aktivitas.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018
BAB III
III-10
Tabel 3. 3
Neraca Keuangan Daerah Kabupaten Probolinggo
Tahun 2012-2016
NO Uraian
Tahun Anggaran Rata-rata
Pertumbuhan 2012 2013 2014 2015 2016
1 ASET
1.1. ASET LANCAR 135.874.387.479,48 217.582.721.352,66 369.831.985.537,69 354.015.551.354,64 235.000.161.083,40 14,68
1.1.1. Kas 99.662.000.544,16 161.861.632.686,30 296.225.803.212,04 260.344.555.517,64 143.249.224.833,85 9,49
1.1.2. Piutang 11.035.691.698,66 32.694.122.092,02 40.279.693.778,96 45.538.274.481,00 51.157.927.859,42 46,73
1.1.3. Persediaan 25.176.695.236,66 23.026.966.574,34 33.326.488.546,69 48.132.721.356,00 40.593.008.390,13 12,68
1.2. INVESTASI JK PANJANG 63.683.705.234,37 43.517.329.411,39 38.926.361.265,47 41.535.068.052,29 57.467.760.889,67 -2,53
1.2.1. Investasi Non Permanen 18.039.707.842,37 9.463.582.700,39 4.712.628.849,47 4.957.466.062,29 4.511.838.020,67 -29,28
1.2.2. Investasi Permanen 45.643.997.392,00 34.053.746.711,00 34.213.732.416,00 36.577.601.990,00 52.955.922.869,00 3,78
1.3. ASET TETAP 2.020.628.951.663,75 2.293.295.061.077,04 2.532.173.573.142,03 1.727.986.584.946,09 1.907.180.444.679,04 -1,43
1.3.1. Tanah 207.694.943.661,87 200.941.085.802,99 205.489.247.158,70 207.083.829.158,70 359.876.087.258,70 14,73
1.3.2. Peralatan dan Mesin 334.917.026.214,89 341.054.586.049,04 394.318.958.704,24 417.517.056.915,92 483.915.932.526,62 9,64
1.3.3. Gedung dan Bangunan 588.318.528.578,00 763.946.289.305,16 839.195.418.353,13 913.744.679.060,70 1.077.408.063.905,07 16,33
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018
BAB III
III-11
1.3.4. Jalan, Instalasi, Jaringan dan
jmbt 820.109.244.689,99 942.814.854.199,99 1.041.623.969.531,10 1.128.074.185.391,10 1.247.656.880.031,10
11,06
1.3.5. Aset Tetap Lainnya 37.490.551.269,00 44.444.145.719,86 46.077.330.944,86 50.519.813.553,86 54.100.784.589,85 9,60
1.3.6. Pekerjaan dalam Pelaksanaan 32.098.657.250,00 94.100.000,00 5.468.648.450,00 59.730.265.449,43 3.628.962.999,43 -42,01
1.3.7 Akumulasi Penyusutan - - - (1.048.683.244.583,62
)
(1.319.406.266.631,73
) 25,82
1.4. DANA CADANGAN 9.000.000.000,00 - - - 26.022.936.144,81 30,40
1.4.1. Dana Cadangan 9.000.000.000,00 - - - 26.022.936.144,81 30,40
1.5. ASET LAINNYA 39.467.640.044,00 3.884.402.594,00 15.967.497.450,20 76.130.858.012,51 8.563.633.465,01 -31,75
1.5.1. Dana Bergulir - - - - -
1.5.2. Dana Penyangga - - - - -
1.5.3. Tagihan Penjualan Angsuran - - - - -
1.5.4. Tagihan TPTGR 7.350.000,00 - - - -
1.5.5. Aset tidak berwujud 2.623.218.594,00 3.884.402.594,00 4.684.206.704,00 1.698.865.906,00 1.766.515.124,00 -9,41
1.5.6 Aset Lainnya 36.837.071.450,00 - 11.283.290.746,20 74.431.992.106,51 6.797.118.332,01 -34,46
A JUMLAH ASET DAERAH 2.268.654.684.421,60 2.558.279.514.435,09 2.956.899.417.395,39 2.199.668.062.365,53 2.234.234.936.252,93 -0,38
2. KEWAJIBAN
2.1. KEWAJIBAN JANGKA
PENDEK 899.564.073,00 4.042.396.710,60 6.947.887.494,75 15.071.717.859,02 15.219.978.920,44
102,81
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018
BAB III
III-12
2.1.1. Hutang Perhitungan Fihak 3
(PFK) - 16.449.308,00 - - -
2.1.2. Utang Jangka Pendek Lainnya 899.564.073,00 4.025.947.402,60 6.947.887.494,75 15.071.717.859,02 15.219.978.920,44 102,81
2.1.3 Utang Bunga - - - - -
2.1.4 BagLancar Utang Dalam
Negeri- - - - - -
2.2. KEWAJIBAN JANGKA
PANJANG - - - - -
2.2.1 Utang Dalam Negeri-Pem
Pusat - - - - -
3. EKUITAS DANA
3.1. EKUITAS DANA LANCAR 134.974.823.406,48 213.540.324.642,06 362.884.098.042,94 338.943.833.495,62 219.780.182.162,96 12,96
3.1.1. Sisa Lebih Pembiayaan
Anggaran 99.519.632.644,16 161.380.008.958,49 295.362.421.098,33 260.338.814.517,64 143.239.004.683,85
9,53
3.1.2. Pendapatan yang
Ditangguhkan 142.367.900,00 98.926.744,81 862.565.420,71 5.741.000,00 10.220.150,00
-48,24
3.1.3. Cadangan Piutang 11.035.691.698,66 32.694.122.092,02 40.279.693.778,96 45.538.274.481,00 51.157.927.859,42 46,73
3.1.4. Cadangan Persediaan 25.176.695.236,66 23.026.966.574,34 33.326.488.546,69 48.132.721.356,00 40.593.008.390,13 12,86
3.1.5.
Dana yang Harus Disediakan
Untuk Pembayaran Utang
Jangka Pendek
(899.564.073,00) (3.659.699.727,60) (6.947.070.801,75) (15.071.717.859,02) (15.219.978.920,44)
102,81
3.2. EKUITAS DANA INVESTASI 2.123.780.296.942,12 2.340.696.793.082,43 2.587.067.431.857,70 1.845.652.511.010,89 1.973.211.839.033,72 -1,82
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018
BAB III
III-13
3.2.1. Diinvestasikn dlm Invest. Jk
Panjang 63.683.705.234,37 43.517.329.411,39 38.926.361.265,47 41.535.068.052,29 57.467.760.889,67
-2,53
3.2.2 Diinvestasikan dalam Aset
Tetap 2.020.628.951.663,75 2.293.295.061.077,04 2.532.173.573.142,03 1.727.986.584.946,09 1.907.180.444.679,04
1,43
3.2.3 Diinvestasikan dalam Aset
Lainnya 39.467.640.044,00 3.884.402.594,00 15.967.497.450,20 76.130.858.012,51 8.563.633.465,01
-31,75
3.2.4
Dana yang Harus Disediakan
untuk Pembayaran Utang
Jangka Panjang
- - - - -
3.3 EKUITAS DANA CADANGAN 9.000.000.000,00 - - - 26.022.936.144,81 30,40
3.3.1 Diinvestasikan dlm Dana
Cadangan 9.000.000.000,00 - - - 26.022.936.144,81
30,40
Sumber : Badan Keuangan Daerah Kab. Probolinggo (diolah)
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018
BAB III
III-14
Analisis terhadap neraca keuangan daerah pada tiga tahun terakhir yang
mencakup rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio aktivitas disajikan sebagai
berikut.
Tabel 3. 4
Analisis Rasio Keuangan Kabupaten Probolinggo
NO Uraian
2014
(%)
2015
(%)
2016
(%)
1. Rasio lancar (current ratio) 50829,63 1,00 4,10
2. Rasio quick (quick ratio) 46602,46 1,00 3,70
3. Rasio total hutang terhadap total aset 0,000001 0,000000 0,014011
4. Rasio hutang terhadap modal 0,000001 0,000000 0,014112
5. Rata-rata umur piutang 21,41 14,04 3,66
6. Rata-rata umur persediaan 40,39 45,52 119,73
Sumber : Badan Keuangan Daerah Kab. Probolinggo (diolah)
Berdasarkan data neraca Kabupaten Probolinggo sebagaimana tersaji
dan hasil perhitungan rasio keuangan menunjukkan bahwa kemampuan
keuangan Pemerintah Kabupaten Probolinggo dalam kondisi sehat
sebagaimana ditunjukkan oleh rasio likuiditas, solvabilitas dan rasio aktivitas
yang positif.
Tabel 3. 5
Hasil Analisa Neraca Keuangan
Pemerintah Kabupaten Probolinggo Tahun 2012-2016
NO INDIKATOR NILAI KETERANGAN
Rasio Likuiditas
1. Rasio lancar (current
ratio) > 1
Sangat mampu memenuhi kewajiban jangka
pendek
2. Rasio quick (quick ratio) > 1 Sangat mampu memenuhi kewajiban jangka
pendek secara cepat
Rasio Solvabilitas
1 Rasio total hutang
terhadap total asset
< 1 Mampu melunasi hutang dengan aset yang
tersedia
2 Rasio hutang terhadap
modal < 1
Mampu melunasi hutang dengan modal yang
tersedia
Rasio Aktivitas
1 Rata-rata umur piutang 17,90*) Dibutuhkan waktu 17,9 hari untuk merubah piutang
menjadi kas
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018
BAB III
III-15
NO INDIKATOR NILAI KETERANGAN
2 Rata-rata umur
persediaan 59,88*)
Dibutuhkan waktu sekitar 59,88 hari dalam
penggunaan persediaan untuk pelayanan public
Sumber : Badan Keuangan Daerah Kab. Probolinggo (diolah)
Berdasarkan tabel 3.5 dapat dilihat bahwa rasio lukuiditas yang dinilai
dari rasio lancar dan rasio quick memiliki nilai yang diintrepertasikan sangat
mampu memenuhi kewajiban jangka pendek dan sangat mampu memenuhi
kewajiban jangka pendek secara cepat. Sedangkan rasio solvabilitas yang
nilainya >1 (kurang dari 1) yang dinilai dari rasio total hutang terhadap total aset
dan rasio hutang terhadap modal dapat diinterpretasikan mampu melinasi
hutang aset yang tersedia dan mempu melunasi hutang dengan modal yang
tersedia. Dan indikator terakhir rasio aktivitas yang dinilai dari rata-rata piutang
dengan nilai 17,90 *) diartikan dibutuhkan waktu 17,9 hari untuk merubah
piutang menjadi kas, untuk rata-rata umur persediaan memiliki nilai 59,88*) yang
berarti dibutuhkan waktu sekitar 59,88 hari dalam penggunaan persediaan untuk
pelayanan publik.
3.2 KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN MASA LALU
Dalam menyusun bagian gambaran pengelolaan keuangan daerah dan
kerangka pendanaan diperlukan pendekatan yang komprehensif dan strategis,
baik dari sisi penerimaan maupun pengeluaran, sebab akan sangat berdampak
pada penciptaan kondisi makro ekonomi yang stabil dan berkelanjutan.
Pelaksanaan pengelolaan keuangan tidak terlepas dari kebijakan, baik dari sisi
efektivitas penerimaan pendapatan maupun efisiensi dan efektivitas
pengeluaran daerah melalui belanja tidak langsung dan belanja langsung.
Sejalan dengan fungsi alokasi dan keterbatasan kemampuan keuangan
daerah, maka perlu disusun suatu sistem yang memungkinkan Pemerintah
Daerah lebih efisien, efektif dan akuntabel dalam merumuskan kebijakan
keuangan. Adanya otonomi daerah diharapkan dapat memacu laju
pertumbuhan pertumbuhan daerah dan peningkatan kemampuan keuangan
daerah yang lebihbaik, yang tercermin dengan semakin meningkatnya
kapasitas fiskaldan berkurangnya celah fiskal dari tahun ketahun. Perlu
dilakukan upaya-upaya untuk meningkatkan kapasitas fiskal dengan
mengoptimalkan sumber-sumber pendapatan daerah yang merupakan
komponen kapasitas fiskal daerah.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Probolinggo
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018
BAB III
III-16
merupakan wujud pengelolaan keuangan daerah yang terdiri dari pendapatan,
belanja dan pembiayaan, sehingga arah kebijakan keuangan daerah
berpedoman pada RPJMD dalam rangka mewujudkan visi dan misi. Kebijakan
keuangan daerah tidak terlepas dari kebijakan dalam rangka mengoptimalkan
peningkatan penerimaan PAD serta meningkatkan akselerasi aktivitas ekonomi
dengan memfasilitasi kegiatan ekonomi yang memprioritaskan pada sektor
pertanian, perikanan, industri dan pariwisata.
Dalam hal perkembangan pembiayaanmengalami defisit, maka
Pemerintah Daerah dapat melakukan pinjaman sepanjang Pemerintah Daerah
memiliki kemampuan untuk membayar kewajiban dan memenuhi ketentuan,
disamping defisit ditutup dengan sisa lebih perhitungan anggaran pada tahun
anggaran sebelumnya.
Kebijakan penganggaran dalam rangka mewujudkan pembangunan
Kabupaten Probolinggo secara umum ditujukan dalam rangka memecahkan
masalah penting dan mendesak yang dapat menjadi sektor/bidang pengungkit
dan mengarah pada bidang/sektor pendorong utama(primemover)
pembangunan guna tercapainya pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan
berkualitas serta penciptaan lapangan kerja yang memadai. Dengan tetap
memperhatikan pemenuhan kebutuhan dasar seperti pendidikan, kesehatan
dan perumahan permukiman serta penanggulangan kemiskinan.
3.2.1 Proporsi Penggunaan Anggaran
Dalam analisis ini, kebutuhan belanja untuk aparatur dipandang ekivalen
dengan kebutuhan belanja tak langsung, yaitu belanja yang tersedia tidak
berhubungan langsung dengan ada atau tidaknya program ataupun kegiatan
yang dilaksanakan. Proporsi belanja pemenuhan kebutuhan aparatur dan
proporsi realisasi belanja di Kabupaten Proboliinggo dalam lima tahun terakhir
disajikan sebagai berikut.
Tabel 3. 6
Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur
Kabupaten Probolinggo Tahun 2013-2016
No Tahun
Anggaran
Total Belanja Untuk Pemenuhan
Kebutuhan Aparatur
Total Pengeluaran Belanja +
Pengeluaran Pembiayaan
Prosentase
(a) (b) (a)/(b)*100%
1 2013 753,237,619,022 1,329,411,096,131 56,66%
2 2014 813,164,704,111 1,524,038,393,411 53,36%
3 2015 848,797,591,615 1,879,876,712,131 45,15%
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018
BAB III
III-17
4 2016 888,582,417,867 2,038,786,352,784 43,58%
Sumber : Badan Keuangan Daerah Kab. Probolinggo (diolah)
Gambar 3. 1 Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur
Kabupaten Probolinggo Tahun 2013 – 2016
Berdasarkan penyajian tabel dan grafik di atas, maka diperoleh
gambaran bahwa proporsi belanja untuk pemenuhan kebutuhan aparatur dalam
APBD Kabupaten Probolinggo dalam dua tahun terakhir sudah di bawah 50%
yaitu 43,58 (Tahun 2016) dan 45,15 (Tahun 2015). Kondisi ini sesuai dengan
arah yang diinginkan secara nasional mengenai proporsi belanja untuk lebih
didominasi oleh pemenuhan kebutuhan di luar belanja untuk aparatur.
Pengeluaran wajib dan mengikat serta prioritas utama telah dialokasi
anggaran sebagai berikut :
Tabel 3. 7
Realisasi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur
Kabupaten Probolinggo Tahun 2013 –2016
No Uraian
Tahun Anggaran
(Rp Milyar)
2013 2014 2015 2016
A Belanja Tidak Langsung
524.946.810.597,00 549.190.443.551,00 572.181.958.108,00 1.193.656.853.802,00
1 Belanja Gaji dan Tunjangan
4.173.700.000,00 4.088.593.750,00 4.055.424.000,00 591.312.637.710,00
2
Belanja Penerimaan Anggota dan Pimpinan DPRD serta
- - - 4.055.424.000,00
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018
BAB III
III-18
Operasional KDH/WKDH
3 Belanja Bunga
- - 4.988.305.000,00 -
4 Belanja Bagi Hasil
1.134.544.321,00 - -- 5.459.553.000,00
5 Belanja Bantuan Keuangan
- - - 322.771.770.650,00
B Belanja Langsung
117.500.000,00 322.300.000,00 503.850.000,00 845.129.498.498.982,
31
1
Belanja Beasiswa Pendidikan PNS
57.674.311.976,00 71.971.153.981,00 56.321.047.787,00 -
2
Belanja Jasa Kantor (khusus tagihan bulanan kantor seperti listrik, air, telepon dan sejenisnya)
- - - 60.833.565.901,00
C Pembiayaan Pengeluaran
9.000.000.000,00 - - 25.000.000.000
1 Pembentukan Dana cadangan
181.770.650,00 14.464.300,00 9.607.550,00 -
2 Pembayaran pokok utang
200.000.000,00 200.000.000,00 200.000.000,00 26.805.087.978.41
3 Penyertaan Modal pada BUMD
TotalA+B+C
Pertumbuhan
Sumber : Badan Keuangan Daerah Kab. Probolinggo (diolah)
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa pengeluaran wajib dan mengikat
serta prioritas utama adalah seluruh belanja yang harus tersedia anggarannya
disetiap tahun baik bersifat rutin seperti pemenuhan gaji dan tunjangan, belanja
jasa kantor maupun pos di pengeluaran pembiayaan. Hasil analisis
memperlihatkan bahwan pengeluaran wajib dan mengikat serta prioritas utama
lima tahun terkahir, dengan rata-rata pertumbuhannya sebesar 10,82%.
3.2.2 Analisis Pembiayaan
Analisis pembiayaan Kabupaten Probolinggo dalam kurun waktu tahun
2012-2018 dapat dijelaskan bahwa realisasi pendapatan daerah, realisasi
belanja dan pengeluaran pembiayaan. Secara rinci ditunjukkan secara berturut-
turut pada tabel berikut.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018
BAB III
III-19
Tabel 3. 8
Defisit Riil Anggaran Kabupaten Probolinggo Tahun 2014 - 2016
No. Uraian 2014 2015 2016
1 Realisasi Pendapatan Daerah
1.655.881.524.751,23 1.842.200.787.638,15 1.973.351.632.759.86
2 Realisasi Belanja Daerah 1.524.038.393.411,72 1.879.876.712.131,81 2.038.786.352.784.31
3 Pengeluaran Pembiayaan Daerah
4.139.464.300,00 4.034.607.550,00 54.979.087.978.41
Defisit Riil
Sumber : Badan Keuangan Daerah Kab. Probolinggo (diolah)
Dari tabel 3.8 di atas dapat diketahui bahwa untuk menutup defisit riil
pemerintah Kabupaten Probolinggo menggunakan strategi pemakaian
penerimaan pembiayaan, baik berasal dari SilPA tahun sebelumnya,
Penerimaan dana cadangan maupun penerimaan kembali pinjaman kepada
pihak III. Selama kurun waktu 2014-2016, penerimaan pembiayaan selalu
berada diatas defisit riil, hal tersebut bisa dilakukan karena dalam perencanaan
dan penganggaran setiap tahunnya dilakukan dengan menghitung secara detail
kemampuan keuangan daerah dan kebutuhan belanja yang dibutuhkan.
Berikut ini merupakan data penutup defisit rill anggaran Kabupaten
Probolinggo tahun 2014-2016 dapat disajikan pada tabel berikut ini :
Tabel 3. 9
Komposisi Penutup Defisit Riil Anggaran Kabupaten Probolinggo Tahun 2014 -
2016
No Uraian
Proporsi dari total defisit riil
2014 2015 2016
1 SiLPA tahun
sebelumnya 295.362.421.098,33 258.206.195.764,93 141.951.799.294,98
2. Penerimaan dana
Cadangan -
- -
3.
Penerimaan
kembali
Pemberian
Pinjaman
- - -
4 Penerimaan
Pembiayaan
Sumber : Badan Keuangan Daerah Kab. Probolinggo (diolah)
Berikut ini merupakan data realisasi sisa lebih perhitungan anggaran
(SILPA) riil Kabupaten Probolinggo tahun 2014-2016 :
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018
BAB III
III-20
Tabel 3. 10
Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran(SiLPA) Riil Kabupaten Probolinggo
Tahun 2014-2016
NO Uraian
Tahun Anggaran
(Rp MILYAR) Rata-Rata
Pertumbuhan 2014 2015 2016
1 Pelampauan Penerimaan PAD
28.649.428.633,49 10.567.902.905,00 10.154.542.261,00
2
Pelampauan Penerimaan Dana Perimbangan
- - -
3
Pelampauan Penerimaan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
- - -
4
Sisa Penghematan Belanja atau Akibat Lainnya
113.741.840.721,00 178.084.254.486,33 222.003.000.764,03
5 Kegiatan Lanjutan
14.878.194.200,00 56.000.000.000,00 19.942.605.530
6
Kewajiban kepada Pihak Ketiga sampai dgn Akhir Tahun belum terselesaikan
- - -
7 Jumlah SiLPA Riil
161.388.848.783,49 295.493.758.548,33 205.992.052.786,52
Sumber : Badan Keuangan Daerah Kab. Probolinggo (diolah)
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah silpa pada tahun
2014-2016 mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Pada tahun 2014-
2015 nilai silpa meningkat sebesar 134,104,909,765.00. Sedangkan pada tahun
2015-2016 nilai silpa berkurang sebesar 89,501,705,762. Tetapi dari segi jumlah
silpa tahun 2015 merupakan jumlah silpa terbesar dari tahun-tahun sebelumnya.
3.3 KERANGKA PENDANAAN
Kerangka pendanaan adalah bagian dari kerangka fiskal yang
berhubungan dengan kemampuan untuk membiayai belanja pemerintah.
Penyusunan kerangka pendanaan ini dimaksudkan untuk mendukung efisiensi
dan efektivitas proses penyusunan rencana kinerja daerah dalam suatu periode,
yaitu terdapat sinkronisasi dan keselarasan antara target pembangunan daerah
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018
BAB III
III-21
yang ingin dicapai dan kemampuan pemerintah untuk membiayainya. Dalam
ketersediaan sumber pembiayaan yang relatif terbatas, secara holistik
pemerintah tentu lebih memprioritaskan penanganan pada sektor/bidang yang
bersifat strategis dan atau berkaitan dengan hajat hidup masyarakat luas,
sedangkan sektor/bidang lain ditangani oleh masyarakat dengan regulasi –
regulasi yang ditetapkan pemerintah.
Analisis kerangka pendanaan bertujuan untuk menghitung kapasitas riil
keuangan daerah, yang akan dialokasikan untuk pendanaan program
pembangunan jangka menengah daerah selama 5 (lima) tahun ke depan.
Langkah awal yang harus dilakukan adalah mengidentifikasi seluruh
penerimaan daerah sebagaimana telah dihitung pada bagian di atas dan ke
pos-pos mana sumber penerimaan tersebut akan dialokasikan. Suatu kapasitas
riil keuangan daerah adalah total penerimaan daerah setelah dikurangkan
dengan berbagai pos atau belanja dan pengeluaran pembiayaan yang wajib dan
mengikat serta prioritas utama.
3.3.1 Proyeksi Pendapatan Daerah
Rata-rata pertumbuhan realisasi pendapatan kurun waktu 2012-2016,
yakni 15,90% per tahun. Pencapaian realisasi tersebut disamping karena
disamping karena adanya regulasi di bidang keuangan utamanya sumber
penerimaan daerah, juga karena adanya sumber penerimaan yang dilimpahkan
ke daerah. Sedangkan proyeksi pendapatan 2017-2018 sebesar 5%
diasumsikan tidak adanya perubahan yang significant terhadap regulasi
keuangan daerah sehingga berdampak terhadap penerimaan daerah, maka
proyeksi pendapatan daerah sebagaimana ditunjukkan pada tabel berikut ini :
Tabel 3. 11
Proyeksi Pendapatan Daerah Kabupaten Probolinggo
Tahun 2017-2018
No Uraian
Tahun Dasar (Rp. Milyar)
Tahun Proyeksi
(Rp. Milyar)
2016 2017 2018
1 Pendapatan 1.842,20 2.147,34 2.366,00
Sumber : Badan Keuangan Daerah Kab. Probolinggo (diolah)
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018
BAB III
III-22
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa proyeksi pendapatan
daerah Kabupaten Probolinggo mulai tahun 2016-2018 mengalami peningkatan
namun tidak cukup signifikan. Nilai realisasi pendapatan Tahun 2016 adalah Rp.
1.842,20 Milyar, sedangkan pada Tahun 2017 Pendapatan diproyeksikan
sebesar Rp. 2.147,34 Milyar. Proyeksi pendapatan diproyeksikan terus
meningkat pada tahun 2018 Rp. 2.366,00 Milyar.
3.3.2 Proyeksi Kebutuhan Belanja Wajib dan Mengikat Daerah
Data proyeksi kebutuhan belanja wajib dan mengikat daerah mulai tahun
2013-2018 dapat dilihat melalui tabel berikut ini :
Tabel 3. 12
Proyeksi Kebutuhan Belanja Wajib dan Mengikat Daerah Kabupaten Probolinggo
Tahun 2016-2018
No Uraian
Tahun Dasar (Rp. Milyar)
Tahun Proyeksi
(Rp. Milyar)
2016 2017 2018
1 Kebutuhan Belanja Wajib dan Mengikat
782,64 965,52 708,93
Sumber : Badan Keuangan Daerah Kab. Probolinggo (diolah)
Berdasarkan tabel dan grafik di atas dapat diketahui bahwa proyeksi
kebutuhan belanja wajib dan mengikat dihitung berdasarkan rata-rata tingkat
realisasi belanja wajib dan mengikat tahun 2016-2018 sebagaimana hasil
proyeksi mengalami pertumbuhan yang tidak signifikan.
Sedangkan, proyeksi SiLPA Riil tahun 2016-2018 menggunakan data
SiLPA Riil kurun waktu ditunjukkan melalui tabel 3.13 diperoleh angka proyeksi
sebagai berikut ini :
Tabel 3. 13
Proyeksi SilPA Riil Kabupaten Probolinggo Tahun 2013-2018
No Uraian Tahun Dasar (Rp. Milyar)
Tahun Proyeksi
(Rp. Milyar)
2016 2017 2018
1 SilPA 258,21 141,95 67,54
Sumber : Badan Keuangan Daerah Kab. Probolinggo (diolah)
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018
BAB III
III-23
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa terdapat terdapat proyeksi
penurunan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran tahun 2016-2017 dan pada tahun
2017-2018 penurunan silpa sebesar. Hal ini sejalan dengan kebijakan mengenai
pengelolaan daerah mengamanatkan agar manajemen silpa setiap tahunnya
menurun dari tahun ke tahun. Hal ini terkait dengan efektifitas penganggaran.
3.3.3 Perhitungan Kerangka Pendanaan
Berdasarkan fakta historis sebagaimana disajikan pada table
sebelumnya, maka perkiraan kapasitas riil kemampuan keuangan daerah untuk
mendanai pembangunan Kabupaten Probolinggo 2016-2018, disajikan sebagai
berikut.
Tabel 3. 14
PERHITUNGAN PENGELOMPOKAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TAHUN
2017 – 2018*
KODE REKENING
URAIAN REALISASI
TAHUN 2015 REALISASI
TAHUN 2016
1 2 3 4
4 PENDAPATAN DAERAH 1,254,432,793,929.71
1,294,437,142,019.45
4.1 PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD)
207,370,345,160.71
221,719,364,518.45
4.1.1 Pajak Daerah 40,127,956,899.00
44,177,889,177.50
4.1.2 Retribusi Daerah 20,620,171,850.00
24,754,164,125.00
4.1.3 Hasil Penjualan Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan
5,380,843,664.00
5,491,010,522.00
4.1.4 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah
141,241,372,747.71
147,296,300,693.95
4.2 DANA PERIMBANGAN 1,047,062,448,769.00
1,072,717,777,501.00
4.2.1 Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak 90,092,853,769.00
95,147,640,501.00
4.2.2 Dana Alokasi Umum 956,969,595,000.00
977,570,137,000.00
5.1. BELANJA TIDAK LANGSUNG (BTL)
1.052.843.624.250,00
1.193.656.853.802,00
5.1.1 Gaji dan TPP 572.181.958.108,00
591.312.637.710,00
- Gaji pokok 431.473.069.893,00
456.747.373.174,00
- Tunjangan keluarga 42.329.080.622,00
41.376.697.247,00
- Tunjangan jabatan 9.492.163.000,00 9.498.283.090,00
- Tunjangan Fungsional 31,332,347,000.00
30,396,661,000.00
- Tunjangan Fungsional Umum 5,883,049,000.00
5,784,057,000.00
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018
BAB III
III-24
- Tunjangan Beras 24.030.198.045,00 23.520.928.103,00
- Tunjangan PPh 10.404.695.856,00 5.244.683.846,00
- Pembulatan Gaji 6,017,984.00
5,753,522.00
5.1.2 Tambahan Penghasilan PNS 217.387.182.538,00 213.134.027.567,00
- Tambahan penghasilan berdasarkan beban kerja
25,379,002,942.00
29.295.455.342,00
- Tambahan penghasilan berdasarkan tempat bertugas
32.678.366,00 -
- Tambahan penghasilan guru PNSD
3.614.200.000,00 311.250.000,00
- Tunjangan profesi guru PNSD 188.361.301.230,00 183.527.322.225,00
6.4 KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH
676,944,613,346 695,640,434,911
Sesuai Permendagri No 62 Tahun 2017 Pasal 5 Ayat 2 Kemampuan Keuangan
Daerah Kabupaten Probolinggo :
A. DASAR HUKUM : Permendari No 62 Tahun 2017,
Pasal 3 Ayat 1, 2, dan 3
1. Penentuan kelompok Kemampuan Keuangan Daerah sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 dihitung berdasarkan besaran pendapatan
umum daerah dikurangi dengan belanja pegawai aparatur sipil negara.
2. Pendapatan umum daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri
atas pendapatan asli daerah, dana bagi hasil, dan dana alokasi umum.
3. Belanja pegawai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas
belanja gaji dan tunjangan serta tambahan penghasilan pegawai aparatur
sipil negara.
Pasal 5 Ayat 2
Kemampuan Keuangan Daerah bagi daerah kabupaten/kota dikelompokkan
sebagai berikut:
a. di atas Rp550.000.000.000,00 (lima ratus lima puluh milyar rupiah)
dikelompokkan pada Kemampuan Keuangan Daerah tinggi;
b. Rp300.000.000.000,00 (tiga ratus milyar rupiah) sampai dengan
Rp550.000.000.000,00 (lima ratus lima puluh milyar rupiah)
dikelompokkan pada Kemampuan Keuangan Daerah sedang;
c. di bawah Rp300.000.000.000,00 (tiga ratus milyar rupiah) dikelompokkan
pada Kemampuan Keuangan Daerah rendah.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018
BAB III
III-25
B. Kemampuan Keuangan Daerah Kabupaten Probolinggo dikelompokkan
pada kemampuan Keuangan Daerah Tinggi dengan rincian sebagai berikut:
Kemampuan Keuangan Daerah
Kemampuan Keuangan Daerah
Tahun 2017
Kemampuan Keuangan Daerah
Tahun 2018
676,944,613,346
695,640,434,911
Tinggi Tinggi Sumber : Badan Keuangan Daerah Kabupaten Probolinggo
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa kapasitas riil kemampuan
daerah Kabupaten Probolinggo dalam menandai pembangunan daerah mulai
tahun 2016-2018 mengalami peningkatan yang dari tahun ketahun.
Berdasarkan perkiraan kapasitas riil kemampuan anggaran daerah,
selanjutnya perlu ditetapkan kebijakan alokasi indikatif dari kapasitas riil
kemampuan anggaran daerah kedalam berbagai urusan, kewenangan,
organisasi (SKPD) dan program sesuai prioritas pembangunan. Guna
memudahkan dalam membreak-down alokasi anggaran, maka perlu dilakukan
pengelompokan prioritas (Kelompok Prioritas). Terkait dengan alokasi anggaran
ini, dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu: Kelompok Prioritas I, Kelompok Prioritas II
dan Kelompok Prioritas III. Secara sederhana alokasi anggaran dilakukan
dengan mengalokasikan anggaran pada Kelompok Prioritas I sebelum
Kelompok Prioritas II. Dan Kelompok Prioritas III mendapatkan alokasi anggaran
setelah Kelompok Prioritas I dan II terpenuhi kebutuhan dananya.
Tabel 3. 15
Kebijakan Alokasi Anggaran berdasarkan Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan
Kabupaten Probolinggo Tahun 2016-2018
Kelompok Prioritas Prosentase 2016
(Rp. Milyar) 2017
(Rp. Milyar)
KP I 50% - 60% 338,47 347,82
KP II 30% - 25% 203,08 208,69
KP III 20% -15% 135,39 139,13
Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan
100% - 100% 676,94 695,64
Sumber : Badan Keuangan Daerah Kab. Probolinggo (diolah)
Kebijakan penetapan persentase tiap tahun sesuai uruan prioritas (I,II
dan III) bukan menunjukan urutan besarnya persentase tetapi lebih
dimaksudkan untuk keperluan pengurutan pemenuhan kebutuhan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018
BAB III
III-26
pendanaanya. Besar prosentase ditentukan sesuai analisis umum tentang
kapasitas pendanaan dari program prioritas yang dibayangkan akan menunjang
prioritas dimaksud. Evaluasi atau analisis dari penyelenggaraan pembangunan
daerah dimasa lalu cukup baik untuk mendapatkan gambaran yang diinginkan.
Adapun, baris total pada tabel untuk masing-masing kolom persentase harus
berjumlah 100%. Baris total untuk kolom rupiah dapat menunjukan total
kapasitas riil keuangan daerah yang telah dihitung pada bagian sebelumnya.
Penetapan persentase masing-masing prioritas bersifat indikatif sebagai
panduan awal tim perumus dalam menetapkan pagu program atau pagu SKPD.
Secara stimulan persentase tersebut dipertajam ketika program prioritas untuk
masing-masing jenis prioritas (Prioritas I dan II) telah dirumuskan. Sisanya,
dialokasikan untuk persentase final prioritas III
Berdasarkan uraian dan penyajian tabel diatas selanjutnya diuraikan
kesimpulan analisis kebijakan pengelolaan keuangan daerah antara lain:
a) Isu yang menjadi potensi dan masalah pembangunan daerah terkait
dengan kebijakan masa lalu pengelolaan keuangan daerah dalam hal
penggunaan anggaran belanja;
Pengeluaran wajib dan mengikat serta prioritas utama lima tahun
terkahir, dengan rata-rata pertumbuhannya sebesar 10,82%.
Proporsi belanja untuk pemenuhan kebutuhan aparatur dalam APBD
Kabupaten Probolinggo dalam tiga tahun terakhir masih diatas 50%.
realisasi belanja dan pengeluaran pembiayaan yang menyebabkan
defisit riil terbesar terjadi pada tahun 2012 yaitu sebesar Rp.
22.982.734.027,38
penerimaan pembiayaan selalu berada diatas defisit riil
b) Potensi dan tantangan perkembangan kedepan ditinjau dari perspektif
regional.
Pada tahun 2012 dan 2013, perekonomian daerah masih akan
menghadapi banyak tantangan. Perkembangan perekonomian global
yang cepat dan dinamis sangat mempengaruhi kondisi perekonomian
nasional, regional dan daerah. Fluktuasi harga komoditi utama dan krisis
keuangan yang memicu krisis ekonomi global telah memberikan tekanan
pada perekonomian daerah sehingga mengganggu pencapaian tingkat
pertumbuhan ekonomi sebagaimana yang direncanakan. Rencana
kebijakan pembatasan subsidi bahan bakar minyak (BBM) dan kenaikan
harga kebutuhan pokok masyarakat dapat mendorong peningkatan laju
inflasi, yang tidak saja membuat biaya produksi menjadi lebih mahal,
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018
BAB III
III-27
tetapi juga diperkirakan akan melemahkan daya beli masyarakat.
Padahal, daya beli masyarakat merupakan faktor dominan dalam
menopang perekonomian. Dalam beberapa tahun ke depan, pengaruh
eksternal tersebut diperkirakan masih akan mewarnai perjalanan
pembangunan ekonomi Kabupaten Probolinggo.
Selain itu secara eksternal pada tahun 2012, Pemerintah Kabupaten
Probolinggo juga dihadapkan pada tantangan utama berupa kebijakan
Pemerintah Pusat, yaitu mendorong pertumbuhan perekonomian wilayah
yang berkeadilan dengan semangat pro poor, pro job dan pro growth
serta tetap memperhatikan upaya percepatan pencapaian Millenium
Development Goals (MDGs) dan kualitas sumberdaya alam dan
lingkungan hidup. Kondisi ini tentunya membawa konsekuensi terkait
dengan adanya upaya-upaya peningkatan efektivitas penanggulangan
kemiskinan, penurunan tingkat pengangguran terbuka, peningkatan
pelayanan kepada masyarakat, khususnya pelayanan dasar melalui
peningkatan efektivitas tata kelola penyelenggaraan pemerintahan serta
peningkatan kualitas sumberdaya alam dan lingkungan hidup.
Selain faktor eksternal, faktor internal juga menahan laju
pertumbuhan ekonomi yang signifikan, khususnya faktor yang
mempengaruhi tingkat realisasi belanja daerah dan optimalisasi
pemanfaatan dana Pemerintah Kabupaten oleh perbankan daerah.
Rendahnya tingkat realisasi belanja daerah terutama disebabkan oleh
faktor administrasi, disamping faktor hukum dan faktor gejolak ekonomi.
Rendahnya realisasi belanja APBD juga akan menyebabkan tingginya
posisi dana pemda yang disimpan di perbankan daerah.
Pada tahun 2012, kinerja perekonomian Kabupaten Probolinggo
diperkirakan akan semakin membaik. Sektor pertanian diharapkan untuk
mengalami peningkatan dengan meningkatnya produksi pertanian
tanaman pangan dan perkebunan. Sektor perdagangan, hotel dan
restoran (PHR) yang mengalami pertumbuhan cukup signifigan di
Kabupaten Probolinggo juga diprediksi mengalami peningkatan seiring
dengan membaiknya kinerja perdagangan sebagai sumber peningkatan
pertumbuhan ekonomi regional.
Pada aspek tingkat kesejahteraan masyarakat, masih dihadapkan
pada tantangan masih relatif tingginya jumlah Rumah Tangga Miskin di
wilayah Kabupaten Probolinggo yang masih berada pada angka di atas
20%. Selain itu belum optimalnya pengembangan budaya usaha pada
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2013-2018
BAB III
III-28
masyarakat yang berimbas pada belum optimalnya kesempatan usaha
ekonomi yang ada sehingga tingkat daya beli masyarakat juga belum
dapat meningkat secara signifikan. Namun demikian masih terdapat
peluang-peluang yang dapat dioptimalkan dalam rangka mewujudkan
pertumbuhan ekonomi yang berkeadilan, melalui optimalisasi peran dan
fungsi sektor-sektor lapangan usaha seperti pertanian, perdagangan,
hotel dan restoran serta industri pengolahan, yang selama ini menjadi
pilar perekonomian wilayah di Kabupaten Probolinggo agar benar-benar
bisa menjadi lokomotif bagi sektor-sektor lainnya. Selain itu juga
mengembangkan sektor-sektor yang potensial menjadi mesin-mesin
pertumbuhan baru bagi wilayah Kabupaten Probolinggo seperti sektor
pangangkutan dan komunikasi serta Keuangan, Persewaan dan Jasa
Perusahaan.
Kondisi perekonomian wilayah di Kabupaten Probolinggo,
diperkirakan masih cukup prospektif pada tahun 2012 dan 2013
mendatang. Kondisi ini diindikasikan dengan kondisi makro ekonomi yang
relatif stabil serta kondisi politik serta situasi ketertiban dan keamanan
yang cukup kondusif. Secara makro, pada tahun 2013 perekonomian
wilayah Kabupaten Probolinggo ditargetkan tumbuh sebesar 6,5%
dengan tingkat inflasi sebesar 6.00
Tantangan yang dihadapi dalam penyelenggaraan perekonomian
daerah antara lain :
1. Keterbukaan arus informasi, menimbulkan pergeseran nilai dan norma
pada masyarakat, baik yang bersifat positif, maupun negatif.
2. Perubahan tersebut juga mempengaruhi cara pandang, pola pikir, dan
sikap mental masyarakat yang semakin dan terbuka dalam
menyampaikan aspirasinya
3. Semakin kritis dalam mengontrol penyelenggaraan pemerintahan dan
pelaksanaan pembangunan.
4. Tuntutan terhadap penegakan hukum dan hak asasi manusia (HAM)
mendorong daya inovasi dan kreativitas masyarakat