28
49 BAB III GAMBARAN UMUM PT WIJAYA KARYA (PERSERO) Tbk. III.1 Sejarah Singkat PT Wijaya Karya (Persero) Tbk yang beralamatkan di Jl. D.I. Panjaitan Kav. 9 Jakarta 13340. Didirikan Perusahaan Negara Bangunan Widjaja Karja (“PN Widjaja Karja”) pada tanggal 11 Maret 1960. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 64 tahun 1961 tanggal 29 Maret 1961, perusahaan bangunan bekas milik Belanda yang bernama Naamloze Vennootschap Technische Handel Maatschappij en Bouwbedrijf Vis en Co disingkat N.V. Vis en Co dilakukan nasionalisasi dan dilebur ke dalam PN Widjaja Karja. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.40 tanggal 22 Juli 1971, PN Widjaja Karja dialihkan bentuk dan statusnya menjadi Perusahaan Perseroan (Persero). Pendirian PT Wijaya Karya (Persero) Tbk sesuai Akta Pendirian Perseroan Terbatas No.110 tanggal 20 Desember 1972 yang dibuat dihadapan Notaris Dian Paramita Tamzil, pada waktu itu sebagai pengganti dari Djojo Muljadi, S.H., Notaris di Jakarta juncto. Akta Perubahan Naskah Pendirian Perseroan Terbatas No. 106 tanggal 17 April 1973 yang dibuat dihadapan Kartini Muljadi, S.H., Notaris di Jakarta, keduanya telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Keputusan No. Y.A.5/165/14 tanggal 8 Mei 1973 didaftarkan di Pengadilan Negeri Jakarta No. 1724 tanggal 16 Mei 1973, serta diumumkan dalam Tambahan No. 683 dan Berita Negara Republik Indonesia No. 76 tanggal 21 September 1973. Anggaran Dasar Perseroan yang termuat dalam Akta Pendirian telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir perubahan Anggaran Dasar menjadi Perusahaan Terbuka yaitu Akta Perubahan Anggaran Dasar No. 28 tanggal 13 Agustus 2007 dibuat dihadapan Imas Fatimah,

BAB III GAMBARAN UMUM PT WIJAYA KARYA (PERSERO) Tbk.thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2008-2-00038-AK Bab 3.pdf · system akuntasi yang berlaku dan pelaksanaan kewajiban pajak perusahaan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB III GAMBARAN UMUM PT WIJAYA KARYA (PERSERO) Tbk.thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2008-2-00038-AK Bab 3.pdf · system akuntasi yang berlaku dan pelaksanaan kewajiban pajak perusahaan

49

BAB III

GAMBARAN UMUM PT WIJAYA KARYA (PERSERO) Tbk.

III.1 Sejarah Singkat

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk yang beralamatkan di Jl. D.I. Panjaitan Kav. 9 Jakarta

13340. Didirikan Perusahaan Negara Bangunan Widjaja Karja (“PN Widjaja Karja”) pada

tanggal 11 Maret 1960. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 64 tahun 1961 tanggal 29 Maret

1961, perusahaan bangunan bekas milik Belanda yang bernama Naamloze Vennootschap

Technische Handel Maatschappij en Bouwbedrijf Vis en Co disingkat N.V. Vis en Co dilakukan

nasionalisasi dan dilebur ke dalam PN Widjaja Karja.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.40 tanggal 22 Juli 1971, PN Widjaja Karja

dialihkan bentuk dan statusnya menjadi Perusahaan Perseroan (Persero). Pendirian PT Wijaya

Karya (Persero) Tbk sesuai Akta Pendirian Perseroan Terbatas No.110 tanggal 20 Desember

1972 yang dibuat dihadapan Notaris Dian Paramita Tamzil, pada waktu itu sebagai pengganti

dari Djojo Muljadi, S.H., Notaris di Jakarta juncto. Akta Perubahan Naskah Pendirian Perseroan

Terbatas No. 106 tanggal 17 April 1973 yang dibuat dihadapan Kartini Muljadi, S.H., Notaris di

Jakarta, keduanya telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan

Keputusan No. Y.A.5/165/14 tanggal 8 Mei 1973 didaftarkan di Pengadilan Negeri Jakarta No.

1724 tanggal 16 Mei 1973, serta diumumkan dalam Tambahan No. 683 dan Berita Negara

Republik Indonesia No. 76 tanggal 21 September 1973.

Anggaran Dasar Perseroan yang termuat dalam Akta Pendirian telah mengalami beberapa

kali perubahan, terakhir perubahan Anggaran Dasar menjadi Perusahaan Terbuka yaitu Akta

Perubahan Anggaran Dasar No. 28 tanggal 13 Agustus 2007 dibuat dihadapan Imas Fatimah,

Page 2: BAB III GAMBARAN UMUM PT WIJAYA KARYA (PERSERO) Tbk.thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2008-2-00038-AK Bab 3.pdf · system akuntasi yang berlaku dan pelaksanaan kewajiban pajak perusahaan

50

S.H., Notaris di Jakarta juncto. Akta Perubahan Anggaran Dasar No. 13 tanggal 11 September

2007 dibuat dihadapan Nila Noordjasmani Soeyasa Besar, S.H, sebagai pengganti dari Imas

Fatimah, S.H., Notaris di Jakarta yang masing-masing telah disetujui Menteri Hukum dan Hak

Asasi Manusia Republik Indonesia dengan persetujuan No. W7-09068HT.01.04 Tahun 2007

tanggal 16 Agustus 2007 dan No. W7-10030 HT.01.04 Tahun 2007 tanggal 11 September 2007.

Sesuai dengan Undang-undang BUMN Nomor 19 Tahun 2003, maksud dan tujuan PT

Wijaya Karya (Persero) Tbk adalah

1. Memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional pada umumnya dan

penerimaan Negara pada khususnya. BUMN diharapkan untuk meningkatkan mutu

pelayanan pada masyarakat sekaligus memberikan kontribusi dalam meningkatkan

pertumbuhan ekonomi nasional dan membantu penerimaan keuangan Negara.

2. Mengejar keuntungan. Namun dalam hal-hal tertentu untuk melakukan pelayanan umum,

persero dapat diberikan tugas khusus dengan memperhatikan prinsip-prinsip pengelolaan

perusahaan yang sehat. Penugasan pemerintah harus disertai dengan pembiayaannya

(kompensasi) berdasarkan perhitungan bisnis atau komersial.

3. Menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan barang atau jasa yang

bermutu tinggi dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak. Setiap hasil

usaha dari BUMN, baik barang maupun jasa dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.

4. Menjadi perintis kegiatan-kegiatan usaha yang belum dapat dilaksanakan oleh sektor

swasta dan koperasi. Kegiatan ini secara komersial tidak menguntungkan. Maka dapat

dilakukan melalui penugasan kepada BUMN.

5. Turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha golongan ekonomi

lemah, koperasi dan masyarakat.

Page 3: BAB III GAMBARAN UMUM PT WIJAYA KARYA (PERSERO) Tbk.thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2008-2-00038-AK Bab 3.pdf · system akuntasi yang berlaku dan pelaksanaan kewajiban pajak perusahaan

51

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, sering disebut WIKA. Berawal dari perusahaan yang

bergerak di bidang pekerjaan instalasi, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk berkembang menjadi

perusahaan yang sehat dengan empat pilar bisnis utama yaitu usaha jasa Konstruksi, Industri,

Perdagangan dan Realti. Di bidang konstruksi yang meliputi bidang pekerjaan sipil, arsitektur,

mekanikal, elektrikal, maupun tata lingkungan. Di bidang industri berhasil mengembangkan

produk-produk yang sangat kompetitif di pasar. Produk yang berhasil menjadi unggulan adalah

berbagai produk beton, konversi energi, komponen otomotif aluminium casting, serta konstruksi

baja. Di bidang perdagangan sejak tahun 1987 telah mengekspor berbagai komoditi hasil industri

seperti furniture, tiang beton, pemanas air tenaga surya, konektor dan aksesorisnya serta

komponen aluminium casting lainnya ke pasar Malaysia, Amerika, Belanda, Perancis dan negara

Eropa lainnya.

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk mendorong setiap unit usahanya yang memiliki potensi

untuk berkembang lebih pesat dan memberi nilai tambah bagi menjadi unit usaha yang mandiri.

III.2 Visi dan Misi

Pertumbuhan berkesinambungan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk Indonesia yang telah

berdiri lebih dari 40 tahun merupakan suatu cerita sukses yang merefleksikan komitmen tinggi

dan usaha kerja keras. Memasuki abad ke 21, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk berusaha keras

meningkatkan kinerja di setiap aspek, dimulai dari manjemen, sumber daya manusia yang

tersusun guna menghasilkan inovasi dan teknologi.

Visi : Menjadi perusahaan terkemuka dalam industri konstruksi dan engineering di Asia

Tenggara .

Misi : Mempelopori pengembangan industri konstruksi dan engineering yang berkualitas

Page 4: BAB III GAMBARAN UMUM PT WIJAYA KARYA (PERSERO) Tbk.thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2008-2-00038-AK Bab 3.pdf · system akuntasi yang berlaku dan pelaksanaan kewajiban pajak perusahaan

52

dan memenuhi kepuasan semua pihak yang berkepentingan.

Sejalan dengan visi dan misi, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk terus memprioritaskan

kliennya, berprestasi, berpikiran positif dan kemampuan untuk tampil dengan kinerja komersial

demi pertumbuhan yang sehat yang disaat yang bersamaan juga mampu memenuhi seluruh

keinginan stakeholders.

III.3 Budaya Perusahaan

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk memegang teguh motto "Spirit of Innovation" dan

mengoptimalkan nilai-nilai perusahaan yang berdasarkan pada prinsip-prinsip:

1. COMMITMENT : Berbuat sesuai kesepakatan dan janji.

2. INNOVATION : Menerapkan sesuatu yang baru.

3. BALANCE : Menjaga keseimbangan semua aspek.

4. EXCELLENCE : Memberikan hasil lebih baik.

5. RELATIONSHIP : Hubungan kemitraan yang baik untuk semua pihak

6. TEAM WORK : Sinergi, kerjasama intra dan lintas unit kerja.

7. INTEGRITY : Keutuhan dan ketulusan yang meliputi adil, bertanggung

jawab, tidak tergantung, transparan dan jujur.

Page 5: BAB III GAMBARAN UMUM PT WIJAYA KARYA (PERSERO) Tbk.thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2008-2-00038-AK Bab 3.pdf · system akuntasi yang berlaku dan pelaksanaan kewajiban pajak perusahaan

KOMISARIS PA / JV

Page 6: BAB III GAMBARAN UMUM PT WIJAYA KARYA (PERSERO) Tbk.thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2008-2-00038-AK Bab 3.pdf · system akuntasi yang berlaku dan pelaksanaan kewajiban pajak perusahaan

54

III.4.1 Susunan Organisasi

III.4.1.1 Komisaris

Menteri BUMN sebagai Pemegang Saham menjalankan Rapat Umum Pemegang Saham

(RUPS) berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor 408/KMK.05/2001 tanggal

16 Juli 2001 untuk melakukan Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota-anggota Komisaris

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Dan berdasarkan Surat Menteri BUMN KEP-57/MBU/2004

tanggal 15 Juni 2004 tentang Pengangkatan Tambahan Anggota Komisaris PT Wijaya Karya

(Persero) Tbk. Untuk Pelaksanaan Tugas Anggota Komisaris PT Wijaya Karya (Persero) Tbk

diatur dalam Surat Menteri BUMN Nomor 331/MBU/2006 tanggal 3 Agustus 2006.

Keanggotaan Komisaris PT Wijaya Karya (Persero) Tbk dan tugas-tugasnya adalah sebagai

berikut :

1. Ir. Junius Hutabarat : Komisaris Utama

Secara khusus menangani segala sesuatu terkait dengan sistem dan operasi perusahaan.

2. DR. Budi Suradji : Komisaris

Secara khusus menangani segala sesuatu terkait dengan pengelolaan dan pengembangan

Sumber Daya Manusia.

3. Pontas Tambunan,S.H. : Komisaris

Secara khusus menangani segala sesuatu terkait dengan aspek keuangan dan membawahi

Komite Risiko UsahaAsuransi.

4. Roslan Zaris, S.E., M.Sc. : Komisaris

Secara khusus menangani segala sesuatu terkait dengan aspek financial engineering,

organisasi dan membawahi Komite Audit termasuk Laporan Keuangan Perusahaan tahun

2006.

Page 7: BAB III GAMBARAN UMUM PT WIJAYA KARYA (PERSERO) Tbk.thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2008-2-00038-AK Bab 3.pdf · system akuntasi yang berlaku dan pelaksanaan kewajiban pajak perusahaan

55

III.4.1.2 Direksi

Menteri BUMN selaku Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) melalui Surat Keputusan

Nomor KEP-114/M-MBU/2002 tanggal 30 Juli 2002 telah mengangkat dan menetapkan 5 orang

Direksi Perseroan untuk periode tahun 2002 sampai dengan 2007 dengan susunan dan

pembagian tugas sebagai berikut :

1. Ir A.Sutjipto, M.M.,M.T.

2. Ir. Sutedjo Wirokusumo, M.M.

3. Ir. Djokomulyono, M.M.

4. Ir. Tonny Warsono H., M.M.

5. Ir. Slamet Maryono

Direksi merupakan organ BUMN yang bertanggung jawab atas pengurusan BUMN untuk

kepentingan dan tujuan BUMN serta mewakili BUMN baik didalam maupun diluar pengadilan.

Sesuai dengan UU Nomor 19 tahun 2003 Pasal 5 Ayat 3 menyatakan Direksi sebagai selaku

organ BUMN yang ditugasi melakukan pengurusan tunduk pada semua peraturan yang berlaku

terhadap BUMN dan tetap berpegang pada penerapan prinsip-prinsip good corporate governance

yang meliputi :

1. Transparansi yaitu : keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan

keterbukaan dalam mengungkapkan informasi material dan relevan mengenai

perusahaan.

2. Kemandirian yaitu : keadaan di mana perusahaan dikelola secara professional tanpa

benturan kepentingan dan pengaruh / tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai

dengan peraturan perundang-undangan dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.

Page 8: BAB III GAMBARAN UMUM PT WIJAYA KARYA (PERSERO) Tbk.thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2008-2-00038-AK Bab 3.pdf · system akuntasi yang berlaku dan pelaksanaan kewajiban pajak perusahaan

56

3. Akuntabilitas yaitu : kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggung jawaban organ

sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif

4. Pertanggung jawaban yaitu : kesesuaian di dalam pengelolaan perusahaan terhadap

peraturan perundang-undangan dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.

5. Kewajaran yaitu : kesesuaian di dalam pengelolaan perusahaan terhadap perundang-

undangan dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.

Direksi telah berupaya semaksimal mungkin untuk melaksanakan seluruh tugas

pokok yang diamanatkan oleh Pemegang Saham dalam Anggaran Dasar Perusahaan dengan

senantiasa memimpin dan mengurus Perseroan. Selain pelaksanaan tugas pokok, Direksi pun

telah berupaya melaksanakan tugas dan wewenangnya yang tertuang dalam

SK.01.01/A.DIR.0036/2003.

III.4.1.3 Direktur Utama

Direktur utama dan direktur lainnya yang memimpin dan mengurus Perseroan, tertera dalam

Anggaran Dasar Perseroan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk sesuai dengan tujuan perseroan.

Dengan tugas utama yaitu:

1. Peningkatan efisiensi dan efektivitas perseroan.

2. Penguasaan, pemeliharaan, dan pengumuman kekayaan perseroan.

3. Peningkatan daya saing perseroan.

4. Penetapan kebijakan perusahaan.

5. Penetapan peraturan kepegawaian dan penetapan pengangkatan pemberhentian pegawai.

6. Laporan pertanggung jawaban kinerja perusahaan

Page 9: BAB III GAMBARAN UMUM PT WIJAYA KARYA (PERSERO) Tbk.thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2008-2-00038-AK Bab 3.pdf · system akuntasi yang berlaku dan pelaksanaan kewajiban pajak perusahaan

57

7. Penetapan pola pembinaan, pengembangan, pengendalian terhadap fungsi yang ada di

dalam organ perusahaan, meliputi Satuan Pengawas Intern (SPI) dan Sekretariat

Korporasi.

III.4.1.4 Satuan Pengawasan Intern (SPI)

Pada setiap BUMN dibentuk satuan pengawasan intern (SPI) yang merupakan aparat

pengawas intern perusahaan. SPI dipimpin oleh seorang kepala yang bertanggung jawab

langsung kepada direktur utama. Direksi wajib memperhatikan dan segera mengambil langkah-

langkah yang diperlukan atas segala sesuatu yang dikemukakan dalam setiap laporan hasil

pemeriksaan yang dibuat oleh SPI. Direksi memberikan keterangan hasil pemeriksaan atau hasil

pelaksanaan tugas SPI kepada Komisaris atau Dewan Pengawas. Satuan pengawasan intern ini

telah diatur dalam Undang-undang BUMN Nomor 19 Tahun 2003 Pasal 67.

III.4.1.5 Komite Audit

Berdasarkan Undang-undang BUMN Nomor 19 Tahun 2003 Komisaris atau Dewan

Pengawas BUMN wajib membentuk komite audit yang bekerja secara kolektif dan berfungsi

membantu Komisaris atau Dewan Pengawas dalam melaksanakan tugasnya. Komite audit

dipimpin oleh seorang ketua yang bertanggung jawab kepada Komisaris atau Dewan Pengawas.

Ketentuan-ketentuan mengenai komite audit diatur dengan Keputusan Menteri dan Undang-

undang BUMN Nomor 19 Tahun 2003 Pasal 70.

III.4.1.6 Direktur Keuangan

Direktur yang membina fungsi pengusahaan keuangan, meliputi:

1. Penetapan perencanaan dan pengendalian Hasil Usaha tingkat konsolidasi Divisi, Anak

Perusahaan dan Perusahaan Terassosiasi.

2. Pengendalian terhadap pengelola Anak Perusahaan dan Perusahaan Terassosiasi.

Page 10: BAB III GAMBARAN UMUM PT WIJAYA KARYA (PERSERO) Tbk.thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2008-2-00038-AK Bab 3.pdf · system akuntasi yang berlaku dan pelaksanaan kewajiban pajak perusahaan

58

3. Penetapan perencanaan dan pengendalian dana termasuk didalamnya optimalisasi

pengusahaan, pengelolaan, dan pendayagunaan sumber daya keuangan.

4. Penetapan strategi pengelolaan akuntansi dan perpajakan, termasuk didalamnya strategi

pengendalian dalam rangka penyelenggaraan pembukuan perusahaan sesuai dengan

system akuntasi yang berlaku dan pelaksanaan kewajiban pajak perusahaan secara

optimal untuk kepentingan perusahaan.

6. Penetapan pola pembinaan, pengembangan, koordinasi, konsolidasi, pengendalian

terhadap fungsi yang ada didalam organ perusahaan, meliputi: “General Manager”

Keuangan, termasuk didalamnya pengendalian RKAP, institusi keuangan dan investor,

serta kebijakan pengendalian biaya usaha perusahaan, penetapan kebijakan akuntansi dan

perpajakan tingkat perusahaan, strategi pengelolaan “service” / pelayanan perkantoran

dan optimalisasi kearsipan perusahaan.

III.4.2 Pemodalan

Modal dan Saham dalam perseroan diatur dalam Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007.

Modal dasar perseroan terdiri atas seluruh nilai nominal saham, paling sedikit Rp.50.000.000,-.

atau paling sedikit 25% dari modal dasar harus ditempatkan dan disetor penuh.

Dalam Akta Pendirian perseroan terbatas No.110 tahun 1972, PT Wijaya Karya (Persero)

Tbk mempunyai modal yang terdiri dari :

1. Modal dasar perseroan besarnya Rp. 180.000.000,- (Seratus delapan puluh juta rupiah),

terbagi atas 360 (tiga ratus enam puluh) saham, yakni:

- 72 (tujuh puluh dua) saham prioritas, dan

- 288 (dua ratus delapan puluh delapan) saham biasa, masing-masing saham besarnya

Rp. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah) nominal.

Page 11: BAB III GAMBARAN UMUM PT WIJAYA KARYA (PERSERO) Tbk.thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2008-2-00038-AK Bab 3.pdf · system akuntasi yang berlaku dan pelaksanaan kewajiban pajak perusahaan

59

2. Dari saham-saham tersebut diatas telah ditempatkan, diambil bagian serta disetor penuh

oleh :

a. “NEGARA REPUBLIK INDONESIA”, 72 (Tujuh Puluh Dua) saham prioritas

seharga Rp.36.000.000,- (Tiga Puluh Enam Juta Rupiah) dan 167 (Seratus Enam

Puluh Tujuh) saham biasa seharga Rp 83.500.000,- (Delapan Puluh Tiga Juta Lima

Ratus Ribu Rupiah).

b. Tuan Insinyur Suwito Danunagoro, 1 (Satu) saham biasa seharga Rp.500.000,- (Lima

Ratus Ribu Rupiah).

Atau bersama-sama berjumlah 72 (Tujuh Puluh Dua ) saham prioritas dan 168 (Seratus

Enam Puluh Delapan) saham biasa seharga Rp.120.000.000,- (Seratus Dua Puluh Juta

Rupiah).

3. Saham-saham yang masih tertinggal akan dikeluarkan menurut kebutuhan modal kerja

dengan syarat dan dengan harga sebagaimana yang akan ditetapkan oleh Direksi dan

Dewan Komisaris dengan persetujuan Rapat Pemegang Saham Prioritas.

4. Bilamana hendak dikeluarkan saham-saham tersebut, maka mereka yang memiliki

saham-saham prioritas mempunyai hak terlebih dahulu (preferentie) untuk membeli

saham-saham yang akan dikeluarkan itu dalam waktu 30 (Tiga Puluh) hari setelah

Direksi memberitahukan keputusannya tentang niat pengeluaran itu, dengan ketentuan

bahwa mengenai pengaturan cara pemberian preferentie membeli saham yang akan

dikeluarkan tersebut dan ditetapkan oleh Rapat Umum Para Pemegang Saham.

5. Modal perseroan seluruhnya harus sudah dikeluarkan dalam waktu 10 (Sepuluh) tahun

sesudah Perseroan ini dimulai, kecuali jika waktu ini diperpanjang oleh yag berwajib,

Page 12: BAB III GAMBARAN UMUM PT WIJAYA KARYA (PERSERO) Tbk.thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2008-2-00038-AK Bab 3.pdf · system akuntasi yang berlaku dan pelaksanaan kewajiban pajak perusahaan

60

bila pada waktunya masih diharuskan atas permintaan Direksi yang berwenang

memajukan permintaan itu tanpa mendapat kuasa lagi.

III.4.3 Anak Perusahaan

Karena peraturan pemerintah yang mengharuskan BUMN kembali kebisnis intinya. Maka

usaha usaha diluar konstruksi dipecah menjadi anak perusahaan, yaitu :

1. WIKA Realty (pengembang perumahan dengan merek dagang Tamansari dibeberapa

kota besar di Indonesia).

WIKA Realty yang awalnya adalah Divisi Realti, pada awal tahun 2000. Di bidang realti,

WIKA mengembangkan kawasan hunian dengan brand Tamansari yang tersebar

diberbagai lokasi di wilayah Indonesia, berupa perumahan berbagai tipe dengan penataan

lingkungan yang asri dan nyaman.

2. WIKA Beton (memproduksi barang beton pra-cetak, seperti tiang listrik beton, jembatan

beton pra-cetak, bantalan kereta beton dll).

Pembentukan WIKA Beton yang pada awalnya adalah Divisi produk beton pada tahun

1997.

3. WIKA In-Trade (selain perdagangan perusahaan ini juga memproduksi : AC merek

Wika, pemanas air tenaga surya merek Wika, spare part otomotif dengan merek WIN).

Pembentukan WIKA In-trade yang awalnya adalah Divisi Industri dan Perdagangan.

III.5 Kegiatan Perusahaan

Sejak tahun 1997 Perseroan fokus pada bidang usaha “Core Business” jasa konstruksi,

sedangkan bidang usaha pendukung pengembangannya diserahkan ke Anak Perusahaan, sampai

saat ini kegiatan yang dilakukan perusahaan adalah sebagai berikut:

Page 13: BAB III GAMBARAN UMUM PT WIJAYA KARYA (PERSERO) Tbk.thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2008-2-00038-AK Bab 3.pdf · system akuntasi yang berlaku dan pelaksanaan kewajiban pajak perusahaan

61

1. Pekerjaan sipil umum, meliputi konstruksi jalan, jembatan, jalan kereta api, bangunan

pelabuhan laut dan udara, bangunan pengairan (bendungan, dam, saluran irigasi), dan

bangunan ketenagaan listrik (PLTA, PLTU, PLTN).

Pengalaman dan keahlian Perusahaan dalam ikut serta dalam pembangunan

prasarana perhubungan darat, laut dan udara diikuti juga dengan langkah-langkah inovasi,

seperti keberhasilan mengembangkan teknologi Incremental Launching Method (ILM)

pada jembatan layang Sudirman dan KS Tubun di Jakarta pada tahun 1995 dimana

dengan metode ILM ini pembangunan jalan layang tidak mengganggu arus lintas di

bawahnya. Sedangkan proyek inovatif dan monumental lainnya adalah:

• Pembangunan jalur kereta api jalur ganda Yogya-Kroya.

• Jembatan Cable Stayed Barelang yang menghubungkan kepulauan Batam dengan

Tonton, Nipah, Rampang dan Galang, merupakan cable stayed bridge yang

pertama di Indonesia.

• Jembatan Pasupati Bandung, sebagai flyover terpanjang dan menggunakan box

girder terberat di Indonesia.

• Jembatan antar pulau Suramadu Bentang Tengah yang menghubungkan pulau

Jawa bagian Timur dengan pulau Madura, dengan pembangunan Cause Way

Suramadu.

Pembangunan prasarana dan sarana bidang pengairan yang dilakukan oleh

Perusahaan tidak pernah berhenti sepanjang waktu. Diferensiasi Perusahaan di sektor

pengairan ini adalah pembangunan Wonorejo multipurpose dam project dengan

inspection tunnel nya.

Page 14: BAB III GAMBARAN UMUM PT WIJAYA KARYA (PERSERO) Tbk.thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2008-2-00038-AK Bab 3.pdf · system akuntasi yang berlaku dan pelaksanaan kewajiban pajak perusahaan

62

Pengalaman Perusahaan pada bisnis unit ketenagaan listrik antara lain adalah

berhasil menyelesaikan pekerjaan PLTU di Sawahlunto Sumatera Utara, PLTGU

Palembang, Cilacap Steam Power Plant dan Cilegon Combined Cycle Power Plant.

2. Pekerjaan konstruksi gedung, meliputi: bangunan hunian (hotel, apartment, rumah sakit,

dll) dan bangunan fasilitas (perkantoran, pertokoan, sarana pendidikan, dll).

Perusahaan mampu menjadi kontraktor high rise building yang berkomitmen

terhadap kualitas teknis maupun waktu. Dalam pekerjaan konstruksi gedung Perusahaan

memiliki Biro Engineering yang mempunyai kemampuan rancang bangun untuk proyek-

proyek dengan sistem Design & Build (D&B) yaitu melakukan proses perancangan

sekaligus pembangunannya. Beberapa proyek yang dilakukan dengan D&B antara lain :

pembangunan kantor Cideng Office Jakarta, kampus Prasetya Mulya-Jakarta, Rehabilitasi

Ruang Tunggu Bandara Udara Adi Sucipto Jogyakarta, Sahid Sahirman Memorial

Hospital - Jakarta dan Lucky Square - Bandung.

3. Pekerjaan konstruksi industri, mekanikal dan elektrikal, meliputi: pembangunan kawasan

industri, pemipaan minyak dan gas, pembangkit listrik, gardu induk, transmisi listrik,

menara telekomunikasi, pabrik kelapa sawit, water treatment plant dan bangunan

industri lainnya antara lain pabrik pupuk, semen dan minuman.

Pengalaman yang dimiliki adalah pengerjaan proyek pipanisasi 20” Pertamina,

Pipanisasi 8” Cilamaya-Cemara, Pabrik Kelapa Sawit SamSam, pabrikasi jembatan

Centunion III, pembangunan pabrik Sinar Sosro, CME Tower Komunikasi dan pabrikasi

Tower Lattice Tubular (XL tahap IV).

4. Pekerjaan EPC yang merupakan pekerjaan rancang bangun, design process, design

engineering, procurement dan construction management.

Page 15: BAB III GAMBARAN UMUM PT WIJAYA KARYA (PERSERO) Tbk.thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2008-2-00038-AK Bab 3.pdf · system akuntasi yang berlaku dan pelaksanaan kewajiban pajak perusahaan

63

Proyek pertama EPC yang dikerjakan Perusahaan adalah Aromatik Tuban dan

TPPI, dimana saat itu Perseroan menggandeng IKPT sehubungan dengan

pengalamannya. Setelah itu Perseroan bergerak di bidang power plant dengan

mengerjakan proyek PLTG Cilegon yang selesai pada tahun 2005, serta PLTU Labuan

Angin dan PLTU Tanjung Kasam yang dikerjakan pada tahun 2006.

Untuk mendukung bidang usaha utama tersebut diatas, Perusahaan mempunyai pabrikasi

baja dan pengelolaan peralatan proyek. Pabrikasi baja, meliputi: pabrikasi tower dan jembatan

baja, bangunan struktur baja, peralatan Hidro mekanikal, Bejana Tekan dan Silo baja.

Pengelolaan peralatan proyek mencakup peralatan untuk pekerjaan sipil umum, pekerjaan

gedung, pekerjaan pertambangan. Keseluruhan operasi Perusahaan mengacu untuk menggunakan

sistim ISO 9001 : 2000 dan OHSAS 18001 : 1999 dan diintegrasikan dengan Malcolm Baldrige

Criteria for Performance Excellence.

Page 16: BAB III GAMBARAN UMUM PT WIJAYA KARYA (PERSERO) Tbk.thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2008-2-00038-AK Bab 3.pdf · system akuntasi yang berlaku dan pelaksanaan kewajiban pajak perusahaan

64

Tabel III.1 Daftar Bidang / Sub Bidang Usaha Jasa Pelaksanaan Konstruksi

Sumber dari data perusahaan

No BIDANG SUB BIDANG GOLONGAN 1 ARSITEKTUR Perumahan dan Pemukiman B Gedung dan Pabrik B Pertamanan B Interior B 2 SIPIL Drainase dan Jaringan Pengairan B Jalan, Jembatan, Landasan dan Lokasi Pengeboran Darat B Jalan, Jembatan Kereta Api B Bendung dan Bendungan B Bangunan Bawah Air B Reklamasi dan Pengerukan B Dermaga, Penahan Gelombang dan Tanah B Pembukaan Areal / Pemukiman B Pencetakan Sawah dan Pembukaan Lahan B Pengupasan termasuk Land Clearing B Penggalian / Penambangan B Konstruksi Tambang dan Pembangkit B 3 TATA LINGKUNGAN Bangunan Pengolahan Air Bersih dan Limbah B Reboisasi / Penghijauan B Pengeboran Air Tanah B Perpipaan Air dan Limbah B 4. MEKANIKAL Instalasi Tata Udara / AC dan Pelindung Kebakaran B Instalasi Lift dan Eskalator B Instalasi Industri dan Pembangkit B Instalasi Termal / Bertekanan B Instalasi Minyak / Gas / Geotermal B Konstruksi Alat Angkat dan Fasilitas Lepas Pantai B Konstruksi Perpipaan Minyak / Gas / Energi B Penyewaan Alat Berat / Alat Konstruksi B 5 Elektrikal Instalasi Kelistrikan Pembangkit B Jaringan Transmisi & Distribusi Kelistrikan B Instalasi Kelistrikan Gedung dan Pabrik B Instalasi Kontrol dan Instrumentasi B

III.6 Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Dan Rencana Kerja dan

Anggaran Pembinaan Usaha Kecil / Koperasi (RKAPUKK)

Sesuai keputusan menteri BUMN Nomor 101/MBU/2002 BUMN wajib menyusun

RKAP dan RKAPUKK dan sesuai ketentuan Anggaran Dasar Perseroan Pasal 15 Undang-

undang Nomor 40 Tahun 2007 bahwa perusahaan wajib menyusun RKAP yang disampaikan

kepada Komisaris.

Page 17: BAB III GAMBARAN UMUM PT WIJAYA KARYA (PERSERO) Tbk.thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2008-2-00038-AK Bab 3.pdf · system akuntasi yang berlaku dan pelaksanaan kewajiban pajak perusahaan

65

Penyusunan RKAP berpedoman kepada SK Menteri Keuangan No. S-495/MK/01/2000

tanggal 12 Oktober 2000 dan berpedoman kepada KEP-101/MBU/2002 Menteri BUMN.

Sedangkan penyusunan RKAPUKK mengenai program kemitraan BUMN dengan usaha kecil

dan program bina lingkungan berpedoman kepada SK Menteri BUMN Nomor 236/BMU/2003.

Penanaman Modal dan Pembinaan BUMN telah beberapa kali diubah dan terakhir dengan

ketentuan PP Nomor 45 Tahun 2005.

Berdasarkan PP Nomor 45 Tahun 2005 dan SK Menteri BUMN Nomor 101/MBU/2002

Direksi wajib menyediakan rencana kerja dan anggaran perusahaan yang memuat penjabaran

tahunan dan rencana jangka panjang. Rencana kerja dan anggaran perusahaan yang telah

ditandatangani bersama dengan Komisaris dan Dewan Pengawas, diajukan kepada RUPS

selambat-lambatnya 60 hari sebelum tahun anggaran dimulai untuk memperoleh pengesahan.

Dan disahkan oleh RUPS selambat-lambatnya 30 hari setelah tahun anggaran berjalan. Terhadap

BUMN yang dinyatakan sehat selama 2 tahun berturut-turut, kewenangan RUPS dapat

dikuasakan kepada Komisaris. Yang dimaksud kategori sehat adalah sehat sesuai dalam

Keputusan Menteri BUMN Nomor Kep-100/MBU/2002.

III.7 Laporan Keuangan PT WIJAYA KARYA (Persero) Tbk. Periode 2004 – 2006

Dr. Hadori Yunus, Akt. Melalui Laporan Auditor Independen Nomor 039/LAI-

WIKA/III/07, tanggal 29 Maret 2007, menyatakan laporan keuangan menyajikan secara wajar,

dalam semua hal yang material, posisi keuangan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. tanggal 31

Desember 2006 dan 2005, hasil usaha serta arus kas tahun berakhir pada tanggal-tanggal tersebut

sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

Page 18: BAB III GAMBARAN UMUM PT WIJAYA KARYA (PERSERO) Tbk.thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2008-2-00038-AK Bab 3.pdf · system akuntasi yang berlaku dan pelaksanaan kewajiban pajak perusahaan

66

NERACA KONSOLIDASI (dalam juta Rupiah)

Keterangan 31 Dec 2006 31 Dec 2005 31 Dec 2004 AKTIVA Aktiva Lancar Kas dan Setara Kas 336.744 194.620 95.664Piutang Usaha Bersih 499.071 355.260 259.572Piutang Retensi 188.040 153.956 102.130Tagihan Bruto Pemberi Kerja 604.457 390.589 392.007Pendapatan Yang Akan Diterima 26.215 7.264 16.184Piutang Lain-lain 64.497 45.976 60.507Persediaan 323.561 300.009 346.173Aktiva Lancar Lainnya 203.579 188.139 297.914 Jumlah Aktiva Lancar 2.246.164 1.635.813 1.570.151Aktiva Tidak Lancar Aktiva Tetap Bersih 232.092 216.009 192.080Aktiva Tidak Lancar Lainnya 176.887 246.109 194.597 Jumlah Aktiva Tidak Lancar 408.979 462.118 386.677JUMLAH AKTIVA 2.655.143 2.097.931 1.956.828PASIVA Kewajiban Lancar Pinjaman Jangka Pendek 447.282 291.560 188.451Hutang Usaha 653.346 486.311 379.596Hutang Lain-lain 15.920 12.534 13.781Kewajiban Bruto Pemberi Kerja 17.532 2.401 7.365Hutang Pajak 41.866 35.382 35.161Uang Muka Dari Pelanggan 12.589 20.069 33.046Biaya Yang Masih Harus Dibayar 459.794 343.355 262.173Pendapatan Yang Diterima Dimuka 171.799 138.423 245.860Hutang Sewa Guna Usaha Jangka Pendek 317 1.045 887Hutang Obligasi 30.000 20.000 - Jumlah Kewajiban Lancar 1.850.445 1.351.080 1.166.320Kewajiban Tidak Lancar Kewajiban Imbalan Pasca Kerja 33.096 30.600 24.790Uang Muka Proyek Jangka Panjang 185.417 180.746 203.396Hutang Sewa Guna Usaha Jangka Panjang - 314 1.359Hutang Obligasi – Bersih 128.922 155.480 195.794Kewajiban Tidak Lancar Lainnya - - 30.759 Jumlah Kewajiban Tidak Lancar 347.435 367.140 456.098Jumlah Kewajiban 2.197.880 1.718.220 1.622.418Hak Kepemilikan Minoritas Dalam Anak Perusahaan

55.005 50.328 42.063

Jumlah Ekuitas 402.258 329.383 292.347JUMLAH PASIVA 2.655.143 2.097.931 1.956.828

Page 19: BAB III GAMBARAN UMUM PT WIJAYA KARYA (PERSERO) Tbk.thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2008-2-00038-AK Bab 3.pdf · system akuntasi yang berlaku dan pelaksanaan kewajiban pajak perusahaan

67

LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASI (dalam juta Rupiah)

Keterangan 31 Dec 2006 31 Dec 2005 31 Dec 2004 Pendapatan 3.049.427 2.601.509 2.476.225Beban Pokok Penjualan (2.803.582) (2.396.358) (2.286.056)Laba Kotor Sebelum Kerja Sama Operasi 245.845 205.151 190.169Bagian Laba Kerja Sama Operasi (7.606) 29.344 30.202 Laba (Rugi) Kotor 238.240 234.495 220.371Beban Usaha Beban Penjualan 6.848 6.098 6.907Beban Umum dan Administrasi 107.626 93.208 81.710 Jumlah Beban Usaha 114.475 99.306 88.617

Laba (Rugi) Usaha 123.765 135.189 131.754Pendapatan / (beban) lain-lain Laba penjualan saham perusahaan assosiasi 106.674 - -Pendapatan bunga deposito berjangka & jasa giro 2.207 1.489 6.016Laba (rugi) selisih kurs mata uang asing–bersih (17.384) 8.412 6.282Laba penjualan aktiva 3.928 5.280 13.819Beban bunga dan denda (53.376) (58.407) (53.006)Beban penyisihan piutang (9.120) (4.311) (763)Lain-lain bersih (21.479) (1.590) (19.878) Jumlah pendapatan (beban) lain-lain 11.450 (49.127) (47.530)Bagian laba (rugi) perusahaan asosiasi - 9.900 11.421Laba Sebelum Pajak 135.215 95.962 95.645Pajak Penghasilan (29.722) (17.670) (16.366)Laba Bersih 105.493 78.292 79.279Hak Minoritas (11.596) (9.910) (7.810)Laba Bersih Konsolidasi 93.897 68.382 71.469 LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASI

(dalam juta Rupiah) Keterangan 31 Dec 2006 31 Dec 2005 31 Dec 2004

Saldo laba awal tahun 152.978 115.942 82.823Laba/rugi bersih tahun berjalan 93.897 68.382 71.469Pembagian deviden kas (16.367) (26.574) (20.114)Dana PKBL (1.677) (1.594) (1.222)Tantiem (2.979) (1.296) (1.115)

Saldo Laba 225.852 154.859 131.841Modal Yang Ditempatkan & Disetor 69.523 69.523 69.523Selisih Perubahan Ekuitas Perusahaan 106.883 105.001 90.984

Saldo Ekuitas 402.258 329.383 292.347

Page 20: BAB III GAMBARAN UMUM PT WIJAYA KARYA (PERSERO) Tbk.thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2008-2-00038-AK Bab 3.pdf · system akuntasi yang berlaku dan pelaksanaan kewajiban pajak perusahaan

68

III.8 Kebijakan Akuntansi

A. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian

Laporan keuangan konsolidasian disusun dengan dasar harga perolehan

(historical cost) dan disusun berdasarkan prinsip berkesinambungan (going concern).

Laporan keuangan konsolidasian juga disusun berdasarkan konsep akrual kecuali untuk

laporan arus kas.

Laporan arus kas konsolidasi untuk aktivitas operasi disusun menggunakan

metode langsung dan arus kas dikelompokkan atas dasar aktivitas operasi, investasi dan

pendanaan.

B. Prinsip Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasian

Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan keuangan Perusahaan dan Anak

Perusahaan dengan kepemilikan lebih dari 50%, baik langsung maupun tidak langsung.

Pengaruh dari seluruh transaksi dan saldo antara Anak Perusahaan didalam Perusahaan

telah dieliminasi dalam penyajian laporan keuangan konsolidasian. Kepemilikan

pemegang saham minoritas atas ekuitas Anak Perusahaan disajikan sebagai “Hak

Minoritas” pada neraca konsolidasian.

C. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing.

Pembukuan Perusahaan dan anak perusahaan dilakukan dalam Rupiah. Transaksi–

transaksi selama tahun berjalan dalam mata uang asing dicatat dengan kurs yang berlaku

pada saat terjadinya transaksi. Sedangkan pada neraca, aktiva dan kewajiban moneter

dalam mata uang asing dijabarkan dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs

tengah Bank Indonesia. Keuntungan dan kerugian kurs yang timbul dibebankan dalam

laporan laba rugi konsolidasi dalam tahun bersangkutan.

Page 21: BAB III GAMBARAN UMUM PT WIJAYA KARYA (PERSERO) Tbk.thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2008-2-00038-AK Bab 3.pdf · system akuntasi yang berlaku dan pelaksanaan kewajiban pajak perusahaan

69

D. Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa.

Semua transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa diungkapan

dalam laporan keuangan konsolidasi.

Yang dimaksud dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah :

1. Perusahaan yang melalui satu atau lebih perantara atau berada di bawah

pengendalian bersama dengan perusahaan pelapor.

2. Perusahaan asosiasi (associated company).

3. Perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu

kepentingan hak suara diperusahaan pelapor yang berpengaruh secara signifikan.

4. Karyawan kunci yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung

jawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan kegiatan perusahaan.

5. Perusahaan dimana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki baik

secara langsung maupun tidak langsung.

Sifat hubungan istimewa yang terjadi pada perusahaan adalah sebagai berikut :

1. Pemerintah Republik Indonesia yang diwakili oleh Menteri Negara BUMN

merupakan pemegang saham Perusahaan.

2. Perusahaan menempatkan dana dan memiliki pinjaman dana pada bank-bank

pemerintah atau bank-bank yang dimiliki oleh BUMN dengan persyaratan dan

tingkat bunga normal.

3. Perusahaan mengadakan perjanjian dalam rangka usaha perusahaan dengan

BUMN lain maupun anak perusahaan serta lembaga pemerintah berwenang.

4. Mempunyai anggota pengurus yang sama dengan Anak Perusahaan yaitu direksi

Perusahaan menjadi anggota dewan komisaris Anak Perusahaan.

Page 22: BAB III GAMBARAN UMUM PT WIJAYA KARYA (PERSERO) Tbk.thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2008-2-00038-AK Bab 3.pdf · system akuntasi yang berlaku dan pelaksanaan kewajiban pajak perusahaan

70

E. Kas dan Setara Kas

Kas dan setara kas mencakup kas, bank dan investasi jangka pendek yang jatuh tempo

dalam waktu tiga bulan atau kurang. Kas dan setara kas yang telah ditentukan

penggunaanya atau yang tidak dapat digunakan secara bebas.

F. Penyisihan Piutang Ragu-Ragu

Perusahaan menerapkan akuntansi BUMN Konstruksi yang ditindak lanjuti dengan SK

Direksi Nomor IN/03.00/A.DIR.0003/2005 tentang pembentukan penyisihan piutang

ragu-ragu dengan kriteria sebagai berikut:

Tabel III.2 Penyisihan piutang ragu-ragu Sumber dari data perusahaan

UMUR PIUTANG Akumulasi Prosentase 12 sampai dengan 15 bulan 5% > 15 sampai dengan 18 bulan 10% > 18 sampai dengan 21 bulan 20% > 21 sampai dengan 24 bulan 30% > 24 sampai dengan 27 bulan 40% > 27 sampai dengan 30 bulan 60% > 30 sampai dengan 33 bulan 80% > 33 sampai dengan 36 bulan 100%

G. Piutang Retensi

Piutang retensi merupakan piutang perusahaan kepada pemberi kerja yang akan dilunasi

setelah pemenuhan kondisi yang ditentukan dalam kontrak. Piutang retensi dicatat pada

saat penerimaan atas tagihan yang ditahan oleh pemberi kerja sejumlah presentase yang

telah ditetapkan dalam kontrak sampai dengan berakhirnya masa pemeliharaan.

H. Tagihan Bruto Pemberi Kerja Atas Kontrak Konstruksi

Tagihan Bruto Pemberi Kerja merupakan piutang perusahaan yang berasal dari pekerjaan

kontrak konstruksi yang dilakukan namun pekerjaan yang dilakukan masih dalam

pelaksanaan. Tagihan bruto disajikan sebesar selisih antara biaya yang terjadi ditambah

Page 23: BAB III GAMBARAN UMUM PT WIJAYA KARYA (PERSERO) Tbk.thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2008-2-00038-AK Bab 3.pdf · system akuntasi yang berlaku dan pelaksanaan kewajiban pajak perusahaan

71

laba yang diakui dikurangi dengan kerugian yang diakui. Tagihan bruto diakui sebagai

pendapatan sesuai dengan metode persentase penyelesaian.

I. Persediaan

Persediaan barang jadi, bahan baku, perlengkapan dan barang dalam proses diakui

berdasarkan nilai terendah antara harga perolehan atau nilai realisasi bersih, harga

perolehan ditentukan dengan menggunakan metode rata-rata tertimbang. Persediaan

barang dagangan yang tidak terjual karena tipe, bentuk atau model tidak sesuai dengan

kebutuhan pasar dipindahkan ke pos “Aktiva lain-lain”.

J. Investasi

- Investasi Jangka Pendek

Yaitu deposito berjangka yang jatuh tempo kurang dari tiga bulan.

- Investasi Pada Perusahaan Assosiasi

Penyertaan dalam bentuk saham yang dimiliki kurang dari 20% dinyatakan

sebagai biaya perolehan dicatat dengan cost method sedangkan penyertaan dengan

kepemilikan lebih dari 20% dapat mempengaruhi kebijakan manajemen dicatat

dengan equity method.

K. Aktiva Tetap

Aktiva tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan. Peralatan proyek disusutkan

berdasarkan metode jumlah angka tahun yang disesuaikan, sedangkan aktiva tetap yang

lainya berdasarkan metode garis lurus. Umur ekonomis aktiva tetap sesuai Surat

Keputusan Direksi No.01.09/A.DIR 0702/95 tanggal 22 Desember 1995, adalah

Page 24: BAB III GAMBARAN UMUM PT WIJAYA KARYA (PERSERO) Tbk.thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2008-2-00038-AK Bab 3.pdf · system akuntasi yang berlaku dan pelaksanaan kewajiban pajak perusahaan

72

Tabel III.3 Umur ekonomis aktiva tetap Sumber dari data perusahaan

Jenis Aktiva Tetap Metode Penyusutan Masa Manfaat Prasarana

Bangunan Kantor,mess/guest house/rumah/villa Garis Lurus 20 Tahun Bangunan Semi Permanen dan Pabrik Garis Lurus 10 Tahun Perlengkapan Kantor Garis Lurus 4 Tahun Kendaraan Bermotor Garis Lurus 4Tahun Peralatan Proyek

Mesin dan Peralatan Prefab Housing Jmlh Angka Tahun 4-8 Tahun Peralatan Produksi / Pabrik

Mesin dan Peralatan Pabrik Tiang Beton/Pancang Garis Lurus 4-8 Tahun Mesin dan Peralatan Pabrik Garis Lurus 4-8 Tahun

Biaya pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasi

pada saat terjadinya, pemugaran dan peningkatan daya guna dalam jumlah besar

dikapitalisasi. Aktiva tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dijual, biaya

perolehan serta akumulasi penyusutan dan amortisasinya dikeluarkan dari kelompok

aktiva tetap yang bersangkutan dan laba atau rugi yang diperoleh / diderita dilaporkan

dalam laporan laba rugi tahun yang bersangkutan.

Beban penyusutan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2006,

2005 dan 2004 adalah sebesar Rp. 25.715.717.990 , Rp.10.024.543.333 dan Rp.

15.110.390.202 . Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan atas aktiva tetap

yang diasuransikan adalah cukup untuk menutup kemungkinan kerugian yang terjadi.

L. Proyek Kerja Sama

Perusahaan melakukan perjanjian kerja sama dengan berbagai pihak yang berupa masing-

masing perjanjian, berupa penyerahan dana kepada Pengelola sesuai dengan kewajiban

yang tertuang dalam perjanjian kerja sama menurut porsi yang ditetapkan. Pengelola

proyek ini melaksanakan kegiatan pembangunan proyek yang berasal dari Pemberi Kerja

(Owner) dan bertanggung jawab sepenuhnya terhadap seluruh kegiatan tersebut termasuk

laporan pertanggung jawaban keuangan dan proyek kepada masing-masing pihak yang

Page 25: BAB III GAMBARAN UMUM PT WIJAYA KARYA (PERSERO) Tbk.thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2008-2-00038-AK Bab 3.pdf · system akuntasi yang berlaku dan pelaksanaan kewajiban pajak perusahaan

73

melakukan perjanjian kerja sama. Penyerahan dana kepada Pengelola proyek dicatat dan

diberlakukan sebagai Setoran Dana Kerja Sama Operasi. Pendapatan diakui pada saat

laporan pertanggung jawaban proyek disetujui dan dicatat sebesar porsinya.

M. Aktiva Tetap Yang Tidak Digunakan Dalam Usaha

Aktiva tetap yang tidak digunakan dalam kegiatan usaha dinyatakan sebesar harga

perolehan dan tidak disusutkan, disajikan dalam kelompok aktiva lain-lain.

N. Kewajiban Bruto Pemberi Kerja

Kewajiban Bruto Pemberi Kerja merupakan kewajiban Perusahaan yang berasal dari

pekerjaan kontrak konstruksi yang dilakukan namun pekerjaan yang dilakukan masih

dalam pelaksanaan. Kewajiban bruto disajikan sebesar selisih antara biaya yang terjadi

ditambah laba yang diakui dikurangi dengan kerugian yang diakui.

O. Hutang Obligasi dan Biaya Emisi Obligasi

Hutang obligasi disajikan sebesar nilai nominal setelah memperhitungkan amortisasi

premium atau diskonto. Biaya emisi obligasi merupakan biaya transaksi yang harus

dikurangi langsung dari hasil emisi dalam rangka menentukan hasil emisi neto obligasi.

Selisih antara emisi neto dengan nilai nominal merupakan diskonto atau premium yang

harus diamortisasi selama jangka waktu obligasi.

P. Dana Pensiun dan Imbalan Pasca Kerja

Perseroan menyelenggarakan program pensiun manfaat pasti dan tunjangan hari tua

untuk semua pegawai tetap yang dikelola oleh Dana Pensiun Wijaya Karya. Biaya jasa

kini diakui sebagai beban periode berjalan iuran karyawan ditetapkan 5% dari 1,3

pendapatan tetap, sedangkan iuran beban perusahaan sebesar 10,5% dari 1,3 pendapatan

tetap karyawan. Perusahaan membukukan kewajiban atas imbalan pasca kerja bagi

Page 26: BAB III GAMBARAN UMUM PT WIJAYA KARYA (PERSERO) Tbk.thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2008-2-00038-AK Bab 3.pdf · system akuntasi yang berlaku dan pelaksanaan kewajiban pajak perusahaan

74

karyawan sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam undang-undang Nomor 13 tahun

2003 tentang ketenaga kerjaan.

Q. Pengakuan Pendapatan dan Beban

Pendapatan bidang usaha konstruksi diakui berdasarkan metode persentase

penyelesaian. Persentase penyelesaian konstruksi ditetapkan berdasarkan kemajuan fisik

proyek dan berita acara serah terima yang ditanda tangani kedua belah pihak. Terhadap

pendapatan usaha konstruksi yang telah diterbitkan fakturnya diakui sebagai piutang

usaha, sedangkan yang belum diterbitkan fakturnya diakui sebagai piutang bruto pemberi

kerja.

Pendapatan bidang manufaktur dan perdagangan diakui berdasarkan penyerahan

barang kepada pembeli. Pendapatan jasa penyewaan alat-alat berat dihitung berdasarkan

masa penggunaannya. Terhadap pendapatan yang telah diterbitkan fakturnya diakui

sebagai piutang usaha, sedangkan yang belum diterbitkan fakturnya diperlakukan sebagai

pendapatan yang akan diterima.

Pendapatan dari bidang usaha perumahan diakui dengan metode akrual penuh

(full accrual method) yaitu setelah penandatangan akte jual beli untuk penjualan tunai

dan setelah angkat kredit untuk penjualan melalui Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dari

bank. Berdasarkan ketentuan tersebut pendapatan dari penjualan rumah diakui bila

seluruh persyaratan nya telah dipenuhi.

Apabila semua persyaratan tersebut diatas tidak dipenuhi, semua penerimaan uang

yang berasal dari pelanggan dicatat sebagai uang masuk dari pelanggan dengan

menggunakan metode deposit (deposit method).

R. Bunga Pinjaman

Page 27: BAB III GAMBARAN UMUM PT WIJAYA KARYA (PERSERO) Tbk.thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2008-2-00038-AK Bab 3.pdf · system akuntasi yang berlaku dan pelaksanaan kewajiban pajak perusahaan

75

Bunga atas pinjaman yang digunakan untuk membangun / membuat aktiva tetap sampai

konstruksi, dibebankan sebagai unsur harga perolehan. Bunga atas pinjaman yang

digunakan untuk pembiayaan bidang usaha realty dan konstruksi dibebankan di harga

pokok realty. Bunga untuk pembiayaan bidang usaha industri dan perdagangan

dibebankan sebagai beban lain-lain.

S. Beban ditangguhkan

Yang dapat termasuk dalam biaya ditangguhkan diantaranya :

a) Pengeluaran untuk pendirian suatu segmen dalam tahap pengembangan.

b) Pengeluaran emisi saham atau obligasi.

Biaya ditangguhkan disajikan di Neraca pada nilai bersihnya yaitu harga perolehan

dikurangi akumulasi penyusutan. Pembebanan pada periode berjalan dilakukan dengan

metode garis lurus sesuai dengan taksiran masa manfaatnya selama-lamanya 3 tahun.

Pembebanan dimulai saat manfaat dari pengeluaran tersebut mulai terjadi.

T. Revaluasi

Revaluasi aktiva tetap dilakukan berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan

No.384/KMK.04/1998 tanggal 14 Agustus 1998. Selisih antara nilai revaluasi dan nilai

buku (nilai tercatat) aktiva tetap dibukukan dalam perkiraan modal dengan nama Selisih

Penilaian Aktiva. Beban penyusutan aktiva tetap yang direvaluasi dicatat berdasarkan

metode garis lurus dengan tarif penyusutan yang dihitung menurut sisa umur ekonomis

aktiva tersebut.

U. Pajak Penghasilan

Perusahaan menerapkan metode penangguhan pajak dalam menghitung pajak

penghasilan. Penangguhan pajak penghasilan dilakukan untuk mencerminkan pengaruh

Page 28: BAB III GAMBARAN UMUM PT WIJAYA KARYA (PERSERO) Tbk.thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2008-2-00038-AK Bab 3.pdf · system akuntasi yang berlaku dan pelaksanaan kewajiban pajak perusahaan

76

pajak atas beda waktu antara pelaporan komersial dan fiskal yang terutama menyangkut

penyusutan.

V. Laba Per Saham

Laba usaha dan laba per saham masing-masing dihitung dengan membagi laba usaha dan

laba bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang

bersangkutan.

W. Segmen Usaha

Informasi pelaporan segmen usaha disajikan untuk menunjukkan hasil usaha group yang

berasal dari tiap segmen berdasarkan bidang usaha.