Upload
ros-memory
View
5
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
guna
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Dalam rangka meningkatkan kemampuan dan pengetahuan mengenai komunikasi dalam
praktik Kebidanan I, maka setiap Mahasiswa Kebidanan Poltekkes Kemenkes Riau
melakukan Praktik Belajar Lapangan.
Praktik Belajar Lapangan (PBL) sendiri merupakan suatu bentuk aplikasi belajar
mengajar yang dilaksanakan dilapangan dengan memberikan kesempatan kepada mahasiswa
untuk menerapkan pengetahuannya secara langsung kemasyarakat dalam bentuk praktik dan
dapat berdampak nyata serta pengamatan.
Komunikasi adalah proses berbagi makna melalui perilaku verbal dan
nonverbal. Segala perilaku dapat disebut komunikasi jika melibatkan dua orang atau
lebih.frase dua atau lebih perlu ditekankan ,karena sebagian literatur menyebut istilah
komunikasi intrapersonal,yakni komunikasi diri sendiri. Komunikasi terjadi jika
setidaknya suatu sumber membangkitkan respons pada penerima melalui
penyampaian suatu pesan dalam bentuk tanda atau symbol,baik bentuk verbal atau
bentuk nonverbal,tanpa harus memastikan terlebih dulu bahwa kedua pihak yang
berkomunikasi punya suatu sistemsimbol yang sama.Komunikasi efektif terjadi
apabila sesuatu (pesan) yang diberitahukan komunikator dapat diterima dengan baik
atau sama oleh komunikan,sehingga tidak terjadi salah persepsi.
Seperti yang diketahui dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak pernah lepas
dari yang namanya komunikasi, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Komunikasi secara langsung salah satunya adalah dengan cara bertemu dan bertatap
muka secara langsung sedangkan komunikasi secara tidak langsung bisa melalui
perantara orang ketiga yang menyampaikan pesan nantinya. Hal ini pasti selalu ada di
dalam kehidupan bermasyarakat. Apalagi sifat manusia itu sendiri adalah makhluk
social yaitu makhluk yang tidak dapat hidup sendiri melainkan perlunya interaksi
dengan manusia lainnya. Salah satu bentuk konkret dari interaksi ini adalah
komunikasi tersebut. Komunikasi juga dilakukan untuk proses kesembuhan bagi klien
disebut dengan komunikasi terapeutik, komunikasi ini dilakukan oleh tenaga
kesehatan khususnya bidan. Maka dari itu, mahasiswa DIII Kebidanan Tk. I
melakukan kegiatan Praktik Belajar Lapangan di Klinik Pratama Afiyah.
1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat mencapai kompetensi pembelajaran komunikasi dalam praktik
kebidanan.
2. Tujuan Khusus
1
a. Mahasiswa mampu memahami dan melakukan komunikasi yang baik dan
benar.
b. Mahasiswa mampu mengamati perbedaan praktik yang didapat dipendidikan
dengan praktik yang didapat di lahan praktik.
1.3 Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
Menambah wawasan pengetahuan mahaasiswa serta perjalanan mahasiswa dalam
menerapkan ilmu yang didapat selama perkuliahan dilahan praktik yaitu di Klinik
Pratama Afiyah.
2. Bagi Pembaca
Menambah wawasan pengetahuan bagi para pembaca agar lebih mengetahui hal-hal
apa saja yang menjadi hal penting dalam melakukan pelayanan kebidanan pada masa
kehamilan.
3. Bagi Institusi
Sebagai acuan bagi institusi untuk peningkatan mutu dan kualitas para mahasiswa
dan institusi itu sendiri.
2
BAB II
TINAJUAN TEORI
2.1 Komunikasi Terapeutik
2.1.1 Pengertian Komunikasi Terapeutik
a. Komunikasi terapeutik di definisikan sebagai komunikasi yang di
rencanakan secara sadar dimana kegiatan dan tujuan di pusatkan untuk
kesenbuhan klien (Uripni dkk,2003).
b. Komunikasi terapiutik adalah kemampuan atau keterampilan perawat
untuk membantu klien beradaptasi terhadap stress ,mengatasi
gangguan psikologis , dan belajar bagaimana berhubungan dengan
orang lain (Northouse , 1998).
c. Komunikasi terapiutik adalah hubungan interpersonal antara perawat
dank lien, dalam hubungan ini perawat dan klien memperoleh
pengalaman belajar bersama dalam rangka memperbaiki pengalaman
emosional klien (Stuart G.W,1998).
Dari beberapa beberapa pengertian diatas dapat dipahami bahwa
komunikasi terapiutik adalah komunikasi yang di lakukan atau di rancang untuk
tujuan terapi.Pada profesi kebidanan komunikasi menjadi sangat penting karena
komunikasi merupakan alat dalam melaksanakan proses keperawatan. Dalam
asuhan kebidanan,komunikasi ditujukan untuk mengubah perilaku klien dalam
mencapai tingkat kesehatan yang optimal (Stuart,G.W.1998). karena bertujuan
untuk terapi maka komunikasi dalam kebidanan disebut komunikasi terapeutik.
Banyak yang mengira atau berpendapat bahwa komunnikasi terapeutik
identik dengan senyum dan bicara lemah lembut. Pendapat inni tidak salah tapi
mungkin terlalu menyederhanakan arti dari komunikasi terapeutik itu sendiri,
karena inti dari komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang dilakukan untuk
tujuan terapi.
3
2.1.2 Tujuan komunikasi terapeutik
Komunikasi terapeutik bertujuan untuk mengembangkan pribadi klien
kearah yang lebih positif atau adaptif dan diarahkan pada pertumbuhan klien
yang meliputi:
a. Membantu klien memperjelas dan mengurangi baban perasaan dan
pkiran
b. Membantu mengambil tindakan yang efektif untuk klien
c. Membantu memengaruhi orang lain,lingkungan fisik, dan diri
sendiri
2.1.3 Sikap komunikasi terapeutik
Egan (1992) mengidentifikasi lima sikap atau cara untuk menghadirkan
diri secara fisik yang dapat memfasilitasi komunikasi terapeutik yaitu :
a. Berhadapan : Arti dari posisi ini adalah saya siap untuk anda.
b. Mempertahankan kontak mata : Kontak mata pada level yang
sama berarti menghargai klien dan menyatakan keinginan untuk
tetap berkomunikasi.
c. Membungkuk kearah klien : Posisi ini menunjukkan keinginan
untuk menyatakan atau mendengarkan sesuatu.
d. Memperihatkan sikap terbuka: Tidak melipat kaki atau tangan
menunjukikan keterbukaan untuk berkomunikasi dan siap
membantu.
e. Tetap rileks : Tetap dapat mengendalikan keseimbangan antara
ketegangan dan relaksasi dalam memberikan respon kepada klient,
meskipun dalam situasi yang kurang menyenangkan.
2.1.4 Teknik-teknik komunikasi terapeutik
Setiap klien tidak sama perlakuannya, oleh karena itu di perlukan
penerapan teknik berkomunikasi yang berbeda pula. Berikut ini adalah teknik
komunikasi dari beberapa ahli yang dapat di terapkan dalam komunikasi
terapeutik.
a. Mendengar aktif dengan penuh perhatian
Adapun beberapa keterampilan mendengarkan penuh perhatian, yaitu:
1) pandang klien dan keluarga ketika sedang berbicara.
2) Pertahankan kontak mata yang memancarkan keinginan untuk
mendengarkan.
4
3) Sikap tubuh yang menunjukkan perhatian.
4) Tidak menyilangkan kaki dan tangan.
5) Menghindari gerakan yang tidak perlu.
6) Menganggukkan kepala apabila klien membicarakan hal yang penting
atau memerlukan umpan balik.
7) Condongkan tubuh ke arah lawan bicara.
Dua macam teknik mendengar adalah sebagai berikut:
a) Mendengar pasif.
Kegiatan mendengar dengan pesan non verbal untuk klien misalnya
dengan kontak mata, menganggukkan kepala, dan juga keikut sertaan secara
verbal. Mendengar pasif akan dapat memberdayakan diri kita saat kita
mendengar dengan pasif karena kita kurang memahami perasaan orang lain
b) mendengar aktif.
Kegiatan mendengar yang menyediakan pengetahuan bahwa kita tahu
perasaan orang lain dan mengerti mengapa dia merasakan hal tersebut.
Keuntungan yang di peroleh jika mampu mengembangkan keterampilan
mendengar aktif adalah sebagai berikut:
klien dan kelurga merasa di dengar dan di pahami maksudnya.
Klien dan keluarga merasa dirinya berharga dan penting
Klien dan keluarga merasa nyaman dengan keadaan tersebut
Klien dan keluarga mampu berkomunikasi
b. Menunjukkan penerimaan
Menerima di sini diartikan bahwa kita bersedia untuk mendengarkan orang
lain tanpa menunjukkan keraguan atau tidak setuju.
Berikut ini adalah sikap bidan yang menyatakan penerimaan
Mendengarkan tanpa memutuskan pembicaraan.
Memberikan umpan balik verbal yang menampakkan pengertian.
Memastikan bahwa isyarat nonverbal cocok dengan komunikasi verbal.
c. Mengajukan pertanyaan yang berkaitan
Tujuan seorang bidan mengajukan suatu pertanyaan adalah untuk
mendapatkan informasi yang spesifik mengenai apa yang disampaikan oleh klien
dan kelurganya. lebih baik jika pertanyaan tersebut dikaitkan dengan topik yang
di bicarakan dan gunakan kata-kata dalam konteks sosial budaya klien.
d. Pertanyaan terbuka
Pertanyaan yang tidak memerlukan jawaban “Ya” dan “Mungkin”, tetapi
pertanyaan memerlukan jawaban yang luas sehingga klien dapat mengemukakan
masalahnya, perasaannya dengan kata-kata sendiri, atau dapat memberiakan
informasi yang di perlukan.
5
e. Mengulang ucapan klien dengan menggunakan kata-kata sendiri
Mengulang kembali pikiran utama yang telah diekspresikan oleh klien dan
keluarga memberitahukan bahwa bidan telah memberikan umpan balik sehingga
klien dan keluarga mengetahui bahwa pesannya di mengerti dan mengharapkan
komunikasi berlanjut. Namun, bidan perlu berhati-hati ketika menggunakan
metode ini karena pengertian bisa menjadi rancu apabila pengucapan ulang
mempunyai arti yang berbeda.
f. Pertanyaan klarifikasi.
Berupaya untuk menjelaskan ide atau pikiran klien yang tidak jelas atau
meminta klien menjelaskan artinya. Apabila terjadi kesalahpahaman, bidan perlu
menghentikan pembicaraan untuk mengklarifikasi dengan menyamakan
pengertian karena informasi sangat penting dalam memberikan pelayanan asuhan
kebidanan yang optimal. Supaya pesan dapat sampai dengan benar, seorang bidan
perlu memberikan contoh yang konkret dan mudah untuk di mengertioleh klien.
g. Memfokuskan
Metode ini di lakukan dengan tujuan untuk membatasi bahan pembicaraan
sehingga lebih spesifik dan dapat di mengerti. Bidan tidak seharusnya
memutuskan pembicaraanklien ketika menyampaikan masalah yang penting,
kecuali jika pembicaraan berlanjut tanpa informasi yang baru.
h. Menyampaikann hasil observasi
Seorang bidan perlu memberikan suatu umpan balik kepada klien dan
keluarga dengan menyatakan hasil pengamatannya sehingga dapat di ketahui
apakah pesan dapat di terima dengan benar. Bidan menguraikan kesan yang di
timbulkan oleh syarat nonverbal klien.
i. Menawarkan informasi
Memberikan tambahan informasi ini memungkinkan penghayatan yang lebih
baik bagi klien terhadap keadaannya. Memberikan tambahan informasi merupakan
pendidikan kesehatan klien. Selain itu, hal ini akan menambah rasa percaya klien
terhadap bidan itu sendiri. Jika terdapat informasi yang di tutupi oleh dokter, bidan
perlu mengklarifikasi alasannya. Bidan tidak boleh memberikan nasihat kepada
klien ketika memberikan suatu informasi, tetapi di harapkan dapat memfasilitasi
klien untuk membuat suatu keputusan untuk dirinya sendiri.
j. Memberikan penghargaan
Memberi salam pada klien dan keluarga dengan menyebut namanya
menunjukkan kesadaran tentang perubahan yang terjadi , untuk menghargai klien
dan keluarga sebagai manusia seutuhnya yang mempunyai hak dan tanggung
jawab atas dirinya sendiri sebagai individu.
k. Refleksi
6
Mengarahkan kembali ide, perasaan ,pertanyaan , dan isi pembicaraan kepada
klien. Refleksi menganjurkan klien untuk mengemukakan dan menerima ide serta
perasaannya sebagai bagian dari dirinya sendiri. Jika klien bertanya apa yang harus
ia pikirkan dan kerjakan atau rasakan ,maka bidan dapat menjawab “Bagaimana
menurut anda ?”. Jadi, dengan demikian bidan mengindikasikan bahwa pendapat
klien adalah berharga dan klien memiliki hak untuk dapat melakukan hal tersebut,
maka klienpun akan dapat berpikir bahwa dirinya adalah manusia yang
mempunyai kapasitas dan kemampuan sebagai individu yang terintegrasi dan
bukan sebagai bagian dari orang lain.
7
BAB III
GAMBARAN TEMPAT PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN
3.1 Profil Klinik Pratama Afiyah
Klinik pratama adalah pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan yang menyediakan pelayanan medis dan diselenggrakan oleh
lebih dari satu jenis tenaga kesehatan (perawat dan bidan) serta dipimpin oleh seorang
tenaga medis (dokter atau dokter spesialis).
Profil Klinik Pratama Afiyah berisi tentang gambaran situasi kesehatan di Klinik
Pratama Afiyah. Dalam profil ini memuat berbagai data tentang kesehatan, yang
meliputi data derajat kesehatan, upaya kesehatan dan sumber daya kesehatan.
Untuk menunjang berbagai program pemerintah dalam menurunkan Angka
Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) hal terpenting yang dilakukan
pemerintah adalah mempermudah akses masyarakat untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan. Maka melalui surat izin dari pemerintah setempat tahun 1989 Bidan Foni
Aria, A.Md.Keb, SKM mendirikan sebuah BPS (Bidan Praktek Swasta). Seiring
meningkatnya kebutuhan masyarakat kota pekanbaru akan pelayanan kesehatan serta
pengobatan umum, terutama untuk wilayah kelurahan Labuhan Baru Barat, maka
pada tahun 2002 berdasarkan Surat Keputusan Pemerintahan Kota Pekanbaru No.
440/441/SI-PB/IV/2002/2012 dan No. 440/441/SI-RB/XI/2007/2012 berdirilah
Rumah Bersalin dan Balai Pengobatan Afiyah dengan seorang dokter penanggung
jawab yaitu dr. Abner NT, M.Si dan konsultan yaitu dr. Triadi, SpOG.
Pada tanggal 17 Oktober 2014, berdasarkan surat keputusan izin klinik No.
36/05.13/BPTPM/X/2014 Rumah Bersalin dan Balai Pengobatan Afiyah berganti
menjadi Klinik Pratama Afiyah dengan seorang dokter penanggung jawab yakni dr.
Putri Ingen Setiasih, dokter konsultan dr. Triadi, SpOG, dan seorang dokter full timer
yakni dr. Silvia Feronik. Klinik Pratama Afiyah juga memiliki seorang Apoteker dan
8
enam (6) orang tenaga medis yang ada saat ini. Dalam memberikan pelayanan
terhadap klien, Klinik Pratama Afiyah beroperasi 24 jam 7 hari dalam seminggu.
Adapun visi dan misi Klinik Pratama Afiyah dalam memberikan pelayanan
kesehatan adalah sebagai berikut.
VISI
Menjadikan Klinik Pratama Afiyah yang Bermutu, Terjangkau dan Paling
Diminati di wilayah Kecamatan Payung Sekaki.
MISI
1. Membantu pemerintah meningkatkan derajat kesehatan, menurunkan angka
kesakitan, menurunkan angka kematian, dan meminimalkan angka kecacatan.
2. Memberikan pelayanan kesehatan yang cepat, tepat, bermutu dan terjangkau.
3. Menumbuhkan kesadaran budaya hidup sehat,
4. Menjalin kemitraan dengan masyarakat sekitar.
5. Memberikan pelayanan dan konseling sesuai dengan standart operating
procedur (SOP) sehingga dapat memberikan kepuasan bagi klien.
STRUKTUR ORGANISASI KLINIK
Pemilik : Foni Aria, A.md. Keb, SKM
Dokter Penanggung Jawab : dr. Putri Ingen Setiasih
Apoteker Penanggung Jawab : dr. Sri Hendayani, S.Si, Apt
Tenaga Medis dan Para Medis : 1. dr. Silvia Feronika
2. Foni Aria, Amd.Keb, SKM
3. Gres Lidia Weli, Amd. Keb
4. Wiwit Nazilawati Amd. Keb
9
5. Sri Wahyuni Amd. Keb
6. Rija Novriani Amd. Keb
7. Febi Handayani Amd. Keb
3.2 Keadaan Geografis
Klinik Pratama Afiyah berada dalam wilayah kerja Puskesmas Payung Sekaki
yang terletak di jalan Fajar IV No. 1 luas wilayah kerja Puskesmas Payung Sekaki
adalah 51, 4 Km2 dengan 182 RT dan 28 RW dengan perincian :
Kelurahan labuh baru timur 57 RT, 12 RW
Kelurahan labuh baru barat 61 RT, 14 RW
Kelurahan tampan 49 RT, 9 RW
Kelurahan air hitam 15 RT, 3 RW
Batas – batas wilayah kerja Puskesmas Payung Sekaki adalah sebagai berikut :
Sebelah utara berbatasan dengan kecamatan rumbai
Sebelah selatan berbatasan dengan kecamatan tampan
Sebelah barat berbatasan dengan kabupaten kampar
Sebelah timur berbatasan dengan kecamatan senapelan dan sukajadi
3.3 Sarana dan Prasarana
3 Ruang Tunggu
1 Meja Resepsionis
1 Ruang Apotek
4 ruang rawat inap
2 ruang periksa
1 ruang KB
2 Ruang partus
1 mussola
1 ruang dapur
1 parkir motor
1 kamar mandi
10
3.2 Tahapan Kegiatan dan Hasil PBL (Praktik Belajar Lapangan)
3.2.1 Tahapan Kegiatan
Pembagian kelompok dan pembagian tempat praktik belajar lapangan dibagi oleh
koordinator mata kuliah Komunikasi dalam Praktik Kebidanan oleh Ibu Ani Laila
pada tanggal 28 April 2015. Pada hari itu juga mahasiswa melakukan konfirmasi
kembali pada klinik tempat mahasiswa akan melakukan Praktik Kulia Lapangan yaitu
Klinik Pratama Afiyah. Mahasiswa melakukan konfirmasi kepada pegawai atau bidan
yang bekerja pada waktu itu. Mahasiswa menjelaskan maksud tujuan mereka
melakukan praktik kerja lapangan dan meminta izin serta bimbingan bagaimana
tekhnis yang diperbolehkan oleh pembimbing lapangan dalam melakukan praktik
belajar lapangan.
Tanggal 30 April 2015, pada hari pertama mahasiswa dibimbing oleh
pembimbing kelompok Praktik Belajar Lapangan yaitu Ibu Melly Wardanis. Jumlah
anggota kelompok sebanyak 7 (tujuh) orang. Mahasiswa memulai praktik belajar
lapangan di Klinik Pratama Afiyah pada pukul 17:20 WIB hingga 21:00 WIB.
Anggota kelompok sebanyak tujuh orang mahasiswa tersebut dibagi lagi menjadi 4
kelompok kecil yang jumlah masing-masing kelompok adalah 2 orang. Mahasiswa
melakukan pengamatan dan masuk ke dalam ruangan secara bergantian sehingga
setiap kelompok kecil ini mengamati klien yang berbeda dengan keluhan yang
berbeda. Sehingga, antara lain yang dapat mahasiswa mahasiswa amati yaitu
pelayanan bidan terhadap klien ANC, KB, Balita, dan Remaja.
Pada tanggal 07 Mei 2015 mahasiswa melakukan Praktik Belajar Lapangan di
Klinik Pratama Afiyah untuk yang kedua kalinya. Jumlah anggota kelompok adalah
tetap 7 orang. Mahasiswa memulai praktik belajar lapangan di Klinik Pratama Afiyah
pada pukul 18 :00 WIB dan berakhir pada 20:00 WIB. Anngota kelompok yang
berjumlah sebanyak tujuh orang kembali dibagi kedalam kelompok kecil yang
masing-masing kelompok kecil ini terdiri dari 2 orang. Sehingga total kelompok kecil
11
yang ada adalah 4 kelompok. Hari kedua ini kelompok dapat mengamati cara bidan
yang bekerja di Klinik Pratama Afiah kepada klien secara bergantian dengan kategori
klien atau klien ANC, KB dan balita.
Setelah mahasiswa dapat melengkapi seluruh tuntutan Praktik Belajar Lapangan
mahasiswa ditugaskan untuk membuat laporan mengenai kegiatan yang dilakukan
dan hasil yang didapatkan selama masa Praktik Kuliah Lapangan di Klinik Pratama
Afiyah dan di seminarkan dengan pembimbing institusi.
3.2.2 Hasil PBL (Praktik Belajar Lapangan)
Mahasiswa melakukan pengamatan mengenai cara berkomunikasi yang
dilakukan oleh bidan dan pegawai yang bekerja pada Klinik Prata Afiyah. Mahasiswa
hanya sekedar melakukan observasi ataupun pengamatan pada saat bidan melakukan
komunikasi dan memberikan pelayanan kepada klien ataupun klien. Secara
keseluruhan mahasiswa melakukan pengamatan komunikasi bidan terhadap beberapa
klien, tetapi mahasiswa mengambil dan mengamati secara mendalam bagaimana
komunikasi yang bidan lakukan terhadap seorang klien yang sedang hamil.
Klien yang sedang hamil tersebut datang untuk mendapatkan pelayanan
antenatal atau biasa dikenal dengan sebutan ante natal care (ANC). Pada saat
kunjungan tersebut, usia kandungan klien sudah memasuki usia 35 minggu. Ini
merupak kunjungan ulang klien ke Klinik Pratama Afiyah.
Awalnya bidan melakukan pemeriksaan tekan darah, suhu, dan nadi klien yang
dibantu oleh mahasiswa tingkat 2 yang sedang berdinas. Setelah selesai pemeriksaan
bidan melakukan palpasi terhadap klien. Oleh karena adanya mahasiswa yang sedang
berdinas dan ingin melakukan palpasi kembali pada klien bidan meminta izin kepada
klien dengan menginformasikan kepada klien bahwa beliau akan membimbing
mahasiswa dalam melakukan palpasi terhadap klien tersebut. Setelah mendapatkan
persetujuan dari klien barulah bidan memperbolehkan mahasiswa melakukan palpasi
kembali terhadap klien tersebut tentunya dibawah pengawasan dan bimbingan dari
bidan.
12
Keadaan umum klien adalah baik. Bidan melakukan anamnesa singkat
mengenai keluhan yang sedang dirasakan ibu dan menanyakan berbagai macam hal
antaralain persiapan klien. Persiapan yang ditanyakan bidan seperti persiapan mental
serta fisik, persiapan ibu mengenai pakaian bayi, antisipasi ibu jika terjadi sesuatu
yang mendesak saat proses persalinan seperti siapa yang akan menjadi pendonor
darah jika terjadi perdaraan, siapa yang akan mendampingi klien dalam proses
persalinan. Bidan juga mengingatkan kembali secara garis besar hal-hal yang telah
dijelaskan sebelumnya berdasarkan buku KIA yang dibawa klien. Apaun yang bidan
jelaskan adalah cara pemberian ASI ekslusif, pemberian makan pada anak di atas 6
bulan, dan tanda-tanda akan persalinan.
13
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Pembahasan
Berdasarkan pengamatan yang mahasiswa lakukan di Klinik Pratama Afiyah
pada mata kuliah Komunikasi dalam Praktik Kebidanan didapatkan hasil bahwa
komunikasi yang dilakuka oleh para bidan yang bekerja di Klinik Pratama Afiyah
adalah baik dan sebagian besar bersesuaian dengan teori yang dibahas pada
perkuliahan.
Adapun hal-hal yang bersesuaian dengan teori yang dimaksud adalah bidan
melakukan komunikasi yang efektif, bersahabat, adil dan tidak membeda-bedakan
klien, memperhatikan hak-hak klien dan keinginan klien.
Adapun bentuk kenyamanan yang diberikan oleh Klinik Pratama Afiyah
berbentuk lingkungan yang bersih, tidak panas dan memiliki penerangan yang
baik. Klinik Pratama Afiyah juga memiliki ruangan tunggu yang cukup besar,
ruang pemeriksaan yang tertutup sehingga dapat menjaga privasi dari klien serta
tidak sempit. Ruang rawat inap yang disediakan berupa ruangan yang nyaman
karena dikondisikan seperti kamar sendiri dan sebelum ada yang menghuni salah
satu kamar tersebut pegawai lainnya melakukan pembersihan ruangan dan juga
memberikan obat nyamuk serta pengarum ruangan agar menambah kenyamanan
klien.
Pada saat klien yang mahasiswa amati masuk ke ruangan pemeriksaan bidan
menyambutnya dengan senyuman dan sedikit bercanda guna mencairkan suasana.
Dalam melakukan anamnesa bidan duduk dihadapan klien dan selalu menghadap
ke klien ketika berbicara. Bidan juga memberikan senyuman dan anggukan kepala
serta ekspresi wajah yang menunjukan perhatian dan tidak memandang klien
dengan pandangan menilai. Dalam melakukan pemeriksaan dan komunikasi tubuh
bidan selalu menghadap dan condong ke klien. Selalu bersikap santai dan
14
bersahabat, tidak tergesa-gesa dalam melakukan pemeriksaan serta melakukan
kontak mata atau tatapan mata sesuai dengan cara yang dapat diterima.
Selama berkomunikasi bidan dapat mengontrol volume, intonasi dan
kecepatan berbicara kepada klien, berbicara dengan jelas dan tidak berputar-putar
sehingga klien tidak kebingungan dengan apa yang disampaikan bidan. Bidan juga
dapat memberikan respon terhadap tingkah laku verbal dan non verbal klien
dengan memberikan perhatian kepada tingkah klien seperti ketika klien menarik
nafas panjang dan wajah klien seperti menahan rasa sakit bidan langsung bertanya
mengenai kondisi klien. Ternyata setelah ditanya klien mengatakan bahwa pada
satu minggu sebelum kunjungan klien mulai merasakan nyeri pada pinggangnya.
Bidan memberikan respon yang positif terhadap komunikasi verbal dan non verbal
klien.
Dalam melakukan anamnesa atau pemeriksaan bidan mengajukan pertanyaan
satu persatu, menggunakan pertanyaan terbuka dan mendalam serta menjadi
pendengar yang aktif dengan member kesempatan klien menyelesaikan
ucapannya, mendengar aktif dengan melakukan refleksi perasaan dan
memfokuskan diskusi pada hal-hal yang menjadi keprihatinan dan perhatian klien.
Hal ini terdapat dalam kegiatam ketika klien mengeluhkan kecemasan mengenai
persalinannya dan menanyakan mengenai mitos-mitos yang klien pernah dengar.
Setelah bidan mendengar semua cerita dari klien bidan menceritakan mengenai
persalinan dan meluruskan mengenai mitos-mitos yang ditanyakan klien.
Bidan memberikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan dab keingin
tahuan klien membantu merumuskan langkah pemecahan masalah seperti solusi
untuk tempat melahirkan jika klien takut melahirkan kepada bidan namun bidan
tidak menunjukkan tempat rujukan tersebut secara langsung.
15
Setelah selesai pemeriksaan pada akhir kunjungan bidan melakukan
perangkuman pembicaraan secara tepat sesuai permasalahan yang telah dilakukan.
Ada beberapa hal yang tidak dilakukan oleh bidan tetapi terdapat pada teori
seperti bidan tidak menggunakan alat bantu untuk memperjelas informasi karena
rata-rata semua informasi yang diberikan bersifat ringan dan sederhana. Bidan
tidak menanyakan kembali sejauh mana pemahaman klien. Bidan juga tidak
menyampaikan kapan klien harus melakukan kunjungan ulang serta mengatakan
akan merahasiakan segala rahasia kliem ataupun hasil pemeriksaan kepada klien
secara langsung.
16
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari Praktik Belajar Lapangan yang dilakukan mahasiswa DIII – Kebidanan Tk.
I tidak terdapat hambatan saat melakukan Praktik Belajar Lapangan di Klinik Pratama
Afiyah. Namun mahasiswa tidak mencapai beberapa pencapain keterampilan mata
kuliah Komunikasi dalam Praktik Kebidanan.
Mahasiswa melakukan praktik belajar lapangan selama dua hari dengan
melakukan observasi bersama kelompok kecil yang berjumlah dua orang yang
merupakan pembagian kelompok besar dengan jumlah keseluruhan adalah tujuh
orang.
Berdasarkan pengamatan yang mahasiswa lakukan di Klinik Pratama Afiyah
mengenai pelayanan terhadap klien dapat dikategorikan baik. Hal tersebut
dikarenakan pelayanan yang diberikan bersifat bersahabat, ramah, sesuai dengan
kebutuhan klien. Bidan juga mendengarkan keluhan klien dengan baik dan tidak
membeda-bedakan klien dalam memberikan pelayanan. Kemudian didukung juga
dengan kondisi bangunan yang bagus, bersih dan nyaman.
5.2 Saran
1. Bagi Mahasiswa
Diharapkan agar mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu yang telah didapat
secara pendidikan pada masa perkuliahan dikelas dan dapat menyesuaikan dengan
ilmu yang didapatkan di lapangan pada saat melakukan Praktik Belajar Lapangan.
Mahasiswa diharapkan lebih mengetahui bagaiman keadaan dilapangan yang
sebenarnya dan dapat mengambil pelajaran yang baik dari pengamatan yang
dilakukan dan menjadikan sebagai pelajaran untuk dapat menjadi lebih baik.
2. Bagi Lahan Praktik
17
Dapat memberikan pelayanan yang baik dan bermutu kepada klien dan
memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk juga dapat melakukan komuniksi
kepada klien pada saat kunjungan.
18