179
18 BAB III LAPORAN PRODUKSI 3.1 Proses Kerja Produser Produser mempunyai tanggung jawab mengkoordinir dari awal ide sampai skrip menjadi fase pengembangan, memasuki fase persiapan produksi penulis sebagai produser memilih dan merekrut tim inti maupun pendukung, dan mengawasi jalanya produksi pengambilan gambar shooting, pasca produksi penyuntingan dan editing, finansial audio visual, penggandaan sampai promosi dan publikasi. Menurut Fachrudin (2012:320) : Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran. Melalui pendekatan esai mengetengahkan secara kronologis atau tematik agar makna yang ingin disampaikan mudah dimengerti dan menarik penyajiannya. Produser program dokumenter tanpa tekun mencari ide, maka tidak ada yang bisa diutarakan. Ide cerita bisa datang sekilas, tetapi bisa juga sekejap menghilang. Inilah persoalan penting dalam setiap produksi televisi. Ibaratnya, ia merupakan roh bagi jasmani atau pondasi bagi sebuah bangunan. Ide menjadi dasar pijakan untuk menentukan pekerjaan selanjutnya. Menurut Rahmawati (2011:22) Produser adalah seseorang yang bertanggungjawab secara umum terhadap seluruh proses produksi. Dari beberapa kutipan diatas, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa produser adalah pemimpin dalam sebuah produksi program tv, produser harus

BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

18

BAB III

LAPORAN PRODUKSI

3.1 Proses Kerja Produser

Produser mempunyai tanggung jawab mengkoordinir dari awal ide

sampai skrip menjadi fase pengembangan, memasuki fase persiapan produksi

penulis sebagai produser memilih dan merekrut tim inti maupun pendukung, dan

mengawasi jalanya produksi pengambilan gambar shooting, pasca produksi

penyuntingan dan editing, finansial audio visual, penggandaan sampai promosi

dan publikasi.

Menurut Fachrudin (2012:320) :

Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan

kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran. Melalui

pendekatan esai mengetengahkan secara kronologis atau tematik agar

makna yang ingin disampaikan mudah dimengerti dan menarik

penyajiannya.

Produser program dokumenter tanpa tekun mencari ide, maka tidak ada

yang bisa diutarakan. Ide cerita bisa datang sekilas, tetapi bisa juga sekejap

menghilang. Inilah persoalan penting dalam setiap produksi televisi. Ibaratnya, ia

merupakan roh bagi jasmani atau pondasi bagi sebuah bangunan. Ide menjadi

dasar pijakan untuk menentukan pekerjaan selanjutnya.

Menurut Rahmawati (2011:22) Produser adalah seseorang yang

bertanggungjawab secara umum terhadap seluruh proses produksi.

Dari beberapa kutipan diatas, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa

produser adalah pemimpin dalam sebuah produksi program tv, produser harus

Page 2: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

19

bertanggung jawab mulai dari penemuan ide sampai terjadinya sebuah program

atau dari pra produksi, produksi sampai pasca produksi. Dalam film dokumenter “

WARISAN LELUHUR ”penulis sebagai produser mempunyai peran untuk

memberikan arahan kepada penulis naskah tentang ide/gagasan yang lebih baik,

agar ide atau konsep mejadi lebih ringkas dan dapat menarik perhatian audien,

dan mempunyai tanggung jawab terhadap semua tim dan dana selama proses

pembuatan karya “ WARISAN LELUHUR”.

3.1.1 Pra Produksi

Pra produksi adalah bagian penting dalam sebuah pembuatan program,

karena hasil pra produksi menentukan kelancaran proses produksi dan pasca

produksi. Tahapan ini menjadi tahapan utama sebelum proses penciptaan

program.

Menurut Rahmawati Dkk.(2011:62)

pra produksi adalah salah satu tahap dalam proses pembuatan film. Pada

tahapan ini dilakukan sejumlah persiapan pembuatan film. Diantaranya

meliputi penulisan naskah scenario, menentukan jadwal pengambilan

gambar, mencari lokasi, menyusun anggaran biaya, megurus perizinan,

menentukan staf dan kru produksi, mengurus pennyewaan peralatan

produksi film, dan juga persiapan produksi, pasca produksi serta

persiapan-persiapan lainya.

Menurut Dennis (2010:31) pada fase ini produser juga mempunyai proses-

proses sebagai berikut :

1. Diawali rapat/meeting kreatif untuk membuat sebuah program

2. Produser membuat anggaran

3. Produser meeting dengan pendukung tekhnik, yaitu penata kamera,

penata lampu, audio, talent, dan unit lainya.

Page 3: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

20

4. Menyusun jadwal dari pra produksi, produksi, pasca produksi

5. Berbagai revisi biasanya seminggu sebelum hari H.

Saat pra produksi penulis bersama tim melakukan rapat menentukan ide

kreatif, dan mulai membagikan tugas sesuai kemampuan dan pengalaman masing-

masing. Setelah melalui proses diskusi, tim memutuskan untuk memproduksi

documenter potret tentang kesenian tari tradisional sintren yang berasal dari

daerah Cirebon. setelah ide ditentukan peran produser adalah mempersiapkan

langkah awal sebuah produksi program.

Untuk kegiatan mencari narasumber, produser hanya berperan sebagai

fasilitator yang mewadahi proses pencarian dan pemilihan narasumber yang sesuai

dengan naskah. Tentunya yang lebih berkompeten dan sesuai menurut sutradara

dengan pertimbangan penulis naskah, sedangkan produser lebih mengurusi jadwal

narasumber, dengan biaya produksi dan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi

dengan narasumber tersebut.

Pembuatan shooting schedule sangat perlu untuk pedoman kerja semua

pihak yang terlibat produksi baik untuk narasumber maupun tim dalam proses

produksi. Ada tiga unit pokok peralatan yang diperlukan sebagai alat prduksi,

yaitu unit peralatan perekam gambar, unit peralatan perekam suara, dan unit

peralatan pencahayaan. Tiap unit memiliki daftar peralatan (equipment list)

sendiri-sendiri yang akan dilaporkan kepada produser. Setelah itu barulah bisa

dirincikan berapa biaya yang akan dikeluarkan atau dibutuhkan mulai dari pra

produksi sampai pasca produksi berlangsung.

Page 4: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

21

Perihal perizinan tidak bisa diabaikan karena akan berakibat fatal jika saat

produksi bergulir perizinan menjadi hambatan. Maka dari itu penulis selaku

produser harus mengajukan surat permohonan izin ke semua pihak baik

narasumber maupun lokasi akan berlangsungnya produksi, agar tidak terjadi hal-

hal yang menghambat produksi.

3.1.2 Produksi

Produksi adalah proses selanjutnya dalam tahapan-tahapan pembuatan

sebuah program, dimana dalam tahap ini shooting script yang sudah diselelaikan

pada tahap pra produksi, mulai diwujudkan dalam proses shooting.

Menurut morissan (2009:270)

Tahapan produksi mencakup semua kegiatan pada proses pengambilan

gambar. Proses ini juga disebut tapping dan perlu ada pemeriksaan ulang

setelah pengambilan gambar selesai, jika ada yang dirasa kurang baik atau

terdapat kesalahan, maka pengambilan gambar diulang lagi.

Dengan demikian tugas produser ketika produksi adalah memastikan dan

memeriksa semua yang sudah direncanakan berjalan dengan baik, baik semua

yang sudah dijadwalkan, lokasi dan narasumber, maupun kesiapan semua

peralatan tekhnis yang akan digunakan dalam produksi.

3.1.3 Pasca Produksi

ketika shooting selesai tahap selanjutnya memasuki tahap pasca produksi,

didalam tahap ini gambar-gambar yang telah diambil pada tahap produksi

digabungkan menjadi satu kesatuan yang mempunyai jalan cerita, dimana proses

ini dikerjakan oleh seorang editor.

Page 5: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

22

Menurut Morissan (2009:270)

tahapan ini mencakup semua kegiatan setelah pengambilan gambar sampai

materi itu dinyatakan selesai sampai siap disiarkan atau diputar. Kegiatan

yang termasuk dalam tahap produksi diantaranya; editing, memberi

ilustrasi, musik, efek, dan lain-lain.

Saat proses pasca produksi produser hanya mengawasi proses editing agar

tidak keluar dari konsep yang telah ditentukan. Saat masa pasca produksi

merupakan tahap akhir dari proses penciptaan karya. Sebagai seorang produser

selain mengawasi kerja editor yang didampingi sutradara, produser juga

menyusun proposal dalam bentuk laporan yang dilakukan dan merevisi kembali

penulisan secara benar, agar hasil proposal dan karya yang dibuat sesuai dengan

standarisasi syarat kelulusan. Kemudian menyediakan alat untuk proses editing

dan menyediakan digital versatile disc (DVD), kertas kuarto untuk laporan akhir,

pembuatan hard cover dan soft cover.

3.1.4 Peran dan Tanggung Jawab Produser

Menjadi seorang produser merupakan tanggung jawab yang besar. Segala

sesuatu harus diperhitungkan secara matang baik dari segi waktu, keuangan, dan

juga dalam menjaga kekompakan dalam tim.

Menurut Morrisan (2009:274) :

Produser adalah “ orang yang bertanggung jawab mengubah ide/gagasan

kreatif kedalam konsep yang praktis dan dapat dijual.produser harus

memastikan adanya dukungan keuangan bagi terlaksananya produksi

program televisi serta mampu mengelola keseluruhan proses produksi

termasuk melaksanaan penjadwalan”. Berdasarkan penjelasan diatas

produser adalah penanggung jawab terhadap jadwal-jadwal dan penentuan

tim inti sesuai jobdesk yang dibutuhkan untuk pembuatan sebuah program

Page 6: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

23

karena pada produksi program ini tidak ada eksekutif produser, jadi

produser bertanggung jawab penuh terhadap produksi yang dilaksanakan.

Penulis sebagai produser juga berusaha agar semua ketentuan dan kriteria

yang harus dimiliki seorang produser ada didalam diri seorang penulis.

Semaksimal mungkin penulis bertindak sebagaimana mestinya seorang produser

yang baik. Dalam produksi pembuatan program documenter “ WARISAN

LELUHUR” ini, penulis sebagai produser memiliki peran dan tanggung jawab

sebagai berikut :

a. Ikut membantu menemukan ide cerita.

b. Menyusun perancangan desain produksi

c. Mewadahi dan mencari narasumber

d. Mengurus perizinan lokasi dan riset

e. Menyediakan sarana dan pra sarana penunjang shooting

f. Mengumpulkan dana untuk proses produksi dari setiap tim

g. Membuat jadwal shooting

h. Mengatur dan mengawasi jalanya produksi agar sesuai dengan jadwal

yang sudah ditentukan.

i. Bertanggung jawab atas seluruh hasil produksi baik dari segi dana maupun

hasil akhir produksi.

3.1.5 Proses Penciptaan Karya

a. Konsep kreatif

Penulis sebagai produser harus menentukan crew yang akan

memulai proses penciptaan karya ini, penulis kemudian merembukan

Page 7: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

24

tentang ide dan kategori program apa yang akan penulis buat, setelah

melalui beberapa kali meeting dengan crew, penulis sebagai produser

memutuskan akan mengangkat sebuah kebudayaan tari sintren dari daerah

cirebon, kebudayaan tersebut akan penulis sajikan dengan format program

dokumenter yang penulis beri judul “WARISAN LELUHUR”.

Dokumenter “WARISAN LELUHUR” ini akan dikemas

semenarik mungkin dengan membawakan kesan magis kepada penonton

melalui audio dan visual yang penulis sajikan. Selain itu dokumenter ini

memberikan sebuah informasi mengenai kebudayaan yang sudah jarang,

bahkan tidak ada yang mengapresiasi, berangkat dari hal itu dokumenter

ini juga bertujuan mengenalkan kembali kepada massyarakat terutama

remaja mengenai sebuah kebudayaan sintren.

b. Konsep Produksi

Pada saat produksi, penulis sebagai produser mengatur jadwal

pengambilan gambar, membuat daftar perlengkapan yang digunakan,

membuat laporan pengeluaran pada saat produksi dan juga menyiasati

anggaran agar dapat meminimalisir dana saat proses produksi. Penulis juga

membuat laporan pengeluaran dana, selama proses produksi segala

kebutuhan kru penulis siapkan dengan baik sehingga produksi selesai.

c. Konsep Tekhnis

Pada bagian ini seluruh tim mempunyai beberapa kebutuhan teknis

untuk setiap masing-masing jobdesk. Selain sebagai pemimpin produksi,

produser juga harus mampu memahami dan memilih peralatan-peralatan

yang akan digunakan seluruh tim. Bersama dengan penata kamera, penulis

Page 8: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

25

dan tim sepakat menggunakan kamera video Canon C300, alasan tim

memilih kamera tersebut karena, kamera ini mampu mengambil gambar

dengan baik dikeadaan minim cahaya, dengan kamera yang mempunyai

kemampuan seperti itu, penulis dan tim bisa lebih menonjolkan kesan

magis dan dramatis dalam documenter “WARISAN LELUHUR” ini. Dan

untuk masalah pengambilan audio/suara, penulis dan tim menggunakan

Lavalier Mic dan Handphone sebagai recorder-nya. Lavalier mic penulis

gunakan pada saat wawancara dengan narasumber, supaya audio/suara

yang dihasilkan lebih bersih.

3.1.6 Kendala dan Solusi

Dalam proses penciptaan sebuah karya pastinya tidak lepas dari sebuah

kendala yang menghambat kelancaran sebuah proses produksi, penulis sebagai

produser dalam program documenter “WARISAN LELUHUR” mengalami

beberapa kendala saat proses pra produksi sampai pasca produksi.

a. Pra Produksi

Penulis dan crew tidak jarang berselisih pendapat tentang konsep pada

dokumenter “WARISAN LELUHUR” ini, penulis sebagai produser harus

bisa menengahi setiap argumen atau pendapat dari masing-masing crew.

Terjadi kesalahpahaman dengan tempat penyewaan alat, sehingga

kedatangan crew di Cirebon keluar dari jadwal yang telah ditentukan.

Demi ketepatan waktu yang telah disepakati bersama, penulis dan crew

memutuskan untuk meniadakan istirahat.

Page 9: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

26

b. Produksi

Produksi adalah salah satu tahapan penting dalam sebuah proses

penciptaan karya, dalam tahap ini juga sering terjadi kendala-kendala yang

tak terduga, diantaranya berubahnya jadwal wawancara dengan

narasumber, dikarenakan narasumber yang bersangkutan sedang

mempunyai kepentingan yang tidak bisa ditinggalkan, penulis sebagai

produser memutuskan untuk mengambil gambar insert yang diperlukan,

supaya bisa efisien dalam waktu. Ditahap ini juga ada beberapa kendala

soal teknis, seperti tidak menyalanya lampu LED saat pengambilan

gambar penari. Hilangya gambar saat shooting di hari kedua, penulis dan

tim melakukan pengambilan gambar ulang pada hari diluar schedule yang

telah ditentukan.

c. Pasca Produksi

Pada tahapan ini kendala yang penulis dan crew alami mengenai

peralatan editing yang kurang memadai, oleh sebab itu waktu yang

diperlukan editor untuk menyelesaikan editing cukup lama.

Page 10: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

27

3.1.7 Lembar Kerja Produser

a. Working Schedule

b. Breakdown Budget

c. Shooting Schedule

d. Call Sheet

e. Daily Production Report

Page 11: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

28

Working Schedule

Produksi : BSI Produser : Deni Aryanto

Judul : Warisan Leluhur Sutradara : Muhamad Hidayat

Durasi : 20 Menit Penulis Naskah : Ida Farida

Tabel III.1 Working Schedule

NO. TAHAP AKTIFITAS

TARGET PER MINGGU

MARET APRIL MEI JUNI

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 P

R

A

P

R

O

D

U

K

S

I

Pembagian jobdesk

2 Meeting Crew

3 Hunting lokasi

4 Penentuan Ide cerita

5 Pengajauan Konsep

6 Bimbingan Perdana

7 Menentukan jadwal riset

8 Riset

9 Booking

Page 12: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

29

10 Check and re-check

11 P

R

O

D

U

K

S

I

Shooting segment 1

12 Shooting segment 2

13 Shooting Segment 3

14 Evaluasi Produksi

15 P

A

S

C

A

P

R

O

D

U

K

S

I

Breafing crew Pasca

produksi

16 Pembuatan lembar kerja

17 Review Gambar

18 Pembuatan karya kasar

19 Final Editing

20 Review

Page 13: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

30

Breakdown Budget

Produksi : BSI Produser : Deni Aryanto

Judul : Warisan Leluhur Sutradara : Muhamad Hidayat

Durasi : 20 Menit Penulis Naskah : Ida Farida

Tabel III.2 Breakdown Budget

No. Item Unit Rate Amount Notes

1. Pengumpulan dana 5 orang @ Rp.1.800.000 Rp. 9.000.000

PRA PRODUKSI

2. Transportasi riset 5 orang @ Rp. 250.000 Rp. 1.250.000 7 hari

PRODUKSI TEKNIK

3. Sewa kamera

Canon C300

1 @ Rp.500.000 @Rp. 1.500.000 3 hari

4. Sewa LED 15 Inch. 3 @ Rp. 75.000 @Rp.225.000 3 hari

5. Lensa fix 50mm

f1.2

1 @Rp. 75.000 @Rp.225.000 3 hari

6. Recorder H4n 1 @ Rp.37.500 @Rp.112.500 3 hari

7. Boom Mic 1 @Rp. 75.000 @Rp. 225.000 3 hari

PRODUKSI UNIT

8. Transport 1 mobil @Rp. 800.000 Rp. 800.000 3 hari

9. Konsumsi All crew +

Narasumber

@ Rp. 700.000 Rp.700.000 3 hari

10. Karcis Tol 1 mobil @Rp. 300.000 Rp.300.000

11. Sewa sintren @Rp.2.000.000 Rp.2.000.000 1 hari

12. Supir @Rp. 400.000 Rp. 400.000 2 hari

13. Bingkisan

narasumber

2 orang @Rp.150.000 Rp. 300.000

PASCA PRODUKSI

14. DVD-R 2 @Rp.15.000 Rp. 30.000

15. Cetak cover & 2 @Rp.25.000 Rp. 50.000

Page 14: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

31

tempat DVD

16. Cetak Poster 2 @Rp. 10.000 Rp. 20.000

17. Cetak dispro 1 @Rp. 100.000 Rp.100.000

Fotocopy Dispro 2 @Rp.40.000 Rp.80.000

SUB TOTAL Rp. 8.617.500

BIAYA TAK TERDUGA Rp. 382.500

TOTAL Rp. 9.000.000

Page 15: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

32

Shooting Schedule

Produksi : BSI Produser : Deni aryanto

Judul : Warisan leluhur Sutradara : M. Hidayat

Durasi : 20 menit Penulis naskah : Ida Farida

Tabel III.3 Shooting Schedule

No. Hari dan Tanggal Waktu pelaksanaan Kegiatan

1.

Sabtu, 20 Mei 2017

11:00-11:30 Memeriksa perlengkapan

2. 11:30-13:00 Perjalanan ke lokasi

13:00-13:30 Isoma

3. 13:30-14:30 Wawancara Narasumber

4. 14:30-16:00 Coffee Break/ isoma

5. 16:00-17:00 Set lokasi pementasan sintren

6. 17:00-18-00 Isoma

7. 18:30-20-00 Shooting pentas sintren

8. 20:30-21:00 Coffee break

9. 21:00-22:00 Evaluasi shooting hari pertama

10.

Minggu, 21 Mei 2017

08:00-08:30 Memeriksa perlengkapan

11. 08:30-10:00 Perjalanan ke lokasi

12. 10:00-10:30 Coffee Break

13. 10:30-12:00 Wawancara Narasumber

14. 12:00-12:30 Isoma

15. 12:30-13:30 Pengambilan insert gambar

16. 13:30-14:30 Perjalanan ke lokasi kedua

17. 14:30-15:30 Shooting penari sintren

18. 16:00-17:30 Perjalanan ke lokasi kedua

Page 16: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

33

19. 17:30-18:30 Isoma

20. 18:30-20:00 Shooting latihan sintren

21. 20:00-20:30 Coffee Break

22. 20:30-21:00 Evaluasi Shooting hari kedua

23.

Senin, 22 Mei 2017

06:00-06:30 Memeriksa perlengkapan

24. 06:30-08:00 Perjalan ke lokasi

25. 08:00-09:00 Wawancara Narasumber

26. 09:00-09:30 Coffee Break

27. 09:30-10:30 Pengambilan insert gambar

28. 10:30-11:00 Evaluasi shooting hari ketiga

Page 17: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

34

Call Sheet

Produksi : BSI Produser : Deni aryanto

Judul : Warisan leluhur Sutradara : M. Hidayat

Durasi : 20 menit Penulis naskah : Ida farida

Tabel III.4 Call Sheet

CREW

No. Nama Jabatan Alamat No. Telp./HP

1. Deni aryanto Produser Jl. Sidamukti

rt 006 rw 001,

Cirebon, jawa

barat

085322492245

Muhamad hidayat Sutradara Jl. Penganten

ali rt 04 rw

o6, kelurahan

ciracas,

Jakarta timur

085888686248

Ida farida Penulis

naskah

Jl. Cikoko

timur 1 rt 003

rw 002 no.

56, Jakarta

selatan

089616807011

Agung arista Penata

kamera

Kp. Areman

rt 003 rw 007,

cimanggis,

depok

08981213815

Ananda tri S, Editor Kp. Mampir

Rt 006/003,

Cileungsi

081283748516

Page 18: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

35

Daily Production Report

Produksi : BSI Produser : Deni aryanto

Judul : Warisan leluhur Sutradara : M. Hidayat

Durasi : 20 menit Penulis naskah : Ida farida

Tabel III.5 Daily Production Report

Hari dan tanggal : 20 Mei 2017

Lokasi : Sanggar Sekar insani, Babadan, Cirebon

Keterangan Terjadwal Pelaksanaan

Crew call 09:30.WIB 10:00.WIB

Shooting day 1 10:00.WIB 11:00.WIB

Makan siang 12:00.WIB 13:00.WIB

No. Peran Pemeran Usia Kostum On set

1. Narasumber Drs. H. Askadi

sastrasuganda

84

tahun

Casual 13:30

No. Konsumsi Dipesan/ Sendiri Realisasi

1. Break Beli Beli

Hari dan tanggal : 21 Mei 2017

Lokasi : Sanggar Sekar insani, Babadan, Cirebon

Keterangan Terjadwal Pelaksanaan

Crew call 07:30.WIB 08:00.WIB

Shooting day 1 08:00.WIB 08:30.WIB

Makan siang 11:00.WIB 11:00.WIB

Page 19: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

36

No. Peran Pemeran Usia Kostum On set

1. Narasumber Bpk. H. Sadikin 47tahun Casual 10:30

No. Konsumsi Dipesan/ Sendiri Realisasi

1. Break Beli Beli

Hari dan tanggal : 22 Mei 2017

Lokasi : Disbudparpora, Sumber, Cirebon

Keterangan Terjadwal Pelaksanaan

Crew call 05:30.WIB 06:00.WIB

Shooting day 1 06:00.WIB 06:30.WIB

Makan siang 12:00.WIB 13:00.WIB

No. Peran Pemeran Usia Kostum On set

1. Narasumber Bpk. Uuk sukarna,SE 46tahun Casual 08:00

No. Konsumsi Dipesan/ Sendiri Realisasi

1. Break Beli Beli

Page 20: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

37

Equipment List

Produksi : BSI Produser : Deni aryanto

Judul : Warisan leluhur Sutradara : M. Hidayat

Durasi : 20 menit Penulis naskah : Ida farida

Tabel III.6 Equipment List

Hari dan tanggal : 20-22 Mei 2017

Lokasi : Sanggar Sekar insani, Babadan, Cirebon

No. Nama Seri Jumlah Keterangan

1. Kamera Sony C-300 1 Sewa

2. Tripod Manfroto 1 Sewa

3. Shotgun mic Rode NTG-4 1 Sewa

4. Boom Pool Rode 1 Sewa

5. Pistol Grip Rode 1 Sewa

6. Audio recorder H4n Zoom 1 Sewa

7. Clip On Lavalier Mic 1 Milik sendiri

8. LED Light Apurture 15 inch 3 Sewa

9. Lensa Canon 50mm F/1.2 L usm 1 Sewa

Page 21: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

38

3.2 Proses Kerja Sutradara

Dalam pembuatan Dokumenter ini penulis bertindak sebagai sutradara.

Dalam program televisi peran sutradara sangatlah penting karena sutradara

bertanggung jawab terhadap hasil akhir sebuah program.

Naratama (2013:16) memberikan pengertian bahwa :

Sutradara adalah seseorang yang menyutradarai program acara televisi yang terlibat

dalam proses kreatif dari pra hingga pasca produksi. Baik untuk drama maupun

nondrama dengan lokasi di studio (indoor) maupun alam (outdoor), dan

menggunakan sistem produksi single dan/ atau multi-camera.

Sedangkan menurut Umbara dkk (2009:152) “director atau sutradara adalah

pimpinan kreatif acara yang bertanggung jawab penuh atas hasil ’’

Naratama (2013:11) menambahkan bahwa :

Sutradara adalah seseorang yang mempunyai profesi menyelenggarakan

produksi, mulai dari menganalisis naskah, mengkreasikan rekayasa artistik,

memindahkan bahan tulisan kedalam bahasa visual, memimpin kerabat kerja

televisi di berbagai bidang atau profil, seperti camera person, penata lampu,

dan lain-lain, hingga menjadi tontonan yang berbobot dan dapat dinikmati.

Dari berbagai kutipan diatas, penulis menyimpulkan bahwa sutradara adalah

seorang pemimpin kreatif dalam produksi sebuah program atau karya audio visual,

yang bertanggung jawab atas segala aspek pembentuk karya dari awal hingga akhir.

dalam proses pembuatan karya, penulis bekerja bersama anggota tim.mulai dari

penentuan ide, penyusunan konsep, penulisan naskah, produksi/pengambilan gambar,

hingga proses penyunting gambar. Penulis melakukan diskusi bersama penulis naskah

dan produser pada proses pra produksi terkait konsep penulisan naskah yang telat

Page 22: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

39

dibuat. Penulis juga melakukan diskusi kepada kamera person dalam menentukan

sudut pengambilan gambar dan pencahayaan pada saat wawancara dengan

narasumber.

Penulis bersama tim sepakat menetukan jenis dokumenter yang akan di buat

yaitu program dokumenter profil budaya, karena dalam dokumenter WARISAN

LELUHUR ini penulis bersama tim mencoba mempresentasikan profil dan sejarah

dari tari sintren dengan memberikan sebuah sketsa yang menginformasikan waktu,

tempat, dan situasi/kondisi saat itu. Selain itu penulis juga mendampingi editor pada

saat proses penyuntingan gambar atau editing.

3.2.1 Pra Produksi

Pra produksi merupakan bagian terpenting untuk menentukan proses produksi

dan pasca produksi berjalan dengan lancer. Tahapan ini menjadi tahapan utama

sebelum proses penciptaan karya.

Menurut Rahmawati dkk (2011:62) :

Pra produksi adalah salah satu tahap dalam proses pembuatan film. Pada tahap

ini dilakukan sejumlah persiapan pembuatan program non drama. Diantaranya

meliputi penulisan naskah skenario, menentukan jadwal pengambilan gambar,

mencari lokasi, menyusun anggaran biaya, mencari/mengaudisi calon

pemeran, mengurus perizinan, menentukan staff dan tim produksi, mengurus

penyewaan peralatan produksi film, persiapan produksi, dan juga pasca

produksi, serta persiapan-persiapan lainnya.

Saat pra produksi penulis bersama tim melakukan rapat menentukan ide

kreatif. Setelah melalui proses diskusi yang mendalam, tim memutuskan untuk

memproduksi program dokumenter profil budaya tentang tari sintren yang berasal

dari Cirebon. Setelah ide ditentukan peran sutradara adalah mempelajari dan

Page 23: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

40

mengembangkan ide tersebut dari sumber-sumber yang ada, sehingga dapat dipahami

secara benar.

Riset sangat dibutuhkan sebelum dokumenter diproduksi. Film hanya

mungkin dibuat berdasarkan dari yang dapat direkam kamera. Karena itu, saat

melakukan riset, harus selalu diperhatikan dan dipikirkan aspek-aspek yang ada untuk

kepentingan gambar visual.

Menurut Ayawaila (2008:55) menjelaskan bahwa “yang dimaksudkan riset

adalah mengumpulkan data atau informasi melalui observasi mendalam mengenai

subjek, peristiwa, dan lokasi sesuai tema yang akan diketengahkan.’’

Penulis melakukan riset terlebih dahulu, guna memastikan beberapa hal,

diantaranya: data-data mengenai sejarah tarian sintren, narasumber-narasumber yang

dibutuhkan dalam dokumenter, materi-materi yang berkaitan dengan tarian sintren,

situasi dan kondisi di sanggar sekar insani, dan sebagainya. Penulis dalam hal ini

berperan sebagai sutradara melakukan riset bersama seluruh tim. Hal ini

diperuntukkan agar seluruh tim paham dengan dokumenter yang akan dibuat.

Penulis memastikan lokasi berdasarkan kebutuhan gambar dalam pembuatan

dokumenter yang akan dibuat. Didalam proses produksi dokumenter penulis beserta

tim melakukan diskusi bersama untuk persiapan shooting yang terkait tekhnik

penyutradaraan serta merangkai kegiatan pengamatan atau wawancara agar ide yang

begitu luas menjadi lebih fokus dan terarah.

Page 24: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

41

Dalam hal produksi dokumenter sutradara adalah seseorang yang harus

memiliki sudut pandang dan pengamatan kuat terhadap objek dan subjeknya. Seorang

sutradara dokumenter harus mampu menafsirkan realita dengan baik sehingga tidak

menimbulkan manipulasi fakta.

Ayawaila (2008:98) menuturkan bahwa “Untuk memberikan sentuhan estetika

pada film, ada 4 topik utama yang menjadi konsentrasi sutradara, yakni: pendekatan,

gaya, bentuk, dan struktur’’.

Penulis sebagai sutradara, menggunakan pendekatan secara naratif dalam

pembuatan program dokumenter WARISAN LELUHUR ini, dengan membangun

konstruksi tiga babak penuturan atau segmentasi. Pada segmen pertama yaitu

penjelasan mengenai sejarah dari tari sintren yang berasal dari CIREBON. meliputi:

asal mula tari sintren, cara memperkenalkan tari sintren kepada masyarakat, dan

tanggapan pemerintah tentang sintren yang sudah hampir punah. Di segmen kedua

menjelaskan mengenai sejarah berdirinya sanggar Sekar insani, perbandingan sintren

modern dan tradisional meliputi: sejarah berdirinya sanggar Sekar Insani, alat-alat

musik yang di gunakan dalam pertunjukan Sintren Sekar Insani, perbandingan antara

sintren modern dan tradisional, perasaan pewaris sanggar dan pertunjukan sintren

Sekar Insani. Pada segmen yang ketiga akan menjelaskan mengenai harapan agar

sintren tradisional tidak hilang. Meliputi: harapan penerus sanggar terhadap sintren di

masa mendatang, harapan pemerintah agar masyarakat ikut melestarikan sintren

tradisional,

Page 25: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

42

Dalam hal gaya pemaparan dokumenter, penulis menggunakan tipe

pemaparan observasi (observational documentary). Penulis menempatkan posisinya

sebagai observatory.

Ayawaila (2008:101) menjelaskan “tipe observasi (observational

documentary).hampir tidak menggunakan narator. Konsentrasinya pada dialog-dialog

antar subjek-subjek.”

Proses yang selanjutnya dilakukan dalam pra produksi adalah penulis bersama

seluruh tim menentukan judul untuk dokumenter ini. Akhirnya di sepakati bersama

judul yang di berikan yaitu WARISAN LELUHUR.

3.2.2 Produksi

Menurut Irwanto dkk (2014:92) “Sutradara mulai memimpin dan mengkontrol

jalannya produksi.”

Pada tahap produksi sutradara berperan penting untuk memberikan arahan

kepada tim yang lain terutama kepada camera person untuk mengambil gambar

dengan persiapan yang telah dibahas di saat pra produksi. Sebelum melaksanakan

shooting penulis membuat director treatment sebagai acuan proses produksi. Director

treatment akan sangat berguna bagi camera person dalam melakukan tugasnya, agar

sesuai dengan naskah yang telah di sepakati bersama.

Ayawaila (2008:68) menjelaskan bahwa “fungsi treatment tak hanya berisi

urutan shot dan adegan, tapi juga secara konkret berisi yang berkaitan dengan judul

dan tema, sehingga merupakan the treatment of the story.”

Page 26: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

43

Saat memulai shooting penulis mengacu pada director treatment. Runtutan

adegan didalam director treatment penulis berikan kepada camera person sebagai

acuan pengambilan gambar.akan tetapi director treatment juga tidak memaksakan

kepada camera person terkait penentuan type of shot, penyusunan scene, dan

sequence dalam susunan alur cerita, karena kreatifitas akan berkembang di lapangan

saat produksi dilaksanakan.

Penulis juga memastikan satu tahapan penting yaitu mengumpulkan data-data

dan memastikan segala sesuatu di lokasi shooting agar sesuai dengan jadwal shooting

dan alur cerita. Kemudian penulis menjelaskan kepada camera person terkait

kebutuhan gambar beserta motivasinya. Penulis juga harus selalu siap menjawab

pertanyaan camera person terkait hal-hal teknis pengambilan gambar, seperti: angel,

jenis shot, ataupun movement yang digunakan. Hal tersebut dilakukan guna

menyesuaikan posisi kamera agar dapat merekam gambar atau kegiatan sesuai alur

cerita.

Saat proses produksi, penulis merealisasikan sebuah ide menjadi sebuah

tayangan dokumenter yang dikemas dengan realita. Dalam hal ini hasil wawancara

subjek atau narasumber harus menjadi kekuatan dalam penyampaian isi dokumenter.

Untuk itu penulis sebagai sutradara mengarahkan subjek-subjek tersebut agar proses

wawancara berjalan sesuai yang direncanakan.

Page 27: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

44

3.2.3 Pasca Produksi

Setelah proses produksi selesai, penulis memasuki satu tahapan akhir dari

pembuatan dokumenter WARISAN LELUHUR ini, yaitu pasca produksi. Pasca

produksi adalah salah satu tahap dari proses pembuatan film. Tahap ini dilakukan

setelah proses produksi di lakukan. Pada tahap ini terdapat beberapa aktivitas seperti

pengeditan film, pemberian efek khusus, pengoreksian warna, pemberian suara dan

musik latar, hingga penambahan animasi. Pada proses pasca produksi, penulis

melakukan diskusi dengan editor dalam melakukan penyusunan gambar-gambar dan

penuturan-penuturan dari narasumber.

Menurut Ayawaila (2008:138) memaparkan :

Sutradara dokumenter berkonsentrasi pada sejumlah adegan, waktu, dan aksi. Seluruh

pengambilan gambar baru memiliki arti informasi yang konkret setelah proses

penyuntingan selesai dilakukan. Editing berfungsi untuk merangsang suatu kreasi

berdasarkan shot yang ada, yang kemudian dikemas menjadi suatu karya film utuh.

Untuk memudahkan proses editing, penulis membuat editing script

berdasarkan wawancara yang telah dibuat penulis naskah sebelumnya. Editing script

tersebut penulis berikan kepada editor sebagai acuan. Hal ini dimaksudkan untuk

memudahkan editor dalam menyusun potongan gambar beserta penuturan

narasumber sesuai struktur cerita.

Penulis membebaskan editor dalam mengeksplorasi kemampuannya dalam

proses pasca produksi ini, selama masih berpegangan kepada director treatment yang

Page 28: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

45

telah dibuat. Tidak menutup kemungkinan kreatifitas editor akan menambah nilai

dramatik dan estetika dalam dokumenter.

Setelah seluruh stock shot gambar dan narasumber tersusun, penulis dan

editor mencoba memasukan musik sebagai unsur pendukung. Musik akan menambah

unsur dramatik dalam dokumenter WARISAN LELUHUR ini.

3.2.4 Peran dan Tanggung Jawab Sutradara

Peran dan tanggung jawab sutradara sangat penting dan tidak mudah karena

bertanggung jawab penuh terhadap karya yang dibuat.

Menurut Naratama (2004:28) pemahaman tentang peran dan tanggung jawab

seorang sutradara televisi yang sangat kompleks sebagai berikut:

1. Sutradara sebagai pemimpin

Jiwa kepemimpinan, itulah modal utama seorang sutradara. Tanpa leadership

anda tidak akan menciptakan karya seni sesuai yang anda inginkan.

2. Sutradara sebagai seniman

Sebagai creator yang bertanggung jawab terhadap karya akhir tayangan

visual, seorang sutradara dituntut untuk menjadi seorang seniman yang

mempunyai suatu cita rasa tinggi tentang suatu nilai kesenian dan

kebudayaan.

Page 29: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

46

3. Sutradara sebagai pengamat program

Menjadi sutradara televisi tidak hanya dituntut untuk berkreasi, tetapi di tuntut

untuk menjadi pengamat yang mengerti kondisi dan kebutuhan suatu stasiun

televisi, sponsor, dan penonton

4. Sutradara sebagai penasehat teknik

Seorang sutradara harus siap menjalankan tugas sebagai penasihat teknik

produksi, baik untuk produksi single maupun multi-camera.

Dari pemahaman tersebut penulis menyimpulkan bahwa peran dan

tanggung jawab penulis sangat penting. Penulis harus benar-benar memiliki

jiwa kepemimpinan dan dapat berkoordinasi dengan baik kepada tim yang

lain, agar dapat mengkreasikan sebuah karya yang diciptakan.

Dalam peranannya sutradara bertanggung jawab sebagai pemimpin

kreatif mulai dari pra produksi, produksi, hingga pasca produksi. Penulis

harus mampu membangun sebuah gagasan, melakukan riset, menyusun alur

cerita, menyusun desain produksi, shooting, penyuntingan gambar dan suara

di meja editing yang dibantu oleh editor. Seorang sutradara harus mampu

melakukan pendekatan khusus dengan subjek atau narasumbernya. Selain itu

sutradara harus mampu memimpin tim saat produksi di lapangan, termasuk

membantu camera person dalam proses pengambilan gambar.

Page 30: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

47

Berikut ini adalah tahapan penulis dalam perannya sebagai sutradara,

antara lain:

1. Penulis mengembangkan sebuah ide yang telah tercipta dan di

sepakati bersama saat pra produksi. Penulis menyusun ide tersebut

berdasarkan naskah yang telah dibuat oleh penulis naskah, agar

menjadi sebuah konsep yang menarik dan penting untuk sebuah

program dokumenter. Dalam hal ini penulis mengembangkan

konsep sesuai dengan tema yang akan diangkat, yaitu awal mula

kesenian Sintren cirebon, perbandingan sintren modern dan

tradisional serta pelestarian sintren tradisional yang hampir hilang.

2. Penulis melakukan riset ke lokasi guna memastikan beberapa hal,

diantaranya: menentukan narasumber terkait dokumenter

WARISAN LELUHUR, mendapatkan data-data sejarah kesenian

sintren, dan melihat kondisi langsung di lapangan agar dapat

menentukan elemen-elemen yang akan dimasukan dalam

dokumenter.

3. Penulis melakukan pendekatan kepada narasumber, agar tercipta

keakraban antara penulis dan narasumber. Hal ini dimaksudkan

agar memudahkan penulis dalam menggali informasi pada saat

riset, khususnya pada saat wawancra dilakukan.

Page 31: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

48

4. Penulis membuat director treatment sebagai acuan camera person

dalam proses pengambilan gambar.

5. Penulis bersama camera person melakukan proses pengambilan

gambar, mulai dari proses wawancara bersama narasumber hingga

pengambilan stock shot gambar pendukung lainnya.

6. Penulis selalu berkomunikasi dengan produser terkait kebutuhan-

kebutuhan penunjang narasumber, seperti akomodasi makan dan

minum.

7. Penulis mendampingi editor dalam proses pasca produksi untuk

memilih stock gambar yang akan digunakan agar sesuai dengan

alur penceritaan.

3.2.5 Proses Penciptaan Karya

Dalam produksi dokumenter televisi tugas akhir yang berjudul WARISAN

LELUHUR penulis berperan sebagai sutradara karena penulis sangat tertarik untuk

mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan penyutradaraan baik untuk televisi

maupun film. Penulis juga ingin menerapkan apa yang sudah penulis dapat selama

proses perkuliahan, adapun tahapan dalam proses penciptaan karya yang penulis

lewati yaitu sebagai berikut:

a.Konsep kreatif

Warisan Leluhur merupakan sebuah dokumenter profile budaya yang

bercerita tentang profile suatu kesenian tradisional yang bernama Sintren. Di zaman

Page 32: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

49

yang sudah modern ini, sintren sudah sangat jarang sekali di tampilkan. Sebagai salah

satu bentuk pelestarian kebudayaan tradisional, khususnya untuk masyarakat

setempat. Bentuk dokumenter profile budaya dipilih karena dianggap yang paling

tepat menceritakan kebudayaan Sintren secara keseluruhan.

Penulis membuat dokumenter WARISAN LELUHUR dengan menggunakan

struktur penuturan tematis, yaitu memenggal beberapa kelompok tema dalam

dokumenter dan menggabungkannya hingga menjadi satu kesatuan cerita. Untuk

menceritakan mengenai kesenian sintren, penulis memecah beberapa bagian dari

subjek, seperti awal mulanya kesenian sintren, cara memperkenalkan sintren, harapan

narasumber agar sintren tidak hilang, hingga siapa yang akan meneruskan sanggar

sintren. Dari penggalan-penggalan tema tersebut, penulis menggabungkannya dan

membentuk alur cerita sehingga terbentuk secara keseluruhan profil dari kesenian

sintren.

Penulis menggunakan gaya observasi dalam pemaparan dokumenter ini. Gaya

observasi dimaksudkan agar penuturan-penuturan atau dialog-dialog antar subjek

menjadi titik utama kekuatan cerita. Dalam konsep kreatif terdapat 3 bagian yaitu:

a.Ide

Pada saat pra produksi penulis mengembangkan sebuah ide yang telah tercipta

dan disepakati bersama oleh tim. Penulis menyusun ide tersebut berdasarkan naskah

yang telah dibuat oleh penulis naskah, agar menjadi sebuah konsep yang menarik dan

penting untuk sebuah program documenter. Dalam hal ini penulis mengembangkan

Page 33: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

50

konsep sesuai dengan tema yang akan diangkat. Dan penulis juga membuat director

treatment sebagai acuan dalam proses pengambilan gambar.

b.Pengambilan gambar

Penulis memasuki produksi,penulis berdiskusi dengan camera person dan editor,

agar setiap director treatment yang sudah penulis buat dapat diinterpretasikan dengan

baik. Pada tahapan produksi, penulis mengarahkan setiap anggota tim dengan

director treatment. Penulis berkoordinasi dengan produser untuk memastikan tidak

ada penjadwalan yang berubah. Selanjutnya penulis juga melakukan wawancara

kepada narasumber yang sudah ditetapkan.

c.Penceritaan directing

Setelah pengambilan gambar penulis memasuki pasca produksi. Pasca produksi

penulis mendampingi editor untuk menyusun gambar dalam penempatan alur agar

sesuai dengan kesepakatan sehingga dapat mencapai hasil akhir yang baik untuk

dinikmati. Oleh sebab itu dalam pasca produksi kerjasama yang baik antara sutradara

dengan editor sangat mempengaruhi hasil akhir sebuah karya.

b.Konsep Produksi

Saat proses produksi dilaksanakan konsep produksi mempunyai fungsi agar

produksi yang di laksanakan dapat terencana dan tersusun sesuai dengan konsep yang

telah ditentukan oleh tim. penulis sebagai sutradara memiliki peranan paling besar

dalam mengatur proses shooting agar berjalan dengan lancar. Mulai dari memimpin

tim produksi, mengarahkan subjek dalam hal ini narasumber, serta selalu siap

Page 34: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

51

terhadap hal-hal yang tak terduga selama proses produksi berlangsung. Saat proses

pengambilan gambar berlangsung, penulis lebih banyak bekerja sama dengan camera

person. Penulis memberikan director treatment kepada camera person sebagai acuan

pengambilan gambar.

Dalam produksi dokumenter WARISAN LELUHUR ini, penulis dan tim

melaksanakan shooting selama tiga hari di sanggar Sekar Insani. Sesuai dengan

shooting schedule yang telah disusun dan disepakati bersama, penulis mengutamakan

pengambilan wawancara narasumber pertama terlebih dahulu. Didalam dokumenter

ini, penulis memutuskan tiga orang yang terdiri dari pendiri sanggar, penerus sanggar,

dan pemerintah budaya kabupaten Cirebon, yang akan menjadi narasumber. Penulis

mendahulukan pengambilan wawancara dengan narasumber pertama yang dilakukan

didalam ruangan (indoor),untuk mengejar waktu narasumber pertama. Sebelum

proses wawancara di lakukan, penulis mengarahkan sekaligus mengingatkan kembali

narasumber mengenai hal-hal yang akan ditanyakan dalam wawancara. Saat proses

wawancara dilaksanakan, penulis bertanya satu per satu pertanyaan yang telah

disiapkan oleh penulis naskah didalam Treatment Of Reference (TOR). Penulis

mendengarkan jawaban-jawaban yang diberikan narasumber, dan tak jarang banyak

juga pertanyaan-pertanyaan yang berkembang diluar dari daftar pertanyaan yang telah

disiapkan. Penulis merasa pengembangan-pengembangan pertanyaan tersebut akan

semakin memperkaya isi pesan didalam dokumenter WARISAN LELUHUR ini.

Meskipun begitu penulis akan memilih dan menyesuaikan kembali dengan director

treatment yang telah dibuat oleh penulis.

Page 35: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

52

c.Konsep Tekhnis

Sebagai seorang sutradara, tekhnis juga harus menjadi hal-hal yang perlu

diperhatikan. Sebab seorang sutradara tidak hanya bertugas mengarahkan narasumber

atau talent, tetapi aspek-aspek teknis pembentuk film lainnya termasuk perekaman

gambar. Dalam konsep tekhnis dokumenter WARISAN LELUHUR ini, penulis

membuat director treatment yang berisi gambaran keseluruhan dokumenter ini dari

awal hingga akhir. Director treatment didalamnya berisi peristiwa atau kegiatan apa

saja yang harus direkam oleh camera person saat proses shooting berlangsung,

berikut juga gambarannya seperti shot size yang digunakan, angle dan juga

movement.

3.2.6 Kendala Produksi Dan Solusinya

1. PRA PRODUKSI

Kendala: pada tahapan pra produksi penulis mengalami beberapa hambatan

yaitu penulis susah untuk menyatukan ide dengan crew untuk film yang akan

dibuat.

Solusi: dalam hal ini penulis sebagai sutradara mengambil jalan tengah

dengan menampung aspirasi dari semua crew, dan menyatukan aspirasi dari

semua crew.

Page 36: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

53

2. PRODUKSI

Kendala:

a. Schedule yang tidak sesuai dengan waktu yang di tentukan dalam

shooting schedule, terutama saat proses pentas. Jadwal pentas yang

tidak sesuai dari waktu yang ditentukan, karena pendiri sanggar harus

melakukan pekerjaan di luar program documenter ini.

b. Sang penari yang dirasuki makhluk halus ketika shooting sedang

berjalan.

Solusi:

a. Mengambil keputusan untuk mengatur ulang shooting schedule

dengan produser.

b. Meminta crew untuk menghentikan shooting, dan memerintahkan

salah satu dari tim kami mencari orang yang bisa menyembuhkan

penari dari kerasukan makhluk halus tersebut.

` 3. Pasca produksi

Kendala: ketika dalam pasca produksi, penulis mengalami hambatan yaitu

ketika memilih gambar bersama penata kamera, laptop yang digunakan sangat

lambat.

Solusi: penulis meminjam laptop yang memiliki spesifikasi laptop yang lebih

tinggi agar gambar bisa dipilih dengan lancer.

Page 37: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

54

3.2.7 Lembar kerja sutradara

a. Outline Naskah

b. Treatment

Page 38: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

55

Outline Naskah

Production : BSI Produser : Deni Aryanto

Judul : WARISAN LELUHUR Sutradara :Muhamad hidayat

Durasi : 20 menit Penulis Naskah: Ida Farida

Tabel III.7 Outline Naskah

NO SEGMENT KETERANGAN AUDIO

1 1 Colour Bar

Bumper BSI

Program ID

Countdown

2 1 Insert obor Pemujaan

Page 39: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

56

3 1 Insert Nayaga

memainkan

alat musik

yang terbuat

dari bamboo

Pemujaan

4 1 Insert Bidadari

menari

Pemujaan

5 1 Insert Penari

sintren yang

sudah memakai

pakaian sintren

sedang menari

didampingi

oleh pawing

(main title)

Pemujaan

6 1 Insert Gapura

selamat datang

di kabupaten

Cirebon

Atmosfer jalan

raya

Page 40: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

57

7 1 Insert Lalu

lintas kawasan

Cirebon

Atmosfer jalan

raya

8 1 Insert

Pangkalan

becak

Atmosfer

9 1 Insert Nelayan

baru pulang

melaut

Atmosfer

10 1 Establish

depan rumah

mamae titin

Instrumental

gending

11 1 Insert spanduk

acara

narasumber

mamae titin

yang berada

dalam acara

sambel terasi

Piagam

Instrumental

gending

Instrumental

Page 41: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

58

penghargaan

mamae titin

gending

12 1 Wawancara

sejarah sintren

dengan

narasumber

mamae titin

selaku

seniman/

pembuat

sintren.

Insert penari

yang sudah

berpakaian

busana sintren

yang sedang

ingin dikurung

Insert gambar

presiden

jenggot dan

nyonya

Sintren itu

bermacam-macam

versi dek,

tergantung

daerahnya. Tapi

kalau beranjak

dari Cirebon,

waktu zaman

belanda, ada

seorang presinden

yang berasal dari

belanda, yang

benama presiden

jenggot. Punya

anak perempuan

yang namanya nya

delamour.kemudia

n bercinta kasih

dengan seorang

pinangeran asal

Page 42: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

59

delamor

Insert gambar

nyonya

delamor

Insert gambar

gapura keratin

kesepuhan.

Insert gambar

para bidadari

sintren yang

sedang pentas.

Insert penari

yang sedang

berjoget

dengan tangan

yang sudah

diikat.

Insert gambar

bidadari yang

sedang duduk

Cirebon, Cuma

Karena itu putri

belanda, dan juga

dari sini putra

daerah, oleh orang

tuanya tidak di

setujui. Terjadinya

dengan nonya

delamour itu

kanakhirnya sang

belanda itu marah-

marah, maka di

borgol lain- lain.

Karena

mengandung di

luar nikah. Yang

nontonnya juga

banyaknya laki-

laki, jadi adate

wong nonton,

jaluk di rubah

kira-kira laisnya

Page 43: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

60

dan

menyanyikan

lagu-lagu

untuk sintren

wadon.terjadilah

pergeseran

adegan. Yang

tadinya laki-laki di

sebut lais.

13 1 Insert bidadari

sedang duduk

sambil

menyanyikan

lagu sintren

Pemujaan

14 1 Insert mamae

titin sedang

mengawasi

grup sintren

saat pentas

Pemujaan

15 1 Insert gambar

penari sedang

menari dan

tubuhnya

sudah terikat

oleh tali

Pemujaan

Page 44: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

61

16 1 Establish

gambar gunung

Instrumental

gending

17 1 gambar warga

masyarakat

setempat yang

sedang

mengendarai

sepeda motor

Instrumental

gending

18 1 gambar plang

sekolah MTS

al-ikhlas

mayung

Instrumental

gending

19 1 Gambar

narasumber ke

dua, H.Sadikin

yang sedang

berjalan

kekelas

Instrumental

gending

18 1 Gambar narasumber

H. Sadikin mengawas

siswa yang sedang

Instrumental gending

Page 45: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

62

ujian

19 1 Establish gapura desa

babadan

Instrument gending

20 1 Gambar plang yayasan

sekar insani

Wawancara H.sadikin

mengenai sejak kapan

sanggar sekar insani

berdiri

Insert H.sadikin

sedang mengajarkan

tari sintren.

Instrumental gending

Kalau sekar insani itu yah

dari tahun 1989. Ketika

itu regu kami mengikuti

lomba, kemudian kami

punya niat untuk

mengembangkan sintren,

setiap lomba mucapir

kami tayangkan, sebelum

penilaian dan penilai juga,

karena menyaksikan

bagaimana dengan

sintren. Sehingga mereka

bisa terhipnotis dengan

sintren ini.

21 1 Insert gambar para Terap banda

Page 46: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

63

bidadari sintren

sedang berlatih

sebelum tampil

22 1 Insert H. Sadikin

sedang mengawasi

anak didiknya yang

sedang berlatih tari

sintren.

Rame-rame

23 1 Lalu lintas Atmosfer

24 1 Aktivitas pegawai

pemerintahan

Atmosfer

25 1 Plang pemerintah

kebudayaan kabupaten

Cirebon.

Atmosfer

26 1 Establish kantor

pemerintah

kebudayaan cirebon

Atmosfer

27 1 Wawancara

pemerintah

kebudayaan kab.

Jadi tanggan pemerintah

terhadap kesenian sintren

yang sudah hampir punah,

Page 47: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

64

Cirebon tentang

bagaimana tanggapan

pemerintah terhadap

sintren yang akan

hilang?

Insert bidadari sekar

insani sedang berlatih

Insert alat music

gending

kami selaku pemerintah,

sangat prihatin. Karena

kesenian ini, merupakan

kesenian yang penuh

dengan filosofi, dan nilai-

nilai kehidupan. Anak-

anak muda sekarang,

karena melihat, alat- alat

music modern yang

berbau pop , ya mereka

beranggapan bahwa, aalat

musik tradisional sudah

kuno sekali.

28 1 Segment satu di tutup

dengan penari sintren

menari di bawah senja

sore hari.

Pemujaan

29 2 Insert Mamae titin

sedang mengawasi

latihan nayaga /

pemain alat music.

Atmosfer

Page 48: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

65

30 2 Wawancara mamae

titin tentang sejak

kapan mamae titin

membuat sanggar

sintren.

Insert piagam

penghargaan mamae

titin.

Bidadari sintren

sedang berdandan

Tahun 60-an itu saya

sudah membuat sintren

dek. Sambil sandiwara,

kalau sandiwara tahun 55

sampai 64. Kemudian

kalau malam-malamnya

itu membuat sintren, jadi

sekitar tahun 60-an itu

saya sudah membuat

sintren.

31 2 Wawancara dengan

mamae titin tentang

apa saja alat yang di

gunakan dalam sintren

Insert gambar alat

music sintren

tradisional.

Kalau sintren dari kami

itu masih menggunakan

buyung, kendi, yang kecil

untuk gong cilik, jadi di

bolongi lalu di tiup,

akhirnya terjadilah suara

gong cilik. Nah gong gede

ada bamboo yang besar,

kemudian didalamnya ada

kayu kecil, nanti di tiup.

Page 49: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

66

Dan dudukannya ya kayu

atau balatnya masih

menggunakan alat music

tradisionalamboo.

Sekarang sih malah sudah

ada organ, dan segala

macam, ya terserah itu

sih. Tapi kalo di kami

32 2 Establish gambar

lambang pemerintahan

kabupaten Cirebon.

-

33 2 Wawancara dengan

narasumber

pemerintah kabupaten

Cirebon tentang

tanggapan pemerintah

tentang sintren modern

Insert contoh pentas

sintren modern

Teman-teman seniman

sintren, sudah berupaya

mengemas sintren supaya

lebih menarik di

kolaborasikan dengan

karawitan, dan seni tari.

Tapi mereka saya titipkan

jangan sampai merusak

akar dan warna dari

sintren tersebut.

Page 50: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

67

34 2 Wawancara dengan H.

sadikin tentang kenapa

H.sadikin tetap

mempertahankan

sintren yang masih

menggunakan alat

music tradisional?

Sintren yang kami kembangkan

ini bukan sintren yang berbau

bisnis. Kalau sintren yang berbau

bisnis, ia akan menerima kalau

dalam istilah sini tuh di tanggap.

Atau diundang oleh orang hajatan

yang bisa satu hari satu malam.

Tapi yaitu dengan dangdutan,

sementara sintren kami (sekar

insani) sintren yang ingin

mempertahankan ke aslian

budaya yang aslinya.

35 2 Festival caruban yang

digelar oleh

pemerintah cirebon

Wawancara dengan

pemerintah kabupaten

Cirebon tentang

langkah atau program-

program apa saja yang

pemerintah sudah

Atmosfer

Program-program

pemerintah untuk

melestarikan kesenian

tradisional, selain

pagelaran, kami juga

merevitalisasi, supaya

kesenian itu bisa tampil

Page 51: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

68

lakukan agar sintren

tidak akan hilang?

dan eksis lagi, kemudian

merekontruksi apabila

kesenian itu sudah di

anggap punah tapi pelaku-

pelakunya masih ada.

Kemudian selanjutnya

dengan cara pewarisan,

36 2 Wawancara dengan H.

sadikin tentang apakah

peran pemerintah

menurut anda sudah

cukup untuk ikut

dalam melestarikan

sintren tradisional?

Masih sangat kurang

sekali perhatian

pemerintah terhadap

budaya daerah, yaitu tadi

salah satu bukti bahwa,

semenjak kami berdiri

tahun 1989, sampai

sekarang belum sama

sekali menerima

semaccam bantuan dana

maupun baik, itu untuk

perlengkapan, ataupun

untuk yang lain, sama

sekali belum. Sehingga

bisa disimpulkan bahwa,

Page 52: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

69

perhatiannya masih sangat

kurang sekali.

37 2 Persiapan pentas para

crew menaikkan alat-

alat musik sintren ke

dalam mobil

Instrumental gending

38 2 Pentas sintren

Penari menari dengan

background hitam

Gambar dua lampu

teplok

Pemujaan

Rame-rame

Terap banda

Mamae

menyinden(Kembang jae

laos)

Mamae menyinden

(kembang jae laos)

39 3 Wawancara dengan

H.sadikin tentang

bagaimana perasaan

H. sadikin diberikan

amanat untuk

Jadi perasaan saya di

berikan kepercayaan

untuk meneruskan sintren

dari mamae titin, saya

merasa senang dan

bangga, karena tidak

semua orang diberikan

kepercayaan ini. Di

samping itu juga, saya

sebagai pemuda yang ada

di Cirebon ini salah satu

Page 53: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

70

meneruskan sanggar

sintren sekar insani

yang harus bertanggung

jawab, mempertahankan

bagaimana budaya

tradisional, terutama

budaya sintren sekar

insani yang harus kita

teruskan sehingga tidak

akan hilang.

39 3 Wawancara dengan

mamae titin tentang

apa harapan mamae

titin agar sintren tidak

hilang?

Jadi anak muda masih

diteruskan, jangan sampai

hilang sintren ini.

Barangkali untuk

keperluan pemerintah,

agar masih tetap bisa.

40 3 Wawancara dengn

pemerintah

kebudayaan kab.

Cirebon tentang apa

langkah kedepannya

pemerintah agar

kesenian di ccirebon

tidak akan hilang?

Kita tiap tahun dengan

anggaran yang terbatas

tentunya belum tercover

semua, mangkannya kita

setiap tahun

pertimbangkan, mana

yang harus dahulukan dan

selamatkan.

41 3 Wawancara dengan H.

Sadikin tentang apa harapan

bapak terhadap pemerintah

Harapan saya terhadap

pemerintah itu ya harus

ada perhatian khusus

Page 54: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

71

agar sintren dan kesenian

yang lain tidak hilang /

punah?

terhadap kesenian-

kesenian tradisional,

kalaupun kita dari bawah,

bersikeras ingin

mengembangkan budaya

tradisional terutama

sintren Sekar Insani,

kemudian tidak ada sama

sekali perhatian dari

pemerintah saya yakin

sekali kesenian sintren

akan punah/hilang

42 3

Awancara dengan

pemerintah

kebudayaan

kab.cirebon tentang

apa harapan

pemerintah kepada

masyarakat Cirebon

agar ikut membantu

melestarikan sintren?

Jadi harapan kami dari

pemerintah kab. Cirebon

kepada masyarakat,

khususnya pada kaula

muda sebelum kita

mencintai kesenian yang

datang dari luar, di kita

banyak kesenian yang

harus kita ketahui, karena

di situ banyak nilai-nilai

Page 55: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

72

filosofi, nilai kehidupan,

dan banyak yang masih

kita pelajari. Jadi mari

kita cintai kesenian kita,

supaya kesenian kita bisa

menjadi tuan rumah di

daerahnya.

43 3 Penari menari di

senja hari

Mamae titin (pemujaan)

44 Filosofi title

Cv Crew

Behind The Scene

Copyright

Page 56: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

73

Treatment

Premis : budayawan mempertahankan tarian tradisional

Pewaris leluhur ini akan melihatkan beberapa bagian dari pentas kesenian sintren

yang meliputi: detail obor, nayaga atau pemain musik sedang memainkan tutukan,

bidadari yang sedang menari unutuk menyambut sang penari, penari yang sudah

berpakaian sambil terikat tangannya sedang menari, lalu masuk title atau judul film

dokumenter warisan leluhur.

Pewaris leluhur akan di buka dengan plang selamat datang kabupaten Cirebon, di

lanjutkan dengan lalu lalang kendaraan yang berada di jalan raya, gambar aktivitas

masyarakat Cirebon seperti tukang becak yang sedang menunggu penumpang, hingga

nelayan yang baru saja pulang melaut.

Menceritakan tentang sejarah Sintren yang berarti sindiran yang di perankan oleh

seorang wanita. Lais artinya sial ( yang tertangkap) di perankan oleh seorang pria.

Didukung oleh rampak tembang menggunakan sair bahasa sandi atau pitutur kepada

penonton, maksudnya kita ingin bebas merdeka. Instrument yang di gunakan terdiri

alat-alat gerabah, seperti kendi, buyung, bambu, ilir/kipas pelapah pinang dll. Secara

tidak sengaja mereka mencari air dingin/bersih pada waktu musim kemarau dan

sambil duduk istirahat sembunyi alat-alat tersebut terciptalah penunjangan gamelan

sintren atau lais.

Page 57: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

74

Dengan kisah si lais banyak seniman zaman dahulu yang membuat tarian tradisonal

ini sebagai menceritakan kisah-kisah nyata tersebut. Salah satunya MAMAE TITIN si

pendiri sanggar sekar insani dari desa bayangan kecamatan bojong jati.

Segment 1

1.CUT TO:

Interview dengan mamae titin selaku pendiri dari sanggar tarian tradisional

(sintren)sekar insani. Mamae titin menceritakan: sejarah tentang sintren atau lais,

bagaimana seniman menciptakan tarian sintren ini, sejarah tentang sintren. Gambar-

gambar pendukung seperti gambar foto presiden belanda kala itu, gambar nyonya

delamour yang menjadi tokoh dalam sejarah sintren, serta gambar kesepuhan

Cirebon.

Mamae titin seorang budayawan pendiri sanggar yang sudah menginjak usia senjak

mengalami rasa kegelisahan akan runtuhnya budaya sintren ini, dengan seiringnya

waktu beliau memutuskan untuk mewariskan budaya sintren kepada H. sadikin

dengan penuh kepercayaan dan harapan mewariskan budaya sintren ini kepada bapak

Sadikin supaya nantinya tari tradisional asal Cirebon ini bisa di kenal dengan cucu-

cucunya.

Kegiatan bapak Sadikin selain mengurus sanggar sintren sekar insani, juga sebagai

pengajar di MTs AL-IKHLAS MAYUNG.

2.CUT TO:

Interview dengan bapak Sadikin tentang tahun berapa sanggar sekar insani didirikan:

bapak Sadikin menceritakan awal mula sanggar Sekar Insani, serta tahun didirikannya

sanggar Sekar Insani. Gambar-gambar pendukung seperti bapak sadikin yang sedang

mengajar tari sintren

3.CUT TO:

Page 58: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

75

Interview dengan bapak Uuk Sukarna selaku kepala kebudayaan kabupaten Cirebon

tentang tanggapan pemerintah kepada sintren modern: bapak Uuk Sukarna

memberikan tanggapan tentang sintren modern.

4.CUT TO:

Interview dengan bapak Uuk Sukarna selaku kepala kebudayaan kabupaten Cirebon

tentang program apa yang akan di berikan untuk melestarikan sintren tradisional.

Segement satu lalu di tutup dengan penampilan penari sintren yang menari di senja

hari.

Segment 2

Memasuki segment kedua memperlihatkan Mamae Titin yang sedang mengawasi

latihan para crew sanggar yang Mamae Titin pimpin.

1.CUT TO:

Interview dengan Mamae Titin tentang sejarah berdirinya sanggar sintren yang

mamae pimpin dan alat musik yang digunakan untuk penampilan sintren. Gambar-

gambar pendukung seperti piagam penghargaan yang mamae dapat dari pemerintah

Cirebon dan gambar pemain musik sintren yang sedang memainkan alat musik

sintren yang masih modern

2.CUT TO:

H. sadikin membicarakan dan mengambarkan bagaimana prosesnya dalam

memperkenalkan sintren ke masyarakat sekitar maupun masyarakat yang berada di

luar kota Cirebon.

Dengan berjalannya waktu H. sadikin kini mengalami kesulitan untuk memegang

amanah dari mamae titin, semakin lama H. sadikin merasa sulit memperkenalkan tari

Page 59: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

76

tradisional sintren ini kemasyarakat. Karena dengan berkembangnya jaman banyak

sekali tarian sintren di tempat lain sudah di kemas secara modern untuk bisa

memperkenalkan sintren supaya sintren-sintren di tempat lain lebih terkenal.

3.CUT TO:

Wawancara H. sadikin ia mengatakan: H. sadikin tetap ingin menpertahankan sintren

sebagai tari tradisional dan alat musik yang beliau kenalkan harus tetap seoriginal

mungkin, tanpa mengubah sedikitpun tari tradisional sintren dari Cirebon ini. Tetapi

dengan niat baiknya untuk menjaga kemurnian sintren ini, masyarakat tidak tertarik

untuk mempelajari maupun mengetahui sintren tradisional ini.

4.CUT TO:

Wawancara kepada pemerintah kebudayaan pariwisata ia mengatakan: dengan

adanya tarian sintren versi modern dan alat musik yang di gunakan sudah mulai

modern, pemerintah akan membantu H. sadikin untuk bisa ikut melestarikan tari

tradisional sintren dengan mempertahankan musik yang masih tradisional.

5.CUT TO:

Wawancara H. sadikin ia mengatakan bahwa pemerintah kebudayaan pariwisata ini

hanya punya banyak wacana saja, tapi sampai sekarang rencana untuk membantu tari

tradisional sintren untuk masyarakat bisa mengenal lagi belum ada wujud apapun dari

pemerintah.

6.CUT TO:

Wawancara pemerintah kebudayaan pariwisata ia mengatakan: memberikan bukti-

bukti otentik sebagaimana ia ikut membantu H.sadikin untuk melestarikan

kebudayaan sintren serta menjelaskan dan kasih alasan kenapa rencana pemerintah

belum juga memberikan dampak untuk masyarakat supaya masyarakat ingin

mempelajari tari tradisional sintren dari Cirebon ini.

7.CUT TO:

Wawancara dengan H. Sadikin, ia mengatakan: masih sangat kurang sekali perhatian

pemerintah kepada kesenian daerah, yitu tadi salah satu bukti bahwa semenjak kami

berdiri, tahun 1989 sampai sekarang belum sekali pun menerima semacam bantuan

Page 60: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

77

dana baik itu untuk perlengkapan atau untuk yang lain sama sekali belum. Sehingga

bisa disimpulkan bahwa perhatiannya sangat kurang sekali, walaupun sebenarnya

pemerintah memang ada perhatiannya buat seni budaya, dan tidak tahu sintren mana

yang diberikan bantuan tersebut.

Segment 2 akan ditutup dengan pentas sintren, penari yang menari di background

hitam dan mamae titin menyinden dengan gambar dua lampu teplok.

3.Segment 3

Warisan leluhur masuk ke segmen tiga yang di buka dengan wawancara H. sadikin

mengenai bagaimana perasaan bapak di berikan amanah oleh mamae titin untuk

meneruskan sanggar Sekar Insani.

1.CUT TO:

Wawancara dengan bapak H. sadikin, ia mengatakan: jadi perasaan saya diberikan

kepercayaan untuk meneruskan sintren yang merupakan warisan dari mamae titin ini

saya merasa senang dan bangga, karena tidak semua orang diberikan kepercayaan

semacam ini. Di samping itu juga, saya sebagai pemuda yang ada di Cirebon ini salah

satu yang mungkin harus ikut bertanggung jawab mempertahankan bagaimana

budaya tradisional terutama budayasintren sekar insani yang harus kita teruskan,

sehingga sampai kapanpun, sampai ke anak cucu kita pun tidak akan punah.

Wawancara dengan mamae titin tentang bagaimana harapan mamae untuk sintren di

masa yang akan datang

2.CUT TO:

Wawancara dengan mamae titin, ia mengatakan: jadi anak muda masih di teruskan,

jangan sampai hilang lah sintren. Entah setahun sekali, barangkali keperluan

pemerintah, itu masih bisa.

Wawancara dengan pemerintah tentang apa saja yang sudah pemerintah lakukan

untuk kesenian daerah kota Cirebon?

3.CUT TO:

Page 61: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

78

Wawancara dengan pemerintah kab.Cirebon, ia mengatakan: kita tiap tahun dengan

anggaran yang terbatas, tentunya belum semua. Mangkannya setiap tahun kita

programkan mana yang lebih didahulukan, misalkan kesenian ini sudah kronis sekali

maka kita adakan program seperti repitalisasi, rekonstruksi atau pewarisan. Tapi

belum tercover semua,tapi mudah-mudahan sampai 5 tahun kedepan kita sudah

tercover semua kesenian-kesenian yang ada di kota Cirebon.

Wawancara dengan H. Sadikin tentang bagaimana harapan bapak untuk sintren di

masa mendatang?

4.CUT TO:

Wawancara dengan H.sadikin, ia mengatakan: harapan saya terhadap pemerintah itu

ada perhatian khusus terhadap kesenian-kesenian tradisional. Kalaupun kita dari

bawah, bersih keras ingin mengembangkan budaya tradisional terutama Sintren,

kemudian tidak ada perhatian sama sekali dari pemerintah, saya yakin kedepan itu

semakin langka kesenian ini. Harapannya, saya ingin kesenian-kesenian ini dapat

perhatian dari pemerintah di samping di adakan dalam acara ke pemerintahan, dan

juga kalau bisa ada anggaran yang dicantumkan dalam APBD, sehingga kalau di

APBD sudah ada, insya allah kesenian ini tidak akan hilang.

Wawancara dengan pemerintah tentang apa harapan pemerintah kepada masyarakat

agar sintren tidak akan hilang?

5.CUT TO:

Wawancara dengan pemerintah kab.Cirebon, ia mengatakan: kami dari pemerintah

kabupaten Cirebon, khususnya para kaula muda sebelum kita mencintai kesenian lain,

banyak kesenian yang perlu diketahui, karena di situ kesenian kita, kesenian kota

Cirebon, bukan saja sebagai tontonan, tapi sebagai tuntunan. Banyak nilai-nilai

filosofi, nilai kehidupan dalam kesenian ini yang bisa di pelajari dari kesenian sintren

ini. Jadi harapan kami semua, mari kita cintaikesenian kita, supaya kesenian kita bisa

jadi tuan rumah di daerahnya.

WARISAN LELUHUR akan ditutup dengan gambar dua lampu teplok dan Suasana

matahari terbenam dengan penari sintren yang sedang menari-nari di tepi pantai.

Dengan backsound mamae titin yang sedang menyindenkan lagu sintren.

GRAFIK CREDIT TITLE MUNCUL

SELESAI

Page 62: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

79

3.3. Proses Kerja Penulis Naskah

Dalam dokumenter WARISAN LELUHUR ini penulis bertindak sebagai

penulis naskah dengan subjudul SINTREN sebagai tarian tradisional yang sudah

hampir hilang kebudayaannya. Seorang penulis memiliki peranan besar dalam

merubah sebuah ide menjadi naskah agar dapat di pahami. Maka dari itu penulis

sangat di perlukan dalam proses penciptaan karya.

Menurut Irwanto dkk (2014:82) “ penulis naskah menterjemahkan ide ke

dalam bentuk naskah. Biasanya pada stasiun televisi yang lebih kecil penulis naskah

bisa merangkap reporter, atau sutradara atau produser atau di sewa secara freelance”

Menurut Ayawaila (2008:65) “ide merupakan jantung sebuah karya seni,

konsep struktur dan batasan dari isi keseluruhan cerita”

Dalam menetukan ide penulis berdiskusi dengan tim guna mendapatkan

kesepakatan bersama. Dari ide yang sudah di sepakati, penulis membuat sebuah

sinopsis sebagai awalan pengembangan naskah.

Menurut Irwanto dkk (2014:32) “karya film dokumenter menjadi salah satu

cara menyampaikan fakta dengan mengemasnya secara subjektif”

Di dalam membuat program dokumenter jurnalistik WARISAN LELUHUR

penulis naskah harus riset untuk bisa mendapatkan data-data, dan mengumpulkan

informasi yang terpercaya.

3.3.1. Pra Produksi

Pra produksi merupakan tahapan kerja terpenting atau utama dalam setiap

produksi film, juga televisi, baik fiksi maupun dokumenter. (Ayawaila, 2008:85)

Page 63: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

80

Pada tahap pra produksi sebagai Penulis naskah harus mengumpulkan data-

data dari berbagai narasumber seperti informasi-informasi yang benar dan melakukan

riset dengan tim ke tempat yang diinginkan guna mendapatkan sumber-sumber

terpercaya, agar proses produksi berjalan dengan lancar dan memberikan informasi-

informasi yang kuat dan benar.

Menurut Ayawaila (2008:55) “riset adalah mengumpulkan data atau informasi

melalui observasi mendalam mengenai subjek, peristiwa, dan lokasi sesuai tema yang

akan di ketengahkan.”

Setelah banyak pertimbangan dari riset tersebut penulis dan sutradara

berdiskusi kembali untuk menetukan alur cerita dan sekaligus mematangkan konsep

film. Saat semuanya sudah matang dan sudah di setujui oleh seluruh tim dan juga

dosen serta assiten dosen pembimbing, penulis pun memulai membuat naskah

program dokumenter jurnalistik WARISAN LELUHUR dengan subjudul SINTREN..

Menurut ayawaila (2008:166) “Ide cerita di jabarkan dalam sebuah treatment,

kemudian skenario baru disusun setelah semua materi visual sudah di sunting”

Naskah dokumenter jurnalistik yang penulis buat berupa sebuah treatment of

reference (TOR). Di dalam TOR penulis memasukan permasalahan, sudut pandang

(angle), fokus, daftar pertanyaan, dan pembagian segmentasi program dokumenter.

Pada permasalahan berisi masalah-masalah yang menjadi latar belakang di buatnya

dokumenter jurnalistik WARISAN LELUHUR ini.

Permasalahan dokumenter jurnalistik WARISAN LELUHUR ini berisi

tentang sintren sebuah kesenian tari tradisional masyarakat jawa. Khususnya di

Cirebon, kesenian ini tumbuh di pesisir utara pulau jawa tepatnya jawa tengah. Di

Page 64: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

81

kota Cirebon mempunyai seorang kebudayawan yang sudah berumur tetapi darah

seniman yang sudah mengalir di dalam dirinya ini sudah tidak sanggup untuk

memperkenalkan lagi kepada masyarakat sampai akhirnya kebudayawan ini

mewariskan kebudayaan tarian tradisional sintren ini kepada H sadikin. H sadikin

adalah seorang pewaris yang sudah manjadi kepercayaan dari kebudayawan asal

Cirebon. Dengan rasa senang H sadikin ini menerima warisan tersebut, untuk

melestarikan kepada masyarakat, anak, cucunya tentang kebudayaan sintren ini.

Dalam proses melestarikan kebudayaan sintren ini, H sadikin merasa kesulitan untuk

melestarikan kebudayaan tradisional yaitu tarian sintren di era yang sudah mulai

modern dengan teknologi yang sudah sangat berkembang. Tetapi H sadikin tidak

pernah menyerah untuk melestarikan tarian sintren sebagaimana Mamae Titin telah

mewariskan kebudayaan sintren kepada H sadikin. Dengan semangatnya H sadikin

melestarikan tarian sintren ini kepada masyarakat, namun H sadikin merasa hanya H

sadikin yang hanya memperjuangkan untuk melestarikan tarian sintern ini, sedangkan

pemerintahan kebudayaan kurang memperhatikan terhadap kebudayaan tradisional

tarian sintren.

Selain itu penulis akan membuat documenter jurnalistik WARISAN

LELUHUR yang membahasa kebudayaan tradisional tarian sintren ini lebih

mendalam, dimana tarian sintren ini sudah lahir sejak tahun 1960 an. Disini penulis

akan menulis naskah program dokumenter jurnalistik WARISAN LELUHUR yang

terdiri dari tiga segmen. Segmen pertama akan membahas tentang sejarah tarian

sintren, segmen ke dua WARISAN LELUHUR akan membahas tentang pewaris

sintren untuk memperkenalkan serta mempertahankan keaslian tarian sintren kepada

Page 65: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

82

masyarakat sekitar dan tentang kurangnya perhatian pemerintah terhadap kebudayaan

tradisional tarian sintren. Segmen ketiga akan berisi tentang harapan-harapan Mamae

Titin sebagai kebudayawan, H Sadikin sebagai pewaris dan Pemerintahan

Kebudayawan.

3.3.2. Produksi

Penulis naskah relatif tidak bertanggungjawab pada fase ini namun tetap

menjaga komunikasi dengan sutradara terkait dengan konsistensi ide dan naskah yang

telah di buatnya. (Irwanto Dkk, 2014:92)

Dalam produksi dokumenter jurnalistik WARISAN LELUHUR ini penulis

mendampingi sutradara dalam proses shooting agar tetap konsisten dengan alur cerita.

Pada tahapan produksi ini penulis membantu sutradara melakukan proses wawancara

dengan menggunakan treatment yang berisi daftar pertanyaan yang telah penulis buat.

Hal ini penulis lakukan agar apa sudah di sepakati menjadi prioritas.

Menurut Ayawaila (2008:110) “Dalam memproduksi dokumenter setidaknya

kita akan melakukan dua kali wawancara. Wawancara pertama di lakukan saat

melakukan riset atau hunting, yang merupakan proses pendekatan pada subjek.

Wawancara ke dua dilakukan ketika merekam gambar.”

3.3.3. Pasca Produksi

Pasca produksi adalah proses penyelesaian akhir dari produksi biasanya istilah

ini di gunakan pada proses editing. (Naratama, 2004:213)

Setelah penulis sudah melewati pra produksi dan produksi, maka penulis

harus melewati tahap selanjutnya yaitu pasca produksi. Pasca produksi adalah tahap

penyelesaian akhir dari produksi, setelah shooting selesai.

Page 66: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

83

Dalam tahap pasca produksi ini penulis naskah akan membuat transkip

wawancara yang sesuai dengan wawancara pada saat proses produksi. Di program

dokumenter jurnalistik yang penulis buat tidak ada membuat naskah VO, penulis

ingin mengarahkan alur cerita dan informasi secara langsung di berikan dari

narasumber.

3.3.4. Peran Dan Tanggung Jawab Penulis Naskah

Penulis naskah, orang yang bertanggung jawab pada pembuatan naskah, data

riset, dan sekaligus berperan sebagai reporter juga. (Irwanto Dkk, 2014:49)

Seorang penulis naskah dalam program dokumenter jurnalistik WARISAN

LELUHUR ini adalah membuat sinopsis terlebih dahulu, kemudian penulis dan tim

yang lain akan berdiskusi agar sesuai dengan ide yang sudah di setujui oleh penulis

dan semua tim. Setelah sinopsis yang penulis buat sudah di setujui oleh tim, maka

sinopsis ini akan di kembangkan menjadi sebuah treatment dan juga naskah.

Penulis naskah membuat treatment dan naskah dengan ide penulis, setelah

selesai penulis naskah selesai membuat treatment dan naskah yang sudah jadi, seluruh

tim ikut membantu untuk mengembangkan ide tersebut sehingga terbentuk program

acara dokumenter jurnalistik ini. Penulis naskah membuat treatment dan naskah tidak

hanya sesuai dengan konsep dan ide cerita saja tapi penulis naskah menyesuaikan

dengan pemikiran-pemikiran semua tim dan juga dosen pembimbing.

Penulis naskah menuangkan semua ide sesuai dengan tema yang di dasari

oleh fakta-fakta yang penulis temukan saat penulis melakukan riset dengan tim

sebelum membuat naskah program dokumenter jurnalistik WARISAN LELUHUR.

Page 67: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

84

setelah penulis naskah selesai membuat naskah, penulis naskah mengajukan

naskah kepada produser dan sutradara. Perbedaan pendapat pun ada antara produser,

sutradara dan penulis naskah dalam mengembangkan ide sesuai dengan konsep

dengan berjalannya waktu, lau penulis melakukan revisi agar naskah yang di buat

oleh penulis sesuai dengan keputusan tim. Sesuai dengan tanggung jawab sebagai

seorang penulis naskah, penulis naskah akan membuat kembali naskah sampai naskah

sesuai dengan keinginan produser dan juga sutradara.

Saat produksi berlangsung, penulis naskah dan sutradara melakukan pra

wawancara yaitu menjelaskan kepada setiap narasumber tentang tema yang program

dokumenter WARISAN LELUHUR dan apa saja yang akan di tanyakan oleh penulis

naskah tanyakan pada saat proses wawancara berlangsung. Dan selama pasca

produksi, penulis akan selalu menanyakan kepada sutradara dan editor apakah ada

perubahan dalam pengeditan program dokumenter jurnalistik WARISAN LELUHUR

karena adanya perubahan alur, maka penulis kembali bertukar pikiran dengan

sutradara dan juga editor untuk revisi naskah. Setelah mendapatkan solusi, penulis

naskah akan kembali membuat naskah sesuai dengan konsep.

3.3.5. Proses Penciptaan Karya

Terciptanya suatu karya dapat di mulai dari suatu ide, yang kemudian ide

tersebut di kembangkan menjadi alur yang dapat menentukan jalan cerita yang akan

di buat, sehingga karya tersebut dapat di nikmati dan menjadi inspirasi untuk semua

orang.

a. Konsep kreatif

Page 68: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

85

Penulis naskah WARISAN LELUHUR akan menulis ide-ide dan

imajinasi penulis sendiri seperti program dokumenter jurnalistik WARISAN

LELUHUR. Yang membedakan program dokumenter jurnalistik WARISAN

LELUHUR ini yang akan di kemas semenarik mungkin untuk di sajikan

kepada penonton, tidak hanya itu selain menarik program ini juga

memberikan edukasi dan informasi bagi penonton.

Penulis akan membuat TOR (Term Of Reference) untuk sebagai

gambaran besar atas tema program dokumenter jurnalistik.

Dalam pembuatan program dokumenter jurnalistik WARISAN

LELUHUR ini penulis akan menambahkan narasi wawancara dari narasumber

agar informasi yang di berikan kepada penonton akan lebih tersampaikan

karena penonton akan mendapatkan informasi dari orang pertama yaitu

narasumber. WARISAN LELUHUR merupakan program dokumenter

jurnalistik yang menceritakan sebudayaan dan kisah nyata yang bersifat magis

maka dari itu penulis akan berusaha membuat pertanyaan yang kredibel untuk

setiap narasumber, itu semua hanya untuk mendapatkan jawaban yang tepat

dan benar.

b. Konsep produksi

Pada konsep produksi ini penulis akan mempersiapkan TOR (treatment of

reference) untuk di gunakan pada saat produksi. Sebagai penulis naskah harus

ikut serta dalam hal produksi, akan mendampingi sutradara dan kamera person

Page 69: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

86

untuk mengarahkan pengambilan gambar sesuai dengan konsep atau treatment

yang sudah menjadi keputusan bersama.

Penulis naskah juga akan menjadi sekaligus reporter dan berusaha untuk

mendekatkan diri terhadap narasumber-narasumber yang ingin kita

wawancarakan dan tidak terlihat canggung disaat sedang berlangsungnya

wawancara dan mengikuti kegiatannya.

c. Konsep teknis

Dalam hal teknis seorang penulis naskah biasanya memiliki kebiasaan

masing-masing untuk menyelesaikan naskah agar sesuai dengan hari yang

sudah di tentukan untuk kinerja penulis naskah dalam penyelesaian naskah.

Dalam melakukan riset dan mencari informasi-informasi yang benar, penulis

akan menulis di sebuah buku kecil agar lebih mudah di bawa kemana-mana

dan juga bisa menambahkan ataupun mengkoreksi data yang akan penulis

dapatkan. Setelah penulis naskah sudah mendapatkan data dari hasil risetnya

sudah cukup, barulah penulis akan membuat ide cerita dan konsep dengan

mengetik di Microsoft word 2010 mengunakan laptop HP yang ukurannya

tidak terlalu besar sehingga penulis dapat mengerjakan pekerjaan penulis

naskah di mana saja yang tidak mengharuskan berada di rumah, dan standar

penulisan yang di gunakan dengan jenis times new roman ukuran 12 pt.

3.3.6. Kendala Produksi Dan Solusinya.

Page 70: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

87

Kendalan atau hambatan yang terjadi merupakan hal yang pasti terjadi dalam

proses pembuatan naskah. Hal ini dapat di atasi dengan usaha dan kerjasama dari

semua tim sehingga dapat terselesaikan, kendala dan solusi penulis naskah yaitu:

1. Pra Produksi

a. Kendala : banyaknya ide atau gagasan dari crew yang

lain.

b. Solusi : Mengambil jalan tengah dengan cara

menampung aspirasi dari tim, sehingga bisa menyatukan ide

cerita.

2. Produksi

a. Kendala : Melakukan pendekatan dengan pemerintah

saat melakukan wawancara karena tim baru dapat penjadwal

untuk wawancara kepada pemerintah saat produksi.

b. Solusi : Mengajak narasumber berbicara tentang hal-

hal yang ringan dan memberikan rasa nyaman sebelum mulai

masuk ke pertanyaan inti.

3. Pasca Produksi

a. Kendala : Tidak mudah mentranskip wawancara untuk

mendengarkan dan mengetik hasil wawancara.

Page 71: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

88

b. Solusi :Mendengarkan hasil wawancara dengan

berulang-ulang untuk memastikan setiap kalimat yang di

ucapkan.

3.3.7. Lembar Kerja Penulis Naskah

1. TOR (Treatment Of Reference)

2. Transkip Wawancara

Page 72: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

89

TOR (Term Of Reference)

Program Dokumenter “WARISAN LELUHUR”

Produksi : BSI Produser : Deni Aryanto

Judul Karya : Warisan Leluhur Sutradara : Muhamad Hidayat

Durasi : 20 Menit Penulis Naskah : Ida Farida

Masalah

Sintren sebuah kesenian tari tradisional masyarakat jawa khususnya di

Cirebon, kesenian ini tumbuh di pesisir utara (Jawa barat dan Jawa tengah). Antara

lain di Cirebon, indramayu, majalengka, jatibarang, brebes, pemalang, banyumas,

kabupaten kuningan, dan pekalongan. Sintren yang sudah meluas di daerah pesisir ini

mempunyai banyak cerita dengan versi yang berbeda-beda.

Sintren berarti sindiran, yang di perankan oleh seorang wanita. Lais artinya

sial (yang tertangkap) di perankan oleh seorang pria. Di dukung oleh rampak tembang

menggunakan syair bahasa sandi atau pitutur kepada penonton, maksudnya kita ingin

bebas merdeka.

Page 73: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

90

Instrument yang di gunakan terdiri alat-alat gerabah, seperti kendi, buyung, bamboo,

ilir/kipas pelapah pinang dll.

Secara tidak sengaja mereka mencari air dingin / bersih pada waktu musim kemarau

dan sambil duduk istirahat sembunyi alat-alat tersebut dan terciptalah penunjangan

gamelan sintren atau lais.

Pemainannya penuh sakral, penuh magis, manantang di kurung, di borgol dan bisa

dengan sendirinya.

Namun berawal dari mamae titin seorang lelaki tua sebagai pendiri sanggar yang

sudah menginjak usia senja mengalami rasa kegelisahan akan runtuhnya budaya

sintren ini, dengan seiringnya waktu beliau memutuskan untuk mewariskan budaya

sintren ini kepada H. sadikin dengan penuh kepercayaan dan harapan budaya sintren

ini untuk bisa memperkenalkan tari tradisional asal Cirebon ini kepada anak dan

cucu.

Dengan berjalannya waktu H.sadikin memperkenalkan tari tradisional sintren ini

mengalami kesulitan untuk memegang amanah dari mamae titin, semakin lama H.

sadikin merasa sulit memperkenalkan tari tradisional sintren ini kemasyarakat.

Karena dengan berkembangnya jaman banyak sekali tarian sintren di tempat lain

sudah dikemas secara modern untuk bisa memperkenalkan sintren di tempat lain lebih

terkenal.

H. sadikin tetap ingin mempertahankan sintren sebagai tari tradisional dan alat musik

yang beliau kenalkan harus tetap seoriginal mungkin, tanpa mengubah sedikitpun tari

tradisional sintern dari Cirebon ini. Tetapi dengan niat baiknya untuk menjaga

Page 74: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

91

kemurnian sintren ini, masyarakat tidak tertarik untuk mempelajari maupun

mengetahui sintren tradisional ini.

Dengan adanya tarian sintren versi modern dan alat musik yang di gunakan sudah

mulai modern, pemeritah akan membantu H. sadikin untuk bisa ikut melestarikan tari

tradisional sintren dengan mempertahankan musik yang masih tradisional.

Namun pemerintah kebudayaan pariwisata ini hanya punya wacana saja, tapi sampai

sekarang rencana untuk membantu tari tradisional sintren untuk masyarakat bisa

mengenal belum ada wujud apapun dari pemerintahan.

Fokus

Suatu kebudayaan tradisional yaitu sintren yang hampir hilang, serta perjuangan si

pewaris untuk memperkenalkan dan mempertahankan kebudayaan sintren.

Angle

Mempertahankan kebudayaan sintren di zaman yang sudah serba modern.

Narasumber dan pertanyaan

Mamae Titin

1. Bagaimana sejarah tari tradisional sintren?

2. Bagaimana sejarah tentang cabang bayi?

3. Sejak kapan tari tradisional sintren di dirikan?

4. Apa saja persyaratan untuk menjadi penari sintren?

5. Apakah ada keluh kesah dengan kebudayaan sintren?

Page 75: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

92

6. Apa harapan Mamae Titin terhadap masyarakat dan anak muda di zaman

sekarang?

7. Apa alasan mamae titin untuk mewariskan tari tradisional sintren ini ke H.

sadikin?

H. Sadikin

1. Bagaimana perasaan H. sadikin sebagai orang yang mendapatkan amanah

untuk melestarikan kebudayaan sintren?

2. Bagaimana cara H. sadikin memperkenalkan tari tradisional ke masyarakat?

3. Apa kesulitan H.sadikin untuk memperkenalkan sintren?

4. Apakah ada perhatian dari pemerintahan kebudayaan?

5. Sejak kapan sekar insani ini di dirikan?

6. Sudah kemana saja H. Sadikin memperkenalkan sintren?

7. Apa alasan H.sadikin untuk memperkenalkan sintren tradisional dari pada

sintren modern?

8. Apa harapan H.sadikin kepada pemerintah kebudayaan?

9. Seberapa besar perhatian pemerintahan kebudayaan terhadap tarian sintren?

10. Siapa yang paling besar perhatiannya terhadap sintren, masyarakat atau

pemerintah?

11. Apakah pemerintah kebudayaan pernah menjanjikan sesuatu untuk

kebudayaan sintren?

12. Apakah pemerintah sudah ada penyuluhan-penyuluhan untuk sekar insani?

13. Bagaimana awalnya Mamae Titin mewariskan sintren kepada H. Sadikin?

14. Apakah sudah ada generasi penerus untuk melestarikan tarian sintren?

Page 76: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

93

15. Bagaimana seorang Mamae Titin sebagai kebudayawan dimana H Sadikin?

Pemerintah kebudayaan

1. Bagaimana tanggapan pemerintah kebudayaan tentang sintren tradisional yang

hampir hilang?

2. Apakah menurut pemerintah, alat musik kebudayaan sintren kalah dengan alat

musik modern jaman sekarang?

3. Bagaimana cara pemerintah kebudayaan untuk bisa memperkenalkan sintren

tradisional kepada masyarakat?

4. Apakah ada program-program pemerintah untuk melestarikan kebudayaan

sintren?

5. Apa dari program-program tersebut sudah tercover dari pemerintahan

kebudayaan?

6. Kalau dari kabupaten ada berapa banyak tarian tradisional?

7. Dari sekian kebudayaan di kota Cirebon, apakah sudah ada yang hampir

punah?

8. Apakah sintren termaksud golongan, kebudayaan yang hampir punah?

9. Apakah harapan pemerintah terhadap masyarakat tentang sintren?

Page 77: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

94

SEGMENTASI DURASI

SEGMEN 1 “ pengenalan tari sintren di kota cirebon”

Gambar sebagian pentas

view detail kota Cirebon

establish rumah Mamae Titin

wawancara narasumber Mamae Titin

insert keraton kesepuhan

establish rumah H Sadikin

aktivitas kegiatan H Sadikin

wawancara narasumber H Sadikin

cara H Sadikin mengajar sintern

establish kantor Pemerintah Kebudayaan

wawancara narasumber Pemerintah Kebudayaan

sintren menari di senja hari

SEGMEN 2 “permasalahan tari sintren tradisional dan tari sintren modern”

nara sumber sedang mengawasi latihan alat-alat tradisional

wawancara mamae titin

stock shot alat musik tradisional

wawancara pemerintahan kebudayaan

wawancara H Sadikin

pentas

Page 78: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

95

SEGMEN 3 “harapan dan penyelesaian tentang sintren”

Harapan mamae titin sebagai pendiri sintren

Harapan H. sadikin sebagai pewaris sintren

Harapan pemerintah kebudayaan

Penyelesaian untuk melestarikan sintren

Penari menari di senja hari

Page 79: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

96

Transkip Wawancara

Program Dokumenter “WARISAN LELUHUR”

Produksi : BSI Produser : Deni Aryanto

Judul Karya : Warisan Leluhur Sutradara : Muhamad Hidayat

Yang Diwawancara : Mamae Titin Penulis Naskah : Ida Farida

Tabel III.8 Transkrip wawancara

NO Time Logging Statement Ket

1 01:24-02-49 Ya tentu saja sudah sering saya obrolkan masalah

sintren. Cuman masih kebanyakan anak muda

belum tau ataupun belum jelas dengan sintren.

Sintren itu bermacam-macam versi dek, tergantung

dari daerahnya. Cuman kalau Cirebon tidak sama

dengan indramayu, majalengka, kuningan dan

sebagainya. Tapi kalau beranjak dari Cirebon, yaitu

katakanlah waktu jaman belanda ada seorang

residen belanda yang konon menjadi residen

Cirebon punya anak perempuan. residen jenggot

namanya dibilang oleh umum, mempunyai anak

perempuan yang bernama nyonya dlamor.

kemudian cinta kasih dengan seorang pinangeran

dari Cirebon. Cuman karena itu putra belanda. Dan

di sini juga putra daerah dari Cirebon oleh orang

tua tidak di setujui oleh residen itu.

OK

2 02:52-07:10 Sama-sama cinta mungkin akhirnya sering di bawa

kemana saja sang dlamor itu. lama-lama akhirnya

di tangkap karena tidak di perkenangkan orang

jawa katakanlah orang Cirebon. Ditangkap di

C

Page 80: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

97

borgol di rante, di bui yah dan juga didalam bui,

masih ada bui lagi. Bui kecil yaitu di gambarkan

kurungan itu oleh permainan sintrennya cuman

dulu namanya bukan sintren namanya lais, dulu tuh

lais. Sintren itu sekarang jadi lais itu nama

kebalikan dari pada kata sial jadi kalau dulu

mengatakan siapa yang di tangkep oleh belanda itu

di katakana sial jadi siapa yang sial ini, ini yahhh

maksudnya yang di tangkep cuman belanda ngerti

sial akhirnya di balik bahasanya bukan sial, eh

bukan iyah bukan sial tapi lais. Siapa yang jadi lais,

lais itu adalah kata dari belakang sial itu. Sial di

balikan lais, jadi siapa yang jadi lais maksudnya

yang di tangkep siapa? Siapa saja itu. Akhirnya si

A si B di tangkep dan lain sebagainya. Jadi kalau

siang ada di penjara tapi kalau malem tidak ada

sang pangeran tersebut larinya dengan nyonya

dlamor, putrinya residen kalau malem keluar. Yah

mungkin karena dia seorang sakti jadi punya ilmu

guna-guna barang kali, kalau siang ada di penjara

tapi kalau malam tidak ada yahh dengan nyonya

dlamor itu terjadilah permainan yang namanya lais

maka dari itu islam sudah ada cuman belum

menyeluruh di Cirebon karena islam berkembang

dari jawa timur, jawa tengah sampe jawa barat.

Nah jadi dalam hal ini tentunya siapa yang sial,

siapa nihh. Jadi lais akhirnya berubah permainnya

orang-orang yang dari kapal dari perahu mencari

air bersih kedarat membawa alat-alat gerabah,

Page 81: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

98

gerabah buyung apakah kendi, apakah bamboo dan

lain sebagainya. Jadinya mendapat mencari air

dingin bertepatan di darat sedang purnama, sedang

14 se tanggal jawa bulannya bulan yang bulat

sekali, banyak anak-anak yang sedang bulanan

dengan lagu-lagu dolanan anak. Dolanan anak

tersebut bukan dari sunda yaitu dari jawa karena

Cirebon itu meskipun jawa barat tetapi guru-guru

pada zaman itu kebanyakan dari jawa, entah jawa

tengah, jawa timur pada kesini maka dari itu dari

saya kecil sekolah SR (sekolah rakyat) sebelum

jadi SD itu gurunya dari jawa bukan dari sunda

maka dari itu di Cirebon basis bahasa jawa.

3 10:03-10:52 Yang nonton juga kebanyakan itu laki-laki jadi

adate yong nonton yo robah kira-kira lais’e

wadon.terjadilah pergeseran adegan yang tadinya

laki-laki di sebute lais, kemudian di ganti

perempuan karena kan yang nonton wong lanang

jadi bli kieng deieng wong lanang lagikun

perempuan terjadilah sintren. Sintren itu adalah

sindiran, nyindir kepada pemerintah dengan

tembangan, yang tembangan tersebut tidak di

mengerti oleh penjajah.

OK

4 10:53-11:16 Jadi semacam sindiran tidak di mengerti yaitu

bahasa yang sudah di kemas bahasa Cirebon

sampai sekarang juga banyak bahasa itu pada orang

tua misalnya “jangan ngobrol ada mertua” itu

masih banyak yang ngomong begitu.

C

Page 82: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

99

5 13:15-13:28 Terjadinya dengan nyonya dlamor itukan, akhirnya

residen belanda itu marah-marah. Maka di borgol

dan lain-lain. Itu karena mengandung di luar nikah.

OK

6 13:29-14:16 Akhirnya di buang kelaut di masukan ke gederga di

masukan kotaklah bayinya. Tapikan punya

kerajaan tidak seperti kota kita. Kemudian di kubur

di pelabuhan satu di Cirebon. Nah cuman

kebanyakan orangkan, minta apa minta barokah

banyak ikannya hasilnya. Akhirnya di pindah oleh

pegustian itu di perintahkan pintu kecabang bayi.

Jadi cabang bayi itu di perintahkan pintu ke cabang

bayi jadi cabang bayi itu adalah putra dari nyonya

dlamor dan seorang pinangeran Cirebon. Terjadi

cabang bayi yang banyak di kunjungi sampai

sekarang.

C

7 15:33-16:25 Kalau sintren dari kita itu masih menggunakan

buyung, gendi yang kecil untuk gong cilik.

Akhirnya terjadilah gong kecil. Nah gong gede ada

bamboo kecil, nanti buu, buu, buu gitu. Jadi gak,

sekarang sih malah ada orgen segala macam yah

terserah itu sih, karena ulahnya seniman saja.

Cuman tidak seasli apa yang dulu. Kalau sintren

dari kita masih menggunakan begitu alat-alatnya

juga.

OK

8 17:24-19.02 Tahun enam puluhan itu sudah membuat sintren,

tahun enam puluh. Sambil sandiwara, kalau

sandiwara tahun lima puluh lima sampai enam

puluh empat. Kemudian, kita kalau malamnya

OK

Page 83: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

100

kalau anak-anak muda itu membuat sintren. Jadi

sekitar tahun enam puluhan itu sudah membuat

sintren, gitu. Jadi sudah lama sekali cuman kalau

kesenian sintren, yang sangat susah dek. Tidak

seperti wayang yang langgeng kalau wayang sih.

Dalangnya sudah tidak ada, turunane masih

tetepjadi dalang. Panjake masih ada. Tapi kalau

sintren, jogetnya sudah bagus. Banyak

penggemarnya kemudian bersuami juga, kita

mencarinya repot karena bukan, bukan kesenian

matok. Kapan saja siap engga. Membuat lagi,

membuat lagi gitu. Tidak seperti wayang lainnya.

9 20:12-22:14 Jadi gimana yah kalau kita mencari bibit sintren

kemudian kita mendatangkan anak 5 misalnya

suruh berdandan tidak di kurung dulu, ini asli suruh

dandan cepet-cepetan siapa yang paling cepet di

jadikan sintren kemudian udah make up dan

sebagainya kira-kira. Paling lama kira-kira 5

menitlah gitu, yah kemudian 5 itu cuman

berdandan istilah sampai make up dan lain-lain dan

pakaiannya juga. Nah itu kebanyakan 7 menit

sampai 10 menit yahh nanti terjadi sintren seperti

itu dalam kurungan. Yahhh jadi nonton kurungan

sampai 10 menit kan membosankan tapi kalau di

kurung itu kok ada ke ganjilan, sebelum 5 menit

kok sudah selesai, nah itu gak ngerti. Tapi kalau

tanpa dalam kurungan, ayoo balapan berdandan,

pitu menit kadang-kadang belum jadi. Tapikan

kalau dandan kurungan sudah berpakaian lengkap

C

Page 84: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

101

sudah bermake up segala macem, di situ ke

ganjilannya. Nah yang paling cepet itu sebagai

bibit sintren yang selesai 6 menit yang lain 7 menit

sampai 10 menit, nah yang 6 menit ini bibit untuk

sintren.

10 24:04-25:20 Kebanyakan keluh kesah dari pada bahagia, yah

karena begitu sintrennya kalau tidak ada saya tidak

mau karena kebanyakan sering kesurupan jadi saya

sebagai orang tua jadi selalu harus di libatkan. Nah,

saya kalau saya gak berangkat gak kesana, pulang

lagi barang kali sintrennya. Jadi sebenarnya sih,

kenapa karena orang tua seolah-olah di lindungi

orang tua tenang saja hatinya, gak mungkin begitu

yah. Padahal saya sudah babak belur tenaganya

segala macem, yah sekarang tambah tua tambah

repot sekali. Yang pesiun kerja, eh kok dinesnya

lebih-lebih waktu itu.

C

11 26:01-27:03 Oh itu sih bukan apa-apa dek karena di sana

mencari anak iktu gampang karena ada sekolahan

jadi kalau di sini kita ingin membuat sintren,

kemudian crewnya pada suami kabeh. Mencari

susah dek, karena di sini terisolir daerah tani.

Paling-paling yahh buruh tani nih sawah kalau di

sana misalkan ada yang bersuami kita ambil

muridnya gampang di sana misalkan ada yang

bersuami kita ambil muridnya gampang di sana,

maksudnya saya serahkan kesana banyak anak-

anak dari sekolah dan banyak penggemarnya,

C

Page 85: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

102

gampang mencari di sini.

12 27:23-28:05 Jadi, anak muda masih di teruskan jangan sampai

hilanglah sintren, entah setahun sekali, entah apa

barang kali keperluan pemerintah itu masih ada.

OK

Page 86: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

103

Transkip Wawancara

Program Dokumenter “WARISAN LELUHUR”

Produksi : BSI Produser : Deni Aryanto

Judul Karya : Warisan Leluhur Sutradara : Muhamad Hidayat

Yang Diwawancara : H Sadikin Penulis Naskah : Ida Farida

Tabel III.9 Transkip wawancara

NO Time Logging Statement Ket.

1 00:22-01:41 Ya jadi perasaan saya di beri kan kepercayaan

untuk meneruskan sintren yaitu warisan dari

Mamae Titin ini saya merasa senang dan bangga

karena tidak semua orang di beri kepercayaan

semacam ini. Di samping itu juga saya sebagai

pemuda yang ada di Cirebon ini salah satu yang

mungkin harus ikut bertanggung jawab untuk

mempertahankan bagaimana kebudayaan

tradisional terutama budaya sintren sekar insani

yang harus kita teruskan sehingga sampai

kapanpun sampai anak, cucu kitapun tidak akan

punah karena kita ketahui bersama. Bahwa di

daerah Cirebon ini banyak kesenian semakin punah

keberadaannya. Nah, kalau toh ini suatu

kepercayaan yang telah di berikan Mamae Titin

kepada saya kemudian saya tidak mengembang

amanat ini termasuk sintren yang ke depan bisa

terjadi kepunahan gitu.

OK

2 01:47-02:50 jadi upaya kami memperkenalkan sintren ke OK

Page 87: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

104

masyarakat itu adalah baik melalui media

elektronik maupun media tertulis, baik Koran

maupun radio ataupun tv ini kami sering

sampaikan sehingga ketika ada mereka yang datang

untuk meliput dan menyiarkan sintren kami merasa

bangga sekali, karena mau tidak mau kedepan

sintren ini dengan adanya media yang turut campur

dalam mengenalkan kepada masyarakat kami

mempunyai pemikiran bahwa sintren kedepan tidak

akan punah karena mereka juga akan mengikuti

siaran-siaran tersebut dan ternyata sebenarnya

sintren ini adalah salah satu kesenian yang

sebenarnya sintren ini adalah salah satu kesenian

yang sebenarnya itu masih di minati oleh

masyarakat cuman sekedar melihat dan

menyaksikan saja.

3 02:56-04:06 Yah kesulitan barang kali dari segi financial juga

bisa karena yang namanya peralatan itu,

pelengkapan itu yang pertama dari financial perlu

adanya satu pergantian. Penyusutan kalau di istilah

ini sih. Jadi kerusakan yang dari beberapa tahun

perlu di ganti sedangkan anggaran sudah tidak ada.

Nah, yang kedua dari segi sumber daya manusia.

Sumber daya manusia ini memang kami tidak

terlalu sulit sih, karena kami punya lembaga

pendidikan melalui yayasan insan sodikin bisa

merekrut. Nah dari sebagian besar nayaga-nayaga

itu kita ambil dari guru-guru yang ada di

lingkungan yayasan insan sodikin. Adapun untuk

C

Page 88: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

105

apa namanya bidadari, sintren dan yang lainnya

kami ambil dari siswa-siswi yang ada di yayasan

sekar insani. Baik dari madrasah Aliyah atau pusat

kegiatan belajar, masyarakat dan sebagainya.

4 04:20-05:16 Kalau saya presentasikan ada si ada cuman kecil

sekali. Perhatian pemerintah terhadap kebudayaan

daerah ada cuman sangat kecil. Ya kalau kita rata-

ratakan untuk kesenian sintren saja satu kabupaten

ini yah hampir sebagian tidak kebagian. Ada sih

cuman sintren mana yang kebagian. Secara kami

sendiri yang memberikan amanat yang di berikan

mamae titin sejak tahun 1980an itu sampai

sekarang belum pernah dapat bantuan dari

kabupaten daerah ini. Sebenernya yang sangat

penting itu pemerintahan daerah perannya itu

bagaimana untuk menunjang agar sintren ini di

kabupaten Cirebon tidak akan punah.

C

5 05:20-06.00 Kalau sekar insani itu, ya dari tahun 1989 tadi. Ya

ketika itu kami mengikuti lomba. Kemudian kami

punya minat untuk mengembangkan sintren. Setiap

lomba klomucapir kami tayangkan sebelum

penilaian dan penilai juga menyaksikan bagaimana

dengan sintren. Sehingga mereka bisa terhipnotis

dengan sintren ini. Ya, sehingga Alhamdulillah

sampai saat itu. Klomucapir yang kita bina,

klomucapir rampak sekar waktu itu namanya itu

menjadi klomucapir teladan tingkat nasional,

Alhamdulillah.

OK

Page 89: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

106

6 06:04-06:35 Kalau sintren kami ini sintren yang klasik gitu yah,

sintren yang mainnya itu di tempat-tempat tertentu

seperti ada tamu kehormatan di hotel atau acara-

acara kebesaran dan paling di rasakan selain di

Cirebon, sampai ke bandung bahkan ke taman mini

itu sudah kami ikuti.

C

7 06:47-08:12 Sintren yang kami kembang kan, bukan yang

berbau bisnis. Yahhh, yang berbau bisnis. Kalau

sintren yang berbau bisnis ia akan menerima. Kalau

dalam bahasa sini itu dianggapan atau di undang

oleh orang hajatan yang bisa satu hari bisa pentas

satu hari tapi ya ingat itu paling dengan dangdutan.

Nah sementara sintren kami adalah sintren yang

ingin mempertahankan keaslian kebudayaan

aslinya. Nah kita sudah tau bahwa sintren itu

awalnya salah satu dolanan anak-anak, dolanan

orang-orang cirebon di pinggir pantai.

Ketika mereka itu mau kepantai, ada yang bawa

bamboo mau ngambil aer, ada yang ambil buyung,

ada yang bawa kendi dan sebagainya. Di situ

sambil itu di mainkan, di mainkan. Cuman itu ada

keterkaitannya dengan nilai-nilai penjajahan

belanda. Bagaimana itu sintren ketika di borgol,

kemudian ketika sintren itu di kasih pakaian. Di

kasih istilah itu, di kasih pakaian sehingga berubah

menjadi seorang bidadari dan sebagainya barang

kali.

OK

8 08:24-09:22 Harapan saya dari pemerintah itu ada perhatian OK

Page 90: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

107

khusus gitu yah terhadap kesenian-kesenian

tradisional, kalaupun kita dari bawah bersih keras

ingin mengembangkan budaya tradisional ataupun

sintren sekar insanni kemudian tidak ada perhatian

sama sekali terhadap pemerintah. Saya yakin

kedepan itu semakin, semakin langkah kesenian

ini. Dan dari itu harapannya saya ingin agar

kesenian-kesenian, perhatian pemerintah di

samping di tayang kan dalam acara-acara

pemerintah dan juga kalau bisa yahh ada semacam

anggaran yang di cantumkan dalam APDB barang

kali sehingga di APDB sudah ada. Insyaallah

artinya kita bisa memberikan suatu perkembangan

yang maksimal barang kali, begitu.

9 09:32-10:14 Kalau menurut saya masih sangat kurang banget,

yahh. Masih kurang sekali perhatian pemerintah

terhadap kebudayaan daerah yahh. Itu tadi salah

satu bukti bahwa semenjak kami berdiri tahun 1989

sampai sekarang belum menerima semacam

bantuan dana baik itu untuk perlengkapan ataupun

untuk yang lain sema sekali belum sehingga bisa di

simpulkan bahwa perhatiannya sangat kurang

sekali walaupun memang sebenarnya pemerintah

ada perhatiannya terhadap seni dan kurang tau

kenapa sintren di beri semacam ini

OK

10 10:30-11:17 Kalau menurut saya lebih besar masyarakat,

kenapa? Masyarakat ketika ada acara-acara yang di

anggap seremonial di anggapnya besar atau yang di

dalamnya bentuk dadakanitu mereka memanggil

C

Page 91: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

108

kita, sementara pemerintahan sendiri kita baru di

panggil sekali dua kali bagitu. Dan kita banyaknya

di masyarakat di hotel-hotel itukan di masyarakat

mereka mengadakan suatu kegiatan seperti contoh

misalnya ada ulang tahun dokter waktu itu atau

peresmian rumah sakit mitra, nah itu mengundang

kita. Itu kan masyarakat bukan pemerintahan.

11 11:27-12:07 Pernah ada, makanya kita pernah mendapatkan

semacam program atau semacam sertifikat dari

waktu kewaktu pakotdupar memberikan sertifikat

kepada kita bahwa sintren kita ini terdapat di

kabupaten atau didupar. Di pakotdupar itu kami

tercatat itu salah satu buktinya. Nah ada waktu itu

namanya pawang budaya yang kecamatannya ada

yang di namakan pawang budaya. Pawang budaya

ini tugasnya adalah untuk memberikan satu

penyuluhan kepada budaya-budaya yang ada di

sekitar daerah tersebut.

OK

12 12:14-12:42 Kita juga pernah di undang dalam satu pertemuan

misalnya pemilik-pemilik kebudayaan sekabupaten

dikumpulkan jadi satu, ada. Tapikan itu persennya

hanya kecil sekali hanya bimbingan semacam itu

kan sangat kecil sekali di bandingkan dengan

bagaimana eksistensi sintren di kabupaten Cirebon

sendiri.

OK

13 12:48-14:25 Awalnya dari tahun sebelum tahun 1989 ketika kita

mau lomba, lomba komucapir dari tingkat

kabupaten kami supaya mendapatkan nilai yang

C

Page 92: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

109

besar waktu itu. Kira-kira budaya apa nih, apakah

budaya topeng, tari atau sintren. Nah kemudian

dari pemerintahan desa dan pemerintahan

kabupaten itu waktu itu. Apa namanya,

memutuskan sintren gituh. Jadi akhirnya kita

meminta bantuan kepada mamae titin untuk latihan

sintren, nah setelah itu kemudian di nilai oleh

mamae titin kalau kita ini punya kekompakan

akhirnya satu tahun dua tahun mamae titin

menyerhkan seluruhnya itu baju aslinya juga sudah

di kita termaksud udah diserahkan kekita semua.

Cuman kami ya tetep walaupun kita sudah di

berikan amanat sama mamae titin sebagai sosok

orang tua yang di anggap punyai suatu keunikan

gitu, makanya kalau kita datang kesana banyak

tamu-tamu yang minta ini minta itu dan sebaginya.

Sehingga dengan adanya mamae titin di

penampilan sintren pada kami agak aneh karena

yang perannya mamae titin begitu.

14 14:34-15:15 Yah kami sedang mencari yahh, kami mencari

siapa sih orangnya gitu walaupun diserahkan

mereka juga harus, ehh apa. Dari kita juga tetap

ada, eh support dari kita. Entahkah itu dari alatnya

atau bagaimana, kalau menyerahkan sepenuhnya

kayanya gak mungkin karena tidak semua orang

yang ingin berkorban, yah. Tidak semua orang

ingin berkorban beli ini mau beli itu dan

sebagainya. Dab itu sangat jarang sekali, yah ini

pengorbanan, pengorbanan baik finansial ataupun

OK

Page 93: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

110

apa tuh tenaga dan sebagainya itu sangat jarang

sekali.

15 15:21-16:35 Menurut mamae titin ini sesosok budayawan yang

sejati, yang tidak terlalu mengedepakan material

barang kali. Menurut saya, dan dia itu ingin

memunculkan budaya-budaya daerah dengan

setulus hati cuman yaitu keluhannya tadi perhatian

pemerintah yang sangat kurang. Bahkan dia itu

bukan hanya saja sintren, dia juga termaksud

pergerakan tarling, tarling itu kan di Cirebon itu

mulai muncul di masyarakat pada tahun 1952. Nah,

putra sangkala berdiri di Cirebon 1964 nah itu, di

dalamnya mamae titin nah nah di samping itu

mamae titin udah banyak sekali menciptakan lagu,

kemudian cerita dan sebagainya. Juga mamae titin

punya wayang kulit, kemudian wayang babat

termaksud. Kalau wayang babat di serahkan

kepada saya gak mungkin bisa, makanya dia tetep.

Babat ada, kemudian sintren di serahkan kepada

kami.

C

Page 94: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

111

Transkip Wawancara

Program Dokumenter “WARISAN LELUHUR”

Produksi : BSI Produser : Deni Aryanto

Judul Karya : Warisan Leluhur Sutradara : Muhamad Hidayat

Yang Diwawancara : Bapak Uuk Sukrana Penulis Naskah : Ida Farida

Tabel III.10 Transkip wawancara

NO Time Logging Statement Ket.

1 01:28-01:39 Baik, Assalamuallaikum Wr.Wb, saya Uuk

Sukrana kepala bidang kebudayaan pada dinas

kebudayaan pariwisata pemuda dan olahraga

kabupaten Cirebon.

C

2 01:40-02:04 Tanggapan pemerintah terhadap kesenian sintren,

yang sudah hampir punah. Jadi kami selaku

pemerintah sangat prihatin karena kesenian ini

merupakan kesenian yang adiluhung yang penuh

dengan filosofi nilai-nilai kehidupan, demikian.

OK

3 02:20-02:51 Anak-anak muda sekarang karena melihat alat

musik modern khususnya yang alat musik yang

berbau pop. Yahhh, mereka beranggapan bahwa

alat sintren ini sudah-sudah kuno sekali. Tapi

menurut saya itu tidak, justru dari alat-alat yang

sederhana ada menciptakan satu komposisi yang

menarik juga.

OK

4 02:58-03:24 Jadi cara pemerintah, khususnya pemerintah

kabupaten citebon untuk memperkenalkan sintren

OK

Page 95: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

112

kepada masyarakat ini kami ada program, setiap

tahun khususnya kepada peringatan hari jadi

kabupaten Cirebon, kami selalu menampilkan

sintren, karena apa? Karena supaya masyarakat

khususnya para kaula muda ini bisa mengenal

sintren.

5 03:41-04:38 Program pemerintah untuk melestarikan kesenian

tradisional, selain perhelaran kami juga

merevitalisasi dan menguatkan kembali supaya

sintren itu bisa, eksis lagi dan merekonstruksi

apabila kesenian itu sudah di anggap punah tapi

pelaku-pelakunya masih ada, terus kami akan

merekonstruksi atau membangun kembali.

Kemudian selanjutnya dengan cara pewarisan dari

seniman-seniman tua kita wariskan kita cetak

kader-kader seniman tradisional sehingga kesenian

ini tetap bisa di lestarikan.

OK

6 04:52-05:38 Kita tiap tahun, karena anggarannya terbatas

tentunya belum terlaksana semua mekanya kita

setiap tahun kita kelola, mana yang lebih

didahulukan. Misalkan kesenian ini sudah kronis

sekali maka kita adakan kegiatan yang saya

katakana tadi yaitu organisasi, konstruksi atau

pewarisan jadi belum tercover semua. Mudah-

mudahan sampai 5 tahun kedepan kita sudah

mengcover semua seni-seni yang ada di kota

Cirebon.

OK

7 05:49-06:32 Jadi, kita di kabupaten Cirebon ada 8 bentuk. Dari C

Page 96: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

113

8 bentuk itu ada musik, karawitan, theater,

pendalangan, tari, sastra, seni rupa, dan seni

pertunjukan rakyat. Itu dari bentuknya, dari 8

bentuk ini semuanya ada 54 jenis kesenian dan

musik misalkan tarling, dari karawitannya seperti

wayang. Wayang babat, wayang kulit, wayang

golek dll.

8 06l:49-07:32 Jadi, hampir sebagian besar punah, hampir punah.

jadi yang masih eksis cuman beberapa tari topeng,

wayang kulit mungkin di seni rupa lukis juga masih

eksis, batik juga di seni rupa masih bagus. Terus di

seni sastra, nah ini seni sastra pakcapat, pantun

sudah hampir punah. jadi hampir sebagian besar,

85% lah hampir punah.

C

9 07:40-08:15 Sekarang teman-teman seniman sintren berupaya

mengemas sintren supaya lebih laku menarik di

kolaborasi tari dan seni anu tapi mereka saya

titipkan, saya pesankan jangan sampai merusak

akar atau warna dari sintren tersebut. Udah itu

untuk mengemas seni yahh sah-sah saja gitu.

OK

10 08:25-09:11 harapan kami dari pemerintah kabupaten Cirebon

buat masyarakat khususnya para kaula muda

sebelum kita mencintai kesenian yang lain yang

dari luar. Kita banyak kesenian yang belum di

ketahui karena di situ kesenian kita. Ksenian

kabupaten Cirebon itu bukan hanya sebagai

tontonan tapi juga sebagai tuntunan. Banyak nilai-

nilai filosofi, nilai-nilai kehidupan dalam kesenian

OK

Page 97: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

114

ini yang bisa di pelajari dari kami semua mari kita

cintai kesenian kita supaya kesenian kita bisa jadi

tuan rumah di daerahnya.

Page 98: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

115

3.4. Proses Kerja Penata kamera

Dalam pembuatan dokumenter ini penulis bertindak sebagai penata kamera.

Dalam hal ini penulis bertugas memberikan sesuatu informasi dan visual melalui alat

kamera, informasi tersebut berupa susunan gambar bergerak.

Supriadi, M.Kom (2014:48) “Penata gambar atau sinematografer adalah

orang yang melaksanakan aspek teknis dalam pengambilan gambar, dia membantu

sutradara dalam memilih sudut, penyusunan dan rasa dari pencahayaan dan kamera”

menyimpulkan bahwa seorang penata kamera adalah orang yang bertanggung

jawab pada semua aspek pengambilan gambar. Sehingga peranan seorang penata

kamera dibutuhkan dalam proses penciptaan karya.

`Rahmawati (2011:94) menjelaskan bahwa “Camera person atau cameraman

adalah orang yang mengoperasikan video kamera untuk recording film atau video.

Dan camera person berhak mengambil gambar secara pribadi sebagai stok gambar”

Berdasarkan kutipan diatas penulis sebagai penata kamera menyimpulkan

bahwa tugas seorang penata kamera merekam semua adegan film dan penulis berhak

merekam gambar diluar keinginan sutradara atau improvisasi saat merekam gambar.

3.4.1. Pra Produksi

Page 99: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

116

Sebelum memasuki tahapan produksi, didalam proses pembuatan karya,

haruslah mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik dan matang. Persiapan ini

dilakukan dalam tahapan yang disebut pra produksi.

Tugas seorang penata kamera saat pra produksi dalam produksi program

dokumenter WARISAN LELUHUR, penulis melakukan riset bersama tim yang

kemudian dibahas dan disetujui oleh tim untuk dijadikan sebuah visualisasinya.

Disini penulis dan semua crew melakukan riset sekaligus hunting dilapangan untuk

melakukan angle-angle dan shot yang akan di ambil saat produksi nantinya.

Menurut Diki Umbara (2009:73) :

Pada tahapan ini, cameraman akan diberikan pengarahan dari seorang

sutradara atau program director tentang rencana visual yang akan dibuat.

Secara sistematis rencana ini dibuat kedalam breakdown script. Dengan

breakdown script memudakahkan semua elemen kru dalam bekerja nantinya.

Berdasarkan kutipan di atas penulis sebagai penata kamera mengartikan

bahwa proses pra produksi merupakan tahap penting dalam membuat karya. Pra

produksi menjadi tahapan awal serta harus di persiapkan secara matang untuk

meminimalisir hambatan di dalam proses produksi. Dalam tahap ini penulis

melakukan hunting ke lokasi bersama semua tim untuk betemu dengan narasumber

yang terlibat dalam dokumenter ini, serta memastikan lokasi yang akan menjadi

target pengambilan gambar bersama sutradara. Penulis juga menghadiri rapat seluruh

tim sebelum melakukan produksi. Sesuai prosedur dan tanggung jawab penata

kamera penulis membantu sutradara untuk mempersiapkan konsep tata kamera yang

sudah disepakati bersama.

3.4.2. Produksi

Page 100: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

117

Produksi menjadi tahapan penting bagi seorang penata kamera . Tahapan ini

menjadi sebuah penentu dalam penciptaan karya, karena kesuksesan dalam sebuah

karya tergantung pada tahapan ini.

Tugas penata kamera saat produksi program dokumenter WARISAN

LELUHUR, dalam tahap ini penulis bersama sutradara selalu bersama-sama dalam

menentukan shot atau adegan yang akan direkam. Penulis mengambil gambar sesuai

apa yang telah direncanakan pada saat pra produksi.

Diki Umbara dkk (2009:74) menyimpulkan bahwa “Tahap penting bagi

seorang cameraman, shooting script serta director treatment menjadi acuan untuk

untuk membuat shot bagi cameraman”.

Rahmawati (2011:83) menyimpulkan bahwa “tahapan produksi kita

sederhanakan sebagai “shooting video”. Sedangkan tahapan pasca produksi sebagai

“editing video”. Proses tersebut dilakukan secara berturut-turut dan hasil tiap tahapan

amat mempengaruhi kelancaran kerja tahap berikutnya”.

Dari definisi diatas penulis menyimpulkan bahwa pada tahapan produksi

pembuatan dokumenter, dalam hal ini penata kamera dituntut harus siap untuk

melakukan pengembangan dalam pengambilan gambar tentunya dengan

mengkordinasikannya kepada sutradara terlebih dahulu. Sebelum melakukan

produksi penulis harus memastikan kondisi alat-alat yang akan di gunakan nanti

dengan menyiapkan tripod, membersihkan lensa kamera serta melakukan setting,

Page 101: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

118

setelah itu barulah penulis melakukan tanggung jawab dalam pengambilan gambar

yang sesuai dengan director treatment yang sudah di sepakati bersama.

3.4.3. Pasca Produksi

Pada tahapan ini seorang penata kamera sudah tidak banyak memiliki

peranan, kecuali dalam hal-hal tertentu terkait hasil pengambilan gambar yang sudah

di ambil oleh penulis yang sesuai dengan director treatment.

Tugas penata kamera saat pasca produksi program dokumenter WARISAN

LELUHUR, penulis mendampingi sutradara untuk berdiskusi gambar atau shot mana

yang layak dan tidak layak untuk dimasukan kedalam proses editing, serta

memberikan beberapa pilihan gambar baik untuk kesinambungan cerita agar film

dokumenter ini bagus ceritanya. Hingga proses colouring selesai dan berbentuk film

dokumenter selesai.

Menurut Diki Umbara (2009:74)

Tidak banyak hal yang di lakukan oleh cameraman pada tahapan ini. Untuk

produksi berita dan dokumenter, cameraman terkadang di minta bantuan oleh

editor untuk menjelaskan hal-hal tertentu yang bisa jadi tidak dimengerti oleh

editor, namun biasanya hal ini bisa di handle oleh reporter atau produser.

Untuk memudahkan editor bekerja, setelah pengambilan gambar, cameraman

membuat camera report yang berisi tentang semua keterangan shot lengkap

dengan time code atau keterangan waktu.

Berdasarkan kutipan diatas penulis sebagai penata kamera menyimpulakn,

pada saat pasca produksi penulis tidak terlalu berperan banyak seperti saat pra

produksi dan produksi, penulis hanya melakukan backup data yang nantinya akan

diserahkan kepada editor atau penyunting gambar dan bila ada gambar yang kurang

Page 102: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

119

dipahami pada tahapan ini penulis harus menjelaskan kepada penyunting gambar,

tetapi hal seperti ini biasanya dapat di wakili oleh sutradara atau produser.

3.4.4. Peran dan Tanggung Jawab Penata Kamera

Berbicara tentang suatu profesi itu melakukan pekerjaan, bearti akan

membahas tugas dan tanggung jawab. Penata kamera sebagai bagian dari kru film dan

televisi yang mempunyai tugas dan tanggung jawab yang spesifik.

Diki Umbara (2009:75) menuturkan bahwa pada umumnya seorang

cameraman tidak bekerja sendiri (kecuali untuk hal tertentu), dan secara umum tugas

dan tanggung jawab cameraman meliputi:

1. Berdiskusi dengan produser dan sutradara membahas tentang rencana

produksi.

2. Mempelajari naskah.

3. Meninterprestasikan bagaimana sebuah adegan/scene bisa

diinterpretasikan.

4. Memberi masukan bagaimana agar bisa mendapat gambar yang baik.

5. Memilih peralatan kamera serta penunjanganya.

6. Bekerjasama dengan sutradara.

7. Melakukan pengambilan gambar atau shooting.

Page 103: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

120

Penata kamera dalam pembuatan suatu produksi sangat berperan

penting karena penulis harus mengambil gambar yang baik yang

berhubungan dengan director treatment, dan tentunya harus dengan

persetujuan sutradara. Setiap pengambilan gambar penulis harus

bekerjasama dengan sutradara, dan penulis harus memberikan pilihan

shot-shot yang baik kepada sutradara. Karena keberhasilan suatu produksi,

ditentukan oleh pengambilan gambar yang baik dan benar sehingga enak

ditonton.

Dalam tiga tahapan produksi, penata kamera mempunyai peran

dan tanggung jawab sebagai berikut:

1. Mendampingi sutradara melakukan riset sekaligus melihat lokasi

pengambilan gambar.

2. Berkonsultasi dengan sutradara tentang gambar-gambar yang baik

untuk diambil.

3. Membuat director treatment dengan sutradara untuk menyamakan

visi agar tidak terjadi kesalahan saat di lapangan.

4. Menyiapkan alat-alat apa saja yang dibutuhkan saat proses

produksi.

5. Membuat shotlist atau konsep kamera dengan sutradara.

Page 104: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

121

6. Merekam gambar sesuai konsep yang telah disepakati pada waktu

pra produksi.

7. Menjaga keselamatan kamera dan berbagai aspek yang

behubungan dengan perekam gambar.

8. Mengambil gambar sesuai director treatment.

9. Menemani proses editing untuk melihat hasil gambar yang telah

diambil bersama sutradara.

10. Bersama editor dan sutradara memilih gambar yang diperlukan

untuk memasukan pada proses editing yang sesuai dengan director

treatment yang telah dibuat saat pra produksi.

3.4.5 Proses pencipta karya

Dalam produksi program dokumenter televisi tugas akhir WARISAN

LELUHUR penulis berperan sebagai penata kamera karena penulis sangat tetarik

memperlajari dan memberikan gambar-gambar yang indah untuk dilihat. Penulis juga

ingin menerapkan apa yang sudah penulis dapat selama menjalani proses perkuliahan,

adapun tahapan proses penciptaan karya yang penulis lewati yaitu sebagai berikut:

a. Konsep kreatif

Dalam pembuatan dokumenter ini penulis menggunakan beberapa alat

yang mendukung pembuatan dokumenter ini agar menjadi lebih menarik dan

sesuai dengan apa yang diinginkan, disini penulis sering menggunakan alat

Page 105: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

122

bantu seperti: tripod,lavaliere mic, dan lampu LED. Penulis juga terkadang

menggunakan teknik handheld, karena dalam dokumenter ini penulis harus

siaga untuk antisipasi terhadap moment yang tidak terduga. Sebelum tahapan

produksi penulis juga melakukan riset dengan seluruh anggota tim untuk

memastikan data-data yang sebelumnya sudah terkumpul, pada tahap

selanjutnya penulis sebagai penata kamera harus mampu menerjemahkan

director treatment kedalam bentuk visual dengan motivasi yang jelas, dan

menyesuaikan equipment dengan director treatment yang nantinya menjadi

acuan penulis dalam pengambilan gambar.

b. Konsep Produksi

Pada konsep produksi sebagai penata kamera, penulis bertanggung

jawab bertanggung jawab kepada semua aspek yang berkitan dengan

pengambilan gambar. Dari apa yang sudah disepakati bersama sutradara, pada

produksi kali ini penulis menggunakan teknik single-cam dan penulis juga

merekomendasikan kepada sutradara terkait shot dan angle yang akan

digunakan saat produksi. Penulis juga menjelaskan maksud dan motivasi

mengenai shot dan angle agar tidak ada salah saat pengambilan gambar di

produksi dalam menginterpretasikan naskah. Untuk menjadikan produksi

lebih tertata penulis mengumpulkan data pada saat pra produksi terkait

dengan jadwal dan kegiatan yang ada di lokasi sehingga proses pada proses

produksi penulis hanya perlu memastikan kepada produser dan sutradara

apakah ada perubahan jadwal dan kegiatan. Pada proses produksi penulis

Page 106: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

123

bekerja berdasarkan director treatment yang berisi gambaran visual dan apa

saja yang harus diambil oleh seorang penata kamera. Dari gambaran visual

yang ada di director treatment penulis melakukan proses wawancara pada

narasumber. Dalam dokumenter ini, penulis harus melakukan proses

wawancara kepada tiga narasumber. Setelah proses wawancara pertama

selesai dilakukan, tahapan ini selalu memiliki jeda waktu menuju proses

wawancara selanjutnya. Oleh karena itu, penulis memanfaatkan waktu jeda

tersebut untuk mengambil diluar proses wawancara dengan mendahului

pengambilan gambar di luar ruangan (outdoor). Hal tersebut dilakukan untuk

menghindari kondisi alam atau cuaca yang tidak dapat di prediksi. Setelah

melakukan pengambilan gambar outdoor, penulis melakukan shot yang sudah

ditentukan waktunya di dalam shooting schedule.

c. Konsep teknis

Dalam konsep teknis program dokumenter WARISAN LELUHUR

penulis dan tim sepakat untuk menggunakan kamera CANON C300 dan

SONY DCR-SD1000 dikarenakan kualitas gambar yang dihasilkan cukup

baik. Selain itu penulis juga menggunakan tripod. Fungsi tripod menjadi

sangat penting terutama ketika saat melakukan wawancara dan shot yang

panjang sehingga tidak terjadi guncangan yang tidak diinginkan. Penulis juga

menggunakan lensa fix 50mm untuk memberikan gambar dan nuansa yang

berbeda. Penulis juga menggunkan teknik handheld karena untuk mengejar

moment saat pentas. Penulis disini menggunkan boom mic karena untuk

Page 107: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

124

mengambil atmosfir agar meluas saat pentas yang di pegang oleh produser.

Dan juga menggunakan lavaliere mic untuk wawancara yang dipegang oleh

produser selain itu penulis juga menggunakan lampu (LED) lima belas inch

untuk mengantisipasi noise yang disebabkan oleh minimnya cahaya saat

pentas dan wawancara di dalam ruangan (indoor) pada saat merekam gambar.

3.4.6. Kendala Produksi dan Solusinya

Pada setiap karya yang dibuat pasti memiliki cerita di baliknya seperti kendala

dalam sebuah produksi, tetapi kendala produksi justru menjadi pelajaran buat kita

agar produksi selanjutnya kita dapat mempersiapkannya lebih baik. Pada saat

produksi film dokumenter WARISAN LELUHUR penulis sebagai penata kamera

juga memiliki kendala yang sempat menghambat proses produksi.

Pra produksi

Kendala : Kamera tidak sesuai apa yang telah dipelajari.

Solusi : Mempelajari ulang spesifikasi kamera yang sudah

dipelajari.

Produksi

Kendala : Gambar hilang saat syuting hari kedua.

Solusi : Mencari tempat penyewaan kamera yang dekat

dengan lokasi syuting.

Page 108: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

125

Pasca produksi

Kendala : Saat memilih gambar bersama sutradara laptop sangat

lambat.

Solusi : meminjam laptop yang spesifikasinya tinggi agar

gambar bisa dipilih dengan lancar.

Page 109: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

126

3.4.7. Lembar Kerja Penata Kamera

a. Spesifikasi Kamera

b. Shot List

Page 110: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

127

Spesifikasi Kamera Canon C300

Gambar III.1 Canon C-300

Tabel III. 11 Spesifikasi Kamera

Jenis Kamera CANON C300

Lensa - Canon EF Mount (Canon EF lens

group supported, including EF-S

lens)

Sensor type - CMOS sensor (single-panel)

equivalent to Super 35mm

Sensor size - 4206 x 2340; Approx. 9.84 MP

Shape - Horizontal

Page 111: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

128

Focus - Manual Focus/One Shot AF/

Continuous AF (AF is dependent

of interchange lens)

Weight - 2700 g

Monitor - Rotating 4 inch Wide Screen

Color LCD Display (1,230,000

dots) on detachable controller

Still picture - 24.6 x 13.8 mm

Recording format - Linear PCM; 2-Channel; 16 bit;

48kHz

Batterai - BP-9 Series

Recording media - CF Card (Type 1 Only); 2 Slot

(Movie Files) UDMA

Image sensor size - 24.6 x 13.8 mm

Slot memory - SD memory card

- SDHC memory card

Page 112: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

129

Spesifikasi SONY DCR SD-1000

Gambar III.2 Sony DCR SD-1000

Jenis Kamera SONY DCR SD-1000

Lensa - Sony “G” lens with 12x optical

zoom

Sensor type - 7.1MP “Exmor R” CMOS Sensor

Michrophone - Stereo michrophone

Shape - Horizontal

Focus - Profesional-style lens ring

Page 113: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

130

Weight - With lens hood & eye cap: 5:9 lb

(2.7kg)

Monitor - 2.7”touchscreen (230,000

pixels;16:9)

Still picture - 7.1 MP (3072 x 2304, 4:3)

Batterai - NP-PV570

Recording media - 32GB internal flash memory

- Slot for Memory Stick PRO Duo/

PRO Duo (High Speed)/ PRO Duo

(Mark2)/ PRO-HG Duo/ PRO-HG

Duo HX (removable media not

included)

Image sensor size - 255x232x456mm

Memory - 32GB internal memory

Page 114: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

131

Shot List

Produksi : BSI Produser : Deni aryanto

Judul : Warisan Leluhur Sutradara : Muhamad hidayat

Durasi : 20 menit Penata kamera: Agung Arista

Tabel III.12 Shot List

NO

SHOT

VISUAL

TAKE

VIDEO

NOTES SHOT

SIZE

ANGLE MOVE

1 1 CU EL PAN RIGHT 2 Obor 1 C

2 OK

2 2 CU EL STILL 1 Nayaga

memainkan alat

musik yang dari

bambu

1 OK

3 3 MLS EL STILL 2 Bidadari menari 1 C

2 OK

Page 115: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

132

4 4 MS EL HANDHELD 4 Penari sintren

yang sudah

memakai

pakaian sintren

sedang menari

didampingi

oleh pawang

1 OK

2 C

3 C

4 C

5 5 ESTAB

LISH

EL STILL 5 Gapura selamat

datang di

kabupaten

Cirebon

1 C

2 C

3 C

4 OK

5 C

6 6 ELS EL STILL 1 Lalu lintas

kawasan

Cirebon

1 OK

7 7 LS EL STILL 1 Pangkalan

becak

1 OK

8 8 LS EL HANDHELD 4 Nelayan baru 1 C

Page 116: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

133

pulang melaut 2 OK

3 C

4 C

9 9 ESTAB

LISH

EL HANDHELD 1 Depan rumah

Narasumber

Mamae Titin

1 OK

10 10 FS EL HANDHELD 3 Spanduk acara

sambel trasi

1 OK

2 C

3 C

11 11 FS EL HANDHELD 1 Ruang tamu

mamae titin

1 OK

12 12 MS EL STILL 1 Wawancara

narasumber

mamae titin

1 OK

13 13 MS EL HANDHELD 1 Penari sintren

sudah memakai

pakaian sintren

sedang

dimasukkan

1 OK

Page 117: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

134

kedalam

kurungan

14 14 MLS LOW HANDHELD 1 Keraton

kesepuhan

cirebon

1 OK

15 15 MCU EL HANDHELD 1 H.sadikin dan

bidadari sintren

bersiap-siap

untuk pentas

1 OK

16 16 FS EL HANDHELD 1 Bidadari sintren 1 OK

17 17 MS EL HANDHELD 4 Penari sintren

diikat oleh

pawang

1 OK

2 C

3 C

4 C

18 18 MS HIGH HANDHELD 4 Penari sintren

tidak sadarkan

diri

1 OK

2 C

3 C

Page 118: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

135

4 C

19 19 MS EL HANDHELD 2 Penari sintren

sedang menari

belum

berpakaian

sintren

1 OK

2 C

20 20 MCU EL HANDHELD 1 Bidadari sintren

berdo’a untuk

memulai pentas

1 OK

21 21 MCU EL HANDHELD 1 Bidadari sintren

menari

1 OK

22 22 MS EL HANDHELD 2 Mamae titin

sedang

melantunkan

nyanyian

sintren

1 OK

2 C

23 23 MS EL HANDHELD 2 Penari sintren 1 C

Page 119: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

136

sedang menari

belum

berpakaian

penari dan

masih diikat

2 OK

24 24 ESTAB

LISH

EL STILL 1 Pemandangan

gunung

1 OK

25 25 LS EYE HANDHELD 1 Pengendara

motor disawah

1 OK

26 26 FS LOW HANDHELD 1 Plang

sekolahan

1 OK

27 27 MS EL FOLLOW 1 Bapak

H.Sadikin

sedang masuk

ke kelas

1 OK

28 28 LS

EL HANDHELD 2 Bapak

H.Sadikin

sedang

mengajar di

1 OK

2 C

Page 120: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

137

kelas

29 29 FS EL HANDHELD 1 Bapak sadikin

mengawas

1 OK

30 30 MS LOW HANDHELD 4 Gapura Desa

Babadan

1 C

2 C

3 C

4 OK

31 31 FS LOW HANDHELD 3 Plang yayasan

bapak

H.Sadikin

1 C

2 C

3 OK

32 32 MS EL STILL 1 Wawancara

narasumber

bapak

H.Sadikin

1 OK

33 33 FS LOW HANDHELD 3 Bapak

H.Sadikin

1 C

2 OK

Page 121: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

138

mengajar

bidadari sintren

3 C

34 34 MS EL HANDHELD 2 Bidadari sintren

sedang latihan

1 OK

2 C

35 35 FS FROG

EYE

STILL 1 Bapak

H.Sadikin

sedang

mengajar

sintren

1 OK

36 36 LS EL HANDHELD 4 Lalu lintas

dekat kantor

pemerintahan

1 OK

2 C

3 C

4 C

37 37 LS EL HANDHELD 1 Aktivitas

pegawai di

sekitar kantor

pemerintahan

1 OK

38 38 FS EL STILL 3 Plang

pemerintah

1 OK

2 C

Page 122: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

139

kabupaten

Cirebon

3 C

39 39 ESTAB

LISH

EL STILL 3 Kantor

pemerintah

kabupaten

Cirebon

1 OK

2 C

3 C

40 40 MCU EL STILL 1 Wawancara

Narasumber

Bapak Uuk

sukarna

1 OK

41 41 MLS EL PAN RIGHT 1 Bidadari sintren 1 OK

42 42 MCU EL HANDHELD 1 Bidadari sintren

sedang latihan

menari

1 OK

43 43 FS EL HANDHELD 1 Alat sintren 1 OK

44 44 MS HIGH HANDHELD 1 OK Nayaga

memainkan alat

musik

1 OK

45 45 MLS EL STILL 6 Penari sintren 1 C

Page 123: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

140

menari disenja

hari

2 C

3 C

4 OK

5 C

6 C

46 46 MCU EL HANDHELD 3 Mamae titin

sedang

mengawasi

latihan nayaga

1 OK

2 C

3 C

47 47 LS EL HANDHELD 1 Latihan nayaga 1 OK

48 48 MLS EL HANDHELD 3 Mamae titin

sedang

mengawasi

latihan nayaga

1 C

2 OK

3 C

49 49 MS EL STILL 1 Wawancara

Narasumber

Mamae titin

1 OK

50 50 FS EL HANDHELD 1 Piagam

penghargaan

1 OK

Page 124: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

141

mamae titin

51 51 FS EL HANDHELD 1 Wayang kulit 1 OK

52 52 CU EL HANDHELD 2 Bidadari sedang

di make up

1 OK

2 C

53 53 MCU EL HANDHELD 3 Bidadari

bersiap sebelum

acara dimulai

1 OK

2 C

3 C

54 54 MLS EL HANDHELD 1 Bidadari

berjalan menuju

tempat pentas

1 OK

55 55 MS EL HANDHELD 2 Nayaga

memainkan alat

musik

1 C

2 OK

56 56 MCU EL STILL 1 Wawancara

narasumber

bapak Uuk

sukarna

1 OK

57 57 MS EL STILL 1 Wawancara

narasumber

1 OK

Page 125: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

142

bapak

H.Sadikin

58 58 MLS EL HANDHELD 2 Bidadari menari 1 C

2 OK

59 59 LS EL HANDHELD 1 Nelayan 1 OK

60 60 LS EL HANDHELD 2 Nelayan 1 OK

2 C

61 61 LS EL HANDHELD 1 Gending 1 OK

62 62 MS EL HANDHELD 2 Penari sintren 1 OK

2 C

63 63 LS HANDHELD 1 Festival

caruban

1 OK

64 64 LS HANDHELD 1 Festival

caruban

1 OK

65 65 CU HANDHELD 1 Festival

caruban

1 OK

Page 126: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

143

66 66 MCU EL STILL 1 Wawancara

narasumber

bapak Uuk

sukarna

1 OK

67 67 LS EL STILL 1 Bus festival

caruban

1 OK

68 68 LS EL STILL 1 OK Caruban

festival

1 OK

69 69 MCU EL HANDHELD 2 Nayaga latihan 1 OK

2 C

70 70 MCU EL HANDHELD 1 Nayaga latihan 1 OK

71 71 MS EL STILL 1 Wawancara

narasumber

bapak

H.Sadikin

1 OK

72 72 MLS EL PAN RIGHT 1 Alat musik

sintren

1 OK

Page 127: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

144

73 73 MLS

EL HANDHELD 1 Nayaga sedang

mempersiapkan

alat sebelum

pentas

1 OK

74 74 MLS EL HANDHELD 3 Nagaya

mempersiapkan

alat sintren

sebelum pentas

1 C

2 C

3 OK

75 75 MS EL HANDHELD 1 Nayaga

mempersiapkan

alat sintren

sebelum pentas

1 OK

76 76 FS EL HANDHELD 3 Kemenyan 1 OK

2 C

3 C

77 77 FS EL HANDHELD 1 Pawang sintren

sedang

1 OK

Page 128: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

145

membakar

kemenyan

78 78 FS EL HANDHELD 3 Mamae titin

sedang

menceritakan

sejarah sintren

kepada

penonton

1 C

2 C

3 OK

79 79 MLS EL HANDHELD 2 Bidadari menari 1 OK

2 C

80 80 MS EL HANDHELD 1 Pawang sintren

sedang

mengawasi

keadaan sekitar

1 OK

81 81 MLS EL HANDHELD 1 Bidadari sintren

menari

1 OK

82 82 MS EL HANDHELD 2 Penari sedang

di ikat oleh

pawang

1 OK

2 C

Page 129: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

146

83 83 FS HIGH

ANGLE

HANDHELD 1 Penari yang di

ikat akan

dimasukan roh

oleh pawang

1 OK

84 84 MLS EL HANDHELD 1 Pawang sedang

membaca

mantra

1 OK

85 85 MS EL HANDHELD 2 Pawang sedang

menaruh tali

dari atas

kurungan

1 OK

2 C

86 86 FS EL HANDHELD 3 Kemenyan 1 C

2 C

3 OK

87 87 MLS EL HANDHELD 4 Penari menari

sudah di ikat

1 OK

2 C

3 C

Page 130: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

147

4 C

88 88 MS EL HANDHELD 4 Penari menari

sudah di ikat

dan menari-nari

1 C

2 OK

3 C

4 C

89 89 MS EL HANDHELD 1 Penari terjatuh

setelah

dilempar uang

1 OK

90 90 LS EL HANDHELD 1 Pawang dan

bidadari

berdo’a

sebelum pentas

di mulai

1 OK

91 91 MCU EL HANDHELD 1 Pawang

memperlihatka

n pakaian

penari sintren

kepada

penonton

1 OK

Page 131: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

148

92 92 FS EL HANDHELD 1 pakaian penari

di masukan ke

dalam kurungan

1 OK

93 93 MCU EL STILL 1 Bidadari menari 1 OK

94 94 ELMS HANDHELD 3 Nayaga

memainkan alat

musik sintren

1 OK

2 C

3 C

95 95 LS EL HANDHELD 1 OK Pawang

membuka

kurungan dan

penari sudah

berubah

pakaiannya

1 OK

96 96 MS EL HANDHELD 4 Penari menari

(sudah

memakai

pakaian sintren)

1 OK

2 C

3 C

4 C

97 97 POV EL HANDHELD 3 Penari menari 1 C

Page 132: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

149

2 OK

3 C

98 98 MS EL HANDHELD 2 Penari terjatuh

dan di jaga oleh

pawang

1 OK

2 C

99 99 MS EL HANDHELD 2 Penari di

masukan ke

dalam kurungan

1 OK

2 C

100 100 MLS EL HANDHELD 3 Kemenyan di

bakar

1 C

2 OK

3 C

101 101 LS EL HANDHELD 1 Pawang

membuka

kurungan

1 OK

102 102 MLS EL STILL 4 Penari menari 1 C

2 OK

3 C

4 C

Page 133: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

150

103 103 FS HIGH

ANGLE

HANDHELD 1 Lampu teplok 1 OK

104 104 MS EL STILL 1 Wawancara

narasumber

bapak

H.Sadikin

1 OK

105 105 MS EL HANDHELD Mamae titin

106 106 MLS EL HANDHELD 1 Bidadari sintren 1 OK

107 107 MLS EL HANDHELD 1 Anak kecil

memainkan alat

sintren

1 OK

108 108 MCU EL STILL 1 Wawancara

narasumber

mamae titin

1 OK

Page 134: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

151

109 109 MCU EL STILL 1 Wawancara

narasumber

bapak Uuk

Sukarna

1 OK

110 110 MS EL STILL 1 Wawancara

narasumber

bapak

H.Sadikin

1 OK

111 111 MCU EL STILL 1 Wawancara

narasumber

bapak Uuk

Sukarna

1 OK

112 112 FS CANTE

D

HANDHELD 6 Penari menari

di sawah

1 C

2 OK

3 C

4 C

5 C

6 C

Page 135: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

152

3.5 Proses Kerja Editor

Menurut Rahmawati dkk (2011f:36) Editor adalah seorang yang melakukan

penyuntingan gambar pada saat pasca produksi. Jadi, editor bekerja setelah proses

produksi selesai. Namun kini, editor sudah dilibatkan bahkan sebelum produksi

dimulai.

Sedangkan menurut Gora S (2007:104) “Editor adalah orang terakhir dari

seluruh pekerja produksi. Pekerjaannya adalah mengolaborasikan berbagai unsur

kreatif sehinga bisa memberikan sentuhan seni pada akhir film.”

Penulis sebagai editor juga menyimpulkan bahwa tugas dan tanggung jawab

editor adalah seorang yang bekerja penuh pada tahap akhir proses produksi sebuah

film. Editor juga harus mampu merancang dan meramu semua shot tunggal yang ada

menjadi sebuah film yang menarik, bercerita, dan mampu menyampaikan pesan

kepada penontonnya.

3.5.1 Pra Produksi

Menurut Sunu (2008:144) tahap pra produksi bagi seorang editor hanya

menganalisa skenario yang melihat adegan yang tertulis dalam skenario dan

mengungkapkan penilaiannya pada sutradara juga berdiskusi dengan departemen

yang lain dalam script conference untuk menganalisa skenario baik secara teknis dan

dramatik.

Pada proses pra produksi Penulis bersama dengan tim mendiskusikan naskah

yang telah dibuat oleh penulis naskah berjudul Warisan Leluhur. Selanjutnya Penulis

Page 136: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

153

menganalisa naskah dengan sutradara dan penata kamera untuk mendiskusikan soal

teknis. Penulis juga berdiskusi dengan produser membicarakan alat dan software apa

saja yang akan digunakan ketika proses editing nantinya.

Setelah proses diskusi selesai Penulis bersama tim melakukan riset dan pengumpulan

data-data terkait dengan tema yang diangkat. Tujuannya untuk mengetahui gambaran

penuh lokasi yang akan digunakan pada proses shooting nanti. Dari riset ini kami

juga dapat mengetahui dan mengenal karakter subjek pada dokumenter ini.

3.5.2 Produksi

Menurut Rahmawati dkk (2011:84) Produksi merupakan tahap pengambilan

gambar (shooting video) dilakukan, idealnya hingga tuntas. Kebutuhan shooting

video sebelumnya telah dirumuskan pada tahap pra produksi, idealnya dalam bentuk

story board yang mencakup banyak informasi termasuk sudut pengambilan gambar

(angle).

Dalam tahap produksi dokumenter berjudul Warisan Leluhur ini Penulis

memberi masukan kepada sutradara dan penata kamera mengenai shot-shot dan

konsep editing yang dimiliki oleh seorang Editor. meski tidak terlalu banyak namun

hal ini akan memudahkan Penulis ketika proses editing nanti. Pada tahap ini Penulis

langsung melakukan pemindahkan data audio visual dari kartu memori ke dalam

laptop. Penulis melihat dan mendengarkan langsung, membuat beberapa folder dan

menyeleksi semua materi audio visual. Tujuannya agar tidak terjadi kebingungan

ketika proses editing berlangsung.

Page 137: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

154

3.5.3 Pasca Produksi

Menurut sunu (2008:145), tahap pasca produksi bagi editor membuat struktur

awal shot-shot yang sudah dibuat dengan struktur skenario (rough cut 1), kemudian

mempresentasikan hasil susunan rough cut 1 kepada sutradara dan produser. Setelah

terus mempresentasikan susunan kepada sutradara dan produser sampai mendapatkan

hasil struktur yang diharapkan, editor mulai menghaluskan hasil final edit hingga film

selesai dalam proses kerja editing.

Pada tahap ini penulis atau editor mulai bekerja dengan sepenuhnya, diawali

dengan menonton hasil shooting untuk kemudian dipilih gambar yang pas masuk

kriteria kualitas baik untuk dipertontonkan nanti. Setelah proses penyuntingan selesai

penulis mulai memasukan semua hasil penyuntingan kedalam software editing untuk

mulai melakukan pemotongan video.

Penulis mulai melakukan memotong bagian-bagian yang tidak perlu seperti

suara dari seorang penulis naskah yang sedang bertanya kepada narasumber dan juga

memotong gambar seperlunya untuk dijadikan footage, setelah semua disatukan

penulis atau editor mulai merender dan mengexport dalam bentuk offline editing

untuk diperlihatkan agar dapat diberi masukan apa saja yang kurang dalam film

dokumenter ini. Tahap akhir mulai melakukan online editing yaitu menyatukan

semua seperti instrumen, nama-nama kerebat kerja dan ucapan terimakasih, penulis

juga membuat lembar kerja editornya yaitu laporan editingnya dan lain-lain.

3.5.4 Peran dan Tanggung Jawab Editor

Page 138: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

155

Menurut Sunu (2008:143) Editor adalah sineas professional yang bertanggung

jawab mengkonstruksi cerita secara estetis shot-shot yang dibuat berdasarkan

skenario dan konsep penyutradaraan sehingga menjadi sebuah film cerita yang utuh.

Dalam pembuatan dokumenter Warisan Leluhur ini penulis sebagai editor

memiliki peran dan tanggung jawab sebagai berikut :

a. Menyatukan dan menyusun shot sesuai director treatment

b. Penyelarasan antara audio dan video agar terlihat dinamis. Penyambungan ini

harus benar-benar diperhatikan agar gambar terlihat tidak membosankan dimata

penonton.

c. Mampu dan dapat menutupi kekurangan ketika proses pengambilan

gambar/shooting dimeja editing. Hal ini berfungsi untuk memanjakan mata penonton.

d. Mampu menampilkan dramatik kepada penonton. Menurut editor dramatik itu

perlu dilakukan, agar penonton dapat mengingat akan penekanan-penekanan dari film

tersebut.

e. Membuat satu jalinan atau rangkaian cerita secara utuh sesuai dengan naskah

yang telah dibuat, agar penonton dapat terhibur dan mendapat informasi dari karya

non drama televisi ini.

3.5.5 Proses Penciptaan Karya

Awal mula proses penciptaan karya film dokumenter ini bermula dari gagasan

ide dasar dari semua tim produksi. Yang tertarik dengan tema tarian budaya.

Page 139: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

156

kemudian ide tersebut dituangkan oleh penulis naskah dalam bentuk naskah

dokumenter berjudul Warisan Leluhur kemudian dikembangkan oleh sutradara.

Pada tahap pra produksi penulis dan tim mendiskusikan beberapa hal

mengenai teknis-teknis pelaksanaan yang akan dilakukan ketika proses produksi

berlangsung. Selain itu penulis juga ikut melakukan riset dan mendatangi lokasi-

lokasi yang akan dijadikan tempat pengambilan video shot. Tujuannya agar Penulis

mendapatkan gambaran-gambaran tentang film dokumenter yang akan dibuat dan

bisa menjadi landasan bagi penulis untuk membuat konsep editing.

a. Konsep Kreatif

Film dokumenter Warisan Leluhur dengan tema tentang kesenian tari budaya

ini dikemas dalam jenis dokumenter potret. Dengan menggunakan transisi dan

metode cut to Dalam proses editing, Penulis mencoba membentuk alur penuturan

diskontinuitas visual sehingga alur cerita dalam film dokumenter ini lebih menarik.

Penulis akan lebih banyak memperlihatkan adegan-adegan spontanitas subjek agar

terbentuk film dokumenter yang benar-benar natural, merangsang emosi dan

membentuk atau memutar balikan persepsi. Penulis juga mencoba membangun sisi

dramatik dalam film ini dengan menampilkan variasi tipe shot seperti long shot,

medium shot, close up dan cut away untuk melakukan teknik editing paralel yang

dianggap sebagai kontruksi dramatik.

Konsep berikutnya ialah penulis menggunakan musik otentik seperti suara

gending yang berasal dari salah satu subjek pada adegan di film dokumenter ini.

Page 140: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

157

Penulis tidak banyak menggunakan Ilustrasi musik, mengingat penggunaan dan

kebutuhan musik di film dokumenter ini tidak terlalu diperlukan dalam membentuk

alur penuturan cerita. Penulis hanya menempatkan Ilustrasi musik sebagai transisi

antara adegan satu ke adegan berikutnya. Penulis akan lebih banyak menggunakan

suara otentik dan suara musik daerah dari adegan-adegan yang dilakukan subjek

sebagai pembentuk alur cerita.

b. Konsep Produksi

Penulis mengaplikasikan konsep editing yang memang telah dibuat

sebelumnya, dengan mengubah susunan gambar yang sudah ada pada naskah editing.

Tujuannya agar terbentuk alur penuturan cerita yang lebih menarik. selama proses

editing berlangsung, penulis selalu berdiskusi dengan sutradara untuk mendapatkan

alur cerita yang diinginkan.

c. Konsep Teknis

Dalam proses pemotongan dan penyusunan hasil video shot Penulis

menggunakan software Adobe Premiere Cc 2015. Penulis selalu menggunakan

naskah dan konsep editing ketika melakukan pemotongan dan penyusunan video shot

setelah itu baru penulis mengubah susunan-susunan pada bagian yang dirasa kurang

memenuhi kebutuhan alur cerita, tentu dengan memperhatikan fungsi, proposional

dan struktural sebuah video shot. selain itu juga penulis ingin memberikan rasa atau

sense pada film dokumenter ini. untuk perpindahan pada beberapa adegan penulis

menggunakan transisi-transisi seperti croos dissolve, dip to black untuk memperhalus

Page 141: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

158

perpindahannya. Pada dokumenter ini penulis mengkoreksi atau menggunakan efek

warna untuk kebutuhan alur cerita.

3.5.6 Kendala Produksi dan Solusinya

Laptop Overheat mengakibatkan software editing not responding. Solusinya

mengistirahatkan laptop meskipun memakan waktu yang tidak sedikit dan sangat

menghambat selama proses editing berlangsung.

3.5.7 Lembar Kerja Editor

a. Konsep Editing

Page 142: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

159

b. Bars & Tone

c. Logo BSI

d. Program ID

e. Counting Leader

f. OBB dan Judul Program

g. Content

h. Kerabat Kerja

1. KONSEP EDITING

Program acara dokumenter televisi berjudul Warisan Leluhur ini berjenis

dokumenter potret terdiri dari 3 segmen. Menggunakan teknik editing non linier,

dengan aspek ratio 16:9.

SPESIFIKASI EDITING

A. HARDWARE Laptop LENOVO Z50 series

Page 143: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

160

1. Processor : AMD FX 7500 speed 2.1Ghz Turbo Core 3.3Ghz

2. RAM : 6 GB RAM internal

3. VGA : 2 GB VGA internal

4. Sound : speakers (realtek high definition audio)

B. ACCESSORIES

1. Mouse : Logitech

2. Sound : Sound simbada

Suasana yang diperlihatkan dalam film ini adalah suasana yang begitu tenang

dan film ini menggunakan transisi cross dissolve dan dip to black untuk perpindahan

gambar satu ke gambar berikutnya. Untuk title Penulis lebih banyak menggunakan

font times new roman. untuk memperindah dan membangun suasana film dokumenter

ini Penulis menambahkan efek warna.

2. Pembuatan Program ID

Bars & Tone

Page 144: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

161

Gambar III.3 Bars and Tone

Logo BSI

Gambar III.4 Logo BSI

Program ID

Page 145: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

162

Gambar III.5 Program ID

Counting Leader

Gambar III.6 Counting Leader

OBB dan Judul Program

Page 146: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

163

Gambar III.7 OBB dan judul Program

Content

Gambar III.8 Content

Kerabat Kerja

Page 147: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

164

Gambar III.9 Kerabat kerja

Ucapan Terimakasih

Gambar III.10 Ucapan terimakasih

Copyright

Page 148: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

165

Gambar III.11 Copyright

Page 149: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

166

LAPORAN EDITING

Produksi : BSI Produser : Deni Aryanto

Judul Karya : Warisan Lelulur Sutradara : Muhamad Hidayat

Durasi : 20 Menit Penyunting Gambar : Ananda Tri Sutrisno

Tabel III.13 Laporan Editing

No.

Segmen

Ext/Int

Keterangan

Visual Audio SFX Transisi Video Effect Durasi

Bars and Tone 00:00:05:00

Logo BSI 00:00:05:00

Program ID 00:00:05:00

Universal Counting Leader 00:00:05:00

Page 150: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

167

1 1 EXT Obor

(Close up)

Musik pemujaan Dip to

black

Slow speed

Color gradding

00:00:04:23

2

EXT Nayaga memainkan alat

musik yang dari bamboo

(Close up)

Musik pemujaan Cut to Color gradding 00:00:05:00

3 EXT Bidadari menari

(Medium long shot)

Musik pemujaan Cut to Color gradding 00:00:04:03

4 EXT Penari sintren yang sudah

memakai pakaian sintren

sedang menari didampingi

oleh pawang

(Medium shot)

Musik pemujaan Cut to Color gradding 00:00:04:22

5

EXT Gapura selamat datang di

kabupaten Cirebon

atmosfer Dip to

black

Color gradding

Warp

00:00:05:01

Page 151: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

168

(Long shot) stabilizer

6 EXT Lalu lintas kawasan

Cirebon

(Extreme long shot)

Atmosfer Cut to Color gradding

00:00:05:01

7 EXT Pangkalan becak

(Long shot)

Atmosfer Cut to Color gradding

00:00:05:00

8 EXT Nelayan baru pulang

melaut

(Long shot)

Atmosfer Cut to Color gradding

Warp

stabilizer

00:00:05:00

9 EXT Depan rumah narasumber

Mamae titin

(Establish)

Dip to

black

Color gradding

Slow speed

00:00:02:23

10 INT Spanduk acara sambel

terasi

Cut to Color gradding 00:00:03:00

Page 152: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

169

(Full shot)

11 INT Ruang tamu mamae titin Suara wawancara Cut to Color gradding 00:00:05:02

12 INT Wawancara narasumber

Mamae titin

(Medium shot)

Suara wawancara Cut to Color gradding 00:00:03:10

13 INT Penari sintren sudah

memakai pakaian sintren

sedang dimasukkan

kedalam kurungan

(Medium shot)

Suara wawancara Cut to Color gradding 00:00:05:12

14 INT Wawancara narasumber

Mamae titin

(Medium shot)

Suara wawancara Cut to Color gradding 00:00:06:20

15 Ilustrasi gambar presiden Suara wawancara Cross Color gradding 00:00:05:00

Page 153: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

170

belanda dissolve Slow speed

16 Ilustrasi gambar putri

presiden nyak delamour

Suara wawancara Cross

dissolve

Color gradding

Slow speed

00:00:05:00

17 INT Wawancara narasumber

Mamae titin

(Medium shot)

Suara wawancara Cut to Color gradding 00:00:06:02

18 EXT Keraton kesepuhan

Cirebon

(Medium long shot)

Suara wawancara Cut to Color gradding

Warp

stabilizer

00:00:03:00

19 INT Wawancara narasumber

Mamae titin

(Medium shot)

Suara wawancara Cut to Color gradding

00:00:03:17

20 INT Persiapan bidadari sebelum

pentas

Suara wawancara Cut to Color gradding

00:00:03:11

Page 154: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

171

(Medium close up)

21 INT Wawancara narasumber

Mamae titin

(Medium shot)

Suara wawancara Cut to Color gradding

00:00:02:15

22 EXT Bidadari sintren

(Full shot)

Suara wawancara Cut to Color gradding 00:00:03:00

23 INT Wawancara narasumber

Mamae titin

(Medium shot)

Suara wawancara Cut to Color gradding 00:00:02:09

24 EXT Penari sintren sedang

diikat oleh pawang

(Medium shot)

Suara wawancara Cut to Color gradding 00:00:03:00

25 EXT Penari sintren tidak

sadarkan diri

Suara wawancara Cut to Color gradding 00:00:03:00

Page 155: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

172

(Medium shot)

26 INT Wawancara narasumber

Mamae titin

(Medium shot)

Suara wawancara Cut to Color gradding 00:00:05:17

27 EXT Penari sintren sedang

menari belum berpakaian

sintren

(Medium shot)

Suara wawancara Cut to Color gradding 00:00:06:06

28 INT Wawancara narasumber

Mamae titin

(Medium shot)

Suara wawancara Cut to Color gradding 00:00:04:12

29 EXT Bidadari sintren berdo’a

untuk memulai pentas

(Medium close up)

Suara wawancara Cut to Color gradding 00:00:03:12

Page 156: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

173

30 INT Wawancara narasumber

Mamae titin

(Medium shot)

Suara wawancara/

Musik pemujaan

Dip to

black

Color gradding 00:00:36:00

31 EXT Bidadari sintren menari

dengan kompak

(Medium close up)

Musik pemujaan Cut to Color gradding 00:00:04:15

32 EXT Mamae titin sedang duduk

sambil melantunkan

nyanyian sintren

(Medium shot)

Musik pemujaan Cut to Color gradding 00:00:05:00

33 EXT Penari sintren sedang

menari belum berpakaian

penari dan masih diikat

Musik pemujaan Cut to Color gradding 00:00:05:02

Page 157: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

174

(Medium shot)

34 EXT Pemandangan gunung

(Extreme long shot)

Instrumen

gending/Atmosfer

kicauan burung

Cross

dissolve

Color gradding 00:00:03:00

35 EXT Pengendara motor disawah

(Long shot)

Instrumen

gending

Cut to Color gradding 00:00:02:16

36 EXT Plang sekolahan

(Long shot)

Instrumen

gending

Cut to Color gradding 00:00:03:00

37 EXT H.Sadikin sedang masuk

ke kelas

(Medium shot)

Instrumen

gending

Cut to Color gradding 00:00:02:19

38 INT H.Sadikin sedang

mengajar di kelas

(Long shot)

Instrumen

gending

Cut to Color gradding 00:00:02:23

Page 158: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

175

39 INT H.Sadikin mengawas

murid-murid dikelas

(Full shot)

Instrumen

gending

Cut to Color gradding 00:00:03:00

40 EXT Gapura Desa Babadan

(Medium shot)

Instrumen

gending

Cut to Color gradding 00:00:02:08

41 EXT Plang yayasan H.Sadikin

(Full shot)

Instrumen

gending/Suara

wawancara

Cut to Color gradding 00:00:03:00

42 INT Wawancara narasumber

H.Sadikin

(Medium shot)

Suara wawancara Cut to Color gradding

Denoiser

00:00:16:00

43 INT H.Sadikin mengajar

bidadari sintren

(Long shot)

Suara wawancara Cut to Color gradding

Denoiser

00:00:05:20

Page 159: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

176

44 INT Wawancara narasumber

H.Sadikin

(Medium shot)

Suara wawancara Cut to Color gradding

Denoiser

00:00:14:00

45 INT Bidadari sintren sedang

latihan

(Medium shot)

Musik kembang

jae laos

Cut to Color gradding

Denoiser

00:00:04:22

46 INT H.Sadikin sedang

mengajar sintren

(Long shot)

Musik kembang

jae laos

Cut to Color gradding

Denoiser

00:00:05:00

47 EXT Lalu lintas

(Long shot)

Atmosfer Dip to

black

Color gradding

00:00:05:00

48 EXT Aktivitas warga

(Long shot)

Atmosfer Cut to Color gradding

00:00:05:00

49 EXT Plang pemerintah Atmosfer Cut to Color gradding 00:00:05:00

Page 160: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

177

kabupaten Cirebon

(Full shot)

50

EXT Kantor pemerintah

kabupaten Cirebon

(Long shot)

Atmosfer/Suara

wawancara

Cut to Color gradding 00:00:03:00

51 INT Wawancara narasumber

Uuk sukarna

(Medium close up)

Suara wawancara Cut to Color gradding

Denoiser

00:00:16:00

52 EXT Sintren menari didampingi

musik

(Medium close up)

Suara wawancara Cut to Color gradding 00:00:03:14

53 INT Wawancara narasumber

Uuk sukarna

Suara wawancara Cut to Color gradding

Denoiser

00:00:02:16

Page 161: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

178

(Medium close up)

54 INT Bidadari sintren sedang

latihan menari

(Medium close up)

Suara wawancara Cut to Color gradding

Denoiser

00:00:05:00

55 INT Wawancara narasumber

Uuk sukarna

(Medium close up)

Suara wawancara Cut to Color gradding

Denoiser

00:00:18:01

56 EXT Alat sintren gending

(Full shot)

Suara wawancara Cut to Color gradding 00:00:03:07

57 EXT Nayaga memainkan alat

music

(Medium shot)

Suara wawancara Cut to Color gradding 00:00:03:13

58 INT Wawancara narasumber

Uuk sukarna

Suara wawancara Dip to

black

Color gradding

Denoiser

00:00:27:17

Page 162: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

179

(Medium close up)

59 EXT Penari sintren disenja hari

(Medium long shot)

Musik rame-rame Cut to Color gradding 00:00:08:19

60 2 EXT Mamae titin sedang

mengawasi latihan nayaga

(Medium close up)

Atmosfer Dip to

black

Color gradding 00:00:05:01

61 EXT Latihan nayaga

(Long shot)

Atmosfer Cut to Color gradding 00:00:05:00

62 EXT Mamae titin sedang

mengawasi latihan nayaga

(Medium long shot)

Atmosfer Dip to

black

Color gradding 00:00:05:01

63 INT Wawancara narasumber

Mamae titin

(Medium long shot)

Suara wawancara Cut to Color gradding 00:00:22:04

Page 163: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

180

64 INT Piagam penghargaan

mamae titin

(Full shot)

Suara wawancara Cut to Color

gradding/

warp stabilizer

00:00:04:44

65 INT Wawancara narasumber

Mamae titin

(Medium long shot)

Suara wawancara Cut to Color gradding 00:00:08:11

66 INT Wayang kulit Suara wawancara Cut to Color gradding 00:00:03:07

67 INT Wawancara narasumber

Mamae titin

(Medium long shot)

Suara wawancara Cut to Color gradding 00:00:03:20

68 INT Bidadari sedang di make

up

(Close up)

Suara wawancara Cut to Color gradding

Denoiser

00:00:05:00

69 INT Wawancara narasumber Suara wawancara Cut to Color gradding 00:00:06:16

Page 164: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

181

Mamae titin

(Medium long shot)

70 INT Bidadari bersiap sebelum

acara dimulai

(Medium close up)

Suara wawancara Cut to Color gradding 00:00:05:00

71 INT Wawancara narasumber

Mamae titin

(Medium long shot)

Suara wawancara Cut to Color gradding 00:00:14:22

72 EXT Bidadari berjalan menuju

tempat pentas

(Medium long shot)

Suara wawancara Cut to Color gradding 00:00:05:00

73 INT Wawancara narasumber

Mamae titin

Suara wawancara Cut to Color gradding 00:00:33:02

Page 165: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

182

(Medium long shot)

74 Nayaga memainkan alat

musik sintren

(Medium shot)

Suara wawancara Cut to Color gradding 00:00:05:00

75 INT Wawancara narasumber

mamae titin

(Medium long shot)

Suara wawancara Dip to

black

Color gradding 00:00:14:20

76 Black video Cut to 00:00:02:03

77 INT Wawancara narasumber

Uuk sukarna

(Medium close up)

Suara wawancara Cut to Color gradding

Denoiser

00:00:09:08

78 EXT Pemain musik keyboard

sintren modern

Atmosfer/ suara

wawancara

Cut to 00:00:04:16

79 EXT Sintren modern Atmofer / suara Cut to 00:00:10:12

Page 166: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

183

wawancara

80 INT Wawancara narasumber

Uuk sukarna

(Medium close up)

Suara wawancara Cut to Color gradding

Denoiser

00:00:07:05

81 INT Wawancara narasumber

H.Sadikin

(Medium shot)

Suara wawancara Cut to Color gradding

Denoiser

00:00:31:15

82 EXT Bidadari menari Suara wawancara Cut to Color gradding 00:00:04:05

83 INT Wawancara narasumber

H.Sadikin

(Medium shot)

Suara wawancara Cut to Color gradding

Denoiser

00:00:11:06

84 EXT Nelayan mengambil air

(Long shot)

Suara wawancara Cut to Color gradding 00:00:12:03

85 EXT Nelayan didalam kapal Suara wawancara Cut to Color gradding 00:00:02:06

Page 167: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

184

(Long shot)

86 INT Wawancara narasumber

H.Sadikin

(Medium shot)

Suara wawancara Cut to Color gradding

Denoiser

00:00:10:22

87 EXT Sintren tak sadarkan diri

(Medium shot)

Suara wawancara Cut to Color gradding

00:00:05:13

88 INT Wawancara narasumber

H.Sadikin

(Medium shot)

Suara wawancara Dip to

black

Color gradding

Denoiser

00:00:09:21

89 3 EXT Caruban festival

(Long shot)

Atmosfer Cut to Color gradding

00:00:08:09

90 EXT Caruban festival

(Long shot)

Atmosfer Cut to Color gradding

00:00:03:18

91 EXT Caruban festival Atmosfer Cut to Color gradding 00:00:04:05

Page 168: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

185

(Long shot)

92 INT Wawancara narasumber

Uuk sukarna

(Medium close up)

Suara wawancara Dip to

black

Color gradding

Denoiser

00:00:09:03

93 EXT Bus

(Long shot)

Suara wawancara Cut to Color gradding 00:00:02:23

94 EXT Caruban festival

(Medium shot)

Suara wawancara Cut to Color gradding 00:00:03:12

95 INT Wawancara narasumber

Uuk sukarna

(Medium close up)

Suara wawancara Dip to

black

Color gradding

Denoiser

00:00:25:05

96 EXT Nayaga latihan

(Medium close up)

Suara wawancara Cut to Color gradding

00:00:03:03

97 EXT Nayaga latihan Suara wawancara Cut to Color gradding 00:00:03:11

Page 169: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

186

(Medium close up)

98 INT Wawancara narasumber

Uuk sukarna

(Medium close up)

Suara wawancara Cut to Color gradding

Denoiser

00:00:07:15

99 INT Wawancara narasumber

H.Sadikin

(Medium shot)

Suara wawancara Cut to Color gradding

Denoiser

00:00:20:02

100 EXT Alat musik sintren

(Medium long shot)

Suara wawancara Cut to Color gradding

00:00:04:16

101 INT Wawancara narasumber

H.Sadikin

(Medium shot)

Suara wawancara Cut to Color gradding

Denoiser

00:00:14:05

102 EXT Persiapan pentas

(Medium long shot)

Instrument

gending

Cut to Color gradding 00:00:05:00

Page 170: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

187

103 EXT Persiapan pentas

(Medium shot)

Instrument

gending

Cut to Color gradding 00:00:03:00

104 EXT Persiapan pentas

(Medium shot)

Instrument

gending

Dip to

black

Color gradding 00:00:05:01

105 EXT Bakar kemenyan

(Full shot)

Suara Mamae

titin

Cut to Color gradding 00:00:03:06

106 EXT Pawang membaca mantra

(Full shot)

Suara Mamae

titin

Cut to Color gradding 00:00:03:00

107 EXT Mamae titin sedang

menceritakan sejarah

sintren kepada penonton

(Full shot)

Suara Mamae

titin

Cut to Color gradding 00:00:05:00

108 EXT Bidadari menari Musik pemujaan Cross Color gradding 00:00:03:00

Page 171: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

188

(Medium long shot) dissolve

109 EXT Pawang sedang mengawasi

keadaan sekitar

(Medium shot)

Musik pemujaan Cut to Color gradding 00:00:03:00

110 EXT Bidadari menari

(Medium long shot)

Musik pemujaan Cut to Color gradding 00:00:03:01

111 EXT Penari sedang di ikat oleh

pawang

(Medium shot)

Musik terap

banda

Cross

dissolve

Color gradding 00:00:04:23

112 EXT Penari yang di ikat yang

akan dimasukan roh oleh

pawang

(Long shot)

Musik terap

banda

Cross

dissolve

Color gradding 00:00:03:00

113 EXT Pawang sedang membaca Musik terap Cross Color gradding 00:00:03:00

Page 172: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

189

mantra

(Medium shot)

banda dissolve

114 EXT Pawang sedang

memasukan tali dari atas

kurungan

(Medium long shot)

Musik terap

banda

Cross

dissolve

Color gradding 00:00:05:00

115 EXT Kemenyan

(Long shot)

Musik terap

banda

Cross

dissolve

Color gradding 00:00:03:01

116 EXT Penari menari sudah di ikat

(Medium long shot)

Musik terap

banda

Cross

dissolve

Color gradding 00:00:05:02

117 EXT Penari menari sudah di ikat

dan menari-nari

(Medium shot)

Musik terap

banda

Cross

dissolve

Color gradding 00:00:02:23

118 EXT Penari terjatuh setelah Musik terap Cross Color gradding 00:00:05:01

Page 173: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

190

dilempar uang

(Medium shot)

banda dissolve

119 EXT Pawang dan bidadari

berdo’a

(Long shot)

Musik simbar pati Cross

dissolve

Color gradding 00:00:03:03

120 EXT Pawang memperlihatkan

pakaian penari sintren

kepada penonton

(Medium close up)

Musik simbar pati Cut to Color gradding 00:00:03:00

121 EXT Pakaian penari di masukan

ke dalam kurungan

(Long shot)

Musik simbar pati Cut to Color gradding 00:00:03:00

122 EXT Bidadari menari

(Medium close up)

Musik simbar pati Cut to Color gradding 00:00:03:00

Page 174: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

191

123 EXT Nayaga memainkan alat

musik sintren

(Medium shot)

Musik simbar pati Cut to Color gradding 00:00:03:00

124 EXT Pawang membuka

kurungan dan penari sudah

berubah pakaiannya

(Long shot)

Musik simbar pati Cross

dissolve

Color gradding 00:00:05:00

125 EXT Penari menari, sudah

memakai pakaian sintren

(Medium shot)

Musik simbar pati Cross

dissolve

Color gradding 00:00:05:00

126 EXT Penari menari

(Point of view)

Musik simbar pati Cut to Color gradding 00:00:02:12

127 EXT Penari terjatuh dan di jaga

oleh pawing

Musik simbar pati Cut to Color gradding 00:00:01:00

Page 175: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

192

(Medium shot)

128 EXT Penari di masukan ke

dalam kurungan

(Medium shot)

Musik simbar pati Cross

dissolve

Color gradding 00:00:04:23

129 EXT Kemenyan dibakar

(Medium shot)

Musik simbar pati Cross

dissolve

Color gradding 00:00:03:00

130 EXT Pawang membuka

kurungan

(Long shot)

Musik simbar pati Cross

dissolve

/Dip to

black

Color gradding 00:00:03:00

131 Black video Musik kembang

jae laos

Cut to 00:00:01:00

132 INT Penari sintren menari

(Medium long shot)

Suara Mamae

titin nembang

Dip to

black

Color gradding 00:00:08:10

Page 176: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

193

kembang jae laos

133 INT Mamae titin nembang

(Full shot)

Suara Mamae

titin nembang

kembang jae laos

Cross

disslove

Color gradding 00:00:09:08

144 INT Wawancara narasumber

H.Sadikin

(Medium shot)

Suara wawancara Cut to Color gradding

Denoiser

00:00:10:01

145 EXT Mamae titin nembang Suara wawancara Cut to Color gradding 00:00:03:11

146 INT Wawancara narasumber

H.Sadikin

(Medium shot)

Suara wawancara Cut to Color gradding

Denoiser

00:00:24:16

147 EXT Bidadari bersiap-siap

menari

Suara wawancara Cut to Color gradding

Denoiser

00:00:05:05

148 INT Wawancara narasumber Suara wawancara Cut to Color gradding 00:00:04:06

Page 177: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

194

H.Sadikin

(Medium shot)

Denoiser

149 EXT Anak kecil main alat musik Suara wawancara Cut to Color gradding

Denoiser

00:00:05:04

150 INT Wawancara narasumber

H.Sadikin

(Medium shot)

Suara wawancara Cut to Color gradding

Denoiser

00:00:26:01

151 INT Wawancara narasumber

mamae titin

(Medium shot)

Suara wawancara Cut to Color gradding 00:00:10:23

152 INT Wawancara narasumber

Uuk sukarna

(Medium close up)

Suara wawancara Cut to Color gradding

Denoiser

00:00:46:01

153 INT Wawancara narasumber Suara wawancara Cross Color gradding 00:00:57:19

Page 178: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

195

H.Sadikin

(Medium shot)

dissolve Denoiser

154 INT Wawancara narasumber

Uuk sukarna

(Medium close up)

Suara wawancara Cross

dissolve

Color gradding

Denoiser

00:00:45:19

155 EXT Sintren menari

(Full shot)

Suara mamae

nembang

Cross

dissolve

Color gradding

00:00:17:07

156 Kalimat filosofi sintren Suara mamae

nembang

Cross

dissolve

00:00:07:22

157 Credit title Suara mamae

nembang

00:01:01:12

158 Copyright Cross

dissolve

00:00:05:11

Page 179: BAB III LAPORAN PRODUKSI - repository.bsi.ac.id · Seorang produser dalam membuat film dokumenter harus menyesuaikan kepentingan audien dan pengemasannya sehingga tepat sasaran

196

/dip to

white

159 Cv crew Cross

dissolve

00:00:25:00

160 Behind the scene Cross

dissolve

00:00:52:08