Upload
others
View
5
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
16
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab ini, akan dijelaskan mengenai tahapan-tahapan penelitian mengenai
pengaruh varisi kecepatan terhadap pengelasan gesek (Friction Weding) dan
proses perlakuan panas (Heat Treatment) terhadap kekuatan tarik aluminium
6061. Untuk lebih jelasnya tahapan-tahapan disajikan dalam diagram alir pada
gambar 3.1
Gambar 3.1: Diagram alir penelitian
17
3.1 Studi Literatur
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu dengan berbagai macam variasi
dalam pengelasan gesek serta meninjau dari berbagai literatur tentang proses
yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini, maka metode penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen yang bertujuan
mengetahui pengaruh variasi kecepatan gesek dan solution heat treatment
pada proses pengelasan gesek terhadap kekuatan tarik aluminium 6061,
sehingga Terdapat tiga variabel dalam penelitian ini, yaitu variabel bebas,
variabel terikat, dan variabel terkontrol.
3.1.1 Variabel Bebas
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen
(terikat). (Prof. Dr. Sugiyono 2017: 4)
Variabel bebas pada penelitian ini yaitu variasi kecepatan putar
sebesar 745 Rpm, 1160 Rpm, dan 1800 Rpm.
3.1.2 Variabel Terikat
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau akibat,
karena adanya variabel bebas. (Prof. Dr. Sugiyono 2017: 4)
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pengujian tarik ( Uji
tarik standar ASTM E8 )
3.1.3 Variabel Kontrol
Variabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat
konstan sehingga hubungan variabel independen terhadap dependen
tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti . (Prof. Dr.
Sugiyono 2017: 4)
Adapun variabel kontrol dalam penelitian ini yaitu:
1. Beban penekanan konstan ( 10 kg )
18
2. Waktu penekanan konstan ( 90 second )
3. Beban akhir (20 Kg)
4. Material Aluminium 6061
5. Diameter Aluminium 6061 sebesar 19 mm.
3.2 Alat dan Bahan Penelitian
3.2.1 Alat
Peralatan yang digunakan untuk membentuk spesimen dalam
pengujian adalah sebagai berikut:
1. Mesin Bubut
Mesin bubut adalah mesin perkakas yang digunakan untuk
memotong maupun mengurangi ukuran benda yang diputar. Bubut
sendiri merupakan suatu pemakanan benda kerja yang sayatannya
dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian dikenakan
pada pahat yang sejajar dengan sumbu putar benda kerja. Selain
digunakan untuk pembubutan, mesin bubut dapat digunakan untuk
proses pengelasan gesek (Friction Welding).
Gambar 3.2: Mesin Bubut
19
2. Penjepit spesimen
a. Penjepit spesimen berputar
Penjepit atau chuck pada mesin bubut digunakan untuk
mencekam atau menjepit spesimen agar tidak bergerak saat
chuck berputar untuk proses pengelasan berlangsung.
Gambar 3.3: Penjepit Spesimen Berputar
a. Penjepit spesimen tidak berputar
Penjepit ini memmanfaatkan mata bor (Drill Chuck) yang
di tempatkan pada kepala lepas (Tail Stock) dan digunakan
untuk menjepit spesimen yang tidak berputar yang nantinya
menekan spesimen untuk proses pengelasan.
Gambar 3.4: Penjepit Spesimen Tidak Berputar
20
3. Gergaji otomatis
Digunakan untuk memotong benda kerja secara otomatis
sesuai ukuran yang ditetapkan.
Gambar 3.5: Gergaji Otomatis
4. Penggaris
Digunakan untuk mengukur panjang spesimen sesuai ukuran
yang ditetapkan.
Gambar 3.6: Penggaris
21
5. Jangka sorong (Vernier Caliper)
Digunakan untuk mengukur panjang dan diameter spesimen
sebelum di potong dan sesudah di potong.
Gambar 3.7: Jangka Sorong
6. Stopwatch
Digunakan untuk menghitung waktu gesek pada saat proses
pengelasan dan pada saat proses penekanan akhir.
Gambar 3.8: Stopwatch
22
7. Pulley
Digunakan untuk pengganti Hand Whell pada Tail Stock mesin
bubut untuk mekanisme pembebanan pengelasan gesek.
Gambar 3.9: Pulley
8. Tali Baja ( tali seling )
Digunakan untuk mengikat beban yang dihubungkan ke pulley
agar terjadi penekanan saat pengelasan.
Gambar 3.10: Tali Baja ( tali seling )
9. Besi kotak 1,5 x 1,5 cm
Digunakan untuk kerangka mekanisme pembebanan yang
disesuaikan pada dudukan mesin bubutk untuk proses pengelasan.
23
Gambar 3.11: Besi Kotak 1,5 x 1,5 cm
10. Beban
Beban yang digunakan seberat 10 Kg yang dihubungkan
langsung ke seling yang terhubung langsung ke pulley agar terjadi
penekanan saat pengelasan gesek berlangsung.
Gambar 3.12: Beban
11. Alat uji tarik
Alat uji tarik merupakan alat uji mekanik untuk mengetahui
kekuatan bahan atau material terhadap gaya tarik yang diberikan.
Dalam pengujiannya, spesimen uji ditarik sampai putus, sehingga
24
mampu di analisa ketahanan suatu material terhadap kekuatan
tarik yang diberikan.
Gambar 3.13: Alat Uji Tarik Shimadzu Corporation
Spesifikasi alat pengujian tarik adalah sebagai berikut:
Merek : Shimadzu Corporation
Model : UH-300 kNX C1 380 V
Nomor mesin : 1240353H0074
Kapasitas : 300 kN
Tahun pembuatan : 2015
Buatan : Jepang
3.2.2 Bahan Yang Digunakan Dalam Penelitian
Bahan yang digunakan yaitu aluminium 6061 berbentuk
silinder pejal dengan diameter 19 mm, aluminium 6061 memiliki
kekuatan
25
tarikmaksimal sebesar 150 Mpa (22 ksi), dan memiliki persentase
kandungan sebagai berikut:
Tabel 3.1. Persentase Kandungan Aluminium 6061
Gambar 3.15. Aluminium 6061 Sebelum Dibentuk Untuk Spesimen
Pengelasan
26
3.3 Pembentukan Spesimen Pengelasan Gesek
Pembentukan spesimen dengan memotong aluminium 6061 berdiameter
19 mm dengan panjang 100 cm sebanyak 10 buah spesimen. Selanjutnya
meratakan kedua permukaan spesimen (facing) menggunakan mesin bubut.
Pemotongan spesimen yang akan dibuat berdasarkan standar ASTM E8.
Sebelum dipotong Sesudah dipotong
Gambar 3.15: Pemotongan spesimen aluminium 6061
3.4 Proses Pengelasan
3.4.1 Persiapan mekanisme pembebanan pada tail stock mesin bubut
Mekanisme ini untuk mendapatkan gaya penekanan pada proses
pengelasan gesek, engkol pemutar pada tail stock diganti dengan
pulley yang dihubungkan dengan tali ( selling ) yang ujung tali diberi
beban. Beban akan turun dan memutar pulley sehingga menggerakkan
poros tail stock untuk bergerak maju mendorong benda kerja yang di
jepit arbor pada ujung tail stock, selanjutnya proses pengelasan
berlangsung.
27
Gambar 3.16: Mekanisme Pembebanan
3.4.2 Langkah-Langkah Pengelasan
Langkah-langkah dalam pengelasan gesek (friction welding)
pada mesin bubut yaitu memastikan mesin bubut berfungsi secara
normal, kemudian memasang aluminium 6061 pada chuck dan arbor,
pastikan material terpasang dengan pas dan kencang. Atur kecepatan
putar mesin bubut sesuai dengan kecepatan yang sudah di tetapkan
yaitu 740 Rpm, 1160 Rpm, dan 1800 Rpm. Kaitkan beban yang sudah
disediakan yaitu seberat 10 Kg ke tali (seling) yang terhubung
langsung terhadap pulley dan mengatur ketinggian beban. Siapkan
stopwatch dan atur pada waktu 00.00. yang paling penting pastikan
semua dalam keadaan aman. Hidupkan mesin bubut dan lepas beban
sambil mencatat semua proses pengelasan gesek yang dilakukan.
Matikan mesin bubut sesuai waktu yang ditentukan yaitu 90 detik
kemudian menambah pembebanan sampai pulley tidak berputar lagi.
Gambar 3.17: Pemasangan Benda Uji pada spindle dan drill chuck
28
Gambar 3.18: Proses Pengelasan Gesek (friction welding)
3.5 Pembuatan Spesimen Uji Tarik
Setelah proses pengelasan gesek dilakukan, maka dilanjutkan dengan
pembuatan spesimen uji tarik sesua standar ASTM E8. Langkah-langkah
pembuatannya yaitu meratakan hasil pengelasan gesek (weld nugget)
menggunakan mesin bubut. Membubut spesimen yang awalnya berdiameter
19 mm menjadi 12,5 sepanjang 56 mm dan membuat radius 10 mm disetiap
ujung spesimen (sesuai standar ASTM E8).
Gambar 3.19: Hasil Pengelasan Gesek
Gambar 3.20: Spesimen Uji Tarik
29
3.6 Pengujian Tarik
Pengujian tarik dilakukan untuk mengetahui kekuatan tarik dari hasil
pengelasan gesek yang dilakukan. Pengujian tarik dilakukan dengan membari
beban tarik pada spesimen secara perlahan-lahan sampai benda uji terputus
atah patah.
Mesin uji tarik yang digunakan pada pengujian ini adalah Universal
Testing Machine dengan tipe UH-300kNX CI 380V, dengan merek
SHIMADZU CORPORATION buatan Jepang.
Prosedur pengujian tarik sebagai berikut, benda uji dijepit pada ragum
uji tarik sebelumnya diketahui luas penampangnya dan panjang awal. Adapun
langkah-langkah pengujiannya yang pertama menandai spesimen sesuai
dengan variasi kecepatan 746, 1160, dan 1800 Rpm. Mengukur dimensi dari
benda uji dengan menggunakan jangka sorong dan membuat gambar benda
uji lalu memasukkan dimensi yang ada pada lembar data. Menandai gauge
length ( jarak ukur ) berupa jarak antara dua titik pada benda uji, selanjutnya
membuat jarak ukur yang simetris dengan mengacu pada standart ASTM E8.
Kemudian memasang benda uji dengan hati-hati pada mesin uji tarik.
Selanjutnya memulai penarikan dan mengamati dengan seksama
mekanisme defermasi yang terjadi pada benda uji serta tampilan grafik beban
perpanjangan yang terlihat pada recorder hingga terjadi beban maksimum
dan dilanjutkan necking lalu perpatahan. Menandai pada grafik beban
perpanjangan titik-titik terjadinya beban maksimum dan perpatahan. Setelah
benda uji mengalami perpatahan, lepas benda uji dari mesin uji tarik.
menyatukan kembali patahan benda uji dan mengukur panjang akhir (Lf)
antara dua titik. Kemudian mengukur diameter akhir benda uji yang
mengalami necking dan mencatat hasil pengukuran. Mencatat karakteristik
dan memfoto patahan yang terjadi, kemudian melanjutkan pengujian untuk
material yang lainnya.