Upload
doankhanh
View
212
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Irmawati, 2013 Efektivitas Penerapan Metode Pembelajaran Kerja Kelompok Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Dasar Melakukan Prosedur Pengadaan Peralatan Kantor (Studi Quasi Eksperimen Pada Siswa Kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Cipanas Kab. Cianjur) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
1.1 Objek Penelitian
Penelitian ini mengenai Efektivitas Penerapan Metode Pembelajaran Kerja
Kelompok pada kompetensi Dasar Melakukan Prosedur Pengadaan Peralatan
Kantor Kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Cipanas Kab.Cianjur.
Berdasarkan judul tersebut, maka yang menjadi objek penelitian adalah metode
pembelajaran dan hasil belajar siswa pada Kompetensi Dasar Melakukan Prosedur
Pengadaan Peralatan Kantor. Adapun Subjek penelitian ini ditujukan kepada
siswa kelas sepuluh (X) AP1 sebagai kelas eksperimen dan (X) AP2 sebagai kelas
kontrol pada Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1
Cipanas Kab.Cianjur tahun ajaran 2012\2013.
1.2 Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan suatu pendekatan yang digunakan untuk
mencari jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dibahas. Metode
penelitian juga dapat dikatakan sebagai cara yang digunakan untuk mencapai
tujuan penelitian.
Winarto Surakhmad (1994:131) mengemukakan tentang pengertian suatu
metode yaitu :
Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapi suatu
tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesis dengan menggunakan
67
Irmawati, 2013 Efektivitas Penerapan Metode Pembelajaran Kerja Kelompok Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Dasar Melakukan Prosedur Pengadaan Peralatan Kantor (Studi Quasi Eksperimen Pada Siswa Kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Cipanas Kab. Cianjur) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
teknik serta alat-alat tertentu dan cara utama dipergunakan setelah penelitian
memperhitungkan kewajarannya yang ditinjau dari tujuan.
Berdasarkan pendapat di atas, bahwa dalam mencapai tujuan yang kita
harapkan, dibutuhkan suatu pendekatan yaitu dengan suatu cara yang dapat
mengungkapkan masalah sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Cara untuk
mencapai tujuan inilah yang disebut dengan metode.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi
eksperiment. Menurut Syamsudin dan Vismala S. Damayanti (2009:162)
penelitian quasi eksperiment atau eksperimen semu dapat diartikan sebagai
penelitian yang mendekati penelitian eksperimen sejati. Lebih tepatnya bentuk
desain quasi eksperiment yang dipilih adalah pretest-posttest control group
design. Maksudnya dalam pelaksanaan penelitian, penulis akan membuat dua
kelompok siswa. Kelompok pertama dinamakan kelompok eksperimen, dan
kelompok kedua merupakan kelompok kontrol. Kedua kelompok tersebut akan
diberikan pretest dan posttest yang sama. Tetapi pada kelompok eksperimen akan
diberikan perlakuan dengan menggunakan metode pembelajaran kerja kelompok
sedangkan kelompok kontrol tidak memperoleh perlakuan yang serupa akan tetapi
belajar menggunakan metode pembelajaran konvensional.
Pada desain ini baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol
tidak dipilih secara random. Secara umum dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 3.1
Model Pretest-Posttest Control Group Design.
E : X
P :
68
Irmawati, 2013 Efektivitas Penerapan Metode Pembelajaran Kerja Kelompok Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Dasar Melakukan Prosedur Pengadaan Peralatan Kantor (Studi Quasi Eksperimen Pada Siswa Kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Cipanas Kab. Cianjur) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Sumber: Arikunto S (2007: 210)
Keterangan:
= Tes awal (sebelum perlakuan) pada kelompok eksperimen
= tes akhir (setelah perlakuan) pada kelompok eksperimen
E = Simbol untuk kelompok eksperimen.
P = Simbol untuk kelompok pembanding (kontrol).
1.3 Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain quasi
eksperimen. Penelitian ini menggunakan desain dua kelompok pra uji- pasca uji
(pretest-posttest control group design) dengan dua macam perlakuan yang
berbeda yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Desain penelitian
yang digunakan digambarkan dalam tabel berikut ini:
Tabel 3.1
Pretest-Posttest Control Group Design
Kelompok
Pretest
Perlakuan
(Variabel Bebas)
Posttest
(Variabel Terikat)
Eksperimen
Kontrol
Sumber: Arikunto S ( 2007: 210)
Keterangan
69
Irmawati, 2013 Efektivitas Penerapan Metode Pembelajaran Kerja Kelompok Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Dasar Melakukan Prosedur Pengadaan Peralatan Kantor (Studi Quasi Eksperimen Pada Siswa Kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Cipanas Kab. Cianjur) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
= kemampuan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebelum diberikan
perlakuan.
= perlakuan dengan melakukan metode pembelajaran kerja kelompok.
= perlakuan dengan menggunakan metode konvensional.
= kemampuan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol setelah diberikan
perlakuan.
Setelah menentukan desain yang akan digunakan, maka langkah-langkah
yang penulis tempuh adalah:
1. Menetapkan kelompok yang akan digunakan sebagai kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol.
2. Memberikan pretest ( ) untuk mengukur tingkat awal penguasaan
kompetensi dasar melakukan prosedur pengadaan peralatan kantor pada
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
3. Memberikan perlakuan, yaitu belajar dengan menggunakan metode
pembelajaran kerja kelompok ( ) pada kelompok eksperimen.
4. Memberikan perlakuan, yaitu belajar dengan menggunakan pembelajaran
konvensional ( ) pada kelompok kontrol.
5. Memberikan posttest ( ) kepada kedua kelompok tersebut untuk
mengukur tingkat akhir penguasaan kompetensi dasar melakukan prosedur
pengadaan peralatan kantor, lalu menghitung gain masing- masing
kelompok.
6. Membandingkan kedua gain tersebut untuk menguji perbedaan hasil tes
akhir siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol.
70
Irmawati, 2013 Efektivitas Penerapan Metode Pembelajaran Kerja Kelompok Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Dasar Melakukan Prosedur Pengadaan Peralatan Kantor (Studi Quasi Eksperimen Pada Siswa Kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Cipanas Kab. Cianjur) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
1.4 Data dan Sumber Data
3.4.1 Data
Data adalah segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk
menyusun suatu informasi, sedangkan informasi adalah hasil pengolahan data
yang dipakai untuk suatu keperluan. (SK Mendikbud No.025/U/1997 dalam
Arikunto S, (2002:96). Menurut Sudjana (1996:14) menyatakan bahwa : "Data
kuantitatif adalah keterangan atau ilustrasi mengenai sesuatu hal yang terbentuk
bilangan sedangkan data kualitatif adalah data yang dikriteriakan menurut lukisan
kualitas objek yang dipelajari".
Berdasarkan jenisnya, data dalam penelitian ini termasuk data kuantitatif
berupa peningkatan hasil belajar siswa yang diambil dari hasil tes, baik pretest
maupun posttest yang diberikan oleh peneliti tentang kompetensi dasar melakukan
prosedur pengadaan peralatan kantor pada siswa kelas X Administrasi
Perkantoran di SMK Negeri 1 Cipanas Kab. Cianjur Tahun Ajaran 2012/2013
dalam bentuk skor atau nilai.
3.4.2 Sumber Data
Menurut Arikunto S, (2002:107), pengertian sumber data adalah: “subjek
dari mana data yang diperoleh”. Apabila peneliti menggunakan kuisioner atau
wawancara dalam pengumpulan datanya, maka sumber data disebut responden
yaitu orang yang merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti, baik
pertanyaan tertulis atau lisan.
71
Irmawati, 2013 Efektivitas Penerapan Metode Pembelajaran Kerja Kelompok Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Dasar Melakukan Prosedur Pengadaan Peralatan Kantor (Studi Quasi Eksperimen Pada Siswa Kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Cipanas Kab. Cianjur) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Sumber data ini dapat berupa orang, benda, gerak atau proses sesuatu.
Berdasarkan jenis data yang diperlukan dalam memecahkan permasalahan.
Berdasarkan pengertian di atas pada penelitian ini, maka sumber data penelitian
ini adalah siswa kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Cipanas
Kab.Cianjur Tahun Ajaran 2012/2013.
1.5 Populasi dan Sampel
Keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil pengukuran yang menjadi
objek penelitian disebut populasi. Suharsimi Arikunto (2006:130) menyatakan
bahwa “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. ”Sedangkan pengertian
yang lebih spesifik diungkapkan oleh Sugiyono (2011: 117) yang berpendapat
bahwa “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. ”Selain itu, Moh. Nazir
(2003:273) menyatakan pendapatnya bahwa “Populasi adalah kumpulan dari
ukuran-ukuran tentang sesuatu yang ingin kita buat inferensi, populasi juga
berkenaan dengan data, bukan dengan orangnya atau bendanya.”
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X Program
Administrasi Perkantoran SMK Negeri 1 Cipanas Kab. Cianjur yang berjumlah
140 orang. Gambaran tentang jumlah populasi penelitian dapat dilihat dalam tabel
dibawah ini:
72
Irmawati, 2013 Efektivitas Penerapan Metode Pembelajaran Kerja Kelompok Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Dasar Melakukan Prosedur Pengadaan Peralatan Kantor (Studi Quasi Eksperimen Pada Siswa Kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Cipanas Kab. Cianjur) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.2
Rekapitulasi Siswa Kelas X SMK Negeri 1 Cipanas Kab. Cianjur
Program Keahlian Administrasi Perkantoran
Tahun Ajaran 2012/2013
Sumber: Tata Usaha SMK Negeri 1 Cipanas Kab. Cianjur
Mengingat adanya keterbatasan biaya, tenaga, waktu dan ukuran populasi
yang besar, maka dalam penelitian ini tidak semua populasi diteliti. Oleh karena
itulah penelitian ini mengambil sebagian objek populasi yang telah ditentukan
dengan catatan bagian yang diambil tersebut dapat mewakili bagian lain yang
diteliti. Hal ini sejalan dengan pendapat Sugiyono (2011: 118) yang menyatakan:
Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua
yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan
waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari
populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu kesimpulannya akan
dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel dari populasi harus
betul-betul representatif (mewakili).
Sampel merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti. Sugiyono
(2011: 118) menyatakan bahwa “Sampel merupakan sebagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tertentu.” Riduwan (2003: 9)
menyebutkan bahwa “Dalam melaksanakan penelitian walaupun tersedia populasi
ada kalanya peneliti mengambil sebagian dari populasi yang dianggap mewakili
populasi.”
KELAS JUMLAH SISWA
X AP 1 36
X AP 2 36
X AP 3 34
X AP 4 34
TOTAL 140
73
Irmawati, 2013 Efektivitas Penerapan Metode Pembelajaran Kerja Kelompok Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Dasar Melakukan Prosedur Pengadaan Peralatan Kantor (Studi Quasi Eksperimen Pada Siswa Kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Cipanas Kab. Cianjur) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Sedangkan teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah
Purposive Sampling. Sugiyono (2011: 124) menyebutkan bahwa “Sampling
purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. ”Oleh
karena itu, sampel ini diambil dengan cara melakukan pengundian yang
bermaksud agar mempermudah peneliti dalam menentukan sampel yang diambil.
Hasil pengundian didapat untuk kelas eksperimen kelas X AP 1 berjumlah 36
orang dan kelas kontrol kelas X AP 2 berjumlah 36 orang.
1.6 Skenario Pembelajaran
Tabel 3.3
Skenario Pembelajaran
Skenario Pembelajaran Kelas
Eksperimen Dengan Menggunakan
Metode Kerja Kelompok
Skenario Pembelajaran Kelas Kontrol
Dengan Menggunakan Metode
Konvensional (Ceramah)
Pertemuan ke-1
Pendahuluan
1. Guru membuka pelajaran dan
mengecek kehadiran.
2. Guru mengkondisikan kelas dan
siswa agar kondusif.
3. Guru memberikan pretes (authentic
assessment).
4. Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran.
5. Guru menjajaki kesiapan belajar
siswa dengan mengajukan beberapa
Pendahuluan
1. Guru membuka pelajaran dan
mengecek kehadiran.
2. Guru mengkondisikan kelas dan
siswa agar kondusif.
3. Guru memberikan pretes.
4. Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran.
5. Guru menjajaki kesiapan belajar
siswa dengan mengajukan beberapa
pertanyaan tentang pengertian
74
Irmawati, 2013 Efektivitas Penerapan Metode Pembelajaran Kerja Kelompok Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Dasar Melakukan Prosedur Pengadaan Peralatan Kantor (Studi Quasi Eksperimen Pada Siswa Kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Cipanas Kab. Cianjur) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
pertanyaan tentang pengertian
peralatan kantor dan fungsi
pengadaan peralatan kantor.
6. Guru menjelaskan pokok-pokok
kegiatan yang harus dilakukan oleh
siswa untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
peralatan kantor dan fungsi
pengadaan peralatan kantor
Kegiatan Inti
1. Siswa membangun dan mengingat
pengetahuannya tentang pengertian
peralatan kantor dan fungsi
pengadaan peralatan kantor yang
sering digunakan di perkantoran
berdasarkan pengalaman nyata
dalam kehidupan sehari-hari
(constructivism).
2. Guru membagi siswa dalam
beberapa kelompok dan siswa
bekerja sama dalam kelompok
(learning community).
3. Siswa bertanya dan menjawab
pertanyaan dari guru atau siswa lain
(questioning).
4. Siswa menemukan sendiri
pengetahuan tentang pengertian
peralatan kantor dan fungsi
pengadaan peralatan kantor dengan
bertanya, mengajukan dugaan,
Kegiatan Inti
1. Guru menyampaikan materi
pelajaran kepada siswa tentang
pengertian peralatan kantor dan
fungsi pengadaan peralatan kantor.
2. Siswa mendengarkan penjelasan
yang disampaikan oleh guru.
3. Siswa mencatat hal-hal penting
selama pembelajaran.
75
Irmawati, 2013 Efektivitas Penerapan Metode Pembelajaran Kerja Kelompok Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Dasar Melakukan Prosedur Pengadaan Peralatan Kantor (Studi Quasi Eksperimen Pada Siswa Kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Cipanas Kab. Cianjur) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
pengumpulan data, dan penyimpulan
(inquiry).
5. Siswa saling memperlihatkan bentuk
dari peralatan kantor dan fungsi
pengadaan peralatan kantor yang
mereka ketahui (modeling).
Penutup
1. Siswa merefleksikan pengetahuan
tentang pengertian peralatan kantor
dan fungsi pengadaan peralatan
kantor dan membuat kesimpulan
(reflection).
2. Menyampaikan informasi tentang
materi yang akan dibahas pada
pertemuan yang akan datang yaitu
jenis-jenis peralatan kantor.
3. Guru menutup pembelajaran.
Penutup
1. Guru menyimpulkan materi tentang
pengertian peralatan kantor dan
fungsi pengadaan peralatan kantor
yang sudah disampaikan.
2. Guru menutup pembelajaran.
Pertemuan ke-2
Pendahuluan
1. Guru membuka pelajaran dan
mengecek kehadiran.
2. Guru mengkondisikan kelas dan
siswa agar kondusif.
3. Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran.
4. Guru mengulang materi sebelumnya
tentang pengertian peralatan kantor
Pendahuluan
1. Guru membuka pelajaran dan
mengecek kehadiran.
2. Guru mengkondisikan kelas dan
siswa agar kondusif.
3. Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran.
4. Guru mengulang materi sebelumnya
tentang pengertian peralatan kantor
76
Irmawati, 2013 Efektivitas Penerapan Metode Pembelajaran Kerja Kelompok Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Dasar Melakukan Prosedur Pengadaan Peralatan Kantor (Studi Quasi Eksperimen Pada Siswa Kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Cipanas Kab. Cianjur) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
dan fungsi peralatan kantor serta
mengaitkannya dengan materi
selanjutnya.
5. Guru menjajaki kesiapan belajar
siswa dengan mengajukan beberapa
pertanyaan tentang jenis-jenis
peralatan kantor.
6. Guru menjelaskan jalannya proses
pembelajaran.
dan fungsi peralatan kantor serta
mengaitkannya dengan materi
selanjutnya.
5. Guru menjajaki kesiapan belajar
siswa dengan mengajukan beberapa
pertanyaan tentang jenis-jenis
peralatan kantor.
Kegiatan Inti
1. Siswa membangun dan mengingat
pengetahuannya tentang jenis-jenis
peralatan kantor berdasarkan
pengalaman nyata dalam kehidupan
sehari-hari (constructivism).
2. Guru membagi siswa dalam
beberapa kelompok dan siswa
bekerja sama dalam kelompok
(learning community).
3. Siswa bertanya dan menjawab
pertanyaan dari guruatau siswa lain
tentang jenis-jenis peralatan kantor
(questioning).
4. Siswa menemukan sendiri
pengetahuan tentang jenis-jenis
peralatan kantor dengan bertanya,
mengajukan dugaan, pengumpulan
data, dan penyimpulan (inquiry).
Kegiatan Inti
1. Guru menyampaikan materi
pelajaran kepada siswa tentang jenis-
jenis peralatan kantor.
2. Siswa mendengarkan penjelasan
yang disampaikan oleh guru.
3. Siswa mencatat hal-hal penting
selama pembelajaran.
77
Irmawati, 2013 Efektivitas Penerapan Metode Pembelajaran Kerja Kelompok Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Dasar Melakukan Prosedur Pengadaan Peralatan Kantor (Studi Quasi Eksperimen Pada Siswa Kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Cipanas Kab. Cianjur) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
5. Siswa saling memperlihatkan
bentuk/model jenis-jenis peralatan
kantor kepada kelompok lain
(modeling).
Penutup
1. Siswa merefleksikan apa yang sudah
dipelajarinya dan membuat
kesimpulan tentang jenis-jenis
peralatan kantor (reflection).
2. Menyampaikan informasi tentang
materi yang akan dibahas pada
pertemuan yang akan datang yaitu
bagian-bagian dan fungsi masing-
masing peralatan kantor pada
alat/mesin penggandaan.
3. Guru menutup pembelajaran.
Penutup
1. Guru menyimpulkan materi
pelajaran yang sudah disampaikan
tentang jenis-jenis peralatan kantor.
2. Guru menutup pembelajaran.
Pertemuan ke-3
Pendahuluan
1. Guru membuka pelajaran dan
mengecek kehadiran.
2. Guru mengkondisikan kelas dan
siswa agar kondusif.
3. Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran.
4. Guru mengulang materi sebelumnya
tentang jenis-jenis peralatan kantor
dan mengaitkannya dengan materi
Pendahuluan
1. Guru membuka pelajaran dan
mengecek kehadiran.
2. Guru mengkondisikan kelas dan
siswa agar kondusif.
3. Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran.
4. Guru mengulang materi sebelumnya
tentang jenis-jenis peralatan kantor
dan mengaitkannya dengan materi
78
Irmawati, 2013 Efektivitas Penerapan Metode Pembelajaran Kerja Kelompok Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Dasar Melakukan Prosedur Pengadaan Peralatan Kantor (Studi Quasi Eksperimen Pada Siswa Kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Cipanas Kab. Cianjur) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
selanjutnya.
5. Guru menjajaki kesiapan belajar
siswa dengan mengajukan beberapa
pertanyaan tentang bagian-bagian
dan fungsi masing-masing peralatan
kantor.
6. Guru menjelaskan jalannya proses
pembelajaran.
selanjutnya.
5. Guru menjajaki kesiapan belajar
siswa dengan mengajukan beberapa
pertanyaan tentang bagian-bagian
dan fungsi masing-masing peralatan
kantor.
Kegiatan Inti
1. Siswa membangun dan mengingat
pengetahuannya tentang bagian-
bagian dan fungsi masing-masing
peralatan kantor berdasarkan
pengalaman nyata dalam kehidupan
sehari-hari (constructivism).
2. Guru membagi siswa dalam
beberapa kelompok dan siswa
bekerja sama dalam kelompok
(learning community).
3. Siswa bertanya dan menjawab
pertanyaan dari guru atau siswa lain
tentang bagian-bagian dan fungsi
masing-masing peralatan kantor
penggandaan(questioning).
4. Siswa menemukan sendiri
pengetahuan tentang bagian-bagian
dan fungsi masing-masing peralatan
kantor dengan bertanya, mengajukan
Kegiatan Inti
1. Guru menyampaikan materi
pelajaran kepada siswa tentang
bagian-bagian dan fungsi masing-
masing peralatan kantor.
2. Siswa mendengarkan penjelasan
yang disampaikan oleh guru.
3. Siswa mencatat hal-hal penting
selama pembelajaran.
79
Irmawati, 2013 Efektivitas Penerapan Metode Pembelajaran Kerja Kelompok Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Dasar Melakukan Prosedur Pengadaan Peralatan Kantor (Studi Quasi Eksperimen Pada Siswa Kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Cipanas Kab. Cianjur) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
dugaan, pengumpulan data, dan
penyimpulan (inquiry).
5. Siswa saling memperlihatkan
bentuk/model bagian-bagian dan
fungsi masing-masing peralatan
kantor kepada kelompok lain
(modeling).
Penutup
1. Siswa merefleksikan apa yang sudah
dipelajarinya dan membuat
kesimpulan tentang bagian-bagian
dan fungsi masing-masing peralatan
kantor (reflection).
2. Menyampaikan informasi tentang
materi yang akan dibahas pada
pertemuan yang akan datang yaitu
pemilihan peralatan kantor.
3. Guru menutup pembelajaran.
Penutup
1. Guru menyimpulkan materi
pelajaran yang sudah disampaikan
tentang bagian-bagian dan fungsi
masing-masing peralatan kantor.
2. Guru menutup pembelajaran.
Pertemuan ke-4
Pendahuluan
1. Guru membuka pelajaran dan
mengecek kehadiran.
2. Guru mengkondisikan kelas dan
siswa agar kondusif.
3. Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran.
4. Guru mengulang materi sebelumnya
Pendahuluan
1. Guru membuka pelajaran dan
mengecek kehadiran.
2. Guru mengkondisikan kelas dan
siswa agar kondusif.
3. Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran.
4. Guru mengulang materi sebelumnya
80
Irmawati, 2013 Efektivitas Penerapan Metode Pembelajaran Kerja Kelompok Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Dasar Melakukan Prosedur Pengadaan Peralatan Kantor (Studi Quasi Eksperimen Pada Siswa Kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Cipanas Kab. Cianjur) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
tentang bagian-bagian dan fungsi
masing-masing peralatan kantor
serta mengaitkannya dengan materi
selanjutnya.
5. Guru menjajaki kesiapan belajar
siswa dengan mengajukan beberapa
pertanyaan tentang pemilihan
peralatan kantor.
6. Guru menjelaskan jalannya proses
pembelajaran.
tentang bagian-bagian dan fungsi
masing-masing peralatan kantor
serta mengaitkannya dengan materi
selanjutnya.
5. Guru menjajaki kesiapan belajar
siswa dengan mengajukan beberapa
pertanyaan tentang pemilihan
peralatan kantor.
Kegiatan Inti
1. Siswa membangun dan mengingat
pengetahuannya tentang pemilihan
peralatan kantor berdasarkan
pengalaman nyata dalam kehidupan
sehari-hari (constructivism).
2. Guru membagi siswa dalam
beberapa kelompok dan siswa
bekerja sama dalam kelompok
(learning community).
3. Siswa bertanya dan menjawab
pertanyaan dari guru atau siswa lain
tentang pemilihan peralatan kantor
(questioning).
4. Siswa menemukan sendiri
pengetahuan tentang pemilihan
peralatan kantor dengan bertanya,
mengajukan dugaan, pengumpulan
Kegiatan Inti
1. Guru menyampaikan materi
pelajaran kepada siswa tentang
pemilihan peralatan kantor.
2. Siswa mendengarkan penjelasan
yang disampaikan oleh guru.
3. Siswa mencatat hal-hal penting
selama pembelajaran.
81
Irmawati, 2013 Efektivitas Penerapan Metode Pembelajaran Kerja Kelompok Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Dasar Melakukan Prosedur Pengadaan Peralatan Kantor (Studi Quasi Eksperimen Pada Siswa Kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Cipanas Kab. Cianjur) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
data, dan penyimpulan (inquiry).
5. Siswa membuat pemodelan
bagaimana ketika akan memilih
peralatan kantor (modeling).
Penutup
1. Siswa merefleksikan apa yang sudah
dipelajarinya dan membuat
kesimpulan tentang pemilihan
peralatan kantor (reflection).
2. Dilakukan evaluasi belajar/postes
kepada siswa (authentic assessment)
pada Kompetensi Dasar melakukan
prosedur pengadaan peralatan kantor
yang sesuai mengenai pengertian
peralatan kantor, fungsi pengadaan
peralatan kantor, jenis-jenis
peralatan kantor,bagian-bagian dan
fungsi masing-masing peralatan
kantor, serta pemilihan peralatan
kantor.
3. Guru menutup pembelajaran.
Penutup
1. Guru menyimpulkan materi
pelajaran yang sudah disampaikan
tentang pemilihan peralatan kantor.
2. Dilakukan evaluasi belajar/postes
kepada siswa pada Kompetensi
Dasar melakukan prosedur
pengadaan peralatan kantor yang
sesuai mengenai pengertian
peralatan kantor, fungsi pengadaan
peralatan kantor, jenis-jenis
peralatan kantor, bagian-bagian dan
fungsi masing-masing peralatan
kantor, serta pemilihan peralatan
kantor.
3. Guru menutup pembelajaran.
Sumber: Dokumentasi Peneliti
1.7 Pengujian Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat pengumpul data dalam sebuah
penelitian. Keberhasilan sebuah penelitian banyak ditentukan oleh instrumen yang
digunakan, sebab data yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian
82
Irmawati, 2013 Efektivitas Penerapan Metode Pembelajaran Kerja Kelompok Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Dasar Melakukan Prosedur Pengadaan Peralatan Kantor (Studi Quasi Eksperimen Pada Siswa Kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Cipanas Kab. Cianjur) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
(masalah) dan menguji hipotesis diperoleh melalui instrumen. (Sudjana dan
Ibrahim, 2004:84).
Instrumen dirancang dan digunakan untuk mengumpulkan data
penelitian.Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
Instrument Test
Sudjana (2005:35) menjelaskan bahwa “test pada umumnya digunakan
untuk menilai, untuk mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil belajar kognitif
berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan
dan pengajaran”
Instrumen tes dibuat dengan mempelajari terlebih dahulu Kompetensi
Dasar Mengelola Peralatan Kantor. Kemudian intrumen tes tersebut di uji coba
terhadap kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Cipanas Kab.
Cianjur, mengukur atau mengetahui apakah instrumen tersebut telah memenuhi
serta layak digunakan sebagai alat pengambilan data atau tidak.
Instrument tes yang diberikan kepada siswa adalah tes kemampuan
pemahaman siswa berupa pretest dan postest. Pretest dilakukan untuk mengetahui
kemampuan awal siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol, sedangkan postest
dilakukan untuk mengetahui kemanpuan siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol
setelah diberikan perlakuan (treatment) terhadap kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Adapun langkah- langkah penyusunan instrument adalah sebagai berikut:
83
Irmawati, 2013 Efektivitas Penerapan Metode Pembelajaran Kerja Kelompok Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Dasar Melakukan Prosedur Pengadaan Peralatan Kantor (Studi Quasi Eksperimen Pada Siswa Kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Cipanas Kab. Cianjur) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
1. Mempelajari silabus kompetensi dasar melakukan prosedur pengadaan
peralatan kantor kelas X SMK Negeri 1 Cipanas Kab. Cianjur.
2. Menyusun RPP kompetensi dasar melakukan prosedur pengadaan peralatan
kantor.
3. Membuat kisi- kisi instrumen penelitian.
4. Mengkonsultasikan rancangan intrumen penelitian dengan dosen pembimbing.
5. Mengkonsultasikan rancangan perangkat tes dengan dosen ahli dan guru
bidang studi.
6. Uji coba instrumen tes pada kelas XI Administrasi Perkantoran di SMK
Negeri 1 Cipanas Kab. Cianjur.
7. Menganalisis dan merevisi terhadap item-item soal yang dianggap kurang
tepat.
8. Menggunakan soal yang sudah dianalisis dan direvisi.
Adapun langkah-langkah untuk menganalisis instrumen sebagai berikut :
3.7.1 Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau
kesahihan suatu instrumen. Data evaluasi yang baik dan sesuai dengan kenyataan
disebut data valid. Data yang valid dapat diperoleh dari instrumen yang valid.
Maka instrumen evaluasi dipersyaratkan valid agar hasil yang diperoleh dari
kegiatan evaluasi valid. (Arikunto S, 2001:64).
Cara mengetahui alat ukur dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan teknik korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson,
adapun rumus untuk menguji validitas digunakan rumus korelasi product
moment, sebagai berikut:
84
Irmawati, 2013 Efektivitas Penerapan Metode Pembelajaran Kerja Kelompok Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Dasar Melakukan Prosedur Pengadaan Peralatan Kantor (Studi Quasi Eksperimen Pada Siswa Kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Cipanas Kab. Cianjur) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
√{ }{ }
(Arikunto, 2001: 72)
Keterangan:
rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang
dikorelasikan.
N = Jumlah Responden
X = Skor Uji Instrumen
Y = Skor Responden
Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur validitas
instrumen penelitian adalah sebagai berikut:
a. Menyebarkan instrumen yang akan diuji validitasnya.
b. Mengumpulkan data hasil uji instrumen.
c. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran
data yang terkumpul.
d. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang
diperoleh. Dilakukan untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan data
selanjutnya.
e. Memberikan/menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi
pada tabel pembantu.
f. Menghitung jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing responden.
g. Menghitung nilai koefisien korelasi product moment untuk setiap bulir/item
soal dari skor-skor yang diperoleh.
85
Irmawati, 2013 Efektivitas Penerapan Metode Pembelajaran Kerja Kelompok Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Dasar Melakukan Prosedur Pengadaan Peralatan Kantor (Studi Quasi Eksperimen Pada Siswa Kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Cipanas Kab. Cianjur) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
h. Membandingkan nilai koefisien korelasi product moment hasil perhitungan
dengan nilai koefisien korelasi product moment yang terdapat di tabel.
Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat bebas (db) = n-2,
dimana n adalah jumlah responden yang dilibatkan dalam uji validitas dan =
5%.
i. Membuat kesimpulan, dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai
tabel r. Kriterianya: 1) jika xyr hitung > r tabel, maka valid
2) jika xyr hitung ≤ r tabel, maka tidak valid
Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam uji validitas
menggunakan aplikasi program Microsoft Office Excel 2007 (Ating Somantri dan
Sambas Ali Muhidin, 2006: 379), sebagai berikut:
a. Siapkan lembar kerja (worksheet) dan data yang akan diolah;
b. Entry data tersebut pada lembar kerja (worksheet);
c. Lalu hitung rata-rata dengan AVERAGE, korelasi dengan CORREL,
keterangan validitas dengan IF, jumlah bulir yang valid dan tidak valid
dengan COUNTIF.
Berikut ini adalah rekapitulasi hasil perhitungan uji validitas butir soal
dengan menggunakan bantuan Microsoft Office Excel
Tabel 3.4
Hasil Uji Validitas
No.
Soal
rhitung rtabel Taraf Signifikansi Keterangan
86
Irmawati, 2013 Efektivitas Penerapan Metode Pembelajaran Kerja Kelompok Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Dasar Melakukan Prosedur Pengadaan Peralatan Kantor (Studi Quasi Eksperimen Pada Siswa Kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Cipanas Kab. Cianjur) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
1. 0.454 0.312 95% Valid
2. 0.552 0.312 95% Valid
3. 0.531 0.312 95% Valid
4. 0.430 0.312 95% Valid
5. 0.501 0.312 95% Valid
6. 0.471 0.312 95% Valid
7. 0.427 0.312 95% Valid
8. 0.380 0.312 95% Valid
9. 0.356 0.312 95% Valid
10. 0.390 0.312 95% Valid
11. 0.430 0.312 95% Valid
12. 0.511 0.312 95% Valid
13. 0.500 0.312 95% Valid
14. 0.444 0.312 95% Valid
15. 0.548 0.312 95% Valid
16. 0.389 0.312 95% Valid
17. 0.552 0.312 95% Valid
18. 0.269 0.312 95% Tidak Valid
19. 0.371 0.312 95% Valid
20. 0.422 0.312 95% Valid
21 0.417 0.312 95% Valid
22 0.167 0.312 95% Tidak Valid
23 0.457 0.312 95% Valid
24 0.344 0.312 95% Valid
25 0.448 0.312 95% Valid
87
Irmawati, 2013 Efektivitas Penerapan Metode Pembelajaran Kerja Kelompok Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Dasar Melakukan Prosedur Pengadaan Peralatan Kantor (Studi Quasi Eksperimen Pada Siswa Kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Cipanas Kab. Cianjur) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Sumber: Hasil uji coba butir soal (terlampir)
Berdasarkan tabel di atas, pengujian validitas terhadap 25 butir soal
menunjukkan ada tujuh butir soal yang dinyatakan tidak valid yaitu soal nomor
18, dan 22. Kedua butir soal ini tidak dihilangkan melainkan diperbaiki karena
setiap butir soal diperlukan untuk menilai hasil belajar siswa tentang mata
pelajaran yang akan dipelajari. Dengan demikian jumlah butir soal yang
digunakan untuk mengumpulkan data tetap sebanyak 25 butir soal.
3.7.2 Uji Reliabilitas
Makna reliabilitas berhubungan dengan masalah ketetapan hasil tes.
Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu tes dapat dikatakan
mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan
hasil yang tetap. (Arikunto, 2001: 86).
Rumus yang dipergunakan untuk menguji reliabilitas instrumen dalam
penelitian ini adalah Koefisien Alfa dari Cronbach (1951) yaitu sebagai
berikut:
2
2
11 11
t
i
k
kr
(Ating Somantri dan Sambas Ali M., 2006: 48)
Keterangan:
11r = Reliabilitas instrumen/koefisien alfa
k = Banyaknya bulir soal
88
Irmawati, 2013 Efektivitas Penerapan Metode Pembelajaran Kerja Kelompok Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Dasar Melakukan Prosedur Pengadaan Peralatan Kantor (Studi Quasi Eksperimen Pada Siswa Kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Cipanas Kab. Cianjur) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
2
i = Jumlah varians bulir
2
t = Varians total
X = Jumlah skor
N = Jumlah responden
Dimana: Rumus varians sebagai berikut:
N
N
XX
2
2
2
)(
(Ating Somantri dan Sambas Ali M., 2006: 48)
Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur reliabilitas
instrumen penelitian adalah sebagai berikut:
a. Memberikan skor terhadap instrumen yang telah diisi oleh tiap responden.
b. Untuk mempermudah pengolahan data, buat tabel pembantu untuk
menempatkan skor-skor item yang diperoleh.
c. Menghitung jumlah skor item yang diperoleh oleh masing-masing responden.
d. Menghitung varians masing-masing item.
e. Menghitung varians total.
f. Menghitung nilai koefisien alfa.
g. Membandingkan nilai koefisien alfa dengan nilai koefisien korelasi Product
Moment yang terdapat dalam tabel.
h. Membuat kesimpulan dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai
tabel r. Kriterianya:
1) Jika 11r hitung > r tabel, maka reliabel
89
Irmawati, 2013 Efektivitas Penerapan Metode Pembelajaran Kerja Kelompok Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Dasar Melakukan Prosedur Pengadaan Peralatan Kantor (Studi Quasi Eksperimen Pada Siswa Kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Cipanas Kab. Cianjur) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
2) Jika 11r hitung ≤ r tabel, maka tidak reliabel
Secara teknis pengujian reliabilitas di atas dilakukan dengan menggunakan
bantuan aplikasi program Microsoft Office Excel 2007.
Berdasarkan rumus di atas serta bantuan Microsoft Excel diperoleh hasil
uji reliabilitas adalah rhitung = 0,805 dan nilai tabel r pada α = 0,05 adalah 0,312.
Hal ini berarti rhitung lebih besar dari rtabel (0,805 > 0,312), dengan demikian butir
soal mempunyai daya ketetapan atau dengan kata lain reliabel.
3.7.3 Uji Tingkat Kesukaran Soal
Uji tingkat kesukaran soal digunakan dengan tujuan untuk
mengidentifikasi soal-soal yang baik, kurang baik, dan soal yang jelek.
Melakukan analisis soal dapat diperoleh informasi tentang kejelekan sebuah soal
dan bisa memperbaikinya (Arikunto, 2001:206). Dua hal yang berhubungan
dengan analisis soal, yaitu taraf kesukaran dan daya pembeda.
Taraf kesukaran soal adalah kesanggupan siswa dalam menjawab soal.
Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal disebut indeks
kesukaran. Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,0, soal
dengan indeks kesukaran 0,0 menunjukkan bahwa soal itu terlalu sukar,
sabaliknya indeks 1,0 menunjukkan bahwa soal terlalu mudah. (Arikunto,
2001:207).
Rumus mencari indeks kesukaran adalah sebagai berikut:
90
Irmawati, 2013 Efektivitas Penerapan Metode Pembelajaran Kerja Kelompok Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Dasar Melakukan Prosedur Pengadaan Peralatan Kantor (Studi Quasi Eksperimen Pada Siswa Kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Cipanas Kab. Cianjur) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
P=
(Arikunto, 2001:208)
Keterangan:
P = Indeks kesukaran.
B = Banyaknya siswa yang menjawab soal yang benar.
N = Jumlah seluruh siswa peserta tes.
Menurut ketentuan yang sering diikuti, indeks kesukaran sering
diklasifikasikan sebagai berikut:
Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar.
Soal dengan P 0,30 sampai 0,70 adalah soal sedang.
Soal dengan P 0,70 sampai 1,00 adalah soal mudah.
Hasil pengujian tingkat kesukaran butir soal tersebut dapat dilihat pada
tabel sebagai berikut:
Tabel 3.5
Tabel Tingkat Kesukaran Soal
Nilai TK Klasifikasi Nomor Soal Jumlah
0.00 - 0,30 Mudah 1,2, 3,4, 5,6,7, 9, 11,12, 13,
16, 17,19, 20,21,24,25 18
0,31 - 0,70 Sedang 8,10,14,15, 22,23 6
0,71 - 1,00 Sukar 18 1
Sumber: Hasil uji coba butir soal (terlampir)
Berdasarkan tabel di atas, hasil pengujian tingkat kesukaran soal diketahui
bahwa 60.00% butir soal diklasifikasikan mudah, 20.00% diklasifikasin sedang,
91
Irmawati, 2013 Efektivitas Penerapan Metode Pembelajaran Kerja Kelompok Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Dasar Melakukan Prosedur Pengadaan Peralatan Kantor (Studi Quasi Eksperimen Pada Siswa Kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Cipanas Kab. Cianjur) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
dan 3.33% diklasifikasikan sukar. Dengan demikian, tingkat kesukaran soal
dikatakan cukup baik karena soal kategori mudah lebih besar dari pada soal
kategori sukar dan sedang.
3.7.4 Daya Pembeda Soal
Daya pembeda soal/instrumen Menurut Arikunto (2001:211) adalah
kemampuan soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi
dengan siswa berkemampuan rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya
pembeda disebut indeks diskriminasi (D), untuk menghitung daya pembeda dapat
digunakan rumus:
D=
-
(Arikunto, 2001:213)
Keterangan:
D = Indeks daya pembeda butir soal tertentu (satu butir).
= Jumlah kelompok atas.
= Jumlah kelompok bawah.
= Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar.
=Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar.
Setelah mendapatkan harga D (indeks daya pembeda butir soal), maka bisa
diklasifikasikan sebagai berikut:
D : 0,00 – 0,20 = Jelek (Poor).
92
Irmawati, 2013 Efektivitas Penerapan Metode Pembelajaran Kerja Kelompok Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Dasar Melakukan Prosedur Pengadaan Peralatan Kantor (Studi Quasi Eksperimen Pada Siswa Kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Cipanas Kab. Cianjur) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
D : 0,20 – 0,40 = Cukup (Satisfactory).
D : 0,40 – 0,70 = Baik (Good).
D :0, 70 - 1, 00 = Baik Sekali (Excellent).
D : Negatif semua tidak baik, jadi semua butir soal yang mempunyai D
negatif sebaiknya dibuang.
Berdasarkan rumus di atas diperoleh hasil uji daya pembeda soal seperti
tampak pada tabel berikut:
Tabel 3.6
Tabel Daya Pembeda Soal
No. Isi Kategori Soal
1 0.44 Baik
2 0.40 Cukup
3 0.44 Baik
4 0.48 Baik
5 0.44 Baik
6 0.44 Baik
7 0.48 Baik
8 0.44 Baik
9 0.48 Baik
10 0.44 Baik
11 0.48 Baik
12 0.52 Baik
13 0.56 Baik
14 0.52 Baik
15 0.56 Baik
93
Irmawati, 2013 Efektivitas Penerapan Metode Pembelajaran Kerja Kelompok Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Dasar Melakukan Prosedur Pengadaan Peralatan Kantor (Studi Quasi Eksperimen Pada Siswa Kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Cipanas Kab. Cianjur) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
16 0.52 Baik
17 0.48 Baik
18 0.44 Baik
19 0.40 Cukup
20 0.36 Cukup
21 0.32 Cukup
22 0.32 Cukup
23 0.28 Cukup
24 0.24 Cukup
25 0.24 Cukup
Sumber: Hasil uji coba butir soal (terlampir)
Berdasarkan tabel di atas, hasil pengujian daya pembeda soal diketahui
bahwa 17 butir soal diklasifikasikan baik, 8 butir soal diklasifikasin cukup.
Dengan demikian, jumlah soal yang dipergunakan untuk penelitian tetap 25 butir
soal.
1.8 Pengujian Persyaratan Analisis Data
3.8.1 Uji Normalitas
Pengujian normalitas dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya suatu
distribusi data. Hal ini penting diketahui berkaitan dengan ketepatan pemilihan uji
statistik yang akan dipergunakan. Terdapat beberapa teknik yang digunakan untuk
mengujii normalitas data. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pengujian
normalitas dengan uji Liliefors. Langkah kerja uji normalitas dengan metode Lilie
94
Irmawati, 2013 Efektivitas Penerapan Metode Pembelajaran Kerja Kelompok Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Dasar Melakukan Prosedur Pengadaan Peralatan Kantor (Studi Quasi Eksperimen Pada Siswa Kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Cipanas Kab. Cianjur) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
fors menurut (Sambas Ali Muhidin dan Maman Adurahman, 2009: 73) sebagai
berikut:
a. Susunlah data dari kecil ke besar. Setiap data ditulis sekali, meskipun
ada data yang sama.
b. Periksa data, beberapa kali munculnya bilangan-bilangan itu (frekuensi
harus ditulis).
c. Dari frekuensi susun frekuensi kumulatifnya.
d. Berdasarkan frekuensi kumulatif, hitunglah proporsi empirik
(observasi).
e. Hitung nilai z untuk mengetahui Theoritical Proportion pada table z
f. Menghitung Theoritical Proportion.
g. Bandingkan Empirical Proportion dengan Theoritical Proportion,
kemudian carilah selisih terbesar di dalam titik observasi antara kedua
proporsi.
h. Buat kesimpulan, dengan kriteria uji jika D hitung < D (n,a) dimana n
adalah jumlah sampel dan a = 0,05, maka diterima. Bentuk hipotesis
statistik yang akan diuji adalah:
: X mengikuti distribusi normal
: X tidak mengikuti distribusi normal
Berikut ini adalah tabel distibusi pembantu untuk pengujian normalitas
data.
Tabel 3 7
Tabel Distribusi Pembantu Untuk Pengujian Normalitas
X f Fk Sn (Xi) Z Fo (Xi) Sn (Xi) - Fo (Xi) │Sn (Xi-1) - Fo (Xi)│
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Keterangan:
95
Irmawati, 2013 Efektivitas Penerapan Metode Pembelajaran Kerja Kelompok Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Dasar Melakukan Prosedur Pengadaan Peralatan Kantor (Studi Quasi Eksperimen Pada Siswa Kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Cipanas Kab. Cianjur) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Kolom 1 : Susunan data dari kecil ke besar
Kolom 2 : Banyak data ke i yang muncul
Kolom 3 : Frekuensi kumulatif. Formula, fk = f + fksebelumnya
Kolom 4 : Proporsi empirik (observasi). Formula, Sn (Xi) = fk/n
Kolom 5 : Nilai Z, formula, S
XXZ
i - =
Dimana : n
XiX
dan
1
)( 22
n
n
XiXi
S
Kolom 6 : Theoritical Proportion (tabel z) : Proporsi umulatif Luas Kurva
Normal Baku dengan cara melihat nilai z pada tabel distribusi
normal.
Kolom 7 : Selisih Empirical Proportion dengan Theoritical Proportion
dengan cara mencari selisih kolom (4) dan kolom (6)
Kolom 8 : Nilai mutlak, artinya semua nilai harus bertanda positif.
Tandai selisis mana yang paling besar nilainya. Nilai tersebut
Adalah D hitung.
Selanjutnya menghitung D tabel pada a = 0,05 dengan cara n
886,0.
Kemudian membuat kesimpulan dengan kriteria:
a. D hitung < D tabel, maka diterima, artinya data berdistribusi normal.
b. D hitung ≥ D tabel, maka ditolak, artinya data tidak
berdistribusinormal.
3.8.2 Uji Homogenitas
Pengujian homogenitas adalah pengujian mengenai sama tidaknya
variansi-variansi dua buah distribusi atau lebih. Peneliti menggunakan uji
homogenitas adalah untuk mengasumsikan bahwa skor setiap variabel memiliki
varians yang homogen. Pengujian homogenitas data yang akan dilakukan pada
penelitian ini adalah dengan menggunakan Uji F.
96
Irmawati, 2013 Efektivitas Penerapan Metode Pembelajaran Kerja Kelompok Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Dasar Melakukan Prosedur Pengadaan Peralatan Kantor (Studi Quasi Eksperimen Pada Siswa Kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Cipanas Kab. Cianjur) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
(Sugiyono, 2011: 275)
Harga ini selanjutnya dibandingkan dengan harga F tabel dengan dk
pembilang (n1 - 1) dan dk penyebut (n2 - 1). Berdasarkan dk tersebut dan dengan
mengambil taraf kesalahan 5%, maka data dikatakan memiliki varians yang
homogen bila Fhitung lebih kecil dari Ftabel.
3.9 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dapat diartikan sebagai cara melaksanakan analisis
terhadap data, dengan tujuan mengolah data tersebut menjadi informasi, sehingga
karakteristik atau sifat-sifat datanya dapat dengan mudah dipahami dan
bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan
penelitian, baik berkaitan dengan deskripsi data maupun untuk menarik
kesimpulan.
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis data
statistik inferensial atau analitik. Analisis data ini digunakan untuk menguji
hipotesis dan untuk membuat generalisasi data sampel terhadap populasinya.
Uji Peningkatan (Gain)
Data peningkatan merupakan data yang diperoleh dari selisih antara pretest
dan postest yang diberikan kepada siswa. Pengujian peningkatan dilakukan
dengan menggunakan rumus gain skor ternormalisasi. Sugiyono, (2006:200 )
97
Irmawati, 2013 Efektivitas Penerapan Metode Pembelajaran Kerja Kelompok Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Dasar Melakukan Prosedur Pengadaan Peralatan Kantor (Studi Quasi Eksperimen Pada Siswa Kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Cipanas Kab. Cianjur) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
“Skor gain (skor aktual) diperoleh dari selisih skor tes awal dan tes akhir.
Perbedaan skor tes awal dan tes akhir ini diasumsikan sebagai efek dari
treatment”. Perhitungan yang digunakan untuk menghitung nilai gain adalah
sebagai berikut :
G = - (Sugiyono, 2006:200).
Dengan G sebagai gain, sebagai skor tes awal dan sebagai skor tes
akhir. Keunggulan penerapan model pembelajaran kerja kelompok dibandingkan
dengan model pembelajaran konvensional untuk meningkatkan hasil belajar siswa
dan ditinjau dari perbandingan nilai gain yang dinormalisasi (normalized gain)
yang dicapai kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Untuk penghitungan nilai gain yang dinormalisasikan dan
pengklasifikasiannya akan digunakan persamaan sebagai berikut:
Keterangan :
<g> = gain skor ternormalisasi
Sf = skor postes
Si = skor pretes
100 = skor maksimal
Tingkat perolehan gain skor ternormalisasi dikategorikan ke dalam tiga
kategori, yaitu:
Tabel 3.8
Nilai Gain Ternormalisasi dan Klasifikasinya
98
Irmawati, 2013 Efektivitas Penerapan Metode Pembelajaran Kerja Kelompok Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Dasar Melakukan Prosedur Pengadaan Peralatan Kantor (Studi Quasi Eksperimen Pada Siswa Kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Cipanas Kab. Cianjur) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Gain Ternormalisasi Klasifikasi
(<g>)>0,7 Tinggi
0,7(<g>)>0,3 Sedang
(<g>)<0,3 Rendah
Sumber: Hake (1998)
Data yang dipeoleh dari penelitian ini diolah untuk mendapatkan informasi
yang diinginkan. Analisis dilakukan untuk mengetahui perbedaan hasil tes dengan
menggunakan pendekatan pembelajaran kerja kelompok dan pendekatan
pembelajaran konvensional.
3.10 Rancangan Uji Hipotesis
Hipotesis yaitu merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian
yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris dan dengan pengujian
tersebut maka akan didapat suatu keputusan untuk menolak atau menerima suatu
hipotesis. Sedangkan pengujian hipotesis adalah suatu prosedur yang akan
menghasilkan suatu keputusan dalam menerima atau menolak hipotesis ini.
Berdasarkan hipotesis yang penulis ambil, maka pengujian yang dilakukan
adalah pengujian hipotesis komparatif dua sampel independen. Jika data
memenuhi syarat normalitas dan homogentitas, maka pengujiannya menggunakan
t-test. Purwanto dan Sulistyastuti (2007: 156) menyebutkan bahwa “t-test adalah
uji beda untuk mengetahui apakan rata-rata hitung antara dua kelompok sampel
99
Irmawati, 2013 Efektivitas Penerapan Metode Pembelajaran Kerja Kelompok Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Dasar Melakukan Prosedur Pengadaan Peralatan Kantor (Studi Quasi Eksperimen Pada Siswa Kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Cipanas Kab. Cianjur) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
berbeda dengan signifikan atau tidak”. Dalam Sugiyono (2011: 273) terdapat dua
buah rumus t-test yang dapat digunakan, yaitu sebagai berikut:
1. Separated Varians:
√(
) (
)
2. Polled Varians:
√
(
)
(Sugiyono, 2011: 273)
Keterangan:
= nilai rata-rata kelompok eksperimen 1
= nilai rata-rata kelompok eksperimen 2
= varians sampel kelompok eksperimen 1
= varians sampel kelompok eksperimen 2
= jumlah responden kelompok eksperimen 1
= jumlah responden kelompok eksperimen 2
Hipotesis 1 (H1) berbunyi terdapat perbedaan sedangkan hipotesis 0 (H0)
berbunyi tidak terdapat perbedaan. Setelah dilakukan t-test, maka harga t hitung
tersebut dibandingkan dengan t tabel dengan taraf nyata 5% (0,05). Kriteria
pengujian untuk daerah penerimaan dan penolakan hipotesis adalah sebagai
berikut:
Tolak H0 dan terima H1, jika t hitung t tabel
Terima H0 dan tolak H1, jika -t tabel t hitung t table
100
Irmawati, 2013 Efektivitas Penerapan Metode Pembelajaran Kerja Kelompok Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Dasar Melakukan Prosedur Pengadaan Peralatan Kantor (Studi Quasi Eksperimen Pada Siswa Kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Cipanas Kab. Cianjur) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
3.11 Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian merupakan langkah-langkah kegiatan yang ditempuh
dalam penelitian.langkah-langkah tersebut sebagai berikut:
Bagan 3.1
Prosedur Penelitian
Observasi Awal Menetapkan
Kompetensi Dasar
Pembuatan Kisi-Kisi
dan
Penyusunan Instrumen
Uji Coba Instrumen
Analisis Instrumen
Instrumen Penelitian
Pembelajaran di kelas eksperimen dan kontrol
Pre-Test
Post-Test
Pre-Test
Pembelajaran dengan
menggunakan
metode kerja
kelompok
Post-Test
Analisis Data Hasil Penelitian
Kesimpulan
Pembelajaran dengan
menggunakan
metode konvensional
101
Irmawati, 2013 Efektivitas Penerapan Metode Pembelajaran Kerja Kelompok Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Dasar Melakukan Prosedur Pengadaan Peralatan Kantor (Studi Quasi Eksperimen Pada Siswa Kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Cipanas Kab. Cianjur) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu