24
Zeinrauf Hakim Husyeimi,2017 PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL KONSELOR HIV/AIDS (STUDI KORELASI PADA PASIEN IBU RUMAH TANGGA PENDERITA HIV/AIDS DI RSUD CIERENG KABUPATEN SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 79 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Adapun alasan peneliti menggunakan metode kuantitatif dikarenakan jumlah populasi dan sampel pasien ibu rumah tangga penderita HIV/AIDS yang mencukupi untuk dilakukannya penelitian kuantitatif, serta penelitian kuantitatif dianggap lebih efisien dalam mendapatkan informasi dan fakta yang luas mengenai pengaruh komunikasi interpersonal terhadap sikap, dimana selama ini penelitian tersebut belum pernah dilakukan sebelumnya. Sehingga diharapkan penelitian ini merupakan penelitian awal yang dapat menjadi referensi sekaligus menginspirasi bagi penelitian selanjutnya. Pengumpulan data penelitian kuantitatif dilakukan menggunakan instrumen penelitian yang sudah teruji validitas dan reliabilitasnya, memiliki data penelitian berupa angka-angka, serta memerlukan bantuan perhitungan ilmu statistik. Hal ini sebagaimana pendapat Sugiyono (2016, hlm.7) yang menyatakan bahwa “Metode ini disebut metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik”. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian korelasional (Correlative Research). Penelitian korelasional digunakan oleh peneliti untuk menganalisis hubungan antara variabel-variabel, menjelaskan taraf tinggi rendahnya hubungan, serta meneliti sejauh mana hubungan antara suatu gejala sosial dengan gejala sosial lainnya. Hal ini sebagaimana menurut pendapat Abidin (2015, hlm. 29) menyatakan bahwa “…. studi korelatif memungkinkan pengukuran beberapa variabel dan saling berhubungan secara serentak dalam keadaan realistiknya serta menunjukkan taraf tinggi-rendahnya hubungan antar variabel dan ada-tidaknya hubungan tersebut”. Hal ini didukung oleh pendapat Rakhmat dan Ibrahim (2016, hlm. 70) yang menyatakan bahwa “Metode korelasi bertujuan untuk meneliti sejauh mana variasi pada satu faktor berkaitan dengan variasi pada faktor lain”.

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitianrepository.upi.edu/31346/6/FPIPS_S_IKOM_1301631_Chapter 3...penderita penyakit HIV/AIDS yang telah melakukan VCT dengan konselor dari

  • Upload
    others

  • View
    0

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitianrepository.upi.edu/31346/6/FPIPS_S_IKOM_1301631_Chapter 3...penderita penyakit HIV/AIDS yang telah melakukan VCT dengan konselor dari

Zeinrauf Hakim Husyeimi,2017 PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL KONSELOR HIV/AIDS (STUDI KORELASI PADA PASIEN IBU RUMAH TANGGA PENDERITA HIV/AIDS DI RSUD CIERENG KABUPATEN SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

79

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

kuantitatif. Adapun alasan peneliti menggunakan metode kuantitatif dikarenakan

jumlah populasi dan sampel pasien ibu rumah tangga penderita HIV/AIDS yang

mencukupi untuk dilakukannya penelitian kuantitatif, serta penelitian kuantitatif

dianggap lebih efisien dalam mendapatkan informasi dan fakta yang luas

mengenai pengaruh komunikasi interpersonal terhadap sikap, dimana selama ini

penelitian tersebut belum pernah dilakukan sebelumnya. Sehingga diharapkan

penelitian ini merupakan penelitian awal yang dapat menjadi referensi sekaligus

menginspirasi bagi penelitian selanjutnya. Pengumpulan data penelitian kuantitatif

dilakukan menggunakan instrumen penelitian yang sudah teruji validitas dan

reliabilitasnya, memiliki data penelitian berupa angka-angka, serta memerlukan

bantuan perhitungan ilmu statistik. Hal ini sebagaimana pendapat Sugiyono

(2016, hlm.7) yang menyatakan bahwa “Metode ini disebut metode kuantitatif

karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik”.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

korelasional (Correlative Research). Penelitian korelasional digunakan oleh

peneliti untuk menganalisis hubungan antara variabel-variabel, menjelaskan taraf

tinggi rendahnya hubungan, serta meneliti sejauh mana hubungan antara suatu

gejala sosial dengan gejala sosial lainnya. Hal ini sebagaimana menurut pendapat

Abidin (2015, hlm. 29) menyatakan bahwa “…. studi korelatif memungkinkan

pengukuran beberapa variabel dan saling berhubungan secara serentak dalam

keadaan realistiknya serta menunjukkan taraf tinggi-rendahnya hubungan antar

variabel dan ada-tidaknya hubungan tersebut”. Hal ini didukung oleh pendapat

Rakhmat dan Ibrahim (2016, hlm. 70) yang menyatakan bahwa “Metode korelasi

bertujuan untuk meneliti sejauh mana variasi pada satu faktor berkaitan dengan

variasi pada faktor lain”.

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitianrepository.upi.edu/31346/6/FPIPS_S_IKOM_1301631_Chapter 3...penderita penyakit HIV/AIDS yang telah melakukan VCT dengan konselor dari

80

Zeinrauf Hakim Husyeimi,2017 PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL KONSELOR HIV/AIDS (STUDI KORELASI PADA PASIEN IBU RUMAH TANGGA PENDERITA HIV/AIDS DI RSUD CIERENG KABUPATEN SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan definisi tersebut, maka peneliti memilih desain penelitian

korelasional untuk menganalisis pengaruh komunikasi interpersonal konselor

terhadap sikap pencegahan penularan HIV/AIDS oleh pasien ibu rumah tangga di

RSUD Ciereng Kabupaten Subang.

3.2. Partisipan

Partisipan dalam penelitian ini ialah seluruh pasien ibu rumah tangga

penderita penyakit HIV/AIDS yang telah melakukan VCT dengan konselor dari

Rumah Sakit Ciereng Kabupaten Subang tahun 2016. Sesuai data validasi

Surveilans HIV/AIDS yang diperoleh peneliti dari Dinas Kesehatan Kabupaten

Subang, diperoleh data bahwa jumlah partisipan pasien ibu rumah tangga tersebut

sebanyak 34 orang. Pemilihan partisipan yang digunakan peneliti adalah sampel

total atau sampel jenuh yaitu seluruh populasi dijadikan sampel.

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien ibu rumah tangga

yang terkena penyakit HIV/AIDS yang telah melakukan konseling dengan

konselor HIV/AIDS di RSUD Ciereng Kabupaten Subang. Adapun data 2016

diperoleh dengan tabel sebagai berikut:

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitianrepository.upi.edu/31346/6/FPIPS_S_IKOM_1301631_Chapter 3...penderita penyakit HIV/AIDS yang telah melakukan VCT dengan konselor dari

81

Zeinrauf Hakim Husyeimi,2017 PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL KONSELOR HIV/AIDS (STUDI KORELASI PADA PASIEN IBU RUMAH TANGGA PENDERITA HIV/AIDS DI RSUD CIERENG KABUPATEN SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.1

Jumlah IRT Penderita HIV/AIDS di RSUD Ciereng Kabupaten Subang

Tahun 2016

No Nama Kecamatan Rentang Usia Jumlah

1.

Pusakajaya 31-35 1

36-40 1

2.

Subang

16-20 1

26-30 3

31-35 2

36-40 3

3.

Pagaden 21-25 1

26-30 1

4. Pabuaran

36-40 1

41-45 1

5.

Cikaum

26-30 1

36-40 2

41-45 1

6. Ciater 26-30 1

7. Compreng 41-45 1

8. Sagalaherang 16-20 1

9. Cibogo 16-20 1

10.

Pamanukan

26-30 1

31-35 3

41-45 1

11. Tambakdahan 36-40 1

12. Kalijati 51-55 1

13. Pagaden Barat

21-25 1

46-50 1

14. Cipunagara 36-40 1

15. Dawuan 36-40 1

Total 34

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitianrepository.upi.edu/31346/6/FPIPS_S_IKOM_1301631_Chapter 3...penderita penyakit HIV/AIDS yang telah melakukan VCT dengan konselor dari

82

Zeinrauf Hakim Husyeimi,2017 PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL KONSELOR HIV/AIDS (STUDI KORELASI PADA PASIEN IBU RUMAH TANGGA PENDERITA HIV/AIDS DI RSUD CIERENG KABUPATEN SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sumber: Hasil pengolahan data Validasi Surveilans HIV/AIDS Dinas

Kesehatan Kabupaten Subang

3.3.2. Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah Sampling Jenuh dimana seluruh populasi dijadikan sampel. Alasan

peneliti mempergunakan sampel jenuh adalah sebagai berikut:

1) Bertujuan agar seluruh informasi yang diperoleh lebih objektif.

2) Agar seluruh populasi yang ada adapat memberikan pendapatnya,

sehingga akan menambah kelengkapan data penelitian.

3) Jumlah populasi yang sedikit.

Oleh karena itu, jelaslah bahwa dengan menggunakan sampel total,

seluruh populasi akan dijadikan sampel penelitian. Sehingga melalui teknik

sampling jenuh diperoleh sampel berjumlah 34 orang, dimana jumlah tersebut

sesuai dengan data Validasi Surveilans HIV/AIDS Dinas Kesehatan Kabupaten

Subang 2016, dengan karakteristik sebagai berikut:

1) Pasien ibu rumah tangga di RSUD Ciereng Kabupaten Subang

2) Positif mengidap penyakit HIV/AIDS

3) Sudah pernah melakukan konseling dengan konselor HIV/AIDS

dari RSUD Ciereng Kabupaten Subang.

3.4. Instrumen Penelitian

3.4.1. Kuesioner (Angket)

Instrumen penelitian ini adalah berupa kuesioner (angket). Hal

yang menjadi pertimbangan menggunakan kuesioner karena memiliki

tingkat keakuratan data yang tinggi untuk mencari informasi yang

lengkap, serta memudahkan responden mengungkapkan hal-hal yang

bersifat rahasia dibandingkan dengan teknik lainnya. Kuesioner yang

peneliti ambil meliputi beberapa hal yang dipertanyakan dalam penelitian

ini yaitu pengaruh komunikasi interpersonal yang meliputi Openness,

Empathy, Supportiveness, Positiveness, dan Equality terhadap variabel

sikap meliputi kognitif, afektif dan konatif.

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitianrepository.upi.edu/31346/6/FPIPS_S_IKOM_1301631_Chapter 3...penderita penyakit HIV/AIDS yang telah melakukan VCT dengan konselor dari

83

Zeinrauf Hakim Husyeimi,2017 PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL KONSELOR HIV/AIDS (STUDI KORELASI PADA PASIEN IBU RUMAH TANGGA PENDERITA HIV/AIDS DI RSUD CIERENG KABUPATEN SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun yang dimaksud kuesioner sebagaimana menurut Sugiono

(2016, hlm. 142) berpendapat bahwa “Koesiner merupakan teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat

pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”.

Lengkapnya tentang kuesioner ini dapat dilihat pada bagian lampiran.

3.4.2. Studi Kepustakaan

Penelitian ini akan didukung dengan buku, teori-teori serta konsep

yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Studi pustaka dilakukan

dikarenakan penting untuk memperkuat penelitan. Adapun rincian dari

pengumpulan data studi pustaka yang akan dijadikan sumber rujukan dari

teori dan konsep berupa buku, jurnal penelitian, internet, artikel dan

sebagainya yang terpecaya dan terkait dengan penelitian.

3.4.3. Dokumentasi

Dokumentasi akan peneliti gunakan sebagai instrument sekunder

yang mendukung pengumpulan data diantaranya seperti berupa foto-foto

responden pasien ibu rumah tangga, foto konselor, surat izin penelitian,

dan berkas-berkas lain yang berkaitan dengan penelitian. Adapun yang

dimaksud dokumentasi sebagaimana menurut Sugiyono (2016, hlm.

240), menyatakan bahwa dokumen adalah catatan peristiwa yang sudah

berlalu. Dokumen tersebut bisa berupa gambar, tulisan, dan karya-karya

monumental dari seseorang. Beberapa dokumen berupa tulisan adalah

sejarah kehidupan, ceritera, catatan harian, biografi, kebijakan, peraturan.

Selanjutnya dokumen berupa gambar adalah gambar hidup, foto, sketsa,

dan lain-lain. Dokumen berupa karya misalnya karya seni, yang dapat

berupa patung, film, gambar, dan lain-lain.

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitianrepository.upi.edu/31346/6/FPIPS_S_IKOM_1301631_Chapter 3...penderita penyakit HIV/AIDS yang telah melakukan VCT dengan konselor dari

84

Zeinrauf Hakim Husyeimi,2017 PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL KONSELOR HIV/AIDS (STUDI KORELASI PADA PASIEN IBU RUMAH TANGGA PENDERITA HIV/AIDS DI RSUD CIERENG KABUPATEN SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.5. Skala Pengukuran

Penelitian ini menggunakan skala interval. Skala interval digunakan

untuk memilah subjek penelitian berdasarkan jarak antara satu data dengan

data yang lain dengan bobot yang sama (Riduwan, 2012, hlm.24). Tipe

skala pengukuran menurut gejala sosial yang diukur penelitian ini

menggunakan Skala Sikap.

Adapun bentuk skala sikap yang digunakan dalam penelitian ini

adalah skala Likert karena pada dasarnya tujuan penelitian ini adalah

mengukur pengaruh komunikasi interpersonal konselor terhadap sikap

pasien. Sesuai dengan pendapat Riduwan (2012, hlm.26) menyataan bahwa

“Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi

seseorang atau kelompok tentang kejadian atau gejala sosial”. Hal ini juga

didukung oleh pendapat Sugiyono (2016, hlm. 93) menyatakan bahwa

“skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persesi

seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial”. Pernyataan

jawaban dari setiap instrumen penelitian yang menggunakan skala likert

disusun dari tingkat sangat setuju hingga sangat tidak setuju. Bobot nilai

pernyataan skala tersebut merujuk pada Riduwan (2012, hlm 27) sebagai

berikut:

Tabel 3.2.

Bobot Nilai Pernyataan

Pernyataan Jawaban Nilai

Sangat Setuju (SS) 5

Setuju (S) 4

Netral (N) 3

Tidak Setuju (TS) 2

Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Sumber: Riduwan, 2012, hlm. 27

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitianrepository.upi.edu/31346/6/FPIPS_S_IKOM_1301631_Chapter 3...penderita penyakit HIV/AIDS yang telah melakukan VCT dengan konselor dari

85

Zeinrauf Hakim Husyeimi,2017 PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL KONSELOR HIV/AIDS (STUDI KORELASI PADA PASIEN IBU RUMAH TANGGA PENDERITA HIV/AIDS DI RSUD CIERENG KABUPATEN SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.6. Operasional Variabel

Pada penelitian korelasi ini memiliki dua variabel, yaitu variabel

bebas dan variabel terikat. Berikut penjelasan kedua variabel tersebut

sebagai berikut:

3.6.1. Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah komunikasi

interpersonal konselor HIV/AIDS. Adapun yang dimaksud variabel

bebas adalah variabel yang diduga sebagai penyebab atau yang

mempengaruhi variabel terikat. Sesuai dengan pendapat Sugiyono (2016,

hlm.53) menyatakan bahwa “Variabel yang diduga sebagai penyebab

atau pendahulu dari variabel yang lain disebut variabel bebas”.

Berdasarkan pendapat Sugiyono tersebut maka jelas bahwa variabel

bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain dimana dalam

penelitian ini adalah komunikasi interpersonal.

3.6.2. Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah sikap pasien ibu rumah

tangga terkait pencegahan penularan HIV/AIDS. Adapun yang dimaksud

dengan variabel terikat atau variabel tidak bebas adalah variabel akibat

atau variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Hal ini sesuai dengan

pendapat Sugiyono (2016, hlm. 53) yang menyatakan bahwa “Variabel

yang diduga sebagai akibat atau yang dipengaruhi oleh variabel yang

mendahuluinya disebut variabel tidak bebas”. Berdasarkan pendapat

Sugiono tersebut maka jelas bahwa variabel terikat adalah variabel yang

dipengaruhi oleh variabel bebas, dimana dalam penelitian ini adalah

sikap pencegahan penularan HIV/AIDS.

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitianrepository.upi.edu/31346/6/FPIPS_S_IKOM_1301631_Chapter 3...penderita penyakit HIV/AIDS yang telah melakukan VCT dengan konselor dari

86

Zeinrauf Hakim Husyeimi,2017 PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL KONSELOR HIV/AIDS (STUDI KORELASI PADA PASIEN IBU RUMAH TANGGA PENDERITA HIV/AIDS DI RSUD CIERENG KABUPATEN SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.3.

Tabel Operasional Variabel

Variabel Sub Variabel Indikator Skala

Pengukuran

Variabel X

Komunikasi

Interpersonal

1. Openess

a. Konselor menyampaikan informasi penting mengenai kondisi penyakit saya

b. Konselor menyampaikan informasi penting mengenai bahaya penyakit saya untuk

orang disekitar saya

c. Konselor menyampaikan informasi penting mengenai solusi bagi penanganan

penyakit saya

d. Konselor menyampaikan informasi penting mengenai cara mencegah penyakit saya

agar tidak menular pada orang lain

e. Konselor dan saya melakukan pembicaraan yang jujur dan terbuka (tidak berbohong

ataupun menutupi kebenaran)

Skala Likert

2. Empathy

a. Konselor bersedia mendengarkan semua keluhan saya dengan sabar

b. Konselor bersedia mendengarkan kekhawatiran saya dengan sabar

c. Konselor bersedia mendengarkan semua pendapat saya dengan sabar

d. Konselor bersedia memahami perasaan saya

e. Konselor serius menanggapi dan memperhatikan setiap ucapan saya

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitianrepository.upi.edu/31346/6/FPIPS_S_IKOM_1301631_Chapter 3...penderita penyakit HIV/AIDS yang telah melakukan VCT dengan konselor dari

87

Zeinrauf Hakim Husyeimi,2017 PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL KONSELOR HIV/AIDS (STUDI KORELASI PADA PASIEN IBU RUMAH TANGGA PENDERITA HIV/AIDS DI RSUD CIERENG KABUPATEN SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Supportiveness

a. Konselor mau menjelaskan secara jelas mengenai kondisi penyakit saya

b. Konselor mau menjelaskan secara jelas mengenai bahaya penyakit saya untuk orang

disekitar saya

c. Konselor mau menjelaskan secara jelas mengenai solusi bagi penanganan penyakit

saya

d. Konselor mau menjelaskan secara jelas mengenai cara mencegah penyakit saya agar

tidak menular pada orang lain

e. Konselor mau menceritakan berbagai pengetahuan dan pengalamannya mengenai

HIV/AIDS

4. Positiveness

a. Konselor bersikap ramah kepada saya

b. Konselor bersikap sopan kepada saya

c. Konselor bersikap santun kepada saya

d. Konselor dapat dipercaya oleh saya

e. Konselor menghargai saya

5. Equality

a. Konselor memberikan pelayanan konseling kepada saya secara adil (tidak membeda-

bedakan pasien kaya dan pasien miskin)

b. Konselor memberikan pelayanan konseling tanpa melihat latar belakang sosial,

pendidikan, ekonomi, suku, ataupun agama saya.

c. Konselor tidak memaksakan kehendak saya untuk melaksanakan konseling

d. Konselor mengharapkan kehadiran saya untuk melakukan konseling

e. Konselor memperlakukan saya dengan akrab dan nyaman

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitianrepository.upi.edu/31346/6/FPIPS_S_IKOM_1301631_Chapter 3...penderita penyakit HIV/AIDS yang telah melakukan VCT dengan konselor dari

88

Zeinrauf Hakim Husyeimi,2017 PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL KONSELOR HIV/AIDS (STUDI KORELASI PADA PASIEN IBU RUMAH TANGGA PENDERITA HIV/AIDS DI RSUD CIERENG KABUPATEN SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Variabel Y

Sikap

Pencegahan

HIV-AIDS

1. Kognitif

a. Pola hidup sehat dapat mencegah penularan penyakit HIV/AIDS

b. Meminum obat secara teratur dapat menghambat perkembangan penyakit HIV/AIDS

dan meningkatkan kualitas hidup penderitanya

c. HIV/AIDS dapat ditularkan melalui hubungan seksual yang tidak aman (berganti-

ganti pasangan, tidak memakai kondom, dll)

d. HIV/AIDS dapat ditularkan melalui jarum suntik untuk narkoba, tato, dan peralatan

lain yang berhubungan dengan darah

e. HIV/AIDS dapat menular dari ibu hamil kepada janin

f. HIV/AIDS dapat menular lewat ASI

g. Nasihat konselor bermanfaat bagi kesehatan saya dan orang di sekitar saya

Skala Likert

2. Afektif

a. Saya merasa tertarik menerapkan pola hidup sehat demi mencegah orang disekitar

saya terkena penyakit HIV/AIDS

b. Saya merasa tidak bosan meminum obat secara teratur

c. Saya merasa tidak suka/benci melakukan hubungan seksual yang tidak aman

(berganti-ganti pasangan, tidak memakai kondom, dll)

d. Saya merasa takut menggunakan jarum suntik untuk narkoba, tato, dan peralatan lain

yang berhubungan dengan darah karena dapat menularkan HIV/AIDS

e. Saya merasa takut hamil karena HIV/AIDS dapat menular dari ibu hamil kepada

janin

f. Saya merasa khawatir ketika memberikan ASI saya kepada bayi karena HIV/AIDS

dapat menular lewat ASI

g. Saya merasa tertarik dengan nasihat konselor karena bermanfaat bagi kesehatan saya

dan orang di sekitar saya.

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitianrepository.upi.edu/31346/6/FPIPS_S_IKOM_1301631_Chapter 3...penderita penyakit HIV/AIDS yang telah melakukan VCT dengan konselor dari

89

Zeinrauf Hakim Husyeimi,2017 PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL KONSELOR HIV/AIDS (STUDI KORELASI PADA PASIEN IBU RUMAH TANGGA PENDERITA HIV/AIDS DI RSUD CIERENG KABUPATEN SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Konatif

a. Saya akan menerapkan pola hidup sehat sesuai nasihat konselor

b. Saya akan meminum obat secara teratur sesuai petunjuk konselor

c. Saya akan menghindari hubungan seksual yang tidak aman (berganti-ganti pasangan,

tidak memakai kondom, dll)

d. Saya akan menghindari penggunaan jarum suntik untuk narkoba, tato, dan peralatan

lain yang berhubungan dengan darah

e. Saya sebagai pengidap HIV/AIDS akan berusaha untuk menghindari kehamilan

f. Saya akan menghindari pemberian ASI kepada bayi saya.

g. Saya akan mengikuti dan melaksanakan seluruh nasihat konselor.

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitianrepository.upi.edu/31346/6/FPIPS_S_IKOM_1301631_Chapter 3...penderita penyakit HIV/AIDS yang telah melakukan VCT dengan konselor dari

90

Zeinrauf Hakim Husyeimi,2017 PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL KONSELOR HIV/AIDS (STUDI KORELASI PADA PASIEN IBU RUMAH TANGGA PENDERITA HIV/AIDS DI RSUD CIERENG KABUPATEN SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.7. Uji Validitas

Validitas dilakukan peneliti untuk mengukur tingkat valid atau tidaknya

suatu kuesioner penelitian. Validitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana

tingkat konsistensi pengukuran apabila pengukuran diulang beberapa kali.

Instrumen penelitian yang valid artinya instrumen penelitian yang digunakan

untuk mendapatkan data yang diinginkan sesuai dengan apa yang seharusnya

diukur. Hal ini sesuai dengan pendapat Sugiyono (2016, hlm. 121) yang

menyatakan bahwa “Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk

mengukur apa yang seharusnya diukur”. Pengujian validitas yang digunakan

peneliti adalah Korelasi Pearson Product Moment dengan rumus manual sebagai

berikut:

Setelah hasil perhitungan validitas (r Hitung) diperoleh, langkah selanjutnya

adalah membandingkan antara r Hitung dengan r Tabel dimana taraf signifikansi α

ditetapkan 5% dengan jumlah n sebanyak 13 orang responden pasien ibu rumah

tangga HIV/AIDS. Adapun hasil uji validitas dengan menggunakan bantuan

program IBM SPSS 23 yang dihitung per sub variabel komunikasi interpersonal

konselor HIV/AIDS adalah sebagai berikut:

rxy = N ∑ XY - (∑ X). (∑ Y)

√{n. ∑ X2

- (∑ X)2}. {n. ∑ Y

2- (∑ Y)

2}

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitianrepository.upi.edu/31346/6/FPIPS_S_IKOM_1301631_Chapter 3...penderita penyakit HIV/AIDS yang telah melakukan VCT dengan konselor dari

91

Zeinrauf Hakim Husyeimi,2017 PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL KONSELOR HIV/AIDS (STUDI KORELASI PADA PASIEN IBU RUMAH TANGGA PENDERITA HIV/AIDS DI RSUD CIERENG KABUPATEN SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.4.

Hasil Uji Validitas Variabel X (Komunikasi Interpersonal)

Sub Variabel No.

Item r Hitung r Tabel Keterangan

Openness 1. 0.927 0,553 Valid

2. 0.861 0,553 Valid

3. 0.927 0,553 Valid

4. 0.882 0,553 Valid

5. 0.775 0,553 Valid

Empathy 6. 0.770 0,553 Valid

7. 0.770 0,553 Valid

8. 0.966 0,553 Valid

9. 0.736 0,553 Valid

10. 0.850 0,553 Valid

Supportiveness 11. 0.818 0,553 Valid

12. 0.885 0,553 Valid

13. 0.931 0,553 Valid

14. 0.960 0,553 Valid

15. 0.779 0,553 Valid

Positiveness 16. 0.901 0,553 Valid

17. 0.952 0,553 Valid

18. 0.930 0,553 Valid

19. 0.930 0,553 Valid

20. 0.948 0,553 Valid

Equality 21. 0.836 0,553 Valid

22. 0.891 0,553 Valid

23. 0.891 0,553 Valid

24. 0.890 0,553 Valid

25. 0.857 0,553 Valid

Sumber: Hasil Olah Data Penelitian IBM SPSS 23

Pada tabel di atas terlihat bahwa rhitung setiap butir pernyataan pada variabel

Komunikasi Interperonal (X) lebih besar dari 0,553 (rtabel, α=5%, n=13) sehingga

dapat disimpulkan bahwa seluruh butir pernyataan valid dan layak digunakan

sebagai alat ukur variabel Komunikasi Interpersonal (X). Selanjutnya berikut

adalah uji validitas yang dilakukan pada variabel Sikap Pencegahan HIV/AIDS

(Y).

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitianrepository.upi.edu/31346/6/FPIPS_S_IKOM_1301631_Chapter 3...penderita penyakit HIV/AIDS yang telah melakukan VCT dengan konselor dari

92

Zeinrauf Hakim Husyeimi,2017 PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL KONSELOR HIV/AIDS (STUDI KORELASI PADA PASIEN IBU RUMAH TANGGA PENDERITA HIV/AIDS DI RSUD CIERENG KABUPATEN SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.5.

Hasil Uji Validitas Variabel Y (Sikap Pencegahan Penyakit HIV/AIDS)

No

Item r Hitung r Tabel Keterangan

1. 0.596 0,553 Valid

2. 0.745 0,553 Valid

3. 0.640 0,553 Valid

4. 0.678 0,553 Valid

5. 0.731 0,553 Valid

6. 0.777 0,553 Valid

7. 0.833 0,553 Valid

8. 0.839 0,553 Valid

9. 0.743 0,553 Valid

10. 0.644 0,553 Valid

11. 0.726 0,553 Valid

13. 0.739 0,553 Valid

13. 0.932 0,553 Valid

14. 0.909 0,553 Valid

15. 0.830 0,553 Valid

16. 0.830 0,553 Valid

17. 0.897 0,553 Valid

18. 0.897 0,553 Valid

19. 0.718 0,553 Valid

20. 0.602 0,553 Valid

21. 0.695 0,553 Valid

Sumber: Hasil Olah data penelitian IBM SPSS 33

Pada tabel di atas terlihat bahwa rhitung setiap butir pernyataan pada variabel

Sikap Pencegahan HIV/AIDS (Y) lebih besar dari 0,553 (rtabel, α=5%, n=13)

sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh butir pernyataan valid dan layak

digunakan sebagai alat ukur variabel Sikap Pencegahan HIV/AIDS (Y).

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitianrepository.upi.edu/31346/6/FPIPS_S_IKOM_1301631_Chapter 3...penderita penyakit HIV/AIDS yang telah melakukan VCT dengan konselor dari

93

Zeinrauf Hakim Husyeimi,2017 PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL KONSELOR HIV/AIDS (STUDI KORELASI PADA PASIEN IBU RUMAH TANGGA PENDERITA HIV/AIDS DI RSUD CIERENG KABUPATEN SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.8. Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas dilakukan oleh peneliti untuk mengukur tingkat kepercayaan

instrumen penelitian yang digunakan. Reabilitas pada penelitian ini menggunakan

metode Internal Consictency. Menurut Sugiyono (2016, hlm. 131) menyatakan

bahwa “Pengujian reliabilitas dengan internal consistency, dilakukan dengan cara

mencobakan instrument sekali saja, kemudian data yang diperoleh dianalisis

dengan teknik tertentu”. Adapun rumus manual uji reliabilitas menggunakan

Alpha Cronbach. Berikut rumus uji reliabilitas Alpha Cronbach adalah sebagai

berikut:

Keterangan:

r11 : Reabilitas Instrumen

k : Banyaknya butir pertanyaan

: Jumlah Varians Butir

: Jumlah total

Pengukuran reliabilitas dilakukan dengan cara one shot atau pengukuran

sekali saja dengan alat bantu SPSS uji statistik Cronbach Alpha (α). Suatu

konstruk atau variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai Cronbach Alpha

> 0,70 Nunnally (dalam Ghozali, 2011, hlm. 25). Adapun hasil uji reliabilitas

berdasarkan perhitungan SPSS adalah sebagai berikut:

r11 = 𝑘

𝑘−1 1 −

𝜎𝑏2

𝜎𝑡2

Page 16: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitianrepository.upi.edu/31346/6/FPIPS_S_IKOM_1301631_Chapter 3...penderita penyakit HIV/AIDS yang telah melakukan VCT dengan konselor dari

94

Zeinrauf Hakim Husyeimi,2017 PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL KONSELOR HIV/AIDS (STUDI KORELASI PADA PASIEN IBU RUMAH TANGGA PENDERITA HIV/AIDS DI RSUD CIERENG KABUPATEN SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.6.

Hasil Uji Reliabilitas

Variabel

Sub Variabel

Hasil

Ket Nilai Alpha

Cronbach Nilai Kritis

Komunikasi

Interpersonal

(X)

Openness 0,917

0,7

Reliabel

Empathy 0,901 Reliabel

Supportiveness 0,923 Reliabel

Positiveness 0,961 Reliabel

Equality 0,919 Reliabel

Sikap

Pencegahan

HIV/AIDS

(Y)

Kognitif

0,963

Reliabel

Afektif Reliabel

Konatif Reliabel

Sumber: Hasil Olah data penelitian IBM SPSS 23

Berdasarkan hasil olah data penelitian menggunakan IBM SPSS 23 dapat

diketahui bahwa r hitung setiap sub variabel X (komunikasi interpersonal) dan

variabel Y (sikap pencegahan) memiliki jumlah yang lebih besar dari nilai kritis

sebesar 0,7. Sehingga hasil tersebut menunjukkan bahwa butir kuesioner baik

digunakan untuk mengukur variabel komunikasi interpersonal (X) dan variabel

sikap pencegahan HIV/AIDS (Y).

Page 17: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitianrepository.upi.edu/31346/6/FPIPS_S_IKOM_1301631_Chapter 3...penderita penyakit HIV/AIDS yang telah melakukan VCT dengan konselor dari

95

Zeinrauf Hakim Husyeimi,2017 PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL KONSELOR HIV/AIDS (STUDI KORELASI PADA PASIEN IBU RUMAH TANGGA PENDERITA HIV/AIDS DI RSUD CIERENG KABUPATEN SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.9. Prosedur Penelitian

Gambar 3.1

Prosedur Penelitian

Studi Pendahuluan

Merumuskan Rumusan Penelitian

Menyusun Kerangka

Berpikir

Merumuskan

Hipotesis

Menyusun Instrumen

Penelitian

Pengumpulkan

Data

Analisis Data

Mengidentifikasi Masalah

Memilih Metode

Pendekatan

Penelitian

Mulai

Kesimpulan dan

Saran

Penemuan

Selesai

Page 18: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitianrepository.upi.edu/31346/6/FPIPS_S_IKOM_1301631_Chapter 3...penderita penyakit HIV/AIDS yang telah melakukan VCT dengan konselor dari

96

Zeinrauf Hakim Husyeimi,2017 PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL KONSELOR HIV/AIDS (STUDI KORELASI PADA PASIEN IBU RUMAH TANGGA PENDERITA HIV/AIDS DI RSUD CIERENG KABUPATEN SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.10. Jadwal Penelitian

Adapun Jadwal penelitian dapat dilihat pada table berikut ini :

Tabel 3.7

Jadwal Penelitian

No Kegiatan April

2017

Mei

2017

Juni

2017

Juli

2017

Agustus

2017

1.

Pra Penelitian

Pengumpulan

Data dan

Informasi

Menyiapkan

Angket

Melakukan

Uji Coba

2.

Pelaksanaan Penelitian

Menyebar

Angket

Tabulasi

Koding

3.

Pasca Penelitian

Pengolahan

Data

Penyusunan

Laporan

Sidang

Page 19: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitianrepository.upi.edu/31346/6/FPIPS_S_IKOM_1301631_Chapter 3...penderita penyakit HIV/AIDS yang telah melakukan VCT dengan konselor dari

97

Zeinrauf Hakim Husyeimi,2017 PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL KONSELOR HIV/AIDS (STUDI KORELASI PADA PASIEN IBU RUMAH TANGGA PENDERITA HIV/AIDS DI RSUD CIERENG KABUPATEN SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.11. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik yang dilakukan penelitian ini adalah uji normalitas.

Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi

variabel residual memiliki distribusi normal atau tidak. Model regresi yang

baik seharusnya memiliki residu yang berdistribusi secara normal. Untuk

menguji apakah distribusi data normal atau tidak, ada dua cara untuk

mendeteksinya, yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Analisis grafik

merupakan cara yang termudah untuk melihat normalitas residual adalah

dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data

observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Atau dengan

menggunakan probability plot, jika data menyebar disekitar garis diagonal

dan mengikuti arah garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model

regresi memenuhi asumsi normalitas. Sebaliknya, jika data menyebar jauh

dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model

regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Apabila suatu data memiliki distribusi normal, maka data tersebut

dapat digunakan dalam statistik parametrik. Adapun uji statistik normalitas

yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah uji Kolmogorov-Smirnov

dengan menggunakan software SPSS 23. Berikut kriteria uji Kolmogorov-

Smirnov menurut Riadi (2016, hlm. 122) adalah sebagai berikut:

Pengujian :

Ho : Populasi nilai variabel berdistribusi normal

H1 : Populasi nilai variabel tidak berdistribusi normal

Menggunakan Ketentuan penerimaan/penolakan Ho sebagai berikut :

1. Apabila nilai sig < 0,05 maka Ho ditolak, H1 diterima

2. Apabila nilai sig > 0,05 maka H0 diterima, H1 ditolak.

Page 20: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitianrepository.upi.edu/31346/6/FPIPS_S_IKOM_1301631_Chapter 3...penderita penyakit HIV/AIDS yang telah melakukan VCT dengan konselor dari

98

Zeinrauf Hakim Husyeimi,2017 PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL KONSELOR HIV/AIDS (STUDI KORELASI PADA PASIEN IBU RUMAH TANGGA PENDERITA HIV/AIDS DI RSUD CIERENG KABUPATEN SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.12. Uji Korelasi Pearson

Apabila dari hasil normalitas terbukti parametrik, maka uji korelasi

menggunakan Pearson Product Moment dapat dilakukan. Sesuai dengan

pernyataan Winarsunu bahwa “salah satu syarat menggunakan product moment

pearson adalah data yang diperoleh harus data parametrik dengan melakukan uji

asumsi normalitas dan linearitas” (Diasmoro, 2017, hlm. 119). Adapun rumus

pengujian korelasi Pearson Product Moment menurut Riduwan (2012, hlm. 217)

sebagai berikut:

r = n. (∑XY) - (∑X). (∑Y)

√ {n.∑X² - (∑X) ²}. {n. ∑Y²-(∑Y) ²}

Keterangan:

r = Koefisien korelasi antara X dengan Y

n = Jumlah sampel

∑XY = Jumlah total data XY

∑X = Jumlah total data variabel X

∑Y = Jumlah total data variabel Y

Koefisien korelasi pada rumus PPM ini dilambangkan (r) dengan ketentuan

nilai (-1≤ r ≥ 1). Artinya, apabila r = -1 maka korelasi bernilai negative sempurna,

r = 0 maka tidak ada korelasi, r = 1 maka korelasinya positif sempurna atau

mempunyai hubungan yang sangat kuat. Adapun nilai r diinterpretasikan dengan

tabel berikut ini:

Tabel 3.8.

Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 - 0,199

0,20 - 0,399

0,40 - 0,599

Sangat Rendah

Rendah

Cukup

Page 21: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitianrepository.upi.edu/31346/6/FPIPS_S_IKOM_1301631_Chapter 3...penderita penyakit HIV/AIDS yang telah melakukan VCT dengan konselor dari

99

Zeinrauf Hakim Husyeimi,2017 PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL KONSELOR HIV/AIDS (STUDI KORELASI PADA PASIEN IBU RUMAH TANGGA PENDERITA HIV/AIDS DI RSUD CIERENG KABUPATEN SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

0,60 - 0,799

0,80 - 1,000

Kuat

Sangat Kuat

Sumber: Riduwan, 2012, hlm. 218

Sementara untuk menghitung besar atau kecilnya sumbangan variabel X

terhadap Y dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:

KP = r². 100%

Keterangan:

KP = Besarnya koefisien penentu

r = Koefisien korelasi

Sedangkan menurut Riduwan (2012, hlm. 218) untuk menguji signifikansi

koefisien korelasi antara variabel bebas X dengan variabel terikat Y dapat

ditentukan dengan t test atau t hitung dengan rumus:

Keterangan:

t = Nilai t hitung

r = Koefisien korelasi

n = Jumlah sampel

3.13. Analisis Regresi Linier Berganda

Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda untuk

membuktikan hubungan fungsional atau hubungan sebab akibat. Hal ini sesuai

menurut pendapat Riduwan (2012) menyatakan bahwa:

Uji Regresi Ganda adalah alat analisis peramalan nilai pengaruh dua

variabel bebas atau lebih terhadap satu variabel terikat untuk membuktikan

ada atau tidaknya hubungan fungsional atau hubungan kausal antara dua

variabel bebas atau lebih (X1) (X2) (X3)… (Xn) dengan satu variabel terikat.

(hlm. 283)

Asumsi pada persamaa regresi sederhana juga berlaku pada regresi ganda,

namun perbedaannya terletak pada rumusnya (Riduwan, 2012, hlm. 284). Peneliti

akan melakukan uji analisis regresi ganda menggunakan program IBM SPSS

thitung = r √n-2

√1 - r2

Page 22: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitianrepository.upi.edu/31346/6/FPIPS_S_IKOM_1301631_Chapter 3...penderita penyakit HIV/AIDS yang telah melakukan VCT dengan konselor dari

100

Zeinrauf Hakim Husyeimi,2017 PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL KONSELOR HIV/AIDS (STUDI KORELASI PADA PASIEN IBU RUMAH TANGGA PENDERITA HIV/AIDS DI RSUD CIERENG KABUPATEN SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Statistics 23 for windows. Adapun rumus manual regresi ganda menurut Riduwan

(2012, hlm. 284) adalah sebagai berikut:

Keterangan:

Y = Variabel terikat

X = Variabel bebas

a = Nilai konstanta

b = Nilai koefisien regresi

3.14. Pengujian Hipotesis

3.14.1. Uji Simultan (F-test)

Uji simultan (F-test) dilakukan untuk menguji apakah sub variabel

Openness (X1), Empathy (X2), Supportiveness (X3), Positiveness (X4), dan

Equality (X5) secara bersama-sama berpengaruh terhadap Sikap

Pencegahan Penularan HIV/AIDS (Y). Uji keberatian regresi adalah angka

yang menunjukan kuatnya pengaruh antar dua variabel independen secara

bersama-sama atau lebih dengan satu variabel dependen. Pengujiannya

dapat menggunakan uji F. Uji F adalah membandingkan Fhitung dengan Ftabel.

Untuk menguji keberartian model regresi yang digunakan uji statistik F

pada taraf keberartian α 0,05 (5%). Adapun hipotesis penelitian dapat

dijabarkan sebagai berikut :

H0 : Tidak terdapat pengaruh secara simultan sub variabel

Openness, Empathy, Supportiveness, Positiveness, dan

Equality terhadap Sikap Pencegahan Penularan HIV/AIDS

pasien ibu rumah tangga penderita HIV/AIDS.

H1 : Terdapat pengaruh secara simultan sub variabel Openness,

Empathy, Supportiveness, Positiveness, dan Equality terhadap

Y= a + b1X1 + b2X2 + … + bnXn

Page 23: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitianrepository.upi.edu/31346/6/FPIPS_S_IKOM_1301631_Chapter 3...penderita penyakit HIV/AIDS yang telah melakukan VCT dengan konselor dari

101

Zeinrauf Hakim Husyeimi,2017 PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL KONSELOR HIV/AIDS (STUDI KORELASI PADA PASIEN IBU RUMAH TANGGA PENDERITA HIV/AIDS DI RSUD CIERENG KABUPATEN SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sikap Pencegahan Penularan HIV/AIDS pasien ibu rumah

tangga penderita HIV/AIDS.

Keputusan diterima atau ditolaknya H0 berdasarkan nilai hasil

pengolahan uji statistik yang diperoleh dari data. Adapun mencari F hitung

dapat dilakukan dengan rumus manual sebagai berikut :

F

1− 2 − −1

Keterangan:

R2

= Kuadrat koefisien korelasi ganda

k = Jumlah variabel bebas

n = Jumlah Sampel

Setelah diperoleh nilai distribusi F maka terdapat ketentuan sebagai

berikut :

Jika Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima (signifikan)

Jika Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak (tidak signifikan)

3.14.2. Uji parsial (T-test)

Uji keberartian koefisien regresi digunakan untuk menganalisis

pengaruh antar variabel independent dan dependent dengan salah satu

variabel independent dibuat tetap atau dikendalikan (Sugiyono, 2012, hlm.

235). Uji parsial dilakukan oleh peneliti bertujuan untuk menguji

signifikansi pengaruh masing-masing variabel bebas (Openness, Empathy,

Supportiveness, Positiveness, dan Equality) terhadap variabel terikat (Sikap

pencegahan penularan HIV/AIDS). Hipotesis uji parsial ditunjukkan dalam

hipotesis sebagai berikut :

H0 : Tidak terdapat pengaruh secara signifikan variabel bebas

terhadap sikap pencegahan penularan HIV/AIDS

H1 : Terdapat pengaruh signifikan variabel bebas terhadap sikap

pencegahan penularan HIV/AIDS

Page 24: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitianrepository.upi.edu/31346/6/FPIPS_S_IKOM_1301631_Chapter 3...penderita penyakit HIV/AIDS yang telah melakukan VCT dengan konselor dari

102

Zeinrauf Hakim Husyeimi,2017 PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL KONSELOR HIV/AIDS (STUDI KORELASI PADA PASIEN IBU RUMAH TANGGA PENDERITA HIV/AIDS DI RSUD CIERENG KABUPATEN SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keputusan diterima atau ditolaknya H0 berdasarkan nilai hasil

pengolahan uji statistik yang diperoleh dari data. Hipotesis tersebut diuji

oleh peneliti menggunakan uji parsial dengan tingkat signifikansi ( )

sebesar 5% atau 0,05%. Kemudian uji hipotesis dilakukan dengan cara

membandingkan antara ttabel dengan thitung yang bertujuan untuk menguji

siginifikasi hasil penelitian dengan ketentuan sebagai berikut :

Jika thitung > ttabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima (signifikan)

Jika thitung< ttabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak (tidak signifikan)

Adapun nilai dari ttabel dapat diketahui dengan menggunakan rumus

manual sebagai berikut :

(v) = n - (k+1)

Keterangan:

n = Jumlah sampel

k = Jumlah variabel bebas