17
Mia Komariah, 2017 PENERAPAN METODE CREATIVE PROBLEM SOLVING TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN EKONOMI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini yaitu pendekatan kuantitatif dan metode yang digunakan yaitu metode kuasi eksperimen dengan Non-Equivalent Pretest Postest Control Group Design. Metode kuasi eksperimen bertujuan untuk menyelidiki hubungan sebab-akibat dimana secara nyata ada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol yang hasilnya nanti akan dibandingkan secara ketat. Dalam metode kuasi eksperimen dengan menggunakan Non-Equivalent Pretest Postest Control Group Design diharapkan peneliti dapat mengungkapkan perbedaan kemampuan analisis dengan melihat hasil belajar peserta didik sebelum dan sesudah dilakukan tindakan (treatment). a. Data dan Sumber 1. Data dalam penelitian ini adalah kemampuan analisis peserta didik yang diperoleh dengan mengamati munculnya pertanyaan dan jawaban yang muncul selama diskusi berlangsung. Data yang diperoleh berdasarkan nilai tes awal (pre-test). Tabel 3. 1 Penelitian Non Equivalent Pretest Posttest Control Group Design Kelompok Hasil Observasi Awal Perlakuan Hail observasi Akhir Eksperimen O1 X O2 Kontrol O3 - O4 Sumber: Arikunto (2013, hlm.125) Keterangan: O1 = Pre test kelas eksperimen O2 = Post test kelas eksperimen O3 = Pre test kelas kontrol

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitianrepository.upi.edu/28235/6/S_PE_1200416_Chapter3.pdf · mengenai peran pelaku ekonomi untuk didiskusikan. 2. Fact Finding Pada tahap

  • Upload
    others

  • View
    14

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitianrepository.upi.edu/28235/6/S_PE_1200416_Chapter3.pdf · mengenai peran pelaku ekonomi untuk didiskusikan. 2. Fact Finding Pada tahap

Mia Komariah, 2017 PENERAPAN METODE CREATIVE PROBLEM SOLVING TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN EKONOMI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini yaitu pendekatan kuantitatif dan

metode yang digunakan yaitu metode kuasi eksperimen dengan Non-Equivalent

Pretest – Postest Control Group Design. Metode kuasi eksperimen bertujuan untuk

menyelidiki hubungan sebab-akibat dimana secara nyata ada kelompok perlakuan dan

kelompok kontrol yang hasilnya nanti akan dibandingkan secara ketat.

Dalam metode kuasi eksperimen dengan menggunakan Non-Equivalent Pretest

– Postest Control Group Design diharapkan peneliti dapat mengungkapkan

perbedaan kemampuan analisis dengan melihat hasil belajar peserta didik sebelum

dan sesudah dilakukan tindakan (treatment).

a. Data dan Sumber

1. Data dalam penelitian ini adalah kemampuan analisis peserta didik yang

diperoleh dengan mengamati munculnya pertanyaan dan jawaban yang

muncul selama diskusi berlangsung. Data yang diperoleh berdasarkan nilai

tes awal (pre-test).

Tabel 3. 1

Penelitian Non Equivalent Pretest –Posttest Control Group Design

Kelompok Hasil Observasi Awal Perlakuan Hail observasi Akhir

Eksperimen O1 X O2

Kontrol O3 - O4

Sumber: Arikunto (2013, hlm.125)

Keterangan:

O1 = Pre test kelas eksperimen

O2 = Post test kelas eksperimen

O3 = Pre test kelas kontrol

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitianrepository.upi.edu/28235/6/S_PE_1200416_Chapter3.pdf · mengenai peran pelaku ekonomi untuk didiskusikan. 2. Fact Finding Pada tahap

Mia Komariah, 2017 PENERAPAN METODE CREATIVE PROBLEM SOLVING TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN EKONOMI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

O4 = Post test kelas kontro

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitianrepository.upi.edu/28235/6/S_PE_1200416_Chapter3.pdf · mengenai peran pelaku ekonomi untuk didiskusikan. 2. Fact Finding Pada tahap

30

3.2 Partisipan

Partisipan adalah orang – orang yang berperan serta dalam suatu kegiatan.

Partisipan dalam penelitian ini adalah siswa kelas X IIS 2 dan kelas X IIS 3 SMA

Negeri 7 Bandung.

3.3 Populasi Dan Sampel

Populasi adalah sesuatu hal yang dijadikan sebagai unit analisis penelitian

(Arikunto, 2013, hlm. 173) . Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas

X IIS SMAN 7 Bandung. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti

(Arikunto, 2013, hlm. 174). sampel yang diambil adalah peserta didik kelas X IIS 2

SMAN 7 Bandung.

Sumber data dalam penelitian ini adalah data person yang diperoleh langsung

dari responden dengan paper yang diambil dari tes kepada peserta didik kelas X IIS

SMAN 7 Bandung yang menjadi sampel dalam penelitian. Maka sumber data yang

akan digunakan adalah data primer yaitu tingkat kemampuan analisis peserta didik

kelas X IIS SMAN 7 Bandung

3.4 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah tes. Menurut Arikunto

(2013, hlm. 193) tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang

digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau

bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.

Tes yang akan digunakan pada penelitian ini berupa tes pilihan ganda dengan

menggunakan indikator kemampuan analisis. Tes ini diberikan pada saat pretest

sebelum diberi perlakuan (treatment) untuk mengetahui kemampuan awal peserta

didik dan posttest setelah diberi perlakuan (treatment) untuk mengetahui perbedaan

kemampuan analisis peserta didik.

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitianrepository.upi.edu/28235/6/S_PE_1200416_Chapter3.pdf · mengenai peran pelaku ekonomi untuk didiskusikan. 2. Fact Finding Pada tahap

31

3.5 Prosedur Penelitian

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini dapat digambarkan

sebagai berikut:

Gambar 3. 1

Prosedur Penelitian

Tahap Pendahuluan

1. Studi Lapangan

2. Studi Literatur

Tahap Persiapan

1. Menentukan materi yang akan digunakan

2. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran metode creative problem

solving dan metode ceramah

3. Menyusun Alat Tes berpikir analisis

Uji coba alat tes dan menganalisis uji alat tes (Validitas,

Reliabilitas, Tingkat Kesulitan soal, dan Daya Pembeda)

Tahap Pelaksanaan

Tes Awal (pretest)

Kelas Eksperimen

Pembelajaran

menggunakan metode

creative problem

solving

Kelas Kontrol

Pembelajaran

menggunakan metode

ceramah diskusi

Tes Akhir (posttest)

Tahap Akhir

1. Pengolahan dan Analisis

Data

2. Pembahasan

3. Kesimpulan dan Saran

Saran

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitianrepository.upi.edu/28235/6/S_PE_1200416_Chapter3.pdf · mengenai peran pelaku ekonomi untuk didiskusikan. 2. Fact Finding Pada tahap

32

1.6 Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan

data penelitiannya (Arikunto, 2013, hlm. 203). Metode penelitian dapat dikatakan suatu

cara pengumpulan data yang digunakan untuk mencapai tujuan penelitian. Metode

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penelitian

eksperimen ini menguji hubungan sebab-akibat, apakah suatu variabel (variabel bebas)

menyebabkan hasil pada variabel (variabel terikat). Peneliti memberikan perlakuan

tertentu atau tindakan tertentu dalam waktu tertentu pada variabel bebas untuk menjawab

permasalahan yang diteliti.

1.7 Operasional Variabel

Tabel 3.2

Operasional Variabel

Variabel Konsep Teoritis Konsep Empiris Konsep

Analitis

Metode

Creative

Problem

Solving (CPS)

Suatu bentuk

metode yang

digunakan untuk

menyelesaiakan

masalah secara

kreatif, dengan

mengarahkan dan

merangsang siswa

untuk berpikir

kreatif (Huda,

2013, hlm. 298)

Sintak metode Creative

Problem Solving (CPS)

yaitu:

1. Objective Finding

Pada tahap ini

Siswa diberikan

suatu

artikel/permasalahan

mengenai peran

pelaku ekonomi

untuk didiskusikan.

2. Fact Finding

Pada tahap ini siswa

mulai diberikan

kesempatan untuk

menyampaikan

permasalahan yang

di dapat dalam

artikel yang

berkenaan dengan

materi peran pelaku

dalam kegiatan

ekonomi.

3. Problem Finding

Pada tahap ini siswa

melakukan pencarian

Hasil

penerapan

metode

Creative

Problem

Solving (CPS)

dapat terlihat

dari:

1. Siswa ikut

terlibat

secara aktif

dalam

pembelajar

an.

2. Siswa

mampu

menggali

dan

mencari

informasi

yang terkait

dengan

materi

pembelajar

an peran

pelaku

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitianrepository.upi.edu/28235/6/S_PE_1200416_Chapter3.pdf · mengenai peran pelaku ekonomi untuk didiskusikan. 2. Fact Finding Pada tahap

33

permasalahan yang

mulai didiskusikan

dengan kelompok.

4. Idea finding

Pada tahap ini setiap

siswa dibebaskan

untuk

mengungkapkan

pendapat tentang

berbagai macam

strategi penyelesaian

masalah yang

diberikan oleh guru.

5. Solution Finding

Pada tahap ini, setiap

kelompok

mendiskusikan

pendapat atau

strategi mana yang

cocok untuk

menyelesaikan

permasalahan

tersebut.

6. Acceptence Finding

Pada tahap ini, siswa

menentukan strategi

mana yang dapat

diambil untuk

menyelesaikan

masalah, kemudian

menerapkannnya

sampai menemukan

penyelesaian yang

tepat dari masalah

tersebut. Huda

(2013, hlm. 298-

300)

dalam

kegiatan

ekonomi.

Kemampu

an Analisis

(Y)

Proses

pemecahan

memecah-

mecah materi

jadi bagian-

bagian kecil

dan

Indikator

kemampuan analisis

dapat diukur

melalui:

1. Membedakan

proses memilah-

milah bagian yang

Nilai pre

test dan

post test

kemampua

n analisis

kelas

eksperimen

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitianrepository.upi.edu/28235/6/S_PE_1200416_Chapter3.pdf · mengenai peran pelaku ekonomi untuk didiskusikan. 2. Fact Finding Pada tahap

34

menentukan

bagaimana

hubungan

antarbagian dan

antara setiap

bagian dan

stuktur

keseluruhannya

Anderson dan

Krathwohl

(2010,

hlm.120)

relevan atau penting

dari sebuah stuktur.

Membedakan terjadi

sewaktu peserta

didik

mendiskriminasikan

informasi yang

relevan dan tidak

relevan, yang

penting dan tidak

penting, dan

kemudian

memerhatikan

informasi yang

relevan dan penting

2. Mengorganisasikan

melibatkan proses

identifikasi elemen-

elemen komunikasi

atau situasi dan

proses mengenali

bagaimana elemen-

lemen ini

membentuk sebuah

struktur yang

koheren Peserta

didik mula-mula

mengindentifikasi

elemen-elemen yang

relevan atau penting

dan kemudian

menentukan sebuah

struktur yang

terbentuk dari

elemen-elemen itu.

3. Mengatribusikan

Mengatribusikan

terjadi ketika

pesertadidik dapat

menentukan sudut

pandang, pendapat,

nilai atau tujuan

dibalik komunikasi

dan kelas

kontrol

dalam

materi

peran

pelaku

dalam

kegiatan

ekonomi.

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitianrepository.upi.edu/28235/6/S_PE_1200416_Chapter3.pdf · mengenai peran pelaku ekonomi untuk didiskusikan. 2. Fact Finding Pada tahap

35

1.8 Pengujian Instrumen Penelitian

3.8.1 Uji Validitas Instrumen

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau

kesahihan suatu instrument. Sebuah instrument dikatakan valid apabila mampu

mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti

secara tepat.

Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan rumus korelasi product

moment sebagai berikut:

rxy= 𝑁∑𝜒Ү−(∑𝜒)(∑Ү)

√{𝑁∑𝜒2−(∑𝜒2)}{𝑁∑Ү2−(∑Ү2)}

(Arikunto, 2013, hlm. 213)

Keterangan :

rxy = Koefisien antara variabel X dan variabel Y

∑χ = Jumlah skor setiap item dari seluruh responden penelitian

∑Ү= Jumlah skor total seluruh item dari keseluruhan responden penelitian

∑𝑋2= Jumlah skor - skor X yang dikuadratkan

∑𝑌2= Jumlah skor - skor Y yang dikuadratkan

∑XY= Jumlah perkalian X dan Y

N = jumlah sampel

Kemudian nilai rxy tersebut akan dimasukkan pada persamaan berikut:

t = R √𝑛−2

1−𝑟2

(Arikunto, 2013, hlm. 337)

Keterangan :

n = Banyak data

r = Koefisien korelasi

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitianrepository.upi.edu/28235/6/S_PE_1200416_Chapter3.pdf · mengenai peran pelaku ekonomi untuk didiskusikan. 2. Fact Finding Pada tahap

36

Setelah memasukkan persamaan diatas maka hal selanjutnya yaitu

menggunakan interpretasi terhadap koefisien korelasi yang diperoleh, atau nilai r.

menurut Suharsimi Arikunto (2013, hlm. 319) interpretasi nilai r adalah sebagai

berikut:

Tabel 3. 3

Interpretasi Nilai r untuk Uji Validitas

Besarnya nilai r Interpretasi

Antara 0,800 sampai dengan 1,00

Antara 0,600 sampai dengan 0,800

Antara 0,400 sampai dengan 0,600

Antara 0,200 sampai dengan 0,400

Antara 0,000 sampai dengan 0,200

Tinggi

Cukup

Agak rendah

Rendah

Sangat rendah (Tak berkorelasi)

Apabila dalam perhitungan didapat hasil rhitung> rtabel, maka item soal tersebut

valid. dengan menggunakan Anates V4 maka validitas tiap butir soal tes kemampuan

analisis yang diperoleh dapat dilihat di lampiran 6.

Berdasarkan uji validitas diatas diketahui terdapat dua puluh empat soal yang tidak valid,

berikut disajikan dalam Tabel 3.4

Tabel 3.4

Instrument yang Tidak Valid

No Soal Korelasi Daya Pembeda

1 0.098 12.50

4 0.024 37.50

5 0.230 37.50

6 0.156 25.00

7 0.131 37.50

8 -0.103 12.50

10 0.026 0.00

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitianrepository.upi.edu/28235/6/S_PE_1200416_Chapter3.pdf · mengenai peran pelaku ekonomi untuk didiskusikan. 2. Fact Finding Pada tahap

37

11 0.115 25.00

12 -0.083 12.50

13 0.033 12.50

17 -0.205 -25.00

18 0.247 25.00

19 0.171 12.50

31 -0.052 -12.50

35 0.161 12.50

37 0.135 0.00

38 -0.079 -25.00

40 0.121 0.00

41 0.150 -12.50

43 -0.188 -25.00

49 0.171 50.00

50 0.199 25.00

58 0.232 0.00

59 0.099 25.00

Sumber data: Lampiran 6

Berdasarkan Tabel 3.5 diketahui terdapat dua puluh empat soal yang tidak valid

dengan daya pembeda yang berkriteria jelek, oleh karena itu dua puluh empat soal tersebut

tidak layak untuk dijadikan alat tes dan harus dibuang. Maka dari 60 soal yang telah dibuat

hanya 36 yang akan dijadikan alat tes untuk mengetahui kemampuan analisis siswa.

3.8.2 Uji Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup

dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument

tersebut sudah baik (Arikunto, 2013, hlm. 221). Instrumen yang dapat dipercaya atau

reliabel akan menghasilkan data yang akurat juga dapat dipercaya. Dalam hal ini tes

akan bernilai sama jika instrumen yang diberikan pada berbagai kesempatan (sesuai

dengan kenyataan). Dalam penelitian ini agar dapat mengetahui reliabelitas tes

instrumen maka digunakan rumus:

Mencari varians total menggunakan rumus:

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitianrepository.upi.edu/28235/6/S_PE_1200416_Chapter3.pdf · mengenai peran pelaku ekonomi untuk didiskusikan. 2. Fact Finding Pada tahap

38

V= ∑𝑋2−

(∑𝑋)2

𝑁

𝑁

(Arikunto, 2013, hlm. 227)

Keterangan :

V = Varians total

∑X2 = Kuadrat skor total sampel

(∑X)2 = Skor total sampel yang dikuadratkan

N = Jumlah sampel

Kemudian masukkan pada rumus Alpa

𝑟11 = (𝑘

𝑘−1) (1 −

∑𝜎𝑏2

𝜎𝑡2 )

(Arikunto, 2013, hlm. 239)

Keterangan :

𝑟11 = Reliabilitas instrument

k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal.

∑𝜎𝑏2 = Jumlah varians butir

𝜎𝑡2 = Varians total

Hal selanjutnya adalah melihat hasil yang diperoleh dengan menggunakan tabel

interpretasi terhadap hasil, interpretasi yang akan digunakan menurut Suharsimi

Arikunto (2006, hlm. 154) adalah sebagai berikut:

Tabel 3.5

Interpretasi Nilai r untuk Uji Reliabilitas

Besarnya nilai r Interpretasi

Antara 0,81 sampai dengan 1,00

Antara 0,61 sampai dengan 0,80

Antara 0,41 sampai dengan 0,60

Antara 0,21 sampai dengan 0,40

Antara 0,00 sampai dengan 0,20

Tinggi

Cukup

Agak rendah

Rendah

Sangat rendah

Apabila dalam perhitungan hasilnya menunjukkan rhitung> rtabel maka item soal

tersebut reliabel.

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitianrepository.upi.edu/28235/6/S_PE_1200416_Chapter3.pdf · mengenai peran pelaku ekonomi untuk didiskusikan. 2. Fact Finding Pada tahap

39

3.8.3 Uji Tingkat Kesukaran

Untuk memperoleh instrument yang baik dalam bentuk soal, maka disamping soal

harus memiliki kriteria valid dan reliabel, tingkat kesukaran soal juga perlu

dianalisis. Rumus analisis tingkat kesukaran soal yang akan digunakan pada

penelitian ini yaitu:

P = 𝐵

𝐽𝑠

(Arikunto, 2012: 223)

Keterangan:

P = Indeks Kesukaran

B = Banyaknya peserta didik yang menjawab soal benar

Js = Jumlah peserta didik yang mengikuti tes

Langkah selanjutnya adalah dengan menggunakan interpretasi terhadap hasil

yang dipeleh, dengan klasifikasi sebagai berikut:

Tabel 3.6

Klasifikasi Tingkat Kesukaran Soal

Besarnya Nilai P Klasifikasi

0,70 ≤ P ≤ 1,00 Mudah

0,30 ≤ P ≤ 0,70 Sedang

0,00 ≤ P ≤ 0,30 Sukar

Semakin besar indeks tingkat kesukaran yang diperoleh dari hasil hitungan,

berarti semakin mudah soal itu. Suatu soal memiliki P = 1,00 artinya bahwa banyak

siswa yang menjawab benar dan bila suatu soal memiliki P = 0,00 artinya bahwa

tidak ada siswa yang menjawab benar. Perhitungan indeks kesukaran ini dilakukan

untuk setiap nomor soal. Dengan menggunakan Anates V4 maka indeks kesukaran

tiap soal tes kemampuan analisis yang diperoleh dapat dilihat pada lampiran 6.

3.8.4 Uji Daya Pembeda

Daya pembeda adalah pengukuran sejauh mana suatu butir soal mampu

membedakan antara peserta didik yang sudah menguasai kompetensi dengan peserta

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitianrepository.upi.edu/28235/6/S_PE_1200416_Chapter3.pdf · mengenai peran pelaku ekonomi untuk didiskusikan. 2. Fact Finding Pada tahap

40

didik yang belum/ kurang menguasai kompetensi berdasarkan kriteria tertentu.

berikut adalah langkah yang akan dilakukan untuk uji daya pembeda yaitu:

1) Untuk kelompok kecil seluruh kelompok tes dibagi dua sama besar, 50% kelompok

atas (JA) dan 50% kelompok bawah (JB)

2) Untuk kelompok besar biasanya hanya diambil kedua kutubnya saja, yaitu 27% skor

teratas sebagai kelompok atas (JA) dan 27% skor terbawah sebagai kelompok bawah

(JB)

Daya pembeda ini digunakan untuk menganalisis data hasil uji coba instrumen

penelitian dalam hal tingkat perbedaan setiap butir soal, dengan menggunakan

rumus:

D = 𝐵𝐴

𝐽𝐴 -

𝐵𝐵

𝐽𝐵= PA - PB

(Arikunto, 2012, hlm. 228)

Keterangan:

D = Indeks diskriminasi (daya pembeda)

JA = Banyaknya peserta kelompok atas

JB = Banyaknya peserta kelompok bawah

BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar

BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar

PA = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

PB = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Tabel 3. 7

Intrepretasi Daya Pembeda Butir Soal

Daya Pembeda Kriteria

D : 0,00 – 0,20

D : 0,20 – 0,40

D : 0,40 – 0,70

D : 0,70 – 1,00

D : Negative

Jelek (poor)

Cukup (statistactory)

Baik (good)

Baik sekali (excellent)

Semuanya tidak baik

(Arikunto, 2012, hlm. 232)

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitianrepository.upi.edu/28235/6/S_PE_1200416_Chapter3.pdf · mengenai peran pelaku ekonomi untuk didiskusikan. 2. Fact Finding Pada tahap

41

Indeks daya beda dihasilkan menggunakan Anates V4, maka indeks daya beda

tiap butir soal tes kemampuan analisis yang diperoleh dan rekapitulasi uji instrumen

dapat dilihat pada lampiran 6.

3.9 Teknik Pengolahan Data

pretest dan posttest adalah uji analisis data yang menunjukkan hasil awal dan

akhir penelitian yang memperlihatkan perbedaan hasil sehingga dapat ditarik

kesimpulan akhir dari penelitian. Berikut merupakan rincian dari uji pretest dan

posttest:

a) Menghitung rata-rata hasil pretest dan posttest, menggunakan rumus:

b) �̅� = ∑ 𝑋

𝑁

Keterangan:

�̅�= Rata-rata

R = Data (pretest-posttest)

N = Banyaknya Peserta didik

c) Setelah memperoleh hasil dalam bentuk score pretest dan posttest pada kelas

kontrol dan kelas ekperimen, kemudian meghitung selisih antara kedua score

pretest dan posttest untuk mendapatkan nila gain dan gain ternormalisasi.

Untuk mendapatkan nilainya adalah dengan menggunakan rumus berikut:

Gain = score posttest – score pretest

Gain ternormalisasi (g) = 𝑃𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡−𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡

𝑆𝑐𝑜𝑟𝑒 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙−𝑠𝑐𝑜𝑟𝑒 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡 x 100%

Keterangan:

g = Gain ternormalisasi

Pretest = Tes awal

Posttest = Tes akhir

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitianrepository.upi.edu/28235/6/S_PE_1200416_Chapter3.pdf · mengenai peran pelaku ekonomi untuk didiskusikan. 2. Fact Finding Pada tahap

42

Langkah selanjutnya, indeks gain yang diperoleh dan dihasilkan kemudian

diinterpretasikan menggunakan indeks gain ternormalisasi dengan penjelasan

pada tabel berikut:

Tabel 3. 8

Interpretasi Indeks Gain

Skor Interpretasi

g ≥ 0,70 Tinggi

0,30 ≤ g < 0,70 Sedang

g < 0,30 Rendah

Meskipun pre-test (kondisi kemampuan awal) berbeda, melalui data Gs dapat

dilihat perbedaan peningkatan kemampuan memecahkan masalah siswa kelas

eksperimen dengan kelas kontrol. Pada penelitian ini, diharapkan peningkatan

kemampuan analisis peserta didik kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan

siswa kelas kontrol (Rata-rata Gs kelas eksperimen > Rata-rata Gs kelas kontrol).

Setelah itu, penulis akan dibantu dengan menggunakan SPSS versi 20.

3.9.1 Uji Normalitas Data

uji normalitas digunakan oleh peneliti untuk mengetahui apakah data pretest dan

posttest berdistribusi normal atau tidak. Data yang berdistribusi normal menjadi salah

satu syarat untuk menguji hipotesis dengan menggunakan statistik parametrik. Dalam

pengujian normalitas untuk jumlah data 30 orang menggunakan Chi-kuadrat (X2)

dengan derajat kebebasan (dk) tertentu disesuaikan dengan besar banyaknya kelas

interval dikurangi satu (dk= k – 1) rumus uji normalitas yang digunakan adalah:

x2 = (fo - fe)2

fe

Langkah selanjutnya adalah Membandingkan 𝜒𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔2 dengan 𝑋𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙

2, pada taraf

kepercayaan 95% dengan rincian:

• Jika𝜒𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔2 ≥ 𝑋𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙

2, maka data tidak berdistribusi normal.

Page 16: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitianrepository.upi.edu/28235/6/S_PE_1200416_Chapter3.pdf · mengenai peran pelaku ekonomi untuk didiskusikan. 2. Fact Finding Pada tahap

43

• Jika𝜒𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔2 ≤ 𝑋𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙

2, maka data berdistribusi normal.

3.9.2 Uji Homogenitas

Salah satu syarat dalam menggunakan uji t untuk sampel kecil yaitu suatu

kondisi yang disebut homogenitas varian. Hal ini berarti bahwa varian dari kedua

sampel yang dibandingkan harus sama dengan kata lain homogen. Untuk menentukan

bahwa kedua sampel tersebut sudah homogen, maka digunakan rumus uji homgenitas

sebagai berikut:

Fhitung = 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟

𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙

(Riduwan, 2012 hlm. 120)

Setelah mendapatkan nilai Fhitung, kemudian membandingkan nilai Fhitung dengan

Ftabel, dengan rumus:

dk pembilang = n – 1 (untuk varians terbesar)

dk penyebut = n – 1 ( untuk varians terkecil)

Dengan kriteria pengujian sebagai berikut:

Jika F hitung ≥ F tabel berarti, tidak homogen dan

Jika F hitung ≤ F tabel berarti, homogen

3.9.3 Uji Hipotesis

Untuk signifikasi perbedaan antara dua rata- rata (mean) disebut uji t (t test)

pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan uji t independen dua arah

(t test independent) dan paired t-test menggunakan olahan data SPSS. Adapun yang

dibandingkan dalam uji hipotesis penelitian ini adalah rata-rata nilai pre test kelas

eksperimen dan kelas kontrol, rata-rata nilai post-test kelas eskperimen dan kelas

kontrol. Adapun rumus uji t adalah sebagai berikut:

t = �̅�1−�̅�2

√𝑠12

𝑛1+

𝑠22

𝑛2

(Kusnendi, 2013, hlm.7)

Keterangan:

Page 17: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitianrepository.upi.edu/28235/6/S_PE_1200416_Chapter3.pdf · mengenai peran pelaku ekonomi untuk didiskusikan. 2. Fact Finding Pada tahap

44

�̅�1dan �̅�2 = nilai rata- rata sampel

𝑠12 dan 𝑠22 = varians sampel

𝑛1dan 𝑛2 = ukuran sampel

Untuk menentukan signifikasi perbedaan antara dua mean tersebut, diperlukan

tabel statistik critical value of t. Bila:

• Jika thitung > ttabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima

• Jika thitung < ttabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak.

Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah:

1. H0 : μ1 = μ2

Tidak Terdapat perbedaan kemampuan analisis peserta didik pada mata pelajaran

ekonomi sebelum dan sesudah pembelajaran dengan menggunakan metode

pembelajaran Creative Problem Solving (CPS).

Ha : μ1 ≠ μ2

Terdapat perbedaan kemampuan analisis peserta didik pada mata pelajaran ekonomi

sebelum dan sesudah pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran

Creative Problem Solving (CPS).

2. H0 : μ1 = μ2

Kemampuan analisis peserta didik pada kelas eksperimen yang menggunakan

metode pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) tidak lebih tinggi

dibandingkan dengan peserta didik kelas kontrol yang menggunakan metode

ceramah.

Ha : μ1 ≠ μ2

Kemampuan analisis peserta didik pada kelas eksperimen yang menggunakan

metode pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) lebih tinggi dibandingkan

dengan peserta didik kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah.

Keterangan:

μ1 = Rata-rata gain kelas eksperimen

μ2 = Rata-rata gain kelas kontrol.