17
24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian yang ingin dilakukan adalah untuk mendeskripsikan self-efficacy siswa SMA dalam pembelajaran matematika dan mendeskripsikan sikap siswa SMA dalam pembelajaran matematika serta menyelidiki hubungan yang signifikan antara self-efficacy dengan sikap siswa SMA dalam pembelajaran matematika, sehingga jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif yang digunakan untuk mendeskripsikan, menginterpretasikan sesuatu fenomena, misalnya kondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang berkembang, dengan menggunakan prosedur ilmiah untuk menjawab masalah secara aktual (Sukmadinata, 2011). Menggunakan pendekatan kualitatif yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati, dan pendekatan kuantitatif yang berupa pengumpulan dan pengukuran data yang berbentuk angka. Penelitian kualitatif untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya terkait self-efficacy dan sikap siswa SMA dalam pembelajaran matematika. Penelitian kuantitatif yang digunakan dalam penelitian dengan cara mengukur indikator-indikator self-efficacy dan sikap siswa SMA sehingga diperoleh gambaran dari hasil perhitungan indikator-indikator tersebut kemudian dipaparkan secara tertulis oleh peneliti. Sudjana (2004) mengemukakan bahwa metode penelitian deskriptif dengan pendekatan secara kuantitatif digunakan apabila bertujuan untuk mendeskripsikan atau menjelaskan peristiwa atau suatu

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitianeprints.umm.ac.id/39998/4/jiptummpp-gdl-rachmawati-49599... · 2018-11-14 · 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitianeprints.umm.ac.id/39998/4/jiptummpp-gdl-rachmawati-49599... · 2018-11-14 · 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan

24

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian

Penelitian yang ingin dilakukan adalah untuk mendeskripsikan self-efficacy

siswa SMA dalam pembelajaran matematika dan mendeskripsikan sikap siswa

SMA dalam pembelajaran matematika serta menyelidiki hubungan yang

signifikan antara self-efficacy dengan sikap siswa SMA dalam pembelajaran

matematika, sehingga jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif yang

digunakan untuk mendeskripsikan, menginterpretasikan sesuatu fenomena,

misalnya kondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang berkembang, dengan

menggunakan prosedur ilmiah untuk menjawab masalah secara aktual

(Sukmadinata, 2011). Menggunakan pendekatan kualitatif yang berupa kata-kata

tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati, dan

pendekatan kuantitatif yang berupa pengumpulan dan pengukuran data yang

berbentuk angka. Penelitian kualitatif untuk menjelaskan fenomena dengan

sedalam-dalamnya terkait self-efficacy dan sikap siswa SMA dalam pembelajaran

matematika. Penelitian kuantitatif yang digunakan dalam penelitian dengan cara

mengukur indikator-indikator self-efficacy dan sikap siswa SMA sehingga

diperoleh gambaran dari hasil perhitungan indikator-indikator tersebut kemudian

dipaparkan secara tertulis oleh peneliti. Sudjana (2004) mengemukakan bahwa

metode penelitian deskriptif dengan pendekatan secara kuantitatif digunakan

apabila bertujuan untuk mendeskripsikan atau menjelaskan peristiwa atau suatu

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitianeprints.umm.ac.id/39998/4/jiptummpp-gdl-rachmawati-49599... · 2018-11-14 · 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan

25

kejadian yang terjadi pada saat sekarang dalam bentuk angka-angka yang

bermakna.

3.2 Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa SMA kelas XII yang berjumlah 84

siswa yang berasal dari empat Sekolah Menengah Atas (SMA) yaitu 1). 26 siswa

kelas XII-IPA-5 SMA Negeri 7 Malang yang beralamat Jl. Cengger Ayam I

No.14, Tulusrejo, Kec. Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur; 2). 20 siswa pada

kelas XII-IPA-6 SMA Negeri 9 Malang dengan alamat Jl. Puncak Borobudur

No.1, Mojolangu, Kec. Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur; 3). 16 siswa kelas

XII-IPA SMA Muhammadiyah 3 Batu alamat Jl. Cemara Kipas 122, Ds

Sidomulyo, Batu dan 4). 22 siswa kelas XII-IPA SMA Islam Batu alamat Jl

Mustari No.7, Ngaglik, Batu. Adapun alasan peneliti memilih siswa SMA kelas

XII karena akan melanjutkan ke perguruan tinggi dan berada pada tahap

perkembangan remaja serta akan mulai mengambil keputusan sendiri terhadap

dirinya dan tujuannya. Penelitian ini dilakukan pada pertengahan semester genap

tahun ajaran 2016/2017.

3.3 Prosedur Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti mencoba merencanakan tahapan-tahapan yang

diharapkan dapat menunjang kelancaran penelitian. Tahapan-tahapan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Tahap Persiapan

Pada tahap ini peneliti melakukan:

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitianeprints.umm.ac.id/39998/4/jiptummpp-gdl-rachmawati-49599... · 2018-11-14 · 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan

26

1) Dimulai dengan menentukan topik permasalahan yang akan diteliti.

2) Menentukan lokasi penelitian. Sebelum menyusun rancangan penelitian,

peneliti menentukan terlebih dahulu sekolah yang akan dijadikan tempat

penelitian.

3) Membuat rumusan masalah dan pembatasan masalah.

4) Melakukan kajian pustaka untuk mendapatkan gambaran dan landasan

teori yang tepat.

5) Menentukan, menyusun, dan menyiapkan alat ukur yang akan digunakan

dalam penelitian ini yaitu kuesioner self-efficacy dan kuesioner sikap

yang dirancang berupa skala Likert, dan wawancara.

6) Mengurus perizinan penelitian.

b. Tahap Pelaksanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut:

1) Memberikan penjelasan kesediaan siswa SMA untuk mengisi kuesioner

penelitian di dalam kelas.

2) Melakukan pengumpulan data.

c. Tahap Pengolahan Data

Kegiatan pada tahap ini peneliti melakukan hal-hal sebagai berikut:

1) Menganalisis data.

2) Melakukan pembahasan yang terkait dengan analisis data, uji hipotesis,

hasil observasi, dan kajian literatur serta temuan-temuan dalam

penelitian.

3) Mengambil kesimpulan penelitian.

4) Menyusun laporan hasil penelitian.

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitianeprints.umm.ac.id/39998/4/jiptummpp-gdl-rachmawati-49599... · 2018-11-14 · 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan

27

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data digunakan peneliti untuk mengumpulkan dan

menghimpun data yang berhubungan dengan penelitian. Data-data pada penelitian

ini diperoleh melalui beberapa teknik. Teknik pengumpulan data yang digunakan

adalah kuesioner dan wawancara. Berikut uraian lengkap dari masing-masing

teknik pengumpulan data yang digunakan:

1. Kuesioner

Kuesioner yang juga dikenal dengan sebutan angket merupakan teknik

pengumpulan data dengan cara memberikan pernyataan tertulis kepada

responden seputar penelitian dimana data tersebut dapat diolah dan

memberikan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian. Kuesioner dalam

penelitian ini digunakan untuk memperoleh data mengenai self-efficacy dan

sikap siswa SMA dalam pembelajaran matematika.

2. Wawancara

Teknik pengumpulan data yang dilakukan langsung melalui tanya jawab

antara peneliti dengan siswa SMA kelas XII dengan masalah yang diteliti.

Peneliti menggunakan semi terstruktur, dimana peneliti mempunyai pedoman

tentang item apa saja yang akan ditanyakan tetapi tetap bisa berkembang,

peneliti tetap memfokuskan pada item yang telah ditentukan sebelumnya.

Wawancara bertujuan untuk mempertegas dan melengkapi data dari

kuesioner. Wawancara dilaksanakan setelah siswa selesai mengerjakan

kuesioner self-efficacy dan sikap siswa dalam pembelajaran matematika yang

sudah diberikan. Wawancara dilakukan kepada siswa berdasarkan hasil yang

telah diperoleh oleh peneliti yang telah dikelompokan berdasarkan

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitianeprints.umm.ac.id/39998/4/jiptummpp-gdl-rachmawati-49599... · 2018-11-14 · 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan

28

kategorinya. Adapun pemilihan siswa yang diwawancarai, yakni masing-

masing satu siswa dari gabungan kategori self-efficacy dan sikap siswa yaitu

kategori tinggi dan positif, sedang dan netral, rendah dan negatif. Pemilihan

kategori tersebut dikarenakan ingin mengetahui hubungan positif antara self-

efficacy dan sikap siswa SMA dalam pembelajaran matematika. Sehingga

dalam penelitian ini diambil sebanyak 12 siswa dari empat sekolah yang

ditetapkan. Hal yang menjadi fokus dalam wawancara adalah self-efficacy

dan sikap siswa dalam pembelajaran matematika.

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini menggunakan pedoman wawancara dan

kuesioner yaitu kuesioner self-efficacy dan kuesioner sikap yang disusun

berdasarkan skala Likert (Kuncoroningsih, 2013) yang dimodifikasi menjadi

empat alternatif jawaban, yaitu sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS),

dan sangat tidak sesuai (STS). Skor pemberian bergantung kepada bentuk

pernyataan itemnya. Untuk pernyataan positif atau favorable (+), skornya masing-

masing adalah SS = 4, S = 3, TS = 2, dan STS = 1, sedangkan skor sebaliknya

untuk pernyataan negatif atau unfavorable (-) yaitu SS = 1, S = 2, TS = 3, dan

STS = 4. Responden dapat memberikan tanda (√) pada kolom yang tersedia sesuai

dengan keadaan dirinya.

1. Kuesioner Self-Efficacy

Kuesioner self-efficacy merupakan perangkat pengumpulan data yang

berupa pernyataan tertulis yang harus dijawab oleh siswa SMA secara tertulis

pula. Kuesioner self-efficacy ini dilakukan dengan cara memberikan siswa

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitianeprints.umm.ac.id/39998/4/jiptummpp-gdl-rachmawati-49599... · 2018-11-14 · 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan

29

serangkaian pernyataan yang berisi seberapa besar taraf keyakinan siswa

terhadap pembelajaran matematika. Item dalam skala disusun berdasarkan

dimensi self-efficacy yaitu dimensi tingkat, keluasan dan kekuatan. Ketiga

dimensi tersebut kemudian diturunkan menjadi indikator-indikator dan

selanjutnya dibuat pernyataan-pernyataan untuk mengukur self-efficacy siswa

SMA. Self-efficacy siswa diukur menggunakan kuesioner hasil adaptasi dari

Janatin (2015) kemudian dimodifikasi oleh peneliti. Dalam setiap indikator

self-efficacy yang ada terdapat masing-masing pernyataan yang berbentuk

positif atau favorable (+) dan negatif atau unfavorable (-). Pernyataan

tersebut terdiri dari 17 pernyataan yang di antaranya dalam dimensi tingkat

terdapat 6 item yang terdiri dari 3 item favorable dan 3 item unfavorable.

Dimensi keluasan memuat 5 item yang terdiri dari 3 item favorable dan 2

item unfavorable. Dimensi kekuatan terdapat 3 item favorable dan 3 item

unfavorable. Kisi-kisi self-efficacy siswa SMA dalam pembelajaran

matematika dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Self-Efficacy Siswa SMA Dalam Pembelajaran Matematika

Dimensi Indikator Self-Efficacy Pernyataan

Tingkat Tingkat penyelesaian

tugas.

1. Saya tetap mengerjakan soal ulangan

walaupun soal tersebut sulit (+)

2. Saya tidak mampu menyelesaikan PR yang

sulit (-)

Tingkat kesulitan tugas. 3. Saya merasa tertantang saat mengerjakan

soal yang sulit (+)

4. Saya lebih memilih mengerjakan soal yang

mudah daripada soal yang sulit (-)

Optimis menghadapi

kesulitan.

5. Saya yakin mendapatkan nilai yang bagus

dalam ulangan walaupun soal ulangan

tersebut sulit (+)

6. Saya tidak menyelesaikan semua soal

ulangan karena ada yang tidak bisa (-)

Keluasan Penguasaan tugas-tugas

yang diberikan.

7. Saya yakin dapat memperoleh nilai mid

semester di atas KKM (+)

8. Saya memerlukan arahan dari guru saat

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitianeprints.umm.ac.id/39998/4/jiptummpp-gdl-rachmawati-49599... · 2018-11-14 · 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan

30

mengerjakan soal latihan (-)

Penguasaan materi-

materi yang diberikan.

9. Saya yakin menguasai semua materi

pelajaran yang diajarkan guru (+)

10. Saya sulit dalam menghafal materi

pelajaran (-)

Cara mengatur waktu. 11. Saya membuat catatan tentang kegiatan

yang akan dilakukan setiap hari (+)

Kekuatan Gigih dalam belajar. 12. Setelah pulang sekolah, saya membaca

kembali materi yang diajarkan guru di

sekolah (+)

13. Saya malas belajar jika tidak ada PR (-)

Gigih dalam

mengerjakan tugas.

14. Saya tetap menyelesaikan soal latihan

walaupun tidak diawasi guru (+)

15. Saya berhenti mengerjakan soal yang tidak

bisa dikerjakan (-)

Konsistensi dalam

mencapai tujuan.

16. Saya tetap rajin belajar walaupun pernah

mendapatkan nilai jelek (+)

17. Saya tidak yakin menjadi juara kelas (-)

2. Kuesioner Sikap

Kuesioner yang digunakan berisi skala sikap yang terdiri dari tiga

komponen yaitu kognitif, afektif dan konatif. Sikap siswa diukur

menggunakan kuesioner hasil adaptasi dari Kuncoroningsih (2013) kemudian

dimodifikasi oleh peneliti. Dalam setiap indikator sikap yang ada terdapat

masing-masing pernyataan yang berbentuk positif atau favorable (+) dan

negatif atau unfavorable (-). Pernyantaan tersebut terdiri dari 20 pernyantaan

yang diantaranya dalam komponen kognitif terdapat 7 item yang terdiri dari 5

item favorable dan 2 item unfavorable. Komponen afektif memuat 8 item

yang terdiri dari 4 item favorable dan 4 item unfavorable. Komponen konatif

terdapat 3 item favorable dan 2 item unfavorable. Kisi-kisi sikap siswa SMA

dalam pembelajaran matematika dapat dilihat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Sikap Siswa SMA Dalam Pembelajaran Matematika

Komponen Indikator Sikap Pernyataan

Kognitif Keyakinan siswa atas

kemampuannya

1. Pertama kali saya melihat pelajaran

matematika, saya percaya bahwa pelajaran ini

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitianeprints.umm.ac.id/39998/4/jiptummpp-gdl-rachmawati-49599... · 2018-11-14 · 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan

31

dalam matematika. mudah bagi saya (+)

2. Pelajaran matematika adalah pelajaran yang

susah bagi saya (-)

3. Saya selalu mempelajari kembali materi

matematika yang diberikan oleh guru (+)

Keyakinan siswa

akan kegunaan,

relevansi, dan

keberhargaan

matematika dalam

kehidupan pribadi

siswa dan kehidupan

profesional mereka di

masa depan.

4. Saya terdorong untuk mempelajari

matematika karena materinya juga sangat

menyangkut dengan kehidupan sehari-hari

(+)

5. Saat saya mempelajari pelajaran matematika,

saya kurang memahami isinya (-)

6. Saya mudah berkonsentrasi jika pelajaran

matematika berlangsung di pagi hari (+)

7. Saya giat belajar untuk mendapatkan nilai

matematika yang bagus (+)

Afektif Kekhawatiran siswa

akan matematika.

8. Saya merasa takut atau gugup saat mengikuti

pelajaran matematika (-)

9. Menurut saya pelajaran matematika lebih

sulit dibandingkan pelajaran lainya (-)

10. Saya takut jika mendapatkan giliran maju ke

depan untuk mengerjakan soal-soal

matematika (-)

11. Mendapatkan nilai matematika bagus

merupakan hal yang paling sulit bagi saya (-)

Kesenagan perasaan

nyaman siswa dalam

belajar matematika

dan terlibat dalam

kelas matematika.

12. Saya merasa bangga jika memperoleh nilai

ulangan matematika yang bagus (+)

13. Saya senang belajar matematika (+)

14. Saya senang karena dalam menjelaskan

materi guru menggunkan media yang

menarik (+)

15. Saya dengan senang hati mengerjakan tugas

yang diberikan guru (+)

Konatif Motivasi minat siswa

dalam matematika

dan keinginan siswa

untuk mempelajari

matematika lebih

lanjut.

16. Saya bersemangat untuk berdiskusi dengan

teman tentang pelajaran matematika (+)

17. Saya hanya mau belajar matematika jika akan

ada ulangan (-)

18. Saya membuat ringkasan materi pelajaran

matematika (+)

19. Saya tidak pernah mengerjakan PR

matematika (-)

20. Hasil ulangan yang diberikan menjadi

pendorong saya untuk mempelajari materi

berikutnya (+)

3. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara merupakan serangkaian pertanyaan yang digunakan

pada proses wawancara. Untuk mengetahui dan mencari hasil yang relevan

maka peneliti memerlukan adanya wawancara dari siswa SMA kelas XII agar

mendapat informasi yang jelas. Pedoman wawancara ini dibuat berdasarkan

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitianeprints.umm.ac.id/39998/4/jiptummpp-gdl-rachmawati-49599... · 2018-11-14 · 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan

32

indikator pada self-efficacy dan sikap yang terdiri dari 14 pertanyaan yang

ditanyakan kepada siswa untuk mengetahui self-efficacy dan sikap siswa

dalam pembelajaran matematika. Pedoman wawancara self-efficacy dan sikap

siswa SMA dalam pembelajaran matematika:

Tabel 3.3 Pedoman Wawancara Self-Efficacy Dan Sikap Siswa SMA

Aspek Dimensi/Kom

ponen

Indikator Self-Efficacy Pertanyaan

Self-

Efficacy

Tingkat Tingkat penyelesaian

tugas.

Dapatkah Anda mengerjakan

soal yang sulit tanpa bantuan

teman?

Tingkat kesulitan tugas. Apakah semakin sulit soal

yang Anda temui, semakin

membuat Anda senang?

Optimis menghadapi

kesulitan.

Seberapa yakin Anda dapat

mengerjakan soal yang sulit

sampai selesai?

Keluasan Penguasaan tugas-tugas

yang diberikan.

Dapatkah Anda memahami

tugas dari guru?

Penguasaan materi-materi

yang diberikan.

Apakah Anda menguasai

semua materi pelajaran namun

ada satu mata pelajaran yang

belum Anda kuasai?

Cara mengatur waktu. Apakah Anda melakukan

jadwal belajar dengan teratur?

Kekuatan Gigih dalam belajar. Apakah Anda hanya belajar

ketika akan ulangan?

Gigih dalam mengerjakan

tugas.

Apakah Anda dapat

menyelesaikan tugas diskusi

walaupun ada perbedaan

pendapat?

Konsistensi dalam

mencapai tujuan.

Apakah Anda tetap belajar

walaupun mengerjakan soal

remidi?

Sikap Kognitif Keyakinan siswa atas

kemampuannya dalam

matematika.

Apakah Anda selalu

mempelajari kembali materi

matematika yang diberikan

oleh guru?

Keyakinan siswa akan

kegunaan, relevansi, dan

keberhargaan matematika

dalam kehidupan pribadi

siswa dan kehidupan

profesional mereka di

masa depan.

Dapatkah Anda setiap ada

tugas matematika berusaha

menyelesaikan sendiri

sebelum bertanya kepada

teman atau guru?

Afektif Kekhawatiran siswa akan

matematika.

Bagaimana perasaan Anda

saat mempelajari pelajaran

matematika yang kurang

memahami isinya?

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitianeprints.umm.ac.id/39998/4/jiptummpp-gdl-rachmawati-49599... · 2018-11-14 · 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan

33

Kesenangan perasaan

nyaman siswa dalam

belajar matematika dan

terlibat dalam kelas

matematika.

Bagaimana perasaan Anda

bila guru sedang

menerangkan?

Konatif Motivasi minat siswa

dalam matematika dan

keinginan siswa untuk

mempelajari matematika

lebih lanjut.

Seberapa besar hasil tugas

yang diberikan menjadi

pendorong Anda untuk

mempelajari materi

berikutnya?

Sebelum instrumen tersebut digunakan untuk memperoleh suatu data

penelitian, instrumen terlebih dahulu diuji coba agar diperoleh hasil yang valid

dan reliabel. Suatu alat ukur dapat mencerminkan keadaan yang sesungguhnya

dari masalah yang akan diteliti.

1. Validitas

Validitas mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu

alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu skala pengukuran dapat

dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan

fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud

dilakukanya pengukuran tersebut. Uji validasi digunakan untuk menguji

apakah item pernyataan tersebut valid atau tidak digunakan untuk mengetahui

self-efficacy dan sikap siswa SMA dalam pembelajaran matematika. Adapun

untuk meneliti kuesioner yang akan diujikan validitas peneliti menggunakan

validitas logis dan validitas empiris.

a. Validitas logis yaitu memvaliditasi kuesioner kepada para ahli, dalam hal

ini peneliti meminta validasi kuesioner kepada dosen matematika untuk

melihat kesesuaian kuesioner. Validitas logis diperoleh berdasarkan hasil

penilaian dari dosen matematika UMM yaitu ibu Oktavina Rizky Putri,

M.Pd yang menyatakan sudah dapat digunakan tanpa revisi untuk

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitianeprints.umm.ac.id/39998/4/jiptummpp-gdl-rachmawati-49599... · 2018-11-14 · 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan

34

pengambilan data penelitian dan ibu Siti Khoiruli Ummah, M.Pd yang

menyatakan validitas dari instrumen penelitian yang berupa kuesioner

yang berisikan 17 pernyataan untuk self-efficacy dan 20 pernyataan untuk

sikap siswa agar merubah perurutan untuk penyataan favorable dan

unfavorable. Hasil validitas logis dapat dilihat pada lampiran.

b. Validitas empiris untuk menghitung hubungan dari tiap pernyataan, teknik

korelasi yang dipakai ialah teknik korelasi produk moment dengan bantuan

Statistical Product and Service Solution for window (SPSS). Pada validitas

empiris ini pernyataan dalam kuesioner diuji cobakan terlebih dahulu pada

siswa SMA kelas XII di luar subjek penelitian. Setelah itu, pekerjaan

mereka dihitung kevalidannya dengan bantuan SPSS. Akan disajikan hasil

perhitungan uji coba kuesioner self-efficacy dan kuesioner sikap siswa

dengan menggunakan SPSS. Adapun perinciannya sebagai berikut (hasil

perhitungan lengkap dapat dilihat pada lampiran) :

Tabel 3.4 Hasil Uji Coba Validitas Kuesioner Self-Efficacy

No Keterangan

1 0,356 0,433 Tidak Valid

2 0,565 0,433 Valid 3 0,538 0,433 Valid 4 0,462 0,433 Valid 5 0,202 0,433 Tidak Valid 6 0,440 0,433 Valid 7 0,443 0,433 Valid 8 0,642 0,433 Valid 9 0,439 0,433 Valid

10 0,575 0,433 Valid 11 0,479 0,433 Valid 12 0,472 0,433 Valid 13 0,682 0,433 Valid 14 0,539 0,433 Valid 15 0,755 0,433 Valid 16 0,738 0,433 Valid 17 0,549 0,433 Valid

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitianeprints.umm.ac.id/39998/4/jiptummpp-gdl-rachmawati-49599... · 2018-11-14 · 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan

35

Tabel 3.5 Hasil Uji Coba Validitas Kuesioner Sikap Siswa

No Keterangan No Keterangan

1 0,699 0,433 Valid 11 0,771 0,433 Valid

2 0713 0,433 Valid 12 0,631 0,433 Valid

3 0,483 0,433 Valid 13 0,400 0,433 Tidak Valid

4 0,605 0,433 Valid 14 0,285 0,433 Tidak Valid

5 0,462 0,433 Valid 15 0,602 0,433 Valid

6 0,577 0,433 Valid 16 0,528 0,433 Valid

7 0,742 0,433 Valid 17 0,680 0,433 Valid

8 0,591 0,433 Valid 18 0,438 0,433 Valid

9 0,140 0,433 Tidak Valid 19 0,439 0,433 Valid

10 -0,175 0,433 Tidak Valid 20 0,540 0,433 Valid

Kriteria validitas item didasarkan pada besarnya koefisien korelasi

yang diperoleh. Jika subjek berjumlah 21 dengan taraf signifikan 0,05

maka diperoleh nilai = 0,433. Item dikatakan valid apabila

mempunyai nilai lebih besar dari = 0,433. Sebaliknya

apabila hasil koefisien korelasinya kurang dari 0,433 maka item tersebut

dikatakan tidak valid dan tidak layak untuk pengambilan data.

Berdasarkan Tabel 3.4 terdapat item yang tidak valid atau nilai

kurang dari 0,433 sebanyak 2 item yaitu item nomor 1 dan 5. Dengan

demikian, kuesioner self-efficacy yang digunakan dalam penelitian ini

berjumlah 15 pernyataan. Berdasarkan Tabel 3.5 terdapat item yang tidak

valid atau nilai kurang dari 0,433 sebanyak 4 item yaitu item

nomor 9, 10, 13 dan 14. Dengan demikian, kuesioner sikap siswa yang

digunakan dalam penelitian ini berjumlah 16 pernyataan.

2. Reliabilitas

Reliabilitas merupakan alat untuk mengukur suatu skala yang merupakan

indikator dari variabel atau konstruk. Suatu skala dikatakan reliabel atau

handal jika jawaban responden terhadap pernyataan adalah konsisten atau

stabil dari waktu ke waktu. Uji reliabilitas pada dasarnya bertujuan untuk

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitianeprints.umm.ac.id/39998/4/jiptummpp-gdl-rachmawati-49599... · 2018-11-14 · 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan

36

mengukur konsisten atau tidaknya jawaban seseorang terhadap item-item

pernyataan di dalam skala yang digunakan dalam penelitian. Pengujian

reliabilitas menggunakan Alpha Cronbach’s yang dihitung menggunakan

SPSS. Reliabilitas dinyatakan dalam koefisien reliabilitas yang memiliki

rentang angka 0 sampai dengan 1,00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas

mendekati angka 1,00 maka semakin tinggi reliabilitasnya. Kriteria koefisien

reliabilitas menurut Guilford dalam Erliana (2015) yang dapat dilihat pada

Tabel 3.6.

Tabel 3.6 Kriteria Koefisien Reliabilitas

Rentang Kategori

Sangat Tinggi

Tinggi

Sedang

Rendah

Sangat Rendah

Jika alat ukur sudah dinyatakan valid maka selanjutnya reliabilitas alat

ukur tersebut diuji. Uji coba reliabilitas kuesioner self-efficacy dan kuesioner

sikap siswa dengan SPSS dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.7 Hasil Uji Coba Relibilitas Kuesioner Self-Efficacy

Cronbach's Alpha N of Items

,803 17

Tabel 3.8 Hasil Uji Coba Relibilitas Kuesioner Sikap

Cronbach's Alpha N of Items

,836 20

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitianeprints.umm.ac.id/39998/4/jiptummpp-gdl-rachmawati-49599... · 2018-11-14 · 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan

37

Penentuan reliabilitas suatu instrument penelitian dapat diterima bila

memiliki koefisien alpha (Cronbach’s alpha) lebih besar dari 0,60.

Berdasarkan Tabel 3.7 tersebut diperoleh Cronbach’s alpha lebih besar dari

0,60 yaitu 0,803 > 0,60 yang berarti reliabel yang reliabilitasnya berada

dalam kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa kuesioner self-efficacy

yang digunakan dalam penelitian ini dikatakan reliabel sehingga dapat

digunakan untuk mengukur self-efficacy siswa SMA dalam pembelajaran

matematika. Berdasarkan Tabel 3.8 tersebut diperoleh Cronbach’s alpha

lebih besar dari 0,60 yaitu 0,836 > 0,60 yang berarti reliabel yang

reliabilitasnya berada dalam kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa

kuesioner sikap siswa yang digunakan dalam penelitian ini dikatakan reliabel

sehingga dapat digunakan untuk mengukur sikap siswa SMA dalam

pembelajaran matematika. Hasil pengujian validitas dan reliabilitas instrumen

baik sebelum dan sesudah gugur dapat dilihat pada lampiran.

3.6 Teknik Analisis Data

Analisis data digunakan untuk menginterpretasikan dan menarik kesimpulan

dari sejumlah data yang terkumpul sehingga memperoleh hasil penelitian yang

digunakan untuk menjawab masalah penelitian. Teknik analisis data yang

digunakan dalam penelitian ini meliputi analisis statistik deskriptif dan analisis

korelasional untuk menguji hipotesis penelitian. Analisis statistik deskriptif

digunakan untuk mengetahui nilai dari data hasil penelitian yaitu dengan jalan

menguraikan atau menjabarkan data-data dari penelitian self-efficacy dan sikap

siswa SMA dalam pembelajaran matematika seperti mean, nilai maksimum, nilai

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitianeprints.umm.ac.id/39998/4/jiptummpp-gdl-rachmawati-49599... · 2018-11-14 · 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan

38

minimum dan standar deviasi. Untuk menentukan seberapa besar self-efficacy dan

sikap siswa SMA dalam pembelajaran matematika digunakan interval. Menurut

Erliana (2015) pengkategorian self-efficacy dan sikap siswa SMA dapat merujuk

pada rumus dalam Tabel 3.9 di bawah ini.

Tabel 3.9 Rumus Pengkategorian Self-Efficacy dan sikap siswa

Kategori Self-Efficacy Kategori Sikap Siswa Rumus

Tinggi Positif X ≥ (Mean + 1,0 SD)

Sedang Netral (Mean - 1,0 SD) ≤ X <

(Mean + 1,0 SD)

Rendah Negatif X < (Mean - 1,0 SD)

Pengukuran tinggi rendahnya self-efficacy siswa SMA dalam pembelajaran

matematika digolongkan dalam tiga kategori yaitu: tinggi, sedang, dan rendah.

Semakin tinggi skor yang diperoleh siswa berarti semakin tinggi self-efficacy yang

dimilikinya. Sebaliknya, semakin rendah skor yang dicapai siswa berarti semakin

rendah self-efficacy yang dimilikinya. Pengukuran tinggi rendahnya sikap siswa

SMA dalam pembelajaran matematika digolongkan dalam tiga kategori yaitu:

positif, netral, dan negatif. Semakin tinggi skor yang diperoleh siswa berarti

semakin positif sikap siswa dalam pembelajaran matematika. Sebaliknya, semakin

rendah skor yang dicapai siswa berarti semakin negatif sikap siswa dalam

pembelajaran matematika.

Analisis korelasional yang bertujuan untuk mencari hubungan yang signifikan

antara self-efficacy dengan sikap siswa SMA dalam pembelajaran matematika.

Oleh karena itu, sebelum dilakukan uji hipotesis perlu dilakukan uji persyaratan

analisis terlebih dahulu. Uji prasyarat dalam penelitian ini ada dua yakni uji

Page 16: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitianeprints.umm.ac.id/39998/4/jiptummpp-gdl-rachmawati-49599... · 2018-11-14 · 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan

39

normalitas dengan menggunakan Kolmogorov-smirnov dan uji linearitas dengan

menggunakan Anova. Berikut uraian selengkapnya:

a. Uji normalitas dilaksanakan untuk mengetahui apakah data hasil penelitian

pada setiap variabel berdistribusi normal ataupun tidak. Uji normalitas dalam

penelitian ini dengan menggunakan rumus Kolmogorov Smirnov dengan

bantuan SPSS. Dasar pengambilan keputusan berdasarkan taraf signifikan.

Jika taraf signifikan lebih besar dari 0,05 maka data hasil pengukuran

berdistribusi normal. Sebaliknya jika taraf signifikan kurang dari 0,05 maka

data hasil pengukuran tidak berdistribusi normal.

b. Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui apakah data variabel mempunyai

hubungan yang linier atau tidak secara signifikan. Teknik yang digunakan

dalam pengujian linieritas adalah dengan menggunakan Anova yang dihitung

menggunakan bantuan SPSS. Adapun ketentuan dalam uji linearitas ini dapat

dilihat dari hasil hitungan SPSS dengan melihat nilai Sig. yang ada pada hasil.

Jika taraf signifikan lebih besar dari 0,05 maka data hasil pengukuran

dikatakan linier. Sebaliknya jika taraf signifikan kurang dari 0,05 maka data

hasil pengukuran dikatakan tidak linier.

Analisis korelasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pearson product

moment. Penghitungan analisis korelasinya dengan menggunakan bantuan SPSS.

Guna mengetahui ada tidaknya hubungan self-efficacy dan sikap siswa SMA

dalam pembelajaran matematika didasarkan pada hipotesis sebagai berikut:

(tidak ada hubungan self-efficacy dan sikap siswa)

(ada hubungan self-efficacy dan sikap siswa)

Dengan kalimat:

Page 17: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitianeprints.umm.ac.id/39998/4/jiptummpp-gdl-rachmawati-49599... · 2018-11-14 · 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan

40

: Tidak ada hubungan yang signifikan antara self-efficacy dengan sikap siswa

SMA dalam pembelajaran matematika.

: Ada hubungan yang signifikan antara self-efficacy dengan sikap siswa SMA

dalam pembelajaran matematika.

Guna menerima atau menolak hipotesis, dapat dilihat dari kriteria pengujian

hipotesis. Jika angka probabilitas atau signifikan > 0,05 maka diterima dan

menolak artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara self-efficacy

dengan sikap siswa SMA dalam pembelajaran matematika. Sebaliknya jika

probabilitas atau signifikansi < 0,05 maka menolak dan menerima artinya

ada hubungan yang signifikan antara self-efficacy dengan sikap siswa SMA dalam

pembelajaran matematika. Untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi maka

dapat digunakan kriteria menurut Sugiyono dalam Janatin (2015) yang dapat

dilihat pada Tabel 3.10.

Tabel 3.10 Pedoman untuk memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi

Rentang Kategori

Sangat Rendah

Rendah

Sedang

Kuat

Sangat Kuat