21
22 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian tindakan kelas ini merupakan penelitian tindakan kolaborasi. Suharsimi Arikunto, dkk (2012:17) menyatakan bahwa dalam penelitian kolaborasi, pihak yang melakukan tindakan adalah guru itu sendiri, sedangkan yang diminta melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya proses tindakan adalah peneliti, bukan guru yang sedang melakukan tindakan. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau classroom action research (CAR) yang dilakukan secara kolaboratif, artinya penulis berkolaborasi atau bekerjasama dengan guru IPA yang mengajar kelas 4 SDN Gedangan 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Guru dan peneliti mendiskusikan permasalahan penelitian dan menentukan rencana tindakan. Penelitian juga dilakukan secara partisipatif, artinya penulis dengan dibantu rekan seangkatan secara langsung terlibat dalam penelitian. 3.2 Latar Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN Gedangan 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Mata pelajaran yang akan diujikan adalah mata pelajaran IPA. Subjek penelitian dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa SD kelas 4 SDN Gedangan 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang yang berjumlah 31 siswa. Penelitian ini akan dilaksanakan selama 2 bulan, antara April dan Mei 2016. Pada tahap pelaksanaan terdiri dari dua siklus yaitu Siklus I dan Siklus II. 3.2.1 Waktu penelitian Penelitian dilaksanakan pada semester 2 tahun ajaran 2015/2016. Selama bulan April sampai dengan selesai. Pada tanggal 04 Maret 2016 melakukan kegiatan observasi, Uji validitas Senin, 18 April 2016, tanggal 09 sampai 10 Mei 2016 melaksanakan tindakan Siklus I yang terdiri atas dua kali pertemuan dan tanggal 13 sampai 14 Mei 2016 melaksanakan tindakan Siklus II yang terdiri atas dua kali pertemuan.

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitianrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/11137/3/T1_292012576_BAB III.pdf · sharing . cara menyelesaikan soal gaya ... Tahap ini peneliti

  • Upload
    ngonga

  • View
    222

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

22

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini merupakan penelitian tindakan kolaborasi.

Suharsimi Arikunto, dkk (2012:17) menyatakan bahwa dalam penelitian kolaborasi,

pihak yang melakukan tindakan adalah guru itu sendiri, sedangkan yang diminta

melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya proses tindakan adalah peneliti,

bukan guru yang sedang melakukan tindakan. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau

classroom action research (CAR) yang dilakukan secara kolaboratif, artinya penulis

berkolaborasi atau bekerjasama dengan guru IPA yang mengajar kelas 4 SDN

Gedangan 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Guru dan peneliti

mendiskusikan permasalahan penelitian dan menentukan rencana tindakan. Penelitian

juga dilakukan secara partisipatif, artinya penulis dengan dibantu rekan seangkatan

secara langsung terlibat dalam penelitian.

3.2 Latar Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN Gedangan 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten

Semarang. Mata pelajaran yang akan diujikan adalah mata pelajaran IPA. Subjek

penelitian dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa SD kelas 4 SDN

Gedangan 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang yang berjumlah 31 siswa.

Penelitian ini akan dilaksanakan selama 2 bulan, antara April dan Mei 2016. Pada

tahap pelaksanaan terdiri dari dua siklus yaitu Siklus I dan Siklus II.

3.2.1 Waktu penelitian

Penelitian dilaksanakan pada semester 2 tahun ajaran 2015/2016. Selama

bulan April sampai dengan selesai. Pada tanggal 04 Maret 2016 melakukan kegiatan

observasi, Uji validitas Senin, 18 April 2016, tanggal 09 sampai 10 Mei 2016

melaksanakan tindakan Siklus I yang terdiri atas dua kali pertemuan dan tanggal 13

sampai 14 Mei 2016 melaksanakan tindakan Siklus II yang terdiri atas dua kali

pertemuan.

23

3.2.2 Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 4 SDN Gedangan 01 Kecamatan

Tuntang Kabupaten Semarang semester 2 Tahun ajaran 2015/2016, yang jumlah

siswanya sebanyak 31 yang terdiri dari 22 siswa laki laki dan 9 siswa perempuan.

Siswa Kelas 4 SDN Gedangan 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang kurang

aktif dalam mengikuti mata pelajaran IPA karena pembelajaran IPA lebih sering

dilakukan di dalam kelas dengan menggunakan metode ceramah dan jarang

berinteraksi langsung dengan obyek yang sebenarnya dapat dihadirkan atau diamati

secara langsung. Hal inilah yang menyebabkan siswa sulit memahami mengenai apa

yang dipelajari karena siswa tidak dapat melihat secara langsung obyek yang

dipelajari, sehingga hasil belajar IPA menjadi rendah, bahkan ada beberapa siswa

yang nilainya masih dibawah dari KKM.

3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

3.3.1 Variabel X (Variabel Bebas )

Model Pembelajaran think pair and share dengan media gambar merupakan

variabel tindakan atau disebut variabel X. Model pembelajaran think pair share

adalah salah satu tipe dari pembelajaran kooperatif dengan langkah-langkah

pembelajaran sebagai berikut Model pembelajaran think pair and share adalah

termasuk model pembelajaran kooperatif dengan sintaks . Guru mengajukan

pertanyaan atau masalah yang terkait dengan pelajaran dan siswa diminta

menggunakan waktu beberapa menit untuk berpikir sendiri.

Guru meminta murid berpasangan dan mendiskusikan apa yang telah mereka

peroleh. Interaksi selama waktu yang disediakan dapat menyatukan jawaban jika

suatu pertanyaan yang diajukan menyatukan gagasan apabila suatu masalah khusus

yang di identifikasi. Secara normal guru memberi waktu tidak lebih dari 4 atau 5

menit untuk berpasangan. Pada langkah akhir, guru meminta pasangan-pasangan

berbagi dengan keseluruhan kelas yang telah mereka bicarakan.

24

3.3.2 Variabel Y (Variabel Terikat)

Variabel Y atau variabel terikat pada penelitian ini adalah (Y1) hasil belajar

kongnitif, (Y2) hasil belajar afektif dan (Y3) hasil belajar psikomotorik. hasil belajar

belajar afektif dan psikomotorik IPA adalah dorongan untuk melakukan tindakan

belajar IPA yang timbul dari dalam diri siswa maupun kondisi yang diciptakan

didalam lingkungan belajar siswa, sehingga siswa semangat untuk belajar IPA.

Variabel (Y1) atau variabel terikat pada penelitian ini adalah hasil belajar. Hasil

belajar di sini dapat diartikan sebagai keberhasilan seorang siswa dalam menguasai

bahan atau materi yang telah diajarkan dan dapat mencapai nilai yang ditentukan.

Hasil belajar tersebut dapat diketahui melalui tes tertulis pilihan ganda yang diberikan

setelah proses pembelajaran selesai. Pencapaian hasil belajar dapat diketahui dalam

bentuk nilai. Penelitian ini menggunakan penilaian proses pembelajaran yaitu

penilaian yang dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Instrumen

penilaiannya menggunakan rubrik penilaian. (Y2) hasil belajar afektif siswa untuk

mengetahui tentang afektif siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar, maka

penulis membuat 5 aspek pengamatan yang meliputi: kerjasama dalam kelompok,

kejujuran, memperhatikan pelajaran, kedisiplinan, dan menghargai pendapat orang

lain. Kemudian dilakukan analisis pada instrumen lembar observasi dengan

menggunakan teknik deskriptif melalui prosentase. (Y3) hasil belajar psikomotorik

siswa untuk mengetahui tentang psikomotorik siswa dalam mengikuti proses belajar

mengajar, maka penulis membuat 5 aspek pengamatan yang meliputi: menyiapkan

alat dan bahan, merangkai alat, melakukan percobaan, merapikan kembali alat dan

bahan, dan mengkomunikasikan data hasil percobaan. Kemudian dilakukan analisis

pada instrumen lembar observasi dengan menggunakan teknik deskriptif melalui

persentase.

3.4 Model Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas selanjutnya di singkat PTK (Clasroom Action

Research) yang memiliki peranan sangat penting dan strategis untuk meningkatkan

mutu pembelajaran, apabila di implementasikan dengan baik dan benar. PTK sebagai

25

bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh pendidik sendiri terhadap kurikulum,

pengembangan sekolah, meningkatkan hasil belajar pengembangan keahlian

mengajar dan sebagainya. Rancangan penelitian ini disesuaikan dengan karakteristik

PTK yaitu menggunakan proses daur yang disebut siklus dimana setiap siklus terdiri

dari empat langkah yaitu : (1) membuat rencana tindakan, (2) tahap pelaksanaan, (3)

mengamati atau observasi, dan (4) memberikan refleksi dan evaluasi untuk

memperoleh sejauh mana pencapaian hasil yang diharapkan kemudian direvisi untuk

melaksanakan tindakan siklus berikutnya.

Jenis penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom

Action Research). PTK ini menggunakan model spiral dari C. Kemmis dan Mc.

Taggart dengan prosedur penelitian menggunakan 2 siklus, dalam setiap siklus

terdiri dari 3 tahap, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan dan

observasi, serta tahap refleksi. Prosedur penelitian dengan PTK model spiral dari

C.Kemmis dan Mc. Taggart dapat digambarkan melalui gambar 3.1 berikut.

Gambar 3.1

PTK Model Spiral dari C. Kemmis dan Mc. Taggart

26

Mengacu gambar 3.1 model spiral dari C. Kemmis dan Mc. Taggart di atas,

pelaksanaan PTK dilakukan secara berlanjut, artinya disesuaikan dengan keberhasilan

siklus. Setiap siklus, pelaksanaan penelitian terdiri dari 3 tahap yakni perencanaan,

pelaksanaan tindakan dan observasi, serta refleksi. Adapun penjabaran 3 tahap dalam

siklus pelaksanaan penelitian menurut model spiral dari C. Kemmis dan Mc. Taggart

sebagai berikut

3.4.1 Siklus I

Rencana pelaksanaan siklus I terdiri dari tahap-tahap sebagai berikut:

1) Perencanaan ( Planning)

a) Menentukan Materi.

Untuk Mata pelajaran IPA kelas 4 semester II peneliti memilih materi gaya

dapat mengubah gerak dan atau bentuk suatu benda.Setelah proses

pembelajaran sebelum (pra) siklus hasil belajar siswa tidak mencapai kriteria

ketuntasan maksimal. Hal inilah yang akan penulis tindak lanjuti pada

perbaikan pembelajaran siklus I.

b) Menyusun Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP)

c) Menyusun instrumen.

d) Menentukan teman sejawat.

2) Pelaksanaan Tindakan ( Acting )

Pada tahap ini peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai dengan skenario

pembelajaran dalam RPP yang dibuat sebagai berikut:

Kegiatan Awal

a. Guru memberi salam dan melakukan presensi

b. Melakukan apersepsi

c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

Kegiatan inti

a. Guru menjelaskan tentang gaya dapat mengubah gerak dan atau bentuk suatu

benda dengan media gambar.

27

b. Guru mengajukan sebuah pertanyaan atau isu yang terkait dengan pelajaran

dan meminta siswanya untuk menjawab.

c. Siswa dibagi menjadi kelompok berpasang-pasangan setelah itu guru meminta

siswa untuk berpasang-pasangan dan mendiskusikan segala yang sudah

mereka pikirkan.

d. Guru membagi soal-soal tentang gaya dapat mengubah gerak dan atau bentuk

suatu benda

e. Guru meminta pasangan-pasangan siswa untuk berbagi sesuatu yang sudah

dibicarakan bersama pasangannya masing-masing dengan seluruh kelas.

Lebih efektif bagi guru untuk berjalan mengelilingi ruangan, dari satu

pasangan ke pasangan lain sampai sekitar seperempat atau separuh pasangan

berkesempatan melaporkan hasil diskusi mereka.

f. Siswa mendiskusikan jawabannya antar pasangan dalam kelompok kecil.

g. Siswa mempresentasikan hasil kerjanya dari kelompok masing-masing.

h. Siswa saling berdiskusi dan saling sharing cara menyelesaikan soal gaya

dapat mengubah gerak dan atau bentuk suatu benda dengan cepat dan mudah

dipahami.

i. Guru menggabungkan berbagai pendapat kelompok siswa menjadi sebuah

kesimpulan.

Kegiatan penutup

a. Guru melakukan evaluasi

b. Gurumenganalisis tes formatif sebagai tindak lanjut untuk remidi,pengayaan

dan pemberian tugas kelompok/individu.

c. Guru melakukan refleksi dari proses pembelajaran.

3) Pengamatan ( Observing )

Tindakan pada tahap pengamatan atau Observing adalah mengamati jalannya

proses pembelajaran dari awal sampai akhir pertemuan. Hal-hal yang diamati antara

lain kesiapan siswa, peran aktif siswa, ketertarikan siswa pada kegiatan pembelajaran,

28

kerjasama berpasangan, kemampuan mempresentasikan hasil kerja pasangan.

Observasi dilakukan oleh teman sejawat.

4) Refleksi (Reflecting)

Tahap ini peneliti berkonsultasi dengan teman sejawat untuk mengkaji temuan

baik yang negatif maupun positif dari proses pembelajaran siklus I. Dua hal yang

direfleksi dalam penelitian ini adalah proses belajar dan hasil pembelajaran. Hasil

belajar siswa di refleksi peningkatan hasil belajar siswa. Berdasarkan observasi yang

dilakukan teman sejawat proses pembelajaran direfleksi tentang kesiapan siswa,

peran aktif siswa, kerjasama dalam berpasangan, ketertarikan atau antusiasme siswa

dalam kegiatan belajar mengajar dan kemampuan mempresentasikan hasil kerja

pasangan serta efektifitas model pembelajaran yang dilakukan.

3.4.2 Siklus II

Rencana pelaksanaan siklus II terdiri dari tahap-tahap sebagai berikut:

1) Perencanaan (planning)

a) Menyusun Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP).

b) Menyusun instrumen.

c) Menyusun instrumen pengamatan / observasi.

2) Pelaksanaan Tindakan ( Acting )

Pada tahap ini peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai dengan skenario

pembelajaran dalam RPP yang dibuat sebagai berikut:

Kegiatan Awal

a. Guru memberi salam dan melakukan presensi.

b. Guru melakukan apersepsi.

c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

Kegiatan inti

a. Guru mengulas pelajaran yang lalu pada siklus I tentang gaya dapat

mengubah gerak dan atau bentuk suatu benda serta menggunakan alat

peraga seperti : balon, plastisin, mendorong meja dan lain-lain yang

29

berhubungn dengan gaya dapat mengubah gerak dan atau bentuk suatu

benda.

b. Guru mengajukan sebuah pertanyaan atau isu yang terkait dengan

pelajaran dan meminta siswanya berpikir dan menjawabnya.

c. Siswa dibagi menjadi kelompok berpasang-pasangan setelah itu guru

meminta siswa untuk berpasang-pasangan dan mendiskusikan segala

yang sudah mereka pikirkan.

d. Guru membagi soal-soal tentang gaya dapat mengubah gerak dan atau

bentuk suatu benda

e. Guru meminta pasangan-pasangan siswa untuk berbagi sesuatu yang

sudah dibicarakan bersama pasangannya masing-masing dengan

seluruh kelas. Lebih efektif bagi guru untuk berjalan mengelilingi

ruangan, dari satu pasangan ke pasangan lain sampai sekitar

seperempat atau separuh pasangan berkesempatan melaporkan hasil

diskusi mereka.

f. Siswa mendiskusikan jawabannya antar pasangan dalam kelompok

kecil.

g. Siswa mempresentasikan hasil kerjanya dari kelompok masing-

masing.

h. Siswa saling berdiskusi dan saling sharing cara menyelesaikan soal

gaya dapat mengubah gerak dan atau bentuk suatu benda dengan cepat

dan mudah dipahami.

i. Guru menggabungkan berbagai pendapat kelompok siswa menjadi

sebuah kesimpulan.

Kegiatan penutup

a. Guru memberikan tes formatif untuk mengetahui daya serap siswa pada

materi.

b. Guru menilai tes formatif.

30

c. Guru menganalisis tes formatif sebagai tindak lanjut untuk remidi, pengayaan,

dan pemberian tugas kelompok/individu.

3) Pengamatan ( Observasi )

Tindakan pada tahap pengamatan atau Observasi adalah mengamati jalannya

proses pembelajaran dari awal sampai akhir pertemuan. Hal-hal yang diamati antara

lain kesiapan siswa, peran aktif siswa, kerjasama berpasangan, kemampuan

mempresentasikan hasil kerja pasangan. Observasi dilakukan oleh teman sejawat.

4) Refleksi (Reflecting)

Tahap ini peneliti berkonsultasi dengan teman sejawat untuk mengkaji temuan

baik yang negatif maupun positif dari proses pembelajaran siklus II. Dua hal yang di

refleksi dalam penelitian ini adalah proses belajar dan hasil pembelajaran.Hasil

belajarsiswa direfleksi peningkatan hasil belajar siswa. Berdasarkan observasi yang

dilakukan teman sejawat proses pembelajaran direfleksi tentang kesiapan siswa,peran

aktif siswa, kerjasama dalam berpasangan, dan kemampuan mempresentasikan hasil

kerja pasangan serta efektifitas model pembelajaran yang dilakukan.Apabila hasil

belajar sudah mencapai kriteria ketuntasan yang diharapkan,maka kegiatan

dilanjutkan pada penyusunan laporan.

3.5 Data dan Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini ada dua teknik pengumpulan data yaitu teknik tes dan non tes.

Teknik tes digunakan dalam memperoleh data primer berupa hasil belajar siswa. Pada

teknik ini peneliti menggunakan instrumen soal yang digunakan adalah pilihan ganda

dan isian. Dari kedua instrumen di atas dapat mencakup semua indikator pencapaian

kompetensi. Alasan lain adalah karena soal ini akan diperoleh dalam waktu yang

cepat. Teknik non tes digunakan untuk memperoleh data sekunder berupa lembar

observasi bagi perilaku guru, siswa, dan proses pembelajaran. Pengamatan dilakukan

31

oleh teman sejawat dengan mengisi lembar observasi yang disusun oleh peneliti

sendiri.

3.5.1 Tes Hasil Belajar Siswa

Peningkatan hasil belajar dapat dilihat dari kenaikan nilai siswa. Kenaikan ini

dapat di ukur menggunakan tes. Berikut ini akan dipaparkan kisi-kisi tes hasil belajar

siswa.

Tabel 3.1

Kisi – Kisi Tes Hasil Belajar Siklus I

Standar

Kompetensi

Kompotensi Dasar Indikator No Item

7.

Memahami gaya

dapat mengubah

gerak dan atau

bentuk suatu benda

7.1 Menyimpulkan

hasil percobaan

bahwa gaya

(dorongan atau

tarikan) dapat

mengubah gerak

suatu benda

1. Menjelaskan pengertian gaya dan

jenis-jenis gaya

1, 2, 3, 4

2. Mengelompokkanjenis-jenis gaya

(dorongandantarikan) dapat

mengubah gerak suatu benda

5, 6, 7, 8,

3. Menarik kesimpulan dari kegiatan

bahwa benda dapat menyebabkan

benda diam menjadi bergerak. Dan

benda bergerak menjadi:

- Diam

- Begerak makin cepat

- Berubah arah

9, 10, 11,

12

4. Mendemonstrasikan cara

menggerakkan benda misalnya

didorong dan dilempar

13,14,15,

16

5. Mengidentifikasi faktor yang

mempengaruhi gerak benda,

misalnya jatuh bebas akibat

gravitasi, gerak dilantai yang datar

karena dorongan

17, 18,

19, 20

32

Tabel 3.2

Kisi – Kisi Tes Hasil Belajar Siklus II

Tabel 3.3

Kisi – Kisi Lembar Observasi Aktifitas Siswa ( Psikomotorik)

No Aspek Skor Kreteria Penilaian

1 Keaktifan 3 Mengikuti intruksi kerja dengan sungguh

sungguh

2 Mengikuti intruksi kerja apabila diawasi

1 Tidak mengikuti intriksi kerja

2 Proses 3 berdiskusi dalam kelompok dengan sungguh

sungguh

2 Kadang kadang ikut diskusi

1 Tidak berdiskusi dan mengerjkan hal lain

Standar

Kompetensi

Kompotensi Dasar Indikator No Item

7.

Memahami gaya

dapat mengubah

gerak dan atau

bentuk suatu benda

7.2 Menyimpulkan

hasil percobaan

bahwa gaya

(dorongan atau

tarikan) dapat

mengubah bentuk

suatu benda.

1. Memberi contoh dalam kehidupan

sehari-hari cara gaya mengubah

bentuk atau benda.

1, 2, 3, 4,

5

2. Menarik kesimpulan dari hasil

diskusi kelompok tentang gaya

yang dapat mengubah bentuk

benda

6, 7, 8, 9,

10

3. Membuat percobaan menggunakan

alat peraga tentang gaya yang dapat

mengubah bentuk benda

11,12,13,

14, 15

4. Menarik kesimpulan dan

mempresentasikan dari hasil

percobaan tentang gaya yang dapat

mengubah bentuk benda

16,17,

18,19, 20

33

Tabel 3.4

Kisi Kisi Lembar Observasi Aktifitas Siswa (Afektif)

3.6 Validitas dan Reliabilitas

Validitas dan reliabilitas akan disajikan pengertian, rumus validitas instrumen

dan hasil validitas instrumen Siklus I dan Siklus II. Selain uji validitas akan disajikan

pula pengertian, rumus uji reliabilitas dan hasil reliabilitas instrumen Siklus I dan

instrumen Siklus II.

a. Validitas Instrumen

Uji validitas dan reliabilitas instrumen dilaksanakan di kelas 5 SD Negeri

Gedangan 01 Instrumen yang dilaksanakan pada Senin, tanggal 18 April 2016.

Tujuan dari pelaksanaan uji coba instrumen adalah mengetahui kelayakan butir soal

yang nantinya akan dipergunakan untuk pengukuran variabel penelitian. Priyatno

(2009:97) mengemukakan bahwa instrumen dikatakan valid artinya instrumen

tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Pengambilan

keputusan pada uji validitas biasanya dilakukan dengan membandingkan correted

No Aspek Skor Kreteria Penilaian

1 Kehadiran 3 Hadir tepat waktu pada saat proses belajar

2 terlambat

1 Tidak masukkarena ijin/sakit

2 Keaaktifan 3 Sering bertanya dan memberi pendapat

2 Pernah bertanya dan memberi pendapat

1 Tidak pernah bertanya dan memberi pendapat

3 Berfikir bersama

dengan kelompoknya

3 Aktif dalam diskusi kelompok

2 Kurang aktif dalam diskusi kelompok

1 Tidak aktif dalam diskusi kelompok

4 Kejujuran 3 Jujur padasaat mengerjakan tes

2 Kurang jujur pada saatmengerjkan tes

1 Tidak jujur pada saat mengerjakan tes

5 Kemampuan

berkomunikasi

3 Cakap danmampu berkomunikasi lisan didepan

kelas dengan jelas

2 Mampu berkomunikasi lisan didepan kelas

1 Tidak dapat berkomunikasi lisan didepan kelas

34

item to total correlation dengan batasan r tabel dengan signifikansi 0,05 dengan uji 2

sisi.

Uji validitas dalam penelitian ini dilaksanakan dengan jumlah responden 35

siswa dan jumlah soal 30 butir soal. Untuk batasan r tabel maka dengan N= 35 maka

didapat r tabel sebesar 0,324. Artinya jika nilai korelasi lebih dari batasan yang

ditentukan maka item dianggap valid, sedangkan jika kurang dari batasan yang

ditentukan maka item dianggap tidak valid. Uji validitas menggunakan alat analisis

SPSS 17 for windows. Untuk mengetahui tingkat validitas instrumen dapat dilihat

angka pada Corrected Item-Total Correlation yang merupakan korelasi antar skor

item dengan skor total.

Tabel 3.5

Koefisien Validitas Instrumen

Koefisien Kualifikasi

0,91 – 1,00

0,71 – 0,90

0,41 – 0,70

0,21 – 0,40

Negatif – 0,20

Sangat tinggi

Tinggi

Cukup

Rendah

Sangat rendah

Hasil pengujian validitas dari soal siklus 1 dan 2, maka dapat dilihat hasil uji

validitas butir soal tersaji pada Tabel berikut:

Tabel 3.6

Hasil Validasi Butir Soal Evaluasi Siklus I

Valid Tidak valid

1, 2, 3, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14,

15, 16, 17, 18, 20, 21, 22, 23, 24,

29, 30

23, 25, 26, 27, 28, 30.

24 6

35

Tabel 3:6 dari 30 butir soal yang diujikan, sebanyak 24 soal yang valid dan ada 6

soal yang tidak valid. Dengan demikian instrument tersebut dapat digunakan sebagai

instrument evaluasi Siklus I dalam penelitian yang akan dilakukan tetapi harus

dilakukan uji taraf kesukaran untuk memilih 20 soal yang akan digunakan. Instrumen

Tabel 3.7

Hasil Validasi Butir Soal Evaluasi Siklus 2

Tabel 3:7 diketahui bahwa dari 30 butir soal yang diujikan, sebanyak 25 soal

yang valid dan ada 5 soal yang tidak valid. Dengan demikian instrument tersebut

dapat digunakan sebagai instrument evaluasi Siklus II dalam penelitian yang akan

dilakukan tetapi harus dilakukan uji taraf kesukaran untuk memilih 20 soal yang akan

digunakan.

a. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah ketepatan atau ketelitian suatu alat ukur. Kata reliabel

sering disebut dengan nama lain, misalnya terpercaya, terandalkan, ajeg, stabil,

konsisten, dan lain sebagainya (Sugiyono, 2010: 68). Untuk menghitung tingkat

reliabilitas tes hasil belajar, dalam penelitian ini digunakan rumus dari relibalitas

alpha cronbach. Untuk menghitung reliabilitas, digunakan alat bantu statistik 17.0

for windows. Menurut Azwar (2007: 44), reliabilitas mengacu pada konsistensi atau

kepercayaan hasil ukur yang mengandung makna kecermatan pengukuran.

Reliabilitas dinyatakan dengan koefisien reliabilitas yang angkanya berada dalam

rentang 0 hingga 1,00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati 1,00, maka

Valid Tidak valid

1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14,

15, 17, 18, 19 ,20, 21, 23, 24, 25, 27,

28,

22, 26, 27, 29,30

25 5

36

semakin tinggi reliabilitasnya (Azwar, 2007: 44). Kaidah untuk menentukan tingkat

reliabilitas menurut Gulford & Frucker (dalam Azwar,2007: 44) sebagai berikut:

Tabel 3.8

Rentang Indeks Reliabilitas

Nilai Reliabilitas

0,90 ≤……. Sangat Reliabel

0,71 – 0,89 Reliabel

0,41 – 0,70 Cukup Reliabel

0,21 – 0,40 Kurang Reliabel

…..≤ 0,20 Tidak Reliabel

Instrumen dapat dikatakan reliabel apabila nilai alpha ≥ 0,41. reliabilitas suatu

instrumen dapat dihitung menggunakan bantuan Software SPSS 17.0 yaitu dengan

cara Analyze – Scale – Reliability Analysis atau kemudian untuk melihat hasilnya

apakah instrument reliabel atau tidak, dapat dilihat pada output hasil penghitungan,

apabila nilai alpha () kurang dari < 0.41 maka instrumen tersebut tidak reliabel.

hasil pengujian reliabilitas diketahui bahwa koefisien nilai alpha siklus I adalah 0,903

sedangkan untuk siklus 2 nilai alpha 0,913. Berdasarkan patokan pada tabel kategori

reliabilita di atas, maka diketahui bahwa reliabilitas instrumen penelitian siklus I dan

II berada pada kategori sangat reliabel.Hasil pengujiannya disajikan dalam tabel

berikut ini:

Tabel 3.9

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Siklus I

Tabel 3:9 reliabilitas instrumen butir soal siklus I sebanyak 30, Cronbach’s

Alpha sebesar 0,929. Berdasarkan klasifikasi reliabilitas sebesar 0,929 Kriteria

reliabilitas diatas , maka instrument soal pada siklus 1, masuk dalam kategori sangat

Cronbach's Alpha N of Items

.903 30

37

reliable, dengan nilai alpha 0,903. Dalam penelitian ini siklus II menggunakan 20

butir soal.

Tabel 3.10

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Siklus II

Cronbach's Alpha N of Items

.913 30

Tabel 3:10 reliabilitas instrumen butir soal siklus II sebanyak 30, Cronbach’s

Alpha sebesar 0,913 Kriteria reliabilitas diatas , maka instrument soal pada Pra siklus

II, masuk dalam kategori sangat reliable, dengan nilai alpha 0,913. Dalam penelitian

ini siklus II menggunakan 20 butir soal.

Analisis Taraf Kesukaran

Sudjana (2011:135) mengatakan bahwa menganalisis tingkat kesukaran soal

artinya mengkaji soal-soal tes dari segi kesulitannya sehingga dapat diperoleh soal-

soal mana yang termasuk mudah, sedang dan sukar. Bilangan yang menunjukan sukar

mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran (difficult indexs). Besarnya indeks

kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,0. Indeks kesukaran ini menunjukan taraf

kesukaran soal.

Rumus mencari rata-rata atau indeks kesukaran adalah:

Keterangan rumus :

I = Indek kesukaran untuk setiap butir soal

B = banyaknya siswa yang menjawab benar pada setiap butir soal

N = banyak siswa yang memberikan jawaban pada soal yang dimaksudkan

(Sudjana, 2014:111).

Kriteria yang digunakan adalah semakin kecil indeks yang diperoleh, maka

semakin sulit soal tersebut. Sebaliknya semakin besar indeks yang diperoleh maka

I = B / N

38

semakin mudah soal tersebut. Kriteria indeks kesulitan soal menurut Sudjana

(2014:111) adalah sebagai berikut:

0 - 0,30 = soal kategori sukar

0,31 - 0,70 = soal kategori sedang

0,71 - 1,00 = soal kategori mudah

Uji tingkat kesukaran dilakukan setelah instrumen dilakukan uji validitas dan

uji reliabilitas instrument dan hasil uji tingkat kesukaran instrument tes digunakan

untuk menyeleksi soal yang akan digunakan untuk evaluasi. Hasil taraf kesukaran

dapat dilihat pada tabel 3.8 :

Tabel 3.11

Indeks Kesukaran Instrumen Soal Siklus I dan Siklus II

Siklus I Siklus II

Sukar Sedang Mudah Sukar Sedang Mudah

1, 2, 3, 4, 5, 7,

8, 10,11, 12,

13, 14, 15, 16,

17, 20, 21, 24,

26, 28, 30

6, 9, 18,

19, 22,

23, 25,

27, 29

9, 12, 24 4, 20, 26, 30 1, 2, 3, 5, 6, 7,

8, 10, 11, 13,

14, 15, 16, 17,

18, 19, 21, 22,

23, 25, 27, 28,

29

3.7 Teknik Non Tes

Penelitian ini menggunakan penilaian proses pembelajaran yaitu penilaian yang

dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Instrumen penilaiannya

menggunakan rubrik penilaian. Penilaian proses dalam penelitian PTK ini meliputi

penilaian menyimak, penilaian diskusi, penilaian presentasi dan penilaian karakter

bangsa yang ingin dicapai (kerjasama, ketekunan, kreatif dan tanggung jawab. Rubrik

penilaian proses terlampir di RPP.

a. Observasi

Arikunto (2006:156) mengatakan bahwa observasi atau pengamatan meliputi

pemuatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera.

Dalam penelitian ini adalah observasi langsung yaitu peneliti dan pengamat (guru

39

kelas) melihat sekaligus mengamati secara langsung guru dan siswa dalam

pembelajaran metode TPS kemudian mengisi lembar observasi yang telah

disediakan. Sedangkan untuk alat atau instrumen pengumpulan data yaitu lembar

observasi yang berupa check list yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Lembar observasi

Lembar observasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah check list.

Check list atau daftar cek adalah pedoman di dalam observasi yang berisi aspek-

aspek yang dapt diamati, observer atau pengamat memberi tanda centang atau cek

untuk menentukan ada atau tidaknya sesuatu berdasarkan pengamatannya,

Sanjaya, (2013:274). Dalam penelitian ini data kualitatif diperoleh dari hasil

refleksi yang diperoleh pada akhir siklus dan hasil pengamatan aktifitas guru dan

siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran think pair

and share menggunakan media gambar yang dicatat dalam lembar observasi.

Lembar observasi guru dan siswa masing-masing terbagi dalam kegiatan pra

pembelajaran, kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Lembar

observasi yang digunakan adalah dalam bentuk check list. Observer memberikan

tanda centang pada kolom “ya” atau “tidak” untuk mengamati komponen atau

indikator yang sudah ditentukan.

Untuk pernyataan positif, skor 2 jika observer mencentang kolom “ya” dan skor 1

jika jika observer mencentang kolom “tidak”. Sedangkan pernyataan negatif, skor

2 jika observer mencentang kolom “tidak” dan skor 1 jika jika observer

mencentang kolom “ya”.

Berikut adalah pedoman dalam memberikan skor akhir untuk check list adalah

sebagai berikut:

(Widoyoko, 2014: 144)

Keterangan: Jumlah kelas interval = skala hasil penilaian. Jika penilaian

40

menggunakan skala 4 maka hasil penilaian diklasifikasikan menjadi 4

kelas interval.

Tabel 3.12

Kisi-Kisi Tindakan Guru

No Aspek Indikator Nomor

item

1 Kegiatan awal

Kemampuan guru menyiapkan

mental siswa ketepatan cara

dan isi.

Salam

Absen

Mengatur tempat duduk

Menyiapkan alat tulis

Berdoa

1

2

3

4

5

2 Kemampuan guru

membangun apersepsi

ketepatan cara dan isi

Guru memberikan ilustrasi (melakukan icebreaking

dengan mengajak siswa untuk bernyayi)

6

3 Kemampuan guru memotivasi

siswa Menyadarkan siswa

Menyampaikan tujuan pembelajaran

Menyampaikan langkah – langkah model

Pembelajaran think pair and share menggunakan

media gambar

7

8

9

4 Kegiatan inti

- Kemampuan guru

melaksanakan eksplorasi

ketepatan cara dan isi

- Kemampuan guru

melaksanakan elaborasi

ketepatan cara dan isi

- Model Pembelajaran think

pair and share

menggunakan media

gambar

Guru mengajukan pertanyaan atau isu yang terkait

dengan pelajaran dan siswa diberi waktununtuk

memikirkan pertanyaan tersebut secaran mandiri.

Guru meminta para siswa untuk berpasangan dan

mendiskusikan mengenai apa yang telah dipikirkan.

Guru meminta pasangan-pasangan tersebut untuk

berbagi atau bekerjasama dengan kelas secara

keseluruhan mengenai apa yang telah mereka

bicarakan.

Menugaskan pasangan yang tidak sedang melaporkan

untuk menanggapi dengan bertanya dan memberi

komentar.

Merefleksi dengan menugaskan siswa untuk

mengaitkan pembelajaran kedalam kehidupan sehari-

hari.

10

11

12

13

14

5 - Kemampuan guru

melaksanakan konfirmasi

ketepatan cara dan isi

Masing – masing kelompok mempresentasikan hasil

diskusi

Kelompok lain memberi tanggapan

Tanya jawab siswa dan guru tentang materi

15

16

17

3 Kegiatan akhir

- Kemampuan guru

melaksanakan kegiatan

akhir ketepatan cara dan isi

Melaksanakan simpulan

Melaksanakan refleksi pembelajaran dengan

melibatkan siswa

Melaksanakan tindak lanjut

18

19

20

Jumlah 20

41

Indikator yang dirumuskan pada kisi-kisi observasi aktivitas guru diatas sesuai

dengan standar proses dan sintaks model pembelajaran think pair and share menggunakan

media gambar. Dalam observasi ini terdapat empat kategori jawaban saangat baik, baik,kurang

dan sangat kurang dari setiap pernyataan, yang dipilih salah satu sesuai dengan keadaan yang

terjadi di lapanagan dengan perincian sebagai berikut:

Sangat Baik = 4

Baik = 3

Kurang = 2

Sangat kurang = 1

b. Dokumentasi

Dokumentasi dipergunakan untuk mendokumentasikan secara keseluruhan

kejadian-kejadian selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran berupa foto.

3.8 Indikator Kinerja

Penelitian ini dikatakan berhasil apabila jumlah siswa yang mencapai ketuntasan

belajar sebesar 85%. Penelitian ini dikatakan berhasil apabila prosedur pembelajaran

dengan model pembelajaran think pair and share menggunakan media gambar dapat

dilakukan sepenuhnya dengan baik sesuai KKM yang telah disepakati bersama

dengan pihak sekolah,yaitu KKM ≥ 70.

3.9 Teknik Analisis Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data deskriptif kualitatif dan

deskriptif komparatif untuk data kuantitatif. Data yang diperoleh akan dianalisis

dalam bentuk-bentuk kata atau penjelasan yaitu data deskriptif kualitatif dan dalam

bentuk angka yaitu data kuantitatif. Data kualitatif yang diperoleh dari hasil

observasi terhadap pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe

model pembelajaran think pair and share menggunakan media gambar yang

dilakukan oleh guru, sedangkan untuk keperluan data kuantitatif, diperoleh dari hasil

tes belajar siswa. Analisis data dilakukan dengan cara:

1. Analisis data hasil penelitian yang tergolong data kuantitatif berupa hasil

belajar dengan cara persentase yaitu dengan menghitung ketuntasan belajar

42

siswa secara individual jika siswa tersebut mampu mencapai skor minimal ≥

70 dan ketuntasan klasikal jika siswa yang memperoleh nilai ≥ 70 ini

jumlahnya sekitar 85% dari jumlah seluruh siswa dan masing-masing dihitung

dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Ketuntasan individual =jumlah nilai maksimal

jumlah nilaix100

Ketuntasan klasikal = jumlah siswa yang tuntas belajar

jumlah seluruh siswax100

Keterangan

Ketuntasan indiviual : Jika siswa mencapai ketuntasan skor ≥ 70

Ketuntasan klasikal : Jika > 85% dari seluruh siswa mencapai ketuntasan

skor ≥ 70.

2. Data kualitatif diperoleh dari lembar pengamatan observasi aktivitas siswa

serta guru selama proses pembelajaran berlangsung dengan cara deskriptif.

bentuk uraian, tabel, hubungan antar kategori, grafik dan sejenisnya.