12
30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis, Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen dengan membandingkan nilai pretest-postest antara kelas eksperimen yaitu yang menggunakan model pembelajaran SAVI dan kelas kontrol menggunakan metode ceramah, selanjutnya data untuk postest dari kedua kelas dianalisis untuk melihat ada tidaknya perbedaan pengaruh positif dan signifikan antara model pembelajaran SAVI dengan metode ceramah terhadap peningkatan hasil belajar siswa. 3.1.2. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Mangunsari Salatiga, dalam semester II tahun pelajaran 2011/2012. Kegiatan Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari-April tahun 2012. 3.2 Variabel Penelitian Menurut Sugiyono (2010) variabel merupakan gejala yang menjadi fokus peneliti untuk diamati. Dalam penelitian ini variabel yang digunakan yaitu: 3.2.1 Variabel Independen Variabel ini sering disebut variabel bebas. Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen (variabel terikat). Jadi variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah model pembelajaran SAVI. 3.2.2 Variabel Dependen Variabel dependen sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikatnya adalah peningkatan hasil belajar.

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis, Lokasi dan Waktu

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis, Lokasi dan Waktu

30

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis, Lokasi dan Waktu Penelitian

3.1.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen dengan membandingkan

nilai pretest-postest antara kelas eksperimen yaitu yang menggunakan model

pembelajaran SAVI dan kelas kontrol menggunakan metode ceramah, selanjutnya

data untuk postest dari kedua kelas dianalisis untuk melihat ada tidaknya

perbedaan pengaruh positif dan signifikan antara model pembelajaran SAVI

dengan metode ceramah terhadap peningkatan hasil belajar siswa.

3.1.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Mangunsari Salatiga, dalam

semester II tahun pelajaran 2011/2012.

Kegiatan Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari-April tahun 2012.

3.2 Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2010) variabel merupakan gejala yang menjadi fokus

peneliti untuk diamati. Dalam penelitian ini variabel yang digunakan yaitu:

3.2.1 Variabel Independen

Variabel ini sering disebut variabel bebas. Variabel bebas adalah variabel

yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen (variabel

terikat). Jadi variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi. Dalam

penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah model pembelajaran

SAVI.

3.2.2 Variabel Dependen

Variabel dependen sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat

merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel

bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikatnya adalah peningkatan

hasil belajar.

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis, Lokasi dan Waktu

31

3.3 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Nonequivalent

control group design yaitu terdapat dua kelompok yang tidak dipilih secara

random kemudian diberi pretest (O1, O3) untuk mengetahui keadaan awal apakah

terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol.

Hasil pretest yang baik apabila nilai kelompok eksperimen tidak berbeda

secara signifikansi dengan kelompok kontrol. Jika syarat ini sudah terpenuhi maka

selanjutnya dilakukan tindakan atau treatment pada kelas eksperimen dengan

menerapkan model pembelajaran SAVI dan kelas kontrol menggunakan model

ceramah dalam pembelajaran IPA. Setelah pada tahap tersebut sudah

dilaksanakan, maka dilakukan tes akhir (posttest) untuk mengetahui perbedaan

antara kelas eksperimen (O2) dengan kelas kontrol (O4). Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat dalam tabel berikut ( Sugiyono:2010)

Tabel 3.1 Nonequivalent Control Group Design

Keterangan :

O1 : Pretest untuk kelompok eksperimen

O2 : Postest untuk kelompok eksperimen

O3 : Pretest untuk kelompok kontrol

O4 : Postest untuk kelompok kontrol

X : Perlakuan (model pembelajaran SAVI) untuk kelompok

eksperimen.

O1 X 02

03 04

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis, Lokasi dan Waktu

32

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian

3.4.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2010) populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah gugus mangunsari dari SDN

mangunsari 01, Mangunsari 02,Mangunsari 03,Mangunsari 04,Mangunsari

05,Mangunsari 06,dan Mangunsari 07 Salatiga.

3.4.2 Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2010) sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Secara operasional merupakan bagian

dari populasi untuk diteliti. Sampel dalam penelitian ini adalah SD Negeri

Mangunsari 02 dan SD Negeri Mangunsari 04.

3.4.3 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik purposive

sampling dengan pertimbangan nilai kriteria ketuntasan minimal, jumlah siswa

yang sama, dan kelas yang sama.

3.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

3.5.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

tes hasil belajar dan observasi. Data tes hasil belajar yang digunakan adalah data

hasil belajar siswa yang sudah diberi perlakuan ceramah dan SAVI.

3.5.2 Instrumen Pengumpulan Data

Menurut Arikunto (2002), instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang

digunakan oleh peneliti dalam menggunakan data agar pekerjaannya lebih mudah

dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih lengkap, dan sistematis sehingga lebih

mudah diolah. Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah dengan lembar tes hasil belajar. Tes hasil belajar yang digunakan adalah

pilihan ganda sebanyak 20 item, kisi-kisi soal terlampir.

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis, Lokasi dan Waktu

33

Lembar Observasi Model Pembelajaran SAVI

Nama : Deka Rosiana

NIM : 292008282

Mata Pelajaran : IPA

Kelas : V (lima)

Materi Pokok : Sifat-Sifat Cahaya dan Pemanfaatannya

Petunjuk: berilah tanda centang () pada kolom skala proses pembelajaran,

sesuai dengan langkah-langkah yang dilakukan oleh guru pada saat

melakukan pembelajaran dengan Model SAVI.

Tabel 3.2

Lembar Observasi Model Pembelajaran SAVI

NO

Aspek yang diamati

Skala

YA TIDAK

1 Apakah guru membuka pelajaran dengan memberikan

salam, berdoa, dan melakukan presensi siswa?

2 Apakah guru memeriksa kesiapan siswa sebelum

pembelajaran?

3

Apakah guru melakukan apersepsi dengan melakukan

tanya jawab untuk menggali pemahaman awal siswa

terhadap materi pelajaran yang akan disampaikan?

4 Apakah guru menyampaiakan tujuan pembelajaran yang

akan dicapai?

5 Apakah guru menyampaikan model pembelajaran yang

digunakan?

6

Apakah guru menunjukkan alat peraga kepada siswa

(Laptop, karton tebal, tiga potong kayu penjepit yang

seragam, gunting, pelubang, lampu senter, gelas bening,

gelas berwarna, kaleng, batu, karton, potongan triplek,

plastik bening, dua botol bening, air jernih,)?

7

Apakah guru melakukan tanya jawab terkait alat peraga

karton tebal, tiga potong kayu penjepit yang seragam,

gunting, pelubang, lampu senter, gelas bening, gelas

berwarna, kaleng, batu, karton, potongan triplek, plastik

bening, dua botol bening, air jernih?

8 Apakah guru memberikan permasalahan kontekstual IPA

kepada siswa?

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis, Lokasi dan Waktu

34

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis, Lokasi dan Waktu

35

3.6 Uji Instrumen

3.6.1 Validitas

Validitas adalah tingkat dimana suatu tes mengukur apa yang

seharusnya diukur (Hamid Darmadi, 2011). Uji validitas yang digunakan

dalam penelitian ini adalah validitas butir soal. Validitas butir soal

berfungsi untuk menguji setiap butir soal tes yang telah dibuat. Cara

menguji validitas butir soal adalah skor total dikorelasikan dengan setiap

skor-skor yang ada pada setiap butir soal. Skor butir disebut nilai X dan

skor total disebut nilai Y.

Suharsimi Arikunto (2002) menyatakan bahwa suatu instrumen dapat

dinyatakan sahih (valid) apabila instrumen tersebut dapat mengukur apa

yang hendak diukur. Suatu item mempunyai validitas yang tinggi jika skor

pada item mempunyai kesejajaran dengan skor total. Kesejajaran dapat

diartikan dengan korelasi, sehingga untuk mengetahui validitas item

digunakan rumus korelasi.

Untuk menguji korelasi antara skor baris butir dengan skor total

digunakan Korelasi Product Moment dari Person yang dikutip oleh

Suharsimi Arikunto (2002) dengan rumus :

Keterangan:

Rxy = Korelasi Product moment

X = Skor masing-masing butir soal

Y = Skor total

N = Jumlah siswa

∑XY = Skor butir dikalikan skor total atau jumlah (X) x (Y)

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis, Lokasi dan Waktu

36

Taraf koefisien validitas:

0,91-1,00 : Sangat tinggi

0,71-0,90 : Tinggi

0,41-0,70 : Cukup

0,21-0,40 : Rendah

Negatif-0,20 : Sangat rendah

Angka hasil perhitungan Rxy kemudian dibandingkan dengan tabel

korelasi product moment pada taraf signifikansi 5%. Butir soal

dikatakan valid apabila Rhitung > Rtabel.

Hasil penghitungan Rtabel didapat angka 0,201 dengan tingkat

signifikansi 5% dan dk = 19. Penghitungan Rhitung untuk tiap butir soal

terdapat pada kolom Corrected Item-Total correlation.

Berdasarkan uji coba validitas dengan menggunakan program SPSS

16.0, dari 40 soal yang diuji terdapat 23 soal yang valid dengan Rhitung >0,2

dan ada 17 soal yang tidak valid dengan Rhitung < 0,2. Soal yang digunakan

untuk penelitian adalah soal yang valid sehingga dalam penelitian ini dari

40 soal ada 20 soal yang digunakan untuk penelitian.

Tabel 3.3

Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian

No Item Valid No Item Tidak Valid

1,2,3,6,8,11,12,14,19,20,22,23,24,

26,29,30,31,32,33,35,36,37,38.

4,5,7,9,10,13,15,16,17,

18,21,25,27,28,34,39,4

0

3.6.2 Reliabilitas

Reliabilitas adalah tingkatan dimana suatu tes secara konsisten

mengukur berapapun tes itu mengukur. Reliabilitas dinyatakan dengan

angka-angka koefisien. Semakin tinggi angka koefisiennya menunjukkan

semakin tinggi reliabilitasnya (Hamid Darmadi, 2011).

Dalam penelitian ini rumus untuk mengukur reliabilitas adalah rumus

yang diperkenalkan oleh Kurder dan Richardson. Hal ini disebabkan oleh

alat evaluasi yang digunakan berbentuk tes obyektif, pilihan ganda.

Arikunto (1998) menyatakan bahwa rumus K-R20 ini cenderung

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis, Lokasi dan Waktu

37

memberikan hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan rumus yang lain.

Rumus K-R 20 yang dikemukakan oleh Kuder dan Richardson tersebut

adalah:

Keterangan :

R11 = reliabilitas tes secara keseluruhan

n = banyaknya butir soal

P = proporsi subjek yang menjawab item benar

q = 1 – p = proporsi subjek yang menjawab item salah

S = simpangan baku

Σpq = jumlah perkalian antara p dan q

Menurut Suharsimi Arikunto (2002) klasifikasi koefisien

reliabilitas adalah:

0,91 – 1,00 = Sangat Tinggi

0,71 – 0,90 = Tinggi

0,41 – 0,70 = Cukup

0,00 – 0,40 = Rendah

Negatif = tidak memenuhi uji reliabilitas

Tabel 3.4

Reliabilitas Instrumen dengan 23 Item

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.833 23

Setelah R11 diketahui kemudian dibandingkan dengan harga R product

moment. Apabila R11> rtabel maka dikatakan instrument tersebut reliabel.

Hasil uji coba reliabilitas instrumen tes diperoleh koefisien reliabilitas

(R11) sebesar 0,833 untuk 23 item yang diuji. Hal ini menunjukkan

bahwa kriteria reliabilitas yang tinggi.

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis, Lokasi dan Waktu

38

3.6.3 Daya beda

Daya pembeda dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

Keterangan :

= Daya Pembeda.

= Banyanknya peserta tes kelompok atas.

= Banyanknya peserta tes kelompok bawah.

= Banyanknya peserta tes kelompok atas yang menjawab benar.

= Banyanknya peserta tes kelompok bawah yang menjawab salah.

= Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar.

= Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar.

Klasifikasi daya beda:

D = 0,00 sampai 0,20 : jelek (poor)

D = 0,20 sampai 0,40 : cukup (satisfactory)

D = 0,40 sampai 0,70 : baik (good)

D = 0,70 sampai 1,00 : baik sekali (excellent)

D = negative, semuanya tidak baik. Jadi semua butir soal yang

mempunyai D negative sebaiknya dibuang.

Tabel 3.5

Daya Beda

Daya Beda Butir Soal Jml

Jelek - -

Cukup 1,3,8,11,12,24,29,36,38. 9

Baik 2,6,14,19,20,22,23,26,30,31,32,33,35,37. 14

Baik Sekali - -

Jumlah 23

Hasil uji daya beda menunjukkan bahwa dari 40 soal instrument yang

diujikan terdapat 0 soal yang memiliki daya beda jelek, 9 soal yang

memiliki daya beda cukup, 14 soal yang memiliki daya beda baik, dan

soal yang memiliki daya beda baik sekali tidak ada.

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis, Lokasi dan Waktu

39

3.6.4 Taraf kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau terlalu sukar.

Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi

usaha memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan

menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat

untuk mencoba lagi karena di luar jangkauannya (Suharsimi

Arikunto,1998).

Untuk mengetahui tingkat kesukaran butir soal menggunakan rumus

sebagai berikut: (Suharsimi Arikunto, 2002)

Keterangan:

P = Indeks Kesukaran

B = Jumlah siswa yang menjawab benar

JS = Jumlah seluruh peserta tes

Indeks kesukaran dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

P = 0,00 adalah soal terlalu sukar

0,00 < P ≤ 0,30 adalah soal sukar

0,30 < P ≤ 0,70 adalah soal sedang

0,70 < P≤ 1,00 adalah soal mudah

Berdasarkan hasil uji instrumen menunjukkan bahwa dari keseluruhan soal

yang berjumlah 40 soal, terdapat 4 soal yang tergolong sukar, 18 soal

yang tergolong sedang, dan 18 soal yang tergolong mudah.

Tabel 3.6

Indeks Kesukaran Instrumen

Pilihan Ganda

Mudah Sedang Sukar

Item

4,5,8,9,10,7,14,15,16,

17,19,27,28,29,30,

34,36,40.

1,2,3,6,11,12,20,

21,22,23,24,25,26,33,3

5,37,38,39.

13,18,31,

32.

Jmlh 18 18 4

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis, Lokasi dan Waktu

40

3.7 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

Teknik analisis data yang digunakan adalah statistik deskriptif

kuantitatif. Menurut Sugiyono (2010), statistik deskriptif digunakan untuk

menganalisa sejumlah data yang dikumpulkan dalam penelitian sehingga

memperoleh gambaran mengenai keadaan suatu subyek yang diteliti.

Dalam analisis deskriptif ini digunakan ukuran rata-rata hitung (mean),

standar deviasi, maksimum, minimum dan ukuran kenormalan data untuk

masing-masing variabel penelitian. Dalam rangka mengetahui penyebaran

data masing-masing variabel, data yang telah terkumpul diklasifikasikan

dan diberi skor.

Metode analisis data dalam penelitian ini adalah eksperimen dengan

menggunakan uji Ttest dengan bantuan program SPSS 16.0 for Windows.

3.8 Uji Hipotesis

3.8.1 Standar Deviasi

Keterangan :

= standar deviasi

= nilai kelompok SAVI

= nilai rata-rata kelompok SAVI

= jumlah siswa kelompok SAVI

= nilai kelompok ceramah

= nilai rata-rata kelompok ceramah

= jumlah siswa kelompok ceramah

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis, Lokasi dan Waktu

41

3.8.2 Standar Varian

Nana Sudjana (1996) mengungkapkan bahwa rumus yang digunakan untuk

mencari standar varian adalah:

Keterangan :

= Standar varian

= Standar Deviasi SAVI

= Standar Deviasi ceramah

3.8.3 Uji Taraf Signifikansi

Uji taraf signifikansi dengan mengunakan rumus Ttest seperti yang ditulis oleh

Sugiyono (2010)

Keterangan :

= Taraf Signifikansi

= Standar Varian

Uji satu pihak H0 (nol) diterima jika :

Jika H0 (nol) ditolak, maka H1 diterima. Hal itu menandakan bahwa ada

perbedaan yang signifikan diantara keduanya. Jika H0 diterima, maka H1

ditolak. Hal ini menandakan bahwa tidak ada perbedaan pengaruh yang

signifikan diantara keduanya.

Taraf signifikan (biasanya di dalam penelitian pendidikan) 5%.

Menurut Sugiyono (2010) DK (Derajad Kebebasan) dicari dengan rumus :

.