Upload
lamkhue
View
220
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Apriliani, 2016
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK DALAM MATERI OPERASI HITUNG CAMPURAN PADA PECAHAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi, Subjek, Populasi, dan Sampel Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN BUAHGEDE 1 yang berlokasi di Jalan
Salira Indah Kampung Ragas Grenyang, Desa Argawana, Kecamatan
Puloampel Kabupaten Serang, Banten. Penelitian ini difokuskan pada siswa
kelas IV semester genap tahun ajaran 2014/2015. Peneliti memilih SDN
BUAHGEDE 1 sebagai lokasi penelitian karena lokasinya yang lumayan dekat
dengan tempat tinggal peneliti sehingga dapat memudahkan proses penelitian.
2. Subjek Penelitian
Yang menjadi subjek penelitian adalah kelas IVA dan IVB, dengan jumlah
54 siswa. Pada kelas IVA berjumlah 26 siswa, yang terdiri dari 11 siswa putri
dan 15 siswa putra. Dan pada kelas IVB berjumlah 28 siswa, yang terdiri dari
16 siswa putri dan 12 siswa putra. Namun pada penelitian ini tidak semua
siswa dapat hadir. Oleh karena itu, dalam pengolahan data peneliti hanya
mengambil 20 siswa pada masing-masing kelas yang selalu hadir pada saat
dilakukannya penelitian. Hal ini dimaksudkan agar tidak menghambat
pelaksanaan pengolahan data.
3. Populasi
Populasi menurut Sugiyono (2012, hlm.117) adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas objek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Di wilayah kabupaten Serang sendiri, terdapat banyak Sekolah
Dasar yang dapat dijadikan sebagai populasi dalam penelitian. Namun karena
adanya beberapa hal yang menjadi alasan diantaranya pada sekolah ini
memiliki 2 kelas yaitu kelas A dan kelas B. Sehingga peneliti memillih SDN
BUAHGEDE 1 sebagai sekolah yang akan dijadikan penelitian. Pada sekolah
27
Apriliani, 2016
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK DALAM MATERI OPERASI HITUNG CAMPURAN PADA PECAHAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ini terdiri dari kelas 1 sampai kelas 6 yang jumlah keseluruhan siswanya adalah
355 siswa, dengan jumlah siswa laki-lakinya adalah 180 siswa dan siswa
perempuannya berjumlah 175 siswa. Berikut ini adalah rincian dari data siswa
SDN BUAHGEDE 1 :
Tabel 3.1
Data jumlah siswa SDN BUAHGEDE 1
4. Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2012, hlm.118). Untuk menentukan sampel dapat
menggunakan teknik sampling. Menurut Sugiyono (2012, hlm.118) teknik
sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel. Adapun teknik
sampling ini dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu probability sampling
dan nonprobability sampling. Dalam menentukan sampel peneliti
menggunakan nonprobability sampling tipe purposive sampling. Purposive
sampling adalah teknik yang dilakukan untuk memilih sampel didasarkan atas
pertimbangan tertentu.
Pada penelitian ini subjek yang diambil untuk penelitian adalah siswa
kelas IVA dan siswa kelas IVB tahun ajaran 2014/2015, dengan rincian sebagai
berikut :
No. Kelas Jumlah Siswa Jumlah siswa laki-laki Jumlah siswa
perempuan
1. I 74 siswa 34 siswa 40 siswa
2. II 65 siswa 35 siswa 30 siswa
3. III 44 siswa 25 siswa 19 siswa
4. IV 54 siswa 27 siswa 27 siswa
5. V 60 siswa 29 siswa 31 siswa
6. VI 58 siswa 30 siswa 28 siswa
Jumlah
keseluruha
n
355 siswa 180 siswa 175 siswa
28
Apriliani, 2016
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK DALAM MATERI OPERASI HITUNG CAMPURAN PADA PECAHAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.2
Jumlah sampel penelitian
No. Kelas Jumlah siswa Jumlah siswa
laki-laki
Jumlah siswa
perempuan
1. IVA 26 siswa 11 siswa 15 siswa
2. IVB 28 siswa 16 siswa 12 siswa
Jumlah
keseluruhan 54 siswa 27 siswa 27 iswa
Kelas IV A yang akan dijadikan kelas eksperimen dan kelas IV B
dijadikan sebagai kelas kontrol. Pembagian kelas ini berdasarkan hasil dari
pretest yang telah dilakukan. Dimana antara siswa kelas IV A dan siswa kelas
IV B diasumsikan memiliki kemampuan dasar yang seimbang, tidak berat
sebelah yaitu setiap kelas masing-masing siswanya memiliki tingkatan
kemampuan pemecahan masalah matematik yang berbeda, ada yang pintar,
agak pintar dan kurang pintar. Atau dengan kata lain, siswa pada kelas IV A
dan IV B yang digunakan sebagai sampel penelitian ini memiliki kemampuan
dasar pemecahan masalah yang homogeny.
B. Metode dan Desain Penelitian
Menurut Sugiyono (2012, hlm.3) metode penelitian diartikan sebagai cara
ilmiah unntuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Tujuan
dan kegunaan tersebut memiliki berbagai macam sifat, yaitu menemukan
sesuatu yang benar-benar dianggap masih baru, membuktikan penelitian yang
sudah ada, dan adapula yang mengembangkan dari penelitian yang sudah ada.
Sebelum melakukan sebuah penelitian, hendaknya terlebih dahulu memiliki
data-data yang relevan.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian eksperimen.
Menurut Sugiyono (2012, hlm.107) metode penelitian eksperimen dapat
diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh
perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.
29
Apriliani, 2016
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK DALAM MATERI OPERASI HITUNG CAMPURAN PADA PECAHAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Artinya dalam suatu metode penelitian eksperimen dilakukan secara objektif
dan terkontrol, yang dilakukan untuk memperkirakan hal-hal kejadian tertentu
yang dapat dilihat dari adanya sebab dan akibat dari variable-variabel yang
akan diuji. Sehingga, di dalam suatu penelitian, peneliti harus melakukan
adanya suatu stimulus dalam penelitian eksperimen. Untuk melakukan stimulus
peneliti dapat menerapkan variabel-variabel bebas dan kemudian peneliti dapat
mengamati serta menganalisis hasil dari penerapan variabel-variabel bebas
terhadap variabel terikat.
Penelitian eksperimen ini terdapat dua subjek yang akan diteliti, yaitu
kelas eksperimen sebagai kelas yang diberikan perlakuan khusus untuk
mengetahui pengaruh dari perlakuan tersebut. Yang kedua adalah kelas kontrol
sebagai kelas yang tidak diberikan perlakuan khusus, namun ikut andil dalam
pengamatan. Pada kelas eksperimen dalma proses pembelajaran matematika
diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Sedangan pada kelas
kontrol proses pembelajaran matematika tidak diterapkan model pembelajaran
kooperatif tipe NHT tetapi menggunakan metode konvensional. Sehingga pada
penelitian akan terlihat perbedaan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol
Untuk mengetahui hasilnya, peneliti dapat melakukan test yang berupa
pengujian soal matematika yang di dalamnya terdapat kemampuan pemecahan
masalah matematik. Pada pengujian soal matematika, kedua soal antara kelas
eksperimen dengan kelas kontrol haruslah sama, tidak boleh berbeda sehingga
dapat diketahui hasilnya. Dalam melakukan test ada dua test yang dilakukan
yaitu pretest dan postest. Pretest dilakukan sebelum melakukan tindakan
penelitian. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal yang dimiliki
siswa dalam memecahkan masalah matematik. Setelah pretest dilakukan,
peneliti melaksanakan kegiatan penelitiannya. Dan setelah kegiatan penelitian
selesai, peneliti melakukan test akhir atau post test untuk mengetahui adanya
peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematik. Namun dalam
melakukan postest, soal yang diberikan pada siswa sama seperti soal pretest,
sehingga peneliti dapat mengetahui adanya peningkatan kemampuan
pemecahan masalah matematik terhadap materi yang telah diajarkan. Kegiatan
30
Apriliani, 2016
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK DALAM MATERI OPERASI HITUNG CAMPURAN PADA PECAHAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pretest dan postest diberikan kepada kelas eksperrimen dan kelas kontrol untuk
mengetahui perbandingannya.
Berdasarkan uraian metode penelitian maka penelitian ini menggunakan
desain penelitian yaitu Quasi Eksperimental Design dengan bentuk
Nonequivalent Control Group Design, yang dapat digambarkan pada tabel
dibawah ini :
Tabel 3.3
Desain penelitian
Keterangan : O1 : Tes awal kelas eksperimen
O2 : Tes akhir kelas eksperimen
O3 : Tes awal kelas kontrol
O4 : Tes akhir kelas kontrol
X :Perlakuan menggunakan model Number Heads Together
Pada desain ini, untuk kelas ekeperimen diberikan perlakuan khusus
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada proses
pembelajarannya. Sedangkan pada kelas kontrol diberikan perlakuan dengan
menggunakan model pembelajaran konvensional pada proses pembelajarannya.
Pada setiap kelas diberikan tes awal (pretest) dan tes akhir (postest) untuk
mengetahui hasil sebelum dan setelah dilakukan perlakuan.
C. Prosedur Penelitian
Pada penelitian ini dikelompokan dalam tiga tahapan utama, yaitu tahap
persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap pengolahan dan analisis data. Secara
garis besar akan dipaparkan tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut :
a. Tahap persiapan
1) Peneliti melakukan studi lapangan untuk menemukan masalah yang ada di SD,
baik dalam kemampuan pemecahan masalah, bahkan materi pelajaran
matematika dan kemungkinan mencari solusi yang tepat.
O1 X O2
O3 O4
31
Apriliani, 2016
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK DALAM MATERI OPERASI HITUNG CAMPURAN PADA PECAHAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2) Peneliti melakukan studi literatur mengenai model pembelajaran kooperatif
tipe Number Head Together dan konvensional.
3) Setelah menemukan pokok permasalahannya, peneliti merancang pembelajaran
berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk kelas eksperimen
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan untuk kelas
kontrol menggunakan model pembelajaran konvensional. Selain merancang
RPP peneliti juga membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) serta mempersiapkan
materi pembelajaran yang akan diteliti.
4) Kemudian peneliti menyusun instrument penelitian berupa instrument tes
berupa soal-soal kemampuan pemecahan masalah dan instrument non tes
berupa kuisioner (angket skala sikap) dan wawancara yang diberikan pada
peserta didik.
5) Melakukan revisi instrument oleh ahli.
6) Melakukan uji coba test operasi hitung campuran pada pecahan. Hal ini
dilakukan untuk menentukan kelayakan soal test yang akan dijadikan
instrument penelitian.
b. Tahap pelaksanaan
1) Peneliti melakukan tes awal (pretest) untuk mengetahui kemampuan
pemecahan masalah matematik pada materi operasi hitung campuran pada
pecahan yang dilakukan satu kali pada kelas eksperimen dan kelas.
2) Melakukan pembelajaran di kelas eksperimen dengan menggunakan model
pembelajaran tipe Number Head Together (NHT) dan pada kelas kontrol
menggunakan model pembelajaran konvensional.
3) Setelah melaksanakan pembelajaran, peneliti melakukan posttest untuk
mengetahui kemampuan matematik siswa selama mengikuti pembelajaran
matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.
4) Memberikan angket kepada siswa kelas eksperimen untuk mengetahui
tanggapan siswa tentang pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe NHT.
5) Melakukan wawancara kepada 5 orang siswa di kelas eksperimen untuk
mengetahui tanggapan siswa dan untuk mendapatkan data yang lebih akurat.
32
Apriliani, 2016
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK DALAM MATERI OPERASI HITUNG CAMPURAN PADA PECAHAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c. Tahap pengolahan dan analisis data
1) Melakukan pengolahan data berupa skor pretes dan posttest siswa kelas
eksperimen dan kelas kontrol.
2) Melakukan pengolahan angket dan wawancara siswa kelas eksperimen.
3) Mengolah presentase peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematik
siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Adapun alur prosedur penelitian dapat dilihat pada diagram di bawah ini :
33
Apriliani, 2016
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK DALAM MATERI OPERASI HITUNG CAMPURAN PADA PECAHAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Observasi untuk menemukan masalah
Studi Literatur model pembelajaran kooperatif
tipe Number Head Together dan konvensional
Merancang RPP
Menyusun RPP kelas eksperimen dengan
menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Number Head Together
Menyusun RPP kelas kontrol dengan
menggunakan model pembelajaran
konvensional
Menyusun instrument penelitian, Uji
coba dan validitas instrumen
Pretest
Pelaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Number Head Together
Pelaksanaan pembelajaran dengan
pendekatan konvensional
Posttest
Pengumpulan data
Analisis data
Kesimpulan
Diagram 3.1
Prosedur penelitian
34
Apriliani, 2016
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK DALAM MATERI OPERASI HITUNG CAMPURAN PADA PECAHAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
D. Instrument Penelitian
Dalam melakukan penelitian, hendaknya melakukan pengukuran terlebih
dahulu untuk mengukur variabel-variabel yang akan diujikan. Alat ukur yang
digunakan untuk mengukur disebut instrumen penelitian. Jadi, instrument
penelitian adalah suatu alat ukur yang digunakan untuk mengukur variabel-
variabel yang hendak diteliti. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
instrument tes dan instrument non test. Instrument tes berupa uji tes awal
(pretest) dan uji tes akhir (postest), kedua test ini diberikan kepada kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Hal ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan
kemampuan pemecahan masalah matematik antara siswa kelas eksperimen
yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan siswa
kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional.
Sedangkan untuk instrument non test berupa kuisioner (angket skala sikap) dan
wawancara pada siswa kelas eksperimen dan siswa kelas kontrol. Berikut ini
akan dijelaskan tentang instrument berupa tes dan non test adalah sebagai
berikut :
a. Test
Test ini diberikan kepada 2 kelas yang berbeda, yaitu pada siswa kelas
IVA sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas IVB sebagai kelas kontrol. Test
ini dilakukan sesuai dengan jdwal dari masing-masing kelas. Uji coba test ini
dilakukan untuk mengukur validitas soal, realibilitas, daya pembeda, dan
tingkat kesukaran.
1) Validitas Tes
Suherman (2001,hlm.129) mengemukakan suatu alat evaluasi disebut valid
(absah atau sahih) apabila alat tersebut mampu mengevaluasi apa yang
seharusnya dievaluasi. Oleh karena itu keabsahan suatu alat evaluasi dapat
dilihat dari ketepatan alat tersebut dalam melaksanakan fungsi kegunaannya.
Dengan demikian suatu alat evaluasi dapat dikatakan valid jika alat tersebut
dapat mengevaluasi dengan tepat sesuai dengan yang dievaluasi tersebut. Alat
evaluasi yang digunakan pada penelitian ini berupa soal-soal kemampuan
pemecahan masalah yang berupa soal cerita.
35
Apriliani, 2016
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK DALAM MATERI OPERASI HITUNG CAMPURAN PADA PECAHAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Terdapat macam-macam validitas, diantaranya validitas isi (content
validity), validitas muka (face validity), validitas konstruksi (construct
validity), validitas ramal (predictive validity) dan validitas banding
(concurrent validity). Semua macam-macam validitas ini dikelompokkan ke
dalam dua jenis berdasarkan pelaksanaannya, yaitu validitas logik (teoritik) dan
validitas empirik.
a) Validitas muka dan validitas isi
Validitas muka disebut juga sebagai validitas bentuk soal yang berupa
pertanyaan-pertanyaan atau suruhan. Validitas muka ini digunakan untuk
menentukan keabsahan susunan alimat pada soal sehingga mudah dimengerti
oleh peserta didik. sedangan pada validitas isi digunakan untuk membuktikan
ketepatan atau kesesuaian tes yang ditinjau dari materi yang diajukan,
kesesuaian butir soal dengan indikator, kesesuaian butir soal dengan tingkatan
kognitif siswa, dan kesesuaian materi dengan tujuan yang ingin dicapai. Jadi,
validitas muka dan validitas isi menjadi kesatuan dalam menentukan keabsahan
soal, baik dalam kalimat pertanyaan pada soal maupun materi yang akan
dijadikan soal.
2) Realibilitas
Realibilitas adalah suatu alat yang memberkan hasil pengukuran yang
tetap sama. Pada realibilitas ini hasil dari pengukurannya harus tetap sama,
walaupun diberikan pada subjek yang sama di waktu yang berbeda, orang yang
berbeda, dan tempat yang berbeda pula maka hasil yang di dapat haruslah tetap
sama (ajeg). Untuk mengestimaskan realibilitas suatu alat evaluasi terdapat tiga
cara yang paling banyak digunakan, yaitu : (Suherman, 2001, hlm.154)
a) Tes tunggal (single test) adalah tes yang terdiri dari satu perangkat yang
dilakukan pada peserta didik namun dilaksanakan hanya satu kali.
b) Tes ulang (tester-test) adalah tes yang diberikan kepada peserta didik namun
dilakukan dua kali.
36
Apriliani, 2016
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK DALAM MATERI OPERASI HITUNG CAMPURAN PADA PECAHAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c) Tes ekuivalen (alternate test) adalah ates yang terdiri dari dua perangkat
dimana soal-soal pada perangkat pertama ekuivalen dengan soal-soal pada
perangkat kedua.
Dari ketiga tes diatas peneliti memilih menggunakan tes tunggal, karena
peneliti hanya melakukan tes satu kali. Untuk mengolah data, peneliti
melakukan analisis dengan cara manual menggunakan Ms. Excel dan Anates
sehingga diperoleh reliabilitas soal yaitu sebesar 0,88 . Untuk menafsirkan
hasil perhitungan korelasi atau koefisien korelasi di atas bisa menggunakan
kriteria berikut :
Tabel 3.4
Kriteria tingkat reliabilitas
Besarnya rπ Interpretasi
< 0,20 Hubungan tidak ada
0,20 – 0,39 Hubungan rendah
0,40 – 0,69 Hubungan cukup
0,70 – 0,89 Hubungan tinggi
0,90 – 1,00 Hubungan sangat tinggi
Dalam penelitian ini realibilitas yang dihasilkan secara keseluruhan yaitu
sebesar 0,88 (terlampir). Sehingga jika melihat pada tabel 3.4 dapat diketahui
interpretasi dari soal tes operasi hitung campuran pada pecahan siswa memiliki
reliabilitas yang tinggi.
3) Daya Pembeda
Pada daya pembeda butir soal menunjukkan bahwa kemampuan suatu soal
untuk membedakan antara testi yang mampu dengan testi yang tidak mampu
(Rahmat & Solehuddin, 2006, hlm.75). adapuun penghitungan untuk
mengetahui daya pembeda pada butir soal, yaitu
Keterangan: RU = Kelompok unggul
RL = Kelompok asor
37
Apriliani, 2016
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK DALAM MATERI OPERASI HITUNG CAMPURAN PADA PECAHAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
n = Jumlah siswa
Dan setelah mendapatkan hasilnya maka dapat menafsirkan hasil dengan
menggunakan kriteria berikut ini :
Kurang dari 0,20 : Kurang
0,20 – 0,29 : Cukup
0,30 – 0,39 : Baik
0,40 ke atas : Baik sekali
4) Tingkat Kesukaran
Rahmat & Solehuddin (2006, hlm.75) mengemukakan tingkat kesukaran
(difficult index) menunjukkan derajat kesulitan suatu soal untuk diselesaikan
oleh siswa. Suatu soal dapat dikatakan sulit jika sebagian besar peserta didik
gagal dalam menyelesaikan soal tersebut, namun sebaliknya jika soal dikatakan
mudah jika sebagian besar peserta didiknya berhasil mengerjakan soal tersebut.
Berikut ini adalah cara sederhana untuk mengetahui indeks tingkat kesukaran
soal.
Keterangan :
RU = Jumlah testi kelompok unggul yang menjawab benar suatu soal.
R1= Jumlah testi kelompok asor yang menjawab benar suatu soal.
n = 27% dari seluruh testi
Dan untuk menafsirkan hasilnya bisa menggunakan kriteria berikutini :
<0,10 = Sulit sekali
0,10 – 0,30 = Sulit
0,31 – 0,70 = Sedang
0,71 – 0,90 = Mudah
>0,90 = Mudah sekali
b. Kuesioner (angket skala sikap)
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan kuesioner berupa angket skala
sikap yang diberikan kepada siswa kelas eksperimen untuk mengetahu
38
Apriliani, 2016
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK DALAM MATERI OPERASI HITUNG CAMPURAN PADA PECAHAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tanggapan dari siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model
kooperatif tipe NHT pada pelajaran matematika. Sugiyono (2012, hlm.199)
kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan denga cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawabnya. Pada penelitian ini, menggunakan kuesioner tertutup yang
berisi pertanyaan ataupun pernyataan skala sikap yang disusun dengan
menyediakan pilihan jawaban yang lengkap sehingga siswa hanya tinggal
member tanda ceklist pada jawaban yang akan dipilih.
Kuesioner yang berupa angket skala sikap pada penelitian ini berisi
beberapa pertanyaan dan pernyataan. Pertanyaannya dapat berupa keberanian
dalam bertanya dan menjawab pertanyaan, perasaan suka atau tidak suka
terhadap pembelajaran, dan pernyataannya dapat berupa pendapat mengenai
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT,
penguasaan kemampuan pemecahan masalah matematik setelah dilakukan
pembelajaran, dan pernyataan kesukaan terhadap suasana kelas ketika
pembelajaran berlangsung. Kuesioner berupa angket skala sikap diberikan
kepada siswa kelas eksperimen setelah dilakukannya tes akhir (postest).
Pada kuesioner ini menggunakan skala likert yang bentuk jawaban
menggunakana ceklis dan mempunyai gradasi dari positif sampai negatif.
berikut ini adalah skor untuk jawaban pada skala likert :
Tabel 3.5
Skor Angket
Bentuk Jawaban Skor
Sangat Setuju (SS) 4
Setuju (S) 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
Data yang dikumpulkan dari skala sikap kemudian dianalisis dengan
mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :
39
Apriliani, 2016
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK DALAM MATERI OPERASI HITUNG CAMPURAN PADA PECAHAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1) Setelah pelaksanaan uji tes akhir (postest), siswa kemudian diberikan lembar
kuesioner berupa angket skala sikap.
2) pada setiap butir angkat skala sikap yang terkumpul kemudian rata-rata jumlah
siswa yang menjawab SS, S, TS, atau STS dihitung, cara ini bertujuan untuk
mengungkap kecenderungan pilihan siswa secara umum.
3) Tingkat persetujuan siswa pada masing-masing item juga harus dihitung. Data
ini dapat mengungkapkan kecenderungan persetujuan siswa secara umum.
4) Setelah didapat data dari hasil angket, kemudian dibuat bentuk presentasenya
untuk mengetahui frekuensi dari masing-masing alternatif jawaban yang
diberikan.
c. Wawancara
Pada penelitian ini wawancara dilakukan untuk melengkapi hasil data
siswa ahar skala sikap lebih akurat. Wawancara dilakukan secara terstruktur
dengan pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat oleh peneliti. Pertanyaan-
pertanyaan wawancara tersebut seputar pembelajaran menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT. Wawancara ini terdiri dari 5 soal tertulis
yang akan ditanyakan kepada siswa kelas eksperimen. Selama siswa menjawab
pertanyaan yang diberikan peneliti mencatat jawaban siswa.
E. Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini peneliti melakukan tes, wawancara, dan memberikan
kuesioner berupa angket untuk mengumpulkan data. Berikut ini adalah
penjelasan dari teknik pengumpulan data :
a. Tes
Tes merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur pengetahuan
intelegensi yang dimiliki peserta didik. Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan dua kali tes, yang pertama tes awal (pre test) dan yang kedua tes
akhir (post test) yang diberikan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
waktu pelaksanaan tes awal dan tes akhir dilakukan secara bersamaan, supaya
hasil yang didapat lebih akurat tidak ada kebocoran dalam segi soal.
40
Apriliani, 2016
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK DALAM MATERI OPERASI HITUNG CAMPURAN PADA PECAHAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Kuesioner (angket skala sikap)
Menurut Sugiyono (2012, hlm.199) kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan denga cara memberi seperangkat pertanyaan
atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner yang
diberikan kepada siswa berupa angket skala sikap. Angket skala sikap ini
diberikan kepada siswa setelah semua pembelajaran telah selesai dan setelah
tes akhir (post test).
c. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data untuk
menemukan suatu permasalahan yang akan diteliti. Namun pada penelitian ini
wawancara dilakukan bukan hanya untuk menemukan permasalahan yang akan
diteliti melainkan untuk melengkapi hasil dari data yang sudah didapat agar
lebih akurat. Wawancara ini dilakukan kepada siswa setelah proses
pembelajaran berakhir, dan dilakukan kepada 5 orang siswa secara acak dalam
5 pertanyaan yang dilakukan pada kelas eksperimen.
F. Teknik Analisis Data
a. Analisis Data Tes
1) Uji Normalitas
Pada uji normalitas ini digunakan untuk melihat kenormalan suatu data
yang telah didapat. Data tersebut berasal dari hasil tes awal (pretest) dan tes
akhir (posttest) pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Maksud dari kata
normal tersebut adalah apakah pada sebaran data siswa yang diperoleh
mendapatkan hasil tinggi, sedang ataupun rendah.
Untuk mengetahui data berdistribusi normal dapat diolah menggunakan
program software Statistics Passage for the Social Science (SPSS) for
windows. Jika data berdistribusi normal, maka uji lanjutnya dapat
menggunakan statistik parametis, sebaliknya jika data tidak normal maka uji
lanjutnya adalah menggunakan statistik non parametis.
41
Apriliani, 2016
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK DALAM MATERI OPERASI HITUNG CAMPURAN PADA PECAHAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hipotesis untuk uji normalitas yaitu sebagai berikut :
Ho : skor pretest berasal dari populasi yang berdistribusi normal
Ha : skor pretest berasal dari populasi yang berdistribusi tdak normal
Uji statistik yang digunakan adalah uji Kolmogrov-Smirnov dengan
bantuan SPSS 21, dimana taraf signifikansinya (α) sebesar 0,05. Kriteria
pengujiannya adalah jika nilai signifikansi >0,05 maka Ho diterima, namun
jika nilai signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak.
2) Uji Homogenitas Variansi
Uji homogenitas variansi ini dilakukan untuk mengetahui variansi antara
kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki variansi yang sama atau berbeda.
Uji homogenitas variansi ini dapat dilakukan jika pada uji normalitas
mendapatkan hasil data berdistribusi normal.
Untuk dapat mengetahui hasil dari uji homogenitas variansi antara kelas
eksperimen dan kelas kotrol dapat dilakukan dengan menggunakan bantuan
software Statistics Passage for the Social Science (SPSS) for windows. Uji
homogenitas sampel dilakukan dengan uji F dengan uji statistik Levene’s Test.
Hipotesis untuk uji homogenitas sebagai berikut :
Ho : kelompok data skor pretes atau skor posttest antara kelas eksperimen dan
kelas kontrol memiliki varian sama.
Ha : kelompok data skor pretest atau skor posttest antara kelas eksperimen dan
kelas kontrol memiliki varian berbeda
Uji statistik yang akan digunakan adalah Levene Statistik dengan taraf
signifikansi (α) sebesar 0,05. Kriteria pengujiannya adalah jika nilai
signifikansi > 0,05 maka Ho diterima, namun jika nilai signifikansi < 0,05
maka Ho ditolak.
3) Uji Perbedaan Dua Rata-rata
Rata-rata hasil pretest dan posttest pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol diuji untuk mengetahui apakah kemampuan pemecahan masalah
matematik siswa dari kedua kelas memiliki kemampuan yang sama atau tidk.
Hipotesis uji perbedaan dua rata-rata pretest sebagai berikut:
42
Apriliani, 2016
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK DALAM MATERI OPERASI HITUNG CAMPURAN PADA PECAHAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Ho : tidak ada perbedaan rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematik
siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Ha : ada perbedaan rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematik siswa
antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Hipotesis uji perbedaan dua rata-rata posttest sebagai berikut :
Ho : kemampuan pemecahan masalah matematik siswa yang menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe NHT lebih baik dibandingkan dengan
kemampuan pemecahan masalah matematik yang menggunakan model
pembelajaran konvensional.
Ha : kemampuan pemecahan masalah matematik siswa yang menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe NHT tidak lebih baik dibandingkan denagn
kemampuan pemecahan masalah siswa yang menggunakan model
pembelajaran konvesional.
Apabila pengelompokkan data tidak berdistribusi normal, maka uji
perbeda rata-rata menggunakan uji Man-Whitney U, sedangkan apabila uji
normalitas berdistribusi normal, maka dilakukan uji Independent Sample T
Test.
Kriteria pengambilan keputusan untuk uji perbedaan dua rata-rata pretest
dengan taraf signifikansi α = 5% adalah Ho diterima, namun jika nilai
signifikansi (sig.) ≥ 0,05 dan Ho ditolak jika nilai signifikansi (sig.) < 0,05.
Sedangkan kriteria pengambilan keputusan untuk uji posttest adalah
dengan taraf signifikansi α = 5% adalah Ho diterima jika nilai signifkansi (sig.)
> 0,05 dan Ho ditolak jika nilai signifikansi (sig.) < 0,05. Selain uji signifikansi
juga dapat dilakukan uji-t dengan kriteria apabila t hitung > tabel maka Ho
ditolak.
4) Pengelompokkan Data
Pengelompokkan data dimaksudkan untuk mengelompokkan nilai, baik
nilai pretest maupun nilai posttest. Nilai tersebut dikelompokkan berdasarkan
nilai kelompok rendah, sedang, tinggi. pengelompokkan ini dapat ditentukan
dengan rumus di bawah ini :
a. Jika X < – Std maka X adalah kelompok rendah
43
Apriliani, 2016
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK DALAM MATERI OPERASI HITUNG CAMPURAN PADA PECAHAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Jika – Std ≤ X < + Std maka X adalah kelompok sedang
c. Jika X ≥ + Std maka X adalah kelompok tinggi
Keterangan:
X = Nilai postest
= Mean (Nilai rata–rata)
Std = Standar Deviasi
Setelah dikelompokkan nilai pretest dan posttest siswa kelas eksperimen
dapat dilakukan perhitungan uji One Way Anova (uji perbedaan rata-rata lebih
dari dua kelompok) dengan cara memasukkan data kedalam tabel yang terdapat
pada software SPSS 21.0 for windows. Setelah didapatkan hasilnya langkah
selanjutnya yaitu mencari manakah diantara ketiga elompok yang
menyebabkan perbedaan tersebut dengan menggunakan uji Scheffe.
5) Perhitungan Gain Ternormalisasi
Perhitungan gain ternormalisasi dilakukan untuk mengetahui sejauh mana
peningkatkan kemampuan dasar pemecahan masalah matematik siswa selama
penelitian ini baik dengan pembelajaran menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe NHT maupun pembelajaran yang menggunakan model
pembelajaran konvensional. Adapun perhitungan gain ternormalisasi
menggunakan bantuan software Microsoft Excel :
%100..
..x
pretesskoridealskor
pretesskorpostesskorg
Dimana skor ideal yaitu 100.
Untuk mellihat peningkatan N-Gain siswa, maka sebagai acuan menggunakan
tabel yang tertera di bawah ini.
Tabel 3.6
Interpretasi N–Gain
Gain Klasifikasi
g>0,7 gain tinggi
0,3<g≤0,7 gain sedang
44
Apriliani, 2016
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK DALAM MATERI OPERASI HITUNG CAMPURAN PADA PECAHAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
g≤0,3 gain rendah
d. Analisis Kuesioner (Angket Skala Sikap)
Sebelum peneliti melakukan analisis skala sikap, sebaiknya
mengumpulkan data dari skal sikp kemudian dianalisis dengan mengikuti
langkah-langkah berikut ini :
1) Setelah pelaksanaan uji tes akhir (postest), siswa kemudian diberikan lembar
kuesioner berupa angket skala sikap.
2) Pada setiap butir angkat skala sikap yang terkumpul kemudian rata-rata jumlah
siswa yang menjawab SS, S, TS, atau STS dihitung, cara ini bertujuan untuk
mengungkap kecenderungan pilihan siswa secara umum.
3) Tingkat persetujuan siswa pada masing-masing item juga harus dihitung. Data
ini dapat mengungkapkan kecenderungan persetujuan siswa secara umum.
Cara menentukan tingkat persetujuan adalah sebagai berikut (Riduwan, 2006,
hlm. 40):
Tingkat persetujuan =
n1= banyaknya siswa yang menjawab skor 4
n2 = banyaknya siswa yang menjawab skor 3
n3= banyaknya siswa yang menjawab skor 2
n4= banyaknya siswa yang menjawab skor 1
4) Setelah didapat data dari hasil angket, kemudian dibuat bentuk presentasenya
untuk mengetahui frekuensi dari masing-masing alternatif jawaban yang
diberikan. Dalam pengolahan data, digunakan rumus perhitungan sebagai
berikut:
P =
Keterangan:
P=Persentase jawaban
n1 = banyaknya siswa yang menjawab skor 4
n2 = banyaknya siswa yang menjawab skor 3
n3 = banyaknya siswa yang menjawab skor 2
45
Apriliani, 2016
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK DALAM MATERI OPERASI HITUNG CAMPURAN PADA PECAHAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
n4 = banyaknya siswa yang menjawab skor 1
Skor Ideal = jumlah responden x skor maksimal=27 x 4= 108
Kemudian ditafsirkan kedalam kriteria interpretasi skor. Berikut merupakan
kriteria interpretasi skor (Riduwan, 2006 , hlm. 41) :
Tabel 3.7
Kriteria Persentase Skala Sikap
Persentase Kriteria
0% - 20% Sangat lemah
21% - 40% Lemah
41% - 60% Cukup
61% - 80% Kuat
81% - 100% Sangat kuat
e. Analisis Wawancara
Wawancara dilakukan kepada 5 orang siswa pada kelas eksperimen
dilakukan secara acak dalam setiap 5 pertanyaan. Hal ini dilakukan untuk
mengetahui respon atau tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Number Head Together
(NHT) dan untuk memperkuat hasil dari data kuisioner yang telah didapat.
Hasil dari wawancara ini ditulis dan dirangkum sesuai dengan pertanyaan-
pertanyaan yang akan dijawab oleh siswa. Setelah mendapatkan hasil dari
wawancara kepada siswa, jawabannya dibuat secara deskripsi sesuai dengan
jawaban yang ada di lembar wawancara.