20
Apriliani, 2016 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK DALAM MATERI OPERASI HITUNG CAMPURAN PADA PECAHAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Subjek, Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN BUAHGEDE 1 yang berlokasi di Jalan Salira Indah Kampung Ragas Grenyang, Desa Argawana, Kecamatan Puloampel Kabupaten Serang, Banten. Penelitian ini difokuskan pada siswa kelas IV semester genap tahun ajaran 2014/2015. Peneliti memilih SDN BUAHGEDE 1 sebagai lokasi penelitian karena lokasinya yang lumayan dekat dengan tempat tinggal peneliti sehingga dapat memudahkan proses penelitian. 2. Subjek Penelitian Yang menjadi subjek penelitian adalah kelas IVA dan IVB, dengan jumlah 54 siswa. Pada kelas IVA berjumlah 26 siswa, yang terdiri dari 11 siswa putri dan 15 siswa putra. Dan pada kelas IVB berjumlah 28 siswa, yang terdiri dari 16 siswa putri dan 12 siswa putra. Namun pada penelitian ini tidak semua siswa dapat hadir. Oleh karena itu, dalam pengolahan data peneliti hanya mengambil 20 siswa pada masing-masing kelas yang selalu hadir pada saat dilakukannya penelitian. Hal ini dimaksudkan agar tidak menghambat pelaksanaan pengolahan data. 3. Populasi Populasi menurut Sugiyono (2012, hlm.117) adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Di wilayah kabupaten Serang sendiri, terdapat banyak Sekolah Dasar yang dapat dijadikan sebagai populasi dalam penelitian. Namun karena adanya beberapa hal yang menjadi alasan diantaranya pada sekolah ini memiliki 2 kelas yaitu kelas A dan kelas B. Sehingga peneliti memillih SDN BUAHGEDE 1 sebagai sekolah yang akan dijadikan penelitian. Pada sekolah

BAB III METODE PENELITIAN A. 1. - repository.upi.edurepository.upi.edu/19603/6/S_MTK_KDSERANG_1103856_Chapter 3.pdfpengaruh model pembelajaran kooperatif tipe nht terhadap kemampuan

  • Upload
    lamkhue

  • View
    220

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Apriliani, 2016

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK DALAM MATERI OPERASI HITUNG CAMPURAN PADA PECAHAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Subjek, Populasi, dan Sampel Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN BUAHGEDE 1 yang berlokasi di Jalan

Salira Indah Kampung Ragas Grenyang, Desa Argawana, Kecamatan

Puloampel Kabupaten Serang, Banten. Penelitian ini difokuskan pada siswa

kelas IV semester genap tahun ajaran 2014/2015. Peneliti memilih SDN

BUAHGEDE 1 sebagai lokasi penelitian karena lokasinya yang lumayan dekat

dengan tempat tinggal peneliti sehingga dapat memudahkan proses penelitian.

2. Subjek Penelitian

Yang menjadi subjek penelitian adalah kelas IVA dan IVB, dengan jumlah

54 siswa. Pada kelas IVA berjumlah 26 siswa, yang terdiri dari 11 siswa putri

dan 15 siswa putra. Dan pada kelas IVB berjumlah 28 siswa, yang terdiri dari

16 siswa putri dan 12 siswa putra. Namun pada penelitian ini tidak semua

siswa dapat hadir. Oleh karena itu, dalam pengolahan data peneliti hanya

mengambil 20 siswa pada masing-masing kelas yang selalu hadir pada saat

dilakukannya penelitian. Hal ini dimaksudkan agar tidak menghambat

pelaksanaan pengolahan data.

3. Populasi

Populasi menurut Sugiyono (2012, hlm.117) adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas objek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Di wilayah kabupaten Serang sendiri, terdapat banyak Sekolah

Dasar yang dapat dijadikan sebagai populasi dalam penelitian. Namun karena

adanya beberapa hal yang menjadi alasan diantaranya pada sekolah ini

memiliki 2 kelas yaitu kelas A dan kelas B. Sehingga peneliti memillih SDN

BUAHGEDE 1 sebagai sekolah yang akan dijadikan penelitian. Pada sekolah

27

Apriliani, 2016

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK DALAM MATERI OPERASI HITUNG CAMPURAN PADA PECAHAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ini terdiri dari kelas 1 sampai kelas 6 yang jumlah keseluruhan siswanya adalah

355 siswa, dengan jumlah siswa laki-lakinya adalah 180 siswa dan siswa

perempuannya berjumlah 175 siswa. Berikut ini adalah rincian dari data siswa

SDN BUAHGEDE 1 :

Tabel 3.1

Data jumlah siswa SDN BUAHGEDE 1

4. Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2012, hlm.118). Untuk menentukan sampel dapat

menggunakan teknik sampling. Menurut Sugiyono (2012, hlm.118) teknik

sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel. Adapun teknik

sampling ini dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu probability sampling

dan nonprobability sampling. Dalam menentukan sampel peneliti

menggunakan nonprobability sampling tipe purposive sampling. Purposive

sampling adalah teknik yang dilakukan untuk memilih sampel didasarkan atas

pertimbangan tertentu.

Pada penelitian ini subjek yang diambil untuk penelitian adalah siswa

kelas IVA dan siswa kelas IVB tahun ajaran 2014/2015, dengan rincian sebagai

berikut :

No. Kelas Jumlah Siswa Jumlah siswa laki-laki Jumlah siswa

perempuan

1. I 74 siswa 34 siswa 40 siswa

2. II 65 siswa 35 siswa 30 siswa

3. III 44 siswa 25 siswa 19 siswa

4. IV 54 siswa 27 siswa 27 siswa

5. V 60 siswa 29 siswa 31 siswa

6. VI 58 siswa 30 siswa 28 siswa

Jumlah

keseluruha

n

355 siswa 180 siswa 175 siswa

28

Apriliani, 2016

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK DALAM MATERI OPERASI HITUNG CAMPURAN PADA PECAHAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.2

Jumlah sampel penelitian

No. Kelas Jumlah siswa Jumlah siswa

laki-laki

Jumlah siswa

perempuan

1. IVA 26 siswa 11 siswa 15 siswa

2. IVB 28 siswa 16 siswa 12 siswa

Jumlah

keseluruhan 54 siswa 27 siswa 27 iswa

Kelas IV A yang akan dijadikan kelas eksperimen dan kelas IV B

dijadikan sebagai kelas kontrol. Pembagian kelas ini berdasarkan hasil dari

pretest yang telah dilakukan. Dimana antara siswa kelas IV A dan siswa kelas

IV B diasumsikan memiliki kemampuan dasar yang seimbang, tidak berat

sebelah yaitu setiap kelas masing-masing siswanya memiliki tingkatan

kemampuan pemecahan masalah matematik yang berbeda, ada yang pintar,

agak pintar dan kurang pintar. Atau dengan kata lain, siswa pada kelas IV A

dan IV B yang digunakan sebagai sampel penelitian ini memiliki kemampuan

dasar pemecahan masalah yang homogeny.

B. Metode dan Desain Penelitian

Menurut Sugiyono (2012, hlm.3) metode penelitian diartikan sebagai cara

ilmiah unntuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Tujuan

dan kegunaan tersebut memiliki berbagai macam sifat, yaitu menemukan

sesuatu yang benar-benar dianggap masih baru, membuktikan penelitian yang

sudah ada, dan adapula yang mengembangkan dari penelitian yang sudah ada.

Sebelum melakukan sebuah penelitian, hendaknya terlebih dahulu memiliki

data-data yang relevan.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian eksperimen.

Menurut Sugiyono (2012, hlm.107) metode penelitian eksperimen dapat

diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh

perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.

29

Apriliani, 2016

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK DALAM MATERI OPERASI HITUNG CAMPURAN PADA PECAHAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Artinya dalam suatu metode penelitian eksperimen dilakukan secara objektif

dan terkontrol, yang dilakukan untuk memperkirakan hal-hal kejadian tertentu

yang dapat dilihat dari adanya sebab dan akibat dari variable-variabel yang

akan diuji. Sehingga, di dalam suatu penelitian, peneliti harus melakukan

adanya suatu stimulus dalam penelitian eksperimen. Untuk melakukan stimulus

peneliti dapat menerapkan variabel-variabel bebas dan kemudian peneliti dapat

mengamati serta menganalisis hasil dari penerapan variabel-variabel bebas

terhadap variabel terikat.

Penelitian eksperimen ini terdapat dua subjek yang akan diteliti, yaitu

kelas eksperimen sebagai kelas yang diberikan perlakuan khusus untuk

mengetahui pengaruh dari perlakuan tersebut. Yang kedua adalah kelas kontrol

sebagai kelas yang tidak diberikan perlakuan khusus, namun ikut andil dalam

pengamatan. Pada kelas eksperimen dalma proses pembelajaran matematika

diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Sedangan pada kelas

kontrol proses pembelajaran matematika tidak diterapkan model pembelajaran

kooperatif tipe NHT tetapi menggunakan metode konvensional. Sehingga pada

penelitian akan terlihat perbedaan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol

Untuk mengetahui hasilnya, peneliti dapat melakukan test yang berupa

pengujian soal matematika yang di dalamnya terdapat kemampuan pemecahan

masalah matematik. Pada pengujian soal matematika, kedua soal antara kelas

eksperimen dengan kelas kontrol haruslah sama, tidak boleh berbeda sehingga

dapat diketahui hasilnya. Dalam melakukan test ada dua test yang dilakukan

yaitu pretest dan postest. Pretest dilakukan sebelum melakukan tindakan

penelitian. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal yang dimiliki

siswa dalam memecahkan masalah matematik. Setelah pretest dilakukan,

peneliti melaksanakan kegiatan penelitiannya. Dan setelah kegiatan penelitian

selesai, peneliti melakukan test akhir atau post test untuk mengetahui adanya

peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematik. Namun dalam

melakukan postest, soal yang diberikan pada siswa sama seperti soal pretest,

sehingga peneliti dapat mengetahui adanya peningkatan kemampuan

pemecahan masalah matematik terhadap materi yang telah diajarkan. Kegiatan

30

Apriliani, 2016

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK DALAM MATERI OPERASI HITUNG CAMPURAN PADA PECAHAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pretest dan postest diberikan kepada kelas eksperrimen dan kelas kontrol untuk

mengetahui perbandingannya.

Berdasarkan uraian metode penelitian maka penelitian ini menggunakan

desain penelitian yaitu Quasi Eksperimental Design dengan bentuk

Nonequivalent Control Group Design, yang dapat digambarkan pada tabel

dibawah ini :

Tabel 3.3

Desain penelitian

Keterangan : O1 : Tes awal kelas eksperimen

O2 : Tes akhir kelas eksperimen

O3 : Tes awal kelas kontrol

O4 : Tes akhir kelas kontrol

X :Perlakuan menggunakan model Number Heads Together

Pada desain ini, untuk kelas ekeperimen diberikan perlakuan khusus

dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada proses

pembelajarannya. Sedangkan pada kelas kontrol diberikan perlakuan dengan

menggunakan model pembelajaran konvensional pada proses pembelajarannya.

Pada setiap kelas diberikan tes awal (pretest) dan tes akhir (postest) untuk

mengetahui hasil sebelum dan setelah dilakukan perlakuan.

C. Prosedur Penelitian

Pada penelitian ini dikelompokan dalam tiga tahapan utama, yaitu tahap

persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap pengolahan dan analisis data. Secara

garis besar akan dipaparkan tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut :

a. Tahap persiapan

1) Peneliti melakukan studi lapangan untuk menemukan masalah yang ada di SD,

baik dalam kemampuan pemecahan masalah, bahkan materi pelajaran

matematika dan kemungkinan mencari solusi yang tepat.

O1 X O2

O3 O4

31

Apriliani, 2016

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK DALAM MATERI OPERASI HITUNG CAMPURAN PADA PECAHAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2) Peneliti melakukan studi literatur mengenai model pembelajaran kooperatif

tipe Number Head Together dan konvensional.

3) Setelah menemukan pokok permasalahannya, peneliti merancang pembelajaran

berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk kelas eksperimen

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan untuk kelas

kontrol menggunakan model pembelajaran konvensional. Selain merancang

RPP peneliti juga membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) serta mempersiapkan

materi pembelajaran yang akan diteliti.

4) Kemudian peneliti menyusun instrument penelitian berupa instrument tes

berupa soal-soal kemampuan pemecahan masalah dan instrument non tes

berupa kuisioner (angket skala sikap) dan wawancara yang diberikan pada

peserta didik.

5) Melakukan revisi instrument oleh ahli.

6) Melakukan uji coba test operasi hitung campuran pada pecahan. Hal ini

dilakukan untuk menentukan kelayakan soal test yang akan dijadikan

instrument penelitian.

b. Tahap pelaksanaan

1) Peneliti melakukan tes awal (pretest) untuk mengetahui kemampuan

pemecahan masalah matematik pada materi operasi hitung campuran pada

pecahan yang dilakukan satu kali pada kelas eksperimen dan kelas.

2) Melakukan pembelajaran di kelas eksperimen dengan menggunakan model

pembelajaran tipe Number Head Together (NHT) dan pada kelas kontrol

menggunakan model pembelajaran konvensional.

3) Setelah melaksanakan pembelajaran, peneliti melakukan posttest untuk

mengetahui kemampuan matematik siswa selama mengikuti pembelajaran

matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.

4) Memberikan angket kepada siswa kelas eksperimen untuk mengetahui

tanggapan siswa tentang pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe NHT.

5) Melakukan wawancara kepada 5 orang siswa di kelas eksperimen untuk

mengetahui tanggapan siswa dan untuk mendapatkan data yang lebih akurat.

32

Apriliani, 2016

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK DALAM MATERI OPERASI HITUNG CAMPURAN PADA PECAHAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Tahap pengolahan dan analisis data

1) Melakukan pengolahan data berupa skor pretes dan posttest siswa kelas

eksperimen dan kelas kontrol.

2) Melakukan pengolahan angket dan wawancara siswa kelas eksperimen.

3) Mengolah presentase peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematik

siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Adapun alur prosedur penelitian dapat dilihat pada diagram di bawah ini :

33

Apriliani, 2016

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK DALAM MATERI OPERASI HITUNG CAMPURAN PADA PECAHAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Observasi untuk menemukan masalah

Studi Literatur model pembelajaran kooperatif

tipe Number Head Together dan konvensional

Merancang RPP

Menyusun RPP kelas eksperimen dengan

menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe Number Head Together

Menyusun RPP kelas kontrol dengan

menggunakan model pembelajaran

konvensional

Menyusun instrument penelitian, Uji

coba dan validitas instrumen

Pretest

Pelaksanaan pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe Number Head Together

Pelaksanaan pembelajaran dengan

pendekatan konvensional

Posttest

Pengumpulan data

Analisis data

Kesimpulan

Diagram 3.1

Prosedur penelitian

34

Apriliani, 2016

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK DALAM MATERI OPERASI HITUNG CAMPURAN PADA PECAHAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Instrument Penelitian

Dalam melakukan penelitian, hendaknya melakukan pengukuran terlebih

dahulu untuk mengukur variabel-variabel yang akan diujikan. Alat ukur yang

digunakan untuk mengukur disebut instrumen penelitian. Jadi, instrument

penelitian adalah suatu alat ukur yang digunakan untuk mengukur variabel-

variabel yang hendak diteliti. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan

instrument tes dan instrument non test. Instrument tes berupa uji tes awal

(pretest) dan uji tes akhir (postest), kedua test ini diberikan kepada kelas

eksperimen dan kelas kontrol. Hal ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan

kemampuan pemecahan masalah matematik antara siswa kelas eksperimen

yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan siswa

kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional.

Sedangkan untuk instrument non test berupa kuisioner (angket skala sikap) dan

wawancara pada siswa kelas eksperimen dan siswa kelas kontrol. Berikut ini

akan dijelaskan tentang instrument berupa tes dan non test adalah sebagai

berikut :

a. Test

Test ini diberikan kepada 2 kelas yang berbeda, yaitu pada siswa kelas

IVA sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas IVB sebagai kelas kontrol. Test

ini dilakukan sesuai dengan jdwal dari masing-masing kelas. Uji coba test ini

dilakukan untuk mengukur validitas soal, realibilitas, daya pembeda, dan

tingkat kesukaran.

1) Validitas Tes

Suherman (2001,hlm.129) mengemukakan suatu alat evaluasi disebut valid

(absah atau sahih) apabila alat tersebut mampu mengevaluasi apa yang

seharusnya dievaluasi. Oleh karena itu keabsahan suatu alat evaluasi dapat

dilihat dari ketepatan alat tersebut dalam melaksanakan fungsi kegunaannya.

Dengan demikian suatu alat evaluasi dapat dikatakan valid jika alat tersebut

dapat mengevaluasi dengan tepat sesuai dengan yang dievaluasi tersebut. Alat

evaluasi yang digunakan pada penelitian ini berupa soal-soal kemampuan

pemecahan masalah yang berupa soal cerita.

35

Apriliani, 2016

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK DALAM MATERI OPERASI HITUNG CAMPURAN PADA PECAHAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Terdapat macam-macam validitas, diantaranya validitas isi (content

validity), validitas muka (face validity), validitas konstruksi (construct

validity), validitas ramal (predictive validity) dan validitas banding

(concurrent validity). Semua macam-macam validitas ini dikelompokkan ke

dalam dua jenis berdasarkan pelaksanaannya, yaitu validitas logik (teoritik) dan

validitas empirik.

a) Validitas muka dan validitas isi

Validitas muka disebut juga sebagai validitas bentuk soal yang berupa

pertanyaan-pertanyaan atau suruhan. Validitas muka ini digunakan untuk

menentukan keabsahan susunan alimat pada soal sehingga mudah dimengerti

oleh peserta didik. sedangan pada validitas isi digunakan untuk membuktikan

ketepatan atau kesesuaian tes yang ditinjau dari materi yang diajukan,

kesesuaian butir soal dengan indikator, kesesuaian butir soal dengan tingkatan

kognitif siswa, dan kesesuaian materi dengan tujuan yang ingin dicapai. Jadi,

validitas muka dan validitas isi menjadi kesatuan dalam menentukan keabsahan

soal, baik dalam kalimat pertanyaan pada soal maupun materi yang akan

dijadikan soal.

2) Realibilitas

Realibilitas adalah suatu alat yang memberkan hasil pengukuran yang

tetap sama. Pada realibilitas ini hasil dari pengukurannya harus tetap sama,

walaupun diberikan pada subjek yang sama di waktu yang berbeda, orang yang

berbeda, dan tempat yang berbeda pula maka hasil yang di dapat haruslah tetap

sama (ajeg). Untuk mengestimaskan realibilitas suatu alat evaluasi terdapat tiga

cara yang paling banyak digunakan, yaitu : (Suherman, 2001, hlm.154)

a) Tes tunggal (single test) adalah tes yang terdiri dari satu perangkat yang

dilakukan pada peserta didik namun dilaksanakan hanya satu kali.

b) Tes ulang (tester-test) adalah tes yang diberikan kepada peserta didik namun

dilakukan dua kali.

36

Apriliani, 2016

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK DALAM MATERI OPERASI HITUNG CAMPURAN PADA PECAHAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c) Tes ekuivalen (alternate test) adalah ates yang terdiri dari dua perangkat

dimana soal-soal pada perangkat pertama ekuivalen dengan soal-soal pada

perangkat kedua.

Dari ketiga tes diatas peneliti memilih menggunakan tes tunggal, karena

peneliti hanya melakukan tes satu kali. Untuk mengolah data, peneliti

melakukan analisis dengan cara manual menggunakan Ms. Excel dan Anates

sehingga diperoleh reliabilitas soal yaitu sebesar 0,88 . Untuk menafsirkan

hasil perhitungan korelasi atau koefisien korelasi di atas bisa menggunakan

kriteria berikut :

Tabel 3.4

Kriteria tingkat reliabilitas

Besarnya rπ Interpretasi

< 0,20 Hubungan tidak ada

0,20 – 0,39 Hubungan rendah

0,40 – 0,69 Hubungan cukup

0,70 – 0,89 Hubungan tinggi

0,90 – 1,00 Hubungan sangat tinggi

Dalam penelitian ini realibilitas yang dihasilkan secara keseluruhan yaitu

sebesar 0,88 (terlampir). Sehingga jika melihat pada tabel 3.4 dapat diketahui

interpretasi dari soal tes operasi hitung campuran pada pecahan siswa memiliki

reliabilitas yang tinggi.

3) Daya Pembeda

Pada daya pembeda butir soal menunjukkan bahwa kemampuan suatu soal

untuk membedakan antara testi yang mampu dengan testi yang tidak mampu

(Rahmat & Solehuddin, 2006, hlm.75). adapuun penghitungan untuk

mengetahui daya pembeda pada butir soal, yaitu

Keterangan: RU = Kelompok unggul

RL = Kelompok asor

37

Apriliani, 2016

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK DALAM MATERI OPERASI HITUNG CAMPURAN PADA PECAHAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

n = Jumlah siswa

Dan setelah mendapatkan hasilnya maka dapat menafsirkan hasil dengan

menggunakan kriteria berikut ini :

Kurang dari 0,20 : Kurang

0,20 – 0,29 : Cukup

0,30 – 0,39 : Baik

0,40 ke atas : Baik sekali

4) Tingkat Kesukaran

Rahmat & Solehuddin (2006, hlm.75) mengemukakan tingkat kesukaran

(difficult index) menunjukkan derajat kesulitan suatu soal untuk diselesaikan

oleh siswa. Suatu soal dapat dikatakan sulit jika sebagian besar peserta didik

gagal dalam menyelesaikan soal tersebut, namun sebaliknya jika soal dikatakan

mudah jika sebagian besar peserta didiknya berhasil mengerjakan soal tersebut.

Berikut ini adalah cara sederhana untuk mengetahui indeks tingkat kesukaran

soal.

Keterangan :

RU = Jumlah testi kelompok unggul yang menjawab benar suatu soal.

R1= Jumlah testi kelompok asor yang menjawab benar suatu soal.

n = 27% dari seluruh testi

Dan untuk menafsirkan hasilnya bisa menggunakan kriteria berikutini :

<0,10 = Sulit sekali

0,10 – 0,30 = Sulit

0,31 – 0,70 = Sedang

0,71 – 0,90 = Mudah

>0,90 = Mudah sekali

b. Kuesioner (angket skala sikap)

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan kuesioner berupa angket skala

sikap yang diberikan kepada siswa kelas eksperimen untuk mengetahu

38

Apriliani, 2016

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK DALAM MATERI OPERASI HITUNG CAMPURAN PADA PECAHAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tanggapan dari siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model

kooperatif tipe NHT pada pelajaran matematika. Sugiyono (2012, hlm.199)

kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan denga cara

memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden

untuk dijawabnya. Pada penelitian ini, menggunakan kuesioner tertutup yang

berisi pertanyaan ataupun pernyataan skala sikap yang disusun dengan

menyediakan pilihan jawaban yang lengkap sehingga siswa hanya tinggal

member tanda ceklist pada jawaban yang akan dipilih.

Kuesioner yang berupa angket skala sikap pada penelitian ini berisi

beberapa pertanyaan dan pernyataan. Pertanyaannya dapat berupa keberanian

dalam bertanya dan menjawab pertanyaan, perasaan suka atau tidak suka

terhadap pembelajaran, dan pernyataannya dapat berupa pendapat mengenai

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT,

penguasaan kemampuan pemecahan masalah matematik setelah dilakukan

pembelajaran, dan pernyataan kesukaan terhadap suasana kelas ketika

pembelajaran berlangsung. Kuesioner berupa angket skala sikap diberikan

kepada siswa kelas eksperimen setelah dilakukannya tes akhir (postest).

Pada kuesioner ini menggunakan skala likert yang bentuk jawaban

menggunakana ceklis dan mempunyai gradasi dari positif sampai negatif.

berikut ini adalah skor untuk jawaban pada skala likert :

Tabel 3.5

Skor Angket

Bentuk Jawaban Skor

Sangat Setuju (SS) 4

Setuju (S) 3

Tidak Setuju 2

Sangat Tidak Setuju 1

Data yang dikumpulkan dari skala sikap kemudian dianalisis dengan

mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :

39

Apriliani, 2016

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK DALAM MATERI OPERASI HITUNG CAMPURAN PADA PECAHAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1) Setelah pelaksanaan uji tes akhir (postest), siswa kemudian diberikan lembar

kuesioner berupa angket skala sikap.

2) pada setiap butir angkat skala sikap yang terkumpul kemudian rata-rata jumlah

siswa yang menjawab SS, S, TS, atau STS dihitung, cara ini bertujuan untuk

mengungkap kecenderungan pilihan siswa secara umum.

3) Tingkat persetujuan siswa pada masing-masing item juga harus dihitung. Data

ini dapat mengungkapkan kecenderungan persetujuan siswa secara umum.

4) Setelah didapat data dari hasil angket, kemudian dibuat bentuk presentasenya

untuk mengetahui frekuensi dari masing-masing alternatif jawaban yang

diberikan.

c. Wawancara

Pada penelitian ini wawancara dilakukan untuk melengkapi hasil data

siswa ahar skala sikap lebih akurat. Wawancara dilakukan secara terstruktur

dengan pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat oleh peneliti. Pertanyaan-

pertanyaan wawancara tersebut seputar pembelajaran menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe NHT. Wawancara ini terdiri dari 5 soal tertulis

yang akan ditanyakan kepada siswa kelas eksperimen. Selama siswa menjawab

pertanyaan yang diberikan peneliti mencatat jawaban siswa.

E. Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian ini peneliti melakukan tes, wawancara, dan memberikan

kuesioner berupa angket untuk mengumpulkan data. Berikut ini adalah

penjelasan dari teknik pengumpulan data :

a. Tes

Tes merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur pengetahuan

intelegensi yang dimiliki peserta didik. Dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan dua kali tes, yang pertama tes awal (pre test) dan yang kedua tes

akhir (post test) yang diberikan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

waktu pelaksanaan tes awal dan tes akhir dilakukan secara bersamaan, supaya

hasil yang didapat lebih akurat tidak ada kebocoran dalam segi soal.

40

Apriliani, 2016

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK DALAM MATERI OPERASI HITUNG CAMPURAN PADA PECAHAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Kuesioner (angket skala sikap)

Menurut Sugiyono (2012, hlm.199) kuesioner merupakan teknik

pengumpulan data yang dilakukan denga cara memberi seperangkat pertanyaan

atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner yang

diberikan kepada siswa berupa angket skala sikap. Angket skala sikap ini

diberikan kepada siswa setelah semua pembelajaran telah selesai dan setelah

tes akhir (post test).

c. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data untuk

menemukan suatu permasalahan yang akan diteliti. Namun pada penelitian ini

wawancara dilakukan bukan hanya untuk menemukan permasalahan yang akan

diteliti melainkan untuk melengkapi hasil dari data yang sudah didapat agar

lebih akurat. Wawancara ini dilakukan kepada siswa setelah proses

pembelajaran berakhir, dan dilakukan kepada 5 orang siswa secara acak dalam

5 pertanyaan yang dilakukan pada kelas eksperimen.

F. Teknik Analisis Data

a. Analisis Data Tes

1) Uji Normalitas

Pada uji normalitas ini digunakan untuk melihat kenormalan suatu data

yang telah didapat. Data tersebut berasal dari hasil tes awal (pretest) dan tes

akhir (posttest) pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Maksud dari kata

normal tersebut adalah apakah pada sebaran data siswa yang diperoleh

mendapatkan hasil tinggi, sedang ataupun rendah.

Untuk mengetahui data berdistribusi normal dapat diolah menggunakan

program software Statistics Passage for the Social Science (SPSS) for

windows. Jika data berdistribusi normal, maka uji lanjutnya dapat

menggunakan statistik parametis, sebaliknya jika data tidak normal maka uji

lanjutnya adalah menggunakan statistik non parametis.

41

Apriliani, 2016

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK DALAM MATERI OPERASI HITUNG CAMPURAN PADA PECAHAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hipotesis untuk uji normalitas yaitu sebagai berikut :

Ho : skor pretest berasal dari populasi yang berdistribusi normal

Ha : skor pretest berasal dari populasi yang berdistribusi tdak normal

Uji statistik yang digunakan adalah uji Kolmogrov-Smirnov dengan

bantuan SPSS 21, dimana taraf signifikansinya (α) sebesar 0,05. Kriteria

pengujiannya adalah jika nilai signifikansi >0,05 maka Ho diterima, namun

jika nilai signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak.

2) Uji Homogenitas Variansi

Uji homogenitas variansi ini dilakukan untuk mengetahui variansi antara

kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki variansi yang sama atau berbeda.

Uji homogenitas variansi ini dapat dilakukan jika pada uji normalitas

mendapatkan hasil data berdistribusi normal.

Untuk dapat mengetahui hasil dari uji homogenitas variansi antara kelas

eksperimen dan kelas kotrol dapat dilakukan dengan menggunakan bantuan

software Statistics Passage for the Social Science (SPSS) for windows. Uji

homogenitas sampel dilakukan dengan uji F dengan uji statistik Levene’s Test.

Hipotesis untuk uji homogenitas sebagai berikut :

Ho : kelompok data skor pretes atau skor posttest antara kelas eksperimen dan

kelas kontrol memiliki varian sama.

Ha : kelompok data skor pretest atau skor posttest antara kelas eksperimen dan

kelas kontrol memiliki varian berbeda

Uji statistik yang akan digunakan adalah Levene Statistik dengan taraf

signifikansi (α) sebesar 0,05. Kriteria pengujiannya adalah jika nilai

signifikansi > 0,05 maka Ho diterima, namun jika nilai signifikansi < 0,05

maka Ho ditolak.

3) Uji Perbedaan Dua Rata-rata

Rata-rata hasil pretest dan posttest pada kelas eksperimen dan kelas

kontrol diuji untuk mengetahui apakah kemampuan pemecahan masalah

matematik siswa dari kedua kelas memiliki kemampuan yang sama atau tidk.

Hipotesis uji perbedaan dua rata-rata pretest sebagai berikut:

42

Apriliani, 2016

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK DALAM MATERI OPERASI HITUNG CAMPURAN PADA PECAHAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ho : tidak ada perbedaan rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematik

siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Ha : ada perbedaan rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematik siswa

antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Hipotesis uji perbedaan dua rata-rata posttest sebagai berikut :

Ho : kemampuan pemecahan masalah matematik siswa yang menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe NHT lebih baik dibandingkan dengan

kemampuan pemecahan masalah matematik yang menggunakan model

pembelajaran konvensional.

Ha : kemampuan pemecahan masalah matematik siswa yang menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe NHT tidak lebih baik dibandingkan denagn

kemampuan pemecahan masalah siswa yang menggunakan model

pembelajaran konvesional.

Apabila pengelompokkan data tidak berdistribusi normal, maka uji

perbeda rata-rata menggunakan uji Man-Whitney U, sedangkan apabila uji

normalitas berdistribusi normal, maka dilakukan uji Independent Sample T

Test.

Kriteria pengambilan keputusan untuk uji perbedaan dua rata-rata pretest

dengan taraf signifikansi α = 5% adalah Ho diterima, namun jika nilai

signifikansi (sig.) ≥ 0,05 dan Ho ditolak jika nilai signifikansi (sig.) < 0,05.

Sedangkan kriteria pengambilan keputusan untuk uji posttest adalah

dengan taraf signifikansi α = 5% adalah Ho diterima jika nilai signifkansi (sig.)

> 0,05 dan Ho ditolak jika nilai signifikansi (sig.) < 0,05. Selain uji signifikansi

juga dapat dilakukan uji-t dengan kriteria apabila t hitung > tabel maka Ho

ditolak.

4) Pengelompokkan Data

Pengelompokkan data dimaksudkan untuk mengelompokkan nilai, baik

nilai pretest maupun nilai posttest. Nilai tersebut dikelompokkan berdasarkan

nilai kelompok rendah, sedang, tinggi. pengelompokkan ini dapat ditentukan

dengan rumus di bawah ini :

a. Jika X < – Std maka X adalah kelompok rendah

43

Apriliani, 2016

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK DALAM MATERI OPERASI HITUNG CAMPURAN PADA PECAHAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Jika – Std ≤ X < + Std maka X adalah kelompok sedang

c. Jika X ≥ + Std maka X adalah kelompok tinggi

Keterangan:

X = Nilai postest

= Mean (Nilai rata–rata)

Std = Standar Deviasi

Setelah dikelompokkan nilai pretest dan posttest siswa kelas eksperimen

dapat dilakukan perhitungan uji One Way Anova (uji perbedaan rata-rata lebih

dari dua kelompok) dengan cara memasukkan data kedalam tabel yang terdapat

pada software SPSS 21.0 for windows. Setelah didapatkan hasilnya langkah

selanjutnya yaitu mencari manakah diantara ketiga elompok yang

menyebabkan perbedaan tersebut dengan menggunakan uji Scheffe.

5) Perhitungan Gain Ternormalisasi

Perhitungan gain ternormalisasi dilakukan untuk mengetahui sejauh mana

peningkatkan kemampuan dasar pemecahan masalah matematik siswa selama

penelitian ini baik dengan pembelajaran menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe NHT maupun pembelajaran yang menggunakan model

pembelajaran konvensional. Adapun perhitungan gain ternormalisasi

menggunakan bantuan software Microsoft Excel :

%100..

..x

pretesskoridealskor

pretesskorpostesskorg

Dimana skor ideal yaitu 100.

Untuk mellihat peningkatan N-Gain siswa, maka sebagai acuan menggunakan

tabel yang tertera di bawah ini.

Tabel 3.6

Interpretasi N–Gain

Gain Klasifikasi

g>0,7 gain tinggi

0,3<g≤0,7 gain sedang

44

Apriliani, 2016

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK DALAM MATERI OPERASI HITUNG CAMPURAN PADA PECAHAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

g≤0,3 gain rendah

d. Analisis Kuesioner (Angket Skala Sikap)

Sebelum peneliti melakukan analisis skala sikap, sebaiknya

mengumpulkan data dari skal sikp kemudian dianalisis dengan mengikuti

langkah-langkah berikut ini :

1) Setelah pelaksanaan uji tes akhir (postest), siswa kemudian diberikan lembar

kuesioner berupa angket skala sikap.

2) Pada setiap butir angkat skala sikap yang terkumpul kemudian rata-rata jumlah

siswa yang menjawab SS, S, TS, atau STS dihitung, cara ini bertujuan untuk

mengungkap kecenderungan pilihan siswa secara umum.

3) Tingkat persetujuan siswa pada masing-masing item juga harus dihitung. Data

ini dapat mengungkapkan kecenderungan persetujuan siswa secara umum.

Cara menentukan tingkat persetujuan adalah sebagai berikut (Riduwan, 2006,

hlm. 40):

Tingkat persetujuan =

n1= banyaknya siswa yang menjawab skor 4

n2 = banyaknya siswa yang menjawab skor 3

n3= banyaknya siswa yang menjawab skor 2

n4= banyaknya siswa yang menjawab skor 1

4) Setelah didapat data dari hasil angket, kemudian dibuat bentuk presentasenya

untuk mengetahui frekuensi dari masing-masing alternatif jawaban yang

diberikan. Dalam pengolahan data, digunakan rumus perhitungan sebagai

berikut:

P =

Keterangan:

P=Persentase jawaban

n1 = banyaknya siswa yang menjawab skor 4

n2 = banyaknya siswa yang menjawab skor 3

n3 = banyaknya siswa yang menjawab skor 2

45

Apriliani, 2016

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK DALAM MATERI OPERASI HITUNG CAMPURAN PADA PECAHAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

n4 = banyaknya siswa yang menjawab skor 1

Skor Ideal = jumlah responden x skor maksimal=27 x 4= 108

Kemudian ditafsirkan kedalam kriteria interpretasi skor. Berikut merupakan

kriteria interpretasi skor (Riduwan, 2006 , hlm. 41) :

Tabel 3.7

Kriteria Persentase Skala Sikap

Persentase Kriteria

0% - 20% Sangat lemah

21% - 40% Lemah

41% - 60% Cukup

61% - 80% Kuat

81% - 100% Sangat kuat

e. Analisis Wawancara

Wawancara dilakukan kepada 5 orang siswa pada kelas eksperimen

dilakukan secara acak dalam setiap 5 pertanyaan. Hal ini dilakukan untuk

mengetahui respon atau tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Number Head Together

(NHT) dan untuk memperkuat hasil dari data kuisioner yang telah didapat.

Hasil dari wawancara ini ditulis dan dirangkum sesuai dengan pertanyaan-

pertanyaan yang akan dijawab oleh siswa. Setelah mendapatkan hasil dari

wawancara kepada siswa, jawabannya dibuat secara deskripsi sesuai dengan

jawaban yang ada di lembar wawancara.