Upload
others
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Tia Amelia, 2016 Pengaruh Dana Perimbangan dan Kemandirian Keuangan Daerah Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Pada Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2011-2014 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Menurut Sugiyono (2009:1) Metode penelitian adalah cara ilmiah yang
diberlakukan untuk mendapatkan data objektif, valid dan reliabel dengan tujuan
dapat ditemukan, dibuktikan dan dikembangkan sesuai pengalaman, sehingga
dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah.
Sebelum melakukan penelitian, perlu adanya perencanaan sebagai
rancangan yang berisikan langkah-langkah dalam melakukan penelitian. “Desain
penelitian (research design) merupakan framework dari suatu penelitian ilmiah.
Desain penelitian yang baik akan menjadi menentukan keberhasilan serta kualitas
dari suatu penelitian ilmiah” (Efferin & Sujoko, 2008:48). Sementara menurut
Margono (2009:100) Rancangan penelitian bertujuan untuk memberi
pertanggungjawaban terhadap semua langkah yang akan diambil.
Maka dapat disimpulkan bahwa desain penelitian adalah rerangka yang
menjadi acuan dalam melakukan suatu penelitian. Desain penelitian akan
mengarahkan peneliti dalam melakukan penelitiannya. Dalam penelitian ini
peneliti menggunakan desain penelitian desktiptif dan verifikatif.
Sekaran (2006:158) menyebutkan bahwa penelitian deskriptif dilakukan
untuk mengetahui dan menjadi mampu untuk menjelaskan karakteristik variabel
yang diteliti dalam situasi. Sedangkan metode penelitian verifikatif menurut
Arikunto (2010:8) adalah penelitian yang bertujuan untuk mengecek atau
memeriksa kembali kebenaran dari hasil penelitian lain atau penelitian
sebelumnya melalui pengumpulan di lapangan.
Maka dari itu penelitian deskriptif dapat memberikan gambaran mengenai
dana perimbangan, kemandirian keuangan daerah, dan kesejahteraan masyarakat
pada Kabupaten dan Kota di Jawa Barat Tahun 2011-2014. Sementara penelitian
40
Tia Amelia, 2016 Pengaruh Dana Perimbangan dan Kemandirian Keuangan Daerah Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Pada Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2011-2014 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
verifikatif dapat digunakan untuk melihat pengaruh dana perimbangan dan
kemandirian keuangan daerah terhadap kesejahteraan masyarakat pada Kabupaten
dan Kota di Jawa Barat.
B. Operasionalisasi Variabel
Menurut Sugiyono (2009:59) “Variabel penelitian adalah suatu atribut atau
sifat atau nilai dari orang lain. Obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk diteliti dan ditarik kesimpulan.”
Sementara menurut Sekaran (2006:115) Variabel adalah apapun yang
dapat membedakan atau membawa variasi pada nilai. Nilai bisa berbeda pada
berbagai waktu untuk objek atau orang yang sama, atau pada waktu yang sama
untuk objek atau orang yang berbeda.
1. Variabel Bebas
“Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat,
entah secara positif atau negatif” (Sekaran 2006:117). Variabel bebas sering
disebut dengan variabel independen. Karena sifatnya yang mempengaruhi variabel
lain.
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah dana
perimbangan dimana pengukurannya adalah total pendapatan DAU, DAK, dan
DBH yang diberikan oleh pemerintah pusat terhadap pemerintah daerah.
Varibel bebas lainnya adalah kemandirian keuangan daerah (KKD) yaitu
realisasi pendapatan asli daerah terhadap bantuan pemerintah pusat/provinsi dan
pinjaman.
2. Variabel Terikat
Menurut Sekaran (2006:116) Variabel terikat merupakan variabel utama
yang menjadi faktor yang berlaku dalam investigasi. Maka yang menjadi variabel
terikat dalam penelitian ini adalah kesejahteraan masyarakat yang ditunjukan oleh
Indeks Pembangunan Manusia tahun 2011-2014.
Adapun operasionalisasi variabel dapat digambarkan ke dalam tabel
sebagai berikut :
41
Tia Amelia, 2016 Pengaruh Dana Perimbangan dan Kemandirian Keuangan Daerah Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Pada Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2011-2014 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Dimensi Indikator Skala
Dana
Perimbangan
(Variabel X1)
Realisasi
transfer
pusat
terhadap
pemerintah
daerah
Tahun
2011-2014
Realisasi total dana perimbangan yang
terdiri dari :
Dana Alokasi Umum (DAU)
Dana Alokasi Khusus (DAK)
Dana Bagi Hasil (DBH)
Rasio
Kemandirian
Keuangan
Daerah
(Variabel X2)
Realisasi
PAD
terhadap
bantuan
pemerintah
pusat/
provinsi &
pinjaman
Tahun
2011-2014
Rumus Perhitungan :
Rasio
Kesejahteran
Masyarakat
(Variabel Y)
Indeks
Pembangu-
nan
Manusia
Tahun
2011-2014
Tingkat pendidikan, kesehatan, dan
pengeluaran.
IPM=
√
x 100
Rasio
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Wibisono (2002:40) populasi adalah sekumpulan entitas yang
lengkap yang dapat terdiri dari orang, kejadian, atau benda yang memiliki
sejumlah karakteristik yang umum.
42
Tia Amelia, 2016 Pengaruh Dana Perimbangan dan Kemandirian Keuangan Daerah Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Pada Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2011-2014 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kabupaten dan Kota
yang berada di wilayah Provinsi Jawa Barat. Jumlah Seluruh kabupaten dan Kota
di Provinsi Jawa Barat tersebut sebanyak 27 Kabupaten/Kota.
Tabel 3.2
Populasi Penelitian
No Kabupaten/Kota No Kabupaten/Kota
1 Bogor 15 Karawang
2 Sukabumi 16 Bekasi
3 Cianjur 17 Kab Bandung Barat
4 Bandung 18 Kab Pangandaran
5 Garut 19 Kota Bogor
6 Tasikmalaya 20 Kota Sukabumi
7 Ciamis 21 Kota Bandung
8 Kuningan 22 Kota Cirebon
9 Cirebon 23 Kota Bekasi
10 Majalengka 24 Kota Depok
11 Sumedang 25 Kota Cimahi
12 Indramayu 26 Kota Tasikmalaya
13 Subang 27 Kota Banjar
14 Purwakarta
2. Sampel
“Sampel adalah bagian dari populasi. Sampel terdiri dari beberapa anggota
yang dipilih dari populasi. Dengan kata lain, beberapa, tidak semua, elemen dari
populasi dapat dijadikan sampel” (Wibisono 2002:41). Dalam penelitian ini
peneliti menggunakan menggunakan nonprobability sampling dengan metode
purposive sampling.
Sugiyono (2009:122) menyatakan bahwa purposive sampling adalah
teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan dalam
penelitian ini adalah ketersediaan data yang dibutuhkan oleh peneliti. Dari seluruh
Kabupaten/Kota yang menjadi populasi terdapat 1 Kabupaten yang tidak dapat
dimasukan ke dalam sampel penelitian. Kabupaten tersebut adalah Kabupaten
Pangandaran dengan pertimbangan bahwa daerah ini baru dimekarkan pada tahun
2012. Dengan demikian maka sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
43
Tia Amelia, 2016 Pengaruh Dana Perimbangan dan Kemandirian Keuangan Daerah Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Pada Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2011-2014 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sebanyak 26 Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat. Berikut adalah data sampel
penelitian :
Tabel 3.3
Sampel Penelitian
No Kabupaten/Kota No Kabupaten/Kota
1 Bogor 14 Purwakarta
2 Sukabumi 15 Karawang
3 Cianjur 16 Bekasi
4 Bandung 17 Kab Bandung Barat
5 Garut 18 Kota Bogor
6 Tasikmalaya 19 Kota Sukabumi
7 Ciamis 20 Kota Bandung
8 Kuningan 21 Kota Cirebon
9 Cirebon 22 Kota Bekasi
10 Majalengka 23 Kota Depok
11 Sumedang 24 Kota Cimahi
12 Indramayu 25 Kota Tasikmalaya
13 Subang 26 Kota Banjar
D. Teknik Pengumpulan Data
Dalam melakukan pengumpulan data sangat diperlukan teknik yang tepat
agar diperoleh data yang obyektif dari sumber data. Teknik pengumpulan data
yang dilakukan dalam penelitian adalah dengan melakukan pengamatan dari data
sekunder karena data yang diperoleh tidak dihimpun secara langsung oleh peneliti,
namun diperoleh dari pihak lain dan merupakan data yang sudah diolah.
Menurut Sugiyono (2009:193) “Sumber data sekunder adalah sumber yang
tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data.” Kemudian metode
yang digunakan adalah mentode dokumentasi. Menurut Arikunto (2010: 247)
“Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang
berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat,
laporan, agenda dan sebagainya”
Dalam penelitian ini data yang digunakan diperoleh dari situs resmi
Badan Pusat Statistik Jawa Barat www.jabarbps.go.id berupa publikasi Indeks
44
Tia Amelia, 2016 Pengaruh Dana Perimbangan dan Kemandirian Keuangan Daerah Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Pada Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2011-2014 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pembangunan Manusia tahun 2011-2014, dan www.Djpk.depkeu.go.id berupa
laporan realisasi APBD Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Barat tahun 2011-
2014.
E. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
1. Analisis Deskriptif
Statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana
adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau
generalisasi. (Sugiyono, 2012 :106)
Penyajian analisis deskriptif bertujuan untuk melihat profil dari data
penelitian yang digunakan. Maka analisis ini akan memberikan penjelasan terkait
dengan :
a) Dana Perimbangan
Dalam analisis deskriptif ini akan dipaparkan besar kecilnya penerimaan dana
perimbangan yang diperoleh pemerintah daerah. Penjabaran penerimaan dana
perimbangan ini akan dikelompokan berdasarkan Badan Koordinasi
Pemerintahan dan Pembangunan (BKPP) yang terbagi menjadi empat
Wilayah.
b) Kemandirian Keuangan Daerah (KKD)
Dalam analisis deskriptif ini akan dijabarkan tinggi rendahnya kemandirian
keuangan daerah dari setiap Kabupaten dan Kota. Adapun rasio Kemandirian
ini didapatkan berdasarkan perbandingan antara Pendapatan Asli Daerah
(PAD) terhadap Dana Bantuan dan atau Pinjaman Daerah. Adapun rumus
perhitungannya adalah sebagai berikut :
(Halim, 2008 : 232)
Keterangan :
KKD = Kemandirian Keuangan Daerah.
45
Tia Amelia, 2016 Pengaruh Dana Perimbangan dan Kemandirian Keuangan Daerah Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Pada Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2011-2014 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan pengkategorian kemandirian keuangan daerah tersebut kemudian
akan menghasilkan dua hal, yang pertama yaitu dapat menunjukan tingkat
kemampuan keuangan daerah dan yang kedua dapat menunjukkan pola
hubungan yang terdapat antara pemerintah daerah dan pemerintah pusat.
Adapaun pengkategoriannya adalah sebagai berikut :
Tabel 3.4
Pola Hubungan & Tingkat Kemampuan Daerah
Kemampuan Keuangan Kemandirian Pola Hubungan
Rendah Sekali 0% - 25% Instruktif
Rendah 25% - 50% Konsultatif
Sedang 50% - 75% Partisipatif
Tinggi 75% - 100% Delegatif
(Halim 2001:189)
c) Kesejahteraan masyarakat dalam analisi ini akan ditunjukan oleh indeks
pembangunan manusia(IPM). Berikut adalah rumus perhitungan IPM
IPM= √ x 100
BPS (2015:7)
Setelah itu kemudian dilakukan pengkategorian capain indeks pembangunan
manusia (IPM) pada Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Barat. Adapun
kategori pencapaian IPM adalah sebagai berikut :
Tabel 3.5
Pencapaian dan Kategori IPM
Pencapaian IPM Kategori
IPM < 60 IPM rendah
60 IPM < 70 IPM sedang
70 IPM < 80 IPM tinggi
IPM 80 IPM sangat tinggi
(BPS, 2015:18)
2. Analisis Verifikatif
Dalam penelitian ini, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji regresi
linier berganda. Uji regresi linier berganda dilakukan untuk mengetahui arah
pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen.
langkah-langkah pengujian hipotesis yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :
46
Tia Amelia, 2016 Pengaruh Dana Perimbangan dan Kemandirian Keuangan Daerah Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Pada Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2011-2014 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Pengujian Asumsi Klasik dengan syarat :
a. Datanya berdistribusi normal
b. Tidak ada multikolinearitas
c. Tidak terjadi heteroskedastisitas
d. Tidak ada autokorelasi, dan
e. Data Berbentuk Linier
2. Pengujian Hipotesis dengan menggunakan
a. Uji Keberartian Regresi (uji F)
b. Uji Keberartian Koefesien Regresi (uji t)
a. Uji Asumsi Klasik
Uji Asumsi klasik dilakukan untuk menguji asumsi-asumsi yang ada dalam
pemodelan analisis regresi dengan tujuan untuk mendapatkan model regresi yang
benar-benar baik dan mampu memberikan estimasi yang handal dan tidak bias
sesuai kaidah best, linier, unbiased dan eslimator (BLUE). Adapun pengujian
yang diperlukan adalah :
a) Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel-
variabelnya berdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah
dimana memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Adapun
untuk melihat apakah data tersebut berdistribusi normal digunakan nilai
Jarque-Bera (JB) yang kemudian dibandingkan dengan nilai Chi Square
tabel. Dimana hipotesis yang digunakan adalah :
: Data berdistribusi normal
: Data tidak berdistribusi normal
Adapun Ketentuan pengujian ini adalah :
- Jika hasil dari JB hitung > Chi Square tabel, maka ditolak dan
menerima
- Jika hasil JB hitung < Chi Square tabel maka diterima dan menolak
47
Tia Amelia, 2016 Pengaruh Dana Perimbangan dan Kemandirian Keuangan Daerah Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Pada Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2011-2014 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b) Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah hubungan linier yang kuat antara variabel-variabel
bebas dalam persamaan regresi berganda. Multikolinieritas sempurna yang
terjadi akan mengakibatkan koefisien regresi tidak dapat ditentukan, serta
standar deviasi akan menjadi tak terhingga. Jika multikolinieritas kurang
sempurna maka koefesien regresi meskipun berhingga akan mempunyai
standar deviasi yang besar yang berarti pula koefesien-koefesiennya tidak
dapat ditaksir dengan mudah. Apabila koefesien antar variabel (X) tinggi
yaitu antara 0,8-1,0 maka diduga terdapat multikolinieritas.
c) Uji Heteroskedastisitas
Pada umumnya, heteroskedastisitas diperoleh pada data cross section. Jika
pada model dijumpai heteroskedastisitas, maka model menjadi tidak efisien
meskipun tidak bias dan konsisten. Model regresi yang baik adalah model
regresi yang tidak heteroskedastisitas, Pengujian Heteroskedastisitas bertujuan
untuk mengetahui apakah model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari
residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Dalam pengujian
heteroskedastisitas ini digunakan metode glejser. Adapun ketentuan dalam
pengujian ini adalah :
Apabila melalui pengujian hipotesis lewat uji-t ternyata tidak signifikan secara
statistik, berarti dalam model tersebut tidak terjadi heteroskedastisitas.
Apabila melalui pengujian hipotesis lewat uji-t ternyata signifikan secara
statistik, berarti dalam model tersebut terjadi heteroskedastisitas
d) Uji Autokorelasi
Autokorelasi adalah korelasi antara sesama urutan pengamatan dari waktu ke
waktu. Untuk memeriksa adanya autokorelasi, biasanya memakai uji Durbin-
Watson dengan langkah-langkah hipotesis seperti dibawah ini :
H0 : ρ = 0
H1 : ρ ≠ 0
48
Tia Amelia, 2016 Pengaruh Dana Perimbangan dan Kemandirian Keuangan Daerah Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Pada Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2011-2014 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Nilai DW menggunakan rumus :
∑
∑
Umar (2009: 143)
Nilai statistik hitung diatas dibandingkan dengan nilai teoritisnya seperti
dibawah ini :
Untuk ρ > 0 (Autokorelasi positif)
a) Jika DW > dengan dk = n-k-1 maka Ho diterima
b) Jika DW < dengan dk = n-k-1 maka Ho ditolak
c) Jika < DW < , maka tidak dapat diambil kesimpulan.
Untuk ρ < 0 (Autokorelasi negatif)
a) Jika (4-DW) ≥ maka Ho diterima
b) Jika (4-DW) ≤ dengan maka Ho ditolak
c) Jika < (4-DW) < , maka tidak dapat diambil keputusan apakah
terdapat autokorelasi atau tidak didalam model.
e) Uji Linearitas
“Linearitas adalah keadaan di mana hubungan antara variabel dependen
dengan variabel independen bersifat linier (garis lurus) dalam range
variabel independen tertentu” Santoso, S (2010:52). Uji linearitas
digunakan untuk melihat apakah model yang dibangun mempunyai
hubungan linear atau tidak. Uji linearitas dilakukan dengan uji kelinieran
regresi. Ketentuan dalam pengujian ini adalah dengan membandingkan
anatar nilai dL dan DW. Jika DW > dL maka data berbentuk linier,
begitupun sebaliknya.
b. Regresi Linier Multipel
Analisis regresi linier multipel merupakan analisis yang berdasarkan pada
hubungan fungsional antara , dan Y. Dalam penelitian ini regresi digunakan
untuk mengetahui pengaruh dana perimbangan dan kemandirian keuangan daerah
49
Tia Amelia, 2016 Pengaruh Dana Perimbangan dan Kemandirian Keuangan Daerah Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Pada Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2011-2014 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
terhadap kesejahteraan masyarakat. Dalam model regresi berganda maka
rumusnya adalah sebagai berikut :
(Widarjono, 2013:60)
Keterangan:
: Variabel dependen
, : Konstanta
: Nilai variabel dependen jika variabel independen bernilai 0
: Koefisien regresi variabel independen
: Error
Dalam penelitian ini, model regresi yang digunakan adalah sebagai berikut:
Dimana:
: Kesejahteraan Masyarakat (Variabel Dependen)
: Dana Perimbangan (Variabel Independen 1)
: Kemandirian Keuangan Daerah (Variabel Independen 2)
: Nilai variabel dependen jika variabel independen bernilai 0
: Koefisien Regresi variabel independen
: Error
Terdapat tiga pendekatan dalam mengestimasi regresi data panel yang
dapat digunakan yaitu model Common Effect, model Fixed Effect, dan
model Random Effect.
a. Common Effect
Estimasi common effect (koefisien tetap antar waktu dan individu) merupakan
teknik yang paling sederhana untuk mengestimasi data panel. Yaitu dengan
mengkombinasikan data time series dan data cross secsion dengan
menggunakan Ordinary Least Square (OLS) dimana dalam pendekatan ini
tidak memperhatikan dimensi individu maupun waktu.
50
Tia Amelia, 2016 Pengaruh Dana Perimbangan dan Kemandirian Keuangan Daerah Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Pada Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2011-2014 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Fixed Effect
Teknik model fixed effect adalah teknik mengestimasi data panel dengan
menggunakan variabel dummy untuk mendapatkan adanya perbedaan
intersep. Metode ini menyebutkan bahwa adanya kelemahan asumsi yang
dalam common effect karena ketidak sesuaian model dengan keadaan yang
sesungguhnya. Maka perlu adanya model yang menunjukan perbedaan
kostanta antar objek, meskipun regresornya sama, kemudian model ini
dikenal dengan regresi fixed effect.
c. Random Effect
Random effect adalah model yang digunakan untuk mengatasi estimasi data
panel dengan menggunakan fixed effect. Karena dianggap bahwa teknik fixed
effect melalui variabel dummy menunjukan ketidakpastian model yang
digunakan. Pendekatan estimasi random effect mengasumsikan setiap
perusahaan mempunyai perbedaan intersep. Pendekatan ini menggunakan
variabel gangguan (error terms). Variabel gangguan ini mungkin akan
menghubungkan antar waktu dan antar perusahaan.
Menurut Rohmana (2010:241) terdapat tiga uji yang digunakan untuk
memilih ketiga teknik analisis regresi linier berganda manakah yang paling cocok
digunakan apakah common effect, fixed effect atau random effect, yaitu:
1. Uji F atau Uji Chow
Uji F digunakan untuk mengetahui apakah regresi data panel menggunakan
fixed effect method lebih baik daripada menggunakan common effect method.
Adapun uji statistik yang dapat digunakan adalah sebagai berikut:
(Ajija, 2011:53)
Keterangan:
=
=
51
Tia Amelia, 2016 Pengaruh Dana Perimbangan dan Kemandirian Keuangan Daerah Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Pada Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2011-2014 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
m = jumlah restricted variabel
n = jumlah sampel
k = jumlah variabel penjelas
Dengan pengujian hipotesis yang diajukan adalah sebagi berikut:
= menggunakan model Common Effect
= menggunakan model Fixed Effect
Adapun kriteria penilaiannya adalah sebagai berikut:
a. Jika p-value > 5%, maka diterima
b. Jika p-value < 5%, maka ditolak
2. Uji Hausman
Uji Hausman digunakan untuk memilih antara metode pendekatan Fixed
Effect atau Random Effect dengan mengikuti kriteria Wald, nilai statistik Hausman
akan mengikuti distribusi chi-kuadrat dengan rumus:
[ ] [ ] [ ]
(Juanda dan Junaidi, 2012:184)
Dalam uji Hausman, hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:
= menggunakan model Random Effect
= menggunakan model Fixed Effect
Dengan kriteria penilaian:
a. Jika p-value > 5%, maka diterima
b. Jika p-value < 5%, maka ditolak
3. Uji Langerange Multiplier
Menurut Rohmana (2010:243) untuk mengetahui apakah model Random
effect lebih baik dari OLS (common effect) digunakan uji Langerange Multiplier
(uji LM). Adapun formula yang digunakan dalam uji LM adalah sebagi berikut:
(
∑
∑ ∑
)
(Rohmana, 2010:243)
52
Tia Amelia, 2016 Pengaruh Dana Perimbangan dan Kemandirian Keuangan Daerah Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Pada Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2011-2014 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dimana:
n = jumlah individu
T = jumlah periode waktu
e = residual metode common effect
Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:
= menggunakan model Common Effect
= menggunakan model Random Effect
Kriteria penilaian dari uji LM adalah:
a. Jika nilai statistik kritis chi-kuadrat, maka diterima
b. Jika nilai statistik kritis chi-kuadrat, maka ditolak
Dalam pengujian ketiga model ini, jika pada uji Chow dan Hausman
menunjukan model yang paling tepat adalah fixed effect, maka tidak diperlukan
Uji LM. Uji LM digunakan jika Uji Chow menunjukan model yang paling tepat
adalah common effect, sedangkan pada Uji Hausman menunjukan model yang
paling tepat adalah random effect model.
3. Pengujian Hipotesis
a. Uji Keberartian Regresi (Uji F)
Menurut Sudjana (2003:90) :
Uji keberartian regresi linier multipel ini dimaksudkan untuk meyakinkan
diri apakah regresi (berbentuk linier) yang didapat berdasarkan penelitian
ada artinya bila dipakai untuk membuat kesimpulan mengenai hubungan
sejumlah peubah yang sedang diamati.
Untuk memperoleh gambaran mengenai keberartian hubungan regresi
antara variabel (dana perimbangan) dan (kemandirian keuangan daerah)
terhadap variabel Y (kesejahteraan masyarakat), maka dilakukan pengujian
keberartian regresi. Dengan rumusan hipotesis sebagai berikut :
: Regresi Tidak Berarti
H1: Regresi berarti
Dengan menggunakan rumus F yang diformulasikan sebagai berikut:
53
Tia Amelia, 2016 Pengaruh Dana Perimbangan dan Kemandirian Keuangan Daerah Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Pada Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2011-2014 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(Sudjana, 2003:91)
Keterangan :
= Jumlah Kuadrat Regresi
= Jumlah kuadrat sisa
N = Jumlah data
= Jumlah variabel independen
Kemudian hasil ini dikonsultasikan dengan nilai tabel F dengan dk
pembilang k dan dk penyebut (n-k-1) , taraf nyata 5% maka diperoleh .
Kesimpulan yang diambil adalah dengan membandingkan dengan
dengan ketentuan sebagai berikut :
a) Jika nilai Fhitung> nilai Ftabel, maka ditolak dan diterima
b) Jika nilai Fhitung ≤ nilai Ftabel, maka diterima dan ditolak.
b. Uji Keberartian Koefesien Regresi (Uji t)
Setelah melakukan uji koefesien regresi secara keseluruhan maka
selanjutnya adalah menghitung koefesien regresi secara individu. Uji-t dilakukan
untuk mengetahui apakah masing-masing variabel independen signifikan atau
tidak terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel independen
lainnya konstan.
Hipotesis yang disusun adalah sebagai berikut :
a. : β1 = 0, dana perimbangan tidak berpengaruh terhadap kesejahteraan
masyarakat.
: β1 > 0, dana perimbangan berpengaruh positif terhadap kesejahteraan
masyarakat.
b. : β2 = 0, kemandirian keuangan daerah tidak berpengaruh terhadap
kesejahteraan masyarakat.
: β2 > 0, kemandirian keuangan daerah berpengaruh positif terhadap
kesejahteraan masyarakat.
Adapun rumus menguji keberartian koefisien regresi adalah sebagai
berikut :
54
Tia Amelia, 2016 Pengaruh Dana Perimbangan dan Kemandirian Keuangan Daerah Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Pada Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2011-2014 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(Sudjana, 2003:111)
Keterangan :
= galat baku koefisien regresi
= nilai variabel bebas
Untuk menentukan galat baku koefisien terlebih dahulu harus dilakukan
pehitungan-perhitungan sebagai berikut :
a) Menghitung Nilai Galat Baku Taksiran Y ( )
(Sudjana, 2003 :110)
b) Menghitung Nilai Koefisien Korelasi Ganda
∑
( Sudjana, 2003 : 107)
c) Menghitung Jumlah Kuadrat Penyimpangan Peubah (∑ )
∑ ∑
∑
(Sudjana, 2003:77)
d) Menghitung Nilai Galat Baku Koefisien Regresi ( )
∑
( Sudjana, 2003 :110)
Setelah menghitung nilai t langkah selanjutnya membandingkan nilai
dengan nilai tabel student-t dengan dk = (n-k-1) taraf nyata 5% maka yang
akan diperoleh nilai Kesimpulan yang diambil adalah dengan
membandingkan dengan :
a) Jika nilai thitung > ttabel maka ditolak dan diterima
b) Jika nilai thitung ≤ nilai ttabel maka diterima dan ditolak
55
Tia Amelia, 2016 Pengaruh Dana Perimbangan dan Kemandirian Keuangan Daerah Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Pada Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2011-2014 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu