18
Wiwin Winarti, 2017 PENYUSUNAN BAHAN AJAR FISIKA SMP BERORIENTASI KESEIMBANGAN LITERASI SAINS PADA TEMA ALAM SEMESTA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian Research and Development (R&D) dengan modifikasi model 4-D (Thiagarajan et al., 1974) yang terdiri dari empat fase, yaitu pendefinisian (define), perancangan (design), pengembangan (develop), dan penyebaran (disseminate). Fase pendefinisian adalah fase identifikasi awal berupa pengumpulan informasi mengenai kemampuan literasi sains siswa pada tema alam semesta dan penggunaan bahan ajar di sekolah. Fase perancangan adalah awal disusunnya produk penelitian berupa bahan ajar. Fase pengembangan adalah fase validasi serta uji sempit dan luas produk. Fase pengembangan juga meliputi kegiatan revisi produk yang dilakukan setelah produk divalidasi dan di uji di lapangan. Fase penyebaran adalah penyebarluasan yang telah teruji dengan baik berdasarkan fase pengembangan. Namun, penelitian ini hanya dilakukan sampai fase pengembangan produk saja. B. Partisipan Partisipan yang terlibat dalam penelitian ini adalah dosen, pengamat pendidikan, guru mata pelajaran IPA, dan siswa. Dosen sebagai pembimbing pelaksanaan penelitian. Dosen ahli dan pengamat pendidikan sebagai pakar ahli yang melakukan validasi terhadap bahan ajar untuk menguji kelayakan bahan ajar. Guru sebagai sumber informasi keadaan peserta didik dan penggunaan bahan ajar serta sebagai validator bahan ajar. Siswa sebagai responden yang menggunakan bahan ajar serta melakukan uji keterbacaan. C. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP), sedangkan sampelnya adalah siswa terdiri dari kelas VIII yang diambil secara acak (random) dari SMP Negeri di Kota Bandung yang berasal dari sekolah cluster 1, 2,

BAB III METODE PENELITIAN A.repository.upi.edu/30007/5/S_FIS_1206353_Chapter3.pdfkekurangan dari bahan ajar. Kekurangan yang terdapat dalam bahan ajar dapat diminimalisir pada tahap

  • Upload
    others

  • View
    0

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN A.repository.upi.edu/30007/5/S_FIS_1206353_Chapter3.pdfkekurangan dari bahan ajar. Kekurangan yang terdapat dalam bahan ajar dapat diminimalisir pada tahap

Wiwin Winarti, 2017 PENYUSUNAN BAHAN AJAR FISIKA SMP BERORIENTASI KESEIMBANGAN LITERASI SAINS PADA TEMA ALAM SEMESTA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian Research and Development

(R&D) dengan modifikasi model 4-D (Thiagarajan et al., 1974) yang terdiri dari

empat fase, yaitu pendefinisian (define), perancangan (design), pengembangan

(develop), dan penyebaran (disseminate). Fase pendefinisian adalah fase identifikasi

awal berupa pengumpulan informasi mengenai kemampuan literasi sains siswa pada

tema alam semesta dan penggunaan bahan ajar di sekolah. Fase perancangan adalah

awal disusunnya produk penelitian berupa bahan ajar. Fase pengembangan adalah

fase validasi serta uji sempit dan luas produk. Fase pengembangan juga meliputi

kegiatan revisi produk yang dilakukan setelah produk divalidasi dan di uji di

lapangan. Fase penyebaran adalah penyebarluasan yang telah teruji dengan baik

berdasarkan fase pengembangan. Namun, penelitian ini hanya dilakukan sampai fase

pengembangan produk saja.

B. Partisipan

Partisipan yang terlibat dalam penelitian ini adalah dosen, pengamat pendidikan,

guru mata pelajaran IPA, dan siswa. Dosen sebagai pembimbing pelaksanaan

penelitian. Dosen ahli dan pengamat pendidikan sebagai pakar ahli yang melakukan

validasi terhadap bahan ajar untuk menguji kelayakan bahan ajar. Guru sebagai

sumber informasi keadaan peserta didik dan penggunaan bahan ajar serta sebagai

validator bahan ajar. Siswa sebagai responden yang menggunakan bahan ajar serta

melakukan uji keterbacaan.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP),

sedangkan sampelnya adalah siswa terdiri dari kelas VIII yang diambil secara acak

(random) dari SMP Negeri di Kota Bandung yang berasal dari sekolah cluster 1, 2,

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN A.repository.upi.edu/30007/5/S_FIS_1206353_Chapter3.pdfkekurangan dari bahan ajar. Kekurangan yang terdapat dalam bahan ajar dapat diminimalisir pada tahap

17

Wiwin Winarti, 2017 PENYUSUNAN BAHAN AJAR FISIKA SMP BERORIENTASI KESEIMBANGAN LITERASI SAINS PADA TEMA ALAM SEMESTA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan 3. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive

sampling. Teknik ini dilakukan dengan membagi populasi menjadi beberapa

kelompok atau tingkatan, kemudian dari setiap tingkatan tersebut diambil sampel

yang merepresentasikan tingkatan tersebut.

D. Prosedur Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan bahan ajar fisika SMP yang

berorientasi keseimbangan literasi sains pada tema alam semesta. Oleh karena itu,

penelitian yang digunakan adalah model 4-D (Sugiyono, 2013) yang dimodifikasi

menjadi 3-D dengan bagan seperti ditunjukkan oleh Gambar 3.1 berikut.

Gambar 3.1 Tahapan metode perencanaan dan pengembangan (R&D) modifikasi 4-D

(Sugiyono, 2013)

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN A.repository.upi.edu/30007/5/S_FIS_1206353_Chapter3.pdfkekurangan dari bahan ajar. Kekurangan yang terdapat dalam bahan ajar dapat diminimalisir pada tahap

18

Wiwin Winarti, 2017 PENYUSUNAN BAHAN AJAR FISIKA SMP BERORIENTASI KESEIMBANGAN LITERASI SAINS PADA TEMA ALAM SEMESTA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Langkah-langkah penelitian yang dilakukan dalam tiga tahap sebagai berikut:

1. Tahap Pendefinisian

a. Masalah dan potensi

Identifikasi awal adalah tahapan analisis terhadap permasalahan yang ada

terkait kemampuan literasi sains siswa pada tema alam semesta dan bahan ajar

yang digunakan di sekolah. Potensi-potensi permasalahan tersebut dapat

berasal dari siswa, guru, atau dari media pembelajaran seperti bahan ajar.

Untuk dapat mengetahui potensi dan masalah yang berkaitan dengan

kemampuan literasi sains pada tema alam semesta, maka pada tahapan ini

digunakan tiga buah instrumen yaitu soal tes literasi sains tema alam semesta

untuk siswa, angket bahan ajar untuk siswa, dan wawancara terkait

pembelajaran serta bahan ajar untuk guru.

b. Pengumpulan Informasi

Pengumpulan informasi sebagai bahan untuk penyusunan produk

yang diharapkan dapat menjadi solusi permasalahan yang ada. Produk yang

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN A.repository.upi.edu/30007/5/S_FIS_1206353_Chapter3.pdfkekurangan dari bahan ajar. Kekurangan yang terdapat dalam bahan ajar dapat diminimalisir pada tahap

19

Wiwin Winarti, 2017 PENYUSUNAN BAHAN AJAR FISIKA SMP BERORIENTASI KESEIMBANGAN LITERASI SAINS PADA TEMA ALAM SEMESTA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

akan dihasilkan dari penelitian ini adalah bahan ajar berorientasi

keseimbangan literasi sains pada tema alam semesta. Tahapan ini ditujukan

untuk menemukan konsep-konsep atau landasan-landasan teoritis yang

memperkuat hasil suatu produk.

Dalam tahap pendefinisian terdiri dari beberapa kegiatan yaitu:

1) Analisis kemampuan siswa yang bertujuan untuk mengetahui

kemampuan literasi sains siswa dan tanggapan siswa terhadap bahan

ajar.

2) Analisis kurikulum adalah mengidentifikasi konsep-konsep utama yang

dipelajari siswa.

3) Melakukan identifikasi materi yang akan disajikan dalam buku ajar yang

akan disusun.

4) Menyusun indikator materi yang akan disajikan dalam buku ajar yang

akan disusun.

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN A.repository.upi.edu/30007/5/S_FIS_1206353_Chapter3.pdfkekurangan dari bahan ajar. Kekurangan yang terdapat dalam bahan ajar dapat diminimalisir pada tahap

20

Wiwin Winarti, 2017 PENYUSUNAN BAHAN AJAR FISIKA SMP BERORIENTASI KESEIMBANGAN LITERASI SAINS PADA TEMA ALAM SEMESTA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Tahap Perencanaan

Tahap ini dilakukan setelah perumusan tujuan yang tertuang dalam indikator

hasil belajar. Pada tahap ini dilakukan tiga kegiatan, yaitu:

a. Pemilihan Format

Tahap ini dilakukan pemilihan format buku ajar Fisika SMP yang

berorientasi keseimbangan aspek-aspek literasi sains.

b. Desain Awal

Kegiatan ini meliputi penulisan yang disesuaikan dengan keseimbangan

aspek-aspek literasi sains, penelaahan, dan pengeditan buku ajar tentang

kalimat yang digunakan, susunan kata, gambar, tabel, format, dan

evaluasi.

c. Pemilihan Strategi dan Metode

Pemilihan strategi dan metode dimaksudkan untuk menentukan strategi

ataupun metode yang tepat dalam penggunaan bahan ajar untuk

memperoleh hasil yang optimal.

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN A.repository.upi.edu/30007/5/S_FIS_1206353_Chapter3.pdfkekurangan dari bahan ajar. Kekurangan yang terdapat dalam bahan ajar dapat diminimalisir pada tahap

21

Wiwin Winarti, 2017 PENYUSUNAN BAHAN AJAR FISIKA SMP BERORIENTASI KESEIMBANGAN LITERASI SAINS PADA TEMA ALAM SEMESTA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Tahap Pengembangan

Dalam tahap ini terdiri dari beberapa kegiatan yaitu:

a. Validasi

Validasi produk adalah kegiatan menilai bahan ajar dirancang sesuai

dengan tujuan perancangan atau tidak. Hasil yang didapat dari validasi produk

ini adalah berupa perkiraan rasional. Dikatakan perkiraan rasional karena

validasi tahap ini masih berupa pemikiran rasional dari ahli dan bukan

merupakan fakta lapangan. Proses validasi produk dilakukan dengan cara

menghadirkan beberapa ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai

rancangan bahan ajar.

b. Uji Sempit Produk

Uji sempit produk adalah tahap pengujian keterbacaan bahan ajar di

lapangan (sekolah) dengan sampel yang terbatas. Tahapan ini dilakukan

bersamaan dengan validasi produk. Dalam uji sempit produk ini terdapat dua

instrumen yang diujikan yaitu tes uji rumpang dan angket keterbacaan bahan

ajar oleh siswa serta wawancara yang dilakukan kepada beberapa siswa.

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN A.repository.upi.edu/30007/5/S_FIS_1206353_Chapter3.pdfkekurangan dari bahan ajar. Kekurangan yang terdapat dalam bahan ajar dapat diminimalisir pada tahap

22

Wiwin Winarti, 2017 PENYUSUNAN BAHAN AJAR FISIKA SMP BERORIENTASI KESEIMBANGAN LITERASI SAINS PADA TEMA ALAM SEMESTA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Revisi Awal Produk

Tahap revisi awal produk dilakuakn setelah mengetahui kelebihan dan

kekurangan dari bahan ajar. Kekurangan yang terdapat dalam bahan ajar dapat

diminimalisir pada tahap ini. Adapun kelebihan dari bahan ajar akan

dipertahankan dan ditingkatkan berdasarkan masukan yang didapat dari

validasi ataupun dari hasil uji sempit produk.

d. Uji Luas Produk

Setelah melewati tahap revisi awal, bahan ajar di uji kembali di lapangn

dengan sampel yang lebih banyak dari uji sempit. Tujuan dari uji luas produk

ini adalah untuk mendapatkan data yang lebih akurat jika dibandingkan

dengan data yang dihasilkan pada tahap uji sempit.

e. Revisi Akhir Produk

Tahapan uji luas produk akan menghasilkan masukan atau saran terkait

kelebihan dan kelemahan yang ada dalam bahan ajat. Masukan atau saran

tersebut menjadi landasan dilakukannya revisi akhir bahan ajar.

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN A.repository.upi.edu/30007/5/S_FIS_1206353_Chapter3.pdfkekurangan dari bahan ajar. Kekurangan yang terdapat dalam bahan ajar dapat diminimalisir pada tahap

23

Wiwin Winarti, 2017 PENYUSUNAN BAHAN AJAR FISIKA SMP BERORIENTASI KESEIMBANGAN LITERASI SAINS PADA TEMA ALAM SEMESTA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan baik pada tahap identifikasi awal ataupun

pengembangan bahan ajar untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan, dijelaskan

dalam Tabel 3.1 berikut ini.

Tabel 3. 1 Instrumen Penelitian

No Jenis Instrumen Kegunaan Instrumen

1 Tes literasi sains pada tema alam

semesta

Digunakan dalam tahap identifikasi awal

untuk mengetahui kemampuan literasi

sains siswa.

2 Angket penggunaan bahan ajar di

sekolah

Digunakan untuk mengetahui bahan ajar

apa yang digunakan di sekolah.

3

Lembar validasi bahan ajar

a. Kesesuaian draft bahan ajar dengan

asperk literasi sains

b. Komponen kelayakan penyajian

c. Komopnen kelayakan bahasa

d. Komponen kelayakan kegrafikaan

Digunakan sebagai lembar penilaian

bahan ajar oleh ahli.

4 Angket keterbacaan bahan ajar

Digunakan dalam tahap uji sempit dan

luas untuk mengetahui keterbacaan

bahan ajar.

5 Angket tingkat kesukaran bahan ajar Digunakan dalam tahap uji sempit dan

luas untuk mengetahui tingkat kesukaran

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN A.repository.upi.edu/30007/5/S_FIS_1206353_Chapter3.pdfkekurangan dari bahan ajar. Kekurangan yang terdapat dalam bahan ajar dapat diminimalisir pada tahap

24

Wiwin Winarti, 2017 PENYUSUNAN BAHAN AJAR FISIKA SMP BERORIENTASI KESEIMBANGAN LITERASI SAINS PADA TEMA ALAM SEMESTA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bahan ajar.

6 Soal uji rumpang

Digunakan dalam tahap uji sempit dan

luas berupa soal isian yang diberikan

kepada siswa setelah membaca bahan

ajar.

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Dalam penelitian ini ada empat instrumen yang digunakan yaitu lembar validasi

bahan ajar untuk ahli, angket keterbacaan bahan ajar, soal uji rumpang serta soal uji

konsep/literasi sains pada tema alam semesta. Adapun pengolahan data yang didapat

dari keempat instrumen adalah sebagai berikut.

1. Pengolahan Data Tes Literasi Sains

Data yang diperoleh dari soal uji konsep/literasi sains yang diberikan adalah

berupa skor yang berkisar dalam rentang 1-100. Skor siswa diperoleh dengan

menggunakan rumus:

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN A.repository.upi.edu/30007/5/S_FIS_1206353_Chapter3.pdfkekurangan dari bahan ajar. Kekurangan yang terdapat dalam bahan ajar dapat diminimalisir pada tahap

25

Wiwin Winarti, 2017 PENYUSUNAN BAHAN AJAR FISIKA SMP BERORIENTASI KESEIMBANGAN LITERASI SAINS PADA TEMA ALAM SEMESTA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Seluruh skor yang diperoleh siswa kemudian dirata-ratakan untuk mengetahui

kemampuan literasi sains pada tema alam semesta secara umum. Penafsiran ini

dilakukan berdasarkan kategori menurut Purwanto (dalam Mawardini, 2015)

sebagai berikut:

Tabel 3. 2 Kategori Presentase Tes Literasi Sains Siswa

Presentase Predikat

86-100% Sangat baik

76-85 Baik

60-75 Cukup

55-59 Kurang

≤ 54% Kurang sekali

2. Pengolahan Penggunaan Bahan Ajar di Sekolah

Hasil yang diperoleh dari penggunaan angket dalam penelitian ini diolah

menggunakan persentase 0-100% untuk setiap butir pernyataan yang terdapat

dalam angket. Berdasarkan persentase yang didapat, ditetapkanlah jawaban yang

paling dominan di setiap butir pernyataan.

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN A.repository.upi.edu/30007/5/S_FIS_1206353_Chapter3.pdfkekurangan dari bahan ajar. Kekurangan yang terdapat dalam bahan ajar dapat diminimalisir pada tahap

26

Wiwin Winarti, 2017 PENYUSUNAN BAHAN AJAR FISIKA SMP BERORIENTASI KESEIMBANGAN LITERASI SAINS PADA TEMA ALAM SEMESTA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Pengolahan Data dari Lembar Validasi Bahan Ajar

Lembar validasi dalam penelitian dibagi menjadi 2 yaitu kesesuaian antara

ciri-ciri aspek literasi sains dan draft bahan ajar dan komponen kelayakan

kegrafikaan.

a. Kesesuaian antara ciri-ciri aspek literasi sains dan draft bahan ajar

Data yang diperoleh dari lembar validasi ini adalah data kualitatif berupa

sesuai atau tidak sesuai antara ciri-ciri aspek literasi sains dan draft bahan ajar.

Wilkinson (1999) menyebutkan bahwa muatan literasi sains meliputi sains

sebagai batang tubuh pengetahuan, sains sebagai investigasi, sains sebagai

cara berpikir, dan interaksi antara sains, teknologi dan masyarakat. Keempat

aspek tersebut saling terikat satu sama lainnya. Data yang diperoleh dari hasil

validasi ahli akan dihitung jumlah pernyataannya masing-masing aspek

kemudian dibandingkan dengan aspek yang lainnya. Proposisi masing-masing

aspek dapat digambarkan melalui Tabel 3.3 berikut.

Tabel 3. 3 Proporsi Aspek Literasi Sains

Aspek Proposisi

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN A.repository.upi.edu/30007/5/S_FIS_1206353_Chapter3.pdfkekurangan dari bahan ajar. Kekurangan yang terdapat dalam bahan ajar dapat diminimalisir pada tahap

27

Wiwin Winarti, 2017 PENYUSUNAN BAHAN AJAR FISIKA SMP BERORIENTASI KESEIMBANGAN LITERASI SAINS PADA TEMA ALAM SEMESTA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengetahuan Sains 38% - 42%

Sains sebagai Cara Investigasi 19% - 26%

Sains sebagai Cara Berpikir 13% - 19%

Interaksi antara Sains, Teknologi dan Masyarakat 20% - 23%

(Wilkinson, 1999)

b. Komponen kelayakan kegrafikaan

Data yang diperoleh dari lembar validasi komponen kelayakan

kegrafikaan, kelayakan penyajian dan kelayakan bahasa oleh ahli diolah

secara kuantatif dengan pemberian skor 1-4 dengan perincian seperti

ditunjukkan Tabel 3.4 berikut ini.

Tabel 3. 4 Kriteria Skor Validasi Bahan Ajar

Kriteria Skor Pusdikurbuk Rentang Skor

Tidak sesuai 1

0,4 ≤ x < 1,2 2

Kurang sesuai

3

1,2 ≤ x < 2,4 4

5

Sesuai

6

2,4 ≤ x < 3,6 7

8

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN A.repository.upi.edu/30007/5/S_FIS_1206353_Chapter3.pdfkekurangan dari bahan ajar. Kekurangan yang terdapat dalam bahan ajar dapat diminimalisir pada tahap

28

Wiwin Winarti, 2017 PENYUSUNAN BAHAN AJAR FISIKA SMP BERORIENTASI KESEIMBANGAN LITERASI SAINS PADA TEMA ALAM SEMESTA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sangat sesuai 9

≥ 3,60 10

(pusdikurbuk, 2014)

Hasil pemberian skor setiap komponen yang disajikan dalam lembar validasi

akan dirata-ratakan. Hasil rata-rata tersebut akan menunjukkan kriteria bahan ajar

apakah tidak sesuai, kurang sesuai atau sangat sesuai.

Selain nilai secara kuantitatif seperti yang ditunjukkan Tabel 3.4. Lembar

validasi bahan ajar juga menyediakan kolom komentar yang dapat diisi oleh para

ahli berupa alasan pemberian skor terhdap bahan air. Selain itu, kolom komentar

juga dapat digunakan untuk memberikan saran dan kritik terhadap bahan ajar.

Saran dan kritik dari para ahli dalam lembar validasi menjadi data kualitatif

dalam penelitian ini.

4. Pengolahan Data Angket Keterbacaan Bahan Ajar

Hasil yang diperoleh dari penggunaan angket dalam penelitian ini adalah

berupa pernyataan sangat setuju (SS), tidak setuju (S), tidak setuju (TS), dan

sangat tidak setuu (STS). Menurut Sugiyono (2013) skala likert digunakan untuk

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN A.repository.upi.edu/30007/5/S_FIS_1206353_Chapter3.pdfkekurangan dari bahan ajar. Kekurangan yang terdapat dalam bahan ajar dapat diminimalisir pada tahap

29

Wiwin Winarti, 2017 PENYUSUNAN BAHAN AJAR FISIKA SMP BERORIENTASI KESEIMBANGAN LITERASI SAINS PADA TEMA ALAM SEMESTA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang

fenomena sosial.

Keterangan:

P : Angka presentase,

Skor ideal : skor tertinggi tiap butir x jumlah responden

Hasilnya

digambarkan pada Gambar 3.2 berikut:

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN A.repository.upi.edu/30007/5/S_FIS_1206353_Chapter3.pdfkekurangan dari bahan ajar. Kekurangan yang terdapat dalam bahan ajar dapat diminimalisir pada tahap

30

Wiwin Winarti, 2017 PENYUSUNAN BAHAN AJAR FISIKA SMP BERORIENTASI KESEIMBANGAN LITERASI SAINS PADA TEMA ALAM SEMESTA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Pengolahan Data Angket Kesukaran Bahan Ajar

Hasil yang diperoleh dari angket kesukaran bahan ajar dalam penelitian ini

adalah berupa pernyataan sangat mudah, mudah, sulit dipahami, sangat sulit

dipahami yang kemudian diolah menggunakan presentase 0-100% untuk setiap

butir pernyataan yang terdapat dalam angket. Berdasarkan presentase yang

didapat, ditetapkanlah jawaban yang paling dominan disetiap butir pernyataan

yang menunjukkan kearah positif atau negative.

6. Pengolahan Data Soal Uji Rumpang

Uji rumpang merupakan suatu metode mengukur keterbacaan suatu bacaan

oleh seseorang. Oleh karena itu, uji rumpang sangat cocok digunakan dalam

penelitian ini yang menghasilkan produk berupa bahan ajar. Pembaca dituntut

mampu memahami wacana yang tidak lengkap sebelum mengisi bagian kata

yang dihilangkan dengan kata yang tepat.

Page 16: BAB III METODE PENELITIAN A.repository.upi.edu/30007/5/S_FIS_1206353_Chapter3.pdfkekurangan dari bahan ajar. Kekurangan yang terdapat dalam bahan ajar dapat diminimalisir pada tahap

31

Wiwin Winarti, 2017 PENYUSUNAN BAHAN AJAR FISIKA SMP BERORIENTASI KESEIMBANGAN LITERASI SAINS PADA TEMA ALAM SEMESTA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengumpulan data pada uji rumpang dapat dilakukan dengan cara berikut :

a. Memeriksa kesesuaian jawaban yang dikerjkan siswa dengan kunci jawban

soal yang telah dibuat peneliti

b. Menghitung skor total yang diperoleh sisiwa dengan menjumlahkan skor

masing-masing total

c. Mengolah skor yang diperoleh siswa dalam bentuk presentase, digunakan

rumus sebagai berikut :

Page 17: BAB III METODE PENELITIAN A.repository.upi.edu/30007/5/S_FIS_1206353_Chapter3.pdfkekurangan dari bahan ajar. Kekurangan yang terdapat dalam bahan ajar dapat diminimalisir pada tahap

32

Wiwin Winarti, 2017 PENYUSUNAN BAHAN AJAR FISIKA SMP BERORIENTASI KESEIMBANGAN LITERASI SAINS PADA TEMA ALAM SEMESTA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan :

q : prosentase siswa yang menjawab soal benar (%)

y : jumlah jawaban siswa yang benar

n : jumlah soal keseluruhan

d. Mentabulasi hasil uji rumpang

Interpretasi hasil uji rumpang dengan menggunakan system pemberian skor

mnurut Rankin & Culhame (dalam Suryadi, 2007) adalah seperti ditunjukan

Tabel 3.5 berikut

Tabel 3.5 Penafsiran Hasil Uji Rumpang

Presentase Tingkat Keterbacaan

61-100% Tinggi (Kategori Mandiri)

41-60% Sedang (Kategori Instruksional)

0- 40% Rendah (Kategori Sulit)

Berdasarkan Tabel 3.5 presentase hasil uji rumpang sebesar (0-40%)

menunjukan tingkat keterbacaan rendah artinya bahan bacaan berada pada

kategori sulit atau sukar dipahami. Untuk presentase hasil uji rumpang sebesar

Page 18: BAB III METODE PENELITIAN A.repository.upi.edu/30007/5/S_FIS_1206353_Chapter3.pdfkekurangan dari bahan ajar. Kekurangan yang terdapat dalam bahan ajar dapat diminimalisir pada tahap

33

Wiwin Winarti, 2017 PENYUSUNAN BAHAN AJAR FISIKA SMP BERORIENTASI KESEIMBANGAN LITERASI SAINS PADA TEMA ALAM SEMESTA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(41-60%) menunjukan tingkat keterbacaan sedang, bahan bacaan berada pada

kategori instruksional artinya perlu bantuan pihak lain untuk memandu

pembaca dalam memahami bacaan. Untuk presentase hasil uji rumpang

sebesar (61-100%) menunjukan tingkat keterbacaan tinggi dengan bahan

bacaan berada pada kategori mandiri artinya bahan bacaan mudah dipahami

dan dapat digunakan secara mandiri.