Upload
others
View
0
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Wiwin Winarti, 2017 PENYUSUNAN BAHAN AJAR FISIKA SMP BERORIENTASI KESEIMBANGAN LITERASI SAINS PADA TEMA ALAM SEMESTA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian Research and Development
(R&D) dengan modifikasi model 4-D (Thiagarajan et al., 1974) yang terdiri dari
empat fase, yaitu pendefinisian (define), perancangan (design), pengembangan
(develop), dan penyebaran (disseminate). Fase pendefinisian adalah fase identifikasi
awal berupa pengumpulan informasi mengenai kemampuan literasi sains siswa pada
tema alam semesta dan penggunaan bahan ajar di sekolah. Fase perancangan adalah
awal disusunnya produk penelitian berupa bahan ajar. Fase pengembangan adalah
fase validasi serta uji sempit dan luas produk. Fase pengembangan juga meliputi
kegiatan revisi produk yang dilakukan setelah produk divalidasi dan di uji di
lapangan. Fase penyebaran adalah penyebarluasan yang telah teruji dengan baik
berdasarkan fase pengembangan. Namun, penelitian ini hanya dilakukan sampai fase
pengembangan produk saja.
B. Partisipan
Partisipan yang terlibat dalam penelitian ini adalah dosen, pengamat pendidikan,
guru mata pelajaran IPA, dan siswa. Dosen sebagai pembimbing pelaksanaan
penelitian. Dosen ahli dan pengamat pendidikan sebagai pakar ahli yang melakukan
validasi terhadap bahan ajar untuk menguji kelayakan bahan ajar. Guru sebagai
sumber informasi keadaan peserta didik dan penggunaan bahan ajar serta sebagai
validator bahan ajar. Siswa sebagai responden yang menggunakan bahan ajar serta
melakukan uji keterbacaan.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP),
sedangkan sampelnya adalah siswa terdiri dari kelas VIII yang diambil secara acak
(random) dari SMP Negeri di Kota Bandung yang berasal dari sekolah cluster 1, 2,
17
Wiwin Winarti, 2017 PENYUSUNAN BAHAN AJAR FISIKA SMP BERORIENTASI KESEIMBANGAN LITERASI SAINS PADA TEMA ALAM SEMESTA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dan 3. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive
sampling. Teknik ini dilakukan dengan membagi populasi menjadi beberapa
kelompok atau tingkatan, kemudian dari setiap tingkatan tersebut diambil sampel
yang merepresentasikan tingkatan tersebut.
D. Prosedur Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan bahan ajar fisika SMP yang
berorientasi keseimbangan literasi sains pada tema alam semesta. Oleh karena itu,
penelitian yang digunakan adalah model 4-D (Sugiyono, 2013) yang dimodifikasi
menjadi 3-D dengan bagan seperti ditunjukkan oleh Gambar 3.1 berikut.
Gambar 3.1 Tahapan metode perencanaan dan pengembangan (R&D) modifikasi 4-D
(Sugiyono, 2013)
18
Wiwin Winarti, 2017 PENYUSUNAN BAHAN AJAR FISIKA SMP BERORIENTASI KESEIMBANGAN LITERASI SAINS PADA TEMA ALAM SEMESTA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Langkah-langkah penelitian yang dilakukan dalam tiga tahap sebagai berikut:
1. Tahap Pendefinisian
a. Masalah dan potensi
Identifikasi awal adalah tahapan analisis terhadap permasalahan yang ada
terkait kemampuan literasi sains siswa pada tema alam semesta dan bahan ajar
yang digunakan di sekolah. Potensi-potensi permasalahan tersebut dapat
berasal dari siswa, guru, atau dari media pembelajaran seperti bahan ajar.
Untuk dapat mengetahui potensi dan masalah yang berkaitan dengan
kemampuan literasi sains pada tema alam semesta, maka pada tahapan ini
digunakan tiga buah instrumen yaitu soal tes literasi sains tema alam semesta
untuk siswa, angket bahan ajar untuk siswa, dan wawancara terkait
pembelajaran serta bahan ajar untuk guru.
b. Pengumpulan Informasi
Pengumpulan informasi sebagai bahan untuk penyusunan produk
yang diharapkan dapat menjadi solusi permasalahan yang ada. Produk yang
19
Wiwin Winarti, 2017 PENYUSUNAN BAHAN AJAR FISIKA SMP BERORIENTASI KESEIMBANGAN LITERASI SAINS PADA TEMA ALAM SEMESTA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
akan dihasilkan dari penelitian ini adalah bahan ajar berorientasi
keseimbangan literasi sains pada tema alam semesta. Tahapan ini ditujukan
untuk menemukan konsep-konsep atau landasan-landasan teoritis yang
memperkuat hasil suatu produk.
Dalam tahap pendefinisian terdiri dari beberapa kegiatan yaitu:
1) Analisis kemampuan siswa yang bertujuan untuk mengetahui
kemampuan literasi sains siswa dan tanggapan siswa terhadap bahan
ajar.
2) Analisis kurikulum adalah mengidentifikasi konsep-konsep utama yang
dipelajari siswa.
3) Melakukan identifikasi materi yang akan disajikan dalam buku ajar yang
akan disusun.
4) Menyusun indikator materi yang akan disajikan dalam buku ajar yang
akan disusun.
20
Wiwin Winarti, 2017 PENYUSUNAN BAHAN AJAR FISIKA SMP BERORIENTASI KESEIMBANGAN LITERASI SAINS PADA TEMA ALAM SEMESTA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Tahap Perencanaan
Tahap ini dilakukan setelah perumusan tujuan yang tertuang dalam indikator
hasil belajar. Pada tahap ini dilakukan tiga kegiatan, yaitu:
a. Pemilihan Format
Tahap ini dilakukan pemilihan format buku ajar Fisika SMP yang
berorientasi keseimbangan aspek-aspek literasi sains.
b. Desain Awal
Kegiatan ini meliputi penulisan yang disesuaikan dengan keseimbangan
aspek-aspek literasi sains, penelaahan, dan pengeditan buku ajar tentang
kalimat yang digunakan, susunan kata, gambar, tabel, format, dan
evaluasi.
c. Pemilihan Strategi dan Metode
Pemilihan strategi dan metode dimaksudkan untuk menentukan strategi
ataupun metode yang tepat dalam penggunaan bahan ajar untuk
memperoleh hasil yang optimal.
21
Wiwin Winarti, 2017 PENYUSUNAN BAHAN AJAR FISIKA SMP BERORIENTASI KESEIMBANGAN LITERASI SAINS PADA TEMA ALAM SEMESTA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Tahap Pengembangan
Dalam tahap ini terdiri dari beberapa kegiatan yaitu:
a. Validasi
Validasi produk adalah kegiatan menilai bahan ajar dirancang sesuai
dengan tujuan perancangan atau tidak. Hasil yang didapat dari validasi produk
ini adalah berupa perkiraan rasional. Dikatakan perkiraan rasional karena
validasi tahap ini masih berupa pemikiran rasional dari ahli dan bukan
merupakan fakta lapangan. Proses validasi produk dilakukan dengan cara
menghadirkan beberapa ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai
rancangan bahan ajar.
b. Uji Sempit Produk
Uji sempit produk adalah tahap pengujian keterbacaan bahan ajar di
lapangan (sekolah) dengan sampel yang terbatas. Tahapan ini dilakukan
bersamaan dengan validasi produk. Dalam uji sempit produk ini terdapat dua
instrumen yang diujikan yaitu tes uji rumpang dan angket keterbacaan bahan
ajar oleh siswa serta wawancara yang dilakukan kepada beberapa siswa.
22
Wiwin Winarti, 2017 PENYUSUNAN BAHAN AJAR FISIKA SMP BERORIENTASI KESEIMBANGAN LITERASI SAINS PADA TEMA ALAM SEMESTA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c. Revisi Awal Produk
Tahap revisi awal produk dilakuakn setelah mengetahui kelebihan dan
kekurangan dari bahan ajar. Kekurangan yang terdapat dalam bahan ajar dapat
diminimalisir pada tahap ini. Adapun kelebihan dari bahan ajar akan
dipertahankan dan ditingkatkan berdasarkan masukan yang didapat dari
validasi ataupun dari hasil uji sempit produk.
d. Uji Luas Produk
Setelah melewati tahap revisi awal, bahan ajar di uji kembali di lapangn
dengan sampel yang lebih banyak dari uji sempit. Tujuan dari uji luas produk
ini adalah untuk mendapatkan data yang lebih akurat jika dibandingkan
dengan data yang dihasilkan pada tahap uji sempit.
e. Revisi Akhir Produk
Tahapan uji luas produk akan menghasilkan masukan atau saran terkait
kelebihan dan kelemahan yang ada dalam bahan ajat. Masukan atau saran
tersebut menjadi landasan dilakukannya revisi akhir bahan ajar.
23
Wiwin Winarti, 2017 PENYUSUNAN BAHAN AJAR FISIKA SMP BERORIENTASI KESEIMBANGAN LITERASI SAINS PADA TEMA ALAM SEMESTA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan baik pada tahap identifikasi awal ataupun
pengembangan bahan ajar untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan, dijelaskan
dalam Tabel 3.1 berikut ini.
Tabel 3. 1 Instrumen Penelitian
No Jenis Instrumen Kegunaan Instrumen
1 Tes literasi sains pada tema alam
semesta
Digunakan dalam tahap identifikasi awal
untuk mengetahui kemampuan literasi
sains siswa.
2 Angket penggunaan bahan ajar di
sekolah
Digunakan untuk mengetahui bahan ajar
apa yang digunakan di sekolah.
3
Lembar validasi bahan ajar
a. Kesesuaian draft bahan ajar dengan
asperk literasi sains
b. Komponen kelayakan penyajian
c. Komopnen kelayakan bahasa
d. Komponen kelayakan kegrafikaan
Digunakan sebagai lembar penilaian
bahan ajar oleh ahli.
4 Angket keterbacaan bahan ajar
Digunakan dalam tahap uji sempit dan
luas untuk mengetahui keterbacaan
bahan ajar.
5 Angket tingkat kesukaran bahan ajar Digunakan dalam tahap uji sempit dan
luas untuk mengetahui tingkat kesukaran
24
Wiwin Winarti, 2017 PENYUSUNAN BAHAN AJAR FISIKA SMP BERORIENTASI KESEIMBANGAN LITERASI SAINS PADA TEMA ALAM SEMESTA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
bahan ajar.
6 Soal uji rumpang
Digunakan dalam tahap uji sempit dan
luas berupa soal isian yang diberikan
kepada siswa setelah membaca bahan
ajar.
F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Dalam penelitian ini ada empat instrumen yang digunakan yaitu lembar validasi
bahan ajar untuk ahli, angket keterbacaan bahan ajar, soal uji rumpang serta soal uji
konsep/literasi sains pada tema alam semesta. Adapun pengolahan data yang didapat
dari keempat instrumen adalah sebagai berikut.
1. Pengolahan Data Tes Literasi Sains
Data yang diperoleh dari soal uji konsep/literasi sains yang diberikan adalah
berupa skor yang berkisar dalam rentang 1-100. Skor siswa diperoleh dengan
menggunakan rumus:
25
Wiwin Winarti, 2017 PENYUSUNAN BAHAN AJAR FISIKA SMP BERORIENTASI KESEIMBANGAN LITERASI SAINS PADA TEMA ALAM SEMESTA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Seluruh skor yang diperoleh siswa kemudian dirata-ratakan untuk mengetahui
kemampuan literasi sains pada tema alam semesta secara umum. Penafsiran ini
dilakukan berdasarkan kategori menurut Purwanto (dalam Mawardini, 2015)
sebagai berikut:
Tabel 3. 2 Kategori Presentase Tes Literasi Sains Siswa
Presentase Predikat
86-100% Sangat baik
76-85 Baik
60-75 Cukup
55-59 Kurang
≤ 54% Kurang sekali
2. Pengolahan Penggunaan Bahan Ajar di Sekolah
Hasil yang diperoleh dari penggunaan angket dalam penelitian ini diolah
menggunakan persentase 0-100% untuk setiap butir pernyataan yang terdapat
dalam angket. Berdasarkan persentase yang didapat, ditetapkanlah jawaban yang
paling dominan di setiap butir pernyataan.
26
Wiwin Winarti, 2017 PENYUSUNAN BAHAN AJAR FISIKA SMP BERORIENTASI KESEIMBANGAN LITERASI SAINS PADA TEMA ALAM SEMESTA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Pengolahan Data dari Lembar Validasi Bahan Ajar
Lembar validasi dalam penelitian dibagi menjadi 2 yaitu kesesuaian antara
ciri-ciri aspek literasi sains dan draft bahan ajar dan komponen kelayakan
kegrafikaan.
a. Kesesuaian antara ciri-ciri aspek literasi sains dan draft bahan ajar
Data yang diperoleh dari lembar validasi ini adalah data kualitatif berupa
sesuai atau tidak sesuai antara ciri-ciri aspek literasi sains dan draft bahan ajar.
Wilkinson (1999) menyebutkan bahwa muatan literasi sains meliputi sains
sebagai batang tubuh pengetahuan, sains sebagai investigasi, sains sebagai
cara berpikir, dan interaksi antara sains, teknologi dan masyarakat. Keempat
aspek tersebut saling terikat satu sama lainnya. Data yang diperoleh dari hasil
validasi ahli akan dihitung jumlah pernyataannya masing-masing aspek
kemudian dibandingkan dengan aspek yang lainnya. Proposisi masing-masing
aspek dapat digambarkan melalui Tabel 3.3 berikut.
Tabel 3. 3 Proporsi Aspek Literasi Sains
Aspek Proposisi
27
Wiwin Winarti, 2017 PENYUSUNAN BAHAN AJAR FISIKA SMP BERORIENTASI KESEIMBANGAN LITERASI SAINS PADA TEMA ALAM SEMESTA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pengetahuan Sains 38% - 42%
Sains sebagai Cara Investigasi 19% - 26%
Sains sebagai Cara Berpikir 13% - 19%
Interaksi antara Sains, Teknologi dan Masyarakat 20% - 23%
(Wilkinson, 1999)
b. Komponen kelayakan kegrafikaan
Data yang diperoleh dari lembar validasi komponen kelayakan
kegrafikaan, kelayakan penyajian dan kelayakan bahasa oleh ahli diolah
secara kuantatif dengan pemberian skor 1-4 dengan perincian seperti
ditunjukkan Tabel 3.4 berikut ini.
Tabel 3. 4 Kriteria Skor Validasi Bahan Ajar
Kriteria Skor Pusdikurbuk Rentang Skor
Tidak sesuai 1
0,4 ≤ x < 1,2 2
Kurang sesuai
3
1,2 ≤ x < 2,4 4
5
Sesuai
6
2,4 ≤ x < 3,6 7
8
28
Wiwin Winarti, 2017 PENYUSUNAN BAHAN AJAR FISIKA SMP BERORIENTASI KESEIMBANGAN LITERASI SAINS PADA TEMA ALAM SEMESTA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sangat sesuai 9
≥ 3,60 10
(pusdikurbuk, 2014)
Hasil pemberian skor setiap komponen yang disajikan dalam lembar validasi
akan dirata-ratakan. Hasil rata-rata tersebut akan menunjukkan kriteria bahan ajar
apakah tidak sesuai, kurang sesuai atau sangat sesuai.
Selain nilai secara kuantitatif seperti yang ditunjukkan Tabel 3.4. Lembar
validasi bahan ajar juga menyediakan kolom komentar yang dapat diisi oleh para
ahli berupa alasan pemberian skor terhdap bahan air. Selain itu, kolom komentar
juga dapat digunakan untuk memberikan saran dan kritik terhadap bahan ajar.
Saran dan kritik dari para ahli dalam lembar validasi menjadi data kualitatif
dalam penelitian ini.
4. Pengolahan Data Angket Keterbacaan Bahan Ajar
Hasil yang diperoleh dari penggunaan angket dalam penelitian ini adalah
berupa pernyataan sangat setuju (SS), tidak setuju (S), tidak setuju (TS), dan
sangat tidak setuu (STS). Menurut Sugiyono (2013) skala likert digunakan untuk
29
Wiwin Winarti, 2017 PENYUSUNAN BAHAN AJAR FISIKA SMP BERORIENTASI KESEIMBANGAN LITERASI SAINS PADA TEMA ALAM SEMESTA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang
fenomena sosial.
Keterangan:
P : Angka presentase,
Skor ideal : skor tertinggi tiap butir x jumlah responden
Hasilnya
digambarkan pada Gambar 3.2 berikut:
30
Wiwin Winarti, 2017 PENYUSUNAN BAHAN AJAR FISIKA SMP BERORIENTASI KESEIMBANGAN LITERASI SAINS PADA TEMA ALAM SEMESTA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5. Pengolahan Data Angket Kesukaran Bahan Ajar
Hasil yang diperoleh dari angket kesukaran bahan ajar dalam penelitian ini
adalah berupa pernyataan sangat mudah, mudah, sulit dipahami, sangat sulit
dipahami yang kemudian diolah menggunakan presentase 0-100% untuk setiap
butir pernyataan yang terdapat dalam angket. Berdasarkan presentase yang
didapat, ditetapkanlah jawaban yang paling dominan disetiap butir pernyataan
yang menunjukkan kearah positif atau negative.
6. Pengolahan Data Soal Uji Rumpang
Uji rumpang merupakan suatu metode mengukur keterbacaan suatu bacaan
oleh seseorang. Oleh karena itu, uji rumpang sangat cocok digunakan dalam
penelitian ini yang menghasilkan produk berupa bahan ajar. Pembaca dituntut
mampu memahami wacana yang tidak lengkap sebelum mengisi bagian kata
yang dihilangkan dengan kata yang tepat.
31
Wiwin Winarti, 2017 PENYUSUNAN BAHAN AJAR FISIKA SMP BERORIENTASI KESEIMBANGAN LITERASI SAINS PADA TEMA ALAM SEMESTA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pengumpulan data pada uji rumpang dapat dilakukan dengan cara berikut :
a. Memeriksa kesesuaian jawaban yang dikerjkan siswa dengan kunci jawban
soal yang telah dibuat peneliti
b. Menghitung skor total yang diperoleh sisiwa dengan menjumlahkan skor
masing-masing total
c. Mengolah skor yang diperoleh siswa dalam bentuk presentase, digunakan
rumus sebagai berikut :
32
Wiwin Winarti, 2017 PENYUSUNAN BAHAN AJAR FISIKA SMP BERORIENTASI KESEIMBANGAN LITERASI SAINS PADA TEMA ALAM SEMESTA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Keterangan :
q : prosentase siswa yang menjawab soal benar (%)
y : jumlah jawaban siswa yang benar
n : jumlah soal keseluruhan
d. Mentabulasi hasil uji rumpang
Interpretasi hasil uji rumpang dengan menggunakan system pemberian skor
mnurut Rankin & Culhame (dalam Suryadi, 2007) adalah seperti ditunjukan
Tabel 3.5 berikut
Tabel 3.5 Penafsiran Hasil Uji Rumpang
Presentase Tingkat Keterbacaan
61-100% Tinggi (Kategori Mandiri)
41-60% Sedang (Kategori Instruksional)
0- 40% Rendah (Kategori Sulit)
Berdasarkan Tabel 3.5 presentase hasil uji rumpang sebesar (0-40%)
menunjukan tingkat keterbacaan rendah artinya bahan bacaan berada pada
kategori sulit atau sukar dipahami. Untuk presentase hasil uji rumpang sebesar
33
Wiwin Winarti, 2017 PENYUSUNAN BAHAN AJAR FISIKA SMP BERORIENTASI KESEIMBANGAN LITERASI SAINS PADA TEMA ALAM SEMESTA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(41-60%) menunjukan tingkat keterbacaan sedang, bahan bacaan berada pada
kategori instruksional artinya perlu bantuan pihak lain untuk memandu
pembaca dalam memahami bacaan. Untuk presentase hasil uji rumpang
sebesar (61-100%) menunjukan tingkat keterbacaan tinggi dengan bahan
bacaan berada pada kategori mandiri artinya bahan bacaan mudah dipahami
dan dapat digunakan secara mandiri.