20
Aziz Maliki,2014 HUBUNGAN PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN HASIL BELAJAR PESERTA BIMBINGAN KETERAMPILAN KERJA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi dari penelitian ini yaitu Balai Pemberdayaan Sosial Bina Remaja (BPSBR). Balai Pemberdayaan Sosial Bina Remaja beralamat di Jl. Jend. Amir Machmud. No. 331. Cibabat Cimahi. Peneliti berkonsentrasi pada jurusan montir motor sebagai bagian dari beberapa kelas bimbingan keterampilan kerja di BPSBR. Balai Pemberdayaan Sosial Bina Remaja (BPSBR) terbentuk tanggal 1 Januari 2010 berdasarkan Kep.Gub No. 113 Tahun 2010. BPSBR dirintis sejak tahun 1969 dibawah naungan Departemen Sosial RI yang berlokasi di Pangandaran, namanya mengalami beberapa perubahan; tahun 1972 bernama Panti Karya Taruna, tahun 1980 berubah nama menjadi Sasana Penyantunan Anak Galuh Rahayu, tahun 1995 berubah nama menjadi Panti Sosial Bina Remaja dan pada tahun 2002 berubah menjadi Balai Pengembangan Sosial Anak (BPSA) Pangandaran, sesuai Kep.Gub Jawa Barat No.52 Tahun 2002 dan pada tanggal 1 Januari 2010 berubah menjadi BPSBR. Peneliti memilih lokasi penelitian di BPSBR karena balai ini merupakan balai pemberdayaan sosial yang mencakup pendidikan nonformal yang di khususkan bagi usia remaja (produktif). Didalamnya terdapat bagian dari pendidikan non formal yaitu bimbingan keterampilan kerja. 2. Populasi dan Sampel Penelitian a. Populasi Langkah pertama dalam pengumpulan dan analisis data adalah penentuan populasi. Menurut Sugiyono (2010: 80), populasi adalah “Wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel ...repository.upi.edu/6544/6/S_PLB_0907300_Chapter3.pdf · Menggunakan angket/kuesioner 1. Uji validitas dan reliabilitas

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel ...repository.upi.edu/6544/6/S_PLB_0907300_Chapter3.pdf · Menggunakan angket/kuesioner 1. Uji validitas dan reliabilitas

Aziz Maliki,2014

HUBUNGAN PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN HASIL BELAJAR PESERTA

BIMBINGAN KETERAMPILAN KERJA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

32

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi dari penelitian ini yaitu Balai Pemberdayaan Sosial Bina Remaja

(BPSBR). Balai Pemberdayaan Sosial Bina Remaja beralamat di Jl. Jend. Amir

Machmud. No. 331. Cibabat Cimahi. Peneliti berkonsentrasi pada jurusan montir

motor sebagai bagian dari beberapa kelas bimbingan keterampilan kerja di

BPSBR.

Balai Pemberdayaan Sosial Bina Remaja (BPSBR) terbentuk tanggal 1

Januari 2010 berdasarkan Kep.Gub No. 113 Tahun 2010. BPSBR dirintis sejak

tahun 1969 dibawah naungan Departemen Sosial RI yang berlokasi di

Pangandaran, namanya mengalami beberapa perubahan; tahun 1972 bernama

Panti Karya Taruna, tahun 1980 berubah nama menjadi Sasana Penyantunan Anak

Galuh Rahayu, tahun 1995 berubah nama menjadi Panti Sosial Bina Remaja dan

pada tahun 2002 berubah menjadi Balai Pengembangan Sosial Anak (BPSA)

Pangandaran, sesuai Kep.Gub Jawa Barat No.52 Tahun 2002 dan pada tanggal 1

Januari 2010 berubah menjadi BPSBR.

Peneliti memilih lokasi penelitian di BPSBR karena balai ini merupakan balai

pemberdayaan sosial yang mencakup pendidikan nonformal yang di khususkan

bagi usia remaja (produktif). Didalamnya terdapat bagian dari pendidikan non

formal yaitu bimbingan keterampilan kerja.

2. Populasi dan Sampel Penelitian

a. Populasi

Langkah pertama dalam pengumpulan dan analisis data adalah penentuan

populasi. Menurut Sugiyono (2010: 80), populasi adalah “Wilayah generalisasi

yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel ...repository.upi.edu/6544/6/S_PLB_0907300_Chapter3.pdf · Menggunakan angket/kuesioner 1. Uji validitas dan reliabilitas

33

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta bimbingan keterampilan

kerja jurusan montir motor/otomotif di Balai Pemberdayaan Sosial Bina Remaja

Jawa Barat tahun 2013 yaitu sebanyak 24 orang.

b. Sampel

Menurut Sugiyono (2008: 73), sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam penelitian ini, sampel

yang ditetapkan adalah peserta bimbingan keterampilan kerja jurusan montir

motor/otomotif di Balai Pemberdayaan Sosial Bina Remaja Jawa Barat Angkatan

I tahun 2013 sebanyak 24 orang

B. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan sebuah rancangan dalam menentukan alur

penelitian. Desain penelitian digunakan agar proses kegiatan yang dilakukan

tidak menjalur keluar dari tujuan penelitian sehingga penulisan skripsi akan tetap

pada alur yang efektif dan efisien.

Desain penelitian dapat dikatakan sebagai rancangan kompleks peneliti dalam

meneliti suatu permasalahan. Apa pun jenis penelitiannya, desain penelitian selalu

dimulai dari adanya permasalahan yang merupakan kesenjangan dari kenyataan

dan harapan, ataupun dari yang tersedia dan yang seharusnya. Dengan adanya

kesenjangan tersebut, peneliti mencari konsep serta teori yang tepat untuk

menunjang permasalahan tersebut agar dapat teratasi melalui penelitian ini, atau

setidaknya hasil dari penelitian ini akan bisa digunakan untuk mengurangi

permasalahan tersebut.

Oleh karena itu, peneliti membuat terlebih dahulu sebuah desain penelitian

yang akan menunjang pada penelitian hubungan penerapan model Problem Based

Learning dengan hasil belajar peserta bimbingan keterampilan kerja jurusan

montir motor di Balai Pemberdayaan Sosial Bina Remaja Jawa Barat.

Desain penelitian yang dirancang dan dikerjakan oleh peneliti adalah sebagai

berikut:

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel ...repository.upi.edu/6544/6/S_PLB_0907300_Chapter3.pdf · Menggunakan angket/kuesioner 1. Uji validitas dan reliabilitas

34

Rumusan Masalah

Gambar 3.1 (desain penelitian)

Desain dalam penelitian ini dimulai dari adanya masalah yang timbul dari

hasil belajar yang kurang baik dalam beberapa konsentrasi bimbingan

keterampilan kerja. Penelitian ini kemudian ditunjang oleh teori-teori mengenai

konsep model pembelajaran, konsep Problem Based Learning, hakikat hasil

belajar dan konsep bimbingan keterampilan kerja. Teori tersebut digunakan oleh

peneliti karena dengan diterapkannya model Problem Based Learning diharapkan

Permasalahan

Hasil belajar bimbingan

keterampilan kerja

Teori Pendukung

1. Konsep Model Pembelajaran

2. Konsep PBL

3. Hakikat hasil belajar

4. Konsep Program bimbingan

keterampilan kerja

Rumusan Masalah

1. Bagaimana gambaran penerapan model PBL

yang dilaksanakan pada bimbingan

keterampilan kerja jurusan montir motor?

2. Apakah dimensi-dimensi model PBL

mempunyai hubungan yang signifikan dengan

hasil belajar peserta bimbingan keterampilan

kerja?

3. Apakah terdapat hubungan yang signifikan

antara penerapan model PBL dengan hasil

belajar peserta bimbingan keterampilan kerja?

Pengumpulan Data

Menggunakan angket/kuesioner

1. Uji validitas dan reliabilitas

2. Kecenderungan umum skor

Analisis Data (Pengujian Hipotesis)

Pendekatan Kuantiatif

1. Analisis Univariat

2. Analisis Bivariat

3. Uji Chi square

4. Koefisien Kontingensi

5. PERB

Kesimpulan

Saran

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel ...repository.upi.edu/6544/6/S_PLB_0907300_Chapter3.pdf · Menggunakan angket/kuesioner 1. Uji validitas dan reliabilitas

35

peningkatan hasil belajar dapat terlaksana dengan baik. Setelah itu, masalah lalu

dikumpulkan dan dirumuskan ke dalam rumusan masalah. Data lalu dikumpulkan

melalui angket atau kuesioner yanng sebelumnya telah diuji instrumen melalui uji

validitas dan reliabilitas, kemudian dicari kecenderungan umum skornya untuk

setiap variabel dan indikatornya. Adapun pendekatan yang digunakan oleh

peneliti adalah pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif. Data kemudian

dianalisis dengan menggunakan pengujian hipotesis yang terdiri dari uji chi

square dan analisis koefisien kontingensi setelah sebelumnya data di analisis

menggunakan univariat dan bivariat. Chi square bisa digunakan untuk mengetahui

taraf hubungan dan perbedaan. Chi square disini digunakan untuk mengetahui

keeratan hubungan, antar variabel, sedangkan koefisien kontingensi digunakan

utnuk mengetahui besaran pengaruh. Setelah pengujian hipotesis dilakukan,

kemudian ditarik kesimpulan dan rekomendasi yang berguna bagi balai

pemberdayaan sosial bina remaja, pengambil kebijakan dan pihak-pihak terkait

lainnya.

C. Metode Penelitian

Penelitian merupakan sebuah sebab akibat dari pengembangan ilmu

pengetahuan. Ilmu-ilmu tersebut mengalami peningkatan dalam hal wawasan dan

ruang lingkup. Semua itu didapatkan dari hasil penelitian yang menggunakan

metode-metode tertentu. Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2011: 52) bahwa

“Metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan

penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis

dan ideologis, pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi”. Metode yang digunakan

dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Selanjutnya, menurut

Nana Syaodih Sukmadinata (2011: 54) penelitian deskriptif adalah “suatu

penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada,

yang berlangsung saat ini atau lampau”. Penulis memilih metode ini karena

penulis ingin menjabarkan hasil dari penarikan kesimpulan tentang keadaan yang

terjadi, sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif.

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel ...repository.upi.edu/6544/6/S_PLB_0907300_Chapter3.pdf · Menggunakan angket/kuesioner 1. Uji validitas dan reliabilitas

36

D. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi kesalah pahaman dalam menjabarkan penelitian ini, maka

penulis menuliskan definisi operasional sebagai berikut:

1. BPSBR (Balai Pemberdayaan Sosial Bina Remaja) merupakan sebuah

lembaga pelayanan sosial yang berfungsi sebagai dinas pemberdayaan sosial

dengan segmentasi remaja (15-21 tahun), meliputi remaja putus sekolah

dan/atau tidak mampu melanjutkan sekolah.

2. PBL (Problem Based Learning) merupakan model pembelajaran berbasis

masalah yang digunakan sebagai model unggulan pada jurusan otomotif di

BPSBR. Dalam penelitian ini, aspek yang akan dibahas dari model

pembelajaran Problem Based Learning adalah dari mulai tahap orientasi

masalah, kegiatan pengorganisasian belajar, kegiatan penyelidikan, kegiatan

hasil karya dan kegiatan evaluasi.

3. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan kognitif

(pengetahuan teori montir motor) dan psikomotor (praktek montir motor) yang

dimiliki peserta bimbingan keterampilan kerja yang dirangkum dalam

rekapitulasi nilai peserta bimbingan keterampilan kerja jurusan montir motor

yang direkap oleh BPSBR.

4. Bimbingan keterampilan kerja adalah suatu perangkat, lebih tepatnya suatu

program yang sistematik antar proses-proses, teknik-teknik, atau layanan-

layanan yang dimaksudkan untuk membantu individu memahami dan berbuat

atas dasar pengenalan diri dan pengenalan kesempatan-kesempatan dalam

pekerjaan, pendidikan, dan waktu luang, serta mengembangkan keterampilan-

keterampilan mengambil keputusan sehingga yang bersangkutan dapat

menciptakan dan mengelola perkembangan kariernya. Bimbingan

keterampilan kerja yang dilaksanakan di BPSBR ada lima jurusan yaitu:

modiste, tata rias, montir motor, elektronika, tata boga dan perhotelan.

Sedangkan dalam penelitian ini, jurusan yang akan diambil adalah

jurusan/kelas otomotif.

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel ...repository.upi.edu/6544/6/S_PLB_0907300_Chapter3.pdf · Menggunakan angket/kuesioner 1. Uji validitas dan reliabilitas

37

Berdasarkan definisi operasional yang dijabarkan di atas, terdapat dua

variabel yang akan diteliti, yaitu penerapan model Problem Based Learning dan

hasil belajar peserta bimbingan keterampilan kerja. Peneliti mengembangkan

variabel pertama ke dalam beberapa dimensi dan pengembangan indikator

penelitian sesuai dengan teori-teori yang telah dipaparkan pada bab kajian

pustaka. Hal ini dilakukan agar dapat memudahkan dalam pengembangan kisi-kisi

dan instrumen penelitian. Sedangkan variabel yang kedua yaitu hasil belajar

peserta bimbingan keterampilan kerja sengaja tidak dikembangkan sendiri oleh

peneliti karena telah disusun oleh tutor BPSBR.

Variabel penelitian yang pertama yaitu penerapan model Problem Based

Learning jika dirangkum dalam sebuah tabel, maka beberapa dimensi penelitian

dan pengembangan indikator yang digunakan peneliti dalam meneliti penerapan

model Problem Based Learning dalam meningkatkan hasil belajar peserta

bimbingan keterampilan kerja di BPSBR adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1

Variabel, Dimensi dan Indikator Penelitian

Variabel Dimensi Indikator

Penerapan Model

Problem Based

Learning

(X)

Orientasi masalah Informasi

Deskripsi

Pengorganisasian belajar Tugas belajar

Penyelidikan Materi pembelajaran

Eksperimen

Solusi

Hasil Karya Presentasi

Analisis

Evaluasi Refleksi

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel ...repository.upi.edu/6544/6/S_PLB_0907300_Chapter3.pdf · Menggunakan angket/kuesioner 1. Uji validitas dan reliabilitas

38

E. Instrumen Penelitian

1. Jenis Instrumen

Dalam penelitian yang menggunakan penelitian kuantitatif, peneliti harus

menggunakan instrumen untuk mengumpulkan data. “Instrumen penelitian adalah

suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang

diamati” (Sugiyono, 2010: 148). Dalam penelitian yang menggunakan pendekatan

kuantitatif juga, peneliti akan menggunakan instrumen untuk mengukur nilai

variabel. Dengan demikian jumlah instrumen yang akan digunakan untuk

penelitian akan tergantung pada jumlah variabel yang akan diteliti. Dalam

penelitian ini, instrumen yang digunakan oleh peneliti yaitu angket/kuesioner

yang bertujuan untuk mengetahui skor variabel X (penerapan model Problem

Based Learning).

2. Skala Pengukuran

Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengukur variabel tentunya harus

memiliki sebuah skala pengukuran untuk dapat mengumpulkan data kuantitatif

secara akurat.

Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert.

Skala Likert digunakan karena peneliti ingin mengukur sikap, pendapat dan

persepsi peserta bimbingan keterampilan kerja tentang fenomena sosial khusunya

dalam penerapan model PBL (variabel X). Dengan menggunakan skala Likert,

skor setiap jawaban dapat digambarkan sebagai berikut:

1. Sangat setuju, diberi skor 5

2. Setuju, diberi skor 4

3. Ragu, diberi skor 3

4. Tidak setuju, diberi skor 2

5. Sangat tidak setuju, diberi skor 1

Selanjutnya menurut Sugiyono (2007:25) disebutkan bahwa dalam penelitian

sosial yang menggunakan instrumen skala Likert, Guttman, Semantic, Differential

dan Thurstone, maka data yang diperoleh adalah data interval. Data interval

merupakan data yang tidak memiliki nilai nol mutlak.

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel ...repository.upi.edu/6544/6/S_PLB_0907300_Chapter3.pdf · Menggunakan angket/kuesioner 1. Uji validitas dan reliabilitas

39

3. Penyusunan Instrumen

Dalam penelitian ini, terdapat beberapa tahap penyusunan instrumen yang

dilakukan oleh peneliti, yaitu sebagai berikut:

a. Penyusunan kisi-kisi instrumen

Kisi-kisi yang dirumuskan ke dalam tabel oleh peneliti disesuaikan dengan

hipotesis, perumusan masalah, tujuan penelitian, dan variabel yang telah

ditetapkan. Titik tolak dari suatu penyusunan instrumen adalah variabel-variabel

penelitian yang ditetapkan untuk diteliti. Dari variabel-variabel tersebut diberikan

definisi operasionalnya, dan selanjutnya ditentukan indikator-indikator yang akan

diukur. Dari indikator ini kemudian dijabarkan menjadi butir-butir pernyataan

atau pertanyaan.

Untuk memudahkan penyusunan instrumen, maka dibuat dalam bentuk

matriks. Sedangkan matriks atau sering disebut juga kolom-kolom dalam

instrumen penelitian berisi judul, hipotesis, variabel, dimensi, indikator, sub

indikator, sumber data, alat pengumpul data dan nomor item soal.

b. Penyusunan Angket

Menurut Sukmadinata (2010:236), langkah-langkah penyusunan butir-butir

instrumen yang bersifat mengukur ada dua, yaitu:

1) Penyusunan kisi-kisi yang dijadikan pedoman dalam pembuatan angket.

2) Membuat daftar pernyataan yang dibuat sesuai dengan kisi-kisi penelitian.

Penyusunan angket/kuesioner menurut Sukmadinata diatas berdasarkan pada

kriteria angket yang baik yaitu pertama, pernyataan hanya satu pesan. Kedua,

dirumuskan dengan kalimat pendek namun lengkap dan jelas. Ketiga, hindari

perumusan kalimat yang berbelit-belit, menjebak atau mengarahkan pada

jawaban tertentu.

Adapun tahapan penyusunan instrumen yang dilakukan oleh peneliti adalah

sebagai berikut:

1) Penyusunan kisi-kisi yang akan dijadikan pedoman dalam pembuatan angket.

2) Membuat daftar pernyataan yang disesuaikan berdasarkan kisi-kisi angket

(terlampir), yang dibuat sesuai dengan tiga kriteria angket yang baik.

3) Membuat alternatif jawaban yang terdiri dari lima alternatif jawaban.

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel ...repository.upi.edu/6544/6/S_PLB_0907300_Chapter3.pdf · Menggunakan angket/kuesioner 1. Uji validitas dan reliabilitas

40

4) Membuat petunjuk pengisian angket untuk menghindari kesalahan dalam

penyusunan angket.

5) Membuat surat pengantar angket agar responden mengetahui maksud dan

tujuan dari pengisian.

F. Proses Pengembangan Instrumen

Sebelum disebarkan kepada seluruh subjek penelitian, maka angket harus

diujikan terlebih dahulu validitas dan reliabilitasnya agar kelak data kuantitatif

yang dihasilkan dapat dipertanggung jawabkan. Pengujian validitas dan

reliabilitas angket diujikan kepada 10 orang peserta bimbingan keterampilan kerja

jurusan montir motor di BPSBR Jawa Barat Angkatan II tahun 2013.

1. Uji Validitas Instrumen

Menurut Sukmadinata (2011:228) “validitas instrumen menunjukkan bahwa

hasil dari suatu pengukuran menggambarkan segi atau aspek yang diukur”.

Sedangkan menurut Sugiyono (2010:173) “instrumen yang valid berarti alat ukur

yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid”. Valid berarti

instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.

Adapun uji validitas dalam penelitian ini menggunakan teknik korelasi

Pearson Product Moment (Sugiyono, 2010:255) sebagai berikut :

= ( ) –( )( )

* ( ) – ( ) ( ) –( )+

Keterangan :

r = Koefisien validitas item yang dicari

X = Skor yang diperoleh subjek seluruh item

Y = Skor Total

= Jumlah skor dalam distribusi X

= Jumlah skor dalam disribusi Y

= Jumlah kuadrat dalam skor disitribusi X

= Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y

= Banyaknya responden

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel ...repository.upi.edu/6544/6/S_PLB_0907300_Chapter3.pdf · Menggunakan angket/kuesioner 1. Uji validitas dan reliabilitas

41

Keputusan pengujian validitas menggunakan taraf signifikan dengan kriteria

sebagai berikut :

a. Jika > maka instrumen valid

b. Jika ≤ maka instrumen tidak valid

Berikut hasil perhitungan uji validitas instrumen variabel X sebanyak 25 item

terhadap 10 responden dengan bantuan software SPSS 20:

Tabel 3.2

Hasil Perhitungan Validitas Instrumen Variabel X

No > (0,834) No > (0,834)

1 0,953463 Valid 14 0,860876

Valid

2 0,953463

Valid 15

0,847615

Valid

3 0,874822

Valid 16

0,877576

Valid

4 0,867589

Valid 17

0,847522

Valid

5 0,843108

Valid 18

0,875811

Valid

6 0,923425

Valid 19

0,885068

Valid

7 0,844758

Valid 20

0,885068

Valid

8 0,860876

Valid 21

0,860876

Valid

9 0,860464

Valid 22

0,885068

Valid

10 0,881953

Valid 23

0,86003

Valid

11 0,854549

Valid 24

0,847615

Valid

12 0,934309

Valid

25 0,860876

Valid

13 0,853858

Valid

Dari hasil pengujian diketahui bahwa validitas instrumen dilakukan untuk

mengukur variabel penelitian yaitu penerapan model Problem Based Learning,

terhadap 10 responden untuk 25 item. Item pada instrumen penelitian dinyatakan

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel ...repository.upi.edu/6544/6/S_PLB_0907300_Chapter3.pdf · Menggunakan angket/kuesioner 1. Uji validitas dan reliabilitas

42

valid jika nilai rhitung > rtabel. Diketahui nilai rtabel dengan tingkat kesalahan 5% dan

dk = 10-2 = 8 diperoleh rtabel sebesar 0,834. Maka hasil perhitungan dari 25 item

yang dinyatakan valid sebanyak 25 item yang dapat mewakili setiap indikator

variabel penelitian.

2. Uji Reliabilitas Instrumen

Menurut Sugiyono (2010:173),”instrumen yang reliabel adalah instrumen

yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan

menghasilkan data yang sama”. Pengujian reliabilitas kuesioner penelitian

dilakukan dengan rumus Alfa Cronbach. Rumus Alfa digunakan untuk mencari

reliabilitas instrumen yang berjenis data interval atau essay. Pengujian reliabilitas

instrumen dilakukan dengan internal consistency, yang dianalisis dengan rumus

Alfa Cronbach, yaitu :

( )*

+

(Sugiyono, 2013:365)

Keterangan :

K = Mean kuadrat antara subjek

∑ = Mean kuadrat kesalahan

= Varians total

Kategori koefisien reliabilitas bisa dilihat dari interpretasi dibawah ini:

0,80 < r11 1,00 reliabilitas sangat tinggi

0,60 < r11 0,80 reliabilitas tinggi

0,40 < r11 0,60 reliabilitas sedang

0,20 < r11 0,40 reliabilitas rendah

-1,00 r11 0,20 reliabilitas sangat rendah (tidak reliabel).

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel ...repository.upi.edu/6544/6/S_PLB_0907300_Chapter3.pdf · Menggunakan angket/kuesioner 1. Uji validitas dan reliabilitas

43

Perhitungan reliabilitas instrumen dilakukan dengan program SPSS. Hal ini

dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

Tabel 3.3

Hasil Uji Reliabilitas Variabel X

(Penerapan Model PBL)

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.986 25

Berdasarkan Perhitungan reliabilitas variabel dengan menggunakan SPSS,

diperoleh r hitung = 0,986. Maka tingkat reliabilitas instrumen variabel X dapat

dikategorikan sangat tinggi karena ada pada rentang kategori koefisien 0,80 < r11

1,00 (sangat tinggi).

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian menggunakan beberapa instrumen

atau alat yang dapat dipakai sebagai pengumpul data agar data lebih akurat.

Teknik Pengumpulan data merupakan “langkah yang paling strategis dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data”.

Sugiyono (2011: 224). Data sendiri dapat diartikan sebagai suatu fakta yang bisa

digambarkan melalui simbol, angka, kode dan lain-lain.

Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini, diperlukan beberapa alat

yang dapat digunakan sebagai pengumpul data, diantaranya sebagai berikut:

1. Studi dokumentasi

Menurut Suharsimi Arikunto (2010:231) studi dokumentasi yaitu mencari

data mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan, transkip, buku, surat kabar,

majalah, prasasti notulen agenda rapat dan lain sebagainya.

Dokumen dalam penelitian ini meliputi data rekapitulasi nilai peserta

bimbingan keterampilan kerja angkatan I tahun 2013 BPSBR Jawa Barat. Dari

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel ...repository.upi.edu/6544/6/S_PLB_0907300_Chapter3.pdf · Menggunakan angket/kuesioner 1. Uji validitas dan reliabilitas

44

data tersebut, akan mengungkapkan beberapa hasil uji kompetensi berdasarkan

ranah kognitif dan psikomotor.

2. Studi Literatur

Studi literatur merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mempelajari

buku, makalah, jurnal ilmiah dan lain-lain, guna memperoleh informasi yang

berhubungan dengan teori-teori dan konsep-konsep yang berkaitan dengan

masalah penelitian.

3. Angket/Kuesioner

Angket merupakan jenis instumen yang digunakan peneliti untuk mengukur

penerapan model PBL. Alasan peneliti menggunakan angket, sebab tujuan dari

penyebaran angket sendiri ialah mencari informasi yang lengkap mengenai suatu

masalah dari responden.

Adapun tahap-tahap dalam pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti

adalah sebagai berikut:

Tahap Persiapan

Pada tahap persiapan, peneliti memperoleh gambaran mengenai penerapan

model Problem Based Learning yang dilakukan oleh tutor BPSBR kepada para

peserta bimbingan keterampilan kerja jurusan montir motor. Kemudian peneliti

menyusun instrumen pengumpulan data yang dikonsultasikan kepada dosen

pembimbing untuk mendapat persetujuan melakukan uji coba instrumen. Dari

hasil uji coba tersebut, peneliti akan mampu melihat validitas dan reliabilitas

instrumen tersebut. Setelah peneliti mendapatkan data dan dinyatakan bahwa

instrumen tersebut valid dan reliabel, maka peneliti memperbanyak angket

sebanyak 24 eksemplar untuk mendapatkan data mengenai variabel X (penerapan

model Problem Based Learning).

Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan merupakan tahap penyebaran angket kepada 24 orang

responden untuk mengetahui penilaian responden terhadap penerapan model

Problem Based Learning yang dilakukan oleh tutor. Peneliti menjelaskan tata

cara pengisian angket sebelum responden memulai pengisian angket. Hal ini

dilakukan untuk menghindari kesalahpahaman serta untuk mendapatkan hasil

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel ...repository.upi.edu/6544/6/S_PLB_0907300_Chapter3.pdf · Menggunakan angket/kuesioner 1. Uji validitas dan reliabilitas

45

yang diharapkan oleh peneliti. Kemudian peneliti memberikan angket kepada

responden dan menunggu responden mengisi angket

Tahap Pengumpulan Angket

Pada tahap terakhir ini, peneliti mengumpulkan semua angket yang telah diisi

oleh responden. Peneliti memeriksa apakah semua item pernyataan diisi dengan

lengkap oleh semua responden.

H. Analisis Data

Dalam penelitian Kuantitatif, jika semua data telah terkumpul, maka kegiatan

selanjutnya adalah pengolahan data dan analisis data. Berikut penjabaran lebih

lengkapnya mengenai pengolahan data dan analisis data:

1. Pengolahan Data

Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data, maka langkah-langkah

pengolahan data yaitu:

a. Editing, yaitu pemeriksaan angket yang telah terkumpul dari hasil pengisian

responden. Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk melihat kelengkapan

pengisian angket secara menyeluruh.

b. Koding, yaitu pemberian kode atau skor pada setiap alternatif jawaban

berdasarkan ketentuan yang ada. Berikut merupakan pembobotan untuk

koding tersebut:

Tabel 3.4

Pembobotan Kuesioner

No Alternatif Jawaban Bobot

1 Sangat Setuju 5

2 Setuju 4

3 Ragu 3

4 Tidak Setuju 2

5 Sangat Tidak Setuju 1

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel ...repository.upi.edu/6544/6/S_PLB_0907300_Chapter3.pdf · Menggunakan angket/kuesioner 1. Uji validitas dan reliabilitas

46

c. Tabulasi, bertujuan untuk menuangkan semua hasil koding ke dalam tabel

rekapitulasi secara menyeluruh. Adapun tabel rekapitulasi tersebut adalah

sebagai berikut:

Tabel 3.5

Rekapitulasi Hasil Skoring Angket

Responden Skor Item Total

1 2 3 4 5 6 ............................. N

1

2

N

d. Pemberian Kategori, hal ini dimaksudkan sebagai syarat analisis bivariat

dalam perhitungan chi square. Peneliti menetapkan cara normatif sebagai

pemberian kategori, karena peserta memiliki karakteristik yang beragam dari

mulai pendidikan, ekonomi, status sosial, dll, maka dengan penilaian acuan

normatif bisa dilihat apakah peserta didik akan mampu mengikuti

pembelajaran sesuai dengan kemampuan peserta yang lainnya. Adapun cara

dan tabel pemberian kategori tersebut adalah sebagai berikut:

1) Menghitung rata-rata skor total.

2) Menghitung standar deviasi dari skor total.

3) Untuk kategori rendah, dicari nilai minimal dari skor total. Kemudian dihitung

rata-rata skor total dikurangi standar deviasi. Setelah itu, ditentukan rentang

keduanya.

4) Untuk kategori sedang, diambil nilai rentang atas kategori rendah. Kemudian

jumlahkan rata-rata skor total dan standar deviasi. Setelah itu, ditentukan

rentang keduanya.

5) Untuk kategori tinggi, diambil nilai rentang atas kategori sedang. Kemudian

dicari nilai maksimal dari skor total. Setelah itu, ditentukan rentang keduanya.

Page 16: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel ...repository.upi.edu/6544/6/S_PLB_0907300_Chapter3.pdf · Menggunakan angket/kuesioner 1. Uji validitas dan reliabilitas

47

Tabel 3.6

Pemberian Kategori nilai

Responden Skor Item Total Kategori

1 2 3 4 5 6 .............. N

1

2

N

Rata-rata

Standar Deviasi

Rentang 1

Rentang 2

Rentang 3

2. Perhitungan Kecenderungan Umum Skor

Perhitungan kecenderungan umum skor responden merupakan penjabaran

dari nilai presentase dan kriteria setiap variabel. Sugiyono (2010:246) menyatakan

bahwa tujuan dari perhitungan ini adalah untuk mengetahui kesesuaian data yang

dihitung dengan skor idealnya yaitu dengan menggunakan rumus:

P =

Keterangan :

P = Proporsi

X = Jumlah skor hasil penelitian (aktual)

Xid = Skor ideal (skor ynag diharapkan).

Setelah semua dihitung proporsinya, maka diinterpretasikan kedalam tabel

nilai proporsi menurut Guilford berikut (Sardin, 2007: 10) :

Tabel 3.7

Nilai Proporsi Menurut Guilford

Proporsi Keterangan

Page 17: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel ...repository.upi.edu/6544/6/S_PLB_0907300_Chapter3.pdf · Menggunakan angket/kuesioner 1. Uji validitas dan reliabilitas

48

0,00 – 19,99 Sangat rendah

20,00 – 39,99 Rendah

40,00 – 69,99 Sedang

70,00 – 89,99 Tinggi

90,00 – 100 Sangat tinggi

3. Analisis Univariat

Penelitian analisis univariat adalah analisa yang dilakukan menganalisis tiap

variabel dari hasil penelitian (Notoatmodjo, 2005 : 188). Analisa univariat

berfungsi untuk meringkas kumpulan data hasil pengukuran sedemikian rupa

sehingga kumpulan data tersebut berubah menjadi informasi yang berguna.

peringkasan tersebut dapat berupa ukuran statistik, tabel, grafik. Analisa univariat

dilakukan masing–masing variabel yang diteliti.

Berikut merupakan tabel perhitungan analisis univariat dengan menggunakan

distribusi frekuensi:

Tabel 3.8

Analisis Univariat

Variabel N %

Penerapan Model

Baik

Cukup Baik

Kurang baik

Total

Hasil Belajar

Tinggi

Sedang

Rendah

Total

Page 18: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel ...repository.upi.edu/6544/6/S_PLB_0907300_Chapter3.pdf · Menggunakan angket/kuesioner 1. Uji validitas dan reliabilitas

49

4. Analisis Bivariat

Analisis bivariat adalah analisis yang dilakukan untuk mengetahui keterkaitan

dua variabel. Setelah semua bentuk data dijadikan kategorik, maka selanjutnya

dibentuk sebuah cross tabulation atau contingency table dengan mencocokan tiap

skor responden pada variabel penerapan model Problem Based Learning dan

variabel hasil belajar lalu disejajarkan berdasarkan ketiga kategori tersebut. Pada

analisis bivariat, akan ditemukan bagaimana kausalitas dan korelasional antar

kategori tiap variabel.

Berikut ini merupakan tabel contingency table dengan membandingkan

kategori dengan kategori serta dilengkapi dengan skor ekspektasi (skor ideal):

Tabel 3.9

Tabel Kontingensi

Variabel Hasil Total

Tinggi Sedang Rendah

Pen

erap

an

Baik

Skor

Skor ideal

Cukup

Skor

Skor ideal

Kurang

Skor

Skor ideal

Total

Skor

Skor ideal

5. Pengujian Hipotesis

a. Uji Chi Square

Chi square (dibaca: kai kuadrat), merupakan metode perhitungan statistika

non parametrik yang jenis datanya harus bersifat nominal atau kategorik. Uji chi

Page 19: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel ...repository.upi.edu/6544/6/S_PLB_0907300_Chapter3.pdf · Menggunakan angket/kuesioner 1. Uji validitas dan reliabilitas

50

square menurut (Andi Supangat, 2007:364) merupakan “uji hipotesis tentang

asosiasi atau korelasi antara frekuensi observasi dengan frekuensi harapan yang

didasarkan pada hipotesis tertentu pada setiap penelitian”. Ekspresi matematis

tentang distribusi chi square hanya tergantung pada suatu parameter, yaitu derajat

kebebasan (degree of freedom).

Adapun rumus uji chi square adalah sebagai berikut:

( )

=

(Andi Supangat, 2007:369)

Keterangan :

= Nilai chi hitung Jumlah skor aktual

= Frekuensi yang diharapkan = Jumlah skor ideal

= Skor aktual = Skor total

= Skor ideal

Dengan kriteria penerimaan :

Terima jika nilai Chi hitung pada output SPSS lebih kecil sama dengan

Chi tabel dan sebaliknya.

Atau:

Terima jika nilai Sig. Chi hitung pada output SPSS lebih besar dari alpha

dan sebaliknya.

b. Koefisien Kontingensi

Koefisien kontingensi merupakan metode yang digunakan untuk mengukur

taraf hubungan, atau ketakbebasan (ketergantungan) dari klasifikasi-klasifikasi

pada suatu tabel kontingensi. Asumsi dari koefisien kontingensi yaitu semakin

besar nilai C, maka semakin besar pula taraf hubungannya. Dalam tabel

kontingensi, jumlah baris dan kolom menentukan nilai maksimum C yang tidak

pernah lebih besar dari 0.

Page 20: BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel ...repository.upi.edu/6544/6/S_PLB_0907300_Chapter3.pdf · Menggunakan angket/kuesioner 1. Uji validitas dan reliabilitas

51

Adapun rumus dari koefisien kontingensi adalah sebagai berikut:

C = √

Sedangkan rumus dari koefisien kontingensi maksimum adalah sebagai

berikut:

= √( )

Keterangan:

C = Nilai koefisien Kontingensi

= Nilai chi hitung

N = Jumlah Responden

k = kategorik