Upload
vankhue
View
214
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Rischa Yullyana, 2013 Hubungan Antara Presepsi Terhadap Pola Asuh Orang Tua Dengan Kecergasan Interpersonal Remaja Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah di SMP Negeri 12 Bandung yang beralamatkan di
Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 195, kelurahan Gegerkalong, kecamatan Sukasari, kota
Bandung, Jawa Barat.
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008).
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa di SMPN
12 Bandung yang berjumlah 1156 orang.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi
(Sugiyono, 2008). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik simple random
sampling yang dilakukan dengan cara diundi oleh peneliti. Teknik pengambilan
sampel dengan menggunakan rumus dari Slovin sebagai berikut :
n = 𝑁
1+𝑁𝑒2
(Ridwan, 2004)
Keterangan :
n = Ukuran sampel keseluruhan
N = Ukuran Populasi
Rischa Yullyana, 2013 Hubungan Antara Presepsi Terhadap Pola Asuh Orang Tua Dengan Kecergasan Interpersonal Remaja Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
e = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan (5 %)
Dari hasil perhitungan sampel tersebut didapatkan sampel sebanyak 298 orang
yang terinci sebagai berikut :
Tabel 3.1 Kelas Responden
No Kelas Frekuensi Persentase
1 VII 110 36.91%
2 VIII 108 36.24%
3 IX 80 26.85%
Total 298 100%
Gambar 3.1 Diagram Distribusi Frekuensi kelas Responden
Tabel 3.1 menunjukkan banyaknya responden berdasarkan kelas responden.
Mayoritas responden sebanyak 110 orang atau 36,91% adalah responden kelas “VII”
dan yang paling sedikit adalah responden kelas “IX” sebanyak 80 orang atau 26,85%.
B. Metode Penelitian
Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Metode kuantitatif
merupakan metode yang digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu,
VII
VIII
IX
Rischa Yullyana, 2013 Hubungan Antara Presepsi Terhadap Pola Asuh Orang Tua Dengan Kecergasan Interpersonal Remaja Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat statistik
dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2008)
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
korelasional. Penelitian korelasional adalah penelitian yang bertujuan untuk
mengetahui ada tidaknya hubungan antar variabel, jika ada seberapa eratkah serta
berarti atau tidak hubungan itu (Arikunto, 2006). Penelitian bertujuan untuk
mengetahui tingkat hubungan antara variabel pola asuh orang tua dengan variabel
kecerdasan interpersonal remaja pada siswa SMPN 12 Bandung tahun ajaran
2012/2013.
C. Definisi Operasional
1. Pola Asuh Orang Tua
Pola asuh yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah sekumpulan sikap
yang diterapkan oleh orang tua terhadap remaja dirumah termasuk bagaimana sikap
mereka dalam proses mendidik, membimbing, mendisiplinkan, dan melindungi
remaja dalam mencapai kedewasaan yang sesuai dengan norma-norma yang ada pada
masyarakat.
Adapun dimensi dari pola asuh orang tua tersebut yaitu :
a. Pola Asuh Authoritative
Pola Asuh Authoritative, yang secara operasional ditandai dengan indikator :
1. Menunjukkan kehangatan dan upaya pengasuhan.
2. Mendorong kebebasan remaja dalam batas-batas yang wajar.
Rischa Yullyana, 2013 Hubungan Antara Presepsi Terhadap Pola Asuh Orang Tua Dengan Kecergasan Interpersonal Remaja Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3. Membuat standar perilaku yang jelas atau tegas bagi remaja.
4. Orang tua menuntut tanggung jawab dan kemandirian remaja.
5. Partisipasi remaja dalam aktivitas keluarga.
6. Melibatkan remaja dalam diskusi keluarga.
b. Pola asuh Authoritarian
Pola asuh Authoritarian, yang secara operasional ditandai dengan indikator :
1. Menuntut nilai kepatuhan yang tinggi dari remaja.
2. Mengontrol dan membuat pembatasan-pembatasan atau peraturan-peraturan
untuk mengontrol perilaku.
3. Berusaha membentuk dan menilai sikap atau perilaku remaja dengan standar
absolut yang telah ditetapkan.
4. Cenderung menggunakan hukuman dalam menerapkan disiplin terhadap
remaja.
5. Tidak memberikan kesempatan pada remaja untuk menyelesaikan
masalahnya.
c. Pola asuh Indulgent
Pola asuh Indulgent, yang secara operasional ditandai dengan indikator :
1. Menunjukkan kehangatan yang tinggi.
2. Membiarkan remaja untuk mengatur dirinya sendiri.
3. Membiarkan remaja tanpa kontrol orang tua.
Rischa Yullyana, 2013 Hubungan Antara Presepsi Terhadap Pola Asuh Orang Tua Dengan Kecergasan Interpersonal Remaja Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
4. Membiarkan remaja berkuasa di rumah.
5. Tidak ada tuntutan atau standar perilaku yang jelas.
6. Tidak ada sanksi bagi remaja.
d. Pola asuh Indifferent
Pola asuh Indifferent, yang secara operasional ditandai dengan indikator :
1. Menjauh dari anak secara fisik dan psikis.
2. Tidak peduli terhadap kebutuhan, aktivitas, kegiatan belajar, maupun
pertemanan anaknya.
3. Hampir tidak pernah berbincang-bincang atau berkomunikasi dengan anak.
2. Kecerdasan Interpersonal Remaja
Kecerdasan interpersonal yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
kemampuan remaja dalam memahami diri sendiri, etika/aturan bergaul, perasaan
orang lain, dan cara berkomunikasi serta menemukan pemecahan masalah/konflik
sosial yang efektif untuk menciptakan relasi, membangun relasi dan mempertahankan
relasi sosialnya.
Adapun dimensi dari kecerdasan interpersonal tersebut yaitu :
1. Social insight, yaitu kemampuan untuk memahami diri, situasi/etika sosial, dan
menemukan pemecahan masalah/konflik sosial yang efektif dalam satu interaksi
sosial. Indikator social insight adalah:
a. Kemampuan mengembangkan kesadaran diri
b. Memiliki pemahaman situasi sosial dan etika sosial
Rischa Yullyana, 2013 Hubungan Antara Presepsi Terhadap Pola Asuh Orang Tua Dengan Kecergasan Interpersonal Remaja Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
c. Kemampuan mencari pemecahan masalah yang efektif dalam situasi interaksi
sosial
2. Social sensitivity, yaitu kemampuan untuk merasakan dan mengamati reaksi-
reaksi atau perubahan orang lain yang ditunjukkan baik secara verbal maupun
non-verbal. Indikator social sensitivity adalah:
a. Kemampuan memiliki sikap prososial yang baik terhadap orang lain
b. Kemampuan memiliki sikap empati terhadap orang lain
3. Social communication, yaitu kemampuan menyampaikan dan menerima pesan
secara efektif dalam menjalin dan membangun interpersonal yang sehat. Indikator
social communication adalah:
a. Kemampuan berkomunikasi yang baik dengan orang lain.
D. Penggunaan Instrumen
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa angket atau
kuesioner dengan menggunakan skala likert yang mengukur pola asuh orang tua dan
kecerdasan interpersonal remaja pada siswa di SMPN 12 Bandung.
Terdapat dua instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu instrumen
pola asuh orang tua dan instrumen kecerdasan interpersonal siswa.
1. Instrumen Pola Asuh Orang Tua
Instrumen pola asuh orang tua yang digunakan pada penelitian ini merupakan
instrumen yang dibuat oleh Damayanti (2010). Alasan peneliti memakai instrumen
tersebut yaitu karena memiliki sekumpulan item pertanyaan reliabel atau konsisten
Rischa Yullyana, 2013 Hubungan Antara Presepsi Terhadap Pola Asuh Orang Tua Dengan Kecergasan Interpersonal Remaja Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
dalam mengukur variabelnya dari setiap dimensi pola asuh orang tua. Pola asuh
authoritative dengan tingkat realibilitas sebesar 0,893, pola asuh authoritarian
dengan tingkat realibilitas 0,860, pola asuh indulgent dengan tingkat realibilitas
0,884, dan pola asuh indifferent dengan tingkat realibilitas sebesar 0,850. Dan juga
item-item pada instrumen ini cukup valid sehingga dapat digunakan dalam penelitian
ini. Instrumen tersebut dikembangkan dari konsep pola asuh Diana Baumrind
(Steinberg, 1993). Dalam instrumen ini terdapat item-item berdasarkan tipe pola asuh
orang tua yaitu authoritative, authoritarian, indulgent, dan indifferent.
Adapun kisi-kisi instrumen pola asuh orang tua yang diambil dari item-item
yang valid dari instrumen sebelumnya dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Instrumen Pola Asuh Orang Tua
DIMENSI INDIKATOR ITEM Σ
Pola Asuh
Authoritative
Menunjukkan kehangatan dan upaya
pengasuhan
1, 21, 39 3
Mendorong kebebasan remaja dalam
batas-batas yang wajar
2, 22, 40 3
Membuat standar perilaku yang jelas atau
tegas bagi remaja
3, 23, 41 3
Orang tua menuntut tanggung jawab dan
kemandirian remaja
4, 24, 42 3
Partisipasi remaja dalam aktivitas
keluarga
5, 25, 43 3
Melibatkan remaja dalam diskusi keluarga 6, 26, 44 3
Pola Asuh
Authoritarian
Menuntut nilai kepatuhan yang tinggi dari
remaja
7, 27, 45 3
Mengontrol dan membuat pembatasan-
pembatasan atau peraturan-peraturan
untuk mengontrol perilaku
8, 28, 46 3
Berusaha membentuk dan menilai sikap
atau perilaku remaja dengan standar
absolut yang telah ditetapkan
9, 29, 47 3
Rischa Yullyana, 2013 Hubungan Antara Presepsi Terhadap Pola Asuh Orang Tua Dengan Kecergasan Interpersonal Remaja Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Cenderung menggunakan hukuman dalam
menerapkan disiplin terhadap remaja
10, 30, 48 3
Tidak memberikan kesempatan pada
remaja untuk menyelesaikan masalahnya
11, 31, 49 3
Pola Asuh
Indulgent
Menunjukkan kehangatan yang tinggi 12, 50 2
Membiarkan remaja untuk mengatur
dirinya sendiri
13 1
Membiarkan remaja tanpa kontrol orang
tua
14, 32, 51 3
Membiarkan remaja berkuasa di rumah 15, 33, 52 3
Tidak ada tuntutan atau standar perilaku
yang jelas
16, 34, 53 3
Tidak ada sanksi bagi remaja 17, 35, 54 3
Pola Asuh
Indifferent
Menjauh dari anak secara fisik dan psikis 18, 36, 55 3
Tidak peduli terhadap kebutuhan,
aktivitas, kegiatan belajar, maupun
pertemanan anaknya
19, 37, 56 3
Hampir tidak pernah berbincang-bincang
atau berkomunikasi dengan anak
20, 38, 57 3
Jumlah 57 57
Cara pengisian instrumen ini adalah meminta kesediaan subjek atau responden
untuk menjawab semua item pernyataan yang diajukan dengan cara memilih atau
menentukan salah satu dari empat kotak jawaban yang tersedia di setiap item
pernyataan sesuai dengan apa yang dirasakan oleh individu yang bersangkutan.
Penentuan jawaban dilakukan dengan mengisi salah satu kolom yang tersedia dengan
memberi tanda checklist (√) sesuai dengan jawaban yang menjadi pilihannya. Setiap
item mempunyai empat pilihan jawaban yaitu : Selalu (SL), Sering (SR), Kadang-
kadang (K), dan Tidak Pernah (TP).
Teknik pemberian skor pada instrumen ini dilakukan dengan memberikan skor pada
masing-masing item pernyataan. Pola penskoran item dapat dilihat sebagai berikut :
Rischa Yullyana, 2013 Hubungan Antara Presepsi Terhadap Pola Asuh Orang Tua Dengan Kecergasan Interpersonal Remaja Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tabel 3.4
Pola Penskoran Instrumen Pola Asuh Orang Tua
PILIHAN SKOR
Selalu (SL) 4
Sering (SR) 3
Kadang-Kadang (K) 2
Tidak Pernah (TP) 1
2. Instrumen Kecerdasan Interpersonal Remaja
Instrumen kecerdasan interpersonal yang digunakan pada penelitian ini
merupakan instrumen yang dibuat oleh Bisni Berlina (2010). Instrumen tersebut
dikembangkan dari konsep kecerdasan interpersonal Andesron (Safaria, 2005).
Instrumen ini digunakan oleh peneliti karena memiliki sekumpulan item pertanyaan
reliabel atau konsisten dalam mengukur variabelnya dan nilai koefisien reliabilitasnya
lebih besar dari 0,6 yaitu sebesar 0,902 dan cukup valid sehingga instrumen tersebut
dapat digunakan pada penelitian ini.
Adapun kisi-kisi instrumen kecerdasan interpersonal remaja yang diambil dari
item-item yang valid dari instrument sebelumnya dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Instrumen Kecerdasan Interpersonal Remaja
DIMENSI INDIKATOR ITEM Σ
+ -
Social insight
Kemampuan
mengembangkan
kesadaran diri
3,4,5,6,8
1,2,7
9
9
Rischa Yullyana, 2013 Hubungan Antara Presepsi Terhadap Pola Asuh Orang Tua Dengan Kecergasan Interpersonal Remaja Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Memiliki
pemahaman
situasi sosial dan
etika
sosial
15,16,
17,18,
19,20,21
10,11,12,
13,14
12
Kemampuan
mencari
pemecahan
masalahyang
efektif dalam
suatu
interaksi sosial
22,23,24
25,26
5
Social Sensivity
Kemampuan
memiliki
sikap prososial
yang
baik terhadap
orang lain
29,30,31,
32,33,34
27,28,35,36
10
Kemampuan
memiliki
sikap empati
terhadap
orang lain
37,38,
42,43,44
39,40,41
8
Social
Communication
Kemampuan
berkomunikasi
yang
baik dengan
orang lain
45,46,47,
48,49
50,51,52,
53,54,
55,56
12
Jumlah 31 25 56
Cara pengisian instrumen ini adalah meminta kesediaan subjek atau responden
untuk menjawab semua item pernyataan yang diajukan dengan cara memilih atau
menentukan salah satu dari lima kotak jawaban yang tersedia di setiap item
pernyataan sesuai dengan apa yang dirasakan oleh individu yang bersangkutan.
Penentuan jawaban dilakukan dengan mengisi salah satu kolom yang tersedia dengan
memberi tanda checklist (√) sesuai dengan jawaban yang menjadi pilihannya. Setiap
Rischa Yullyana, 2013 Hubungan Antara Presepsi Terhadap Pola Asuh Orang Tua Dengan Kecergasan Interpersonal Remaja Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
item mempunyai lima pilihan jawaban yaitu : Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Kurang
Sesuai (KS), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS).
Teknik pemberian skor pada instrumen ini dilakukan dengan memberikan
skor pada masing-masing item pernyataan. Pola penskoran item yaitu favorable dan
unfavorable yang dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel 3.5
Pola Penskoran Instrumen Kecerdasan Interpersonal
PILIHAN FAVORABLE UNFAVORABLE
Sangat Sesuai (SS) 5 5
Sesuai (S) 4 4
Kurang Sesuai (KS) 3 3
Tidak Sesuai (TS) 2 2
Sangat Tidak Sesuai (STS) 1 1
E. Norma Skala
1. Pola Asuh Orang Tua
Untuk menentukan pola asuh mana yang disarankan oleh masing-masing
siswa dilakukan dengan cara menghitung jumlah skor yang diperoleh siswa untuk
masing tipe pola asuh yanga dirasakan. Setelah jumlah skor untuk masing-masing
tipe pola asuh diperoleh lalu dilihat tipe pola asuh mana yang jumlah skornya paing
besar, maka itulah pola asuh yang dirasakan oleh siswa tersebut.
Berikut ini adalah perhitungan proporsi untuk setiap tipe pola asuh:
𝑃roporsi skor 𝐴𝑢𝑡𝑜𝑟𝑖𝑡𝑎𝑡𝑖𝑣𝑒 =Skor 𝑎𝑢𝑡𝑜𝑟𝑖𝑡𝑎𝑡𝑖𝑣�捲 yang diperolah responden
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 𝑎𝑢𝑡𝑜𝑟𝑖𝑡𝑎𝑡𝑖𝑣𝑒
Proporsi skor 𝐼𝑛𝑑𝑢𝑙𝑔𝑒𝑛𝑡 =Skor 𝐼𝑛𝑑𝑢𝑙𝑔𝑒𝑛𝑡 yang diperolah responden
Skor maksimal 𝐼𝑛𝑑𝑢𝑙𝑔𝑒𝑛𝑡
Rischa Yullyana, 2013 Hubungan Antara Presepsi Terhadap Pola Asuh Orang Tua Dengan Kecergasan Interpersonal Remaja Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Proporsi skor 𝐼𝑛𝑑𝑖𝑓𝑓𝑒𝑟𝑒𝑛𝑡 =Skor 𝐼𝑛𝑑𝑖𝑓𝑓𝑒𝑟𝑒𝑛𝑡 yang diperolah responden
Skor maksimal 𝐼𝑛𝑑𝑖𝑓𝑓𝑒𝑟𝑒𝑛𝑡
Proporsi skor 𝐴𝑢𝑡𝑜𝑟𝑖𝑡𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛 =Skor 𝑎𝑢𝑡𝑜𝑟𝑖𝑡𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛 yang diperolah responden
Skor maksimal 𝑎𝑢𝑡𝑜𝑟𝑖𝑡𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛
Skor maksimal untuk setiap pola asuh orang tua adalah sebagai berikut :
Tabel 3.6
Skor maksimal Tipe-tipe Pola Asuh Orang Tua
Tipe-tipe Pola Asuh Jumlah
Item
Skor maksimal
Item
Skor maksimal
Authoritative 18 3 54
Authoritarian 15 3 45
Indulgent 15 3 45
Indifferent 9 3 27
2. Kecerdasan Interpersonal
Teknik pengolahan data untuk mengolah data kuantitatif menggunakan
rumus skor ideal berdasarkan perhitungan dari pembuat instrument sebelumnya yaitu
Bisni Berlina sebagai berikut.
Xi + SDi
(Cece Rakhmat & M. Solehuddin,1988)
Keterangan:
Xi : rata-rata ideal yaitu skor minimal + skor maksimal/2
SDi : standar deviasi ideal yaitu 1/3 dari rata-rata ideal
Rischa Yullyana, 2013 Hubungan Antara Presepsi Terhadap Pola Asuh Orang Tua Dengan Kecergasan Interpersonal Remaja Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Dengan menggunakan rumus skor ideal, data dapat dikelompokkan dalam tiga
kategori, yaitu tinggi, sedang, dan rendah.
a. Kelompok Atas
Semua peserta didik yang memiliki skor sebanyak skor rata-rata + 1 standar
deviasi keatas
b. Kelompok Sedang
Semua peserta didik yang memiliki skor antara -1 standart deviasi dan +1
standart deviasi
c. Kelompok Bawah
Semua kelompok didik yang memiliki skor antara -1 standart deviasi dan
yang kurang dari itu.
Untuk menetukan kedudukan subjek dalam tingkatan kecerdasan interpersonal
dilakukan teknik pengolahan data dengan menggunakan rumus skor ideal sebagai
berikut:
Skor ideal = jumlah soal valid X skor terbesar
= 56 x 5
= 280
Skor terendah = jumlah soal valid X skor terkecil
= 56 x 1
= 56
1
2
idealX x skor ideal skor terendah
Rischa Yullyana, 2013 Hubungan Antara Presepsi Terhadap Pola Asuh Orang Tua Dengan Kecergasan Interpersonal Remaja Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
1
280 562
idealX x
1336
2idealX x
168idealX
1
3ideal ideals x x
1168
3ideals x
56ideals
Tinggi = X + Sd
= 168 + 56
` = 224
Sedang = 223-113
Rendah = X – Sd
= 168 – 56
= 112
Tabel 3.7
Kategori kecerdasan interpersonal siswa
Rentang Skor Kategori
224 Tinggi
223 – 113 Sedang
112 Rendah
Rischa Yullyana, 2013 Hubungan Antara Presepsi Terhadap Pola Asuh Orang Tua Dengan Kecergasan Interpersonal Remaja Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Perhitungan Aspek
Gambaran umum kecerdasan interpersonal
GU → X.ideal = 12 (xmax + xmin)
= 12 (5 x 56) + (1 x 56)
= 12 (280) =(56)
= 12 (336) = 168
S.ideal = 13 (168) = 56
Tinggi = 168+56 = 224
Rendah= 168-56 = 112
Sedang = antara 113 s/d 223
Gambaran aspek social insight
X.ideal = 12 (xmax + xmin)
= 12 (5 x 26) + (1 x 26)
Xideal= 12 (xmax + xmin)
Xmak = n skor tinggi x n item
valid
Xmin = n skor rendah x n item
valid
Sideal = 13 (x ideal)
Rischa Yullyana, 2013 Hubungan Antara Presepsi Terhadap Pola Asuh Orang Tua Dengan Kecergasan Interpersonal Remaja Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
= 12 (130) =(26)
= 12 (156)
= 78
S.ideal = 13 (78)
= 26
Tinggi = 78+26 = 104
Rendah = 78-26 = 52
Sedang = antara 53 s/d 103
Gambaran aspek social sensitivity
x ideal = ½ (x.max + x.min)
= ½ (5x8) + (1x18)
= ½ (90) + (18)
= ½ x108
= 54
S ideal = 1/3.54 = 18
Tinggi = 54 + 12 = 72
Rendah = 54 – 12 = 36
Gambaran aspek social communication
x ideal = ½ (x.max + x.min)
= ½ (5x12) + (1x12)
= ½ (60) + (12)
Rischa Yullyana, 2013 Hubungan Antara Presepsi Terhadap Pola Asuh Orang Tua Dengan Kecergasan Interpersonal Remaja Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
= ½ x72
= 36
S ideal = 1/3.36 = 12
Tinggi = 36 + 12 = 48
Rendah = 36 – 12 = 24
F. Teknik Analisis Data : Korelasi Pearson’s Product Moment
Uji korelasi digunakan untuk mengetahui kekuatan hubungan antara dua
variabel. Uji korelasi dilakukan dengan menggunakan rumus pearson’s product
moment, yaitu sebagai berikut :
22 2 2
( )( )
{ ( ) }{ ( ) }
i i i i
i i i
n X Y X Yr
n X X n Y Y
(Sugiyono : 2009)
Dimana :
r = koefisien korelasi pearson’s product moment
n = jumlah responden
∑X = jumlah skor pola asuh orang tua
∑Y = jumlah skor kecerdasan interpersonal
∑XY = jumlah hasil kali skor poala asuh orang tua dan kecerdasan interpersonal
∑X2 = kuadrat jumlah skor pola asuh orang tua
∑Y2 = kuadrat jumlah skor kecerdasan interpersonal
Rischa Yullyana, 2013 Hubungan Antara Presepsi Terhadap Pola Asuh Orang Tua Dengan Kecergasan Interpersonal Remaja Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Setelah diketahui koefisien korelasi dari masing-masing hubungan, maka
digunakan tabel Guilford untuk mengetahui kekuatan hubungan antar dua varaibel,
yaitu sebagai berikut :
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0.00 - 0.199 Sangat Lemah
0.20 - 0.399 Lemah
0.40 - 0.599 Sedang
0.60 - 0.799 Kuat
0.80 - 1.000 Sangat Kuat
(Sugiyono : 2009)
G. Prosedur dan Tahapan Penelitian
Prosedur yang ditempuh dalam penelitian terdiri dari tiga tahap yaitu persiapan,
pelaksanaan dan pelaporan. Penjelasan mengenai tahapan-tahapan penelitian sebagai
berikut :
1. Persiapan
a Menyusun proposal penelitian serta melaksanakan seminar proposal penelitian
pada mata kuliah seminar psikologi perkembangan.
b. Mengajukan permohonan pengangkatan dosen pembimbing skripsi pada
tingkat fakultas.
c. Mengajukan permohonan izin penelitian dari jurusan Psikologi yang
memberikan rekomendasi untuk melanjutkan ke tingkat fakultas. Surat izin
penelitian yang telah disahkan kemudian disampaikan kepada Kepala Sekolah
SMP Negeri 12 Bandung.
Rischa Yullyana, 2013 Hubungan Antara Presepsi Terhadap Pola Asuh Orang Tua Dengan Kecergasan Interpersonal Remaja Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2. Pelaksanaan
a. Penggunaan instrumen penelitian.
b. Mengolah dan menganalisis data yang telah terkumpul.
3. Pelaporan
Tahapan pelaporan merupakan tahap akhir dari tahapan penelitian. Pada tahap
pelaporan seluruh kegiatan dan hasil penelitian dianalisis dan dilaporkan dalam
bentuk karya ilmiah (skripsi) untuk kemudian dipertanggungjawabkan.