19
Rischa Yullyana, 2013 Hubungan Antara Presepsi Terhadap Pola Asuh Orang Tua Dengan Kecergasan Interpersonal Remaja Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian Lokasi penelitian ini adalah di SMP Negeri 12 Bandung yang beralamatkan di Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 195, kelurahan Gegerkalong, kecamatan Sukasari, kota Bandung, Jawa Barat. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa di SMPN 12 Bandung yang berjumlah 1156 orang. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi (Sugiyono, 2008). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik simple random sampling yang dilakukan dengan cara diundi oleh peneliti. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan rumus dari Slovin sebagai berikut : n = 1+ 2 (Ridwan, 2004) Keterangan : n = Ukuran sampel keseluruhan N = Ukuran Populasi

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel ...repository.upi.edu/430/6/T_PSI_0900748_CHAPTER3.pdf · Pola asuh yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah sekumpulan

  • Upload
    vankhue

  • View
    214

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Rischa Yullyana, 2013 Hubungan Antara Presepsi Terhadap Pola Asuh Orang Tua Dengan Kecergasan Interpersonal Remaja Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah di SMP Negeri 12 Bandung yang beralamatkan di

Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 195, kelurahan Gegerkalong, kecamatan Sukasari, kota

Bandung, Jawa Barat.

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008).

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa di SMPN

12 Bandung yang berjumlah 1156 orang.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi

(Sugiyono, 2008). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik simple random

sampling yang dilakukan dengan cara diundi oleh peneliti. Teknik pengambilan

sampel dengan menggunakan rumus dari Slovin sebagai berikut :

n = 𝑁

1+𝑁𝑒2

(Ridwan, 2004)

Keterangan :

n = Ukuran sampel keseluruhan

N = Ukuran Populasi

Rischa Yullyana, 2013 Hubungan Antara Presepsi Terhadap Pola Asuh Orang Tua Dengan Kecergasan Interpersonal Remaja Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

e = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan (5 %)

Dari hasil perhitungan sampel tersebut didapatkan sampel sebanyak 298 orang

yang terinci sebagai berikut :

Tabel 3.1 Kelas Responden

No Kelas Frekuensi Persentase

1 VII 110 36.91%

2 VIII 108 36.24%

3 IX 80 26.85%

Total 298 100%

Gambar 3.1 Diagram Distribusi Frekuensi kelas Responden

Tabel 3.1 menunjukkan banyaknya responden berdasarkan kelas responden.

Mayoritas responden sebanyak 110 orang atau 36,91% adalah responden kelas “VII”

dan yang paling sedikit adalah responden kelas “IX” sebanyak 80 orang atau 26,85%.

B. Metode Penelitian

Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Metode kuantitatif

merupakan metode yang digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu,

VII

VIII

IX

Rischa Yullyana, 2013 Hubungan Antara Presepsi Terhadap Pola Asuh Orang Tua Dengan Kecergasan Interpersonal Remaja Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat statistik

dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2008)

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

korelasional. Penelitian korelasional adalah penelitian yang bertujuan untuk

mengetahui ada tidaknya hubungan antar variabel, jika ada seberapa eratkah serta

berarti atau tidak hubungan itu (Arikunto, 2006). Penelitian bertujuan untuk

mengetahui tingkat hubungan antara variabel pola asuh orang tua dengan variabel

kecerdasan interpersonal remaja pada siswa SMPN 12 Bandung tahun ajaran

2012/2013.

C. Definisi Operasional

1. Pola Asuh Orang Tua

Pola asuh yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah sekumpulan sikap

yang diterapkan oleh orang tua terhadap remaja dirumah termasuk bagaimana sikap

mereka dalam proses mendidik, membimbing, mendisiplinkan, dan melindungi

remaja dalam mencapai kedewasaan yang sesuai dengan norma-norma yang ada pada

masyarakat.

Adapun dimensi dari pola asuh orang tua tersebut yaitu :

a. Pola Asuh Authoritative

Pola Asuh Authoritative, yang secara operasional ditandai dengan indikator :

1. Menunjukkan kehangatan dan upaya pengasuhan.

2. Mendorong kebebasan remaja dalam batas-batas yang wajar.

Rischa Yullyana, 2013 Hubungan Antara Presepsi Terhadap Pola Asuh Orang Tua Dengan Kecergasan Interpersonal Remaja Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3. Membuat standar perilaku yang jelas atau tegas bagi remaja.

4. Orang tua menuntut tanggung jawab dan kemandirian remaja.

5. Partisipasi remaja dalam aktivitas keluarga.

6. Melibatkan remaja dalam diskusi keluarga.

b. Pola asuh Authoritarian

Pola asuh Authoritarian, yang secara operasional ditandai dengan indikator :

1. Menuntut nilai kepatuhan yang tinggi dari remaja.

2. Mengontrol dan membuat pembatasan-pembatasan atau peraturan-peraturan

untuk mengontrol perilaku.

3. Berusaha membentuk dan menilai sikap atau perilaku remaja dengan standar

absolut yang telah ditetapkan.

4. Cenderung menggunakan hukuman dalam menerapkan disiplin terhadap

remaja.

5. Tidak memberikan kesempatan pada remaja untuk menyelesaikan

masalahnya.

c. Pola asuh Indulgent

Pola asuh Indulgent, yang secara operasional ditandai dengan indikator :

1. Menunjukkan kehangatan yang tinggi.

2. Membiarkan remaja untuk mengatur dirinya sendiri.

3. Membiarkan remaja tanpa kontrol orang tua.

Rischa Yullyana, 2013 Hubungan Antara Presepsi Terhadap Pola Asuh Orang Tua Dengan Kecergasan Interpersonal Remaja Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4. Membiarkan remaja berkuasa di rumah.

5. Tidak ada tuntutan atau standar perilaku yang jelas.

6. Tidak ada sanksi bagi remaja.

d. Pola asuh Indifferent

Pola asuh Indifferent, yang secara operasional ditandai dengan indikator :

1. Menjauh dari anak secara fisik dan psikis.

2. Tidak peduli terhadap kebutuhan, aktivitas, kegiatan belajar, maupun

pertemanan anaknya.

3. Hampir tidak pernah berbincang-bincang atau berkomunikasi dengan anak.

2. Kecerdasan Interpersonal Remaja

Kecerdasan interpersonal yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

kemampuan remaja dalam memahami diri sendiri, etika/aturan bergaul, perasaan

orang lain, dan cara berkomunikasi serta menemukan pemecahan masalah/konflik

sosial yang efektif untuk menciptakan relasi, membangun relasi dan mempertahankan

relasi sosialnya.

Adapun dimensi dari kecerdasan interpersonal tersebut yaitu :

1. Social insight, yaitu kemampuan untuk memahami diri, situasi/etika sosial, dan

menemukan pemecahan masalah/konflik sosial yang efektif dalam satu interaksi

sosial. Indikator social insight adalah:

a. Kemampuan mengembangkan kesadaran diri

b. Memiliki pemahaman situasi sosial dan etika sosial

Rischa Yullyana, 2013 Hubungan Antara Presepsi Terhadap Pola Asuh Orang Tua Dengan Kecergasan Interpersonal Remaja Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

c. Kemampuan mencari pemecahan masalah yang efektif dalam situasi interaksi

sosial

2. Social sensitivity, yaitu kemampuan untuk merasakan dan mengamati reaksi-

reaksi atau perubahan orang lain yang ditunjukkan baik secara verbal maupun

non-verbal. Indikator social sensitivity adalah:

a. Kemampuan memiliki sikap prososial yang baik terhadap orang lain

b. Kemampuan memiliki sikap empati terhadap orang lain

3. Social communication, yaitu kemampuan menyampaikan dan menerima pesan

secara efektif dalam menjalin dan membangun interpersonal yang sehat. Indikator

social communication adalah:

a. Kemampuan berkomunikasi yang baik dengan orang lain.

D. Penggunaan Instrumen

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa angket atau

kuesioner dengan menggunakan skala likert yang mengukur pola asuh orang tua dan

kecerdasan interpersonal remaja pada siswa di SMPN 12 Bandung.

Terdapat dua instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu instrumen

pola asuh orang tua dan instrumen kecerdasan interpersonal siswa.

1. Instrumen Pola Asuh Orang Tua

Instrumen pola asuh orang tua yang digunakan pada penelitian ini merupakan

instrumen yang dibuat oleh Damayanti (2010). Alasan peneliti memakai instrumen

tersebut yaitu karena memiliki sekumpulan item pertanyaan reliabel atau konsisten

Rischa Yullyana, 2013 Hubungan Antara Presepsi Terhadap Pola Asuh Orang Tua Dengan Kecergasan Interpersonal Remaja Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dalam mengukur variabelnya dari setiap dimensi pola asuh orang tua. Pola asuh

authoritative dengan tingkat realibilitas sebesar 0,893, pola asuh authoritarian

dengan tingkat realibilitas 0,860, pola asuh indulgent dengan tingkat realibilitas

0,884, dan pola asuh indifferent dengan tingkat realibilitas sebesar 0,850. Dan juga

item-item pada instrumen ini cukup valid sehingga dapat digunakan dalam penelitian

ini. Instrumen tersebut dikembangkan dari konsep pola asuh Diana Baumrind

(Steinberg, 1993). Dalam instrumen ini terdapat item-item berdasarkan tipe pola asuh

orang tua yaitu authoritative, authoritarian, indulgent, dan indifferent.

Adapun kisi-kisi instrumen pola asuh orang tua yang diambil dari item-item

yang valid dari instrumen sebelumnya dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 3.2

Kisi-Kisi Instrumen Pola Asuh Orang Tua

DIMENSI INDIKATOR ITEM Σ

Pola Asuh

Authoritative

Menunjukkan kehangatan dan upaya

pengasuhan

1, 21, 39 3

Mendorong kebebasan remaja dalam

batas-batas yang wajar

2, 22, 40 3

Membuat standar perilaku yang jelas atau

tegas bagi remaja

3, 23, 41 3

Orang tua menuntut tanggung jawab dan

kemandirian remaja

4, 24, 42 3

Partisipasi remaja dalam aktivitas

keluarga

5, 25, 43 3

Melibatkan remaja dalam diskusi keluarga 6, 26, 44 3

Pola Asuh

Authoritarian

Menuntut nilai kepatuhan yang tinggi dari

remaja

7, 27, 45 3

Mengontrol dan membuat pembatasan-

pembatasan atau peraturan-peraturan

untuk mengontrol perilaku

8, 28, 46 3

Berusaha membentuk dan menilai sikap

atau perilaku remaja dengan standar

absolut yang telah ditetapkan

9, 29, 47 3

Rischa Yullyana, 2013 Hubungan Antara Presepsi Terhadap Pola Asuh Orang Tua Dengan Kecergasan Interpersonal Remaja Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Cenderung menggunakan hukuman dalam

menerapkan disiplin terhadap remaja

10, 30, 48 3

Tidak memberikan kesempatan pada

remaja untuk menyelesaikan masalahnya

11, 31, 49 3

Pola Asuh

Indulgent

Menunjukkan kehangatan yang tinggi 12, 50 2

Membiarkan remaja untuk mengatur

dirinya sendiri

13 1

Membiarkan remaja tanpa kontrol orang

tua

14, 32, 51 3

Membiarkan remaja berkuasa di rumah 15, 33, 52 3

Tidak ada tuntutan atau standar perilaku

yang jelas

16, 34, 53 3

Tidak ada sanksi bagi remaja 17, 35, 54 3

Pola Asuh

Indifferent

Menjauh dari anak secara fisik dan psikis 18, 36, 55 3

Tidak peduli terhadap kebutuhan,

aktivitas, kegiatan belajar, maupun

pertemanan anaknya

19, 37, 56 3

Hampir tidak pernah berbincang-bincang

atau berkomunikasi dengan anak

20, 38, 57 3

Jumlah 57 57

Cara pengisian instrumen ini adalah meminta kesediaan subjek atau responden

untuk menjawab semua item pernyataan yang diajukan dengan cara memilih atau

menentukan salah satu dari empat kotak jawaban yang tersedia di setiap item

pernyataan sesuai dengan apa yang dirasakan oleh individu yang bersangkutan.

Penentuan jawaban dilakukan dengan mengisi salah satu kolom yang tersedia dengan

memberi tanda checklist (√) sesuai dengan jawaban yang menjadi pilihannya. Setiap

item mempunyai empat pilihan jawaban yaitu : Selalu (SL), Sering (SR), Kadang-

kadang (K), dan Tidak Pernah (TP).

Teknik pemberian skor pada instrumen ini dilakukan dengan memberikan skor pada

masing-masing item pernyataan. Pola penskoran item dapat dilihat sebagai berikut :

Rischa Yullyana, 2013 Hubungan Antara Presepsi Terhadap Pola Asuh Orang Tua Dengan Kecergasan Interpersonal Remaja Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 3.4

Pola Penskoran Instrumen Pola Asuh Orang Tua

PILIHAN SKOR

Selalu (SL) 4

Sering (SR) 3

Kadang-Kadang (K) 2

Tidak Pernah (TP) 1

2. Instrumen Kecerdasan Interpersonal Remaja

Instrumen kecerdasan interpersonal yang digunakan pada penelitian ini

merupakan instrumen yang dibuat oleh Bisni Berlina (2010). Instrumen tersebut

dikembangkan dari konsep kecerdasan interpersonal Andesron (Safaria, 2005).

Instrumen ini digunakan oleh peneliti karena memiliki sekumpulan item pertanyaan

reliabel atau konsisten dalam mengukur variabelnya dan nilai koefisien reliabilitasnya

lebih besar dari 0,6 yaitu sebesar 0,902 dan cukup valid sehingga instrumen tersebut

dapat digunakan pada penelitian ini.

Adapun kisi-kisi instrumen kecerdasan interpersonal remaja yang diambil dari

item-item yang valid dari instrument sebelumnya dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 3.3

Kisi-Kisi Instrumen Kecerdasan Interpersonal Remaja

DIMENSI INDIKATOR ITEM Σ

+ -

Social insight

Kemampuan

mengembangkan

kesadaran diri

3,4,5,6,8

1,2,7

9

9

Rischa Yullyana, 2013 Hubungan Antara Presepsi Terhadap Pola Asuh Orang Tua Dengan Kecergasan Interpersonal Remaja Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Memiliki

pemahaman

situasi sosial dan

etika

sosial

15,16,

17,18,

19,20,21

10,11,12,

13,14

12

Kemampuan

mencari

pemecahan

masalahyang

efektif dalam

suatu

interaksi sosial

22,23,24

25,26

5

Social Sensivity

Kemampuan

memiliki

sikap prososial

yang

baik terhadap

orang lain

29,30,31,

32,33,34

27,28,35,36

10

Kemampuan

memiliki

sikap empati

terhadap

orang lain

37,38,

42,43,44

39,40,41

8

Social

Communication

Kemampuan

berkomunikasi

yang

baik dengan

orang lain

45,46,47,

48,49

50,51,52,

53,54,

55,56

12

Jumlah 31 25 56

Cara pengisian instrumen ini adalah meminta kesediaan subjek atau responden

untuk menjawab semua item pernyataan yang diajukan dengan cara memilih atau

menentukan salah satu dari lima kotak jawaban yang tersedia di setiap item

pernyataan sesuai dengan apa yang dirasakan oleh individu yang bersangkutan.

Penentuan jawaban dilakukan dengan mengisi salah satu kolom yang tersedia dengan

memberi tanda checklist (√) sesuai dengan jawaban yang menjadi pilihannya. Setiap

Rischa Yullyana, 2013 Hubungan Antara Presepsi Terhadap Pola Asuh Orang Tua Dengan Kecergasan Interpersonal Remaja Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

item mempunyai lima pilihan jawaban yaitu : Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Kurang

Sesuai (KS), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS).

Teknik pemberian skor pada instrumen ini dilakukan dengan memberikan

skor pada masing-masing item pernyataan. Pola penskoran item yaitu favorable dan

unfavorable yang dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 3.5

Pola Penskoran Instrumen Kecerdasan Interpersonal

PILIHAN FAVORABLE UNFAVORABLE

Sangat Sesuai (SS) 5 5

Sesuai (S) 4 4

Kurang Sesuai (KS) 3 3

Tidak Sesuai (TS) 2 2

Sangat Tidak Sesuai (STS) 1 1

E. Norma Skala

1. Pola Asuh Orang Tua

Untuk menentukan pola asuh mana yang disarankan oleh masing-masing

siswa dilakukan dengan cara menghitung jumlah skor yang diperoleh siswa untuk

masing tipe pola asuh yanga dirasakan. Setelah jumlah skor untuk masing-masing

tipe pola asuh diperoleh lalu dilihat tipe pola asuh mana yang jumlah skornya paing

besar, maka itulah pola asuh yang dirasakan oleh siswa tersebut.

Berikut ini adalah perhitungan proporsi untuk setiap tipe pola asuh:

𝑃roporsi skor 𝐴𝑢𝑡𝑕𝑜𝑟𝑖𝑡𝑎𝑡𝑖𝑣𝑒 =Skor 𝑎𝑢𝑡𝑕𝑜𝑟𝑖𝑡𝑎𝑡𝑖𝑣�捲 yang diperolah responden

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 𝑎𝑢𝑡𝑕𝑜𝑟𝑖𝑡𝑎𝑡𝑖𝑣𝑒

Proporsi skor 𝐼𝑛𝑑𝑢𝑙𝑔𝑒𝑛𝑡 =Skor 𝐼𝑛𝑑𝑢𝑙𝑔𝑒𝑛𝑡 yang diperolah responden

Skor maksimal 𝐼𝑛𝑑𝑢𝑙𝑔𝑒𝑛𝑡

Rischa Yullyana, 2013 Hubungan Antara Presepsi Terhadap Pola Asuh Orang Tua Dengan Kecergasan Interpersonal Remaja Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Proporsi skor 𝐼𝑛𝑑𝑖𝑓𝑓𝑒𝑟𝑒𝑛𝑡 =Skor 𝐼𝑛𝑑𝑖𝑓𝑓𝑒𝑟𝑒𝑛𝑡 yang diperolah responden

Skor maksimal 𝐼𝑛𝑑𝑖𝑓𝑓𝑒𝑟𝑒𝑛𝑡

Proporsi skor 𝐴𝑢𝑡𝑕𝑜𝑟𝑖𝑡𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛 =Skor 𝑎𝑢𝑡𝑕𝑜𝑟𝑖𝑡𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛 yang diperolah responden

Skor maksimal 𝑎𝑢𝑡𝑕𝑜𝑟𝑖𝑡𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛

Skor maksimal untuk setiap pola asuh orang tua adalah sebagai berikut :

Tabel 3.6

Skor maksimal Tipe-tipe Pola Asuh Orang Tua

Tipe-tipe Pola Asuh Jumlah

Item

Skor maksimal

Item

Skor maksimal

Authoritative 18 3 54

Authoritarian 15 3 45

Indulgent 15 3 45

Indifferent 9 3 27

2. Kecerdasan Interpersonal

Teknik pengolahan data untuk mengolah data kuantitatif menggunakan

rumus skor ideal berdasarkan perhitungan dari pembuat instrument sebelumnya yaitu

Bisni Berlina sebagai berikut.

Xi + SDi

(Cece Rakhmat & M. Solehuddin,1988)

Keterangan:

Xi : rata-rata ideal yaitu skor minimal + skor maksimal/2

SDi : standar deviasi ideal yaitu 1/3 dari rata-rata ideal

Rischa Yullyana, 2013 Hubungan Antara Presepsi Terhadap Pola Asuh Orang Tua Dengan Kecergasan Interpersonal Remaja Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Dengan menggunakan rumus skor ideal, data dapat dikelompokkan dalam tiga

kategori, yaitu tinggi, sedang, dan rendah.

a. Kelompok Atas

Semua peserta didik yang memiliki skor sebanyak skor rata-rata + 1 standar

deviasi keatas

b. Kelompok Sedang

Semua peserta didik yang memiliki skor antara -1 standart deviasi dan +1

standart deviasi

c. Kelompok Bawah

Semua kelompok didik yang memiliki skor antara -1 standart deviasi dan

yang kurang dari itu.

Untuk menetukan kedudukan subjek dalam tingkatan kecerdasan interpersonal

dilakukan teknik pengolahan data dengan menggunakan rumus skor ideal sebagai

berikut:

Skor ideal = jumlah soal valid X skor terbesar

= 56 x 5

= 280

Skor terendah = jumlah soal valid X skor terkecil

= 56 x 1

= 56

1

2

idealX x skor ideal skor terendah

Rischa Yullyana, 2013 Hubungan Antara Presepsi Terhadap Pola Asuh Orang Tua Dengan Kecergasan Interpersonal Remaja Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1

280 562

idealX x

1336

2idealX x

168idealX

1

3ideal ideals x x

1168

3ideals x

56ideals

Tinggi = X + Sd

= 168 + 56

` = 224

Sedang = 223-113

Rendah = X – Sd

= 168 – 56

= 112

Tabel 3.7

Kategori kecerdasan interpersonal siswa

Rentang Skor Kategori

224 Tinggi

223 – 113 Sedang

112 Rendah

Rischa Yullyana, 2013 Hubungan Antara Presepsi Terhadap Pola Asuh Orang Tua Dengan Kecergasan Interpersonal Remaja Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Perhitungan Aspek

Gambaran umum kecerdasan interpersonal

GU → X.ideal = 12 (xmax + xmin)

= 12 (5 x 56) + (1 x 56)

= 12 (280) =(56)

= 12 (336) = 168

S.ideal = 13 (168) = 56

Tinggi = 168+56 = 224

Rendah= 168-56 = 112

Sedang = antara 113 s/d 223

Gambaran aspek social insight

X.ideal = 12 (xmax + xmin)

= 12 (5 x 26) + (1 x 26)

Xideal= 12 (xmax + xmin)

Xmak = n skor tinggi x n item

valid

Xmin = n skor rendah x n item

valid

Sideal = 13 (x ideal)

Rischa Yullyana, 2013 Hubungan Antara Presepsi Terhadap Pola Asuh Orang Tua Dengan Kecergasan Interpersonal Remaja Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

= 12 (130) =(26)

= 12 (156)

= 78

S.ideal = 13 (78)

= 26

Tinggi = 78+26 = 104

Rendah = 78-26 = 52

Sedang = antara 53 s/d 103

Gambaran aspek social sensitivity

x ideal = ½ (x.max + x.min)

= ½ (5x8) + (1x18)

= ½ (90) + (18)

= ½ x108

= 54

S ideal = 1/3.54 = 18

Tinggi = 54 + 12 = 72

Rendah = 54 – 12 = 36

Gambaran aspek social communication

x ideal = ½ (x.max + x.min)

= ½ (5x12) + (1x12)

= ½ (60) + (12)

Rischa Yullyana, 2013 Hubungan Antara Presepsi Terhadap Pola Asuh Orang Tua Dengan Kecergasan Interpersonal Remaja Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

= ½ x72

= 36

S ideal = 1/3.36 = 12

Tinggi = 36 + 12 = 48

Rendah = 36 – 12 = 24

F. Teknik Analisis Data : Korelasi Pearson’s Product Moment

Uji korelasi digunakan untuk mengetahui kekuatan hubungan antara dua

variabel. Uji korelasi dilakukan dengan menggunakan rumus pearson’s product

moment, yaitu sebagai berikut :

22 2 2

( )( )

{ ( ) }{ ( ) }

i i i i

i i i

n X Y X Yr

n X X n Y Y

(Sugiyono : 2009)

Dimana :

r = koefisien korelasi pearson’s product moment

n = jumlah responden

∑X = jumlah skor pola asuh orang tua

∑Y = jumlah skor kecerdasan interpersonal

∑XY = jumlah hasil kali skor poala asuh orang tua dan kecerdasan interpersonal

∑X2 = kuadrat jumlah skor pola asuh orang tua

∑Y2 = kuadrat jumlah skor kecerdasan interpersonal

Rischa Yullyana, 2013 Hubungan Antara Presepsi Terhadap Pola Asuh Orang Tua Dengan Kecergasan Interpersonal Remaja Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Setelah diketahui koefisien korelasi dari masing-masing hubungan, maka

digunakan tabel Guilford untuk mengetahui kekuatan hubungan antar dua varaibel,

yaitu sebagai berikut :

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0.00 - 0.199 Sangat Lemah

0.20 - 0.399 Lemah

0.40 - 0.599 Sedang

0.60 - 0.799 Kuat

0.80 - 1.000 Sangat Kuat

(Sugiyono : 2009)

G. Prosedur dan Tahapan Penelitian

Prosedur yang ditempuh dalam penelitian terdiri dari tiga tahap yaitu persiapan,

pelaksanaan dan pelaporan. Penjelasan mengenai tahapan-tahapan penelitian sebagai

berikut :

1. Persiapan

a Menyusun proposal penelitian serta melaksanakan seminar proposal penelitian

pada mata kuliah seminar psikologi perkembangan.

b. Mengajukan permohonan pengangkatan dosen pembimbing skripsi pada

tingkat fakultas.

c. Mengajukan permohonan izin penelitian dari jurusan Psikologi yang

memberikan rekomendasi untuk melanjutkan ke tingkat fakultas. Surat izin

penelitian yang telah disahkan kemudian disampaikan kepada Kepala Sekolah

SMP Negeri 12 Bandung.

Rischa Yullyana, 2013 Hubungan Antara Presepsi Terhadap Pola Asuh Orang Tua Dengan Kecergasan Interpersonal Remaja Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Pelaksanaan

a. Penggunaan instrumen penelitian.

b. Mengolah dan menganalisis data yang telah terkumpul.

3. Pelaporan

Tahapan pelaporan merupakan tahap akhir dari tahapan penelitian. Pada tahap

pelaporan seluruh kegiatan dan hasil penelitian dianalisis dan dilaporkan dalam

bentuk karya ilmiah (skripsi) untuk kemudian dipertanggungjawabkan.