17
36 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 7 Gondang Sragen yang beralamat di Dukuh Kebonagung, Desa Gondang, Kecamatan Gondang, Kabupaten Sragen.Peneliti melakukan penelitian di sekolah ini dikarenakan sekolah ini merupakan salah satu sekolah inklusi yang ada di Sragen yang cukup banyak memiliki anak berkesulitan belajar. 2. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2015/2016 dengan menyesuaikan materi yang akan diajarkan. Pelaksanaan penelitian ini dibagi dalam tigatahapan, yang meliputi: a) Tahap Persiapan Pada tahap ini meliputi pengajuan judul, penyusunan proposal, perijinan, penyusunan instrumen, dan validitas instrumen yang dilaksanakan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Februari 2016. b) Tahap Pelaksanaan Tahap pelaksanaan penelitian meliputi pengukuran pretest, treatment, dan pengukuran hasil posttest dilakukan pada bulan Maret sampai dengan Mei 2016. c) Tahap Penyelesaian Pada tahap penyelesaian meliputi penyusunan laporan penelitian yang dilaksankan pada bulan Mei sampai dengan Juni 2016. B. Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan eksperimen, karena dalam penelitian ini peneliti menagadakan percobaan untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode kooperatif tipe Student Team Achievement Divisions (STAD) terhadap peningkatan prestasi belajar matematika

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. · keamampuan subjek penelitian dengan cara pengukuran Arikunto (2010: 193) juga menyatakan bahwa, “Tes adalah serentetan

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. · keamampuan subjek penelitian dengan cara pengukuran Arikunto (2010: 193) juga menyatakan bahwa, “Tes adalah serentetan

36

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 7 Gondang Sragen yang beralamat

di Dukuh Kebonagung, Desa Gondang, Kecamatan Gondang, Kabupaten

Sragen.Peneliti melakukan penelitian di sekolah ini dikarenakan sekolah ini

merupakan salah satu sekolah inklusi yang ada di Sragen yang cukup banyak

memiliki anak berkesulitan belajar.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2015/2016

dengan menyesuaikan materi yang akan diajarkan. Pelaksanaan penelitian ini

dibagi dalam tigatahapan, yang meliputi:

a) Tahap Persiapan

Pada tahap ini meliputi pengajuan judul, penyusunan proposal, perijinan,

penyusunan instrumen, dan validitas instrumen yang dilaksanakan pada bulan

Januari 2016 sampai dengan Februari 2016.

b) Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan penelitian meliputi pengukuran pretest, treatment, dan

pengukuran hasil posttest dilakukan pada bulan Maret sampai dengan Mei

2016.

c) Tahap Penyelesaian

Pada tahap penyelesaian meliputi penyusunan laporan penelitian yang

dilaksankan pada bulan Mei sampai dengan Juni 2016.

B. Desain Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

eksperimen, karena dalam penelitian ini peneliti menagadakan percobaan untuk

mengetahui pengaruh penggunaan metode kooperatif tipe Student Team

Achievement Divisions (STAD) terhadap peningkatan prestasi belajar matematika

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. · keamampuan subjek penelitian dengan cara pengukuran Arikunto (2010: 193) juga menyatakan bahwa, “Tes adalah serentetan

37

materi perkalian anak kesulitan belajar melalui inklusi model kluster di SD Negeri

Gondang 7 Sragen Tahun Ajaran 2015/2016. Sugiyono (2011:109) menyatakan

bahwa, “eksperimen adalah metode penelitian yang dapat diartikan sebagai

metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu

terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan”. Sanjaya (2013:87)

mengemukakan bahwa, “metode penelitian eksperimen adalah metode penelitian

yang digunakan untuk mengetahui pengaruh dari suatu tindakan atau perlakuan

tertentu yang sengaja dilakukan terhadap suatu kondisi tertentu”. Sedangkan

menurut Arifin (2012:68), “eksperimen merupakan cara praktis untuk

mempelajari sesuatu dengan mengubah-ubah kondisi dan mengamati pengaruhnya

terhadap hal lainnya. Tujuannya adalah untuk mengetahui pengaruh atau

hubungan sebab-akibat (cause and effect relationship) dengan cara

membandingkan hasil kelompok eksperimen yang diberikan perlakuan dengan

kelompok kontrol yang tidak diberikan perlakuan”. Menurut Sugiyono (2013:109)

ada empat macam bentuk desain eksperimen yaitu: pre-experimental design, true-

experimental design, factorial-experimental design, quasi experimental design.

Selanjutnya dari masing-masing desain penelitian tersebut memiliki prosedur

tersendiri.

Pada penelitian ini, peneliti akan menggunakan desain penelitian pre-

experimental design dengan bentuk One Group Prestest-Posttest, dimana subjek

penelitian yang dikenai pretest dan posttest adalah satu kelompok yang sama.

Pretest digunakan untuk mengukur kemampuan awal siswa dalam materi dasar

perkalian sebelum diberi perlakuan (O1). Sedangkan Posttest digunakan untuk

mengukur kemampuan akhir anak dalam memahami perkalian setelah diberikan

perlakuan (O2). Pengaruh perlakuan X dapat diketahui dengan membandingkan

antara hasil O1 dan O2 dalam situasi yang terkontrol. Desain penelitian One

Group Pretest-Posttest dapat digambarkan sebagai berikut:

Tabel. 3.2 Desain Penelitian

Pretest Treatment Posttest

O1 X O2

Keterangan :

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. · keamampuan subjek penelitian dengan cara pengukuran Arikunto (2010: 193) juga menyatakan bahwa, “Tes adalah serentetan

38

1. O1 : Tes awal (pretest) sebelum perlakuan diberikan. Kemudian hitung

rata-rata untuk menentukan prestasi awal mereka.

2. X :Treatment (perlakuan), yaitu melakukan pembelajaran dengan

metode kooperatif melalui inklusi model kluster.

3. O2 :Tes akhir (posttest) setelah diberikan perlakuan. Kemudian hitung

rata-rata untuk menentukan prestasi subjek setelah mendapat

perlakuan.

4. Bandingkan rata-rata hitung subjek antara pretest dan posttest untuk melihat

perbedaan prestasi atau pengaruh yang ditimbulkannya.

5. Gunakan tes statistik untuk melihat apakah perbedaan itu signifikan atau tidak

pada tingkat signifikan tertentu.

Penelitian dengan judul pengaruh penggunaan metode kooperatif tipe

Student Team Achievement Divisions (STAD) terhadap peningkatan prestasi

belajar matematika materi perkalian bagi anak berkesulitan belajar melalui inklusi

model kluster yang dilaksanakan di kelas IV SD Negeri Gondang 7 mengandung

dua variabel, diantaranya yaitu:

1. Variabel Bebas (X)

Menurut Sanjaya (2013: 95), “Variabel bebas adalah kondisi atau

karakteristik yang oleh peneliti dimanipulasikan dalam rangka untuk

menerangkan hubungannya dengan fenomena yang diobservasi. Variabel

ini dilambangkan dengan variabel “X””.

Sedangkan menurut Sugiyono (2011: 61), “Variabel bebas

(independent) adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab

perubahannya variabel terikat (dependent)”. Variabel bebas dalam penelitian

ini adalah metode kooperatif tipe Student Team Achievement Divisions

(STAD).

2. Variabel Terikat (Y)

Menurut Sanjaya (2013: 95), “Variabel terikat atau tergantung

(dependent variable) adalah kondisi atau karakteristik yang berubah, yang

muncul atau yang tidak muncul ketika peneliti mengintroduksi, mengubah, dan

mengganti variabel bebas. Variabel ini dilambangkan dengan variabel “Y””.

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. · keamampuan subjek penelitian dengan cara pengukuran Arikunto (2010: 193) juga menyatakan bahwa, “Tes adalah serentetan

39

Menurut Sugiyono (2011: 61) “Variabel terikat (dependent) sering

disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. variabel terikat merupakan

variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel

bebas”. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar matematika

materi perkalian bagi anak berkesulitan belajar melalui inklusi model kluster.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Sanjaya (2013: 228) menyatakan bahwa, “Populasi adalah

keseluruhan yang menjadi target dalam menggeneralisasikan hasil penelitian”.

Sedangkan Arikunto (2006: 130) mengemukakan bahwa, “Populasi

adalah keseluruhan subjek penelitian. Berdasarkan pengertian di atas, dapat

disimpulkan bahwa populasi yaitu keseluruhan subjek dalam wilayah lingkup

penelitian yang mempunyai kualitas dan karakteristik yang ditetapkan peneliti

untuk dipelajari. Selain itu Margono (2010: 118) menyatakan bahwa, “Populasi

adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dlam suatu ruang lingkup dan

waktu yang kita tentukan”.

Sugiyono (2012: 80) menyatakan bahwa, “Populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan.”.

Selain itu, Sukmadinata (2006: 250) juga menjelaskan bahwa, “Populasi dalam

sebuah penelitian adalah kelompok besar dan wilayah yang menjadi lingkup

penelitian”.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa

populasi adalah keseluruhan subyek/obyek yang terdapat dalam

penelitian.Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD

Negeri Gondang 7 Sragen tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah 33 orang.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

populasi (Sugiyono, 2012:81). Sejalan dengan pendapat sebelumnya sampel

menurut Margono yaitu bagian dari populasi (2005: 121). Margono (2010:

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. · keamampuan subjek penelitian dengan cara pengukuran Arikunto (2010: 193) juga menyatakan bahwa, “Tes adalah serentetan

40

120) mengemukakan bahwa, “sampel adalah sebagai bagian dari populasi”.

Selain itu menurut Arikunto (2012:131), “Sampel adalah sebagian atau wakil

populasi yang diteliti.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan

teknik purposive. Sugiyono (2007: 124) menjelaskan bahwa, “Purposive

adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu”. Sedangkan

menurut Arifin (2012:221), Purposive sampling adalah suatu cara pengambilan

sampel yang berdasarkan pada pertimbangan dan atau tujuan tertentu, serta

berdasarkan ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang sudah diketahui sebelumnya”.

D. Teknik Pengambilan Sampel

Sugiyono (2011: 217) mengemukakan bahwa, teknik sampling

merupakan teknik pengambilan sampel. Teknik sampling pada dasarnya dapat

dikelompokkan menjadi dua macam yaitu probability sampling dan

Nonprobability Sampling. Probability sampling merupakan teknik

pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur

(anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik sampel ini

meliputi, simple random, proportionate stratified random, disproportionate

stratified random, dan area random. Sedangkan Non-probability sampling

merupakan teknik pengambilan sampel yang tidak memberi

peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk

dipilih menjadi sampel. Teknik sampel ini meliputi, sampling sistematis,

sampling kuota, sampling aksidental, purposive sampling, sampling jenuh,

dan snowball sampling.

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik

purposive sampling. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah tujuh

anak kesulitan belajar kelas IV SD Negeri Gondang 7 Sragen. Penetapan

subjek penelitian ini sesuai dengan asesmen akademik matematika yang telah

dilakukan. Asesmen akademik matematika adalah proses pengukuran terhadap

keterampilan matematika untuk memperoleh data tentang penguasaan

keterampilan kuantitatif maupun kualitatif (Yusuf, 2009: 80). Ciri-ciri anak

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. · keamampuan subjek penelitian dengan cara pengukuran Arikunto (2010: 193) juga menyatakan bahwa, “Tes adalah serentetan

41

kesulitan belajar matematika diantaranya, 1) kesulitan proses informasi, 2)

kelemahan kemampuan membaca dan berbahasa, 3) kecemasan dalam

berhitung seperti sulit membedakan tanda-tanda dan sulit mengoperasikan

hitungan (Suparno, 2006: 56). Selain itu, subjek penelitian juga mengalami

daya pemahaman yang rendah terhadap materi perkalian dan mengalami

hambatan dalam berkonsentrasi memahami materi.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data bertujuan untuk mendapatkan data yang

menjelaskan atau menjawab permasalahan peneliti secara objektif. Azwar (2013:

36) mengemukakan bahwa “Data penelitian bisa dikumpulkan baik lewat

isntrumen pengumpulan data, observasi, maupun lewat data dokumentasi. Data

yang harus dikumpulkan mungkin berupa data primer, sekunder, atau keduanya”.

Sugiyono (2011: 308) mengemukakan bahwa, “teknik pengumpulan data

merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari

penelitian adalah mendapatkan data”. Selain itu, informasi tidak akan kita peroleh

apabila kita tidak menggunakan alat pengumpul data.

Alat pengumpul data yang digunakan peneliti adalah sebagai berikut:

1. Tes

a. Pengertian Tes

Margono (2010: 170), “Tes ialah seperangkat rangsangan (stimuli)

yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapat jawaban

yang dapat dijadikan dasar bagi penetapan skor angka. Sedangkan menurut

Sanjaya (2013: 251) Tes adalah alat untuk mengumpulkan data tentang

keamampuan subjek penelitian dengan cara pengukuran

Arikunto (2010: 193) juga menyatakan bahwa, “Tes adalah

serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk

mengukur keterampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan atau bakat

yang dimiiki oleh individu atau kelompok.

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. · keamampuan subjek penelitian dengan cara pengukuran Arikunto (2010: 193) juga menyatakan bahwa, “Tes adalah serentetan

42

Selain itu menurut Arifin (2012: 226), “tes adalah suatu teknik

pengukuran yang didalamnya terdapat berbagai pertanyaan, pernyataan, atau

serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh responden”.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa tes adalah cara yang digunakan oleh seseorang untuk

mengukur kemampuan guna mengetahui kemampuan yang mereka miliki.

Tes yang digunakan pada penelitian ini adalah tes untuk

mengetahui kemampuan berhitung perkalian sebelum dan sesudah diberikan

intervensi dengan menggunakan metode kooperatif tipe Student Team

Achievement Divisions (STAD) terhadap peningkatan prestasi belajar

matematika materi perkalian bagi anak berkesulitan belajar melalui inklusi

model kluster.

b. Jenis-jenis Tes

Sanjaya (2013: 252) mengemukakan bahwa, “ada dua jenis tes

yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data, yakni tes standar dan tes

nonstandar. Tas standar adalah tes yang memenuhi kriteria-kriteria tertentu

seperti kriteria reliabilitas dan validitas. Ini digunakan untuk mengukur

kemampuan subjek dalam menguasai sejumlah materi pembelajaran dalam

skala luas, sedangkan tes nonstandar adalah tes yang tidak diukur tingkat

reliabilitas dan validitasnya. Ini digunakan untuk melihat kemampuan

subjek dalam mencapai tujuan pelajaran dalam skala terbatas”.

Heaton dan Brown dalam Arifin (2012: 226) membagi tes menjadi

empat bagian, yaitu tes prestasi belajar (achievement test), tes penguasaan

(proficieny test), tes bakat (aptitude test), dan tes diagnostik (diagnostic test)

serta tes penempatan (placement test)

Sedangkan menurut Arifin (2012: 226) jenis-jenis tes dapat ditinjau

dari berbagai sudut pandang yaitu

Dalam bidang psikologi, tes dibagi menjadi tes intelegensia umum,

tes kemampuan khusus, tes prestasi belajar, dan tes kepribadian.

Berdasarkan jumlah peserta didik, tes prestasi belajar dibagi menjadi dua

jenis, tes kelompok dan tes perseorangan. Dilihat dari cara penyusunannya,

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. · keamampuan subjek penelitian dengan cara pengukuran Arikunto (2010: 193) juga menyatakan bahwa, “Tes adalah serentetan

43

tes dibedakan menjadi tes buatan guru (teacher-made test) dan tes baku atau

tes standar (standardized test). Dilihat dari aspek kemampuan, tes dibagi

menjadi dua jenis, tes kemampuan (power test) dan tes kecepatan (speed

test). Ditinjau dari bentuk jawaban responden, tes didibagi menjadi tiga

jenis yaitu, tes tertulis, tes lisan, dan tes perbuatan.

c. Bentuk-bentuk Tes

Margono (2010: 170) menyatakan bahwa, ada dua jenis tes yang

digunakan sebagai alat pengukur yaitu:

1) Tes lisan, yaitu berupa sejumlah pertanyaan yang diajukan secara lisan

tentang aspek-aspek yang ingin diketahui keadaannya dari jawaban

yang diberikan secara lisan pula.

2) Tes tertulis, yaitu berupa sejumlah pertanyaan yang diajukan secara

tertulis tentang aspek-aspek yang ingin diketahui keadaannya dari

jawaban yang diberikan secara tertulis pula. Tes ini dibedakan dalam

dua bentuk berikut ini:

a) Tes essay (essay tes), yaitu tes yang menghendaki testee

memberikan jawaban dalam bentuk uraian.

b) Tes objektif, yaitu suatu tes yang disusun dimana setiap pertanyaan

tes disediakan alternatif jawaban yang dapat dipilih.

Selain itu Arifin (2009: 124) menyatakan bahwa, tes tertulis ada

dua bentuk, yaitu bentuk uraian (essay) dan bentuk (objective).

1) Tes Bentuk Uraian

a) Bentuk uraian objektif (BUO)

b) Bentuk uraian non-objektif (BUNO)

2) Tes Bentuk Objektif

a) Benar – salah (True – False, or Yes – No)

Bentuk tes benar – salah ( B – S ) adalah pernyataan yang

mengandung dua kemungkinan jawaban, yaitu benar atau salah.

b) Pilihan ganda (multiple – Choise)

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. · keamampuan subjek penelitian dengan cara pengukuran Arikunto (2010: 193) juga menyatakan bahwa, “Tes adalah serentetan

44

Soal tes bentuk pilihan ganda dapat digunakan untuk mengukur

hasil belajar yang lebih kompleks dan berkenaan dengan aspek

ingatan, pengertian, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.

c) Menjodohkan (matching)

Bentuk menjodohkan terdiri atas kumpulan soal dan kumpulan

jawaban yang keduanya dikumpulkan pada dua kolom yang

berbeda, yaitu kolom sebelah kiri menunjukkan kumpulan soal, dan

kolom sebelah kanan menunjukkan kumpulan jawaban.

d) Jawaban singkat (short answer) dan melengkapai (completion)

Kedua bentuk tes ini masing-masing menghendaki jawaban dengan

kalimat dan atau angka-angka yang hanya dapat dinilai benar atau

salah.

Bentuk tes yang digunakan pada penelitian ini adalah tes bentuk

uraian dan tes bentuk objektif dengan bentuk soal pilihan ganda (Multiple-

Choise). Tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan berhitung

perkalian anak berkesulitan belajar matematika. Bentuk soal uraian dalam

penelitian ini adalah peneliti menyajikan soal perkalian kemudian siswa

menjawab dengan menguraikan jawaban dengan benar dan tepat. Sedangkan

untuk soal pilihan ganda (Multiple Choise), siswa menyilang dalam jawaban

pilihan ganda sesuai dengan jawaban yang tepat dari soal-soal perkalian

yang disajikan.

Terdapat langkah-langkah dalam menentukan soal. Soal yang

diberikan hendaknya sesuai dengan materi yang terdapat pada instrumen

yang telah ditetapkan. Sebelum membuat soal sebaiknya membuat kisi-kisi

terlebih dahulu. Kisi-kisi dalam penelitian ini sebagai dasar pengembangan

instrumen dan sesuai dengan kemampuan awal berhitung matematika.

Adapun kisi-kisi soal yang akan diujikan untuk anak berkesulitan

belajar matematika adalah sebagai berikut:

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. · keamampuan subjek penelitian dengan cara pengukuran Arikunto (2010: 193) juga menyatakan bahwa, “Tes adalah serentetan

45

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Soal

No Standar

Kompetensi

Kompetensi

Dasar Indikator

Jml

Soal

No

Soal

1 1. Memahami dan

menggunakan

sifat-sifat

operasi hitung

bilangan dalam

pemecahan

masalah

1.3 Melakukan

Operasi Perkalian

Siswa mampu

memahami

perkalian 1-10

4 1, 2, 3,

11

Siswa mmapu

menyelesaikan

soal tentang

perkalian 1-10

5 4, 5, 6,

12, 13

Siswa mampu

menyelesaikan

soal perkalian

yang berkaitan

dengan kehidupan

sehari-hari

6 7, 8, 9,

10, 14,

15

Jumlah soal 15

Tes yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan tes bentuk pilihan

ganda dan isian singkat. Jumlah tes pilihan ganda 10 butir soal sedangkan tes

bentuk isian singkat berjumlah 5 butir soal. Tes tersebut terdiri dari pretest dan

posttest. Sistem pemberian skor pada soal ini adalah :

1. Skor dalam soal :

a. soal pilihan ganda bila jawaban tepat 10, salah 0.

b. soal isian singkat bila jawaban tepat 10, salah 0. (betul semua 5 x 2).

c. maksimal skor 100

2. Nilai =

x 100

2. Observasi

a. Pengertian Observasi

Sukmadinata (2012: 220) mengemukakan bahwa “observasi atau

pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan

jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung.

Kegiatan tersebut bisa berkenaan denngan cara guru mengajar, siswa

belajar, kepala sekolah yang sedang memberikan pengarahan, personil

bidang kepegawaian yang sedang rapat, dsb”.

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. · keamampuan subjek penelitian dengan cara pengukuran Arikunto (2010: 193) juga menyatakan bahwa, “Tes adalah serentetan

46

Sedangkan Arifin (2012: 230) menyatakan bahwa, “Observasi

merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan jalan

pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, objektif dan rasional

mengenai berbagai fenomen, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun

dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan tertentu”.

Selain itu Margono (2010: 156) mengemukakan bahwa “Observasi

diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap

gejala yang tampak pada objek penelitian”.

Observasi adalah kegiatan mengamati suatu objek dengan

menggunakan seluruh alat indera Arikunto (2010: 198)

Sedangkan menurut Sanjaya (2013: 270), “Observasi adalah teknik

pengumpulan data dengan cara mengamati secara langsung maupun tidak

tentang hal-hal yang diamati itu biasa gejala-gejala tingkah laku, benda-

benda hidup, ataupun benda mati.

b. Jenis-Jenis Observasi

Arifin (2012: 231) mengemukakan bahwa, obeservasi dibagi menjadi

beberapa jenis dilihat dari berbagai sudut pandang yakni:

Dilihat dari kerangka kerjanya, observasi dibedakan menjadi dua

jenis, yaitu observasi berstruktur dan observasi tak berstruktur.

Sedangkan jika dilihat dari teknis pelaksanaannya, observasi dapat

ditempuh melalui tiga cara, yaitu observasi langsung, observasi tak

langsung dan observasi partisipasi

Dilihat dari persiapan maupun cara pelaksanaannnya observasi bisa

bersifat sistematis atau insidental. Jika dilihat dari sifat hubungan antara

observer dan observant, maka dapat dibedakan antara observasi partisipatif

dan observasi non-partisipatif (Sanjaya, 2013: 201)

Observasi yang dilakukan pada penelitian ini adalah observasi

sistematis, yaitu observer (peneliti) terlebih dahulu menyusun kerangka

yang memuat faktor-faktor yang akan diobservasi. Kegiatan observasi ini

dilakukan untuk mengetahui karakteristik siswa yang akan diberikan

perlakuan selama penelitian berlangsung.

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. · keamampuan subjek penelitian dengan cara pengukuran Arikunto (2010: 193) juga menyatakan bahwa, “Tes adalah serentetan

47

3. Dokumentasi

Arifin (2012: 243) mengemukakan bahwa, “Studi dokumentasi adalah

teknik untuk mempelajari danmenganalisis bahan-bahan tertulis kantor atau

sekolah, seperti: silabus, program tahunan, program bulanan, program

mingguan, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), catatan pribadi

peserta didik, buku raport, kisi-kisi, daftar nilai, lembar soal/tugas, lembar

jawaban, dan lain-lain.

Sedangkan Arikunto (2006: 200) mengemukakan bahwa, metode

dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang

berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat,

lengger, agenda, dan sebagainya. Dokumentasi yang digunakan untuk

memperoleh data tentang kemampuan berhitung perkalian anak berkesulitan

belajar matematika pada penelitian ini adalah data yang bersumber pada

dokumen yang sudah ada seperti di sekolah yang dapat berupa nilai rapot.

F. Teknik Uji Validitas

Arikunto (2010: 211) mengemukakan bahwa, “Validitas adalah suatu

ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu

instrumen”. Instrumen valid berarti berarti instrumen tersebut dapat digunakan

untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2012: 122). Sedangkan

menurut Arifin (2012:246) yang menyebutkan bahwa jenis-jenis validitas

instrumen adalah sebagai berikut:

1. Validitas permukaan (face validity)

Validitas ini menggunkan kriteria yang sangat sederhana, karena

hanya melihat dari sisi muka atau tampang dari instrumen itu sendiri. Artinya,

jika suatu tes secra sepintas telah dianggap baik untuk mengungkap febomena

yang di ukur, maka tes tersebut sudah dapat dikatakan memenuhi syarat

validitas permukaan.

2. Validitas isi (centent validity)

Validitas isi sering digunakan dalam penilaian hasil belajar. Tujuan

utamanya adalah untuk mengetahui sejauh mana peserta didik menguasai

pelajaran yang telah disampaikan, dan perubahan-perubahan psikologis apa

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. · keamampuan subjek penelitian dengan cara pengukuran Arikunto (2010: 193) juga menyatakan bahwa, “Tes adalah serentetan

48

yang timbul pada diri peserta didik tersebut setelah mengalami proses

pembelajarn tertentu.

3. Validitas empiris (empirical validity)

Validitas ini biasanya menggunakan teknik statistik, yaitu analisis

korelasi. Hal ini disebabkan validitas empiris mencari hubungan antara skor tes

dengan kriteria tertentu yang merupakan suatu tolok ukur di luar tes yang

bersangkutan. Ada tiga macam validitas empiris, yaitu: (a) validitas prediksi,

(b) validitas kongkuren, dan (c) validitas sejenis.

4. Validitas konstruk (construct validity)

Validitas konstruk berkenaan dengan pertanyaan hingga mana suatu

tes betul-betul dapat mengobservasi dan mengukur fungsi psikologis yang

merupakan deskripsi perilaku peserta didik yang akan diukur oleh tes tersebut.

Untuk menguji validitas konstruk, dapat dilakukan dengan berbagai sumber,

antara lain validitas isi, validitas prediktiif, dan validitas konkuren.

5. Validitas faktor (factorial validity)

Dalam penilaian hasil belajar sering digunkan skala pengukuran

tentang suatu variabel yang terdiri atas beberapa faktor. Dengan demikian,

kriterium yang digunakan dalam validitas faktor ini dapat diketahui dengan

menghitung homogenitas skor setiap faktor dengan total skor, dan antara skor

dari faktor yang satu dengan skor dari faktor yang lain.

Dalam penelitian ini menggunakan validitas isi. Sugiyono (2012:

129)mengemukakan bahwa, “ validitas isi adalah membandingkan antara isi

instrumen dengan materi pelajaran yang telah diajarkan.Instrumen yang berbentuk

tes akan diuji validitasnya melalui perbandingan antara isi instrumen dengan

materi pelajaran yang diajarkan. Peneliti dalam meyusun instrumen penelitian

membandingkan soal dengan isi kurikulum dengan membuat kisi-kisi soal.

Instrumen penelitian disusun berdasarkan kisi-kisi soal tentang matematika materi

perkalian, kemudian instrumen diujikan kepada ahli untuk mengetahui validitas

instrumen yang akan diujikan. Instrumen tes ini terdiri dari 10 butir soal pilihan

ganda dan 5 butir soal isian singkat untuk mengukur kemampuan siswa pada

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. · keamampuan subjek penelitian dengan cara pengukuran Arikunto (2010: 193) juga menyatakan bahwa, “Tes adalah serentetan

49

pretest (sebelum siswa diberikan perlakuan), dan untuk mengukur kemampuan

siswa pada posttest (setelah diberikan perlakuan).

Alasan mengapa peneliti menggunakan validitas isi, sebagai berikut :

1. Validitas isi cocok digunakan untuk mengetahui sejauh mana siswa menguasai

materi pelajaran setelah mengalami proses pembelajaran tertantu.

2. Kevalidan instrumen ditentukan berdasarkan pertimbangan ahli, sehingga

dapat memberikan pertimbangan item-item dalam tes telah mencakup

keseluruhan aspek yang diukur.

Para ahli yang terlibat dalam penyusunan instrumen ini adalah ahli

matematika, ahli pengukuran psikologi dan guru kelas sehingga tingkat validitas

instrumen dapat diakui.

G. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan untuk menguji

hipotesis yang peneliti ajukan tentang pengaruh metode kooperatif terhadap

prestasi belajar matematika materi perkalian anak kesulitan belajar matematika

melalui inklusi model kluster adalah dengan menggunakan analisis kuantitatif.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik non parametrik yaitu analisis

tes ranking bertanda (wilcoxon Sign Rank Test).

Alasan peneliti menggunakan anailsis ini antara lain:

1. Data yang diperoleh berwujud angka.

2. Dengan analisis statistik hasil pengolahan data akan bersifat objektif.

3. Dengan metode statistik dapat memberi keputusan secara pasti tentang

“Pengaruh penggunaan metode kooperatif tipe Student Team

achievement Divisions (STAD) terhadap peningkatan prestasi belajar

matematika materi perkalian bagi anak kesulitan belajar melalui

inklusi model kluster”.

Sebagai teknik analisis data hasil penelitian ini digunakan teknik analisis

secara kuantitatif. Teknik analisis data kuantitatif dalam penelitian ini digunakan

analisis non parametrik uji tes rangking bertanda Wilcoxon yang bersimbol T.

Alasan penulis menggunakan teknik analisis ini adalah:

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. · keamampuan subjek penelitian dengan cara pengukuran Arikunto (2010: 193) juga menyatakan bahwa, “Tes adalah serentetan

50

1. Teknik ini cocok untuk mengkaji hipotesis tentang perbedaan dari dua

variabel yang datanya berhubungan dan tidak bebas. Dalam penelitian

ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode kooperatif terhadap

prestasi belajar matematika materi perkalian anak kesulitan belajar

matematika melalui inklusi model kluster.

2. Adanya kesesuaian jenis data, dimana variabel bebas merupakan data

nominal dan data terikat merupakan data ordinal.

3. Adanya kesesuaian dengan jenis eksperimen yaitu menggunakan

pretest dan posttest. Dimana pengaruh perlakuan diukur dari

perbedaan antara pengukuran awal dan pengukuran akhir.

Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:

1. Merumuskan Hipotesis

a. Ho : Tx = Ty (tidak ada pengaruh penggunaan metode kooperatif

tipe Student Team Achievement Divisions (STAD) terhadap

peningkatan prestasi belajar matematika materi perkalian bagi

anak berkesulitan belajar matematika melalui inklusi model

kluster di SD Negeri Gondang 7 Sragen tahun ajaran 2015/2016)

b. Ha : Tx> Ty (ada pengaruh penggunaan metode kooperatif tipe

Student Team Achievement Divisions (STAD) terhadap

peningkatan prestasi belajar matematika materi perkalian bagi

anak berkesulitan belajar matematika melalui inklusi model

kluster di SD Negeri Gondang 7 Sragen tahun ajaran 2015/2016)

2. Memilih Taraf Signifikan (£)

Taraf signifikan yang digunakan adalah 5%

3. Penentuan Statistik Uji

a. Mencari selisih dari dua variabel yaitu X1 dan X2.

b. Merangking selisih nilai X1 dan X2 (dalam rangking tidak

memperhatikan tanda minus atau plus dari nilai rangking tersebut.

c. Memilahkan nilai rangking yang lebih kecil frekuensinya

sebagian tanda T.

Page 16: BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. · keamampuan subjek penelitian dengan cara pengukuran Arikunto (2010: 193) juga menyatakan bahwa, “Tes adalah serentetan

51

4. Keputusan Uji

a. Jika T0> T1 maka H0 ditolak dan Ha diterima, oleh karena itu

hipotesis yang menyatakan ada pengaruh penggunaan metode

koopertif tipe Student Team Achievement Divisions (STAD)

terhadap peningkatan prestasi belajar matematika materi perkalian

bagi anak berkesulitan belajar matematika melalui inklusi model

kluster di SD Negeri Gondang 7 Sragen tahun ajaran 2015/2016

dapat dierima kebenarannya.

Jika T0 <T1 maka H0 diterima dan Ha ditolak, oleh karena itu hipotesis

yang menyatakan ada pengaruh metode kooperatif terhadap prestasi belajar

matematika materi perkalilan anak kesulitan belajar matematika melalui inklusi

model kluster tidak dapat diterima kebenarannya.

H. Prosedur Penelitian

Prosedur pelaksanaan penelitian pengaruh penggunaan metode kooperatif

tipe Student Team Achievement Divisions (STAD) terhadap peningkatan prestasi

belajar matematika materi perkalian bagi anak berkesulitan belajar melalui inklusi

model kluster yang dilaksanakan di kelas IV SD Negeri Gondang 7 Sragen

meliputi, tahap persiapan, tahap perencanaan, tahap observasi,tahap pelaksanaan

dan tahap evaluasi, serta tahap analisis dan tahap tindak lanjutan, tahap

perencanaan,tahap perlakuan, dan tahap analisis data. Secara terperinci dapat

dijelaskan sebagai berikut:

Gambar 3.1 Prosedur Penelitian

Perijinan Persiapan Validitas Pretest

Treatment Posttest Analisis Data Pelaporan

Hasil

Page 17: BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. · keamampuan subjek penelitian dengan cara pengukuran Arikunto (2010: 193) juga menyatakan bahwa, “Tes adalah serentetan

52

1. Melakukan pengurusan perijinan kepada pihak sekolah yaitu SD Negeri

Gondang 7 Sragen.

2. Persiapan instrument, setelah mendapatkan ijin dari pihak yang sekolah

selanjutnya mempersiapakan instrumen yang akan digunakan pada penelitian.

3. Validitas instrument, setelah mempersiapkan instrumen selanjutnya menguji

validitas instrument sebelum melakukan penelitian.

4. Pengukuran pretest, pengukuran awal prestasi belajar matematika materi

perkalian sebelum diberikan intervensi yaitu metode kooperatif tipe Student

Team Achievement Divisions (STAD) melalui inklusi model kluster.

5. Treatment, setelah mengetahui kemampuan awal anak melalui

pretestselanjutnya pemberian treatment berupa metode kooperatif tipe Student

Team Achievement Divisions (STAD) melalui inklusi model kluster.

6. Pengkuran hasil treatment, setelah pemberian treatment selanjutnya anak akan

diberikan tes untuk mengetahui hasil treatment yang dilakukan.

7. Analisis data, setelah memberikan tes sebelum dan tes sesudah treatment

maka selanjutnya adalah analisis data dengan cara membandingkan nilai hasil

tes sebelum diberikan treatment dengan nilai hasil tes sesudah diberikan

treatment.

8. Pelaporan hasil, setelah analisis data prosedur yang terakhir adalah pelaporan

hasil penelitian yang telah dilaksanakan.