17
35 BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN A. Jenis dan Model Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan. Langkah- langkah yang dilakukan dalam penelitian dan pengembangan ini diadaptasi dari model Research and Development (R & D) Sugiyono (2013:409) seperti gambar 3.1 berikut: Gambar 3.1 Langkah-langkah Metode Research and Development (R & D) Sugiyono (2013:409) Model penelitian dan pengembangan tersebut merupakan suatu model yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut. Sesuai dengan modelnya, pengembangan media pembelajaran dilakukan pada 10 langkah yaitu (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, (6) ujicoba produk (7) revisi produk, (8) uji coba pemakaian dan (9) revisi produk tahap akhir, dan (10) deseminasi. Namun demikian, berdasarkan hasil analisis kebutuhan di lapangan, Potensi Masalah Pengumpulan Data Desain Produk Validasi Desain Revisi Desain Uji Coba Revisi Produk Tahap Akhir

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN A. Jenis …eprints.umm.ac.id/37229/4/jiptummpp-gdl-imronhasan-51560-4-babiii.pdf · Masalah yang dikaji pada penelitian ini hanya terdapat

  • Upload
    vanbao

  • View
    217

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

35

35

BAB III

METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

A. Jenis dan Model Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan. Langkah-

langkah yang dilakukan dalam penelitian dan pengembangan ini diadaptasi dari

model Research and Development (R & D) Sugiyono (2013:409) seperti gambar

3.1 berikut:

Gambar 3.1 Langkah-langkah Metode Research and Development (R & D)

Sugiyono (2013:409)

Model penelitian dan pengembangan tersebut merupakan suatu model

yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan

produk tersebut. Sesuai dengan modelnya, pengembangan media pembelajaran

dilakukan pada 10 langkah yaitu (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data,

(3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, (6) ujicoba produk (7)

revisi produk, (8) uji coba pemakaian dan (9) revisi produk tahap akhir, dan (10)

deseminasi. Namun demikian, berdasarkan hasil analisis kebutuhan di lapangan,

Potensi

Masalah

Pengumpulan

Data

Desain

Produk

Validasi

Desain

Revisi

Desain

Uji Coba

Revisi Produk

Tahap Akhir

36

maka langkah-langkah pengembangan media dilakukan hanya 7 langkah saja.

Adapun langkah-langkah penelitian dan pengembangan yang dimaksud meliputi:

(1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi

desain, (5) revisi desain, (6) uji coba pemakaian dan (7) revisi produk tahap akhir.

Hal ini dilakukan karena:

1. Masalah yang dikaji pada penelitian ini hanya terdapat pada kelas II SDN 1

Ngembel, sehingga kebutuhan pengembangan media pembelajaran matematika

pohon bilangan hanya pada kelas II tersebut.

2. Penelitian ini tidak melakukan tahap keenam dan ketujuh yaitu uji coba produk

dan revisi produk, karena secara teori tahap tersebut dilaksanakan pada subjek

sebanyak separuh dari jumlah seluruh subjek coba yaitu siswa kelas II SD. Jika

hal ini dilakukan, maka siswa yang telah mengikuti uji coba produk akan

mengikuti kembali pada tahap uji coba pemakaian yang berarti siswa separuh

dari jumlah siswa mengulang lagi untuk menggunakan media pada tahap uji

coba pemakaian, sehingga dikawatirkan siswa merasa bosan dengan kegiatan

tersebut.

3. Tidak dilakukan deseminasi, karena sesuai dengan masalah yang dianalisis,

penelitian ini dibatasi hanya untuk mennyelesaikan masalah di kelas II SDN 1

Ngembel saja.

B. Prosedur Penelitian dan Pengembangan

Berikut ini adalah prosedur penelitian pengembangan dari model Borg and

Gall pada gambar 3.1. Penjelasan dari prosedur penelitian pengembangan sebagai

berikut:

37

1. Potensi Masalah

Penelitian merupakan kegiatan awal dari adanya potensi dan masalah.

Potensi adalah segala sesuatu yang apabila didayagunakan akan memiliki nilai

tambah, sedangkan masalah adalah penyimpangan antar yang dihadapkan dengan

yang terjadi Sugiyono (2010:409). Potensi dari penelitian ini adalah dengan

adanya media pembelajaran Pohon Bilangan dapat membantu jalannya proses

kegiatan belajar mengajar dan pencapaian tujuan pembelajaran. Berdasarkan hasil

observasi dan pengamatan, masalah yang terdapat di SDN 1 Ngembel adalah

belum digunakannya media dalam pembelajaran matematika khususnya materi

mengurutkan bilangan, pembelajaran yang diterapkan guru masih menggunakan

metode ceramah dan menekankan pada keterampilan prosedural serta minimnya

media yang disediakan sekolah. Hal ini mengakibatkan siswa tidak memahami

materi yang disampaikan oleh guru yang ditunjukkan oleh tidak tuntasnya kelas

setelah materi pecahan dibelajarkan kepada siswa, sehingga jalannya

pembelajaran kurang maksimal.

2. Pengumpulan Data

Setelah potensi dan masalah diidentifikasi, maka selanjutnya perlu

dikumpulkan berbagai data dan informasi yang dapat digunakan sebagai bahan

untuk perencanaan produk. Pengembangan produk yang efektif dan efesien untuk

menangani kurangnya penyediaan media pembelajaran dengan mengembangkan

media pohon bilangan. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan diskusi dan

observasi. Hasil diskusi dan observasi yang diperoleh diguunakan untuk

memenuhi analisis kebutuhan media pembelajaran yang meliputi ketersediaan dan

38

penggunaan media pembelajaran di SDN 1 Ngembel kelas 2 materi mengurutkan

bilangan.

3. Desain Produk

Selanjutnya setelah data dan informasi dianalisis dan diobservasi, langkah

berikutnya yang dilakukan peneliti yaitu membuat desain produk yang akan

dikembangkan. Produk yang dihasilkan berupa media pembelajaran visual dan

dua dimensi grafis. Dalam tahap ini desain media pembelajaran yang

dikembangkan digambarkan dalam tahap-tahap berikut ini:

Gambar 3.2 Langkah-langkah dalam Membuat Desain Produk

Pada penelitian ini peneliti akan mengembangkan produk berupa media

pohon bilangan sebagai media pembelajaran matematika materi mengurutkan

bilangan pada kelas II Sekolah Dasar. Langkah-langkah yang dilakukan adalah

menentukan SK (Standar Kompetensi), KD (Kompetensi Dasar) dan materi yang

sesuai dengan pembelajaran, menyusun Rancangan Pembuatan Media (RPM) dan

desain produk media.

4. Validasi Desain

Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah

rancangan produk baru secara rasional akan lebih efektif dari yang lama atau

tidak. Dikatakan secara rasional, karena validasi disini masih bersifat penilaian

Menentukan

SK, KD dan

Materi.

Menentukan

jenis media yang

sesuai

Menyusun

naskah rencana

pembuatan

media

Membuat

desain media

yang sesuai dan

menarik.

39

berdasarkan pemikiran rasional, belum fakta lapangan. Hal tersebut sesuai

pendapat Sugiyono (2013:414).

Validasi desain dilakukan oleh beberapa pakar tenaga ahli yang sudah

berpengalaman untuk menilai produk baru yang dirancang validator dalam

penelitian dan pengembangan ini meliputi validator media, materi dan

pembelajaran. Peneliti memeilih AD, M.Pd, sebagai validator ahli media, KC,

M.Pd sebagai validator ahli materi dan BD, S.Pd sebagai validator ahli

pembelajaran.

5. Revisi Desain

Pada tahap ini, masukan atau saran perbaikan dari para ahli /validator

ditindak lanjuti. Hal ini dilakukan dengan cara memperbaiki desain produk

sehingga dihasilkan desain produk yang sesuai dengan kebutuhan siswa pada mata

pelajaran matematika materi mengurutkan bilangan yaitu desain media

pembelajaran pohon bilangan. Namun apabila para ahli validator desain produk

sudah menyetujui dan menganggap layak untuk digunakan, maka produk tersebut

tidak perlu diperbaiki lagi/sudah valid.

6. Uji Coba Pemakaian

Uji coba pemakaian dilakukan setelah uji coba produk berhasil, maka

selanjutnya produk atau media pembelajaran tersebut dapat diterapkan dalam

kelas untuk memperoleh masukan dan mengetahui keefektifan produk tersebut.

Uji coba pemakaian dilaksanakan dikelas II Sekolah Dasar SDN 1 Ngembel.

7. Revisi Produk

Pada tahap ini, kekurangan/kelemahan yang diperoleh selama penerapan

produk diperbaiki. Hal ini dilakukan untuk menghasilkan suatu produk

40

pembelajaran yang efektif dalam membelajarkan materi mengurutkan bilangan

kelas II SD.

C. Uji Coba

Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah mengumpulkan data yang akan

digunakan untuk menentukan keefektifan pengembangan media pohon bilangan.

Pada pembelajaran matematika materi mengurutkan bilangan kelas II Sekolah

Dasar. Beberapa hal yang akan dijabarkan pada bagian ini antaranya : (1) desain

uji coba, (2) subjek uji coba, (3) jenis data, (4) instrument pengumpulan data dan

(5) teknik analisis data.

1. Desain Uji Coba

Desain uji coba merupakan tahap dilaksanakannya evaluasi pengembangan

media pohon bilangan yang melalui beberapa validator yaitu uji validitas ahli

media, materi, uji coba kelompok terbatas (kecil) sampai pada uji coba kelompok

besar melalui pengisian angket validasi untuk memperoleh data kualitatif dan

kuantitatif.

2. Subjek Uji Coba

Subjek validasi untuk pengembangan media pohon bilangan terdiri dari dosen

ahli media pembelajaran, dosen ahli materi dan gurru ahli pembelajaran kelas II

Sekolah Dasar, diantaranya sebagai berikut.

41

Tabel 3.1 Subjek Uji Coba Validitas Media pohon bilangan

No Validator Kriteria Keahlian

1 AD, M.Pd 1.Memiliki kemampuan dibidang

media pembelajaran.

2.Tingkat akademik minimal S-2

3.Memiliki pengalaman dalam

pembelajaran

Ahli Media

Pembelajaran

2 KC, M.Pd 1.Memiliki kemampuan dibidang

media pembelajaran.

2.Tingkat akademik minimal S-2

3.Memiliki pengalaman dalam

pembelajaran

Ahli Materi

3 Guru kelas II 1.Memiliki kemampuan dibidang

media pembelajaran.

2.Tingkat akademik minimal S-1

3.Memiliki pengalaman dalam

pembelajaran

Ahli Pembelajaran

4 Siswa Siswa SD Responden

3. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian dan pengembangan ini

diantaranya :

a. Data kuantitatif yang diperoleh dari penilaian para ahli/pakar dan respon

siswa yang terdapat pada angket sebagai penilaian terhadap kualitas media

pohon bilangan.

b. Data kualitatif diperoleh dari berbagai saran, masukan maupun tanggapan

dari para ahli/pakar komentar observer pada angket terhadap kualitas media

pohon bilangan.

4. Teknik Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data merupakan penentu kualitas terhadap hasil

penelitian yang dilakukan, sehingga instrument tersebut harus memiliki tingkat

kepercayaan dan kebenaran. Pengembangan media pembelajaran pohon

bilangan menggunakan beberapa instrument pengumpulan data diantaranya :

42

a. Interview/Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti

ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang

harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari

responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil

(Sugiyono, 2013:194). Wawancara dilakukan dengan guru kelas II dengan

menanyakan tentang gambaran pembelajaran didalam proses pembelajaran

dan kebutuhan perangkat pembelajaran dan media pembelajaran yang

diharapkan sebagai pendukung proses belajar mengajar. Selain itu

wawancara kelayakan hasil produk media pembelajaran, hal ini dilakukan

setelah uji coba produk. Kegiatan wawancara yang dilakukan berupa

wawancara tidak terstruktur.

b. Angket Validasi Media Pembelajaran

Suatu kegiatan pengumpulan data yang berbentuk lembaran dapat berupa

sejumlah pertanyaan tertulis yang tujuannya untuk memperoleh informasi

dari responden tentang apa yang ia alami. Angket yang digunakan dalam

penelitian kepada dua pihak , yaitu :

1. Angket Validasi : digunakan untuk mengetahui kelayakan media

pembelajaran yang dikembangkan untuk direvisi agar menghasilkan

media yang lebih efektif. Angket ini ditujukan pada para pakar/ahli

(ahli media dan ahli materi) .

2. Angket respon siswa : merupakan data dan sumber data yang digunakan

untuk mengetahui respon siswa terhadap media pembelajaran yang

43

dikembangkan. Angket respon siswa ini digunakan pada saat uji coba

media pasa kelompok besar dan kecil.

c. Observasi

Kegiatan ini dilakukan sebelum pengembangan media pembelajaran terkait

penggunaan dan harapan media pembelajaran untuk memenuhi analisis

kebutuhan di kelas II Sekolah Dasar. Selain itu instrument ini juga

digunakan pada saat uji coba produk dilapangan sebagai pelengkap data

kualitatif.

d. Dokumentasi

Alat dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini berupa kamera,

digunakan untuk mengambil gambar mengenai proses uji coba produk

penggunaan media pembelajaran pohon bilangan.

5. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian pengembangan yang digunakan untuk mengumpulkan

data pada pengembangan media pembelajaran pohon bilangan pada pembelajaran

kelas II Sekolah Dasar, sebagai berikut :

a. Daftar pertanyaan Analisis Kebutuhan/Wawancara

Teknik ini dilakukan untuk menghimpun data tentang pentingnya

dilakukan pengembangan media pohon bilangan pada pembelajaran kelas II

SD mata pelajaran matematika dengan menggunakan pedoman draf

pertanyaan yang berisi tentang pembelajaran matematika pada kelas II SD ,

metode mengajar yang di gunakan, kesulitan guru yang dihadapi saat

mengajar, media yang digunakan saat ini, serta media yang cocok untuk

digunakan. Draf pertanyaan analisis kebutuhan digunakan sebagai langkah

44

awal untuk memperoleh data mengenai kebutuhan media pembelajaran yang

diharapkan pada Sekolah Dasar.

b. Angket atau kuisioner

Angket atau kuesioner adalah metode pengumpulan data, instrumennya

tersebut sesuai dengan nama metodenya. Bentuk lembaran angket dapat

berupa sejumlah pertanyaan tertulis, tujuannya untuk memperoleh informasi

dari responden tentang apa yang ia alami Trianto (2010:265). Bentuk

kuesioner yang digunakan peneliti sebagai berikut :

1. Angket Validasi

Angket validasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan

data tentang ketepatan desain media, ketepatan isi/materi, dan

kemenarikan media pembelajaran yang dikembangkan. Pemberian

angket dilakukan pada saat uji coba produk. Selanjutnya angket yang

digunakan dianalisis untuk kelayakan dan dijadikan pedoman revisi

media pohon bilangan untuk memperoleh produk yang lebih baik dan

valid. Berikut ini kisi-kisi instrumen yang digunakan untuk validasi :

Tabel 3.2 Kisi-kisi angket ahli materi

No Aspek Penilaian

Kurikulum

1 Media relevan dengan Standar Kompetensi (SK)

Media sesuai dengan Kompetensi Dasar (KD)

2 Materi yang disajikan sesuai dengan kurikulum yang berlaku.

3 Media relevan dengan materi yang harus dipelajari siswa.

Isi Materi

4 Isi materi memiliki konsep yang tepat.

5 Penggunaan judul menarik dan membuat siswa termotivasi untuk belajar.

6 Penggunaan media melibatkan partisipasi siswa. 7 Media mudah digunakan dan bermanfaat bagi siswa.

8 Media sesuai dengan materi yang dipelajari siswa

45

Sedangkan untuk kisi-kisi kelayakan media pembelajaran dapat

dilihat pada tabel 3.3 berikut ini :

Tabel 3.3 Kisi-kisi Angket Ahli Media

No Aspek Penilaian

Kriteria Penampilan Media

1 Kombinasi warna media menarik

2 Ukuran font pada media ini jelas

3 Media pohon bilangan tidak mudah rusak dan tahan lama

4 Desain tampilan media pohon bilangan menarik

5 Warna tidak mengganggu materi

Penyajian Materi pada Media

6 Media dapat digunakan dalam pembelajaran materi mengurutkan bilangan

7 Penyampaian Materi pada media pohon bilangan sudah sesuai dengan standar

kompetensi 8 Penyampaian Materi pada media pohon bilangan sudah sesuai dengan

kompetensi dasar

9 Media dapat digunakan untuk pembelajaran kelompok kecil dan besar.

Ketertarikan Media Pembelajaran

10 Desain media pohon bilangan belum pernah digunakan sebelumnya (original)

11 Tampilan dalam media menarik

12 Media yang dikembangkan mudah dipindah

13 Media yang dikembangkan dapat digunakan sebagai alternatif pembelajaran

14 Media pohon bilangan aman digunakan

Sedangkan untuk kisi-kisi kelayakan pembelajaran matematika dapat

dilihat pada tabel 3.4 berikut ini :

Tabel 3.4 Kisi-kisi angket untuk Guru

No Aspek Penilaian

Pembelajaran

1 Penggunaan judul menarik dan membuat siswa termotivasi untuk belajar.

2 Media pohon bilangan dapat digunakan untuk pembelajaran kelompok kecil

dan besar.

Penyajian Materi

3 Media pohon bilangan dapat membangkitkan keingintahuan siswa

4 Media pohon bilangan dapat membantu ketercapaian materi mengurutkan

bilangan

5 Penggunaan media pohon bilangan disampaikan dengan jelas

6 Media pohon bilangan memudahkan siswa memahami materi

7 Media pohon bilangan sesuai dengan materi yang dipelajari siswa

8 Media pohon bilangan mudah digunakan dan bermanfaat bagi siswa

9 Media pohon bilangan dapat membuat siswa senang

10 Media pohon bilangan mendorong siswa menemukan jawaban

46

2. Angket respon siswa

Angket yang digunakan untuk mengumpulkan respon dan beberapa

pendapat siswa mengenai media pembelajaran pohon bilangan. Angket

ini memuat tentang penilaian, komentar dan saran peserta didik

mengenai media pembelajaran yang sedang dikembangkan.

Tabel 3.5 Kisi-kisi Instrumen Respon Siswa

No Aspek Indikator

1 Ketertarikan 1. Ketertarikan media

2. Warna gambar dan warna

2 Kesenangan 3. Kesenangan dalam suasana pembelajaran

4. Semangat menggunakan media

5. Mempermudah pembelajaran

3 Kejelasan Isi 6. Kejelasan materi

7. Kemudahan pengoperasian

8. Pemahaman siswa

4 Keinginan untuk

Memiliki Media

9. Ingin memiliki media

10. Memotivasi siswa untuk mengikuti

kegiatan pembelajaran

3. Observasi

Observasi dalam sebuah penelitian diartikan sebagai pemusatan

perhatian terhadap suatu objek dengan melibatkan seluruh indera untuk

mendapatkan data. Jadi, observasi merupakan pengamatan langsung

dengan menggunakan penglihatan, penciuman, pendengaran, perabaan,

atau pengecapan. Instrumen yang digunakan dalam observasi dapat

berupa pedoman pengamatan, tes, kuesioner, rekaman gambar, dan

rekaman suara Trianto (2010:267). Lembar ini berisi catatan lapangan

mengenai faktor pendukung dan penghambat pembelajaran serta

kesulitan siswa ketika menggunakan media pembelajaran pohon

bilangan pada pembelajaran berlangsung. Pengamatan dan pencatatan

47

dilakukan terhadap objek ditempat. Lembar observasi diisi oleh

peneliti saat pelaksanaan uji coba disekolah.

4. Dokumentasi

Alat dokumentasi yang digunakan pada penelitian pengembangan ini

adalah kamera digital. Digunakan untuk mendokumentasikan segala

kegiatan selama proses uji coba produk oleh guru dan siswa.

6. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data data

yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan

cara mengorganisassikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit,

melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan

yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh

diri sendiri maupun orang lain (Sugiyono 2013:335). Teknik analisis data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Teknik Analisis Data Deskriptif Kualitatif

Menurut Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2013:334) aktiifitas

dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara

terus menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh yang meliputi

beberapa tahapan, diantaranya :

1. Tahap pengumpulan data (Data Collection)

Data diperoleh selama penggunaan media pembelajaran peraga jam serta

berbagai hal yang ditemui (penghambat, pendukung) dan kegiatan yang

dilakukan siswa pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung.

2. Reduksi Data (Data Reduction)

48

Data yang diperoleh dari lapangan cukup banyak, untuk itu perlu dicatat

secara teliti dan rinci. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal

pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari dan membuang yang

tidak perlu.

3. Penyajian Data (Data Display)

Penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian singkat untuk memberikan

gambaran berupa uraian deskriptif. Hal ini lebih memudahkan untuk

memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa

yang telah dipahami.

b. Teknik Analisis Data Kuantitatif

Data kuantitatif diperoleh dari nilai-nilai yang diberikan oleh ahli media

pembelajaran, ahli materi pembelajaran dan guru kelas II terhadap produk media

yang dibuat berdasarkan kisi-kisi penilaian dalam penelitian sebuah media

pembelajaran. Penilaian dilakukan dengan menggunakan angket validitas ahli dan

angket respon peserta didik. Data kuantitatif ini diperoleh oleh peneliti pada

langkah penelitian validasi desain, uji coba produk, dan uji coba pemakaian.

1. Analisis data angket ahli/pakar

Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek

penelitian daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti Sugiyono(2013:363). Pada

pengembangan media pembelajaran pohon bilangan validitas ditujukan untuk

menguji kelayakan media yang dikembangkan berdasarkan standar ini yang

meliputi standar kompetensi dan kompetensi dasar. Pengembangan pertanyaan

dalam instrument sesuai media yang dikembangkan. Jawaban dari angket yang

49

digunakan menggunakan Skala Likert yang terdiri dari beberapa kategori, seperti

berikut :

Tabel 3.6 Pedoman Skala Likert

No Skor Keterangan

1. Skor 5 Sangat setuju/selalu/sangat positif/ sangat layak/ sangat baik/

sangan bermanfaat/ sangat memotivasi

2. Skor 4 Setuju/baik/ sering/positif/ sesuai/ mudah/ layak/ bermanfaat/

memotivasi

3.

Skor 3 Ragu-ragu/kadang-kadang/netral/ cukup setuju/ cukup baik/

cukup sesuai/ cukup mudah/ cukup menarik/ cukup layak/

cukup bermanfaat/ cukup memotifasi

4. Skor 2 Tidak setuju/ hampir tidak pernah/ negative/ kurang setuju/

kurang baik/ kurang sesuai/ kurang menarik/ kurang paham/

kurang layak/ kurang bermanfaat/ kurang memotivasi

5. Skor 1 Sangat tidak setuju/ sangat kurang baik/ sangat kurang sesuai/

sangat kurang menarik/ sangat kurang paham/ sangat kurang

layak/ sangat kurang bermanfaat/ sangat kurang memotivasi

Sumber : Sugiyono ( 2013: 135)

Analisis data dari angket diperoleh berdasarkan tanggapan para ahli/pakar yang

berupa skor dilakukan dengan menggunakan persentase :

Keterangan :

P = Persentase

= Jumlah keseluruhan jawaban dalam seluruh item

= Jumlah keseluruhan nilai ideal dalam seluruh item

100 = Konstanta

Kriteria validasi yang digunakan dalam validitas penelitian media disajikan pada

tabel 3.3

Tabel 3.7 Tingkat Pencapaian dan Kualitas Kelayakan

No Tingkat

Pencapaian

Kualifikasi Keterangan

1. 81-100% Sangat Baik Sangat layak, tidak perlu direvisi

2. 61-80% Baik Layak, tidak perlu direvisi

3. 41-60% Cukup Baik Kurang layak, perlu direvisi

4. 21-40% Kurang Baik Tidak layak, perlu direvisi

5. ˂20% Sangat Kurang Baik Sangat tidak layak, perlu direvisi

50

Sebuah media pembelajaran yang dikembangkan akan dikatakan layak digunakan

sebagai media pembelajaran apabila presentase yang diperoleh dari proses

validitas lebih dari 61%. Sehingga produk dapat digunakan sebagai media

pembelajaran kelas II Sekolah Dasar.

2. Analisis data angket respon siswa

Data yang diperoleh dari hasil angket peserta didik kemudian dianalisis

menggunakan data kuantitatif untuk menguji respon peserta didik dan kelayakan

tentang bahan media pembelajaran yang sedang dikembangkan. Jawaban angket

siswa menggunakan skala Guttman, variabel yang diukur dijabarkan menjadi

indikator variabel. Skala Guttman yang digunakan terdiri dari dua kategori yang

dibuat dalam bentuk pilihan ganda atau bentuk checklist (√) yang disajikan dalam

table 3.4, sebagai berikut:

Tabel 3.8 Kategori Penilaian Skala Guttman

No Skor Keterangan

1. Skor 1 Setuju

2. Skor 0 Tidak Setuju

Sugiyono ( 2013:139)

Analisis data dari angket diperoleh berdasarkan tanggapan para dari siswa dengan

menggunakan persentase :

Keterangan :

P = Persentase

= Jumlah keseluruhan jawaban dalam seluruh item

= Jumlah keseluruhan nilai ideal dalam seluruh item

100 = Konstanta

51

Tabel 3.9 Tingkat Pencapaian dan Kualitas Kelayakan

No Tingkat Pencapaian Kualifikasi Keterangan

1. 81-100% Sangat Baik Sangat layak, tidak perlu direvisi

2. 61-80% Baik Layak, tidak perlu direvisi

3. 41-60% Cukup Baik Kurang layak, perlu direvisi

4. 21-40% Kurang Baik Tidak layak, perlu direvisi

5. ˂20% Sangat Kurang Baik Sangat tidak layak, perlu direvisi

Media pembelajaran yang sedang dikembangkan mendapat respon positif dari

peserta didik apabila presentase yang diperoleh dari angket respon peserta didik

lebih dari (≥) 61%.