Upload
doanquynh
View
217
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
38
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau
Classroom Action Research (CAR). Menurut Suharsimi Arikunto (2008:3), PTK
merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan,
yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Jadi,
penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas
untuk mengorganisasikan kondisi kegiatan pembelajaran melalui tindakan yang
terencana, sehingga terjadi perbaikan terhadap kualitas dan kuantitas
pembelajaran pada akhirnya.
3.2 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian
3.2.1 Setting Penelitian
SDN Plumutan terletak di Desa Plumutan Kecamatan Bancak Kabupaten
Semarang. SD ini berada di tengah-tengah desa. Jarak dari SDN Plumutan dengan
SD lain lumayan jauh, sekitar 1 km, sedangkan jarak menuju kecamatan Bancak
kira-kira sekitar 2 km. Letak SDN Plumutan sangat strategis, berada di pinggir
jalan raya.
3.2.2 Karakteristik Subjek Penelitian
Karakteristik siswa kelas 5 SDN Plumutan Kecamatan Bancak
Kabupaten Semarang rata-rata berumur antara 10 tahun sampai 11 tahun. SDN
Plumutan merupakan kelas yang dibuat paralel masing-masing kelas terdiri dari 2
(dua) kelas paralel. Salah satunya kelas 5 terdiri dari kelas 5A dan kelas 5B.
Namun, subjek penelitian dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas
5A dengan jumlah 23 siswa yang terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 10 siswa
perempuan dan. Minat siswa terhadap IPA rendah sehinggga berpengaruh
terhadap hasil belajar IPA yang tidak memenuhi KKM. Hal ini terlihat dari tingkat
pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan, tingkat konsentrasi siswa
rendah, dan hasil belajar siswa masih banyak yang tidak memenuhi KKM yaitu
sebanyak 15 siswa pada nilai ulangan harian IPA materi pesawat sederhana.
39
Karakteristik siswa kelas 5A SDN Plumutan yaitu suka terhadap hal-hal baru,
malu bertanya, suka bermain dan suka tantangan. Rata-rata mata pencaharian
orang tua atau masyarakat di sekitar lokasi adalah sebagai petani.
3.3 Tempat dan Waktu Penelitian
3.3.1 Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di kelas 5A SDN Plumutan Kecamatan
Bancak Kabupaten Semarang Jawa Tengah pada mata pelajaran IPA semester II
tahun pelajaran 2013/2014. Penulis mengadakan penelitian di SDN Plumutan
dengan pertimbangan bahwa sekolah ini belum pernah dilakukan penelitian
dengan judul yang sama dengan penulis.
3.3.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan dari persiapan sampai
pelaporan yaitu dari bulan Januari sampai April 2014. Bulan Januari penulis mulai
mengadakan persiapan yaitu menyusun proposal penelitian dan instumennya.
Pada bulan Februari minggu pertama dan kedua penulis mengadakan observasi di
SDN Plumutan yaitu di kelas 5A. Kemudian pada bulan Februari minggu ketiga
dan keempat penulis melaksanakan uji validitas instrumen soal. Pada bulan Maret
penulis sudah mulai melakukan tindakan kelas siklus I. Pada bulan April penulis
melakukan tindakan kelas siklus II. Setelah itu, penulis mulai membuat laporan
hasil penelitian. Adapun rincian waktu penelitian disajikan pada tabel 3.1 berikut.
40
Tabel 3.1
Alokasi Waktu Penelitian
No Pelaksanaan Penelitian Januari Februari Maret April
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Penyusnan Proposal PTK
2 Observasi
3 Uji Validitas Soal Siklus 1
dan Siklus 2
3 Siklus I
Perencanaan
Tindakan
Observasi
Refleksi
4 Siklus II
Perencanaan
Tindakan
Observasi
Refleksi
5 Pengelolaan data
6 Pelaporan
3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Penelitian
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk
apa saja yang ditetapkan oleh penulis untuk dipelajari sehingga diperoleh
informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010:
60). Kerlinger (1973) dalam Sugiyono (2010: 61) menyatakan bahwa variabel
adalah konstrak atau sifat yang akan dipelajari. Variabel dapat dikatakan sebagai
suatu sifat yang diambil dari suatu nilai yang berbeda. Jadi, variabel penelitian
adalah segala sesuatu yang akan diteliti mempunyai variasi tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan tiap objek yang diteliti itu nilainya
berbeda dengan yang lainnya, kemudian ditarik kesimpulannya.
Ada dua variabel dalam penelitian ini, yaitu variabel bebas (independent
variabel), dan variabel terikat (dependent variabel). Variabel-variabel tersebut
adalah sebagai berikut:
a. Variabel bebas (x)
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran
kooperatif tipe TGT (x).
41
Definisi operasional :
Model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Games Tournament)
adalah suatu model pembelajaran dengan turnamen akademik yang
melibatkan seluruh aktivitas siswa tanpa harus ada perbedaan status dimana
para siswa berlomba sebagai wakil tim mereka dengan anggota tim lain
untuk memperoleh skor bagi kelompoknya.
b. Variabel terikat (y)
Variabel terikat dalam penelitian ini ada dua yaitu minat siswa (y1) dan
hasil belajar siswa (y2) terhadap mata pelajaran IPA.
Definisi operasional:
Minat merupakan dorongan dari dalam dan luar diri seseorang yang
menimbulkan ketertarikan atau perhatian secara efektif, yang menyebabkan
dipilihnya suatu objek atau kegiatan yang menguntungkan, menyenangkan,
dan lama-kelamaan akan mendatangkan kepuasan dalam dirinya.
Hasil belajar dalam penelitian ini dapat diartikan sebagai hasil akhir dari
proses kegiatan belajar siswa yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau skor
yang berupa angka sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi
Dasar yang ditetapkan. Penulis mengambil Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar sebagai berikut.
Tabel 3.2
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Standar
Kompetensi Kompetensi Dasar Pelaksanaan Materi
6. Menerapkan
sifat-sifat
cahaya
melalui
kegiatan
membuat
suatu
karya/model
6.1 Mendeskripsikan sifat-
sifat cahaya.
Siklus I Cahaya dan
Sifat-
Sifatnya
6.2 Membuat suatu
karya/model, misalnya
periskop atau lensa dari
bahan sederhana dengan
menerapkan sifat-sifat
cahaya.
Siklus II Karya/Model
Berteknologi
Sederhana
dengan
Menerapkan
Sifat Cahaya
42
3.5 Prosedur Penelitian
Model Kemmis & McTaggart dalam Wijaya Kusumah dan Dedi
(2010:20-21) yang merupakan pengembangan dari konsep dasar yang
diperkenalkan Kurt Lewin terdiri dari tiga komponen yaitu perencanaan (plan),
pelaksanaan (act) dan pengamatan (observe), dan diakhiri dengan refleksi
(reflect). Komponen pelaksanaan (act) dan pengamatan (observe) dijadikan satu
kesatuan karena keduanya merupakan tindakan yang tidak terpisahkan, terjadi
dalam waktu yang sama. Adapun gambar model spiralnya ditunjukkan melalui
gambar 3.1 berikut.
Gambar 3.1. Model Spiral dari Kemmis dan McTaggart
Penelitian ini dilaksanakan melalui siklus I dan siklus II, sebelum
dilaksanakan tindakan penelitian menyusun perencanaan mengenai segala sesuatu
yang diperlukan dalam kegiatan pembelajaran. Setelah perencanaan akan
dilaksanakan tindakan dan juga pengamatan tentang jalannya tindakan dalam
kegiatan pembelajaran. Kemudian langkah selanjutnya melakukan refleksi
berdasarkan hasil pengamatan. Berdasarkan hasil refleksi maka akan ditemukan
kelemahan atau kekurangan pada pelaksnaan siklus I. Setelah diketahui
kelemahan atau kekurangan siklus I, selanjutnya akan dilaksanakan perbaikan
pembelajaran pada siklus II.
3.5.1 Perencanaan (Planning)
Tahap perencanaan ini penulis menentukan titik fokus peristiwa yang
perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati kemudian membuat sebuah
instrumen pengamatan untuk membantu penulis merekam fakta yang terjadi
selama tindakan berlangsung. Suatu perencanaan sangatlah penting karena
didalamnya mencakup seluruh aspek yang bermanfaat untuk menentukan hasil
43
yang akan dicapai sehingga dapat mengetahui keberhasilan yang akan dicapai
nantinya.
Pelaksanaan perencanaan harus disepakati oleh kedua pihak yaitu antara
peneliti dan guru kelas agar pelaksanaan tindakan dapat terjadi secara wajar,
relistis, dan dapat dikelola dengan mudah. Perencanaan berisi tentang apa yang
harus dicapai dan apabila hal itu harus dicapai, dimana hal itu harus dicapai,
bagaimana hal itu harus dicapai, siapa yang bertanggung jawab dan mengapa hal
itu harus dicapai. Perencanaan merupakan hal yang menentukan karena
didalamnya mencakup seluruh aspek selanjutnya.
3.5.2 Tindakan (Acting) dan Observasi (Observing)
Pelaksanaan tindakan merupakan implementasi atau penerapan isi
rancangan yang sudah direncanakan mengenai tindakan di kelas. Pelaksanaan
tindakan ini terdiri dari dua siklus. Siklus pertama yaitu melakukan pembelajaran
IPA dan siklus kedua dilaksanakan untuk memperbaiki semua kekurangan yang
terjadi pada siklus I. Implementasi pelaksananaan tindakan ini meliputi tiga tahap
kegiatan, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Dimana kegiatan
inti masih dibagi lagi dengan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Selama
pelaksanaan tindakan berlangsung observer akan mengobservasi guru dan siswa
saat proses pembelajaran berlangsung.
Menurut Arikunto (2008:19), observasi adalah kegiatan pengamatan
yang dilakukan oleh pengamat. Observasi dilaksanakan saat pelaksanaan tindakan
berlangsung di dalam kelas untuk merekam data atau keterangan atau informasi
tentang diri seseorang yang dilakukan secara langsung atau tidak langsung
terhadap kegiatan-kegiatan yang sedang berlangsung sehingga diperoleh data
tingkah laku seseorang yang tampak (behavior observable), apa yang dikatakan
dan apa yang diperbuatnya.
Kegiatan observasi dilakukan oleh guru kelas 5B SDN Plumutan untuk
mengamati kinerja guru dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran IPA
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada siswa kelas
5A SDN Plumutan.
44
3.5.3 Refleksi (reflecting)
Refleksi yaitu kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah
dilakukan (Arikunto, 2008:19). Kegiatan refleksi ini sangat tepat dilakukan ketika
guru pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan
penulis untuk mendiskusikan implementasi rancangan tindakan.
Dalam tahap refleksi hal yang dilakukan antara lain:
1. Merefleksi proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe TGT yang didalamnya memuat keterampilan guru dan
aktivitas siswa.
2. Merefleksi minat belajar siswa terhadap mata pelajaran IPA.
3. Merefleksi hasil belajar siswa yang belum mencapai KKM dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT.
4. Penulis mencatat semua kekurangan pada siklus pertama dengan melihat
indikator keberhasilan. Indikator yang dicapai pada siklus pertama dapat
dijadikan acuan dalam pelaksanaan siklus yang kedua.
3.6 Perencanaan dalam Siklus
3.6.1 Siklus I
1) Perencanaan
Pada tahap ini, penulis menyusun langkah-langkah kegiatan, antara lain:
a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan SK:
Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu
karya/model dan KD: Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya. Materi pokok
yang dipakai yaitu cahaya dan sifat-sifatnya.
b. Menentukan kelompok siswa secara heterogen satu kelompok terdiri dari
4-5 siswa.
c. Menyiapkan kotak soal game/turnamen, lembar jawab, dan alat peraga,
serta alat/bahan untuk permainan.
d. Membuat angket untuk mengetahui minat belajar siswa siklus I terhadap
mata pelajaran IPA.
e. Membuat lembar observasi guru dan siswa dalam proses pembelajaran.
45
f. Membuat soal evaluasi siklus I untuk mengetahui hasil belajar yang telah
dilaksanakan.
2) Tindakan dan Observasi
Pada pelaksanaan penelitian ini penulis menjelaskan pembelajaran
sesuai dengan rencana pembelajaran yang sudah dibuat yaitu tindakan
dilaksanakan dengan menerapkan langkah-langkah pembelajaran model
kooperatif tipe TGT di kelas 5A SDN Plumutan semester II tahun pelajaran
2013/2014. Untuk lebih jelasnya berikut ini merupakan rincian kegiatan
pembelajarannya.
Pertemuan I
a. Kegiatan Awal
b. Kegiatan Inti
Proses Pembelajaran Alokasi
Waktu
Eksplorasi
1. Guru menggali pengetahuan siswa dengan bertanya
jawab tentang cahaya dan sifat-sifatnya.
2. Guru menjelaskan sumber cahaya dan sifat-sifat cahaya
yang merambat lurus dan menembus benda bening.
(penyajian kelas)
3. Guru membagi kelompok siswa secara heterogen, satu
kelompok terdiri dari 4-5 siswa. (tim kelompok)
4. Guru menjelaskan tugas kelompok.
Elaborasi
5. Guru memberikan LKS kepada setiap kelompok untuk
didiskusikan, diperdalam atau dipelajari lebih lanjut.
6. Siswa yang sudah mengerti mengenai materi dapat
menjelaskan kepada anggota kelompoknya sampai
semua mengerti.
7. Siswa bersama kelompok melakukan percobaan untuk
membuktikan bahwa cahaya merambat lurus melalui
percobaan dengan alat dan bahan yang sudah
dipersiapkan sesuai .
50 Menit
Proses Pembelajaran Alokasi
Waktu
Apersepsi tentang materi cahaya dan sifat-sifat cahaya 10 Menit
Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
setelah proses pembelajaran berlangsung
Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran model
kooperatif tipe TGT.
46
8. Siswa bersama kelompok berdiskusi untuk
mendeskripsikan sifat cahaya yang mengenai berbagai
benda (bening, berwarna, dan gelap.
9. Guru membimbing diskusi siswa.
10. Setelah diskusi selesai kelompok maju ke depan untuk
mempresentasikan hasil kerja kelompok.
11. Siswa yang tidak presentasi boleh bertanya atau
menanggapi.
12. Siswa bersama guru membahas jawaban LKS tersebut.
13. Siswa dan guru mempersiapkan game akademik yang
dibagi dalam meja-meja turnamen. (game/turnamen)
14. Siswa menempati meja turnamen secara homogen dari
segi kemampuan akademik siswa (kemampuan siswa
setara).
15. Guru menjelaskan aturan turnamen. Setiap meja
turnamen diisi oleh pembaca soal, pemain dan penantang.
Pembaca soal membacakan soal dan jawaban yang sudah
diundi. Soal dikerjakan secara mandiri oleh pemain dan
penantang sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
dalam soal. Apabila penantang pemain menjawab benar,
maka berhak mendapatkan kartu poin. Jika pemain
menjawab salah dan penantang menjawab benar, maka
poin diberikan kepada penantang yang memberikan
jawaban benar. Jika semua pemain menjawab benar,
maka semua mendapatkan poin. Setiap peserta dalam
satu meja bergeser posisi searah jarum jam sampai soal
yang terdapat pada kotak soal habis.
16. Setelah selesai siswa kembali ke kelompok asal dan
menghitung skor yang diperoleh.
17. Guru menghitung skor kelompok dengan menjumlahkan
skor yang diperoleh siswa dan hasilnya dibagi dengan
jumlah anggota kelompok.
18. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok
berdasarkan skor kelompok yang diperoleh dengan
kriteria good team, great team dan super team.
(penghargaan tim)
Konfirmasi
19. Siswa bersama guru melakukan tanya jawab mengenai
materi yang belum dipahami siswa.
20. Guru meluruskan kesalahan pemahaman siswa.
21. Guru memberikan refleksi pembelajaran.
c. Kegiatan Akhir
Proses Pembelajaran Alokasi
Waktu
1. Siswa bersama dengan guru membuat kesimpulan dari 10 Menit
47
proses pembelajaran yang dilakukan.
2. Guru menyuruh siswa untuk mempelajari materi
selanjutnya tentang cahaya dan sifat-sifatnya.
3. Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam.
Pertemuan II
a. Kegiatan Awal
Proses Pembelajaran Alokasi
Waktu
1. Menyiapkan secara fisik dan psikis
Guru mempersilahkan ketua kelas untuk memimpin
doa.
Guru melakukan persensi siswa.
Guru memeriksa kesiapan siswa untuk mengikuti
pembelajaran
2. Guru bersama siswa bertanya jawab tentang materi
sebelumnya.(apersepsi)
3. Guru menyampaikan tujuan dan kegiatan pembelajaran
yang akan dilakukan hari ini.
4. Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran model
kooperatif tipe TGT terdiri dari: penyajian kelas, tim
kelompok, game/turnamen, dan penghargaan tim.
10 Menit
b. Kegiatan Inti
Proses Pembelajaran Alokasi
Waktu
Eksplorasi
1. Guru bertanya jawab mengulang materi yang dipelajari
minggu lalu.
2. Guru menjelaskan materi secara garis besar. (penyajian
kelas)
3. Guru membagi kelompok siswa secara heterogen terdiri
dari 4-5 siswa sesuai minggu lalu. (tim kelompok)
4. Guru membagikan LKS dan menjelaskan tugas
kelompok.
Elaborasi
5. Guru memberi lembar kerja siswa kepada setiap
kelompok untuk didiskusikan, diperdalam atau
dipelajari lebih lanjut.
6. Siswa yang sudah mengerti mengenai materi dapat
menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua
anggota dalam kelompok itu mengerti.
7. Siswa bersama kelompok melakukan percobaan untuk
65 Menit
48
membuktikan 3 bayangan yang dihasilkan pada cermin
datar dan cermin lengkung (cembung atau cekung)
sesuai dengan petunjuk dalam LKS.
8. Siswa bersama kelompok berdiskusi untuk memberikan
5 contoh peristiwa pembiasan cahaya dalam kehidupan
sehari-hari.
9. Guru membimbing diskusi siswa.
10. Setelah diskusi selesai salah satu kelompok maju ke
depan untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok.
11. Siswa yang tidak presentasi boleh bertanya atau
menanggapi.
12. Siswa bersama guru meluruskan jawaban LKS tersebut.
13. Siswa dan guru mempersiapkan game akademik yang
dibagi dalam meja-meja turnamen. (game/turnamen)
14. Siswa menempati meja turnamen secara homogen dari
segi kemampuan akademik siswa (kemampuan siswa
setara).
15. Guru menjelaskan aturan turnamen. Setiap meja
turnamen diisi oleh pembaca soal, pemain dan
penantang. Pembaca soal membacakan soal dan jawaban
yang sudah diundi. Soal dikerjakan secara mandiri oleh
pemain dan penantang sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan dalam soal. Apabila penantang pemain
menjawab benar, maka berhak mendapatkan kartu poin.
Jika pemain menjawab salah dan penantang menjawab
benar, maka poin diberikan kepada penantang yang
memberikan jawaban benar. Jika semua pemain
menjawab benar, maka semua mendapatkan poin. Setiap
peserta dalam satu meja bergeser posisi searah jarum
jam sampai soal yang terdapat pada kotak soal habis.
16. Setelah selesai siswa kembali ke kelompok asal dan
menghitung skor yang diperoleh.
17. Guru menghitung skor kelompok dengan menjumlahkan
skor yang diperoleh siswa dan hasilnya dibagi dengan
jumlah anggota kelompok.
18. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok
berdasarkan skor kelompok yang diperoleh dengan
kriteria good team, great team dan super team.
(penghargaan tim)
Konfirmasi
19. Siswa bersama guru melakukan tanya jawab mengenai
materi yang belum dipahami siswa.
20. Guru meluruskan kesalahan pemahaman siswa.
21. Guru memberikan refleksi pembelajaran.
49
c. Kegiatan Akhir
Proses Pembelajaran Alokasi
Waktu
1. Guru bersama siswa membuat kesimpulan dari hasil
pembelajaran.
2. Guru membagikan soal evaluasi kepada siswa untuk
dikerjakan secara individu.
3. Guru membimbing siswa untuk melakukan koreksi
silang.
4. Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam.
30 Menit
Pengamatan/Observasi kinerja guru dan aktivitas siswa dilakukan oleh
observer yaitu guru kelas 5B. Pengamat/observer mengamati jalannya kegiatan
pembelajaran yang berlangsung untuk menilai proses pembelajaran IPA di
dalam kelas sesuai model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Pengamat
mengisi lembar observasi guru dan siswa berdasarkan hasil pengamatan pada
pelaksanaan pembelajaran TGT.
3) Refleksi
Refleksi merupakan analisis hasil dan proses yang diperoleh dari
tindakan yang dilaksanakan. Refleksi pada siklus I dilaksanakan segera setelah
tahap implementasi/tindakan dan observasi selesai.Menganalisis
kekurangan/kelemahan yang terjadi selama pelaksanaan pembelajaran siklus I.
Hasil refleksi siklus I digunakan sebagai masukan untuk memperbaiki
pelaksanaan pembelajaran pada siklus II. Kemudian membuat perencanaan
tindak lanjut untuk mengatasi permasalahan yang timbul pada pembelajaran
siklus I .
3.6.1 Siklus II
1) Perencanaan
Data yang telah diperoleh dari siklus I diidentifikasi dan hasil dari
observasi pada siklus I dijadikan pedoman agar lebih baik lagi di siklus II.
Pelaksanaan pembelajaran di siklus II dilaksanakan melalui hasil refleksi
50
terhadap pembelajaran siklus I. Penulis melaksanakan menyusun rencana
perbaikan pembelajaran terlebih dahulu dengan rincian sebagai berikut:
a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan SK:
Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu
karya/model dan KD: Membuat suatu karya/model, misalnya periskop atau
lensa dari bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya. Materi
pokok yang digunakan ”Karya/Model Berteknologi Sederhana dengan
Menerapkan Sifat Cahaya”.
b. Membuat kembali pembelajaran siklus dengan mengembangkan langkah-
langkah pembelajaran sesuai dengan model kooperatif tipe TGT.
c. Menyiapkan berbagai perlengkapan yang diperlukan saat pelaksanaan
pembelajaran model kooperatif tipe TGT.
d. Membuat angket minat belajar siswa pada mata pelajaran IPA siklus II.
e. Menyiapkan alat peraga.
f. Membuat lembar observasi guru dan siswa dalam proses pembelajaran.
g. Membuat soal evaluasi siklus II untuk mengetahui hasil belajar siswa.
2) Tindakan dan Observasi
Pertemuan I
a. Kegiatan Awal
Proses Pembelajaran Alokasi
Waktu
1. Menyiapkan secara fisik dan psikis
Guru mempersilahkan ketua kelas untuk memimpin
doa.
Guru memberi salam dan mengabsen kehadiran
siswa.
Guru memeriksa kesiapan siswa untuk mengikuti
pembelajaran
2. Apersepsi :
Mengingat kembali materi pelajaran yang telah
disampaikan sebelumnya.
3. Motivasi :
Alat apa saja yang cara kerjanya memanfaatkan sifat
cahaya?
4. Guru menyampaikan tujuan dan kegiatan pembelajaran
yang akan dilakukan hari ini.
10 Menit
51
5. Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran model
kooperatif tipe TGT terdiri dari: penyajian kelas, tim
kelompok, game/turnamen, penghargaan tim.
b. Kegiatan Inti
Proses Pembelajaran Alokasi
Waktu
Eksplorasi
1) Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang
karya/model berteknologi sederhana yang menerapkan
sifat cahaya. (penyajian kelas)
2) Guru melakukan tanya jawab yang berhubungan dengan
materi. “Karya/model apa saja yang menerapkan sifat-
sifat cahaya?”
3) Melalui tanya jawab siswa dapat menentukan model
yang akan dibuat dengan menerapkan sifat cahaya.
4) Siswa dan guru bertanya jawab tentang memilih dan
menentukan berbagai alat/bahan yang sesuai.
5) Siswa membentuk kelompok sesuai dengan
pembelajaran minggu lalu terdiri dari 4-5 siswa. (tim
kelompok)
6) Guru menjelaskan tugas kelompok.
Elaborasi
7) Guru memberi lembar kerja siswa kepada setiap
kelompok untuk diperdalam atau dipelajari lebih lanjut.
8) Siswa yang sudah mengerti mengenai materi dapat
menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua
anggota dalam kelompok itu mengerti.
9) Siswa bersama kelompok berdiskusi untuk memilih dan
menentukan bahan/benda yang sesuai untuk membuat
periskop.
10) Siswa bersama kelompok melakukan percobaan untuk
membuat periskop.
11) Guru membimbing diskusi siswa.
12) Jika sudah selesai, salah satu perwakilan kelompok
mempresentasikan hasil diskusi.
13) Siswa yang tidak presentasi boleh bertanya atau
menanggapi.
14) Siswa bersama guru membahas jawaban LKS tersebut.
15) Siswa dan guru mempersiapkan game akademik yang
dibagi dalam meja-meja turnamen. (game/turnamen)
16) Siswa menempati meja turnamen secara homogen dari
segi kemampuan akademik siswa (kemampuan siswa
setara).
17) Guru menjelaskan aturan turnamen. Setiap meja
turnamen diisi oleh pembaca soal, pemain dan
50 Menit
52
penantang. Pembaca soal membacakan soal dan jawaban
yang sudah diundi. Soal dikerjakan secara mandiri oleh
pemain dan penantang sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan dalam soal. Apabila penantang pemain
menjawab benar, maka berhak mendapatkan kartu poin.
Jika pemain menjawab salah dan penantang menjawab
benar, maka poin diberikan kepada penantang yang
memberikan jawaban benar. Jika semua pemain
menjawab benar, maka semua mendapatkan poin. Setiap
peserta dalam satu meja bergeser posisi searah jarum
jam sampai soal yang terdapat pada kotak soal habis.
18) Setelah selesai siswa kembali ke kelompok asal dan
menghitung skor yang diperoleh.
19) Guru menghitung skor kelompok dengan menjumlahkan
skor yang diperoleh siswa dan hasilnya dibagi dengan
jumlah anggota kelompok.
20) Guru memberikan penghargaan kepada kelompok
berdasarkan skor kelompok yang diperoleh dengan
kriteria good team, great team dan super team.
(penghargaan tim)
Konfirmasi
21) Siswa bersama guru melakukan tanya jawab mengenai
materi yang belum dipahami siswa.
22. Guru meluruskan kesalahan pemahaman siswa.
23. Guru memberikan refleksi pembelajaran.
c. Kegiatan Akhir
Proses Pembelajaran Alokasi
Waktu
1. Siswa bersama dengan guru membuat kesimpulan dari
proses pembelajaran yang dilakukan.
2. Guru menyuruh siswa untuk mempelajari materi
selanjutnya tentang karya/model berteknologi sederhana
dengan menerapkan sifat cahaya.
3. Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam.
10 Menit
Pertemuan II
a. Kegiatan Awal
Proses Pembelajaran Alokasi
Waktu
1. Menyiapkan secara fisik dan psikis
Guru mempersilahkan ketua kelas untuk memimpin
doa.
Guru memberi salam dan mengabsen kehadiran
siswa.
10 Menit
53
Guru memeriksa kesiapan siswa untuk mengikuti
pembelajaran
2. Apersepsi :
Mengingat kembali materi pelajaran yang telah
disampaikan sebelumnya.
3. Guru menyampaikan tujuan dan kegiatan pembelajaran
yang akan dilakukan hari ini.
4. Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran
model kooperatif tipe TGT terdiri dari: penyajian kelas,
tim kelompok, game/turnamen, penghargaan tim.
b. Kegiatan Inti
Proses Pembelajaran Alokasi
Waktu
Eksplorasi
1. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang
karya/model berteknologi sederhana yang menerapkan
sifat cahaya. (penyajian kelas)
2. Guru melakukan tanya jawab yang berhubungan
dengan materi. “Karya/model apa saja yang
menerapkan sifat-sifat cahaya?”
3. Melalui tanya jawab siswa dapat menentukan model
yang akan dibuat dengan menerapkan sifat cahaya.
4. Siswa dan guru bertanya jawab tentang memilih dan
menentukan berbagai alat/bahan yang sesuai.
5. Siswa membentuk kelompok sesuai dengan
pembelajaran minggu lalu terdiri dari 4-5 siswa. (tim
kelompok)
6. Guru menjelaskan tugas kelompok.
Elaborasi
7. Guru memberi lembar kerja siswa kepada setiap
kelompok untuk diperdalam atau dipelajari lebih lanjut.
8. Siswa yang sudah mengerti mengenai materi dapat
menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua
anggota dalam kelompok itu mengerti.
9. Siswa bersama kelompok berdiskusi untuk memilih dan
menentukan bahan/benda yang sesuai untuk membuat
kamera lubang jarum.
10. Siswa bersama kelompok melakukan percobaan untuk
membuat kamera lubang jarum, kemudian menguji cara
kerja model yang sudah dibuat.
11. Guru membimbing diskusi siswa.
12. Jika sudah selesai, salah satu perwakilan kelompok
mempresentasikan hasil diskusi.
13. Siswa yang tidak presentasi boleh bertanya atau
menanggapi.
50 Menit
54
14. Siswa bersama guru membahas jawaban LKS tersebut.
15. Siswa dan guru mempersiapkan game akademik yang
dibagi dalam meja-meja turnamen. (game/turnamen)
16. Siswa menempati meja turnamen secara homogen dari
segi kemampuan akademik siswa (kemampuan siswa
setara).
17. Guru menjelaskan aturan turnamen. Setiap meja
turnamen diisi oleh pembaca soal, pemain dan
penantang. Pembaca soal membacakan soal dan
jawaban yang sudah diundi. Soal dikerjakan secara
mandiri oleh pemain dan penantang sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan dalam soal. Apabila
penantang pemain menjawab benar, maka berhak
mendapatkan kartu poin. Jika pemain menjawab salah
dan penantang menjawab benar, maka poin diberikan
kepada penantang yang memberikan jawaban benar.
Jika semua pemain menjawab benar, maka semua
mendapatkan poin. Setiap peserta dalam satu meja
bergeser posisi searah jarum jam sampai soal yang
terdapat pada kotak soal habis.
18. Setelah selesai siswa kembali ke kelompok asal dan
menghitung skor yang diperoleh.
19. Guru menghitung skor kelompok dengan
menjumlahkan skor yang diperoleh siswa dan hasilnya
dibagi dengan jumlah anggota kelompok.
20. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok
berdasarkan skor kelompok yang diperoleh dengan
kriteria good team, great team dan super team.
(penghargaan tim)
Konfirmasi
21. Siswa bersama guru melakukan tanya jawab mengenai
materi yang belum dipahami siswa.
22. Guru meluruskan kesalahan pemahaman siswa.
23. Guru memberikan refleksi pembelajaran.
c. Kegiatan Akhir
Proses Pembelajaran Alokasi
Waktu
1. Siswa bersama dengan guru membuat kesimpulan dari
proses pembelajaran yang dilakukan.
2. Guru menyuruh siswa untuk mempelajari materi
selanjutnya tentang karya/model berteknologi
sederhana dengan menerapkan sifat cahaya.
3. Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam.
10 Menit
55
Pertemuan III
a. Kegiatan Awal
Proses Pembelajaran Alokasi
Waktu
1. Apersepsi dan Motivasi
Guru mempersilahkan ketua kelas untuk memimpin
doa.
Guru melakukan salam dan mengabsen kehadiran
siswa.
Guru memeriksa kesiapan siswa untuk mengikuti
pembelajaran
2. Guru bersama siswa bertanya jawab mengulang materi
karya/model berteknologi sederhana yang menerapkan
sifat cahaya.
10 Menit
b. Kegiatan Inti
Proses Pembelajaran Alokasi
Waktu
Siswa mengerjakan soal evaluasi yang diberikan guru
secara individu.
20 Menit
c. Kegiatan Akhir
Proses Pembelajaran Alokasi
Waktu
Guru mengakhiri pembelajaran. 5 Menit
Pengamatan/Observasi kinerja guru dan aktivitas siswa dilakukan oleh
observer yaitu guru kelas 5B. Pengamat/observer mengamati jalannya kegiatan
pembelajaran untuk menilai proses pembelajaran IPA di dalam kelas sesuai
model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Pengamat mengisi lembar observasi
guru dan siswa berdasarkan hasil pengamatan pada pelaksanaan pembelajaran
TGT.
3) Refleksi
Refleksi pada siklus II dilaksanakan segera setelah tahap tindakan dan
observasi selesai. Kemudian penulis menganalisis pelaksanaan pembelajaran
dari hasil tes evaluasi dan hasil minat belajar siswa pada akhir pembelajaran
siklus II. Hasil refleksi dari siklus II ini dikatakan selesai dan berhasil jik
56
persentase ketuntasan belajar siswa dalam siklus II sudah memenuhi indikator
keberhasilan yang telah ditentukan yaitu sebanyak 85% siswa sudah tuntas
KKM. Sedangkan pada minat belajar dikatakan meningkat jika siswa 75%
berada pada kriteria sangat berminat atau memiliki minat tinggi.
3.7 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
3.7.1 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian untuk
mengetahui tingkat pemahaman siswa pada mata pelajaran IPA kelas 5A SDN
Plumutan Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang setelah dilaksanakan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT. Berikut ini teknik pengumpulan data yang
digunakan pada penelitian.
1. Observasi
Observasi adalah suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jala
mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Observasi
dilakukan secara langsung oleh observer atau pengamat dengan jalan melihat dan
mengamati kinerja guru dalam mengajar dan untuk mengamati keaktifan siswa
pada pelaksanaan pembelajaran melalui model koopertif tipe TGT pada mata
pelajaran IPA siswa kelas 5A SDN Plumutan Kecamatan Bancak Kabupaten
Semarang. Observasi digunakan untuk mengamati dan mencatat masalah yang
terjadi pada saat tindakan yang kemudian akan menjadi refleksi sebagai tindak
lanjut/perbaikan. Instrumen observasi dilakukan jika guru mau mengamati
lagsung karakteristik dan minat belajar siswa.
2. Tes
Tes dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa selama proses
pembelajaran, sehingga penulis akan mengadakan tes tertulis yang akan
dilaksanakan pada akhir pertemuan tiap siklus. Hasil tes digunakan untuk
mengukur aspek kognitif pada tingkat ketercapaian penggunaan metode TGT
dalam meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas 5A SDN Plumutan
Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang semester II.
57
Adapun bentuk tes yang digunakan tes objektif (pilihan ganda). Siswa
nantinya hanya memilih jawaban dari alternatif yang dibuat penulis soal.
Dinamakan pilihan berganda karena penulis butir soal selalu menyediakan lebih
dari dua alternatif jawaban untul dipilih satu diantaranya sebagai jawaban yang
benar atau yang paling benar.
3. Angket/Kuesioner
Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang didistribusikan melalui pos
untuk diisi dan dikembalikan atau dijawab dibawah pengawasan penulis.
Kuesioner ditunjukan kepada responden, untuk memperoleh data yang sesuai
dengan tujuan penelitian.
Pada penelitian ini minat belajar siswa diukur dengan menggunakan
instrumen format penilaian dalam bentuk kuesioner. Instrumen bentuk kuesioner
atau angket digunakan bila akan menggali ranah afektif yaitu dari minat belajar
siswa, angket dibagikan dan diisi oleh siswa yang fungsinya untuk mengetahui
respon siswa atau tingkat respon siswa dalam pembelajaran IPA dengan
penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT.
4. Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan
menganlisis dokumen-dokumen baik dokumen tertulis, gambar maupun
elektronik. Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data awal tentang nama
siswa, nilai hasil ulangan siswa dan dokumentasi foto pada pelaksanaan
pembelajaran siklus I dan II sesuai model pembelajaran kooperatif tipe TGT di
kelas 5A SDN Plumutan Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang khususnya
mata pelajaran IPA semester II tahun pelajaran 2013/2014.
3.7.2 Instrumen Pengumpulan Data
1. Lembar Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap
gejala yang tampak pada objek penelitian. Lembar observasi ini digunakan
sebagai pedoman penelitian untuk mengetahui penggunaan model pembelajaran
kooperatif tipe TGT sudah dilaksanakan atau tidak dalam pembelajaran IPA.
58
Dalam penelitian ini, guru bertindak sebagai pelaksana pembelajaran.
Penulis meminta bantuan dari teman sejawat guru yang akan menjadi observer,
sementara penulis sendiri bertindak sebagai dokumenter dan pengamat proses
pembelajaran. Ada dua hal yang observer amati yaitu kegiatan guru saat mengajar
dan aktivitas siswa ketika mengikuti pembelajaran. Untuk itu, lembar observasi
dibedakan menjadi dua yaitu lembar observasi kinerja guru dan aktivitas siswa.
Untuk lembar observasi kinerja guru digunakan Rating Scale (Sugiyono,
2010: 141-148) dengan rentang skor 1-4 dengan 30 item. Skor maksimal dari
kegiatan pengamatan pembelajaran yang dirancang ialah 128. Kriteria yang
ditetapkan berdasarkan skor tersebut dapat dikategorikan dalam tingkat ” kurang”
jika skor hasil pengamatan <54%, tingkat “cukup baik” jika skor hasil
pengamatan 55%-69%, tingkat “baik” jika skor hasil pengamatan 70%-84%, dan
tingkat “baik sekali” jika skor hasil pengamatan ≥85%. Kisi-kisi lembar observasi
guru dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut ini.
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Lembar Observasi Kinerja Guru
No Aspek yang diamati Nomor Item Jumlah
Item
1. Pra pembelajaran 1, 2 2
2. Kegiatan Awal Pembelajaran 3, 4, 5,6 4
3. Kegiatan inti pembelajaran
a. Penguasaan materi pembelajaran
7, 8,9
3
b. Pendekatan/strategi pembelajaran 10, 11, 12, 13
4
c. Model TGT
14, 15, 16, 17,
18, 19, 20, 21,
22
9
d. Pemanfaatan media / sumber belajar 23, 24 2
e. Pembelajaran yang melibatkan siswa 25, 26, 27, 28 4
4. Penutup 29, 30, 31, 32 4
Total 32
59
Indikator yang dirumuskan pada kisi-kisi observasi kinerja guru sesuai
dengan standar proses dan sintaks model kooperatif tipe TGT (Team Games
Tournament).
Untuk lembar observasi siswa digunakan rentang skor 1-4 dengan 32
item. Skor maksimal dari kegiatan pengamatan pembelajaran yang dirancang ialah
128. Kriteria yang ditetapkan berdasarkan skor tersebut menggunakan pedoman
Rating Scale dan dapat dikategorikan dalam kriteria ”kurang” jika skor hasil
pengamatan <54%, kriteria “cukup baik” jika skor hasil pengamatan 55%-69%,
kriteria “baik” jika skor hasil pengamatan 70%-84%, dan kriteria “sangat baik”
jika skor hasil pengamatan ≥85%. Kisi-kisi lembar observasi aktivitas siswa dapat
dilihat pada tabel 3.6 berikut ini.
Tabel 3.4
Kisi-Kisi Lembar Observasi Aktivitas Siswa
No Aspek yang diamati Nomor Item Jumlah Item
1. Pra pembelajaran 1, 2 2
2. Kegiatan awal pembelajaran 3, 4, 5 3
3. Kegiatan inti pembelajaran
a. Penjelasan materi
pembelajaran
6, 7, 8, 9, 10, 11,
12, 13, 14, 15, 16,
17, 18
13
b. Pendekatan/strategi
pembelajaran
19, 20, 21, 22, 23,
24
6
c. Pemanfaatan alat/sumber
belajar
25, 26 2
d. Penilaian proses dan hasil
belajar
27, 28 2
e. Penggunaan bahasa
29, 30 2
4. Kegiatan akhir
31,32 2
Total
32
60
2. Butir Soal Tes
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah tes
kemampuan mengerjakan soal tes tertulis pada mata pelajaran IPA kelas 5
semester II. Tes ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana hasil belajar
kognitif atau pengetahuan siswa mengenai materi IPA dengan penggunaan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT.
Tabel 3.5
Kisi-Kisi Soal Evaluasi Siklus I
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar Indikator
Nomer
Soal Valid
Tidak
Valid
6. Menerapkan
sifat-sifat
cahaya
melalui
kegiatan
membuat
suatu
karya/model.
6.1Mendeskripsi-
kan sifat-sifat
cahaya.
Menyebutkan
sifat-sifat cahaya
1,12,15,
32, 33
1, 32 12,
15, 33
Menjelaskan
sifat cahaya
merambat lurus.
10,20,
26, 30
26 10,
20, 30
Mendeskripsikan
akan sifat cahaya
yang mengenai
berbagai benda
(bening,
berwarna, gelap).
2, 7, 11,
17,22,
29
2, 7,
11, 17,
22
29
Membuktikan
sifat-sifat cahaya
dapat
dipantulkan yang
mengenai cermin
datar, cermin
lengkung
(cembung atau
cekung).
5, 6, 8,
13, 14,
16, 19,
23, 25,
28, 31,
34, 35
6, 8,
14, 23,
28, 31,
35
5, 13,
16,
19,
25, 34
Memberikan
contoh peristiwa
pembiasan
cahaya dalam
kehidupan
sehari-hari.
3, 4, 9,
18, 21,
24, 27
3, 9,
21, 24,
27
4, 18
Jumlah 35 20 15
61
Tabel 3.6
Kisi-Kisi Soal Evaluasi Siklus II
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar Indikator
Nomer
Soal
Valid Tidak
Valid
6. Menerapkan
sifat-sifat
cahaya
melalui
kegiatan
membuat
suatu
karya/model.
6.2 Membuat
suatu
karya/model,
misalnya
periskop atau
lensa dari
bahan
sederhana
dengan
menerapkan
sifat-sifat
cahaya
Menyebutkan
macam-macam
karya/model
berteknologi
sederhana yang
menerapkan sifat-
sifat cahaya.
2,
17,14,
20, 25
2, 14,
17,
20
25
Menentukan
model/karya yang
akan dibuat
dengan
menerapkan sifat-
sifat cahaya.
8, 19,
28, 29
8, 29 19, 28
Memilih dan
menentukan
berbagai
alat/bahan yang
sesuai.
1, 6, 18
1, 6, 18
Menggunakan
bahan/benda yang
sesuai dengan
rancangan.
3, 5, 10,
13, 22
10,
22
3, 5,
13
Membuat
karya/model yang
sesuai rancangan.
7, 16,
23, 24
7, 23,
24
16
Menguji cara
kerja model yang
dibuat
4, 9,
11, 12,
15, 21,
26, 27,
30
4,9,
11,
12
15,
21,
26
27,
30
Jumlah 30 20 10
3. Angket Minat Siswa
Angket atau kuesioner merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan
data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan
62
responden). Angket berisi sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang harus
dijawab atau direspon oleh responden.
Instrumen minat menurut Djemari (2012:152) bertujuan untuk
memperoleh informasi tentang minat siswa terhadap suatu mata pelajaran
selanjutnya yang akan digunakan untuk meningkatkan minat siswa terhadapa
suatu mata pelajaran. Minat adalah watak yang tersusun melalui pengalaman
yang mendorong individu mencari objek, aktivitas, pengertian, keterampilan
untuk tujuan perhatian atau penguasaan.
Angket yang digunakan pada penelitian ini adalah jenis angket tertutup,
dengan maksud responden memberikan tanda centang pada setiap alternatif
pernyataan yang telah disediakan oleh penulis kepada responden. Sedangkan
untuk bentuk angket tersebut isinya menggambarkan keadaan sebenarnya diri
responden. Untuk mengukur instrumen angket minat menggunakan pengukuran
skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan
persepsi seseorang, atau sekelompok orang tentang fenomena tertentu (Sugiyono,
2010: 134-135). Skala ini disusun dalam bentuk pernyataan dan diikuti oleh lima
respon yang menunjukkan tingkatan yang menggunakan lima butir pilihan dari
yang paling rendah sampai yang paling tinggi.
Tabel 3.7
Kisi-kisi Angket Minat Belajar Siswa Terhadap IPA
No Aspek Indikator
No Item
Positif Negatif
1 Kesadaran Menerima pelajaran dari guru
dengan senang.
1
Selalu belajar karena itu
merupakan kebutuhan yang
penting.
2
Belajar tanpa adanya paksaan
dari siapapun.
3
Tidak merasa bosan dalam
mengikuti pelajaran.
4
Mampu menyelesaikan soal-soal
dengan rasa senang
5
63
Senang berdiskusi tentang
materi pelajaran yang sedang
dipelajari
6
Mengikuti penjelasan guru dari
awal hingga pelajaran selesai.
7
Mengerjakan tugas dari guru
dengan sungguh-sungguh.
8
Membuat catatan yang lengkap
setiap mata pelajaran yang
diberikan oleh guru.
9
2. Perhatian Berusaha untuk tidak terlambat
mengikuti pelajaran.
10
Setelah selesai mempelajari
mata pelajaran, selalu
mengerjakan soal latihan.
11
Sebelum mengikuti pelajaran di
kelas, terlebih dahulu membaca
bahan pelajaran yang akan
dipelajari.
12
Selalu mendengarkan jika guru
sedang menjelaskan materi
pelajaran di kelas.
13
Berusaha mempunyai buku-
buku pelajaran untuk
mempermudah dalam belajar.
14
3. Konsentrasi Berusaha mencari bahan
pelajaran di perpustakaan.
15
Isi materi pelajaran menarik
untuk dipelajari.
16
Penjelasan dari guru mudah
untuk diikuti.
17
Dalam proses belajar, kalau ada
hal-hal yang belum dimengerti
maka tertarik untuk
menanyakannya pada guru.
18
Alat peraga yang digunakan
oleh guru dalam menjelaskan
materi selalu menarik.
19
Guru menggunakan bahasa yang
mudah dimengerti, sehingga
tertarik untuk belajar di kelas.
20
Dalam menjelaskan materi, guru
bersikap sabar.
21
Mengikuti pembelajaran dengan
sungguh-sungguh
22
64
4. Kemauan Metode/cara yang digunakan
oleh guru dalam mengajar
menarik karena menggunakan
model TGT
23
Tertarik berdiskusi dalam
menyelesaikan tugas yang
diberikan oleh guru.
24
Mengikuti beberapa les pada
mata pelajaran yang dianggap
sulit.
25
Kesadaran bertanya kepada
guru/orang tua apabila
mengalami kesulitan dalam
belajar.
26
Mencari materi tentang materi
lalu apabila tidak masuk
sekolah.
27
Setelah pulang sekolah
mengulang pelajaran yang sudah
dipelajari di sekolah.
28
Setelah pulang sekolah,
langsung mengerjakan PR.
29
Belajar tanpa disuruh oleh orang
tua.
30
Jumlah 22 8
3.8 Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
data berupa nilai tes yang dianalisis dengan analisis data kuantitatif yaitu
berbentuk angka-angka yang diperoleh dari tes tertulis dan data kualitatif yaitu
berupa kata-kata atau penjelasan yang diperoleh dari lembar observasi. Kemudian
hasilnya dianalisis secara deskriptif komparatif, yaitu membandingkan minat dan
hasil belajar IPA pada kondisi awal, siklus I dan siklus II. Kemudian membuat
kesimpulan berdasarkan hasil analisis data.
3.8.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Uji validitas instrumen dalam penelitian ini digunakan untuk menguji
instrumen tiap item soal yang nantinya akan digunakan dalam tes individu pada
akhir pertemuan tiap siklus setelah proses pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran tipe TGT (Team Games Tournament). Instrumen soal terlebih
65
dahulu diuji cobakan pada kelas uji coba sebelum dibagikan kepada siswa untuk
mengetahui soal-soal yang valid. Pada penelitian ini validitas soal dilakukan
untuk menunjukkan sejauh mana alat ukur itu mengukur apa yang hendak diukur.
Jika sudah diketahui soal-soal yang valid, maka soal sudah bisa diberikan pada
kelas penelitian.
Menurut Sudjana (2013:12), validitas berkenaan dengan ketepatan alat
penilaian terhadap konsep yang dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang
seharusnya dinilai. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk
mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat
digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur, Sugiyono (2010: 173).
Uji validitas data tergantung pada jenis data yang diperoleh. Data yang berbentuk
angka (kuantitatif) menggunakan uji validitas dalam program SPSS 16.0.
kemudian dideskripsikan atau dipaparkan hasilnya.
Menurut Suharsimi Arikunto (2007: 75), suatu item instrumen penelitian
dianggap valid jika memiliki koefisien corrected item to total correlation ≥ 0,2.
Hasil uji validitas soal evaluasi siklus I pada lampiran 11 dan siklus II dapat
dilihat pada lampiran.
Berdasarkan uji validitas soal pada siklus I yang berjumlah 35, ada 20 soal
yang valid dan ada 15 soal yang tidak valid yaitu 4,5,10,12,13,15,16,18,19,
20,25,29,30,33,34. Hal tersebut terjadi karena nilai corrected item total
correlationnya kurang dari 0,2. Sedangkan, uji validitas soal pada siklus II yang
berjumlah 30, ada 20 soal yang valid dan ada 10 soal yang tidak valid yaitu nomor
3,5,13,16,18,19,25, 27,28,30. Hal tersebut terjadi karena nilai corrected item total
correlationnya kurang dari 0,2.
Menurut Sudjana (2013:12), uji reliabilitas adalah ketetapan atau
keajegan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya. Instrumen yang reliabel
adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang
sama, akan menghasilkan data yang sama, Sugiyono (2010:173). Menurut
Sugiyono (2012:184), suatu item instrumen penelitian dianggap reliabel jika
memiliki koefisien reliabilitas minimal α > 0,6. Berdasarkan teknik alpha nilai
reliabilitas instrumen yang dapat diterima harus lebih dari 0,6. Hasil uji reliabilitas
66
instrumen sebelum penelitian pada siklus I pada lampiran 11 dan siklus II dapat
dilihat pada lampiran 12.
3.8.2 Analisis Kesukaran Soal
Menurut Sudjana (2013:135), analisis tingkat kesukaran soal merupakan
mengkaji soal-soal tes dari segi kesulitannya sehingga dapat diperoleh soal-soal
mana yang termasuk mudah, sedang, dan sukar. Asumsi yang digunakan untuk
memperoleh kualitas soal yang baik, disamping memenuhi validitas dan
reliabilitas, adalah adanya keseimbangan dari tingkat kesulitan soal tersebut.
Keseimbangan yang dimaksudkan adalah adanya soal-soal yang termasuk mudah,
sedang, dan sukar secara proporsional.
Suatu tes hasil belajar yang baik memiliki proporsi butir soal yang
tingkat kesukarannya seimbang, artinya berdistribusi secara normal. Menurut
Arikunto (2007: 207), ciri soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah
atau tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk
mempertinggi usaha memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan
menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk
mencoba lagi karena ini diluar jangkauannya.
Cara mencari indeks kesukaran soal dengan rumus:
Di mana:
P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal benar
JS = jumlah keseluruhan siswa
Kriteria tingkat kesukaran soal menurut Arikunto (2009:210):
P : 0,00 – 0,30 adalah soal sukar
P : 0,30 – 0,70 adalah soal sedang
P : 0,70 – 1,00 adalah soal mudah
3.8.3 Analisis Data Kuantitatif
Data kuantitatif dalam penelitian ini adalah angket minat siswa dan hasil
belajar siswa. Langkah pertama adalah pengubahan jawaban-jawaban soal tes atau
67
angket menjadi angka-angka. Angka-angka hasil penilaian tersebut selanjutnya
diubah menjadi nilai-nilai untuk mengetahui gambaran yang jelas mengenai minat
dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA.
a. Analisis angket minat siswa terhadap pembelajaran IPA dianalisis dengan
deskriptif kualitatif. Angket minat siswa ini dibuat dengan menggunakan
skala Likert. Skala Likert (Sugiyono, 2010:134-135) adalah skala yang
digunakan untuk mengukur persepsi, sikap atau pendapat seseorang atau
kelompok mengenai sebuah peristiwa atau fenomena sosial, berdasarkan
definisi operasional yang telah ditetapkan oleh peneliti. Cara menghitung
skor Skala Likert yaitu:
Pernyataan Positif
Sangat Setuju : 5
Setuju : 4
Kurang Setuju : 3
Tidak Setuju : 2
Sangat Tidak setuju : 1
Pernyataan Negatif
Sangat Setuju : 1
Setuju : 2
Kurang Setuju : 3
Tidak Setuju : 4
Sangat Tidak setuju : 5
Aspek pengukuran angket ini diukur dengan angket minat siswa. Angket
minat siswa yang penulis susun terdiri 30 butir pernyataan. Maka jumlah skor
tertinggi untuk item Sangat Setuju ialah 30 x 5 = 150, sedangkan item sangat
tidak setuju 1 x 30 = 30. Jadi, skor maksimal yang diperoleh yaitu 150 dan
nilai minimal yaitu 30. Sedangkan untuk menentukan kriteria minat siswa
harus dicari dahulu rentang skornya.
Rentang skor =
=
=
68
Jadi rentang skornya yaitu 24, setelah rentang skor diketahui dapat ditentukan
intervalnya.
Penilaian hasil minat belajar siswa diambil dari data kondisi awal, siklus I
dan siklus II. Penetapan nilai digunakan rumus sebagai berikut:
Jumlah skor maksimal = 150
Dengan kriteria: 127-150 = Sangat Berminat
103-126 = Berminat
79-102 = Cukup Berminat
55-78 = Kurang Berminat
31-54 = Tidak Berminat
b. Analisis hasi belajar siswa dalam penelitian ini menghitung nilai dari setiap
siswa dan menghitung rata-rata nilai dari seluruh siswa atau siswa kelas 5A
SDN Plumutan.
Rumus menghitung nilai siswa adalah sebagai berikut:
Kriteria ketuntasan minimal (KKM) dapat dilihat dalam tabel kriteria
ketuntasan sebagai berikut:
Tabel 3.8
Kriteria Ketuntasan Hasil Belajar SDN Plumutan
KKM Keterangan
≥ 65 Tuntas
< 65 Belum tuntas
Rata-rata kelas dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
69
Keterangan:
x : Mean (rata-rata)
∑x : jumlah semua nilai siswa
∑n : jumlah siswa
Penyajian data kuantitatif juga dapat dipaparkan dalam bentuk persentase.
Rumus persentase ketuntasan siswa adalah sebagai berikut:
Persentase ketuntasan =
x 100%
Jumlah siswa = 23
3.8.4 Analisis Data Kualitatif
Data kualitatif dalam penelitian ini adalah data observasi dari hasil
observasi dan refleksi dari tiap-tiap siklus. Data kualitatif yang diperoleh dari
observasi guru dan siswa selama proses pembelajaran IPA berlangsung dengan
cara deskriptif, dan data ini hanya bersifat sebagai data pendukung. Untuk lembar
observasi kinerja guru dan siswa digunakan Rating Scale (Sugiyono, 2010: 141-
148) dengan rentang skor 1-4 dengan 30 item. Skor maksimal dari kegiatan
pengamatan pembelajaran yang dirancang ialah 128. Kriteria yang ditetapkan
berdasarkan skor tersebut dapat dikategorikan dalam tingkat ” kurang” jika skor
hasil pengamatan <54%, tingkat “cukup baik” jika skor hasil pengamatan 55%-
69%, tingkat “baik” jika skor hasil pengamatan 70%-84%, dan tingkat “baik
sekali” jika skor hasil pengamatan ≥85%. Pengisian lembar observasi dengan cara
memberi centang (√) pada kolom skala nilai. Kemudian skala nilai tersebut
dijumlahkan kemudian dikonversi atau diubah untuk menilai keterlaksanaan
pembelajaran yang dilakukan guru. Konversi keterlaksanaan pembelajaran guru
dapat dilihat sebagai berikut:
Data hasil observasi pembelajaran yang dilakukan guru dan siswa dalam
pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe TGT dinilai dengan
rumus berikut ini.
00100
maksimalskor Jumlah
diperoleh yangskor Jumlah Nilai
Jumlah skor maksimal = 128
70
Dengan kriteria nilai: ≥ 85% = Baik Sekali
70 – 84 % = Baik
55 – 69 % = Cukup Baik
< 54 % = Kurang (Depdiknas, 2003)
3.9 Indikator Kinerja
Indikator kinerja yang telah ditentukan pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Minat belajar siswa dikatakan berhasil ditingkatkan apabila 75% siswa
mempunyai minat belajar tinggi atau pada kriteria sangat berminat terhadap
pembelajaran IPA.
2. Hasil belajar dikatakan tuntas apabila sebanyak 85% siswa telah mencapai
nilai KKM ≥65.
3. Pada hasil observasi pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT dikatakan berhasil dilaksanakan jika
indikator observasi mencapai 75% pada kategori baik.