Upload
vuongliem
View
216
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metode adalah cara atau jalan untuk mencapai tujuan. Dan dalam bab ini
penulis akan menguraikan langkah-langkah yang telah dilaksanakan dalam proses
penelitiannya, yaitu sebagai berikut:
3.1. Lokasi Penelitian
Dalam menentukan lokasi penelitian, peneliti menggunakan pertimbangan
metodologis, yaitu mempertimbangkan tempat yang dijadikan sebagai objek
penelitian yaitu di Ds. Lopait, Kec. Tuntang, Kab. Semarang. Peneliti mengambil
kasus penelitian di tempat tersebut, sehingga hasil penelitian ini pun hanya berlaku
untuk masyarakat Ds. Lopait, Kec. Tuntang, Kab. Semarang saja.
Selain itu, peneliti juga menggunakan pertimbangan praktis, yaitu
mempertimbangkan alokasi, pendanaan, dan kemudahan dalam memperoleh data,
dsb. Lokasi penelitian yang dipilih dalam melakukan proses penelitian yaitu di Ds.
Lopait, Kec.Tuntang, Kab.Semarang. Alasannya karena dengan adanya pra penelitian
oleh peneliti dibuktikan adanya masyarakat disitu yang sering menonton tayangan
Opera Van Java, selain itu dengan masyarakat yang bervariasi tinggi latar
belakangnya berada di pedesaan yakni belum terlalu luas mendapat terpaan media,
selain itu dengan mayoritas penduduknya yang mengarah pada tingakatan menengah
kebawah lebih menyukai non news daripada news. Dengan penelitian ini untuk
mengetahui unsur yang paling menarik dari OVJ sehingga memiliki pengaruh yang
cukup besar terhadap minat masyarakat.
3.2. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian ini tergolong jenis penelitian deskriptif, dan akan menggunakan
pendekatan kuantitatif dengan metode survei. Dengan kata lain, penelitian ini ingin
menggambarkan tentang tayangan Opera Van Java yang didalamnya terdapat unsur
daya tarik, dan untuk mengetahui unsure apa yang paling diminati dari tayangan
tersebut. Selain itu, juga untuk mengetahui alas an penonton memilih tayagan
tersebut.
3.3. Satuan Amatan dan Satuan Analisis
Berdasar dari tujuan yang hendak dicapai dari penelitian, maka unit amatan
yang digunakan dalam penelitian ini penonton yang menyaksikan tayangan opera van
java yang bertempat tinggal di Desa Lopait, Kecamatan Tuntang, Kabupaten
Semarang. Sedangkan satuan analisis dalam penelitian ini adalah. ketertarikan
khalayak terhadap tayangan OVJ.
3.4. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder, yakni :
1) Data Primer
Data primer diperoleh secara langsung melalui daftar pertanyaan
dan pertanyaan terstruktur kepada responden yang berisi daftar
pertanyaan yang ada pada kuisioner. Data berupa sejumlah jawaban atas
beberapa pertanyaan yang diajukan kepada penonton tayangan OVJ di
Ds.Lopait, Kec,Tuntang, Kab.Semarang.
2) Data Sekunder
Adalah data yang tidak langsung didapat dari lapangan. Data yang
diperoleh melalui bahan-bahan pustaka yang terkait dengan masalah-
masalah yang diteliti. Bahan-bahan pustaka yang digunakan bisa berupa
buku-buku, internet, literature atau informasi tertulis lainnya.
3.5. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara – cara yang dapat
digunakan oleh periset untuk mengumpulkan data (Kriyantono, 2006 : 63).
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dengan
mengunakan kuesioner. Metode ini berbentuk rangkaian atau kumpulan pertanyaan
yang disusun secara sistematis dalam sebuah daftar pertanyaan yang disusun secara
sistematis dalam sebuah daftar pertanyaan, lalu dikirim kepada responden untuk diisi
(Bungin, 2001 : 130).
- Kuisioner
Kuisioner dibagikan pada 366 responden yang merupakan para
penonton tayangan OVJ yang bertempat tinggal di Ds. Lopait, Kec.
Tuntang, Kab. Semarang
- Wawancara
Mewawancarai para penonton tayangan OVJ tentang alas an mereka
memiliki unsure yang diminati dalam tersebut.
3.6. Variabel Penelitian dan Indikator
Variabel penelitian adalah ketertarikan khalayak.
Indikator adalah unsur – unsur yang terdapat dalam tayangan OVJ. Unsur
daya tarik dalam sebuah tayangan dalam dilihat dari kode – kode yang terlihat. Untuk
membaca kode-kode tersebut, dapat menggunakan teknik analisis cultural studies dari
John Fiske seperti yang sudah diuraikan dalam bab II.
3.7. Skala Pengukuran
Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagaimana tertera dalam tabel berikut
Tabel 3.1. Skala Pengukuran
UNSUR DAYA
TARIK /
KETERTARIK
AN
LEVEL TAYANGAN
(Menurut John Fikse :
‗Television Culture‘, 1992)
ITEM
PERTANYAAN
PERNYATAAN KEPADA
RESPONDEN
JENIS
DATA
SELEBRITIS
REALITAS
Penampilan
Penampilan –
Selebritis
Penampilan Sule, Andre, Aziz, dan
Nunung saat melawak diatas panggung
OVJ.
Ordinal
Penampilan figuran (pelengkap) dalam
tayangan OVJ
Ordinal
Penampilan Parto sebagai dalang dalam
tayangan OVJ.
Ordinal
Busana – Selebritis Busana Parto sebagai dalang dalam
tayangan OVJ.
Ordinal
Busana – Humor Busana Sule, Aziz, dan Nunung dilengkapi
dengan rambut palsunya.
Ordinal
Busana – Rasa
Takut
Busana Nunung dengan kain putih panjang
saat menjadi hantu.
Ordinal
HUMOR
RASA TAKUT
MUSIK
KESALAHAN
Busana Busana – Kesalahan Sule dan Aziz memakai busana seperti
wanita dalam tayangan OVJ. (Seperti Rok,
gaun)
Ordinal
Make-Up
(Make-Up) -
Humor
Make-up Aziz dan Sule yang menor seperti
wanita dalam tayangan OVJ
Ordinal
(Make-Up) - Rasa
Takut
Nunung yang memakai make-up yang tebal
putih seperti hantu.
Ordinal
Lingkungan
Lingkungan –
Humor
Lingkungan dalam tayangan OVJ di buat
seperti acara – acara yang sedang booming.
Misalnya : dibuat ‗the vos kamling‘ yang
menyerupai ‗the voice Indonesia‘, ‗eyang
cukur‘ menyerupai ‗eyang subur‘.
Ordinal
Lingkungan – Rasa
Takut
Suasana lingkungan dibuat angker sepi saat
menayangkan hantu
Ordinal
Kelakuan
Kelakuan – Humor
Tingkah laku Andre dan Aziz saat bergaya
seperti Ipin Upin
Ordinal
Tingkah laku Sule saat bergaya seperti
bang Rhoma Irama
Ordinal
Kelakuan –
Kesalahan
Tingkah Laku Sule dan Aziz saat berperan
menjadi banci
Ordinal
Cara Berbicara
Cara Berbicara –
Humor
Nunung berbicara dengan gaya alay Ordinal
Cara Berbicara –
Rasa Takut
Desta yang berperan sebagai hantu
berbicara dengan suara lirih saat menakut-
nakuti Sule dan Nunung.
Ordinal
Cara Berbicara –
Kesalahan
Aziz Gagap mengatakan Sule lagi ‗ultah‘
padahal Sule sedang ‗menangis‘
Ordinal
Bahasa Tubuh
Bahasa Tubuh –
Humor
Sule bernyanyi dengan berjogetan Ordinal
Bahasa Tubuh –
Kesalahan
Nunung yang pura-pura bernyanyi
(padahal suara sinden)
Ordinal
Ekspresi
Ekspresi – Humor Ekspresi ‗alay‘ Nunung dengan suara
centilnya
Ordinal
Ekspresi – Rasa
Takut
Ekspresi Nunung saat menjadi Hantu Ordinal
Eskpresi –
Kesalahan
Eskpresi lakon saat membuat kesalahan Ordinal
Representasi Cerita Cerita saat Sule, Nunung, Parto berperan
sebagai orang lain (misalnya : Bolot, Pok
nori, dan Bokir)
Ordinal
Cerita saat Aziz salah masuk ke studio Ordinal
Konflik
Pemain saling tarik menarik satu sama lain Ordinal
Dalang marah – marah ketika cerita tidak
sesuai
Ordinal
Desta menjadi setan yang bergelantungan,
ditarik kesana kemari oleh operator
Ordinal
Sule mendorong Aziz ke tembok yang
dibuat dengan bahan lunak
Ordinal
Karakter Aziz Gagap berkarakter menyerupai Glenn
Fredly
Ordinal
Dialog Dialog plesetan diucapkan pemain (missal
: ‗koak‘ padahal yang dimaksudkan
‗coach‘ dan ‗doremifasolsepatu‘ dan
‗dosilasolfamiredodol‘)
Ordinal
Setting Dalang membuka cerita sebelum
diperankan oleh para pemain
Ordinal
Disaat lampu mati saat ada hantu Ordinal
Saat masuk dan keluar acara OVJ musik
dimainkan
Ordinal
Ideologi Individualisme Banyolan para pemain yang menyinggung
pihak – pihak tertentu.
(misalnya : disangkutpautkan dengan
eyang subur).
Ordinal
Patriarki Banyolan Andre dan Sule di panggung
OVJ yang suka menjalahi Nunung atau
pemain tamu perempuan
Ordinal
Ras Bintang tamu indo(bule) dalam tayangan
OVJ
Ordinal
Lakon berlatar belakang cina di tayangan
OVJ
Ordinal
Kelucuan Sule dan Nunung menggunakan
logat Jawa OVJ
Ordinal
Kelas Pakaian orang kaya dan orang miskin yang
kadang dimainkan oleh Andre, Sule,
Nunung, dan Aziz
Ordinal
Ucapan – ucapan para lakon yang berlagak
seperti orang kaya
Ordinal
9
Sedangkan jumlah pernyataan dalam kuesioner untuk masing-masing pasangan
indikator yang diukur adalah sebagaimana tertera dalam tabel 3.2. berikut.
Tabel 3.2. Tabel Pengukuran
NO Daya Tarik
Level Tay.
Komedi
Selebritis Humor Rasa
Takut
Musik Kesalahan
1 Penampilan 1,2,3
2 Busana 4 5 6 7
3 Make-up 8 9
4 Lingkungan 10 11
5 Kelakuan 12,13 14
6 Cara Berbicara 15 16 17
7 Bahasa Tubuh 18 19
8 Ekspresi 20 21 22
9 Cerita 23,24
10 Konflik 25, 26, 27, 28
11 Karakter 29
12 Dialog 30
13 Setting 31, 32, 33
14 Individualisme 34
15 Patriarki 35
16 Ras 36, 37, 38
17 Kelas 39, 40
Sumber: Analisis Data Primer, Tahun 2013
Indikator – indikator tersebut diukur dengan menggunakan skala likert
(skala sikap) (Subiakto, 2000 : 4). Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan persepsi sesorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.
(Sugiyono, 2011: 93)
Cara pengukurannya adalah dengan menghadapkan seorang responden
dengan sebuah daftar pertanyaan mengenai daya tarik yang harus dijawab dengan
sikap pertanyaan ketertarikan dan ketidaktertarikan. Pilihan jawaban pernyataan
digolongkan menjadi empat alternatif jawaban, yaitu : ―Sangat Menarik‖,
―Menarik‖, ―Tidak Menarik‖, dan ―Sangat Tidak Menarik‖.
10
Skala yang diberikan adalah sama dan berlaku untuk semua variabel.
Selanjutnya masing-masing jawaban sikap diberi bobot skor sebagai berikut :
a Sangat Menarik (SM) bernilai skor 4
b Menarik (M) bernilai skor 3
c Tidak Menarik (TM) bernilai skor 2
d Sangat Tidak Menarik (STM) bernilai skor 1
3.8. Populasi dan Sampel
Menurut Bungin (2005 : 99) populasi penelitian merupakan keseluruhan
dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuhan, udara, gejala,
nilai, peristiwa, sikap hidup, dan sebagainya. Dalam penelitian ini, populasinya
adalah penduduk yang bertempat tinggal di Desa Lopait Kecamatan Tuntang
Kabupaten Semarang, yang berjumlah 4394 jiwa.
Penentuan sample dilakukan dengan cara acak terhadap populasi (random
sampling). Penelitian ini ingin mengetahui unsur apa yang paling diminati para
penonton dalam tayangan OVJ, sehingga sample penelitian semestinya adalah
penduduk yang mengetahui tentang adanya tayangan OVJ dan pernah
menontonnya, agar mereka mampu memberikan pendapatnya. Namun dari
penelitian pendahuluan yang pernah penulis lakukan, diketahui bahwa hampir
semua penduduk desa Lopait sering menonton tayangan OVJ, sehingga
pengambilan sample dengan teknik random (siapapun, apapun latar belakangnya,
dsb.) dipandang memenuhi persyaratan metodologis.
Untuk penentuan jumlah sample digunakan metode yang dikembangkan
oleh Slovin dengan rumus sebagai berikut :
N
n =
N (d)2 +
1
11
Keterangan :
n = jumlah sample
N = jumlah populasi
d = nilai presisi (ditentukan sebesar 5% atau 0.05)
1 = angka konstan
Dengan menggunakan rumus di atas, maka sampelnya adalah sebesar
N
n =
N (d)2 +
1
4394
=
4394 (0.05)2
+ 1
4394
=
11,985
= 366 responden
3.9. Analisa Data
Pada penelitian ini teknik analisa data menggunakan statistik deskriptif
yang pada umumnya digunakan oleh para peneliti untuk memberikan informasi
mengenai karakteristik variabel penelitian yang atama (Silalahi, 2003:82).
Deskripsi atau penggambaran sekumpulan data secara visual dapat dilakukan
dalam dua bagian, yaitu dalam bentuk gambar atau grafik dan dalam bentuk
tulisan. Dalam program SPSS for Windows version 12.0, metode statistik
deskriptif dapat digunakan untuk menghasilakan gambaran data berupa tabel
frekuensi dan tabulasi silang (crosstab). Tabel frekuensi digunakan untuk
menampilkan data dalam bentuk satu variabel saja dan tabulasi silang (crosstab)
digunakan untuk menampilkan data dalam kolom dan baris. ―Perhitungan data
dengan distribusi frekuensi dapat dilakukan dengan menghitung frekuensi data
tersebut kemudian di persentasekan‖(Bungin, 2005:171). Frekuensi tersebut juga
12
dapat dilihat penyebaran presentasenya, yang oleh kebanyakan orang dikenal
dengan frekuensi relatif.
Untuk menghitung sebaran presentase dari frekuensi tersebut, dapat
digunakan rumus :
N= fx x 100%
N
Keterangan :
N=Jumlah kejadian
Fx= frekuensi individu
3.9.1 Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah / valid atau tidaknya
suatu kuisioner. Kuisoner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuisioner
mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuisioner
tersebut (Sunyoto, 2009: 72).
Dalam reliabilitas dan validitas ,menurut peter Hagul (Singarimbun &
Effendi, 1982 :87 – 101), suatu alat ukur dapat di katakan reliable (dapat
dipercaya) jika alat ukur tersebut mantap, tepat dan homogen. Suatu alat
ukur dikatakan stabil apabila dalam mengukur sesuatu berulang kali, alat
ukur tersebut memberikan hasil yang sama (dengan syarat : kondisi saat
pengukuran tidak berubah).
Suatu pertanyaan (alat ukur) di katakan tepat apabila pertanyaan tersebut
jelas, mudah dimengerti dan terperinci. Suatu alat ukur dikatakan homogen
apabila pertanyaannya dibuat untuk mengukur suatu karakteristik.
Perhitungan korelasi masing-masing pertanyaan dengan sekor total
dengan menngunakan rumus kolerasi "product moment" dengan rumus
sebagai berikut (Sugiyono,2005) :
13
гxy = η (∑ XY) - (∑ X) (∑Y)
√ { η (∑X²) - (∑X²) ψ η (∑Y²) - (∑Y²)}
Dimana :
η : jumlah subyek
x : Skor total X
y : Skor total Y
(∑X²) : kuadrat jumlah skor total x
∑X² : jumlah kuadrat skor total x
∑Y² : jumlah kuadrat skor total Y
(∑Y²) : kuadrat jumlah skor total Y
Untuk kriteria pemilihan item dinyatakan valid atau tidak valid,
dinyatakan berdasarkan korelasi item total dengan menggunakan batasan
rhasil > rtabel.
Valid jika r hasil positif dan > rtabel
Tidak valid jika r hasil < r table
r table diperoleh dari df = N-2 = 18 ( 0,468 dengan taraf
signifikansi 5% )
Teknik untuk menguji validitas dilakukan dengan menggunakan
bantuan SPSS 16.0. Hasil pengujian unsur daya tarik dalam tayangan OVJ
untuk masing – masing variable terhadap indikatornya dapat dilihat pada
tabel berikut :
14
Tabel. 3.3
Tabel Uji Validitas untuk unsur daya tarik dalam tayangan OVJ
ASPEK No.Item
Jumlah
Item
Total
Item
Gugur
Item
Valid
Penampilan Seleb 1,2,3 3 2 1
Busana Seleb 4 1 - 1
Humor 5 1 1 -
Rasa Takut 6 1 1 -
Kesalahan 7 1 - 1
Make-up Humor 8 1 - 1
Rasa takut 9 1 1 -
Lingkungan Humor 10 1 - 1
Rasa takut 11 1 - 1
Kelakuan Humor 12,13 2 1 1
Kesalahan 14 1 1 -
Cara bicara Humor 15 1 1 -
Takut 16 1 - 1
Kesalahan 17 1 - 1
Bahasa
tubuh
Humor 18 1 - 1
Kesalahan 19 1 1 -
Ekspresi Humor 20 1 1 -
Takut 21 1 1 -
Kesalahan 22 1 1 -
Cerita 23, 24 2 - 2
Konflik 25,26,27,28 4 - 4
Karakter 29 1 - 1
Dialog 30 1 1 -
Setting 31,32,33 3 - 3
Individualism 34 1 1 -
Patriarki 35 1 - 1
Ras 36,37,38 3 - 3
Kelas 39,40 2 - 2
Jumlah 40 40 14 26
Sumber: Analisis Data Primer, Tahun 2013
15
3.9.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Butir pertanyaan
dikatakan reliabel atau andal apabila jawban seseorang terhadap
pertanyaan adalah konsisten. Pengukuran reliabilitas dilakukan dengan
cara menghitung koefisien Alpha Cronbach (α) terhadap semua item
dalam instrument yang valid. Kriteria alat ukur (instrumen) dinyatakan
reliabel jika alpha cronbach > rtabel dan jika alpha cronbach < rtabel
maka dinyatakan tidak reliable.
α = 2 1 – S1
- S2
Sx
2
α : koefesien reliabilitas alpha
S1
dan S
2 : varian skor belahan
satu dan varian skor belahan dua
Sx2 :
varian skor skala
Untuk pengambilan keputusan tentang reliable adalah sebagai berikut :
r hasil postif dan r hasil > r table, dikatakan reliable
r hasil tidak positif, r hasil < r table, dikatakan tidak reliable
r table diperoleh dari df = N-2 = 18( 0,468 dengan taraf signifikansi
5% )
16
Tabel. 3.4
Tabel Uji Reliabilitas untuk unsur daya tarik dalam tayangan OVJ
ASPEK Cronbach Alpha
Penampilan Seleb
0,927
Busana Seleb
Humor
Rasa Takut
Kesalahan
Make-up Humor
Rasa takut
Lingkungan Humor
Rasa takut
Kelakuan Humor
Kesalahan
Cara bicara Humor
Takut
Kesalahan
Bahasa
tubuh
Humor
Kesalahan
Ekspresi Humor
Takut
Kesalahan
Cerita
Konflik
Karakter
Dialog
Setting
Individualism
Patriarki
Ras
Kelas
Sumber: Analisis Data Primer, Tahun 2013
17
Sekilas tentang obyek penelitian
Salah satu program acara komedi Opera Van Java (OVJ) merupakan
tayangan komedi yang berhasil membuat sebagian besar penontonnya setia
menonton tayangan ini. Opera Van Java (OVJ) adalah salah satu acara yang
ditayangkan di Trans 7 setiap hari pukul 20.00—22.00 WIB, dan OVJ merupakan
salah satu tayangan reality show yang banyak diminati penontonnya sampai
sekarang ini. Acara ini adalah acara komedi yang dipentaskan secara langsung di
depan penonton di studio. Acara OVJ mengadopsi cara pada pertunjukan
wayang—sebuah pertunjukan tradisional dari Jawa. Pertunjukkan Opera Van Java
dimulai dengan pembacaan scene oleh dalang. Setelah dalang selesai
membacakan scene, pemainpun memainkan adegan sesuai scene yang dibacakan
oleh dalang. Namun, di dalam pertunjukkan Opera Van Java pemain tidak harus
menjalankan cerita sesuai dengan keinginan dalang.
Pemain utama OVJ ini hanya lima orang tapi ―ributnya seperti limaribu
orang‖. Tentunya ribut bukan berantem, tapi ribut dengan gelak tawa penonton
disela canda Sule, Parto, Azis, Andre dan Nunung. Berikut adalah profil para
pemain utama dari Opera van Java di Trans7:
1.
Sumber : Source MasterEndi[Dot]Com
Sule mempunyai nama asli Entis Sutisna, akan tetapi terkenal dengan
nama Sule dan nama Sule sendiri memang lebih menjual dari pada nama Entis
Sutisna. Sule lahir di Bandung, Jawa Barat pada tanggal 15 November 1976. Sule
18
memiliki bakat melawak yang bisa diacungi jempol. Selain melawak, Sule juga
bisa bernyanyi, malah sudah mengeluarkan album sendiri. Selain bernyanyi dan
membintangi OVJ, Sule juga membintangi acara komedi lain seperti Awas Ada
Sule di Global-TV. Tak hanya itu, kini wajah Sule juga sering muncul di iklan
sebagai icon dari salah satu provider di Indonesia.
2.
Sumber : Source MasterEndi[Dot]Com
Andre Taulani, adalah pemain OVJ yang juga tak kalah lucu. Lahir di
Jakarta pada tanggal 17 September 1974 dan memiliki kemampuan yang hampir
sama dengan Sule yaitu melawak dan juga bernyanyi. Selain kemampuan tersebut,
Andre juga memiliki kemampuan lain sebagi presenter atau pembawa acara.
Pernah menjadi vocalis band terkenal di Indonesia yaitu Stinky, akan tetapi karena
suatu hal Andre keluar dari grup band ini. Tak jarang hal ini sering menjadi ejekan
teman-teman pemeran OVJ yang lain; ditambah lagi ketika Andre gagal menjadi
wakil bupati.
3.
19
Sumber : Source MasterEndi[Dot]Com
Parto memiliki nama asli Edi Supono. Lahir di Jakarta pada tanggal 17
April 1961 yang berprofesi sebagai komedian sejak dulu. Ia merupakan salah satu
anggota ‗Patrio‘, grup lawak yang pernah tenar di dekade 1980an. Parto yang
berperan sebagai dalang dalam setiap acara OVJ memang terlihat paling tua di
antara pemain lainnya. Akan tetapi lawakannya juga masih bisa menghibur
pecinta OVJ. Di kehidupan pribadinya, Parto ternyata memiliki 2 orang istri dan 4
orang anak. Karena wajahnya mirip Ariel ‗Peterpan‘, maka Parto sering di-ledeki
teman-temannya untuk menyanyikan lagu-lagu dari group band Peterpan.
4.
Sumber : Source MasterEndi[Dot]Com
Azis memiliki nama asli Muhammad Azis, akan tetapi karena gaya khas
melawaknya yang gagap,Azis lebih dikenal dengan panggilan Azis Gagap. Lelaki
20
kelahiran Jakarta, 22 Desember 1961 ini sudah menekuni profesi melawaknya
sejak 1991. Azis mengawali karir melawak melalui panggung lenong dari satu
kelurahan ke kelurahan lain di Jakarta. Kemudian pada tahun 1999 dia mulai
bekerja dengan Bagito dalam acara Paviliun 21 di TVRI. Selain melawak, Azis
juga pernah membintangi beberapa film Horor di antaranya "Pocong Ngesot
(2011), Kuntilanak Kesurupan (2011) dan Kepergok Pocong (2011).
5.
Sumber : Source MasterEndi[Dot]Com
Tri Retno Prayudati adalah nama asli dari Nunung ovj. Pelawak wanita
berbadan gemuk ini lahir di Solo, Jawa Tengah, pada tanggal 5 April 1964.
Kemampuan lawaknya sudah terasah sejak bergabung bersama group lawak
Srimulat. Nunung memang terlihat paling beda di antara pemain OVJ lainnya
karena nunung adalah satu-satunya pelawak wanita di OVJ. Dalam kehidupan
pribadinya, ibu dari 2 anak ini rupanya telah mengalami kegagalan perkawinan
hingga dua kali dengan pasangan yang lebih muda usianya.
―Di sini gunung di sana gunung, wayangnya bingung dalangnya juga
bingung, yang penting bisa ketawa.‖ Itu adalah sepengggal kalimat handal yang
selalu dilontarkan Parto sang dalang dalam Opera Van Java. Sebuah komedi serial
televisi yang hadir di Trans7 setiap pukul delapan malam. Opera Van Java
merupakan sebuah seni tradisi, wayang orang, yang dikemas dengan bentuk
21
keseuaian zaman sehingga menjadi menarik untuk dtonton. Format yang
ditampilkan dalam OVJ (Opera Van Java) sangat bagus mengingat masyarakat
saat ini mempunyai under estimated terhadap seni tradisi seperti wayang orang.
Paradigma itu coba dhilangkan sekaligus berupaya melestarikan budaya jawa
dengan format yang berbeda.
Dalam OVJ, Parto ― yang bertindak sebagai sang dalang sama seperti
peran dalang dalam wayang wong ― menjadi penggerak para pemainnya seperti,
Andre Taulani, Sule, Azis Gagap, dan Nunung. Tak hanya itu, dalang pun
ditemani oleh sinden yang selalu bernyanyi setiap sang pemain memulai adegan
dan diiringi oleh musik gemelan. Keunikan muncul ketika dalang beserta wayang
atau pemainnya dapat bertindak sesuka hati sesuai dengan keinginan dalang dan
lepas dari keajegan formulasi wayang wong. Sebuah kombinasi yang menarik
dengan menampilkan budaya Jawa dengan balutan cerita yang menarik. Sebelum
OVJ kita pernah mendangar Ludruk Glamor, Ketoprak Humor, ataupun Srimulat.
Hanya saja, OVJ menjadi sebuah penyajian yang istimewa karena ditempatkan
pada kondisi lesunya acara hiburan berbalut budaya atau seni rakyat.